abses hepar 2.docx

26
BAB II TINJAUAN TEORITIS A. KONSEP MEDIK 1. Definisi a. Abses adalah pengumpulan cairan nanah tebal, berwarna kekuningan disebabkan oleh bakteri, protozoa atau invasi jamur kejaringan tubuh. Abses dapat terjadi di kulit, gusi, tulang, dan organ tubuh seperti hati, paru-paru, bahkan otak, area yang terjadi abses berwarna merah dan menggembung, biasanya terdapat sensasi nyeri dan panas setempat (Microsoft Encarta Reference Library, 2005) b. Abses hati adalah bentuk infeksi pada hati yang disebabkan karena infeksi bakteri, parasit, jamur maupun nekbrosis steril yang bersumber dari sistem gastrointestinal yang ditandai dengan adanya proses supurasi dengan pembentukan pus di dalam parenkim hati. Dan sering timbul sebagai komplikasi dari peradangan akut saluran empedu.(Robins,etal,2006). c. Abses hepar adalah rongga berisi nanah pada hati yang diakibatkan oleh infeksi (kamus Kedokteran, 2005). d. Abses hati adalah bentuk infeksi pada hati yang disebabkan karena infeksi bakteri, parasit, jamur maupun nekbrosis steril yang bersumber dari sistem gastrointestinal yang ditandai dengan adanya proses supurasi dengan pembentukan pus di dalam parenkim hati. Dan sering timbul sebagai komplikasi dari peradangan akut saluran empedu (Anggunweb, 2010) e. Jadi Abses hepar adalah rongga berisi nanah pada hati yang diakibatkan oleh infeksi. Abses hati adalah bentuk infeksi

description

tggegfdgdgdsgdsgdshydgdgdgdgdd

Transcript of abses hepar 2.docx

Page 1: abses hepar 2.docx

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A.    KONSEP MEDIK

1.           Definisi

a.       Abses adalah pengumpulan cairan nanah tebal, berwarna kekuningan disebabkan oleh

bakteri, protozoa atau invasi jamur kejaringan tubuh. Abses dapat terjadi di kulit, gusi, tulang,

dan organ tubuh seperti hati, paru-paru, bahkan otak, area yang terjadi abses berwarna merah

dan menggembung, biasanya terdapat sensasi nyeri dan panas setempat (Microsoft Encarta

Reference Library, 2005)

b.      Abses hati adalah bentuk infeksi pada hati yang disebabkan karena infeksi bakteri, parasit,

jamur maupun nekbrosis steril yang bersumber dari sistem gastrointestinal yang ditandai

dengan adanya proses supurasi dengan pembentukan pus di dalam parenkim hati. Dan sering

timbul sebagai komplikasi dari peradangan akut saluran empedu.(Robins,etal,2006).

c.       Abses hepar adalah rongga berisi nanah pada hati yang diakibatkan oleh infeksi (kamus

Kedokteran, 2005).

d.      Abses hati adalah bentuk infeksi pada hati yang disebabkan karena infeksi bakteri, parasit,

jamur maupun nekbrosis steril yang bersumber dari sistem gastrointestinal yang ditandai

dengan adanya proses supurasi dengan pembentukan pus di dalam parenkim hati. Dan sering

timbul sebagai komplikasi dari peradangan akut saluran empedu (Anggunweb, 2010)

e.       Jadi Abses hepar adalah rongga berisi nanah pada hati yang diakibatkan oleh infeksi. Abses

hati adalah bentuk infeksi pada hati yang disebabkan karena infeksi bakteri, parasit, jamur

maupun nekrosis steril yang bersumber dari sistem gastrointestinal

2.    Anatomi dan Fisiologi

Hati merupakan organ terbesar dalam tubuh manusia, mempunyai berat sekitar 1.5

kg. Walaupun berat hati hanya 2-3% dari berat tubuh, namun hati terlibat dalam 25-30%

pemakaian oksigen. Sekitar 300 milyar sel-sel hati terutama hepatosit yang jumlahnya kurang

lebih 80%, merupakan tempat utama metabolisme intermedier (Koolman, J & Rohm K.H,

2005)

Hati manusia terletak pada bagian atas cavum abdominis, dibawah diafragma, dikedua

sisi kuadran atas, yang sebagian besar terdapat pada sebelah kanan. Beratnya 1200-1600

gram. Permukaan atas terletak bersentuhan dibawah diafragma, permukaan bawah terletak

bersentuhan di atas organ-organ abdomen. Hepar difiksasi secara erat oleh tekanan

Page 2: abses hepar 2.docx

intraabdominal dan dibungkus oleh peritonium kecuali di daerah posterior-posterior yang

berdekatan dengan vena cava inferior dan mengadakan kontak langsung dengan diafragma.

Hepar dibungkus oleh simpai yang tebal, terdiri dari serabut kolagen dan jaringan

elastis yg disebut Kapsul Glisson. Simpai ini akan masuk ke dalam parenchym hepar

mengikuti pembuluh darah getah bening dan duktus biliaris.

Massa dari hepar seperti spons yg terdiri dari sel-sel yg disusun di dalam lempengan-

lempengan/ plate dimana akan masuk ke dalamnya sistem pembuluh kapiler yang disebut

sinusoid. Sinusoid-sinusoid tersebut berbeda dengan kapiler-kapiler di bagian tubuh yang

lain, oleh karena lapisan endotel yang meliputinya terediri dari sel-sel fagosit yg disebut sel

kupfer. Sel kupfer lebih permeabel yang artinya mudah dilalui oleh sel-sel makro

dibandingkan kapiler-kapiler yang lain .Lempengan sel-sel hepar tersebut tebalnya 1 sel dan

punya hubungan erat dengan sinusoid.

Pada pemantauan selanjutnya nampak parenkim tersusun dalam lobuli-lobuli Di

tengah-tengah lobuli tdp 1 vena sentralis yg merupakan cabang dari vena-vena hepatika (vena

yang menyalurkan darah keluar dari hepar).Di bagian tepi di antara lobuli-lobuli terhadap

tumpukan jaringan ikat yang disebut traktus portalis/ TRIAD yaitu traktus portalis yang

mengandung cabang-cabang v.porta, A.hepatika, ductus biliaris.Cabang dari vena porta dan

A.hepatika akan mengeluarkan isinya langsung ke dalam sinusoid setelah banyak

percabangan Sistem bilier dimulai dari canaliculi biliaris yang halus yg terletak di antara sel-

sel hepar dan bahkan turut membentuk dinding sel. Canaliculi akan mengeluarkan isinya ke

dalam intralobularis, dibawa ke dalam empedu yg lebih besar , air keluar dari saluran empedu

menuju kandung empedu. (Kelompok Diskusi Medikal Bedah, Universitas Indonesia)

Hati merupakan pusat dari metabolisme seluruh tubuh, merupakan sumber energi tubuh

sebanyak 20% serta menggunakan 20 – 25% oksigen darah. Ada beberapa fungsi hati yaitu :

a.       Fungsi hati sebagai metabolisme karbohidrat

Pembentukan, perubahan dan pemecahan KH, lemak dan protein saling berkaitan 1 sama

lain. Hati mengubah pentosa dan heksosa yang diserap dari usus halus menjadi glikogen,

mekanisme ini disebut glikogenesis. Glikogen lalu ditimbun di dalam hati kemudian hati

akan memecahkan glikogen menjadi glukosa. Proses pemecahan glikogen mjd glukosa

disebut glikogenelisis.Karena proses-proses ini, hati merupakan sumber utama glukosa dalam

tubuh, selanjutnya hati mengubah glukosa melalui heksosa monophosphat shunt dan

terbentuklah pentosa. Pembentukan pentosa mempunyai beberapa tujuan: Menghasilkan

energi, biosintesis dari nukleotida, nucleic acid dan ATP, dan membentuk/ biosintesis

senyawa 3 karbon (3C)yaitu piruvic acid (asam piruvat diperlukan dalam siklus krebs).

Page 3: abses hepar 2.docx

b.      Fungsi hati sebagai metabolisme lemak.

Hati tidak hanya membentuk / mensintesis lemak tapi sekaligus mengadakan katabolisis asam

lemak. Asam lemak dipecah menjadi beberapa komponen :

1.      Senyawa 4 karbon – KETON BODIES

2.      Senyawa 2 karbon – ACTIVE ACETATE (dipecah menjadi asam lemak dan gliserol)

3.      Pembentukan cholesterol

4.      Pembentukan dan pemecahan fosfolipid

Hati merupakan pembentukan utama, sintesis, esterifikasi dan ekskresi kholesterol. Dimana

serum Cholesterol menjadi standar pemeriksaan metabolism lipid

c.       Fungsi hati sebagai metabolisme protein

Hati mensintesis banyak macam protein dari asam amino. dengan proses deaminasi, hati juga

mensintesis gula dari asam lemak dan asam amino. Dengan proses transaminasi, hati

memproduksi asam amino dari bahan-bahan non nitrogen. Hati merupakan satu-satunya

organ yg membentuk plasma albumin dan ∂ - globulin dan organ utama bagi produksi

urea.Urea merupakan end product metabolisme protein.∂ - globulin selain dibentuk di dalam

hati, juga dibentuk di limpa dan sumsum tulang β – globulin hanya dibentuk di dalam

hati.albumin mengandung ± 584 asam amino dengan BM 66.000

d.      Fungsi hati sehubungan dengan pembekuan darah

Hati merupakan organ penting bagi sintesis protein-protein yang berkaitan dengan koagulasi

darah, misalnya: membentuk fibrinogen, protrombin, faktor V, VII, IX, X. Benda asing

menusuk kena pembuluh darah – yang beraksi adalah faktor ekstrinsi, bila ada hubungan

dengan katup jantung – yang beraksi adalah faktor intrinsik.Fibrin harus isomer biar kuat

pembekuannya dan ditambah dengan faktor XIII, sedangakan Vit K dibutuhkan untuk

pembentukan protrombin dan beberapa faktor koagulasi.

e.       Fungsi hati sebagai metabolisme vitamin

Semua vitamin disimpan di dalam hati khususnya vitamin A, D, E, K

f.       Fungsi hati sebagai detoksikasi

Hati adalah pusat detoksikasi tubuh, Proses detoksikasi terjadi pada proses oksidasi, reduksi,

metilasi, esterifikasi dan konjugasi terhadap berbagai macam bahan seperti zat racun, obat

over dosis.

g.      Fungsi hati sebagai fagositosis dan imunitas

Sel kupfer merupakan saringan penting bakteri, pigmen dan berbagai bahan melalui proses

fagositosis. Selain itu sel kupfer juga ikut memproduksi ∂ - globulin sebagai imun livers

mechanism.

Page 4: abses hepar 2.docx

h.      Fungsi hemodinamik

Hati menerima ± 25% dari cardiac output, aliran darah hati yang normal ± 1500 cc/ menit

atau 1000 – 1800 cc/ menit. Darah yang mengalir di dalam a.hepatica ± 25% dan di dalam

v.porta 75% dari seluruh aliran darah ke hati. Aliran darah ke hepar dipengaruhi oleh faktor

mekanis, pengaruh persarafan dan hormonal, aliran ini berubah cepat pada waktu exercise,

terik matahari, shock.Hepar merupakan organ penting untuk mempertahankan aliran darah

 

3.    Etiologi

Abses Hati Amebik (AHA) merupakan infeksi Hepar oleh Amuba yang menghasilkan

bentuk pus. Dari semua spesies amuba, hanya Entamoeba Hystolitica yang patogen terhadap

manusia. Infeksi dari organisme ini biasanya terjadi setelah menelan air atau sayuran yang

terkontaminasi, selain itu transmisi seksual juga dapat terjadi. Kista adalah bentuk infektif

dari organisme ini yang dapat bertahan hidup di feses, tanah atau air yang sudah diberi klor.

Infeksi amuba ini umumnya terjadi pada daerah dengan sanitasi yang buruk yang hal ini

dapat dilihat pada negara-negara berkembang dengan suplai air yang terkontaminasi dan

higiene perorangan yang jelek. Daerah endemic penyakit ini terletak pada

daerah tropis dan subtropis dari belahan bumi, khususnya di daerah Afrika, Amerika Latin,

Asia Tenggara dan India (Ilmubedah.info, 2011). Abses Hepar Piogenik (AHP) umumnya

polimikrobial. Sebagian besar kuman penyebabnya ditemukan dalam saluran cerna, seperti :

E.Coli, Klebsiella pneumoniae, Bacteroides sp, Enterococcus, Anaerobic sreptococcus sp,

Streptococcus ³milleri´ group Kuman lain yang dapat menyebabkan Abses piogenik yang

tidak berasal dari saluran cerna adalah staphylococcus sp dan haemolytic streptococcus sp.

Secara historis abses hepar piogenik lebih banyak menyerang pria daripada wanita

(Ilmubedah.info, 2011). Infeksi terutama disebabkan oleh

kuman gram negatif dan penyebab yang terbanyak adalah E. coli, penyebab lainnya adalah :

Organisme Insiden (%) Organisme Insidensi

(%)

Aerob gram-negatif

Escherichia coli

Klebsiella

Proteus

Serratia

Morganella

50 – 70

35 – 45

Anaerob

Fusdaacterium

nucleatum

Bacteroides

Bacteroides fragil

Peptostreptococus

40    – 50

`

Page 5: abses hepar 2.docx

Actinolbacter

Aerobgaram-positif

Streptococcus

faecalis

Streptokokus – B

Sterptokokus – A

Stafilokokus

25

Actinomyces

Clostridium

4.    Insiden

Abses hati  didapatkan  di seluruh dunia, abses hati piogenik lebih sering ditemukan  di

negara maju  termasuk Amerika Serikat, sedangkan abses hati amuba  di negara sedang

berkembang  yang beriklim tropis dan sub tropis terutama pada daerah dengan kondisi

lingkungan yang kurang baik. Insiden tahunan abses hati piogenik mencapai 2,3 kasus per

100.000 penduduk dan lebih banyak terjadi pada laki-laki daripada perempuan dengan

perbandingan 3,3 berbanding 1,3 per 100.000 penduduk. Insiden abses hati amuba di

Amerika Serikaty mencapai  0,05 % sedangkan di India dan Mesir  mencapai 10%-30% /

tahun dengan perbandingan laki-laki: perempuan sebesar 3:1 sampai dengan 22:1

 

Insiden amoebiasis hati di RS di Indonesia berkisar antara 5-15 pasien pertahun.

Penelitian epidemiologi di Indonesia menunjukkan perbandingan pria : wanita berkisar 3:1

sampai 22:1, Penularan pada umumnya melalui jalur oral-fekal dan dapat juga oral-anal-

fekal. Kebanyakan amoebiasis hati yang dikenai adalah pria. Usia yang dikenai berkisar

antara 20-50 tahun terutama dewasa muda dan lebih jarang pada anak.

5.    Patofisiologi

Akibat masuknya bakteri atau amoeba ke hepar, menyebabkan jaringan yang sehat

menjadi rusak dan menimbulkan reaksi radang karena adanya kerusakan jaringan dan radang

yang berlangsung lama menyebabkan jaringan hepar menjadi nekrosis. Hati tampak

membengkak dan daerah yang abses menjadi pucat kekuningan, berbeda dengan hati sehat

yang berwarna merah tua. Sel hepar yang jauh dari fokus infeksi juga mengalami sedikit

perubahan meskipun tidak ditemukan amoeba. Abses tersebut dikelilingi oleh jaringan ikat

yang membatasi perusakan lebih jauh kecuali bila ada infeksi tambaha.

6.    Manifestasi klinis

Keluhan awal: demam/menggigil, nyeri abdomen, anokresia/malaise, mual/muntah,

penurunan berat badan, keringan malam, diare, demam (T > 38 ), hepatomegali, nyeri

Page 6: abses hepar 2.docx

tekan kuadran kanan atas, ikterus, asites, serta sepsis yang menyebabkan kematian. (Cameron

2005)

Manifestasi sistemik AHP lebih berat dari pada abses hati amebik. Dicurigai adanya

AHP apabila ditemukan sindrom klinis klasik berupa nyeri spontan perut kanan atas, yang di

tandai dengan jalan membungkuk kedepan dengan kedua tangan diletakan di atasnya.(

Herrero, M., 2005)

Demam/panas tinggi merupakan keluhan yang paling utama, keluhan lain yaitu nyeri

pada kuadran kanan atas abdomen, dan disertai dengan keadaan syok. Apabila AHP letaknya

dekat digfragma, maka akan terjadi iritasi diagfragma sehingga terjadi nyeri pada bahu

sebelah kanan, batuk ataupun terjadi atelektesis, rasa mual dan muntah, berkurangnya nafsu

makan, terjadi penurunan berat badan yang unintentional, (Tukeva,T.A.etal,2005)

Cara timbulnya abses hati amoebik biasanya tidak akut, menyusup yaitu terjadi dalam

waktu lebih dari 3 minggu. Demam ditemukan hampir pada seluruh kasus. Terdapat rasa

sakit diperut atas yang sifat sakit berupa perasaan ditekan atau ditusuk. Rasa sakit akan

bertambah bila penderita berubah posisi atau batuk. Penderita merasa lebih enak bila

berbaring sebelah kiri untuk mengurangi rasa sakit. Selain itu dapat pula terjadi sakit dada

kanan bawah atau sakit bahu bila abses terletak dekat diafragma dan sakit di epigastrium bila

absesnya dilobus kiri.

Anoreksia, mual dan muntah, perasaan lemah badan dan penurunan berat badan

merupakan keluhan yang biasa didapatkan. Batuk-batuk dan gejala iritasi diafragma juga bisa

dijumpai walaupun tidak ada ruptur abses melalui diafragma. Riwayat penyakit dahulu

disentri jarang ditemukan. Ikterus tak biasa ada dan jika ada ia ringan. Nyeri pada area hati

bisa dimulai sebagai pegal, kemudian mnjadi tajam menusuk. Alcohol membuat nyeri

memburuk dan juga perubahan sikap.

Pembengkakan bisa terlihat dalam epigastrium atau penonjolan sela iga. Nyeri tekan

hati benar-benar menetap. Limpa tidak membesar.

Gambaran klinik tidak klasik dapat berupa :

a.       benjolan didalam perut, seperti bukan kelainan hati misalnya diduga empiema kandung

empedu atau tumor pancreas.

b.      gejala renal. Adanya keluhan nyeri pinggang kanan dan ditemukan massa yang diduga ginjal

kanan. Hal ini disebabkan letak abses dibagian posteroinferior lobus kanan hati.

c.       Ikterus obstruktif. Didapatkan pada 0,7% kasus, disebabkan abses terletak didekat porta

hepatis.

Page 7: abses hepar 2.docx

d.      colitis akut. Manifestasi klinik colitis akut sangat menonjol, menutupi gambaran klasik

absesnya sendiri.

e.       gejala kardiak. Ruptur abses ke rongga pericardium memberikan gambaran klinik efusi

pericardial.

f.       gejala pleuropulmonal. Penyulit yang terjadi berupa abses paru menutupi gambaran klasik

abses hatinya.

g.      abdomen akut. Didapatkan bila abses hati mengalami perforasi ke dalam rongga peritoneum,

terjadi distensi perut yang nyeri disertai bising usus yang berkurang.

h.      gambaran abses yang tersembunyi. Terdapat hepatomegali yang tidak jelas nyeri, ditemukan

pada 1,5 %.

i.        demam yang tidak diketahui penyebabnya. Secara klinik sering dikacaukan dengan tifus

abdominalis atau malaria.

7.    Pemeriksaan Penunjang

              Menurut Julius, ilmu penyakit dalam jilid III, (2005). Pemeriksaan penunjang antara

lain

a.  Laboratorium

Untuk mengetahui kelainan hematologi antara lain hemoglobin, leukosit, dan pemeriksaan

faal hati.

b.  Foto dada

Dapat ditemukan berupa diafragma kanan, berkurangnya pergerakkan diafragma, efusi

pleura, kolaps paru dan abses paru.

c.  Foto polos abdomen

Kelainan dapat berupa hepatomegali, gambaran ileus, gambaran udara bebas diatas hati.

d. Ultrasonografi

Mendeteksi kelainan traktus bilier dan diafragma.

e.         Tomografi

Melihat kelainan di daerah posterior dan superior, tetapi tidak dapat melihat integritas

diafragma.

f.   Pemeriksaan serologi

Menunjukkan sensitifitas yang tinggi terhadap kuman.

8.    Penatalaksanaan

1. Medikamentosa

Page 8: abses hepar 2.docx

a.    Abses hati piogenik

1)        Sefalosporin generasi ke-3 dan klindamisin atau metronidazole. Jika dalam waktu 2 – 48

jam belum ada perbaikan klinis dan laboratoris, maka antibiotika yang digunakan diganti

dengan antibiotika yang sesuai dengan  hasil kultur sensitivitas  aspirat abses  hati.

2)        Pengobatan secara parenteral dapat dirubah menjadi oral setelah pengobatan

parenteral selama 10-14 hari, dan kemudian dilanjutkan kembali hingga 6 minggu kemudian .

b.    Abses hati Ameba

1)        Metronidazole  3 x 750 mg per oral selama 7-10 hari atau Tinidazole  3 x 800 mg per oral

selama 5 hari, dilanjutkan dengan preparat luminal:

2)        Paromomycin 25–35 mg/kg/hari  per oral  terbagi dalam 3 dosis selama 7 hari atau

lini kedua  Diloxanide furoate 3 x 500 mg per oral  selama 10 hari .

2.    Aspirasi jarum perkutan

Indikasi aspirasi jarum perkutan:

a.    Resiko tinggi untuk terjadinya ruptur abses  yang didefinisikan  dengan ukuran kavitas lebih

dari 5 cm

b.    Abses pada lobus kiri hati yang dihubungkan dengan mortalitas tinggi dan frekuensi   tinggi

bocor ke peritoneum atau perikardium

c.    Tak ada respon klinis terhadap terapi dalam 5-7 hari

2.    Drainase perkutan

Drainase perkutan abses dilakukan dengan tuntunan  USG abdomen atau CT  scan

abdomen. Penyulit yang dapat terjadi : perdarahan, perforasi organ intra abdomen,  infeksi,

ataupun terjadi kesalahan dalam penempatan kateter  untuk drainase.

3.    Drainase secara operasi

Tindakan ini sekarang  jarang dikerjakan  kecuali pada kasus tertentu seperti abses dengan

ancaman  rupture atau secara teknis susah dicapai atau gagal dengan aspirasi biasa/ drainase 

perkutan.

4.    Reseksi  hati

Pada abses hati piogenik multipel  kadang  diperlukan reseksi hati. Indikasi spesifik  jika

didapatkan abses hati dengan karbunkel (liver carbuncle) dan disertai dengan hepatolitiasis,

terutama pada lobus kiri hati.

Berdasarkan kesepakatan  PEGI (Perhimpunan Endoskopi Gastrointestinal Indonesia) 

dan PPHI (Perhimpunan Peneliti Hati  Indonesia) di Surabaya pada tahun 1996:

Page 9: abses hepar 2.docx

a.         Abses hati dengan  diameter 1-5 cm : terapi medikamentosa, bila respon negatif  dilakukan

aspirasi

b.         Abses hati  dengan diameter 5-8 cm: terapi aspirasi berulang

c.         Abses hati dengan diameter ≥ 8 cm   : drainase per kutan

B.     PROSES KEPERAWATAN

1.      Pengkajian Keperawatan

Data dasar pengkajian pasien dengan Abses Hepar, meliputi.

a.       Aktivitas/istirahat, menunjukkan adanya kelemahan, kelelahan, terlalu lemah, latergi,

penurunan massa otot/tonus.

b.      Sirkulasi, menunjukkan adanya gagal jantung kronis, kanker, distritmia, bunyi jantung ekstra,

distensi vena abdomen.

c.       Eliminasi, Diare, Keringat pada malam hari menunjukkan adanya flatus, distensi abdomen,

penurunan/tidak ada bising usus, feses warna tanah liat, melena, urine gelap pekat.

d. Makanan/cairan, menunjukkan adanya anoreksia, tidak toleran terhadap

makanan/tidak dapat mencerna, mual/muntah, penurunan berat badan dan

peningkatan cairan, edema, kulit kering, turgor buruk, ikterik.

e. Neurosensori, menunjukkan adanya perubahan mental, halusinasi, koma,

bicara tidak jelas.

f. Nyeri/kenyamanan, menunjukkan adanya nyeri abdomen kuadran kanan atas,

pruritas, sepsi perilaku berhati-hati/distraksi, focus pada diri sendiri.

g. Pernapasan, menunjukkan adanya dispnea, takipnea, pernapasan

h. dangkal, bunyi napas tambahan, ekspansi paru terbatas, asites, hipoksia

i. Keamanan, menunjukkan adanya pruritas, demam, ikterik, angioma spider,

eritema.

2.      Diagnose Keperawatan

a.                 Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum.

b.    Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan masukan

metabolik, anoreksia, mual/muntah.

c.    Kelebihan volume cairan berhubungan dengan asites dan edema

d.   Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan akumulasi garam empedu dalam

jaringan.

e.    Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi dengan proses penyakit.

f.     Hipertermi berhunbungan dengan proses infeksi.

Page 10: abses hepar 2.docx

g.    Nyeri berhubungan dengan kerusakan jaringan hepar.

h.    Pola napas tidak efektif berhubunagn dengan asites dan restriksi pengembangan toraks akibat

asites, distensi abdomen serta adanya cairan dalam rongga toraks.

3. Rencana Keperawatan

DX.I . Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum.

Tujuan : Klien menunjukkan perbaikan terhadap aktifitas.

Kriteria hasil :

a.       Mengekspresikan pemahaman tentang pentingnya perubahan tingkat aktifitas.

b.      Meningkatkan aktifitas yang dilakukan sesuai dengan perkembangan kekuatan otot.

Rencana keperawatan dan rasional

Intervensi Rasional

1.  Tingkatkan tirah baring, ciptakan

lingkunga yang tenang.

2.  Tingkat aktifitas sesuai toleransi.

3.  Awasi kadar enzim hepar

1.  Meningkatkan ketenangan istirahat

dan menyediakan energi yang

digunakan untuk penyembuhan.

2.  Tiarah baring lama dapat

menurunkan kemampuan. Ini dapat

terjadi karena keterbatasan aktifitas

yang mengganggu periode istirahat.

3.  Membantu menurunkan kadar

aktifitas tepat, sebagai peningkatan

prematur pada potensial resiko

berulang.

DX.II. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan masukan

metabolik, anoreksia, mual/ muntah

Tujuan : Klien menunjukkan status nutrisi yang adekuat.

Kriteria hasil :

a.    Nafsu makan baik.

b.    Tidak ada keluhan mual/muntah.

c.    Mencapai BB , mengarah kepada BB normal .

Rencana keperawatan dan rasional

Page 11: abses hepar 2.docx

Intervensi Rasional

1.      Awasi keluhan anoreksia,

mual/muntah.

2.      Awasi pemasukan diet/jumlah

kalori. Berikan makanan sediki

dalam frekwensi sering.

3.      Lakukan perawatan mulut sebelum

makan

4.      Timbang berat badan.

5.      Berikan obat vit. B kompleks, vit. c

tambahan diet lain sesuai indikasi.

1.    Berguna dalam mendefinisikan

derajat, luasnya masalah dan pilihan

intervensi yang tepat.

2.    Makan banyak sulit untuk mengatur

bila klien anoreksia. Anoreksia juga

paling buruk pada siang hari,

membuat masukan makanan sulit

pada sore hari.

3.    Menghilangkan rasa tidak enak dan

meningkatkan nafsu makan

4.    Penurunan BB menunjukkan tidak

adekuatnya nutrisi klien.

5.    Memperbaiki kekurangan dan

membantu dan proses penyembuhan.

DX.III. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan asites dan edema Tujuan : pemulihan kepada

volume cairan yang normal

Rencana keperawatan dan rasional

Intervensi Rasional

1.  Batasi asupan Natrium dan cairan

jika Diinstruksikan

2.  Berikan diuretic, suplemen kalium

dan protein.

3.  Catat asupan dan haluaran cairan.

4.  Ukur dan catat lingkar abdomen

setiap hari.

1. Meminimalkan pembentukan asites

dan edema.

2. Meningkatkan ekskresi cairan lewat

ginjal dan mempertahankan

keseimbangan cairan serta elektrolit

yg normal.

3. Menilai efektivitas terapi dan

kecukupan asupan cairan.

4. Memantau perubahan pembentukan

asites dan pembentukan cairan

DX.IV. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan akumulasi garam empedu dalam

jaringan .

Tujuan : Klien menunjukkan jaringan kulit yang utuh.

Kriteria hasil :

Page 12: abses hepar 2.docx

a.    Melaporkan penurunan proritus atau menggaruk.

b.    Ikut serta dalam aktifitas untuk mempertahankan integritas kulit

Rencana keperawatan dan rasional

Intervensi Rasional

1.       Lakukan perawatan kulit dengan

sering,hindari sabun alkali.

2.       Pertahankan kuku klien terpotong

pendek. Instruksikan Klien

menggunakan ujung jari untuk

menekan pada kulit bila sangat perlu

menggaruk

3.       Pertahankan liner dan pakaian

kering.

1.      Mencegah kulit kering berlebihan.

Memberikan penghilang gatal

2.      Untuk menurunkan resiko

kerusakan kulit bila menggaruk.

3.      Pakaian basah dan berkeringat

adalah sumber ketidak nyamanan

DX.V. Kurang pengetahuan berhubungan kurangnya informasi tentang proses penyakit.

Tujuan : Klien dan keluarga mengetahui tentang proses

penyakitnya.

Kriteria hasil :

a.    Mengungkapkan pengertian tentang proses penyakit.

b.    Melakukan perubahan perilaku dan berpartisipasi pada pengobatan

Rencana keperawatan dan rasional

Intervensi Rasional

1.       Kaji tingkat pemahaman proses

penyakit, harapan /prognosis,

kemungkinan pilihan pengobatan.

2.       Berikan informasi khusus tentang

penyakitnya.

3.       Jelaskan pentingnya istirahat dan

latihan.

1.      Mengidentifikasi area kekurangan /

salah informasi dan memberikan

informasiambahan sesuai keperluan.

2.      Kebutuhan atau rekomendasi akan

bervariasi karena tipe hepatitis dan

situasi individu.

3.      Aktifitas perlu dibatasi sampai

hepar kembali normal.

Page 13: abses hepar 2.docx

DX.VI. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi.

Tujuan : Klien menujukkan suhu tubuh dalam batas normal

Kriteria hasil :

a.    Klien tidak mengeluh panas

b.    Badan tidak teraba hangat

c.    Suhu tubuh 36 ± 37 0C

Rencana keperawatan dan rasional

Intervensi Rasional

1.       Kaji Adanya keluahan tanda - tanda

peningkatan suhu tubuh

2.       Monitor tanda - tanda vital terutama

suhu tubuh

3.       Berikan kompres hangat pada aksila

/ dahi

1.   Peningkatan suhu tubuh menujukkan

berbagai gejala seperti uka merah,

badan teraba hangat

2.   Demam disebabkan efek - efek dari

endotoksin pada hipotalamus dan

efinefrin yang melepaskan pirogen

3.   Akxila merupakan jaringan tipis dan

terdapat pembulu darah sehingga

akan mempercepat pross konduksi

dan dahi berada didekat hipotalamus

sehingga cepat memberikan respon

dalam mengatur suhu tubuh.

DX.VII. Nyeri berhubungan dengan kerusakan jaringan hepar.

Tujuan : klien mengungkapkan nyeri berkurang / teratasi Rencana keperawatan dan rasional

Intervensi Rasional

1.       Kaji tingkat nyeri

2.       Monitor tanda - tanda vital

3.       Berikan kenyamanan tindakan

misalnya perubahan posisi relaksasi

4.       Ajarkan tehnik penangan rasa nyeri

control stress dan cara relaksasi

5.       Kolaborasi dengan tim medis dalam

pemberian analgetik

1.   Mengetahui persepsi dan reaksi

klien terhadap nyeri serta sebagai

dasar keefektifan untuk intervensi

selanjutnya

2.   Perubahan frekuwensi jantung atau

TD menujukkan bahwa pasien

mengalami nyeri, khususnya bila

alasan lain untuk perubahan tanda

Page 14: abses hepar 2.docx

Intervensi Rasional

vital talah terlihat

3.   Tindakan non analgetik diberikan

dengan sentuhan lembut dapat

menghilangkan ketidak nyamanan

4.   Untuk mengalihkan perhatian.

Meningkatkan control rasa serta

meningkatkan kemampuan

mengatasi rasa nyeri dan stress

dalam periode yang lama

5.   Analgetik berfungsi untuk

mengurangi rasa sakiti individu.

DX.VIII. Pola napas tidak efektif berhubunagn dengan asites dan restriksi pengembangan toraks akibat

asites, distensi abdomen serta adanya cairan dalam rongga toraks.

Tujuan : Perbaikan status pernapasan Intervensi

Rencana keperawatan dan rasional

Intervensi Rasional

1.       Tinggikan bagian kepala tempat

tidur.

2.       Hemat tenaga pasien

3.       Bantu pasien menjalani dalam

Paresentesis dan torakosintesis

1.        Mengurangi tekanan abdominal

pada diafragma dan memungkinkan

pengembangan toraks dan ekspansi

paru yg maksimal.

2.        Mengurangi kebutuhan metabolic

dan oksigen pasie

4.      Paresentesis dan torakosintesis

merupakan tindakan yang

menakutkan bagi pasien. Bantu

pasien untuk bekerjasama dalam

menjalani prosedur ini.

Page 15: abses hepar 2.docx

DAFTAR PUSTAKA

Santoso M, Wijaya. 2005. Diagnostik danpenatalaksanaan abses amebiasis hati. Dexa Medica 2004;4:17-20.

·     Andri LA, Rasjid HA. 2006. Abses amuba pada hepar. Dexa Medica 2004; 21-6 .

Microsoft Encarta Reference Library, 2004

Anggun.Web. (2011). Abses Hati. Web Paling Anggun. Diakses tanggal 19 Agustus 2011. <http://www.anggun.web.id/abses-hati-liver-abscesses.html>

Artikel bedah. (2011). Abses Hepar. Ilmubedah.Info. diakses tanggal 20 Agustus 2011. <http://ilmubedah.info/Abses-Hepar-20110321.html>.

Widita, H & Soemohardjo, S. ( 2006). Beberapa Kasus Abses Hati Amuba. Jurnal Penyakit Dalam. V. 7 (2). p. 121-128

Diposkan oleh erghy di 02:59 Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Label: abses hepar

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Posting Lebih Baru Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Erghy SearchBox

Label

abses hepar (2) ileus obstruksi (1)

Entri Populer

Askep Abses Hepar

BAB II TINJAUAN TEORITIS A.     KONSEP MEDIK 1.            Definisi a.     Abses hati adalah bentuk infeksi pada hati yang disebabkan karen...

Askep Ileus obstruksi

Page 16: abses hepar 2.docx

BAB II TINJAUAN TEORITIS A.     Konsep Medik 1.       Definisi a.     Ileus obstruksi adalah gangguan (apapun penyebabnya) aliran normal i...

Abses Hepar

BAB II TINJAUAN TEORITIS A.     KONSEP MEDIK 1.            Definisi a.        Abses adalah pengumpulan cairan nanah tebal, berwarna keku...

(tanpa judul)

Follow by Email

Laman

Beranda

Pengikut

Mengenai Saya

erghy Lihat profil lengkapku

Arsip Blog

▼   2011 (4) o ▼   September (4)

Abses Hepar Askep Abses Hepar Askep Ileus obstruksi var _gaq = _gaq || []; _gaq.push(['_setAccount...

Your IP and Google Map locationPrayer Times

Baris Video

Page 17: abses hepar 2.docx

powered by

Laman

Beranda

erghy loverzt. Template Awesome Inc.. Gambar template oleh fpm. Diberdayakan oleh Blogger.