Abses 2.docx

22
Abses Definisi Kumpulan nanah (neutrofil yang telah mati) yang terakumulasi disebuah kavitas jaringan karena adanya proses infeksi (biasanya oleh bakteri atau parasit). Proses ini merupakan reaksi perlindungan oleh jaringan untuk mencegah penyebaran/perluasan infeksi ke bagian lain dari tubuh. Abses periapikal Abses periapikal adalah pengumpulan nanah yang telah menyebar dari sebuah gigi ke jaringan di sekitarnya, biasanya karena infeksi. Abses periapikal dapat terjadi karena adanya peradangan dan supurasi pada jaringan pulpa. Peradangan dapat menyebar menuju apeks dan akar gigi melalui foramen apikalis, kemudian menembus tulang alveolar atau jaringan lunak jika tidak ditangani dengan tepat. Pada awalnya, ligamentum periodontal dapat mengalami inflamasi karena respon imun tubuh tidak mampu melawan proses infeksi yang terjadi pada pulpa, dikenal sebagai periodontitis apikalis akut. Periodontitis apikalis dapat berkembang menjadi abses periapikal, tergantung dari daya tahan tubuh penderita dan faktor kuman penyebab infeksi tersebut. Gejala Klinis Gejala abses periapikal dapat simtomatik atau asimtomatik. Gejala simtomatik muncul bila pus terakumulasi di alveolus. Pasien akan mengalami rasa nyeri berdenyut terus menerus pada

Transcript of Abses 2.docx

Page 1: Abses 2.docx

Abses

Definisi

Kumpulan nanah (neutrofil yang telah mati) yang terakumulasi disebuah kavitas jaringan

karena adanya proses infeksi (biasanya oleh bakteri atau parasit). Proses ini merupakan reaksi

perlindungan oleh jaringan untuk mencegah penyebaran/perluasan infeksi ke bagian lain dari

tubuh.

Abses periapikal

Abses periapikal adalah pengumpulan nanah yang telah menyebar dari sebuah gigi ke

jaringan di sekitarnya, biasanya karena infeksi. Abses periapikal dapat terjadi karena adanya

peradangan dan supurasi pada jaringan pulpa. Peradangan dapat menyebar menuju apeks dan

akar gigi melalui foramen apikalis, kemudian menembus tulang alveolar atau jaringan lunak

jika tidak ditangani dengan tepat.

Pada awalnya, ligamentum periodontal dapat mengalami inflamasi karena respon imun

tubuh tidak mampu melawan proses infeksi yang terjadi pada pulpa, dikenal sebagai

periodontitis apikalis akut. Periodontitis apikalis dapat berkembang menjadi abses periapikal,

tergantung dari daya tahan tubuh penderita dan faktor kuman penyebab infeksi tersebut.

Gejala Klinis

Gejala abses periapikal dapat simtomatik atau asimtomatik. Gejala simtomatik muncul

bila pus terakumulasi di alveolus. Pasien akan mengalami rasa nyeri berdenyut terus menerus

pada gigi yang terkena. Nyeri kemudian berlanjut menjadi lebih intens dan gigi menjadi

sensitif terhadap perkusi dan tekanan. Pada tahap ini jaringan sekitar dapat mengalami

pembengkakan.

Abses dapat menyebar di bawah apeks, menuju medulla dan menyebabkan osteomyelitis,

atau menembus cortex tulang dan menyebar ke jaringan lunak di atasnya menyebabkan

selulitis. Abses yang berada di jaringan lunak dapat menyebabkan pembengakakan dan

menembus jaringan epitel membentuk sinus. Pada bagian distal dari sinus terdapat massa

berupa jaringan inflamasi yang disebut parulis (gum boil).

Jika drainase abses yang kronik telah terbentuk, maka gejala dapat asimtomatik karena

tidak ada akumulasi pus di alveolus.

Page 2: Abses 2.docx

Pulpitis irreversibel

Pada gambaran radiologis abses periapikal tampak proses lisis tulang alveolar di sekitar

apeks gigi memberikan gambaran radiolusen berbentuk rongga pada daerah apical.

Perjalanan Penyakit abses

Infeksi dari periapikal

oral higene ↓

Plak

Bereaksi dengan bakteri+karbohidrat (sukrosa)+gigi+waktu

Asam (dekalsifikasi & demineralisasi)

Karies

(Iritasi Pulpa)

pulpitis reversibel

Karies media

(Hiperemis Pulpa)

Karies profunda

Pulpitis partialis pulpitis totalis

Page 3: Abses 2.docx

Daya tahan tubuh Daya tahan tubuh

Pulpitis kronis Pulpitis akut

Nekrosis pulpa

Gangren pulpa

Periodontitis apikalis

abses periapikal

Daya tahan tubuh Daya tahan tubuh

abses periapikal kronis abses periapikal akut

Page 4: Abses 2.docx

Tanpa menyerang&merusak sumsum tulang namun

menembus permukaan tulang melalui canalis havers

↓Menyerang jaringan ikat

longgar (cellulities)

Daya Tahan Tubuh ↑Non supuratif

Daya Tahan Tubuh↓Supuratif

Mengenai spasium lain:1.Spasium maksila primer2.Spasium fasial

3. Spasium mandibula

Menyerang jaringan

pendukung lunak↓

Gingival abses

Abses submukosa (vestibular abses)

Superiosteal abses

Page 5: Abses 2.docx

Infeksi Gigi molar dan premolar mandibula menembus dibawah pinggir m.mylohyoid ↓abses submandibula

Infeksi Gigi molar dan premolar mandibula menembus diatas pinggir m.mylohyoid ↓abses sublingual

Infeksi gigi menembus bag. anterior m.mylohyoid ↓abses submental

Keterangan:

a. Abses Submukosa

(Submucous Abscess)

b. Abses Bukal (Buccal Space

Abscess)

c.  Abses Submandibular

(Submandibular Abscess)

d. Abses Perimandibular

e. Abses Subkutan

(Subcutaneous Abscess)

f. Sinusitis Maksilaris

Page 6: Abses 2.docx

Jenis penyebaran Abses

a) Periostitis:

Pembengkakan tidak terlalu jelas

Palpasi pada daerah periost sakit sekali

Gigi dalam keadaan periodontitis akut

b) Abses Subperiostal:

Pus terkumpul dibawah periosteum

Pembengkakan (+)

Fluktuasi (-), tidak dapatdiinsisi

Nyeri (+) hebat karena jaringan periost banyak sarafnya

Dari Abses Subperiostal dapat menyebar menjadi:

a) Osteomyelitis → hancurnya tulang dan sumsum tulang

b) Menyebar ke tempat lain tanpa merusak tulang → menembus permukaan

tulang melalui canalis Haversi

c) Abses Submukosa:

Pembengkakan ekstra oral jelas tampak (+)

Fluktuasi (+), suhu ↑

Mucobuccal fold terangkat

d) Abses Subkutan:

Pembengkakan sudah sampai kebawah kulit

Pada puncak abses terlihat daerah merah yang dikelilingi kehitam-hitaman →

daerah kulit yang mengalami nekrosis karena peregangan dari kulit.

Warna sangat hiperemis

Turgor kencang, mengkilat, fluktuasi tidak nyata

e) Abses Perimandibula:

Pembengkakan besar di regio angulus mandibula

Pinggiran bawah mandibula (Margo Inferior Mandibulae) tidak teraba

Bila fluktuasi (-), disebut Abses Perimandibula Subperiostal

Bila fluktuasi (+), disebut Abses Perimandibula Subkutan

Trismus rahang sehingga tidak dapat makan

Suhu badan tinggi dan lesu

Page 7: Abses 2.docx

f) Abses Submandibula = Abses Submaksila:

Pinggiran bawah mandibula (Margo Inferior Mandibulae) teraba

Bila fluktuasi (-), disebut Abses Submandibula Subperiostal

Bila fluktuasi (+), disebut Abses Submandibula Subkutan

Gigi dalam keadaan periodontitis

Jika spatium pharyngeal terkena;sakit menelan/sulit bernafas tracheotomy

g) Abses Sublingual:

Infeksi menembus tulang diatas M.mylohoideus

Pengumpulan nanah dibawah lidah sehingga lidah terangkat ke sisi yang normal

Kadang disebut submukosa sublingualis

Reaksi sistemik (+)

Ekstra oral(-)

Oedem sublingual

Fluktuasi (+)

Dpt penyebaran ke sapatium parapharyngeal dan spatium submandibularis

h) Abses Submental

Proses radang berjalan ke arah anterior dibawah M.mentalis

Pembengkakan ekstra oral (+)

Fluktuasi (+)

Biasanya berasal dari abses submandibula

Causa : gigi anterior rahang bawah

i) Abses Gingiva:

Pembengkakan gusi (+)\

Pembengkakan ekstra oral (-)

Fluktuasi (-) → nanah terkumpul di subperiostal

Fluktuasi (+) → nanah sudah terkumpul di jaringan subgingiva

j) Abses Palatal

Jaringan ikat longgar didaerah palatum tipis sekali sehingga jika ada pus maka akan

terkumpul dibawah periosteum dan disebut Subperiosteal- palatal abses dan dapat pula

pada Submukosa-Palatal abses. Kelainan ektraoral (-)

k) Abses Infratemporalis

Page 8: Abses 2.docx

Abses mengenai Spatium infra temporalis (dibawah arcus zygomaticum) biasanya infeksi

gigi atas yang menyebar ke M.buccinatorius.

Gk:

Edema kelopak mata

Trismus rahang

Sakit ang hebat saat membuka mulut

Dysfagia

l) Abses Fossa Canina

Pus terkumpul disekitar fossa canina

Abses yang disebabkan oleh penjalaran infeksi gigi P dan M atas, akar bukal gigi

M atas

m) Phlegmone/ Ludwig’s angina:

Page 9: Abses 2.docx
Page 10: Abses 2.docx

Peradangan selulitis atau phlegmone dari bagian superior ruang suprahyoid. Ruangan ini

terdiri dari ruang sublingual, submentale dan submaksilar yang disebut juga ruang sub

mandibular. Ditandai dengan pembengkakan (edema) pada bagian bawah ruang

submandibular. Pembengkakan ini biasanya keras dan berwarna kemerahan atau

kecoklatan. Ruang suprahyoid berada antara otot-otot yang melekatkan lidah pada os

hyoid dan pada m. Mylohyoideus. Peradangan ruang ini menyebabkan kekerasan yang

berlebihan pada jaringan dasar mulut dan mendorong lidah ke atas dan kebelakang.

Dengan demikian dapat menyebabkan obstruksi jalan nafas.

Etiologi: infeksi M2dan M3, penetrasi jejas didasar mulut

Gejala:

sistemik lokal

suhu badan meningkat pembengkakan besar,keras,diffuse

didasar mulut

Lesu Lidah terangkat sulit nafas

Denyut nadi cepat Suhu meningkat di regio pembengkakan

Sesak nafas Trismus rahang

Kadang pasien bisa koma hipersalivasi

Susah makan,menelan,berbicara

Trias phlegmon: kaku seperti papan, disphagia, dispnoe

Page 11: Abses 2.docx

Dental Abscess

Pendahuluan

Infeksi adalah masuknya kuman patogen atau toksinnya kedalam tubuh manusia serta

menimbulkan gejala penyakit, sedangkan inflamasi adalah reaksi lokal dari tubuh terhadap

adanya infeksi/iritasi dalam berbagai bentuk. Penyakit itu sendiri timbul setelah mengalami

beberapa proses fisiologi yang telah dirubah oleh kuman yang masuk. Sehingga tubuh

mengadakan reaksi atau perlawanan yang disebut peradangan/inflamasi.

Peradangan adalah reaksi vaskular yang hasilnya merupakan pengiriman cairan, zat-zat

terlarut dan sel-sel darah dari darah yang bersirkulasi kedalam jaringan interstitial pada daerah

yang cederaatau yang mengalami nekrotik. Peradangan akut adalah reaksi segera dari tubuh

terhadap cedera atau kematian sel. Tanda tanda pokok peradangan adalah dolor (rasa sakit),

rubor (merah), kalor (panas), tumor (pembengkakan) dan fungsio laesa (perubahan fungsi).

Secara harfiah abses merupakan suatu lobang yang berisi nanah dalam jaringan yang

sakit. Abses ini merupakan suatu lesi yang bagi tubuh sulit ditangani, karena kecenderungannya

untuk meluas dengan mencairnya lebih banyak jaringan, kecenderungan untuk menggalidan

resistennya terhadap penyembuhan. Sebenarnya jika sudah terbentuk suatu abses, maka sulit

mengirimkan agen-agen teurapetik kedalam abses itu melalui darah.

 DEFINISI

Abses merupakan suatu penyakit infeksi yang ditandai oleh adanya lobang yang berisi

nanah (pus) dalam jaringan yang sakit. Dental abses artinya abses yang terbentuk didalam

jaringan periapikal atau periodontal karena infeksi gigi atau perluasan dari ganggren pulpa.

Abses yang terbentuk merusak jaringan periapikal, tulang alveolus, tulang rahang terus

menembus kulit pipi dan membentuk fistel

ETIOLOGI

Abses gigi terjadi ketika terinfeksi bakteri dan menyebar ke rongga mulut atau dalam

gigi, Penyebabnya adalah bakteri yang merupakan flora normal dalam mulut. Yaitu bakteri

Page 12: Abses 2.docx

coccus aerob gram positif, coccus anaerob gram positif dan batang anaerob gram negatif. Bakteri

terdapat dalam plak yang berisi sisa makanan dan kombinasi dengan air liur. Bakteri-gakteri

tersebut dapat menyebabkan karies dentis, gingivitis, dan periodontitis. Jika mencapai jaringan

yang lebih dalam melalui nekrosis pulpa dan pocket periodontal dalam, maka akan terjadi infeksi

odontogen.

Abses dental ini terjadi akibat adanya faktor iritasi seperti plak, kalkulus, karies

dentis, invasi bakteri (Staphylococcus aureus, Streptococcus, Haemophilis influenzae), inpaksi

makanan atau trauma jaringan. Keadaan ini dapat menyebabkan kerusakan tulang alveolar

sehingga terjadi gigi goyang.

Periapical dan periodontal abses mempunyai cara berbeda yang ditempuh oleh bakteri

untuk menginfeksi gigi, Bagaimanapun, periapical abses jauh lebih sering dibandingkan dengan

periodontal abses.

Causes of a periapical abscess

Ketika suatu periapical abses terjadi, bakteri menginfeksi gigi anda

akibat karies dentis (lubang kecil, disebabkan oleh kerusakan jaringan gigi) yang terbentuk dari

lapisan keras bagian luar gigi anda (email).

Karies dental memecahkan email dan lapisan jaringan lunak di lapisan

bawah (tulang gigi), dan dengan cepat mencapai pusat gigi anda (pulpa), yang dikenal sebagai

pulpitis. Selanjutnya bakteri menginfeksi pulpa sampai mencapai tulang gigi anda (tulang

alveolar), sebagaimana bentuk dari periapical abses.

Causes of a periodontal abscess

Periodontal abses terjadi ketika bakteri menginfeksi gusi anda, menyebabkan penyakit

gusi (yang dikenal sebagai periodontitis). Periodontitis menyebabkan radang di dalam gusi anda,

yang dapat membuat jaringan yang mengelilingi akar gigi anda (periodontal ligament) terpisah

dari dasar tulang gigi anda. Perpisahan ini menciptakan suatu celah kecil yang dikenal sebagai

suatu periodontal pocket, yang sulit untuk dibersihkan, dan membolehkankan bakteri masuk dan

menyebar. Periodontal abses dibentuk oleh bakteri dalam periodontal pocket.

Periodontal abses selalu terjadi akibat hasil dari:

Penanganan gigi yang yang menciptakan periodontal pocket secara kebetulan

Penggunaanantibiotik yang  tidak diperlakukan untuk periodontitis, yang dapat

menyembunyikan suatu abses

Page 13: Abses 2.docx

Kerusakan pada gusi, walaupun tidak terdapat periodontitis.

PATOFISIOLOGI

Abses dental sebenarnya adalah komplikasi daripada karies gigi. Bisa juga disebabkan

oleh trauma gigi (misalnya apabila gigi patah atau hancur).

Email yang terbuka menyebabkan masuknya bakteri yang akan menginfeksi bagian

tengah (pulpa) gigi. Infeksi ini menjalar hingga ke akar gigi dan tulang yang menyokong gigi.

Infeksi menyebabkan terjadinya pengumpulan nanah (terdiri dari jaringan tubuh yang mati,

bakteri yang telah mati atau masih hidup dan sel darah putih) dan pembengkakan jaringan dalam

gigi. Ini menyebabkan sakit gigi. Jika struktur akar gigi mati, sakit gigi mungkin hilang,

tetapi infeksi ini akan meluas terus menerus sehingga mejalar kejaringan yang lain.

GEJALA DAN TANDA

Gejala utama abses gigi adalah nyeri pada gigi yang terinfeksi, yang dapat berdenyut dan

keras. Pada umumnya nyeri dengan tiba-tiba, dan secara berangsur-angsur bertambah buruk

dalam beberapa jam dan beberapa hari. Dapat juga ditemukan nyeri menjalar sampai ketelinga,

turun ke rahang dan leher pada sisi gigi yang sakit.

Pembentukan abses ini melalui beberapa stadium dengan masing-masing stadium mempunyai

gejala-gejala tersendiri, yaitu:

1. Stadium subperiostal dan periostal

Pembengkakan belum terlihat jelas

Warna mukosa masih normal

Perkusi gigi yang terlibat terasa sakit yang sangat

Palpasi sakit dengan konsistensi keras

2. Stadium serosa

Abses sudah menembus periosteum dan masuk kedalam tinika serosa dari tulang dan

pembengkakan sudah ada

Mukosa mengalami hiperemi dan merah

Rasa sakit yang mendalam

Palpasi sakit dan konsistensi keras, belum ada fluktuasi

3. Stadium sub mukous

Pembengkakan jelas tampak

Page 14: Abses 2.docx

Rasa sakit mulai berkurang

Mukosa merah dan kadang-kadang terlihat terlihat pucat

Perkusi pada gigi yang terlibat terasa sakit

Palpasi sedikit sakit dan konsistensi lunak, sudah ada fluktuasi

4. Stadium subkutan

Pembengkakan sudah sampai kebawah kulit

Warna kulit ditepi pembengkakan merah, tapi tengahnya pucat

Konsistensi sangat lunak seperti bisul yang mau pecah

Turgor kencang, berkilat dan berfluktuasi tidak nyata

Gejala-gejala umum dari dento-alveolar abses adalah:

Gigi terasa sensitif kepada air sejuk atau panas.

Rasa pahit di dalam mulut.

Nafas berbau busuk

Kelenjar leher bengkak.

Bagian rahang bengkak

Suhu badan meningkat tinggi dan kadang-kadang menggigil

Denyut nadi cepat/takikardi

Nafsu makan menurun sehingga tubuh menjadi lemas (malaise)

Bila otot-otot perkunyahan terkena maka akan terjadi trismus

Sukar tidur dan tidak mampumembersihkan mulut

Pemeriksaan laboratorium terlihat adanya leukositosis

PROGNOSIS

Prognosis dari dento-alveolar abses adalah baik terutama apabila diterapi dengan segera

menggunakan antibiotika yang sesuai. Apabila menjadi bentuk kronik, akan lebih sukar diterapi

dan menimbulkan komplikasi yang lebih buruk dan kemungkinan amputasi lebih besar.

         

KESIMPULAN

Abses adalah kumpulan nanah yang terakumulasi di sebuah kavitas jaringan karena

adanya proses infeksi, dimana proses ini merupakan reaksi perlindungan untuk mencegah

perluasan infeksi ke bagian tubuh yang lain.

Page 15: Abses 2.docx

Abses gigi dibagi menjadi 2 secara garis besar yaitu periapikal abses dan periodontal

abses. Periapikal abses sendiri dapat didahului dengan adanya karies gigi, gingivitis, dan gangren

pada gigi. Terdapat berbagai jenis periapikal abses yaitu subperiosteal abses, submucuous abses,

subkutan abses, perimandibular abses, palatal abses, gingival abses.

Sedangkan periodontal abses biasanya disebabkan karena penanganan gigi yang secara

tidak sengaja menyebabkan terbentuknya periodontal pocket, penggunaan antibiotik yang tidak

diperlakukan untuk periodontitis sehingga menyembunyikan abses yang ada, dan kerusakan pada

gusi.

Penatalaksanaan untuk periapikal abses dan periodontal abses pada prinsipnya adalah

sama yaitu drainage untuk mengeluarkan pus serta pemberian antibiotik yang digunakan untuk

membunuh bakteri.

Page 16: Abses 2.docx

DAFTAR PUSTAKA

Aitasalo, K. Chronic Osteomyelisis (COM) or Non-Diffuse Sclerosing Oseteomyelitis(Non-DSO). Dalam : www.ncbi.nlm.nih.gov,2005

Colman HB. Disease of the nose,throat and ear,and head and neck. 14thed. Hall and Colman’s. Singapore; 1992.p.181. Adams LG, Boies RL, Highler AP. Edisi 6 jakarta; 1994.p.345

Mealey BL, Klokkevold PR. 2002. Chapter 13: Periodontal Medicine in Carranza’s Clinical Periodontology Ninth Edition. WB Saunders Company: Philadelphia. p.230.

Meer, S. Chronic Osteomyelitis. Dalam : www.eMedicine.com. 2004

Sabiston, DC. Buku Ajar Bedah, Volume 2, Penerbit EGC, Jakarta, 1994, Hlm 409-10

Sasaki, J. Chronic Osteomyelitis of Mandibulae. Dalam : www.ncbi.nlm.nih.gov, 2005

Schrock, TR. Imu Bedah, Edisi 7, Penerbit EGC, Jakarta, 1995, Hlm 472-76

Zainul, TI, Ilmu Kesehatan Gigi dan Mulut,  Lab. Gigi dan Mulut FK  Unsyiah/RSU

Zainoel Abidin, Banda Aceh, 2005, Hlm 34-7