Abortus Inkomplit

15
BAB I PENDAHULUAN Abortus merupakan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan dengan batasan usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram. Abortus dibagi menjadi abortus spontan dan abortus provokatus. Abortus spontan merupakan abortus yang terjadi tanpa tindakan atau terjadi secara spontan. Literatur lain mengatakan definisi aborsi adalah pengakhiran kehamilan dengan pengeluaran janin immature atau nonviable dan usia janin kurang dari 20 minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir (HPHT). Insidensi aborsi dipengaruhi oleh umur ibu dan riwayat obstetrik seperti kelahiran normal sebelumnya, riwayat abortus sebelumnya dan kelahiran anak dengan kelainan genetik. Frekuensi abortus sekitar 10-15% dari semua kehamilan tetapi angka kejadian sesungguhnya lebih tinggi karena banyak kasus yang tidak terlaporkan. Abortus spontan disertai dengan gejala ringan sehingga pasien mengira tidak diperlukan pertolongan medis dan hanya dianggap sebagai haid yang terlambat. Delapan puluh persen kejadian abortus terjadi pada usia kehamilan kurang dari 12 minggu. Penyebab tersering biasanya adalah adanya kelainan kromosom pada janin. Dari 1000 kejadian abortus spontan, setengah diantaranya merupakan blighted ovum dan setengahnya dikarenakan abnormalitas kromosom. Selain adanya kelainan 1

description

ab. inkomplit

Transcript of Abortus Inkomplit

Page 1: Abortus Inkomplit

BAB I

PENDAHULUAN 

 

Abortus merupakan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar

kandungan dengan batasan usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin

kurang dari 500 gram. Abortus dibagi menjadi abortus spontan dan abortus provokatus.

Abortus spontan merupakan abortus yang terjadi tanpa tindakan atau terjadi secara

spontan.

Literatur lain mengatakan definisi aborsi adalah pengakhiran kehamilan dengan

pengeluaran janin immature atau nonviable dan usia janin kurang dari 20 minggu

dihitung dari hari pertama haid terakhir (HPHT).

Insidensi aborsi dipengaruhi oleh umur ibu dan riwayat obstetrik seperti

kelahiran normal sebelumnya, riwayat abortus sebelumnya dan kelahiran anak dengan

kelainan genetik. Frekuensi abortus sekitar 10-15% dari semua kehamilan tetapi angka

kejadian sesungguhnya lebih tinggi karena banyak kasus yang tidak terlaporkan. Abortus

spontan disertai dengan gejala ringan sehingga pasien mengira tidak diperlukan

pertolongan medis dan hanya dianggap sebagai haid yang terlambat. Delapan puluh

persen kejadian abortus terjadi pada usia kehamilan kurang dari 12 minggu. Penyebab

tersering biasanya adalah adanya kelainan kromosom pada janin.

Dari 1000 kejadian abortus spontan, setengah diantaranya merupakan blighted

ovum dan setengahnya dikarenakan abnormalitas kromosom. Selain adanya kelainan

kromosom, abostus spontan juga disebabkan oleh faktor lingkungan serta penggunaan

obat pada kehamilan.

1

Page 2: Abortus Inkomplit

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin

dapat hidup di luar kandungan dimana usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau

berat janin kurang dari 500 gram.

2.2 Definisi Abortus Inkomplit

Merupakan keluarnya sebagian hasil konsepsi dari uterus. Pada usia

kehamilan kurang dari 10 minggu, maka janin dan plasenta dapat keluar secara

bersamaan, sementara pada usia kehamilan lebih dari 10 minggu, janin dan

plasenta dapat keluar terpisah sehingga meninggalkan sisa konsepsi di dalam

uterus. Sisa jaringan ini dapat menyebabkan rasa nyeri dan perdarahan.

2.3. Etiologi

2.3.1. Faktor janin

Abnormalitas kromosom adalah hal yang utama pada embrio dan janin

yang mengalami abortus spontan, serta merupakan sebagian besar dari kegagalan

kehamilan dini. Kelainan dalam jumlah kromosom (autosomal trisomy,

monosomy X dan polyploidy ) lebih sering dijumpai daripada kelainan struktur

kromosom. Abnormalitas kromosom secara struktural dapatditurunkan oleh salah

satu dari kedua orang tuanya yang menjadi pembawa abnormalitas tersebut.

2.3.2. Faktor Ibu

a. Infeksi (Treponema pallidum, Chlamydia trachomatis, Neisseria

gonorrhoeae, Streptococcus agalactiae, herpes simplex virus,

cytomegalovirus, and Listeria monocytogenes)

b. Penyakit lain (kelainan endokrin: hipertiroid dan diabetes mellitus yang

tidak terkontrol, kelainan kardiovaskular: hipertensi atau penyakit gnjal,

dan penyakit jaringan ikat: SLE)

c. Malnutrisi berat

d. Pemakaian obat dan faktor lingkungan (tembakau, alkohol, kafein,

radiasi, kontrasepsi, toksin lingkungan)2

Page 3: Abortus Inkomplit

e. Faktor imunologis (faktor autoimun, faktor aloimun)

f. Trombofilia herediter

g. Gamet yang menua

h. Laparatomi

a. Trauma (trauma langsung: cedera pada uterus dari luka tembak, atau

trauma tidak langsung: operasi pengangkaan uterus yang mengandung

korpus luteum)

i. Cacat uterus(kelainan kongenital (distorsi) atau mengecilnya ukuran

kavitas uterus (unikomuat, bikomuat, septauterus), kelainan yang

berhubungan dengan dietilstilbestrol (T-shaped atau uterus hipoplastik

dan juga mioma mukosa atau intramural, bekas luka pada kavitas uterus

pada dilatasi&kuretasem Asherman’s syndrome, miomektomi)

j. Serviks inkompeten

2.3.3. Faktor Ayah

Translokasi kromosom pada sperma dapat menyebabkan abortus.

2.4. Faktor Risiko

1. Usia ibu yang lanjut

2. Riwayat Obstetri/ ginekologi yang kurang baik

3. Riwayat infertilitas

4. Adanya penyakit yang menyertai kehamilan ( Diabetes meilitus, penyakit

imunologik sistemik)

5. Berbagai macam infeksi ( variola, CMV, toxoplasma )

6. Paparan dengan bebrbagai macam zat kimia ( rokok, obat-obatan, alcohol,

radiasi)

7. Trauma abdomen/pelvis pada trimester pertama

8. Kelainan kromosom (trisomi/monosomi)

2.5 Patofisiologi

Pada abortus spontan, perdarahan pada desidua basalis sering terjadi.

Nekrosis dan inflamasi muncul pada area implantasi. Kehamilan menjadi lepas

sebagian atau seluruhnya. Kontraksi uterus dan dilatasi serviks menunjukan

adanya pengeluaran paksa dari sebagian atau seluruh hasil konsepsi.3

Page 4: Abortus Inkomplit

2.6 Gambaran Klinis

Adanya perdarahan pada awal kehamilan melalui ostium uteri eksternum,

disertai nyeri perut ringan atau tidak sama sekali. Adanya gejala nyeri perut dan

punggung belakang yang semakin hari bertambah buruk dengan atau tanpa

kelemahan dan uterus membesar sesuai usia kehamilan.

2.7 Diagnosis

1. Anamnesis ditemukan keluhan perdarahan sedang sampai banyak, nyeri perut

sedang sampai hebat dan terdapat pengeluaran sebagian jaringan konsepsi.

2. Pemeriksaan dalam: serviks terbuka, perdarahan dapat terlihat dari ostium,

tidak ada kelainan pada serviks, tidak terdapat nyeri goyang serviks atau

adneksa.

3. Tes kehamilan positif.

4. Pemeriksaan USG tampak janin sudah mati

2.8. Diagnosis Banding

1.KET

2. Mola Hidatidosa

2.9. Penatalaksanaan

1. Lakukan konseling.

2. Jika perdarahan ringan atau sedang dan kehamilan usia kehamilan

kurang dari 16 minggu, gunakan jari atau forsep cincin untuk mengeluarkan

hasil konsepsi yang mencuat dari serviks.

3. Jika perdarahan berat dan usia kehamilan kurang dari 16 minggu,

lakukan evakuasi isi uterus. Aspirasi vakum manual (AVM) adalah metode

yang dianjurkan. Kuret tajam sebaiknya hanya dilakukan bila AVM tidak

tersedia.Jika evakuasi tidak dapat segera dilakukan, berikan ergometrin 0,2

mg IM (dapat diulang 15 menit kemudian bila perlu).

4. Jika usia kehamilan lebih dari 16 minggu, berikan infus 40 IU oksitosin dalam

1 liter NaCl 0,9% atau Ringer Laktat dengan kecepatan 40 tetes per menit

untuk membantu pengeluaran hasil konsepsi.

4

Page 5: Abortus Inkomplit

5. Lakukan evaluasi tanda vital pascatindakan setiap 30 menit selama 2 jam. Bila

kondisi ibu baik, pindahkan ibu ke ruang rawat.

6. Lakukan pemeriksaan jaringan secara makroskopik dan kirimkan untuk

pemeriksaan patologi ke laboratorium.

7. Lakukan evaluasi tanda vital, perdarahan pervaginam, tanda akut abdomen,

dan produksi urin setiap 6 jam selama 24 jam. Periksa kadar hemoglobin

setelah 24 jam. BIla hasil pemantauan baik dan kadar Hb >8 g/dl, ibu dapat

diperbolehkan pulang.

2.11 Komplikasi

1. Perdarahan presisten atau berat selama aborsi mengancam nyawa

2. Sepsis

3. Infeksi

4. Sinekia intra uterin

5. Infertilitas

6. Perforasi dari dinding uterus

7. Cedera pada usus dan kandung kemih

8. Pembentukan fistula

2.12 Prognosis

Kecuali adanya inkompetensi serviks, angka kesembuhan yang terlihat

sesudah mengalami tiga kali abortus spontan akan berkisar antara 70 dan 85%

tanpa tergantung pada pengobatan yang dilakukan. Abortus inkomplit yang di

evakuasi lebih dini tanpa disertai infeksi memberikan prognosis yang baik

terhadap ibu.

2.13

5

Page 6: Abortus Inkomplit

BAB 3

LAPORAN KASUS

3.1. IDENTITAS

Nama : Nn. E.A.W

Umur : 16 tahun

Alamat : Kupang Kidul 3/8, Ambarawa

Suku Bangsa : Indonesia

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Pelajar

Status Pernikahan : Belum menikah

MRS : 16 Desember 2015 pukul 07.30

3.2. ANAMNESIS

Keluhan Utama

Pasien datang dengan janin telah lahir di IGD secara spontan dengan jenis

kelamin janin laki-laki.

Riwayat Penyakit Sekarang

Satu hari SMRS pasien mengeluhkan keluar darah dari jalan lahir disertai

dengan keluarnya prongkol atau gumpalan darah yang keluar sedikit-sedikit.

Pasien mengatakan sebelumnya telah dipijat perutnya oleh dukun pijat. Pasien

juga mengeluhkan rasa nyeri di perutnya.

Saat di IGD, pasien merasakan nyeri perut dan perut juga terasa

mengencang. Tidak ada keluhan BAK dan BAB. Pasien tidak pernah mengalami

keluhan serupa sebelumnya. Riwayat penyakit sebelumnya seperti hipertensi,

diabetes melitus, asma, riwayat penyakit jantung serta riwayat operasi disangal.

Riwayat Obstetrik

I. Abortus UK 12 minggu, kuretase januari 2015 di RS Rumani

II. Hamil ini

6

Page 7: Abortus Inkomplit

Riwayat Menstruasi

Menarche : 12 tahun HPHT : 15 Juli 2015

Siklus haid : 28 hari HPL : 22 April 2016

Lama : 7 hari

Riwayat Pernikahan

Belum menikah

Riwayat KB

Tidak pernah menggunakan KB

Riwayat ANC

Pernah USG 1 kali di dokter.

3.3. PEMERIKSAAN FISIK

Status Present:

Kondisi Umum : Baik

Tekanan Darah : 120/70 mmHg

Nadi : 88 x/menit

Respirasi : 20 x/menit

Suhu : 36,5 oC

Status Generalis:

Mata : Anemia -/-, ikterus -/-

THT : Kesan dalam batas normal

Leher : KGB tidak teraba membesar

Mulut : Mukosa lebab, sianosis (-)

Thoraks : Jantung = BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-)

Paru = VBS +/+, rhonki -/-, wheezing -/-

Abdomen : Datar, BU (+) normal, supel, nyeri tekan (-)

Ekstremitas : Akral hangat, lembab (+) , odem (-), CRT <3 detik, sianosis (-)

7

Page 8: Abortus Inkomplit

Status Ginekologi :

- Inspeksi Vagina : Fluxus (+), flour (-), pembukaan (+), livide (+)

- VT :

Porsio : Fluxus (+), fl (-), pembukaan (+),

nyeri goyang (-)

CU : AF b/c > N

Adneksa Perimatrium : massa -/-, nyeri +/+

Cavum Douglas : dbn, nyeri (-)

3.4. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tidak dilakukan

3.5. DIAGNOSIS BANDING

Abortus Komplitus

KET

3.6. DIAGNOSIS KERJA

G2P0A2 UK 22 minggu dengan Abortus Inkompllit

3.7. PENATALAKSANAAN

a.) Terapi

- Infus RL 20 tetes/menit

- Amoksisilin 3x1

- Metil ergometrrin 3x1

- Kuretase

b.) Monitoring

- Keluhan

- Tanda-tanda vital

c.) Informed Consent

8

Page 9: Abortus Inkomplit

Menginformasikan kepada pasien dan keluarga tentang kondisi

pasien termasuk diagnosa, rencana tindakan segera beserta manfaat dan

resiko dari tindakan yang akan dilakukan.

3.8 PERJALANAN PENYAKIT

Follow up di ruangan perawatan.

Tgl S O A P

16-

12-

15

Keluar darah

dari jalan

lahir sedikit,

gumpalan

darah ssudah

tidak ada.

St present

TD : 100/60

N : 83 x/mnt

RR : 18 x/mnt

S : 37,5°C

St general: dbn

St ginekologi

Abdomen:

Distensi (-), BU

(+) N, Nyeri

tekan (+),

G2P0A2 UK

22 minggu

dengan

abortus

inkomplit

IVFD RL 20 tpm

Amoxicilin 3x500mg

Metil ergometin 3x1

Pro kuretase

17-

11-

15

St present

TD : 120/80

N :90 x/mnt

RR :20 x/mnt

S :37,0 °C

St general: dbn

St ginekologi

Abdomen :

Distensi (-), BU

(+) N, Nyeri

tekan (+)

G2P0A2 UK

22 minggu

dengan

abortus

inkomplit

IVFD RL 20 tpm

Amoxicilin 3x500mg

Metil ergometin 3x1

Pro kuretase

9

Page 10: Abortus Inkomplit