94009808 ASKEP CA Mammae

31
LAPORAN PENDAHULUAN CA MAMMAE A. KONSEP TEORI 1. PENGERTIAN CARSINOMA MAMMAE Carsinoma mammae adalah neolasma ganas dengan pertumbuhan jaringan mammae abnormal yang tidak memandang jaringan sekitarnya, tumbuh infiltrasi dan destruktif dapat bermetastase ( Soeharto Resko Prodjo, 1995) Carsinoma mammae merupakan gangguan dalam pertumbuhan sel normal mammae dimana sel abnormal timbul dari sel – sel normal, berkembang biak dan menginfiltrasi jaringan limfe dan pembuluh darah (Lynda Juall Carpenito, 1995). Adapun tipe-tipe kanker payudara sebagai berikut : a. Karsinoma duktal menginfiltrasi Type yang paling umum, merupakan 15% dari semua jenis kanker payudara. Kanker ini sangat jelas karena keras saat dipalpasi, biasanya bermetastasis ke nodus aksila. Prognosisnya lebih buruk dibandingkan dengan tipe kanker lainnya. b. Karsinoma lobular menginfiltrasi Jarang terjadi, merupakan 5-10 % kanker payudara. Tumor ini biasanya terjadi pada suatu area penebalan yang tidak baik pada payudara. c. Karsinoma medular Menempati sekitar 6% dari kanker payudara dan tumbuh dalam kapsul di dalam duktus. Tumor ini dapat menjadi

description

ca mammae

Transcript of 94009808 ASKEP CA Mammae

BAB I

PAGE

LAPORAN PENDAHULUANCA MAMMAE

A. KONSEP TEORI

1. PENGERTIAN CARSINOMA MAMMAECarsinoma mammae adalah neolasma ganas dengan pertumbuhan jaringan mammae abnormal yang tidak memandang jaringan sekitarnya, tumbuh infiltrasi dan destruktif dapat bermetastase ( Soeharto Resko Prodjo, 1995)

Carsinoma mammae merupakan gangguan dalam pertumbuhan sel normal mammae dimana sel abnormal timbul dari sel sel normal, berkembang biak dan menginfiltrasi jaringan limfe dan pembuluh darah (Lynda Juall Carpenito, 1995).Adapun tipe-tipe kanker payudara sebagai berikut :a. Karsinoma duktal menginfiltrasi

Type yang paling umum, merupakan 15% dari semua jenis kanker payudara. Kanker ini sangat jelas karena keras saat dipalpasi, biasanya bermetastasis ke nodus aksila. Prognosisnya lebih buruk dibandingkan dengan tipe kanker lainnya.b. Karsinoma lobular menginfiltrasi

Jarang terjadi, merupakan 5-10 % kanker payudara. Tumor ini biasanya terjadi pada suatu area penebalan yang tidak baik pada payudara. c. Karsinoma medular

Menempati sekitar 6% dari kanker payudara dan tumbuh dalam kapsul di dalam duktus. Tumor ini dapat menjadi besar tetapi meluas dengan lambat; Sehingga prognosisnya lebih baik.d. Kanker mesinus

Sekitar 2% dari kanker payudara. Penghasil lendir, juga tumbuh dengan lambat. Kanker ini mempunyai prognosis yang lebih baik.

e. Kanker duktal-tubular

Jarang terjadi, sekitar 2% dari kanker. Karena metastasis aksilaris secara histologis tidak lazim, maka prognosisnya sangat baik.f. Karsinoma inflamatori

Jarang terjadi sekitar 1%-2%. Tumor setempat ini nyeri tekan dan sangat nyeri payudara secara abnormal keras dan membesar; kulit diatas tumor ini merah dan agak. Hitam. Sering terjadi edema dan tetraksi puting susu.

g. Penyakit paget payudara

Jarang terjadi, gejala yang sering timbul adalah rasa terbakar, dan gatal pada panyudara. Tumor dapat duktal atau invasif. Massa tumor sering tidak dapat diraba dibawah puting tempat dimana penyakit ini timbul. h. Karsinoma payudara in situ:

1) Karsinoma duktal in situSecara histologis dibagi 2 sup tipe mayor: komedo dan nonkomedo. Pengobatan paling umum adalah mastektomi.2) Karsinoma lobular in situDitandai adanya proliferasi sel-sel didalam lobulus payudara. Tahap-tahap Ca mammae berdasarkan pentahapan patologi ada 4 tahap yaitu:a) Tahap I

Terdiri atas tumor yang kurang dan 2 cm, tidak mengenai modul limfe dan tidak terdeteksi adanya metastase.

b) Tahap II

Terdiri dari tumor yang lebih besar dari 2 cm tetapi kurang dari 5 cm dengan dengan nodul limfe tidak terfiksasi negatif atau positif dan tidak terdeteksi adanya metastatis.

c) Tahap III

Terdiri atas tumor yang lebih besar dari 5 cm atau tumor dengan sembarang ukuran yang menginvasi kulit atau dinding dengan nodus limfe terfiksasi positif dalam vena klavikator dan tanpa bukti adanya matastase.

d) Tahap IV

Terdiri atas tumor sembarang ukuran dengan nodus limfe normal atau kankermosa dan adanya metastase jauh.

2. PENYEBAB DAN FAKTOR PREDISPOSISI

Menurut C. J. H. Van de Velde

a. Ca Payudara yang terdahulu

Terjadi malignitas sinkron di payudara lain karena mammae adalah organ berpasangan

b. Keluarga

Diperkirakan 5 % semua kanker adalah predisposisi keturunan ini, dikuatkan bila 3 anggota keluarga terkena carsinoma mammae.

c. Kelainan payudara ( benigna )

Kelainan fibrokistik ( benigna ) terutama pada periode fertil, telah ditunjukkan bahwa wanita yang menderita / pernah menderita yang porliferatif sedikit meningkat.

d. Makanan, berat badan dan faktor resiko lain

Status sosial yang tinggi menunjukkan resiko yang meningkat, sedangkan berat badan yang berlebihan ada hubungan dengan kenaikan terjadi tumor yang berhubungan dengan oestrogen pada wanita post menopouse.

e. Faktor endokrin dan reproduksi

Graviditas matur kurang dari 20 tahun dan graviditas lebih dari 30 tahun

Menarche kurang dari 12 tahun

f. Obat anti konseptiva oral

Penggunaan pil anti konsepsi jangka panjang lebih dari 12 tahun mempunyai resiko lebih besar untuk terkena kanker.3. MANIFESTASI KLINIK

a. Teraba adanya massa atau benjolan pada payudara

b. Payudara tidak simetris / mengalami perubahan bentuk dan ukuran karena mulai timbul pembengkakan

c. Ada perubahan kulit : penebalan, cekungan, kulit pucat disekitar puting susu, mengkerut seperti kulit jeruk purut dan adanya ulkus pada payudara

d. Ada perubahan suhu pada kulit : hangat, kemerahan , panas

e. Ada cairan yang keluar dari puting susu

f. Ada perubahan pada puting susu : gatal, ada rasa seperti terbakar, erosi dan terjadi retraksi

g. Ada rasa sakit

h. Ada pembengkakan didaerah lengan

i. Adanya rasa nyeri atau sakit pada payudara.

j. Mulai timbul luka pada payudara dan lama tidak sembuh meskipun sudah diobati, serta puting susu seperti koreng atau eksim dan tertarik ke dalam.

k. Kulit payudara menjadi berkerut seperti kulit jeruk (Peau d' Orange).

l. Benjolan menyerupai bunga kobis dan mudah berdarah.

m. Metastase (menyebar) ke kelenjar getah bening sekitar dan alat tubuh lain4. ANATOMI

5. PATOFISIOLOGI

Adapun faktor-faktor risiko untuk Ca mammae meliputi: adanya riwayat pribadi tentang kanker payudara, anak perempuan atau saudara perempuan (hubungan keluarga langsung), dari wanita dengan Ca mammae dan risiko meningkat dua kali jika ibunya terkena kanker sebelum berusia 60 tahun, menarche, dini pada wanita yang mengalami menstruasi sebelum usia 12 tahun. Nulipara dan usia maternal lanjut saat kelahiran anak pertama. Wanita yang mempunyai anak pertama setelab usia 30 tahun menopause pada usia lanjut yaitu 50 tahun meningkatkan risiko mengalami kanker payudara, riwayat penyakit payudara jinak, pemajanan terhadap radiasi ionisasi setelah masa pubertas dan sebelum usia 30 tahun. Wanita yang menggunakan kontraseptif oral, terapi penggantian horman yaitu wanita yang berusia lebih tua, yang menggunakan estrogen suplemen, wanita muda yang mengkonsumsi alkohol. Penyebab keganasan pada kanker payudara masih belum jelas, tetapi faktor lingkungan, faktor hormonal dan faktor genetik semuanya berkaitan dengan risiko terjadinya Ca mammae. Ca mammae berasal dari jaringan epitelial dan paling sering pada sistem duktal. Mula-mula terjadi perubahan genom sel somatik menyebabkan ekspfesi produk gen yang terganggu dan hilangnya pengaturan produk gen maka terjadilah hiperplasia sel-sel dengan perkembangan sel-sel atipik. Sel-sel yang malignansi kemudian terakumulasi, dimana membutuhkan waktu 7 tahun untuk tumbuh dari sebuah sel tunggal sampai menjadi massa cukup besar untuk dapat teraba (kira-kira berdiameter 1 cm). Sel tersebut menjadi neoplasma ganas salah satu manifestasinya adalah kanker payudara. Kebanyakan dari kanker payudara apabila massanya sudah teraba gejala yang tersering adalah keluar cairan dari puting susu yang khas adalah cairan keluar dari muara duktus dan mungkin payudara dapat berdarah. Tanda-tanda lain dapat berupa adanya lekukan pada kulit akibat distorsi ligamentum cooper dan rasa sakit tidak enak, teraba benjolan pada payudara dan sering meliputi tulang, hepar, paru-paru, susunan, saraf pusat (SSP). Jika metastase tulang yaitu ke tulang belakang mungkin terjadi kompresi medula spinalis, metastase otak, limfedema kronis jika tumor kambuh lagi pada aksila.Bottom of Form

6. PATHWAYS

7. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Pemeriksaan diagnostik yang dilakukan pada kasus Ca mammae yaitu (Bruner & Suddarth, 2002) : a. Mamografi

Memperlihatkan stuktur internal payudara dapat untuk mendefeksi kanker yang tak teraba atau tumor yang terjadi pada tahap awal

b. Ultrasound

Dapat membantu membedakan antara massa padat dan kista, pada wanita yang jaringan payudaranya keras, hasil komplemen dari mamografi

c. Tomography

Memberikan informasi spesifik yang menyangkut jumlah, ukuran, letak dan kepadatan jejas tumor,

d. MRI (Magnetic Ressonance Imaging)

Dapat mendeteksi penyakit payudara, khususnya massa yang lebih besar atau tumor kecil, payudara rnengeras yang sulit diperiksa dengan mamografi

e. Biopsi payudara (jarum atau eksisi)Memberikan diagnosa definitif terhadap massa dan berguna untuk klasifikasi histologi pertahanan dan seleksi terapi yang tepat.f. Foto dada, pemeriksaan fungsi hati, hitung set darah dan skan tulang dilakukan untuk mengkaji adanya metastase.8. PENETALAKSANAAN MEDIS

Penatalaksanaan medis pada kasus dengan Ca mammae yaitu :a. Tindakan operatif1) Biopsi biasanya jenis pembedahan pertama bagi penderita kanker payudara untuk menentukan bila ada massa, malignansi dan jenis kanker payudara.

2) Mastektomi radikal yang dimodifikasi

3) Pengangkatan keseluruhan jaringan dan nodus imfe aksilaris otot pektoralis mayor dan minus tetap utuh.

4) Bedah dengan menyelamatkan payudara

5) Beberapa tehnik yang dilakukan pembedahan payudara diantaranya limfektomi, mastektomi segmental, reseksi kuadran payudara yang sakit dan diseksi nodus aksilaris.

b. Terapi radiasi

Dengan pembedahan yang menyelamatkan payudara, perjalanan terapi penyinaran radiasi biasanya dilakukan setelah insisi massa tumor untuk mengurangi kecendrungan kambuh dan untuk menyingkirkan kanker residual. Sekarang ini pengobatan penyinaran dektron ekstemal telah menggantikan iridium secara luas. Radiasi penyinaran ekstemal dengan foton yang diberikan melalui akselator linier, diberikan setiap hari selama lebih dari 45 minggu pada seluruh regio payudara. Dosis radiasi pekat diberikan pada tempat tumor primer memiliki elektron sebelum radiasi diberikan pasien menjalami sesi perencanaan, untuk tindakan radiasi yang akan berfungsi sebagai model untuk tindakan radiasi yang akan berfungsi sebagai model untuk pengobatan harian. Penanda tinta permanen yang kedua digunakan untuk mengidentifikasikan jaringan payudara yang, akan diiradiasi.c. Kemoterapi

Kemoterari ajufan untuk kanker payudara melihatkan kombinasi obat multipel yang lebih efektif daripada terapi dosis tunggal. Kombinasi yang lebih sering dianjurkan disebut CMF yang meliputi siklofosfamid (cyfoxam) metotrexat, fluorasil (5-Fu). Regimen-regimen ini biasanya diberikan selama 3-6 bulan. Kombinasi kemoterapi dan hormon-horman seperti famoksifen dapat meningkatkan laju respon tetapi belum menunjukkan secara bermakna peningkatan laju bertahan hidup. Pemberian bersama kemoterapi dengan iradiasi dapat mengakibatkan efek samping dan toksisitas yang lebih menonjol. Pada tumor yang lebih besar, kemoterapi dapat diberikan pada praoperasi untuk mengecilkan tumor.

d. Terapi hormonal

Keputusan terapi hormonal untuk kanker payudara didasarkan pada indeks estrogen dan progesteron yang diturunkan dari pemeriksaan uji jaringan tumor yang diambil selama biopsi biasa. Adapun preparat hormonal yang digunakan antara lain :

1) Tamoxiten

Preparat ini awalnya diindikasikan mengobati pasten pasca menopause dengan reseptor estrogen dan nodus aksilaris positif. Efek samping yang ditimbulkan mual, muntah, rasa, panas, retensi cairan.

2) Diethylstillbestrol

Preparat ini menghambat pelepasan follicle stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormune (LH) dengan demikian menurunkan pembentukan estrogen dan ikatan estrogen. Efek sampingnya yaitu penambahan berat badan, refensi cairan, mual.

3) Magestrol

Preparat ini cara kerjanya dengan menurunkan. Jumlah reseptor estrogen. Peningkatan nafsu makan dan penambahan berat badan adalah efek samping yang mungkin.4) Fluksimesteron (halotesti)

Derivatif testeron. ini menekan estrogen dengan menekan LH dan FSH etek samping mencakup virilasasi yaitu peningkatan pertumbuhan bulu wajah, suara lebih dalam, hiperfropi. klitois, peningkatan libido.

5) Aminogliltetimid (Cytadien)

Medikasi ini menghambat aromatase, enzim yang berpengaruh terhadap pengubahan androgen. Menjadi estrogen. Efek samping mencakup kemerahan (ruam). menyebabkan gatal-gatal9. PEMBEDAHAN MASTEKTOMIModified Radical Mastectomy adalah suatu tindakan pembedahan onkologis pada keganasan payudara yaitu dengan mengangkat seluruh jaringan payudara yang terdiri dari seluruh stroma dan parenkhim payudara, areola dan puting susu serta kulit diatas tumornya disertai diseksi kelenjar getah bening aksila ipsilateral level I, II/III secara en bloc TANPA mengangkat m.pektoralis major dan minor.

Tipe mastektomi dan penanganan kanker payudara bergantung pada beberapa factor meliputi :

a. Usia

b. Kesehatan secara menyeluruh

c. Status menopause

d. Dimensi tumor

e. Tahapan tumor dan seberapa luas penyebarannya

f. Stadium tumor dan keganasannya

g. Status reseptor homon tumor

h. Penyebaran tumor telah mencapai simpul limfe atau belum

Tipe pembedahan secara umum dikelompokkan kedalam tiga kategori : mastektomi radikal, mastektomi total dan prosedur yang lebih terbatas ( contoh segmental, lumpektomi ).

1) Mastektomi preventif ( preventife mastectomy) disebut juga prophylactic mastectomy.operasi ini dapat berupa total mastektomi dengan mengangkat seluruh payudara dan putting atau berupa subcutaneous mastectomy dimana seluruh payudara diangkat namun putting tetap dipertahankan .

2) Mastektomi total ( sederhana ) mengangkat semua jaringan payudara tetapi semua atau kebanyakan nodus limfe dan otot dada tetap utuh.

3) Mastektomi radikal modifikasi mengangkat seluruh payudara , beberapa atau semua nodus limfe dan kadang-kadang otot pektoralis minor.otot dada mayor masih utuh.Mastektomi radikal ( halsted ) adalah prosedur yang jarang dilakukan yaitu pengangkatan seluruh payudara, kulit, otot pektoralis mayor dan minor, nodus limfe ketiak dan kadang-kadang nodus limfe mamari internal atau supra klavikular.

4) Prosedur membatasi ( contoh : lumpektomi ) mungkin dilakukan pada pasien rawat jalan yang hanya berupa tumor dan beberapa jaringan sekitarnya diangkat. Lumpektomi dianggap tumor non-metastatik bila kurang dari 5 cm ukurannya yang tidak melibatkan putting.prosedur meliputi dignostik ( menentukan tipe sel ) dan atau pengobatan bila dikombinasi dengan terapi radiasi.Berdasarkan tujuan terapi pembedahan, mastektomi dibedakan menjadi dua macam yaitu tujuan kuratif dan tujuan paliatif. Prinsip terapi bedah kuratif adalah pengangkatan seluruh sel kanker tanpa meninggalkan sel kanker secara mikroskopik. Terapi bedah kuratif ini dilakukan pada kanker payudara stadium dini(stadium 0, I dan II).

Sedangkan tujuan terapi bedah palliatif adalah untuk mengangat kanker payudara secara makroskopik dan masih meninggalkan sel kanker secara mikroskopik. Pengobatan bedah palliatif ini pada umumnya dilakukan untuk mengurangi keluhan-keluhan penderita seperti perdarahan, patah tulang dan pengobatan ulkus, dilakukan pada kanker payudara stadium lanjut,yaitu stadium III dan IV.Beberapa tipe mastektomi yang ada pada saat ini 1) Mastektomi Preventif (Preventive Mastectomy)Mastektomi preventif disebut juga prophylactic mastectomy. Operasi ini dapat berupa total mastektomi dengan mengangkat seluruh payudara dan puting. Atau berupa subcutaneous mastectomy, dimana seluruh payudara diangkat namun puting tetap dipertahankan. Penelitian menunjukkan bahwa tingkat kekambuhan kanker payudara dapat dikurangi hingga 90% atau lebih setelah mastektomi preventif pada wanita dengan risiko tinggi. 2) Mastektomi Sederhana atau Total (Simple or Total Mastectomy) Mastektomi dengan mengangkat payudara berikut kulit dan putingnya, namun simpul limfe masih dipertahankan. Pada beberapa kasus, sentinel node biopsy terpisah dilakukan untuk membuang satu sampai tiga simpul limfe pertama.3) Mastektomi Radikal Termodifikasi (Modified Radical Mastectomy) Terdapat prosedur yang disebut modified radical mastectomy (MRM)-mastektomi radikal termodifikasi. MRM memberikan trauma yang lebih ringan daripada mastektomi radikal, dan ssat ini banyak dilakukan di Amerika. Dengan MRM, seluruh payudara akan diangkat beserta simpul limfe di bawah ketiak, tetapi otot pectoral (mayor dan minor) otot penggantung payudara masih tetap dipertahankan. Kulit dada dapat diangkat dapat pula dipertahankan, Prosedur ini akan diikuti dengan rekonstruksi payudara yang akan dilakukan oleh dokter bedah plastik.4) Mastektomi Radikal (Radical Mastectomy) Mastektomi radikal merupakan pengangkatan payudara komplit, termasuk puting. Dokter juga akan mengangkat seluruh kulit payudara, otot dibawah payudara, serta simpul limfe (getah bening). Karena mastektomi radikal ini tidak lebih efektif namun merupakan bentuk mastektomi yang lebih ekstrim , saat ini jarang dilakukan.5) Mastektomi Parsial atau Segmental (Partial or Segmental Mastectomy) Dokter dapat melakukan mastektomi parsial kepada wanita dengan kanker payudara stadium I dan II. Mastektomi parsial merupakan breast-conserving therapy- terapi penyelamatan payudara yang akan mengangkat bagian payudara dimana tumor bersarang. Prosedur ini biasanya akan diikuti dengan terapi radiasi untuk mematikan sel kanker pada jaringan payudara yang tersisa. Sinar X berkekuatan penuh akan ditembakkan pada beberapa bagian jaringan payudara. Radiasi akan membunuh kanker dan mencegahnya menyebar ke bagian tubuh yang lain.

6) Quandrantectomy Tipe lain dari mastektomi parsial disebut quadrantectomy. Pada prosedur ini, dokter akan mengangkat tumor dan lebih banyak jaringan payudara dibandingkan dengan lumpektomiLetak kelenjar limfe

a. Pada leher

1. Bottom of Form

1) preaulicular node

2) posteriol cervikal node

3) supraclavicular node

4) submandibular node

5) anterior cervical node

b. pada ketiak

Armpit ( Axilary) limph node

c. Pada paha

Groin (inguinal) limph nodes

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN KEPERAWATANa. Data biografi/biodata Meliputi identitas klien : nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, dan alamat.b. Riwayat kesehatan

1) Keluhan di payudara atau ketiak dan riwayat penyakitnya : Benjolan, kecepatan tumbuh, rasa sakit, nipple discharge, nipple retraksi dan sejak kapan, krusta pada aerola, kelainan kulit : dimpling, peau dorange, ulserasi, venektasi, perubahan warna kulit, benjolan ketiak, edema lengan.

2) Keluhan di tempat lain berhubungan dengan metastasis :

Nyeri tulang (vertebra, femur), rasa penuh di ulu hati, batuk, sesak, sakit kepala hebat.c. Faktor RisikoUsia penderita, usia melahirkan anak pertama, punya anak atu tidak, riwayat menyusui, riwayat menstruasi : menstruasi pertama usia berapa, keteraturan siklus menstruasi, menopouse usia berapa, riwayat pemakaian obat hormonal, riwayat keluarga sehubungan dengan kanker payudara atau kanker lain, riwayat pernah operasi tumor payudara, riwayat radiasi dinding dada.d. Pemeriksaan fisik meliputi :

1) Status generalis

2) Status lokasi : Payudara kanan dan kiri harus diperiksa

Masa tumor : lokasi, ukuran, konsistensi, permukaan, bentuk dan batas tumor, jumlah tumor, terfiksasi atau tidak ke jaringan sekitar payudara, kulit, m. pektoralis, dan dinding dada.Perubahan kulit : kemerahan, dimpling, edema, nodul, peau dorange, ulserasi.Nipple : tertarik, erosi, krusta, discharge.Status kelenjar getah bening :

KGB aksila : jumlah, ukuran, konsistensi

KGB infra klavikula

KGB supraklavikulaPemeriksaan pada daerah yang dicurigai metastasis : Lokasi organ (paru, tulang, hepar, otak).3) Berat badan dan tinggi badan4) Pengkajian head to toee. Pemeriksaan laboratorium meliputi :

1) Pemeriksaan darah hemoglobin biasanya menurun, leukosit meningkat, trombosit meningkat jika ada penyebaran ureum dan kreatinin.

2) Pemeriksaan urin, diperiksa apakah ureum dan kreatinin meningkat.

3) Tes diagnostik yang biasa dilakukan pada penderita ca mammae adalah sinar X, ultrasonografi, xerora diagrafi, diaphanografi dan pemeriksaan reseptor hormon.f. Pengkajian pola kebiasaan hidup sehari-hari meliputi :

1) Nutrisi

Kebiasaan makan, frekuensi makan, nafsu makan, makanan pantangan, makanan yang disukai, banyaknya minum. Dikaji riwayat sebelum dan sesudah masuk RS.

2) Eliminasi

Kebiasaan BAB / BAK, frekuensi, warna, konsistensi, sebelum dan sesudah masuk RS.

3) Istirahat dan tidur

Kebiasaan tidur, lamanya tidur dalam sehari sebelum dan sesudah sakit.

4) Personal hygiene

5) Frekuensi mandi dan menggosok gigi dalam sehari, frekuensi mencuci rambut dalam seminggu, dikaji sebelum dan pada saat di RS.

a. Identifikasi masalah psikologis, sosial, dan spiritual.

b. Status psikologis : Emosi biasanya cepat tersinggung, marah, cemas, pasien berharap cepat sembuh, merasa asing tinggal di RS, merasa rendah diri, mekanisme koping yang negatif.

6) Status sosial : Merasa terasing akibat klien kurang berinteraksi dengan masyarakat lain.

7) Status spiritual : Klien dalam beribadahBottom of Form2. DIAGNOSA KEPERAWATANa. Pre OperasiDari data diatas dapat dirumuskan diagnosa, keperawatan pada pasien dengan Ca mammae adalah sebagai berikut :1) Nyeri akut berhubungan dengan efek kanker 2) Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan sekunder dan imunosupresi3) Ansietas berhubungan dengan kehilangan bagian tubuhb. Post Operasi1) Nyeri akut berhubungah dengan prosedur pembedahan2) Risiko infeksi berhubungan (dengan sisi masuknya organisme sekunder terhadap pembedahan (luka operasi)3) Harga diri rendah berhubungan perubahan penampilan sekunder terhadap hilangnya bagian tubuh.4) Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan sekunder terhadap hilangnya bagiah tubuh.5) Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri/ketidaknyamanan6) Kurang pengetahuan berhubungan dengan, kurang terpajan informasi3. INTERVENSI KEPERAWATANa. Pre Operatif1) Nyeri akut berhubungan dengan efek kankerTujuan : Nyeri dapat terkontrolKriteria hasil : Melaporkan nyeri berkurang/ terkontrol; mengungkapkan metode untuk meredakan nyeri.Intervensi :a) Evaluasi derajat. nyeri/rasa tidak nyaman dengan menggunakan skala 0-10. b) Observasi adanya tanda-tanda non verbal dari nyeri tersebut (Rasional mengajurkan pasien untuk melokalisasi/ mengetahui nyeri yang menunjukkan adanya perubahan adanya perbaikan). c) Observasi tanda-tanda vital tiap 6 jam (rasional: dengan mengkaji tanda-tanda vitat dapat mengidentfikasi rasa nyeri). d) Ajarkan tehnik distraksi (misalnya: membaca, mengobrol) dan relaksasi (misalnya : nafas dalam) (Rasionaf : Distraksi seperti: membaca, majalah, mengobrol dapat mengalihkan perhatian terhadap nyeri dan relaksasi seperti latihan nafas dalam dapat menurunkan- ketegangan otot). e) Anjurkan untuk mengatur posisi nyaman untuk menguerangi nyeri (Rasional: dengan posisi yang nyaman dapat mengurangi rasa sakit dan meningkatkan sirkulasi evaluasi derajat nyeri/rasa tidak nyaman dengan menggunakan skala 0-10. (untuk mengetahui kuantitas nyeri yang menunjukkan adanya perubahan dan perbaikan).2) Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan sekunder dan imunosupresi .Tujuan : Infeksi tidak terjadiKriteria hasil : Tanda-tanda, infeksi tidak ada, menunjukkan prilaku untuk meningkatkan penyembuhan.Intervensia) Observasi tanda-tanda vital terutama suhu, kaji tanda-tanda infeksi seperti (kalor, rubor, tumor, dolor, fungsi laesa) (Rasional dengan mengobservasi tanda-tanda infeksi akan mempermudah penanganan terhadap infeksi). b) Tingkatkan upaya pencegahan dengan melakukan cuci tangan yang benar (Rasional: mencegah timbulnya infeksi silang (infeksi nosokormial).c) kolaborasi dalam pemeriksaan nilai lab WBC. (Rasional: untuk mengidentifikasi organisme sehingga dapat. Memberikan antibiotik yang terbaik).3) Ansietas berhubungan dengan kehilangan bagi_n tubuhTujuan : Ansietas dapat berkurang dan terkontrol/ diatasi.Kriteria hasil : Mengatakan takut dan cemas menurun dan dapat ditangani, pasien tampak tenang.Intervensia) Berikan informasi tentang diagnosis, harapan. intervensi pembedahan dan terapi yang akan datang . (Rasional: mengetahui apa yang diharapkan dapat menurunkan ansietas). b) Jelaskan tujuan dan persiapan untuk tes diagnostik (Rasional: pemahaman jelas akan prosedur dan apa yang terjadi meningkatkan perasaan kontrol dan mengurangi ansietas). c) Beri motivasi pada pasien (Rasional: dengan motivasi pasien akan merasa. dirinya lebih berarti). d) Berikan lingkungan perhatian, keterlibatan dan Penerimaan untuk pasien/orang terdekat anjurkan orang terdekat ada kapanpun diinginkan (Rasional: waktu dan privasi diperlukan untuk memberikan dukungan, diskusi perasaan tentang antisipasi kehilangan dan masalah lain).b. Post Operasi1) Nyeri akut berhubungan dengan prosedur pembedahanTujuan : Nyeri dapat terkontrolKriteria hasil : Pasien tampak rileks, pasien dapat mengontrol nyeriIntervensia) Observasi tanda-tanda vital tiap 6 jam (rasional dengan mengkaji tanda-tanda vital dapat mengidentifikasi rasa nyeri). b) Anjurkan pasien untuk mengatur posisi yang nyaman untuk mengurangi nyeri (rasional: dengan posisi yang nyaman dapat mengurangi nyeri dan meningkatkan sirkulasi). c) Ajarkan pasien untuk melakukan tehnik relaksasi (misalnya : nafas dalam) dan distraksi (misalnya: membaca; mengobrol) (Rasionan dengan relaksasi nafas dalam dapat mengurangi rasa nyeri dan distraksi dapat mengalihkan perhatian terhadap nyeri). d) Delegatif dalam pemberian analgetik (Rasional: dengan memberikan analgetik dapat menurunkan nyeri atau spasme otot)2) Risiko infeksi berhubungan dengansisi masuknya organisme sekunder terhadap pembedahan (luka operasi)Tujuan : Infeksi tidak terjadiKriteria hasil : Tidak ada tanda-tanda infeksi, menunjukkan pertumbuhan jaringan.Intervensia) Observasi tanda-tanda infeksi sepertikalor, rubor, tumor, dolor, fungsio laesa (Rasional: dengan mengobservasi tanda-tanda infeksi akan mempermudah penanganan terhadap infeksi). b) Observasi tanda-tanda vital tiap 6 jam (Rasional: dengan mengobservasi tanda-tanda vital dapat mengetahui terjadi infeksi khususnya melalui peningkatan suhu tubuh). c) Rawat luka dengan tehnik aseptik (Rasional: Bila balutan kotor dan basah dapat menyebabkan iritasi dan memberikan media. untuk pertumbuhan bakteri). d) Kosongkan drain luka secara periodik catat jumlah dan karakteristik drainase (Rasional : akulumasi cairan meningkatkan penyembuhan da menurunkan kerentanan terhadap infeksi). e) Delegatif pemberian antibiotik sesuai fudikasi (Rasional : dengan pemberian antibiotik dapat membunuh perkembangan kuman).3) Harga diri rendah berhubungan perubahan penampilan terhadap hal sekunder hilangnya bagian tubuh Tujuan : Harga diri pasien meningkatKriteria hasil : Pasien menunjukkan penerimaan diri dalam situasi, pasien tampak tenang, pasiep kooperatjf dalam program pengobatan.Intervensi : a) Berikan dukungan emosional (Rasional: kehilangan payudara menyebabkan reaksi perasaan perubahan gambaran diri). b) Dorong pasien untuk mengekspresikan perasaan misal: marah, berduka (Rasional : kehilangan bagian tubuh dan menerima kehilangan hasrat seksual menambah proses kehilangan yang membutuhkan penerimaan). c) Berikan penguatan positif untuk meningkatkan/ perbaikan dan partisipasi program pengobatan (Rasional : mendorong keianjutan prilaku sehat).4) Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan sekunder terhadap hilangnya bagian tubuhTujuan : Gangguan citra tubuh tidak terjadiKriteria hasil : Menyatakan dan menunjukkan penerimaan atas penampilan.Intervensi.a) Anjurkan pasien untuk mengungkapkan perasaannya tentang diagnosa kanker payudara, pengobatannya, dampak yang diharapkan atas gaya hidup. (Rasional meningkatkan penerimaan terhadap perubahan yang terjadi).b) Evaluasi perasaan pasien mengenai kehilangan payudara pada identitas seksual, hubungan dan citra tubuhnya (Rasional: meningkatkan kesadaran diri pasien). c) Bantu pasien untuk memisahkan penampilan tisik dati perasaan makna diri (Rasional: meningkatkan citra diri yang positif). Ijinkan pasien mengungkapkan emosi negatif seperti marah (Rasional : meningkatkan koping, ini adalah reaksi normal terhadap kehilangan).5) Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri/ ketidaknyamanan Tujuan : Pasien mampu melakukan aktivitas atau mobilitas secara bertahapKriteria hasil : Pasien mampu melakukan mobilisasi dini secara bertahap.Intervensia) Berikan lingkungan yang nyaman dan tenang. (Rasional : memberi dan meningkatkan relaksasi guna melepaskan ketergantungan setelah operasi). b) Bantu dan dorong dalam melakukan aktivitas sesuai kemampuan (Rasional : meningkatkat kemampuan olot dan sirkulasi). c) Latih dan awasi pasien untuk melakukan gerak aktif rnaupun pasif (Rasional: untuk melatih mobilisasi dan memudahkan resolusi inflamasi jaringan yang cedera). d) Libatkan pasien dan keluarga dalam pemenuhan ADL (Rasional: memenuhi kebutuhan ADL pasien dan menghemat energi, cegah kelelahan).6) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpajan informasiTujuan : Pengetahuan pasien bertambahKriteria hasil : Pasien mengatakan paham dengan proses penyakit dan pengobatan pasien berpartisipasi pada program pengobatan.Intervensia) Kaji tingkat pemahaman pasien tentang proses penyakit. (Rasional: mengidentifikasi area kekurangan pengetahuan). b) Beri informasi tentang penyakitnya (Rasional memberikan dasar pengetahuan sehingga pasien dapat membuat pilihan yang; tepat dan dapat menurunkan ansietas). c) Diskusikan perlunya keseimbangan kesehatan. nutrisi, makan dan pemasukan cairan yang. Adekuat (Rasional : memberikan nutrisi optimal dan mempertahankan volume sirkulasi untuk meningkatkan regenerasi jaringan atau proses penyembuhan).DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall (1995), Buku saku diagnosa keperawatan dan dokumentasi, edisi 4, Alih Bahasa Yasman Asih, Jakarta, EGCC. J. H. Van de Velde (1996), Ilmu bedah, Edisi 5, Alih Bahasa Arjono

Penerbit Kedokteran, Jakarta, EGCCarpenito, Lynda Juall (2000), Buku saku diagnosa keperawatan, edisi 8, alih Bahasa Monica Ester, Jakarta, EGC Daniell Jane Charette (1995), Ancologi Nursing Care Plus, Elpaso Texas, USA Alih Bahasa Imade Kariasa, Jakarta, EGCTheodore R. Schrock, M. D (1992), Ilmu Bedah, Edisi 7, Alih Bahasa Drs. Med Adji Dharma, dr. Petrus Lukmanto, Dr gunawan. Penerbit Kedokteran Jakarta, EGC Thomas F Nelson, Jr M. D (1996), Ilmu Bedah, edisi 4, Alih Bahasa Dr. Irene Winata, dr. Brahnu V Pendit. Penerbit Kedokteran, Jakarta, E G C

Papila mammae

Areola mammae

Carpus mammae

Inter costa

Calvicula

Lemak

Iga

Lobus

Duktus lactiferus

Faktor predisposisi dan resiko tinggi

Hiper plasia pada sel mammae

Mendesak

jaringan sekitar

Mendesak

Sel syaraf

Mendesak

Pembuluh darah

Mensuplai nutrisi ke jaringan ca

Menekan jaringan pada mammae

nyeri

Gg pola nafas

Aliran darah terhambat

Peningkatan konsistensi mammae

Hipermetabolis ke jaringan

Suplai nutrisi jaringan lain

Berat badan turun

Mammae membengkak

Massa tumor mendesak ke jaringan luar

Perfusi jaringan terganggu

Ulkus

Gg integritas kulit/ jaringan

cemas

Ukuran mammae abnormal

Mammae asimetrik

Gg body image

Expansi paru menurun

hipoxia

Bakteri Patogen

Infiltrasi pleura parietale

Interupsi sel saraf sel

Necrose jaringan

Infeksi

Nutrisi kurang dari kebutuhan

2

1

4

5

3

7

6

9

8

Kurang pengetahuan

PAGE