8 Morfologi Ginjal Dan Uji Fisik Urine

19
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN MORFOLOGI GINJAL DAN UJI FISIK URINE Oleh: Nama : Nurul Amalia NIM : 12304241017 Prodi : Pendidikan Biologi Subsidi JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014

description

Fisiologi Hewan

Transcript of 8 Morfologi Ginjal Dan Uji Fisik Urine

LAPORAN RESMIPRAKTIKUM FISIOLOGI HEWANMORFOLOGI GINJAL DAN UJI FISIK URINE

Oleh:Nama:Nurul AmaliaNIM:12304241017Prodi:Pendidikan Biologi Subsidi

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA2014A. JudulMorfologi Ginjal dan Uji Fisik Urine B. Tujuan1. Mengamati struktur anatomi makroskopis ginjal Mammalia ( kambing )2. Mengamati warna, kejernihan, dan derajat keasaman (pH) urine C. Alat & Bahan Alat1. 2. Bak parafin3. Skalpel4. Pinset5. Klem6. Penusuk7. Pisau8. Gunting9. Tabung reaksi dan rak tabung reaksi10. pH stick11. Bekker gelas Bahan1. Ginjal kambing2. Urine probandus

D. Hasil dan Pembahasan1. Anatomi Makroskopi Ginjal Pelvis Hilus Medula Korteks Ureter Kaleks mayorKaleks minorPiramida

Ginjal Kambing Diiris Membujur Menjadi 2 Bagian.

2. Tabel Uji Fisik Urine (Warna, Kejernihan, dan pH)No.NamaWarnaKejernihanpH

1Milatus Sa'diyyahKuningKeruh (++)7

2TurasihKuningJernih6

3Desita Alif UtamiKuningJernih7

4Puji LestariKuningJernih7

5Ratih SukmaresiKuningkeruh (++)7

6Ahmad Saiful Abidkuning tuaagak keruh7

7Susan Pramitasarikuning tuajernih5

8Sulistyaningsihkuning mudajernih6

9Adika Hermawati P.Kuningkeruh (+)6

10Lailul Hidayah NursarahKuningjernih7

11Azusnita Rahma PutriKuningjernih7

12Velia Dinan Qhalifiakuning mudajernih5

13Tri Ayunda WijingsihKuningjernih7

14Rosita Justianies H.C.kuning mudakeruh (+)6

15Ambar DwijayantiKuningjernih8

16Nurul Aslinakuning tuajernih6

17Nurul Amaliakuning mudaagak keruh7

18Ika Feby PutrianaKuningjernih6

19Tri Surantikuning kemerahankeruh6

20Kurniawati Oktavianakuning kemerahanjernih6

21Fika Nur HasanahKuningjernih7

22Wilda Khafidakuning tuaagak keruh7

23Failasuf Aulia Nugrohokuning tuakeruh8

24Rulis Hidayatussaadahkuning mudajernih6

25Dwi ZunitasariKuningjernih7

26Ikhsanudinkuning (++)jernih6

27Adimas Pandu PribadiKuningjernih8

28Mega UtamiKuningkeruh (++)6

29Dionisia Dwi Pkuning mudajernih6

30Aprilia Dwi Angganikuning tuajernih7

31Ahmad Naharuddin Rkuning mudajernih6

32Maulita Wulan N.kuning mudakeruh (++)6

33Nurul Ayuningtyas IKuningkeruh5

34Febrina Suci WulandariKuningjernih7

35Hilda Nuraeni Mkuning (++)jernih7

36Renosari Prineta Putrikuning mudajernih5

37Maulana Malik IrsyadKuningkeruh7

38Fitria Eka CahyaKuningjernih7

39Rizky Purnawatikuning mudakeruh6

40Permata Ihda Fuadinakuning mudajernih7

41Opi Mawarsarikuning mudakeruh (+)7

42Dewi Sang AriftiKuningjernih6

43Dewi SusantiKuningjernih7

44Amelda Nurbaitikuning (+)jernih6

45Sudhira Winaswan Gustikuning mudajernih6

Keterangan:Urin Probandus yang digunakan untuk praktikum adalah mahasiswa S-1 Pendidikan Biologi Subsidi 2012 sebanyak 45 orang, dengan rincian:1. Jumlah urine probandus dengan warna kuning muda: 13 orang2. Jumlah urine probandus dengan warna kuning: 24 orang3. Jumlah urine probandus dengan warna kuning tua: 6 orang4. Jumlah urine probandus dengan warna kuning kemerahan: 2 orang5. Jumlah urine probandus jernih:32 orang6. Jumlah urine probandus agak keruh:3 orang7. Jumlah urine probandus keruh:10 orang8. Jumlah urine probandus dengan pH 5: 4 orang9. Jumlah urine probandus dengan pH 6: 18 orang10. Jumlah urine probandus dengan pH 7: 20 orang11. Jumlah urine probandus dengan pH 8: 3 orang

2.PEMBAHASANPraktikum ini memiliki 2 tujuan, yaitu untuk mengamati struktur anatomi makroskopis ginjal mamalia ( kambing ) dan mengamati warna, kejernihan, dan derajat keasaman (pH) urine. Data yang diambil untuk urin probandus adalah data kelas. Data yang diukur adalah warna, secara kualitatif, dinyatakan dalam tidak berwarna, kuning, kuning muda, kuning kemerahan, atau putih susu. Data kekeruhan juga secara kualitatif dengan menyatakan dalam jernih, agak keruh, dan keruh. Data pH di dapat dengan cara mencelupkan pH stick ke dalam urin masing-masing probandus, lalu mencocokknya.Sistem urinaria terdiri atas ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra. Sistem ini membantu mempertahankan homeostasis dengan menghasilkan urin yang merupakan hasil sisa metabolisme. Ginjal yang mempertahankan susunan kimia cairan tubuh melalui berbagai proses yaitu: (1) filtrasi glomerular, yaitu filtrasi plasma darah oleh glomerulus (2) reabsorbsi tubular, yaitu melakukan reabsorbsi secara selektif zat-zat seperti garam, air, gula sederhana, asam amino dari tubulus ginjal ke kapiler peritubular., dan (3) sekresi tubular, sekresi zat-zat dari kapiler darah ke dalam lumen tubulus. Proses sekresi mengikutsertakan penahanan kalium, asam urat, amino organik, dan ion hidrogen, yang berfungsi untuk memperbaiki komponen buffer darah dan mengeluarkan zat-zat yang mungkin merugikan (Soewolo, 2005: 321).Bagian paling luar diselubungi oleh jaringan ikat tipis yang disebut kapsula renalis. Ginjal dapat dibedakan dengan mata telanjang menjadi bagian korteks yakni bagian sebelah luar warnanya coklat agak terang dan medulla yaitu lapisan sebelah dalam warnanya agak gelap. Ginjal mempunyai bagian cekungan yang disebut hilum. Pada saat pengamatan terlihat warnanya putih. Pada hilum terdapat bundle saraf, arteri renalis, vena renalis, dan ureter. Ginjal memperoleh suplai darah dari aorta abdominalis yang bercabang menjdi arteri renalis, arteri interlobaris, arteri arcuata, arteri interlobularis, arteriole aferen, glomerulus, arteriole eferen, kapiler peritubuler, vena interlobularis, vena arcuata, vena interlobularis, dan vena renalis.Bentuk ginjal seperti biji kacang dan sisi dalamnya atau hilum menghadap ke tulang luarnya cembung, pembuluh-pembuluh ginjal semuanya masuk dan keluar pada hilum. Beratnya lebih kurang 150 gram sebuah, namun saat praktikum tidak dilakukan penimbangan untuk memastikannya. Di atas sebuah ginjal terdapat supra renalis. Ginjal kanan lebih pendek dan lebih tebal dari yang kiri. Pada saat pengamatan, ginjal yang diamati hanya 1 buah, tidak satu pasang, jadi praktikan belum dapat membuktikan sendiri jika ginjal kanan lebih pendek dan tebal. Setiap ginjal dipisahkan di sebelah luar, bagian korteks warnanya lebih terang, yang dibentuk oleh massa berbentuk bulat disebut glomerulus. Di sebelah dalam, bagian medula yang warnanya relatif lebih gelap, tersusun atas 6 sampai 18 massa berbentuk piramid yang disebut piala ginjal. Puncak-puncaknya langsung mengarah ke hilum dan berakhir di kalises ginjal yang menghubungkan dengan pelvis ginjal. Pelvis membentang terus dari badan ginjal sampai ke ureter, suatu tabung dengan otot polos pada dindingnya yang menyalurkan urine dari ginjal ke kandung kencing. Otot polos pada dinding kandung kencing berkontraksi secara refleks (Nangsari, Nyayu Syamsiar, 1988:178).Korpuskula renalis terdiri atas glomerulus dan dikelilingi oleh kapsul yang dinamakan kapsula Bowman. Glomerulus adalah jaringan kapiler khusus yang tumbuh dari cabang arteri renalis disebut arteriole renalis aferen. Kapiler-kapiler bersama-sama berkumpul membentuk arteriole renalis eferen, yang membawa darah keluar dari glomerulus ke daerah tubulus renalis dimana punjungnya membentuk jaringan kapiler yang luar biasa disebut kapiler peritubuler (Nangsari, Nyayu Syamsiar, 1988:178).Arteriole eferen glomerulus bukannya arteriole khusus dan secara keseluruhan diameternya biasanya dua kali arteriole eferen, ini disebabkan tunika media pembuluh aferen banyak lapisan substansi otot polos, tetapi lumen arteriole aferen besar kemungkinan sama dengan arteriole eferen pada kebanyakan unti glomerulus (Nangsari, Nyayu Syamsiar, 1988:178). Modifikasi lebih lanjut termasuk sekelompok sel-sel yang tidak biasa di dalam tunika media sebelum arteriole ini memberikan reaksi kepada glomerulus; sel-sel dikenal sebagai juxtaglomerulus, sebab sel-sel tersebut dekat berbatasan dengan glomerulus. Sel-sel juxtaglomerulus terlihat di dalam produksi substansi kimia renin (Nangsari, Nyayu Syamsiar, 1988: 179).Kapsula bowman adalah permulaan dari tubula renalis, dan tidak dikeluarkan oleh glomerulus. Lapisan viseral kapsula melekat erat dengan glomerulus. Lapisan ini mempunyai sekelompok sel-sel disebut podosit yang membentuk celah pori-pori untuk menjaga masuknya molekul-molekul besar darah ke dalam kapsula Bowman. Akibatnya, struktur kompleks yang mengelilingi glomerulus, yaitu filtrasi secara selektif memilih dan hanya molekul-molekul kecil saja yang dapat melalui filter. Ruangan-ruangan di antara dua lapisan yang berisi cairan dan material yang telah disaring oleh glomerulus; cairan ini dinyatakan sebagai filter glomerulus. Tubulus renalis dimulai di dalam kapsula Bowman dari sini tubulus jalannya berkelok-kelok dan dikenal sebagai kelokan pertama atau tubula proksimal dan sesudah itu terdapat sebuah simpai disebut simpai Henle (Loop Henle). Kemudian tubula itu berkelok-kelok lagi, kelokan kedua disebut tubula distal, yang bersambung dengan tubula penampung yang berjalan melintasi korteks dan medula, berakhir di puncak salah satu piramida, pada saat pengamatan terlihat adanya struktur piramida tersebut (Nangsari, Nyayu Syamsiar, 1988:179).B. Struktur ginjal Korteks renalis Korteks renalis merupakan bagian luar ginjal yang berwarna merah cokelat atau relatif lebih terang dibandingkan dengan medula, terletak langsung di bawah kapsula fibrosa dan berbintik-bintik. Bintik-bintik pada korteks renalis karena adanya korpuskulus renalis dari Malphigi yang terdiri atas kapsula Bowman dan glomerulus. 1. Kapsula Bowman Kapsula Bowman merupakan permulaan dari saluran ginjal yang meliputi glomerulus.2. GlomerulusGlomerulus merupakan anyaman pembuluh-pembuluh darah pada ginjal. Secara fisiologis pada glomerulus terjadi filtrasi darah untuk mengeluarkan zat-zat yang tidak digunakan tubuh.3. Tubulus renalis Tubulus renalis merupakan bagian korteks yang masuk ke dalam medula di antara piramida renalis, sering disebut kolumna renalis (Bertini). Glomerulus dan tubulus ginjal menyusun nefron (nephron) yang berperan sebagai unit ungsional terkecil dalam pembentukan urin. Kapsula Bowmani dari glomerulus merupakan tempat filtrasi darah, kemudian cairan hasil filtrasi (ultrafiltrat) melewati tubulus ginjal dan akhirnya terbentuk urine (Heru dan Tri, 2013: 45) Medula renalis Medula renalis terletak dekat hilus, sering terlihat berupa garis-garis putih oleh karena adanya saluran-saluran yang terletak dalam piramida renalis. Tiap piramida renalis mempunyai basis yang menjurus ke arah korteks dan apeksnya bermuara ke dalam kaliks minor sehingga menimbulkan tonjolan yang disebut papila renalis, pada papil ini terdapat lubang-lubang keluar dari saluran-saluran ginjal sehingga disebut lamina kribrosa (jumlah duktus papilaris ginjal kurang lebih 18-20 buah). Jaringan medula dari piramida renalis ada yang menonjol masuk ke dalam jaringan korteks disebut fascilus radiatus ferreini. Saluran-saluran di dalam medula lengkung Henle (pars ascenden dan pars descenden), duktus koligentes, dan duktus Bellini (duktus papilaris) (Mashudi, Sugeng, 2011:82).Fisiologi Ginjal Homeostasis di dalam cairan ekstraseluler ada hubungannya dengan fisiologi ginjal. Ada 4 aktivitas dasar yaitu ultrafiltrasi selektif, penyerapan, sekresi, dan proteksi. Aktivitas pertama disebabkan oleh tekanan darah tinggi relatif di dalam glomerulus, memaksa plasma darah melalui membran selektif, membentuk ultra filter darah disebut glomerular filtrat. Glomerular filtrat akan diproses oleh nefron melalui aktivitas penyerapan dan sekresi. Sedangkan terakhir menyebabkan pembentukan urine, nefron telah selesai mengembalikan material yang berguna ke dalam darah dari filtrat. Sisa-sisa dari semua aktivitas ini adalah urine. Semua aktivitas ini juga melindungi dan membantu menjaga sistem seluruhnya. Ginjal membentuk substansi kimiawi, seperti renin, melindungi tubuh dengan cara khusus (Nangsari, Nyayu Syamsiar, 1988:180). Filtrasi glomerulus Glomerulus merupakan berkas kapiler dimana darah dibawa ke arteriole eferen dan disalurkan oleh arteriole eferen. Keadaan demikian diperlukan untuk menjaga relatif tingginya tekanan darah melalui loop kapiler glomerulus. Tekanan hidrostatis di dalam kapsula Bowman rendah, dinding kapiler dan lapisan bagian dalam kapsul tipis dan permeabel. Konsekuensinya, glomerulus sebagai alat penyaring mendorong air dan larutan-larutan keluar aliran darah masuk ke dalam kapsular tubula renalis. Plasma yang berisi semua garam, glukosa, dan benda-benda halus lainnya, disaring. Sel dan protein plasma yang terlalu besar untuk menembus pori saringan tetap tinggal dalam aliran darah. Lebih dari 500 mililiter darah masuk ke dalam masing-masing ginjal setiap menit, tetapi jumlah yang disaring tergantung pada faktor-faktor seperti tekanan darah glomerular dan permeabilitas kapiler serta dinding kapsula. Jumlah urine yang dibentuk 120 ml per menit kira-kira 170 liter dalam 24 jam, tetapi hanya 1 sampai 1,5 liter urine dilepaskan setiap hari (Nangsari,Nyayu Syamsiar.1988:181). Penyerapan kembali Cairan yang telah disaring, yaitu filtrat glomerulus, mengalir melalui tubula renalis dan sel-selnya menyerap semua bahan-bahan yang diperlukan tubuh dan yang tidak berguna ditinggalkan. Dengan mengubah-ubah jumlah yang diserap atau ditinggalkan dalam tubula, maka sel dapat mengatur susunan urine di satu pihak dan susunan darah di lain pihak. Dalam keadaan normal semua glukosa diabsorbsi kembali; air sebagian besar diabsorbsi kembali, kebanyakan produk yang tidak berguna dikeluarkan. Dalam keadaan tertentu tubula menambah bahan pada urine. Sisa penyerapan akan dikembalikan ke bagian lain nefron khususnya tubula distal dan tubula pengumpul. Pengangkutan aktifBeberapa unsur pokok filtrat glomerulus, seperti potassium, hampir seluruhnya diserap kembali tanpa memperhatikan konsentrasinya. Yang lain seperti glukosa secara aktif diangkut tetapi sangat tergantung pada ada atau tidaknya pengangkutannya. Konsentrasi plasma dimana glukosa, akan mulai ada di dalam urin disebut plasma renalis ambang. Umpamanya, seseorang makan banyak sekali gula-gula, darahnya dipenuhi oleh glukosa, dan sejumlah besar disaring dalam tubula renalis; akibatnya muatan mekanisme pengangkutan aktif sangat banyak itu muncul di dalam urin. Substansi ambang lainnya yang penting adalah asam amino, asam asetoasetik, vitamin, dan asam urik.Sejumlah besar sodium yang disaring secara terus-menerus dikirim ke tubula-tubula, yang berhubungan dengan klorida dan bikarbonat. Tetapi sodium diserap kembali secara efisien dan kurang dari 1% dikeluarkan melalui urin. Kira-kira 80% sodium yang disaring diserap kembali dihubungkan dengan klorida, lebih kurang 20% dengan bikarbonat (Nangsari, Nyayu Syamsiar, 1988:181). Pengangkutan pasifPenyerapan kembali air diselesaikan oleh proses osmosis sederhana. Selama sodium dan larutan lainnya diangkut drai lumen tubula, konse trasi di sekitar cairan interstitial meningkat. Sedangkan konsentrasi cairan di dalam tubula berkurang. Jadi ada jaring difusi air dari tubula ke cairan interstitial peritubuler. Difusi dan cairan kapiler peritubuler darah relatif dibantu oleh tekanan osmotik koloid tinggi dari darah itu; ada dua faktor yang operatif di dalam menjaga menurunkan tekanan. Pertama, tidak sama dengan air, plasma protein tidak siap disaring melalui membran glomeruler, jadi tinggal dalam darah selama ia meninggalkan glomerulus dan megalir ke dalam kapiler peritubuler. Kedua, tekanan hidrostatik darah dikurangi selama ia mengalir menuju ujung vena kapiler peritubuler. Sistem itu tidak mempunyai pilihan mengenai penyerapan kembali air di dalam tubula proksimal, selama sel-sel ini permeabel terhadap air dan ada gradien osmotik efektif (Nangsari, Nyayu Syamsiar, 1988:182). Sekresi tubula Ginjal memiliki peranan penting dalam pengaturan keseimbangan asam dan basa tubuh. Melalui sel-sel tubuler disekret berbagai jumlah ion hidrogen dan amoniak, ginjal dapat meningkatkan atau menurunkan keasaman urine. Aktivitas sekresi ini pertama teradi di dalam tubula distal dan fase akhir pembentukan urine. Keasaman urine meningkat, amoniak dibentuk oleh sel-sel tubula selama deaminasi asam amino. Amoniak berdifusi ke dalam lumen tubula dan bergabung dengan hidrogen membentuk amonium radikal (NH4+), NH4+ kemudian bergabung dengan klorida, disekresikan sebagai amonium klorida. Eksresi NH4Cl, lebih baik dari Na Cl, adalah tambahan cara perubahan sodium untuk tubuh dan menyelamatkan seluruh basa yang ada (Nangsari, Nyayu Syamsiar.1988:183).

Gambar 1: http://biologiumum.com

Pengasaman urine Derajat Keasaman/ pH darah dipertahankan dalam batas-batas normal meskipun terjadi penambahan asam dan alkali ke dalam darah dari makanan maupun sebagai akibat reaksi-reaksi metabolisme. Ruangan ekstrasel dan intrasel keduanya banyak mengandung sistem buffer yaitu sistem asam karbonat (H2CO3)- bikarbonat, yang konjugat asamnya yaitu CO2 diatur oleh pusat pernapasan dan paru-paru., dan HCO-3 plasma diatur oleh ginjal. Ginjal mengatur konsentrasi bikarbonat plasma dengan dua proses, yaitu (1) bikarbonat yang difiltrasi semuanya diserap kembali oleh tubulus, (2) bikarbonat dibentuk lagi dalam tubulus distalis untuk menggantikan bikarbonat yang digunakan oleh adanya asam-asam yang tidak menguap (HCl, H3PO4, H2SO4 dan asam-asam organik) dalam cairan ekstrasel sebagai akibat proses metabolisme (Soewolo, 2005: 330).Urin adalah suatu cairan esensial dari hasil metabolisme nitrogen dan sulfur, garam-garam anorganik dan pigmen-pigmen. Biasanya berwarna kekuning-kuningan, meskipun secara normal banyak variasinya. Mempunyai bau yang khas untuk species yang berbeda. Jumlah urin yang diekskresikan tiap harinya bervariasi, tergantung pada pakan, konsumsi air, temperatur lingkungan, musim dan faktor-faktor lainnya (Ganong, 2003).Urin sering dianggap hasil buangan yang sudah tidak berguna. Padahal urin sangat membantu dalam pemeriksaan medis. Urin merupakan salah satu cairan fisiologis yang sering dijadikan bahan untuk pemeriksaan (pemeriksaan visual, pemeriksaan mikroskopis, dan menggunakan kertas kimia) dan menjadi salah satu parameter kesehatan dari pasien yang diperiksa. Selain darah, urin juga menjadi komponen yang penting dalam diagnosis keadaan kesehatan seseorang. Ada 3 macam pemeriksaan, antara lain (1) pemeriksaan visual. Urin mengindikasikan kesehatan yang baik bila terlihat bersih. Bila tidak, maka ada masalah dalam tubuh. Kesehatan bermasalah biasanya ditunjukkan oleh kekeruhan, aroma tidak biasa, dan warna abnormal. (2) Tes yang menggunakan kertas kimia yang akan berganti warna bila substansi tertentu terdeteksi atau ada di atas normal. (3) Hasil yang datang dari pemeriksaan mikroskopis yang dilakukan untuk mengetahui apakah kandungan berikut ini berada di atas normal atau tidak (Ganong, 2002). Proses pembentukan urine dalam ginjal meliputi proses penyaringan (filtrasi), penyerapan kembali (reabsorbsi), dan penambahan zat zat (augmentasi). Proses filtrasi terjadi di glomerulus dan kapsula bowman. Proses reabsorbsi terjadi di tubulus proksimal, dan augmentasi terjadi di tubulus distal. Ginjal kira-kira mengandung 1,3 x 106 nefron yang beroprasi secara paralel. Tiap nefron terdiri dari suatu glomerulus yang dibekali dengan darah dalam sistem kapiler arteri sedemikian sehingga terjadi tekanan filtrasi yang memadai untuk mempengaruhi ultrafiltrasi material berberat molekul rendah dalam plasma. (Roberts, 1993).Karakteristik urin normal memiliki warna urin pagi (yang diambil sesaat setelah bangun pagi) sedikit lebih gelap dibanding urin di waktu lainnya. Warna urin normal kuning pucat sampai kuning. Nilai normal 1.003-1.03 g/mL Nilai ini dipengaruhi sejumlah variasi, misalnya umur. Berat jenis urin dewasa berkisar pada 1.016-1.022, neonatus (bayi baru lahir) berkisar pada 1.012, dan bayi 1.002-1.006. Urin pagi memiliki berat jenis lebih tinggi daripada urin di waktu lain, yaitu sekitar 1.026. Urin berbau harum atau tidak berbau, tetapi juga tergantung dari bahan-bahan yang diekskresi. Normal urin berbau aromatik yang memusingkan. Bau merupakan indikasi adanya masalah seperti infeksi atau mencerna obat-obatan tertentu. Urin yang normal rata-rata 1-2 liter / hari. Kekurangan minum menyebabkan kepekatan urin meningkat (konsentrasi semua substansi dalam urin meningkat) sehingga mempermudah pembentukan batu. pH urin dapat berkisar dari 4,5 8,0. pH bervariasi sepanjang hari, dipengaruhi oleh konsumsi makanan, bersifat basa setelah makan, lalu menurun dan menjadi kurang basa menjelang makan berikutnya. Urine pagi hari (bangun tidur) bersifat lebih asam. (Evelyn, 1993).Sifat-sifat urin adalah:1. Volume urin normal orang dewasa 600-2500 ml/hari, jumlah ini tergantung pada masukan air, suhu luar, makanan dan keadaan mental/fisik individu. Produk akhir nitrogen dan kopi, teh, serta alkohol mempunyai efek diuresis.2. Berat jenis berkisar antara 1,003-1,030.3. Reaksi urin biasanya asam dengan pH kurang dari 6 (berkisar 4,7-8). Bila masukan protein tinggi, urin menjadi asam sebab fosfat dan sulfat berlebihan dari hasil katabolisme protein. Keasaman meningkat pada asidosis dan demam. Urin menjadi alkali pada alkalosis seperti setelah banyak muntah.4. Warna urin normal adalah kuning pucat atau ambar. Pigmen utamanya urokrom, sedikit urobilin, dan hematoporifin. Pada keadaan demam, urin berwarna kuning tua atau kecoklatan, pada penyakit hati pigmen empedu mewarnai urin menjadi hijau, coklat, atau kuning tua. Darah (hemoglobin) memberi warna seperti asap sampai merah pada urin. Urin sangat asam mengendapkan garam-garam asam urat dengan warna dadu.5. Urin segar beraroma sesuai zat-zat yang dimakan (Soewolo.2005:335-336). Menurut Anonim (2012), interpretasi warna urin dapat menggambarkan kondisi kesehatan organ dalam seseorang;1. Keruh disebabkan adanya partikel padat pada urin seperti bakteri, sel epithel, lemak, atau kristal-kristal mineral.2. Pink biasanya disebabkan oleh efek samping obat-obatan dan makanan tertentu seperti bluberi dan gula-gula,3. Coklat muda seperti warna air teh, warna ini merupakan indicator adanya kerusakan atau gangguan hati seperti hepatitis atau serosis.4. Kuning gelap, Warna ini disebabkan banyak mengkonsumsi vitamin B kompleks yang banyak terdapat dalam minuman berenergi.Menurut Pearce (2002), ciri-ciri urine yang normal yaitu, Jumlah rata-ratanya 1-2 liter per hari, tetapi berbeda-beda sesuai dengan jumlah cairan yang dimasukkan, warnanya bening orange pucat tanpa endapan, tetapi adakala jonjot lendir tipis nampak terapung di dalamnya, baunya tajam, Reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata-rata 6 dan berat jenis berkisar dari 1010 sampai 1025.Berdasarkan teori tersebut, maka data yang diambil dari praktikum ini adalah warna, kejernihan, dan pH urin. Berdasarkan hasil praktikum kemarin, maka dihasilkan bahwa terdapat 13 orang yang urinnya berwarna kuning muda, 24 orang kuning, 6 orang kuning tua, dan 2 orang kuning kemerahan. Pigmen utamanya urokrom, sedikit urobilin, dan hematoporifin. Warna urin biasanya berwarna kekuning-kuningan, meskipun secara normal banyak variasinya Bila tidak, maka ada masalah dalam tubuh. Kesehatan bermasalah biasanya ditunjukkan oleh kekeruhan, aroma tidak biasa, dan warna abnormal. Secara keseluruhan semua urin probandus warnanya kekuning-kuningan, walaupun ada variasi kuning muda, tua, atau kemerhan, tapi semuanya masih dalam range normal. Warna tertinggi adalah kuning, kuning muda, kuning tua, dan yang paling sedikit adalah yang kuning kemerahan. Warna urin juga bergantung dari asupan makanan dan minuman probandus. Waktu pemngambilan sampel urin juga berpengaruh, urin diambil pukul 13:00 WIB, sudah siang jadi rata-rata warna urin sudah lebih terang apabila dibandingkan saat diambil pagi hari. Pada keadaan demam, urin berwarna kuning tua atau kecoklatan, pada penyakit hati pigmen empedu mewarnai urin menjadi hijau, coklat, atau kuning tua, tidak ada yang berwarna coklat jadi dipastikan saat melakukan praktikum praktikan sedang tidak demam, hepatitis, dan serosis. Kuning gelap/tua, Warna ini disebabkan banyak mengkonsumsi vitamin B kompleks yang banyak terdapat dalam minuman berenergi.Terdapat 32 orang yang urinnya jernih, 3 orang yang agak keruh, dan 10 keruh. Terdapat 10 orang dengan urin yang keruh. Urin mengindikasikan kesehatan yang baik bila terlihat bersih/jernih. Secara keseluruhan presentase urin yang tertinggi ke rendah adalah jernih, keruh, dan agak keruh. Keruhnya urin tersebut disebabkan adanya partikel padat pada urin seperti bakteri, sel epithel, lemak, atau kristal-kristal mineral. Kekeruhan juga dapat dikarenakan pengkonsumsian obat, probadus Failasu Aulia (L), sedang saki sehingga dia mengkonsumsi obat yang mengakibatkan urinnya keruh.Terdapat 4 orang dengan pH 5, 18 orang dengan pH 6, 20 orang dengan pH 7, dan 3 orang dengan pH 8. Menurut literatur, reaksi urin biasanya asam dengan pH kurang dari 6 (berkisar 4,7-8). Dapat dikatakan bahwa urin semua probandus dikatakan baik, sebab pH nya masih termasuk dalam skala/ range normal, yaitu 4-8. Perbedaan tersebut disebabkan adanya pengaruh dari dalam tubuh dan luar tubuh. Bila masukan protein tinggi, urin menjadi asam sebab fosfat dan sulfat berlebihan dari hasil katabolisme protein. Keasaman meningkat pada asidosis dan demam. Urin menjadi alkali pada alkalosis seperti setelah banyak muntah.

E. Kesimpulan Struktur anatomi mikroskopis ginjal mamalia ( kambing ) secara umum terdiri dari:1. Kapsula renalis adalah jaringan ikat tipis yang menyelubungi ginjal di bagian paling luar.2. Pelvis, yaitu bagian pada ginjal yang berfungsi untuk menampung air kencing. Pelvis membentang terus dari badan ginjal sampai ke ureter. 3. Ureter yaitu suatu tabung dengan otot polos pada dindingnya yang menyalurkan urine dari ginjal ke kandung kencing/ vesica urinaria.4. Piramida renalis yaitu struktur pada medulla seperti piramida yang merupakan kumpulan saluran pengumpul air kemih yang bersatu membentuk pelvis renalis5. Tiap piramida renalis mempunyai basis yang menjurus ke arah korteks dan apeksnya bermuara ke dalam kaliks minor sehingga menimbulkan tonjolan yang disebut papila renalis6. Hilum yaitu cekungan pada ginjal yang di dalamnya terdapat bundel saraf, arteri renalis, vena renalis, dan ureter. Batas cekungan tersebut berada di bagian tengah (medial) dan merupakan tempat keluar masuknya pembuluh darah mayor dan renal pelvis, bagian hulu dari ureter.7. Korteks renalis, yaitu bagian ginjal sebelah luar yang warnanya lebih terang, terletak langsung di bawah kapsula fibrosa dan berbintik-bintik. Bintik-bintik pada korteks renalis karena adanya korpuskulus renalis dari Malphigi yang terdiri atas kapsula Bowman dan glomerulus. 8. Medulla renalis, yaitu bagian ginjal sebelah luar yang warnanya lebih gelap. Medula renalis terletak dekat hilus, sering terlihat berupa garis-garis putih oleh karena adanya saluran-saluran yang terletak dalam piramida renalis.9. Calyx minor bentuknya seperti corong; berfungsi untuk menerima urin dari renal papila; satu ginjal berisi 8-15 calyx minor, satu calyx minor untuk satu piramid10. Calyx mayor yaitu gabungan dari calyx minor; satu ginjal terdiri dari 2-3 calyx mayor11. Ginjal memperoleh suplai darah dari aorta abdominalis yang bercabang menjdi arteri renalis, arteri interlobaris, arteri arcuata, arteri interlobularis, arteriole aferen, glomerulus, arteriole eferen, kapiler peritubuler, vena interlobularis, vena arcuata, vena interlobularis, dan vena renalis.

Hasil pengamatan warna, kejernihan, dan derajat keasaman (pH) urine adalah:Urin adalah suatu cairan esensial dari hasil metabolisme nitrogen dan sulfur, garam-garam anorganik dan pigmen-pigmen.Warna urin dapat dinyatakan dalam tidak berwarna (0), kuning (24 orang), kuning muda (13 orang), kuning tua (6 orang), kuning kemerahan-merahan (2 orang), coklat kehijauan (0), dan putih susu (0). Secara keseluruhan semua urin probandus normal karena masih dalam range kuning, walaupun terdapat variasi. Variasi tersebut disebabkan oleh kondisi fisiologis probandus yang berbeda-beda juga lingkungan.Hasil pengamatan kejernihan urin, urin dapat dinyatakan dalam jernih (32 orang), agak keruh (3 orang), keruh (10 orang) dan sangat keruh (0). Kekeruhan tersebut disebabkan adanya partikel padat pada urin seperti bakteri, sel epithel, lemak, atau kristal-kristal mineral. Hal tersebut juga bergantung dari asupan makanan yang masuk dalam tubuh.Hasil pengamatan pH, urin dengan pH 5 ( orang), pH 6 (18 orang), pH 7 (20 orang), dan pH 8 (3 orang). Urine pagi hari (bangun tidur) bersifat lebih asam, pengambilan data dilakukan siang hari jadi secara umum lebih basa. Bila masukan protein tinggi, urin menjadi asam sebab fosfat dan sulfat berlebihan dari hasil katabolisme protein. Keasaman meningkat pada asidosis dan demam. Urin menjadi alkali pada alkalosis seperti setelah banyak muntah. Secara keseluruhan semuanya masih dalam batas range normal. pH bervariasi sepanjang hari, dipengaruhi oleh konsumsi makanan, bersifat basa setelah makan, lalu menurun dan menjadi kurang basa menjelang makan berikutnya.

DAFTAR PUSTAKAGanong. 2003. Fisiologi Kedokteran. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.Heru Nurcahyo dan Tri Harjana. 2013. Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan. Yogyakarta: FMIPA UNYMashudi, Sugeng.2011.Buku Ajar Anatomi dan Fisiologi Dasar Aplikasi Model Pembelajaran Peta Konsep.Jakarta: Salemba Medika.Nangsari, Nyayu Syamsiar.1988.Pengantar Fisiologi Manusia.Jakarta:Depdikbud.Pearce, Evelyn C. 2002. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: PT Gramedia.Roberts, M. 1993. Biology Princeple and Processes, 1 sted. Thomas Nelson and Sons Ltd. London.Soewolo,dkk.2005.Fisiologi Manusia.Malang: UM PressWinarno, F.G. 1992. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : PT. Gramedia. Winarno, F.G. 2008. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : PT. Gramedia.

Internet Anonim. 2012 Urinalisis (Analisis Kemih). http://iqbalali.com/2008/02/10/urinalisis- analisis kemih/. Diakses pada tanggal 16 Mei 2014 pukul 20.17 WIBhttp://biologiumum.com pada tanggal 15 Mei 2014 pukul 7.13 Khidri. 2004. Respirasi. http://www.praweda. biologi_respirasi.edu. diakses pada tanggal 16 Mei 2014.

LAMPIRAN

Penampang membujur ginjal kambing