76227634 Kumpulan Materi Bahasa Indonesia

46
KUMPULAN MATERI BAHASA INDONESIA SNMPTN TULIS (PERKIRAAN) SCOUPY XII IPA 4 SMAN 1 PURWOKERTO 2011/2012 DIAMBIL DARI BERBAGAI SUMBER

Transcript of 76227634 Kumpulan Materi Bahasa Indonesia

Page 1: 76227634 Kumpulan Materi Bahasa Indonesia

KUMPULAN MATERI BAHASA INDONESIASNMPTN TULIS (PERKIRAAN)

SCOUPY

XII IPA 4

SMAN 1 PURWOKERTO

2011/2012

DIAMBIL DARI BERBAGAI SUMBER

Page 2: 76227634 Kumpulan Materi Bahasa Indonesia

Paragraf deskripsi adalah paragraf yang bertujuan untuk memberikan kesan/impresi kepada pembaca terhadap objek, gagasan, tempat, peristiwa, dan semacamnya yang ingin disampaikan penulis. Atau secara singkat paragraf deskripsi bisa diartikan sebagai paragraf yang isinya menggambarkan suatu objek sehingga sehingga pembaca bisa seolah-olah melihat dan merasakan apa yang tertulis dalam paragraf tersebut. Beriktu ini adalah contoh paragraf deskripsi: "Pemandangan Pantai Parangtritis - Yogya sangat mempesona. di sebelah kiri terlihat tebing yang sangat tinggi dan di sebelah kanan kita bisa melihat batu karang besar yang seolah-olah siap menjaga gempuran ombak yang datang setiap saat. Banyaknya wisatawan yang selalu mengunjungi Pantai Parangtritis ini membuat pantai ini tidak pernah sepi dari pengunjung. Di pantai Parangtritis ini kita bisa bermain pasir dan merasakan hembusan segar angin laut. Kita juga bisa naik kuda ataupun angkutan sejenis andong yang bisa membawa kita ke area karang laut yang sungguh sangat indah. Disore hari, kita bisa melihat matahari terbenam yang merupakan momen sangat istimewa melihat matahari yang seolah-olah amsuk ke dalam hamparan air laut"

Paragraf narasi adalah penceritaan suatu kejadian secara runtut sesuai urutan waktu. Paragraf narasi sendiri dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu narasi eksposisi dan narasi sugestif. Narasi eksposisi merupakan karangan yang bertujuan menggugah pikiran pembaca untuk mengetahui apa yang dikisahkan. Sedangkan narasi sugestif adalah karangan narasi yang berusaha memberikan makna pada peristiwa atau kejadian itu sebagai pengalaman atau lebih menggunakan bahasa konotatif untuk memberikan kesan imajinasi.

Berikut ini adalah contoh paragraf narasi :

Liburan sekolah beberapa tahun yang lalu, saya dan ibu pergi ke Pontianak. Pontianak merupakan ibu kota Provinsi Kalimantan Barat.Di Pontianak, banyak sekali keunikan dan tempat menarik yang merupakan ciri khas KOta Pontianak. Perjalanan kurang lebih 2 jam dengan menggunakan pesawat. Tempat pertama yang saya kunjungi adalah Sintawang. Waktu tempuh menuju Sintawang kurang lebih sembilan jam dari Pontianak jika menggunakan mobil. daerah ini terkenal sebagai penghasil tenun ikat. Motif tenun ikatnya sangat unik dan coraknya sangat khas Kalimantan Barat. Harga tenun ikat ini tergolong mahal, tergantung motif dan bahannya. Harganya bisa mencapai ratusan ribu, bahkan jutaan Rupiah.

Page 3: 76227634 Kumpulan Materi Bahasa Indonesia

Paragraf persuasi adalah bentuk karangan yang bertujuan untuk meyakinkan seseorang, baik pembaca maupun pendengar agar melakukan sesuatu yang dikehendaki penulis. Salah satu bentuk paragraf persuasi yang dikenal secara umum adalah propaganda yang dilakukan berbagai badan, lembaga, atau perorangan.

Berikut ini adalah contoh - contoh paragraf persuasi :

# Contoh 1

Banyak orang yang meremehkan sampah. Bahkan, tidak terpikirkan hal yang akan ditimbulkannya. Walaupun tempat sampah banyak disesidakan, tetapi kepedualian seseorang terhadap sampah sangat kurang. Sebagai siswa, kamu sebaiknya menyadari dan memiliki sikap peduli terhadap sampah. Oleh karena itu, buanglah sampah pada tempat sampah.

# Contoh 2

Kebersihan adalah hal terpenting dalam kehidupan. Tanpa kebersihan, mungkin dunia kita akan dipenuhi dengan sampah. Dimana - mana terjangkit beragam jenis penyakit yang akan menghantui manusia. Beragam bencana pun akan timbul. Oleh karena itu, marilah kita ciptakan kebersihan dimanapun kita berada.

# Contoh 3

Tidak dapat disangkal bahwa praktik berpidato menjadi semakin "obat kuat" untuk membangun rasa percaya diri. Jika rasa percaya diri itu sudah besar, kita dapat tampil tenang tanpa digoda rasa malu, takut, dan grogi. Ketenangan inilah yang menjadi modal utama untuk meraih keberhasilan pidato. Oleh karena itu, marilah kita melaksanakan praktik berpidato agar kita segera memperoleh ketrampilan atau bahkan kemahiran berpidato

Paragraf eksposisi adalah paragraf yang bertujuan memaparkan, menjelaskan, menyampaikan informasi, mengajarkan, dan menerangkan sesuatu tanpa disertai ajakan atau desakan agar pembaca menerima atau mengikutinya. Paragraf eksposisi biasa digunakan untuk menyajikan pengetahuan / ilmu, definisi, pengertian, langkah-langkah suatu kegiatan, metode, cara, dan proses terjadinya sesuatu.

Adapun ciri-ciri paragraf eksposisi adalah sebagai berikut:

Page 4: 76227634 Kumpulan Materi Bahasa Indonesia

• Berisi tentang pendapat, gagasan, atau keyakinan penulis terhadap suatu masalah

bidang tertentu

• Uraian bersifat objektif, semata-mata hanya untuk menambah pengetahuan pembaca

tanpa didasari maksud tertentu

• Diperjelas dengan fakta yang dilengkapi dengan angka, peta, grafik, statistik, gambar

atau bagan sebagai ilustrasi

• Menggali melalui analisis dan sintesis

• Paragraf diakhiri dengan penegasan, bukan ajakan atau permintaan dukungan

Berikut ini adalah contoh sebuah paragraf eksposisi:

Ejaan bahasa Indonesia denagn huruf latin sudah beberapa kali mengalami perubahan yang disesuaikan dengan perkembangan bahasa dan masyarakat pemakainya. Mula-mula ejaan Van Ophuisen, yaitu ejaan resmi untuk bahasa Melayu dengan huruf latin, yang disusun oleh Prof. Ch. Van Ophuisen atas perintah Pemerintah Hindia Belanda pada waktu itu. Selanjutnya pada tahun 1947 berlaku ejaan baru utuk bahasa Indonesia . Ejaan itu dikenal dengan nama ejaan Suwandi karena yang menandatangani peresmian penggunaan ejaan itu seorang menteri bernama Mr. Suwandi. Ejaan bahasa Indonesia yang berlaku sekarang adalah Ejaan yang Disempurnakan (EYD) yang berlaku sejak tahun 1972

Ejaan yang Disempurnakan

Singkatan Contoh Pemakaian

Singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatandiikuti tanda titik (.)

S.S. Katmajaya, Muh. Yamin, M.B.A., M.Sc., S.E.

Singkatan nama resmi lembaga ditulis denganHuruf Besar tanpa titik

DPR,PGRI,PT, dll

Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti tanda titik (.)

Dll., dsb., hlm.,dll.

Lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, mata uang tidak diikuti tanda titik (.)

Cu, Rp (5.000,00), kg, TNT, cm

Penggunaan Contoh

Menuliskan nama buku, majalah,, dan surat kabar yang dikutib dalam sebuah tulisan

Tulisannya dimuat di dalam majalah Bahasa dan Sastra.

Buku Negarakertagama karangan Prapanca

Page 5: 76227634 Kumpulan Materi Bahasa Indonesia

Untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata

Huruf pertama kata abad adalah a.

Dia bukan menipu tetapi ditipu.

Bab ini tidak membicarakan penulisan huruf kapital

Buatlah kalimat dengan berlepas tangan.

Menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan asing yang telah disesuaikan ejaannya.

Nama ilmiah buah manggis ialah Carcinta mangostana.

Politik devide et impera pernah merajalela di negeri ini.

Weltanschauung antara lain diterjemahkan dalam ’pandangan dunia’.

Tetapi:

Negara itu telah mengalami empat kali kudeta.

Untuk penulisan yang dilakukan dengan tangan atau ketikan , huruf/ kata miring diberi satu garis di bawahnya.

Penggunaan Contoh

Awal kalimat Dia Mengantuk. Apa maksudnya?

Huruf Pertama Petikan Langsung

Adik bertanya, ”Kapan kita pulang?”

”Besuk pagi,” kata Ibu, ”dia akan berangkat”.

Bapak berkata,”Berhati-hatilah, Nak!”

Nama Tuhan dan Kitab Suci Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa, Al Qur’an, Weda, Islam

Gelar Kehormatan, Keturunan, Keagamaan yang diikuti nama orang dan tidak dipakai ketika tidak diikuti nama orang

1. Sultan Agung, Haji Agus Salim, Nabi Ibrahim, Yamin, Mahaputra

2. Dia baru saja diangkat menjadi sultan. Tahun ini ia pergi naik haji.

Nama jabatan/pangkat yang diikuti nama orang, jika tidak diikuti nama orang maka hurufnya kecil

1. Presiden Soekarno, Jenderal Ahmad Yani, Sekretaris Jenderal Departemen Pertanian, Gubernur DIY.

2. Siapakah gubernur DIY. Lusa Brigadir Jenderal Ahmad dilantik menjadi mayor jenderal.

Nama Orang (tetapi tidak untuk nama org yang dipakai sebagai ukuran)

1. Ahmad, Surono, Dewi Sartika.

2. mesin diesel, 10 volt, 5 ampere

Nama bangsa, suku, dan Bahasa (tetapi tidak untuk kata dasar turunan)

1. Bangsa Indonesia, suku Sunda, bahasa Inggris

2. mengindonesiakan kata asing, keinggris-inggrisan

Nama Tahun, Bulan, Hari, Hari raya, peristiwa sejarah (tetapi tidak untuk peristiwa

1. Tahun Hijriah, hari Rabu, Proklamasi RI

2. Soekarno dan Hatta memproklamirkan kemerdekan

Page 6: 76227634 Kumpulan Materi Bahasa Indonesia

sejarah yang tidak dipakai untuk nama)

bangsanya

Nama geografi (tetapi tidak untuk yang digunakan bukan nama diri dan nama jenis)

1.Asia Tengah, Banyuwangi, Gunung Semeru, Teluk Bintuni

2.berlayar ke teluk, menyeberangi selat.

3.garam inggris, gula jawa, kacang bogor, pisang ambon

Nama lembaga, negara, pemerintah, ketatanegaraan, nama dokumen resmi kecuali kata seperti dan (kecuali yang bukan sebagai nama)

1. Republik Indonesia, Majelis Permusyawaratan Rakyat. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Keputusan Presiden RI, Nomor , Tahun 1977

2. menjadi sebuah republik, menurut undang-undang yang berlaku

Kata ulang sempurna pada nama badan pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi

Perserikatan Bangsa-Bangsa, Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial, Rancangan Undang-Undang Kepegawaian

Semua huruf pertama pada nama buku, majalah, judul karangan termasuk kata ulang sempurna, kecuali kata di, ke, dari, dan, yang, untuk jika tidak sebagai kata awal

Saya membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.

Bacalah majalah Bahasa dan Sastra.

Dia adalah agen koran Suara Pembaharuan.

Ia menyelesaikan makalah ”Asas-Asas Hukum Perdata”

Singkatan Pangkat, nma gelar, dan sapaan

Dr., M.A., S.E., Prof., Tn.(tuan), Ny. (nyonya)

Kata penunjuk hubungan kekerabatan (bapak, ibu, dll) yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan (tetapi tidak dipakai ketika bukan pengacuan atau penyapaan)

1. ”Kapan Bapak berangkat?” tanya Andi

Adik bertanya, ”Apa itu, Bu?”

Surat Saudara sudah saya terima.

Besuk Paman datang.

Mereka mengunjungi rumah Pak Camat.

Para ibu mengunjungi Ibu Hasan

2.Kita harus menghormati bapak dan ibu.

Semua kakak saya sudah berkeluarga.

Kata ganti Anda Sudahkah Anda tahu?

Surat Anda telah kami terima.

Menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.

Contoh:

Ali ’kan kusurati. (’kan= akan)

Page 7: 76227634 Kumpulan Materi Bahasa Indonesia

Januari ’99. (Januari 1999)

Pemakaian Contoh

Di dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.

No.7/PK/1989

Jalan Kramat III/19

Tahun anggaran 2009/2010

Pengganti kata atau, tiap. Dikirimkan lewat darat/laut.

Harganya Rp230/lembar

Pemakaian Contoh

Mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.

Tanya Basri,”Engkau dengar bunyi ’kring-kring’ tadi?”

Mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan asing.

Feed-back ’balikan’

Pemakaian Contoh

Mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain.

”Saya belum siap”, kata Mira.

Pasal 36 UUD 1945 berbunyi,”Bahasa.... .”

Mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat

Bacalah ”Bola Lampu” dalam buku Dari Suatu Masa, dari Suatu Tempat.

Sajak ”Berdiri Aku” terdapat pada halaman 5.

Mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang memiliki arti khusus.

Perkejaan itu dilaksanakan dengan cara ”coba dan ralat” saja.

Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.

Kata Tono, ”Saya juga ikut.”

Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat

Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan ”si Hitam”.

Page 8: 76227634 Kumpulan Materi Bahasa Indonesia

atau bagian kalimat.

Pemakaian Contoh

Mengapit kata, huruf, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis oleh orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah aslinya.

Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.

Mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.

Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II [lihat halaman 1—2] perlu dibentangkan di sini.

Pemakaian Contoh

Mengapit tambahan keterangan atau penjelasan

Bagian Perencanaan sudah selesai menyusun DIK (Daftar Isian Khusus).

Mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan.

Sajak Tranggono yang berjudul ”Ubud” (nama tempat di Bali) ditulis pada tahun 1962.

Mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.

Pejalan kaki itu berasal dari (kota) Surabaya.

Mengapit kata atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan.

Faktor produksi menyangkut masalah (a) alam, (b) tenaga kerja, dan (c) modal

Dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yg menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat.

Contoh :

Alangkah seramnya peristiwa itu!

Bersihkan kamar itu sekaang juga!

Merdeka!

Page 9: 76227634 Kumpulan Materi Bahasa Indonesia

Pemakaian Contoh

Dipakai pada kalimat tanya Kapan ia berangkat?

Saudara tahu, bukan?

Dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.

Ia dilahirkan pada tahun 1983(?)

Uangnya sebanyak 10 juta (?) hilang.

Pemakaian Contoh

Dipakai dalam kalimat yang terputus-putus.

Kalau begitu.............ya, marilah kita bergerak.

Menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan.

Sebab-sebab kemerosotan.........akan diteliti lebih lanjut.

Catatan:

Jika bagian kima tyang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, perlu dipakai empat buah titik. Tiga buah untuk menandai penghilangan teks dan satu untuk menandai akhir kalimat.

Dalam tulisan, tanda baca harus digunakan dengan hati-hati....

Pemakaian Contoh

Membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun kalimat.

Kemerdekaan bangsa itu—saya yakin akan tercapai—diperjuangkan bangsanya sendiri.

Menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas.

Rangkaian temuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan atom—telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.

Dipakai di antara dua bilangan, tanggal, atau nama kota dengan arti ’sampai dengan’

1910—1989

Jakarta—Bandung

Page 10: 76227634 Kumpulan Materi Bahasa Indonesia

atau ’sampai ke’.

Catatan:

Dalam pengetikan, tanda pisah dinyatakan dengan dua tanda hubung tanp spasi sebelum dan sesudahnya.

Pemakaian Contoh

Menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris.

Disamping cara lama ju- ga cara yang baru.

Suku kata berupa satu vokal tidak ditempatkan pada ujung/pangkal baris.

1. Saya sedang memandangi a- wan. (SALAH)

2. Saya sedang memandangi awan. (BENAR)

Menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya atau akhiran dengan bagian kata di depannya pada pergantian baris

Kini ada cara yang baru untuk meng- ukur panas.

Kukuran baru ini memudahkan kita me- ngukur kelapa.

Senjata ini merupakan alat pertahan- an yang canggih.

Menyambung unsur-unsur kata ulang.

Angka 2 hanya dipakai untuk tulisan cepat saja.

Anak-anak, berulang-ulang, kemerah-merahan.

Menyambung huruf kta yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggalnya.

p-a-n-i-t-i-a

17-8-1974

Boleh dipakai untuk memperjelas (i) hubungan bagian-bagian kata atau ungkapan dan (ii) penghilangan bagian kelompok kata.

Ber-evolusi, dua puluh lima-ribuan (20 x 5000)

Bandingkan dengan:

Be-revolusi, dua-puluh lima ribuan (1 x 25000)

Merangkaikan (i) se dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf capital, (ii) ke dengan angka, (iii) angka dengan an, (iv) singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan, dan (v) nama jabatan rangkap.

Se-Indonesia, hadiah ke-1, tahun 50-an, mem-PHK-kan, hari-H, Sinar-X, Menteri-Sekretaris Negara

Merangkaikan unsur bahasa di-smash, pen-tackle-an

Page 11: 76227634 Kumpulan Materi Bahasa Indonesia

Indonesia dengan unsur bahasa asing.

Pemakaian Contoh

Dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau pemerian.

Kita sekarang memerlukan perabot: kursi, meja, dan sendok.

Hanya ada dua pilihan: hidup atau mati.

Tidak dipakai jika pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.

Kita memerlukan meja, kursi, dan sendok.

Sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.

Ketua : Joya

Sekretaris: Anjar

Teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.

Ibu : ”Jangan...!”

Amir : ”Lepaskan”.

(i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara bab dan ayat dalam kitab suci, (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan, serta (iv) nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan.

Tempo, I (1971), 34:7

Surah Yaasin:9

Pemakaian Contoh

Memisahkan bagian-bagian kalimat sejenis dan setara.

Malam makin larut; pekerjaan belum selesai juga.

Pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat yang setara dalam kalimat majemuk.

Ayah mengurus tanamannya di kebun itu; ibu bekerja di dapur; adik makan.

Pemakaian Contoh

Dipakai diantara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan

Saya membeli kertas, pena, dan peniti.

Satu, dua,.....tiga!

Untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat

Saya ingin datang, tetapi hari hujan.

Page 12: 76227634 Kumpulan Materi Bahasa Indonesia

setara berikutnya yang didahului oleh kata (seperti: tetapi atau melainkan).

Didi bukan anak saya, melainkan anak Pak Kamsi.

Memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimat.

Kalau hari hujan, saya tidak akan pergi.

Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.

Di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi.

Oleh karena itu, kita harus berhati-hati.

Jadi, soalnya tidak semudah itu.

Memisahkan kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, dsb. dari kata yang lain yang terdapat dalam kalimat.

O, begitu?

Wah, bukan main!

Memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.

Kata Ibu, “Saya gembira sekali”.

“Saya gembira sekali”, kata Ibu, “karena kamu lulus”.

Diantara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilyah atau negeri yang ditulis berurutan.

Sdr. Abdul, Jalan Pisang Baru 1, Bogor, Jawa Barat.

Menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.

Alisjahbana, Sutan Takdir. 1949. Tata Bahasa Baru Indonesia.

Di antara bagian-bagian dalam catatan kaki.

W.J.S. Poerwadarminta, Bahasa Indonesia Untuk Karang-mengarang (Jogjakarta:UP Indonesia, 1976), hlm.4.

Diantara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya.

B. Ratulangi, S.E.

Ny. Badingah, M.A.

Di muka angka persepuluhan at diantara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.

12,4 m

Rp12,23

Mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.

Guru saya, Pak Ahmad, pandai sekali.

Daerah kami, misalnya,............. .

Bandingkan:

Semua siswa yang lulus ujian mendaftarkan............ .

Untuk menghindari salah baca di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat

Atas bantuan Agus, saya mengucapkan terima kasih.

Page 13: 76227634 Kumpulan Materi Bahasa Indonesia

Tdiak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru.

”Di mana Anda tinggal?” tanya Karim.

”Berdiri lurus-lurus!” perintahnya.

Pemakaian Contoh

Pada akhir kalimat yg bukan Tanya atau seru.

Ayahku tinggal di Solo.

Hari ini tanggal 4 April 2009.

Di akhir angka/huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.

a.III. Departemen Dalam Negeri

A. Dirjen. Pemgangunan

B. Dirjen Agraria

b. 1.Patokan Umum

1.1 Isi

1.2 Tata cara

1.2.1 Gambar

1.2.2 Tabel

Untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkkan waktu.

Pukul 13.34.12

Diantara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhiran dengan tanda tanya dan tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka.

Siregar, Merari.1920. Azab dan Sengsara.Weltevreden:Balai Poestaka.

Memisahkan bilangan ribuan . 12.000, 13,344.230

Gempa itu menewaskan 1.980 jiwa.

Tidak dipakai untuk memisahkan bilangan yang tidak menunjukkan jumlah.

Lihat halaman 11234.

Nomor gironya 4335355.

Tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.

Salah Asuhan

Acara Kunjungan Adam Malik

Tidak dipakai di belakang (1) alamat pengirim dan tanggal surat atau (2) nama dan alamat penerima surat.

Jalan Diponegoro 23

Jakarta

Yth. Sdr. Muh. Hasan

Page 14: 76227634 Kumpulan Materi Bahasa Indonesia

Palembang

Akronim: singkatan yang berupa gabungan huruf awal, suku kata yang diperlakukan sebagai kata.

Akronim Contoh Pemakaian

Gabungan dari huruf awal dari deret kata maka seluruhnya ditulis dengan huruf besar

ABRI, LAN, TNI, dll.

Nama diri yang berupa gabungan suku kata atau huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital

Akabri, Bappenas, Iwapi, dll.

Akronim yang bukan merupakan nama diri ditulis dengan huruf kecil

pemilu, rudal, tilang

Kata Ganti, kata Depan, dan Si (Sang)

1. Kata ganti ku, mu, kau, dan nya (Ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya)

Contoh: Kumilik, darinya

2. Kata Depan di, ke, dan dari

Ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata seperti kepada dan daripada

Contoh:

Kain itu terletak di dalam lemari

Bermalam saja di sini

Kita perlu berpikir sepuluh tahun ke depan

Ia datang dari Jogja kemarin

Kecuali:

Si Amin lebih tua daripada Nia

Kami percaya kepadanya

Ia masuk lalu keluar lagi

Page 15: 76227634 Kumpulan Materi Bahasa Indonesia

Kemarikan buku itu

Semua orang terkemuka di desa itu hadir.

Bawa kemari buku itu

3. Kata si dan sang

Ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.

Contoh: Harimau itu marah sekali pada sang Kancil. Surat itu dikirimkan kembali kepada si pengirim.

Kata Ulang

Ditulis lengkap dengan menggunakan tanda hubung

Anak-anak, hulubalang-hulubalang, sayur-mayur,centang-parentang, berjalan-jalan, terus-menerus, tukar-menukar, dibesar-besarkan

Partikel Penggunaan Contoh

–lah, -kah, dan –tah

ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya

Apakah yang tersirat dalam buku itu?

Siapakah gerangan dia?

Apatah gunanya bersedih hati?

pun ditulis terpisah dari kata yang mendahului. Kecuali kata yng sudah padu: adapun, maupun, ataupun, dsb.

Apa pun yang dimakannya, ia tetap kurus.

Hendak pulang pun sudah tidak ada kendaraan.

Ayah pergi, adik pun ingin pergi

Per (mulai, demi, dan tiap)

Ditulis terpisah Pegawai digaji per 1 April.

Mereka masuk satu per satu.

Harga kain Rp2000,00 per meter

Penggunaan Contoh

Kata gabungan (majemuk) ditulis terpisah

Duta besar, rumah sakit, meja tulis, model linier, persegi panjang, simpang empat, kereta api cepat luar biasa, orang tua

Gabungan kata yang termasuk istilah khusus yang mungkin dapat menimbulkan salah pengertian, diberi tanda hubung

Alat pandang-dengar, anak-istri saya, buku sejarah-baru, watt-jam, orang-tua muda, mesin-hitung tangan

Page 16: 76227634 Kumpulan Materi Bahasa Indonesia

Ditulis serangkai Acapkali, adakalanya, akhirulkalam, alhamdulillah, beasiswa, darmawisata, bilamana, barangkali, bumiputera, daripada, dukacita, matahari, kilometer, manasuka, kacamata, olahraga, padahal, peribahasa, paramasastra, segitiga, saptamarga, sukacita, sukarela, saputangan, saripati, sebagaimana, puspawarna,

Penggunaan Contoh

Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya

Bergeletar, penetapan, menengok

Jika kata dasarnya adalah kata gabungan, awalan, atau akhiran ditulis serangkaidengan kata langsung mengikuti atau mendahuluinya

Bertepuk tangan, garis bawahi, mengan sungai, sebar luaskan

Ditulis serangkai dengan kata dasar yang mendapat awalan dan akhiran sekaligus

Menggarisbawahi, menyebarluaskan, dilipatgandakan, penghancurleburan

Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, makaditulis serangkai

1. Jika bertemu dengan kata yang berawalan huruf besar maka diberi tanda hubung (-)

2. Jika kata hubungnya maha diikuti oleh kata esa dan kta yang bukan kata dasar, maka ditulis terpisah

Adipati, aerodinamika, antarkota, dekameter, semiprofesional, mancanegara, dwiwarna, dasawarsa, narapidana, pramuniaga, swadaya, ekstrakurikuler, ultramodern.

1. non-Indonesia, pan-Afrikanisme

1. Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Esa melindungi ia. Marilah kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih.

Pembeda antara kalimat tunggal dan kalimat majemuk adalah jumlah klausa yang ada di dalam kalimat. Sebuah kalimat dikatakan kalimat tunggal jika dalam kalimat tersebut hanya terdapat sebuah klausa. Sedangkan yang dimaksud dengan kalimat majemuk yaitu

Page 17: 76227634 Kumpulan Materi Bahasa Indonesia

kalimat yang terdiri atas lebih dari satu klausa.Contoh kalimat tunggal• Ibu memasak nasi• Kami menonton film hororKalimat mejemuk jika dilihat dari sifat hubungan antar klausa di dalam kalimat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu kalimat majemuk koordinatif (kalimat majemuk setara), kalimat majemuk subordinatif (kalimat majemuk bertingkat), dan kalimat majemuk kompleks.

A. Kalimat Majemuk Koordinatif (kalimat majemuk setara)Kalimat majemuk koordinatif adalah kalimat majemuk yang klausa-klausanya memiliki status yang sama, yang setara, atau yang sederajat. Sebagai penghubung antar klausa dalam kalimat majemuk koordinatif digunakan konjungsi koordinatif, yaitu dan, atau, tetapi, dan lalu. Namun demikian tidak menutup kemungkinan konjungsi dalam kalimat jenis ini tidak digunakan.Contoh : Dia datang dan duduk di sebelah saya.Saya sudah makan banyak, tetapi masih saja lapar.Saya duduk, ayah berdiri, dan adik berlari-lari.Dia datang, lalu menyuruh kami makan.

Ada tiga macam hubungan semantis dalam kalimat majemuk setara.1. Hubungan 'penjumlahan'Hubungan yang menyatakan penjumlahan atau gabungan kegiatan, keadaan, peristiwa, atau proses. Hubungan penjumlahan ini ditandai dengan kata penghubung dan, serta, baik. . . maupun.Contoh:Ia baik hati dan suka menolong teman yang mengalami kesusahan.

2. Hubungan 'perlawanan'Hubungan yang menyatakan bahwa yang dinyatakan dalam klausa pertama berlawanan dengan yang dinyatakan dalam klausa kedua. Klausa pertama berlawanan atau tidak sama dengan yang dinyatakan dalam klausa kedua. Hubungan perlawanan ini ditandai kata penghubung tetapi, melainkan.• Adikku belum bersekolah, tetapi dia sudah pandai membaca.

3. Hubungan 'pemilihan'Hubungan yang menyatakan pilihan di antara dua kemungkinan atau lebih yang dinyatakan oleh klausa-klausa yang dihubungkan. Hubungan pemilihan ini ditandai kata penghubung atau.• Aku yang datang ke rumahmu atau kamu yang datang ke rumahku?

B. Kalimat Majemuk Subordinatif (kalimat majemuk bertingkat)Kalimat majemuk subordinatif yaitu kalimat majemuk yang hubungan antara klausa-klausanya tidak setara atau tidak sederajat. Maksud ketidaksetaraan ini yaitu klausa-kalusa yang ada dalam kalimat ini menduduki posisi yang berbeda yaitu ada yang bertindak sebagai

Page 18: 76227634 Kumpulan Materi Bahasa Indonesia

klausa atasan dan ada yang sebagai klausa bawahan. Penghubung atau konjungsi nyang digunakan dalam hubungan kalimat majemuk jenis ini yaitu kalau, ketika, meskipun, dan karena. Seperti dalam jenis koordinatif, dalam jenis ini pun terkadang konjungsi tidak selalu digunakan.Contoh : Kalau ayah pergi, ibu juga akan pergi.Nenek membaca majalah ketika kakek pergi ke pasar.Karena banyak yang tidak berangkat, kuliah diliburkan.Meskipun ada larangan merokok, kakek tetap merokok.Pembentukan kalimat majemuk subordinatif memiliki dua sudut yang bertentangan. Pertama dipandang sebagai hasil proses menggabungkan dua buah klausa atau lebih, di mana klausa yang satu dianggap sebagai klausa atasan atau klausa utama (kadang disebut induk kalimat), sedangkan yang lain disebut klausa bawahan (anak kalimat).Contoh : Nenek membaca majalah ketika kakek pergi ke pasar.Dari kalimat tersebut, klausa “ Nenek membaca majalah ” berstatus sebagai klausa atasan, sedangkan klausa “ Kakek pergi ke pasar “ berkedudukan sebagai klausa bawahan.Pandangan kedua, konstruksi kalimat subordinatif dianggap sebagai hasil proses perluasan terhadap salah satu unsur klausanya.

Contoh : Nenek membaca majalah tadi siang.Kalimat tunggal tersebut kemudian diubah menjadi kalimat majemuk Nenek membaca majalah ketika kakek pergi ke pasar.Dari contoh tersebut terlihat frasa tadi siang yang merupakan bagian dari klausa “Nenek membaca majalah tadi siang” diluaskan (dideskripsikan) menjadi “ ketika kakek pergi ke pasar”. Dalam pandangan yang kedua ini dinyatakan bahwa setiap unsur kalimat dapat diperluas untuk dijadikan anak kalimat. Dari pandangan ini muncullah istilah anak kalimat pengganti subjek, anak kalimat pengganti predikat, anak kalimat pengganti objek, dan anak kalimat pengganti keterangan.• Penghubung kalimat majemuk bertingkatKalimat majemuk bertingkat memperlihatkan berbagai jenis hubungan semantis antara klausa yang membentuknya. Untuk memperlihatkan hubungan antar klausa yang terdapat dalam kalimat maemuk bertingkat dibutuhkan kata penghubung atau konjungsi, berikut ini beberapa konjungsi dalam kalimat majemuk bertingkat besrta hubungan antarklausa yang diciptakan.1. Hubungan 'waktu'Kata penghubung yang digunakan adalah sejak, semenjak, sedari, ketika, sebelum, sesudah, hingga, sementara, seraya, tatkala, selama, selagi, serta, sambil, seusai, sesudah, setelah, sehabis, sampai, hingga.• Sejak anak-anak, saya sudah terbiasa hidup sederhana.2. Hubungan 'syarat'Kata penghubung yang digunakan adalah seandainya, andaikata, bilamana, jika.• Jika Anda mau mendengarkannya, saya akan bercerita.• Pembangunan balai desa ini akan berjalan lancar andaikata seluruh warga mau berpartisipasi.3. Hubungan 'tujuan'Kata penghubung yang digunakan adalah agar, agar supaya, supaya, dan biar.

Page 19: 76227634 Kumpulan Materi Bahasa Indonesia

• Saya mengerjakan tugas itu sampai malam agar besok pagi dapat mengumpulkannya.4. Hubungan 'konsesif'Kata penghubung yang digunakan adalah walaupun, meskipun, kendatipun, sungguhpun.• Walaupun hatinya sedih, ibu itu tidak mau menangis di hadapan anakanaknya.5. Hubungan 'perbandingan'Kata penghubung yang digunakan adalah seperti, ibarat, bagaikan, laksana, alih-alih.• Bu Tati menyayangi kemenakannya seperti beliau menyayangi anakanaknya.6. Hubungan 'penyebaban'Kata penghubung yang digunakan adalah sebab, karena.• Rencana penyelenggaraan pentas seni di sekolah saya ditunda karena para pengisi acara belum siap.7. Hubungan 'akibat'Kata penghubung yang digunakan adalah sehingga, sampai, maka.• Pada saat ini harga buku memang sangat mahal sehingga kami tidak sanggup membelinya.8. Hubungan 'cara'Kata penghubung yang digunakan adalah dengan.• Ia merangkai bunga-bunga itu dengan penuh konsentrasi.9. Hubungan 'sangkalan'Kata penghubung yang digunakan adalah seolah-olah, seakan-akan.• Anak itu diam saja seolah-olah dia tidak melakukannya.10. Hubungan 'kenyataan'Kata penghubung yang digunakan adalah padahal, sedangkan.• Dia pura-pura tidak tahu, padahal dia tahu banyak hal.11. Hubungan 'hasil'Kata penghubung yang digunakan adalah makanya.• Wajah Tono cemberut, makanya saya takut untuk mendekatinya.12. Hubungan 'penjelasan'Kata penghubung yang digunakan adalah bahwa.• Ia tidak tahu bahwa ayahnya seorang karyawan teladan.

C. Kalimat Majemuk Kompleks (kalimat majemuk campuran)Kalimat majemuk kompleks adalah kalimat majemuk yang terdiri atas tiga klausa atau lebih, di mana ada klausa yang dihubungkan secara koordinatif dan ada pula yang dihubungkan secara subordinatif. Dengan kata lain kalimat ini merupakan percampuran antara kalimat majemuk koordinatif dengan kalimat majemuk subordinatif atau biasa juga disebut dengan istilah kalimat majemuk campuran.Contoh : • Nenek membaca majalah ketika kakek pergi ke pasar dan tidak ada pekerjaan lain yang harus diselesaikan.• Karena ayah sedang kesulitan, kakek mengambil uang di tabungan dan memberikannya kepada ayah.

Page 20: 76227634 Kumpulan Materi Bahasa Indonesia

Pengertian Kalimat EfektifKalimat efektif adalah kalimat yang mengungkapkan pikiran atau gagasan yang disampaikan sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain.Kalimat efektif syarat-syarat sebagai berikut:1.secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.2.mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.Ciri-Ciri Kalimat Efektif1.KesepadananSuatu kalimat efektif harus memenuhi unsur gramatikal yaitu unsur subjek (S), predikat (P), objek (O), keterangan (K). Di dalam kalimat efektif harus memiliki keseimbangan dalam pemakaian struktur bahasa.Contoh:Budi (S) pergi (P) ke kampus (KT).Tidak Menjamakkan SubjekContoh:Tomi pergi ke kampus, kemudian Tomi pergi ke perpustakaan (tidak efektif)Tomi pergi ke kampus, kemudian ke perpustakaan (efektif)2.Kecermatan Dalam Pemilihan dan Penggunaan KataDalam membuat kalimat efektif jangan sampai menjadi kalimat yang ambigu (menimbulkan tafsiran ganda).Contoh:Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (ambigu dan tidak efektif).Mahasiswa yang kuliah di perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (efektif).3.KehematanKehematan dalam kalimat efektif maksudnya adalah hemat dalam mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu, tetapi tidak menyalahi kaidah tata bahasa. Hal ini dikarenakan, penggunaan kata yang berlebih akan mengaburkan maksud kalimat. Untuk itu, ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan untuk dapat melakukan penghematan, yaitu:a. Menghilangkan pengulangan subjek.b. Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata.c. Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.d. Tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.Contoh:Karena ia tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (tidak efektif)Karena tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (efektif)Dia sudah menunggumu sejak dari pagi. (tidak efektif)Dia sudah menunggumu sejak pagi. (efektif)4.KelogisanKelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat dengan mudah dipahami dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku. Hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.Contoh:Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini. (tidak efektif)Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini. (efektif)5.Kesatuan atau KepaduanKesatuan atau kepaduan di sini maksudnya adalah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu, sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah. Ada beberapa hal yang perlu

Page 21: 76227634 Kumpulan Materi Bahasa Indonesia

diperhatikan untuk menciptakan kepaduan kalimat, yaitu:a. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak simetris.b. Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona.c. Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau tentang antara predikat kata kerja dan objek penderita.Contoh:Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah terlanjurmeninggalkan rasa kemanusiaan itu. (tidak efektif)Kita harus mengembalikan kepribadian orang-orang kota yang sudah meninggalkan rasa kemanusiaan. (efektif)Makalah ini membahas tentang teknologi fiber optik. (tidak efektif)Makalah ini membahas teknologi fiber optik. (efektif)6.Keparalelan atau KesajajaranKeparalelan atau kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata atau imbuhan yang digunakan dalam kalimat itu. Jika pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba. Jika kalimat pertama menggunakan kata kerja berimbuhan me-, maka kalimat berikutnya harus menggunakan kata kerja berimbuhan me- juga.Contoh:Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (tidak efektif)Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan. (efektif)Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (efektif)Harga sembako dibekukan atau kenaikan secara luwes. (tidak efektif)Harga sembako dibekukan atau dinaikkan secara luwes. (efektif)7.KetegasanKetegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan terhadap ide pokok dari kalimat. Untuk membentuk penekanan dalam suatu kalimat, ada beberapa cara, yaitu:a. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).Contoh:Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain.Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini. (ketegasan)Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang ada pada dirinya.Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya. (ketegasan)b. Membuat urutan kata yang bertahap.Contoh:Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar. (salah)Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar. (benar)c. Melakukan pengulangan kata (repetisi).Contoh:Cerita itu begitu menarik, cerita itu sangat mengharukan.d. Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.Contoh:Anak itu bodoh, tetapi pintar.e. Mempergunakan partikel penekanan (penegasan), seperti: partikel –lah, -pun, dan –kah.Contoh:

Page 22: 76227634 Kumpulan Materi Bahasa Indonesia

Dapatkah mereka mengerti maksud perkataanku?Dialah yang harus bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas ini.

Majas

A. Majas/ Gaya BahasaMajas adalah cara menampilkan diri dalam bahasa. Menurut Prof. Dr. H. G. Tarigan bahwa majas adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis. Unsur kebahasaan antara lain: pilihan kata, frase, klausa, dan kalimat. Menurut Goris Keraf, sebuah majas dikatakan baik bila mengandung tiga dasar, yaitu: kejujuran, sopan santun, dan menarik.Gaya bahasa dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu:1. Gaya bahasa perulangan2. Gaya bahasa perbandingan3. Gaya bahasa pertentangan4. Gaya bahasa pertautan

1. Gaya Bahasa Perulangan

A. AliterasiAliterasi ialah sejenis gaya bahasa yang berwujud perulangan konsonan pada suatu kata atau beberapa kata, biasanya terjadi pada puisi.Contoh: Kau keraskan kalbunya

Bagai batu membesi benar Timbul telangkai bertongkat urat Ditunjang pengacara petah pasih

B. AsonansiAsonansi ialah sejenis gaya bahasa refetisi yang berjudul perulangan vokal, pada suatu kata atau beberapa kata. Biasanya dipergunakan dalam puisi untuk mendapatkan efek penekanan.Contoh: Segala ada menekan dada

Mati api di dalam hati Harum sekuntum bunga rahasia Dengan hitam kelam

C. AntanaklasisAntanaklasis ialah sejenis gaya bahasa yang mengandung perulangan kata dengan makna berbeda.

Contoh: Karena buah penanya itu menjadi buah bibir orang.D. Kiasmus

Kiasmus ialah gaya bahasa yang berisikan perulangan dan sekaligus merupakan inversi atau pembalikan susunan antara dua kata dalam satu kalimat.Contoh: Ia menyalahkan yang benar dan membenarkan yang salah.

E. EpizeukisEpizeukis ialah gaya bahasa perulangan yang bersifat langsung. Maksudnya kata yang dipentingkan diulang beberapa kali berturut-turut.Contoh: Ingat kami harus bertobat, bertobat, sekali lagi bertobat.

F. TautotesTautotes ialah gaya bahasa perulangan yang berupa pengulangan sebuah kata berkali-kali dalam sebuah konstruksi.

Page 23: 76227634 Kumpulan Materi Bahasa Indonesia

Contoh: Aku adalah kau, kau adalah aku, kau dan aku sama saja.G. Anafora

Anafora ialah gaya bahasa repetisi yang merupakan perulangan kata pertama pada setiap baris atau kalimat.Contoh: Kucari kau dalam toko-toko.

Kucari kau karena cemas karena sayang.Kucari kau karena sayang karena bimbang.Kucari kau karena kaya mesti diganyang.

H. Epistrofa (efifora)Epistrofa ialah gaya bahasa repetisi yang berupa perulangan kata pada akhir baris atau kalimat berurutan.Contoh: Ibumu sedang memasak di dapur ketika kau tidur.

Aku mencercah daging ketika kau tidur.I. Simploke

Simploke ialah gaya bahasa repetisi yang berupa perulangan awal dan akhir beberapa baris (kalimat secara berturut-turut).Contoh: Ada selusin gelas ditumpuk ke atas. Tak pecah.

Ada selusin piring ditumpuk ke atas. Tak pecah.Ada selusin barang lain ditumpuk ke atas. Tak pecah.

J. MesodiplosisMesodiplosis ialah gaya bahasa repetisi yang berupa pengulangan kata atau frase di tengah-tengah baris atau kalimat secara berturut-turut.Contoh: Pendidik harus meningkatkan kecerdasan bangsa.

Para dokter harus meningkatkan kesehatan masyarakat.K. Epanalepsis

Epanalepsis ialah gaya bahasa repetisi yang berupa perulangan kata pertama pada akhir baris, klausa, atau kalimat.Contoh: Saya akan berusaha meraih cita-cita saya.

L. AnadiplosisAnadiplosis ialah gaya bahasa repetisi yang kata atau frase terakhir dari suatu kalimat atau klausa menjadi kata atau frase pertama pada klausa atau kalimat berikutnya.Contoh: Dalam raga ada darah

Dalam darah ada tenagaDalam tenaga ada dayaDalam daya ada segalanya

2. Gaya Bahasa Perbandingan

1. Perumpamaan

Perumpamaan ialah padanan kata atau simile yang berarti seperti. Secara eksplisit jenis gaya bahasa ini ditandai oleh pemakaian kata: seperti, sebagai, ibarat, umpama, bak, laksana, serupa.Contoh: Seperti air dengan minyak.

1. Metafora

Metafora ialah gaya bahasa yang membandingkan dua hal secara implisit.Contoh: Aku adalah angin yang kembara.

Page 24: 76227634 Kumpulan Materi Bahasa Indonesia

1. Personifikasi

Personifikasi ialah gaya bahasa yang melekatkan sifat-sifat insani pada barang atau benda yang tidak bernyawa ataupun pada ide yang abstrak.Contoh: Bunga ros menjaga dirinya dengan duri.

1. Depersonifikasi

Depersonifikasi ialah gaya bahasa yang melekatkan sifat-sifat suatu benda tak bernyawa pada manusia atau insan. Biasanya memanfaatkan kata-kata: kalau, sekiranya, jikalau, misalkan, bila, seandainya, seumpama.Contoh: Kalau engkau jadi bunga, aku jadi tangkainya.

1. Alegori

Alegori ialah gaya bahasa yang menggunakan lambang-lambang yang termasuk dalam alegon antara lain:Fabel, contoh: Kancil dan BuayaParabel, contoh: Cerita Adam dan Hawa

1. Antitesis

Antitesis ialah gaya bahasa yang mengandung gagasan-gagasan yang bertentangan.Contoh: Dia gembira atas kegagalanku dalam ujian.

1. Pleonasme dan Tautologi

Pleonasme adalah penggunaan kata yang mubazir yang sebesarnya tidak perlu. Contoh: Capek mulut saya berbicara.Tautologi adalah gaya bahasa yang menggunakan kata atau frase yang searti dengan kata yang telah disebutkan terdahulu. Contoh: Apa maksud dan tujuannya datang ke mari?

1. Perifrasis

Perifrasis ialah gaya bahasa yang dalam pernyataannya sengaja menggunakan frase yang sebenarnya dapat diganti dengan sebuah kata saja.Contoh: Wita telah menyelesaikan sekolahnya tahun 1988 (lulus).

1. Antisipasi (prolepsis)

Antisipasi ialah gaya bahasa yang dalam pernyataannya menggunakan frase pendahuluan yang isinya sebenarnya masih akan dikerjakan atau akan terjadi.Contoh: Aku melonjak kegirangan karena aku mendapatkan piala kemenangan.

1. Koreksio (epanortosis)

Koreksio ialah gaya bahasa yang dalam pernyataannya mula-mula ingin menegaskan sesuatu. Namun, kemudian memeriksa dan memperbaiki yang mana yang salah.Contoh: Silakan Riki maju, bukan, maksud saya Rini!

Page 25: 76227634 Kumpulan Materi Bahasa Indonesia

3. Gaya Bahasa Pertentangan

1. Hiperbola

Hiperbola ialah gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang berlebih-lebihan baik jumlah, ukuran, ataupun sifatnya dengan tujuan untuk menekan, memperhebat, meningkatkan kesan dan pengaruhnya.Contoh: Pemikiran-pemikirannya tersebar ke seluruh dunia.

1. Litotes

Litotes ialah majas yang berupa pernyataan yang bersifat mengecilkan kenyataan yang sebenarnya.Contoh: Apa yang kami berikan ini memang tak berarti buatmu.

1. Ironi

Ironi ialah gaya bahasa yang berupa pernyataan yang isinya bertentangan dengan kenyataan yang sebenarnya.Contoh: Bagus benar rapormu Bar, banyak merahnya.

1. Oksimoron

Oksimoron ialah gaya bahasa yang berupa pernyataan yang di dalamnya mengandung pertentangan dengan menggunakan kata-kata yang berlawanan dalam frase atau dalam kalimat yang sama.Contoh: Olahraga mendaki gunung memang menarik walupun sangat membahayakan.

1. Paronomosia

Paronomasia ialah gaya bahasa yang berupa pernyataan yang berisi penjajaran kata-kata yang sama bunyinya, tetapi berlainan maknanya.Contoh: Bisa ular itu bisa masuk ke sel-sel darah.

1. Zeugma dan Silepsis

Zeugma ialah gaya bahasa yang menggunakan dua konstruksi rapatan dengan cara menghubungkan sebuah kata dengan dua atau lebih kata lain. Dalam zeugma kata yang dipakai untuk membawahkan kedua kata berikutnya sebenarnya hanya cocok untuk salah satu dari padanya.Contoh: Kami sudah mendengar berita itu dari radio dan surat kabar.Dalam silepsis kata yang dipergunakannya itu secara gramatikal benar, tetapi kata tadi diterapkan pada kata lain yang sebenarnya mempunyai makna lain.Contoh: Ia sudah kehilangan topi dan semangatnya.

1. Satire

Satire ialah gaya bahasa sejenis argumen atau puisi atau karangan yang berisi kritik sosial baik secara terang-terangan maupun terselubung.

Page 26: 76227634 Kumpulan Materi Bahasa Indonesia

Contoh: Jemu aku dengan bicaramu. Kemakmuran, keadilan, kebahagiaan Sudah sepuluh tahun engkau bicara Aku masih tak punya celana Budak kurus pengangkut sampah

1. Inuendo

Inuendo ialah gaya bahasa yang berupa sindiran dengan mengecilkan kenyataan yang sebenarnya.Contoh: Dia memang baik, cuma agak kurang jujur.

1. Antifrasis

Antifrasis ialah gaya bahasa yang berupa pernyataan yang menggunakan sebuah kata dengan makna kebalikannya. Berbeda dengan ironi, yang berupa rangkaian kata yang mengungkapkan sindiran dengan menyatakan kebalikan dari kenyataan, sedangkan pada antifrasis hanya sebuah kata saja yang menyatakan kebalikan itu.Contoh Antifrasis: Lihatlah sang raksasa telah tiba (maksudnya si cebol).Contoh ironi: Kami tahu bahwa kau memang orang yang jujur sehingga tak ada satu

orang pun yang percaya padamu.

1. Paradoks

Paradoks ialah gaya bahasa yang mengandung pertentangan yang nyata dengan fakta-fakta yang ada.Contoh: Teman akrab adakalanya merupakan musuh sejati.

1. Klimaks

Klimaks ialah gaya bahasa yang berupa susunan ungkapan yang makin lama makin mengandung penekanan atau makin meningkat kepentingannya dari gagasan atau ungkapan sebelumnya.Contoh: Hidup kita diharapkan berguna bagi saudara, orang tua, nusa bangsa dan negara.

1. Anti klimaks

Antiklimaks ialah suatu pernyataan yang berisi gagasan-gagasan yang disusun dengan urutan dari yang penting hingga yang kurang penting.Contoh: Bahasa Indonesia diajarkan kepada mahasiswa, siswa SLTA, SLTP, dan SD.

1. Apostrof

Apostrof ialah gaya bahasa yang berupa pengalihan amanat dari yang hadir kepada yang tidak hadir.Contoh: Wahai dewa yang agung, datanglah dan lepaskan kami dari cengkraman durjana.

1. Anastrof atau inversi

Page 27: 76227634 Kumpulan Materi Bahasa Indonesia

Anastrof ialah gaya bahasa retoris yang diperoleh dengan membalikkan susunan kata dalam kalimat atau mengubah urutan unsur-unsur konstruksi sintaksis.Contoh: Diceraikannya istrinya tanpa setahu saudara-saudaranya.

1. Apofasis

Apofasis ialah gaya bahasa yang berupa pernyataan yang tampaknya menolak sesuatu, tetapi sebenarnya justru menegaskannya.Contoh : Sebenarnya saya tidak sampai hati mengatakan bahwa anakmu kurang ajar.

1. Histeron Proteran

Histeron Proteran ialah gaya bahasa yang isinya merupakan kebalikan dari suatu yang logis atau kebalikan dari sesuatu yang wajar. Contoh : Jika kau memenangkan pertandingan itu berarti kematian akan kau alami.

1. Hipalase

Hipalase ialah gaya bahasa yang berupa sebuah pernyataan yang menggunakan kata untuk menerangkan suatu kata yang seharusnya lebih tepat dikarenakan kata yang lain.Contoh: Ia duduk pada bangku yang gelisah.

1. Sinisme

Sinisme ialah gaya bahasa yang merupakan sindiran yang berbentuk kesangsian yang mengandung ejekan terhadap keikhlasan atau ketulusan hati.Contoh: Anda benar-benar hebat sehingga pasir di gurun sahara pun dapat Anda hitung.

1. Sarkasme

Sarkasme ialah gaya bahasa yang mengandung sindiran atau olok-olok yang pedas atau kasar.Contoh: Kau memang benar-benar bajingan.

4. Gaya Bahasa Pertautan

1. Metonimia

Metonimia ialah gaya bahasa yang menggunakan nama barang, orang, hal, atau ciri sebagai pengganti barang itu sendiri.Contoh: Parker jauh lebih mahal daripada pilot.

1. Sinekdoke

Sinekdoke ialah gaya bahasa yang menyebutkan nama sebagian sebagai nama pengganti barang sendiri.Contoh Sinekdoke pars pro toto: Lima ekor kambing telah dipotong pada acara itu.Contoh Sinekdoke totem pro parte: Dalam pertandingan itu Indonesia menang satu lawan Malaysia.

Page 28: 76227634 Kumpulan Materi Bahasa Indonesia

1. Alusio

Alusia ialah gaya bahasa yang menunjuk secara tidak langsung ke suatu pristiwa atau tokoh yang telah umum dikenal/ diketahui orang.Contoh: Apakah peristiwa Madiun akan terjadi lagi di sini?

1. Eufimisme

Eufimisme ialah ungkapan yang lebih halus sebagai pengganti ungkapan yang dirasa lebih kasar yang dianggapmerugikan atau yang tidak menyenangkan.Contoh: Tunasusila sebagai pengganti pelacur.

1. Eponim

Eponim ialah gaya bahasa yang menyebut nama seseorang yang begitu sering dihubungkan dengan sifat tertentusehingga nama itu dipakai untuk menyatakan sifat itu.Contoh: Dengan latihan yang sungguh saya yakin Anda akan menjadi Mike Tyson.

1. Antonomasia

Antonomasia ialah gaya bahasa yang berupa pernyataan yang menggunakan gelar resmi atau jabatan sebagaipengganti nama diri.Contoh: Kepala sekolah mengundang para orang tua murid.

1. Epitet

Epitet ialah gaya bahasa yang berupa keterangan yang menyatakan sesuatu sifat atau ciri yang khas dariseseorang atau suatu hal.Contoh: Putri malam menyambut kedatangan remaja yang sedang mabuk asmara.

1. Erotesis

Erotesis ialah gaya bahasa yang berupa pertanyaan yang tidak menuntut jawaban sama sekali.Contoh: Tegakah membiarkan anak-anak dalam kesengsaraan?

1. Paralelisme

Paralelisme ialah gaya bahasa yang berusaha menyejajarkan pemakaian kata-kata atau frase-frase yangmenduduki fungsi yang sama dan memiliki bentuk gramatikal yang sama.Contoh: + Bukan saja perbuatan itu harus dikutuk, tetapi juga harus diberantas.

- Bukan saja perbuatan itu harus dikutuk, tetapi juga harus memberantasnya (Ini contoh yang tidak baik).

1. Elipsis

Page 29: 76227634 Kumpulan Materi Bahasa Indonesia

Elipsis ialah gaya bahasa yang di dalamnya terdapat penanggalan atau penghilangan salah satu atau beberapaunsur penting dari suatu konstruksi sintaksis.Contoh: Mereka ke Jakarta minggu lalu (perhitungan prediksi).

Pulangnya membawa oleh-oleh banyak sekali (Penghilangan subyek). Saya sekarang sudah mengerti ( Penghilangan obyek). Saya akan berangkat (penghilangan unsur Keterangan). Mari makan!(penghilangan subyek dan obyek).

1. Gradasi

Gradasi ialah gaya bahasa yang mengandung beberapa kata (sedikitnya tiga kata) yang diulang dalam konstruksi itu.Contoh: Kita harus membangun, membangun jasmani dan rohani, rohani yang kuat

dan tangguh, dengan ketangguhan itu kita maju.

1. Asindeton

Asindenton ialah gaya bahasa yang berupa sebuah kalimat atau suatu konstruksi yang mengandung kata-kata yang sejajar, tetapi tidak dihubungkan dengan kata-kata penghubung.Contoh: Ayah, ibu, anak merupakan inti dari sebuah keluarga.

1. Polisindeton

Polisindenton ialah gaya bahasa yang berupa sebuah kalimat atau sebuah konstruksi yang mengandung kata-kata yang sejajar dan dihubungkan dengan kata-kata penghubung. Contoh: Pembangunan memerlukan sarana dan prasarana juga dana serta kemampuan pelaksana.

Makna

A. Makna Leksikal dan Makna Gramatikal

Makna leksikal ialah makna kata secara lepas, tanpa kaitan dengan kata yang lainnya dalam sebuah struktur (frase klausa atau kalimat).

Contoh:

rumah : bangunan untuk tempat tinggal manusia

makan : mengunyah dan menelan sesuatu

makanan : segala sesuatu yang boleh dimakan

Page 30: 76227634 Kumpulan Materi Bahasa Indonesia

Makna leksikal kata-kata tersebut dimuat dalam kamus. Makna gramatikal (struktur) ialah makna baru yang timbul akibat terjadinya proses gramatikal (pengimbuhan, pengulangan, pemajemukan).

Contoh:

berumah : mempunyai rumah

rumah-rumah : banyak rumah

rumah makan : rumah tempat makan

rumah ayah : rumah milik ayah

B. Makna Denotasi dan Konotasi

Makna denotatif (referensial) ialah makna yang menunjukkan langsung pada acuan atau makna dasarnya.

Contoh:

merah : warna seperti warna darah.

ular : binatang menjalar, tidak berkaki, kulitnya bersisik.

Makna konotatif (evaluasi) ialah makna tambahan terhadap makna dasarnya yang berupa nilai rasa atau gambar tertentu.

Contoh:

Makna dasar Makna tambahan

(denotasi) (konotasi)

merah : warna ………………………. berani; dilarang

ular : binatang ……………………..menakutkan/ berbahaya

Makna dasar beberapa kata misalnya: buruh, pekerjaan, pegawai, dan karyawan, memang sama, yaitu orang yang bekerja, tetapi nilai rasanya berbeda. Kata buruh dan pekerja bernilai rasa rendah/ kasar, sedangkan pegawai dan karyawan bernilai rasa tinggi.

Konotasi dapat dibedakan atas dua macam, yaitu konotasi positif dan konotasi negatif.

Contoh:

Konotasi positif Konotasi negatif

suami istri laki bini

Page 31: 76227634 Kumpulan Materi Bahasa Indonesia

tunanetra buta

pria laki-laki

Kata-kata yang bermakna denotatif tepat digunakan dalam karya ilmiah, sedangkan kata-kata yang bermakna konotatif wajar digunakan dalam karya sastra.

C. Hubungan Makna

1. Sinonim

Sinonim ialah dua kata atau lebih yang memiliki makna yang sama atau hampir sama.

Contoh:

a. yang sama maknanya

sudah - telah

sebab - karena

amat - sangat

b. yang hampir sama maknanya

untuk – bagi – buat – guna

cinta – kasih – sayang

melihat – mengerling – menatap – menengok

2. Antonim

Antonim ialah kata-kata yang berlawanan maknanya/ oposisi.

Contoh:

besar >< kecil

ibu >< bapak

bertanya >< menjawab

3. Homonim

Homonim ialah dua kata atau lebih yang ejaannya sama, lafalnya sama, tetapi maknanya berbeda.

Contoh:

bisa I : racun

Page 32: 76227634 Kumpulan Materi Bahasa Indonesia

bisa II : dapat

kopi I : minuman

kopi II : salinan

4. Homograf

Homograf adalah dua kata atau lebih yang tulisannya sama, ucapannya berbeda, dan maknanya berbeda.

Contoh:

tahu : makanan

tahu : paham

teras : inti kayu

teras : bagian rumah

5. Homofon

Homofon ialah dua kata atau lebih yang tulisannya berbeda, ucapannya sama, dan maknanya berbeda.

Contoh:

bang dengan bank

masa dengan massa

6. Polisemi

Polisemi ialah suatu kata yang memilki makna banyak.

Contoh:

a. Didik jatuh dari sepeda.

b. Harga tembakau jatuh.

c. Peringatan HUT RI ke-55 jatuhhari Minggu.

d. Setiba di rumah dia jatuh sakit.

e. Dia jatuh dalam ujiannya.

7. Hiponim

Hiponim ialah kata-kata yang tingkatnya ada di bawah kata yang menjadi superordinatnya/ hipernim (kelas atas).

Page 33: 76227634 Kumpulan Materi Bahasa Indonesia

Contoh: Kata bunga merupakan superordinat, sedangkan mawar, melati, anggrek, flamboyan, dan sebagainya merupakan hiponimnya. Hubungan mawar, melati, anggrek, dan flamboyan disebut kohiponim.

D. Makna Idiomatis

Idiom ialah ungkapan bahasa berupa gabungan kata (frase) yang maknanya sudah menyatu dan tidak dapat ditafsirkan dengan unsur makna yang membentuknya.

Contoh:

(1) selaras dengan (2) membanting tulang

insaf akan bertekuk lutut

berbicara tentang mengadu domba

Pada contoh (1) terlihat bahwa kata tugas dengan, akan, tentang, dengan kata-kata yang digabungkannya merupakan ungkapan tetap. Jadi, tidak tepat jika diubah atau digantikan, misalnya menjadi:

selaras tentang

insaf dengan

berbicara akan

Demikian pula contoh (2), idiom-idiom tersebut tidak dapat diubah misalnya menjadi:

membanting kulit

bertekuk paha

mengadu kambing

E. Perubahan Makna

1. Perluasan Makna (generalisasi)

Perluasan makna ialah perubahan makna dari yang lebih khusus atau sempit ke yang lebih umum atau luas. Cakupan makna baru tersebut lebih luas daripada makna lama.

Contoh:

makna lama makna baru

bapak: orang tua laki-laki semua orang laki-laki yang lebih tua atau berkedudukan lebih tinggi.

Page 34: 76227634 Kumpulan Materi Bahasa Indonesia

saudara: anak yang sekandung semua orang yang sama umur/ derajat.

2. Penyempitan Makna (Spesialisasi)

Penyempitan makna ialah perubahan makna dari yang lebih umum/ luas ke yang lebih khusus/ sempit. Cakupan baru/ sekarang lebih sempit daripada makna lama (semula).

Contoh:

makna lama: makna baru:

sarjana : cendikiawan . lulusan perguruan tinggi

pendeta : orang yang berilmu guru Kristen

madrasah : sekolah sekolah agama Islam

3. Peninggian Makna (ameliorasi)

Peninggian makna ialah perubahan makna yang mengakibatkan makna yang baru dirasakan lebih tingg/ hormat/ halus/ baik nilainya daripada makna lama.

Contoh:

makna lama: makna baru:

bung : panggilan kepada orang laki-laki panggilan kepada pemimpin

putra : anak laki-laki lebih tinggi daripada anak

4. Penurunan Makna (Peyorasi)

Penurunan makna ialah perubahan makna yang mengakibatkan makna baru dirasakan lebih rendah/ kurang baik/ kurang menyenangkan nilainya daripada makna lama.

Contoh:

makna lama: makna baru:

bini: perempuan yang sudah dinikahi lebih rendah daripada istri/ nyonya

bunting: mengandung lebih rendah dari kata hamil

5. Persamaan (asosiasi)

Page 35: 76227634 Kumpulan Materi Bahasa Indonesia

Asosiasi ialah perubahan makna yang terjadi akibat persamaan sifat antara makna lama dan makna baru.

Contoh:

makna lama: makna baru:

amplop : sampul surat uang sogok

bunga : kembang gadis cantik

Mencatut: mencabut dengan catut menarik keuntungan

6. Pertukaran (sinestesia)

Sinestesia ialah perubahan makna akibat pertukaran tanggapan dua indera yang berbeda dari indera penglihatan ke indera pendengar, dari indera perasa ke indera pendengar, dan sebagainya.

Contoh:

suaranya terang sekali (pendengaran penglihatan)

rupanya manis (penglihat perasa)

namanya harum (pendengar pencium)

F. Kata Umum dan Kata Khusus

Kata umum ialah kata yang luas ruang lingkupnya dan dapat mencakup banyak hal, sedangkan kata khusus ialah kata yang sempit/ terbatas ruang lingkupnya.

Contoh:

Umum : Darta menggendong adiknya sambilmembawa buku dan sepatu.

Khusus : Darta menggendong adiknya sambilmengapit buku dan sepatu.

Umum : Bel berbunyi panjang tanda pelajaran habis.

Khusus : Bel berdering panjang tanda pelajaran habis.

Frase, Klausa, dan Kalimat

Page 36: 76227634 Kumpulan Materi Bahasa Indonesia

A. Frase

Frase adalah satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi. Misalnya: akan datang, kemarin pagi, yang sedang menulis.

Dari batasan di atas dapatlah dikemukakan bahwa frase mempunyai dua sifat, yaitu

a. Frase merupakan satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih.

b. Frase merupakan satuan yang tidak melebihi batas fungsi unsur klausa, maksudnya frase itu selalu terdapat dalam satu fungsi unsur klausa yaitu: S, P, O, atau K.

Macam-macam frase:

A. Frase endosentrik

Frase endosentrik adalah frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan unsurnya. Frase endosentrik dapat dibedakan menjadi tiga golongan yaitu:

1. Frase endosentrik yang koordinatif, yaitu: frase yang terdiri dari unsur-unsur yang setara, ini dibuktikan oleh kemungkinan unsur-unsur itu dihubungkan dengan kata penghubung.

Misalnya: kakek-nenek pembinaan dan pengembangan

laki bini belajar atau bekerja

2. Frase endosentrik yang atributif, yaitu frase yang terdiri dari unsur-unsur yang tidak setara. Karena itu, unsur-unsurnya tidak mungkin dihubungkan.

Misalnya: perjalanan panjang

hari libur

Perjalanan, hari merupakan unsur pusat, yaitu: unsur yang secara distribusional sama dengan seluruh frase dan secara semantik merupakan unsur terpenting, sedangkan unsur lainnya merupakan atributif.

3. Frase endosentrik yang apositif: frase yang atributnya berupa aposisi/ keterangan tambahan.

Misalnya: Susi, anak Pak Saleh, sangat pandai.

Dalam frase Susi, anak Pak Saleh secara sematik unsur yang satu, dalam hal ini unsur anak Pak Saleh, sama dengan unsur lainnya, yaitu Susi. Karena, unsur anak Pak Saleh dapat menggantikan unsur Susi. Perhatikan jajaran berikut:

Susi, anak Pak Saleh, sangat pandai

Susi, …., sangat pandai.

Page 37: 76227634 Kumpulan Materi Bahasa Indonesia

…., anak Pak Saleh sangat pandai.

Unsur Susi merupakan unsur pusat, sedangkan unsur anak Pak Saleh merupakan aposisi (Ap).

B. Frase Eksosentrik

Frase eksosentrik ialah frase yang tidak mempunyai distribusi yang sama dengan unsurnya.

Misalnya:

Siswa kelas 1A sedang bergotong royong di dalam kelas.

Frase di dalam kelas tidak mempunyai distribusi yang sama dengan unsurnya. Ketidaksamaan itu dapat dilihat dari jajaran berikut:

Siswa kelas 1A sedang bergotong royong di ….

Siswa kelas 1A sedang bergotong royong …. kelas

C. Frase Nominal, frase Verbal, frase Bilangan, frase Keterangan.

1. Frase Nominal: frase yang memiliki distributif yang sama dengan kata nominal.

Misalnya: baju baru, rumah sakit

2. Frase Verbal: frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan golongan kata verbal.

Misalnya: akan berlayar

3. Frase Bilangan: frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata bilangan.

Misalnya: dua butir telur, sepuluh keping

4. Frase Keterangan: frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata keterangan.

Misalnya: tadi pagi, besok sore

5. Frase Depan: frase yang terdiri dari kata depan sebagai penanda, diikuti oleh kata atau frase sebagai aksinnya.

Misalnya: di halaman sekolah, dari desa

D. Frase Ambigu

Frase ambigu artinya kegandaan makna yang menimbulkan keraguan atau mengaburkan maksud kalimat. Makna ganda seperti itu disebut ambigu.

Page 38: 76227634 Kumpulan Materi Bahasa Indonesia

Misalnya: Perusahaan pakaian milik perancang busana wanita terkenal, tempat mamaku bekerja, berbaik hati mau melunaskan semua tunggakan sekolahku.

Frase perancang busana wanita dapat menimbulkan pengertian ganda:

1. Perancang busana yang berjenis kelamin wanita.

2. Perancang yang menciptakan model busana untuk wanita.

B. Klausa

Klausa adalah satuan gramatika yang terdiri dari subjek (S) dan predikat (P) baik disertai objek (O), dan keterangan (K), serta memilki potensi untuk menjadi kalimat. Misalnya: banyak orang mengatakan.

Unsur inti klausa ialah subjek (S) dan predikat (P).

Penggolongan klausa:

1. Berdasarkan unsur intinya

2. Berdasarkan ada tidaknya kata negatif yang secara gramatik menegatifkan predikat

3. Berdasarkan kategori kata atau frase yang menduduki fungsi predikat

C. Kalimat

a. Pengertian

Kalimat adalah satuan bahasa yang terdiri dari dua kata atau lebih yang mengandung pikiran yang lengkap dan punya pola intonasi akhir.

Contoh: Ayah membaca koran di teras belakang.

b. Pola-pola kalimat

Sebuah kalimat luas dapat dipulangkan pada pola-pola dasar yang dianggap menjadi dasar pembentukan kalimat luas itu.

1. Pola kalimat I = kata benda-kata kerja

Contoh: Adik menangis. Anjing dipukul.

Pola kalimat I disebut kalimat ”verbal”

2. Pola kalimat II = kata benda-kata sifat

Page 39: 76227634 Kumpulan Materi Bahasa Indonesia

Contoh: Anak malas. Gunung tinggi.

Pola kalimat II disebut pola kalimat ”atributif”

3. Pola kalimat III = kata benda-kata benda

Contoh: Bapak pengarang. Paman Guru

Pola pikir kalimat III disebut kalimat nominal atau kalimat ekuasional. Kalimat ini mengandung kata kerja bantu, seperti: adalah, menjadi, merupakan.

4. Pola kalimat IV (pola tambahan) = kata benda-adverbial

Contoh: Ibu ke pasar. Ayah dari kantor.

Pola kalimat IV disebut kalimat adverbial

D. Jenis Kalimat

1. Kalimat Tunggal

Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri atas dua unsur inti pembentukan kalimat (subjek dan predikat) dan boleh diperluas dengan salah satu atau lebih unsur-unsur tambahan (objek dan keterangan), asalkan unsur-unsur tambahan itu tidak membentuk pola kalimat baru.

Kalimat Tunggal Susunan Pola Kalimat

Ayah merokok.

Adik minum susu.

Ibu menyimpan uang di dalam laci.

S-P

S-P-O

S-P-O-K

2. Kalimat Majemuk

Kalimat majemuk adalah kalimat-kalimat yang mengandung dua pola kalimat atau lebih. Kalimat majemuk dapat terjadi dari:

a. Sebuah kalimat tunggal yang bagian-bagiannya diperluas sedemikian rupa sehingga perluasan itu membentuk satu atau lebih pola kalimat baru, di samping pola yang sudah ada.

Misalnya: Anak itu membaca puisi. (kalimat tunggal)

Page 40: 76227634 Kumpulan Materi Bahasa Indonesia

Anak yang menyapu di perpustakaan itu sedang membaca puisi.

(subjek pada kalimat pertama diperluas)

b. Penggabungan dari dua atau lebih kalimat tunggal sehingga kalimat yang baru mengandung dua atau lebih pola kalimat.

Misalnya: Susi menulis surat (kalimat tunggal I)

Bapak membaca koran (kalimat tunggal II)

Susi menulis surat dan Bapak membaca koran.

Berdasarkan sifat hubungannya, kalimat majemuk dapat dibedakan atas kalimat majemuk setara, kalimat majemuk bertingkat, dan kalimat majemuk campuran.

1) Kalimat majemuk setara

Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang hubungan antara pola-pola kalimatnya sederajat. Kalimat majemuk setara terdiri atas:

a. Kalimat majemuk setara menggabungkan. Biasanya menggunakan kata-kata tugas: dan, serta, lagipula, dan sebagainya.

Misalnya: Sisca anak yang baik lagi pula sangat pandai.

b. Kalimat majemuk serta memilih. Biasanya memakai kata tugas: atau, baik, maupun.

Misalnya: Bapak minum teh atau Bapak makan nasi.

c. Kalimat majemuk setara perlawanan. Biasanya memakai kata tugas: tetapi, melainkan.

Misalnya: Dia sangat rajin, tetapi adiknya sangat pemalas.

2) Kalimat majemuk bertingkat

Kalimat majemuk yang terdiri dari perluasan kalimat tunggal, bagian kalimat yang diperluas sehingga membentuk kalimat baru yang disebut anak kalimat. Sedangkan kalimat asal (bagian tetap) disebut induk kalimat. Ditinjau dari unsur kalimat yang mengalami perluasan dikenal adanya:

a. Kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat penggati subjek.

Misalnya: Diakuinya hal itu

P S

Page 41: 76227634 Kumpulan Materi Bahasa Indonesia

Diakuinya bahwa ia yang memukul anak itu.

anak kalimat pengganti subjek

b. Kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat pengganti predikat.

Misalnya: Katanya begitu

Katanya bahwa ia tidak sengaja menjatuhkan gelas itu.

anak kalimat pengganti predikat

c. Kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat pengganti objek.

Misalnya: Mereka sudah mengetahui hal itu.

S P O

Mereka sudah mengetahuibahwa saya yang mengambilnya.

anak kalimat pengganti objek

d. Kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat pengganti keterangan.

Misalnya: Ayah pulang malam hari

S P K

Ayah pulang ketika kami makan malam

anak kalimat pengganti keterangan

3) Kalimat majemuk campuran

Kalimat majemuk campuran adalah kalimat majemuk hasil perluasan atau hasil gabungan beberapa kalimat tunggal yang sekurang-kurangnya terdiri atas tiga pola kalimat.

Misalnya: Ketika ia duduk minum-minum, datang seorang pemuda berpakaian bagus, dan menggunakan kendaraan roda empat.

Ketika ia duduk minum-minum

pola atasan

datang seorang pemuda berpakaian bagus

pola bawahan I

datang menggunakan kendaraan roda empat

pola bawahan II

Page 42: 76227634 Kumpulan Materi Bahasa Indonesia

3. Kalimat Inti, Luas, dan Transformasi

a. Kalimat inti

Kalimat inti adalah kalimat mayor yang hanya terdiri atas dua kata dan sekaligus menjadi inti kalimat.

Ciri-ciri kalimat inti:

1) Hanya terdiri atas dua kata

2) Kedua kata itu sekaligus menjadi inti kalimat

3) Tata urutannya adalah subjek mendahului predikat

4) Intonasinya adalah intonasi ”berita yang netral”. Artinya: tidak boleh menyebabkan perubahan atau pergeseran makna laksikalnya..

b. Kalimat luas

Kalimat luas adalah kalimat inti yang sudah diperluas dengan kata-kata baru sehingga tidak hanya terdiri dari dua kata, tetapi lebih.

c. Kalimat transformasi

Kalimat transformasi merupakan kalimat inti yang sudah mengalami perubahan atas keempat syarat di atas yang berarti mencakup juga kalimat luas. Namun, kalimat transformasi belum tentu kalimat luas.

Contoh kalimat Inti, Luas, dan Transformasi

a. Kalimat Inti. Contoh: Adik menangis.

b. Kalimat Luas. Contoh: Radha, Arief, Shinta, Mamas, dan Mila sedang belajar dengan serius, sewaktu pelajaran matematika.

c. Kalimat transformasi. Contoh:

i) Dengan penambahan jumlah kata tanpa menambah jumlah inti, sekaligus juga adalah kalimat luas: Adik menangis tersedu-sedu kemarin pagi.

ii) Dengan penambahan jumlah inti sekaligus juga adalah kalimat luas: Adik menangis dan merengek kepada ayah untuk dibelikan komputer.

iii) Dengan perubahan kata urut kata. Contoh: Menangis adik.

iv) Dengan perubahan intonasi. Contoh: Adik menangis?

Page 43: 76227634 Kumpulan Materi Bahasa Indonesia

4. Kalimat Mayor dan Minor

a. Kalimat mayor

Kalimat mayor adalah kalimat yang sekurang-kurangnya mengandung dua unsur inti.

Contoh: Amir mengambil buku itu.

Arif ada di laboratorium.

Kiki pergi ke Bandung.

Ibu segera pergi ke rumah sakit menengok paman, tetapi ayah menunggu kami di rumah Rati karena kami masih berada di sekolah.

b. Kalimat Minor

Kalimat minor adalah kalimat yang hanya mengandung satu unsur inti atau unsur pusat.

Contoh: Diam!

Sudah siap?

Pergi!

Yang baru!

Kalimat-kalimat di atas mengandung satu unsur inti atau unsur pusat.

Contoh: Amir mengambil.

Arif ada.

Kiki pergi

Ibu berangkat-ayah menunggu.

Karena terdapat dua inti, kalimat tersebut disebut kalimat mayor.

5. Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat berisikan gagasan pembicara atau penulis secara singka, jelas, dan tepat.

Jelas : berarti mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca.

Singkat : hemat dalam pemakaian atau pemilihan kata-kata.

Tepat : sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku.

Kalimat Tidak Efektif

Page 44: 76227634 Kumpulan Materi Bahasa Indonesia

Kalimat tidak efektif adalah kalimat yang tidak memiliki atau mempunyai sifat-sifat yang terdapat pada kalimat efektif.

Sebab-Sebab Ketidakefektifan Kalimat

1. kontaminasi= merancukan 2 struktur benar 1 struktur salah

contoh:

- diperlebar, dilebarkan diperlebarkan (salah)

- memperkuat, menguatkan memperkuatkan (salah)

- sangat baik, baik sekali sangat baik sekali (salah)

- saling memukul, pukul-memukul saling pukul-memukul (salah)

- Di sekolah diadakan pentas seni. Sekolah mengadakan pentas seni Sekolah mengadakan pentas seni (salah)

2. pleonasme= berlebihan, tumpang tindih

contoh :

- para hadirin (hadirin sudah jamak, tidak perlu para)

- para bapak-bapak (bapak-bapak sudah jamak)

- banyak siswa-siswa (banyak siswa)

- saling pukul-memukul (pukul-memukul sudah bermakna ‘saling’)

- agar supaya (agar bersinonim dengan supaya)

- disebabkan karena (sebab bersinonim dengan karena)

3. tidak memiliki subjek

contoh:

- Buah mangga mengandung vitamin C.(SPO) (benar)

- Di dalam buah mangga terkandung vitamin C. (KPS) (benar) ??

- Di dalam buah mangga mengandung vitamin C. (KPO) (salah)

4. adanya kata depan yang tidak perlu

- Perkembangan daripada teknologi informasi sangat pesat.

- Kepada siswa kelas I berkumpul di aula.

- Selain daripada bekerja, ia juga kuliah.

Page 45: 76227634 Kumpulan Materi Bahasa Indonesia

5. salah nalar

- waktu dan tempat dipersilahkan. (Siapa yang dipersilahkan)

- Mobil Pak Dapit mau dijual. (Apakah bisa menolak?)

- Silakan maju ke depan. (maju selalu ke depan)

- Adik mengajak temannya naik ke atas. (naik selalu ke atas)

- Pak, saya minta izin ke belakang. (toilet tidak selalu berada di belakang)

- Saya absen dulu anak-anak. (absen: tidak masuk, seharusnya presensi)

- Bola gagal masuk gawang. (Ia gagal meraih prestasi) (kata gagal lebih untuk subjek bernyawa)

6. kesalahan pembentukan kata

- mengenyampingkan seharusnya mengesampingkan

- menyetop seharusnya menstop

- mensoal seharusnya menyoal

- ilmiawan seharusnya ilmuwan

- sejarawan seharusnya ahli sejarah

7. pengaruh bahasa asing

- Rumah di mana ia tinggal … (the house where he lives …) (seharusnya tempat)

- Sebab-sebab daripada perselisihan … (cause of the quarrel) (kata daripada dihilangkan)

- Saya telah katakan … (I have told) (Ingat: pasif persona) (seharusnya telah saya katakan)

8. pengaruh bahasa daerah

- … sudah pada hadir. (Jawa: wis padha teka) (seharusnya sudah hadir)

- … oleh saya. (Sunda: ku abdi) (seharusnya diganti dengan kalimat pasif persona)

- Jangan-jangan … (Jawa: ojo-ojo) (seharusnya mungkin)

.

E. Konjungsi

Page 46: 76227634 Kumpulan Materi Bahasa Indonesia

Konjungsi antarklausa, antarkalimat, dan antarparagraf.

Konjungsi atau kata sambung adalah kata-kata yang menghubungkan bagian-bagian kalimat, menghubungkan antarkalimat, antarklausa, antarkata, dan antarparagraf.

1. Konjungsi antarklausa

a. Yang sederajat: dan, atau, tetapi, lalu, kemudian.

b. Yang tidak sederajat: ketika, bahwa, karena, meskipun, jika, apabila.

2. Konjungsi antarkalimat: akan tetapi, oleh karena itu, jadi, dengan demikian.

3. Konjungsi antarparagraf: selain itu, adapun, namun.