56706167-cepalgia-LP

download 56706167-cepalgia-LP

of 13

Transcript of 56706167-cepalgia-LP

  • 7/30/2019 56706167-cepalgia-LP

    1/13

    LAPORAN PENDAHULUAN

    CEPHALGIA

    Disusun oleh:

    NI LUH GEDE ARIANI NUGRAHENI. D

    24.10.0174

    PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN VII

    SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURYA GLOBAL

    YOGYAKARTA

    2011

  • 7/30/2019 56706167-cepalgia-LP

    2/13

    1. Definisi

    Cephalgia atau sakit kepala adalah salah satu keluhan fisik paling utama manusia.

    Sakit kepala pada kenyataannya adalah gejala bukan penyakit dan dapat menunjukkan

    penyakit organik ( neurologi atau penyakit lain), respon stress, vasodilatasi

    (migren), tegangan otot rangka (sakit kepala tegang) atau kombinasi respon tersebut

    (Brunner & Suddart)

    Cephalgia atau nyeri kepala termasuk keluhan yang umum dan dapat terjadi akibat

    banyak sebab yang membuat pemeriksaan harus dilakukan dengan lengkap. Sakit kepala

    kronik biasanya disebabkan oleh migraine, ketegangan, atau depresi, namun dapat juga

    terkait dengan lesi intracranial, cedera kepala, dan spondilosis servikal, penyakit gigiatau mata, disfungdi sendi temporomandibular, hipertensi, sinusitis, dan berbagai macam

    gangguan medis umum lainnya. Walaupun lesi structural jarang ditemukan pada

    kebanyakan pasien yang mengalami cephalgia, keberadaan lesi tersebut tetap penting

    untuk diwaspadai. Sekitar satu pertiga pasien tumor otak, sebagai contoh, datang dengan

    keluhan utama sakit kepala.

    Intensitas, kualitas, dan lokasi nyeri terutama durasi dari cephalgia dan keberadaan

    gejala neurologik terkait- dapat memberikan tanda penyebab. Migraine atau nyeri kepala

    tipe tegang biasanya dijelaskan sebagai sensasi berdenyut; sensasi tekanan juga umum

    terdapat pada nyeri kepala tipe tegang. Nyeri seperti tertusuk-tusuk menandakan

    penyebab neuritik; nyeri okuler dan periorbital menandakan terjadinya migraine atau

    nyeri kepala kluster, dan nyeri kepala persisten merupakan gejala tipikal dari massa

    intracranial. Nyeri okuler dan periokuler menandakan gangguan ophtalmologik, nyeri

    dengan sensasi terikat umum pada nyeri kepala tipe tegang. Pada pasien dengan sinusitis,

    mungkin didapatkan rasa nyeri pada kulit dan tulang sekitar.

    Cephalgia menandakan aktivasi dari serat afferent primer yang menginnervasi

    pembuluh darah cephalic, terutama pembuluh darah meningeal atau cerebral.Kebanakan

    serat nosiseptif yang menginnervasi struktur ini berasal dari neuron pseudounipolar yang

    http://nursingbegin.com/askep-cephalgia/http://nursingbegin.com/askep-cephalgia/
  • 7/30/2019 56706167-cepalgia-LP

    3/13

    terletak dalam ganglia trigerminal (divisi pertama), walaupun beberapa lainna berasal

    dari dalam ganglia servikal bagian atas. Rangsangan yang mengaktivasi serat ini cukup

    bervariabel, mulai dari traksi mekanikal langsung akibat tumor sampai iritasi kimia yang

    disebabkan oleh infeksi SSP atau perdarahan subarachnoid. Pada pasien dengan

    gangguan cephalgia sekunder, sakit kepala berasal dari sumber struktur atau peradangan

    yang dapat teridentifikasi. Penanganan terhadap abnormalitas primer tersebut dapat

    mengakibatkan penyembuhan sakit kepala. Akan tetapi kebanyakan pasien dengan sakit

    kepala yang kronik memiliki gangguan cephalgia primer seperti migraine atau nyeri

    kepala tipe tegang, dimana pada keadaan ini pemeriksaan fisik dan laboratorium

    biasanya normal.

    Teori vasogenik yang mengatakan bahwa vasokonstriksi intracranial berperan

    terhadap terjadinya gejala aura migraine dan cephalgia terjadi akibat dilatasi rebound

    atau distensi pembuluh cranial dan aktivasi dari akson nosiseptif perivaskuler. Teori ini

    berdasarkan pengamatan dari adanya (1) Pelebaran pembuluh ekstrakranial dan denyut

    selama serangan migraine terjadi pada kebanyakan pasien, sehingga menandakan

    kemungkinan peranan penting dari pembuluh cranial; (2) Rangsangan pembuluh

    intracranial pada pasien yang terjada mengakibatkan sakit kepala ipsilateral; dan (3) Zat

    yang dapat menyebabkan vasokonstriksi, seperti ergot alkaloid, ergot alkaloids,

    meringankan sakit kepala, sedangkan vasodilator seperti nitrat, dapat memicu serangan.2

    Hipotesis lainnya yaitu teori neurogenik, yaitu mengidentifikasi otak sebagai pusat

    migraine dan menyatakan bahwa kemugkinan serangan migrain menandakan ambang

    nyeri intrinsic otak untuk tiap individu; perubahan vaskuler yang terjadi saat migraine

    merupakan akibat bukan penyebab dari serangan migraine. Dukungan dari hipotesis ini

    berdasar pada serangan migraine biasanya diikuti dengan beragam gejala fokal (pada

    aura) dan vegetatif (pada prodromal) yang tidak dapat dijelaskan secara sederhana dari

    terjadinya vasokonstriksi dalam distribusi tunggal neurovaskuler.

  • 7/30/2019 56706167-cepalgia-LP

    4/13

    Sepertinya elemen dari kedua teori ini telah dapat menjelaskan beberapa patofisiologi

    dasar dari migraine dan gangguan cephalgia primer lainnya. Pencitraan (i.e., magnetic

    resonance imaging [MRI] dan positron emission tomography [PET]) dan pemeriksaan

    genetic yang mengkonfirmasi bahwa migraine dan cephalgia terkait merupakan

    gangguan dari neurovaskuler.

    2. Klasifikasi

    Klasifikasi sakit kepala yang paling baru dikeluarkan oleh Headache Classification

    Cimitte of the International Headache Society sebagai berikut:

    a. Migren (dengan atau tanpa aura)

    b. Sakit kepala tegang

    c. Sakit kepala klaster dan hemikrania paroksismal

    d. Berbagai sakit kepala yang dikaitkan dengan lesi struktural.

    e. Sakit kepala dikaitkan dengan trauma kepala.

    f. Sakit kepala dihubungkan dengan gangguan vaskuler (mis. Perdarahan

    subarakhnoid).

    g. Sakit kepala dihubungkan dengan gangguan intrakranial non vaskuler ( mis.

    Tumor otak)

    h. Sakit kepala dihubungkan dengan penggunaan zat kimia tau putus obat.

    i. Sakit kepala dihubungkan dengan infeksi non sefalik.

    j. Sakit kepala yang dihubungkan dengan gangguan metabolik (hipoglikemia).

    k. Sakit kepala atau nyeri wajah yang dihubungkan dengan gangguan kepala, leher

    atau struktur sekitar kepala ( mis. Glaukoma akut)l. Neuralgia kranial (nyeri menetap berasal dari saraf kranial)

  • 7/30/2019 56706167-cepalgia-LP

    5/13

    3. Patofisiologi

    Sakit kepala timbul sebagai hasil perangsangan terhadap bangunan-bangunan

    diwilayah kepala dan leher yang peka terhadap nyeri. Bangunan-bangunan ekstrakranial

    yang peka nyeri ialah otot-otot okspital, temporal dan frontal, kulit kepala, arteri-arteri

    subkutis dan periostium. Tulang tengkorak sendiri tidak peka nyeri. Bangunan-bangunan

    intrakranial yang peka nyeri terdiri dari meninges, terutama dura basalis dan meninges

    yang mendindingi sinus venosus serta arteri-arteri besar pada basis otak. Sebagian besar

    dari jaringan otak sendiri tidak peka nyeri.

    Perangsangan terhadap bangunan-bangunan itu dapat berupa:

    Infeksi selaput otak : meningitis, ensefalitis.

    Iritasi kimiawi terhadap selaput otak seperti pada perdarahan subdural atau setelah

    dilakukan pneumo atau zat kontras ensefalografi.

    Peregangan selaput otak akibat proses desak ruang intrakranial, penyumbatan jalan

    lintasan liquor, trombosis venos spinosus, edema serebri atau tekanan intrakranial

    yang menurun tiba-tiba atau cepat sekali.

    Vasodilatasi arteri intrakranial akibat keadaan toksik (seperti pada infeksi umum,

    intoksikasi alkohol, intoksikasi CO, reaksi alergik), gangguan metabolik (seperti

    hipoksemia, hipoglikemia dan hiperkapnia), pemakaian obat vasodilatasi, keadaan

    paska contusio serebri, insufisiensi serebrovasculer akut).

    Gangguan pembuluh darah ekstrakranial, misalnya vasodilatasi ( migren dan cluster

    headache) dan radang (arteritis temporalis)

    Gangguan terhadap otot-otot yang mempunyai hubungan dengan kepala, seperti pada

    spondiloartrosis deformans servikalis.

  • 7/30/2019 56706167-cepalgia-LP

    6/13

    Penjalaran nyeri (reffererd pain) dari daerah mata (glaukoma, iritis), sinus (sinusitis),

    baseol kranii ( ca. Nasofaring), gigi geligi (pulpitis dan molar III yang mendesak gigi)

    dan daerah leher (spondiloartritis deforman servikalis.

    Ketegangan otot kepala, leher bahu sebagai manifestasi psikoorganik pada keadaan

    depresi dan stress. Dalam hal ini sakit kepala sininim dari pusing kepala.

    4. Manifestasi Klinis

    a. Migren

    Migren adalah gejala kompleks yang mempunyai karakteristik pada waktu tertentu dan

    serangan sakit kepala berat yang terjadi berulang-ulang. Penyebab migren tidak diketahui

    jelas, tetapi ini dapat disebabkan oleh gangguan vaskuler primer yang biasanya banyak

    terjadi pada wanita dan mempunyai kecenderungan kuat dalam keluarga.

    Tanda dan gejala adanya migren pada serebral merupakan hasil dari derajat iskhemia

    kortikal yang bervariasi. Serangan dimulai dengan vasokonstriksi arteri kulit kepala dam

    pembuluh darah retina dan serebral. Pembuluh darah intra dan ekstrakranial mengalami

    dilatasi, yang menyebabkan nyeri dan ketidaknyamanan.

    Migren klasik dapat dibagi menjadi tiga fase, yaitu:

    1. Fase aura.

    Berlangsung lebih kurang 30 menit, dan dapat memberikan kesempatan bagi pasien untuk

    menentukan obat yang digunakan untuk mencegah serangan yang dalam. Gejala dari

    periode ini adalah gangguan penglihatan ( silau ), kesemutan, perasaan gatal pada wajah

    dan tangan, sedikit lemah pada ekstremitas dan pusing.

  • 7/30/2019 56706167-cepalgia-LP

    7/13

    Periode aura ini berhubungan dengan vasokonstriksi tanpa nyeri yang diawali dengan

    perubahan fisiologi awal. Aliran darah serebral berkurang, dengan kehilangan autoregulasi

    laanjut dan kerusakan responsivitas CO2.

    2. Fase sakit kepala

    Fase sakit kepala berdenyut yang berat dan menjadikan tidak mampu yang dihungkan

    dengan fotofobia, mual dan muntah. Durasi keadaan ini bervariasi, beberapa jam dalam

    satu hari atau beberapa hari.

    3. Fase pemulihan

    Periode kontraksi otot leher dan kulit kepala yang dihubungkan dengan sakit otot dan

    ketegangan lokal. Kelelahan biasanya terjadi, dan pasien dapat tidur untuk waktu yang

    panjang.

    b. Cluster Headache

    Cluster Headache adalah bentuk sakit kepal vaskuler lainnya yang sering terjadi pada pria.

    Serangan datang dalam bentuk yang menumpuk atau berkelompok, dengan nyeri yang

    menyiksa didaerah mata dan menyebar kedaerah wajah dan temporal. Nyeri diikuti mata

    berair dan sumbatan hidung. Serangan berakhir dari 15 menit sampai 2 jam yang menguat

    dan menurun kekuatannya.

    Tipe sakit kepala ini dikaitkan dengan dilatasi didaerah dan sekitar arteri ekstrakranualis,

    yang ditimbulkan oleh alkohol, nitrit, vasodilator dan histamin. Sakit kepala ini berespon

    terhadap klorpromazin.

    c. Tension Headache

    Stress fisik dan emosional dapat menyebabkan kontraksi pada otot-otot leher dan kulit

    kepala, yang menyebabkan sakit kepala karena tegang. Karakteristik dari sakit kepala ini

  • 7/30/2019 56706167-cepalgia-LP

    8/13

    perasaan ada tekanan pada dahi, pelipis, atau belakang leher. Hal ini sering tergambar

    sebagai beban berat yang menutupi kepala. Sakit kepala ini cenderung kronik daripada

    berat. Pasien membutuhkan ketenangan hati, dan biasanya keadaan ini merupakan

    ketakutan yang tidak terucapkan. Bantuan simtomatik mungkin diberikan untuk

    memanaskan pada lokasi, memijat, analgetik, antidepresan dan obat relaksan otot.

    5. Diagnostik

    1. CT Scan, menjadi mudah dijangkau sebagai cara yang mudah dan aman untuk

    menemukan abnormalitas pada susunan saraf pusat.

    2. MRI Scan, dengan tujuan mendeteksi kondisi patologi otak dan medula spinalis

    dengan menggunakan tehnik scanning dengan kekuatan magnet untuk membuat bayangan

    struktur tubuh.

    3. Pungsi lumbal, dengan mengambil cairan serebrospinalis untuk pemeriksaan. Hal ini

    tidak dilakukan bila diketahui terjadi peningkatan tekanan intrakranial dan tumor otak, karena

    penurunan tekanan yang mendadak akibat pengambilan CSF.

  • 7/30/2019 56706167-cepalgia-LP

    9/13

    7. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul

    a. Nyeri akut b.d agen cidera neurologis

    b. Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d

    ketidakmampuan memasukkan / mencerna dan mengabsorbsi makanan

    c. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri

    d. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan kebutuhan pengobatan b.d kurang

    mengingat, tidak mengenal informasi, keterbatasan kognitif.

    Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi

    1. Nyeri akut

    berhubungan dengan

    agen cidera fisik

    NOC : Kontrol nyeri Setelah

    dilakukan tindakan

    keperawatan selama 3 x 24

    jam nyeri pasien berkurang

    dengan indikator :

    NIC : Manajemen nyeri

    Aktifitas :

    1. Monitor vital sign

    2. Lakukan observasi

    terhadap nyeri meliputi skala,

  • 7/30/2019 56706167-cepalgia-LP

    10/13

    - Klien

    menyatakan nyeri

    berkurang/ hilang dengan

    skala 0

    - Mengguna

    kan teknik non

    farmakologi

    - Mengguna

    kan skala nyeri untuk

    mengidentifikasi tingkat

    nyeri

    karakteristik, durasi, intensitas

    serta faktor pencetus nyeri.

    3. Observasi respon non

    verbal klien

    4. Berikan lingkungan

    yang nyaman

    2. Resiko

    ketidakseimbangan

    nutrisi kurang dari

    kebutuhan tubuh

    berhubungan dengan

    ketidakmampuan

    memasukkan /

    mencerna dan

    mengabsorbsi

    makanan

    Setelah dilakukan tindakan

    keperawatan selama 3x24 jam

    diharapkan pasien dapat

    meningkatkan status

    nutrisinya dengan kriteria

    hasil:

    Nutrition status

    Intake nutrisi baik

    dngan proporsi yang

    seimbang

    Tingkat energi

    pasien meningkat

    Nafsu makan

    bertambah .

    Intake makanan

    dan cairan

    bertambah.

    Tidak terjadi

    penurunan berat

    Nutrition management

    1. Kaji adanya

    alergi pada makanan pada

    pasien .

    2. Beri

    tambahan pemsukan zat

    hidrat arang,protein dan

    vitamin c.

    3. Pastikan

    pemasukan makanan

    berserat tinggi untuk

    mencegah konstipasi.

    4. Beri

    makanan yang berwarna

    cerah,bersih dan lembut.5. Kolaborasi

    dengan ahli gizi untuk

    menentukan jumlah kalori

    dan nutrisi yang dibutuhkan

  • 7/30/2019 56706167-cepalgia-LP

    11/13

    badan. klien.

    3. Gangguan

    Pola tidur b/d Nyeri

    Setelah dilakukan tindakan

    keperawatan selam x24

    jam, diharapkan pasien dapat

    meningkatkan kualitas tidur

    dengan criteria hasil :

    Sleep (0004)

    Pasien tidur 7-8 jam

    sehari

    Pasien dapat tidur

    dengan nyenyak(tidak

    terbangun saat tidur)

    Pasien merasa lebih

    segar

    Pasien tidur teratur

    Pasien bangun tidur

    pada waktunya

    Tanda-tanda vital

    dalam rentang normal

    Sleep enchanment(1850)

    Monitor / laporkan pola

    tdur pasien dan jumlah

    waktu tidur.

    Berikan kenyamanan

    seperti pijatan,

    pergantian posisi dan

    sentuhan afektif.

    Pain management(1400)

    Kaji secara komprehensif

    tentang nyeri meliputi

    lokasi, karakteristik,

    kualitas berat nyeri dan

    faktor prespitasi.

    Berikan analgetik sesuai

    anjuran.

    Analgetic administrator(2210)

    Cek instruksi dokter

    tentang jenis obat dosis

    dan frekuenzi.

    Cek adanya riwayat

    alergi obat.

    Berikan analgesic tepat

    waktu terutama saat

    nyeri hebat.

    4. Kurang

    pengetahuan b/d

    keterbatasan

    Setelah dilakukan tindakan

    keperawatan selama x 24

    jam diharapkan pola koping

    Anxiety reduction(5820)

    Gunakan ketenangan

    untuk mendekati pasien

  • 7/30/2019 56706167-cepalgia-LP

    12/13

    paparan informasi pasien efektif dengan kreteria

    hasil:

    Coping(1302)

    Sensasi verbal pasienmenampakkan nyeri

    berkurang

    Pasien mampu

    mencari informasi

    sehubungan dengan

    penyakit dan

    pengobatan

    Pasien mampu

    merubah gaya

    hidupnya sesuai

    kebutuhannya saat ini.

    Pasien mampu

    beradaptasi dengan

    perubahan

    perkembangannya

    Pasien mampu

    menggunakan

    dukungan sosial yang

    ersedia

    Pasien melaporkan

    berkurangnya tanda

    fisik stress

    Pasien melaporkan

    berkurangnya pikiran

    negative

    Lengkapi informasi

    denganharapan harapan

    yang realistis sesuai

    yang dilakukan pasien Bantu pasien

    mengantisipasi

    perubahan yang terjadi

    Bantu pasien untuk

    menentukan bagaimana

    menyelesaikan masalah

    Instruksikan pasienuntuk penggunaan

    teknik relaksasi.

    Bantu pasien

    mengidentifikasi situasi

    yang menimbulkan

    kecemasan.

    Ciptakan sebuah

    atmosphere yang

    memfasilitasi

    kepercayaan

    Temani pasien untuk

    meningkatkan keamanan

    dan mengurangi

    ketakutan.

  • 7/30/2019 56706167-cepalgia-LP

    13/13

    Pasien melaporkan

    peningkatan

    kenyamanan

    psikologis