5. BAB 2
-
Upload
anggun-nurul-fitria -
Category
Documents
-
view
217 -
download
3
description
Transcript of 5. BAB 2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kehamilan Risiko Tinggi
2.1.1 Definisi
Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang menyebabkan terjadinya
bahaya dan komplikasi yang lebih besar terhadap ibu maupun janin yang
dikandungnya selama kehamilan, persalinan ataupun nifas bila dibandingkan
dengan kehamilan, persalinan dan nifas normal.1,2
Menurut data SKRT tahun 2007, 90 % penyebab kematian ibu karena
adanya komplikasi dan 28 % diantaranya terjadi perdarahan dimasa kehamilan
dan persalinan. Ada beberapa sebab yang tidak langsung tentang masalah
kesehatan ibu, yaitu pendidikan ibu, social ekonomi dan “terlalu” dalam
melahirkan yaitu terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering dan terlalu banyak. 3
“terlambat” yaitu terlambat mengambil keputusan, terlambat untuk dikirim ke
tempat pelayanan kesehata dan terlambat mendapatkan pelayanan kesehatan.2
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007,
angka kematian ibu (AKI) di Indonesia berada pada angka 228 per 100.000
kelahiran hidup atau setiap jam terdapat 2 orang ibu bersalin meninggal dunia
karena berbagai sebab. Demikian pula angka kematian bayi (AKB), khususnya
angka kematian bayi baru lahir (neonatal) masih berada pada kisaran 20 per
1.000 kelahiran hidup.3,4
Jumlah kematian ibu di Sumatra Seatan pada tahun 2012 adala 119 orang
dengan penyebab perdarahan 4 orang (37%), eklampsia 34 orang (28,6%),
infeksi 10 orang (8,4%) dan penyebabab lain sebanyak 31 orang (26%).5
2.1.2. Faktor Risiko
Faktor risiko merupakan situasi dan kondisi serta keadaan umum ibu selama
kehamilan, persalinan dan nifas akan memberikan ancaman pada kesehatan dan
jiwa ibu maupun janin yang dikandungnya. Keadaan dan kondisi tersebut bisa
digolongkan sebagai faktor medis dan non medis.6
Faktor non medis antara lain adalah kemiskinan, ketidak tahuan, adat, tradisi,
kepercayaan, dan lain-lain. Hal ini banyak terjadi terutama pada negara
berkembang, yang berdasarkan penelitian ternyata sangat mempengaruhi
morbiditas dan mortalitas. Dimasukkan pula dalam faktor non medis adalah
4
sosial ekonomi rendah, kebersihan lingkungan, kesadaran memeriksakan
kehamilan secara teratur, fasilitas dan sarana kesehatan yang serba kekurangan.6
Faktor medis antara lain adalah penyakit-penyakit ibu dan janin, kelainan
obstetri, gangguan plasenta, gangguan tali pusat, komplikasi persalinan, penyakit
neonatus dan kelainan genetik.6
Menurut Backett faktor risiko itu bisa bersifat biologis, genetika, lingkungan
atau psikososial. Namun dalam kesehatan reproduksi kita dapat membaginya
secara lebih spesifik, yaitu:7,8
1. Faktor demografi: umur, paritas dan tinggi badan
2. Faktor medis biologis: underlying disease, seperti penyakit jantung dan
malaria.
3. Faktor riwayat obstetri: abortus habitualis, SC, dan lain-lain.
4. Faktor lingkungan: polusi udara, kelangkaan air bersih, penyakit
endemis, dan lain-lain.
5. Faktor sosioekonomi budaya : pendidikan, penghasilan.Seharusnya faktor
risiko dikenali oleh ibu hamil serta keluarga sehingga ibu- ibu dengan
kehamilan risiko tinggi mendapat pertolongan yang semestinya.
2.1.3. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui
pancaindera manusia. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui
mata dan telinga. Pengetahuan merupakan hal yang sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang. Dalam hal ini yang dimaksud adalah
pengetahuan yang berkenaan dengan kehamilan risiko tinggi. Pengetahuan yang
tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat yaitu:9
Tahu (know) hal ini diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan dipelajari
atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tempat
pengetahuan yang paling rendah.10,11
5
1. Memahami (comprehension) diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
2. Aplikasi (aplication) diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi
sebenarnya.
3. Analisis (analysis) adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu
struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu dengan yang lain.
4. Sintesis (synthesis), menunjukkan kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian ke dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru.
5. Evaluasi (evaluation), hal ini berkaitan dengan kemampuan melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi/objek.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket
yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian
atau responden. Aspek-aspek pengetahuan tentang kehamilan risiko tinggi yang
dinilai meliputi:11
1. Pengertian tentang kehamilan risiko tinggi
2. Risiko kehamilan ditinjau dari segi usia
3. Faktor yang berpengaruh pada kehamilan risiko tinggi.
4. Tanda-tanda kehamilan risiko tinggi
5. Tujuan pengawasan kehamilan.
6. Pengaruh kehamilan risiko tinggi pada kesehatan ibu dan janin.
7. Keluhan yang mengarah pada kehamilan risiko tinggi.
8. Hal-hal yang bisa membahayakan kesehatan ibu dan janin saat kehamilan,
melahirkan dan nifas.
Pengetahuan dinilai berdasarkan total skoring dari nilai yang diberikan pada
setiap pertanyaan. Kemudian total skoring diklasifikasikan dalam tingkat
pengetahuan: kurang, cukup, baik.12
6
2.1.4. Sikap
Merupakan reaksi/respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus/objek. Manifestasi sikap ini tidak dapat
dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku
yang tertutup.13
Newcomb, seorang ahli psikologis sosial menyatakan bahwa sikap
merupakan kesiapan untuk bertindak dan bukan merupakan
pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan
atau aktifitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu
perilaku.14
Allport menjelaskan bahwa sikap ini mempunyai 3 komponen
pokok: kepercayaan/keyakinan, ide dan konsep terhadap suatu objek.
Kehidupan emosionil atau evaluasi terhadap suatu objek.
Kecenderungan untuk bertindak (yang utuh (total attitude). Dalam
penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan
emosi memegang peranan yang penting. Seperti halnya dengan
pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan yaitu:13,14
1. Menerima (receiving) diartikan bahwa orang (subjek)
mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).
2. Merespon (responding), memberi jawaban bila ditanya,
mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah
suatu indikasi dari sikap.
3. Menghargai (valuing), mengajak orang lain untuk mengerjakan
atau mendiskusikan sesuatu masalah.
4. Bertanggung jawab (responsible), bertanggung jawab atas segala
sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko.
Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan tidak
langsung. Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau
pernyataan responden terhadap suatu objek. Secara tidak langsung
dapat dilakukan dengan pernyataan-pernyataan hipotesis. Aspek-
5
aspek sikap yang dinilai pada kehamilan risiko tinggi meliputi:
1. Manfaat pemeriksaan kehamilan yang teratur.16
2. Bahaya kehamilan usia muda dan usia tua.
3. Peranan KB dalam mencegah kehamilan risiko tinggi.
4. Penyuluhan kehamilan risiko tinggi pada ibu hamil
5. Keterlambatan mencari pertolongan.
6. Pemanfaatan fasilitas kesehatan untuk deteksi pasien risiko tinggi
trend to behave). Ketiga komponen ini secara bersama
membentuk sikap.
2.1.5. Perilaku
Yang dimaksud dengan perilaku adalah suatu tindakan atau
aktifitas manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat
luas antara lain berjalan, berbicara, menangis dan lain-lain. Dari
uraian diatas maka yang disebut perilaku adalah semua kegiatan atau
aktifitas manusia. Skinner seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa
perilaku adalah merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap
stimulus, membedakan ada 2 tipe respon:17
1. Responden respons (reflexive) adalah respon yang ditimbulkan
oleh rangsangan tertentu.
2. Operant respons (instrumental repons) yakn respon yang timbul
dan berkembang yang kemudian diikuti oleh stimulus tertentu.
Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini maka perilaku
dibedakan menjadi:
1) Perilaku tertutup (covert behavior)
Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada
perhatian, persepsi, pengetahuan/kesadaran, dan sikap yang
terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum
dapat diamati secara jelas oleh orang lain. Misalnya seorang ibu
hamil tahu pentingnya periksa kehamilan.
6
2) Perilaku terbuka (overt behavior)
Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk
tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat dilihat atau
diamati orang lain. Misal seorang ibu memeriksakan
kehamilannya secara teratur.
Berdasarkan batasan perilaku dari Skinner tersebut maka
perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap
stimulus atau obyek yang berkaitan dengan sakit/penyakit, sistem
pelayanan kesehatan, makanan dan minuman serta lingkungan.
Dari batasan ini, perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan
menjadi 3 kelompok yaitu :17,18
1. Perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintenance)
Adalah perilaku atau usaha seseorang untuk memelihara atau
menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk
penyembuhan bilamana sakit. Oleh sebab itu perilaku
pemeliharaan kesehatan terdiri dari 3 aspek yaitu
Perilaku pencegahan penyakit dan penyembuhan bila
sakit serta pemulihan kesehatan bilamana telah
sembuh dari penyakit.
Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang
dalam keadaan sehat.
Perilaku gizi, dimana makanan dan minuman dapat
mempengaruhi kesehatan seseorang.
2. Perilaku pencarian dan penggunaan sistem atau fasilitas
pelayanan kesehatan atau sering disebut perilaku pencarian
pengobatan (health seeking behavior). Perilaku ini adalah
menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat
menderita penyakit atau kecelakaan.
3. Perilaku kesehatan lingkungan adalah bagaimana seseorang
merespon lingkungan baik fisik maupun sosial budaya dan
sebagainya, sehingga lingkungan tersebut tidak
7
mempengaruhi kesehatannya.
Proses adopsi perilaku, dari pengalaman dan penelitian
terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan
bersifat bertahan lama daripada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan. Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum
orang mengadopsi perilaku baru, didalam diri orang tersebut
terjadi proses yang berurutan yaitu :19
1. Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari
dalam arti mengetahui stimulus/objek terlebih dahulu.
2. Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus.
3. Evaluation, menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus
tersebut bagi dirinya.
4. Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru.
5. Adoption, kemudian orang mulai mencoba berperilaku baru
sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap
stimulus.
Namun demikian dari penelitian selanjutnya Rogers
menyimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati
tahap-tahap diatas. Cara mengukur indikator perilaku atau
memperoleh data atau informasi tentang indikator perilaku dapat
dilakukan melalui pengamatan (observasi) dan dapat pula melalui
wawancara lewat rangkaian pertanyaan. Aspek-aspek perilaku
yang dinilai tentang kehamilan risiko tinggi meliputi:20
1. Informasi tentang kehamilan risiko tinggi
2. Mencari tahu tentang kondisi kehamilannya
3. Kehamilan yang direncanakan.
4. ANC selama hamil.
5. Tindakan terhadap kehamilan risiko tinggi.
6. Rujukan pasien dengan kehamilan risiko tinggi.
8