5. BAB 2

13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kehamilan Risiko Tinggi 2.1.1 Definisi Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang menyebabkan terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar terhadap ibu maupun janin yang dikandungnya selama kehamilan, persalinan ataupun nifas bila dibandingkan dengan kehamilan, persalinan dan nifas normal. 1,2 Menurut data SKRT tahun 2007, 90 % penyebab kematian ibu karena adanya komplikasi dan 28 % diantaranya terjadi perdarahan dimasa kehamilan dan persalinan. Ada beberapa sebab yang tidak langsung tentang masalah kesehatan ibu, yaitu pendidikan ibu, social ekonomi dan “terlalu” dalam melahirkan yaitu terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering dan terlalu banyak. 3 “terlambat” yaitu terlambat mengambil keputusan, terlambat untuk dikirim ke tempat pelayanan kesehata dan terlambat mendapatkan pelayanan kesehatan. 2 Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, angka kematian ibu (AKI) di Indonesia berada pada angka 228 per 100.000 kelahiran hidup atau setiap jam terdapat 2 orang ibu bersalin meninggal dunia karena berbagai sebab. Demikian pula angka kematian bayi (AKB), khususnya angka kematian bayi baru lahir (neonatal) masih berada pada kisaran 4

description

.

Transcript of 5. BAB 2

Page 1: 5. BAB 2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kehamilan Risiko Tinggi

2.1.1 Definisi

Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang menyebabkan terjadinya

bahaya dan komplikasi yang lebih besar terhadap ibu maupun janin yang

dikandungnya selama kehamilan, persalinan ataupun nifas bila dibandingkan

dengan kehamilan, persalinan dan nifas normal.1,2

Menurut data SKRT tahun 2007, 90 % penyebab kematian ibu karena

adanya komplikasi dan 28 % diantaranya terjadi perdarahan dimasa kehamilan

dan persalinan. Ada beberapa sebab yang tidak langsung tentang masalah

kesehatan ibu, yaitu pendidikan ibu, social ekonomi dan “terlalu” dalam

melahirkan yaitu terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering dan terlalu banyak. 3

“terlambat” yaitu terlambat mengambil keputusan, terlambat untuk dikirim ke

tempat pelayanan kesehata dan terlambat mendapatkan pelayanan kesehatan.2

Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007,

angka kematian ibu (AKI) di Indonesia berada pada angka 228 per 100.000

kelahiran hidup atau setiap jam terdapat 2 orang ibu bersalin meninggal dunia

karena berbagai sebab. Demikian pula angka kematian bayi (AKB), khususnya

angka kematian bayi baru lahir (neonatal) masih berada pada kisaran 20 per

1.000 kelahiran hidup.3,4

Jumlah kematian ibu di Sumatra Seatan pada tahun 2012 adala 119 orang

dengan penyebab perdarahan 4 orang (37%), eklampsia 34 orang (28,6%),

infeksi 10 orang (8,4%) dan penyebabab lain sebanyak 31 orang (26%).5

2.1.2. Faktor Risiko

Faktor risiko merupakan situasi dan kondisi serta keadaan umum ibu selama

kehamilan, persalinan dan nifas akan memberikan ancaman pada kesehatan dan

jiwa ibu maupun janin yang dikandungnya. Keadaan dan kondisi tersebut bisa

digolongkan sebagai faktor medis dan non medis.6

Faktor non medis antara lain adalah kemiskinan, ketidak tahuan, adat, tradisi,

kepercayaan, dan lain-lain. Hal ini banyak terjadi terutama pada negara

berkembang, yang berdasarkan penelitian ternyata sangat mempengaruhi

morbiditas dan mortalitas. Dimasukkan pula dalam faktor non medis adalah

4

Page 2: 5. BAB 2

sosial ekonomi rendah, kebersihan lingkungan, kesadaran memeriksakan

kehamilan secara teratur, fasilitas dan sarana kesehatan yang serba kekurangan.6

Faktor medis antara lain adalah penyakit-penyakit ibu dan janin, kelainan

obstetri, gangguan plasenta, gangguan tali pusat, komplikasi persalinan, penyakit

neonatus dan kelainan genetik.6

Menurut Backett faktor risiko itu bisa bersifat biologis, genetika, lingkungan

atau psikososial. Namun dalam kesehatan reproduksi kita dapat membaginya

secara lebih spesifik, yaitu:7,8

1. Faktor demografi: umur, paritas dan tinggi badan

2. Faktor medis biologis: underlying disease, seperti penyakit jantung dan

malaria.

3. Faktor riwayat obstetri: abortus habitualis, SC, dan lain-lain.

4. Faktor lingkungan: polusi udara, kelangkaan air bersih, penyakit

endemis, dan lain-lain.

5. Faktor sosioekonomi budaya : pendidikan, penghasilan.Seharusnya faktor

risiko dikenali oleh ibu hamil serta keluarga sehingga ibu- ibu dengan

kehamilan risiko tinggi mendapat pertolongan yang semestinya.

2.1.3. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui

pancaindera manusia. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui

mata dan telinga. Pengetahuan merupakan hal yang sangat penting dalam

membentuk tindakan seseorang. Dalam hal ini yang dimaksud adalah

pengetahuan yang berkenaan dengan kehamilan risiko tinggi. Pengetahuan yang

tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat yaitu:9

Tahu (know) hal ini diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan dipelajari

atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tempat

pengetahuan yang paling rendah.10,11

5

Page 3: 5. BAB 2

1. Memahami (comprehension) diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

2. Aplikasi (aplication) diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi

sebenarnya.

3. Analisis (analysis) adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu

struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu dengan yang lain.

4. Sintesis (synthesis), menunjukkan kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian ke dalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru.

5. Evaluasi (evaluation), hal ini berkaitan dengan kemampuan melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi/objek.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket

yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian

atau responden. Aspek-aspek pengetahuan tentang kehamilan risiko tinggi yang

dinilai meliputi:11

1. Pengertian tentang kehamilan risiko tinggi

2. Risiko kehamilan ditinjau dari segi usia

3. Faktor yang berpengaruh pada kehamilan risiko tinggi.

4. Tanda-tanda kehamilan risiko tinggi

5. Tujuan pengawasan kehamilan.

6. Pengaruh kehamilan risiko tinggi pada kesehatan ibu dan janin.

7. Keluhan yang mengarah pada kehamilan risiko tinggi.

8. Hal-hal yang bisa membahayakan kesehatan ibu dan janin saat kehamilan,

melahirkan dan nifas.

Pengetahuan dinilai berdasarkan total skoring dari nilai yang diberikan pada

setiap pertanyaan. Kemudian total skoring diklasifikasikan dalam tingkat

pengetahuan: kurang, cukup, baik.12

6

Page 4: 5. BAB 2

2.1.4. Sikap

Merupakan reaksi/respon yang masih tertutup dari seseorang

terhadap suatu stimulus/objek. Manifestasi sikap ini tidak dapat

dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku

yang tertutup.13

Newcomb, seorang ahli psikologis sosial menyatakan bahwa sikap

merupakan kesiapan untuk bertindak dan bukan merupakan

pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan

atau aktifitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu

perilaku.14

Allport menjelaskan bahwa sikap ini mempunyai 3 komponen

pokok: kepercayaan/keyakinan, ide dan konsep terhadap suatu objek.

Kehidupan emosionil atau evaluasi terhadap suatu objek.

Kecenderungan untuk bertindak (yang utuh (total attitude). Dalam

penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan

emosi memegang peranan yang penting. Seperti halnya dengan

pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan yaitu:13,14

1. Menerima (receiving) diartikan bahwa orang (subjek)

mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).

2. Merespon (responding), memberi jawaban bila ditanya,

mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah

suatu indikasi dari sikap.

3. Menghargai (valuing), mengajak orang lain untuk mengerjakan

atau mendiskusikan sesuatu masalah.

4. Bertanggung jawab (responsible), bertanggung jawab atas segala

sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko.

Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan tidak

langsung. Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau

pernyataan responden terhadap suatu objek. Secara tidak langsung

dapat dilakukan dengan pernyataan-pernyataan hipotesis. Aspek-

5

Page 5: 5. BAB 2

aspek sikap yang dinilai pada kehamilan risiko tinggi meliputi:

1. Manfaat pemeriksaan kehamilan yang teratur.16

2. Bahaya kehamilan usia muda dan usia tua.

3. Peranan KB dalam mencegah kehamilan risiko tinggi.

4. Penyuluhan kehamilan risiko tinggi pada ibu hamil

5. Keterlambatan mencari pertolongan.

6. Pemanfaatan fasilitas kesehatan untuk deteksi pasien risiko tinggi

trend to behave). Ketiga komponen ini secara bersama

membentuk sikap.

2.1.5. Perilaku

Yang dimaksud dengan perilaku adalah suatu tindakan atau

aktifitas manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat

luas antara lain berjalan, berbicara, menangis dan lain-lain. Dari

uraian diatas maka yang disebut perilaku adalah semua kegiatan atau

aktifitas manusia. Skinner seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa

perilaku adalah merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap

stimulus, membedakan ada 2 tipe respon:17

1. Responden respons (reflexive) adalah respon yang ditimbulkan

oleh rangsangan tertentu.

2. Operant respons (instrumental repons) yakn respon yang timbul

dan berkembang yang kemudian diikuti oleh stimulus tertentu.

Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini maka perilaku

dibedakan menjadi:

1) Perilaku tertutup (covert behavior)

Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada

perhatian, persepsi, pengetahuan/kesadaran, dan sikap yang

terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum

dapat diamati secara jelas oleh orang lain. Misalnya seorang ibu

hamil tahu pentingnya periksa kehamilan.

6

Page 6: 5. BAB 2

2) Perilaku terbuka (overt behavior)

Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk

tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat dilihat atau

diamati orang lain. Misal seorang ibu memeriksakan

kehamilannya secara teratur.

Berdasarkan batasan perilaku dari Skinner tersebut maka

perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap

stimulus atau obyek yang berkaitan dengan sakit/penyakit, sistem

pelayanan kesehatan, makanan dan minuman serta lingkungan.

Dari batasan ini, perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan

menjadi 3 kelompok yaitu :17,18

1. Perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintenance)

Adalah perilaku atau usaha seseorang untuk memelihara atau

menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk

penyembuhan bilamana sakit. Oleh sebab itu perilaku

pemeliharaan kesehatan terdiri dari 3 aspek yaitu

Perilaku pencegahan penyakit dan penyembuhan bila

sakit serta pemulihan kesehatan bilamana telah

sembuh dari penyakit.

Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang

dalam keadaan sehat.

Perilaku gizi, dimana makanan dan minuman dapat

mempengaruhi kesehatan seseorang.

2. Perilaku pencarian dan penggunaan sistem atau fasilitas

pelayanan kesehatan atau sering disebut perilaku pencarian

pengobatan (health seeking behavior). Perilaku ini adalah

menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat

menderita penyakit atau kecelakaan.

3. Perilaku kesehatan lingkungan adalah bagaimana seseorang

merespon lingkungan baik fisik maupun sosial budaya dan

sebagainya, sehingga lingkungan tersebut tidak

7

Page 7: 5. BAB 2

mempengaruhi kesehatannya.

Proses adopsi perilaku, dari pengalaman dan penelitian

terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan

bersifat bertahan lama daripada perilaku yang tidak didasari oleh

pengetahuan. Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum

orang mengadopsi perilaku baru, didalam diri orang tersebut

terjadi proses yang berurutan yaitu :19

1. Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari

dalam arti mengetahui stimulus/objek terlebih dahulu.

2. Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus.

3. Evaluation, menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus

tersebut bagi dirinya.

4. Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru.

5. Adoption, kemudian orang mulai mencoba berperilaku baru

sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap

stimulus.

Namun demikian dari penelitian selanjutnya Rogers

menyimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati

tahap-tahap diatas. Cara mengukur indikator perilaku atau

memperoleh data atau informasi tentang indikator perilaku dapat

dilakukan melalui pengamatan (observasi) dan dapat pula melalui

wawancara lewat rangkaian pertanyaan. Aspek-aspek perilaku

yang dinilai tentang kehamilan risiko tinggi meliputi:20

1. Informasi tentang kehamilan risiko tinggi

2. Mencari tahu tentang kondisi kehamilannya

3. Kehamilan yang direncanakan.

4. ANC selama hamil.

5. Tindakan terhadap kehamilan risiko tinggi.

6. Rujukan pasien dengan kehamilan risiko tinggi.

8