Dsp 5 Topik 1 (Bab 2)
-
Upload
fitri-rusydiana -
Category
Documents
-
view
436 -
download
8
Transcript of Dsp 5 Topik 1 (Bab 2)
BAB II
ISI
2.1 Blue/Purple Vaskular Lesions
2.1.1 Hemangioma
Lesi vascular yang menunjukkan adanya proliferasi saluran vascular dapat
berupa hamartoma seperti tumor jinak pada anak dan pada dewasa, yang lebih banyak
pada manula, tumor ini umumnya berupa varises. Hemangioma pada anak ditemukan
pada kulit, kulit kepala, dan juga jaringan ikat pada membrane mukosa. Kelainan
pada anak umumnya sekitar 35% akan berkurang setelah pubertas.
Bergantung pada kedalaman proliferasi vascular pada submukosa oral, lesi
dapat menyembunyikan pembuluh yang dekat dengan epitel permukaan dan tampak
biru kemerahan atau, jika terjadi agak lebih kedalam jaringan ikat, akan tampak
berwarna biru gelap. Lesi angiomatous yang berada pada otot, yang disebut
intramuscular hemangioma, dapat tidak tampak adanya diskolorisasi pada
permukaan. Kebanyakan hemangioma menonjol dan bernodul, beberapa datar,
bermakula, dan menyebar, khususnya berada pada kulit wajah, yang biasa disebut
2
noda port-wine. Hemangioma port-wine pada kulit wajah dapat berlanjut menjadi
pembengkakan.
Manifestasi oral hemangioma ini biasa terletak pada lidah, dimana
membentuk multi nodular yang menyebar dan berwarna merah kebiruan. Angioma
lidah kadang berlanjut ke dalam ke antara otot intrinsic lidah. Mukosa bibir adalah
tempat lain yang juga sering mengalami hemangioma pada anak; tumor ini biasanya
terlokalisir, biru, dan menonjol. Hemangioma port-wine yang telah disebutkan
sebelumnya mengikutsertakan kulit wajah, datar, dan berwarna magenta. Ketika ada
riwayat serangan epilepsy yang bersamaan dengan adanya hemangioma ini dapat
dinyatakan kondisi ini sebagai encephalotrigeminal angiomatosis (sindrom Sturge-
Weber). Lesi vascular terjadi pada otak yang juga terjadi pada kulit wajah; radiografi
tengkorak dapat memperlihatkan adanya kalisifikasi pada dinding pembuluh.
Hemodinamik pada angioma nampak terganggu. Lesi vascular yang paling
paten akan tampak pucat dibawah tekanan. Sebaliknya, ketika gumpalan intraluminal
membentuk , lesi tersebut dapat teraba dan biasanya tidak akan pucat. Thrombus pada
angioma terkadang dapat terkalsifikasi, dan beberapa lesi dapat terasa keras saat
palpasi. Nodul yang terkalsifikasi ini, atau phleboliths, dapat tampak pada gambaran
radiografi.
Secara mikroskopik, sebuah hemangioma mengandung beberapa pembuluh
vaskuler yang membesar dengan dibatasi oleh sel endotel tanpa adanya lapisan otot.
Hemangioma tipe seluler atau kapiler menunjukkan adanya proliferasi endotel yang
signifikan, dan vascular lumina sangat kecil. Kedua tipe dapat terjadi hanya pada
jaringa ikat subepitel atau dapat meluas kedalam ke antara serabut otot (disebut
hemangioma intramuscular). Hemangioma intramuscular ini sulit dirawat karena
kedalamannya.
Perawatan hemangioma akan lebih sulit dilaksanakan pada anak yang sudah
lebih dewasa sehingga lebih baik dilakukan perwatan sedini mungkin. Pasien yang
3
membutuhkan perawatan dapat dilaksanakan dengan cara pembedahan konvensional,
bedah laser, atau cryosurgery. Lesi yang lebih besar yang meluas ke otot lebih dulit
untuk diangkat secara pembedahan, dan diinjeksikan intralesi sclerosing agen seperti
1% sodium tetradecyl sulfate. Agen tersebut mengakibatkan nyeri pascabedah, dan
pasien harus diberikan analgesic level menengah seperti oxycodone atau aspirin
dengan codeine. Noda port-wine subkutan dapat diobati dengan argon laser.
2.1.2 Varix
Dilatasi patologis dari vena atau venula merupaka varises atau varikositis, dan
daerah utama yang terlibat pada kavitas oral adalah lidah bagian ventral. Varikositis
akan lebih progresif seiring bertambahnya usia; oleh karena itu, varikositis ini sering
terjadi pada manula. Varikositis lidah nampak sebagai alur berliku berwarna biru,
merah, dan ungu yang berjalan pada permukaan ventrolateral lidah, dengan
perpanjangan kea rah anterior. Meskipun pada beberapa pasien tampak terlihat jelas,
varises ini menunjukkan sebuah perubahan degenerative pada adventitia dinding
vena. Varises ini tidak menyebabkan sakit dan bukan merupakan suatu adanya
rupture dan hemorrhage.
Dilatasi focal dari vena diketahui sebagai varix. Lesi ini juga cenderung
terjadi pada manula dan umumnya terlokalisir pada bibir bawah, muncul sebagai
pigmentasi menonjol yang dapat berwarna biru, merah, atau ungu, dan mukosa
4
permukaan sering berlobul atau nodul. Sedangkan beberapa dapat menjadi pucat,
yang lainnya tidak, dikarenakan formasi dari thrombus intravascular. Varix serupa
dengan hemangioma, keduanya secara klinik dan histologist, dibedakan dengan 2
aspek: (1) onset pada pasien dan (2) etiologi. Sebelumnya telah dijelaskan bahwa
hemangioma merupakan kelainan congenital dan mempunya kecenderungan regresi
secara spontan dimana cariz muncul pada individu yang sudah tua dan, sekali
terbetnuk, tidak akan beregresi. Secara alternative, sebuah varix memiliki
pertumbuhan potensial yang terbatas; sekalinya varix telah terbentuk, jarang terjadi
pembesaran lanjutan. Kebalikan dari hemangioma yang tidak diketahui etiologinya,
varix muncul karena adanya dilatasi vena yang dapat terjadi karena adanya suatu
trauma seperti bibir atau pipi yang tergigit. Trauma tersebut dapat merusak dan
melemahkan dinding vaskuler dan meningkatkan dilatasi.
Secara mikroskopik, varises sama seperti hemangioma cavernosus dapat
terlihat adanya dilatasi satu pembuluh darah yang dibatasi oleh sel endotel dengan
sedikit lapisan otot.
Varises pada mukosa bibir dan bukal dapat merusak estetik dan mengganggu
mastikasi. Lesi dapat dihilangkan dengan metode pembedahan, termasuk
electrosurgery dan cryosurgery. Injeksi intralesi 1% sodium tetradecyl sulfate efektif
juga, tapi biasanya lebih menyakitkan daripada eksisi sederhana.
2.1.3 Angio sarcoma
Tumor jinak vaskuler, beda dengan Kaposi’s sarcoma, tidak berhungan
dengan HIV dan dapat muncul dimanasaja pada tubuh. Meskipun pada kavitas oral
merupakan tempat yang jarang terdapat tumor ini, tumor yang muncul jika pada
permukaan akan nampak merah, biru, atau ungu. Tumor ini cepat berproliferasi dan
oleh karena itu nampak sebagai tumor nodular. Angiosarcoma muncul dari sel
5
endotel pembuluh darah atau limfe atau juga dari sel perisitik pembuluh darah.
Prognosis penyakit ini buruk dan perawatan dapat dilakukan dengan eksisi radikal.
2.1.4 Kaposi’s sarcoma
Sebuah tumor yang berasal dari vaskuler, Kaposi’s sarcoma (KS) sangat
jarang ditemukan pada kavitas oral dulu pada tahun 1983. Bentuk klasik umumnya
muncul pada dua hal: (1) pria tua (pada mukosa oral dan permukaan kulit ekstrimitas
atas) dan (2) anak anak Afrika (pada limfonodus). Bentuk klasik terdahulu awalnya
dideskripsikan oleh Moritz Kaposi dan merupkan tumor dengan progresifitas lambat.
Meskipun diklasifikasikan sebagai suatu keganasan, KS dulu tidak menunjukkan
adanya metastasi dan nampaknya tidak pernah terjadi kematian akibat tumor ini.
Tumor oral dan cutan dianggap sebagai asal multifocal daripada metastase dari tumor
primer yang asalnya jauh dari kavitas oral. Tumor oral ini berwarna merah, biru, dan
ungu, dan palatum keras adalah tempat yang sering terjadi; tumor pada kulit
cenderung terlokalisir pada bagian dorsal dari kaki. Tumor pada orang Afrika
dikarakteristikan pada pembesaran limfonodus dan secara progresif melibatkan
beberapa grup nodus, menjadi agresif dan berpotensi kematian.
Lewat tahun1983, oral KS menjadi lebih prevalen, menjadi proses neoplastic
yang paling umum terjadi beriringian dengan HIV sebagai tanda pasien tersebut
positif AIDS. Lesi kutan bermula sebagai macula merah dan membesar menjadi
6
nodular bengkak berwarna biru, ungu, dan coklat. Ekstrimitas bawah tidak
menunjukkan adanya predileksi diatas daerah kutan, dan lesi nampak pada tangan,
wajah, kulit kepala. Lesi oral berlanjut menunjukkan adanya predileksi pada palatum
keras bagian posterior, dan juka mulai muncul macula datar berwarna merah dengan
ukuran bervariasi dengan konfigurasi ireguler. Meskipun muncul sebagai lesi focal,
tipikal oral KS adalah multifocal, dengan beberapa plak. Terkadang, lesi ini membesa
dalam ukuran menjadi pertumbuhan nodular, dan beberapa akan melibatkan seluruh
palatum keras. Permukaan gingival adalah tempat kedua setelah palatum keras untuk
KS terjadi; pada tahap awal, diagnosis banding termasuk juga granuloma piogenik
dan giant cell granuloma. Jarang atau tidak umum terjadinya KS pada mukosa buka,
lidah, dan bibir.
Secara mikroskopis, lesi KS menunjukkan adanya proloferasi dari sel spindle
dengan pleomorphism ringan berhubungan dengan sel endothelial berorientasi
dengan lumina kecil. Secara tipikal, ekstravasasi dari eritrosit sangat mencolok, dan
granula hemosiderin serign ditemukan. Semakin banyak hemosiderin yang ada, akan
semakin coklat penampakan klinis dari tumor tersebut.
Tahap awal lesi macular atau plak ini tidak menimbulkan sakit dan tidak
membutuhkan perawatan. Lesi nodular dapat menajadi tidak estetik dan mengganggu
mastikasi; pada situasi ini terapi dapat dipertimbangkan. Eksisi secara pembedahan
tidak dilakukan pada kasus hemorrhage hebat, tapi electrocautery disarankan.
Injeksikan intralesi sclerosing agen seperti 1% sodium tetradecyl sulfate. Agen
tersebut mengakibatkan nyeri pascabedah, dan pasien harus diberikan analgesic level
menengah seperti oxycodone atau aspirin dengan codeine. Noda port-wine subkutan
dapat diobati dengan argon laser. Injeksi vinblastine 2 minggu sekali dapat diberikan
untuk menghilangkan tumor.
7
2.1.5 Hereditary hemorrhagic telangiectasia
Dikarakteristikan dengan adanya beberapa papula berbentuk bundar atau oval
berwarna ungu dengan diameter sekitar kurang dari 0,5 cm, hereditary hemorrhagic
telangiectasia (HHT) merupakan penyakit keturunan, diturunkan sebagai sifat
autosomal dominan. Lesi menunjukkan adanya beberapa mikroaneurysms. Lesi
tersebut jelas pathognomonic. Dapat timbul lebih dari 100 papula pada permukaan
mukosa bibir, lidah, dan pipi. Kulit wajah dan leher juga dapat timbul papula ini.
Pemeriksaan mukosa nasal dapat menunjukkan kesamaan lesi, dan rowayat epistaxis
dapat menjadi keluhan pasien. Memang, kematian banyak dilaporkan pada pendeita
HHT dengan epistaxis. Lesi dapat terlihat pada masa anak-anak tapi pada dewasa
akan nampak lebih jelas.
Meskipun diagnose banding sudah termasuk petechial hemorrhage dengan
adanya kelainan platelet, petechiae bukan papula melainkan macula dan bukan
berwarna ungu melainkan merah atau coklat. Lebih lanjut, HHT merupakan penyakit
keturunan dan harusnya dapat terlihat di anggota keluarga lainnya.
8
Secara mikroskopik, HHT menunjukkan beberapa dilatasi pembuluh vascular
dengan ekstravasasi eritrosit di sekitar pembuluh yang dilatasi.
Tidak ada perawatan yang dapat dilakukan untuk penyakit ini. Jika pasien
menginginkan untuk perawatan estetik dapat dilakukan katerisasi papula dengan
elctrocautery dengan anastesi local.
2.2. Brown Melanotic Lesions
2.2.1 Ephelis & Oral Melanotic Macule
Bintik-bintik yang biasa terdapat pada kulit,atau ephelis,muncul lebih banyak
karena sintesis pigmen melanin oleh melanosit pada stratum basal, tanpa penambahan
jumlah pada melanositnya. Pada kulit, peningkatan melanogenesis dapat dapat
dihubungkan dengan pemaparan actinic oleh karena itu epholide dapat muncul pada
batas vermilion dari bibir, dengan bibir bagian bawah lebih sering terkena karena
cenderung menerima pemaparan sinar matahari daripada bibir atas. Lesi berupa
macula dan memiliki ukuran yang bervariasi dari diameter yang berukuran cukup
kecil sampai lebih dari 1cm. Epholides pada bibir bersifat asimptomatik terjadi sama
banyaknya pada pria maupun wanita, jarang terlihat pada anak-anak.
9
Ephiles intraoral berupa macula malanotic, lesi ini berbentuk oval atau
ireguler, berwarna coklat bahkan hitam,dan cenderung terjadi pada gusi, palatum dan
mukosa bukal.Saat mencapai ukuran tertentu,ephiles tidak akan membesar lagi.
Diagnosis banding termasuk nevus, early superfical spreading melanoma, amalgam
tattoo, focal ecchymosis.Jika lesi berpigmen muncul setelah 2 minggu, pigmen
hemosiderin bersama ecchymosis dapat disingkirkan dan biopsy specimen harus
dilakukan untuk menjamin diagnosis definitif.
Secara mikroskopis,lapisan epitel normal dapat terlihat, dan sel basal berisi
banyak granula pigmen melanin tanpa proliferasi melanosit. Melanin seringkali
meluas ke dalam skatum spinosum yang menebal. Lesi ini didiagnosis sebagai
melanoacanthoma.
Macula melanotic oral tidak berbahaya, tidak menunjukan adanya proliferasi
melanosit, dan tidak memiliki kecenderungan untuk menjadi melanoma. Jika lesi ini
sudah dihilangkan tidak dibutuhkan tindakan bedah lebih lanjut.
2.2.2 Nevocellular Nevus & Blue Nevus
Tidak seperti ephelides dan macula melanotik yang muncul dari peningkatan
sintesis pigmen melanin,nevi muncul dari proliferasi melanosit (benign). Terdapat 2
10
tipe utama berdasarkan histologinya, dan kedua tipe ini cenderung menunjukan
perbedaan secara klinis, khususnya dalam warna dam pewarnaan. Nevocelluler nevi
berasal dari melanosit stratum basale pada awal kehidupan. Pada tahap perkembangan
sel-sel nevus mempertahankan lokasinya pada stratum basale, bertempat pada
epitelial junction,dan membran basalis, dan jaringan ikat di dasarnya. Karena
proliferasinya minimal, nevi ini berupa macula dan diidentifikasikan sebagai
junctional nevi. Umum nevi ini datar dan berwarna coklat dan memiliki bentuk
lingkaran atau oval. Seiring dengan waktu melanosit membentuk kelompok-
kelompok (cluster) pada epitheliomesenchymal junction dan mulai berproliferasi ke
arah bawah menuju jaringan ikat yang lebih dalam, walaupun tidak menginvasi
pembuluh darah atau limfa. Beberapa nevi memiliki bentuk kubah (karena beberapa
sel telah berakumulasi) dan dinyatakan sebagai compound nevi. Pada akhir pubertas,
melanosit (diketahui sebagai selnevus) pada compound nevi kehilangan
kontinuitasnya terhadap permukaan epitelium dan sel menjadi terlokalisasi pada
jaringan ikat yang lebih dalam. Yang kemudian dinamakan sebagai intradermal nevi
ketika berada di kulit dan intramucosal nevi ketika berada di dalam mulut. Pada kulit
terdapat nodul cokelat yang meninggi dan memiliki rambut yang keluar dari
dalamnya. Tidak terdapat junctional nevi pada orang dewasa. Ketika nevus
menunjukkan bukti mikroskopik dari aktivitas junctional, perubahan premelanotous
harus dicurigai.
Tipe kedua dari nevus, tidak berasal dari melanosit sttratum basale, yang
dinamakan nevus biru. Nevus biru memiliki warna biru pada kulit karena sel
melanosit bertempat pada jaringan ikat yang dalam dan karena pembuluh darah yang
melintas di atasnya tertutup warna coklat dari melanin, menghasilkan warna biru.
Melanosit dari nevus biru berbeda secara morfologis dengan nevocelluler nevus
karena bentuknya lebih spindle saat berisi pigmen dengan jumlah yang signifikan.
Beberapa sel secara ectodermal memperlihatkan sel-sel yang gagal mencapai epitel.
11
Juga terdapat sel-sel yang memiliki bentuk seluler yang jarang terlihat pada nevus
biru, memiliki potensi menjadi melanoma.
Pada mukosa oral, baik nevocelluler maupun nevus biru cenderung berwarna
cokelat dan menjadi macula atau nodul. Keduanya dapat terlihat pada berbagai umur
dan lebih sering muncul pada palatal dan gingiva dan juga dapat terlihat pada mukosa
bukal dan bibir. Saat telah mencapai ukuran yang sesuai, keduanya akan berhenti
tumbuh dan lesinya cenderung statis. Biopsi dibutuhkan untuk konfirmasi diagnosis ,
karena diagnosis klinis termasuk banyak pigmentasi focal lainnya, contohnyamacula
melanotic, melanoma, dan amalgam tattoo. Perawatannya adalah dengan eksisi
sederhana.
Histopatologi Gambaran
12
2.2.3 Malignant Melanoma
Pada kulit wajah, regio malar adalah daerah yang biasa terkena melanoma,
karena regio ini sering terkena sinar matahari. Dalam kejadian nyata, cutaneous
melanoma sering terjadi pada populasi kulit putih yang hidup di daerah sabuk
matahari (sunbelt). Facial cutaneos melanoma dpat muncul maoular atau nodular, dan
pewarnaan dapat bervariasi, dari berwarna coklat menjadi hitam sampai menjadi biru,
disertai dengan zona depigmentasi. Tidak seperti nevi biasa yang memperlihatkan
outline yang halus (smooth outline), melanoma memperlihatkan margin bergerigi
yang tidak normal (jagged irregular margin). Lesi ini biasanya terlihat pada pasian
yang sudah tua dan lebih sering pada laki-laki. Istilah “lentigo maligna melanoma”
atau “Hutchinson freckle” telah digunakan untuk lesi kulit muka yang seperti ini,
yang memperlihatkan atypical melanocytic hyperplasia atau melanoma di daerah
asalnya. Sel melanocytic tumor menyebar secara lateral dan dapat menyebar secara
superficial; pola seperti ini adalah fase radial growth. Lesi ini memiliki prognosis
baik apabila lesi ini ditemukan dan diobati sebelum lesi nodular muncul, yang
menandakan adanya invasi ke jaringan ikat yang lebih dalam (fase vertical growth).
Tingkatan invasi ditentukan dengan metode Breslow, yaitu dilihat dari seberapa
dalam invasi yang terukur (mm). (kedalaman berhubungan dengan prognosis).
Mucosal melanoma adalah kasus yang sangat jarang. Prevalensi nya lebih
tinggi pada orang Jepang daripada populasi lainnya. Melanoma timbul pada mukosa
oral cenderung muncul pada anterior labial gingiva dan aspek anterior pada palatum
13
keras. Pada tahap awal, oral melanoma biasanya macular berwarna coklat dan plak
berwarna hitam dengan outline yang iregular. Mereka bisa saja fokal atau difus dan
mosaic, dan diagnosis pembeda harus memasukkan nevi, melanotic macules, dan tato
amalgam. Setiap pigmented oral lesion yang disertai dengan margin yang iregular
atau dengan adanya sejarah pertumbuhan harus diwaspadai, dan harus segera
dilaksanakan biopsi. Bila tidak ditangani, melanoma akan menjadi lebih difus,
nodular, dan tumefactive, dengan foci dari hyper- dan hypopigmentasi.
Secara mikroskopis, melanoma mukosa oral (seperti cutaneous melanoma)
dapat memperlihatkan pola radial atau vertical growth. Pola penyebaran radial atau
superficial dapat terlihat pada lesi macular; cluster dan theques dari sel nevus
memperlihatkan nuclear atypia dan proliferasi hiperkromatis dalam regio basal cell
junctional dari epitelium, dan banyak sel neoplasma menginvasi epitelium seperti
mereka menginvasi submukosa. Saat vertikal growth memasuki jaringan ikat, lesi
dapat menjadi tumefactive. Fase vertical growth juga menandakan prognosis yang
buruk, karena adanya kemungkinan metastase lymphatic dan metastase
hematogenous, dan sistem pembagian kelas berdasarkan seberapa dalam penetrasi
vertikal dari submukosa. Klasifikasi Breslow belum pernah digunakan pada oral
melanoma, karena mereka biasanya sudah advanced dan invasive saat spesimen
biopsi pertama kali didapatkan.
Pengangkatan dengan margin yang luas adalah teknik pengobatan yang
dianjurkan; saat nodular meningkat, lesi mungkin saja sudah bermetastase.
Pembelajaran menggunakan Computed tomography dan magnetic resonance imaging
harus dilakukan untuk melihat metastase regional sampai submandibular dan cervical
lymph nodes. Macam-macam strategi chemo- dan imunotherapi dapat digunakan saat
metastase sudah diketahui.
14
2.2.4 Drug-induced Melanosis
Bermacam-macam obat dapat menyebabkan pewarnaan dari mukosa oral.
Pewarnaan dapat luas maupun lokal, biasanya terjadi pada palatum keras, atau dapat
multifokal, di seluruh mulut. Dalam kasus yang sama, lesi biasanya datar dan tidak
memperlihatkan nodularity atau pembengkakan. Obat-obat yang dapat menyebabkan
pewarnaan diantaranya quinolone, hydroxyquinolone, dan amodiaquine antimalarials.
Obat-obatan ini juga dapat digunakan pada pengobatan penyakit autoimun.
Mynocycline, yang digunakan digunakan pada pengobatan jerawat, dapat
menghasilkan pewarnaan oral. Terakhir, kontrasepsi oral dan hamil adakalanya
berhubungan dengan hiperpigmentasi kulit wajah, terutama sekali pada regio
periorbital dan perioral. Kondisi ini disebut melasma atau chloasma. Penyakit
endokrin harus dikeluarkan dengan pembelajaran laboratorium yang sesuai, saat
nonphysiologic melanosis oral atau facial ditemui.
Penyebabnya tidak diketahui, dan pewarnaan mungkin tidak hilang untuk
sementara waktu setelah pemberhentian pemakaian dari obat. Secara mikroskopik,
ditemukan melanosis basilar tanpa proliferasi melanocytic, dan melanin dalam
keadaan banyak sering ditemukan.
2.2.5 Physiologic Pigmentation
Pada orang Negro, Asia, dan Kaukasia berkulit gelap sering terlihat adanya
difus melanosis pada facial gingival. Sebagai tambahannya, pada gingival bagian
lingual dan pada lidah mungkin tampak multiple, difus, dan reticulated brown
makula. Meskipun penyebab lain hiperpigmentasi memungkinkan, pigmentasi rasial,
gambaran basilar melanosis, berkembang pada anak-anak dan biasanya tidak muncul
pada dewasa. Oleh karena itu, beberapa multifocal atau difus pigmentasi dari onset
15
yang baru saja terjadi harus diselidiki lebih lanjut untuk mencegah penyakit
endokrinopatik.
2.2.6 Café au Lait Pigmentation
Pada neurofibromatosis, autosomal dominan yang mewarisi penyakit, yaitu
nodular dan difus pendulous neurofibromas, keduanya terjadi pada kulit dan jarang
pada kavitas oral. Secara bersamaan ditemukan adanya pigmentasi “café au lait”.
Seperti yang dikatakan, lesi memiliki warna menyerupai kopi dengan krim dan
berubah dari epilis kecil seperti makula menjadi difus lesi yang luas. Ini cenderung
muncul pada anak-anak yang beranjak remaja dan bisa bersifat multiple, banyak
terlihat adanya neurofibromatous yang membengkak pada kulit. Jarang ditemukannya
pigmentasi oral. Hal yang penting bahwa pasien akan menunjukkan tanda cutaneous
sebagai ciri predominan dari penyakit ini.
Secara mikroskopis, bintik-bintik café au lait memperlihatkan basilar
melanosis tanpa proliferasi melanosit.
2.2.7 HIV Oral Melanosis
Pasien HIV-seropositif dengan infeksi oportunistik mungkin memiliki
keterlibatan dengan adrenokortikal oleh beberapa parasit, yang bermanifestasi pada
tanda-tanda dan gejala penyakit Addison. Beberapa pasien mengalami
hiperpigmentasi progresif pada kulit, kuku, dan membran mukosa.
Pada kenyataannya, sebagian besar pasien HIV-seropositif mengalami difusi
pigmentasi coklat mackula multifocal( multifocal macular brown pigmentations) pada
mukosa bukal yang tidak menunjukkan gambaran penyakit adrenikortikal. Etiologi
belum diketahui.
16
Sejauh ini, pigmentasi pada HIV Oral Melanosis menyerupai dengan
pigmentasi makula difus lainnya. Mukosa bukal adalah daerah yang paling sering
terkena, namun gingiva, palatum, dan lidah juga dapat mengalaminya. Secara
mikroskopik, karakter pigmentasinya adalah pigmen melanin basilar sampai ke
submukosa.
2.2.8 Sindrom Peutz-Jeghers
Dalam Sindrom Peutz-Jeghers, pigmentasi lebih khusus dan pathogmonomic
(diagnostik). Makula melatonic brown multiple focal terkonsentrasi pada daerah bibir
sedangkan kulit wajah yang lain kurang terlibat. Makula muncul seperti bintik atau
ephideli dengan diameter kurang dari 0,5 cm. Lesi yang serupa dapat muncul di
anterior lidah, mukosa bukal, permukaan mukosa bibir. Ephideli juga dapat
ditemukan di tangan dan jari.
Berdasarkan gambaran histologis, lesi ini menunjukkan basilar melanogenesis
tanpa proliferasi melanosit.
(Burket’s Oral Medicine, Diagnosis and Treatment page 134)
(Atlas Penyakit Mulut hal 19)
17
(Laskaris. 2006. Pocket Atlas of Oral Diseases )
Melanosis pada Sindrom Peutz-Jeghers.
2.3. Brown Heme-Associated Lesions
2.3.1 Ecchymosis
Trauma ecchymosis umum pada bibir dan wajah namun jarang pada mukosa
oral. Segera ketika terjadi trauma, ekstravasasi eritrosit yang masuk ke submukosa
akan tampak dengan sebagai makula merah terang, jika masih baru dan tidak dalam,
atau sebagai suatu pembengkakan jika terbentuk hematoma. Lesi tersebut akan
berubah warna menjadi coklat selama beberapa hari, setelah hemoglobin terdegradasi
menjadi hemosiderin. Diagnosis pembandingnya yaitu lesi pigmentasi focal(focal
pigmented) lainnya. Bila pasien mengalami trauma, lesi yang dihasilkannya diamati
selama 2 minggu. Setelah itu baru dapat diketahui apa lesi itu merupakan ecchymosis
atau tidak.
18
(Burket’s Oral Medicine, Diagnosis and Treatment page 134)
Ecchymosis
Pasien yang mengonsumsi obat antikoagulan dapat menunjukkan eccymosis
oral, terutama di pipi atau lidah, yang dapat juga mengalami trauma ketika
mengunyah. Ecchymosis koagulopatik pada kulit mukosa oral ditemui pada kelainan
koagulopatik herediter dan gagal hati kronik.
Jika tidak ada riwayat trauma, dapat dicurigai adanya koagulopatik atau
kelainan platelet dan sebaiknya dilakukan evaluasi hematologic berupa evaluasi
waktu protrombin, waktu tromboplastin parsial, jumlah platelet, dan agregasi platelet.
2.3.2 Petechia
Hemoragie kapiler pada awalnya memunculkan tanda berwarna merah, namun
dalam beberapa hari akan berubah menjadi warna coklat jika sel darah yang
terekstravasasi telah lisis dan terdegradasi menjadi hemosiderin. Petechia sekunder,
yang disebabkan defisiensi atau kelainan agregasi platelet, biasanya muncul tidak
hanya pada mukosa mulut tapi juga pada kulit. Autoimun atau idiopathic
thrombocytopenic purpura (ITP), HIV-berhubungan dengan ITP, kelainan agregasi
platelet, keracunan aspirin, lesi mielophthistic, dan kemoterapi mielosupresif dapat
memicu purpura, dengan petechia sebagai lesi utamanya. Kemungkinan lain,
sebagian besar petechia oral tidak berhubungan dengan trombositopenia atau
trombositopathia; biasanya petechia pada palatum lunak di mana 10-30 lesinya dapat
19
terlihat dan dapat juga berhubungan dengan adanya pengisapan (suction). Pengisapan
yang berlebihan pada palatum lunak terhadap posterior lidah banyak terjadi pada
pasien yang mengalami pruritic palatum karena serangan virus atau alergi pharingitis.
Petechia
Ketika petechia dicurigai timbul karena trauma atau pengisapan, pasien
diminta untuk menghentikan semua aktivitas yang memicu munculnya lesi tersebut.
Umumnya jika hal itu dilakukan, maka lesi akan hilang dalam 2 minggu. Namun
apabila lesi tersebut tetap ada, patut dicurigai adanya diathesis hemorragie, sehingga
perlu dilakukan pemeriksaan jumlah dan agregasi platelet.
2.3.3 Hemochromatosis
Hemochromatosis adalah penyakit genetik yang diturunkan dimana ada
akumulasi besi yang berlebihan dalam tubuh (Iron overload/HFE). Merupakan suatu
kelainan genetik yang umum diantara bangsa kulit putih (Caucasians) di Amerika,
memiliki kira-kira prevalensi satu diantara 240 sampai 300 Caucasians. Individu-
individu yang menderita hemochromatosis keturunan mungkin tidak mempunyai
gejala-gejala atau tanda-tanda (dan mempunyai usia lanjut yang normal), atau mereka
dapat mempunyai gejala-gejala dan tanda-tanda yang berat dari kelebihan beban besi
yang termasuk disfungsi seksual, gagal jantung, sakit-sakit sendi, sirosis hati, diabetes
mellitus, kelelahan, dan penggelapan kulit.
20
Kandungan besi yang normal dari tubuh adalah tiga sampai empat gram.
Jumlah total dari besi dalam tubuh dikontrol secara hati-hati. Tubuh kehilangan satu
mg besi setiap hari dari keringat dan sel-sel yang dikucurkan dari kulit dan lapisan
dalam usus-usus. Wanita juga kehilangan satu mg besi setiap hari dari menstruasi.
Pada dewasa yang normal usus menyerap satu mg besi setiap hari dari makanan untuk
menggantikan besi yang hilang, dan oleh karenanya, tidak ada akumulasi yang
berlebihan dari besi dalam tubuh. Ketika kehilangan besi lebih besar, lebih banyak
besi diserap dari makanan.
Pada individu-individu dengan hemochromatosis herediter, penyerapan besi
harian dari usus lebih besar daripada jumlah yang diperlukan untuk menggantikan
kehilangan. Karena tubuh yang normal tidak dapat meningkatkan pengeluaran besi,
besi yang terserap terakumulasi dalam tubuh. Pada angka akumualsi besi ini,
seseorang dengan hemochromatosis dapat mengakumulasi 20 gram dari total besi
tubuh pada umur 40 sampai 50 tahun. Besi yang berlebihan mengendap pada sendi-
sendi, hati, buah-buah pelir, dan jantung, yang menyebabkan kerusakan pada organ-
organ ini, dan menyebabkan tanda-tanda dan gejala-gejala hemochromatosis. Wanita
dengan hemochromatosis mengakumulasi besi pada suatu kecepatan yang lebih
perlahan daripada pria, karena mereka menghilangkan lebih banyak besi daripada pria
yang disebabkan oleh kehilangan besi dari menstruasi dan menyusui. Oleh karenanya,
mereka secara khas mengembangkan tanda-tanda dan gejala-gejala dari kerusakan
organ yang disebabkan kelebihan besi 10 tahun lebih telat daripada pria-pria.
(Emedicine)
Deposisi pigmen hemosiderin pada berbagai organ dan jaringan muncul
pertama kali merupakan penyakit turun temurun dengan predileksi yang mencolok
pada pria atau secara sekunder bergantung keanekaragaman penyakit dengan kondisi,
termasuk anemia kronik, porphyria, cirrosis, post caval shunt untuk hipertensi portal,
dan kelebihan konsumsi besi.
21
Lesi mukosa oral pada hemochromatosis adalah makula coklat sampai abu-
abu yang menyebar, cenderung muncul di palatum dan gusi. Walaupun pigmentasi ini
sebagian besar hasil deposisi besi pada submucosa, basilar melanosis juga diteliti
secara mikroskopis dan dapat juga sebagai hasil dari komplikasi addisonian yang
kedua, dimana deposisi hemosiderin dalam korteks adrenal dapat memastikan ke
hipokorticism dan hipersekresi ACTH.
http://www.consultantlive.com/display/article/10162/42684
Ketika hemochromatosis telah diduga, biopsi oral dapat membantu diagnosa
jaringan dengan menggunakan pewarna Prussian Blue; level besi akan meninggi
dalam serum jika hemochromatosis terjadi. Sejak kondisi tersebut dapat
mengakibatkan sumber berbagai macam penyakit, perawatan medis dianjurkan.
(Burket’s Oral Medicine Diagnosis and Treatment,2003).
22
2.4. Gray/Black Pigmentation
2.4.1 Amalgam Tattoo
Tato amalgam pada mukosa bukal . lesi nampak sebagai pigementasi abu kehitaman.
(Burket’s Oral Medicine Diagnosis and Treatment,2003).
Etiologi
23
Amalgam tattoo adalah sumber utama dari pigmentasi soliter atau fokal pada
mukosa oral. Beberapa lesi sebagai akibat dari kecelakaan oleh bur yang digunakan
dokter gigi, memuat partikel kecil amalgam yang terakumulasi selama pelepasan
amalgam, kecelakaan saat membelok ke mukosa yang berdekatan dan trauma ini
mengawali bintik-bintik logam. Partikel logam sangat baik, tetapi dalam kondisi
tertentu (ketika dalam bidang yang cukup luas), logam tersebut bisa diidentifikasi
dalam radiograf.Fragmen amalgam dapat juga tersimpan dalam jaringan oral selama
ekstraksi beberapa gigi. Partikel logam dapat jatuh tanpa kita ketahui ke dalam soket
ekstraksi, dan selama fase penghilangan, amalgam terpendam dalam jaringan
penghubung selama terjadi pembentukan epitel
Tanda klinis
Lesinya makular bewarna abu kebiruan atau terkadang hitam dan biasanya
terlihat di mukosa bukal, gusi, atau palatum.
Amalgam tattoo ditemukan di sekitar gigi dengan restorasi amalgam yang luas
atau gigi dengan restorasi mahkota yang memungkinkan pelepasan amalgam ketika
gigi disiapkan untuk fabrikasi mahkota.
Pemeriksaan
Dalam hal ini, radiografi hampir selalu dilakukan untuk mengetahui
keberadaan logam. Secara mikroskopis amalgam tattoo memperlihatkan granular
coklat yang baik dari serabut retikulum, terutama sekali disekeliling dinding
pembuluh, dan di banyak hal, potongan luas dari partikel logam hitam dapat terlihat.
Reaksi sel besar tidak terbentuk ; bagaimana pun juga, infiltrasi sel mononucleare
sering tercatat.
Perawatan
24
Sejak amalgam tattoo dinyatakan tidak berbahaya, pelepasan amalgam tidak
diharuskan, terutama sekali ketika amalgam dapat didokumentasikan secara
radiografi. Alternatifnya, biopsi dianjurkan ketika lesi pigmentasi abu-abu tiba-tiba
muncul atau ketika beberapa lesi timbul jauh dari gigi yang direstorasi ; diagnosis
pembandingnya harus dimasukkan nevi dan melanoma.(Burket’s Oral Medicine
Diagnosis and Treatment,2003).
2.4.2 Graphite Tattoo
Tato grafit pada anak
Etiologi
Graphite tattoo cenderung muncul pada palatum dan memperlihatkan
implantasi trauma dari timah.
Tanda klinis
Lesi biasanya macular, fokal, dan abu-abu/hitam. Insidensi biasanya muncul
pada anak anak pada usia sekolah.
Pemeriksaan
25
Secara mikroskopis, graphite mnyerupai amalgam dalam jaringan walaupun
pewarnaan spesial dapat membedakan keduanya.(Burket’s Oral Medicine Diagnosis
and Treatment,2003).
2.4.3 Hairy Tongue
Hairy tongue.(Regezy, Joseph A. Dkk, 2003)
Etiologi
Hairy tongue berhubungan dengan kondisi yang biasa dengan etiologi karena
rangsang luar seperti panas dari minuman atau rokok.
Tanda klinis
Lesi melibatkan dorsum lidah, terutama bagian tengah dan 1/3
posterior.Jarang sekali anak-anak terkena.Papilla mengalami elongasi, terkadang
sangat jelas, dan memiliki penampakan seperti rambut.Papilla hiperplastik kemudian
26
menjadi terpigmentasi oleh kolonisasi dari bakteri chromogenik, yang mana dapat
memberikan variasi warna dari hijau sampai coklat kemudian hitam.
Berbagai macam makanan, terutama kopi dan teh, dapat mendukung
pembauran pewarnaan.Secara mikroskopis, papilla filiformis secara ekstrim
berelongasi dan hiperplastik dengan keratosis.Kolonisasi eksternal dari papila oleh
koloni mikroba basofilik merupakan ciri-ciri yang mencolok.
Sebaliknya, tidak ditemukan patologi pada perbaikan epithelium atau jaringan
ikat. Kondisi ini sangat klasik dalam penampakan klinis, di mana biopsi tidak
dianjurkan, dan diagnosis klinis adalah cara yang tepat.
Perawatan
Perawatan meliputi penyikatan lidah dan menghindari rokok, teh dan kopi
selama beberapa minggu.Debridement fisik (penyikatan dengan sikat gigi dengan
bulu sikat yang halus, 5-15 strokes sekali atau dua kali dalam sehari). Topikal
podophyllin (5% dalam benzoin) diiukuti dengan debridement. kondisi tersebut dapat
terulang lagi.(Burket’s Oral Medicine Diagnosis and Treatment,2003)
2.4.4 Pigmentation Related to Heavy Metal Ingestion
Pigmentasi pada rongga mulut akibat logam berat.
27
Etiologi
Beberapa tahu lalu, beragam compound logam digunakan untuk pengobatan.
Sekarang, beberapa obat ini sudah jarang digunakan.Pemasukan logam berat atau
garam logam dapat menjadi bahaya dalam pekerjaan sejak banyak logam yang
digunakan dalam industri dan pengecatan.Timah, merkuri, dan bismuth memiliki
pemaparan dalam jaringan oral jika tertelan dalam jumlah yang cukup atau berlebih.
Tanda klinis
Pigmen-pigmen yang tercerna ini cenderung untuk ekstravasasi dari pembuluh
darah dalam bentuk foci dari permeabilitas kapiler yang meningkat seperti jaringan
terinflamasi.Jadi dalam rongga oral, pigmentasi biasanya ditemukan sepanjang free
marginal gingiva, di mana pigmentasi ini mengelilingi gingival cuff.Garis logam ini
terlihat abu-abu sampai hitam.
Logam berat dapat terkait dengan gejala sistemik dari toksisitas, termasuk
perubahan perilaku, neurologic dissorders dan sakit pencernaan.Kondisi ini sekarang
jarang ditemui.(Burket’s Oral Medicine Diagnosis and Treatment,2003).
Perawatan
Perawatan untuk menghilangkan pigmentasi dengan sempurna mungkin
memerlukan waktu yang sangat lama. Penghilangan agen penyebab hanya dapat
mengurangi symptom.
28
2.4.5 Dental discoloration
a. Diskolorisasi Ekstrinsik
Etiologi
Adanya pewarnaan pada permukaan eksternal gigi (disebut dengan
diskolorisasi ekstrinsik) merupakan hal yang umum dan memiliki beberapa penyebab.
Pada pasien muda, pewarnaan dengan berbagai warna dapat ditemukan dan biasanya
menetap pada daerah cervical gigi. Pewarnaan ini dihubungkan dengan adanya bekas
Nasmyth’s membrane, kebersihan mulut yang buruk, adanya restorasi, perdarahan
gingival, akumulasi plak, kebiasaan makan, atau adanya mikroorganisme
chromogenic. Pada pasien yang lebih tua, adanya pewarnaan pada permukaan gigi
biasanya berwarna coklat, hitam atau abu-abu dan terjadi di atas daerah yang
berdekatan dengan jaringan gingival. Kebersihan mulut yang buruk merupakan
merupakan factor yang dapat memperbesar, tetapi kopi, the, dan makanan
chromogenic lainnya atau medikasi dapat menimbulkan pewarnaan. Pewarnaan
karena tembakau juga kadang ditemukan. Penggunaan retsorasi juga menyebakan
pewarnan.
Pengobatan
Kebanyakan noda pada gigi dapat dihilangkan dengan prosedur prophylactic
secara rutin. Beberapa diskolorisasi pada permukaan gigi karena restorasi dan area
yang mengalami dekalsifikasi tidak dapat dihilangkan dengan pembersihan. Koreksi
secara conservative dapat di sempurnakan dengan microabrasi ringan atau melapisi
lapisan yang tipis, bagian luar atau yang mengalami diskolorisasi dengan suatu flame-
shaped, carbide finishing bur atau instrument diamond, diikuti dengan polisihing
menggunakan abrasive disk atau abrasive point untuk memperoleh hasil yang dapat
diterima.
b. Intrinsi discoloration
29
Intrinsik discolorations disebabkan oleh pewarnaan internal yang dalam atau
kelainan enamel, perubahan warna ini lebih sulit untuk disembuhkan dibandingkan
dengan eksternal discoloration. Gigi dengan pulpa vital atau non vital dan gigi dengan
perawatan saluran akar dapat terkena diskolorasi intrinsik. Gigi vital dapat terwarnai
saat membentuk mahkota, dan keadaan abnormal ini biasanya mempengaruhi
beberapa gigi. Faktor penyebabnya termasuk kelainan herediter, pengobatan
(terutama tetracycline), kelebihan fluoride, demam tinggi yang berhubungan dengan
penyakit dini pada anak-anak, dan trauma-trauma lain. Perubahan warna dapat dapat
terjadi di enamel atau dentin. Diskolorasi pada dentin masih dapat terlihat di enamel.
Diskolorasi dapat terjadi secara localized maupun generalized, mencakup seluruh
gigi.
Variasi penggunaan dari antibiotik tetracycline dapat menyebabkan
diskolorasi intrinsic yang menyeluruh. Tingkat pewarnaan bergantung pada dosis,
durasi pemakaian, dan tipe dari tetracycline yang digunakan. Tiap tipe tetracycline
yang berbeda dapat menghasilkan tipe perubahan warna yang berbeda-beda bervariasi
dari kuning-jingga hingga biru-abu-abu. Warna biru-abu-abu tua karena pemakaian
tetracycline lebih sulit disembuhkan daripada warna kuning-jingga. Pewarnaan dari
tipe obat tetracycline muncul pada usia muda dan disebabkan oleh pencernaan obat
yang bersamaan dengan perkembangan gigi permanen. Menurut penelitian, pada gigi
permanen orang dewasa dapat terjadi discoloration abu-abu,
Kelebihan fluoride pada air minum pada saat pembentukan gigi dapat menghasilkan
tipe lain dari pewarnaan intrinsic yaitu fluorosis. Pewarnaan ini biasanya terjadi
secara generalized. Dikarenakan kadar fluoride pada enamel sangat tinggi, gigi yang
fluorosis akan sulit untuk dirawat dengan acid-etching dan resin-bonding.
Discoloration yang localized terjadi pada satu gigi karena pengaruh kelainan enamel
atau dentin selama perkembangan gigi. Demam tinggi dan trauma-trauma lain dapat
merusak gigi selama perkembangannya, menghasilkan unesthetic hypoplastic defects.
Dismineralisasi atau kegagalan enamel untuk kalsifikasi dapat mengakibatkan
30
hypocalcified white spot. Setelah erupsi, kebersihan mulut yang buruk dapat
mengakibatkan decalcified white spot. Kebersihan mulut yang buruk selama
perawatan orthodonti juga dapat mengakibatkan dekalsifikasi tersebut. Putih atau
discolored spot dengan seluruh permukaan enamel seringkali dianggap sebagai bukti
adanya remineralisasi oral. Karies, restorasi logam, dan kebocoran atau karies
sekunder disekeliling restorasi dapat menyebabkan berbagai tipe intrinsic
discoloration.
Seperti disebutkan sebelumnya, efek penuaan juga dapat mengakibatkan gigi
menguning. Dengan bertambahnya umur pasien, enamel gigi berubah menjadi lebih
tipis karena aus dan memungkinkan underlying (dasar) dentin untuk menjadi lebih
nyata dan terlihat jelas. Juga, sering adanya deposisi dentin pada dentin sekunder
dalam individu yang lebih tua yang mengakibatkan ketebalan dentin menjadi lebih
besar. Deposisi ini menghasilkan efek menguning, tergantung pada warna intrinsik
dentin. Selain itu, permeabilitas gigi biasanya memungkinkan pemberian infus (dari
waktu ke waktu) dari pigmen organik secara signifikan (makanan chromogenic,
minuman, dan produk tembakau) yang menghasilkan efek menguning.
Gigi nonvital juga dapat menjadi discolored intrinsik. Pewarnaan ini biasanya
terjadi pada gigi individu setelah terjadinya erupsi. Pulpa dapat terinfeksi atau
degenerasi sebagai akibat dari trauma, karies yang dalam, atau iritasi dari prosedur
restorasi. Jika gigi ini dilakukan perawatan saluran akar dengan benar, biasanya
warna normal dari gigi tersebut dapat dipertahankan. Jika perawatan tertunda,
discoloration pada mahkota gigi lebih mungkin terjadi. Produk degenerasi dari
jaringan pulpa mewarnai dentin dan dengan jelas terlihat karena warna translusen dari
email.
Perawatan
Banyak orang memiliki masalah estetik tertentu dari noda intrinsic, sedangkan
yang lainnya merasa khawatir yang sebenarnya tidak ada artinya tentang warna gigi
31
mereka secara keseluruhan. Pada contoh terakhir, dokter gigi harus memutuskan
apakah warna gigi dapat cukup ditingkatkan untuk memberikan alasan bagi
perawatan meskipun pasien bersikukuh agar dilakukan sesuatu. Individu-individu
dengan corak (complexion) ringan mungkin percaya bahwa gigi mereka warnanya
terlalu gelap, padahal sebenarnya warnya gigi tersebut normal. Pengaturan tempat
shade tab dari shade guide warna gigi yang bersebelahan dengan gigi semacam itu
sering ditunjukkan pada pasien bahwa warna gigi mereka baik-baik saja barada dalam
range shade yang normal. Pasien sebaiknya diberitahu bahwa diskolorasi dapat
diperbaiki atau di tingkatkan secara maksimal melalui metoda konservatif, seperti
bleaching, mikroabrasi atau makroabrasi, atau veneering. Mild discoloration paling
baik dibiarkan
tidak dirawat atau di bleaching atau dirawat secara konservatif dengan mikroabrasi
atau makroabrasi sebab tidak ada bahan-bahan restorasi sebaik struktur gigi alami
yang sehat. Pasien sebaiknya diberi tahu bahwa jaringan gingival jika berbatasan
dengan material restorasi tidak akan pernah sesehat jaringan yang berbatasan dengan
struktur gigi normal.
Photo-photo dari perawatan gigi sebelumnya dengan intrinsic staining (seperti
sebelum dan sesudah perawatan) merupakan pembantu yang sangat baik untuk
menolong pasien membuat keputusan. Bayangan estetik dengan simulasi dari hasil
postoperatif dengan komputer modern, juga bisa menjadi alat pendidikan yang
efektif.
Pasien mengapresiasi/menghargai telah mengetahui apa penyebab
masalahnya, bagaimana hal itu bisa berhubungan, berapa lama terlibat dan berapa
ongkosnya. Mereka juga sebaiknya diberitahu berapa lama mereka bisa menikmati
hasil perawatan dari berbagai alternatif perawatan yang disarankan. Vital bleaching
biasanya menghasilkan gigi putih hanya untuk 1 sampai 3 tahun, sedangkan porselen
veneer bisa bertahan 10 sampai 15 tahun lebih lama.
Dengan peningkatan material dan teknik yang terus menerus, jangka waktunya bisa
32
jauh lebih lama untuk setiap prosedur ini. Umur (longerity) klinis dari restorasi estetis
juga ditingkatkan pada pasien yang memperlihatkan oral higiene yang baik, diet yang
tepat,bite relationship yang baik, sedikit kontak atau tidak sama sekali dengan hal-hal
yang menyebabkan diskolorasi atau deteriorasi.
33