2012-2-01238-SI Bab2001

55
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori- Teori Dasar/Umum Teori-teori ini diperlukan untuk mendukung penulisan laporan tugas akhir yang dibuat sebagai landasan dan acuan melakukan perancangan pada database. 2.1.1 Data Data merupakan komponen terpenting yang ada di dalam database. Data juga digunakan untuk sumber daya pada suatu perusahaan atau organisasi untuk membuat suatu database pada aplikasi yang memerlukan data untuk di olah agar dapat menjadi informasi yang berguna. Menurut Connolly & Begg (2010, p70), data merupakan bagian terpenting dari komponen suatu basis data. Menurut Hoffer, Prescott & Topi (2009, p46), data adalah representasi objek dan kejadian yang tersimpan dan mempunyai arti dan kepentingan kepada lingkungan pengguna. Jadi, data adalah komponen penting dalam suatu basis data yang mem-presentasikan objek dan kejadian yang tersimpan sehingga memiliki arti dan kepentingan untuk penggunanya. 8

Transcript of 2012-2-01238-SI Bab2001

Page 1: 2012-2-01238-SI Bab2001

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Teori- Teori Dasar/Umum

Teori-teori ini diperlukan untuk mendukung penulisan laporan tugas

akhir yang dibuat sebagai landasan dan acuan melakukan perancangan pada

database.

2.1.1 Data

Data merupakan komponen terpenting yang ada di dalam

database. Data juga digunakan untuk sumber daya pada suatu

perusahaan atau organisasi untuk membuat suatu database pada

aplikasi yang memerlukan data untuk di olah agar dapat menjadi

informasi yang berguna.

Menurut Connolly & Begg (2010, p70), data merupakan

bagian terpenting dari komponen suatu basis data.

Menurut Hoffer, Prescott & Topi (2009, p46), data adalah

representasi objek dan kejadian yang tersimpan dan mempunyai arti

dan kepentingan kepada lingkungan pengguna.

Jadi, data adalah komponen penting dalam suatu basis data

yang mem-presentasikan objek dan kejadian yang tersimpan sehingga

memiliki arti dan kepentingan untuk penggunanya.

2.1.2 Sistem

Sistem adalah komponen yang saling terhubung satu dengan

lainnya, sehingga menjadi suatu kesatuan yang utuh. Sistem juga

diperlukan untuk memberdayakan penggunaan informasi. Sistem

digunakan untuk mengintegrasikan data yang ada pada aplikasi.

Menurut Gelinas & Dull (2008, p11), sistem adalah kumpulan

dari elemen yang berdiri sendiri yang secara bersamaan untuk

mencapai tujuan tertentu. Sistem harus memiliki organisasi,

hubungan, integrasi, dan tujuan utama.

8

Page 2: 2012-2-01238-SI Bab2001

9

Menurut Hall (2011, p5), secara umum sistem dapat dikatakan

sebagai hasil penggambaran dari komputer dan pemrograman. Sistem

adalah kumpulan dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang

saling terkait untuk tujuan tertentu. Sistem harus menyediakan

setidaknya satu tujuan, tetapi dapat juga menyediakan lebih dari satu

tujuan. Saat sistem tidak memiliki tujuan lagi, maka sistem tersebut

harus digantikan.

Jadi, sistem adalah kumpulan dari dua atau lebih komponen

yang berdiri sendiri dan saling terkait untuk mencapai tujuan tertentu.

2.1.3 Informasi

Informasi merupakan pengolahan dari data yang terkumpul

dan dapat digunakan sebagai referensi perusahaan atau organisasi di

dalam pengambilan keputusan. Tidak hanya untuk perusahaan,

bahkan dunia maya juga dapat memberikan ataupun menyebarkan

informasi.

Menurut Gelle & Karhu (2010) dalam jurnalnya yang berjudul

“Information Quality for Strategic Technology Planning”, informasi

menjadi lebih global dari sebelumnya, dengan mengikuti

perkembangan pasar dan teknologi. Orang-orang harus

memperhatikan seluruh dunia, informasi yang tersebar diterima dari

distribusi sumber-sumber yang sudah ada.

Menurut Hoffer, Prescott & Topi (2009, p47), data yang telah

diproses sedemikian rupa sehingga meningkatkan pengetahuan dari

orang yang menggunakan tersebut dinamakan informasi.

Menurut Rainer (2007, p5), informasi mengacu pada data yang

telah terorganisir sehingga data memiliki makna dan nilai kepada

penerima.

Jadi, informasi adalah sebuah pengetahuan yang telah diproses

lebih lanjut terhadap data yang dimiliki sehingga data tersebut

memiliki makna dan nilai kepada penerima.

Page 3: 2012-2-01238-SI Bab2001

10

2.1.4 Database (Basis Data)

Database terdiri dari tabel-tabel yang saling terhubung satu

sama lain. Basis data ini memungkinkan untuk melakukan

penyimpanan data di internet sehingga tidak perlu memiliki database

dalam yang berbentuk fisik.

Menurut Connolly & Begg (2010, p65), database adalah

kumpulan dari relasi data logikal yang saling terkait (dan deskripsi

data), dirancang untuk memenuhi informasi yang dibutuhkan oleh

organisasi.

Pada buku karangan (Kusrini, 2007, p. 5) memuat beberapa

pengertian database, antara lain:

Himpunan kelompok data yang saling berhubungan yang telah

diorganisasi sedemikian rupa agar dapat dimanfaatkan dengan

cepat dan mudah.

Kumpulan data yang saling terintegrasi yang digunakan untuk

memenuhi kebutuhan akan data dengan cepat.

Kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan

secara bersama dan tidak ada pengulangan pada masing-

masing datanya.

Kumpulan arsip yang saling berhubungan dan disimpan dalam

media penyimpanan elektronik.

Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

database adalah kumpulan dari data – data yang saling berkaitan

secara logis yang berguna untuk memenuhi kebutuhan pengguna.

Menurut Kroenke (2010, p12), database adalah kumpulan

tabel-tabel yang terintegrasi yang menjelaskan dirinya sendiri.

Sedangkan tabel terintegrasi itu sendiri adalah tabel-tabel yang

menyimpan seluruh data dan hubungan diantara data.

Menurut Liping Lu (2011), dalam jurnalnya yang berjudul

“Database Design Base on GIS Gas Management Network”, database

yang dikombinasikan dengan sistem pengelolaan model dan analisis

yang baik dapat menyediakan informasi berguna untuk perencanaan,

manajemen, dan pengambilan keputusan.

Page 4: 2012-2-01238-SI Bab2001

11

Jadi, database adalah suatu kumpulan data yang saling terkait

dan dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi organisasi.

2.1.5 Database Management System (DBMS)

Dalam penggunaannya, DBMS berguna untuk meningkatkan

kualitas suatu perusahaan dengan mengatur proses bisnis perusahaan.

Menurut Hoffer, Prescott & Topi (2009, p49), DBMS adalah

sebuah sistem perangkat lunak yang digunakan untuk membuat,

memelihara, dan menyediakan akses kontrol untuk pengguna basis

data. Sebuah DBMS menyediakan metode sistematik untuk membuat,

memperbarui, menyimpan, mengambil data di databse.

Menurut Connolly & Begg (2010, p66), DBMS adalah sebuah

sistem perangkat lunak yang mampu mendefinisikan, membuat,

memelihara, dan mengatur akses ke databse.

Menurut Kroenke (2010, p11), DBMS digunakan untuk

membuat sebuah basis data dan untuk membuat tabel dan sebagai

struktur lain yang membantu di dalam databse.

Jadi, DBMS adalah sistem perangkat lunak yang mempunyai

kemampuan untuk membuat, menyimpan, memelihara, mengelola,

mengambil data dan mengatur akses ke databse.

2.1.5.1 Fungsi Database Management System (DBMS)

DBMS sangat berguna bagi perusahaan dalam

menjalankan proses bisnisnya agar dapat bersaing dengan

perusahaan lain. Menurut Connolly & Begg (2010, p99),

fungsi DBMS terdiri dari:

1. Data Storage, Retrieval, and Update

Sebuah DBMS harus menyediakan kemampuan untuk

menyimpan, mengambil, dan memperbaharui data

dalam database.

2. A User-Accessible Catalog

Page 5: 2012-2-01238-SI Bab2001

12

Sebuah DBMS harus menyediakan sebuah katalog

yang menggambarkan item data yang tersimpan dan

dapat diakses oleh pengguna.

3. Transaction Support

Sebuah DBMS harus menyediakan mekanisme yang

akan memastikan semua kegiatan update yang

berhubungan dengan transaksi maupun tidak.

4. Concurrency Control Service

Sebuah DBMS harus menyediakan mekanisme untuk

memastikan database diperbaharui dengan benar

ketika banyak pengguna melakukan update data pada

basis data secara bersamaan.

5. Recovery Services

Sebuah DBMS harus menyediakan mekanisme untuk

memperbaiki database jika terjadi kerusakan pada

basis data.

6. Authorization Services

Sebuah DBMS harus menyediakan mekanisme untuk

memastikan bahwa hanya pengguna yang diizinkan

dapat mengakses database

7. Support for Data Communication

Sebuah DBMS harus dapat berintegrasi dengan

perangkat lunak komunikasi.

8. Integrity Services

Sebuah DBMS harus menyediakan sebuah cara untuk

memastikan bahwa data dalam database dan

perubahan pada data, keduanya mengikuti aturan-

aturan yang ada.

9. Services to Promote Data Independence

Sebuah DBMS harus memiliki fasilitas untuk

mendukung kebebasan program dari struktur basis data

yang sebenarnya.

10. Utility Services

Page 6: 2012-2-01238-SI Bab2001

13

Sebuah DBMS harus menyediakan berbagai layanan

kegunaan.

2.1.5.2 Komponen Database Management System (DBMS)

Untuk menjalankan DBMS, dibutuhkan beberapa

komponen yang mendukungnya agar menjadi satu kesatuan di

dalam sistem.

Menurut Connolly & Begg (2010, p68), komponen-

komponen lingkungan DBMS terdiri dari:

1. Hardware (Perangkat Keras)

DBMS dan aplikasi memerlukan perangkat keras untuk

menjalankan agar sistem dapat berjalan dengan baik.

2. Software (Perangkat Lunak)

Perangkat lunak yang menghubungkan DBMS bersama

sistem operasi juga dengan jaringan berjalan bersama

melalui bahasa pemrograman Third-Generation

Programming Language seperti C , C#, C++, Java,

Visual Basic, COBOL, Fortran, Ada, atau Pascal atau

Fourth-Generation language seperti SQL.

3. Data

Data merupakan bagian terpenting dalam DBMS. Pada

struktur database ada yang dinamakan skema,

metadata, dan struktur data.

4. Procedure (Prosedur)

Prosedur merupakan instruksi dan aturan yang

diberikan dalam merancang basis data. Hal ini

bertujuan untuk mengelola basis data untuk dijalankan

pada sistem.

5. People (Orang)

Komponen terakhir adalah orang yang dapat

mempengaruhi sistem yang berjalan.

Page 7: 2012-2-01238-SI Bab2001

14

Gambar 2.1 Komponen DBMS Environment

(Sumber : Connolly, 2010, p68)

2.1.5.3 Keunggulan Database Management System (DBMS)

DBMS memiliki beberapa keunggulan, hal paling

berguna pada DBMS adalah pengguna mampu mengelola dan

mengamankan data yang ada pada databse secara mudah.

Menurut Connolly & Begg (2010, p77), keunggulan

dalam DBMS adalah sebagai berikut:

Mengendalikan redundansi data

Di dalam pengelolaan data diperlukan

pengendalian data untuk menghilangkan

redundansi dengan mengintegrasikan file-file

yang ada pada berbagai tempat dan yang sama

tidak disimpan.

Data menjadi konsisten

Dengan menghilangkan redundansi maka data

menjadi konsisten sehingga nilai baru dapat

segera dipastikan keakuratannya.

Informasi mengenai data menjadi banyak

Dengan mengintegrasikan data operasional

maka memungkinkan suatu organisasi

mengendalikan informasi dari sumber yang

sama sehingga informasi lain dapat diperoleh

untuk organisasi.

Dapat berbagi data

Page 8: 2012-2-01238-SI Bab2001

15

Secara umum, file-file yang disimpan dalam

departemen yang berbeda dapat dilakukan

pertukaran data.

Meningkatkan integritas

Integritas basis data bertujuan untuk mencapai

validitas dan konsistensi dalam penyimpanan

data, integritas juga digunakan untuk membuat

suatu batasan.

Meningkatkan keamanan

Keamanan basis data diperlukan untuk menjaga

keamanan data agar tidak dapat

disalahgunakan.

Memberlakukan standard

Integrasi diperbolehkan oleh Database

Administrator (DBA) untuk menentukan

standar-standar yang berlaku dan bersifat

penting pada DBMS.

Skala ekonomi

Dengan menggabungkan data operasional

organisasi ke dalam basis data membuat satu

sumber penyimpanan data sehingga hemat

dalam biaya.

Menyesuaikan kebutuhan yang bertentangan

Setiap pengguna pada departemen

membutuhkan data akan mengalami

pertentangan dalam penggunaannya, untuk itu

diperlukan pengelolaan untuk mengatasi

perbedaan tersebut.

Meningkatkan aksesibilitas dan respon

Hasil dari integrasi meningkatkan aksesibilitas

dan daya respon yang cepat di dalam

menangani permintaan pengguna.

Meningkatkan produktivitas

Page 9: 2012-2-01238-SI Bab2001

16

DBMS menyediakan standar dan fungsi agar

dapat meningkatkan produktivitas dalam

penggunaan, penyimpanan dan pengelolaan

data.

Meningkatkan pemeliharaan atas data yang

independen

Akses data yang telah ditentukan bertujuan

untuk penyimpanan data yang efektif sehingga

pemeliharaan data dapat berjalan secara

independen.

Meningkatkan concurency

Dalam mengakses data secara bersamaan harus

dapat dikendalikan agar tidak terjadi kehilangan

integritas data.

Meningkatkan pelayanan backup dan recovery

Tanggung jawab pengguna untuk menyediakan

ukuran dalam menjaga data dari kehilangan,

ditentukan oleh program aplikasi dengan

membuat backup dan recovery setiap

pengguna.

2.1.5.4 Kelemahan Database Management System (DBMS)

Adapun kelemahan yang dimiliki DBMS setelah

mengetahui keuntungan yang dimiliki. Menurut Connolly

(2010, p80), kelemahan dalam DBMS adalah sebagai berikut:

Kompleksitas

Fungsi dari DBMS yang baik menghasilkan

kompleksitas struktur data dan perancang

database harus menyesuaikan

kekompleksitasan tersebut.

Ukuran

Page 10: 2012-2-01238-SI Bab2001

17

Kompleksitas menyebabkan ukuran data

menjadi besar sehingga membutuhkan media

penyimpanan yang besar.

Biaya

Biaya yang dibutuhkan untuk implementasi

DBMS serta pemeliharaannya tidak sedikit.

Biaya tambahan hardware

Biaya hardware tambahan untuk

pengimplementasian DBMS tergolong besar.

Biaya konversi

Biaya untuk DBMS, tambahan perangkat keras

dari yang lama menuju implementasi baru

(konversi) besar.

Performa

Secara umum memang baik tetapi dibuutuhkan

berbagai aplikasi untuk mendukungnya.

Dampak kegagalan

Pemusatan sumber data untuk semua pengguna

yang tersedia pada DBMS dapat menyebabkan

kegagalan yang besar apabila pengelolaannya

tidak tepat.

2.1.6 Entity Relationship Diagram (ERD)

ERD digunakan untuk menggambarkan entitas yang ada di

dalam perancangan database dan hubungan entitas pada sebuah

perusahaan. Menurut Connolly & Begg (2010, p371), ERD adalah

pendekatan top-down untuk merancang basis data yang dimulai

dengan melakukan identifikasi data penting yang biasa disebut entitas

dan hubungan antara data yang direpresentasikan dalam model.

Menurut Hoffer, Prescott & Topi (2011, p59), ERD adalah

representasi grafik dari data untuk organisasi atau untuk area bisnis,

menggunakan entitas sebagai kategori data dan hubungan untuk

asosiasi antar entitas.

Page 11: 2012-2-01238-SI Bab2001

18

Jadi, ERD adalah model yang menggambarkan data dalam

bentuk entitas dan hubungan antar entitas yang akan digunakan untuk

merancang basis data perusahaan.

2.1.6.1 Entity Type

Entitas memiliki tipe tersendiri untuk

mendeskripsikannya. Ada entitas yang lemah dan entitas yang

kuat, hal itu terlihat dari seberapa independen entitas tersebut.

Menurut Connolly & Begg (2010, p372), tipe entitas

adalah sekumpulan objek dengan properties yang sama dan di

identifikasikan oleh perusahaan yang keberadannya diakui

secara independen. Tipe entitas dibagi menjadi 2 (dua), yaitu:

Strong Entity Type

Suatu tipe entitas yang dapat berdiri sendiri dan

tidak bergantung pada beberapa entitas lain.

Weak Entity Type

Suatu tipe entitas yang tidak dapat berdiri

sendiri dan bergantung pada beberapa entitas

lain.

Page 12: 2012-2-01238-SI Bab2001

19

Gambar 2.2 Contoh Strong Entity Type and Weak Entity Type

(Sumber : Connolly & Begg, 2010, p383)

2.1.6.2 Relationship Types

Salah satu hal penting dalam penggambaran ERD

harus menggambarkan hubungan antar entitas. Menurut

Connolly & Begg (2010, p374), tipe hubungan adalah asosiasi

yang memiliki arti diantara tipe entitas.

Gambar 2.3 Contoh Relationship Type

(Sumber : Connolly & Begg, 2010, p376)

2.1.6.3 Attribute (Atribut)

Attribute adalah sifat yang dimiliki oleh sebuah entitas.

Atribute berisi catatan-catatan yang disimpan dalam sebuah

entitas. Menurut Connolly & Begg (2010, p379), atribute

merupakan properties dari entitas atau tipe hubungan. Di

dalam atribut ada yang disebut dengan Attribute Domain.

Attribute Domain adalah sekumpulan nilai yang diperbolehkan

untuk 1 (satu) atau lebih atribut. Klasifikasi atribut dibagi

menjadi 3 (tiga), yaitu:

1. Simple and Composite Attribute

Simple Attribute adalah yang atribut yang

terdiri dari komponen tunggal dengan

keberadaan independen. Simple attribute tidak

Page 13: 2012-2-01238-SI Bab2001

20

bisa dibagi ke dalam komponen yang lebih

kecil. Simple attribute biasanya disebut dengan

atomic attribute.

Composite Attribute adalah atribut yang terdiri

dari beberapa komponen, masing-masing

dengan keberadaan independen. Beberapa

atribut dapat dibagi ke dalam komponen yang

lebih kecil.

2. Single-valued and Multi-valued Attribute

Single-valued Attribute adalah atribut yang

memiliki nilai tunggal untuk setiap kejadian

dari tipe entitas.

Multi-valued Attribute adalah atribut yang

memiliki beberapa nilai untuk setiap kejadian

dari tipe entitas.

3. Derived Attribute

Sebuah atribut yang memberikan sebuah nilai yang

dapat diturunkan dari nilai sebuah atribut yang terkait.

Gambar 2.4 Contoh Attribute Domain

(Sumber : Connolly & Begg, 2010, p379)

Page 14: 2012-2-01238-SI Bab2001

21

2.1.6.3.1 Keys

Menurut Connolly & Begg (2010, p381), di

dalam atribut ada yang dipakai menjadi key, terdiri

dari:

Candidate Key

Atribut yang secara unik

mengidentifikasikan setiap kejadian yang

terjadi pada entitas.

Primary Key

Candidate Key yang telah dipilih secara

unik untuk mengidentifikasikan kejadian

yang terjadi pada entitas.

Composite Key

Candidate Key yang terdiri dari 2 (dua)

atau lebih atribut.

2.1.6.4 Structural Constraints

Batasan ini menempatkan tipe-tipe entitas yang

berpartisipasi dalam sebuah hubungan. Tipe utama dari

batasan pada sebuah hubungan disebut dengan multiplicity.

Multiplicity merupakan jumlah kejadian yang mungkin

dari suatu entitas yang berhubungan dengan kejadian tunggal

dari entitas lain yang terkait melalui hubungan tertentu.

Multiplicity dibagi menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu:

1. One-to-one (1:1) relationship

Page 15: 2012-2-01238-SI Bab2001

22

Gambar 2.5 Contoh Multiplicity one-to-one (1:1)

(Sumber : Connolly & Begg, 2010, p385)

2. One-to-many (1:*) relationship

Gambar 2.6 Contoh Multiplicity one-to-many (1:*)

(Sumber : Connolly & Begg, 2010, p385)

3. Many to many (*:*) relationship

Page 16: 2012-2-01238-SI Bab2001

23

Gambar 2.7 Contoh Multiplicity many-to-many (*:*)

(Sumber : Connolly & Begg, 2010, p385)

2.1.7 Database Application Life Cycle

Dalam merancang database diperlukan acuan untuk

melakukan perancangan tersebut. Acuan tersebut adalah Siklus Hidup

Aplikasi Basis Data (Database Application Life Cycle).

Menurut Connolly & Begg (2010, p313), Database

Application Life Cycle adalah komponen dasar didalam sistem

informasi suatu organisasi yang bertujuan untuk merencanakan dan

merancang database dari tingkatan awal sampai akhir. Untuk

mengetahui tahapan-tahapan yang ada pada Database Application Life

Cylce dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Page 17: 2012-2-01238-SI Bab2001

24

Gambar 2.8 The Stage of the Database Application Lifecycle

(Sumber : Connolly & Begg, 2010, p314)

2.1.7.1 Database Planning

Merancang sebuah database pada sebuah perusahaan

diperlukan ketelitian yang sangat baik agar dapat

menyelesaikan masalah yang dihadapi dan dapat

menghasilkan sistem untuk mengatasi masalah tersebut.

Menurut Connolly & Begg (2010, p313), database

planning merupakan suatu kegiatan pengaturan yang

memungkinkan tahapan dari siklus hidup pengembangan

aplikasi database untuk direalisasikan seefisien dan seefektif

mungkin. Tahapan dalam Database Planning juga harus

menjelaskan:

Mission Statement

Page 18: 2012-2-01238-SI Bab2001

25

Mission Statement diperlukan untuk

mengetahui uraian singkat secara deskripsi

mengenai perancangan database yang akan

dilakukan. Menurut Connolly & Begg (2010,

p313), mission statement merupakan suatu

langkah penting yang menjelaskan secara jelas

di dalam merencanakan perancangan database.

Mission Statement juga menentukan tujuan

secara umum dalam perencanaan database.

Mission Objective

Mission Objective diperlukan untuk mengetahui

tujuan dan sasaran mengenai perancangan

database yang akan dilakukan. Menurut

Connolly & Begg (2010, p315), mission

objective adalah tujuan dan sasaran yang ingin

dicapai di dalam merencanakan perancangan

database agar sesuai dengan kebutuhan dan

yang diinginkan perusahaan.

2.1.7.2 System Definition

Sistem database yang dihasilkan seorang perancang

tentunya harus dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan

pengguna, namun dibalik itu tentunya sebuah aplikasi

memiliki batasan-batasan akan sebuah hal yang tidak dapat

dipenuhi.

Menurut Connolly & Begg (2010, p316), system

definition merupakan suatu penjelasan terhadap ruang lingkup

dan batasan dari sistem basis data serta pandangan pengguna

(user view) akhir secara garis besar.

User view mendefinisikan apa yang dibutuhkan dari

sistem database untuk perspektif peran pekerjaan tertentu

(seperti manajer atau supervisor) atau area aplikasi perusahaan

(seperti marketing, personalia, dan bagian gudang).

Page 19: 2012-2-01238-SI Bab2001

26

2.1.7.3 Requirements Collection and Analysis

Dalam membuat sebuah sistem baru harus mampu

untuk menjawab tantangan kebutuhan yang diperlukan dengan

cara mengumpulkan dan menganalisis informasi pada

organisasi yang ingin dibuatkan sistemnya.

Menurut Connolly & Begg (2010, p316), requirements

collection and analysis merupakan proses dari mengumpulkan

dan menganalisis informasi tentang bagian-bagian dari

perusahaan yang harus didukung oleh sistem basis data dan

menggunakan informasi yang didapat untuk lebih mengetahui

kebutuhan sistem yang akan dibuat, dengan tujuan untuk

menggantikan sistem yang lama.

2.1.7.4 Database Design

Perusahaan besar sekarang bersaing dalam

menggunakan sistem dengan tujuan memajukan usahanya dan

juga untuk bersaing dengan perusahaan lain. Perusahaan harus

mempunyai sistem yang digunakan untuk membantu

pekerjaan sehari-harinya, oleh karena itu perusahaan perlu

dibuatkan sebuah rancangan database yang baik untuk

penyimpanan data penting perusahaan.

Menurut Connolly & Begg (2010, p320), database

design adalah proses membuat rancangan yang akan

membantu mission statement dan mission objective perusahaan

untuk database yang dibutuhkan. Proses perancangan basis

data dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu:

2.1.7.4.1 Conceptual Database Design

Menurut Connolly & Begg (2010, p465),

perancangan database konseptual adalah suatu proses

membuat representasi konseptual dari basis data, yang

Page 20: 2012-2-01238-SI Bab2001

27

meliputi identifikasi entitas-entitas yang penting,

hubungan dan atributnya.

Tahapan yang ada dalam perancangan basis

data konseptual yaitu sebagai berikut (p471-p485):

1. Identify entity types

Tahap ini bertujuan untuk

mengidentifikasi entitas utama yang

dibutuhkan. Sebuah metode untuk

mengidentifikasi entitas adalah dengan

memeriksa spesifikasi kebutuhan

pengguna. Dari spesifikasi ini, akan

dapat diindentifikasi kata bendanya.

Selain itu, tujuan dari tahap ini juga

untuk mencari objek utama, seperti

orang, tempat, atau konsep yang

penting.

2. Identify relationship types

Tahap ini bertujuan untuk

mengidentifikasi hubungan penting

yang terdapat diantara tipe entitas yang

telah diidentifikasi. Secara khusus,

hubungan ditandai dengan kata kerja.

3. Identify and associate attributes with

entity or relationship types

Tahap ini bertujuan untuk

menghubungkan atribut dengan tipe

entitas atau tipe hubungan yang sesuai.

Atribut dapat diidentifikasi dimana kata

benda merupakan sebuah sifat

(property), kualitas, identifier, atau

karakteristik dari entitas atau hubungan.

4. Determine attribute domains

Page 21: 2012-2-01238-SI Bab2001

28

Tahap ini bertujuan untuk menentukan

domain bagi atribut di dalam model data

konseptual. Domain merupakan sebuah

kolom nilai dari 1 (satu) atau lebih

atribut yang menggambarkan nilai dari

masing-masing atribut.

5. Determine candidate, primary, and

alternate key attributes

Tahap ini bertujuan untuk

mengidentifikasi candidate key bagi

setiap entitas dan jika terdapat lebih dari

satu candidate key, pilih salah satu yang

akan dijadikan primary key dan yang

lain sebagai alternate key.

6. Consider use of enhanced modeling

concepts (optional step)

Tahap ini bertujuan untuk

mempertimbangkan penggunaan konsep

pemodelan lebih lanjut, seperti

spesialisasi atau generalisasi, agregasi,

dan komposisi (composition).

7. Check model for redundancy

Tahap ini bertujuan untuk memeriksa

keberadaan berbagai redudansi dalam

model. Pada tahap ini berfungsi untuk

memeriksa kembali hubungan one-to-

one dan menghilangkan hubungan yang

berulang, dan mempertimbangkan

dimensi waktu.

8. Validate conceptual model against user

transactions

Tahap ini bertujuan untuk memastikan

bahwa model konseptual mendukung

Page 22: 2012-2-01238-SI Bab2001

29

transaksi yang diperlukan oleh

pengguna.

9. Review conceptual data model with user

Tahap ini bertujuan untuk meninjau

kembali model data konseptual dengan

pengguna untuk memastikan bahwa

model tersebut merupakan gambaran

data yang sebenarnya (sesuai dengan

kebutuhan pengguna).

2.1.7.4.2 Logical Database Design

Menurut Connolly & Begg (2010, p489),

perancangan databse logikal adalah untuk

menerjemahkan representasi konseptual ke dalam

struktur logikal dari databse, yang meliputi

perancangan hubungan-hubungannya.

Tahapan yang ada dalam perancangan basis

data logikal yaitu sebagai berikut (p490-p517):

1. Derive relations for logical data model

Tahap ini bertujuan untuk membuat

hubungan untuk merepresentasikan

entitas, hubungan, dan atribut. Lalu

mendeskripsikan bagaimana hubungan

diperoleh pada struktur yang terjadi

didalam model data konseptual:

stong entity types (tipe entitas

kuat);

weak entity types (tipe entitas

lemah);

one-to-many (1:*) binary

relationship types (tipe

hubungan satu-ke-banyak);

Page 23: 2012-2-01238-SI Bab2001

30

one-to-one (1:1) binary

relationship types (tipe

hubungan satu-ke-satu);

one-to-one (1:1) recursive

relationship types (tipe

hubungan satu-ke-satu rekursif);

superclasss / subclass

relationship types (tipe

hubungan superclass / subclass);

many-to-many (*:*) binary

relationship types (tipe

hubungan banyak-ke-banyak

rekursif);

complex relationship types (tipe

hubungan kompleks);

multi-valued attributes (atribut

multi-valued).

2. Validate relations using normalization

Tahap ini bertujuan untuk memvalidasi

pengelompokan atribut pada setiap

hubungan menggunakan aturan dari

normalisasi. Tujuan dari normalisasi ini

adalah untuk memastikan bahwa

hubungan tersebut memiliki nilai

minimal yang cukup dari atribut yang

dibutuhkan untuk mendukung

kebutuhan data pada suatu perusahaan.

Hal ini juga dapat dilakukan untuk

mengurangi redudansi.

3. Validate relations against user

transactions

Tahap ini bertujuan untuk memvalidasi

model data logikal dan memastikan

Page 24: 2012-2-01238-SI Bab2001

31

bahwa model mendukung transaksi

yang dibutuhkan pengguna, seperti yang

sudah dirinci dalam spesifikasi user

requirenments. Di tahap ini harus

diperiksa apakah terjadi kesalahan

(error) saat membuat hubungan yang

berkaitan dengan hubungan antar

entitas.

4. Check integrity constraints

Tahap ini bertujuan untuk memastikan

bahwa hubungan dalam model data

logikal mendukung transaksi yang

dibutuhkan. Pada tahap ini akan

membuat constraint atau batasan pada

database untuk menghindari terjadinya

pemasukan data yang tidak lengkap,

tidak akurat, dan tidak konsisten.

5. Review logical data model with user

Tahap ini bertujuan untuk meninjau

kembali model data logikal dengan

pengguna untuk memastikan bahwa

model tersebut merupakan gambaran

data yang sebenarnya (sesuai dengan

kebutuhan pengguna).

6. Merge logical data models into global

model (optional step)

Tahap ini bertujuan untuk

menggabungkan model data logikal

menjadi model global yang

merepresentasikan seluruh pandangan

pengguna terhadap basis data.

7. Check for future growth

Page 25: 2012-2-01238-SI Bab2001

32

Tahap ini bertujuan untuk menentukan

apakah ada kemungkinan perubahan

yang signifikan di masa mendatang dan

untuk menilai apakah model data

logikal dapat memuat perubahan.

2.1.7.4.3 Physical Database Design

Menurut Connolly & Begg (2010, p521),

perancangan basis data fisikal adalah menentukan

bagaimana struktur logikal diimplementasi secara fisik

(sebagai base relation) ke dalam target DBMS.

Tahapan yang ada dalam perancangan basis

data fisikal yaitu sebagai berikut (p524-p561):

1. Translate logical data model for target

DBMS

Langkah 1.1 Design base relations

Tahap ini bertujuan untuk memutuskan

bagaimana merepresentasikan relasi

dasar yang diidentifikasikan dalam

model data logikal pada DBMS yang

dipakai.

Langkah 1.2 Design representation of

derived data

Tahap ini bertujuan untuk memutuskan

bagaimana merepresentasikan suatu

data turunan (derived) pada model data

logikal pada DBMS yang dipakai.

Langkah 1.3 Design general constraint

Tahap ini bertujuan untuk merancang

batasan dalam pengaksesan DBMS

yang dipakai.

2. Design file organizations and indexes

Langkah 2.1 Analyze transactions

Page 26: 2012-2-01238-SI Bab2001

33

Tahap ini bertujuan untuk menganalisis

setiap transaksi agar dapat mengetahui

setiap fungsi dari suatu transaksi yang

dijalankan pada database dan untuk

menganalisis transaksi penting.

Langkah 2.2 Choose file organizations

Tahap ini bertujuan untuk menentukan

organisasi file yang efisien untuk setiap

relasional data.

Langkah 2.3 Choose indexes

Tahap ini bertujuan untuk menentukan

apakah penambahan indeks akan

meningkatkan kinerja dari suatu sistem.

Langkah 2.4 Estimate disk space

requirements

Tahap ini bertujuan untuk mengestimasi

jumlah besarnya ukuran kapasitas

penyimpanan yang diperlukan untuk

database.

3. Design user views

Tahap ini bertujuan untuk merancang

tampilan antarmuka pengguna yang

diidentifikasi dan dianalisis dari siklus

hidup aplikasi database.

4. Design security mechanisms

Tahap ini bertujuan untuk merancang

ukuran keamanan untuk database yang

telah ditentukan oleh pengguna.

2.1.7.5 DBMS Selection

Menurut Connolly & Begg (2010, p325), pemilihan

DBMS yang sesuai untuk mendukung sistem database yang

mencakup:

Page 27: 2012-2-01238-SI Bab2001

34

1. Define Terms of Reference of study

Kerangka acuan untuk pemilihan DBMS didefinisikan

dengan menyatakan tujuan dan ruang lingkup studi dan

tugas-tugas yang perlu dilakukan.

2. Shortlist two or three products

Kriteria yang dianggap ‘penting’ untuk implementasi

yang sukses dapat digunakan untuk menghasilkan

daftar awal DBMS untuk evaluasi.

3. Evaluate products

Ada berbagai fitur yang digunakan untuk mengevaluasi

produk DBMS. Untuk tujuan evaluasi, fitur ini dapat

dinilai sebagai kelompok atau individu.

4. Recommend selection and produce report

Mendokumentasikan proses dan menyediakan

pernyataan mengenai kesimpulan dan rekomendasi

terhadap salah satu produk DBMS.

2.1.7.6 Application Design

Menurut Connolly & Begg (2010, p329), application

design adalah merancang tampilan antarmuka pengguna dan

program aplikasi yang akan memproses sistem database.

Dalam merancang sistem harus memastikan semua pernyataan

fungsional dari spesifikasi kebutuhan pengguna (user

requirement specification) yang menyangkut perancangan

aplikasi program yang mengakses database dan merancang

transaksi yaitu cara akses ke database dan perubahan terhadap

isi database (retrieve, update dan kegiatan keduanya).

2.1.7.7 Prototyping

Prototyping ini mengizinkan perancang dan pengguna

untuk memvisualisasikan dan mengevaluasi gambaran sistem

secara menyeluruh.

Page 28: 2012-2-01238-SI Bab2001

35

Menurut Connolly & Begg (2010, p333), prototyping

adalah membuat model kerja dari sistem database, yang

mengizinkan perancang atau user untuk mengevaluasi hasil

akhir sistem, baik dari segi tampilan maupun fungsi yang

dimiliki sistem.

Tujuan utama dari pembuatan suatu prototipe adalah

mengizinkan pengguna menggunakan prototipe untuk

mengidentifikasikan fitur-fitur dari sistem apakah bekerja

dengan baik dan jika terdapat kemungkinan untuk

meningkatkan fitur baru bagi sistem database. Dengan cara

ini, kebutuhan dari pengguna dan pengembang sistem dalam

mengevaluasi kelayakan rancangan sistem akan semakin jelas

sehingga kelebihan atau kekurangan sistem dapat ditangani

dengan baik.

Strategi prototyping yang umum digunakan ada 2

(dua), yaitu:

1. Requirement prototyping adalah menggunakan

prototipe untuk menetapkan kebutuhan dari tujuan

sistem database dan ketika kebutuhan sudah terpenuhi,

prototipe tidak digunakan lagi atau dibuang.

2. Evolutionary prototyping menggunakan tujuan yang

sama, tetapi perbedaaan pentingnya adalah prototipe

tetap digunakan untuk selanjutnya dikembangkan

menjadi sistem database yang lengkap.

2.1.7.8 Implementation

Sebuah sistem database setelah dirancang harus

diimplementasikan agar mengetahui kekurangan dan kelebihan

dari aplikasi yang dibuat.

Menurut Connolly & Begg (2010, p333),

implementation merupakan realisasi secara fisik dari sistem

database dan rancangan aplikasi. Pada tahap implementasi

database menggunakan Data Definition Language (DDL) dari

Page 29: 2012-2-01238-SI Bab2001

36

DBMS yang terpilih atau dengan menggunakan Graphical

User Interface (GUI), yang menyediakan fungsional yang

sama dengan pernyataan DDL. Pernyataan DDL digunakan

untuk membuat struktur database dan mengosongkan file yang

terdapat dalam database tersebut.

Pandangan pengguna lainnya juga diimplementasikan

dalam tahapan ini. Data Manipulation Language (DML)

digunakan untuk mengimplementasikan transaksi database di

dalam bagian aplikasi program dari sasaran DBMS.

2.1.7.9 Data Conversion and Loading

Langkah ini diperlukan pada saat pemindahan data dari

sistem lama ke sistem baru. Menurut Connolly & Begg (2010,

p334), data conversion and loading adalah memindahkan data

yang ada ke dalam database baru dan mengkonversi setiap

aplikasi yang ada untuk dijalankan pada database yang baru.

Tahap ini dibutuhkan ketika suatu sistem database baru akan

menggantikan sistem yang lama.

Saat ini, adalah hal yang biasa bagi DBMS untuk

memiliki utilitas yang memuat file yang ada ke dalam

database yang baru. Utilitas biasanya membutuhkan

spesifikasi dari sumber file dan target database dan secara

otomatis mengkonversi data ke format yang dibutuhkan oleh

database yang baru.

2.1.7.10 Testing

Sebelum diterapkan dalam suatu sistem, database

harus dilakukan pengujian terlebih dahulu supaya kesalahan

yang ada dapat diperbaiki dan menjadi lebih sempurna.

Menurut Connolly & Begg (2010, p334), testing adalah

suatu proses menjalankan sistem database dengan tujuan

menemukan kesalahan (error) yang ada. Terdapat beberapa

kriteria selama melakukan pengujian sistem ini, yaitu:

Page 30: 2012-2-01238-SI Bab2001

37

1. Learnability Seberapa lama waktu yang dibutuhkan

pengguna baru untuk bisa berproduktif dengan sistem

baru tersebut?

2. Performance Seberapa baik tanggapan sistem

terhadap pengguna?

3. Robustness Seberapa toleransi sistem terhadap

kesalahan pengguna?

4. Recoverability Seberapa baik sistem dapat

mengaktifkan sistem recover dari kesalahan pengguna?

5. Adaptability Seberapa dekat sistem dengan model

satu pekerjaan?

2.1.7.11 Operational Maintenance

Sebuah sistem database memerlukan penanganan dan

perawatan agar semua data tersimpan aman. Menurut

Connolly & Begg (2010, p335), operational maintenance

adalah proses memantau dan memelihara sistem database

setelah di-install. Pada tahapan sebelumnya, database benar-

benar diuji dan diimplementasikan. Sistem saat ini sudah

berpindah ke dalam tahap pemeliharaan. Yang termasuk

aktifitas dari tahapan ini, yaitu:

1. Memantau kinerja dari sistem

Jika kinerjanya menurun pada tingkatan yang dapat

diterima atau ditoleransi, penyesuaian dan pengaturan

kembali dari database yang dibutuhkan.

2. Pemeliharaan dan peng-upgrade sistem database (jika

diperlukan)

Ketika database sepenuhnya bekerja, pemantauan

harus memastikan kinerjanya dapat berada dalam

tingkat yang diterima. Kebutuhan yang baru

digabungkan kedalam sistem database yang terdahulu.

Database Administrator (DBA) dapat menggunakan

Page 31: 2012-2-01238-SI Bab2001

38

informasi ini untuk memperbaiki sistem agar dapat

memberikan kinerja yang lebih baik.

2.1.8 Normalisasi

Normalisasi sangat penting di dalam perancangan database.

Hal tersebut karena normalisasi membuat record tabel menjadi

normal sehingga mencegah timbulnya redundansi data.

Menurut Connolly & Begg (2010, p416), normalisasi adalah

suatu teknik untuk menghasilkan suatu hubungan dengan sifat yang

diinginkan untuk menyajikan kebutuhan data perusahaan. Tujuan

normalisasi adalah untuk mengidentifikasikan kumpulan hubungan

yang cocok untuk mendukung kebutuhan data perusahaan.

2.1.8.1 Unnormalized Form (UNF)

Menurut Connolly & Begg (2010, p430), UNF adalah

tabel yang berisi satu atau lebih kumpulan data yang berulang.

Untuk membuat tabel unnormalized yaitu dengan

memindahkan data dari sumber informasi ke dalam format

tabel dengan baris dan kolom. Jika ada atribut yang multi-

value, maka hubungan tersebut dalam kondisi unnormalized.

2.1.8.2 First Normal Form (1NF)

Menurut Connolly & Begg (2010, p430), 1NF adalah

sebuah hubungan yang dimana merupakan titik temu antara

setiap baris dan kolom yang berisi satu dan hanya satu nilai.

Cara merubah UNF ke 1NF, yaitu:

Pilih satu atau sekumpulan atribut sebagai kunci untuk

tabel unnormalized.

Identifikasi kelompok yang berulang dalam tabel

unnormalized yang berulang untuk kunci atribut.

Hapus kelompok yang berulang dengan memasukkan

data yang sesuai kedalam kolom yang kosong pada

baris yang berisi data yang berulang, atau dengan

Page 32: 2012-2-01238-SI Bab2001

39

menggantikan data yang berulang dengan salinan

(copy-an) atribut key yang asli ke dalam hubungan

yang terpisah.

2.1.8.3 Second Normal Form (2NF)

Menurut Connolly & Begg (2010, p434), 2NF adalah

sebuah hubungan yang ada pada bentuk normal pertama (1NF)

dan setiap atribut yang non primary key adalah fungsi yang

sepenuhnya bergantung (fully functionally dependent) pada

primary key. Cara merubah 1NF ke 2NF, yaitu:

Identifikasi primary key untuk hubungan 1NF.

Identifikasi functional dependencies dalam hubungan.

Jika terdapat partial dependencies terhadap primary

key, maka hapus dengan menempatkannya dalam

hubungan yang baru bersama dengan salinan

determinannya.

2.1.8.4 Third Normal Form (3NF)

Menurut Connolly & Begg (2010, p430), 3NF adalah

sebuah hubungan yang ada pada bentuk normal pertama (1NF)

dan kedua (2NF), dimana tidak terdapat atribut non primary

key yang bergantung secara transitif pada primary key. Cara

merubah 2NF ke 3NF adalah:

Identifikasi primary key dalam hubungan 2NF.

Identifikasi functional dependencies dalam hubungan.

Jika terdapat transitive dependencies terhadap primary

key, hapus dengan menempatkannya dalam hubungan

yang baru bersama dengan salinan determinannya..

2.1.9 Activity Diagram

Dari informasi yang didapatkan mengenai proses bisnis,

diperlukan suatu diagram untuk menggambarkan alur kerja

(workflow) bisnis yang berjalan tersebut.

Page 33: 2012-2-01238-SI Bab2001

40

Menurut Satzinger, Jackson & Burd (2010, p141), workflow

adalah urutan dari tahap-tahap proses yang secara lengkap menangani

suatu tarnsaksi bisnis atau permintaan pelanggan. Banyak diagram

yang digunakan untuk menggambarkan workflow, diantaranya yaitu

menggunakan activity diagram.

Menurut Satzinger, Jackson & Burd (2010, p141), activity

diagram adalah diagram workflow yang menggambarkan berbagai

kegiatan user (atau sistem), orang-orang yang melakukan aktivitas,

dan alur secara berurutan kegiatan yang terjadi.

Gambar 2.9 Activity Diagram Symbols

(Sumber : Satzinger, Jackson & Burd, 2010, p142)

Page 34: 2012-2-01238-SI Bab2001

41

2.1.10 Data Flow Diagram (DFD)

Alur proses bisnis tidak hanya berjalan sendirian di dalam

suatu perusahaan. Para user pun dituntut harus mengetahui dengan

detail mengenai aliran data yang berjalan seriring dengan proses

bisnis. Data Flow Diagram (DFD) adalah alat pembuatan model yang

memungkinkan profesional sistem untuk menggambarkan sistem

sebagai suatu jaringan proses fungsional yang dihubungkan satu sama

lain dengan alur data, baik secara manual maupun komputerisasi.

Menurut Satzinger, Jackson & Burd (2010, p206), Data Flow

Diagram adalah model sistem grafis yang menggambarkan seluruh

persyaratan utama untuk sebuah sistem informasi, di dalam sebuah

diagram: input dan output, proses, dan penyimpanan data. Manfaatnya

adalah setiap orang yang bekerja pada sebuah proyek pengembangan

dapat melihat seluruh aspek sistem yang berjalan secara bersamaan di

dalam DFD.

Gambar 2.10 Data Flow Diagram Symbols

(Sumber : Satzinger, Jackson & Burd, 2010, p207)

2.2 Teori Pendukung

Teori ini berisikan tentang teori-teori pendukung topik laporan tugas

akhir yang dibahas.

Page 35: 2012-2-01238-SI Bab2001

42

2.2.1 Klinik

Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan yang

menyediakan pelayanan medis dasar dan/atau spesialistik,

diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga kesehatan dan

dipimpin oleh seorang tenaga medis yakni dokter umum, spesialis,

ataupun dokter gigi umum atau dokter gigi spesialis.

2.2.2 C#

C# (dibaca "C sharp") adalah sebuah bahasa pemrograman yang

dirancang untuk membangun berbagai aplikasi yang berjalan di Framework.

NET. C# sederhana, powerful, type-safe, dan berorientasi objek. Banyak

inovasi di C# memungkinkan pengembangan aplikasi yang cepat sementara

tetap mempertahankan ekspresi dan gaya bahasa C yang elegan.

Menurut pendapat (Setiawati, 2011, p. 2) yang mengatakan

bahwa “Visual C# 2008 merupakan bahasa pemrogramman baru yang

diciptakan Microsoft secara khusus sebagai salah satu bahasa

pemrograman dalam teknologi .Net. Sebagai bahasa baru, Visual C#

tidak berevolusi dari bahasa C# versi bukan teknologi .NET. Dengan

demikian Visual C# dapat memaksimalkan kemampuannya tanpa

khawatir dengan masalah kompatibilitas dengan versi-versi

sebelumnya.”

2.2.3 SQL (Structured Query Language)

Saat ini pentingnya peran SQL dalam arsitektur database tidak

selalu jelas kelihatan dengan pengguna aplikasi. Banyak para

pengguna yang mengakses sistem database namun tidak memiliki

pengetahuan tentang SQL itu sendiri.

Menurut Connolly & Begg (2010, p184), idealnya sebuah

bahasa database mengizinkan penggunanya untuk dapat:

Membuat sebuah database dan struktur database.

Page 36: 2012-2-01238-SI Bab2001

43

Menampilkan tugas-tugas awal manajemen data, seperti proses

insert, modifikasi, dan delete.

Menampilkan query yang simple dan complex.

SQL merupakan contoh sebuah transform-oriented language,

atau sebuah bahasa yang dirancang untuk dapat digunakan untuk

merubah input-an data ke dalam output yang diinginkan. Sebagai

sebuah bahasa, SQL memiliki 2 (dua) komponen, yaitu:

1. Data Definition Language (DDL) digunakan untuk

mendefinisikan struktur database dan mengontrol akses ke

data.

2. Data Manipulation Language (DML) digunakan untuk

mengambil dan meng-update data.

2.2.1 Data Definition Language (DDL)

Menurut Connolly & Begg (2010, p92), Data Definition

Language (DDL) adalah sebuah bahasa yang mengizinkan Database

Administrator (DBA) atau pengguna untuk menambahkan dan

memberi nama entitas, atribut, dan hubungan yang dibutuhkan dalam

aplikasi, terkait dengan intergritas dan kendala keamanan aplikasi.

2.2.1 Data Manipulation Language (DML)

Menurut Connolly & Begg (2010, p92), Data Manipulation

Language (DML) adalah sebuah bahasa yang menyediakan

seperangkat operasi untuk mendukung manipulasi data yang berada

pada database. Pengoperasian data yang akan di manipulasi biasanya

meliputi:

Penambahan data baru ke dalam database.

Modifikasi data yang disimpan ke dalam database.

Pengembalian data yang terdapat di dalam database.

Penghapusan data dari database.

Page 37: 2012-2-01238-SI Bab2001

44

2.3 Kerangka Berpikir

Gambar 2.11 Kerangka Berpikir

1. Pengumpulan Data : Mengumpulkan data yang mencakup ruang

lingkup dan masalah-masalah yang ada pada klinik XYZ

Page 38: 2012-2-01238-SI Bab2001

45

2. Identifikasi Masalah : Mengidentifikasi masalah mengenai

penyimpanan dan pengolahan data yang ada di dalam Klinik XYZ.

3. Studi literatur : Mencari informasi yang berguna sebagai pedoman

yang dapat membantu dalam pemecahan masalah yang ada pada

Klinik XYZ.

4. Indentifikasi Pemecahan Masalah : Menentukan pola penyelesaian

proyek, dengan berpedoman kepada :

Metode Pengumpulan Data : Fact Finding, Studi Pustaka, dan

Wawancara

Metode Analisis dan Perancangan : Konsep DBLC

5. Perancangan Database : Hasil proyek yang telah dibuat berdasarkan

metode dan konsep-konsep yang digunakan dalam pembuatan proyek

a. Conceptual Database Design

b. Logical Database Design

c. Physical Database Design

6. Aplikasi : Hasil proyek yang telah menghasilkan aplikasi dalam

bentuk dekstop base berdasarkan konsep-konsep yang telah digunakan

dalam pembuatan proyek.

7. Testing : Melakukan Testing yang berguna untuk mencari titik lemah

pada proyek yang telah dibuat.