2012-2-00167-DI Bab2001

38
6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Definisi Klinik Gigi Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 028/Menkes/Per/I/2011, pengertian klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar dan spesialistik, diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga kesehatan dan dipimpin oleh seorang tenaga medis (Menkes RI, 2001). Menurut Peraturan Menteri Republik Indonesia Nomor 028/Menkes/Per/I/2011, klinik berdasarkan pelayanannya dibagi menjadi 2 yaitu: 1. Klinik Pratama Klinik yang melayani pelayanan medik dasar. 2. Klinik Utama Klinik yang menyelenggarakan pelayanan medik spesialistik atau pelayanan medik dasar dan spesialistik. Klinik gigi menurut peraturan menteri nomor 920/Menkes/Per/XIII/1986 merupakan sarana pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang diberikan kepada masyarakat (Utoyo, 2008). Klinik adalah sarana atau tempat yang dibangun untuk melakukan pelayanan perawatan kesehatan

description

Bab 2

Transcript of 2012-2-00167-DI Bab2001

Page 1: 2012-2-00167-DI Bab2001

6

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Umum

2.1.1 Definisi Klinik Gigi

Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

028/Menkes/Per/I/2011, pengertian klinik adalah fasilitas pelayanan

kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan yang

menyediakan pelayanan medis dasar dan spesialistik, diselenggarakan oleh

lebih dari satu jenis tenaga kesehatan dan dipimpin oleh seorang tenaga medis

(Menkes RI, 2001).

Menurut Peraturan Menteri Republik Indonesia Nomor

028/Menkes/Per/I/2011, klinik berdasarkan pelayanannya dibagi menjadi 2

yaitu:

1. Klinik Pratama

Klinik yang melayani pelayanan medik dasar.

2. Klinik Utama

Klinik yang menyelenggarakan pelayanan medik spesialistik atau

pelayanan medik dasar dan spesialistik.

Klinik gigi menurut peraturan menteri nomor

920/Menkes/Per/XIII/1986 merupakan sarana pelayanan kesehatan gigi dan

mulut yang diberikan kepada masyarakat (Utoyo, 2008). Klinik adalah sarana

atau tempat yang dibangun untuk melakukan pelayanan perawatan kesehatan

Page 2: 2012-2-00167-DI Bab2001

7

pada seluruh masyarakat. Klinik gigi adalah sarana atau tempat yang

dibangun untuk melakukan perawatan gigi pada seluruh masyarakat yang

meliputi usaha-usaha pencegahan, pengobatan dan pemulihan (Depkes RI,

1996).

Menurut Utoyo, S. (2008) klinik gigi dibagi menjadi 6 jenis yaitu:

1. Klinik Gigi Orthodonti

Merupakan klinik gigi yang menangani pasien dengan masalah

pertumbuhan, perkembangan, variasi wajah, rahang dan gigi dan

abnormalitas dari hubungan gigi dan wajah serta perawatan

perbaikannya. Secara garis besar ada dua macam alat orthodonti

yang sering disebut dengan bracket atau behel, yaitu alat

orthodonti lepasan dan cekat. Selain beda cara pemakaiannya,

kedua alat ini juga memiliki fungsi yang berbeda. Pada umumnya

alat orthodonti lepasan digunakan pada anak-anak dengan kasus

mudah, sedangkan alat orthodonti cekat digunakan untuk pasien

dewasa atau anak-anak dengan kasus yang lebih sulit atau

kompleks (Indriati, 2010).

2. Klinik Gigi Pedodonti

Merupakan klinik gigi yang menangani masalah pertumbuhan dan

perkembangan pada gigi dan mulut pasien anak. Hal tersebut

dibedakan dengan pasien dewasa karena pasien anak memiliki

jenis gigi yang berbeda dengan gigi orang dewasa, dimana pasien

anak masih memiliki gigi susu sedangkan pasien dewasa memiliki

gigi tetap. Pada anak-anak, berada dalam masa pertumbuhan dan

Page 3: 2012-2-00167-DI Bab2001

8

perkembangan yang memerlukan perhatian khusus (Fajarrid,

2011).

3. Klinik Gigi Prosthodonti

Merupakan klinik gigi yang menangani penggantian satu atau

beberapa gigi asli dan jaringannya yang hilang dengan gigi tiruan.

Secara umum gigi tiruan dibagi menjadi dua bagian, yaitu gigi

tiruan lepas dan gigi tiruan cekat (Fajarrid, 2011).

4. Klinik Gigi Bedah Mulut

Merupakan klinik gigi yang menangani pasien yang membutuhkan

tindakan bedah, termasuk disini tindakan cabut gigi (ekstraksi)

sehingga didalam bagian klinik ini ada yang disebut bagian

eksodonti. Mulai dari cabut gigi sampai operasi gigi dan mulut

dilakukan di dalam klinik gigi ini (Fajarrid, 2011).

5. Klinik Gigi Konservasi

Merupakan klinik gigi yang menangani perawatan restorasi gigi

(misalnya tambalan gigi, pembuatan mahkota buatan) tiap-tiap

gigi. Terdapat bagian Endodontik yaitu perawatan saluran akar

gigi. Segala upaya yang ditujukan untuk mempertahankan gigi

selama mungkin di dalam mulut, yang salah satunya dengan

membuatkan restorasi pada tiap-tiap gigi yang membutuhkan

(Fajarrid, 2011).

6. Klinik Gigi Periodonti

Merupakan klinik gigi yang menangani pasien dengan perawatan

jaringan penyangga gigi, termasuk diantaranya gusi, tulang

rahang, dll. Misalnya bila gusi terlihat gelap dan mudah berdarah,

Page 4: 2012-2-00167-DI Bab2001

9

ini merupakan salah satu tanda adanya penyakit pada gusi

tersebut. Dari pembersihan karang gigi (skalling) sampai operasi

Flap, kuret, dilakukan di klinik gigi ini (Fajarrid, 2011).

Pada umumnya saat mengunjungi klinik atau praktik dokter gigi

pribadi, tidak disebutkan jenis/macam klinik gigi tersebut, karena klinik gigi

yang dikunjungi merupakan klinik gigi umum yang melayani semua macam

perawatan gigi dan mulut. Rumah sakit atau poliklinik gigi, ruang perawatan

gigi dibagi atas beberapa jenis sesuai jenis perawatan yang ditangani oleh

dokter yang berada di klinik tersebut. Di tiap macam klinik gigi biasanya ada

seorang dokter gigi spesialis, misalnya pada klinik gigi Orthodonti, disana

ditangani oleh seorang Orthodontist (Spesialis orthodonti) (Utoyo, S., 2008).

2.1.2 Sejarah Umum

Awal munculnya ilmu dokter gigi berasal dari peradaban lembah

Indus pada awal 7000 S.M berlokasi di Pakistan, dianggap sebagai awal dari

tehnik penyembuhan gigi dengan menggunakan semacam kayu berbentuk

busur yang pada umumnya digunakan untuk menghasilkan api pada jaman

dahulu yang dilakukan oleh pengrajin manik-manik.

Di Indonesia sendiri profesi dokter gigi juga sudah cukup dikenal

lama oleh masyarakat sejak zaman belanda, pada saat itu dokter gigi dikenal

dengan sebutan dukun gigi. Praktik dokter gigi sebenarnya sudah ada, tapi

sangat terbatas dan hanya melayani orang Eropa yang tinggal di Surabaya.

Terbatasnya jumlah dokter gigi saat itu, selain karena tingginya biaya

untuk menempuh pendidikan tersebut, bahkan orang pribumi yang ingin

Page 5: 2012-2-00167-DI Bab2001

10

menimba ilmu kedokteran harus kuliah di luar negeri karena banyak yang

menganggap kesehatan gigi bukanlah hal yang terlalu penting atau serius.

Beranjak dari kondisi itulah lantas penguasa kolonial Belanda

terdorong untuk mendirikan lembaga pendidikan kedokteran gigi STOVIT

(School tot Opleiding van Indische Tandartsen) di Surabaya, Jawa Timur,

tahun 1928. Waktu itu, angkatan pertamanya berjumlah sekitar 21 orang.

Tahun 1933 STOVIT meluluskan dokter gigi pertama. Sampai zaman

pendudukan Jepang, sekolah ini menghasilkan 80 dokter gigi. Kemudian pada

5 Mei 1943, Jepang mendirikan Ika Daigaku Sika Senmenbu (Sekolah Dokter

Gigi) di Surabaya. Sekolah ini didirikan untuk memenuhi kebutuhan tenaga

dokter gigi berkualitas dalam waktu singkat. Sekolah ini dibawah

kepemimpinan Dr. Takeda, sebelum diganti oleh Prof. Dr. Imagawa. Di

antara staff pengajar berkebangsaan Jepang, terdapat beberapa staff pengajar

warga Indonesia, satu di antaranya adalah Dr. R. Moestopo.

Dr.R. Moestopo yang kemudian pertama kali kali mendirikan Kursus

Kesehatan Gigi di Jakarta pada tahun 1952, meski praktik tukang gigi (dukun

gigi) yang keahliannya diperoleh secara turun-menurun itu sudah lebih dulu

ada di Indonesia.

Tujuan didirikannya kursus tersebut untuk meningkatkan kemampuan

dan keterampilan tukang gigi di seluruh Indonesia yang jumlahnya saat itu

hampir 2.000 orang. Karena itu, tak mengherankan bila banyak tukang gigi

senior di negeri ini hasil didikan beliau. Tahun 1957, kursus tersebut

dikembangkan menjadi KURSUS TUKANG GIGI INTELEK “DR.

MOESTOPO”. Siswa yang menimba ilmu di tempat kursusnya itu harus lulus

SMP dan menjalani pendidikan minimal satu tahun.

Page 6: 2012-2-00167-DI Bab2001

11

Kemudian di tahun 1958, Dr. R. Moestopo setelah menimba ilmu dari

Amerika Serikat, mendirikan Dental College Dr Moestopo. Lembaga

pendidikan ini mendapat pengakuan resmi dari Departemen Kesehatan.

Atas dedikasinya itulah, Ir Soekarno sebagai Presiden Pertama RI

memberikan penghargaan khusus kepada beliau yang dianggap berhasil

mendidik dan menyalurkan tenaga kesehatan gigi yang sangat terjangkau oleh

rakyat kecil.

Dari tempat kursusnya inilah yang kemudian menjadi cikal bakal

Universitas Dr Moestopo Beragama.

2.1.3 Fungsi dan Tujuan

Fungsi di didirikannya klinik dokter gigi adalah untuk menangani

pasien yang mengalami gangguan pada gigi ataupun untuk melakukan

perawatan rutin.

Tujuan di lakukan perancangan klinik dokter gigi adalah untuk

memperbaiki pandangan masyarkat tentang tempat klinik dokter gigi sebagai

tempat yang meakutkan untuk di kunjungi. Karena itu penulis ingin

melakukan perancangan interior pada klinik dokter gigi yang dapat membuat

pengunjung merasa nyaman.

2.1.4 Klasifikasi Jenis Kegiatan/Pekerjaan

Menurut Utoyo, S. (2008), kegiatan klinik gigi terbagi atas dua

kegiatan, yaitu:

a. Kegiatan untuk pasien sebelum dilaksanakan operasi, yaitu:

Page 7: 2012-2-00167-DI Bab2001

12

- Memberikan penyuluhan mengenai hal-hal penting mengenai

pembedahan

- Pendataan pasien dan pengisian consent form;

- Perawatan gigi dan mulut

- Pembedahan atau menghambat penyembuhan setelah

pembedahan

- Pembuatan alat penutup celah langit- langit sebelum

dilakukan pembedahan

- Penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut.

b. Kegiatan untuk pasien sesudah dilaksanakan operasi adalah :

- Penyuluhan setelah pembedahan

- Perawatan luka bedah

- Buka jahitan

- Perawatan gigi dan mulut

- Perawatan Ortodonti, Prostodonti dan Pedodonti

2.1.5 Klasifikasi Fasilitas

Berikut adalah klasifikasi fasilitas peraturan Menteri kesehatan

Republik Indonesia NOMOR 028/MENKES/PER/I/2011 tentang klinik yang

harus dilengkapi apabila ingin mendirikan sebuah klinik antara lain :

- Pasal 9

Bangunan klinik paling sedikit terdiri atas:

a. ruang pendaftaran/ruang tunggu;

b. ruang konsultasi dokter;

c. ruang administrasi;

Page 8: 2012-2-00167-DI Bab2001

13

d. ruang tindakan;

e. ruang farmasi;

f. kamar mandi/wc;

g. ruangan lainnya sesuai kebutuhan pelayanan.

- Pasal 10

Prasarana klinik yang harus dalam keadaan terpelihara dan berfungsi

dengan baik, meliputi:

a. instalasi air;

b. instalasi listrik;

c. instalasi sirkulasi udara;

d. sarana pengelolaan limbah;

e. pencegahan dan penanggulangan kebakaran;

f. ambulans, untuk klinik yang menyelenggarakan rawat inap; dan

g. sarana lainnya sesuai kebutuhan.

2.1.6 Persyaratan Umum

Berikut adalah beberapa syarat yang diajukan untuk mendirikan

sebuah klinik di Indonesia menurut peraturan Menteri kesehatan Republik

Indonesia NOMOR 028/MENKES/PER/I/2011 tentang klinik :

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:

1. Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar

Page 9: 2012-2-00167-DI Bab2001

14

dan/atau spesialistik, diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga kesehatan

dan dipimpin oleh seorang tenaga medis.

2. Tenaga medis adalah dokter, dokter spesialis, dokter gigi atau dokter gigi

spesialis.

3. Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang

kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui

pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan

kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.

4. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di

bidang kesehatan.

BAB II

JENIS

Pasal 2

(1) Berdasarkan jenis pelayanannya, klinik dibagi menjadi Klinik Pratama dan

Klinik Utama.

(2) Klinik Pratama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan klinik yang

menyelenggarakan pelayanan medik dasar.

(3) Klinik Utama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan klinik yang

menyelenggarakan pelayanan medik spesialistik atau pelayanan medik dasar

dan spesialistik.

(4) Klinik Pratama atau Klinik Utama sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan

ayat (3) dapat mengkhususkan pelayanan pada satu bidang tertentu berdasarkan

disiplin ilmu, golongan umur, organ atau jenis penyakit tertentu.

(5) Jenis Klinik Pratama atau Klinik Utama sebagaimana dimaksud pada ayat

(4) serta pedoman penyelenggaraannya ditetapkan oleh Menteri.

Page 10: 2012-2-00167-DI Bab2001

15

Pasal 3

Klinik dapat diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah atau

masyarakat.

Pasal 4

(1) Klinik menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bersifat promotif,

preventif, kuratif dan rehabilitatif.

(2) Pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan

dalam bentuk rawat jalan, one day care, rawat inap dan/atau home care.

(3) Klinik yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan 24 (dua puluh empat)

jam harus menyediakan dokter serta tenaga kesehatan lain sesuai kebutuhan

yang setiap saat berada di tempat.

Pasal 5

(1) Kepemilikan Klinik Pratama yang menyelenggarakan rawat jalan dapat

secara perorangan atau berbentuk badan usaha.

(2) Kepemilikan Klinik Pratama yang menyelenggarakan rawat inap dan Klinik

Utama harus berbentuk badan usaha.

BAB III

PERSYARATAN

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 6

Klinik harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan dan ruangan, prasarana,

peralatan, dan ketenagaan.

Bagian Kedua

Lokasi

Page 11: 2012-2-00167-DI Bab2001

16

Pasal 7

(1) Lokasi pendirian klinik harus sesuai dengan tata ruang daerah masing-

masing.

(2) Pemerintah daerah kabupaten/kota mengatur persebaran klinik yang

diselenggarakan masyarakat di wilayahnya dengan memperhatikan kebutuhan

pelayanan berdasarkan rasio jumlah penduduk.

(3) Ketentuan mengenai lokasi dan persebaran klinik sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dan ayat (2) tidak berlaku untuk klinik perusahaan atau klinik

instansi pemerintah tertentu yang hanya melayani karyawan perusahaan atau

pegawai instansi pemerintah tersebut.

Bagian Ketiga

Bangunan dan Ruangan

Pasal 8

(1) Klinik diselenggarakan pada bangunan yang permanen dan tidak bergabung

dengan tempat tinggal atau unit kerja lainnya.

(2) Bangunan klinik harus memenuhi persyaratan lingkungan sehat sesuai

ketentuan peraturan perundang-undangan.

(3) Bangunan klinik harus memperhatikan fungsi, keamanan, kenyamanan dan

kemudahan dalam pemberian pelayanan serta perlindungan dan keselamatan

bagi semua orang termasuk penyandang cacat, anak-anak dan orang usia lanjut.

2.1.7 Persyaratan Fasilitas

Berdasarkan Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 1295/Menkes/Per /XII/2007:

Pasal 10

Page 12: 2012-2-00167-DI Bab2001

17

- Persyaratan Klinik Kedokteran:

a. Setiap dokter yang berpraktik di Klinik Kedokteran harus

mempunyai Surat Tanda Registrasi dan Surat Izin Praktik (SIP) sesuai

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

b. Bagi praktik yang dibuka 24 jam harus :

1) Mempunyai dokter jaga yang setiap saat berada ditempat;

2) Mempunyai tenaga keperawatan minimal 3 (orang) orang

yang setiap saat berada ditempat.

c. Bangunan/ruangan sebagai berikut:

1) Mempunyai bangunan fisik yang permanen dan tidak

bergabung dengan tempat tinggal

2) Mempunyai ruang pendaftaran/ruang tunggu, ruang konsultasi

kedokteran minimal 3x4 m2 dengan fasilitas tempat cuci

tangan dengan air yang mengalir, ruang administrasi, ruang

emergency, ruang tindakan, kamar mandi/WC dan ruang

lainnya yang memenuhi persyaratan kesehatan;

3) Ventilasi yang menjamin peredaran udara yang baik

dilengkapi dengan mekanis (AC, kipas angin, exhaust fan) dan

penerangan yang cukup.

4) Memenuhi persyaratan hygiene dan sanitasi;

5) Mempunyai sarana pembuangan limbah dan limbah harus

dikelola sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

6) Bangunan radiologi harus sesuai peraturan yang berlaku.

Pasal 1

Page 13: 2012-2-00167-DI Bab2001

18

Klinik Kedokteran Gigi merupakan tempat yang digunakan untuk

menyelenggarakan pelayanan kedokteran gigi yang dilaksanakan oleh

lebih dari satu orang dokter gigi, dengan persyaratan sebagai berikut:

a. Dipimpin oleh seorang dokter gigi /dokter gigi spesialis yang

mempunyai Surat Tanda Registrasi dan Surat Izin Praktik

sebagai penanggung jawab pelayanan.

b. Masing-masing dokter gigi /dokter gigi spesialis mempunyai

Surat Tanda Registrasi dan Surat Izin Praktik (SIP) sesuai

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

c. Bangunan/ruangan sebagai berikut:

1) Mempunyai bangunan fisik yang permanen dan tidak

bergabung dengan tempat tinggal.

2) Mempunyai ruang pendaftaran /ruang tunggu, ruang

konsultasi kedokteran gigi minimal 3x4 m2 dengan

fasilitas tempat cuci tangan dengan air yang mengalir,

ruang administrasi, ruang emergency, kamar

mandi/WC dan ruang lainnya yang memenuhi

persyaratan kesehatan;

3) Memenuhi persyaratan hygiene dan sanitasi;

4) Ventilasi yang menjamin peredaran udara yang baik

dilengkapi dengan mekanis (AC, kipas angin, exhaust

fan) dan penerangan yang cukup.

5) Mempunyai sarana pembuangan limbah dan limbah

harus dikelola sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Page 14: 2012-2-00167-DI Bab2001

19

d. Memiliki Peraturan Internal, Standar Prosedur Operasional

dan Peraturan Disiplin yang tidak bertentangan dengan

Standar Kompetensi, Standar Profesi dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

e. Memiliki izin fasilitas pelayanan kesehatan, izin

penyelenggaraan dan izin peralatan kedokteran sesuai dengan

ketentuan peratuan perundang-undangan yang berlaku;

f. Memasang papan nama fasilitas pelayanan kesehatan dan

daftar nama dokter yang berpraktik di klinik tersebut.

2.2 Tinjauan Khusus

2.2.1 Sejarah

- Klinik Dent Smile

Klinik Dent Smile yang dijadikan studi kasus berlokasi di Jl. Sultan

Iskandar Muda No. 35, Jakarta Selatan. Klinik Dent Smiles didirikan oleh

drg. Sudarmono Sp. Ort., merupakan usaha keluarga yang pertama kali

berdiri pada tahun 2002, ketika itu Klinik Dent Smile di buka di RS. Mediros

yang beralamat di Jl. Perintis Kemerdekaan Kav. 149- Jakarta Timur. Karena

semakin berkembangnya usaha Klinik Dent Smile, drg Sudarmono pun

mengembangkan usahanya dengan membangun beberapa cabang di beberapa

wilayah strategis antara lain di Jl. Paus No. 7 Jakarta Timur, Jl. Boulevard

Raya Blok QF1 No. 14 Jakarta Utara, Jl. Tebet Raya No. 14B Jakarta Selatan,

Jl. Iskandar Muda No. 35 Jakarta selatan dan Jl. Perintis Kemerdekaan Kav.

149 Jakarta Timur.

Page 15: 2012-2-00167-DI Bab2001

20

Gambar 2.1 akses Klinik Dent Smile

Sumber :googlemaps.com,pukul 16.10, 23/2/2013

Klinik Dent Smile berada tepat di jalan arteri Pondok Indah sehingga

memudahkan pengunjung untuk datang dan melihat bangunan ruko Klinik

Dent Smile. Pada lahan Klinik Dent Smile tidak terdapat area parkir, karena

area parkir pada Klinik Dent Smile diutamakan untuk area parkir dokter yang

bekerja di klinik tersebut.

a. Aktifitas Klinik Dent Smile

Page 16: 2012-2-00167-DI Bab2001

21

Daftar Bagan 2.1 kegiatan di Klinik Dent Smile

b. Klinik Dent Smile Pondok Indah buka pada hari senin – jumat

pada jam 08.00-21.00, berikut adalah jumlah shift pada klinik

Dent Smile

- Shift 1 pukul 08.00-13.00

- Shift 2 pukul 13.00-15.00

- Shift 3 pukul 15.00-18.00

- Shift 4 pukul 18.00-21.00

Pada semua cabang terdapat 30 dokter gigi yang bekerja pada Klinik

Dent Smile, pada Klinik Dent Smile Pondok Indah terdapat 14 dokter gigi

yang berganti-gantian secara shift.

- Klinik Ultimo Aesthetic & Dental Clinic

Ultimo Aesthetic & Dental Center yang didirikan oleh Dr. Enrina

Diah SpBP adalah tempat klinik kecantikan yang memberikan pelayanan

mulai dari perawatan kecantikan, pelayanan dermatologi, bedah estetik dan

perawatan gigi. Klinik Ultimo Aesthetic & Dental Center Jakarta berlokasi di

Page 17: 2012-2-00167-DI Bab2001

22

Plaza asia lantai 18, Jl. Jend. Sudirman Kav 59. Jakarta Pusat. Klinik Ultimo

Aesthetic & Dental Center juga memiliki cabang di Surabaya yang berlokasi

di Komplek Ruko Rich Palace Blok R-18 Jl. Mayjend Sungkono dan di Bali

yang berlokasi di Ruko Sunset Star, Jl. Sunset Road dewi sri kuta.

Gambar 2.2 Akses menuju Klinik Ultimo Aesthetic & Dental Clinic

Sumber :googlemaps.com,pukul 16.20, 23/2/2013

Klinik Ultimo Aesthetic & Dental Clinic terletak di daerah sudirman

yang akses cukup mudah dicapai oleh pengunjung. Akan tetapi karena

letaknya yang berada didalam gedung akan agak sulit untuk mencarinya bagi

para pengunjung yang baru pertama kali berkunjung.

a. Aktifitas Klinik Ultimo Aesthetic & Dental Clinic

Page 18: 2012-2-00167-DI Bab2001

23

Daftar Bagan 2.2 kegiatan di Ultimo Aesthetic & Dental Clinic

Klinik Ultimo Aesthetic & Dental Clinic yang berfokus pada

kecantikan pada Wanita dan Pria yang usia pengunjungnya antara 16-55

tahun.

b. Ultimo Aesthetic & Dental Clinic buka pada hari senin-jumat

pukul 8.30-18.00 dan pada hari sabtu pukul 9.00-16.00

Jadwal shift hari senin-jumat

- Shift 1 08.30-13.00

- Shift 2 13.00-16.00

Terdapat 6 orang dokter yang terdapat pada Ultimo Aesthetic &

Dental Clinic cabang jakarta.

- dD&d Restorative Dentistry

dD&d Restorative Dentistry adalah sebuah usaha klinik gigi yang

didirikan oleh Drg. Eko Priambodo, Drg. Dewi Noesanti, Drg. Syahdini

Meriana dan Drg. Jane sebagai sebuh klinik gigi kerjasama antar sesama

dokter gigi. d D & Restorative Dentistry beralamat di Kemang Utara No 27

Kemang, Jakarta Selatan.

Page 19: 2012-2-00167-DI Bab2001

24

Gambar 2.3 akses menuju dD&d Restorative Dentistry

Sumber :googlemaps.com,pukul 16.30, 23/2/2013

Lokasi d D & Restorative Dentistry cukup mudah dijangkau, karena

letaknya yang strategis. Untuk pengunjung yang baru pertama kali ke dD&d

Restorative Dentistry akan cukup kesulitan mencari letak klinik tersebut.

a. Aktifitas dD&d Restorative Dentistry

Daftar Bagan 2.3 kegiatan di d D & d Restorative Dentistry

Page 20: 2012-2-00167-DI Bab2001

25

Range umur pasien pada klinik dD&d Restorative Dentistry antara 5-

70 tahun. Klinik dD&d Restorative Dentistry buka setiap hari pada pukul

9.00 WIB - 22.00 WIB. Pada klinik dD&d Restorative Dentistry tidak

terdapat pergantian shift, hanya ada jam kosong dari jam 17.00 WIB - 19.00

WIB untuk memberikan waktu bagi staff untuk melangsungkan ibadah

mereka.

2.2.2 Desain

- Fasilitas Klinik Dent Smile

Gambar 2.4 Tampak depan Klinik Dent Smile

Sumber :Foto Vendy christian valentino, 2013

Page 21: 2012-2-00167-DI Bab2001

26

Gambar 2.5 Resepsionis & Kasir Klinik Dent Smile

Sumber :Foto Vendy christian valentino, 2013

Gambar 2.6 Ruang tunggu Klinik Dent Smile

Sumber :Foto Vendy christian valentino, 2013

Gambar 2.7 Ruang tunggu Klinik Dent Smile

Sumber :Foto Vendy christian valentino, 2013

Page 22: 2012-2-00167-DI Bab2001

27

Gambar 2.8 TV di ruang tunggu Klinik Dent Smile

Sumber :Foto Vendy christian valentino, 2013

Gambar 2.9 Ruang tunggu Klinik Dent Smile

Sumber :Foto Vendy christian valentino, 2013

Gambar 2.10 Ruang tunggu untuk meletakan laptop

Sumber :Foto Vendy christian valentino, 2013

Page 23: 2012-2-00167-DI Bab2001

28

Gambar 2.11 Area pantry Klinik Dent Smile

Sumber :Foto Vendy christian valentino, 2013

Gambar 2.12 Ruang tunggu dilantai 2 Klinik Dent Smile

Sumber :Foto Vendy christian valentino, 2013

Gambar 2.13 Ruang kamar mandi dilantai 2 Klinik Dent Smile

Sumber :Foto Vendy christian valentino, 2013

Page 24: 2012-2-00167-DI Bab2001

29

Gambar 2.14 Ruang perawatan 1

Sumber :Foto Vendy christian valentino, 2013

Gambar 2.15 Ruang perawatan 2

Sumber :Foto Vendy christian valentino, 2013

Gambar 2.16 Ruang perawatan VIP

Sumber :Foto Vendy christian valentino, 2013

Page 25: 2012-2-00167-DI Bab2001

30

Gambar 2.17 Area penyimpanan file pasien

Sumber :Foto Vendy christian valentino, 2013

- Fasilitas Ultimo Aesthetic & Dental Clinic

Gambar 2.18 Tampak depan Ultimo Aesthetic & Dental Clinic

Sumber :Foto Vendy christian valentino, 2013

Gambar 2.19 Area Resepsionis Ultimo Aesthetic & Dental Clinic

Sumber :Foto Vendy christian valentino, 2013

Page 26: 2012-2-00167-DI Bab2001

31

Gambar 2.20 Ruang tunggu

Sumber :Foto Vendy christian valentino, 2013

Gambar 2.21 Ruang tunggu

Sumber :Foto Vendy christian valentino, 2013

Gambar 2.22 Ruang perawatan gigi

Sumber :Foto Vendy christian valentino, 2013

Page 27: 2012-2-00167-DI Bab2001

32

Gambar 2.23 Ruang perawatan kulit

Sumber :Foto Vendy christian valentino, 2013

Gambar 2.24 Ruang perawatan kulit

Sumber :Foto Vendy christian valentino, 2013

Gambar 2.25 Ruang tunggu VIP

Sumber :Foto Vendy christian valentino, 2013

Page 28: 2012-2-00167-DI Bab2001

33

Gambar 2.26 Ruang rapat

Sumber :Foto Vendy christian valentino, 2013

Gambar 2.27 Ruang staff

Sumber :Foto Vendy christian valentino, 2013

Gambar 2.28 Ruang pemilik

Sumber :Foto Vendy christian valentino, 2013

Page 29: 2012-2-00167-DI Bab2001

34

Gambar 2.29 Ruang pemilik

Sumber :Foto Vendy christian valentino, 2013

- Fasilitas Klinik d D & Restorative Dentistry

Gambar 2.30 Tampak depan Klinik d D&d Restorative Dentistry

Sumber :Foto Vendy christian valentino, 2013

Gambar 2.31 Ruang tunggu

Sumber :Foto Vendy christian valentino, 2013

Page 30: 2012-2-00167-DI Bab2001

35

Gambar 2.32 Area istirahat staff

Sumber :Foto Vendy christian valentino, 2013

Gambar 2.33 Area kursi pijat

Sumber :Foto Vendy christian valentino, 2013

Gambar 2.34 Ruang perawatan 1

Sumber :Foto Vendy christian valentino, 2013

Page 31: 2012-2-00167-DI Bab2001

36

Gambar 2.35 Ruang perawatan 2

Sumber :Foto Vendy christian valentino, 2013

Gambar 2.36 Ruang istirahat staff

Sumber :Foto Vendy christian valentino, 2013

Gambar 2.37 Ruang arsip

Sumber :Foto Vendy christian valentino, 2013

Page 32: 2012-2-00167-DI Bab2001

37

Gambar 2.38 Ruang peralatan medis

Sumber :Foto Vendy christian valentino, 2013

Gambar 2.39 Ruang CCTV

Sumber :Foto Vendy christian valentino, 2013

Page 33: 2012-2-00167-DI Bab2001

38

Gambar 2.40 Area outdoor

Sumber :Foto Vendy christian valentino, 2013

Gambar 2.41 Area koridor

Sumber :Foto Vendy christian valentino, 2013

Page 34: 2012-2-00167-DI Bab2001

39

Gambar 2.42 Area kamar mandi

Sumber :Foto Vendy christian valentino, 2013

2.2.3 Tabel Perbandingan Hasil Survey

K l i n i k D e n t S m i l e

Tampak depan

Ultimo Aesthetic & Dental

Tampak depan

dD&D Restorative Dentistry

Tampak depan

Resepsionis

Resepsionis

Resepsionis

Page 35: 2012-2-00167-DI Bab2001

40

Ruang tunggu

Ruang tunggu

Ruang tunggu

Ruang tunggu

Ruang tunggu

Ruang tunggu hanya ada di satu bagian saja

Ruang tunggu

Ruang tunggu

Ruang tunggu hanya ada di satu bagian saja

T i d a k d i s e d i a k a n T i d a k d i s e d i a k a n

Ruang tunggu dokter

T i d a k d i s e d i a k a n T i d a k d i s e d i a k a n

Ruang kursi pijat

Page 36: 2012-2-00167-DI Bab2001

41

Ruang tunggu lantai 2

T i d a k d i s e d i a k a n T i d a k d i s e d i a k a n

T i d a k d i s e d i a k a n

Ruang tunggu VIP

T i d a k d i s e d i a k a n

Area backoffice dan arsip

Area back office

Area arsip

T i d a k d i s e d i a k a n T i d a k d i s e d i a k a n

Ruang peralatan medis

Ruang perawatan 1

Ruang perawtan 1

Ruang perawatan 1

Page 37: 2012-2-00167-DI Bab2001

42

Ruang perawatan 2

T i d a k d i s e d i a k a n

Ruang perawatan 2

Ruang perawatan 3 (VIP)

T i d a k d i s e d i a k a n T i d a k d i s e d i a k a n

T i d a k d i s e d i a k a n

Ruang perawtan kulit 1

T i d a k d i s e d i a k a n

T i d a k d i s e d i a k a n

Ruang perawatan kulit 2

T i d a k d i s e d i a k a n

T i d a k d i s e d i a k a n

Ruang rapat staff

T i d a k d i s e d i a k a n

Page 38: 2012-2-00167-DI Bab2001

43

T i d a k d i s e d i a k a n T i d a k d i s e d i a k a n

Ruang istirahat staff

T i d a k d i s e d i a k a n T i d a k d i s e d i a k a n

Area duduk outdoor

Daftar tabel 2.1 Hasil perbandingan survey