13

download 13

of 16

description

psi

Transcript of 13

BAB 13

SKIZOFRENIA DAN GANGGUAN PSIKOTIK LAINNYA

A. PENDAHULUAN

Prognosis untuk skizofrenia pada umumnya kurang begitu menggembirakan. Sekitar 25% pasien dapat pulih dari episode awal dan fungsinya dapat kembali pada tingkat premorbid sebelum munculnya gangguan tersebut. Sekitar 25% pasien tidak akan pernah pulih dan perjalanan penyakitnya cenderung memburuk. Sekitar 50% berada diantaranya, ditandai ada kekambuhan priodik dan ketidakmampuan berfungsi dengan efektif kecuali untuk waktu yang singkat. Mortalitas pasien skizofrenia lebih tinggi secara signifikan daripada populasi umum. Sering terjadi bunuh diri, gangguan fisik yang menyertai masalah penglihatan dan gigi, tekanan darah tinggi diabetes, penyakit yang ditularkan secara seksual (Arif, 2006). Direktorat Kesehatan Jiwa mngadakan kerjasama dengan berbagai instansi pemerintahan dan dengan bagian Ilmu Kedokteran Jiwa dari Fakultas Kedokteran pemerintah maupun dengan badan Internasional (Maramis, 2004). Pemberian obat yang tidak tepat dengan standar dan tujuan terapi, maka akan merugikan pasien. Penggunaan obat yang tidak rasional seperti tidak tepat indikasi, dosis, obat dan pasien sering kali dijumpai dalam praktik sehari hari, baik di PUSKESMAS, rumah sakit maupun swasta. Hal tersebut dapat menjadi penyebab kegagalan terapi pengobatan skizofrenia. Pada bab ini yang akan dibahas Masalah skizofrenia dan gangguan psikotik penyebab dan terapinya.

B. PENGERTIAN PSIKOTIK

Psikotik adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan ketidak mampuan individu menilai kenyataan yang terjadi, misalnya terdapat halusinasi, waham atau perilaku kacau atau aneh (Nevid dkk, 2005).

C. JENIS GANGGUAN PSIKOTIK

Sifat gangguan menyatakan bahwa perpisahan orang yang tunduk, orang yang memiliki gangguan psikotik terbagi, dari orang dominan harus menyebabkan pemilihan dan hilangnya gejala psikotik. Pada kenyataannya, hal tersebut kemungkinan terjadi kurang dari 40% dari semua kasus. Sering kali orang yang tunduk memerlukan pengobatan dengan obat antipsikotik, demikian juga dengan orang yang dominan membutuhkan obat antipsikotik untuk gejala psikotik yang dideritanya. Karena pasien hampir selalu berasal dari keluarga yang sama, mereka biasanya berkumpul kembali bersama setelah dipulangkan dari rumah sakit (Davidson, 2006).

1. SkizofreniaMemenuhi criteria umum diagnosis skizofrenia, dimana adanya gejala-gejala khas tersebut telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase non psikotik prodromal).2. Gangguan SkizotipalTidakterdapatonsetyangpasti danperkembangansertaperjalanannyabiasanya menyerupai gangguan kepribadian.3. Gangguan WahamMenetapKelompok ini meliputi gangguan dengan waham-waham yang berlangsung lama (paling sedikit selama 3 bulan) sebagai satu-satunya gejala klinis yang khas atau yang paling mencolok dan tidak dapat digolongkan sebagai gangguan mental organic, skizofrenia atau gangguan efektif.4. Gangguan PsikotikAkut dan SementaraMemiliki onset yang akut (dalam masa 2 minggu), kesembuhan yang sempurna biasanya terjadi dalam 2-3 bulan, sering dalam beberapa minggu atau bahkan beberapa hari, dan hanya sebagiankecildaripasien dengangangguaniniberkembangmenjadi keadaan yang menetap dan berhendaya.5. Gangguan Waham InduksiDuaorangataulebihmengalamiwahamatau system waham yang sama, dan saling mendukung dalam keyakinan wahamitu. Yang menderita waham orisinil (gangguan psikotik) hanya satu orang, waham tersebut terinduksi (mempengaruhi) lainnya, dan biasanya menghilang apabila orang-oarang tersebut dipisahkan. Hampir selalu orang-orang yang terlibat mempunyai hubungan yang sangat dekat. Jika ada alasan untuk percaya bahwa duaorang yang tinggal bersama mempunyai gangguan psikotik yang terpisah, maka tidak satupun diantaranya boleh dimasukkan dalam kode diagnosis ini.6. Gangguan SkizoafektifMerupakan gangguan yang bersifa episodic dengan gejala afektif dan skizofrenik yang sama-sama menonjol dan secara bersamaan ada dalam episode yang sama.7. Gangguan Psikotik Non-Organik LainnyaGangguan psikotik yang tidak memenuhi criteria untuk skizofrenia atau untuk gangguan afektif yang bertipe psikotik, dan gangguan-gangguan yang psikotik yang tidak memenuhi kriteria gejala untuk gangguan waham menetap.

D. GEJALA- GEJALA PSIKOTIK1. Gangguan/ gejala Psikotik Akut. Gambaran Utama Perilaku :a. Perilaku yang diperlihatkan oleh pasien yaitu :

1) Mendengar suara-suara yang tidak ada sumbernya

2) Keyakinan atau ketakutan yang aneh/tidak masuk akal

3) Kebingungan atau disorientasi

4) Perubahan perilaku; menjadi aneh atau menakutkan seperti menyendiri, kecurigaan berlebihan, mengancam diri sendiri, orang lain atau lingkungan, bicara dan tertawa serta marah-marah atau memukul tanpa alasan.b. Pedoman DiagnostikUntuk menegakkan diagnosis gejala pasti gangguan psikotik akut adalah sebagai berikut :

1) Halusinasi (persepsi indera yang salah atau yang dibayangkan : misalnya, mendengar suara yang tak ada sumbernya atau melihat sesuatu yang tidak ada bendanya)

2) Waham (ide yang dipegang teguh yang nyata salah dan tidak dapat diterima oleh kelompok sosial pasien, misalnya pasien percaya bahwa mereka diracuni oleh tetangga, menerima pesan dari televisi, atau merasa diamati/diawasi oleh orang lain).

3) Agitasi atau perilaku aneh (bizar)

4) Pembicaraan aneh atau kacau (disorganisasi)

5) Keadaan emosional yang labil dan ekstrim (iritabel)

2. Gangguan Psikotik kronika. Untuk menetapkan diagnosa medik psikotik kronik data berikut merupakan perilaku utama yang secara umum ada.

1) Penarikan diri secara social

2) Minat atau motivasi rendah, pengabaian diri

3) Gangguan berpikir (tampak dari pembicaraan yang tidak nyambung atau aneh)

4) Perilaku aneh seperti apatis, menarik diri, tidak memperhatikan kebersihan yang dilaporkan keluarga

b. Perilaku lain yang dapat menyertai adalah :

1) Kesulitan berpikir dan berkonsentrasi

2) Melaporkan bahwa individu mendengar suara-suara

3) Keyakinan yang aneh dan tidak masuk akal seperti : memiliki kekuatan supranatural, merasa dikejar-kejar, merasa menjadi orang hebat/terkenal

4) Keluhan fisik yang tidak biasa/aneh seperti : merasa ada hewan atau objek yang tak lazim di dalam tubuhnya

5) Bermasalah dalam melaksanakan pekerjaan atau pelajaran Untuk lebih jelasnya mengenai psikotik kronik, disini dapat dijelaskan melalui skizofrenia Dimana Skizofrenia adalah gangguan psikotik yang kronik, pada orang yang mengalaminya tidak dapat menilai realitas dengan baik dan pemahaman diri buruk. Gejala klinis dari skizofrenia dapat dilihat di bawah ini:

6) Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua gejala atau lebih bila gejala gejala itu kurang tajam atau kurang jelas):

a) thought echo = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama, namun kualitasnya berbeda ; ataub) thought insertion or withdrawal = isi yang asing dan luar masuk ke dalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya (withdrawal); danc) thought broadcasting= isi pikiranya tersiar keluar sehingga orang lain atau umum mengetahuinya;

d) delusion of control = waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu dari luar; ataue) delusion of passivitiy = waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar; (tentang dirinya = secara jelas merujuk kepergerakan tubuh/anggota gerak atau ke pikiran, tindakan, atau penginderaan khusus);f) delusional perception = pengalaman indrawi yang tidak wajar, yang bermakna sangat khas bagi dirinya, biasnya bersifat mistik atau mukjizat;

g) Halusinasi auditorik:

(1) suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap perilaku pasien, atau

(2) mendiskusikan perihal pasien pasein di antara mereka sendiri (diantara berbagai suara yang berbicara), atau

(3) jenis suara halusinasi lain yang berasal dan salah satu bagian tubuh.

h) Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan agama atau politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan di atas manusia biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca, atau berkomunikasi dengan mahluk asing dan dunia lain)

c. Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas:

1) halusinasi yang menetap dan panca-indera apa saja, apabila disertai baik oleh waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan (over-valued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus-menerus;

2) arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan (interpolation), yang berkibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan, atau neologisme;

3) perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh-gelisah (excitement), posisi tubuh tertentu (posturing), atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor;

4) gejala-gejala negative, seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang, danrespons emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial; tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi oleh depresi atau medikasi neuroleptika;

d. Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik (prodromal) Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan (overallquality) dan beberapa aspek perilaku pribadi (personal behavior), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu sikap larut dalam diri sendiri (self-absorbed attitude), dan penarikan diri secara sosial.E. PENGERTIAN SKIZOFRENIAKata skizofrenia terdiri dari dua kata, yaitu skhizein = spilit = pecah dan phrenia = mind = pikiran. Jadi skizofrenia adalah gangguan psikotik yang sifatnya merusak, melibatkan gangguan berfikir, persepsi, pembicaraan, emosional, dan gangguan perilaku.

Skizofrenia merupakan suatu gangguan psikotik kronik, sering mereda, namun hilang timbul dengan manifestasi klinis yang amat luas variasinya (Kaplan, 2007).

Skizofrenia adalah kondisi psikologis dengan gangguan disintegrasi, depersonalisasi dan kebelahan atau kepecahan struktur kepribadian, serta regresi akut yang parah (Kartono, 2002).F. CIRI UTAMA SKIZOFRENIAPenderita skizofrenia menderita penyakitnya secara cepat atau lambat, dengan gejala-gejala yang bermacam-macam. Beberapa cirri utama penderita skizofrenia yang tidak selalu muncul pada setiap penderitaannya antara lain adalah ( Atkinson dkk, 2007):1. Kekacauan Pikiran dan PerhatianMenurut Atkinson dkk. (2007) kekacauan pikiran disini merupakan kesulitan umum untuk menyaring stimulus yang relevan. Pada kebanyakan orang normal pemusatan perhatian dapat dilakukan secara efektif. Dari beragamnya informasi yang masuk, kita dapat menyeleksi stimulus mana yang relevan. Sementara pada penderita skizofrenia kemampuan ini menghilan, karena jika ia menghadapi banyak stimulus pada waktu yang bersamaan, maka ia sulit untuk mengambil makna dan menyeleksi masukan-masukan yang beragam tersebut. Ketidakmampuan menyaring stimulus ini ditandai dengan pembicaraan yang tidak berujung pangkal.2. Kekacauan Persepsi

Pada penderita skizofrenia akut seringkali mengalami bahwa dunia tampak berbeda baginya. Suara terdengar lebih keras, warna terlihat lebih mencolok, dan tubuhnya terlihat tidak sama (misalnya tangan tampak lebih panjang atau lebih pendek, kaki sangat panjang, dan mata tampak keluar dari wajah). Beberapa penderita sudah tidak dapat mengenali dirinya sendiru di dalam cermin atau melihat bayangannya sendiri seperti bayangan rangkap tiga ( Atkinson dkk., 2009).3. Kekacauan afektifPenderita skizofrenia uumnya tidak dapat memberikan respons emosional yang normal dan wajar. Mereka seringkali pasif dan tidak responsive terhadap situasi-situasi yang seharusnya membuat mereka sedih atau gembira. Kadang-kadang mereka mengungkapkan perasaan yang tidak sesuai dengan situasi atau pikiran yangt diungkapkan ( Atkinson dkk., 2007).4. Penarikan Diri dari RealitaSelama mengalami penderita skizofrenia seseorang cenderung menarik diri dari pergaulan dengan orang lain dan cenderung asik dengn dunianya sendiri (khayalan dan pikirannya sendiri). Keasikan dengan diri sendiri tersebut seringkali disebut dengan autism. Keasikan terhadap diri sendiri dapat menjadi amat intens, sehingga penderita mengalami disorientasi waktu (tidak tahu hari, tanggal, dan bulan) dan disorientasi tempat (tidak tahu dimana dia berada). Penarikan diri dari realita ini pada penderita akut dapat bersifat sementara. Sedangkan pada penderita menjadi tidak responsive pada peristiwa-peristiwa eksternal, tetap diam dan tidak bergerak selama berhari-hari, serta harus dirawat seperti bayi ( Atkinson dkk., 2007).5. Delusi dan Halusinasi

Delusi adalah suatu perasaan keyakianan atau kepercayaan yang keliru, yang tidak dapat diubah lewat penalaran atau dengan disajikannya fakta-fakta. Delusi yang sifatnya menetap dan sistematis akan berakibat menjadi abnormal (Chaplin, 2005). Delusi pada penderita skizofrenia berupa keyakinan bahwa kekuatan eksternal mencoba mengendalikan pikiran dan tindakannya. Delusi tersebut juga meliputi keyakinan bahwa pikirannya dapat dipancarkan pada dunia sekelilingnya, sehingga merasa bahwa pikiran-pikirannya dapat diketahui oleh sekelilingnya ( Atkinson dkk., 2007).

Halusinasi adalah persepsi atau tanggapan yang keliru atau palsu, dimana penderita menghayati gejala-gejala yang di khayalkan sebagai hal yang nyata. Halusinasi adakalanya dialami juga oleh orang normal (Chaplin, 2005). Pada penderita skizofrenia, delusi bisa berdiri sendiri maupun berkaitan dengan halusinasi. Halusinasi pada penderita skizofrenia, delusi bisa secara auditoris, visual, maupun sensoris. Halusinasi auditoris biasanya merupakan suara-suara yang mengatakan kepada penderita tentang sesuatu yang harus dilakukannya. Halusinasi visual adalah keyakinan melihat suatu objek tertentu yang tidak biasa, misalnya melihat makhluk aneh atau malaikat. Sementara halusinasi sensoris tidak banyak terjadi, misalnya keyakinan bahwa terdapat bahwa terdapat bau busuk yang terpancar dari tubuh penderita (Atkinson dkk., 2007).Tanda dan gejala yang dialami oleh penderita skizofrenia seringkali dikaitkan dengan penyakit mental lainnya. Sebab, tanda dan gejala dari penyakit ini memang hampir sama dengan tanda dan gejala dari penyakit mental lainnya. Hal ini yang menyebabkan penyakit skizofrenia sulit untuk didiagnosis.

Tanda dan gejala dari penyakit ini dibagi menjadi tiga kategori menurut Nevid (2008):1. Gejala positifFungsi otak dari penderita penyakit skizofrenia akan bekerja lebih aktif atau bisa dikatakan berlebihan. Hal ini menyebabkan otak bekerja dengan tidak normal. Akibatnya, penderita akan mengalami beberapa hal seperti berikut ini:

a. BerkhayalIni merupakan hal yang paling umum dialami oleh para penderita skizofrenia. Mereka memiliki keyakinan yang berbeda dengan orang normal. Mereka akan melihat realitas yang berbeda pula. Selain itu, penderita juga sering salah menafsirkan persepsi.b. HalusinasiOrang yang mengalami penyakit ini sering berhalusinasi. Mereka seringkali melihat atau mendengar hal-hal yang sebenarnya tidak ada.c. Gangguan pikiranPenderita skizofrenia akan kesulitan berbicara dan mengatur pikirannya sehingga hal ini mengganggu kemampuan berkomunikasi.d. Perilaku tidak teraturOrang yang mengalami skizofrenia sering berperilaku aneh, seperti anak kecil yang melakukan hal-hal konyol.

Selain keempat hal di atas, para penderitanya juga sering curiga dan mereka seolah-olah berada di bawah pengawasan yang ketat. Hal itu menyebabkan mereka merasa tertekan.2. Gejala negativeGejala ini mengacu pada berkurangnya atau bahkan tidak adanya karakteristik fungsi otak yang normal. Gejala ini mungkin muncul disertai atau tanpa adanya gejala positif. Gejala-gejala yang ditimbulkan antara lain:

a. Sulit mengekspresikan emosi

b. Menarik diri dari lingkungan sosial

c. Kehilangan motivasi

d. Tidak minat melakukan kegiatan sehari-hari

e. Mengabaikan kebersihan pribadi

3. Gejala kognitifJenis gejala ini akan menimbulkan masalah pada proses berpikir. Tanda dan gejala yang mungkin timbul, antara lain:

a. Masalah dalam membuat informasi yang masuk akal dan dapat dimengerti

b. Sulit berkonsentrasi

c. Masalah pada memori otakG. SUB TIPE SKIZOFRENIASkizofrenia telah dikategorikan oleh para pakar, jenis skizofrenia diklasifikasikan sesuai dengan gejala yang dialami oleh penderita skizofrenia. Gejala-gejala skizofrenia dapat berubah dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, sangat mungkin jika seseorang mengembangkan lebih dari satu jenis skizofrenia (Davidson, 2006).1. Skizofrenia paranoidSkizofrenia paranoid adalah salah satu jenis skizofrenia, di mana penderita gangguan ini mengalami delusi dan halusinasi pendengaran. Mereka mulai percaya adanya orang lain yang bersekongkol melawan mereka, atau orang-orang yang mengirim pesan kepada mereka melalui televisi, radio, dsb. Mereka merasa sedang dimata-matai oleh orang yang mereka percaya. Mereka mungkin mendengar suara-suara yang mengomentari perilaku mereka, berbicara dengan mereka dan menyuruh mereka untuk melakukan sesuatu. Jenis skizofrenia ini dianggap paling mudah diobati dari semua jenis lainnya.

2. Skizofrenia tidak teraturGejala skizofrenia tidak teratur meliputi perilaku seperti anak kecil, bicara tidak teratur dan perilaku serta proses pemikiran yang tidak biasa. Mereka tidak mampu mengatur pikiran mereka dan berpikir dengan logis. Mereka juga cadel dalam berbicara, yang membuatnya sulit untuk dipahami atas apa yang mereka bicarakan. Mereka memiliki suara yang monoton, ekspresi wajah kosong atau bergerak dan berperilaku tanpa arah. Mereka tidak bisa mengurus diri sendiri seperti kebersihan diri. Hal ini membuat mereka merasa gelisah dan frustrasi.

3. Skizofrenia katatonikSkizofrenia katatonik adalah jenis skizofrenia di mana penderita skizofrenia biasanya tidak terkoordinasi, merasa canggung, dan memiliki perangai yang tidak biasa. Penderita gangguan skizofrenia ini memiliki gangguan dalam gerakan. Mereka cenderung untuk membuat gerakan berulang-ulang yang tidak biasa seperti mengepakkan tangan atau kaki mereka. Dalam beberapa kasus, penderita skizofrenia akan duduk, berdiri atau tinggal dalam posisi yang aneh selama berjam-jam atau berhari-hari. Mereka benar-benar tidak mampu mengurus diri sendiri karena perilaku mereka. Kadang-kadang, orang tersebut mengulangi satu kata atau kalimat berulang-ulang. Skizofrenia katatonik adalah salah satu jenis skizofrenia yang langka.

4. Skizofrenia residualOrang yang menderita gangguan skizofrenia untuk jangka panjang dapat mengembangkan skizofrenia residual. Penderita gangguan skizofrenia jenis ini menunjukkan gejala seperti suara yang monoton, wajah kosong, kurangnya kebahagiaan, ketidakmampuan untuk melakukan suatu kegiatan yang direncanakan, kurangnya interaksi dengan orang lain. Orang-orang ini membutuhkan bantuan dalam kegiatan sehari-hari karena mereka tidak bisa mengurus diri sendiri.

5. Skizofrenia tidak terdiferensiasiSkizofrenia ini adalah jenis skizofrenia di mana penderita menunjukkan gejala yang tidak dapat dikategorikan. Ini berarti ada gejala yang berbeda dan menonjol dalam setiap jenis, tetapi tidak dapat dikelompokkan ke dalam salah satu dari jenis skizofrenia.H. PERSPEKTIF TEORITIS1. Teoretis Psikoanalisis.Dalam pandangan ini, penderita skizofrenia dibanjiri dengan dorongan-dorongan seksual primitif yang berasal dari id. Ini kemudian berkembang menjadi konflik intrapsikis yang kuat. Kerusakan pada fungsi ego disebabkan adanya konflk yang kuat ini, dan oleh karena rusaknya fungsi ego ini realitas dunia dan diri mengalami putus hubungan sehatnya dan menimbulkan waham dan halusinasi. Hubungan yang buruk antara ibu dan anak mungkin mendorong penarikan diri anak dan permusuhan, kemudian anak mengembangkan defense mechanismnya dengan membentuk dunia fantasi pribadinya sendiri yang berbeda dengan realitas. Pendekatan terapi psikodinamika Freudian terhadap pasien skizofrenia mungkin dilakukan untuk membantu menemukan asal penyebab gangguannya sehingga dapat dilakukan penanganan yang sesuai. Asosiasi bebas dapat dilakukan untuk menemukan penyebab gangguan skizofrenia tersebut (Nevid, 2005).2. Teoretis Biokimia.Teoretis biokimia dan kedokteran mengasumsikan adanya gangguan pada otak dan faktor genetika dalam menjelaskan gangguan ini. Skizofrenia cenderung menurun dalam hubungan biologis atau keluarga. Prevalensi akan semakin besar untuk mengidap gangguan ini jika seseorang semakin dekat dalam hubungan genetis keturunan dengan penderita skizofrenia. Kembar satu telur lebih memiliki prevalensi yang tinggi ketimbang kembar dua telur. Selain itu, juga berhubungan dengan usia orang tua saat melakukan konsepsi berperan dalam kemunculan skizofrenia. Prevalensi akan semakin besar dalam kondisi usia yang jauh lebih tua saat melakukan konsepsi (Fertilisasi). Teori Dopamin menjelaskan pada penderita skizofrenia terjadi terlalu aktifnya reseptor dopamin yang terletak di postsynpatic neuron dimana molekul dopamin terikat. Secara umum, bukti menjelaskan adanya ketidakteraturan pada jalur saraf di otak yang memanfaatkan dopamin.

3. Teoretis Behaviorisme dan Belajar.Perspektif teoretis perilaku keluarga menjelaskan ibu yang dingin, angkuh, overprotektif, dan mendominasi memungkinkan menghilangkan kepercayaan, melumpuhkan kemandirian dan memaksa ketergantungan anak pada ibunya. Anak yang didik serupa ini memiliki kecenderungan yang tinggi terkena gangguan skizofrenia, apalagi ditambah dengan ayah yang tidak mampu menetralkan perilaku tersebut. Komunikasi double blind dalam keluarga terutama antara ibu dan anaknya, rupanya berkontribusi juga. Kondisi keluarga seperti ini dapat meningkatkan resiko tersebut. Keluarga yang kaku dan pola ekspresi emosi yang tinggi dapat menjadi sumber stress yang potensial. Terapi yang dapat dilakukan yaitu dengan modifikasi perilaku agar mengembangkan perilaku yang efektf dalam lingkungannya. Model terapinya yaitu :a. Pemberian Reinforcement secara selektif terhadap perilaku tertentu yang diharapkan.

b. Pelatihan keterampilan sosial yang sesuai dengan prinsip belajar. Pelatithan ini mencakup program yang membantu individu memperoleh sejumlah keterampilan sosial dan vokasional. In dilakukan demi menigkatkan fungsi adaptif individu (Hunter, Bedell, & Corrigan, 2007). c. Penerapan Terapi Modelling.Melakukan rehabilitasi sosial penderita skizofrenia. Hal ini bertujuan agar penderita skizofrenia menemukan tempatnya di dalam masyarakat. 4. Teoretis Model Diatesis-Stress.Zubin dan Spring (2007) mengemukakan bahwa skizofrenia sebagai interaksi atau kombinasi dari diatesis dalam bentuk predisposisi genetis untuk berkembangnya gangguan, dengan stress lingkungan yang melebihi ambang stress atau coping individu. Adanya kombinasi antara genetis dan lingkungan dalam hal ini. Kerusakan struktural pada otak meliputi gangguan neurotransmitters. Skizofrenia cenderung berkembang pada masa remaja akhir atau dewasa awal ketika individu mengalami tekanan yang berhubungan dengan tantangan perkembangan yang berkaitan dengan pemerolehan kemandirian dan penemuan sebuah peran dalam kehidupan. Stress psikososial mempeburuk simtom yang ada sehingga meningkatkan resiko kambuhnya (King, & Dixon, 2007). Faktor-faktor lingkungan tertentu misalnya pola asuh yang baik mempunyai peran penting dalam hal mencegah perkembangan gangguan tersebut. Intinya model ini menekankan bahwa kerentanan bawaan genetis skizofrenia yang didukung oleh faktor stress potensial dari lingkungan sosialnya dan faktor pelindung sosial yang rendah dapat menyokong perkembangan gangguan skizofrenia. Terapi dapat dilakukan untuk mempertahankan hubungan antara penderita gangguan skizofrenia dan lingkungannya. Perlunya dukungan sosial sangat menyokong penyembuhan skizofrenia itu sendiri. Inti terapinya yaitu mengatasi faktor stress potensial dan menguatkan faktor pelindung potensialnya.I. Terapi1. Terapi Biologis atau MedisSejak tahun 1990-an telah ditemukan obat bagi penderita skizofrenia. Obat yang disebut Neuroleptics ini mampu mengurangi gejala kegilaan yang muncul pada penderita skizofrenia. Menurut Hawari, obat skizofrenia versi lama hanya menyembuhkan gejala positif skizofrenia, seperti gampang mengamuk dan gemar berteriak-teriak. Sayangnya, obat tersebut tidak menyembuhkan gejala negatif. Penderita skizofrenia yang mengonsumsi obat versi lama masih sering tampak bengong dan gemar melamun. Sementara obat skizofrenia versi baru, menurut Hawari (Arif, 2006), berhasil menyembuhkan gejala-negatif sekaligus positif. Obat bagi penderita skizofrenia biasa disebut neuroleptics (berarti mengendalikan syaraf). Jika efektif, obat ini mampu membantu orang untuk berpikir lebih jernih dan mengurangi delusi atau halusinasi. Obat ini bekerja dengan cara mempengaruhi gejala positif (delusi, halusinasi, agitasi). Dalam kadar yang lebih rendah, obat ini dapat mempengaruhi gejala-gejala negatif dan disorganisasi. Fungsi neuroleptics adalah antagonis dopamin. Seperti diketahui bahwa jumlah dopamine yang berlebihan menjadi pemicu munculnya skizofrenia.Penelitian dalam Journal of Psychiatry menyebutkan bahwa penggunaan milnacipran mampu menghambat afek negative skizofrenia seperti avolisi, alogia, dan asocial. Kasus ini terjadi pada penderita skizofrenia berusia 37 tahun yang dirawat di rumah sakit jiwa (Hoaki et al, 2009)2. Terapi KeluargaSelain terapi obat, psikoterapi keluarga adalah aspek penting dalam pengobatan. Padaumumnya, tujuan psikoterapi adalah untuk membangun hubungan kolaborasi antara pasien, keluarga, dan dok ter atau psikolog. Melalui psikoterapi ini, maka pasien dibantu untuk melakukan sosialisasi dengan lingkunganya. Keluarga dan teman merupakan pihak yang juga sangat berperan membantu pasien dalam bersosialisasi. Dalam kasus skizofrenia akut, pasien harus mendapat terapi khusus dari rumah sakit. Kalau perlu, ia harus tinggal di rumah sakit tersebut untuk beberapa lama sehingga dokter dapat melakukan control dengan teratur dan memastikan keamanan penderita. Tapi sebenarnya, yang paling penting adalah dukungan dari keluarga penderita, karena jika dukungan ini tidak diperoleh, bukan tidak mungkin para penderita mengalami halusinasi kembali. Menurut Dadang, sejumlah penderita skizofrenia juga sering kambuh meski telah menyelesaikan terapi selama enam bulan. Karena itu, agar halusinasi tidak muncul lagi, maka penderita harus terus menerus diajak berkomunikasi dengan realitas. Namun, keluarga juga tidak boleh berlebih-lebihan dalam memperlakukan penderita skizofrenia.Menurut dr. LS Chandra, SpKJ, penderita skizofrenia memerlukan perhatian dan empati, namun keluarga perlu menghindari sikap expressed emotion (EE) atau reaksi berlebihan seperti sikap terlalu mengkritik, memanjakan, dan terlalu mengontrol yang justru bias menyulitkan penyembuhan.Seluruh anggota keluarga harus berperan dalam upaya dukungan bagi penderita skizofrenia. Upaya membentuk self help group di antara keluarga yang memiliki anggota keluarga skizofrenia adalah sebuah langkah positif (Arif, 2006).3. Terapi PsikososialSalah satu efek buruk skizofrenia adalah dampak negatif pada kemampuan orang untuk berinteraksi dengan orang lain. Meskipun tidak sedramatis halusinasi dan delusi, masalah ini dapat menimbulkan konflik dalam hubungan sosial. Para klinisi berusaha mengajarkan kembali berbagai keterampilan sosial seperti keterampilan percakapan dasar, asertivitas, dan cara membangun hubungan pada penderita skizofrenia. Klien juga diberikan terapi okupasi sebagai bagian untuk membantu mereka melaksanakan tugas sederhana dalam kehidupan sehari-hari (Durand dan Barlow, 2007)4. Psikoterapi IslamiPsikologi Islami, dalam Jurnal Psikologi Islami, juga memberikan metode terapi untuk mengatasi gangguan kejiwaan berat. Psikoterapi doa sebenarnya dilakukan oleh klien yang mengalami gangguan kecemasan. Namun dalam konteks skizofrenia, keluarga harus senantiasa memberikan terapi doa untuk penderita skizofrenia. Doa diyakini sebagai cara yang ampuh untuk mengalirkan energi positif dari alam kepada manusia (Urbayatun, 2006).

Perspektif spiritual dalam psikologi Islami meyakini bahwa ada yang salah dalam qalbu manusia sehingga ia terkena gangguan psikotik. Terapi psikotik dilakukan dengan cara menyucikan jiwa individu, baru kemudian jiwa tersebut diisi dengan kebaikan (oleh terapis).Bab 13 Psikologi Abormal | Skizofrenia Dan Gangguan Psikotik Lainnya

STYLEREF "1" 16