1. Laporan Skizofrenia Paranoid (an)

download 1. Laporan Skizofrenia Paranoid (an)

of 16

description

Skizofrenia Paranoid

Transcript of 1. Laporan Skizofrenia Paranoid (an)

LAPORAN PSIKIATRI

I. IDENTITAS PASIEN

Nama

: Tn. SUsia

: 40 tahunJenis kelamin: Laki-lakiAgama

: Islam

Pekerjaan: Tukang reparasi atau servis alat rumah tanggaAlamat : Prumpung (belakang kejaksaan)II. RIWAYAT PSIKIATRI

Anamnesa dilakukan secara autoanamnesa pada tanggal 11 Februari 2015 pukul 11.30 WIB di Poliklinik Psikiatri RSUP Persahabatan.a. Keluhan Utama

Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri RS Persahabatan untuk kontrol rutin dan karena obatnya sudah habis.b. Riwayat gangguan Sekarang

Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri RS Persahabatan untuk kontrol rutin dan karena obatnya sudah habis. Pasien merasa ada pikiran-pikiran yang selalu menyerangnya, namun ketika ditanya pasien tidak mengetahui seperti apa bentuk dari pikiran yang menyerangnya. Pasien mengatakan jika pikiran-pikiran tersebut muncul, maka pasien melawan pikiran tersebut dengan pergi ke warung untuk minum kopi dan merokok. Pasien mengatakan pikiran-pikiran tersebut baru muncul jika dirinya tidak meminum obat.Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri RS Persahabatan diantar oleh ibunya. Keluhan yang saat ini pasien rasakan berawal sejak sekitar tahun 2000 kurang lebih saat pasien berumur 26 tahun. Pasien mengatakan bahwa dahulu pernah diajak temannya untuk mengikuti majelis talim atau pengajian. Saat pasien mengikuti pengajian tersebut pasien, pasien bertemu sesorang yang diakuinya anggota dari Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia. Tetapi pasien merasa aneh karena orang tersebut memakai baju muslim tetapi dibajunya ada lambang salib.

Setelah mengikuti kegiatan pengajian tersebut, pasien mengaku selalu merasa curiga pada setiap orang yang dilihatnya dan menganggap orang lain yang dilihatnya sebagai musuh. Pasien merasa ada oarang-orang yang akan menyerangnya sehingga pasien sering merasa ketakutan. Pasien sering merasa bahwa tetangga di lingkungan sekitar rumahnya suka membicarakan pasien. Pasien merasa bahwa orang-orang disekitar lingkungan rumahnya mengetahui kalau pasien ingin pergi berobat atau kontrol ke rumah sakit. Pasien selalu merasa bahwa ada sesorang yang menyetir atau mengontrol pasien untuk melakukan sesuatu hal yang tidak diinginkannya, namun ketika perasaan itu datang pasien berusaha melawannya dengan tidak menuruti apa yang diperintahkan oleh perasaannya. Pasien merasa dirinya di magic atau diguna-guna oleh seseorang yang menyebabkan pasien seperti sekarang ini, tetapi pasien tidak tahu siapa orang yang melakukan guna-guna kepadanya. Pasien merasa pikirannya seperti disedot oleh sesuatu sehingga tidak dapat berpikir dengan baik dan ketika ditanya apa atau siapa yang menyedot isi pikirannya pasien tidak tahu. Saat menonton TV, pasien merasa film yang di tontonnya (pasien menyebutkan film lorong waktu) menjadi seperti kenyataan dan merasa pasien berada di dalam film tersebut serta merasa film tersebut mempermainkan pasien.Pasien merasa otak kecilnya seperti disilet-silet dan menyebabkan rasa sakit yang luar biasa di kepala bagian belakang. Pasien merasa mendengar suara-suara orang yang sangat ramai yang sedang berbicara tetapi tidak ada orang disekitar pasien dan pasien tidak mengetahui apa isi dari pembicaran atau suara-suara yang didengarnya. Pasien menyangkal pernah merasakan rasa yang aneh-aneh pada indera pengecap. Pasien menyangkal pernah melihat penampakan sesuatu atau seseorang. Pasien menyangkal pernah merasakan sesuatu yang merayap di bagian tubuhnya atau menyentuhnya. Semua keluhan-keluhan tersebut masih pasien rasakan sampai saat ini namun sudah berkurang, tetapi bila obat tidak diminum keluhan tersebut muncul kembali.Pasien menyangkal bahwa dirinya yang sekarang bukan seperti dirinya yang dulu. Pasien menyangkal bahwa dirinya merasa lingkungan sekitar rumahnya berubah. Pasien menyangkal adanya rasa sedih berlebihan, kehilangan minat dan mudah lelah. Pasien juga menyangkal adanya rasa gembira berlebihan dan aktivitas fisik yang berlebihan. Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-harinya dengan baik namun pasien mengatakan bahwa dia tidak dapat mencuci sendiri sehingga bajunya di cuci oleh adik perempuannya. Saat ini pasien mengatakan tinggal di daerah Prumpung di belakang kejaksaan. Pasien tinggal sendiri di rumah kontrakannya. Rumah kontrakan pasien dekat dengan rumah ibunya. Pasien pernah menikah namun akhirnya bercerai karena istri pasien mempunyai penyakit THT dan harus dioperasi. Pasien juga mengatakan bahwa dirinya sering disalahkan oleh mertuanya sehingga pasien merasa tertekan. Pasien berharap untuk dapat berkeluarga kembali. Pasien mempunyai seorang anak yang saat ini anaknya tinggal bersama ibunya di Tasikmalaya. pasien berharap suatu hari nanti bisa mengambil anaknya dari istrinya dan berharap dapat merawat anaknya.Pasien adalah seorang laki-laki yang bekerja sebagai tukang servis alat-alat rumah tangga seperti mesin cuci, kulkas dan televisi. Pasien merasa penghasilan sudah memenuhi kebutuhan sehari-hari, namun pasien mengharapkan penghasilan yang lebih baik lagi dari penghasilan saat ini. Pasien mengatakan bahwa ia setiap bulannya mengirim uang kepada anaknya.. Pasien mengatakan bahwa hubungan pasien dengan keluarga kandungnya baik. Masalah ekonomi yang dirasakan pasien agar penghasilannya lebih baik lagi dan dapat memiliki pekerjaan yang tetap. Pasien berobat menggunakan akses BPJS.Ibu pasien mengatakan bahwa pasien lahir secara normal dengan berat badan 3,5 kg. Pasien merupakan anak ke 2 dari 7 bersaudara. Saat kecil, ibu pasien mengatakan bahwa pasien merupakan anak yang cerdas dibandingkan dengan saudaranya, selalu juara kelas dan pintar mengaji. Ibu pasien menyangkal adanya gangguan tumbuh kembang serta tidak ada kelainan bawaan pada pasien. Pasien mengatakan bahwa di keluarganya tidak ada yang mengalami keluhan atau gejala seperti pasien.Pasien dahulu bersekolah tamat SD, SMP sampai STM. Selama pasien bersekolah dan menjalani aktivitasnya, pasien selalu menjadi juara kelas dan menyangkal adanya kesulitan berinteraksi atau bersosialisasi. Pasien mengatakan pada saat bersekolah, ia memiliki banyak teman dan suka bergaul. Ibu pasien mengatakan bahwa saat masih kecil pasien pernah terjatuh, namun tidak pernah sampai menyebabkan gangguan otak. Pasien menyangkal pernah menggunakan zat psikoadiktif atau NAPZA dan alkohol. pasien mengatakan bahwa ia mengkonsumsi rokok dan apabila pikiran-pikiran yang menyerangnya datang maka pasien bisa menghabiskan hingga 3 bungkus rokok sehari.Saat ini pasien merasa dapat bersosialisasi dengan teman-temannya sesama tukang servis. Pada pasien tidak terdapat kesulitan dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari seperti, namun pasien mengatakan tidak dapat mencuci bajunya sendiri, sehingga pasien dibantu oleh adik perempuannya. Pasien mengatakan bahwa ia rajin beribadah dan solat 5 waktu. Pasien mengaku saat sedang ketakutan pasien akan solat, namun setelah solat pasien malah merasa seperti diajak perang atau merasa perang batin sehingga perasaan hati pasien menjadi kacau seperti diacak-acak.Menurut pasien saat ini pasien tidak merasa sakit namun pasien mengaku harus meminum obat agar perasaannya lebih tenang sehingga pasien pergi kedokter dan minum obat dengan teratur. Pasien mengatakan jika pasien tidak mengkonsumsi obat dari dokter pasien merasa ada pikiran-pikiran yang selalu menyerangnya. Pasien mengatakan bahwa dirinya tidak pernah menggunakan zat psikoadiktif atau NAPZA dan alkohol. Perasaan pasien saat ini merasa tegang karena belum meminum obat. Pasien juga terkesan kooperatif pada saat proses wawancara atau anamnesis.

Kemampuan kognitif pasien baik, karena pasien dapat menjawab pertanyaan 100 7 = 93 dan 100 5 = 95. Pengetahuan umum pasien baik, karena saat diberikan pertanyaan siapa presiden Indonesia saat ini pasien menjawab dengan Jokowi dan siapa gubernur Jakarta pasien menjawab dengan Basuki.

Daya ingat jangka panjang pasien baik, karena pasien dapat mengingat bahwa ia sekolah sampai STM. Daya ingat jangka pendek pasien baik, karena pasien dapat mengingat saat ke RS menggunakan transportasi angkutan umum nomor 02. Daya ingat segera pasien baik, karena pasien dapat menyebutkan secara urut 5 hewan dengan baik.

Daya pikir abstrak pasien baik, karena pasien dapat mengetahui makna dari besar pasak daripada tiang dengan besar pengeluaran daripada penghasilan.

Tiga harapan pasien saat ini adalah pasien ingin sembuh, ingin penghasilannya lebih baik dan ingin berkeluarga lagi. Pasien tidak merasa bahwa dirinya mengalami gangguan jiwa tetapi pasien merasa sakit namun tidak mengetahui apa penyakitnya dan ingin sembuh.

Perasaan pasien saat ini merasa tegang karena belum minum obat. Pasien menyangkal ada perasaan yang bersemangat dan senang yang berlebihan. Pasien mengatakan memiliki hobi mereparasi atau menyervis alat-alat rumah tangga. Selama wawancara berlangsung pasien cenderung terbuka terhadap semua pertanyaan dan secara aktif menjelaskan keluhan yang dirasakannya.

c. Riwayat Gangguan Sebelumnya

1. Riwayat Gangguan Psikiatri Sebelumnya

Pasien tidak memiliki gangguan psikiatri sebelumnya.2. Riwayat Gangguan Medik

Pasien tidak memiliki riwayat gangguan medik.3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif/Alkohol

Pasien tidak memiliki riwayat pengguna zat psikoaktif dan tidak mengkonsumsi alkohol.d. Riwayat Kehidupan Pribadi

1. Riwayat pranatalPasien lahir normal tidak ada kelainan dengan berat badan 3,5 kg.2. Riwayat masa kanak-kanak dan remaja

Pasien merupakan anak yang cerdas dan selalu juara kelas. Pasien juga memiliki banyak teman dan dapat bersosialisasi dengan baik dengan teman-teman sebayanya.

3. Riwayat masa akhir kanak-kanak

Pasien memiliki banyak teman dan dapat bersosialisasi dengan baik dengan teman-teman.

4. Riwayat pendidikan

Pasien pernah menempuah dan menyelesaikan pendidikan di tingkat SD, SMP dan STM.5. Riwayat pekerjaan

Pasien bekerja sebagai tukang reparasi atau servis alat-alat rumah tangga.6. Riwayat agama

Pasien menganut agama Islam dan pasien rajin sholat.7. Riwayat pernikahan

Pasien sudah pernah menikah, namun sudah bercerai dan memiliki 1 orang anak.8. Hubungan dengan keluarga

Saat ini pasien tinggal sendiri di rumah kontrakannya. Hubungan pasien dengan keluarga tidak ada masalah.9. Aktivitas sosial

Pasien dapat bersosialisasi dengan lingkungan dan teman-temannya serta dapat beraktivitas tanpa ada kesulitan.e. Riwayat Keluarga

Dikeluarga pasien tidak ada anggota keluarganya yang mempunyai keluhan yang serupa dengan pasien. f. Situasi Sosial Sekarang

Pasien adalah seorang laki-laki yang bekerja sebagai tukang reparasi atau servis alat-alat rumah tangga, tinggal sendiri di rumah kontrakannya. Kebutuhan sehari-hari pasien mengandalkan dari uang penghasilannya mereparasi alat-alat rumah tangga. Pasien menyangkal adanya kesulitan ekonomi karena pasien merasa semua kebutuhan sehari-hari dapat terpenuhi namun berharap penghasilannya bertambah baik. Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari sendiri tanpa perlu bantuan orang lain. Pasien dapat bersosialisasi dengan lingkungan terutama dengan teman-temannya.g. Persepsi (anggapan) Pasien Tentang Dirinya dan Kehidupannya

Saat ditanya tiga harapan apa yang diinginkan pasien saat ini, pasien mengatakan ingin segera sembuh, ingin kehidupan ekonominya lebih membaik dan ingin berkeluarga lagi.III. STATUS MENTAL

a. Deskripsi Umum

1. Penampilan

Laki-laki berusia 40 tahun, penampilan pasien tampak sesuai denga usianya, berpakaian cukup rapi, ekspresi tegang tetapi masih melakukan kontak mata dengan pemeriksa, perawatan diri baik.

2. Kesadaran Umum

Compos mentis.3. Kontak Psikis

Dapat dilakukan pasien, cukup wajar.4. Perilaku dan Aktivitas psikomotor

Cara berjalan : baik. Aktifitas psikomotor : pasien kooperatif, tenang, kontak mata baik, tidak ada gerakan involunter dan dapat menjawab pertanyaan dengan baik dan jelas.

5. Pembicaraan

Kuantitas : baik, pasien dapat menjawab pertanyaan dokter dan dapat mengungkapkan isi hatinya dengan jelas. Kualitas : bicara spontan, volume bicara normal, artikulasi jelas dan pembicaraan dapat dimengerti.

6. Sikap Terhadap Pemeriksa

Pasien kooperatif.b. Keadaan Afektif

1. Mood

: Tegang2. Ekspresi Afek : Meluas3. Keserasian : Mood dan afek tidak serasi4. Empati : Pemeriksa tidak dapat merabarasakan perasaan pasien saat ini

c. Intelektualitas (kognitif)

1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan. Taraf Pendidikan

Pasien dapat tamat SD, SMP dan STM. Pengetahuan Umum

Baik, pasien dapat menjawab dengan tepat ketika ditanya nama Presiden dan Gubernur DKI Jakarta saat ini serta dapat menjawab dengan tepat siapa presiden sebelumnya.2. Daya konsentrasi

Baik, pasien dapat mengikuti wawancara dengan baik dari awal sampai selesai. Pasien juga dapat menjawab dengan benar pertanyaan 100 7 = 93 dan 93 7 = 86.3. Orientasi

Waktu: Baik, pasien dapat mengetahui waktu berobat yaitu siang hari. Tempat: Baik, pasien mengetahui sedang berada di Poliklinik Psikiatri RS Persahabatan. Orang: Baik, pasien mengetahui pemeriksa adalah dokter. Situasi: Baik, pasien mengetahui bahwa dirinya sedang sharing. 4. Daya ingat

Daya ingat jangka panjang : Baik, pasien dapat mengingat dengan baik bahwa pasien tamat SD, SMP dan STM. Daya ingat jangka pendek : Baik, pasien dapat mengingat dengan baik pasien ke RS Persahabatan dengan menggunakan angkot nomor 02. Daya ingatan segera : Baik, pasien dapat dengan segera menyebutkan kembali 5 nama hewan yang disebutkan pemeriksa secara urut. Akibat hendaya daya ingat pasien : Tidak terdapat hendaya daya ingat pasien saat ini.

5. Pikiran abstrak

Baik, pasien mengerti makna pribahasa besar pasak daripada tiang dengan besar pengeluaran daripada penghasilan.6. Bakat Kreatif

Pasien hobi mereparasi alat-alat rumah tangga.7. Kemampuan menolong diri sendiri

Baik, pasien dapat mengurus dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain.d. Gangguan Persepsi

1. Halusinasi dan ilusi

Halusinasi : terdapat halusinasi auditorik.Ilusi : tidak terdapat ilusi.2. Depersonalisasi dan derealisasi

Depersonalisasi: tidak terdapat depersonalisasi.Derealisasi: tidak terdapat.e. Proses Pikir

1. Arus pikir

a. Produktivitas: Baik, pasien dapat menjawab spontan bila ditanya.b. Kontinuitas : Baik, koheren, pembicaraan pasien sampai pada tujuan.c. Hendaya bahasa: Tidak terdapat hendaya bahasa.2. Isi pikiran

a. Preokupasi : Tidak terdapat preokupasi

b. Gangguan pikiran : Terdapat waham Waham kejar

Waham rujukan Waham siar

Thought control Thought withdrawal Thought broadcastingf. Pengendalian Impuls

Baik, pasien dapat mengendalikan dirinya dan melakukan wawancara dengan baik dan tidak terdapat gerakan involunter g. Daya Nilai

1. Norma Sosial

Pasien mampu bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya.

2. Uji Daya Nilai

Baik, pasien diberikan pertanyaan bila melihat seorang anak usia 5 tahun terpisah dengan ibunya, apa yang akan Anda lakukan? pasien menjawab akan membawa anak tersebut ke bagian informasi..3. Penilaian Realitas

Pada pasien terdapat riwayat gangguan dalam menilai realitas, karena terdapat waham dan halusinasi.h. Persepsi (tanggapan) Pemeriksa Tentang Diri dan Kehidupan Pasien

Menurut penilaian pemeriksa terhadap pasien yaitu saat ini pasien dalam keadaan agak sadar bahwa dia sedang sakit namun menyangkal hal itu tetapi memiliki keinginan untuk sembuh sehingga pasien mau kontrol ke dokter agar mendapatkan pengobatan. Gejala belum menunjukkan perbaikan dengan meminum obat dari dokter.i. Tilikan

Tilikan 2, pasien agak menyadari bahwa dirinya sakit dan membutuhkan bantuan, tetapi pada saat yang sama juga menyangkal hal itu.j. Taraf dapat Dipercaya

Pemeriksa memperoleh kesan bahwa jawaban pasien dapat dipercaya karena konsistensi dalam menjawab pertanyaan yang diajukan dari awal sampai akhir.IV. PEMERIKSAAN FISIK

a. Status Generalis

1. Keadaan Umum

: Baik, Compos Mentis.

2. Tanda Vital

: TD = 110/70 mmHg.

N = 82x/menit.3. Status Gizi

: BB = 59 kg.4. Sistem Kardiovaskular: Kesan dalam batas normal.

5. Sistem Muskuloskeletal: Kesan dalam batas normal.

6. Sistem Gastrointestinal: Kesan dalam batas normal.

7. Sistem Urogenital

: Kesan dalam batas normal.

8. Gangguan Khusus

: Tidak ada.b. Status Neurologis

1. Saraf Kranial

: Kesan dalam batas normal.

2. Saraf Motorik

: Kesan dalam batas normal.

3. Sensibilitas

: Kesan dalam batas normal.

4. Susunan Saraf Vegetatif: Tidak ditemukan kelainan.

5. Fungsi Luhur

: Tidak ditemukan kelainan.

6. Gangguan Khusus

: Tidak ada.

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

a. Pasien laki-laki usia 40 tahun datang untuk kontrol rutin dan karena obat habis.b. Keluhan yang dirasakan berupa :

Halusinasi auditorikc. Pasien juga terdapat keluhan berupa :

Wahan kejar

Waham rujukan

Waham siar

Thought withdrawal Thought control Thought broadcastingd. Pasien tidak mengalami keluhan derealisasi dan depersonalisasi.e. Pasien mengaku bahwa dirinya tidak memiliki riwayat penggunaan NAPZA. Pasien mengaku bahwa dirinya tidak mengkonsumsi alkohol dan merokok 3 bungkus sehari. f. Keluhan dapat muncul kembali jika obat yang diberikan dokter habis.g. Keluhan tersebut dirasakan pasien sejak tahun 2000.h. Dari status mental didapatkan adanya halusinasi dan waham.i. Selama ini pasien tidak pernah menderita suatu penyakit yang menyebabkan disfungsi otak.

j. Orientasi waktu, tempat, orang dan situasi baik.k. Fungsi kognitif pada pasien baik, pengendalian impuls baik.

l. Pasien tidak pernah mengalami riwayat trauma.m. Selama wawancara berlangsung pasien cenderung untuk terbuka terhadap semua pertanyaan.

n. Pasien menjalani pendidikan dan tamat SD, SMP dan STM. Selama menjalani pendidikan pasien dapat berinteraksi atau bersosialisasi dengan orang lain sebagaimana orang normal lainnya.

o. Pada pemeriksaan fisik, tekanan darah pasien 110/70 mmHg, nadi 82x/menit dan berat badan 59 kg serta pemeriksaan fisik lainnya dalam batas normal.

p. Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa bantuan orang lain.q. Hubungan pasien dengan keluarga baik. Tidak ada kendala dalam perekonomian keluarga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, namun pasien ingin penghasilan lebih baik.r. Pasien saat ini tinggal sendiri di kontrakannya.s. Pasien bekerja sebagai tukang reparasi/servis alat-alat rumah tangga, biaya kehidupan sehari-hari berasal dari uang penghasilannya.t. Pada pasien didapatkan gejala sedang, disability sedang dalam fungsi secara umum masih baik.VI. FORMULASI DIAGNOSIS

Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan pada pasien terdapat sekumpulan gejala dan perilaku yang menimbulkan penderitaan atau disabilitas yang mengganggu fungsi sehari-hari, maka pasien dikatakan menderita gangguan jiwa.a. Diagnosis Aksis I

Pada pasien ini tidak terdapat penyakit fisik baik primer maupun sekunder yang menyebabkan disfungsi otak, sehingga pasien ini bukan penderita gangguan mental organik (F.0).

Dari anamnesis tidak didapatkan riwayat penggunaan zat psikoaktif (NAPZA) serta tidak ditemukan riwayat mengkonsumsi alkohol. Maka pasien ini bukan merupakan penderita gangguan mental dan perilaku akibat zat psikoaktif atau alkohol (F.1). Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan dalam menilai realitas. Pada pasien ini ditemukan adanya halusinasi, waham, depersonalisasi, dan derealisasi. Maka pasien ini merupakan penderita gangguan psikotik (F.2).

Gangguan berupa halusinasi dan waham pada pasien ini sudah berlangsung selama kurang lebih 23 tahun sejak tahun 1992. Karena sudah berlangsung lebih dari 1 bulan, maka pasien merupakan penderita Skizofrenia (F.20).

Pada pasien ini terdapat halusinasi taktil, halusinasi olfaktorik, halusinasi visual serta terdapat waham rujukan, wahan kejar, waham dikendalikan, dan waham siar yang menonjol maka pasien ini menderita Skizofrenia Paranoid (F.20.0).

b. Diagnosis Aksis II

Pasien tumbuh dan berkembang pada masa kanak-kanak sampai dewasa secara normal. Pasien memiliki banyak teman. Pasien dapat berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang lain sebagaimana orang normal lainnya, sehingga pasien bukan merupakan penderita gangguan kepribadian. Pasien dapat menyelesaikan pendidikan sampai STM, sehingga pasien bukan merupakan penderita gangguan retardasi mental. Karena tidak adanya gangguan kepribadian dan retardasi mental, maka pasien pada aksis II adalah tidak terdapat diagnosis. c. Diagnosis Aksis III

Pada anamnesis, pemeriksaan fisik dan neurologis pada pasien ini ditemukan tekanan darah pasien 110/70 mmHg dan pasien tidak memiliki riwayat penyakit dahulu. Maka pada aksis III adalah tidak terdapat diagnosis.d. Diagnosis Aksis IV

Pasien pernah menikah namun bercerai. Hubungan pasien dengan keluarga baik. Pasien rajin sholat.Pasien dapat menyelesaikan pendidikan sampai STM. Pasien saat ini sebagai tukang reparasi/servis.Aktivitas sehari-hari dapat dilakukan sendiri tanpa ada bantuan orang lain. Pasen telah bercerai dan berpisah dengan anaknya. Biaya kebutuhan sehari-hari didapat dari penghasilan sendiri namun ingin penghasilannya lebih baik. Maka pada aksis IV pada pasien ini terdapat masalah psikososial dan sosioekonomi.e. Diagnosis Aksis V

Pada pasien ini didapatkan beberapa gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas sedang dalam sosial, pekerjaan, sekolah dan lain-lain. Maka aksis V didapatkan GAF Scale 60 51.VII. EVALUASI MULTIAKSIAL

Aksis I : Skizofrenia Paranoid (F.20.0)

Aksis II: Tidak terdapat diagnosisAksis III: Tidak terdapat diagnosisAksis IV: Terdapat masalah psikososial dan sosioekonomiAksis V: GAF Scale 60 51.VIII. DAFTAR PROBLEM

Organobiologik: Tidak terdapat masalah kesehatan fisik.Psikologis

: Terdapat waham dan halusinasi.Sosioekonomi: Terdapat masalah ekonomi, sudah bercerai dan pisah dengan anak.IX. PROGNOSIS

a. Prognosis ke Arah Baik

Pasien mempunyai keinginan untuk sembuh.

Pasien rutin kontrol. Akses berobat lewat BPJS Tidak ada faktor genetik Ibu selalu mendukung pasien

b. Prognosis ke Arah Buruk

Perjalanan penyakit sudah berlangsung lama (15 tahun). Stressor psikologi yaitu pasien bercerai, berpisah dengan anak dan tidak ada pekerjaan tetap. Keluhan dapat timbul kembali jika obat habis.Berdasarkan data-data di atas, dapat disimpulkan prognosis pasien adalah :

Ad vitam

: dubia ad bonam.

Ad functionam: dubia ad bonam.

Ad sanationam: dubia ad malam.X. TERAPI

a. Psikofarmaka

Haloperidol 3 x 5mg Trihexyphenidil 3 x 2mgb. Psikoterapi

Edukasi pada pasien pentingnya untuk kontrol rutin dan minum obat secara teratur. Keluarga pasien diharapkan ikut mendampingi pasien ketika pasien sedang ketakutan. Mengisi waktu luang dengan berbagai aktivitas untuk mengurangi keluhan-keluhan tersebut. Menyarankan agar pasien lebih banyak berdoa dan mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa agar dirinya diberi ketenangan dalam menghadapi masalah yang ada.DAFTAR PUSTAKA

1. Maslim, Rusdi. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. Cetakan pertama. PT Nuh Jaya. Jakarta: 2001.

2. Maslim, Rusdi. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Edisi ketiga. PT Nuh Jaya. Jakarta: 2007.

3. Elvira, Sylvia D,dkk. Buku Ajar Psikiatri. Badan Penerbit FKUI. Jakarta: 2010LAPORAN PSIKIATRI

SKIZOFRENIA PARANOID

Pembimbing :

dr. Mardi Susanto, SpKJ (K)Disusun Oleh :Andriani Kemala Sari

1410221074KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN JIWA

FAKULTAS KEDOKTERAN UPN VETERAN JAKARTARSUP PERSAHABATAN JAKARTA15