1 Asal Usul Dunia Riset Kep

16
ASAL-USUL DUNIA RISET KEPERAWATAN A. Definisi Riset berasal dari kata research yang berarti meneliti kembali atau memeriksa secara teliti. Lebih spesifik lagi, riset dipandang sebagai sebuah penyelidikan atau investigasi yang tekun dan sistematik untuk memvalidasi dan menyaring ilmu pengetahuan yang sudah ada dan menemukan ilmu baru. Riset terdiri dari implikasi perencanaan, organisasi, dan berjalan terus-menerus. Secara sistematik, riset diarahkan kepada pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: Apa yang perlu diketahui? Metode apa yang digunakan untuk mengembangkan sebuah ilmu? Metode pengukuran apa yang dapat digunakan? Bagaimana pencegahan terhadap intervensi elemen-elemen dalam pengukuran? Apa pemaknaan dari sebuah pengukuran? Berbagai macam disiplin ilmu berperan dalam sebuah riset sehingga sering muncul pertanyaan: apakah yang membedakan riset keperawatan dengan riset pada disiplin ilmu yang lainnya? Sebenarnya, tidak terdapat perbedaan karena ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan dalam sebuah riset tidak pula berbeda antara satu bidang ilmu dengan ilmu lainnya. Namun bagaimanapun juga, jika dilihat dari dimensi yang berbeda, maka perbedaan tersebut akan terlihat. Riset dalam bidang ilmu apapun harus konsisten dengan tujuan filosofis dan teori dari disiplin ilmu tersebut. Tujuan filosofis keperawatan, teori dan eksistensi batang tubuh keilmuan menyediakan sebuah dasar untuk mengidentifikasi kesenjangan dalam dasar ilmu dan menentukan apa yang sebenarnya ingin diketahui.fokus dari batang tubuh ilmu keperawatan yang unik tersebut mencakup respon seseorang secara keseluruhan terhadap 1

description

riset kep

Transcript of 1 Asal Usul Dunia Riset Kep

Page 1: 1 Asal Usul Dunia Riset Kep

ASAL-USUL DUNIA RISET KEPERAWATAN

A. Definisi

Riset berasal dari kata research yang berarti meneliti kembali atau memeriksa secara teliti. Lebih spesifik lagi,

riset dipandang sebagai sebuah penyelidikan atau investigasi yang tekun dan sistematik untuk memvalidasi dan

menyaring ilmu pengetahuan yang sudah ada dan menemukan ilmu baru. Riset terdiri dari implikasi perencanaan,

organisasi, dan berjalan terus-menerus. Secara sistematik, riset diarahkan kepada pertanyaan-pertanyaan sebagai

berikut:

Apa yang perlu diketahui?

Metode apa yang digunakan untuk mengembangkan sebuah ilmu?

Metode pengukuran apa yang dapat digunakan?

Bagaimana pencegahan terhadap intervensi elemen-elemen dalam pengukuran?

Apa pemaknaan dari sebuah pengukuran?

Berbagai macam disiplin ilmu berperan dalam sebuah riset sehingga sering muncul pertanyaan: apakah yang

membedakan riset keperawatan dengan riset pada disiplin ilmu yang lainnya? Sebenarnya, tidak terdapat

perbedaan karena ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan dalam sebuah riset tidak pula berbeda

antara satu bidang ilmu dengan ilmu lainnya. Namun bagaimanapun juga, jika dilihat dari dimensi yang berbeda,

maka perbedaan tersebut akan terlihat.

Riset dalam bidang ilmu apapun harus konsisten dengan tujuan filosofis dan teori dari disiplin ilmu tersebut.

Tujuan filosofis keperawatan, teori dan eksistensi batang tubuh keilmuan menyediakan sebuah dasar untuk

mengidentifikasi kesenjangan dalam dasar ilmu dan menentukan apa yang sebenarnya ingin diketahui.fokus dari

batang tubuh ilmu keperawatan yang unik tersebut mencakup respon seseorang secara keseluruhan terhadap

kesehatan dan penyakit dalam interaksinya dengan lingkungan yang selalu mengalami perubahan. Tindakan

keperawatan dimplementasikan untuk mempromosikan kesehatan seseorang secara holistik fan memfasilitasi

perkembangan seseorang sesuai dengan potensi dalam lingkungan (Keller, 1981). Dari sudut pandang holistik,

jumlah manusia (populasi) lebih banyak daripada sampel. Hal ini menjadi sebuah gagasan penting dari sudut

pandang peneliti. Populasi akan selalu lebih besar dan sampel tidak akan pernah mewakili seluruhnya. Oleh

karena itu, studi keperawatan selalu kompleks dan multidimensional. Variabel multipel acap kali dipelajari secara

simultan, menggunakan analisa statistik. Perspektif holistik juga memandu interpretasi sebuah penemuan.

Pendefinisian riset keperawatan juga membutuhkan sebuah pandangan pembeda mengenai ilmu apa yang relevan

dengan keperawatan. Pandangan pertama yaitu bahwa riset keperawatan sebaiknya dibatasi hanya untuk studi

yang menghasilkan ilmu baru yang dapat digunakan langsung dalam praktek klinik. Pandangan ini didukung pada

tahun 1980-an dan tetap memberi pengaruh yang kuat terhadap riset keperawatan hingga tahun 1990-an. Dalam

American Nurse’s Association, 1981), riset keperawatan didefinisikan sebagai perkembangan ilmu pengatahuan

1

Page 2: 1 Asal Usul Dunia Riset Kep

kesehatan dan promosi kesehatan untuk memenuhi harapan hidup, perawatan kesehatan orang yang mempunyai

masalah kesehatan dan kecacatan, serta tindakan untuk meningkatkan kemampuan individu dalam merespon

resiko atau potensial dalam masalah kesehatan secara efektif.

Pandangan lain mengatakan bahwa riset keperawatan terdiri dari pendidikan keperawatan, pelayanan kesehatan,

karakteristik perawat dan peran perawat dalam klinik. Pendukung pandangan ini beranggapan bahwa temuan dari

studi semacam ini mempengaruhi praktek keperawatan secara tidak langsung dan melengkapi batang tubuh ilmu

keperawatan. Pendidikan riset sangat penting untuk menyediakan sebuah latar belakang pendidikan yang efisien

dan efektif. Studi administrasi keperawatan dan pelayanan kesehatan juga penting untuk meningkatkan kualitas

dalam sistem pelayanan kesehatan. Studi manajemen mempengaruhi organisasi dan ketetapan dalam

keperawatan.

Dari kedua pandangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa riset keperawatan didefinisikan sebagai proses ilmiah

yang memvalidasi dan menyaring ilmu pengetahuan yang sudah ada dan menemukan ilmu baru yang

mempengaruhi praktek keperawatan secara langsung maupun tidak langsung.

B. Kegunaan Riset Keperawatan

Tujuan utama dari riset keperawatan adalah untuk mengembangkan pengetahuan ilmiah berdasarkan praktek

keperawatan. Secara umum, keperawatan bertanggung jawab terhadap komunitas dalam menyediakan perawatan

yang berkualitas dan mencari jalan untuk mengimprovisasinya. Secara spesifik, perawat bertanggungjawab

terhadap kliennya. Sebuah riset dengan dasar yang kokoh akan menjadi fakta atas tindakan keperawatan yang

efektif dalam mempromosikan status positif seorang pasien. Jika tindakan keperawatan membatasi prediksi

ilmiahnya, perawat akan menghasilkan rasional yang tidak adekuat ketika mengambil tindakan spesifik dalam

sebuah situasi. Walau praktek keperawatan akan selalu melibatkan derajat ketidakpastian, riset akan mampu

menguranginya.

Dasar pengetahuan ilmiah keperawatan berasal dari fokus atau keunikan perspektif disiplin ilmu yang

menyediakan kerangka kerja bagi praktek keperawatan (McMurray, 1982). Saat ini, batang tubuh pengetahuan

keperawatan relatif kecil tapi berkembang secara konstan dari generasi ke generasi melalui perkembangan

informasi dengan memakai berbagai metode. Ilmu yang dihasilkan oleh proses riset sangatlah penting untuk

mendeskripsikan, menerangkan, memprediksi dan mengontrol fenomena keperawatan.

a. Deskripsi

Deskripsi terdiri dari identifikasi lingkungan dan sifat fenomena keperawatan dan terkadang juga

mengidentifikasi keterkaitan antara fenomena-fenomena tersebut (Chinn & Kramer, 1991). Melalui riset, para

perawat dapat menjelaskan hal apa yang muncul dalam praktek keperawatan, menemukan informasi baru atau

mengklasifikasikan informasi untuk digunakan dalam disiplin ilmu. Riset deskriptif dapat dicontohkan dalam

bentuk sebuah studi yang mengidentifikasi etiologi dan kriteria dalam diagnosa keperawatan dan menentukan

2

Page 3: 1 Asal Usul Dunia Riset Kep

sebuah sistem untuk mengkategorikan diagnosa tersebut. Riset deskriptif merupakan dasar kerja dalam studi

yang berfokus pada penjelasan (eksplanasi), prediksi, dan kontrol terhadap fenomena keperawatan.

b. Keterangan / Penjelasan

Dalam penjelasan (explanation), peneliti mengklarifikasi hubungan antara satu fenomena dengan yang lainnya

dan mengidentifikasi alasan terjadinya suatu hal. Sebagai contoh, etiologi dan kriteria diagnosa keperawatan

dijelaskan melalui penelitian deskriptif, sedangkan hubungan antara etiologi dan kriteri tersebut diuji melalui

penelitian eksplanasi. Melalui identifikasi hubungan antar fenomena keperawatan, terbentuklah dasar

pengantar riset untuk prediksi dan kontrol.

c. Prediksi

Seseorang dapat memperkirakan kemungkinan yang terjadi dalam suatu situasi melalui proses prediksi (Chinn

& Kramer, 1991). Prediksi seseorang terhadap hasil tidak selalu membuatnya mampu memodifikasi atau

mengontrol hasil tersebut. Melalui kemampuan memprediksi, perawat dapat mengantisipasi efek dari

intervensi keperawatan terhadap klien dan keluarganya.

d. Kontrol

Jika sesorang telah dapat memprediksi hasil, langkah selanjutnya adalah mengontrol atau memanipulasi

situasi untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Kontrol didefinisikan sebagai kemampuan untuk

menuliskan ketentuan dalam mencapai hasil yang diinginkan (Dickoff, James & Wiedenbach, 1968). Perawat

mampu menentukan intervensi-intervensi tertentu untuk membantu klien dan keluarganya untuk mencapai

tujuan dalam perawatan.

C. Kerangka Kerja Keterhubungan Riset Keperawatan dengan Dunia Keperawatan

Kerangka kerja dalam riset keperawatan sangat dibutuhkan dalam pengembangan hubungan antara riset dengan

berbagai macam elemen keperawatan. Kerangka kerja yang menghubungkan riset keperawatan dengan dunia

keperawatan disajikan dalam bentuk sebagai berikut:

Dalam model kerangka tersebut, riset keperawatan bukanlah sebuah kesatuan yang terpisah dari bagian

keperawatan lainnya, tetapi saling mempengaruhi. Konsep dari model tersebut digambarkan dalam sebuah

rangkaian kesatuan pemikiran dari konkrit ke abstrak.

1. Rangkaian Kesatuan Konkrit-Abstrak

Rangkaian kesatuan konkrit – abstrak memperlihatkan bahwa pemikiran keperawatan mengalir baik dari

pemikiran konkrit ke abstrak maupun abstrak ke konkrit.

Pemikiran Konkrit

Pemikiran konkrit ditujukan dan dibatasi oleh bentuk-bentuk nyata serta dapat diobservasi dan dialami

dalam kondisi yang sebenarnya. Fokus dari pemikiran konkrit adalah kejadian saat ini yang dibatasi oleh

waktu dan ruang. Pemikiran dan perilaku konkrit semacam ini dinilaidan dihargai. Problem solving

3

Page 4: 1 Asal Usul Dunia Riset Kep

menjadi hal yang sangat penting jika hasil yang diinginkan segera muncul. Dasar pemikiran ini masih

digunakan dalam beberapa tingkat pendidikan dan praktek keperawatan.

Pemikiran Abstrak

Pemikiran abstrak diorientasikan kearah pengembangan gagasan tanpa aplikasi maupun asosiasi dengan

hal-hal yang khusus. Pemikir abstark lebih mengarah kepada arti, pola, hubungan, implikasi filosofis. Tipe

pemikiran ini terlepas dari waktu dan ruang. Pemikiran abstrak membantu dalam pengembangan teori dan

riset. Pemikiran abstrak juga melibatkan kemampuan dalam merespon masalah pada berbagai situasi di

dalam praktek klinik.

Riset keperawatan membutuhkan kedua kemampuan berpikir tersebut. Pemikiran abstrak dibutuhkan dalam

mengidentifikasi masalah yang dapat diteliti, dan menginterpretasikan sebuah penemuan. Pemikiran konkrit

diperlukan dalam perencanaan implementasi langkah konkrit dalam pengumpulan dan analisa data. Hubungan

timbal balik antara pemikiran abstrak dan konkrit ini dapat menjadi salah satu alasan mengapa riset

keperawatan tampak asing dan kompleks.

2. Dunia Empirik

Dunia empirik didapatkan melalui pengalaman berpikir dan merupakan bentuk konkrit dari keberadaan kita.

Hal ini sering disebut sebagai realita dan melakukan hal semacam itu merupakan bagian dari dunia. Ada

sebuah keyakinan mengenai empirisme atau dunia nyata: yaitu dapat dipahami, dapat diperkirakan dan dapat

dikendalikan. Pemikiran konkrit lebih mengarah kepada dunia empiris dan sifat-sifat yang ada padanya antara

lain praktis, membumi, solid dan faktual.

Praktek keperawatan mengambil tempat di dunia empirik seperti yang terlihat pada model. Beberapa

komponen dari proses riset juga berada pada dunia empirik. Pengumpulan data bahkan melibatkan beberapa

aspek dunia empirik (pengukuran realitas). Maka dari itu, hasil penemuan riset digunakan dalam praktek

klinis.

3. Uji Realita

Manusia cenderung untuk memvalidasi atau menguji keberadaannya melalui perasaan mereka. Mereka secara

konstan menanyakan kembali pemikirannya. Maka itulah berbagai instrumen dikembangkan untuk

membuktikan pemikiran tersebut secara lebih akurat.

Riset merupaakn sebuah cara untuk memvalidasi realita. Ukuran realita didapatkan dalam tahap persepsi

peneliti. Dalam kenyataannya, riset keperawatan tidak selalu membenarkan apa yang telah dipraktekkan

sebelumnya (Winslow, Lane & Grafney, 1984). Karena itu, riset keperawatan menjadi sebuah cara untuk

menguji realita, yaitu sebagai sebuah sarana pemahaman terhadap dunia empirik.

4

Page 5: 1 Asal Usul Dunia Riset Kep

4. Proses Berpikir Abstrak

Proses berpikir abstrak mempengaruhi setiap elemen dalam dunia keperawatan dan menghubungakan setiap

elemen yang ada di dalamnya. Tanpa keterampilan dalam berpikir abstrak, seseorang terperangkap dalam

batas tipis dalam dunia empirik, dimana ia mengetahui keberadaannya, tetapi tidak dapat memaknainya

(Abbot, 1952). Melalui pemikiran abstrak, teori-teori keperawatan dapat diuji dan dimasukkan dalam batang

tubuh ilmu pengetahuan. Pemikiran abstrak juga membantu dalam penemuan-penemuan ilmiah untuk

kemudian dikembangkan menjadi teori. Pemikiran abstrak menggabungan teori dan ilmu dalam sebuah batang

tubuh pengetahuan yang berpegang pada kerangka kerja filosofikal dan diaplikasikan dalam praktek

keperawatan.

Proses berpikir abstrak terbagi atas tiga bagian yaitu (Sylvia, 1977):

a. Instropeksi (Instropection)

Instropeksi adalah suatu proses yang mengarahkan perhatian batin kepada pemikiran pribadi. Hal ini

terbagi dalam 2 tingkatan, yaitu:

1. Menyadari pemikiran yang muncul dalam diri pribadi berupa perasaan dan ide-ide denga

pola yang sering berubah-ubah. Pemikiran semacam ini dapat hilang bila tidak segera dituliskan.

2. Saat instropeksi ditelaah lebih dalam, pemikiran menjadi lebih kritis dan detail. Ketika

pemikiran dan gagasan digabungkan, maka kita dapat melihat kesalahan dan kelemahan dalam

proses berpikir kita.

b. Intuisi (Intuition)

Intuisi adalah sebuah pengetahuan mendalam atau pemahaman terhadap situasi atau kejadian secara

keseluruhan yang tidak dapat dijelaskan secara logika (Rew & Barrow, 1987). Intuisis dapat juga

disebut ebagai firasat. Intuisi tidak dapat dijelaskan secara ilmiah sehingga kebanyakan orang tidak

nyaman terhadap keberadaannya, sehingga intuisi sering kali diabaikan, ditekan atau bahkan

dihilangkan.

Intuisi biasanya dianggap tidak ilmiah dan tidak dapat diterima, tetapi ada gunanya dalam sebuah

penelitian. Intuisi mamap umengidentifikasi masalah dalam sebuah studi, mengindikasikan variabel

penting dalam sebuah pengukuran, atau menghubungkan dua gagasan dalam menginterpretasikan

sebuah penemuan. Kuncinya adalah mengenali perasaa, menilainya dan tuangkan dalam sebuah

gagasan agar mudah diingat.

c. Pertimbangan (Reasoning)

Pertimbangan adalah memproses dan mengorganisir gagasan untuk membuat sebuah kesimpulan.

Proses berpikir semacam ini sering disampaikan secara verbal dalam argumen logis dimana setiap

bagiannya saling berhubungan untuk mencapai kesimpulan yang logis. Pola pertimbangan dipakai

5

Page 6: 1 Asal Usul Dunia Riset Kep

untuk mengembangkan teori dan merencanakan implementasi penelitian. Pola pertimbangan dibagi

atas 4 pola (Stevens, 1984), yaitu:

1. Pertimbangan Problematika

Pertimbangan problematika mengidentifikasi masalah dan faktor-faktor yang mempengaruhi

permasalahan, memilih solusi dari permasalahan dan menyelesaikan permasalahan. Pola ini dapat

digunakan dalam mengidentifikasi masalah dalam penelitian.

2. Pertimbangan Operasional

Pertimbangan operasional mengidentifikasi dan mendiskriminasi diantara banyak sekali alternatif

dan sudut pandang. Fokusnya adalah pada pemilihan alternatif, bukan kepada pemecahannya.

3. Pertimbangan Dialetik

Pertimbangan dialetik melihat persoalan secara keseluruhan, dimana terdapat pandangan bahwa

jumlah keseluruhan lebih besar dari pada jumlah bagian-bagian, keseluruhan tersebut akan

mengendalikan bagian-bagian.

4. Pertimbangan Logistik

Logika adalah ilmu yang melibatkan ide-ide terkait untuk meningkatkan pemahaman, bertujuan

untuk menentukan kebenaran atau menerangkan dan memprediksi fenomena. Ilmu logika

berdampingan dengan proses berpikir baik abstrak maupun konkrit serta metode berpikir induktif,

deduktif maupun logis.

Pertimbangan logistik digunakan untuk memecah bgian besar menjadi bagian yang lebih kecil.

Logistik dianggap sebagai kebalikan dari dialetik, dimana bagian-bagian akan mengendalikan

keseluruhan. Pertimbangan logistik biasanya digunakan dalam penelitian untuk memilih design

penelitian, perencanaan dan implementasi kumpulan data dan memilih teknik analisa.

Pertimbangan Induktif dan Deduktif

Cara berpikir induktif dimulai dari hal spesifik menuju hal umum dimana fakta-fakta diobservasi

dan lalu dikombinasikan menjadi bagian yang lebih luas atau umum (Brandman & Brandman,

1988: Chinn & Kramer, 1991)

Cara berpikir deduktif dimulai dari hal umum menujuhal-hal spesifik atau dari premis umum

menjadi pecahan fakta atau kesimpulan (Brandman & Brandman, 1988: Chinn & Kramer, 1991).

Sebuah premis atau hipotesa adalah sebuah pernyataan yang menyatakan hubungan antara dua atau

lebih variabel.

5. Ilmu

Ilmu adalah Batang tubuh ilmu yang saling berkaitan, dibentuk oleh penemuan riset dan uji teori untuk

membentuk ilmu yang lebih spesifik. Ilmu, merupakan produk dan proses. Tujuan utama dari ilmu adalah

6

Page 7: 1 Asal Usul Dunia Riset Kep

untuk dapat menjelaskan dunia empirik sehingga terdapat kontrol di dalamnya. Untuk mencapai tujuannya,

seorang ilmuan harus menemukan pengetahuan baru, mengembangkan pengetahuan yang sudah ada, dan

mengokohkan kembali dasar pengetahuan dalam sebuah disiplin ilmu.

Riset merupakan suatu proses yang diterima dalam sebauh ilmu yang digunakan untuk mendapatkan ilmu

pengetahuan keperawatan. Metoda yang biasa diterima dalam riset keperawatn adalah proses penelitian

tradosional atau penelitian kuantitatif. Informasi yang didapat melalui metode ini tidaklah cukup untuk

dicantumkan dalam batang tubuh ilmu. Penelitian harus diulang beberapa kali dan harus mendapatkan hasil

yang relatif sama setiap waktunya sebelum hasil dari penelitian tersebut dinyatakan sebagai sebuah fakta.

Fakta dalam penelitian berhubungan satu sama lain secara sistematik. Pemikiran abstrak sangat berpengaruh

dalam pembentukan hubungan ini, yaitu hukum, prinsip dan aksioma., tergantung pada keyakinan terhadap

fakta dan hubungan itu sendiri.

Ilmu keperawatan secara garis besar, dikembangkan melalui metode penelitian kuantitatif. Penelitian kualitatif

didasarkan kepada orientasi filosofis yang berbeda dengan penelitian kuantitatif. Penelitian kualitatif lebih

diarahkan kepada pemahaman terhadap fenomena yang kompleks, sedangkan kuantitatif menentukan

hubungan sebab-akibat antara variabel-variabel spesifik.

6. Teori

Teori adalah suatu cara untuk menjelaskan beberapa segmen dunia empirik dan dapat digunakan untuk

menggambarkan, menerangkan dan atau mengendalikan segmen-segmen tersebut (Dubin, 1978). Teori terdiri

dari seperangkat konsep yang didefinisikan dan dihubungkan untuk menampilkan sebuah fenomena.

Penelitian menggunakan pemikiran abstrak dan konkrit untuk mengembangkan atau menguji teori. Walaupun

begitu, banyak perawat peneliti yang tidak memahami hubungan antara ilmu dan penelitian. Akibatnya,

banyak studi keperawatan yang tidak didasarkan kepada teori dan hasil temuannya tidak berhubungan dengan

teori (Moody, Wilson, Smyth, Schwartz, Tittle & Van Cott, 1988). Untuk itu, informasi-informasi yang

didapatkan melalui riset keperawatan harus dikembangkan menjadi teori keperawatan. Teori tersebut

menjelaskan makna dari temuan penelitian dan harus diuji melalui penelitian yang lebih lanjut dan dapat

digunakan secepatnya dalam praktek keperawatan. Namun tentu saja, tidak semua teori keperawatan berasal

dari pengembangan temuan penelitian, terkadang, teori didapatkan dari gagasan dan kemudian penelitian

dilakukan untuk menguji akurasinya. Kesimpulannya, riset memiliki peran yang penting dalam

pengembangan teori keperawatan.

7. Pengetahuana

Pengetahuan adalah konsep yang kompleks dan dapat dipandang melalui banyak sudut. Dalam sejarahnya,

Cara mendapatkan pengetahuan keperawatan yaitu:

7

Page 8: 1 Asal Usul Dunia Riset Kep

a. Tradisi

Tradisi disini merupakan kebenaran atau kepercayaan. Tradisi dapat mempersempit dan membatasi proses

pencarian pengetahuan untuk praktek keperawatan. Tradisi sulit diubah karena ia telah ada untuk periode

yang sangat lama dan biasanya didukung oleh orang-orang yang memilki kekuatan dan otoritas. Banyak

tradisi yang belum terbukti efisiensi dan efektivitasnya. Karena itulah, batang tubuh pengetahuan

keperawatan diharapkan lebih mengacu pada dunia empiris dibandingkan kepada tradisi sehingga perawat

memiliki pengaruh yang kuat dalam pelayanan kesehatan dan kesembuhan pasien.

b. Otoritas

Otoritas adalah kemampuan seseorang dengan keahlian dan kekuatan untuk mempengaruhi opini dan

kebiasaan. Seseorang diberikan otoritas karena dia dianggap mengetahui lebih banyak hal dalam suatu

bidang dibandngkan dengan yang lain. Pengetahuan yang didapat melalui otoritas diilustrasikan ketika

seseorang mendapatkan informasi dari orang lain. Contoh lainnya adalah, para perawat yang memberikan

informasi melalui pembuatan sebauh buku atau artikel keperawatan. Sebagai sumber pengetahuan, otoritas

harus didukung dengan keahlian dan kekuatan. Ilmu yang didapat melalui otoritas biasanya belum

tervalidasi sehingga sebaiknya diverifikasi terlebih dahulu melalui proses riset.

c. Peminjaman

Beberapa bagian dari ilmu keperawatan berasal dari disiplin ilmu lain seperti kedokteran, sosiologi,

psikologi, fisilogi dan pendidikan (Andreoli & Thompson, 1977; Fieldman, 1981; McMurrey, 1982;

Paletta, 1980). Peminjaman in dilihat dari kesesuaian dan penerapan pengetahuan dari disiplin ilmu yang

lain terhadap praktek keperawatan. Proses peminjaman ini terbagi atas 2 cara yaitu:

1. Meminjam ilmu lain dan langsung diaplikasikan dalam praktek keperawatan. Informasi yang

didapatkan tidak diintegrasikan terlebih dahulu dengan fokus keperawatan. Tipe peminjaman ini

dilakukan dalam penggunaan teknologi

2. Meminjam ilmu lain dengan mengintegrasikannya kepada fokus keperawatan sehingga menjadi

lebih fungsional.

Walaupun begitu, meminjam pengetahuan tidaklah adekuat untuk menjawab banyak pertanyaan yang

muncul dalam keperawatan.

d. Trial dan Error

Trial and error adalah sebauh pendekatan dimana hasilnya belum diketahui dengan situasi yang tidak jelas.

Karena ketidakjelasan itu, perawat harus mencoba-coba dalam memberikan layanan keperawatan. Namun

begitu, trial dan error tidak memberikan dokumentasi formal mengenai efektivitas suatu tindakan

keperawatan. Melalui cara ini, pengetahuan didapatkan melalui pengalaman yang tidak dibagi denga

orang lain. Akan ada beberapa resiko dalam implementasi hasil trial dan error ini yangmungkin

membahayakan keselamatan pasien.

8

Page 9: 1 Asal Usul Dunia Riset Kep

e. Pengalaman Personal

Pengetahuan yang didapat dengan cara ini berasal dari keterlibatan langsung seorang perawat dalam

sebuah kejadian situasi atau keadaan. Pengalaman personal daat menjadi sarana bagi seorang perawat

untuk mendapatkan keterampilan dan keahlian dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien

dan keluarga dalam lingkup klinis. Benner (1984) mengemukakan lima tingkat pengalaman dalam

pengembangan ilmu pengetahuan, yaitu;

1. Orang baru (Novice)

2. Pemula

3. Orang yang Kompeten

4. Cakap (Proficient)

5. Ahli (Expert)

f. Role modelling dan Mentorship

Role modelling dipelajari dengan cara mengimitasi sikap sebagai sebuah contoh. Sebuah contoh atau role

model dipandang sebagai peran yang sesuai dan dihargai dalam profesi dan contoh ini merefleksikan sikap

termasuk standar dan norma perilaku dalam profesi (Bidwell & Brasler, 1989). Role model dapat menjadi

pegangan bagi perawat pemula untuk mempelajari pola interaksi dan kompetensi yang harus dimiliki oleh

seorang perawat.

Bentuk konkrit dari role model ini adalah mentorship yang diberikan oleh perawat ahli (expert) yang

berperan sebagai guru, sponsor, pembimbing, contoh dan penasehat bagi perawat pemula.

8. Filosofi

D. KESIMPULAN

9

Page 10: 1 Asal Usul Dunia Riset Kep

TUGAS RISET KEPERAWATAN

ASAL USUL DUNIA RISET KEPERAWATAN

Oleh :Kelompok I

1. Nurul Fauziah ( 04121001 )2. Muthia Prima ( 04121014 )3. Tri Nofriyatik ( 04121027 )

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANFAKULTA KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS

2007

10

Page 11: 1 Asal Usul Dunia Riset Kep

11