05-LTM-CL2-Novita Fajrin(1)
-
Upload
feri-haldi-tanjung -
Category
Documents
-
view
34 -
download
1
description
Transcript of 05-LTM-CL2-Novita Fajrin(1)
LAPORAN TUGAS MANDIRI
Judul : E-Health
Nama : Novita Fajrin
NPM: 1506671013
Data Publikasi :
http://Scele.ui.ac.id
http://www.who.int/goe/publications/bf_FINAL.pdf
http://www.who.int/kms/initiatives/tools_and_services_final.pdf
Peta konsep:
Uraian:
Dalam bidang kesehatan, Indonesia dihadapkan pada kenyataan sangat terbatasnya jumlah tenaga kesehatan. Rasio dokter umum per
100.000 penduduk di Indonesia hanya mencapai 30.98, berada di bawah rasio dokter ideal menurut Indikator Indonesia Sehat 2010
yaitu 40 per 100.000 penduduk. Untuk dokter spesialis, rasio Indonesia hanya di tingkatan 8.14, sementara Malaysia telah mencapai
rasio > 60, dan Filipina mencapai rasio 120. Sementara produksi tenaga dokter belum mencukupi dan kebutuhan pelayanan kesehatan
terus meningkat, diperlukan alat bantu untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelayanan. Selain alat kesehatan yang memang
penting dan sangat diperlukan, teknologi informasi dan komunikasi (TIK) juga dapat berperan banyak untuk meningkatkan efisiensi
serta memperluas akses layanan.
Peran TIK dalam sektor pembangunan telah banyak dirasakan oleh masyarakat seperti misalnya dalam pelayanan pengadaan
barang/jasa pemerintah, buku sekolah elektronik (BSE), jaringan pendidikan nasional (jardiknas), ekspor-impor (National Single
Window), e-KTP, pembayaran pajak, dan lain sebagainya. Di bidang kesehatan, TIK juga berperan sama pentingnya dan dikenal
dengan istilah eHealth.
Pengertian E-Health
Menurut WHO :
"the use of information and communication technologies (ICT) for health to, for example, treat patients, pursue research, educate
students, track diseases and monitor public health"
Menurut Mentri Kesehatan :
“Pemanfaatan TIK di sektor kesehatan terutama untuk meningkatkan pelayanan kesehatan.”
Mengacu pada definisi eHealth yang diajukan WHO, maka eHealth mencakup secara komprehensif segala urusan pemerintah yang
terkait dengan pelayanan kesehatan seperti: pelayanan pasien, penelitian dan pendidikan bidang kesehatan, pengendalian penyakit
serta pemantauan kesehatan masyarakat secara umum. Dalam konteks ini maka pengembangan dan implementasi eHealth di suatu
negara melibatkan beberapa institusi kunci yaitu: Pemerintah (c.q. jajaran Kementreian dan Dinas Kesehatan, Konsil Kesehatan),
Institusi pelayanan kesehatan (rumahsakit, klinik, apotek), Institusi pendidikan, serta Institusi pembiayaan kesehatan seperti asuransi.
Dukungan Pemerintah dan Contoh Inisiatif Dukungan pemerintah terhadap program E-health telah dilakukan dalam 2 bentuk yaitu
secara kebijakan dan aplikasi langsung. Secara kebijakan pemerintah melalui kementerian kesehatan telah mengeluarkan 2 buah
keputusan menteri kesehatan yang berkaitan dengan program E-health tersebut, yaitu KepMenKes RI No. 374/MenKes/SK/V/2009
tentang SKN dan KepMenKes RI No. 192/MenKes/SK/VI/2012 tentang Roadmap RAPSIKI. Sementara secara kebijakan pemerintah
telah melakukan aplikasi langsung melalui kementerian kesehatan yaitu peningkatan pelayan kesehatan dengan aplikasi untuk
FasyanKes (SIKDA, Puskesmas, RS) dan untuk Dinas Kesehatan (SIKDA dan DHS2).
Untuk mencapai visi Indonesia Sehat 2025, telah disusun Grand Design Reformasi Sistem Informasi Kesehatan yang terbagi dalam
tiga roadmap:
Roadmap 2011-2014 yang berfokus pada Penguatan Fondasi SIK dari sisi Peraturan/Kebijakan, Sumber Daya, dan Proses
Pengintegrasian SIK
Roadmap 2015-2019: melanjutkan, menjaga/memelihara dan menyempurnakan pengintegrasian dan penguatan SIK
Roadmap 2020-2024: melanjutkan, menjaga/memelihara dan menyempurnakan pengintegrasian dan penguatan SIK.
Beberapa aplikasi juga telah dikembangkan oleh Kementerian Kesehatan untuk pelayanan kesehatan yaitu Aplikasi SIK untuk
fasyankes (SIKDA, Puskesmas, RS) dan Aplikasi SIK untuk Dinas Kesehatan (SIKDA dan DHS2). SIKDA dikembangkan sebagai
aplikasi generik yang dapat dimanfaatkan oleh seluruh dinas kesehatan di berbagai kabupaten/kota.
Terkait dengan peningkatan akses terhadap informasi, Kementerian Kominfo juga telah berperan dalam menghadirkan fasilitas
layanan internet sampai ke tingkat kecamatan yaitu fasilitas PLIK (Pusat Layanan Internet Kecamatan) dan MPLIK (Mobil Pusat
Layanan Internet Kecamatan). Tahapan selanjutnya adalah bagaimana menghadirkan fasilitas layanan kesehatan sampai ke tingkat
kecamatan dengan memanfaatkan PLIK dan MPLIK. Sebagai contoh, di Kabupaten Tanah Datar, fasilitas MPLIK dipadukan dengan
fasilitas sederhana seperti alat ukur tenakan darah digital, alat ukur tinggi dan berat badan digital, yang kemudian dipadukan dengan
aplikasi e-Medical yang termasuk didalamnya mencatat indikator kesehatan masyarakat. MPLIK telah menjadi portal eHealth di
kabupaten tersebut.
E-Health juga mendapat dukungan dari komunitas (individu dan institusi), diantaranya :
Tingkat internasional IMIA (International Medical Informatics Association)
Tingkat regional APAMI (Asia Pacific Association of Medical Informatics)
Tingkat nasional PIKIN (Perhimpunan Informatika Kesehatan Indonesia)
Kendala
Kesenjangan Digital 1
Masih terbatasnya infrastruktur TIK di beberapa daerah tentunya membatasi penyebaran implementasi e-Health. Inisiatif PLIK
dan MPLIK dari Kementerian Kominfo merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi ini sembari menunggu selesainya
inisiatif Palapa Ring untuk penyiapan infrastruktur TIK. Namun demikian, infrastruktur TIK hanyalah salah satu aspek dari
TIK, masih diperlukan pengembangan dari sisi konten, aplikasi, SDM pendukung, selain juga hal dasar seperti listrik yang
stabil juga masih menjadi salah satu faktor penghambat.
Keengganan Tenaga Kesehatan untuk menggunakan e-Health dari aspek kesehatan, perlu pembangunan kapasitas untuk
mendidik para tenaga kesehatan dalam pemanfaatan TIK. Melirik negara tetangga Filipina, pemanfaatan e-Health di negara
tersebut disertai dengan kejelasan remunerasi ketika seorang pekerja kesehatan melayani masyarakat secara ‘jarak jauh’.
Ulasan singkat di atas telah memberikan gambaran rencana besar ke depan dan contoh beberapa inisiatif di Indonesia terkait dengan
implementasi eHealth. Kesuksesan implementasi TIK seringkali bukan ditentukan oleh teknologi yang digunakan, tetapi bagaimana
para pihak terkait dapat bekerjasama dan bersinergi. Untuk itu, Kementerian Kesehatan sebagai leading sector perlu terus merincikan
dan mengimplementasikan nyata di lapangan, butir-butir yang telah tertuang dalam roadmap yang telah disusun, untuk kemudian
mengajak para pemangku kepentingan seperti misalnya pemerintah daerah, instansi kesehatan, tenaga kesehatan, dan juga masyarakat
agar dapat turut mensukseskan implementasi eHealth di Indonesia.
LAPORAN TUGAS MANDIRI
Judul : Teknologi Ramah Lingkungan
Nama : Novita Fajrin
NPM: 1506671013
Data Publikasi :
http://Scele.ui.ac.id
Peta konsep:
Uraian:
Tingkat polusi di Indonesia sudah semakin memprihatinkan dimana menduduki peringkat tertinggi ketiga di dunia setelah Cina dan
Meksiko, walaupun tidak ada satupun kota di Indonesia yang masuk 10 besar kota dengan tingkat polusi tertinggi. Udara dikotori oleh
pabrik-pabrik dan kendaraankendaraan bermotor dengan asapnya. Air dan tanah yang menyerapnya dicemari oleh pabrik-pabrik juga
dengan limbahnya dan manusia-manusia dengan kotorannya. Di daerah perkotaan, kendaraan bermotor terutama angkutan-angkutan
umum menyumbang poin untuk Indonesia menduduki posisi yang bahkan mengalahkan negara-negara industri maju seperti Amerika
Serikat dan Jepang dengan gas emisinya yang tidak terkendalikan walau sudah ada undang-undang yang mengatur. Lebih
menyedihkan lagi adalah bahan bakar kendaraan bermotor yang termasuk sumber daya alam tidak terbaharukan ini terbuang dengan
percuma dimana angkutan-angkutan umum mengetem dan juga kendaraankendaraan pribadi tidak mematikan mesin sewaktu berhenti
misal di lampu merah dimana tindakan ini dikenal dengan istilah idle stop. Di daerah kehutanan, hutan-hutan dibakar demi pembukaan
lahan dan terbakar karena factor ketidaksengajaan maupun politik. Terbakarnya hutan selain menimbulkan pencemaran udara juga
membuat bumi mengalami pemunduran dalam pengurangan polusi mengingat tumbuhan hijau merubah karbondioksida menjadi
oksigen selama proses fotosintesis. Polusi bertanggung jawab atas 40% kematian di dunia. Polusi udara membunuh sekitar 865 ribu
orang dan polusi air sekitar 1,5 juta orang di dunia per tahun. Masalah polusi mulai melejit setelah memasuki era revolusi industri.
Contohnya dahulu tahun 1952, Kabut Hebat London membunuh lebih dari 4000 orang, sekarang yang sampai kepada seperti
munculnya ulkus. Sebagian besar teknologi yang dihasilkan di era industri sekarang selain boros akan bahan bakar, juga tidak ramah
terhadap lingkungan. Solusi terhadap polusi di dunia dan penipisan sumber daya alam ini adalah teknologi-teknologi yang lebih
sedikit atau tidak sama sekali menggunakan bahan bakar dengan fungsi yang sama atau bahkan lebih baik dikenal dengan teknologi
ramah lingkungan.
CONTOH-CONTOH TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN
Toilet Pengomposan (Composting Toilet)
Toilet pengomposan adalah sistem toilet yang mengompos dan mengurangi kadar air kotoran manusia untuk menghasilkan
produksi akhir yang bisa dipakai yang adalah tanah aditif yang berharga. Toilet ini menggunakan sedikit atau tanpa air dan
tidak terhubung dengan sistem limbah, maka tidak menimbulkan dampak apa-apa terhadap lingkungan dan menghasilkan
sumber daya yang berharga untuk berkebun.
Tujuan utama dari sistem toilet pengomposan ini adalah untuk menampung, melumpuhkan, atau menghancurkan organisme
yang menyebabkan penyakit bagi manusia (patogen), sehingga mengurangi resiko manusia akan terinfeksi sampai kepada level
yang dapat diterima tanpa mencemari lingkungan sekitar atau yang jauh dan membahayakan penghuninya.
Komponen utama dari toilet pengompos:
o Reaktor pengompos (Composting Reactor) yang terhubung ke satu atau lebih toilet kering
atau toilet siram-mikro (Micro-flush Toilet)
o Sistem pembuangan tersaring (biasanya kipaspaksa) untuk menghilangkan bau,
karbondioksida, uap air, dan produk pertengahan dari dekomposisi aerobic.
o Sarana ventilasi untuk menyediakan oksigen (aerasi) untuk organism aerobik dalam
komposter.
o Sarana pengeringan dan pengelolaan cairan berlebih dan lindi.
o Kontrol proses, seperti mixer untuk mengoptimalkan dan mengelola proses.
o Pintu akses untuk pembuangan produk akhir.
Sel Bahan Bakar (Fuel Cell)
Sel bahan bakar adalah perangkat elektrokimia yang menggabungkan hydrogen dan oksigen untuk menghasilkan listrik. Hasil
sampingannya adalah berupa air dan panas. Selama bahan bakar diberikan, sel bahan bakar akan tetap menghasilkan listrik.
Proses perubahan energi sel bahan bakar selain bersih, juga tenang dan sangat efisien karena terjadi melalui proses
elektrokimia, bukan pembakaran. Efisiensinya adalah 2-3 kali jika dibandingkan dengan pembakaran bahan bakar.
Kombinasi keuntungan sel bahan bakar meliputi:
o Efisiensi tinggi dan kehandalan
o Multi-bahan bakar
o Penempatan yang fleksibel
o Daya tahan
o Skalabilitas
o Kemudahan pemeliharaan Sel bahan bakar beroperasi dengan tenang,
sehingga mengurangi polusi suara begitu pula polusi udara dan panas
yang dikeluarkan oleh sel bahan bakar bisa digunakan untuk
penyediaan air panas atau penghangat ruangan bagi rumah dan kantor.
Sel bahan bakar terdiri dari dua elektroda yang menjepit elektrolit. Oksigen melewati satu elektroda dan hydrogen
melalui satu lagi, menghasilkan listrik, air, dan panas.
Tenaga Angin (Wind Power)
Sebagaimana halnya air, udara juga berubah-ubah dan membentuk aliran, hanya saja partikelnya dalam bentuk gas bukan
cairan. Ketika udara bergerak dengan cepat dalam bentuk angin, partikel-partikel tersebut bergerak dengan cepat dimana
gerakan berarti energi kinetic yang bisa ditangkap. Dalam kasus turbin angin listrik, energi kinetik ini ditangkap oleh pisau
turbin. Pisau turbin memutar as yang mengarah dari pusat rotor ke generator. Generator mengubah energi rotasi ini menjadi
listrik. Pada intinya, penghasilan listrik dari angin adalah tentang mentransfer energy dari satu medium ke medium lainnya.
Bagian penting dari turbin angin adalah:
-baling (Rotor Blades)
Baling-baling berfungsi sebagaimana layar pada perahu layar
berperilaku sebagai penghalang bagi angin. Ketika angin
memaksa baling-baling untuk berputar, baling-baling
mentransfer sebagian dari energinya ke rotor.
As turbin angin terhubung ke pusat rotor. As akan berputar
mengikuti rotor. Rotor mentransfer energi mekanikal dah
rotasinya ke As yang tersambung dengan generator listrik di
ujung satunya.
Generator pada dasarnya adalah perangkat yang cukup sederhana. Ini mengaplikasikan sifat induksi elektromagnetik untuk
menghasilkan voltase atau tegangan listrik dimana voltase adalah kekuatan atau daya yang menggerakkan listrik atau arus
listrik dari satu titik ke titik yang lain, jadi listrik dihasilkan dari efek pembuatan arus. Generator sederhana terdiri dari magnet
dan konduktor. Konduktor biasanya adalah berupa koil atau kumparan. Di dalam generator as terhubung ke pasangan magnet
permanen yang mengelilingi kumparan kawat. Pada induksi elektromagnetik, jika ada konduktor yang dikelilingi oleh magnet-
magnet dan salah satu bagiannya berputar relatif terhadap yang lain, maka akan menginduksi voltase di dalam konduktor.
Ketika rotor memutar as, as memutar pasangan magnet yang lalu menghasilkan tegangan pada kumparan kawat.
Tenaga Surya (Solar Power)
Tenaga surya adalah konversi tenaga matahari menjadi tenaga listrik, baik secara langsung
menggunakan Photovoltaics (PV) maupun secara tidak langsung menggunakan tenaga surya
terkonsentrasi (Consentrated Solar Power (CSP)). Sistem CSP menggunakan lensa atau
cermin dan sistem pelacakan untuk memfokuskan area besar sinar matahari menjadi sinar
kecil. Sedangkan PV mengubah cahaya menjadi arus listrik dengan memanfaatkan efek
fotoelektrik. Dalam efek fotoelektrik, elektron terpancar dari sebuah materi (logam dan
padatan non-logam, cairan atau gas) sebagai sebuah konsekuensi dari penyerapan energi dari radiasi elektromagnetik dari
gelombang pendek seperti sinar ultraviolet. Tenaga surya dihasilkan dengan menggunakan panel surya. Sering ditaruh di
tempat yang tertinggi agar tidak terhalang apa-apa atau di tengah-tengah lahan yang luas. Tenaga surya tidak tersedia di
malam hari begitu pula dengan tenaga angin yang keduanya disebut dengan sumber energy intermiten dimana dibutuhkan
teknologi untuk menyimpannya demi ketersediaan energi yang berkelanjutan. Tenaga surya dapat disimpan pada temperature
tinggi menggunakan menggunakan garam cair dimana medium ini efektif karena rendah biaya, memiliki kapasitas panas
spesifik yang tinggi, dan dapat memberikan panas pada temperature yang tidak merusak sistem tenaga konvensional.
Hidroelektrik (Hydroelectricity)
Hidroelektrik adalah sebuah istilah untuk listrik yang dihasilkan oleh tenaga air;
penghasilan daya listrik melalui pemanfaatan gaya gravitasi dari air yang jatuh
atau mengalir. Ini adalah bentuk energi terbarukan yang paling banyak digunakan
secara luas, yaitu sekitar 20% dari listrk di dunia. Fasilitas hidroelektrik
mempunyai level keluaran gas rumah kaca, yaitu CO2 yang rendah dibandingkan
dengan pembangkit listrik bertenaga bahan bakar fosil. Fasilitas Hidroelektrik
Kebanyakan tenaga hidroelektrik didapat atau diubah dari energi potensial air
yang dibendung dan memutar turbin air dan generator. Tenaga yang diambil dari air tergantung dari volume dan dari
perbedaan ketinggian antara asal air sebelum jatuh dan tempat air masuk ke dalam turbin.
Mobil Listrik (Electric Car)
Mobil listrik adalah mobil digerakkan oleh motor listrik, menggunakan tenaga listrik yang disimpan di dalam baterai atau
perangkat penyimpanan energy lainnya. Mobil listrik memiliki beberapa manfaat dibandingkan mobil pembakaran internal
gas rumah kaca Ini tergantung dari teknologi apa yang digunakan untuk menghasilkan
persediaan minyak bumi di seluruh dunia sudah sangat tipis apabila
persediaan minyak bumi di Alaska yang manusia belum memiliki teknologi
untuk mengambilnya tidak dihitung.
Hal-hal yang menghambat pempopuleran mobil listrik adalah baterai ion
lithiumnya yang mahal dan kurangnya infrastruktur untuk pengisian baterai
ini. Yang pertama akan menjadi murah seiring dengan jumlah baterai ini
diproduksi. Sesuai dengan hokum ekonomi, semakin banyak maka harga akan
semakin murah. Tetapi untuk yang kedua hanya bisa diimplementasikan di
negara-negara maju, sedang di negara-negara berkembang dimana tingkat ekonomi negara-negara ini masih rendah akan sulit
untuk membangun infrastruktur yang cukup. Ini membuat peminat mengurungkan niatnya karena ketakutan kalau baterai habis
sebelum tiba di tempat tujuan. Satu lagi adalah karena tenaga mobil listrik tidak sebesar mobil berbahan bakar bensin, maka
badan mobil dibuat ringan tentunya dengan bahan yang tidak kuat menahan benturan kencang sehingga membahayakan
manusia yang mengemudinya.