[Ltm] Konsep Pengembangan Iptek

43
KONSEP PENGEMBANGAN IPTEK Lembar Tugas Mandiri (LTM) Home Group 1 Disusun Oleh: Danang Desfri Abdilah (1406533213) Disusun untuk Mata Kuliah MPK Agama Islam Pendidikan Dasar Perguruan Tinggi 1

description

konsep pengembangan iptek

Transcript of [Ltm] Konsep Pengembangan Iptek

Page 1: [Ltm] Konsep Pengembangan Iptek

KONSEP PENGEMBANGAN IPTEK

Lembar Tugas Mandiri (LTM)

Home Group 1

Disusun Oleh:

Danang Desfri Abdilah (1406533213)

Disusun untuk Mata Kuliah MPK Agama Islam

Pendidikan Dasar Perguruan Tinggi

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS INDONESIA

Kampus UI, Depok

2015

1

Page 2: [Ltm] Konsep Pengembangan Iptek

I. PENDAHULUAN

Ilmu pengetahuan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari ajaran

agama Islam, sebab kata islam itu sendiri, dari kata dasar aslama yang artinya

“tunduk patuh”, mempunyai makna “tunduk patuh kepada kehendak atau

ketentuan Allah”. Dalam Surat Ali Imran ayat 83, Allah menegaskan bahwa

seluruh isi jagat raya, baik di langit maupun di bumi, selalu berada dalam keadaan

islam, artinya tunduk patuh kepada aturan-aturan Ilahi. Allah memerintahkan

manusia untuk meneliti alam semesta yang berisikan ayat-ayat Allah. Sudah tentu

manusia takkan mampu menunaikan perintah Allah itu jika tidak memiliki ilmu

pengetahuan. Itulah sebabnya, kata alam dan ilmu mempunyai akar huruf yang

sama: ain-lam-mim.

Ilmu bukan sekedar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum

sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara

sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu

tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha

berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan

adalah produk dari epistemologi.

Iptek atau Ilmu Pengetahuan dan Teknolgi, merupakan salah satu hal yang tidak

dapat kita lepaskan dalam kehidupan kita. Kita membutuhkan ilmu karena pada

dasarnya manusia mempunyai suatu anugerah terbesar yang diberikan Allah SWT

hanya kepada kita, manusia, tidak untuk makhluk yang lain, yaitu sebuah akal

pikiran. Dengan akal pikiran tersebutlah, kita selalu akan berinteraksi dengan

ilmu. Akal yang baik dan benar, akan terisi dengan ilmu-ilmu yang baik pula.

Sedangkan teknologi, dapat kita gunakan sebagai sarana untuk mendapatkan ilmu

pengetahuan itu sendiri. Namun, dalam mempelajari dan mengaplikasikan iptek

itu sendiri, harus memperhatikan beberapa hal yang penting.Tidak semua sains

dan teknologi yang diciptakan para ilmuwan itu baik untuk kita. Terkadang ada

pula yang menggunakan bahan – bahan berbahaya bagi kesehatan lingkungan

sekitar. Beberapa dari mereka ada yang menyalahgunakan hasil penelitian tsb.

Sesungguhnya Allah melarang kita membuat pengrusakan di bumi, seperti dalam

firman-Nya dalam (Q.S. Al-A’raf : 56).

2

Page 3: [Ltm] Konsep Pengembangan Iptek

II. ISI

1. IPTEK DALAM PANDANGAN ISLAM

Sesungguhnya Islam adalah agama yang menghargai ilmu pengetahuan.

Menuntut ilmu, dalam ajaran Islam, adalah suatu yang sangat diwajibkan sekali

bagi setiap Muslim, apakah itu menuntut ilmu agama atau ilmu pengetahuan

lainnya. Terkadang orang tidak menyadari betapa pentingnya kedudukan ilmu

dalam kehidupan ini.

Ayat Al-Qur’an yang berkenaan dengan pendidikan sebagai berikut.

(1) QS. Al-Alaq 1-5 yang artinya:

1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,

2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.

3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,

4. yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam,

5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

(2) Allah Ta’ala berfirman menerangkan keutamaan ulama dan apa-apa yang

mereka miliki dari kedudukan dan ketinggian:

 “Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-

orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang-orang yang berakallah

yang dapat menerima pelajaran.” (QS. Az-Zumar: 9)

1.            Firman Allah yang lain:

 “Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara

kalian dan orang-orang yang diberi ilmu (agama) beberapa derajat.” (QS.

Al-Mujaadilah: 11)

2.            Sungguh Allah telah memuliakan ilmu dan ulama dengan

memberikan kepada mereka kebaikan yang umum dan menyeluruh

sebagaimana diterangkan dalam firman-Nya:

 “Allah menganugrahkan Al-Hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al-

Qur`an dan As-Sunnah) kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa

yang dianugrahi Al-Hikmah itu, ia benar-benar telah dianugrahi karunia

yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat

mengambil pelajaran.” (QS. Al-Baqarah: 269).

3

Page 4: [Ltm] Konsep Pengembangan Iptek

(3) Allah Ta’ala berfirman:

 “Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya,

hanyalah ulama.” (QS. Faathir:28)

(4) Ulama adalah orang-orang yang mempunyai pengetahuan yang lurus dan

pemahaman yang mendalam, Allah Ta’ala berfirman:

 “Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buatkan untuk manusia; dan

tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu.”

(Al-’Ankabuut:43)

(5) Selain itu dalam firman Allah:

“Allah dan para malaikat serta orang-orang yang berilmu menyatakan

(bersaksi) bahwa tiada tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia

(Allah)” (QS.Ali-‘Imran: 18).

(6) “Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai ilmu pengetahuan jika

kamu tidak mengetahui” (QS. An-Nahl: 43).

(7) Firman Allah:

“Sebenarnya, Al Qur’an itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada

orang-orang yang diberi ilmu”… (QS. Al Ankabut: 49)

10. “Salah satu syarat diterimanya sebuah amal manusia adalam adanya

ilmu. Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai

pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati,

semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (QS.Al-Israa’: 36)

Selain ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan ilmu ada juga hadits sebagai

berikut.

1.            Dari Mu’awiyah radhiyallahu ‘anhu berkata: Aku mendengar

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

�ِر�ِد� َم�ْن� �ُه� اللُه� ُي ا ِب �ِر� ْي �َف�ِّق�ْه�ُه� َخ� �ْن� ِف�ي ُي الِّد�ُي “Barangsiapa yang Allah kehendaki

kebaikan kepadanya, niscaya Allah akan pahamkan dia tentang

agama(nya).” (Muttafaqun ‘alaih)

2. Dari Abud Darda` radhiyallahu ‘anhu berkata: Aku mendengar

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

�َك� َم�ْن� ل �ِّق�ا َس� �ْط�ل�ُب� َط�ِر�ُي �ُه� ُي �ًم�ا، ِف�ْي �َك� ِع�ل ل �ُه� اللُه� َس� �ِّق�ا ِب ِق� َم�ْن� َط�ِر�ُي $ِة�، َط�ِر� َّن �َج� �َّن$ ال �ِة� َو�ِإ �َك �ِئ �ًم�َال � ال �َت ل

�ْه�ا َض�ُع� َت �َح� َّن ْج�� �، َأ �ِم �ِع�ل �ال �ِب �ْط�ال �َّن$ ل �ِم� َو�ِإ �ِع�ال �ْغ�َف�ِر� ال َت �ْس� �ْي �ُه� ل ًم�َو�اِت� ِف�ي َم�ْن� ل ، ِف�ي َو�َم�ْن� الْس$ ْر�ِض�

� � اَأل َو�ال

�اَّن� �َت ْي �ًم�اِء�، ْج�َو�ِف� ِف�ي َح� �َّن$ ال �ًم�ِع�ل�ى ِف�َض�َل� َو�ِإ �ِع�ال �ِّد� ال �ِع�اِب �َف�َض�َل� ال �ِّق�ًم�ِر� َك �ِة� ال �ل �ْي �ِّد�ْر� ل �ِب �ِر� ِع�ل�ى ال اِئ ا َس�

4

Page 5: [Ltm] Konsep Pengembangan Iptek

، �َو�اَك�ُب� �َك �َّن$ ل �ًم�اِء� َو�ِإ �ِع�ل �ِة� ال َث �اِء�، َو�ْر� �ْي �ِب �ْن �َّن$ اَأل �اِء� َو�ِإ �ْي �ِب �ْن �ِم� اَأل ا ل �اْر� �َّن �َو�اِد�ُي َث �َو�ْر� � ُي َه�ًم�ا، َو�َال $ًم�ا ِد�ْر� �ْن �َوا ِإ َث �ِع� َو�ْر$ ال

، �ِم� َخ�َذ�ُه� ِف�ًم�ْن� ل� َذ� َأ �َخ� �َح�ٍّظH َأ َو�اِف�ِرJ ِب “Barangsiapa menempuh suatu jalan yang

padanya dia mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan dia menempuh jalan

dari jalan-jalan (menuju) jannah, dan sesungguhnya para malaikat benar-

benar akan meletakkan sayap-sayapnya untuk penuntut ilmu, dan

sesungguhnya seorang penuntut ilmu akan dimintakan ampun untuknya oleh

makhluk-makhluk Allah yang di langit dan yang di bumi, sampai ikan yang

ada di tengah lautan pun memintakan ampun untuknya. Dan sesungguhnya

keutamaan seorang yang berilmu atas seorang yang ahli ibadah adalah

seperti keutamaan bulan pada malam purnama atas seluruh bintang, dan

sesungguhnya ulama adalah pewaris para Nabi, dan para Nabi tidaklah

mewariskan dinar ataupun dirham, akan tetapi mereka hanyalah mewariskan

ilmu, maka barangsiapa yang mengambilnya maka sungguh dia telah

mengambil bagian yang sangat banyak.” (HR. Abu Dawud no.3641, At-

Tirmidziy no.2683, dan isnadnya hasan, lihat Jaami’ul Ushuul 8/6)

3. Dari ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu dia berkata: Aku

mendengar

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

�َض$ِر� ِء�ا اللُه� ْن ًم�ُع� اَم�ِر� $ا َس� �ا َم�َّن �ًئ ْي $ْغ�ُه� َش� �ل �ًم�ا ِف�ِب ًم�ِع�ُه�، َك َّب$ َس� $ٌغN ِف�ِر� �ل َو�ِع�ى َم�ِب� اَم�ُعJ َم�ْن� َأ َس� “Semoga

Allah memuliakan seseorang yang mendengar sesuatu dari kami lalu dia

menyampaikannya (kepada yang lain) sebagaimana yang dia dengar, maka

kadang-kadang orang yang disampaikan ilmu lebih memahami daripada

orang yang mendengarnya.” (HR. At-Tirmidziy no.2659 dan isnadnya

shahih, lihat Jaami’ul Ushuul 8/18)

4. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa

sallam, beliau bersabda:

�َذ�ا �ْن� َم�اِت� ِإ �ِّق�ْط�ُع� آِد�َم� اِب �ُه� اْن $ ِع�ًم�ل �َال : َم�ْن� ِإ Jٍث� �َال �ِةJ، َص�ِّد�َق�ِةJ َث اْر�ُي َو� ْج�� J َأ �ِم �َف�ُع� ِع�ل �َت �َّن �ُه�، ُي َو� ِب

� �ِّدJ َأ �ٍحJ َو�ل � َص�ال ُي

�ُه� ِّد�ِع�َو� ل “Apabila seorang keturunan Adam meninggal dunia maka terputuslah

amalnya kecuali dari tiga hal: shadaqah jariyyah, atau ilmu yang

bermanfaat, atau seorang anak shalih yang mendo’akannya.” (HR. Muslim

no.1631)

5. Adapun pahala menuntut ilmu Rasululllah saw. bersabda:

5

Page 6: [Ltm] Konsep Pengembangan Iptek

“Orang yang menuntut ilmu berarti menuntut rahmat; orang yang menuntut

ilmu berarti menjalankan rukun Islam dan pahala yang diberikan kepadanya

sama dengan pahala para nabi.” (H.R. Ad-Dailami dari Anas r.a).

6.            Sedangkan dalam hadist lain yang diriwayatkan Imam Muslim r.a.:

“Barangsiapa yang melalui suatu jalan guna mencari ilmu pengetahuan,

niscaya Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memudahkan baginya jalan ke

surga.” Maka dalam menuntut ilmu niatkanlah semata-mata mencari

keridaan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang akan dibalas dengan pahala

kebaikan untuk dunia dan akhirat.

7. Dari Abu Musa Al-Asy’ariy radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu

‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:

“Perumpamaan apa yang aku bawa dari petunjuk dan ilmu adalah seperti air

hujan yang banyak yang menyirami bumi, maka di antara bumi tersebut

terdapat tanah yang subur, menyerap air lalu menumbuhkan rumput dan

ilalang yang banyak. Dan di antaranya terdapat tanah yang kering yang

dapat menahan air maka Allah memberikan manfaat kepada manusia

dengannya sehingga mereka bisa minum darinya, mengairi tanaman

dengannya dan bercocok tanam dengan airnya. Dan air hujan itu pun ada

juga yang turun kepada tanah/lembah yang tandus, tidak bisa menahan air

dan tidak pula menumbuhkan rumput-rumputan. Itulah perumpamaan orang

yang memahami agama Allah dan orang yang mengambil manfaat dengan

apa yang aku bawa, maka ia mengetahui dan mengajarkan ilmunya kepada

yang lainnya, dan perumpamaan orang yang tidak perhatian sama sekali

dengan ilmu tersebut dan tidak menerima petunjuk Allah yang aku diutus

dengannya.” (HR. Al-Bukhariy)

8. Nabi Muhammad SAW juga sangat menghargai orang yang berilmu.

“Ulama adalah pewaris para Nabi” Begitu sabdanya seperti yang dimuat di

HR Abu Dawud.

9. Bahkan Nabi tidak tanggung-tanggung lebih menghargai seorang

ilmuwan daripada satu kabilah.

“Sesungguhnya matinya satu kabilah itu lebih ringan daripada matinya

seorang ‘alim.” (HR Thabrani)

6

Page 7: [Ltm] Konsep Pengembangan Iptek

10. Seorang ‘alim juga lebih tinggi dari pada seorang ahli ibadah yang

sewaktu-waktu bisa tersesat karena kurangnya ilmu. “Keutamaan orang

‘alim atas orang ahli ibadah adalah seperti keutamaan diriku atas orang yang

paling rendah dari sahabatku.” (HR At Tirmidzi).

11. Nabi Muhammad mewajibkan ummatnya untuk menuntut ilmu.

“Menuntut ilmu wajib bagi muslimin dan muslimah” begitu sabdanya.

“Tuntutlah ilmu dari sejak lahir hingga sampai ke liang lahat.”

12. Hadits-hadits seperti “Siapa yang meninggalkan kampung halamannya

untuk mencari pengetahuan, ia berada di jalan Allah”, “Tinta seorang ulama

adalah lebih suci daripada darah seorang syahid (martir)”, memberikan

motivasi yang kuat untuk belajar.

13. Dari Ibunda kaum mu’minin, Ummu Abdillah ‘Aisyah rodhiyallohu

‘anha, dia berkata: ”Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam pernah

bersabda: ”Barang siapa yang mengada-adakan sesuatu (amalan) dalam

urusan (agama) kami yang bukan dari kami, maka (amalan) itu tertolak.”

(HR. Bukhori dan Muslim). Dan dalam riwayat Muslim: “Barangsiapa

melakukan suatu amalan yang tidak ada perintahnya dari kami, maka itu

tertolak.”

14. Perintah untuk ber-guru sangat dianjurkan walaupun harus sampai

kenegeri Cina. “Uthlubul ‘ilma walaw bishshiin”, tuntutlah ilmu sampai ke

negeri Cina. Hadits ini diri wayatkan dari jalan Abu ‘Atikah Al Bashri, dari

Anas bin Malik.

15. Apabila kamu melewati taman-taman surga, minumlah hingga puas.

Para sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, apa yang dimaksud taman-taman

surga itu?” Nabi Saw menjawab, “Majelis-majelis taklim.” (HR. Ath-

Thabrani)

16. “Barangsiapa merintis jalan mencari ilmu maka Allah akan

memudahkan baginya jalan ke surga.” (HR. Muslim)

17. Kelebihan seorang alim (ilmuwan) terhadap seorang ‘abid (ahli ibadah)

ibarat bulan purnama terhadap seluruh bintang. (HR. Abu Dawud )

18. Mendapatkan paket MLM Pahala. Dalam menuntut ilmu pasti terjadi

nasehat-menasehati.

7

Page 8: [Ltm] Konsep Pengembangan Iptek

“Barangsiapa yang menyeru kepada petunjuk, maka ia akan mendapatkan

pahala sebanyak pahala orang yang mengikutinya tanpa mengurangi

sedikitpun dari pahala mereka. Barangsiapa yang menyeru kepada

kesesatan, maka ia akan menanggung dosa sebanyak dosa orang yang

mengikutinya itu tanpa mengurangi sedikitpun dari dosa mereka” [Hadits ini

diriwayatkan oleh Muslim no. 2674]

Akidah Islam adalah landasan hidup seorang muslim yang merupakan satu-

satunya asas Negara. Sehingga tidak layak keberadaan sesuatu dalam

institusi Negara, struktur Negara, operasional Negara atau apapun yang

terkait dengan Negara termasuk landasan hukum pendidikan kecuali

berasaskan akidah Islam. Dalam Daulah Khilafah Islamiyah pendidikan

akan diselenggerakan dengan dasar akidah Islam yang tercermin pada

penetapan arah pendidikan, penyusunan kurikulum, dan silabi serta menjadi

dasar dalam kegiatan belajar-mengajar.

Islam mewajibkan setiap muslim untuk memegang teguh ajaran Islam dan

menjadikannya sebagai dasar dalam berpikir dan berbuat, asas dalam

hubungan antar sesama manusia, asas bagi aturan masyarakat, dan asas

dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, termasuk dalam menyusun

sistem pendidikan. Penetapan akidah Islam sebagai asas pendidikan tidaklah

berarti bahwa setiap ilmu pengetahuan harus bersumber dari akidah Islam

tapi akidah dijadikan sebagai standar penilaian atau tolak ukur pemikiran

dan perbuatan.

Pada dasarnya, sistem pendidikan Islam didasarkan pada sebuah kesadaran

bahwa setiap muslim wajib menuntut ilmu dan tidak boleh

mengabaikannya. Rasulullah Saw bersabda yang artinya:”menuntut ilmu

wajib bagi setiap muslim”(HR. Ibnu Adi dan Baihaqi). Atas dasar ini,

Negara wajib menyediakan pendidikan bebas biaya kepada warga negaranya

baik muslim maupun non-muslim, miskin maupun kaya. Negara tidak hanya

berkewajiban menyediakan pendidikan yang bebas biaya tetapi juga

berkewajiban menyediakan pendidikan yang berkualitas dengan asas dan

tujuan pendidikan.

Al-qur’an sendiri memuat pemikiran dan keyakinan dari berbagai agama

8

Page 9: [Ltm] Konsep Pengembangan Iptek

dan golongan di masa Nabi Muhammad Saw. Islam tidak melarang

mempelajari segala macam pemikiran sekalipun bertentangan dengan

akidah Islam, asal diserta koreksi dengan hujjah yang kuat untuk

mengoreksi pendapat yang salah itu. Ilmu yang bertentangan dengan Islam

tentu bukan sebagai suatu pengetahuan yang utama, melainkan semata-mata

dipelajari untuk pengetahuan, menjelaskan kekeliruannya serta memberikan

jawaban yang tepat, jangan mengambilnya sebagai pegangan hidup.

Pendidikan harus diarahkan bagi terbentuknya kepribadian Islam anak didik

dan membina mereka agar menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta

tsaqafah Islam. Pendidikan juga harus menjadi media utama bagi dakwah

dan menyiapkan anak dididk agar kelak menjadi kader umat yang akan ikut

memajukan masyarakat Islam.

Pendidikan dianggap tidak berhasil apabila tidak menghasilkan keterikatan

pada syariat Islam walaupun peserta didik menguasai ilmu pengetahuan.

Pendidikan Islam adalah upaya sadar yang terstruktur, terprogram, dan

sistematis yang bertujuan mengembangkan manusia yang berkepribadian

Islam, menguasai tsaqofah Islam, dan menguasai ilmu kehidupan (sains

teknologi dan seni) yang memadai, dan selalu menyelesaikan masalah

kehidupan sesuai dengan syariat Islam.

Seorang peserta didik harus dikembangkan semua jenis kecerdesannya baik

itu intelektual, spiritual, emosional, dan politiknya. Kompetensi penguasaan

ilmu yang cukup mencakup tsaqofah Islam maupun ilmu kehidupan, disertai

sikap seseorang atas dasar Islam akan membuat ia selalu menyelesaikan

segala masalah yang dihadapinya sesuai dengan syariat Islam baik itu

masalah pribadi, keluarga, masyarakat, dan negara.

Al-qur’an dengan tegas menguraikan arti pentingnya ilmu pengetahuan bagi

kepentingan dan kelangsungan hidup manusia, tidak diragukan lagi ayat-

ayatnya sebagian besar berbicara mengenai dasar-dasar kependidikan dalam

arti luas. Al-Qur’an sebagai materi utama dan sumber pedoman, didalamnya

mengandung nilai-nilai kependidikan dalam rangka membudayakan

manusia, ayat-ayatnya banyak memberikan motivasi edukatif bagi manusia.

Islam merupakan sebuah sistem yang memberikan solusi terhadap berbagai

9

Page 10: [Ltm] Konsep Pengembangan Iptek

problem yang dihadapi manusia. Setiap solusi yang diberikan selaras

dengan fitrah manusia. Dalam konteks pendidikan, Islam telah menentukan

bahwa Negaralah yang berkewajiban untuk mengatur segala aspek yang

berkenaan dengan sistem pendidikan agar pendidikan dapat diperoleh rakyat

secara mudah.

2. Paradigma Hubungan Islam dengan IPTEK 

Islam dan Ilmu pengetahuan selalu masih mendapat pandangan dikotomis.

Kebanyakan dari kita selalu memisahkan antara agama dan Ilmu Pengetahuan.

Beragam pandangan yang berbeda dalam melihat hubungan antara agama dan

Ilmu Pengetahuan. Kebanyakan menganggap bahwa antara agama dan ilmu

pengetahuan adalah sesuatu yang tidak memiliki hubungan satu sama lain. Freud

malah pernah menegaskan bahwa salah satu ciri masyarakat primitif adalah

masyarakat yang beragama, yang memiliki kepercayaan terhadap sesuatu yang

bersifat abstrak yang dapat dijadikan “Solusi” terhadap persoalan yang

dihadapinya yang tidak dapat terjangkau oleh kekuatan akal manusia. Akan tetapi

tentu pandangan ini berbenturan dengan paham lain yang memiliki cara pandang

berbeda melihat hubungan agama dan Ilmu pengetahuan. Secara ringkas berikut

ini akan diuraikan pandangan dan paradigma hubungan antara Agama dengan

IPTEK. Untuk memahaminya dapat dilihat dari paradigma Sekuler, Sosialis dan

paradigma Islam

a.      Paradagima sekuler

Kaum sekuler memandang hubungan agama dan IPTEK adalah merupakan

hal yang terpisah satu sama lain. Dalam pandangan ideologi sekularisme Barat,

Agama telah dipisahkan dari kehidupan (fashl al-din an al-hayah). Dalam

pandangan ini kedudukan agama tidak  dinafikan eksistensinya, akan tapi hanya

dibatasi perannya dalam hubungan pribadi  manusia dengan Tuhannya. Dalam

artian bahwa peran agama sesungguhnya tidak mengatur kehidupan umum/publik.

Agama hanya berkaitan dengan sesuatu yang terpisah dari kepentingan dunia.

Paradigma  Sekuler menegaskan bahwa agama dan IPTEK tidak bisa mencampuri

dan mengintervensi yang  lainnya. Agama dan iptek sama sekali terpisah baik

secara ontologis (berkaitan dengan pengertian atau hakikat sesuatu hal),

10

Page 11: [Ltm] Konsep Pengembangan Iptek

epistemologis (berkaitan dengan  cara memperoleh pengetahuan), dan aksiologis

(berkaitan dengan cara menerapkan pengetahuan).

b.      Paradigma sosialis

Kaum sosialis dalam melihat hubungan agama dan IPTEK sedikit lebih

ekstrim dari pandangan Sekuler. Jika Pada Sekuler tidak menafikan peran agama,

pada kaum sisialis tidak demikian. Kaum sosialis memandang hubungan agama

dan IPTEK mendudukan peran agama sama sekali di tiadakan. Dalam urusan

pengetahuan sosialis menafikan eksistensi agama sama sekali.  Agama itu tidak

ada, dus, tidak ada hubungan dan kaitan apa pun dengan IPTEK. IPTEK bisa

berjalan secara independen dan lepas secara total dari agama. Paradigma sosialis

ini mirip dengan paradigma sekuler, tapi siftnya lebih ekstrem. Jika paham sekuler

mengnaggap agama berfungsi secara sekularistik, dimana tidak dinafikan

keberadaannya, tapi hanya dibatasi perannya dalam hubungan vertikal manusia

dengan Tuhan. Sementara paham sosialis memandang agama kedudukannya

secara ateistik, yaitu dianggap tidak ada (in-exist) dan dibuang sama sekali dari

kehidupan manusia.

c.       Paradigma Islam

Pandangan tentang hubungan agama dan IPTEK berbeda dalam sudut

pandang Islam. Sebagai agama yang universal hubungan Agama dan IPTEK

adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Agama adalah dasar

dan pengatur kehidupan. Aqidah Islam menjadi basis dari segala ilmu

pengetahuan.

Aqidah Islam adalah yang terwujud dalam apa-apa yang ada dalam Al-

Qur`an dan Al-Hadits menjadi qa’idah fikriyah (landasan pemikiran), yaitu suatu

asas yang di atasnya dibangun seluruh bangunan pemikiran dan ilmu pengetahuan

manusia (An-Nabhani, 2001). Paradigma ini memerintahkan manusia untuk

membangun segala pemikirannya berdasarkan Aqidah Islam, bukan lepas dari

aqidah itu. Ini bisa kita pahami dari ayat yang pertama kali turun (artinya) :

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan.” (QS Al-al-Alaq

[96] : Dalam konsep ajaran Islam, dipahami bahwa tanpa Ilmu pengetahuan, maka

seseoran tidak akan dapat memeiliki ke-imanan. Iman akan lahir dari pengenalan,

pemahaman, yang kemudian menumbuhkan keyakinan. “Tidak ada Iman tanpa

11

Page 12: [Ltm] Konsep Pengembangan Iptek

Ilmu. Dengan demikian kedudukan Ilmu Pengetahuan dalam sIlam menempati

posisi tertinggi.

3. Perjalanan Iptek Dalam Perspektif Agama Islam

Seiring dengan perkembangan zaman, kehidupan manusia juga mengalami

perkembangan dan mengalami perubahan positif dan perubahan

negatif. Teknologi yang muncul saat ini merupakan hasil perkembangan ilmu

pengetahuan. Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan tentang gejala alam yang

diperoleh melalui proses yang disebut metode ilmiah. Sedangkan teknologi adalah

pengetahuan dan keterampilan yang merupakan penerapan ilmu pengetahuan

dalam kehidupan manusia sehari-hari. Perkembangan iptek, adalah hasil dari

segala langkah dan pemikiran untuk memperluas, memperdalam, dan

mengembangkan iptek.

Perkembangan iptek saat ini meliputi berbagai bidang diantaranya meliputi

bidang komunikasi, kesehatan, transportasi dan bidang-bidang lainnya yang

semakin kompleks. Islam sebagai agama yang tawazun, tidak melarang manusia

memanfatkan berbagai macam teknologi saat ini. Oleh karena itu, manusia

sebagai makhluk ciptaan Allah S.W.T. yang paling sempurna sekaligus sebagai

khalifah di bumi, manusia perlu mengungkap seluruh nikmat Allah yang masih

tersembunyi dengan Ilmu pengetahuan sebagai wujud syukur manusia terhadap

nikmat yang diberikan oleh Allah S.W.T. Ilmu pengetahuan tersebut

dikembangkan menjadi teknologi yang mampu mempermudah manusia untuk

hidup di dunia. Tidaklah heran bila Islam mewajibkan umatnya untuk menuntut

ilmu, bahkan dalam hadist mengatakan                                                   

“ Tuntutlah ilmu walau ke negeri Cina ”  

Allah S.W.T. juga akan memberikan karunia yang melimpah bagi

orang yang mau menuntut ilmu.

Dalam surah Al-Alaq ayat 1, Allah S.W.T. berfirman:

       “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan.”

12

Page 13: [Ltm] Konsep Pengembangan Iptek

Dari ayat di atas dapat diketahui bahwa manusia telah diperintahkan untuk

membaca guna memperoleh berbagai pemikiran dan pemahaman. Tetapi segala

pemikirannya itu tidak boleh lepas dari Aqidah Islam, karena iqra` haruslah

dengan bismi rabbika, yaitu tetap berdasarkan iman kepada Allah, yang

merupakan asas Aqidah Islam.

4. KONTRIBUSI ISLAM DALAM PERKEMBANGAN IPTEK

Islam adalah agama terakhir sebagai peInilah peran pertama yang dimainkan

Islam dalam iptek, yaitu aqidah Islam harus dijadikan basis segala konsep dan

aplikasi iptek. Inilah paradigma Islam sebagaimana yang telah dibawa oleh

Rasulullah SAW. Paradigma Islam inilah yang seharusnya diadopsi oleh kaum

muslimin saat ini. Bukan paradigma sekuler seperti yang ada sekarang. Diakui

atau tidak, kini umat Islam telah telah terjerumus dalam sikap mengekor Barat

dalam segala-galanya yakni dalam pandangan hidup, gaya hidup, termasuk dalam

konsep ilmu pengetahuan. Istilah yang sesuai untuk umat Islam saat ini adalah

sok-sokan untuk menjadi kebarat-baratan.

Bercokolnya paradigma sekuler inilah yang bisa menjelaskan, mengapa di

dalam sistem pendidikan yang diikuti orang Islam, diajarkan sistem ekonomi

kapitalis yang pragmatis serta tidak kenal halal haram. Eksistensi paradigma

sekuler itu menjelaskan pula mengapa tetap diajarkan konsep pengetahuan yang

bertentangan dengan keyakinan dan keimanan muslim. Misalnya Teori Darwin

yang dusta dan sekaligus bertolak belakang dengan Aqidah Islam. Kekeliruan

paradigmatis ini harus dikoreksi. Ini tentu perlu perubahan fundamental dan

perombakan total.

Dengan cara mengganti paradigma sekuler yang ada saat ini, dengan

paradigma Islam yang memandang bahwa Aqidah Islam (bukan paham

sekularisme) yang seharusnya dijadikan basis bagi bangunan ilmu pengetahuan

manusia. Namun di sini perlu dipahami dengan seksama, bahwa ketika Aqidah

Islam dijadikan landasan iptek, bukan berarti konsep-konsep iptek harus

bersumber dari Al-Qur`an dan Al-Hadits, tapi maksudnya adalah konsep iptek

harus distandardisasi benar salahnya dengan tolok ukur Al-Qur`an dan Al-Hadits

dan tidak boleh bertentangan dengan keduanya.

13

Page 14: [Ltm] Konsep Pengembangan Iptek

Jika kita menjadikan Aqidah Islam sebagai landasan iptek, bukan berarti

bahwa ilmu astronomi, geologi, agronomi, dan seterusnya, harus didasarkan pada

ayat tertentu, atau hadis tertentu. Kalau pun ada ayat atau hadis yang cocok

dengan fakta sains, itu adalah bukti keluasan ilmu Allah yang meliputi segala

sesuatu. Dasar ini diterangkan dalam surat QS An-Nisaa` ayat 126 yaitu :

yang artinya : Kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan apa yang di

bumi, dan adalah (pengetahuan) Allah Maha meliputi segala sesuatu

Dalam QS Ath-Thalaq 65 :12)

yang artinya : Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula

bumi. perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah

Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan Sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar

meliputi segala sesuatu.

Dari dua penggalan ayat di atas , bukan berarti konsep iptek harus

bersumber pada ayat atau hadis tertentu. Misalnya saja dalam astronomi ada ayat

yang menjelaskan bahwa matahari sebagai pancaran cahaya dan panas (QS Nuh

71 : 16), bahwa langit (bahan alam semesta) berasal dari asap (gas) sedangkan

galaksi-galaksi tercipta dari kondensasi (pemekatan) gas tersebut (QS Fushshilat

41 : 11-12), dan seterusnya. Ada sekitar 750 ayat dalam Al-Qur`an yang semacam

ini. Ayat-ayat ini menunjukkan betapa luasnya ilmu Allah sehingga meliputi

segala sesuatu, dan menjadi tolok ukur kesimpulan iptek, bukan berarti bahwa

konsep iptek wajib didasarkan pada ayat-ayat tertentu.

Jadi, yang dimaksud menjadikan Aqidah Islam sebagai landasan iptek

bukanlah bahwa konsep iptek wajib bersumber kepada Al-Qur`an dan Al-Hadits,

tapi yang dimaksud, bahwa iptek wajib berstandar pada Al-Qur`an dan Al-Hadits.

Ringkasnya, Al-Qur`an dan Al-Hadits adalah standar (miqyas) iptek, dan

bukannya sumber (mashdar) iptek. Artinya, apa pun konsep iptek yang

dikembangkan, harus sesuai dengan Al-Qur`an dan Al-Hadits, dan tidak boleh

bertentangan dengan Al-Qur`an dan Al-Hadits itu. Jika suatu konsep iptek

bertentangan dengan Al-Qur`an dan Al-Hadits, maka konsep itu berarti harus

ditolak. Misalnya saja Teori Darwin yang menyatakan bahwa manusia adalah

hasil evolusi dari organisme sederhana yang selama jutaan tahun berevolusi

14

Page 15: [Ltm] Konsep Pengembangan Iptek

melalui seleksi alam menjadi organisme yang lebih kompleks hingga menjadi

manusia modern sekarang.

Berarti, manusia sekarang bukan keturunan manusia pertama, Nabi Adam

AS, tapi hasil dari evolusi organisme. Ini bertentangan dengan firman Allah SWT

yang menegaskan, Adam AS adalah manusia pertama, dan bahwa seluruh

manusia sekarang adalah keturunan Adam AS itu, bukan keturunan makhluk

lainnya sebagaimana fantasi Teori Darwin (Zallum, 2001). Firman Allah SWT

(artinya) : “(Dialah Tuhan) yang memulai penciptaan manusia dari tanah,

kemudian Dia menciptakan keturunannya dari sari pati air yang hina (mani).” (QS

As-Sajdah 32 : 7) “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari

seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa

dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal” (QS Al-Hujuraat 49 : 13)

Implikasi lain dari prinsip ini, yaitu Al-Qur`an dan Al-Hadits hanyalah standar

iptek, dan bukan sumber iptek, adalah bahwa umat Islam boleh mengambi iptek

dari sumber kaum non muslim (orang kafir).

Dulu Nabi SAW menerapkan penggalian parit di sekeliling Madinah,

padahal strategi militer itu berasal dari tradisi kaum Persia yang beragama Majusi.

Dulu Nabi SAW juga pernah memerintahkan dua sahabatnya memepelajari teknik

persenjataan ke Yaman, padahal di Yaman dulu penduduknya adalah Ahli Kitab

(Kristen). Umar bin Khatab pernah mengambil sistem administrasi dan pendataan

Baitul Mal (Kas Negara), yang berasal dari Romawi yang beragama Kristen. Jadi,

selama tidak bertentangan dengan aqidah dan syariah Islam, iptek dapat diadopsi

dari kaum kafir.

Peran kedua Islam dalam perkembangan iptek, adalah bahwa Syariah Islam

harus dijadikan standar pemanfaatan iptek. Ketentuan halal-haram (hukum-hukum

syariah Islam) wajib dijadikan tolok ukur dalam pemanfaatan iptek, bagaimana

pun juga bentuknya. Iptek yang boleh dimanfaatkan, adalah yang telah dihalalkan

oleh syariah Islam. Sedangkan iptek yang tidak boleh dimanfaatkan, adalah yang

telah diharamkan syariah Islam. Keharusan tolok ukur syariah ini didasarkan pada

banyak ayat dan juga hadits yang mewajibkan umat Islam menyesuaikan

perbuatannya (termasuk menggunakan iptek) dengan ketentuan hukum Allah dan

Rasul-Nya. Antara lain firman Allah (artinya) : “Maka demi Tuhanmu, mereka

15

Page 16: [Ltm] Konsep Pengembangan Iptek

(pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu (Muhammad)

sebagai hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan” (QS An-Nisaa` 4 : 65)

“Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu

mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya” (QS Al-Araaf 7 : 3)

5. DAMPAK IPTEK DALAM KEHIDUPAN MANUSIA

Ilmu pengetahuan dan teknologi tidak dapat dilepaskan dari kehidupan

manusia. Hal ini mengakibatkan terjadinya perkembangan ilmu dan pengetahuan.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) dapat berdampak positif

maupun dampak negatif. di satu sisi memang berdampak positif, yakni dapat

memperbaiki kualitas hidup manusia. Berbagai sarana modern yang tersedia untuk

pendidikan, industri, komunikasi, dan transportasi, misalnya, terbukti amat

bermanfaat. Dengan adanya jaringan telekomunikasi orang yang terpisahkan

ratusan kilometer jaraknya mampu berkomunikasi dengan baik seolah seperti

berdekatan. Contoh lainnya ditemukannya mesin jahit, dalam 1 menit bisa

dilakukan sekitar 7000 tusukan jarum jahit. Bandingkan kalau kita menjahit

dengan tangan, hanya bisa 23 tusukan per menit. Sungguh luar biasa

perkembangan iptek bagi kehidupan manusia.

Di sisi lain, iptek juga mampu berdampak negatif karena dianggap merugikan dan

membahayakan kehidupan dan martabat manusia. Bom atom telah menewaskan

ratusan ribu manusia di Hiroshima dan Nagasaki pada tahun 1945. Pada tahun

1995, Elizabetta, seorang bayi Italia, lahir dari rahim bibinya setelah dua tahun

ibunya bernama Luigi meninggal. Ovum dan sperma orang tuanya yang asli,

ternyata telah disimpan dalam tabung dan kemudian baru dititipkan pada bibinya,

Elenna adik Luigi. Bayi tabung di Barat bisa berjalan walaupun asal usul sperma

dan ovumnya bukan dari suami isteri.

Bioteknologi dapat digunakan untuk mengubah mikroorganisme yang sudah

berbahaya, menjadi lebih berbahaya, misalnya mengubah sifat genetik virus

influenza hingga mampu membunuh manusia dalam beberapa menit saja. Kloning

hewan rintisan Ian Willmut yang sukses menghasilkan domba kloning bernama

Dolly, akhir-akhir ini diterapkan pada manusia (human cloning). Lingkungan

hidup seperti laut, atmosfer udara, dan hutan juga tak sedikit mengalami

kerusakan dan pencemaran yang sangat parah dan berbahaya. Beberapa varian

16

Page 17: [Ltm] Konsep Pengembangan Iptek

tanaman pangan hasil rekayasa genetika juga diindikasikan berbahaya bagi

kesehatan manusia. Tak sedikit yang memanfaatkan teknologi internet sebagai

sarana untuk melakukan kejahatan dunia maya (cyber crime) dan untuk

mengakses pornografi, kekerasan, dan perjudian. 

Dari uraian di atas kita bisa tahu bahwa peran agama sebagai pedoman hidup

menjadi sangat penting untuk ditengok kembali. Mampukah agama memberi

tuntunan agar kita memperoleh dampak iptek yang positif saja, seraya

mengeliminasi dampak negatifnya seminimal mungkin? Sejauh manakah agama

Islam dapat berperan dalam mengendalikan perkembangan teknologi modern?

Tugas kita sebagai satu-satunya khalifah di bumi yang paling sempurna adalah

mampu memilah-milah perkembangan iptek yang sesuai dengan ajaran islam

tanpa harus berpikir kolot.

a. Paradigma Terhadap IPTEK

IPTEK adalah ilmu pengetahuan dan teknologi. Secara detail, ilmu

pengetahuan adalah pengetahuan gejala alam yang diperoleh melalui metode

ilmiah. Sedangkan teknologi adalah pengetahuan dan ketrampilan yang

merupakan penerapan dari ilmu pengetahuan itu sendiri.

Dalam menyikapi hubungan IPTEK dengan agama, ada golongan yang

menganggap bahwa IPTEK dengan agama adalah dua hal yang terpisah dan tidak

bisa menyatu. Anggapan ini disebut paradigma sekuleris. Bahkan ada yang

menganggap bahwa agama itu sebenarnya tidak ada. Hubungan IPTEK dengan

agama lepas total. Anggapan ini disebut paradigma sosialis.

Selain paradigma di atas, ada juga paradigma Islam. Dalam paradigma

tersebut, adanya pemahaman bahwa perkembangan IPTEK berkaitan dengan

ajaran-ajaran agama Islam. Agama Islam diyakini sebaga dasar dari ilmu

pengetahuan dan teknologi.

Paradigma Islam inilah yang mencetak para cendikiawan yang unggul

dalam bidang IPTEK dan soleh sehingga menciptakan kejayaan Islam pada tahun

700 M -1400 M. Pada masa-masa itu, muncul tokoh-tokoh yang sangat terkenal

dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, seperti Ibnu Sina di bidang

kedokteran, Al Khawarzmi di bidang matematika, Jabir bin Hayyan di bidang

Kimia, Al-Battani di bidang astronomi, dan banyak tokoh lainnya.

17

Page 18: [Ltm] Konsep Pengembangan Iptek

b. Peran Islam Terhadap IPTEK

Aqidah Islam harus dijadikan dasar dalam penerapan ilmu pengetahuan dan

teknologi dan ini merupakan peranan Islam yang harus diterapkan dalam

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini termasuk dalam

paradigma Islam sebagaimana yang telah dibawa oleh Nabi Muhammad saw.

Paradigma Islam harus menjadi pemikiran umat Islam bukan paradigma sekuler.

Diakui atau tidak, kebanyakan dari umat Islam itu sendiri menganut paradigma

sekuler. Mereka mulai memisahkan ilmu pengetahuan dengan agama padahal

pengetahuan itu sendiri datangnya dari agama dan agama menjelaskan

pengetahuan itu dengan lengkap dan jelas.

Dalam menyikapi perkembangan IPTEK, bukan berarti kita sepenuhnya

konsep-konsep IPTEK itu bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits. Al-Qur’an dan

Hadits harus dijadikan sebagai tolak ukur benar atau salahnya ilmu pengetahuan

dan konsep teknologi itu dan konsep-konsep IPTEK tersebut tidak boleh lepas dan

keluar dari inti kandungan Al-Qur’an dan Hadits. Jika kita menjadikan aqidah

Islam sebagai landasan IPTEK, bukan berarti bahwa ilmu-ilmu pengetahuan alam

seperti ilmu astronomi, geologi, agronomi, dan seterusnya, harus didasarkan pada

ayat ertentu, atau hadits tertentu. Kalau pun ada ayat atau hadis yang cocok

dengan fakta sains, itu adalah bukti keluasan ilmu Allah yang meliputi segala

sesuatu (lihat Q.S. An-Nisaa` [4]:126 dan Q.S. Ath- Thalaq [65]: 12). Seperti

dalam ilmu astronomi, kita menemukan ayat berikut: “Dan apakah orang-orang

yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu

adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air

Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga

beriman?”(Q.S. Al-Anbiyaa [21]:30). Ayat tersebut menjelaskan tentang proses

penciptaan bumi dan ini berhubungan dengan teori Big Bang yang telah

dikemukakan ilmuwan Barat. Ini menunjukkan bahwa Al-Qur’an dan ilmu

pengetahuan alam tidak bisa dipisahkan dan Al-Qur’an merupakan tolak ukur

kebenaran dari suatu teori ilmu pengetahuan alam.

18

Page 19: [Ltm] Konsep Pengembangan Iptek

Intinya, Al-Qur’an dan Hadits menjadi standar ilmu pengetahuan dan

teknologi dan bukan menjadi sumber IPTEK. Ini berarti bahwa apapun konsep

IPTEK yang dikembangkan harus sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadits dan tidak

boleh bertentangan dengan keduanya. Jika konsep IPTEK itu terbukti

bertentangan dengan Al-Qur’an dan Hadits, konsep IPTEK tersebut harus ditolak

dan tidak boleh dikembangkan lebih lanjut. Misalnya, teori Darwin yang

menyatakan bahwa manusia berasal dari evolusi organisme yang lebih rendah dari

manusia. Teori ini bertentangan dengan isi Al-Qur’an dan Hadits yang

menerangkan bahwa manusia pertama di dunia adalah Nabi Adam a.s. bukan

organisme yang lebih rendah dari manusia. Teori Darwin ini wajib ditolak dan

dilarang untuk dipercayai.

Dengan menjadikan Al-Qur’an dan Hadits sebagai tolak ukur dari konsep

IPTEK, umat Islam seharusnya tahu membedakan teknologi yang halal dan haram

karena tidak semua teknologi di dunia ini diperbolehkan atau halal untuk

digunakan.

Pandangan bahwa semua teknologi itu boleh atau halal untuk digunakan

asalkan bisa digunakan dan bisa memenuhi kebutuhan atau keperluan manusia

merupakan pandangan yang salah. Tidak semua teknologi yang mampu

memenuhi keperluan manusia bermanfaat bagi manusia yang lainnya. Misalnya,

penggunaan bom atom untuk menghancurkan banyak orang dan lingkungan

dengan cara yang tidak baik. Ada juga teknologi yang memungkinkan manusia

berkembang biak dengan cara aseksual seperti bayi tabung, padahal manusia pada

hakikatnya berkembang biak dengan cara seksual.

Pemanfaatan konsep IPTEK akan menjadi lebih berkah dan bermanfaat

dengan didasari dengan keimanan dan ketakwaan. Dengan adanya keimanan dan

ketakwaan dalam pemanfaatan konsep IPTEK, manusia menjadi semakin yakin

bahwa Allah SWT. mempunyai ilmu yang Maha Luas, dan semakin berusaha

untuk menciptakan teknologi yang bermanfaat dan berguna bagi manusia yang

lain.

19

Page 20: [Ltm] Konsep Pengembangan Iptek

c. Islam dan Perkembangan TIK

Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sampai saat ini

menunjukkan angka yang bisa dibilang menakjubkan. Manusia menjadi lebih

mudah berinteraksi dan berkomunikasi.

Namun, ada beberapa dampak negatif yang diperoleh dari perkembangan

TIK ini jika manusia tidak berlaku wajar. Misalnya, manusia lebih memilih untuk

teleponan atau sms, atau skype-an (semacam aplikasi video call) daripada

bersilaturrahmi secara langsung. Penggunaan jejaring sosial seperti Facebook dan

Twitter juga cukup merajalela. Dari jejaring sosial ini, bermunculan

penyimpangan-penyimpangan dan hal-hal yang berbau SARA. Semakin banyak

akun-akun yang menjelek-jelekkan suatu agama atas nama agama.

Dalam menyikapi hal tersebut, umat Islam seharusnya tidak terlalu ikut

terlibat dengan memaki atau menghina akun-akun yang seperti itu di jejaring

sosial karena sebenarnya tujuan pembuat akun hina itu adalah untuk membuat

para pembacanya panas dan makin menjelekkan suatu agama lain.

Di samping banyaknya bermunculan akun yang berbau SARA itu, ternyata

ada banyak juga akun yang berhubungan dengan dakwah. Ini menunjukkan bahwa

banyak umat Islam yang mampu memanfaatkan perkembangan teknologi

informasi dan komunikasi untuk berdakwah sehingga masyarakat yang masih

mempunyai ilmu agama yang sedikit dan sering online di dunia maya bisa melihat

isi dakwah itu.

6. IPTEK

Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan dua sosok yg tidak dapat

dipisahkan satu sama lain. Islam sebagai landasan ilmu pengetahuan. Menurut

konsep umum (barat) ilmu adalah pengetahuan manusia mengenai segala sesuatu

yang dapat diindra oleh potensi manusia (penglihatan, pendengaran, pengertian,

perasaan, dan keyakinan) melalui akal atau proses berpikir (logika). Pengetahuan

yang telah dirumuskan secara sistematis merupakan formula yang disebut ilmu

pengetahuan (sains). Dalam Al-Qur’an keduanya disebut “ilmu”[2].Ilmu adalah

sumber teknologi yang mampu memberikan kemungkinan munculnya berbagai

penemuan rekayasa dan ide-ide.

Teknologi adalah ilmu tentang cara menerapkan sains untuk memanfaatkan bagi

20

Page 21: [Ltm] Konsep Pengembangan Iptek

kesejahteraan dan kenyamanan manusia. Kalau demikian, mesin atau alat canggih

yang dipergunakan manusia bukanlah teknologi, walaupun secara umum alat-alat

tersebut sering diasosiasikan sebagai teknologi[3]. Adapun teknologi adalah

terapan atau aplikasi dari ilmu yang dapat ditunjukkan dalam hasil nyata yang

lebih canggih dan dapat mendorong manusia untuk berkembang lebih maju lagi.

Sebagai umat Islam kita harus menyadari bahwa dasar-dasar filosofis untuk

mengembangkan ilmu dan teknologi itu bisa dikaji dan digali dalam Alquran

sebab kitab suci ini banyak mengupas keterangan-keterangan mengenai ilmu

pengetahuan dan teknologi.

IPTEK dalam Al-Qur’an

Pada saat Al-Qur’an diturunkan belum banyak teori ilmu pengetahuan seperti

sekarang ini.teori-teori klasik pada umumnya berhubungan dengan persoalan jagat

raya. Di sisi lain, kitab suci yang telah di turunkan saat itu (zabur, injil, taurat, dan

al-qur’an). Masih belum cukup mampu memberikan penggambaran dan solusi

ilmiah rasional tentang jagat raya. Al-Qur’an dalam konteks ini diturunkan selain

untuk membenarkan kitab-kitab sebelumnya, juga sebagai pembeda antara baik

dan buruk daam hal etika, benar dan salah dalam hal logika, dan antara indah dan

jelek dalam hal:

Artinya:

“Dia menurunkan Al Kitab (Al-Qur’an) kepadamu dengan sebenarnya,

membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat

dan Injil sebelum (Al-Qur’an), menjadi petunjuk bagi manusia, dan Dia

menurunkan Al Furqan (Pembeda).” (Q.S. Al imron/3 : 3-4)

Ayat di atas menjelaskan bahwa salah satu fungsi Al-Qur’an adalah sebagai

pembeda, yakni membedakan antara yang benar dan yang salah, baik dalam

pengamatan maupun teori, yang menyangkut masalah jagat raya, dan yang

menyangkut kisah masa lalu maupun kehidupan yang akan datang [4].

IPTEK dalam As-Sunnah

Assunnah sebagai sumber hukum kedua sesudah Al-Qur’an antara lain berfungsi

menjelaskan informasi yang di dapat di Al-Qur’an. Kedudukan assunnah sebagai

21

Page 22: [Ltm] Konsep Pengembangan Iptek

sumber hukum islam yang tidak dapat di pisahkan dengan Al- Qur’an telah di

nyatakan Allah di dalam firman- Nya[5]

Artinya:

“Dan Aku telah turunkan kepadamu peringatan agar kamu menjelaskan kepada

umat manusia apa-apa (ayat Al-Qur’an) yang telah diturunkan kepada mereka

agar mereka berpikir.” (QS. An-Nahl / 16:44).

IPTEK dan Seni Menurut Islam

IPTEK menurut Islam

Agama Islam memberikan konsep yang jelas akan keberadaan manusia di muka

bumi. keberadaan manusia di muka bumi adalah sebagai khalifah Allah fi al-ardh,

atau sebagai wakil Allah di muka bumi. Oleh karena itu, jika Allah swt.

merupakan Sang Pencipta seluruh jagad raya seisinya ini, maka sebagai wakil

Allah di muka bumi, kita wajib untuk ‘memelihara’, ‘melestarikan’, serta

‘membudayakan’ semua ciptaan Allah tersebut.

Dalam QS. Al-‘alaq (96): 1-5, kita dapat membaca secara tegs bahwa manusia

diharuskan iqra’ atau bacalah!. Iqra’ yang tertulis dalam ayat 1 maupun ayat 3

surah tersebut haruslah diartikan dengan lebih luas lagi, yaitu membaca, melihat,

observasi, atau meneliti. Dengan demikian, ayat 1 sampai dengan 5 surat Al-‘Alaq

di atas adalah perintah kepada semua umat manusia khususnya umat Islam, untuk

mencari ilmu pengetahuan[9].

Dalam QS. Al-Jatsiah (45): 13, Allah swt. telah memberikan firasat akan

kegunaan alam bagi umat manusia:

“Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di

bumi semuanya, (sebagai rahmat_ dari-Nya. Sesungguhnya yang demikian itu

benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir”.

Jelaslah bahwa ayat 13 itu menyatakan bahwa ‘seluruh isi langit dan bumi akan

ditundukkan oleh al-khaliq bagi umat manusia melalui sains yang diterapkan

dengan teknologi, diberikan kepada mereka yang mau melibatkan akalnya dan

menggunakan pikirannya’.

Islam mendorong umatnya untuk mencari dan mengembangkan ilmu pengetahuan

dan teknologi (iptek) guna kesejahteraan umat, baik lahir maupun batin.

22

Page 23: [Ltm] Konsep Pengembangan Iptek

Selain ayat-ayat Al-Qur’an di atas, terdapat beberapa sabda Rasulullah

Muhammad saw. yang berisi dorongan kepada umat Islam untuk mencari ilmu

pengetahuan. Berikut ini beberapa sabda Rasulullah berkenaan dengan pencarian

ilmu pengetahuan:

Mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim

Carilah ilmu walaupun sampai ke negeri China

Carilah ilmu sejak dari buaian sampai ke liang lahat

Jadi jelaslah kiranya bahwa sesungguhnya peranan Islam dalam pengembangan

iptek adalah memberikan wawasan serta dorongan yang aktif, sebagaimana

tampak pada ayat-ayat Al-Qur’an di atas serta sabda Rasulullah[10].

Perkembangan IPTEK di Dunia Islam

Masa sebelumnya yang telah membelenggu dunia barat dengan kefakuman

berpikir dinamis karena pengaruh doktrin agama yang sangat kolot dan sekaligus

merupakan “masa kegelapan barat”, justru merupakan masa gemilangnya

peradaban sains bagi “dunia Islam”. Pusat-pusat peradaban dan sains Islam pada

sekitar abad 7 hingga abad 14 terbentang dari Spanyol hingga India.

Pada masa-masa itu lahir sejumlah sarjana dan penemu muslim yang sangat

berpengaruh bagi perkembangan IPTEK selanjutnya. Para sarjana dan ahli-ahli

ilmu pengetahuan muslim selama abad pertengahan telah banyak menemukan

teori dan rumus serta dasar-dasar bagi sains modern sebelum orang-orang barat

mengenal ilmu-ilmu itu. Di bawah ini contoh sebagian sarjana muslim dan hasil

temuan yang mempengaruhi perkembangan IPTEK yaitu:1)      Ilmu pasti dan

astronomi Muhammad Ibn Musa Al-Khawarizmy (780 – 848 M)

Ia adalah ilmuwan muslim yang paling popular di bidang ilmu pasti. Oleh orang

Eropa disebut juga Al-gorismus yang kemudian lebih dikenal dalam matematika

sebagai Al-goritma atau logaritma. Abu Abdillah Ibn Sinan Al-Battani (858 – 929

M) Ia adalah ahli astronomi dari Irak. Ia adalah tokoh yang pertama kali

menggunakan ilmu ukur ruang (Stereometri) untuk menentuksn letak bintang-

bintang di langit. Beliau juga menulis buku astronomi dengan judul “Al-Zayju al-

Shabi” (kalender astronomi) yang membahas tentang perjalanan matahari,

peredaran bulan, pergerakan bintang-bintang dan system gerhana.

23

Page 24: [Ltm] Konsep Pengembangan Iptek

2)      Ilmu Fisika

Al-Hasan Ibn Hasan Ibn Haytsam (965 – 1039 M)

Dia adalah ilmuan yang merencanakan pembangunan bendungan yang tinggi

(Saddu Al-ali) di Aswan (Sungai Nil) dan kubah Universitas Al-Azhar di Kairo.

Dia juga sangat rajin menulis. Karangan beliau berjumlah 200 buku, 47 judul di

antaranya tentang matematika dan fisika dan 58 buku tentang teknik sedangkan

selebihnya terdiri dari bermacam ilmu pengetahuan.

3)      Ilmu Kimia

Izzuddin Aidamar Ibn Ali al-Jaldaki ( …. – 1360 M)

Ia ahli fisika yang menguraikan penjelasan tentang sifat-sifat suatu benda, cara

menghasilkan dan memurnikannya, serta persenyawaannya. Salah satu teorinya

yang sangat popular adalah “tiap bahan tidak akan bersenyawa kecuali dengan

perbandingan bobot tertentu.

4)      Ilmu Kedokteran

Abu Bakar Muhammad Ibn Zakariya Al-Razi (858 – 925 M)

Beliau adalah seorang dokter yang sangat berhasil dalam melakukan pengobatan

dan penelitian penyakit-penyakit. Cara penelitian yang beliau lakukan

menggunakan medium daging hewan. Oleh pemerintah beliau diminta untuk

membuat rumah sakit yag terhindar dari lingkungan yang terkena kuman. Tiap

tiap obat yang dibuatnya terlebih dahulu dicobakan untuk mengobati monyet

sebelum digunakan untuk manusia.

24

Page 25: [Ltm] Konsep Pengembangan Iptek

III. Kesimpulan

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa peran Islam dalam

perkembangan IPTEK adalah menjadikan paradigma Islam sebagai pandangan

utama dan menjadikan syariah Islam sebagai dasar dalam penerapan dan

pemanfaatan konsep IPTEK.

Perkembangan IPTEK itu harus diikuti dengan keimanan dan ketakwaan

agar tidak menjadikan IPTEK itu sebagai tuan bagi manusia itu sendiri padahal

IPTEK merupakan hasil dari keterampilan manusia dengan dilandasi Al-Qur’an

dan Hadits.

25

Page 26: [Ltm] Konsep Pengembangan Iptek

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Fahmi Zamzam (2010). Bidayatul Hidayah (Permulaan Jalan Hidayah).

Kedah : Khazanah Banjariah

Abd. Fatah Jalal,  Asas-asas Pendidikan Islam, Bandung Diponegoro, 1988.

Abdul Kholiq et.al, Pemikiran Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

1999.

Abdurrahman An-Nahlawi, Prinsip-prinsip dan Metode Pendidikan Islam, terj

Drs. Hery Noor Ali, Bandung: CV, Diponegoro, 1992.

Abu Bakar Atjeh, Filsafat dalam Islam, Semarang: CV. Ramadhani, 1971.

Abuddin Nata, Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam, Kajian Filsafat

Pendidikan Islam. Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2000.

Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan, Bandung: PT. Al-Ma’arif,

Cetakan VIII, 1989.

Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat

Pres, 2002

Chabib Thoha, dkk Kapita Selekta Pendidikan Islam,cet. I Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 1996.

Elizabeth B. Hurlock, Child Development, Sixty Edition Internasional Students,

Edition 146, Graw – Hill, Kogakusa, LTD.

Haidar Putra Dauly, Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional,

Jakarta: Rineka Cipta, 2003.

Hasan Hafidz, Dasar-dasar Pendidikan dan Ilmu Jiwa, Solo: Ramadhani, 1989.

Hasan Langgulung, Asas–asas Pendidikan Islam, Jakarta: Pustaka Al–Husna,

1992.

26

Page 27: [Ltm] Konsep Pengembangan Iptek

____________, Manusia dan Pendidikan, Suatu Analisa Psikologi dan

Pendidikan, Jakarta Al-Husna Zikra, 1995.

Kaelany HD. 2010. Islam Agama Universal Edisi Revisi. Jakarta: Midada Rahma

Press.

Iman, Muhammad Sohibul. 1996. Perlunya Islamisasi Sains. Jakarta: ISTECS

Yahya, Harun. 2011. Keajaiban Al-Qur’an. Jakarta: Mizan

Abdullah, Amin dkk. 2004. Integrasi Sains-Islam: Mempertemukan Epistemologi

Islam dan Sains. Yogyakarta: Pilar Religia.

Al-Qardhawi, Yusuf. 2000. Islam & Seni. Bandung: Pustaka Hidayah

Aminuddin, dkk. 2002. Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi Umum.

Jakarta: Ghalia Indonesia

Nurdin, Ali dkk. 2009. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Universitas Terbuka

Tim Perumus Fakultas Teknik UMJ. 1998. Al-Islam dan IPTEK II. Jakarta: Raja

Grafindo Persaja

Mita. 2012. IPTEK dan Seni Manurut Pandangan Islam. (online) http://mitaunair-

fk12.web.unair.ac.iddiakses: 27 April 2014.

27