Post on 28-Feb-2023
1
TUGAS POKOK DAN FUNGSI
KEPALA SEKOLAH DAN GURU
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Sistem Informasi Manajemen
oleh :Ecin Kuraesin(MM-10.401)
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMENPROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT MANAJEMEN KOPERASI INDONESIABANDUNG
2012
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjtkan ke hadirat Allah
SWT, karena atas rahmat, taufik serta hidayah-Nya,
makalah “Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Sekolah dan
Guru” dapat disusun.
Penyusunan laporan ini dimaksudkan untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Sistem Informasi Manajemen.
Selain itu, untuk menambah wawasan dan pengetahuan yang
lebih luas.
Dalam penyusunan makalah ini terdapat beberapa
kendala, namun berkat partisipasi dari berbagai pihak,
akhirnya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini.
penyusunan makalah ini tentunya masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan
kritik dan saran demi kesempurnaan penyusunan makalah
selanjutnya.
Akhirnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat
khususnya bagi kami dan umumnya bagi kita semua. Amien.
Bandung, Februari
2012
i
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................... i
DAFTAR ISI........................................ ii
BAB 1 PENDAHULUAN................................. 1
1.1. Latar Belakang Masalah....................... 1
1.2. Rumusan Masalah.............................. 3
1.3.
Sistematika Penulisan......................... 3
BAB 2 PEMBAHASAN.................................. 4
2.1 Tugas Pokok dan Kompetensi Kepala Sekolah..... 4
2.2. Tugas dan Fungsi Pokok Guru.................. 13
ii
BAB 3 PENUTUP..................................... 15
4.1. Kesimpulan................................... 15
4.2. Rekomendasi.................................. 15
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.4. Latar Belakang Masalah
Keterpaduan antara peran guru dan kompetensi yang
harus dimiliki seorang guru yang tentunya harus
diutamakan. Peran guru sebagai ujung tombak pendidikan
mesti secara sadar mensinergiskan antara peran dan
kompetensi tersebut, yang tentunya hal ini akan
berdampak langsung dalam mencerdaskan bangsa. Menurut
para ahli pendidikan bahwa hakikat pendidikan adalah
guru dan murid. Keduanya tidak bisa dihilangkan
peranannya ketika kita berbicara tentang pendidikan.
Dalam pengembangan karakter peserta didik di
sekolah, guru memiliki posisi yang strategis sebagai
pelaku utama. Guru merupakan sosok yang bisa digugu dan
ditiru atau menjadi idola bagi peserta didik. Guru bisa
menjadi sumber inpirasi dan motivasi peserta didiknya.
Sikap dan prilaku seorang guru sangat membekas dalam
diri siswa, sehingga ucapan, karakter dan kepribadian
guru menjadi cermin siswa. Dengan demikian guru
memiliki tanggung jawab besar dalam menghasilkan
generasi yang berkarakter, berbudaya, dan bermoral.
Tugas-tugas manusiawi itu merupakan transpormasi,
identifikasi, dan pengertian tentang diri sendiri, yang
1
harus dilaksanakan secara bersama-sama dalam kesatuan
yang organis, harmonis, dan dinamis.
Peranan guru dalam pengembangan pendidikan
karakter di sekolah yang berkedudukan sebagai
katalisator atau teladan, inspirator, motivator,
dinamisator, dan evaluator. Dalam berperan sebagai
katalisator, maka keteladanan seorang guru merupakan
faktor mutelak dalam pengembangan pendidikan karakter
peserta didik yang efektif, karena kedudukannya sebagai
figur atau idola yang digugu dan ditiru oleh peserta
didik. Peran sebagai inspirator berarti seorang guru
harus mampu membangkitkan semangat peserta didik untuk
maju mengembangkan potensinya. Peran sebagai motivator,
mengandung makna bahwa setiap guru harus mampu
membangkitkan spirit, etos kerja dan potensi yang luar
biasa pada diri peserta didik. Peran sebagai
dinamisator, bermakna setiap guru memiliki kemampuan
untuk mendorong peserta didik ke arah pencapaian tujuan
dengan penuh kearifan, kesabaran, cekatan, cerdas dan
menjunjung tinggi spiritualitas. Sedangkan peran guru
sebagai evaluator, berarti setiap guru dituntut untuk
mampu dan selalu mengevaluasi sikap atau prilaku diri,
dan metode pembelajaran yang dipakai dalam pengembangan
pendidikan karakter peserta didik, sehingga dapat
diketahui tingkat efektivitas, efisiensi, dan
produktivitas programnya.
2
1.5. Rumusan Masalah
1. Apakah tugas pokok dan fungsi kepala sekolah?
2. Apakah tugas pokok dan fungsi guru?
1.6. Sistematika Penulisan
BAB 1 PENDAHULUAN
Membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan
masalah dan sistematika penulisan.
BAB 2 PEMBAHASAN
Berisi tentang Tugas Pokok dan Fungsi Kepala
Sekolah dan Guru
BAB 3 PENUTUP
Berisi kesimpulan dan rekomendasi.
4
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Tugas Pokok dan Kompetensi Kepala Sekolah
1. Tugas Pokok
Tugas pokok kepala sekolah pada semua jenjang
mencakup tiga bidang, yaitu:
(a) tugas manajerial,
(b) supervisi dan
(c) kewirausahaan.
a. Tugas Manajerial
Tugas kepala sekolah dalam bidang manajerial
berkaitan dengan pengelolaan sekolah, sehingga semua
sumber daya dapat disediakan dan dimanfaat-kan secara
optimal untuk mencapai tujuan sekolah secara efektif
dan efisien.
Tugas manajerial ini meliputi aktivitas sebagai
berikut:
1) Menyusun perencanaan sekolah
2) Mengelola program pembelajaran
3) Mengelola kesiswaan
4) Mengelola sarana dan prasarana
5) Mengelola personal sekolah
6) Mengelola keuangan sekolah
5
7) Mengelola hubungan sekolah dan masyarakat
8) Mengelola administrasi sekolah
9) Mengelola sistem informasi sekolah
10) Mengevaluasi program sekolah
11) Memimpin sekolah
b. Tugas Supervisi
Selain tugas manajerial, kepala sekolah juga
memiliki tugas pokok me-lakukan supervisi terhadap
pelaksanaan kerja guru dan staf. Tujuannya adalah untuk
menjamin agar guru dan staf bekerja dengan baik serta
menjaga mutu proses maupun hasil pendidikan di sekolah.
Dalam tugas supervisi ini tercakup kegiatan-kegiatan:
1) Merencanakan program supervisi
2) Melaksanakan program supervisi
3) Menindaklanjuti program supervisi
c. Tugas Kewirausahaan
Di samping tugas manajerial dan supervisi, kepala
sekolah juga memiliki tugas kewirausahaan. Tugas
kewirausahaan ini tujuannya adalah agar sekolah
memiliki sumber-sumber daya yang mampu mendukung
jalannya sekolah, khususnya dari segi finansial.
Selain itu juga agar sekolah membudayakan perilaku
6
wirausaha di kalangan warga sekolah, khususnya para
siswa.
2. Kompetensi Kepala Sekolah
Untuk dapat melaksanakan tugas pokok tersebut,
seorang kepala sekolah dituntut memiliki sejumlah
kompetensi. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala
Sekolah telah ditetapkan bahwa ada 5 (lima) dimensi
kompetensi yaitu:
(a) kepribadian,
(b) manajerial,
(c) kewirausahaan,
(d) supervisi, dan
(e) sosial.
Uraian mengenai kelima kompetensi tersebut adalah
sebagai berikut.
a. Kompetensi Kepribadian
Sebelum menilai kinerja kepala sekolah, seorang
pengawas sekolah harus memahami betul apakah kepala
sekolah telah menunjukkan kemampuannya dalam
menunjukkan sikap dan perilaku yang mendukung
kepribadiannya sehingga ia dikatakan mampu menjadi
7
pemimpin.
Kepala sekolah harus:
(a) berakhlak mulia dan menjadi teladan bagi ko-
munitas sekolah/madrasah;
(b) memiliki integritas kepribadian sebagai pe-
mimpin;
(c) memiliki keinginan yang kuat dalam
pengembangan diri;
(d) ber-sikap terbuka dalam melaksanakan tugas
pokok dan fungsi;
(e) mengendali-kan diri dalam menghadapi masalah;
dan
(f) memiliki bakat dan minat jabat-an sebagai
pemimpin pendidikan.
b. Kompetensi Manajerial
Kompetensi kepala sekolah lain yang harus dipahami
oleh pengawas sekolah dalam rangka melakukan penilaian
terhadap kinerjanya, yaitu yang berhubungan dengan
kompetensi kepala sekolah dalam memahami sekolah
sebagai sistem yang harus dipimpin dan dikelola dengan
baik, di antaranya adalah pengetahuan tentang
manajemen. Dengan kemampuan dalam menge-lola ini
nantinya akan dijadikan sebagai pegangan cara
berfikir, cara menge-lola dan cara menganalisis
sekolah dengan cara berpikir seorang manajer.
8
Sesuai Keputusan Mendiknas mengenai kompetensi
ini, di antaranya kepala sekolah harus mampu dan
terlihat kinerjanya dalam bidang-bidang garapan
manajerial sebagai berikut:
a) menyusun perencanaan sekolah/madra-sah mengenai
berbagai tingkatan perencanaan;
b) mengembangkan organisa-si sekolah/madrasah
sesuai dengan kebutuhan;
c) memimpin sekolah/madra-sah dalam rangka
pendayagunaan sumber daya sekolah/madrasah
secara opti-mal;
d) mengelola perubahan dan pengembangan
sekolah/madrasah menuju organisasi pembelajar
yang efektif;
e) menciptakan budaya dan iklim sekolah/madrasah
yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran
peserta didik;
f) mengelola guru dan staf dalam rangka
pendayagunaan sumber daya manusia secara
optimal;
g) mengelola sarana dan prasarana sekolah/madrasah
dalam rangka pendayagunaan secara optimal;
h) mengelola hubungan sekolah/ma-drasah dan
masyarakat dalam rangka pencarian dukungan ide,
sumber belajar dan pembiyanaan sekolah/madrasah;
(i) mengelola peserta didik dalam rang-ka
9
penerimaan peserta didik baru, dan penempatan
serta pengembangan ka-pasitas peserta didik;
i) mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan
pembelajaran sesuai dengan arah dan tujuan
pendidikan nasional;
j) menge-lola keuangan sekolah/madrasah sesuai
dengan prinsip pengelolaan yang akun-tabel,
tranfaran dan efisien;
k) mengelola ketatausahaan sekolah/madrasah dalam
mendukung pencapaian tujuan sekolah/madrasah;
l) mengelola unit layanan khusus sekolah/madrasah
dalam mendukung kegiatan pembelajaran dan
kegiatan peserta didik di sekolah/madrasah;
m) mengelola sistem infor-masi sekolah/madrasah
dalam mendukung penyusunan program dan pengam-
bilan keputusan;
n) memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi
pening-katan embelajaran dan manajemen
sekolah/madrasah;
o) melakukan moni-toring, evaluasi, dan pelaporan
pelaksanakan program kegiatan sekolah/ma-drasah
dengan prosedur yang tepat, serta merencanakan
tindak lanjut.
10
Secara umum kinerja kepala sekolah dalam kompetensi
manajerial ini juga termasuk di dalamnya adalah
kemampuan dalam sistem administrasi. Ja-di dalam hal
ini kepala sekolah sebagai pengelola lembaga pendidikan
sesuai dengan jenjang pendidikannya masing-masing.
Namun demikian penegasan terhadap eksistensi seorang
kepala sekolah sebagai manajer dalam suatu lem-baga
pendidikan dapat dinilai dari kompetensi mengelola
kelembagaan, yang mencakup:
(1) menyusun sistem administrasi sekolah;
(2) mengembangkan kebijakan operasional sekolah;
(3) mengembangkan pengaturan sekolah yang
berkaitan dengan kualifikasi, spesifikasi,
prosedur kerja, pedoman kerja, pe-tunjuk kerja,
dan sebagainya;
(4) melakukan analisis kelembagaan untuk
menghasilkan struktur organisasi yang efisien dan
efektif; dan
(5) mengembangkan unit-unit organisasi sekolah
atas dasar fungsi.
Kemampuan yang mendukung subkompetensi mengelola
ketatausahaan sekolah/madrasah dalam mendukung
pencapaian tujuan sekolah/madrasah ini bisa diwujudkan
oleh seorang kepala sekolah secara utuh jika memperoleh
dukungan dari sistem yang sudah ia kembangkan bersama
11
dengan komponen sekolah lainnya. Dengan demikian
pengawas sekolah bisa menilai kinerja ke-pala sekolah
yaitu dengan melalui review dokumen termasuk sistem
adminis-trasi sekolah. Pengawas sekolah juga bisa
melakukannya dengan cara mela-kukan observasi terhadap
kondisi lingkungan sekolah yang terlihat sebagai dampak
dari strategi pengelolaan yang dikembangkan oleh kepala
sekolah itu sendiri.
Sebagai contoh dalam mencapai target kinerja
kepala sekolah untuk kompetensi manajerial dengan sub
mengelola sarana dan prasarana sekolah/ madrasah dalam
rangka pendayagunaan secara optimal, diantaranya bahwa
kepala sekolah harus mampu untuk menganalisis
indikator-indikator sebagai berikut:
(1)ketersediaan dan kesiapan sarana dan prasarana
sekolah (labora-torium, perpustakaan, kelas,
peralatan, perlengkapan, dsb.);
(2)mengelola program perawatan preventif,
pemeliharaan, dan perbaikan sarana dan prasa-
rana ;mengidentifikasi spesifikasi sarana dan
prasarana sekolah;
(3)merenca-nakan kebutuhan sarana dan prasarana
sekolah;
(4)mengelola pembelian/pe-ngadaan sarana dan
prasarana serta asuransinya;
(5)mengelola administrasi sarana dan prasarana
12
sekolah; dan
(6)memonitor dan mengevaluasi sarana dan prasarana
sekolah.
Ilustrasi selanjutnya bagaimana kompetensi
manajerial dengan sub kompetensi mengelola peserta
didik dalam rangka penerimaan peserta didik baru, dan
penempatan serta pengembangan kapasitas peserta didik,
ini bisa diwu- judkan oleh kepala sekolah. Seorang
kepala sekolah harus mampu menunjuk-kan kemampuan
dalam:
(1) mengelola penerimaan siswa baru, mengelola
pe-ngembangan bakat, minat, kreativitas dan
kemampuan siswa;
(2) mengelola sistem bimbingan dan konseling yang
sistematis;
(3) memelihara disiplin siswa;
(4) menyusun tata tertib sekolah;
(5) mengupayakan kesiapan belajar sis-wa (fisik
dan mental);
(6) mengelola sistem pelaporan perkembangan
siswa; dan
(7) memberikan layanan penempatan siswa dan
mengkoordinasikan studi lanjut.
Kompetensi ini tentunya tidak akan dapat diwujudkan
jika tidak ada du-kungan dari komponen dan warga
13
belajar lainnya. Dengan demikian untuk menilai kinerja
kepala sekolah untuk sub kompetensi ini pengawas
sekolah bisa melakukannya dengan cara membuat cheklist
atau melakukannya dengan menggunakan pedoman observasi
terhadap kondisi dan perkembangan yang terjadi pada
diri siswanya di sekolah yang bersangkutan.
Seiring dengan perkembangan Teknologi Informasi dan
Komunikasi di sekolah hendaknya mampu menyesuaikan
diri, salah satunya akan tergantung kepada kepala
sekolahnya, apakah ia mampu mengubah budaya sekolah,
se-suai dengan kemajuan berpikirnya tentang bagaimana
memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam
mengelola sekolah. Sub kompetensi ini di antaranya
dapat diwujudkan dalam bentuk upaya kepala sekolah
melaku-kan aktivitas yang mencakup:
(1) mengembangkan prosedur dan mekanisme layanan
sistem informasi, serta sistem pelaporan;
(2) mengembangkan pang-kalan data sekolah (data
kesiswaan, keuangan, ketenagaan, fasilitas,
dsb.);
(3) mengelola hasil pangkalan data sekolah untuk
merencanakan program pengem-bangan sekolah;
(4) menyiapkan pelaporan secara sistematis,
realistis dan logis; dan (5) mengembangkan sim
berbasis komputer.
14
c. Kompetensi Kewirausahaan
Kompetensi kepala sekolah yang cukup sentral dan
merupakan pokok dari keberlanjutan program sekolah
diantaranya adalah kompetensi Kewirau-sahaan. Sebagai
salah satu cara bagaimana sekolah mampu mewujudkan ke-
mampuan dalam wirausahanya ini maka kepala sekolah
harus mampu menun-jukkan kemampuan dalam menjalin
kemitraan dengan pengusaha atau dona-tur, serta mampu
memandirikan sekolah dengan upaya berwirausaha. Secara
rinci kemampuan atau kinerja kepala sekolah yang
mendukung terhadap per-wujudan kompetensi kewirausahaan
ini, di antara mencakup:
(a) menciptakan inovasi yang berguna bagi
pengembangan sekolah/madrasah;
(b) bekerja ke-ras untuk mencapai keberhsilsan
sekolah/madrasah sebagai organisasi pem- belajar
yang efektif;
(c) memiliki motivasi yang kuat untuk sukses
dalam me-laksanakan tugas pokok dan fungsinya
sebagai pemimpin sekolah/madrasah;
(d) pantang menyerah dan selalu mencari solusi
terbaik dalam menghadapi kendala yang dihadapi
sekolah/madrasah;
(e) memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola
kegiatan produksi/jasa sekolah/madrasah sebagai
sumber belajar peserta didik.
15
d. Kompetensi Supervisi
Kompetensi supervisi ini sangat strategis bagi
seorang kepala sekolah khususnya dalam memahami apa
tugas dan fungsi kepala sekolah sebagai pemimpin
sekolah/madrasah. Berdasarkan telaah terhadap
kompetensi ini, proses penilaian kinerja yang harus
diperhatikan oleh pengawas sekolah, di antaranya harus
mampu menilai sub- sub kompetensinya yang mencakup:
(a) merencanakan program supervisi akademik dalam
rangka peningkatan profesionalisme guru;
(b) melaksanakan supervisi akademik terhadap guru
dengan menggunakan pendekatan dan teknik
supervisi yang tepat;
(c) menindaklan-juti hasil supervisi akademik
terhadap guru dalam rangka peningkatan profe-
sionalisme guru, di antaranya adalah bahwa tugas
dan fungsi dari supervisi ini adalah untuk
memberdayakan sumber daya sekolah termasuk guru.
Dengan demikian kinerja kepala sekolah dapat
dinilai oleh pengawas sekolah melalui peniliain
terhadap sub kompetensi melaksanakan supervisi akademik
terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik
supervisi yang tepat. Langkah yang perlu dilakukan
mencakup:
(1) mengidentifikasi potensi- po-tensi sumberdaya
16
sekolah berupa guru yang dapat dikembangkan;
(2) mema-hami tujuan pemberdayaan sumberdaya
guru;
(3) mengemukakan contoh-contoh yang dapat membuat
guru-guru lebih maju; dan
(4) menilai tingkat keberdayaan guru di
sekolahnya.
e. Kompetensi Sosial
Kompetensi ini pada dasarnya cukup sulit jika harus
dikaitkan dengan aktivitas sosial secara penuh oleh
sekolah, jika hal itu dilakukan dalam rang-ka
keterkaitannya dengan program sekolah. Pada dasarnya
sebagai bahan acuan pengawas sekolah untuk melakukan
evaluasi terhadap kinerja kepala sekolah untuk
kompetensi dan sub kompetensi ini, di antaranya
mencakup:
(a) bekerja sama dengan pihak lain untuk
kepentingan sekolah/madrasah;
(b) berpartisipasi dalam kegiatan sosial
kemasyarakatan; dan
(e) memiliki kepe-kaan sosial terhadap orang atau
kelompok lain.
Kompetensi kepala sekolah yang berhubungan dengan
kemampuan un-tuk mengelola hubungan sekolah dengan
masyarakat bisa diwujudkan melalui kemampuannya dalam
17
hal:
(1) memfasilitasi dan memberdayakan dewan
sekolah/komite sekolah sebagai perwujudan
pelibatan masyarakat terhadap pengembangan
sekolah;
(2) mencari dan mengelola dukungan dari masyara-
kat (dana, pemikiran, moral dan tenaga, dsb) bagi
pengembangan sekolah;
(3) menyusun rencana dan program pelibatan
orangtua siswa dan masyarakat;
(4) mempromosikan sekolah kepada masyarakat;
(5) membina kerjasama dengan pemerintah dan
lembaga-lembaga masyarakat;
(6) membina hubungan yang harmonis dengan
orangtua siswa.
2.1.1 Program Kerja Kepala Sekolah
1. KEPALA SEKOLAH sebagai EDUKATOR / pendidik
- Kemampuan membingbing guru
- Kemampuan membingbing karyawan
- Membimbing staf
- Memberi contoh mengajar yang baik
2. Kepala sekolah sebagai manejer
- Kemampuan menyusun program
- Menyusun organisasi / personal
- Menggerakan staf , guru dan karyawan
18
- Mengoptimalkan SDM
3. Kepala sekolah Sebagai Administrator /
administrasi
- Kemampuan mengelola ADM KBM
- Mengelola keuangan
- Mengelola administrasi ketenagaan
- Sarana dan prasarana
4. Kepala Sekolah sebagai suvervisor/ penyelia
- Menyusun program suvervisi
- Melaksanakan suvervisi
- Menggunakan hasil suvervisi
5. Kepala sekolah sebagai leader/ pemimpin
- Memahami kondisi guru/ karyawan dan staf
- Memiliki Visi dan Misi
- Mengambil keputusan
6. Kepala sekolah sebagai inovator
- Kemampuan mencari dan mengemukakan gagasan baru
untuk pembaharuan sekolah
- Kemampuan melkasanakan pembaharuan
7. Kepala sebagai motovator
- Kemampuan mengatur lingkungan kerja ( fisik )
- Kemampuan mengatur suasana kerja ( non fisik)
- Kemampuan menerapkan prinsip penghargaan dan
hukuman
19
2.2 Tugas Pokok dan Fungsi Guru
1. Membuat kelengkapan mengajar dengan baik dan
lengkap
2. Melaksanakan kegiatan pembelajaran
3. Melaksanakan kegiatan penilaian proses belajar,
ulangan harian, ulangan umum, dan ujian akhir
4. Melaksanakan analisis hasil ulangan harian
5. Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan
pengayaan
6. Mengisi daftar nilai anak didik
7. Melaksanakan kegiatan membimbing (pengimbasan
pengetahuan), kepada guru lain dalam proses
pembelajaran
8. Membuat alat pelajaran/alat peraga
9. Menumbuh kembangkan sikap menghargai karya seni
10. Mengikuti kegiatan pengembangan dan
pemasyarakatan kurikulum
11. Melaksanakan tugas tertentu di sekolah
12. Mengadakan pengembangan program pembelajaran
13. Membuat catatan tentang kemajuan hasil
belajar anak didik
14. Mengisi dan meneliti daftar hadir sebelum
memulai pelajaran
15. Mengatur kebersihan ruang kelas dan
sekitarnya
20
16. Mengumpulkan dan menghitung angka kredit
untuk kenaikan pangkat
2.2.1 Rincian Kegiatan Guru Kelas Dan Guru Mata
Pelajaran Atau Guru Pembimbing
2. Menyusun kurikulum pembelajaran pada satuan
pendidikan
3. Menyusun silabus pembelajaran
4. Menyusun RPP
5. Melaksanakan KBM
6. Menyusun alat ukur / soal sesuai mata pelajaran
7. Menilai dan mengevaluasi proses dan hasil
belajar pada matpel
8. Menganalisis hasil penilaian pembelajaran
9. Melaksanakan pembelajaran perbaikan / remedial
dan memanfatkan hasil penilaian evaluasi
10. Melaksanakan BP yang menjadi tanggung
jawabnya
11. Menjadi pengawas penilaian dan evaluasi
terhadap proses dan hasil belajar
12. Membimbing guru pemula dalam program
induksi / membimbing teman sejawat bagi guru
seniaor
13. Membimbing siswa dalam kegiatan
ekstrakurikuler dalam pembelajaran
14. Melaksanakan pengembangan diri
21
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sekolah sebagai lembaga pendidikan sudah tentu
dituntut profesionalisme yang tinggi atas seluruh
kinerja perangkat sekolah yang ada. Rambu-rambu yang
diberikan sebagai petunjuk pelaksanaan tugas ini
dikenal dengan istilah TUPOKSI, Tugas Pokok dan Fungsi.
Adanya tupoksi ini memudahkan seluruh perangkat sekolah
untuk memainkan perannya masing-masing sesuai tanggung
jawabnya masing-masing sehingga tidak terjadi
overtaking atas bidang pekerjaan yang bukan masuk dalam
wilayah pekerjaannya. Dengan cara demikian fungsi
controlling juga akan lebih mudah karena menjadikan
tupoksi tersebut sebagai barometer penilaian kinerja
yang bersangkutan.
3.2 Rekomendasi
23
Dalam pencapaian kesusesan pada suatau lembaga
pendidikan dalam hal ini sekolah, perlu adanya
kerjasama yang baik antara beberapa elemen sekolah
tersebut. Jika semua elemen pada sekolah tersebut
menjalankan tugasnya sesuai dengan tugas pokok dan
fungsi masing-masing, maka akan mencapai keberhasilan.
24
DAFTAR PUSTAKA
Bafadal, I & Imron, A. (2004) Manajemen Peningkatan Mutu
Berbasis Sekolah. Malang: Kerjasama FIP UM dan
Ditjen-Dikdasmen.
Depdiknas. 2002. Manajemen Berbasis Sekolah untuk Sekolah
Dasar. Jakarta: Depdiknas, Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah.
Modul Direktorat Tendik, Dirjen Peningkatan Mutu
Pendidikan dan Tenaga Kependidikan, Depdiknas,
2008.
Prof. DR. Nana Sudjana, 2004, Proses Belajar Mengajar,
Bandung: CV Algesindo
Suryabrata, Sumadi. 2004. Psikologi Pendidikan. Jakarta :
Raja Grafindo Persada
Tirtarahardja, Umar. 2000. Pengantar Pendidikan. Jakarta :
Rineka Cipta
25