Post on 12-Jan-2023
TEKNIK PEMIJAHAN IKAN NILA MERAH
(Oreochromis niloticus)
Di Balai Pengembangan Teknologi Perikanan (BPTKP)Cangkringan, Sleman Yogyakarta
Disusun oleh:
Nama : Ahmad Choiruddin
Nim :11640003
PROGRAM STUDI BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapangan ini. Shalawat dan
salam penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi besar
Muhammad SAW, karena hanya beliau yang pentas dijadikan suri
tauladan bagi kita semua. Berkat bantuan dan dorongan dari
segala pihak, maka segala hambatan dan kesulitan yang penulis
hadapi dapat teratasi dengan baik. Oleh karena itu, sangatlah
tepat jika dalam kesempatan ini penulis menghaturkan ucapan
banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang
terhormat:
1. Bapak Prof. Drs. Akh. Minhaji, M.A, selaku Dekan
Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
2. Bapak Ir. Sudiyanto, M.M selaku Kepala Dinas Kelautan dan
Perikanan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
3. Bapak Ir. Dwijo Priyanto, B.S, MMA selaku Kepala UPTD
Balai Pengembangan Teknologi Kelautan dan Perikanan.
4. Ibu Anti Damayanti, S.Si., M.MollBio selaku Ketua Program
Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi
5. Ibu, Najda rifqiyati, M.Si selaku Dosen Pembimbing
Akademik yang telah memberikan arahan, petunjuk, motivasi
dan informasi yang berguna selama kuliah.
6. Ibu Ika Nugraheni selaku
7. Ibu Najda Rifqiyati, S.Si., M.Si selaku Dosen Pembimbing
yang telah memberikan bimbingan, saran dan pengarahan
selama PKL.
8. Bapak Heri selaku coordinator PKL bidang budidaya air
tawar yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan
selama PKL.
9. Bapak wardoyo, selaku pembimbing Lapangan yang telah
memberikan pengarahan bimbingan, motivasi, membantu
selama pelaksanaan PKL dan memberikan pengetahuan dan
pengalaman yang Insya Allah bermanfaat bagi kami.
10. Kepada seluruh karyawan (Bapak widodo, dan lainnya
yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu tetapi
tidak mengurangi rasa hormat kami).
11. Kepada keluarga Bapak Sigit, yang telah membantu
jalannya PKL kami.
12. Kedua orang tua tercinta yang telah memberikan do’a
yang tulus dan meberikan kasih sayang, cinta dan semua
yang terbaik untuk ananda sehingga dapat menyelesaikan
PKL ini dengan baik.
13. Kepada kakak-kakak dan adik penulis yang selalu
memberikan semangat,dorongan dan motivasi sehingga
laporan ini dapat terselesaikan.
14. Kepada orang terdekat (Ryan) yang tidak henti-
hentinya selalu mendampingi, menemani dan mengantar
selama kegiatan PKL berlangsung.
15. Teman-teman PKL Biologi 2014, terimakasih atas
kerjasama dan kekompakkannnya selama kegiatan PKL
berlangsung.
Kepada semua pihak tersebut, semoga amal baik yang telah
diberikan dapat diterima oleh Allah dan mendapatkan limpahan
rahmat dari-Nya.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Waktu dan Tempat Kegiatan
BAB II. GAMBARAN UMUM UNIT KERJA BUDIDAYA AIR TAWAR
CANGKRINGAN
A. Sejarah Berdirinya
B. Lokasi
C. Status
D. Sifat Tanah dan Air
E. Tugas dan Fungsi
F. Visi dan Misi
G. Sarana dan Prasarana
H. Operasional
I. Tenaga Kerja
BAB III. TINJAUAN PUSTAKA
A. Mengenal Ikan Nila Merah
B.
C. Faktor Penyebab Ikan Terkena Penyakit
D. Sumber dan Jenis Penyakit Ikan
E. Bagian Tubuh Ikan yang Diserang Penyakit
F. Faktor Lingkungan
BAB IV.
TEKNIK PEMIJAHAN PADA IKAN NILA MERAH
(Oreochromis niloticus)
Persiapan Bak Menyiapkan Bak IndukPada proses penyiapan bak induk dalam tahap ini kolam ukuran
10m x 5m ynag tersedia mula mula di bersihkan ,danselanjutnya empat buah patok ukuran 2 m di pasang sebagaitempat pengikat jarring yang selanjutnya pada tahapselanjutnya di beri tali yang di ikatkan pada bagian bawah danatas hingga kira kira membentuk balok berukuran 10x 2x1,5 m .
Menyiapkan Bak PemijahanBak pemijahan yang di gunakan pada pemijahan di BPTKP menggunakan
jarring hava yang digunakan sebagai pembatas , menggantikanbak pemijahanpermanen yang lebih evisien dan fleksibel
Mengetahui Ukuran BakBak atau jarring hava yang di gugunakan seperi yang di jelaskan
sebelumya , menjaring hava yang berukuran panjang 2m lebar1m, dan tinggi 1 meter yang semua sudutsudutnya terdapat taliyang fungsinya sebagai pengikat jarring hava dengan tali yangtelah di siapkan pada persiapan kolam sebelumya
Mengetahui Kedalaman AirSeleksi IndukPada seleksi induk
Memilih Induk yang baikIndukan yang baik di pijahkan mempunyai ciri Mengetahui ciri-ciri induk jantan dan betina yang siap
memijahPemeliharaan Induk
Mengetahui frekuensi pemberian pakanPakan yang di berikan pada ikan nila indukan yang mau di
pijahkan adalah seprtiga dari beratnya yakni 300 g jikaberat ikan indukan 1kg.
Mengetahui kedalaman air pada bak indukKedalaman air pada hava pemijahan yakni 40-50 cm
Pemijahan Mengetahui perbandingan induk jantan dan betinaPada pemijahan yang di lakukan di BPTKP cangkringan menggunakan
perbandingan 3;1 yakni 3 betina dan 1 jantan dalam satujarring hava,
Mengetahui ukuran bak yang digunakanBak yang di gunakan pada pemijahan ini menggunakan jarring hava
yang lebih praktis di bandingkan bapermanen, yakni menggunakan5 jaring hava yang berisi 5 pasang ikan nila yang siapmijah
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR GAMBARGambar 1. Morfologi Ikan Nila MerahGambar 2. Trichodina spGambar 3. Gyrodactylus spGambar 4. Argulus spGambar 5. Vorticella sp
DAFTAR LAMPIRANLampiran 1. Isi LaporanLampiran 2. Dokumentasi PKLLampiran 3. Jurnal Kegiatan PKLLampiran 4. Sertifikat PKL
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ikan Nila Merah (Oreochromis niloticus) merupakan ikan
yang tergolong bukan asli perairan Indonesia, tetapi
jenis ikan pendatang yang diintroduksi ke Indonesia dalam
beberapa tahap. Meskipun demikian, ikan ini ternyata
dengan cepat berhasil menyebar ke seluruh pelosok Tanah
Air dan menjadi ikan konsumsi yang cukup populer. Ikan
nila merupakan salah satu komoditas perikanan air tawar
yang memperoleh perhatian cukup besar dari pemerintah dan
pemerhati masalah perikanan dunia, terutama berkaitan
dengan usaha peningkatan gizi masyarakat di negara-negara
yang sedang berkembang. Oleh karena itu ikan nila
merupakan jenis ikan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi
dan merupakan komoditas penting dalam bisnis ikan air
tawar dunia. Beberapa hal yang mendukung pentingnya
komoditas ikan nila adalah memiliki resistensi yang
relatiftinggi terhadap kualitas air dan penyakit,
memiliki resistensi yang luas terhadap kondisi
lingkungan, memiliki kemampuan yang efisien dalam
membentuk protein yang berkualitas tinggi dari bahan
organik, limbah domestik, pertanian, memiliki kemampuan
tumbuh yang baik, serta mudah tumbuh dalam sistem
budidaya (Carman, 2009).
Secara umum, parasit dapat didefinisikan sebagai
organisme yang hidup pada organisme lain yang disebut
dengan inang dan mendapat keuntungan dari inang yang
ditempatinya hidup, sedangkan inang menderrita kerugian.
Parasitologi merupakan salah satu cabang ilmu yang
mempelajari tentang kehidupan parasit. Kehidupan parasit
memiliki keunikan karena adanya ketergantungan pada
inang. Parasitisme merupakan suatu bentuk hubungan antara
dua organisme yang berlainan jenis yang satu disebut
dengan inang sedangkan yang lainnya disebut dengan
parasit, dimana parasit sangat bergantung pada inang dan
hidup atas pengorbanan inangnya, baik secara biokimia
maupun secara physiology (Chapmann, 1991). Definisi lain
tentang parasitisme diungkapkan oleh Cropton 1971. Dia
menguraikan bahwa parasitisme merupakan hubungan ekologi
antara dua organisme yang satu disebut parasit dan yang
lainnya disebut dengan inang.
Ektoparasit merupakan parasit yang menyerang tubuh
ikan bagian luar. Keberadaan benih ektoparasit di dalam
kolam karena terbawa air, tumbuhan, benda-benda atau
binatang yang masuk ke dalam kolam, atau terbawa oleh
binatang renik. Untuk menunjang hidupnya, ektoparasit
membutuhkan kondisi lingkungan yang mendukung pertumbuhan
dan perkembangannya. Kondisi tersebut berupa banyaknya
bahan organik dalam kolam, kualitas air yang buruk,
kondisi air yang tergenang, fluktuasi suhu yang drastic,
suhu yang rendah, dan padat penebaran kolam yang tinggi
(Bhagawati et al., 1991). Menurut jumlah sel yang
membentuknya, parasit dibagi atas: parasit satu sel
disebut protozoa, sedangkan jika terdiri dari banyak sel
disebut metazoa.
Parasit metazoa adalah parasit ber sel banyak (multi
selular parasit) dan memiliki kelompok yang cukup besar.
Umumnya golongan parasit ini memiliki siklus hidup
tidak langsung kecuali parasit golongan arthropoda.
Siklus hidup parasit metazoa umunya siklus hidup tidak
langsung yang memerlukan 1 atau lebih inang antara dalam
siklus hidupnya. Umunya inang antara pertama adalah siput
dan beberapa jenis parasit menggunakan cacing sebagai
iang antara pertama, golongan krustasea atau ikan kecil
dapat berperan sebagai inang antara kedua, sedangkan
vertebrata seperti ikan, burung dan mamalia dapat
berperan sebagai inang utama/definitif. Parasit yang
hidup pada saluran pencernaan umumnya memiliki efek yang
minimal dibanding dengan parasit yang hidup pada organ
vital seperti pada darah. Parasit yang hidup pada saluran
darah dapat menyumbat aliran darah terutama
ketika jumlahnya banyak dan telur-telur yang
dihasilkannya turut memperjelek kondisi ikan (Horwood,
1991).
Dari segi biologis ikan nila merah mempunyai
keunggulan yang menguntungkan yaitu, mudah berbiak,
pertumbuhannya cepat dan pemakan plankton atau alga yang
secara alami mudah tumbuh di kolam, dengan demikian ikan
nila merah merupakan jenis yang memanfaatkan energi
matahari secara efisien. Disamping itu ikan nila
mempunyai daya adaptasi yang tinggi dan toleransi
terhadap kualitas air dengan kisaran yang lebar sehingga
potensi ikan nila merah sebagai ikan budidaya sangat
besar. Dan kelebihan lainnya adalah dapat dibudidayakan
secara intensif dengan padat penebaran cukup tinggi serta
relatif tahan terhadap serangan penyakit (Jangkaru dkk,
1991).
Oleh karena banyaknya ditemukan adanya ikan yang
terkadang mati mendadak/sakit, maka hal tersebut yang
mendorong dilakukannya kegiatan ini. Selain itu juga
karena banyaknya konsumsi ikan nila merah oleh masyarakat
maka perlu diketahui pula penyakit-penyakit yang ada pada
ikan nila merah ini.
B. TUJUAN
Mengetahui hasil identifikasi penyakit ikan nila
(Oreochromis niloticus) yaitu tentang adanya ektoparasit pada
sirip ikan nila.
C. Waktu dan Tempat Kegiatan
Praktek kerja lapangan ini dilaksanakan di Unit
Kerja Budidaya Air Tawar (UKBAT) Cangkringan, Sleman
Yogyakarta dan waktu pelaksaannya yaitu tanggal 09 juli
2012 sampai dengan 28 juli 2012.
BAB IIGAMBARAN UMUM UNIT KERJA BUDIDAYA AIR TAWAR
CANGKRINGAN
A. Sejarah Berdirinya
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. Mengenal Ikan Nila Merah (Oreochromis niloticus)
Ikan Nila Merah merupakan ikan air tawar yang
mempunyai nilai ekonomis tinggi, memiliki kandungan
protein tinggi dan keunggulan cepat berkembang, serta
mempunyai angka mortalitas yang rendah dibandingkan
dengan ikan air tawar lainnya seperti ikan mas, nilem,
tawes, dan yang lainnya. Ikan nila merah termasuk ikan
yang mempunyai pertahanan yang tinggi terhadap gangguan
dan serangan penyakit. Namun demikian, tidak berarti
tidak ada hama dan penyakit yang dapat mempengaruhi
kesehatan dan pertumbuhan ikan nila, terlebih pada fase
pembenihan. Hal ini dikarenakan fase pembenihan
merupakan fase yang paling rawan dan sensitif terhadap
serangan penyakit khususnya ektoparasit karena daya
tahan benih masih rendah dan kepadatan yang relatif
tinggi.
Ikan nila merah merupakan ikan air tawar yang banyak
dikonsumsi oleh masyarakat. Di Indonesia dikembangkan
pada tahun 1986 dengan tujuan untuk meningkatkan
diversifikasi komoditi perikanan dan pemenuhan kebutuhan
protein
hewani (Warta Mina, 1990 dan Techner, 1993).
Serangan parasite (ektoparasit) pada pemeliharaaan
atau budidaya ikan perlu diwaspadai. Benih parasite
(ektoparasit) dapat masuk ke dalam perairan kolam
karena terbawa air, tumbuhan dan dapat pula karena
bersama-sama benda-benda atau bnatang yang masuk ke
dalam kolam (Moller and Anders, 1989). Demikian juga
dapat terbawa binatang renik yang biasa terdapat pada
kolam sebagai makanan alami ikan (Bhagawati et al.,
1991). Chandler (1950) menyatakan bahwa, ada tidaknya
parasite pada suatu tempat bergantung dari ada tidaknya
inang yang sesuai dan lingkungan yang memungkinkan
untuk pindah dari inang yang satu ke inang yang
lainnya.
Ektoparasit merupakan parasit yang menyerang tubuh
ikan bagian luar. Keberadaan benih ektoparasit di dalam
kolam karena terbawa air, tumbuhan, benda-benda atau
binatang yang masuk ke dalam kolam, atau terbawa oleh
binatang renik. Untuk menunjang hidupnya, ektoparasit
membutuhkan kondisi lingkungan yang mendukung
pertumbuhan dan perkembangannya. Kondisi tersebut
berupa banyaknya bahan organik dalam kolam, kualitas
air yang buruk, kondisi air yang tergenang, fluktuasi
suhu yang drastic, suhu yang rendah, dan padat
penebaran kolam yang tinggi (Bhagawati et al., 1991).
Ektoparasit dapat menyebabkan mortalitas yang tinggi
yang bersifat akut (Sommerville, 1998), yaitu kematian
yang terjadi tanpa menunjukkan gejala terlebih dahulu.
Infeksi ektoparasit juga dapat menimbulkan kerugian non
lethal, yaitu pertumbuhan yang lambat, penurunan
efisiensi pencernaan, dan factor predisposisi bagi
infeksi jamur, bakteri, dan virus. Selain itu dapat
mempengaruhi tingkah laku ikan dan sensitifitas
terhadap stressor, serta menurunkan nilai jual ikan
tersebut (Scholz, 1999).
1. Klasifikasi ikan nila merah menurut Fujaya (2004):
Filum : Chordata
Sub Filum : Vertebrata
Kelas : Pisces
Sub kelas : Acanthoptherigii
Ordo : Perciformes
Sub Ordo : Percoidea
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis niloticus
2. Morfologi
Ciri-ciri nila merah sebenarnya mudah sekali
dikenali, baik dilihat dari bentuk tubuh, garis pada
tubuh, warna sekujur tubuh, dan fisik lainnya.
Bentuk badan nila merah pipih, punggung lebih tinggi
daripada ikan mujair. Pada badan dan sirip ekor
ditemukan garis-garis lurus, sedangkan garis-garis
berbentuk memanjang ditemukan pada sirip punggung.
Letak mulut di ujung tubuh, posisi sirip perut
terletak di bawah sirip dada (Gambar 1). Jumlah
sisik pada garis rusuk adalah 34 buah, tipe sisik
adalah stenoid seperti sisir, dengan bentuk sirip
ekor berpinggiran tegak. Nila jantan relatif lebih
besar jika dibandingkan dengan yang betina. Alat
kelamin jantan berupa tonjolan agak runcing yang
merupakan tempat urin dan saluran sperma, sedangkan
alat kelamin yang betina mempunyai lubang genital
yang terpisah dengan saluran urin yang terletak di
depan lubang anus (Sugiarto, 1988).
B. Penyakit Ikan
C. Faktor-faktor Penyebab Ikan Terkena Penyakit
Data Hasil Pengamatan Ektoparasit pada Sirip Ikan Nila Merah
1. Pengamatan Ikan Nila Merah Hari ke-1 pada Tanggal 10 Juli 2012
2. Pengamatan Hari ke-2 pada Tanggal 11 Juli 2012
No Sampel Ciri-ciri ikan Ektoparasit Jumlah Prevalen
No Sampel Ciri-ciri ikanyang sakit
Ektoparasityang
ditemukan
Jumlah Prevalensi
1. Ikan I Warna sisik dansirip ikan pucatNafsu makan menurun
Trichodina spGyrodactylus sp
8383
2. Ikan II Warna sirip dansisik pudar
Trichodina spGyrodactylus sp
555
3. Ikan III Warna sirip dansisik pudar
- -
4. Ikan IV Warna sisik dansisik pucatIkan lemas
Trichodina spGyrodactylus sp
1413
5. Ikan V Warna sirip dansisik pucat
Trichodina sp 128
6. Ikan VI Warna sirip dansisik pucat
Trichodina sp 96
7. Ikan VII Warna sirip dansisik pucat
Trichodina sp 232
8. Ikan VIII Warna sirip dansisik pucat
Trichodina sp 30
yang sakit yang ditemukan
si
1. Ikan Mas IUkuran tubuh 27,5 cm
Warna pudarTerdapat jamur pada sisikStruktur sisik rusakSirip rusakInsang rusak
Gyrodactylus spTrichodina spVorticella spp.cacing
2252
2. Ikan Mas IUkuran tubuh 27,5 cm
Warna pudarTerdapat jamur pada sisikStruktur sisik rusakSirip rusakInsang rusak
Trichodina sp 3
3. Ikan Mas IIUkuran tubuh 29 cm
Warna sirip dansisik pucat
Trichodina sp 87
4. Ikan Nila Merah IUkuran tubuh 26 cm
Warna sirip dansisik pucat
Trichodina sp 36
5. Ikan Nila Merah IIUkuran tubuh 24 cm
Warna sirip dansisik pucat
Trichodina sp 15
6. Ikan Nila Merah IIIUkuran tubuh 9 cm
Warna sirip dansisik pucat
Trichodina sp 3
3. Pengamatan Hari ke-3 pada Tanggal 12 Juli 2012
No.
Sampel Ciri-ciri ikan yang sakit
Ektoparasit yang ditemukan
Jumlah
1. Ikan Mas Warna sirip dan sisik pucat
Argulus spGyrodactylus spp.
3710
Gambar parasit yang ditemukan
Gambar parasit Cara pengendalian:
1. Argulus sp a. Pengeringan dasar kolam yang diikuti pengapuran.
b. Perendaman dengan menggunakan garam dapur500-1000 ppm selama 24 jam atau lebih, diulang setiap minggu selama 4 kali pemberian.
2. Cacing kulit atau Gyrodactylus spp.
a. Mempertahankan kualitas air terutama stabilitas suhu air >29ºC.
b. Mengurangi kadar bahan
organic terlarut dan meningkatkan frekwensipergantian air.
c. Ikan yang trserang Gyrodactyliasis dengantingkat prevalensi danintensitas yang rendah, pengobatan dapat dilakukan denganperendaman larutan garam dapur pada konsentrasi 500-10.000ppm (tergantung pada jenis dan umur ikan) selama 24 jam.
3. Trichodina spp.
a. Mempertahankan kualitas air terutama stabilitas suhu air ≥ 29ºC.
b. Mengurangi kadar bahanorganic terlarut dan meningkatkan frekwensipergantian air.
c. Ikan yang terserang trichodiniasis dengan tingkat prevalensi danintensitas yang rendahdapat dilakukan denganperendaman beberapa jenis desinfektan yaitu:
1). Larutan garam dapur (untuk ikan air tawar) pada konsentrasi 500-10.000 ppm
(tergantung jenis dan umur ikan) selama 24 jam.2). Air tawar (untukikan air laut) selama 60 menit, dilakukan pengulangan setiap hari.
4. Ichtyophtyrius multifilis a. Mempertahankan suhu air ≥ 29° C selama 2 minggu atau lebih.
b. Meningkatkan frekwensipergantian air.
c. Pemindahan ikan pada air yang bebas “Ich” secara berkala yang disesuaikan dengan siklus hidupnya.
d. Ikan yang terinfeksi “Ich” dengan tingkat prevalensi dan intensitas yang rendah, pengobatan dapat dilakukan denganmenggunakan desinfektan, yaitu dengan perendaman garan dapur pada konsentrasi 500-10.000ppm selama 24 jam, dilakukan pengulangan setiap hari.
5. Schypidia sp a. Desinfeksi wadah/petakpemeliharaan dan sumber air yang bebas
mikroorganisme penempel
b. Memperbaiki kualitas air secara keseluruhan, terutama mengurangi kadar bahanorganic terlarut dan/atau meningkatkan frekuensi penggantian baru.
c. Pemberian unsur immunostimulan (misalnya penambahan vitamin C pada pakan) secara rutin selama pemeliharaan.
6. Oodinium sp a. Mempertahankan suhu agar selalu >29° C.
b. Pemindahan populasi ikan yang terinfeksi parasit ke air yang bebas parasit sebanyak2-3 kali dengan interval 2-3 hari.
c. Pengobatan dan/atau pemberantasan parasit,dengan perendaman air garam.
7. Vorticella spp. a. Desinfeksi wadah/petakpemeliharaan dan sumber air yang bebas mikroorganisme penempel
b. Memperbaiki kualitas air secara keseluruhan, terutama