Post on 28-Jan-2023
KATA PENGANTARPuji dan syukur kami panjatkan ke hadirat AllahSWT atas selesainya penyusunan dokumen PedomanPenilaian Pendidikan pada Jenjang PendidikanDasar dan Menengah sebagai salah satu perangkatkelengkapan Dokumen Kurikulum 2013.Penyusunandokumen ini dalam rangka menindaklanjutiprogram-program prioritas yang tercantum dalamRencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional2010-2014 dan dalam Rencana StrategisKementerian Pendidikan Nasional 2010-2014.
Dokumen Pedoman Penilaian Pendidikan padaJenjang Pendidikan Dasar dan Menengah berisikanempat bagian. Pertama, Pedoman PenyusunanKurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Kedua,Pedoman Pengelolaan Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan Jenjang Pendidikan Dasar danMenengah.Ketiga, Pedoman Pembelajaran padaJenjang Pendidikan Dasar dan Menengah.Bagiankeempat berisikan Pedoman Evaluasi Kurikulum2013.
Penghargaan dan ucapan terimakasih disampaikankepada Bapak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,Tim Nara Sumber, Tim Pengarah, Tim InternalKemdikbud, Tim Inti, Tim Teknis, dan Tim
i
Pengembang yang telah meluangkan waktu untukmenulis dan memberikan kontribusi pemikiranyang komprehensif dalam mewujudkan DokumenKurikulum 2013 ini. Penghargaan yang sama jugakami sampaikan kepada semua pihak yang telahmemberikan masukan baik secara tertulis,melalui media elektronik dan cetak, maupunsecara lisan guna penyempurnaan Kurikulum 2013.
Kepala Badan Penelitian danPengembangan
Prof. Dr. Khairil Anwar
Notodiputro
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................iDAFTAR ISI...................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................1A. Latar Belakang......................1B. Tujuan Panduan Penilaian............3C. Pengertian-pengertian...............3
BAB II HAKIKAT PENILAIAN......................5A. Penilaian Berdasarkan Standar.......7B. Penilaian Kelas Otentik
(AuthenticAssessment)...................8C. Keterkaitan Penilaian dengan Proses
Pembelajaran.......................18
BAB III PRINSIP, PENDEKATAN, DAN KARAKTERISTIK PENILAIAN.............................21A. Prinsip Penilaian..................21B. Pendekatan Penilaian...............22C. Karakteristik Penilaian............24
BAB IV METODE DAN TEKNIK PENILAIAN...........26A. Metode Penilaian...................26B. Teknik dan Instrumen Penilaian.....27
iii
BAB V PEMANFAATAN DAN PELAPORAN HASIL PENILAIAN.............................54A. Pemanfaatan Hasil Penilaian........54B. Pelaporan Hasil Penilaian Kelas....56C. Penentuan Kenaikan Kelas...........59
BAB VI PENUTUP...............................61
iv
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah
Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, pembelajaran pada tingkat dasar
dan menengah mengikuti Standar Penilaian.
Standar penilaian adalah standar nasional
pendidikan yang berkaitan dengan penilaian
pada jenjang tingkat dasar dan menengah,
mencakup perencanaan, pelaksanaan, dan
tindak lanjut penilaian hasil pembelajaran
pada satuan pendidikan untuk mencapai
kompetensi lulusan.
Rendahnya mutu pendidikan Indonesia telah
banyak disadari oleh berbagai pihak,
terutama oleh para pemerhati pendidikan di
Indonesia. Sehubungan dengan kondisi
tersebut, tidak ada pilihan lain bagi
Versi Maret IV 1
pemerintah kecuali melakukan berbagai
pembaharuan dan penyempurnaan sistem
pendidikan secara menyeluruh agar bangsa ini
dapat bersaing di era global yang semakin
kompetitif. Dalam rangka melakukan
pembaharuan sistem pendidikan tersebut,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) sedang melakukan penyempurnaan
kurikulum nasional untuk jenjang pendidikan
dasar dan menengah yang akan diberlakukan
mulai tahun ajaran baru 2013.
Perubahan kurikulum kali ini hendaknya
dipahami tidak hanya sekedar penyesuaian
substansi materi dan format kurikulum dengan
tuntutan perkembangan, tetapi pergeseran dan
penguatan paradigma pendidikan yang
berorientasi hasil atau standar (outcome-based
education). Secara lebih sederhana, perubahan
kurikulum imni mempertegas pergeserat dari
apa yang harus diajarkan ke pertanyaan
2 Versi Maret IV
tentang apa yang harus dikuasai peserta
didik pada tingkatan dan jenjang pendidikan
tertentu. Paradigma ini membawa implikasi,
bahwa penilaian tidak sekedar upaya
memperoleh informasi untuk mengkategorikan
peserta didik, namun lebih dari itu harus
dipandang sebagai bagian dari pembelajaran
untuk membantu peserta didik mencapai
standar kompetensi lulusan (SKL).
Panduan penilaian ini disusun antara lain
agar dapat memberi arah bagi guru dan satuan
pendidikan untuk merencanakan dan
melaksanakan penilaian bagi peserta
didiknya, membuat keputusan terhadap hasil
penilaiannya, serta menindaklanjutinya.
Sebagai muaranya, panduan penilaian ini
dapat membantu dan memberikan kesempatan
peserta didik untuk belajar secara optimal,
sehingga mampu mencapai SKL pada satuan
pendidikan tertentu.
Versi Maret IV 3
B. Tujuan Panduan Penilaian
Tujuan Panduan Penilaian ini untuk menjadi
acuan bagi guru dan satuan pendidikan SD/MI,
SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK dalam
merencanakan dan melaksanakan penilaian bagi
peserta didiknya, membuat keputusan terhadap
hasil penilaiannya, serta menindaklanjutinya
pada tingkat satuan pendidikan yang
bersangkutan.
C. Pengertian-pengertian
Kompetensi adalah kemampuan bersikap,
berpikir, dan bertindak secara konsisten
sebagai perwujudan dari pengetahuan, sikap,
dan keterampilan yang dimiliki oleh peserta
didik.
4 Versi Maret IV
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan
kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup
sikap, pengetahuan, dan keterampilan
sebagaimana yang ditetapkan dengan
Permendikbud No. .... Tahun 2013.
Standar Penilaian (SPen)untuk satuan
pendidikan dasar dan menengah mencakup
perencanaan, pelaksanaan, dan tindak lanjut
penilaian hasil pembelajaran. SPen
ditetapkan dengan Permendikbud No.... Tahun
2013.
Kompetensi Inti adalah kemampuan bersikap,
berpikir, dan bertindak secara konsisten
sebagai perwujudan dari pengetahuan, sikap,
dan/atau keterampilan yang dimiliki oleh
peserta didiksetelah menyelesaikan kelas
tertentu.Kompetensi Inti (KI) merupakan
gambaran secara kategorial mengenai
kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan,
dan ketrampilan (kognitif dan psikomotor)
Versi Maret IV 5
yang harus dipelajari peserta didik untuk
suatu jenjang sekolah dan kelas tertentu.
Kompetensi Dasar adalah kemampuan bersikap,
berpikir, dan bertindaksecara konsisten
sebagai perwujudan dari pengetahuan, sikap,
dan/atauketerampilan yang dimiliki oleh
peserta didik setelah mempelajaribahasan
(materi pokok) tertentu.
Silabus adalah rencana pembelajaran pada
semester tertentu yang mencakup kompetensi
inti, kompetensi dasar, materi pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian
kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan
sumber belajar.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
adalah rencana pembelajaran detil pada suatu
materi pokok atau tema tertentu yang
mencakup kompetensi inti, kompetensi dasar,
materi pembelajaran, indikator pencapaian
6 Versi Maret IV
kompetensi, tujuan, kegiatan pembelajaran,
penilaian, alokasi waktu, dan sumber
belajar.
BAB IIHAKIKAT PENILAIAN
Dalam pedoman ini, pengertian penilaian sama
dengan asesmen (assessment). Terdapat tiga
kegiatan yang perlu didefinisikan, yakni
pengukuran (measurement), penilaian dan
evaluasi (evaluation). Ketiga istilah tersebut
memiliki makna yang berbeda, walaupun memang
saling berkaitan.Pengukuran adalah kegiatan
membandingkan hasil pengamatan dengan suatu
kriteria atau ukuran.Penilaian adalah proses
mengumpulkan informasi/bukti melalui
pengukuran, menafsirkan, mendeskripsikan, dan
menginterpretasi bukti-bukti hasil pengu-
Versi Maret IV 7
kuran.Evaluasi adalah proses mengambil
keputusan (judgment) berdasarkan hasil-hasil
penilaian.
Dari sisi kemampuan yang dinilai, cakupan
penilaian meliputi aspek pengetahuan,
pemahaman, keterampilan, dan sikap.Dalam
Kurikulum 2013, tiga aspek cakupan penilaian
dirumuskan dan dipilah secara eksplisit, baik
pada SKL, KI, maupun KD.
a. SKL telah dirumuskan menurut aspek sikap
(attitude), keterampilan (skills), dan pengetahuan
(knowledge).
b. KI dirumuskan menurut aspek kompetensi
sebagai berikut:
1) KI I: aspek sikap terhadap Tuhan
2) KI II: aspek sikap terhadap diri sendiri
dan terhadap lingkungannya
3) KI III: aspek pengetahuan
4) KI IV:aspek keterampilan.
8 Versi Maret IV
c. Untuk setiap materi pokok tertentu terdapat
rumusan KD untuk setiap aspek KI. Jadi,
untuk suatu materi pokok tertentu, muncul 4
KD sebagai berikut:
1) KD pada KI I: aspek sikap terhadap
Tuhan(untuk matapelajaran tertentu
bersifat generik, artinya berlaku untuk
seluruh materi pokok).
2) KD pada KI II: aspek sikap terhadap diri
sendiri dan lingkungannya (untuk
matapelajaran tertentu bersifat relatif
generik, namun beberapa materi pokok
tertentu ada KD pada KI II yang berbeda
dengan KD lain pada KI II).
3) KD pada KI III: aspek pengetahuan
4) KD pada KI IV: aspek keterampilan
Berbagai metode dan instrumen -baik formal
maupun nonformal- digunakan dalam penilaian
untuk mengumpulkan informasi.Informasi yang
dikumpulkan menyangkut semua perubahan yang
Versi Maret IV 9
terjadi baik secara kualitatif maupun
kuantitatif.Penilaian dapat dilakukan selama
pembelajaran berlangsung (penilaian proses) dan
setelah pembelajaran usai dilaksanakan (penilaian
hasil/produk).
Penilaian informal bisa berupa komentar-
komentar guru yang diberikan/diucapkan selama
proses pembelajaran. Saat seorang peserta didik
menjawab pertanyaan guru, saat seorang peserta
didik atau beberapa peserta didik mengajukan
pertanyaan kepada guru atau temannya, atau saat
seorang peserta didik memberikan komentar
terhadap jawaban guru atau peserta didik lain,
guru telah melakukan penilaian informal
terhadap performansi peserta didik-peserta
didik tersebut.
Penilaian proses formal, sebaliknya, merupakan
suatu teknik pengumpulan informasi yang
dirancang untuk mengidentifikasi dan merekam
10 Versi Maret IV
pengetahuan dan keterampilan peserta didik.
Berbeda dengan penilaian proses informal,
penilaian proses formal merupakan kegiatan yang
disusun dan dilakukan secara sistematis dengan
tujuan untuk membuat suatu simpulan tentang
kemajuan peserta didik.
A. Penilaian Berdasarkan Standar
Sebuah standar, serendah apapun
ia,diperlukan karena ia berperan sebagai
patokan dan sekaligus pemicu untuk
memperbaiki aktivitas hidup. Dalam konteks
pendidikan, standar diperlukan sebagai acuan
minimal (dalam hal kompetensi) yang harus
dipenuhi oleh seorang lulusan dari suatu
lembaga pendidikan sehingga setiap calon
lulusan dinilai apakah yang bersangkutan
telah memenuhi standar minimal yangtelah
ditetapkan. Dengan diterapkannyastandar
dalam bentuk Standar Kompetensi Lulusan
(SKL), Kompetensi Inti (KI), dan Kompetensi
Versi Maret IV 11
Dasar (KD) sebagai acuan dalam proses
pendidikan, diharapkan semua komponen yang
terlibat dalam pengelolaan pendidikan di
semua tingkatan, termasuk anak didik itu
sendiri akan mengarahkan upayanya pada
pencapaian standar dimaksud. Diharapkan
dengan pendekatan ini guru memiliki
orientasi yang jelas tentang apa yang harus
dikuasai anak disetiap tingkatan dan
jenjang, serta pada saat yang sama memiliki
kebebasan yang luas untuk mendesain dan
melakukan proses pembelajaran yang ia
pandang paling efektif dan efisien untuk
mencapai standar tersebut. Dengan demikian,
guru didorong untuk menerapkan prinsip-
prinsip pembelajaran tuntas (masterylearning)
serta tidak berorientasi pada pencapaian
target kurikulumsemata.
12 Versi Maret IV
B. Penilaian Kelas Otentik (Authentic Assessment)
Seperti dijelaskan di atas, implikasi
diterapkannya standar kompetensi adalah
proses penilaian yang dilakukan oleh guru,
baik yang bersifat formatif maupun sumatif
harus menggunakan acuan kriteria. Untuk itu,
dalam menerapkan standar kompetensi guru
harus mengembangkan penilaian otentik
berkelanjutan (continuous authentic assessment) yang
menjamin pencapaian dan penguasaan
kompetensi.
Penilaian otentik adalah proses pengumpulan
informasi oleh guru tentang perkembangan dan
pencapaian pembelajaran yang dilakukan anak
didik melalui berbagai teknik yang mampu
mengungkapkan, membuktikan,atau menunjukkan
secara tepat bahwa tujuan pembelajaran dan
kemampuan (kompetensi) telah benar-benar
dikuasai dan dicapai. Berikut adalah
prinsip-prinsip penilaian otentik.
Versi Maret IV 13
Proses penilaian harus merupakan bagian
yang takterpisah kandari proses
pembelajaran,bukan bagian terpisah dari
proses pembelajaran(apartof,not apart
from,instruction),
Penilaian harus mencerminkan masalah
dunianyata (realworldproblems), bukan
masalah dunia sekolah (schoolwork-
kindofproblems),
Penilaian harus menggunakan berbagai
ukuran, metoda dan criteria yang sesuai
dengan karakteristik dan esensi
pengalaman belajar,
Penilaian harus bersifat holistic yang
mencakup semua aspek dari tujuan
pembelajaran (sikap, keterampilan, dan
pengetahuan).
Karakteristik penilaian kelas:
Pusatbelajar. Penilaian kelasberfokus
14 Versi Maret IV
perhatian guru dan siswa pada pengamatan
dan perbaikan belajar, dari pada
pengamatan dan perbaikan mengajar.
Penilaian kelas member informasi dan
petunjuk bagi guru dan siswa dalam
membuat pertimbangan untuk memperbaiki
hasil belajar.
Partisipasiaktifsiswa. Karena difokuskan pada
belajar, maka penilaian kelas memerlukan
partisipasi aktif siswa. Kerjasama dalam
penilaian, siswa memperkuat penilaian
materi mata pelajaran dan skill dirinya.
Guru memotivasi siswa agar
meningkatdengantiga pertanyaan bagi guru:
(1) apakah kemampuan dasar dan
pengetahuan saya sudah tepat untuk
mengajar?;(2) bagaimana saya dapat
menemukan bahwa siswa sedang belajar?;(3)
bagaimana saya dapat membantu siswa
belajar lebih baik? Karena guru bekerja
Versi Maret IV 15
lebih dekat dengan siswa untuk menjawab
pertanyaan ini, maka guru dapat
memperbaiki skill mengajarnya.
Formatif. Tujuan penilaian kelas adalah
untuk memperbaiki mutu belajar siswa.
Penilaian bukan hanya untuk member nilai
atau skor (grading) siswa, tetapi juga
untuk mendapatkan informasi bagi
perbaikan mutubelajar siswa.
Kontekstualspesifik. Pelaksanaan penilaian
kelas adalah jawaban terhadap kebutuhan
khusus bagi guru dan siswa. Kebutuhan
khusus berada dalam kontekstual guru dan
siswa yang harus bekerja dengan baik
dalam kelas.
Umpanbalik. Penilaian kelas adalah suatu
alur prosesu mpanbalik (feedback loop) di
kelas. Dengan sejumlah TPK, guru dan
siswa dengan cepat dan mudah menggunakan
umpan balik dan melakukan saran perbaikan
16 Versi Maret IV
belajar berdasarkan hasil-hasil
penilaian. Untuk mengecek pemanfaatan
saran tersebut, pimpinan sekolah
menggunakan hasil penilaian kelas,dan
melanjutkan pengecekan alur umpanbalik.
Karena pendekatan umpan balikinidalam
kegiatan di kelassetiap hari,maka
komunikasi alur hubungan antara pimpinan
sekolah, guru dan siswa dalam KBM akan
menjadi lebih efisien dan lebih efektif.
Berakar dalam praktek mengajar yang baik.
Penilaian kelasa dalah suatu usaha untuk
membangun praktek mengajar yang lebih
baik dengan melakukan umpan balik pada
pembelajaran siswa lebih sistimatik,
lebih fleksibel, dan lebih efektif.Guru
siap menanyakan dan mereaksi pertanyaan
siswa, memonitor bahasa badan dan
ekspresi wajah siswa, mengerjakan
pekerjaan rumah dan tes siswa, dan
Versi Maret IV 17
seterusnya. Penilaian kelas memberi suatu
cara untuk melakukan penilaian secara
menyeluruh dan sistimatik dalam proses
KBM dikelas.
Penilaian di kelas oleh guru hendaknya
diarahkan pada empat (4) tujuan berikut.
a. Penelusuran (Keeping track), yaitu untuk
menelusuri agar proses pembelajaran anak
didik tetap sesuai dengan rencana.Guru
mengumpulkan informasi sepanjang semester
dan tahun pelajaranmelalui berbagai
bentuk penilian kelas agar memperoleh
gambaran tentang pencapaian kompetensi
oleh siswa.
b. Pengecekan(Checking-
up),yaituuntukmengecekadakah kelemahan-
kelemahan yang dialami anakdidik dalam
proses pembelajaran.Melalui penilaian
kelas, baik yang bersifat formal maupun
18 Versi Maret IV
informal guru melakukan pengecekan
kemampuan (kompetensi) apayang siswa telah
kuasai dana pa yang belum dikuasai.
c. Pencarian (Finding-out), yaitu untuk mencari
dan menemukan hal-hal yang menyebabkan
terjadinya kelemahan dan kesalahan dalam
proses pembelajaran. Guru harus selalu
menganalisis dan merefleksikan hasil
penilaian kelas dan mencari hal-hal yang
menyebabkan proses pembelajaran tidak
berjalan secaraefektif.
d. Penyimpulan (Summing-up), yaitu untuk
menyimpul kanapakah anak didik telah
menguasai seluruh kompetensi yang
ditetapkan dalam kurikulum atau belum.
Penyimpulan sangat penting dilakukan guru,
khususnya pada saat guru diminta melapor
kan hasil kemajuan belajar anak kepada
orang tua, sekolah, atau pihak lain
seperti diakhir semester atau akhir tahun
Versi Maret IV 19
ajaran baik dalam bentuk rapor siswa atau
bentuk lainnya.
Penilaian kelas yang disusun secara
terencana dan sistematis oleh guru memiliki
fungsi motivasi, belajar tuntas, efektivitas
pengajaran,dan umpan balik.
Fungsi Motivasi, penilaian yang dilakukan
oleh guru di kelas harus mendorong
motivasi siswa untuk belajar. Latihan,
tugas, dan ulangan yang diberikan guru
harus memungkinkan siswa melakukan proses
pembelajaran baik secara individu maupun
kelompok. Bentuk latihan, tugas dan
ulangan harus dirancang sedemikian rupa
sehingga siswa terdorong untuk terus
belajar dan merasa kegiatan tersebut
menyenangkan dan menjadi kebutuhannya.
Dengan mengerjakan latihan, tugas, dan
20 Versi Maret IV
ulangan yang diberikan siswa sendiri
memperoleh gambaran tentang hal-hal apa
yang diasudah kuasai dan belum dikuasai.
Jika siswa merasa ada hal-hal yang belum
dia kuasai, ia terdorong untuk
mempelajarinya lagi.
Fungsi Belajar Tuntas, penilaian di kelas
harus diarahkan untuk memantau ketuntasan
belajar siswa. Pertanyaan yang harus
selalu diajukan oleh guru adalah apakah
siswa sudah menguasai kemampuan yang
diharapkan, siapa dari siswa yang belum
menguasai kemampuan tertentu,dan tindakan
apa yang harus dilakukan agar siswa
akhirnya menguasai kemampuan tersebut.
Ketuntasan belajar harus menjadi focus
dalam perancangan materi yang harus
dicakup setiap kali guru melakukan
penilaian. Jika suatu kemampuan belum
dikuasai siswa, penilaian harus terus
Versi Maret IV 21
dilakukan untuk mengetahui apakah semua
atau sebagian besar siswa telah menguasai
kemampuan tersebut. Rencana penilaian
harus disusun sesuai dengan target
kemampuan yang harus dikuasai siswa pada
setiap semester dan kelas sesuai dengan
daftar kemampuan yang telah ditetapkan.
Fungsi sebagai Indikator Efektivitas
Pengajaran, di samping untuk memantau
kemajuan belajar siswa, penilaian
kelasjuga dapat digunakan untuk melihat
seberapa jauh proses belajar mengajar
telah berhasil. Apabila sebagian besar
atau semua siswa telah menguasai sebagian
besar atau semua kemampuan yang
diajarkan, maka dapat disimpulkan bahwa
proses belajar mengajar telah berhasil
sesuai dengan rencana. Apabila guru
menemukan bahwa hanya sebagian siswa saja
yang menguasai kemampuan yang
22 Versi Maret IV
ditargetkan, guru perlu melakukan analisis
dan refleksi mengapa hal ini terjadi dan
apa tindakan yang harus guru lakukan untuk
meningkatkan efektivitas pengajaran.
Fungsi Umpan balik,hasil penilaian harus
dianalisis oleh guru sebagai bahan umpan
balik bagi siswa dan guru itu sendiri.
Umpan balik hasil penilaian sangat
bermanfaat bagi siswa agar siswa
mengetahui kelemahan yang dialaminya
dalam mencapai kemampuan yang diharapkan,
dan siswa diminta melakukan latihan dan
atau pengayaan yang dianggap perlubaik
sebagai tugas individu maupun kelompok.
Analisis hasil penilaian juga berguna bagi
guru untuk melihat hal-hal apa yang perlu
diperhatikan secara serius dalam proses
belajar mengajar. Misalnya, analisis
terhadap kesalahan yang umum dilakukan
siswa dalam memahami konsep tertentu
Versi Maret IV 23
menjadi umpan balik bagi guru dan
melakukan perbaikan pada proses belajar
mengajar berikutnya. Dalam hal-hal
tertentu hasil penilaian juga dapat
menjadi umpan balik bagi sekolah dan orang
tuaa gar secara bersama-sama mendorong
dan membantu ketercapaian target
penguasaan kemampuan yang telah
ditetapkan.
Agar penilaian kelas memenuhi tujuan dan
fungsi sebagaimana dijelaskan di atas, perlu
diperhatikan hal-hal berikut.
Mengacuke Kemampuan (competencyreferenced),
Penilaian kelas perlu disusun dan
dirancang untuk mengukur apakah siswa
telah menguasai kemampuan sesuai dengan
target yang ditetapkan dalam kurikulum.
Materi yang dicakup dalam penilaian kelas
harus terkait secara langsung dengan
indikator pencapaian kemampuan tersebut.
24 Versi Maret IV
Ruang lingkup materi penilaian disesuaikan
dengan tahapan materi yang telah
diajarkan serta pengalaman belajar siswa
yang diberikan. Materi penugasan atau
ulangan harus betul-betul merefleksikan
setiap kemampuan yang ditargetkan untuk
dikuasai siswa. Hanya materi yangsecara
esensial terkait langsung dengan
kemampuan yang perlu dicakup dalam
penilaian di kelas. Materi yang tidak
langsung terkait dengan kemampuan tidak
perludi cakup dalam penilaian dikelas.
Namun demikian, guru tetap dapat mencatat
hal-hal tersebut sebagai bahan dalam
melakukan analisis dan umpan balik hasil
penlaian.
Berkelanjutan (Continuous), Penilaian yang
dilakukan di kelas oleh guru harus
merupakan proses yang berkelanjutan dalam
rangkaian rencana mengajar guru selama
Versi Maret IV 25
satu semester dan tahun ajaran. Rangkaian
aktivitas penilaian kelas yang dilakukan
guru melalui pemberian tugas, pekerjaan
rumah (PR), ulangan harian, ulangan tengah
dan akhir semester, serta akhir tahun
ajaran merupakan proses yang
berkesinambungan dan berkelanjutan selama
satutahun ajaran.
Didaktis, Alat yang akan digunaka nuntuk
penilaian kelas berupa tes maupun non-tes
harus dirancang baik isi, format, maupun
tata letak (layout) dan tampilannya agar
siswa menyenangi dan menikmati kegiatan
penilaian. Perancangan bahan penilaian
yang kreatif dan menarik dapat mendorong
siswa untuk menyelesaikan tugas penilaian,
baik yang bersifat individual maupun
kelompok dengan penuh antusias dan
menyenangkan. Alat penilaian kelas
seperti ini dapat menumbuhkan rasa
26 Versi Maret IV
keingintahuan siswa lebih dalam dan
dorongan belajar lebih kuat.
Menggali Informasi, Penilaian kelas yang
baik harus dapat memberikan informasi
yang cukup bagi guru untuk mengambil
keputusan dan umpan balik. Pemilihan
metoda, teknik, dan alat penilaian yang
tepat sangat menetukan jenis informasi
yang ingin digali dari proses penilaian
kelas. Acuan sederhana yang dapat
digunakan guruad alah prinsip"sedikit-
tapi-banyak" (less-is-more). Prinsi pini
dimaksud kan agar guru melakukan
penilaian dengan cakupan materi dan
kemampuan yang tidak terlalu banyak
tetapi informasi yang diperoleh dari hasil
penilaian tersebut sangat dalam dan luas.
Oleh karenanya, bentuk soal dan penugasan
yang terbuka, seperti soal uraian dan
pemecahan masalah sangat dianjurkan untuk
Versi Maret IV 27
ulangan harian yang disiapkan guru.
Sebaliknya, bentuk soal lebih tertutup,
seperti pilihanganda dan uraian
terstruktur, lebih dianjurkan untuk
penilaian yang materinya bersifat luas dan
komprehensif seperti pada ulangan akhir
semester dan akhir tahun ajaran.
Melihat yang benar dan yang salah, Dalam
melaksanakan penilaian, guru hendaknya
melakukan analisis terhadap hasil
penilaian dan kerja siswa secara seksama
untuk melihat adanya kesalahan yang secara
umum terjadi pada siswa dan sekaligus
melihat hal-hal positif yang diberikan
siswa. Hal-hal positif tersebut dapat
berupa, misalnya, jawaban benar yang
diberikan siswa di luar perkiraan atau
cakupan yang ada pada guru. Siswa yang
memiliki kelebihan kecerdasan,
pengetahuan, dan pengalaman sangat
28 Versi Maret IV
mungkin memberikan jawaban dan
penyelesain masalah yang tidak tersedia
pada bahan yang diajarkan di kelas.
Demikian juga,melihat pola kesalahan yang
umum dilakukan siswa dalam menjawab dan
menyelesaikan masalah untuk materi serta
kompetensi tertentu sangat membantu guru
dalam melakukan perbaikan dan penyesuaian
program belajar mengajar. Analisis
terhadap kesalahan jawaban dan
penyelesaian masalah yang diberikan siswa
sangat berguna untuk menghindari
terjadinya miskonsepsi dan ketidak
jelasan dalam proses pembelajaran. Guru
hendaknya memberikan penekanan terhadap
kesalahan-kesalahan yang bersifat umum
tersebut.
Versi Maret IV 29
C. Keterkaitan Penilaian dengan Proses Pembelajaran
Penilaian kelas yangbaik mempersyaratkan
adanya keterkaitan langsung dengan aktivitas
proses belajar mengajar (PBM). Demikian
pula, PBM akan berjalan efektif apabila
didukung oleh penilaian kelas yang efektif
oleh guru. Penilaian merupakan bagian
integral dari proses belajar mengajar.
Kegiatan penilaian harus dipahami sebagai
kegiatan untuk mengefektifkan prosesbelajar
mengajar agarsesuai dengan yang diharapkan.
Keterkaitan dan keterpaduan antara penilaian
dan PBM dapat digambarkan pada siklus
dibawah ini.
30 Versi Maret IV
Rencana Pembelajaran
Penilaian
Pelaksanaan PembelajaranUmpan Balik
Gambar 1. Siklus keterkaitan penilaian dan
proses pembelajaran
Pada gambar di atas tampak jelas bahwa
langkah yang guru lakukan dalam rangkaian
aktivitas pengajaran meliputi penyusunan
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP),
proses pembelajaran, penilaian, analisis dan
umpan balik. Dalam menyusun RPP ini hal-hal
yang harus dipertimbangkan meliputi rincian
kompetensi yang harus dicapai siswa, cakupan
dan kedalaman materi, indicator pencapaian
kompetensi, pengalaman belajar yang harus
dialami siswa, persyaratan sarana belajar
Versi Maret IV 31
yang diperlukan, dan metoda serta prosedur
untuk menilai ketercapaian kompetensi.
Setelah RPP tersusun dengan baik, guru
melakukan kegiatan belajar mengajar sesuai
rencana tersebut. Hal yang paling penting
untuk diperhatikan dalam proses belajar
mengajar ini adalah adanya interaksi yang
efektif antara guru, siswa,dan sumber
belajar lainnya sehingga menjamin terjadinya
pengalaman belajar yang mengarah
kepenguasaan kompetensi oleh siswa. Siswa
didorong untuk melakukan pengamatan,
bertanya, membuat asosiasi, melakukan
pengamatan lanjutan, melakukan analisis,
menyajikannya, dan melakukan refleksi
diri.Untuk mengetahui denganpasti
ketercapaian kompetensi dimaksud, guru harus
melakukan penilaian secara terarah dan
terprogram. Penilaian harus digunakan
sebagai proses untuk mengukur dan menentukan
32 Versi Maret IV
tingkat ketercapaian kompetensi, dan
sekaligus untuk mengukur efektivitas proses
belajar mengajar. Untuk itu, penilaian yang
efektif harus diikuti oleh kegiatan analisis
terhadap hasil penilaian dan merumuskan
umpan balik yang perlu dilakukan dalam
perencanaan proses belajar mengajar
berikutnya. Dengan demikian, rencana
mengajar yang disiapkan guru untuk siklus
pembelajaran berikutnya harus didasarkan
pada hasil dan umpan balik penilaian
sebelumnya. Jika ini dilakukan, maka
kegiatan belajar mengajar yang dilakukan
sepanjang semester dan tahun pelajaran
merupakan rangkaian dari siklus pembelajaran
yang saling bersambung. Pembelajaran secara
tuntas dan pencapaian kompetensi akan dapat
dijamin apabila siklus PBM yang satu terkait
dengan siklus PBM berikutnya.
Versi Maret IV 33
BAB IIIPRINSIP, PENDEKATAN, DAN KARAKTERISTIK
PENILAIAN
A. Prinsip Penilaian
Penilaian hasil belajar peserta didik pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah
didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai
berikut:
a. sahih, berarti penilaian didasarkan pada
data yang mencerminkan kemampuan yang
diukur.
b. objektif, berarti penilaian didasarkan
pada prosedur dan kriteria yang jelas,
tidak dipengaruhi subjektivitas penilai.
c. adil, berarti penilaian tidak
menguntungkan atau merugikan peserta didik
karena berkebutuhan khusus serta perbedaan
latar belakang agama, suku, budaya, adat
34 Versi Maret IV
istiadat, status sosial ekonomi, dan
gender.
d. terpadu, berarti penilaian oleh pendidik
merupakan salah satu komponen yang tak
terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
e. terbuka, berarti prosedur penilaian,
kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan dapat diketahui oleh pihak yang
berkepentingan.
f. menyeluruh dan berkesinambungan, berarti
penilaian oleh pendidik mencakup semua
aspek kompetensi dengan menggunakan
berbagai teknik penilaian yang sesuai,
untuk memantau perkembangan kemampuan
peserta didik.
g. sistematis, berarti penilaian dilakukan
secara berencana dan bertahap dengan
mengikuti langkah-langkah baku.
Versi Maret IV 35
h. beracuan kriteria, berarti penilaian
didasarkan pada ukuran pencapaian
kompetensi yang ditetapkan.
i. akuntabel, berarti penilaian dapat
dipertanggungjawabkan, baik dari segi
teknik, prosedur, maupun hasilnya.
j. edukatif, berarti penilaian dilakukan
untuk kepentingan dan kemajuan pendidikan
peserta didik
B. Pendekatan Penilaian
Penilaian menggunakan pendekatan sebagai
berikut:
1. Acuan Patokan
Semua kompetensi perlu dinilai dengan
menggunakan acuan patokan berdasarkan pada
indikator hasil belajar.Sekolah menetapkan
acuan patokan sesuai dengan kondisi dan
kebutuhannya.
36 Versi Maret IV
2. Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar ditentukan dengan
kriteria minimial ideal sebagai berikut:
a) Untuk KD pada KI II dan KI III, seorang
peserta didik dinyatakan belum tuntas
belajar untuk menguasai kompetensi
dasar yang dipelajarinya apabila
menunjukkan indikator nilai < 75 dari
hasil tes formatif; dan
b) Untuk KD pada KI II dan KI III, seorang
peserta didik dinyatakan sudah tuntas
belajar untuk menguasai kompetensi
dasar yang dipelajarinya apabila
menunjukkan indikator nilai > 75 dari
hasil tes formatif.
c) Untuk KD pada KI I dan KI II,
ketuntasan seorang peserta didik
dilakukan dengan memperhatikan aspek
sikap pada KI I dan KI II untuk seluruh
matapelajaran, yakni jika profil sikap
Versi Maret IV 37
siswa secara umum berada pada kategori
baik menurut standar yang ditetapkan
satuan pendidikan yang bersangkutan.
Implikasi dari kriteria ketuntasan belajar
tersebut adalah sebagai berikut:
a) Untuk KD pada KI II dan KI IV:
diberikan remedial individual sesuai
dengan kebutuhan kepada peserta didik
yang memperoleh nilai kurang dari 75;
b) Untuk KD pada KI II dan KI IV:
diberikan kesempatan untuk melanjutkan
pelajarannya ke kompetensi dasar
berikutnya kepada peserta didik yang
memperoleh nilai 75 atau lebih dari 75;
dan
c) Untuk KD pada KI III dan KI IV:
diadakan remedial klasikal sesuai
dengan kebutuhan apabila lebih dari 75%
38 Versi Maret IV
peserta didik memperoleh nilai kurang
dari 75.
d) Untuk KD pada KI I dan KI II, pembinaan
terhadap siswa yang secara umum profil
sikapnya belum berkategori baik
dilakukan secara holistik (paling tidak
oleh guru matapelajaran, guru BK, dan
orang tua).
C. Karakteristik Penilaian
1. Belajar Tuntas (mastery learning)
Untuk kompetensi pada kategori pengetahuan
dan keterampilan (KI III dan KI IV),
peserta didik tidak diperkenankan
mengerjakan pekerjaan berikutnya, sebelum
mampu menyelesaikan pekerjaan dengan
prosedur yang benar dan hasil yang
baik.Asumsi yang digunakan dalam mastery
learning adalah peserta didik dapat belajar
Versi Maret IV 39
apapun, hanya waktu yang dibutuhkan yang
berbeda. Peserta didik yang belajar lambat
perlu waktu lebih lama untuk materi yang
sama, dibandingkan peserta didik pada
umumnya.
2. Otentik
Memandang penilaian dan pembelajaran
secara terpadu. Penilaian otentik harus
mencerminkan masalah dunia nyata, bukan
dunia sekolah. Menggunakan berbagai cara
dan kriteria holistik (kompetensi utuh
merefleksikan pengetahuan, keterampilan,
dan sikap). Penilaian otentik tidak hanya
mengukur apa yang diketahui oleh peserta
didik, tetapi lebih menekankan mengukur
apa yang dapat dilakukan oleh peserta
didik.
3. Berkesinambungan
40 Versi Maret IV
Tujuannya adalah untuk mendapatkan
gambaran yang utuh mengenai perkembangan
hasil belajar peserta didik, memantau
proses, kemajuan, dan perbaikan hasil
terus menerus dalam bentuk penilaian
proses, dan berbagai jenis ulangan secara
berkelanjutan (Ulangan Harian, Ulangan
Tengah Semester, Ulangan Akhir Semester,
atau Ulangan Kenaikan Kelas).
4. Berdasarkan acuan kriteria
Kemampuan peserta didik tidak dibandingkan
terhadap kelompoknya, tetapi dibandingkan
terhadap kriteria yang ditetapkan,
misalnya KKM (kriteria ketuntasan
minimal), yang ditetapkan oleh satuan
pendidikan masing-masing.
5. Menggunakan teknik penilaian yang
bervariasi
Versi Maret IV 41
Teknik penilaian yang dipilih dapat berupa
tertulis, lisan, produk, portofolio, unjuk
kerja, proyek, pengamatan, dan penilaian
diri.
BAB IVMETODE DAN TEKNIK PENILAIAN
A. Metode Penilaian
Penilaian dapat dilakukan melalui metode tes
maupun nontes.Metode tes dipilih bila
respons yang dikumpulkan dapat dikategorikan
benar atau salah (KD-KD pada KI III dan KI
IV). Bila respons yang dikumpulkan tidak
dapat dikategorikan benar atau salah
digunakan metode nontes (KD-KD pada KI I dan
II).
Metode tes dapat berupa tes tulis (paper and
pencil) atau tes kinerja (performance test).
42 Versi Maret IV
a) Tes tulis dapat dilakukan dengan cara
memilih jawaban yang tersedia (selected-
response), misalnya soal bentuk pilihan
ganda, benar-salah, dan menjodohkan; ada
pula yang meminta peserta menuliskan
sendiri responsnya (supply-response),
misalnya soal berbentuk esai, baik esai
isian singkat maupun esai bebas.
b) Tes kinerja juga dibedakan menjadi dua,
yaitu restricted performance, yang meminta
peserta untuk menunjukkan kinerja dengan
tugas-tugas tertentu yang terstruktur
secara ketat, misalnya peserta diminta
menulis paragraf dengan topik yang sudah
ditentukan, atau mengoperasikan suatu alat
tertentu; dan extended performance, yang
menghendaki peserta untuk menunjukkan
kinerja lebih komprehensif dan tidak
dibatasi, misalnya peserta diminta
merumuskan suatu hipotesis, kemudian
Versi Maret IV 43
diminta membuat rancangan dan melaksanakan
eksperimen untuk menguji hipotesis
tersebut.
Metode nontes digunakan untuk menilai
sikap, minat, atau motivasi. Metode nontes
umumnya digunakan untuk mengukur ranah
afektif (KD-KD pada KI I dan KI II).Metode
nontes lazimnya menggunakan instrumen
angket, kuisioner, penilaian diri, penilaian
rekan sejawat, dan lain-lain.Hasil penilaian
ini tidak dapat diinterpretasi ke dalam
kategori benar atau salah, namun untuk
mendapatkan deskripsi tentang profil sikap
siswa.
B. Teknik dan Instrumen Penilaian
Untuk mengumpulkan informasi tentang
kemajuan peserta didik dapat dilakukan
berbagai teknik, baik berhubungan dengan
proses maupun hasil belajar. Teknik
44 Versi Maret IV
mengumpulkan informasi tersebut pada
prinsipnya adalah cara penilaian kemajuan
belajar peserta didik terhadap pencapaian
kompetensi. Penilaian dilakukan berdasarkan
indikator-indikator pencapaian hasil
relajar, baik pada domain kognitif, afektif,
maupun psikomotor. Ada tujuh teknik yang
dapat digunakan, yaitu :
1. Penilaian Unjuk Kerja
Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian
yang dilakukan dengan mengamati kegiatan
peserta didik dalam melakukan sesuatu.
Penilaian digunakan untuk menilai
ketercapaian kompetensi yang menuntut
peserta didik melakukan tugas tertentu
seperti: praktek di laboratorium, praktek
sholat, praktek olahraga, bermain peran,
Versi Maret IV 45
memainkan alat musik, bernyanyi, membaca
puisi/deklamasi dll. Penilaian unjuk
kerja perlu mempertimbangkan hal-hal
berikut:
1) Langkah-langkah kinerja yang diharapkan
dilakukan peserta didik untuk
menunjukkan kinerja dari suatu
kompetensi.
2) Kelengkapan dan ketepatan aspek yang
akan dinilai dalam kinerja tersebut.
3) Kemampuan-kemampuan khusus yang
diperlukan untuk menyelesaikan tugas.
4) Upayakan kemampuan yang akan dinilai
tidak terlalu banyak, sehingga semua
dapat diamati.
5) Kemampuan yang akan dinilai diurutkan
berdasarkan urutan pengamatan.
46 Versi Maret IV
Penilaian unjuk kerja dapat menggunakan
daftar cek (check-list) dan skala penilaian
(rating scale).
(a) Daftar Cek (Check-list)
Daftar cek dipilih jika unjuk kerja
yang dinilai relatif sederhana,
sehingga kinerja peserta didik
representatif untuk diklasifikasikan
menjadi dua kategorikan saja, ya atau
tidak. Berikut contoh penilaian unjuk
kerja dengan check-list.
Penilaian Keterampilan Menggunakan TelponTetap
Nama peserta didik :Kelas :
No.
Aspek yang dinilai Ya Tidak
1. Mengangkat gagangtelpon
2. Menekan nomor tujuan
Versi Maret IV 47
3. Menunggu sambungan4. Menyapa5. Mengenalkan diri6. Menyampaikan maksud7. Menanggapi respon8. Menutup pembicaraan9. Menutup telpon
Nilai
(b) SkalaPenilaian (Rating Scale)
Ada kalanya kinerja peserta didik cukup
kompleks, sehingga sulit atau merasa
tidak adil kalau hanya diklasifikasikan
menjadi dua kategori, ya atau tidak,
memenuhi atau tidak memenuhi. Karena
itu dapat dipilih skala penilaian lebih
dari dua kategori, misalnya 1, 2, dan
3. Tetapi setiap kategori harus
dirumuskan deskriptornya sehingga
penilai mengetahui kriteria secara
akurat kapan mendapat skor 1, 2, atau
48 Versi Maret IV
3. Daftar kategori beserta deskriptor
kriterianya itu disebut rubrik. Di
lapangan sering dirumuskan rubrik
universal, misalnya 1 = kurang, 2 =
cukup, 3 = baik. Deskriptor semacam ini
belum akurat, karena kriteria kurang
bagi seorang penilai belum tentu sama
dengan penilai lain, karena itu
deskriptor dalam rubrik harus jelas dan
terukur. Berikut contoh penilaian unjuk
kerja dengan rating scale beserta
rubriknya.
Versi Maret IV 49
Penilaian Kinerja Melakukan Praktikum
No Aspek yang dinilaiPenilaian1 2 3
1 Merangkai alat 2 Pengamatan 3 Data yang diperoleh 4 Kesimpulan
Rubriknya
Aspek yang
dinilai
Penilaian1 2 3
Merangkai alat
Rangkaian alat tidakbenar
Rangkaian alat benar, tetapi tidak rapiatau tidakmemperhatikan keselamatan kerja
Rangkaian alat benar, rapi, dan memperhatikan keselamatan kerja
Pengamatan
Pengamatantidak cermat
Pengamatancermat, tetapi mengandunginterpretasi
Pengamatancermat danbebas interpretasi
50 Versi Maret IV
Data yang diperoleh
Data tidaklengkap
Data lengkap, tetapi tidak terorganisir, atau ada yang salah tulis
Data lengkap, terorganisir, dan ditulis dengan benar
Kesimpulan
Tidak benar atautidak sesuai tujuan
Sebagian kesimpulanada yang salah atautidak sesuai tujuan
Semua benar atausesuai tujuan
2. Penilaian Sikap
a. Pengertian
Sikap bermula dari perasaan (suka atau
tidak suka) yang terkait dengan
kecenderungan seseorang dalam merespons
sesuatu/objek. Sikap juga sebagai
ekspresi dari nilai-nilai atau
pandangan hidup yang dimiliki oleh
seseorang. Sikap terdiri dari tiga
Versi Maret IV 51
komponen, yakni: afektif, kognitif, dan
konatif/perilaku. Komponen afektif
adalah perasaan yang dimiliki oleh
seseorang atau penilaiannya terhadap
sesuatu objek. Komponen kognitif adalah
kepercayaan atau keyakinan seseorang
mengenai objek. Adapun komponen konatif
adalah kecenderungan untuk berperilaku
atau berbuat dengan cara-cara tertentu
berkenaan dengan kehadiran objek sikap.
Secara umum, objek sikap yang perlu
dinilai dalam proses pembelajaran
adalah:
1) Sikap terhadap materi pelajaran.
Peserta didik perlu memiliki sikap
positif terhadap mata pelajaran.
Dengan sikap`positif dalam diri
peserta didik akan tumbuh dan
berkembang minat belajar, akan lebih
52 Versi Maret IV
mudah diberi motivasi, dan akan lebih
mudah menyerap materi pelajaran yang
diajarkan.
2) Sikap terhadap guru/pengajar. Peserta
didik perlu memiliki sikap positif
terhadap guru. Peserta didik yang
tidak memiliki sikap positif terhadap
guru akan cenderung mengabaikan hal-
hal yang diajarkan. Dengan demikian,
peserta didik yang memiliki sikap
negatif terhadap guru/pengajar akan
sukar menyerap materi pelajaran yang
diajarkan oleh guru tersebut.
3) Sikap terhadap proses pembelajaran.
Peserta didik juga perlu memiliki
sikap positif terhadap proses
pembelajaran yang berlangsung. Proses
pembelajaran mencakup suasana
pembelajaran, strategi, metodologi,
dan teknik pembelajaran yang
digunakan. Proses pembelajaran yang
Versi Maret IV 53
menarik, nyaman dan menyenangkan
dapat menumbuhkan motivasi belajar
peserta didik, sehingga dapat
mencapai hasil belajar yang maksimal.
4) Sikap berkaitan dengan nilai atau
norma yang berhubungan dengan suatu
materi pelajaran. Misalnya, masalah
lingkungan hidup (materi Biologi atau
Geografi). Peserta didik perlu
memiliki sikap yang tepat, yang
dilandasi oleh nilai-nilai positif
terhadap kasus lingkungan tertentu
(kegiatan pelestarian/kasus perusakan
lingkungan hidup). Misalnya, peserta
didik memiliki sikap positif terhadap
program perlindungan satwa liar.
b. Teknik Penilaian Sikap
Penilaian sikap dapat dilakukan dengan
beberapa cara atau teknik. Teknik-
54 Versi Maret IV
teknik tersebut antara lain: observasi
perilaku, pertanyaan langsung, dan
laporan pribadi. Teknik-teknik tersebut
secara ringkas dapat diuraikan sebagai
berikut.
1) Observasi perilaku
Perilaku seseorang pada umumnya
menunjukkan kecenderungan seseorang
dalam sesuatu hal. Guru dapat
melakukan observasi terhadap peserta
didiknya. Hasil observasi dapat
dijadikan sebagai umpan balik dalam
pembinaan.Observasi perilaku di
sekolah dapat dilakukan dengan
menggunakan buku catatan khusus
tentang kejadian-kejadian berkaitan
dengan peserta didik selama di
sekolah.
2) Pertanyaan langsung
Versi Maret IV 55
Guru juga dapat menanyakan secara
langsung tentang sikap siswa
berkaitan dengan sesuatu hal.
Misalnya, bagaimana tanggapan peserta
didik tentang kebijakan yang baru
diberlakukan di sekolah mengenai
“Peningkatan Ketertiban”.Berdasarkan
jawaban dan reaksi lain yang tampil
dalam memberi jawaban dapat dipahami
sikap peserta didik itu terhadap
objek sikap. Dalam penilaian sikap
peserta didik di sekolah, guru juga
dapat menggunakan teknik ini dalam
menilai sikap dan membina peserta
didik.
3) Laporan pribadi
Teknik ini meminta peserta didik
membuat ulasan yang berisi pandangan
atau tanggapannya tentang suatu
masalah, keadaan, atau hal yang
56 Versi Maret IV
menjadi objek sikap. Misalnya,
peserta didik diminta menulis
pandangannya tentang “Kerusuhan
Antaretnis” yang terjadi akhir-akhir
ini di Indonesia. Dari ulasan yang
dibuat peserta didik dapat dibaca dan
dipahami kecenderungan sikap yang
dimilikinya.
Versi Maret IV 57
Contoh Format Lembar Pengamatan Sikap Peserta
Didik
No
Sikap
Nama Keterbukaan
Ketekunan
Kerajinan
Tenggang rasa
Kedisiplinan
Kerjasama
Ramah dengan
Hormat pada
Kejujuran
Menepati
Kepedulian
Tanggung
1 2 3 4 5 6 7 8 Keterangan:
Skala penilaian sikap dibuat dengan rentang
antara 1 sampai dengan 5.
1 = sangat kurang; 2 = kurang; 3 = cukup; 4 =
baik dan 5 = amat baik.
58 Versi Maret IV
3. Tes Tertulis
a. Pengertian
Tes Tertulis merupakan tes dimana soal
dan jawaban yang diberikan kepada
peserta didik dalam bentuk tulisan.
Dalam menjawab soal peserta didik tidak
selalu merespon dalam bentuk menulis
jawaban tetapi dapat juga dalam bentuk
yang lain seperti memberi tanda,
mewarnai, menggambar, dan lain
sebagainya.
b. Teknik Tes Tertulis
Ada dua bentuk soal tes tertulis,
yaitu:
1) Soal dengan memilih jawaban (selected
response), mencakup: pilihan ganda,
benar-salah, dan menjodohkan.
2) Soal dengan mensuplai jawaban (supply
response), mencakup: isian atau
Versi Maret IV 59
melengkapi, uraian objektif, dan
uraian non-objektif.
Penyusunan instrumen penilaian tertulis
perlu dipertimbangkan hal-hal berikut.
1) materi, misalnya kesesuaian soal
dengan kompetensi dasar dan indikator
pencapaian pada kurikulum tingkat
satuan pendidikan;
2) konstruksi, misalnya rumusan soal
atau pertanyaan harus jelas dan
tegas.
3) bahasa, misalnya rumusan soal tidak
menggunakan kata/kalimat yang
menimbulkan penafsiran ganda.
4) kaidah penulisan, harus berpedoman
pada kaidah penulisan soal yang baku
dari berbagai bentuk soal penilaian.
4. Penilaian Proyek
a. Pengertian
60 Versi Maret IV
Penilaian proyek merupakan kegiatan
penilaian terhadap suatu tugas yang
harus diselesaikan dalam periode/waktu
tertentu. Tugas tersebut berupa suatu
investigasi sejak dari perencanaan,
pengumpulan data, pengorganisasian,
pengolahan dan penyajian data.
Penilaian proyek dapat digunakan untuk
mengetahui pemahaman, kemampuan
mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan
dan kemampuan menginformasikan peserta
didik pada mata pelajaran tertentu
secara jelas.
Pada penilaian proyek setidaknya ada 3
hal yang perlu dipertimbangkan yaitu:
1) Kemampuan pengelolaan
Kemampuan peserta didik dalam memilih
topik, mencari informasi dan
mengelola waktu pengumpulan data
serta penulisan laporan.
Versi Maret IV 61
2) Relevansi
Kesesuaian dengan mata pelajaran,
dengan mempertimbangkan tahap
pengetahuan, pemahaman dan
keterampilan dalam pembelajaran.
3) Keaslian
Proyek yang dilakukan peserta didik
harus merupakan hasil karyanya,
dengan mempertimbangkan kontribusi
guru berupa petunjuk dan dukungan
terhadap proyek peserta didik.
b. Teknik Penilaian Proyek
Penilaian proyek dilakukan mulai dari
perencanaan, proses pengerjaan, sampai
hasil akhir proyek. Untuk itu, guru
perlu menetapkan hal-hal atau tahapan
yang perlu dinilai, seperti penyusunan
disain, pengumpulan data, analisis
data, dan penyiapkan laporan tertulis.
Laporan tugas atau hasil penelitian
62 Versi Maret IV
juga dapat disajikan dalam bentuk
poster. Pelaksanaan penilaian dapat
menggunakan alat/instrumen penilaian
berupa daftar cek ataupun skala
penilaian.
Versi Maret IV 63
Contoh Teknik Penilaian Proyek
Mata Pelajaran :_____________
Nama Proyek :_____________
Alokasi Waktu :_____________
Guru Pembimbing_____________:
Nama :...........
NIS :...........
Kelas :...........
No. ASPEK SKOR (1 - 5)1 PERENCANAAN :
a. Persiapan
b. Rumusan Judul2 PELAKSANAAN :
a. Sistematika Penulisan
b. Keakuratan Sumber Data /
Informasi
c. Kuantitas Sumber Data
d. Analisis Data
e. Penarikan Kesimpulan3 LAPORAN PROYEK :
64 Versi Maret IV
a. Performans
b. Presentasi / PenguasaanTOTAL SKOR
Penilaian Proyek dilakukan mulai dari
perencanaan , proses pengerjaan sampai
dengan akhir proyek. Untuk itu perlu
memperhatikan hal-hal atau tahapan yang
perlu dinilai. Pelaksanaan penilaian
dapat juga menggunakan rating scale dan
checklist
5. Penilaian Produk
a. Pengertian
Penilaian produk adalah penilaian
terhadap proses pembuatan dan kualitas
suatu produk. Penilaian produk meliputi
penilaian kemampuan peserta didik
membuat produk-produk teknologi dan
seni, seperti: makanan, pakaian, hasil
Versi Maret IV 65
karya seni (patung, lukisan, gambar),
barang-barang terbuat dari kayu,
keramik, plastik, dan logam.
Pengembangan produk meliputi 3 (tiga)
tahap dan setiap tahap perlu diadakan
penilaian yaitu:
1) Tahap persiapan, meliputi: penilaian
kemampuan peserta didik dan
merencanakan, menggali, dan
mengembangkan gagasan, dan mendesain
produk.
2) Tahap pembuatan produk (proses),
meliputi: penilaian kemampuan peserta
didik dalam menyeleksi dan
menggunakan bahan, alat, dan teknik.
3) Tahap penilaian produk (appraisal),
meliputi: penilaian produk yang
dihasilkan peserta didik sesuai
kriteria yang ditetapkan.
b. TeknikPenilaian Produk
66 Versi Maret IV
Penilaian produk biasanya menggunakan
cara holistik atau analitik.
1) Cara holistik, yaitu berdasarkan
kesan keseluruhan dari produk,
biasanya dilakukan pada tahap
appraisal.
2) Cara analitik, yaitu berdasarkan
aspek-aspek produk, biasanya
dilakukan terhadap semua kriteria
yang terdapat pada semua tahap proses
pengembangan.
Versi Maret IV 67
Contoh Penilaian Produk
Mata Ajar : ____________
Nama Proyek :_____________
Alokasi Waktu :_____________
Nama Peserta didik__________:
Kelas/SMT :_____________
No. Tahapan Skor ( 1 –
5 )*1 Tahap Perencanaan Bahan2 Tahap Proses Pembuatan :
a. Persiapan alat dan bahan
b. Teknik Pengolahan
c. K3 (Keselamatan kerja,
keamanan dan kebersihan)3 Tahap Akhir (Hasil Produk)
a. Bentuk fisik
b. InovasiTOTAL SKOR
Catatan :
68 Versi Maret IV
*) Skor diberikan dengan rentang skor 1 sampaidengan 5, dengan ketentuan semakin lengkap
jawaban dan ketepatan dalam proses pembuatan
maka semakin tinggi nilainya.
Versi Maret IV 69
6. Penilaian Portofolio
a. Pengertian
Penilaian portofolio merupakan
penilaian berkelanjutan yang didasarkan
pada kumpulan informasi yang
menunjukkan perkembangan kemampuan
peserta didik dalam satu periode
tertentu. Informasi tersebut dapat
berupa karya peserta didik dari proses
pembelajaran yang dianggap terbaik oleh
peserta didik.
Penilaian portofolio pada dasarnya
menilai karya-karya peserta didik
secara individu pada satu periode untuk
suatu mata pelajaran. Akhir suatu
periode hasil karya tersebut
dikumpulkan dan dinilai oleh guru dan
peserta didik.Berdasarkan informasi
perkembangan tersebut, guru dan peserta
70 Versi Maret IV
didik sendiri dapat menilai
perkembangan kemampuan peserta didik
dan terus melakukan perbaikan. Dengan
demikian, portofolio dapat
memperlihatkan perkembangan kemajuan
belajar peserta didik melalui karyanya,
antara lain: karangan, puisi, surat,
komposisi, musik.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dan
dijadikan pedoman dalam penggunaan
penilaian portofolio di sekolah, antara
lain:
(1) Karya peserta didik adalah
benar-benar karya peserta didik itu
sendiri
Guru melakukan penelitian atas hasil
karya peserta didik yang dijadikan
bahan penilaian portofolio agar karya
tersebut merupakan hasil karya yang
Versi Maret IV 71
dibuat oleh peserta didik itu
sendiri.
(2) Saling percayaantara guru dan
peserta didik
Dalam proses penilaian guru dan
peserta didik harus memiliki rasa
saling percaya, saling memerlukan dan
saling membantu sehingga terjadi
proses pendidikan berlangsung dengan
baik.
(3) Kerahasiaan bersama antara
guru dan peserta didik
Kerahasiaan hasil pengumpulan
informasi perkembangan peserta didik
perlu dijaga dengan baik dan tidak
disampaikan kepada pihak-pihak yang
tidak berkepentingan sehingga memberi
dampak negatif proses pendidikan
72 Versi Maret IV
(4) Milik bersama (joint ownership)
antara peserta didik dan guru
Guru dan peserta didik perlu
mempunyai rasa memiliki berkas
portofolio sehingga peserta didik
akan merasa memiliki karya yang
dikumpulkan dan akhirnya akan
berupaya terus meningkatkan
kemampuannya.
(5) Kepuasan
Hasil kerja portofolio sebaiknya
berisi keterangan dan atau bukti yang
memberikan dorongan peserta didik
untuk lebih meningkatkan diri.
(6) Kesesuaian
Hasil kerja yang dikumpulkan adalah
hasil kerja yang sesuai dengan
kompetensi yang tercantum dalam
kurikulum.
Versi Maret IV 73
(7) Penilaian proses dan hasil
Penilaian portofolio menerapkan
prinsip proses dan hasil. Proses
belajar yang dinilai misalnya
diperoleh dari catatan guru tentang
kinerja dan karya peserta didik.
(8) Penilaian dan pembelajaran
Penilaian portofolio merupakan hal
yang tak terpisahkan dari proses
pembelajaran. Manfaat utama penilaian
ini sebagai diagnostik yang sangat
berarti bagi guru untuk melihat
kelebihan dan kekurangan peserta
didik.
b. Teknik Penilaian Portofolio
74 Versi Maret IV
Teknik penilaian portofolio di dalam
kelas memerlukan langkah-langkah
sebagai berikut:
1) Jelaskan kepada peserta didik bahwa
penggunaan portofolio, tidak hanya
merupakan kumpulan hasil kerja
peserta didik yang digunakan guru
untuk penilaian, tetapi digunakan
juga oleh peserta didik sendiri.
Dengan melihat portofolio peserta
didik dapat mengetahui kemampuan,
keterampilan, dan minatnya.
2) Tentukan bersama peserta didik
sampel-sampel portofolio apa saja
yang akan dibuat. Portofolio antara
peserta didik yang satu dan yang lain
bisa sama bisa berbeda.
3) Kumpulkan dan simpanlah karya-karya
peserta didik dalam satu map atau
folder di rumah masing atau loker
masing-masing di sekolah.
Versi Maret IV 75
4) Berilah tanggal pembuatan pada setiap
bahan informasi perkembangan peserta
didik sehingga dapat terlihat
perbedaan kualitas dari waktu ke
waktu.
5) Tentukan kriteria penilaian sampel
portofolio dan bobotnya dengan para
peserta didik. Diskusikan cara
penilaian kualitas karya para peserta
didik.
6) Minta peserta didik menilai karyanya
secara berkesinambungan. Guru dapat
membimbing peserta didik, bagaimana
cara menilai dengan memberi
keterangan tentang kelebihan dan
kekurangan karya tersebut, serta
bagaimana cara memperbaikinya. Hal
ini dapat dilakukan pada saat
membahas portofolio.
76 Versi Maret IV
7) Setelah suatu karya dinilai dan
nilainya belum memuaskan, maka
peserta didik diberi kesempatan untuk
memperbaiki. Namun, antara peserta
didik dan guru perlu dibuat “kontrak”
atau perjanjian mengenai jangka waktu
perbaikan, misalnya 2 minggu karya
yang telah diperbaiki harus
diserahkan kepada guru.
8) Bila perlu, jadwalkan pertemuan untuk
membahas portofolio. Jika perlu,
undang orang tua peserta didik dan
diberi penjelasan tentang maksud
serta tujuan portofolio, sehingga
orangtua dapat membantu dan
memotivasi anaknya.
Versi Maret IV 77
Contoh Penilaian Portofolio
Sekolah :_____________
Mata Pelajaran :_____________
Durasi Waktu :_____________
Nama Peserta didik__________:
Kelas/SMT :_____________
No
.SK / KD / PI Waktu
KRITERIA Ket
Spea
king
Gramma
r
Voca
b
Pronou
ncia
ti
on
1 Introduction
16/07/0724/07/0717/08/07Dst....
2 Writing12/09/0722/09/0715/10/07
3 Memorize Vocab15/11/0712/12/07
Catatan PI = Pencapaian Indikator
Untuk setiap karya peserta didik dikumpulkan
dalam satu file sebagai bukti pekerjaan yang
masuk dalam portofolio. Skor yang digunakan
78 Versi Maret IV
dalam penilaian portofolio menggunakan
rentang antara 0 -10 atau 10 – 100. Kolom
keterangan diisi oleh guru untuk
menggambarkan karakteristik yang menonjol
dari hasil kerja tersebut.
7. Penilaian Diri
a) Pengertian
Penilaian diri adalah suatu teknik
penilaian di mana peserta didik diminta
untuk menilai dirinya sendiri berkaitan
dengan status, proses dan tingkat
pencapaian kompetensi yang
dipelajarinya. Teknik penilaian diri
dapat digunakan untuk mengukur
kompetensi kognitif, afektif dan
psikomotor. Penilaian konpetensi
kognitif di kelas, misalnya: peserta
didik diminta untuk menilai penguasaan
pengetahuan dan keterampilan
berpikirnya sebagai hasil belajar dari
Versi Maret IV 79
suatu mata pelajaran tertentu.
Penilaian dirinya didasarkan atas
kriteria atau acuan yang telah
disiapkan. Penilaian kompetensi
afektif, misalnya, peserta didik dapat
diminta untuk membuat tulisan yang
memuat curahan perasaannya terhadap
suatu objek tertentu. Selanjutnya,
peserta didik diminta untuk melakukan
penilaian berdasarkan kriteria atau
acuan yang telah disiapkan. Berkaitan
dengan penilaian kompetensi
psikomotorik, peserta didik dapat
diminta untuk menilai kecakapan atau
keterampilan yang telah dikuasainya
berdasarkan kriteria atau acuan yang
telah disiapkan. Untuk menentukan
pencapaian kompetensi tertentu,
peniaian diri perlu digabung dengan
teknik lain.
80 Versi Maret IV
Penggunaan teknik ini dapat memberi
dampak positif terhadap perkembangan
kepribadian seseorang. Keuntungan
penggunaan penilaian diri di kelas
antara lain:
1) dapat menumbuhkan rasa percaya diri
peserta didik, karena mereka diberi
kepercayaan untuk menilai dirinya
sendiri;
2) peserta didik menyadari kekuatan dan
kelemahan dirinya, karena ketika
mereka melakukan penilaian, harus
melakukan introspeksi terhadap
kekuatan dan kelemahan yang
dimilikinya;
3) dapat mendorong, membiasakan, dan
melatih peserta didik untuk berbuat
jujur, karena mereka dituntut untuk
jujur dan objektif dalam melakukan
penilaian.
Versi Maret IV 81
b) Teknik Penilaian Diri
Penilaian diri dilakukan berdasarkan
kriteria yang jelas dan objektif. Oleh
karena itu, penilaian diri oleh peserta
didik di kelas perlu dilakukan melalui
langkah-langkah sebagai berikut.
1) Menentukan kompetensi atau aspek
kemampuan yang akan dinilai.
2) Menentukan kriteria penilaian yang
akan digunakan.
3) Merumuskan format penilaian, dapat
berupa pedoman penskoran, daftar
tanda cek, atau skala penilaian.
4) Meminta peserta didik untuk
melakukan penilaian diri.
5) Guru mengkaji sampel hasil penilaian
secara acak, untuk mendorong peserta
didik supaya senantiasa melakukan
82 Versi Maret IV
penilaian diri secara cermat dan
objektif.
6) Menyampaikan umpan balik kepada
peserta didik berdasarkan hasil
kajian terhadap sampel hasil
penilaian yang diambil secara acak.
Versi Maret IV 83
Contoh Format Penilaian Konsep Diri PesertaDidik
Nama sekolah :_____________Mata Ajar :_____________Nama :_____________Kelas :_____________
No Pernyataan AlternatifYa Tidak
1. Saya berusaha meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan YME agar mendapat ridho-Nya dalam belajar
2. Saya berusaha belajar dengan sungguh-sungguh
3. Saya optimis bisa meraih prestasi
4. Saya bekerja keras untuk meraih cita-cita
5. Saya berperan aktif dalam kegiatan sosial di sekolah danmasyarakat
6. Saya suka membahas masalah politik, hukum dan pemerintahan
7. Saya berusaha mematuhi segala peraturan yang berlaku
8. Saya berusaha membela kebenaran dan keadilan
9. Saya rela berkorban demi kepentingan masyarakat, bangsadan negara
10. Saya berusaha menjadi warga
84 Versi Maret IV
negara yang baik dan bertanggung jawab
JUMLAH SKOR
Inventori digunakan untuk menilai konsep diri
peserta didik dengan tujuan untuk mengetahui
kekuatan dan kelemahan diri peserta
didik.Rentangan nilai yang digunakan antara 1
dan 2. Jika jawaban YA maka diberi skor 2, dan
jika jawaban TIDAK maka diberi skor 1.
Kriteria penilaianya adalah jika rentang nilai
antara 0–5 dikategorikan tidak positif; 6–10,
kurang positif; 11– 5 positif dan 16–20 sangat
positif.
Versi Maret IV 85
BAB VPEMANFAATAN DAN PELAPORAN
HASIL PENILAIAN
Penilaian menghasilkan informasi pencapaian
kompetensi peserta didik yang dapat digunakan
antara lain: (1) perbaikan (remedial) bagi
peserta didik yang belum mencapai kriteria
ketuntasan, (2) pengayaan bagi peserta didik
yang mencapai kriteria ketuntasan lebih cepat
dari waktu yang disediakan, (3) perbaikan
program dan proses pembelajaran, (4) pelaporan,
dan (5) penentuan kenaikan kelas.
A. Pemanfaatan Hasil Penilaian
1. Bagi peserta didik yang memerlukan
remedial
Remedial dilakukan oleh guru mata
pelajaran, guru kelas, atau oleh guru lain
yang memiliki kemampuan memberikan bantuan
dan mengetahui kekurangan peserta didik.
86 Versi Maret IV
Remedial diberikan kepada peserta didik
yang belum mencapai kriteria ketuntasan
belajar. Kegiatan dapat berupa tatap muka
dengan guru atau diberi kesempatan untuk
belajar sendiri, kemudian dilakukan
penilaian dengan cara: menjawab
pertanyaan, membuat rangkuman pelajaran,
atau mengerjakan tugas mengumpulkan data.
Waktu remedial diatur berdasarkan
kesepakatan antara peserta didik dengan
guru, dapat dilaksanakan pada atau di
luar jam efektif. Remedial hanya diberikan
untuk indikator yang belum tuntas.
2. Bagi peserta didik yang memerlukan
pengayaan
Pengayaan dilakukan bagi peserta didik
yang memiliki penguasaan lebih cepat
dibandingkan peserta didik lainnya, atau
peserta didik yang mencapai ketuntasan
belajar ketika sebagian besar peserta
Versi Maret IV 87
didik yang lain belum. Peserta didik yang
berprestasi baik perlu mendapat pengayaan,
agar dapat mengembangkan potensi secara
optimal.
3. Bagi Guru
Guru dapat memanfaatkan hasil penilaian
untuk perbaikan program dan kegiatan
pembelajaran. Misalnya, guru dapat
mengambil keputusan terbaik dan cepat
untuk memberikan bantuan optimal kepada
kelas dalam mencapai kompetensi yang telah
ditargetkan dalam kurikulum, atau guru
harus mengulang pelajaran dengan mengubah
strategi pembelajaran, dan memperbaiki
program pembelajarannya.
4. Bagi Kepala Sekolah
Hasil penilaian dapat digunakan Kepala
sekolah untuk menilai kinerja guru dan
tingkat keberhasilan peserta didik.
88 Versi Maret IV
B. Pelaporan Hasil Penilaian Kelas
1. Laporan Sebagai Akuntabilitas Publik
Laporan kemajuan hasil belajar peserta
didik dibuat sebagai pertanggungjawaban
lembaga sekolah kepada orangtua/wali
peserta didik, komite sekolah, masyarakat,
dan instansi terkait lainnya. Laporan
tersebut merupakan sarana komunikasi dan
kerja sama antara sekolah, orang tua, dan
masyarakat yang bermanfaat baik bagi
kemajuan belajar peserta didik maupun
pengembangan sekolah.
Pelaporan hasil belajar hendaknya:
1) Merinci hasil belajar peserta didik
berdasarkan kriteria yang telah
ditentukan dan dikaitkan dengan
Versi Maret IV 89
penilaian yang bermanfaat bagi
pengembangan peserta didik
2) Memberikan informasi yang jelas,
komprehensif, dan akurat.
3) Menjamin orangtua mendapatkan informasi
secepatnya bilamana anaknya bermasalah
dalam belajar
2. Bentuk Laporan
Laporan kemajuan belajar peserta didik
disajikan dalam data kuantitatif dan
kualitatif. Data kuantitatif disajikan
dalam angka (skor), misalnya seorang
peserta didik mendapat nilai 6 pada mata
pelajaran matematika. Namun, makna nilai
tunggal seperti itu kurang dipahami
peserta didik maupun orangtua karena
terlalu umum. Hal ini membuat orangtua
sulit menindaklanjuti apakah anaknya perlu
dibantu dalam bidang aritmatika, aljabar,
geometri, statistika, atau hal lain.
90 Versi Maret IV
Oleh karena itu, laporan harus disajikan
dalam bentuk yang lebih komunikatif dan
komprehensif agar “profil” atau tingkat
kemajuan belajar peserta didik mudah
terbaca dan dipahami). Dengan demikian
orangtua/wali lebih mudah mengidentifikasi
kompetensi yang belum dimiliki peserta
didik, sehingga dapat menentukan jenis
bantuan yang diperlukan bagi anaknya.
Dipihak anak, ia dapat mengetahui kekuatan
dan kelemahan dirinya serta aspek mana
yang perlu ditingkatkan.
Isi Laporan
Pada umumnya orang tua menginginkan
jawaban dari pertanyaan sebagai berikut;
Bagaimana keadaan anak waktu belajar di
sekolah secara akademik, fisik, sosial
dan emosional?
Sejauh mana anak berpartisipasi dalam
kegiatan di sekolah?
Versi Maret IV 91
Kemampuan/kompetensi apa yang sudah dan
belum dikuasai dengan baik?
Apa yang harus orangtua lakukan untuk
membantu dan mengembangkan prestasi anak
lebih lanjut?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut,
informasi yang diberikan kepada orang tua
hendaknya;
Menggunakan bahasa yang mudah dipahami.
Menitikberatkan kekuatan dan apa yang
telah dicapai anak.
Memberikan perhatian pada pengembangan
dan pembelajaran anak.
Berkaitan erat dengan hasil belajar yang
harus dicapai dalam kurikulum.
Berisi informasi tentang tingkat
pencapaian hasil belajar.
3. Rekap Nilai
Rekap nilai merupakan rekap kemajuan
belajar peserta didik, yang berisi
92 Versi Maret IV
informasi tentang pencapaian kompetensi
peserta didik untuk setiap KD, dalam kurun
waktu 1 semester. Rekap nilai diperlukan
sebagai alat kontrol bagi guru tentang
perkembangan hasil belajar peserta didik,
sehingga diketahui kapan peserta didik
memerlukan remedial.
Nilai yang ditulis merupakan rekap nilai
setiap KD dari setiap aspek penilaian.
Nilai suatu KD dapat diperoleh dari tes
formatif, tes sumatif, hasil pengamatan
selama proses pembelajaran berlangsung,
nilai tugas perseorangan maupun kelompok.
Rata-rata nilai KD dalam setiap aspek akan
menjadi nilai pencapaian kompetensi untuk
aspek yang bersangkutan. Khusus KD pada KI
I dan KI II, isinya dalam bentuk deskripsi
profil sikap siswa secara holistik untuk
satu semester.
4. Rapor
Versi Maret IV 93
Rapor adalah laporan kemajuan belajar
peserta didik dalam kurun waktu satu
semester. Laporan prestasi mata pelajaran,
berisi informasi tentang pencapaian
kompetensi yang telah ditetapkan dalam
kurikulum tingkat satuan pendidikan. Untuk
model rapor, masing-masing sekolah boleh
menetapkan sendiri model rapor yang
dikehendaki asalkan menggambarkan
pencapaian kompetensi peserta didik pada
setiap matapelajaran yang diperoleh dari
ketuntasan kompetensi dasarnya.
Nilai pada rapor merupakan gambaran
kemampuan peserta didik, karena itu
kedudukan atau bobot nilai harian tidak
lebih kecil dari bobot nilai sumatif.
Kompetensi yang diuji pada penilaian
sumatif berasal dari SK, KD dan indikator
semester bersangkutan. Menurut
Permendiknas No 20 Tahun 2007, hasil
94 Versi Maret IV
penilaian oleh pendidik dan satuan
pendidikan disampaikan dalam bentuk satu
nilai pencapaian kompetensi mata
pelajaran, disertai dengan deskripsi
kemajuan belajar.
C. Penentuan Kenaikan Kelas
Peserta didik dinyakan tidak naik kelas
apabila: 1) memperoleh nilai kurang dari
kategori baik untuk KI I dan II; 2) Jika
peserta didik tidak menuntaskan 50 % atau
lebih KD lebih dari 3 mata pelajaran sampai
pada batas akhir tahun ajaran; dan 3) Jika
karena alasan yang kuat, misal karena
gangguan kesehatan fisik, emosi atau mental
sehingga tidak mungkin berhasil dibantu
mencapai kompetensi yang ditargetkan.
Untuk memudahkan administrasi, peserta didik
yang tidak naik kelas diharapkan mengulang
semua mata pelajaran dan sekolah
Versi Maret IV 95
mempertimbangkan mata pelajaran, KI, KD, dan
indikator yang telah tuntas pada tahun
ajaran sebelumnya.
Apabila setiap anak bisa dibantu secara
optimal sesuai dengan keperluannya mencapai
kompetensi tertentu, maka tidak perlu ada
anak yang tidak naik kelas (automatic
promotion). Automatic promotion apabila semua
indikator, kompetensi dasar (KD), dan
standar kompetensi (SK) suatu mata pelajaran
telah terpenuhi ketuntasannya, maka peserta
didik dianggap layak naik ke kelas
berikutnya.
96 Versi Maret IV