Post on 21-Jan-2023
PENDAHULUAN
Bimbingan kelompok dapat diartikan sebagai bantuan
terhadap individu yang dilaksanakan dalam situasi kelompok.
Bimbingan kelompok dapat berupa penyampaian informasi ataupun
aktivitas kelompok membahas masalah-masalah pendidikan,
pekerjaan, pribadi dan sosial.
Winkel menjelaskan konseling kelompok merupakan
pelaksanaan proses konseling yang dilakukan antara seorang
konselor profesional dan beberapa klien sekaligus dalam
kelompok kecil. Sementara menurut Gazda, konseling kelompok
merupakan hubungan antara beberapa konselor dan beberapa klien
yang berfokus pada pemikiran dan tingkah laku yang disadari.
Layanan konseling kelompok dapat dimaknai sebagai suatu upaya
pembimbing atau konselor membantu memecahkan masalah-masalah
pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok
melalui kegiatan kelompok agar tercapai perkembangan yang
optimal.
Tujuan layanan bimbingan kelompok dan konseling kelompok
pada umumnya ialah untuk mengembangkan kemampuan
berbersosialisasi khususnya kemampuan berkomunikasi peserta
layanan.
Pada makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai
layanan bimbingan kelompok dan konseling kelompok, ditinjau
dari isi layanan, tahapan, teknik dan kegiatan pendukung serta
bagaimana pelaksanaan bimbingan kelompok dan konseling
kelompok.
1
LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DAN KONSELING KELOMPOK
1. LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK
A. Pengertian Layanan Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok adalah suatu kegiatan kelompok dimana
pimpinan kelompok menyediakan informasi-informasi dan
mengarahkan diskusi agar anggota kelompok menjadi lebih sosial
atau untuk membantu anggota-anggota kelompok untuk mencapai
tujuan-tujuan bersama. Bimbingan kelompok juga dapat diartikan
sebagai bantuan terhadap individu yang dilaksanakan dalam
situasi kelompok. Bimbingan kelompok dapat berupa penyampaian
informasi ataupun aktivitas kelompok membahas masalah-masalah
pendidikan, pekerjaan, pribadi dan sosial.1
1 http://warnaa-warnii.blogspot.com/2013/01/pengertian-dan-tujuan-bimbingan.html
2
Bimbingan kelompok dapat diartikan sebagai suatu upaya
bimbingan yang dilakukan melalui situasi, proses dan kegiatan
kelompok. Sasaran bimbingan kelompok adalah individu-individu
dalam kelompok agar individu yang diberikan bimbingan
mendapatkan pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri
dan perwujudan diri dalam menuju perkembangan optimal.2
Layanan bimbingan kelompok merupakan suatu cara
memberikan bantuan (bimbingan) kepada individu melalui
kegiatan kelompok. Dalam layanan bimbingan kelompok, aktivitas
dan dinamika kelompok harus diwujudkan untuk membahas berbagai
hal yang berguna bagi pengembangan atau pemecahan masalah
individu (siswa) yang menjadi peserta layanan. Dalam layanan
bimbingan kelompok dibahas topik-topik umum yang menjadi
kepedulian bersama di kelompok. Masalah yang menjadi topik
pembicaraan dalam layanan bimbingan kelompok, dibahas melalui
suasana dinamika kelompok secara intens dan konstruktif,
diikuti oleh semua anggota kelompok di bawah bimbingan
pemimpin kelompok (pembimbing atau konselor).
Dalam layanan bimbingan kelompok harus dipimpin oleh
pemimpin kelompok. Pemimpin kelompok adalah konselor yang
terlatih dan berwenang menyelenggarakan praktik pelayanan
bimbingan dan konseling. 3
B. Tujuan Layanan Bimbingan Kelompok
2 Gede Sedanayasa dkk, Dasar-Dasar Bimbingan Konseling, (Singaraja:JurusanBimbingan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Undiksha,2010 ), hlm. 30
3 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, (Jakarta: RajawaliPers, 2007), hlm.170
3
Secara umum layanan bimbingan kelompok bertujuan untuk
pengembangan kemampuan bersosialisasi, khususnya kemampuan
berkomunikasi peserta layanan.4 Secara lebih khusus, layanan
bimbingan kelompok bertujuan untuk mendorong pengembangan
perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap yang menunjang
perwujudan tingkah laku yang lebih efektif, yakni peningkatan
kemampuan berkomunikasi baik verbal maupun nonverbal para
siswa. 5
Selain itu, tujuan khusus bimbingan kelompok ialah:
Melatih siswa untuk berani mengemukakan pendapat di
hadapan teman-temannya.
Melatih siswa dapat bersikap terbuka di dalam kelompok
Melatih siswa untuk dapat membina keakraban bersama
teman-teman dalam kelompok khususnya dan teman di luar
kelompok pada umumnya.
Melatih siswa untuk dapat mengendalikan diri dalam
kegiatan kelompok.
Melatih siswa untuk dapat bersikap tenggang rasa dengan
orang lain.
Melatih siswa memperoleh keterampilan sosial
Membantu siswa mengenali dan memahami dirinya dalam
hubungannya dengan orang lain.6
4 Ibid., hlm.172 5 Prayitno, Layanan L.1-L.9 (Padang : Universitas Negeri Padang, 2004)
hlm. 36 http://ewintri.wordpress.com/2012/01/02/bimbingan-kelompok/
4
Layanan bimbingan kelompok dimaksudkan untuk memungkinkan
siswa secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari
narasumber (terutama guru pembimbing) yang bermanfaat untuk
kehidupan sehari-hari baik sebagai individu maupun sebagai
pelajar, anggota keluarga dan masyarakat. Bahan yang
dimaksudkan dapat juga dipergunakan sebagai acuan untuk
mengambil keputusan.7
C. Fungsi Layanan Bimbingan Kelompok
Fungsi dari layanan bimbingan kelompok diantaranya adalahsebagai berikut :
1. Memberi kesempatan yang luas untuk berpendapat dan
memberikan tanggapan tentang berbagai hal yang terjadi di
lingkungan sekitar.
2. Mempunyai pemahaman yang efektif, objektif, tepat, dan
cukup luas tentang berbagai hal tentang apa yang mereka
bicarakan.
3. Menimbulkan sikap yang positif terhadap keadaan sendiri
dan lingkungan mereka yang berhubungan dengan hal-hal
yang mereka bicarakan dalam kelompok.
4. Menyusun progran-program kegiatan untuk mewujudkan
penolakan terhadap sesuatu hal yang buruk dan memberikan
dukungan terhadap sesuatu hal yang baik.
5. Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang nyata dan langsung
untuk membuahkan hasil sebagaimana apa yang mereka
programkan semula.8
7 Abu Bakar M.Luddin, Dasar-Dasar Konseling, (Bandung: Citapustaka MediaPerintis, 2010), hlm.47
8 http://ewintri.wordpress.com/2012/01/02/bimbingan-kelompok/
5
D. Isi Layanan Bimbingan Kelompok
Layanan bimbingan kelompok membahas materi atau topik-
topik umum baik topik tugas maupun topik bebas. Yang dimaksud
topik tugas ialah topik atau pokok bahasan yang diberikan oleh
pembimbing (pimpinan kelompok) kepada kelompok untuk dibahas.
Sedangkan topik bebas adalah suatu topik atau pokok bahasan
yang dikemukakan secara bebas oleh anggota kelompok. Secara
bergiliran anggota kelompok mengemukakan topik secara bebas,
selanjutnya dipilih mana yang akan dibahas terlebih dahulu dan
seterusnya.
Topik-topik yang dibahas dalam layanan bimbingan kelompok
baik topik bebas maupun topik tugas dapat mencakup bidang-
bidang pengembangan kepribadian, hubungan sosial, pendidikan,
karier, kehidupan berkeluarga, kehidupan beragama dan lain
sebagainya. Topik pembahasan bidang-bidang di atas dapat
diperluas ke dalam subbidang yang relevan. Misalnya
pengembangan bidang pendidikan dapat mencakup masalah cara
belajar, kesulitan belajar, gagal ujian dan lain-lain.9
E. Tahap-tahap Bimbingan Kelompok
Suatu proses layanan sangat ditentukan pada tahapan-
tahapan yang harus dilalui sehingga akan terarah, runtut, dan
tepat pada sasaran. Tahap pelaksanaan bimbingan kelompok
menurut Prayitno ada empat tahapan, yaitu:
1) Tahap Pembentukan
9Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, (Jakarta: RajawaliPers, 2007), hlm. 173
6
Tahap ini merupakan tahap pengenalan, tahap pelibatan
diri atau tahap memasukkan diri ke dalam kehidupan suatu
kelompok. Pada tahap ini pada umumnya para anggota saling
memperkenalkan diri dan juga mengungkapkan tujuan ataupun
harapan-harapan yang ingin dicapai baik oleh masing-masing,
sebagian, maupun seluruh anggota. Memberikan penjelasan
tentang bimbingan kelompok sehingga masing-masing anggota akan
tahu apa arti dari bimbingan kelompok dan mengapa bimbingan
kelompok harus dilaksanakan serta menjelaskan aturan main yang
akan diterapkan dalam bimbingan kelompok ini. Jika ada masalah
dalam proses pelaksanaannya, mereka akan mengerti bagaimana
cara menyelesaikannya. Asas kerahasiaan juga disampaikan
kepada seluruh anggota agar orang lain tidak mengetahui
permasalahan yang terjadi pada mereka.
2) Tahap Peralihan
Tahap kedua merupakan “jembatan” antara tahap pertama dan
ketiga. Ada kalanya jembatan ditempuh dengan amat mudah dan
lancar, artinya para anggota kelompok dapat segera memasuki
kegiatan tahap ketiga dengan penuh kemauan dan kesukarelaan.
Ada kalanya juga jembatan itu ditempuh dengan susah payah,
artinya para anggota kelompok enggan memasuki tahap kegiatan
kelompok yang sebenarnya, yaitu tahap ketiga. Dalam keadaan
seperti ini pemimpin kelompok, dengan gaya kepemimpinannya
yang khas, membawa para anggota meniti jembatan itu dengan
selamat. Adapun yang dilaksanakan dalam tahap ini yaitu:
Menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh pada tahap
berikutnya
7
Menawarkan atau mengamati apakah para anggota sudah siap
menjalani kegiatan pada tahap selanjutnya
Membahas suasana yang terjadi
Meningkatkan kemampuan keikutsertaan anggota
Bila perlu kembali kepada beberapa aspek tahap pertama.
3) Tahap Kegiatan
Tahap ini merupakan inti dari kegiatan kelompok, maka
aspek-aspek yang menjadi isi dan pengiringnya cukup banyak,
dan masing-masing aspek tersebut perlu mendapat perhatian yang
seksama dari pemimpin kelompok. ada beberapa yang harus
dilakukan oleh pemimpin dalam tahap ini, yaitu sebagai
pengatur proses kegiatan yang sabar dan terbuka, aktif akan
tetapi tidak banyak bicara, dan memberikan dorongan dan
penguatan serta penuh empati.
Tahap ini ada berbagai kegiatan yang dilaksanakan, yaitu:
Masing-masing anggota secara bebas mengemukakan masalah
atau topik bahasan.
Menetapkan masalah atau topik yang akan dibahas terlebih
dahulu
Anggota membahas masing-masing topik secara mendalam dan
tuntas.
Kegiatan selingan.
Kegiatan tersebut dilakukan dengan tujuan agar dapat
terungkapnya masalah atau topik yang dirasakan, dipikirkan dan
dialami oleh anggota kelompok. Selain itu dapat terbahasnya
masalah yang dikemukakan secara mendalam dan tuntas serta ikut
8
sertanya seluruh anggota secara aktif dan dinamis dalam
pembahasan baik yang menyangkut unsur tingkah laku, pemikiran
ataupun perasaan.
4) Tahap Pengakhiran
Pada tahap pengakhiran bimbingan kelompok, pokok
perhatian utama bukanlah pada berapa kali kelompok itu harus
bertemu, tetapi pada hasil yang telah dicapai oleh kelompok
itu. Kegiatan kelompok sebelumnya dan hasil-hasil yang dicapai
seyogyanya mendorong kelompok itu harus melakukan kegiatan
sehingga tujuan bersama tercapai secara penuh. Dalam hal ini
ada kelompok yang menetapkan sendiri kapan kelompok itu akan
berhenti melakukan kegiatan, dan kemudian bertemu kembali
untuk melakukan kegiatan. Ada beberapa hal yang dilakukan pada
tahap ini, yaitu:
Pemimpin kelompok mengemukakan bahwa kegiatan akan segera
diakhiri.
Pemimpin dan anggota kelompok mengemukakan kesan dan
hasil-hasil kegiatan.
Membahas kegiatan lanjutan.
Mengemukakan pesan dan harapan.
Kegiatan kelompok memasuki pada tahap pengakhiran,
kegiatan kelompok hendaknya dipusatkan pada pembahasan dan
penjelajahan tentang apakah para anggota kelompok mampu
menerapkan hal-hal yang mereka pelajari (dalam suasana
kelompok), pada kehidupan nyata mereka sehari-hari.10
F. Teknik Layanan Bimbingan Kelompok10 Prayitno, 1995. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok. Cetakan
Pertama. Jakarta : Ghalia Indonesia. Hlm.40
9
Ada beberapa teknik yang bisa diterapkan dalam layanan
bimbingan kelompok, yaitu:
1) Teknik Umum
Dalam teknik ini, dilakukan pengembangan dinamika
kelompok. Secara garis besar meliputi:
a. komunikasi multi arah secara efektif, dinamis dan
terbuka.
b. Pemberian rangsangan untuk menimbukan inisiatif
dalam pembahasan, diskusi, analisis dan pengembangan
argumentasi
c. Dorongan minimal untuk memantapkan respons dan
aktivitas anggota kelompok
d. Penjelasan, pendalaman dan pemberian contoh untuk
lebih memantapkan analisis, argumentasi dan pembahasan
e. Pelatihan untuk membentuk pola tingkah laku baru
yang dikendaki.
2) Permainan kelompok
Permainan dapat dijadikan sebagai salah satu tenik dalam
layanan bimbingan kelompok baik sebagai selingan maupun
sebagai wahana yang memuat materi pembinaan atau materi
layanan tertentu. Permaianan kelompok yang efektif dan dapat
dijadikan sebagai teknik dalam layanan bimbingan kelompok
harus memenuhi ciri-ciri sebagai berikut:
a. Sederhana
b. Mengembirakan
c. Menimbulkan suasana rileks dan tidak melelahkan
d. Meningkatan keakraban
10
e. Diikuti oleh semua anggota kelompok.11
G. Kegiatan Pendukung Layanan Bimbingan Kelompok
Layanan bimbingan kelompok memerlukan kegiatan pendukung
seperti aplikasi instrumentasi, himpunan data, konferensi
kasus, kunjungan rumah dan alih tangan kasus.
1) Aplikasi Instrumentasi
Data yang dihimpun atau diperoleh melalui aplikasi
instrumentasi dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam
pembentukan kelompok, pertimbangan dalam menetapkan seseorang
atau lebih dalam kelompok layanan, materi atau pokok bahasan
dalam kegiatan layanan bimbingan kelompok. Selain itu, hasil
ulangan atau ujian, hasil AUM, hasil tes, sosiometri dan lain
sebagainya merupakan bahan yang sangat berguna dalam
merencanakan dan mengisi kegiatan layanan bimbingan kelompok
serta untuk tindak lanjut layanan.
2) Himpunan data
Data yang dihimpun atau diperoleh melalui aplikasi
instrumentasi, dihimpun dalam himpunan data. Kemudian data
tersebut dapat digunakan dalam merencanakan dan mengisi
kegiatan layanan bimbingan kelompok dengan berlandaskan asas-
asas tertentu yang relevan.
3) Konferensi Kasus
Konferensi kasus dapat dilakukan sebelum atau setelah
layanan bimbingan kelompok dilakukan. Siswa yang masalahnya
dikonferensikasuskan, dapat dilakukan tindak lanjut layanan
11Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, (Jakarta: RajawaliPers, 2007), hlm.174
11
dengan menempatkan siswa tersebut ke dalam kelompok bimbingan
kelompok tertentu sesuai dengan masalahnya.
4) Kunjungan Rumah
Kunjungan rumah dapat dilakukan sebagai pendalaman dan
penanganan lebih lanjut tentang masalah siswa yang dibahas
atau dibicarakan dalam layanan. Untuk melakukan kunjungan
rumah, konselor harus melakukan persiapan yang matang dan
mengikutsertakan anggota kelompok yang masalahnya dibahas.
5) Alih Tangan Kasus
Seperti pada layanan-layanan yang lain, masalah yang
belum tuntas atau di luar kewenanangan konselor dalam layanan
bimbingan kelompok juga harus di alih tangankan atau
dilimpahkan kepada konselor atau petugas lain yang lebih
mengetahui.12
H. Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok
Layanan bimbingan kelompok menempuh tahap-tahap kegiatan
sebagai berikut:
1) Perencanaan, yang mencakup mengidentifikasi topik yang
akan dibahas dalam layanan bimbingan kelompok, membentuk
kelompok, menyusun jadwal kegiatan, menetapkan prosedur
layanan, menetapkan fasilitas layanan dan menyiapkan
kelengkapan administrasi.
2) Pelaksanaan, yang mencakup kegiatan mengkomunikasikan
rencana layanan bimbingan kelompok, mengorganisasikan
kegiatan layanan bimbingan kelompok, menyelenggarakan
12Ibid.,, hlm. 175
12
layanan bimbingan kelompok dengan melalui tahap
pembentukan, peralihan, kegiatan dan tahap pengakhiran.
3) Evaluasi yang mencakup kegiatan menetapkan materi
evaluasi, menetapkan prosedur dan standar evaluasi,
menyusun instrumen evaluasi, mengoptimalisasikan
instrumen evaluasi dan mengolah hasil aplikasi instrumen.
4) Analisis hasil evaluasi yang mencakup kegiatan menetapkan
norma atau standar analisis, melakukan analisis dan
menafsirkan hasil analisis.
5) Tindak lanjut yang mencakup kegiatan menetapkan jenis dan
arah tindak lanjut, mengomunikasikan rencana tindak
lanjut kepada pihak-pihak yang terkait dan melaksanakan
tindak lanjut.
6) Laporan, yang meliputi menyusun laporan, menyampaikan
laporan kepada kepala sekolah/madrasah dan pihak-pihak
yang terkait dan mendokumentasikan laporan layanan.
I. Beberapa Catatan Penting yang Harus Diperhatikan
Pertama, layanan bimbingan kelompok bukan sekedar kegiatan
kelompok. Kegiatan bimbingan kelompok mengemban fungsi-fungsi
konseling seperti pemahaman, pencegahan, pengentasan masalah,
pengembangan, pemeliharaan dan fungsi advokasi serta
menerapkan prinsip-prinsip dan asas-asas konseling.
Kedua, kegiatan bimbingan kelompok bukan berarti
membimbing kelompok, melainkan suatu layanan terhadap sejumlah
klien (siswa) sebagai anggota kelompok agar setiap klien
(siswa) memperoleh manfaat tertentu.
13
Ketiga, kegiatan bimbingan kelompok tidak sama dengan
diskusi biasa atau rapat. Sehingga, dalam bimbingan kelompok
tidak diperlukan adanya laporan kelompok dengan notulennya.
Keempat, heterogenitas dalam kelompok. Dinamika kelompok
yang kaya dan bersemangat memerlukan kondisi kelompok yang
relatif heterogen sehingga terjadi proses saling merangsang
dan merespon dengan materi yang bervariasi.
Kelima, layanan bimbingan kelompok tidak sekedar memberikan
informasi kepada anggota kelompok.13
13 Ibid.,hlm. 178
14
LAYANAN KONSELING KELOMPOK
A. Pengertian Layanan Konseling Kelompok
Winkel menjelaskan konseling kelompok merupakan
pelaksanaan proses konseling yang dilakukan antara seorang
konselor profesional dan beberapa klien sekaligus dalam
kelompok kecil. Latipun menambahkan bahwa konseling kelompok
adalah bentuk konseling yang membantu beberapa klien normal
yang diarahnya mencapai fungsi kesadaran secara efektif.
Konseling kelompok biasanya dilakukan untuk jangka waktu
pendek atau menengah.14
Layanan konseling kelompok mengikutkan sejumlah peserta
dalam bentuk kelompok dengan konselor sebagai pemimpin
kegiatan kelompok. Layanan konseling kelompok mengaktifkan
dinamika kelompok untuk membahas berbagai hal yang berguna
bagi pengembangan pribadi dan pemecahan masalah individu
(siswa) yang menjadi peserta layanan. Dalam konseling kelompok
dibahas masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing
anggota kelompok. Jadi, layanan konseling kelompok dapat
dimaknai sebagai upaya pembimbing atau konselor membantu
memecahkan masalah-masalah pribadi yang dialami oleh masing-
masing anggota kelompok melalui kegiatan kelompok agar
tercapai perkembangan yang optimal. Dengan perkataan lain,
konseling kelompok juga bisa dimaknai sebagai suatu upaya
pemberian bantuan kepada individu (siswa) yang mengalami
masalah-masalah pribadi melalui kegiatan kelompok agar
tercapai perkembangan yang optimal.15
14Namora Lumongga Lubis, 2011. Memahami Dasar-Dasar Konseling dalam Teori dan Praktik (Jakarta : Kencana Prenada Media Group), hlm. 198
15Tohirin, 2007. Bimbingan dan Konseling di sekolah dan Madrasah (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada), hlm. 179
15
Konseling kelompok mengaktifkan dinamika kelompok untuk
membahas berbagai hal yang berguna bagi pengembangan, pribadi
dan pemecahan masalah individu yang menjadi peserta kegiatan
kelompok. Dalam konseling kelompok dibahas masalah pribadi
yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok. Konseling
kelompok dapat diselenggarakan di mana saja, di dalam ruangan
ataupun di luar ruangan, di sekolah atau di luar sekolah, di
rumah salah seorang peserta atau di rumah konselor. Dimanapun
layanan konseling kelompok itu dilaksanakan harus terjamin
bahwa dinamika kelompok dapat berkembang dengan sebaik-baiknya
untuk mencapai tujuan layanan.16
B. Tujuan Layanan Konseling Kelompok
Tujuan khusus Konseling Kelompok ialah Konseling Kelompok
terfokus pada pembahasan masalah pribadi individu peserta
kegiatan layanan. Melalui layanan kelompok yang intensif dalam
upaya pemecahan masalah tersebut para peserta memperoleh dua
tujuan sekaligus :
Terkembangkannya perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan
sikap terarah kepada tingkah laku khususnya dalam
bersosialisasi/komunikasi, dan
Terpecahkannya masalah individu yang bersangkutan dan
diperolehnya imbasan pemecahan masalah tersebut bagi
16 Prayitno, 2004. Layanan L.1-L.9 (Padang : Universitas Negeri Padang) hlm. 2
16
individu-individu lain peserta layanan Konseling
Kelompok.17
Secara umum tujuan layanan konseling kelompok adalah
berkembangnya kemampuan sosialisasi siswa, khususnya kemampuan
berkomunikasinya. Melalui layanan konseling kelompok, hal-hal
dapat menghambat atau mengganggu sosialisasi dan komunikasi
siswa diungkap dan didinamikakan melalui berbagai teknik,
sehingga kemampuan sosialisasi dan berkomunikasi siswa
berkembang secara optimal. Melalui layanan Konseling kelompok
juga dapat dientaskan masalah klien (siswa) dengan
memanfaatkan dinamika kelompok.18
Adapun tujuan konseling kelompok menurut Barriyah
adalah :
Membantu individu mencapai perkembangan yang optimal.
Berperan mendorong munculnya motivasi kepada klien untuk
merubah prilakunya dengan memanfaatkan potensi yang
dimilikinya.
Klien dapat mengatasi masalahnya lebih cepat dan tidak
menimbulkan gangguan emosi.
Menciptakan dinamika sosial yang berkembang intensif.
Mengembangkan keterampilan komunikasi dan interaksi
sosial yang baik dan hebat.
George dan Cristiani juga menjelaskan bahwa konseling
kelompok dimanfaatkan sebagai proses belajar dan upaya
membantu klien dalam pemecahan masalahnya.
17 Ibid, hlm. 418 Tohirin, 2007. Bimbingan dan Konseling di sekolah dan Madrasah
(Jakarta : PT RajaGrafindo Persada), hlm. 181
17
Ada beberapa kelebihan atau keuntungan yang dapat
diperoleh klien melalui konseling kelompok seperti yang
dikemukakan Hough berikut ini :
Konseling kelompok menerapkan pendekatan yang menjalin
hubungan perasaan sebagai sebuah kelompok dalam
masyarakat yang sudah saling terasing dan tidak memiliki
aturan yang jelas.
Kelompok juga saling memberikan dukungan dalam menghadapi
masalah yang dihadapi setiap orang.
Kelompok dapat memberikan kesempatan untuk belajar antara
satu sama lain.
Kelompok dapat menjadi motivator bagi masing-masing
klien.
Kelompok dapat menjadi tempat yang baik untuk menguji dan
mencoba prilaku yang baru.
Kelompok menanamkan perasaan tentram kepada anggotanya.
Sedangkan kekurangan yang terdapat dalam konseling
kelompok seperti yang ditulis oleh Latipun adalah :
Klien perlu menjalani konseling individual terlebih
dahulu sebelum mengikuti konseling kelompok.
Konselor harus memberikan perhatian secara adil pada
semua anggota kelompok. Dan hal ini bukanlah sesuatu yang
mudah untuk dilakukan.
Kelompok dapat bubar seketika karena masalah dalam
“proses kelompok”.
Klien yang sulit mempercayai orang lain akan berpengaruh
negatif pada situasi konseling secara keseluruhan.19
19 Namora Lumongga Lubis, 2011. Memahami Dasar-Dasar Konseling dalam Teori dan Praktik (Jakarta : Kencana Prenada Media Group), hlm. 205-206
18
C. Isi Layanan Konseling Kelompok
Layanan konseling kelompok membahas masalah-masalah
pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok.
Secara bergiliran anggota kelompok mengemukakan masalah
pribadinya secara bebas, selanjutnya dipilih mana yang akan
dibahas dan dientaskan terlebih dahulu dan seterusnya.20
D. Teknik Layanan Konseling Kelompok
1. Teknik Umum : Pengembangan Dinamika Kelompok
Secara umum, teknik-teknik yang digunakan oleh pemimpin
kelompok dalam menyelenggarakan layanan konseling kelompok
mengacu kepada berkembangnya dinamika kelompok yang diikuti
oleh seluruh anggota kelompok, dalam rangka mencapai tujuan
layanan. Teknik-teknik ini secara garis besar meliputi :
Komunikasi multiarah secara efektif dinamis dan terbuka.
Pemberian rangsangan untuk menimbulkan inisiatif dalam
pembahasan, diskusi, analisis, pengembangan argumentasi.
Dorongan minimal untuk memantapkan respon dan aktivitas
anggota kelompok.
Penjelasan, pendalaman, dan pemberian contoh untuk lebih
memantapkan analisis, argumentasi dan pembahasan.
Pelatihan untuk membentuk pola tingkah laku (baru) yang
dikehendaki.
2. Permainan Kelompok
Permainan kelompok yang efektif bercirikan : (1)
sederhana, (2) menggembirakan, (3) menimbulkan suasana relaks
20 Tohirin, 2007. Bimbingan dan Konseling di sekolah dan Madrasah (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada), hlm. 182
19
dan tidak melelahkan, (4) meningkatkan keakraban, dan (5)
diikuti oleh semua anggota kelompok.21
E. Tahapan Konseling Kelompok
1. Prakonseling
Tahap prakonseling dianggap sebagai tahap persiapan
pembentukan kelompok. Adapun hal-hal mendasar yang dibahas
pada tahap ini adalah para klien yang telah diseleksi akan
dimasukkan dalam keanggotaan yang sama menurut pertimbangan
homogenitas. Penting sekali pada tahapan ini konselor
menanamkan harapan pada anggota kelompok agar bahu membahu
mewujudkan tujuan bersama sehingga proses konseling akan
berjalan efektif.
2. Tahap Permulaan
Tahap ini ditandai dengan dibentuknya struktur kelompok.
Black menguraikan secara sistematis langkah yang dijalani pada
tahap permulaan adalah perkenalan, pengungkapan tujuan yang
ingin dicapai, penjelasan aturan dan penggalian ide dan
perasaan. Adapun tujuan yang ingin dicapai pada tahap ini
adalah anggota kelompok dapat saling percaya satu sama lain
serta menjaga hubungan yang berpusat pada kelompok melalui
saling memberi umpan balik, memberi dukungan, saling toleransi
terhadap perbedaan dan saling memberi penguatan positif.
3. Tahap Transisi
Tahap ini disebut Prayitno sebagai tahap peralihan. Hal
umum yang sering terjadi pada tahap ini adalah terjadinya
21 Tohirin, 2007. Bimbingan dan Konseling di sekolah dan Madrasah (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada), hlm. 182-183
20
suasana ketidakseimbangan dalam diri masing-masing anggota
kelompok. Konselor diharapkan dapat membuka permasalahan
masing-masing anggota sehingga masalah tersebut dapat bersama-
sama dirumuskan dan diketahui penyebabnya. Dan konselor
sebagai pemimpin kelompok harus dapat mengontrol dan
mengarahkan anggotanya untuk merasa nyaman dan menjadikan
anggota kelompok sebagai keluarganya sendiri.
4. Tahap Kerja
Prayitno menyebut tahap ini sebagai tahap kegiatan. Tahap
ini dilakukan setelah permasalahan anggota kelompok diketahui
penyebabnya sehingga konselor dapat melakukan langkah
selanjutnya yaitu menyusun rencana tindakan. Kegiatan kelompok
pada tahap ini dipengaruhi pada tahapan sebelumnya. Jadi
apabila pada tahap sebelumnya berlangsung dengan efektif maka
tahap ini juga dapat dilalui dengan baik, begitupun
sebaliknya. Apabila tahap ini berjalan dengan baik, biasanya
anggota kelompok dapat melakukan kegiatan tanpa mengharapkan
campur tangan pemimpin kelompok lebih jauh.
5. Tahap Akhir
Tahap ini adalah tahapan dimana anggota kelompok mulai
mencoba prilaku baru yang telah mereka pelajari dan dapatkan
dari kelompok. Umpan balik adalah hal penting yang sebaiknya
dilakukan oleh masing-masing anggota kelompok. Hal ini
dilakukan untuk menilai dan memperbaiki prilaku kelompok
apabila belum sesuai.
Sehubungan dengan pengakhiran kegiatan, Prayitno
mengatakan bahwa kegiatan kelompok harus ditujukan pada
pencapaian tujuan yang ingin dicapai dalam kelompok. Apabila
21
pada tahap ini terdapat anggota yang memiliki masalah belum
dapat terselesaikan pada tahap sebelumnya, maka pada tahap ini
masalah tersebut harus diselesaikan.
Konselor dapat memastikan waktu yang tepat untuk
mengakhiri proses konseling. Apabila anggota kelompok
merasakan bahwa tujuan telah tercapai dan telah terjadi
perubahan prilaku maka proses konseling dapat segera diakhiri.
6. Pascakonseling
Jika proses konseling telah berakhir, sebaiknya konselor
menetapkan adanya evaluasi sebagai bentuk tindak lanjut dari
konseling kelompok. Evaluasi bahkan sangat diperlukan apabila
terdapat hambatan dan kendala yang terjadi dalam pelaksanaan
kegiatan dan perubahan prilaku anggota kelompok setelah proses
konseling berakhir.
Konselor dapat menyusun rencana baru atau melakukan
perbaikan pada rencana yang telah dibuat sebelumnya. Apapun
hasil dari proses konseling kelompok yang telah dilakukan
seyogyanya dapat memberikan peningkatan pada seluruh anggota
kelompok. Karena inilah inti dari konseling kelompok yaitu
untuk mencapai tujuan bersama.22
F. Kegiatan Pendukung Konseling Kelompok
Pertama, aplikasi instrumental. Data yang dihimpun atau
diperoleh melalui aplikasi instrumentasi dapat digunakan
sebagai :
Pertimbangan dalam pembentukan kelompok konseling
kelompok.
22 Namora Lumongga Lubis, 2011. Memahami Dasar-Dasar Konseling dalam Teori dan Praktik (Jakarta : Kencana Prenada Media Group), hlm213-216
22
Pertimbangan dalam menetapkan seseorang atau lebih
dalam kelompok layanan konseling kelompok.
Materi atau pokok bahasan kegiatan layanan konseling
kelompok.
Kedua, himpunan data. Data dalam himpunan data yang
dihasilkan melalui aplikasi instrumentasi, dapat digunakan
untuk merencanakan dan mengisi kegiatan layanan konseling
kelompok.
Ketiga, konferensi kasus.konferensi kasus dapat dilakukan
sebelum kegiatan layanan konseling kelompok dimulai dan dapat
juga sebagai tindak lanjut dari kegiatan layanan konseling
kelompok untuk peserta tertentu.
Keempat, kunjungan rumah. Untuk melakukan kunjungan rumah,
perlu dilakukan persiapan secara baik dengan melibatkan
anggota kelompok yang masalahnya dibahas dalam konseling
kelompok.
Kelima, alih tangan kasus.23
G. Pelaksanaan Layanan Konseling Kelompok
1) Perencanaan yang mencakup kegiatan :
Membentuk kelompok
Mengidentifikasi dan meyakinkan klien (siswa)
tentang perlunya masalah dibawa ke dalam layanan
konseling kelompok.
Menempatkan klien dalam kelompok.
Menyusun jadwal kegiatan.
Menetapkan prosedur layanan.
23 Tohirin, 2007. Bimbingan dan Konseling di sekolah dan Madrasah (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada), hlm. 184
23
Menyiapkan kelengkapan administrasi.
2) Pelaksanaan yang mencakup kegiatan :
Mengkomunikasikan rencana layanan konseling
kelompok.
Mengorganisasikan kegiatan layanan konseling
kelompok.
Menyelenggarakan layanan konseling kelompok melalui
tahap-tahap :
a. Pembentukan.
b. Peralihan.
c. Kegiatan, dan
d. Pengakhiran.
3) Evaluasi yang mencakup kegiatan :
Menetapkan materi evaluasi.
Menetapkan prosedur evaluasi.
Menyusun instrumen evaluasi.
Mengoptimalisasikan instrumen evaluasi.
Mengolah hasil aplikasi instrumen.
4) Analisis hasil evaluasi yang mencakup kegiatan :
Menetapkan norma atau standar analisis.
Melakukan analisis, dan
Menafsirkan hasil analisis.
5) Tindak lanjut yang mencakup kegiatan :
Menetapkan jenis dan arah tindak lanjut.
Mengkomunikasikan rencana tindak lanjut kepada
pihak-pihak terkait
Melaksanakan rencana tindak lanjut.
6) Laporan yang mencakup kegiatan :
24
Menyusun laporan layanan konseling kelompok.
Menyampaikan laporan kepada kepala sekolah atau
madrasah dan kepada pihak-pihak lain yang terkait.
Mengkomunikasikan laporan layanan.24
H. Komponen Layanan Bimbingan Kelompok dan Konseling
Kelompok
1. Pemimpin Kelompok
Pemimpin kelompok adalah konselor yang terlatih dan
berwenang menyelenggarakan praktik konseling profesional.
a. Karakteristik Pemimpin Kelompok
Mampu membentuk kelompok dan mengarahkannya sehingga
terjadi dinamika kelompok dalam suasana interaksi
antara anggota kelompok yang bebas, terbuka dan
demokratik, saling mendukung dan meringankan beban.
Berwawasan luas dan tajam sehingga mampu mengisi,
menjembatani, meningkatkan, memperluas.
Memiliki kemampuan hubungan antar-personal yang
hangat dan nyaman, sabar dan memberi kesempatan,
jujur, disiplin dan kerja keras.
b. Peran Pemimpin Kelompok
1. Pembentukan kelompok dari sekumpulan (calon) peserta
(terdiri atas 8-10 orang), sehingga terpenuhi syarat-
24 Ibid, hlm. 185-186
25
syarat kelompok yang mampu secara aktif mengembangkan
dinamika kelompok, yaitu :
Terjadinya hubungan antara anggota kelompok, menuju
keakraban diantara mereka.
Tumbuhnya tujuan bersama diantara anggota kelompok,
dalam suasana kebersamaan.
Berkembangnya itikad dan tujuan bersama untuk
mencapai tujuan kelompok.
Terbinanya kemandirian pada diri setiap anggota
kelompok.
Terbinanya kemandirian kelompok.
2. Penstrukturan yaitu membahas bersama anggota
kelompok apa, mengapa dan bagaimana layanan Konseling
Kelompok dilaksanakan.
3. Pentahapan kegiatan konseling kelompok.
4. Penilaian segera hasil layanan konseling kelompok.
5. Tindak lanjut layanan.
2. Anggota Kelompok
a. Besarnya Kelompok
Kelompok yang terlalu kecil, misalnya 2-3 orang akan
mengurangi efektifitas Konseling Kelompok. Sebaliknya kelompok
yang terlalu besar juga kurang efektif, karena jumlah peserta
yang terlalu banyak, maka partisipasi aktif individual dalam
dinamika kelompok menjadi kurang intensif, kesempitan
berbicara.
b. Homogenitas/Heterogenitas Kelompok
Layanan konseling kelompok memerlukan anggota kelompok
yang dapat menjadi sumber-sumber bervariasi untuk membahas
26
suatu topik atau memecahkan masalah tertentu. Dalam hal ini
anggota kelompok yang homogen kurang efektif dalam konseling
kelompok. Sebaliknya, anggota kelompok yang heterogen akan
menjadi sumber yang lebih kaya untuk pencapaian tujuan
layanan.
c. Peranan Anggota Kelompok
1. Aktifitas Mandiri
Masing-masing anggota kelompok beraktifitas langsung
dan mandiri dalam bentuk:
Mendengar, memahami dan merespon dengan tepat dan
positif.
Berpikir dan berpendapat.
Menganalisis, mengkritisi dan beragumentasi.
Merasa, berempati dan bersikap.
Berpartisipasi dalam kegiatan bersama.
2. Aktifitas mandiri masing-masing anggota kelompok itu
diorientasikan pada kehidupan bersama dalam kelompok.
Kebersamaan ini diwujudkan melalui :
Pembinaan keakraban dan keterlibatan secara emosional
antar anggota kelompok.
Kepatuhan terhadap aturan kegiatan dalam kelompok.
Komunikasi jelas dan lugas dengan lembut dan bertata
krama.
Saling memahami, memberi kesempatan dan membantu.
Kesadaran bersama untuk menyukseskan kegiatan
kelompok.25
d. Sifat Kelompok
25 Prayitno, 2004. Layanan L.1-L.9 (Padang : Universitas Negeri Padang) hlm. 4-13
27
Ada dua macam sifat kelompok yang terdapat dalam
konseling kelompok, yaitu :
1. Sifat Terbuka
Dikatakan sebagai sifat terbuka karena pada kelompok
ini dapat menerima kehadiran anggota baru setiap saat
sampai batas yang telah ditetapkan.
2. Sifat Tertutup
Sifat tertutup maksudnya adalah konselor tidak
memungkinkan masuknya klien baru untuk tergabung dalam
kelompok yang telah terbentuk.
e. Waktu Pelaksanaan
Batas akhir pelaksanaan konseling kelompok sangat
ditentukan seberapa besar permasalahan yang dihadapi kelompok.
Latipun menambahkan penjelasannya dengan mengatakan bahwa
batasan waktu yang biasanya ditetapkan pada konseling kelompok
pada umumnya dilakukan satu hingga dua kali dalam seminggu.
Hal ini dikarenakan apabila terlalu jarang (misalnya, satu
kali dalam dua minggu) akan menyebabkan banyaknya informasi
dan umpan balik yang terlupakan.26
26 Namora Lumongga Lubis, 2011. Memahami Dasar-Dasar Konseling dalam Teori dan Praktik (Jakarta : Kencana Prenada Media Group), hlm. 211-212
28
KESIMPULAN
Layanan bimbingan kelompok dapat diartikan suatu upaya
bimbingan yang dilakukan melalui situasi, proses dan kegiatan
kelompok. Sasaran bimbingan kelompok adalah individu-individu
dalam kelompok agar individu yang diberikan bimbingan
mendapatkan pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri
dan perwujudan diri dalam menuju perkembangan optimal.
Layanan konseling kelompok dapat dimaknai sebagai upaya
pembimbing atau konselor membantu memecahkan masalah-masalah
pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok
melalui kegiatan kelompok agar tercapai perkembangan yang
optimal. Dengan perkataan lain, konseling kelompok juga bisa
dimaknai sebagai suatu upaya pemberian bantuan kepada individu
(siswa) yang mengalami masalah-masalah pribadi melalui
kegiatan kelompok agar tercapai perkembangan yang optimal.
Adapun tahapan dalam layanan bimbingan kelompok terdiri
dari tahap pembentukan, tahap peralihan, kegiatan dan tahap
pengakhiran. Kemudian, dalam layanan konseling kelompok
terdiri dari enam tahapan yakni, tahap prakonseling, tahap
permulaan, tahap transisi, tahap kerja, tahap akhir dan
pascakonseling.
Dalam layanan bimbingan kelompok dibahas topik-topik umum
yang menjadi kepedulian bersama di kelompok. Masalah yang
menjadi topik pembicaraan dalam layanan bimbingan kelompok,
dibahas melalui suasana dinamika kelompok secara intens dan
29
konstruktif, diikuti oleh semua anggota kelompok di bawah
bimbingan pemimpin kelompok (pembimbing atau konselor), dan
pada konseling kelompok membahas masalah-masalah pribadi yang
dialami oleh masing-masing anggota kelompok. Secara bergiliran
anggota kelompok mengemukakan masalah pribadinya secara bebas,
selanjutnya dipilih mana yang akan dibahas dan dientaskan
terlebih dahulu dan seterusnya.
30
LAPORAN HASIL OBSERVASI
Kami melakukan observasi mengenai Layanan Bimbingan
Kelompok dan Konseling Kelompok pada hari Sabtu, 29 Maret 2014
di Madrasah Aliyah Negeri 1 Medan.
1. Nama sekolah : Madrasah Aliyah Negeri 1 Medan (MAN
1 Medan).
2. Nama guru BK : Asrul Yafizham M.Pd. Kons.
Fasilitas Layanan Bimbingan Konseling :
Adanya ruang BK yang cukup memadai dan bagus.
Hasil wawancara dengan guru BK :
1. Menurut Bapak apa itu Layanan Bimbingan kelompok dan
Konseling Kelompok ?
Layanan bimbingan kelompok itu adalah suatu pemberian informasi kepada
peserta didik dalam pengembangan potensi yang dimilikinya melalui
kegiatan kelompok guna dalam rangka mengembangkan pola pikir,
perasaan atau tindakan atas suatu topic yang dibincangkan bersama–sama.
Layanan konseling kelompok adalah yang membahas tentang masalah yang
sama yang dialami/dilakukan oleh dua orang atau lebih yang dibentuk
menjadi sebuah kelompok. Layanan konseling kelompok ini lebih dipicu oleh
kasus/permasalahan.
Contohnya : ada 6 orangg yang mempunyai permasalahan yang sama yaitu
seringnya datang terlambat ke sekolah, mereka dikumpulkan dan dijadikan
sebuah kelompok dan dilakukanlah proses layanan konseling.
2. Apakah Layanan Bimbingan Kelompok dan Konseling Kelompok
sudah diterapkan di madrasah ini Pak ?
31
Alhamdulilllaah, layanan tersebut sudah diterapkan.
3. Selama melakukan Layanan Bimbingan Kelompok dan Konseling
kelompok, apa kendalanya Pak ?
Kendalanya lebih kepada waktu. Ketika melakukan proses layanan konseling
kelompok pasti memakai waktu mata pelajaran lainnya, karena dalam
melakukan konseling kelompok itu membutuhkan waktu yang cukup lama, jadi
ya kendalanya ialah kurang bisa manage waktu.
4. Menurut Bapak, apa manfaat dari Layanan Bimbingan Kelompok
dan Konseling Kelompok ?
Manfaatnya itu positif, tapi semua itu tergantung kepada individu.
5. Apa tujuan dari Layanan Bimbingan Kelompok dan Konseling
Kelompok Pak ?
Tujuannya itu untuk merubah ketidaksesuain prilaku. Atau untuk
mengembangkan pola pikir, perasaan ataupun tingkah laku terhadap topic
yang akan dibahas bersama-sama atau perkelompok
32
DAFTAR PUSTAKA
Lumongga Lubis, Namora. 2011. Memahami Dasar-Dasar Konseling dalam
Teori dan Praktik. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling di sekolah dan Madrasah.
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Prayitno. 2004. Layanan L.1-L.9. Padang : Universitas Negeri
Padang.
Sedanayasa, Gede dkk. 2010. Dasar-Dasar Bimbingan Konseling.
Singaraja:Jurusan Bimbingan Konseling Fakultas Ilmu
Pendidikan Undiksha
M.Luddin, Abu Bakar. 2010. Dasar-Dasar Konseling. Bandung:
Citapustaka Media Perintis
Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan&Konseling Kelompok Cetakan Pertama.
Jakarta: Ghalia Indonesia
http://warnaa-warnii.blogspot.com/2013/01/pengertian-dan-
tujuan-bimbingan.html
http://ewintri.wordpress.com/2012/01/02/bimbingan-kelompok/
33