Post on 21-Feb-2023
KONSELOR DAN JIWA VOLUNTARISME
Ahmad Fadhil
Abstrak
Layanan antara konselor dan konseli akan lebih efektif jika
konselor mengarahkan konseli kepada dua hal. Pertama,
urgensi mentalitas abdi masyarakat atau kerelawanan
(voluntarisme) bagi konselor. Kedua, penanaman budaya
literasi oleh konselor pada konseli.
Kata Kunci
Konselor, Voluntarisme, Kebutuhan Masyarakat
Pendahuluan
Pendidikan yang match dengan dunia kerja menjadi
perhatian utama di Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam
Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IAIN “Sultan Maulana
Hasanuddin” Banten.1 Tapi, tidak dapat dipungkiri bahwa
profesi pembimbing dan konselor belum lazim di masyarakat
Indonesia dan masih banyak gambaran salah tentang profesi
ini.2 Karena itu, calon konselor selain harus menguasai
kompetensi inti, juga harus memiliki kompetensi dan
1 Lihat: Borang Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Ushuluddin danDakwah IAIN “SMH” Serang, Tim Penyusun, 2011.
2 Lihat: http://konselor.blog.uns.ac.id/2010/10/19/contoh-problema-bk-di-sekolah-beserta-latar-belakang-dan-upaya-perbaikannya/Jumat, 09 Desember 2011, jam 10.44.
1
mentalitas lain yang membuat mereka mampu bersikap dan
berinteraksi secara tepat dengan masyarakat.
Apa kompetensi dan mentalitas itu serta bagaimana cara
memperolehnya? Tulisan ini akan mengulas kedua masalah
tersebut. Tulisan ini akan saya sistematisasi dalam empat
bagian. Pertama, pendahuluan. Kedua, apa pengertian layanan
bimbingan dan konseling? Ketiga, urgensi mentalitas
voluntarisme bagi konselor dan konseli. Ketiga, urgensi
kompetensi literasi. Keempat, penutup.
I. Pengertian, Asas, dan Bidang Bimbingan Dan Konseling
a. Pengertian
Walaupun disiplin ilmu bimbingan dan konseling telah
dikembangkan di Indonesia hampir selama setengah abad,3
tetapi hakikat bimbingan dan konseling, perbedaan antara
istilah “Bimbingan dan Penyuluhan (BP)” dengan istilah
“Bimbingan dan Konseling (BK)”, makna penyebutan “bimbingan
dan konseling” secara lengkap atau cukup dengan penyebutan
“konseling” saja, terkadang masih ramai diperdebatkan.
Beberapa penulis membedakan bimbingan dengan
konseling. Al-Farkh dan al-Tayyim, misalnya. Pertama-tama,
mereka mendefinisikan bimbingan dan konseling sebagai
sebuah kesatuan dengan mengatakan:
3 Lihat: Kilas Balik Profesi Konselor, Akhmad Sudrajat,http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/12/28/kilas-balik-profesi-konselor-di-indonesia/, diakses pada hari Kamis, 08 Desember 2011,20.47; Sejarah Bimbingan dan Konseling dan Lahirnya BK 17, Noorholic,http://noorholic.wordpress.com/2008/06/09/sejarah-bimbingan-dan-konseling-dan-lahirnya-bk-17-plus/, diakses pada hari Kamis, 08Desember 2011, 20.56.
2
اس���ب� ه ال�من� ي� م�كان���� عه ف� ه��دف� وض���� له ب�� ن� �ق �داده ل�مس��ت ع��� ره وا# هم ح�اض��� ي� ف�� رد ف� ه� م�س��اع�ده� ال�ف��� ع�ملي���
�ق �حق��� ي� ي�� �ت م���اع�ي� ح���� �ت ح�� ي� والإ# وي� وال�مه���ت� �Aرب�ص���ي� وال���ت خ� Gال�ش �ق واف���� �ق� ال�ت ت���� �حق �ي� ي� ه ف� �م���ع وم�س���اع�دن� �ت ل���ه ول�لمج�. �ه ط ن�� ت�مع ال�مجي� ي� ال�مج� نW ف� �Yي ر خ�� سه وم�ع الإ\ ق� ه� وال�سعاده� م�ع ن�� سي� ق� ه� وال�سعاده� ال�ت� سي� ق� 4ال�صحه� ال�ت�
Artinya:
Proses menolong seseorang agar dia dapat
memahami kekiniannya dan dapat bersiap-siap untuk
masa depannya. Tujuan proses ini adalah
menempatkan orang tersebut di posisi yang tepat
baik bagi dirinya maupun masyarakat serta
membantunya dalam mewujudkan keharmonisan
personal, edukasional, profesional, dan sosial
sehingga dia dapat mewujudkan kesehatan mental
dan kebahagiaan bagi dirinya dan orang lain di
sekitarnya.
Selanjutnya, mereka mendefinisikan bimbingan secara
tersendiri. Mereka mengatakan bahwa bimbingan adalah:
س س��� منW الإ\ ض��� �ي مه��د ل�ه��ا. وي�� ها وي�� �ق ه��و ي��س��ت� س��ي� ف�� ق� اد ال�ت� Gرش��� ه�مه��ا الإ# ه� ا\ س��ي� ق� دم�ات� ن�� م��وع ح���� م�ج�
Wك���ون د ي�� �م���ع ك�ل���ه. وق���� �ت مل ال�مج� Gاد. وي��ش��� Gرش���� ه� الإ# نW ع�نW ع�ملي���� ول�ي� داد ال�مس���و\ ات� وال���ت�رام�جW واع���� ��ي��� ر ظ� وال�ي�ا �ق�� لهم وف�� ن� �ق ��مس��ت
لط طي��� خ� �راد م�نW ال�ت � ف��� مكن�W الإ\ �ي� ي� �ت دم�ات� ال��� م��وع ال�خ��� و م�ج� ر... وه��� Gاش�� ر م�ن� ت� و غ��� را ا\ Gاش�� م�ن�
4 Kamilah al-Farkh dan ‘Abd al-Jabir Tayyim, Mabadi’ al-Tawjih wa al-Irshad al-Nafsi, Amman: Dar Safa li al-Nashr wa al-Tawzi‘, cet. I, 1999M./1420 H., h. 13.
3
�ي� ال�مدرس��ه ه ف� ي��� ��ي اد هم وم�ن� �اب� ق� ح�اح���� �حق�� �ب� ي� ال�ي� ش��� ا\ ول�هم ي�� ه� وم�ت��� ش��مي� ه� وال�ج� لي��� �هم ال�عق �دراب� �هم وق��� �اب� لإم�كاي����
ي� ق� ال�مهت� واف� �ه� وال�ت ادن�� Gالإرش� �دم�ات م ال�معلوم�ات� وال�خ� �Aدي �ق �ة� ون� 5.والإشره� وال�مهي�
Artinya:
Bimbingan adalah sekumpulan layanan
psikologis. Yang terpenting darinya adalah
konseling psikologis. Bimbingan adalah pengantar
dan pendahuluan bagi konseling. Ia mencakup
dasar-dasar, teori-teori, program-program, dan
penyiapan para penanggung jawab layanan
bimbingan. Bimbingan mencakup masyarakat secara
keseluruhan, dapat dilakukan secara langsung atau
tidak langsung. Bimbingan adalah sekumpulan
layanan yang membuat individu-individu dapat
membuat rencana bagi masa depan mereka sesuai
dengan bakat dan kemampuan intelektual dan fisik
mereka, serta kecenderungan-kecenderungan mereka,
dengan cara-cara yang memenuhi kebutuhan-
kebutuhan mereka. Tempatnya adalah sekolah,
keluarga, karir, dan penyampaian informasi dan
layanan konseling serta keharmonisan
professional.
Dan, mereka mengatakan bahwa konseling adalah:
5 Kamilah al-Farkh dan ‘Abd al-Jabir Tayyim, Mabadi’ al-Tawjih wa al-Irshad al-Nafsi, h. 13.
4
س�����ي� ق� اد الى ال�علإجW ال�ت� Gمل الإرش������ Gس�����ي� وي��ش����� ق� ه ال�ت� ي������ وح�� �دم�ات� ال�ت ي� ح������� ه� ف� س�����ي� ي� ه� ال�رئ�\ ال�عملي������ء ر� ل ال�ج��� Gمن�� و ي�� م��اع�ي� وه��� ه وج�� ه��ا ل�وج��� ي� وج�� �ردي� ا\ اد ف��� Gارش��� Wع�ن �اره و ع�ن��� دري��س وه��� �اد الى ال�ن�� Gوالإرش���
�ة ع�دده� ك�ال�ملإح�ظ��� �ل م�ت ائ�\ م��د ع�لي وش�� �عت ر ، ون�� Gاش� ر م�ن� ت� و غ�� را ا\ Gاش� ك�ونW م�ن� د ي�� �ه وق�� ي�� وح�� �دانW ال�ت ي� م�ن��� ال�عملي� ف�
�كلإت Gادا ل�خ���ل ال�مش��� Gا او ارش���� ن���� و م�هن� ا ا\ وي����� �Yب ر �ادا ت� Gارش���� Wك���ون د ي�� �ارات� وق���� ن���� �ت راء الإح�� ه� واخ����� Gس��� �اق� وال�من�ي� ال�مدرس���ه� و اد ف� Gالإرش���� �ه رف���� ه غ�� ي���� ��ي اد رد وم�ن� عاد ال�ف���� اد هي� ال�عم���ل ع�لي اس���� Gل�لإرش���� �دم���ه ه� واه�م ح�� س���ي� ق� ال�ت�اد Gومرك�ر� الإرش� �ه سي� ق� ادات� ال�ت� 6.ال�عن�
Artinya:
Konseling adalah layanan utama di antara
layanan-layanan bimbingan psikologis, mencakup
psikoterapi dan konseling pendidikan; dapat
berupa konseling individual atau kelompok, dan
merupakan bagian praktis dari bidang bimbingan;
dapat dilakukan secara langsung atau tidak
langsung dengan menggunakan berbagai media
seperti observasi, wawancara, dan melakukan
prosedur pengujian; dapat berupa konseling
pendidikan, karir, atau konseling untuk
mengatasi masalah-masalah kejiwaan. Layanan
konseling yang terpenting adalah upaya untuk
membahagiakan orang. Tempatnya adalah ruang
6 Kamilah al-Farkh dan ‘Abd al-Jabir Tayyim, Mabadi’ al-Tawjih wa al-Irshad al-Nafsi, h. 13.
5
konseling di sekolah atau di klinik-klinik
psikologis, dan pusat konseling.
Al-Zubaydi juga membedakan pengertian bimbingan dengan
konseling. Dia mengatakan:
Bimbingan adalah bantuan bagi individu-
individu secara keseluruhan untuk membuat pilihan
yang tepat bagi mereka dalam berbagai aspek
kehidupan dengan mengikuti pedoman dari Allah
baik dalam segi akidah, syariat, maupun tata
kehidupan agar mereka dapat mewujudkan tujuan
utama penciptaan diri mereka dan meraih
keberhasilan di dunia dan akhirat. Konseling
adalah bantuan dari satu individu bagi individu
lain dalam mengatasi masalah, melejitkan potensi,
membuat keputusan yang tepat, dan meraih
keharmonisan. Tujuannya adalah menolong individu
dalam mengembangkan kemandirian dan kemampuannya
untuk bertanggung jawab atas dirinya sendiri.7
Dengan ungkapan lain, al-Zubaydi menjelaskan:
Konseling adalah aspek operasional praktis
dan khusus dari layanan bimbingan dan konseling.
Konseling adalah layanan interaktif yang berbasis
relasi profesional dan konstruktif antara
konselor dengan konseli di mana konselor menolong
konseli untuk memahami diri, menyadari potensi7 ‘Abdullah Sa‘id Muhammad al-Zubaydi, Usus al-Tawjih wa al-Irshad min
Manzur al-Tarbiyyah al-Islamiyyah: Dirasah Ta’siliyyah, tesis di Jurusan PendidikanIslam Fakultas Tarbiyyah Universitas Umm al-Qura, Tahun Ajaran1428/1429 H., h. 21.
6
dan kapasitasnya, mengerti masalah-masalahnya dan
cara mengatasinya, mengembangkan perilaku yang
positif, dan mewujudkan keharmonisan internal,
yakni di dalam dirinya, dan eksternal, yakni
dengan lingkungannya, sehingga dia mencapai level
kesehatan mental dengan menggunakan teknik dan
keterampilan khusus.8
Para konselor, dalam memberikan layanan bimbingan dan
konseling kepada para konseli, dituntut untuk menunjukkan
tempat mempelajari suatu ilmu atau keterampilan yang ada di
lingkungan dan mudah dijangkau para konseli. Alangkah
baiknya jika tempat-tempat itu mereka kelola sendiri atau
dikelola oleh orang-orang di dalam jaringan mereka. Hal
ini, menurut saya, perlu dilakukan untuk memenuhi apa yang
menjadi ciri utama seorang konselor seperti dijelaskan oleh
al-Farkh dan al-Tayyim, yaitu menempatkan orang-orang di
posisi yang tepat baik bagi diri mereka maupun masyarakat
serta membantu mereka dalam mewujudkan keharmonisan
personal, edukasional, profesional, dan sosial sehingga dia
dapat mewujudkan kesehatan mental dan kebahagiaan bagi diri
mereka dan orang lain di sekitar mereka.
Dengan menggunakan definisi al-Zubaydi, dapat
dikatakan bahwa para konselor dituntut untuk melakukan
bimbingan. Artinya, memberikan bantuan bagi individu-
individu secara keseluruhan untuk membuat pilihan yang
tepat bagi mereka dalam berbagai aspek kehidupan dengan
8 ‘Abdullah Sa‘id Muhammad al-Zubaydi, Usus al-Tawjih wa al-Irshad, h. 21.
7
mengikuti pedoman dari Allah baik dalam segi akidah,
syariat, maupun tata kehidupan agar mereka dapat mewujudkan
tujuan utama penciptaan diri mereka dan meraih keberhasilan
di dunia dan akhirat.
Apakah mereka juga melakukan konseling dalam
pengertian khusus, yaitu memberi bantuan dari diri mereka
sebagai satu individu bagi individu lainnya dalam mengatasi
masalah, melejitkan potensi, membuat keputusan yang tepat,
dan atau konseling dalam pengertian aspek operasional
praktis dan khusus dari layanan bimbingan dan konseling?
Salah satu karakter yang penting bagi para konselor
adalah meyakini bahwa mereka memiliki ilmu, lalu mereka
menyebarkannya dan meyakini upaya tersebut sebagai bagian
dari kewajiban keagamaan. Karakter ini penting bagi setiap
muslim. Maka, apalagi bagi pembimbing dan konselor.
Mustafa al-Dirayati dan Husayn al-Dirayati, penyunting
buku Tasnif Ghurar al-Hikam wa Durar al-Kalim malah mengatakan
bahwa menyebarkan ilmu merupakan zakat yang harus
dikeluarkan oleh orang yang berilmu. Hal ini mereka
intisarikan dari beberapa hadith Nabi saw yang sangat
penting untuk direnungi seperti berikut ini:
ه ي� ه� ق�� الإص�ان�� ق� ي�� Gر واب� ت� م ل�لعلم غ� �.ال�كاي�“Orang yang menyembunyikan ilmu hanyalah orang yang
tidak yakin akan kemampuannya dalam ilmu tersebut.”
�ما ع�لمب عب� ي�� ق� �ت Àواي� �هلت ل�ك ع�لمك م�ا ج�� علت� د� ا ف�� د� ا# هل ق�� ج� علم وع�لم ع�لمك م�نW ي�� علم ع�لم م�نW ن�� �ن�
8
“Pelajarilah ilmu dari orang yang sudah mengetahui dan
ajarkanlah ilmumu kepada orang yang belum tahu. Jika engkau
melakukan itu, maka dia akan mengajarimu apa yang engkau
tidak tahu dan engkau akan mengambil manfaat dari apa yang
telah engkau tahu.”
ه�له ي� ا\ عه ف� ه وض�� �ي ÀAي ا ه وص�ن� ه ال�عمل ن�� �مرن� Gره وي� Gش مال ال�علم ي�� .ج��“Keindahan ilmu adalah menyebarkannya. Buahnya adalah
menerapkannya. Dan, melindunginya adalah mengajarkannya
kepada orang yang pantas.”
ك�وه� ال�علم ل ال�علم ر� د� .ي��“Menyebarkan ilmu adalah zakatnya ilmu.”
ه ي� ال�عمل ن�� س ف� ق� هاد ال�ت� ه واج�� �حق Ìله ل�مست د� ك�وه� ال�علم ي�� .ر�“Zakatnya ilmu adalah memberikannya kepada orang yang
pantas mendapatkannya dan memaksa diri untuk
menerapkan/berbuat berdasarkannya.”
اه�ل ه ح�� ن�� كا\ م ع�لما ف�� �.م�نW ك�ت“Orang yang menyembunyikan ilmu tak ubahnya orang yang
bodoh.”9
b. Asas
Al-Zubaydi mengemukakan delapan asas atau prinsip
konseling Islam.
9 ‘Abd al-Wahid bin Muhammad al-Amidi, Tasnif Ghurar al-Hikam wa Durar al-Kalim, Mustafa al-Dirayati dan Husaun al-Dirayati (ed.), Qum: Markaz al-Abhath wa al-Dirasat al-Islamiyyah, cet. II, 1420 H., h. 44.
9
Pertama, mewujudkan keseimbangan antara tuntutan-
tuntutan ruh dengan badan dalam mengembangkan aspek-aspek
kepribadian seseorang.
Kedua, peran konselor adalah menguatkan hubungan
antara klien dengan Allah SWT. Hal ini disebut dengan
terapi spiritual dan mental (al-‘ilaj al-ruhi wa al-nafsi).
Ketiga, pencapaian psikologi modern dalam hal cara dan
teknik konseling dapat dimanfaatkan dengan syarat digunakan
dalam konteks Islami dan benar.
Keempat, keimanan kepada akidah tauhid dan kepatuhan
kepada syariat yang suci berpengaruh positif bagi klien
dalam seluruh aspek kehidupan dan kepribadiannya.
Kelima, komitmen kepada prinsip-prinsip etika yang
luhur dalam layanan konseling adalah faktor yang sangat
penting bagi keberhasilan layanan.
Keenam, penguatan sistem akhlak yang luhur pada diri
klien adalah salah satu bantuan konseling yang diberikan
oleh konselor.
Ketujuh, proses bimbingan dan konseling dilakukan
dengan memperhatikan kondisi dan latar belakang sosial
klien.
Kedelapan, manusia memiliki fitrah untuk bertauhid,
makhluk yang mulia dan diutamakan dari makhluk-makhluk
lain, tapi memiliki kelemahan, kekurangan, dan potensi
untuk melakukan kesalahan. Pandangan ini akan membuat
konselor lebih terbuka dan menerima klien.
10
Apakah mereka memberi layanan interaktif yang berbasis
relasi profesional dan konstruktif kepada orang-orang yang
dapat disebut sebagai konseli untuk memahami diri,
menyadari potensi dan kapasitasnya, mengerti masalah-
masalahnya dan cara mengatasinya, mengembangkan perilaku
yang positif, dan mewujudkan keharmonisan internal, yakni
di dalam dirinya, dan eksternal, yakni dengan
lingkungannya, sehingga dia mencapai level kesehatan mental
dengan menggunakan teknik dan keterampilan khusus?
c. Bidang-Bidang Bimbingan dan Konseling
Yang saya maksud dengan istilah “bidang” adalah
sesuatu yang lebih umum daripada “program” dan “layanan”.
Bidang dapat diilustrasikan dengan buku yang memuat
beberapa bab yang disebut program. Dan program mencakup
beberapa tindakan yang disebut layanan. Contoh, bidang
bimbingan dan konseling pendidikan mencakup beberapa
program seperti program bantuan bagi para pelajar yang
lemah secara akademis. Program ini memuat beberapa layanan
seperti mengikutsertakan para pelajar tersebut ke bimbingan
belajar.10
Bidang konseling yang dilakukan di Rumah Dunia cukup
komprehensif, meliputi baik konseling pendidikan, konseling
karir, dan konseling keluarga. Jika dilihat dari umur
konseli, maka konseling ini ditujukan baik kepada anak-
anak, remaja, pemuda, maupun dewasa. RD melakukan konseling
10 Musa‘id bin ‘Abdullah al-Khalf, Mayadin wa Khidmat al-Tawjih wa al-Irshad, h. 6.
11
individual maupun kelompok. Konseling yang dilakukan
meliputi baik teori konseling berbasis konselor maupun
konseling berbasis konseli.
Bimbingan dan Konseling Relijius dan Etis
Sebagaimana telah dibahas di dalam prinsip-prinsip
bimbingan dan konseling, agama menempati posisi penting dan
merupakan salah satu prinsip dalam bimbingan dan konseling.
Al-Na‘im mengatakan:
د Gال�مرش������� Wل�ك������ل م�ن �ه ي������� ن� دات� ال�دئ�� �ق������ �س������انW ، وال�معت ي�� اه� الإ# ي� ح�ن������� ش�اس������ي� ف� ص������ر ا\ نW ع�ي� �Yي د ال�������
�ه ي� ال�عملي������ ر ف� Gت� و\ �دس�����ه� وب������ �ر م�ق ت� Ó�ن ط ل�لس�����لوك� ، وم�ع�����ا واب�� ر ض������� ت� �عت����� �ه�����ا ن� ب�� ه� لإ\ ي� ش�اس������ د ه�ام�����ه� وا\ Gرش�������وال�مستWن ره� ، ك�م��ا ا\ خ���� ا والإ\ ن� دي�� ي� ال��� مل ال�س��عاده� ف� Gش�� �ه� ي� س��ي� ق� نW ك�م��ال ال�ص��حه� ال�ت� ا ا\ ن��� ا غ�رق�� د� اص��ه� ا# ه� ، ح�� ادن�� Gرش��� الإ#Wهمه��ا ع�ن ق� س�انW ن�� ي�� ع��ه� ل�لإ# ت� Üه ال�طت د� س�انW ، وه��� ي�� ه� الإ# ي�� Üل ل�طت هم ك�ام��� وم ع�لي ف�� �ق�� �نW ن� ب� ا\ ج� اد ي�� Gرش�� ه� الإ# ع�ملي���
. �ة ي� ال�ف�رانW وال�سي� ل ف� Gمن�نW ، ال�مت �Yي ق� ال�د �ßب 11 ط�ر
Berdasarkan prinsip ini, salah satu bidang yang
dikembangkan dalam bimbingan dan konseling Islam adalah
“Bimbingan dan Konseling Relijius dan Etis”. Basis dari
11 Artinya: Agama adalah unsur asasi di dalam kehidupan manusia.Keyakinan agama konselor maupun konseli sangat urgen dan krusialkarena keyakinan tersebut merupakan kendali bagi perilaku dan kriteriayang sakral dan berpengaruuh dalam layanan konseling. Apalagi jikakita mengetahui bahwa kesehatan mental mencakup kebahagiaan di duniadan akhirat. Selain itu, layanan konseling harus berbasis pemahamanyang komprehensif tentang karakter manusia. Karakter ini dapat kitapahami melalui agama yang mengejawantah dalam al-Quran dan al-Sunnah.Usus al-Tawjih wa al-Irshad al-Nafsi, h. 16.
12
bidang ini serta tujuannya telah dilaksanakan di Rumah
Dunia.
Layanan yang diberikan dalam bidang ini berbasis pada
keyakinan bahwa agama Islam adalah jalan untuk
mempertahankan dan melanggengkan nilai-nilai etika yang
merupakan kerangka referensial bagi perilaku dan cara hidup
individu, dan etika adalah pilar pertama untuk menjaga
eksistensi masyarakat.12
Bidang bimbingan dan konseling ini bertujuan
mewujudkan minimal lima hal, yaitu:
Pertama, menanamkan nilai-nilai positif yang berasal
dari ajaran Islam kepada konseli.13
Kedua, membentuk kepribadian muslim dengan menekankan
teladan yang baik.14
Ketiga, mewujudkan kesehatan mental dan keharmonisan
psikologis lewat akhlak mulia serta penguatan hubungan
konseli dengan Allah dalam seluruh kondisi jiwanya, baik
senang atau sedih, sehingga konseli merasa tenang dan
menemukan teladan yang baik dalam akhlak yang baik seperti
sabar, jujur, lembut, dan menjaga rahasia.15
Keempat, menanamkan tatakrama yang menghiasi diri
seorang muslim, menekankan rasa cinta kepada kebajikan dan
nilai-nilai luhur dalam interaksi sosial seperti adil,12 Musa‘id bin ‘Abdullah al-Khalf, Mayadin wa Khidmat al-Tawjih wa al-
Irshad, h. 8.13 Musa‘id bin ‘Abdullah al-Khalf, Mayadin wa Khidmat al-Tawjih wa al-
Irshad, h. 8.14 Musa‘id bin ‘Abdullah al-Khalf, Mayadin wa Khidmat al-Tawjih wa al-
Irshad, h. 8.15 Musa‘id bin ‘Abdullah al-Khalf, Mayadin wa Khidmat al-Tawjih wa al-
Irshad, h. 8.
13
kesamaan, tolong menolong dalam kebaikan, ikhlas dalam
berbicara dan berbuat, menjaga nama baik, menjaga kesucian,
persaudaraan, empati, dan perfeksionisme dalam bekerja.16
Kelima, menjauhkan akhlak yang tercela dan kejahatan
seperti dusta, curang, hipokrasi, kesaksian palsu, lalim,
melanggar janji, khianat, mencuri, membangga-banggakan
diri, dan fanatik.17
Al-Khalf menjelaskan sifat yang harus dimiliki
konselor dalam bidang bimbingan dan konseling ini, yaitu:
ادر ع�لي �ره� ال�ق���� ص���ت� ي� ال�ي� د د� Gلى ال�مرش����� اد ع�ام���ه� ا# Gرش����� ي� ولإ# �لإف ح�� ي� ولإ\ ت� ��ي د اد ال����� Gرش����� اجW الإ# �جن���� وي��ف� ، ت� لإمي� ال�خ����ت� ش����� نW الإ# �Yي د م ال����� ع����ال�ت� �ك م�نW ن� ل����� اع�ل����ه� م�س����ت�مدا د� ارك�ه� ال�ق� Gخ����اء وال�مس���� �Aي اع والإ# ن����� �ق� الإ#
ل ال�مع����روف� د� هم وي������ �ي� م�س����اع�دب� ب� ف� رع�� �Aاس وت���� ر ل�لن����� ت� ب� ل����ه ال�ح����� جي� ه� ال�ط����ال�ت� وي�� ص����ي� خ� Gرم ش��ح����ت ي��
ع واض������ �س وال�ص����دق� وال�ت ق� لإج ال�ت� امه� وص����� �ق �ت س����� ه�مه����ا الإ# اس ا\ ش����� وم ع�لي ا\ �ق���� �له� ن� اص������ لإق� ال�ق� ح�� والإ\Wن اس وح�س�������نW ال�ط� يÓنW ال�ن�������� لإج ئ�� ص�������� ر والإ# ت� ار وال�كلإم ال�جس�������نW واج�������ت�رام ال�ع�������� ن�������� ح�� ه� الإ\ وم�ص�������اح�ي�Wح�سان ه� والإ# عاونW وال�عق� �وال�ت
Bimbingan dan konseling relijius dan etis
serta semua bidang konseling secara umum
membutuhkan konselor yang memiliki ketajaman
matahati dan kemampuan mempersuasi serta
berpartisipasi aktif, menghormati kepribadian16 Musa‘id bin ‘Abdullah al-Khalf, Mayadin wa Khidmat al-Tawjih wa al-
Irshad, h. 8.17 Musa‘id bin ‘Abdullah al-Khalf, Mayadin wa Khidmat al-Tawjih wa al-
Irshad, h. 9
14
murid (konseli), membuat konseli senang menebar
kebaikan dan bantuan kepada orang lain, membuat
konseli berusaha keras melakukan kebajikan dan
akhlak mulian yang berbasis pada upaya untuk
meraih konsistensi, kebaikan jiwa, kejujuran,
tawadu, bersahabat dengan orang-orang baik,
berkata-kata baik, menebar perdamaian antar
manusia, prasangka baik, kerjasama, kesucian
diri, dan altruisme.18
Bimbingan dan Konseling Pendidikan
Sumbangsih para pemikir muslim terhadap pengembangan
ilmu bimbingan dan konseling sangat besar dan dapat digali
dari khazanah para pemikir Islam klasik karena khazanah
pemikiran Islam memuat berbagai bentuk konsep konseling.
‘Abd al-Hamid bin Ahmad al-Na‘im mengemukakan contoh
kontribusi para pemikir Islam dalam bidan Konseling
Pendidikan dan Akademis serta Konseling Karir.
Pada bidang Konseling Pendidikan, menurut al-Na‘im,
para pemikir muslim telah mengenal konsep pengarahan para
pelajar untuk belajar sesuai dengan kemampuan mereka.
Mereka melakukan tes kemampuan hapalan. Pelajar yang
kemampuan hapalannya baik diarahkan untuk belajar hadith,
sedangkan pelajar yang lebih cenderung menalar atau
menganalisa diarahkan pada ilmu dialektika dan riset. Dalam
bidang ini, kata al-Na‘im, Islam telah menjelaskan urgensi
18 Musa‘id bin ‘Abdullah al-Khalf, Mayadin wa Khidmat al-Tawjih wa al-Irshad, h. 9.
15
mengarahkan umat pada ilmu-ilmu yang bermanfaat. Dia
mengutip pendapat Ibnu Taymiyyah yang mengatakan bahwa
pelajar harus diarahkan kepada empat bidang, yaitu ilmu-
ilmu agama; ilmu-ilmu rasional seperti matematika,
kedokteran, dan biologi; ilmu-ilmu kemanusiaan, dan ilmu-
ilmu militer, pertukangan, dan profesional.19
Bimbingan dan Konseling Pendidikan bertujuan membantu
pelajar agar dapat seoptimal mungkin dalam pembelajarannya
melalui potensi dan bakat khususnya atau memecahkan problem
belajar yang terkadang menghalanginya seperti kelambatan
dan kesulitan menerima pelajaran, di mana konselor berupaya
memberikan layanan konseling yang tepat dan bimbingan
belajar yang baik bagi pelajar yang terbelakang dan sering
gagal dalam ujian, serta pelajar yang unggul dan normal
dengan membuat program yang cocok bagi masing-masing
kelompok dari awal tahun ajaran.20
Bimbingan dan Konseling Sosial
Bimbingan dan konseling sosial bertujuan mewujudkan
fungsi-fungsi yang diemban oleh pendidikan sosial yaitu
membiasakan siswa pada orientasi-orientasi sosial yang
positif seperti cinta pada orang lain, kerjasama dengan
sesama siswa, memberikan bantuan kepada yang membutuhkan di
lingkungan belajar, menerima perbedaan di antara sesama
siswa baik dalam pendapat maupun latar belakang. 19 ‘Abd al-Hamid bin Ahmad al-Na‘im, Usus al-Tawjih wa al-Irshad al-Nafsi,
al-Ahsa’: Markaz al-Tanmiyyah al-Usriyyah, 1429 H./2008 M., h. 8.20 Musa‘id bin ‘Abdullah al-Khalf, Mayadin wa Khidmat al-Tawjih wa al-
Irshad, h. 11.
16
Salah satu metode yang digunakan konselor pendidikan
dalam bimbingan dan konseling sosial adalah memotivasi
siswa untuk melakukan kerja kelompok dan kompetisi yang
sehat; juga menumbuhkan spirit persaudaraan, kesadaran akan
kemuliaan manusia dengan bekerjasama dengan pembimbing
aktivitas siswa sepertii rihlah ilmiah, bakti sosial,
kebersihan, perlombaan, seminar, ceramah, drama, dan lain-
lain.
Bimbingan dan Konseling Karir
Dalam bidang Konseling Karir, para pemikir muslim juga
telah memberikan kontribusi. Ibnu Sina mengatakan bahwa
jika seorang anak hendak memilih suatu keterampilan, maka
pengasuhnya harus menimbang karakter anak itu, menyelami
wataknya, dan menguji kecerdasannya. Kontribusi lain dari
Islam dalam bidang ini adalah perhatiannya yang sangat
besar terhadap relasi kemanusiaan antara pekerja dan
pemilik pekerjaan. Islam menetapkan banyak kewajiban atas
para pemilik pekerjaan terhadap para pekerja dan
sebaliknya. Allah SWT berfirman, “Wahai orang-orang yang
beriman, penuhilan janji-janjimu.” Rasulullah saw bersabda,
“Berilah upah pekerja bayaran sebelum keringatnya
mengering.”21
Selain bidang-bidang bimbingan dan konseling tersebut,
masih ada beberapa bidang yang lain, seperti Bimbingan dan
21 Usus al-Tawjih wa al-Irshad al-Nafsi, h. 8-9.
17
Konseling Psikologis, dan Bimbingan dan Konseling
Preventif.
II. Urgensi Mentalitas Abdi Masyarakat Bagi Konselor
Di dalam melaksanakan layanan bimbingan dan konseling
dalam berbagai bidang tersebut, sangat penting bagi para
konselor untuk meresapi nilai-nilai pengabdian pada
masyarakat dan bahwa mereka adalah abdi-abdi masyrakat.
Setelah itu, sangat penting juga bagi mereka untuk berupaya
menanamkannya nilai-nilai ini kepada sasaran kegiatan
mereka, yaitu para konseli.
Kesadaran akan nilai-nilai ini selanjutnya
termanifestasi dalam kata-kata yang mereka gunakan dalam
layanan bimbingan dan konseling. Mereka dituntut untuk
mematri dalam jiwa mereka bahwa mereka adalah “pelayan bagi
para konseli” yang bekerja dengan bermodalkan keikhlasan.
‘Isa ‘Ali al-‘Akub dalam kata pengantarnya bagi buku
terjemahannya atas kitab Fihi Ma Fihi karya Jalal al-Din al-
Rumi mengatakan bahwa keikhlasan adalah hal yang sangat
penting. Lalu, dia mengutip perkataan Ibnu ‘Ataillah:
ها ي� لإص ق�� ح�� ود شر الإ# رواج�ها وج�� مه� وا\ اي�\ �22الإع�مال ض�ور ق�Para konselor adalah orang-orang yang melakukan
pengabdian pada masyarakat, lalu mengenalkan dan
mengarahkan konseli kepada untuk melakukan pengabdian
seperti mereka kepada orang-orang yang ada di sekitar
22 Jalal al-Din al-Rumi, Kitab Fihi Ma Fihi, terj. ‘Isa ‘Ali al-‘Akub,Beirut: Dar al-Fikr al-Mu‘asir dan Damaskus: Dar al-Fikr, h. 10.
18
mereka. Mentalitas seperti ini sangat dibutuhkan oleh
seorang konselor. Konselor adalah orang yang membuat
dirinya—baik secara langsung maupun melalui orang lain—
selalu mengenalkan dan mengarahkan orang-orang kepada
kebaikan yang—sebenarnya sudah—ada di sekitar mereka.
Pengabdian kepada masyarakat ini menjadi perbuatan
yang sangat mulia di antaranya karena tiga hal.
Pertama, berkhidmat pada masyarakat adalah profesi
para nabi.
Al-Quran tidak diturunkan kecuali untuk keperluan
khidmat pada masyarakat. Para nabi menanggung penderitaan,
kesulitan, dan perjuangan demi suksesnya pengabdian ini.
Jadi, tujuan pengutusan para nabi pun tak lain agar mereka
melakukan pengabdian kepada umat manusia. Khumayni
mengatakan, “Para nabi dan para wali memiliki perasaan yang
sama, yaitu mereka merasa memiliki misi untuk menunjuki,
membimbing, dan mengabdi kepada umat manusia.”23
Kedua, abdi masyarakat adalah makhluk yang paling
dicintai Allah.
Di dalam hadits Nabi saw dijelaskan:
اله عهم ل�عن� ق� ن�� ه ا\ ل�ي� ه ا# �لق ح�ب� ح�� ا\ ال ال�له ق�� لق� ك�لهم ع�ن� .ال�خ�“Semua makhluk adalah tanggungan Allah SWT. Karena
itu, sebaik-baik makhluk-Nya di sisi-Nya adalah yang
terbaik terhadap tanggungan-Nya.”
23 Khidmah al-Nas fi Fikr al-Imam al-Khumayni, Markaz al-Imam al-Khumaynial-Thaqafi, cet. I, 2003 M./1424 H., h. 11. Tersedia on line.
19
Selain hadith tersebut, kita sering mendengar hadith
lain yang lebih populer:
اس عهم ل�لن� ق� ن�� اس ا\ ر ال�ن� ت� .ج�“Manusia terbaik adalah orang yang paling bermanfaat
bagi sesamanya.”
Ketiga, pengabdian kepada masyarakat sesungguhnya
merupakan pengabdian kepada Allah.
Imam al-Sadiq mengatakan:
عالى ع�مره �دم ال�له ن� ه� ك�انW ك�منW ح�� ه ال�مسلم ح�اج� ي� ح�� ي لإ\ ص� � .م�نW ف�“Orang yang memenuhi kebutuhan saudaranya sesama
muslim, dia seperti orang yang mengabdikan umurnya kepada
Allah SWT.”
Karena itulah Khumayni berpesan kepada murid-muridnya
agar mereka mempersiapkan diri untuk mengabdi kepada Islam
dan bangsa yang tertindas, mengencangkan ikat pinggang
untuk mengabdi kepada hamba-hamba Allah karena itu berarti
mengabdi kepada Allah SWT.24
Konselor adalah abdi masyarakat. Dalam hal ini,
kewajiban konselor adalah mengenalkan dan mengarahkan
konseli kepada kebaikan yang ada di sekitarnya. Dia adalah
orang yang membuat dirinya—baik secara langsung maupun
melalui orang lain—selalu mengenalkan dan mengarahkan
orang-orang kepada kebaikan yang—sebenarnya sudah—ada di
sekitar mereka.
24 Khidmah al-Nas fi Fikr al-Imam al-Khumayni, h. 12-13.
20
Para konselor adalah orang-orang yang sedang memenuhi
kebutuhan yang sangat penting pada diri konseli. Dalam
agama Islam, tema ini sangat krusial. Allah SWT menghendaki
berjalannya tradisi saling menolong dan solidaritas di
tengah-tengah masyarakat. Itulah hukum yang harus berlaku
di tengah-tengah masyarakat agar masyarakat itu dapat
menunaikan tugas dan perannya, sebagaimana tolong menolong
juga menjadi hukum yang berlaku di antara anggota-anggota
tubuh seorang manusia agar dia dapat menunaikan tugas dan
tanggung jawabnya.
Allah SWT berfirman,
وي �ق �ر وال�ت وا ع�لي الت� عاوب�� �ون�“Tolong menolonglah kamu dalam kebaikan dan takwa.”
(Al-Maidah: 3)
Kebaikan adalah semua perbuatan kemanusiaan yang
dilakukan seseorang pada sesamanya, di antaranya mengabdi
pada masyarakat dan memenuhi kebutuhan orang lain. Yaitu,
memberikan bantuan secara sukarela atas inisiatif sendiri.
Bagaimana Islam mengajarkan sifat mulia ini?
Memenuhi kebutuhan material orang lain sangat banyak
bentuknya, misalnya memberikan uang, membangunkan rumah,
meringankan beban, memberi makanan, dan menyumbangkan
pakaian.25
Imam Jafar ash-Shadiq berkata kepada Sadir ash-
Shairafi,
25 Mulai dari paragraf ini hingga akhir tulisan adalah terjemahandari makalah di majalah Noor al-Islam, Vol. 8, edisi 93-94.
21
علوا اف�� سكم ق�� ق� عوه�ا ع�نW ان�� دف�� �نW ي� م ا\ �دري� �نW ق� ا# ه ، ق�� ه� ل�له ع�لي� مب� ال�حح� ل الإ ع�ظ� م�ا ك�تGر م�ال رح��“Tidaklah harta seseorang itu banyak, kecuali besar
juga pertanggungjawaban yang diminta Allah atasnya. Jika
kalian mampu menunaikan tanggung jawab itu, maka silakan
(berharta banyak).”
Sadir pun berkata kepada beliau,
ا؟ ماد� نW رس�ول ال�له ، ي�� اي�� ي��“Wahai cucu Rasulullah, bagaimana cara menunaikan
tanggung jawab itu?”
Beliau berkata,
كم م�نW ام�وال�كم واي�� جW اج�� \Aاء ج�واي ص� �ق ن��“Dengan memenuhi kebutuhan saudara-saudaramu dengan
hartamu.”
Sedangkan kebutuhan mental yang dalam beberapa keadaan
lebih penting daripada bantuan material, contohnya adalah
mendukung seseorang dalam keadaan genting, membantunya
mengambil sikap dan keputusan yang benar, menolong orang
yang dizalimi, menghibur orang yang sedang sedih atau
sakit, menghibur hati orang lain, menyebarkan rasa cinta
dan kasih sayang di tengah-tengah masyarakat.
Imam Ali Zainal Abidin berkata,
ت�ر �ق م�نW ال�ق� اه ال�مو\ ح�� ها ا\ كلم ب�� كلمه� ي�� ةÌ ي�� Àي كم الى ال�ج� ف�رت� ال�واح�د م�ن� ل ل�ت� نW ال�له غ�ر� وح�� ا#
22
“Sesungguhnya Allah SWT mendekatkan seseorang di
antara kamu ke surga dikarenakan satu kata yang dia ucapkan
kepada saudaranya sesama orang beriman yang miskin.”
Menolong orang lain, mengabdi kepada masyarakat, dan
memenuhi kebutuhan mereka sangat bermanfaat bukan hanya
dengan terpenuhinya kebutuhan orang yang sedang terjepit,
tapi juga bagi sang penolong dan masyarakat secara
keseluruhan. Lebih jelasnya, manfaat itu sebagai berikut:
Pertama, menumbuhkan semangat saling mengasihi,
memberi, berkorban, dan menolak egoisme dan individualisme.
Orang-orang yang egois atau individualis tidak akan
menolong orang lain kecuali jika dipaksa atau mereka
memperkirakan adanya balasan dan keuntungan pribadi. Hanya
orang-orang merdeka yang bersegera mengulurkan bantuan
kepada orang lain dan mengutamakan orang lain daripada
kebutuhan diri mereka sendiri.
Kedua, menumbuhkan kekuatan mental dan fisik.
Di dalam diri setiap manusia ada kekuatan
rasional/intelektual seperti kemampuan menguasai ilmu dan
berkreatifitas; kemampuan mental seperti keberanian dan
kemuliaan; kemampuan fisik seperti kekuatan badan dan suara
yang merdu; dan kemampuan eksternal seperti kekayaan dan
kekuasaan. Semua kekuatan ini merupakan nikmat dari Allah
SWT bagi manusia. Jika seseorang menggunakannya untuk
menolong orang yang membutuhkan, maka dia telah menunaikan
kewajiban bersyukur kepada Allah yang menyebabkan kekuatan-
kekuatan itu bertambah. Sedangkan jika menolak hal itu,
23
maka dia telah melalaikan kewajibannya kepada Allah dan
membuatnya kehilangan kekuatan tersebut.
Rasulullah saw bersabda,
و ا ا\ لوم�� ه م�ط� ع�ي�ب� ن��� ه�ل ا\ ا ف�� اه�� ك ح�� �ن� �ق� دي� رر� ا ع�ن�� ول : ي��� �ق� ت� ي� م�ال�ه ، ق�� له ف� اهه ك�ما ي��سا\ ي� ح�� د ف� ل ال�عن� سا\ نW ال�له ل�ي� ا#ا ه م�لهوق�� يGب� ن�� ع�� ا\
“Sesungguhnya Allah akan bertanya kepada seseorang
tentang kekuasaannya sebagaimana Dia menanyai orang itu
tentang kekayaannya. Allah akan berfirman, ‘Wahai hamba-Ku,
Aku telah menganugerahimu kekuasaan. Apakah dengannya
engkau telah menolong orang yang dizalimi, atau membantu
orang yang kesusahan?’”
Imam Ali berkata,
ها د غ�رض���� �ق�� ه ، ف�� ه ع�لي��� خان�� ت� ب� ال�ل��ه س��� وح�� م��ا ا\ ام ي�� �نW ق��� ا# ه ، ق���� ل�ي��� اس ا# جW ال�ن��� \Aواي تGرت� ج��� ه ك��� عم ال�ل��ه ع�لي��� تGرت� ن�� م�نW ك���
وال ها ل�لر� د غ�رض�� �ق ها ، ف�� ي� ه ق�� خان�� ب� ال�له س�ت� وح�� ع م�ا ا\ نW م�ت� ل�لدوام ، وا#“Orang yang banyak nikmat Allah pada dirinya, banyak
pula kebutuhan manusia kepadanya. Jika dia menunaikan apa
yang diwajibkan Allah padanya, maka dia membuat nikmat itu
langgeng padanya. Jika dia menolak apa yang diwajibkan
Allah padanya, maka dia telah membuat nikmat itu musnah.”
Ketiga, perasaan senang dan gembira.
Orang tidak akan dapat merasa bahagia kecuali jika dia
membahagiakan orang lain, yaitu dengan memenuhi kebutuhan
orang lain, mengabdi kepada orang lain dalam urusan-urusan
24
mereka. Kebahagiaan seperti cinta. Ia tidak akan diperoleh
kecuali dengan memberinya kepada orang lain.
Imam Ali berkata,
مهور ص�لإج� ال�ج� ي� ا# م�نW ك�مال ال�سعاده� ال�سعي� ف�“Salah satu bukti kebahagiaan yang sempurna adalah
seseorang berusaha membuat perbaikan bagi masyarakat.”
Beliau berkata,
ه Gس ي� ي� ع� اس ف� سG ال�ن� ا م�نW ح�سنW ع�ي� Gس ي� اس ع� ح�سنW ال�ن� نW ا\ ا#“Orang yang paling baik hidupnya adalah orang yang
membuat baik kehidupan orang yang ada di dalam
kehidupannya.”
Beliau juga berkata,
ي� الإط�عام ه� ال�كرام ف� ل�د�“Kenikmatan yang dirasakan orang-orang yang mulia
adalah dengan memberi makanan kepada orang lain.”
Keempat, membuat seseorang merasa dirinya bernilai
atau berharga.
Bencana terbesar yang dirasakan oleh manusia adalah
bila dia merasa dirinya telah tidak dibutuhkan lagi di
dalam kehidupan ini. Bencana ini tidak dapat ditanggulangi
kecuali dengan bekerja merawat anak-anak yatim, orang-orang
cacat, orang-orang sakit, dan orang-orang lanjut usia.
Kelima, cinta kepada orang lain.
Semua orang pasti merasa ingin dicintai dan dianggap
penting oleh masyarakat. Untuk mewujudkan keinginan ini,
25
dia harus merasakan kesulitan dan kegelisahan orang lain,
dan berusaha mengatasinya. Sebab, “hati manusia berwatak
mencintai orang yang berbuat baik kepadanya.”
Imam Ali berkata,
هم معروف�� خ�رار ي�� ت�رونW الإ\ Gم�وال�هم ولإ ي��س ا\ ك ي�� ممال�ن� ت�رونW ال� Gوام ي��س �ف ب� م�نW ا\ ع�ج� �ى� لإ\ Aن ا#“Aku heran pada orang-orang yang membeli budak dengan
harta mereka dan tidak membeli orang merdeka dengan
kebaikan mereka.”
Keenam, kesehatan fisik dan mental.
Riset terbaru dalam ilmu kedokteran membuktikan bahwa
orang-orang yang berbaur di masyarakat, yang memberikan
sumbangsih dan pengabdian pada mereka, memiliki kesehatan
yang lebih tinggi daripada orang-orang yang tidak demikian.
Orang-orang ini menjalani kehidupan secara positif dan
bahagia. Para ilmuwan mengatakan bahwa pengabdian pada
masyarakat akan menjadi unsur penting di dalam resep
pengobatan yang diberikan oleh dokter kepada pasien mereka
di masa depan. Sementara para sosiolog mengatakan bahwa
melatih para pemuda untuk memikirkan orang lain dan
mengabdi kepada masyarakat akan menjaga para pemuda dari
kekosongan yang dapat menjerumuskan mereka pada
penyimpangan dan narkoba.
Ketujuh, kedekatan dengan Allah.
Mengabdi kepada masyarakat dan memenuhi kebutuhan
orang lain adalah salah satu jalan terbaik yang
mengantarkan kepada kedekatan kepada Allah SWT.
26
Abu Abdillah meriwayatkan,
هم ج� ي� ج�واي�\ س�عاه�م ف� هم وا\ هم ب�� ل�طق� لى� ا\ هم ا# ح�ي� ا\ الى� ق�� لق� ع�ن� ل ال�خ� ال ال�له غ�ر� وح�� �ق�“Allah SWT berfirman, ‘Makhluk adalah tanggungan-Ku.
Karena itu, yang paling Kucinta di antara makhluk-Ku adalah
yang paling lembut terhadap makhluk-Ku dan paling keras
dalam berusaha memenuhi kebutuhan mereka.”
Kedelapan, memenuhi hak sesama.
Selain manfaat terdahulu, memenuhi kebutuhan orang
lain adalah salah satu jenis memenuhi hak ukhuwah.
Al-Ma’la bin Khanis berkata, “Aku berkata kepada Abu
Abdillah, ‘Apa hak mukmin pada sesamanya?’ Dia berkata,
ي��ش�ر ه ا\ �رك� ط�اع�ي� �ه� ال�ل�ه وت�� رجW م�نW ولإن��� ه خ��� ال�ق�� نW ح�� ب� ا# ه واح�� و ع�لي�� لإ وه�� ه�ا ج��ق� ا# ي� ا ق�� ات� م�� ن� وق� واح�� �ع ح�ق …س�ت�
اه ولإ ي� رص���� ع� �ت ن� �ه وئ� Ìي�� ي� ح�اح�� ي� ف� Gمس�� ��ى� انW ي� Aان Gال�ن�� �س��ك . وال�ح��ق ق� ك��ره ل�ت� �ا ي� ك��ره ل��ه م��� �س��ك وي� ق� جب� ل�ت� �ا ي� جب� ل��ه م��� �نW ي� ه��ا ا\ ق� م�ي� ج���
Âك لك ول�سائ�� دك� ورح�� سك وم�ال�ك وي�� ق� ت� صله ي�� �نW ب� ال�تG ا\ Gال�ن �وله. وال�حق �ال�ف� ف خ� �…‘ ي�Tujuh hak yang wajib dipenuhi. Jika seseorang
menelantarkannya, maka dia telah keluar dari perlindungan
Allah dan meninggalkan ketaatan kepada-Nya. Kewajiban yang
paling ringan adalah engkau menyukai terjadi pada sesamamu
apa yang yang engkau suka terjadi pada dirimu dan engkau
tidak menyukai terjadi pada sesamamu apa yang engkau tidak
suka terjadi pada dirimu. Kewajiban kedua adalah engkau
berjalan untuk memenuhi kebutuhan sesamamu dan mengusahakan
keridhaannya serta tidak menentang perkataannya. Kewajiban
ketiga adalah engkau menjaga hubungan dengannya dengan
27
diri, harta, tangan, kaki, dan lidahmu.” Dan kewajiban-
kewajiban lainnnya.
Diriwayatkan dari Rasulullah saw,
ه Ìي ا ع�لم ح�اح�� د� اه ال�طلت� ا# ح�� م�نW ا\ كلف� ال�مو\ لإ ي��“Janganlah seorang mukmin membebani saudaranya untuk
meminta jika dia sudah tahu kebutuhannya.”
Pengaruh memenuhi kebutuhan orang lain bagi masyarakat
Pengaruh ini terlihat pada pengaturan urusan masyarakat,
mengantarkan orang yang memiliki kebutuhan kepada
kebutuhannya, memudahkan urusan manusia, meringankan
kesusahan, dan memasukkan kebahagiaan kepada orang-orang
yang berkebutuhan.
Imam Ali berkata,
ه �رن��� ع اخ�� ت� Üن Óر لإ ئ��� ت� �ق�� ق� نW ال�ل��ه ون�� �Yي ل د ه��� له ع�لي ا\ ص��� ق� ل ن�� خ��� ت� Óي� لإ ي� ت� ع��� عمل ل��ه ون�� �اط�ق� م�س��ت ع��ال�م ي���� : ن�� �ع��ه �Aرن ا\ نW ي�� �Yي د وام ال��� �ف��ل ع�نW ط�لت� ال�علم اه����� ر ال�خ� كت� �ن مال����ه واس����� ي� ي�� ت� ل ال�ع����� خ����� ا ي�� م ال�ع����ال�م ع�لم����ه واد� �ا ك�ت د� ا# علم. ق������ �ت ك����ت�ر انW ي�� �ن ل لإ ي�� اه����� خ� اه وي�� ن� دي�� ي������
هف�ري� �ها ال�ق ا الى وراب�\ ن� عب� ال�دي�� رح��“Tegaknya agama itu karena empat perkara. Ulama yang
menyuarakan dan mengamalkan ilmunya, orang kaya yang tidak
pelit akan kelebihannya kepada para penganut agama Allah,
orang miskin yang tidak menjual akhiratnya dengan dunianya,
dan orang bodoh yang tidak sombong untuk belajar. Jika
ulama menyembunyikan ilmunya, jika orang kaya pelit dengan
hartanya, jika orang miskin menjual akhiratnya dengan
28
dunianya, dan jika orang bodoh sombong untuk menuntut ilmu,
maka dunia akan runtuh atas mereka.”
Benar, pengabdian itu untuk seluruh manusia. Tapi,
secara praktis pengabdian itu dilakukan di “lokasi
kebutuhan”. Arti mengabdi kepada umat manusia secara
praktis adalah memenuhi kebutuhan manusia tertentu,
menghilangkan salah satu jenis kefakirannya, dan
menghilangkan salah satu kekurangan yang menimpanya.
Artinya, konselor dalam melakukan pelayanan bimbingan dan
konseling pantas untuk memprioritaskan orang-orang
tertentu.
Dengan kata lain, pengabdian yang secara umum
ditujukan kepada orang-orang yang membutuhkan ini harus
mencermati tempat-tempat kebutuhan tersebut.
Berkaitan dengan hal ini, Khomeini mengatakan,26
“Semua pimpinan, pejabat, pemimpin, tokoh agama di
dalam sistem pemerintahan yang adil ditugasi untuk
membangun relasi, pertemanan, dan persaudaraan dengan
orang-orang miskin melebihi relasi, pertemanan, dan
persaudaraan mereka dengan orang-orang yang berkecukupan
dan berkemewahan. Sebab, berdiri di pihak orang-orang yang
terlantar dan miskin, serta melihat diri sendiri seperti
mereka, adalah kebanggaan yang sangat besar yang diperolah
oleh para wali.”
Khomeini selanjutnya menyebutkan beberapa lapisan
masyarakat yang harus dikhidmati. Di antaranya:
26 Khidmah an-Nas Fi Fikr al-Imam al-Khumaini, bab 4
29
Pertama, para mujahid.
Kedua, keluarga sendiri. Khomeini berkata di dalam
wasiatnya kepada Ahmad, anaknya, “Berusahalah sekuat
tenagamu untuk mengabdi kepada keluarga, khususnya ibumu,
yang memiliki banyak sekali hak atas kita. Raihlah
ridhanya.”
Ketiga, orang-orang tertindas. Imam Khomeini mengutip
sebuah riwayat dari Imam ash-Shadiq, “Allah SWT mewahyukan
pada Dawud, ‘Salah seorang hamba-Ku mendatangi-Ku dengan
membawa kebaikan. Maka, aku memberikan surga-Ku baginya.’
Dawud berkata, ‘Wahai Tuhan, kebaikan apakah yang dia
lakukan?’ Allah berfirman, ‘dia memasukkan kebahagiaan ke
dalam hati hamba-Ku yang beriman kepada-Ku meski hanya
dengan sebutir kurma.’ Dawud berkata, ‘Adalah hak bagi
orang yang mengenal-Mu untuk tidak putus harapannya dari-
Mu.’”
Hal-hal kecil yang dianggap orang ini bisa sangat
krusial bagi keselamatan ukhrawinya. Kurma kecil yang dia
berikan kepada orang miskin dan lapar, yang menyenangkan
dan melapangkan kesusahan orang itu dapat menjadi penyebab
kebahagiaannya yang abadi dan selama-lamanya di surga Allah
SWT. Itu bisa menjadi penentu dalam timbangan amalnya yang
memberatkan sisi amal baiknya.
Benar, itu kecil dan sepele di mata kita. Tapi, di
mata orang miskin dan lapar, itu primer, asasi, dan sangat
penting. Cukup bagimu dengan melihat kebahagiaan yang
terpancar di matanya agar engkau tahu betapa bernilainya
30
kurma kecil itu dan sumbangan tak seberapa darimu itu di
dalam pandagan Allah SWT.
Rasulullah saw ditanya,
لى ال�له؟ ح�ب� ا# ي� الإع�مال ا\ ا\“Apa perbuatan yang paling disukai Allah?”
Beliau menjawab,
اع شرور ال�مسلم ن� �Aاي“Mengikuti kebahagiaan seorang muslim.”
Beliau ditanya,
اع شرور ال�مسلم؟ ن� �Aا رس�ول ال�له وم�ا اي ي��“Wahai Rasulullah, apakah maksudnya mengikuti
kebahagiaan seorang muslim itu?”
Beliau menjawab,
ه ي� ��ي اء د ص� �ه، وف� �ي �Yي س ك�ر ي� ق� ت� Ìوغه، وي� عه� ج�� ت� Gس�“Mengenyangkan laparnya, melapangkan kesempitannya,
membayarkan hutangnya.”
Khomeini berkata, “Salah satu perkara penting yang
harus kuwasiatkan adalah tekad keras untuk menolong hamba-
hamba Allah, terutama oarng-orang tertindas, miskin, dan
terzalimi yang tidak memiliki tempat berlidnung di
masyarakat. Berusahalah sekuat tenagamu untuk mengabdi
kepada mereka. Itu adalah bekal terbaik dan perbuatan
paling mulia di sisi Allah.”
31
Beliau juga berkata, “Aku berwasiat kepada semua orang
agar mengerahkan tenaga demi kesejahteraan lapisan-lapisan
masyarakat yang tertindas. Sebab, kebaikan dunia dan
akhirat kalian terletak pada upaya kalian mencari jalan
keluar bagi masalah-masalah orang-orang yang tertindas di
masyarakat, yaitu mereka yang sepanjang sejarah senantiasa
menderita.”
Mendukung dan mengabdi pada orang-orang yang tertindas
adalah masalah penting yang diperhatikan oleh Khomeini.
Banyak lembaga yang memperhatikan masalah ini didirikan,
dan beliau menampakkan rasa senangnya terhadap kegiatan-
kegiatan lembaga tersebut.
Keempat, orang-orang yang dizalimi
Mendukung orang-orang yang dizalimi dan menghilangkan
kezaliman adalah masalah yang sangat diperhatikan oleh
Islam. Khomeini menegaskan hal ini dalam perkataannya,
“Berjuanglah dalam mengabdi orang-orang yang dizalimi dan
melindungi mereka dari orang-orang pongah dan lalim.
Kelima, Islam dan pemerintah.
Khomeini berwasiat kepada anaknya, Ahmad, “Setelah aku
meninggal, mungkin engkau akan ditawari jabatan-jabatan.
Jika niatmu adalah berbakti kepada Negara dan Islam yang
agung, maka janganlah engkau menolak. Tapi, jika niatmu—
semoga Allah melindungi dari—hawa nafsu dan memuaskan
syahwat, maka jangan terima. Sebab, kedudukan dan jabatan
duniawi tidak bernilai sama sekali untuk kaukorbankan
jiwamu karenanya.
32
Mengabdi kepada negara dan agama adalah urusan penting
yang kepadanya bermuara berbagai jenis pengabdian
terdahulu.
Orang yang mengabdi kepada orang-orang tertindas, dia
mengabdi kepada Islam. Begitu juga orang yang mengabdi
kepada para mujahid, keluarga, dan orang-orang yang
dizalimi. Hal ini merupakan “persoalan penting” lainnya
yang diwasiatkan Khomeini. Dia meminta kesungguhan dalam
mengabdi kepada orang-orang yang tertindas, khususnya
orang-orang miskin dan orang-orang yang dizalimi karena
orang-orang ini menurutnya adalah orang-orang yang tidak
memiliki tempat berlindung di masyarakat. Berusahalah
sekuat tenaga dalam mengabdi kepada mereka. Sebab, ini
adalah perbekalan dan perbuatan terbaik di sisi Allah,
serta pengabdian terbaik yang engkau berikan kepada
Islam.27
Penutup
27 Khidmah an-Nas Fi Fikr al-Imam al-Khumaini, bab 4
33
Borang Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Ushuluddin danDakwah IAIN “SMH” Serang, Tim Penyusun, 2011.
http://konselor.blog.uns.ac.id/2010/10/19/contoh-problema-bk-di-sekolah-beserta-latar-belakang-dan-upaya-perbaikannya/ diakses pada hari Jumat, 09 Desember2011, jam 10.44.
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/12/28/kilas-balik-profesi-konselor-di-indonesia/, diakses pada hariKamis, 08 Desember 2011, 20.47
http://noorholic.wordpress.com/2008/06/09/sejarah-bimbingan-dan-konseling-dan-lahirnya-bk-17-plus/,diakses pada hari Kamis, 08 Desember 2011, 20.56.
Kamilah al-Farkh dan ‘Abd al-Jabir Tayyim, Mabadi’ al-Tawjih waal-Irshad al-Nafsi, Amman: Dar Safa li al-Nashr wa al-Tawzi‘, cet. I, 1999 M./1420 H..
‘Abdullah Sa‘id Muhammad al-Zubaydi, Usus al-Tawjih wa al-Irshadmin Manzur al-Tarbiyyah al-Islamiyyah: Dirasah Ta’siliyyah, tesis diJurusan Pendidikan Islam Fakultas TarbiyyahUniversitas Umm al-Qura, Tahun Ajaran 1428/1429 H..
‘Abd al-Wahid bin Muhammad al-Amidi, Tasnif Ghurar al-Hikam wa Durar al-Kalim, Mustafa al-Dirayati dan Husaun al-Dirayati (ed.), Qum: Markaz al-Abhath wa al-Dirasat al-Islamiyyah, cet. II, 1420 H..
Musa‘id bin ‘Abdullah al-Khalf, Mayadin wa Khidmat al-Tawjih wa al-Irshad, h. 6.
‘Abd al-Hamid bin Ahmad al-Na‘im, Usus al-Tawjih wa al-Irshad al-Nafsi, al-Ahsa’: Markaz al-Tanmiyyah al-Usriyyah, 1429 H./2008 M., h. 8.
Jalal al-Din al-Rumi, Kitab Fihi Ma Fihi, terj. ‘Isa ‘Ali al-‘Akub, Beirut: Dar al-Fikr al-Mu‘asir dan Damaskus:Dar al-Fikr, h. 10.
Khidmah al-Nas fi Fikr al-Imam al-Khumayni, Markaz al-Imam al-Khumayni al-Thaqafi, cet. I, 2003 M./1424 H., h. 11.Tersedia on line.
Majalah Noor al-Islam, Vol. 8, edisi 93-94.
34