Konselor Dan Jiwa Voluntarisme

34
KONSELOR DAN JIWA VOLUNTARISME Ahmad Fadhil Abstrak Layanan antara konselor dan konseli akan lebih efektif jika konselor mengarahkan konseli kepada dua hal. Pertama, urgensi mentalitas abdi masyarakat atau kerelawanan (voluntarisme) bagi konselor. Kedua, penanaman budaya literasi oleh konselor pada konseli. Kata Kunci Konselor, Voluntarisme, Kebutuhan Masyarakat Pendahuluan Pendidikan yang match dengan dunia kerja menjadi perhatian utama di Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IAIN “Sultan Maulana Hasanuddin” Banten. 1 Tapi, tidak dapat dipungkiri bahwa profesi pembimbing dan konselor belum lazim di masyarakat Indonesia dan masih banyak gambaran salah tentang profesi ini. 2 Karena itu, calon konselor selain harus menguasai kompetensi inti, juga harus memiliki kompetensi dan 1 Lihat: Borang Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IAIN “SMH” Serang, Tim Penyusun, 2011. 2 Lihat: http://konselor.blog.uns.ac.id/2010/10/19/contoh- problema-bk-di-sekolah-beserta-latar-belakang-dan-upaya-perbaikannya/ Jumat, 09 Desember 2011, jam 10.44. 1

Transcript of Konselor Dan Jiwa Voluntarisme

KONSELOR DAN JIWA VOLUNTARISME

Ahmad Fadhil

Abstrak

Layanan antara konselor dan konseli akan lebih efektif jika

konselor mengarahkan konseli kepada dua hal. Pertama,

urgensi mentalitas abdi masyarakat atau kerelawanan

(voluntarisme) bagi konselor. Kedua, penanaman budaya

literasi oleh konselor pada konseli.

Kata Kunci

Konselor, Voluntarisme, Kebutuhan Masyarakat

Pendahuluan

Pendidikan yang match dengan dunia kerja menjadi

perhatian utama di Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam

Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IAIN “Sultan Maulana

Hasanuddin” Banten.1 Tapi, tidak dapat dipungkiri bahwa

profesi pembimbing dan konselor belum lazim di masyarakat

Indonesia dan masih banyak gambaran salah tentang profesi

ini.2 Karena itu, calon konselor selain harus menguasai

kompetensi inti, juga harus memiliki kompetensi dan

1 Lihat: Borang Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Ushuluddin danDakwah IAIN “SMH” Serang, Tim Penyusun, 2011.

2 Lihat: http://konselor.blog.uns.ac.id/2010/10/19/contoh-problema-bk-di-sekolah-beserta-latar-belakang-dan-upaya-perbaikannya/Jumat, 09 Desember 2011, jam 10.44.

1

mentalitas lain yang membuat mereka mampu bersikap dan

berinteraksi secara tepat dengan masyarakat.

Apa kompetensi dan mentalitas itu serta bagaimana cara

memperolehnya? Tulisan ini akan mengulas kedua masalah

tersebut. Tulisan ini akan saya sistematisasi dalam empat

bagian. Pertama, pendahuluan. Kedua, apa pengertian layanan

bimbingan dan konseling? Ketiga, urgensi mentalitas

voluntarisme bagi konselor dan konseli. Ketiga, urgensi

kompetensi literasi. Keempat, penutup.

I. Pengertian, Asas, dan Bidang Bimbingan Dan Konseling

a. Pengertian

Walaupun disiplin ilmu bimbingan dan konseling telah

dikembangkan di Indonesia hampir selama setengah abad,3

tetapi hakikat bimbingan dan konseling, perbedaan antara

istilah “Bimbingan dan Penyuluhan (BP)” dengan istilah

“Bimbingan dan Konseling (BK)”, makna penyebutan “bimbingan

dan konseling” secara lengkap atau cukup dengan penyebutan

“konseling” saja, terkadang masih ramai diperdebatkan.

Beberapa penulis membedakan bimbingan dengan

konseling. Al-Farkh dan al-Tayyim, misalnya. Pertama-tama,

mereka mendefinisikan bimbingan dan konseling sebagai

sebuah kesatuan dengan mengatakan:

3 Lihat: Kilas Balik Profesi Konselor, Akhmad Sudrajat,http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/12/28/kilas-balik-profesi-konselor-di-indonesia/, diakses pada hari Kamis, 08 Desember 2011,20.47; Sejarah Bimbingan dan Konseling dan Lahirnya BK 17, Noorholic,http://noorholic.wordpress.com/2008/06/09/sejarah-bimbingan-dan-konseling-dan-lahirnya-bk-17-plus/, diakses pada hari Kamis, 08Desember 2011, 20.56.

2

اس���ب� ه ال�من� ي� م�كان���� عه ف� ه��دف� وض���� له ب�� ن� �ق �داده ل�مس��ت ع��� ره وا# هم ح�اض��� ي� ف�� رد ف� ه� م�س��اع�ده� ال�ف��� ع�ملي���

�ق �حق��� ي� ي�� �ت م���اع�ي� ح���� �ت ح�� ي� والإ# وي� وال�مه���ت� �Aرب�ص���ي� وال���ت خ� Gال�ش �ق واف���� �ق� ال�ت ت���� �حق �ي� ي� ه ف� �م���ع وم�س���اع�دن� �ت ل���ه ول�لمج�. �ه ط ن�� ت�مع ال�مجي� ي� ال�مج� نW ف� �Yي ر خ�� سه وم�ع الإ\ ق� ه� وال�سعاده� م�ع ن�� سي� ق� ه� وال�سعاده� ال�ت� سي� ق� 4ال�صحه� ال�ت�

Artinya:

Proses menolong seseorang agar dia dapat

memahami kekiniannya dan dapat bersiap-siap untuk

masa depannya. Tujuan proses ini adalah

menempatkan orang tersebut di posisi yang tepat

baik bagi dirinya maupun masyarakat serta

membantunya dalam mewujudkan keharmonisan

personal, edukasional, profesional, dan sosial

sehingga dia dapat mewujudkan kesehatan mental

dan kebahagiaan bagi dirinya dan orang lain di

sekitarnya.

Selanjutnya, mereka mendefinisikan bimbingan secara

tersendiri. Mereka mengatakan bahwa bimbingan adalah:

س س��� منW الإ\ ض��� �ي مه��د ل�ه��ا. وي�� ها وي�� �ق ه��و ي��س��ت� س��ي� ف�� ق� اد ال�ت� Gرش��� ه�مه��ا الإ# ه� ا\ س��ي� ق� دم�ات� ن�� م��وع ح���� م�ج�

Wك���ون د ي�� �م���ع ك�ل���ه. وق���� �ت مل ال�مج� Gاد. وي��ش��� Gرش���� ه� الإ# نW ع�نW ع�ملي���� ول�ي� داد ال�مس���و\ ات� وال���ت�رام�جW واع���� ��ي��� ر ظ� وال�ي�ا �ق�� لهم وف�� ن� �ق ��مس��ت

لط طي��� خ� �راد م�نW ال�ت � ف��� مكن�W الإ\ �ي� ي� �ت دم�ات� ال��� م��وع ال�خ��� و م�ج� ر... وه��� Gاش�� ر م�ن� ت� و غ��� را ا\ Gاش�� م�ن�

4 Kamilah al-Farkh dan ‘Abd al-Jabir Tayyim, Mabadi’ al-Tawjih wa al-Irshad al-Nafsi, Amman: Dar Safa li al-Nashr wa al-Tawzi‘, cet. I, 1999M./1420 H., h. 13.

3

�ي� ال�مدرس��ه ه ف� ي��� ��ي اد هم وم�ن� �اب� ق� ح�اح���� �حق�� �ب� ي� ال�ي� ش��� ا\ ول�هم ي�� ه� وم�ت��� ش��مي� ه� وال�ج� لي��� �هم ال�عق �دراب� �هم وق��� �اب� لإم�كاي����

ي� ق� ال�مهت� واف� �ه� وال�ت ادن�� Gالإرش� �دم�ات م ال�معلوم�ات� وال�خ� �Aدي �ق �ة� ون� 5.والإشره� وال�مهي�

Artinya:

Bimbingan adalah sekumpulan layanan

psikologis. Yang terpenting darinya adalah

konseling psikologis. Bimbingan adalah pengantar

dan pendahuluan bagi konseling. Ia mencakup

dasar-dasar, teori-teori, program-program, dan

penyiapan para penanggung jawab layanan

bimbingan. Bimbingan mencakup masyarakat secara

keseluruhan, dapat dilakukan secara langsung atau

tidak langsung. Bimbingan adalah sekumpulan

layanan yang membuat individu-individu dapat

membuat rencana bagi masa depan mereka sesuai

dengan bakat dan kemampuan intelektual dan fisik

mereka, serta kecenderungan-kecenderungan mereka,

dengan cara-cara yang memenuhi kebutuhan-

kebutuhan mereka. Tempatnya adalah sekolah,

keluarga, karir, dan penyampaian informasi dan

layanan konseling serta keharmonisan

professional.

Dan, mereka mengatakan bahwa konseling adalah:

5 Kamilah al-Farkh dan ‘Abd al-Jabir Tayyim, Mabadi’ al-Tawjih wa al-Irshad al-Nafsi, h. 13.

4

س�����ي� ق� اد الى ال�علإجW ال�ت� Gمل الإرش������ Gس�����ي� وي��ش����� ق� ه ال�ت� ي������ وح�� �دم�ات� ال�ت ي� ح������� ه� ف� س�����ي� ي� ه� ال�رئ�\ ال�عملي������ء ر� ل ال�ج��� Gمن�� و ي�� م��اع�ي� وه��� ه وج�� ه��ا ل�وج��� ي� وج�� �ردي� ا\ اد ف��� Gارش��� Wع�ن �اره و ع�ن��� دري��س وه��� �اد الى ال�ن�� Gوالإرش���

�ة ع�دده� ك�ال�ملإح�ظ��� �ل م�ت ائ�\ م��د ع�لي وش�� �عت ر ، ون�� Gاش� ر م�ن� ت� و غ�� را ا\ Gاش� ك�ونW م�ن� د ي�� �ه وق�� ي�� وح�� �دانW ال�ت ي� م�ن��� ال�عملي� ف�

�كلإت Gادا ل�خ���ل ال�مش��� Gا او ارش���� ن���� و م�هن� ا ا\ وي����� �Yب ر �ادا ت� Gارش���� Wك���ون د ي�� �ارات� وق���� ن���� �ت راء الإح�� ه� واخ����� Gس��� �اق� وال�من�ي� ال�مدرس���ه� و اد ف� Gالإرش���� �ه رف���� ه غ�� ي���� ��ي اد رد وم�ن� عاد ال�ف���� اد هي� ال�عم���ل ع�لي اس���� Gل�لإرش���� �دم���ه ه� واه�م ح�� س���ي� ق� ال�ت�اد Gومرك�ر� الإرش� �ه سي� ق� ادات� ال�ت� 6.ال�عن�

Artinya:

Konseling adalah layanan utama di antara

layanan-layanan bimbingan psikologis, mencakup

psikoterapi dan konseling pendidikan; dapat

berupa konseling individual atau kelompok, dan

merupakan bagian praktis dari bidang bimbingan;

dapat dilakukan secara langsung atau tidak

langsung dengan menggunakan berbagai media

seperti observasi, wawancara, dan melakukan

prosedur pengujian; dapat berupa konseling

pendidikan, karir, atau konseling untuk

mengatasi masalah-masalah kejiwaan. Layanan

konseling yang terpenting adalah upaya untuk

membahagiakan orang. Tempatnya adalah ruang

6 Kamilah al-Farkh dan ‘Abd al-Jabir Tayyim, Mabadi’ al-Tawjih wa al-Irshad al-Nafsi, h. 13.

5

konseling di sekolah atau di klinik-klinik

psikologis, dan pusat konseling.

Al-Zubaydi juga membedakan pengertian bimbingan dengan

konseling. Dia mengatakan:

Bimbingan adalah bantuan bagi individu-

individu secara keseluruhan untuk membuat pilihan

yang tepat bagi mereka dalam berbagai aspek

kehidupan dengan mengikuti pedoman dari Allah

baik dalam segi akidah, syariat, maupun tata

kehidupan agar mereka dapat mewujudkan tujuan

utama penciptaan diri mereka dan meraih

keberhasilan di dunia dan akhirat. Konseling

adalah bantuan dari satu individu bagi individu

lain dalam mengatasi masalah, melejitkan potensi,

membuat keputusan yang tepat, dan meraih

keharmonisan. Tujuannya adalah menolong individu

dalam mengembangkan kemandirian dan kemampuannya

untuk bertanggung jawab atas dirinya sendiri.7

Dengan ungkapan lain, al-Zubaydi menjelaskan:

Konseling adalah aspek operasional praktis

dan khusus dari layanan bimbingan dan konseling.

Konseling adalah layanan interaktif yang berbasis

relasi profesional dan konstruktif antara

konselor dengan konseli di mana konselor menolong

konseli untuk memahami diri, menyadari potensi7 ‘Abdullah Sa‘id Muhammad al-Zubaydi, Usus al-Tawjih wa al-Irshad min

Manzur al-Tarbiyyah al-Islamiyyah: Dirasah Ta’siliyyah, tesis di Jurusan PendidikanIslam Fakultas Tarbiyyah Universitas Umm al-Qura, Tahun Ajaran1428/1429 H., h. 21.

6

dan kapasitasnya, mengerti masalah-masalahnya dan

cara mengatasinya, mengembangkan perilaku yang

positif, dan mewujudkan keharmonisan internal,

yakni di dalam dirinya, dan eksternal, yakni

dengan lingkungannya, sehingga dia mencapai level

kesehatan mental dengan menggunakan teknik dan

keterampilan khusus.8

Para konselor, dalam memberikan layanan bimbingan dan

konseling kepada para konseli, dituntut untuk menunjukkan

tempat mempelajari suatu ilmu atau keterampilan yang ada di

lingkungan dan mudah dijangkau para konseli. Alangkah

baiknya jika tempat-tempat itu mereka kelola sendiri atau

dikelola oleh orang-orang di dalam jaringan mereka. Hal

ini, menurut saya, perlu dilakukan untuk memenuhi apa yang

menjadi ciri utama seorang konselor seperti dijelaskan oleh

al-Farkh dan al-Tayyim, yaitu menempatkan orang-orang di

posisi yang tepat baik bagi diri mereka maupun masyarakat

serta membantu mereka dalam mewujudkan keharmonisan

personal, edukasional, profesional, dan sosial sehingga dia

dapat mewujudkan kesehatan mental dan kebahagiaan bagi diri

mereka dan orang lain di sekitar mereka.

Dengan menggunakan definisi al-Zubaydi, dapat

dikatakan bahwa para konselor dituntut untuk melakukan

bimbingan. Artinya, memberikan bantuan bagi individu-

individu secara keseluruhan untuk membuat pilihan yang

tepat bagi mereka dalam berbagai aspek kehidupan dengan

8 ‘Abdullah Sa‘id Muhammad al-Zubaydi, Usus al-Tawjih wa al-Irshad, h. 21.

7

mengikuti pedoman dari Allah baik dalam segi akidah,

syariat, maupun tata kehidupan agar mereka dapat mewujudkan

tujuan utama penciptaan diri mereka dan meraih keberhasilan

di dunia dan akhirat.

Apakah mereka juga melakukan konseling dalam

pengertian khusus, yaitu memberi bantuan dari diri mereka

sebagai satu individu bagi individu lainnya dalam mengatasi

masalah, melejitkan potensi, membuat keputusan yang tepat,

dan atau konseling dalam pengertian aspek operasional

praktis dan khusus dari layanan bimbingan dan konseling?

Salah satu karakter yang penting bagi para konselor

adalah meyakini bahwa mereka memiliki ilmu, lalu mereka

menyebarkannya dan meyakini upaya tersebut sebagai bagian

dari kewajiban keagamaan. Karakter ini penting bagi setiap

muslim. Maka, apalagi bagi pembimbing dan konselor.

Mustafa al-Dirayati dan Husayn al-Dirayati, penyunting

buku Tasnif Ghurar al-Hikam wa Durar al-Kalim malah mengatakan

bahwa menyebarkan ilmu merupakan zakat yang harus

dikeluarkan oleh orang yang berilmu. Hal ini mereka

intisarikan dari beberapa hadith Nabi saw yang sangat

penting untuk direnungi seperti berikut ini:

ه ي� ه� ق�� الإص�ان�� ق� ي�� Gر واب� ت� م ل�لعلم غ� �.ال�كاي�“Orang yang menyembunyikan ilmu hanyalah orang yang

tidak yakin akan kemampuannya dalam ilmu tersebut.”

�ما ع�لمب عب� ي�� ق� �ت Àواي� �هلت ل�ك ع�لمك م�ا ج�� علت� د� ا ف�� د� ا# هل ق�� ج� علم وع�لم ع�لمك م�نW ي�� علم ع�لم م�نW ن�� �ن�

8

“Pelajarilah ilmu dari orang yang sudah mengetahui dan

ajarkanlah ilmumu kepada orang yang belum tahu. Jika engkau

melakukan itu, maka dia akan mengajarimu apa yang engkau

tidak tahu dan engkau akan mengambil manfaat dari apa yang

telah engkau tahu.”

ه�له ي� ا\ عه ف� ه وض�� �ي ÀAي ا ه وص�ن� ه ال�عمل ن�� �مرن� Gره وي� Gش مال ال�علم ي�� .ج��“Keindahan ilmu adalah menyebarkannya. Buahnya adalah

menerapkannya. Dan, melindunginya adalah mengajarkannya

kepada orang yang pantas.”

ك�وه� ال�علم ل ال�علم ر� د� .ي��“Menyebarkan ilmu adalah zakatnya ilmu.”

ه ي� ال�عمل ن�� س ف� ق� هاد ال�ت� ه واج�� �حق Ìله ل�مست د� ك�وه� ال�علم ي�� .ر�“Zakatnya ilmu adalah memberikannya kepada orang yang

pantas mendapatkannya dan memaksa diri untuk

menerapkan/berbuat berdasarkannya.”

اه�ل ه ح�� ن�� كا\ م ع�لما ف�� �.م�نW ك�ت“Orang yang menyembunyikan ilmu tak ubahnya orang yang

bodoh.”9

b. Asas

Al-Zubaydi mengemukakan delapan asas atau prinsip

konseling Islam.

9 ‘Abd al-Wahid bin Muhammad al-Amidi, Tasnif Ghurar al-Hikam wa Durar al-Kalim, Mustafa al-Dirayati dan Husaun al-Dirayati (ed.), Qum: Markaz al-Abhath wa al-Dirasat al-Islamiyyah, cet. II, 1420 H., h. 44.

9

Pertama, mewujudkan keseimbangan antara tuntutan-

tuntutan ruh dengan badan dalam mengembangkan aspek-aspek

kepribadian seseorang.

Kedua, peran konselor adalah menguatkan hubungan

antara klien dengan Allah SWT. Hal ini disebut dengan

terapi spiritual dan mental (al-‘ilaj al-ruhi wa al-nafsi).

Ketiga, pencapaian psikologi modern dalam hal cara dan

teknik konseling dapat dimanfaatkan dengan syarat digunakan

dalam konteks Islami dan benar.

Keempat, keimanan kepada akidah tauhid dan kepatuhan

kepada syariat yang suci berpengaruh positif bagi klien

dalam seluruh aspek kehidupan dan kepribadiannya.

Kelima, komitmen kepada prinsip-prinsip etika yang

luhur dalam layanan konseling adalah faktor yang sangat

penting bagi keberhasilan layanan.

Keenam, penguatan sistem akhlak yang luhur pada diri

klien adalah salah satu bantuan konseling yang diberikan

oleh konselor.

Ketujuh, proses bimbingan dan konseling dilakukan

dengan memperhatikan kondisi dan latar belakang sosial

klien.

Kedelapan, manusia memiliki fitrah untuk bertauhid,

makhluk yang mulia dan diutamakan dari makhluk-makhluk

lain, tapi memiliki kelemahan, kekurangan, dan potensi

untuk melakukan kesalahan. Pandangan ini akan membuat

konselor lebih terbuka dan menerima klien.

10

Apakah mereka memberi layanan interaktif yang berbasis

relasi profesional dan konstruktif kepada orang-orang yang

dapat disebut sebagai konseli untuk memahami diri,

menyadari potensi dan kapasitasnya, mengerti masalah-

masalahnya dan cara mengatasinya, mengembangkan perilaku

yang positif, dan mewujudkan keharmonisan internal, yakni

di dalam dirinya, dan eksternal, yakni dengan

lingkungannya, sehingga dia mencapai level kesehatan mental

dengan menggunakan teknik dan keterampilan khusus?

c. Bidang-Bidang Bimbingan dan Konseling

Yang saya maksud dengan istilah “bidang” adalah

sesuatu yang lebih umum daripada “program” dan “layanan”.

Bidang dapat diilustrasikan dengan buku yang memuat

beberapa bab yang disebut program. Dan program mencakup

beberapa tindakan yang disebut layanan. Contoh, bidang

bimbingan dan konseling pendidikan mencakup beberapa

program seperti program bantuan bagi para pelajar yang

lemah secara akademis. Program ini memuat beberapa layanan

seperti mengikutsertakan para pelajar tersebut ke bimbingan

belajar.10

Bidang konseling yang dilakukan di Rumah Dunia cukup

komprehensif, meliputi baik konseling pendidikan, konseling

karir, dan konseling keluarga. Jika dilihat dari umur

konseli, maka konseling ini ditujukan baik kepada anak-

anak, remaja, pemuda, maupun dewasa. RD melakukan konseling

10 Musa‘id bin ‘Abdullah al-Khalf, Mayadin wa Khidmat al-Tawjih wa al-Irshad, h. 6.

11

individual maupun kelompok. Konseling yang dilakukan

meliputi baik teori konseling berbasis konselor maupun

konseling berbasis konseli.

Bimbingan dan Konseling Relijius dan Etis

Sebagaimana telah dibahas di dalam prinsip-prinsip

bimbingan dan konseling, agama menempati posisi penting dan

merupakan salah satu prinsip dalam bimbingan dan konseling.

Al-Na‘im mengatakan:

د Gال�مرش������� Wل�ك������ل م�ن �ه ي������� ن� دات� ال�دئ�� �ق������ �س������انW ، وال�معت ي�� اه� الإ# ي� ح�ن������� ش�اس������ي� ف� ص������ر ا\ نW ع�ي� �Yي د ال�������

�ه ي� ال�عملي������ ر ف� Gت� و\ �دس�����ه� وب������ �ر م�ق ت� Ó�ن ط ل�لس�����لوك� ، وم�ع�����ا واب�� ر ض������� ت� �عت����� �ه�����ا ن� ب�� ه� لإ\ ي� ش�اس������ د ه�ام�����ه� وا\ Gرش�������وال�مستWن ره� ، ك�م��ا ا\ خ���� ا والإ\ ن� دي�� ي� ال��� مل ال�س��عاده� ف� Gش�� �ه� ي� س��ي� ق� نW ك�م��ال ال�ص��حه� ال�ت� ا ا\ ن��� ا غ�رق�� د� اص��ه� ا# ه� ، ح�� ادن�� Gرش��� الإ#Wهمه��ا ع�ن ق� س�انW ن�� ي�� ع��ه� ل�لإ# ت� Üه ال�طت د� س�انW ، وه��� ي�� ه� الإ# ي�� Üل ل�طت هم ك�ام��� وم ع�لي ف�� �ق�� �نW ن� ب� ا\ ج� اد ي�� Gرش�� ه� الإ# ع�ملي���

. �ة ي� ال�ف�رانW وال�سي� ل ف� Gمن�نW ، ال�مت �Yي ق� ال�د �ßب 11 ط�ر

Berdasarkan prinsip ini, salah satu bidang yang

dikembangkan dalam bimbingan dan konseling Islam adalah

“Bimbingan dan Konseling Relijius dan Etis”. Basis dari

11 Artinya: Agama adalah unsur asasi di dalam kehidupan manusia.Keyakinan agama konselor maupun konseli sangat urgen dan krusialkarena keyakinan tersebut merupakan kendali bagi perilaku dan kriteriayang sakral dan berpengaruuh dalam layanan konseling. Apalagi jikakita mengetahui bahwa kesehatan mental mencakup kebahagiaan di duniadan akhirat. Selain itu, layanan konseling harus berbasis pemahamanyang komprehensif tentang karakter manusia. Karakter ini dapat kitapahami melalui agama yang mengejawantah dalam al-Quran dan al-Sunnah.Usus al-Tawjih wa al-Irshad al-Nafsi, h. 16.

12

bidang ini serta tujuannya telah dilaksanakan di Rumah

Dunia.

Layanan yang diberikan dalam bidang ini berbasis pada

keyakinan bahwa agama Islam adalah jalan untuk

mempertahankan dan melanggengkan nilai-nilai etika yang

merupakan kerangka referensial bagi perilaku dan cara hidup

individu, dan etika adalah pilar pertama untuk menjaga

eksistensi masyarakat.12

Bidang bimbingan dan konseling ini bertujuan

mewujudkan minimal lima hal, yaitu:

Pertama, menanamkan nilai-nilai positif yang berasal

dari ajaran Islam kepada konseli.13

Kedua, membentuk kepribadian muslim dengan menekankan

teladan yang baik.14

Ketiga, mewujudkan kesehatan mental dan keharmonisan

psikologis lewat akhlak mulia serta penguatan hubungan

konseli dengan Allah dalam seluruh kondisi jiwanya, baik

senang atau sedih, sehingga konseli merasa tenang dan

menemukan teladan yang baik dalam akhlak yang baik seperti

sabar, jujur, lembut, dan menjaga rahasia.15

Keempat, menanamkan tatakrama yang menghiasi diri

seorang muslim, menekankan rasa cinta kepada kebajikan dan

nilai-nilai luhur dalam interaksi sosial seperti adil,12 Musa‘id bin ‘Abdullah al-Khalf, Mayadin wa Khidmat al-Tawjih wa al-

Irshad, h. 8.13 Musa‘id bin ‘Abdullah al-Khalf, Mayadin wa Khidmat al-Tawjih wa al-

Irshad, h. 8.14 Musa‘id bin ‘Abdullah al-Khalf, Mayadin wa Khidmat al-Tawjih wa al-

Irshad, h. 8.15 Musa‘id bin ‘Abdullah al-Khalf, Mayadin wa Khidmat al-Tawjih wa al-

Irshad, h. 8.

13

kesamaan, tolong menolong dalam kebaikan, ikhlas dalam

berbicara dan berbuat, menjaga nama baik, menjaga kesucian,

persaudaraan, empati, dan perfeksionisme dalam bekerja.16

Kelima, menjauhkan akhlak yang tercela dan kejahatan

seperti dusta, curang, hipokrasi, kesaksian palsu, lalim,

melanggar janji, khianat, mencuri, membangga-banggakan

diri, dan fanatik.17

Al-Khalf menjelaskan sifat yang harus dimiliki

konselor dalam bidang bimbingan dan konseling ini, yaitu:

ادر ع�لي �ره� ال�ق���� ص���ت� ي� ال�ي� د د� Gلى ال�مرش����� اد ع�ام���ه� ا# Gرش����� ي� ولإ# �لإف ح�� ي� ولإ\ ت� ��ي د اد ال����� Gرش����� اجW الإ# �جن���� وي��ف� ، ت� لإمي� ال�خ����ت� ش����� نW الإ# �Yي د م ال����� ع����ال�ت� �ك م�نW ن� ل����� اع�ل����ه� م�س����ت�مدا د� ارك�ه� ال�ق� Gخ����اء وال�مس���� �Aي اع والإ# ن����� �ق� الإ#

ل ال�مع����روف� د� هم وي������ �ي� م�س����اع�دب� ب� ف� رع�� �Aاس وت���� ر ل�لن����� ت� ب� ل����ه ال�ح����� جي� ه� ال�ط����ال�ت� وي�� ص����ي� خ� Gرم ش��ح����ت ي��

ع واض������ �س وال�ص����دق� وال�ت ق� لإج ال�ت� امه� وص����� �ق �ت س����� ه�مه����ا الإ# اس ا\ ش����� وم ع�لي ا\ �ق���� �له� ن� اص������ لإق� ال�ق� ح�� والإ\Wن اس وح�س�������نW ال�ط� يÓنW ال�ن�������� لإج ئ�� ص�������� ر والإ# ت� ار وال�كلإم ال�جس�������نW واج�������ت�رام ال�ع�������� ن�������� ح�� ه� الإ\ وم�ص�������اح�ي�Wح�سان ه� والإ# عاونW وال�عق� �وال�ت

Bimbingan dan konseling relijius dan etis

serta semua bidang konseling secara umum

membutuhkan konselor yang memiliki ketajaman

matahati dan kemampuan mempersuasi serta

berpartisipasi aktif, menghormati kepribadian16 Musa‘id bin ‘Abdullah al-Khalf, Mayadin wa Khidmat al-Tawjih wa al-

Irshad, h. 8.17 Musa‘id bin ‘Abdullah al-Khalf, Mayadin wa Khidmat al-Tawjih wa al-

Irshad, h. 9

14

murid (konseli), membuat konseli senang menebar

kebaikan dan bantuan kepada orang lain, membuat

konseli berusaha keras melakukan kebajikan dan

akhlak mulian yang berbasis pada upaya untuk

meraih konsistensi, kebaikan jiwa, kejujuran,

tawadu, bersahabat dengan orang-orang baik,

berkata-kata baik, menebar perdamaian antar

manusia, prasangka baik, kerjasama, kesucian

diri, dan altruisme.18

Bimbingan dan Konseling Pendidikan

Sumbangsih para pemikir muslim terhadap pengembangan

ilmu bimbingan dan konseling sangat besar dan dapat digali

dari khazanah para pemikir Islam klasik karena khazanah

pemikiran Islam memuat berbagai bentuk konsep konseling.

‘Abd al-Hamid bin Ahmad al-Na‘im mengemukakan contoh

kontribusi para pemikir Islam dalam bidan Konseling

Pendidikan dan Akademis serta Konseling Karir.

Pada bidang Konseling Pendidikan, menurut al-Na‘im,

para pemikir muslim telah mengenal konsep pengarahan para

pelajar untuk belajar sesuai dengan kemampuan mereka.

Mereka melakukan tes kemampuan hapalan. Pelajar yang

kemampuan hapalannya baik diarahkan untuk belajar hadith,

sedangkan pelajar yang lebih cenderung menalar atau

menganalisa diarahkan pada ilmu dialektika dan riset. Dalam

bidang ini, kata al-Na‘im, Islam telah menjelaskan urgensi

18 Musa‘id bin ‘Abdullah al-Khalf, Mayadin wa Khidmat al-Tawjih wa al-Irshad, h. 9.

15

mengarahkan umat pada ilmu-ilmu yang bermanfaat. Dia

mengutip pendapat Ibnu Taymiyyah yang mengatakan bahwa

pelajar harus diarahkan kepada empat bidang, yaitu ilmu-

ilmu agama; ilmu-ilmu rasional seperti matematika,

kedokteran, dan biologi; ilmu-ilmu kemanusiaan, dan ilmu-

ilmu militer, pertukangan, dan profesional.19

Bimbingan dan Konseling Pendidikan bertujuan membantu

pelajar agar dapat seoptimal mungkin dalam pembelajarannya

melalui potensi dan bakat khususnya atau memecahkan problem

belajar yang terkadang menghalanginya seperti kelambatan

dan kesulitan menerima pelajaran, di mana konselor berupaya

memberikan layanan konseling yang tepat dan bimbingan

belajar yang baik bagi pelajar yang terbelakang dan sering

gagal dalam ujian, serta pelajar yang unggul dan normal

dengan membuat program yang cocok bagi masing-masing

kelompok dari awal tahun ajaran.20

Bimbingan dan Konseling Sosial

Bimbingan dan konseling sosial bertujuan mewujudkan

fungsi-fungsi yang diemban oleh pendidikan sosial yaitu

membiasakan siswa pada orientasi-orientasi sosial yang

positif seperti cinta pada orang lain, kerjasama dengan

sesama siswa, memberikan bantuan kepada yang membutuhkan di

lingkungan belajar, menerima perbedaan di antara sesama

siswa baik dalam pendapat maupun latar belakang. 19 ‘Abd al-Hamid bin Ahmad al-Na‘im, Usus al-Tawjih wa al-Irshad al-Nafsi,

al-Ahsa’: Markaz al-Tanmiyyah al-Usriyyah, 1429 H./2008 M., h. 8.20 Musa‘id bin ‘Abdullah al-Khalf, Mayadin wa Khidmat al-Tawjih wa al-

Irshad, h. 11.

16

Salah satu metode yang digunakan konselor pendidikan

dalam bimbingan dan konseling sosial adalah memotivasi

siswa untuk melakukan kerja kelompok dan kompetisi yang

sehat; juga menumbuhkan spirit persaudaraan, kesadaran akan

kemuliaan manusia dengan bekerjasama dengan pembimbing

aktivitas siswa sepertii rihlah ilmiah, bakti sosial,

kebersihan, perlombaan, seminar, ceramah, drama, dan lain-

lain.

Bimbingan dan Konseling Karir

Dalam bidang Konseling Karir, para pemikir muslim juga

telah memberikan kontribusi. Ibnu Sina mengatakan bahwa

jika seorang anak hendak memilih suatu keterampilan, maka

pengasuhnya harus menimbang karakter anak itu, menyelami

wataknya, dan menguji kecerdasannya. Kontribusi lain dari

Islam dalam bidang ini adalah perhatiannya yang sangat

besar terhadap relasi kemanusiaan antara pekerja dan

pemilik pekerjaan. Islam menetapkan banyak kewajiban atas

para pemilik pekerjaan terhadap para pekerja dan

sebaliknya. Allah SWT berfirman, “Wahai orang-orang yang

beriman, penuhilan janji-janjimu.” Rasulullah saw bersabda,

“Berilah upah pekerja bayaran sebelum keringatnya

mengering.”21

Selain bidang-bidang bimbingan dan konseling tersebut,

masih ada beberapa bidang yang lain, seperti Bimbingan dan

21 Usus al-Tawjih wa al-Irshad al-Nafsi, h. 8-9.

17

Konseling Psikologis, dan Bimbingan dan Konseling

Preventif.

II. Urgensi Mentalitas Abdi Masyarakat Bagi Konselor

Di dalam melaksanakan layanan bimbingan dan konseling

dalam berbagai bidang tersebut, sangat penting bagi para

konselor untuk meresapi nilai-nilai pengabdian pada

masyarakat dan bahwa mereka adalah abdi-abdi masyrakat.

Setelah itu, sangat penting juga bagi mereka untuk berupaya

menanamkannya nilai-nilai ini kepada sasaran kegiatan

mereka, yaitu para konseli.

Kesadaran akan nilai-nilai ini selanjutnya

termanifestasi dalam kata-kata yang mereka gunakan dalam

layanan bimbingan dan konseling. Mereka dituntut untuk

mematri dalam jiwa mereka bahwa mereka adalah “pelayan bagi

para konseli” yang bekerja dengan bermodalkan keikhlasan.

‘Isa ‘Ali al-‘Akub dalam kata pengantarnya bagi buku

terjemahannya atas kitab Fihi Ma Fihi karya Jalal al-Din al-

Rumi mengatakan bahwa keikhlasan adalah hal yang sangat

penting. Lalu, dia mengutip perkataan Ibnu ‘Ataillah:

ها ي� لإص ق�� ح�� ود شر الإ# رواج�ها وج�� مه� وا\ اي�\ �22الإع�مال ض�ور ق�Para konselor adalah orang-orang yang melakukan

pengabdian pada masyarakat, lalu mengenalkan dan

mengarahkan konseli kepada untuk melakukan pengabdian

seperti mereka kepada orang-orang yang ada di sekitar

22 Jalal al-Din al-Rumi, Kitab Fihi Ma Fihi, terj. ‘Isa ‘Ali al-‘Akub,Beirut: Dar al-Fikr al-Mu‘asir dan Damaskus: Dar al-Fikr, h. 10.

18

mereka. Mentalitas seperti ini sangat dibutuhkan oleh

seorang konselor. Konselor adalah orang yang membuat

dirinya—baik secara langsung maupun melalui orang lain—

selalu mengenalkan dan mengarahkan orang-orang kepada

kebaikan yang—sebenarnya sudah—ada di sekitar mereka.

Pengabdian kepada masyarakat ini menjadi perbuatan

yang sangat mulia di antaranya karena tiga hal.

Pertama, berkhidmat pada masyarakat adalah profesi

para nabi.

Al-Quran tidak diturunkan kecuali untuk keperluan

khidmat pada masyarakat. Para nabi menanggung penderitaan,

kesulitan, dan perjuangan demi suksesnya pengabdian ini.

Jadi, tujuan pengutusan para nabi pun tak lain agar mereka

melakukan pengabdian kepada umat manusia. Khumayni

mengatakan, “Para nabi dan para wali memiliki perasaan yang

sama, yaitu mereka merasa memiliki misi untuk menunjuki,

membimbing, dan mengabdi kepada umat manusia.”23

Kedua, abdi masyarakat adalah makhluk yang paling

dicintai Allah.

Di dalam hadits Nabi saw dijelaskan:

اله عهم ل�عن� ق� ن�� ه ا\ ل�ي� ه ا# �لق ح�ب� ح�� ا\ ال ال�له ق�� لق� ك�لهم ع�ن� .ال�خ�“Semua makhluk adalah tanggungan Allah SWT. Karena

itu, sebaik-baik makhluk-Nya di sisi-Nya adalah yang

terbaik terhadap tanggungan-Nya.”

23 Khidmah al-Nas fi Fikr al-Imam al-Khumayni, Markaz al-Imam al-Khumaynial-Thaqafi, cet. I, 2003 M./1424 H., h. 11. Tersedia on line.

19

Selain hadith tersebut, kita sering mendengar hadith

lain yang lebih populer:

اس عهم ل�لن� ق� ن�� اس ا\ ر ال�ن� ت� .ج�“Manusia terbaik adalah orang yang paling bermanfaat

bagi sesamanya.”

Ketiga, pengabdian kepada masyarakat sesungguhnya

merupakan pengabdian kepada Allah.

Imam al-Sadiq mengatakan:

عالى ع�مره �دم ال�له ن� ه� ك�انW ك�منW ح�� ه ال�مسلم ح�اج� ي� ح�� ي لإ\ ص� � .م�نW ف�“Orang yang memenuhi kebutuhan saudaranya sesama

muslim, dia seperti orang yang mengabdikan umurnya kepada

Allah SWT.”

Karena itulah Khumayni berpesan kepada murid-muridnya

agar mereka mempersiapkan diri untuk mengabdi kepada Islam

dan bangsa yang tertindas, mengencangkan ikat pinggang

untuk mengabdi kepada hamba-hamba Allah karena itu berarti

mengabdi kepada Allah SWT.24

Konselor adalah abdi masyarakat. Dalam hal ini,

kewajiban konselor adalah mengenalkan dan mengarahkan

konseli kepada kebaikan yang ada di sekitarnya. Dia adalah

orang yang membuat dirinya—baik secara langsung maupun

melalui orang lain—selalu mengenalkan dan mengarahkan

orang-orang kepada kebaikan yang—sebenarnya sudah—ada di

sekitar mereka.

24 Khidmah al-Nas fi Fikr al-Imam al-Khumayni, h. 12-13.

20

Para konselor adalah orang-orang yang sedang memenuhi

kebutuhan yang sangat penting pada diri konseli. Dalam

agama Islam, tema ini sangat krusial. Allah SWT menghendaki

berjalannya tradisi saling menolong dan solidaritas di

tengah-tengah masyarakat. Itulah hukum yang harus berlaku

di tengah-tengah masyarakat agar masyarakat itu dapat

menunaikan tugas dan perannya, sebagaimana tolong menolong

juga menjadi hukum yang berlaku di antara anggota-anggota

tubuh seorang manusia agar dia dapat menunaikan tugas dan

tanggung jawabnya.

Allah SWT berfirman,

وي �ق �ر وال�ت وا ع�لي الت� عاوب�� �ون�“Tolong menolonglah kamu dalam kebaikan dan takwa.”

(Al-Maidah: 3)

Kebaikan adalah semua perbuatan kemanusiaan yang

dilakukan seseorang pada sesamanya, di antaranya mengabdi

pada masyarakat dan memenuhi kebutuhan orang lain. Yaitu,

memberikan bantuan secara sukarela atas inisiatif sendiri.

Bagaimana Islam mengajarkan sifat mulia ini?

Memenuhi kebutuhan material orang lain sangat banyak

bentuknya, misalnya memberikan uang, membangunkan rumah,

meringankan beban, memberi makanan, dan menyumbangkan

pakaian.25

Imam Jafar ash-Shadiq berkata kepada Sadir ash-

Shairafi,

25 Mulai dari paragraf ini hingga akhir tulisan adalah terjemahandari makalah di majalah Noor al-Islam, Vol. 8, edisi 93-94.

21

علوا اف�� سكم ق�� ق� عوه�ا ع�نW ان�� دف�� �نW ي� م ا\ �دري� �نW ق� ا# ه ، ق�� ه� ل�له ع�لي� مب� ال�حح� ل الإ ع�ظ� م�ا ك�تGر م�ال رح��“Tidaklah harta seseorang itu banyak, kecuali besar

juga pertanggungjawaban yang diminta Allah atasnya. Jika

kalian mampu menunaikan tanggung jawab itu, maka silakan

(berharta banyak).”

Sadir pun berkata kepada beliau,

ا؟ ماد� نW رس�ول ال�له ، ي�� اي�� ي��“Wahai cucu Rasulullah, bagaimana cara menunaikan

tanggung jawab itu?”

Beliau berkata,

كم م�نW ام�وال�كم واي�� جW اج�� \Aاء ج�واي ص� �ق ن��“Dengan memenuhi kebutuhan saudara-saudaramu dengan

hartamu.”

Sedangkan kebutuhan mental yang dalam beberapa keadaan

lebih penting daripada bantuan material, contohnya adalah

mendukung seseorang dalam keadaan genting, membantunya

mengambil sikap dan keputusan yang benar, menolong orang

yang dizalimi, menghibur orang yang sedang sedih atau

sakit, menghibur hati orang lain, menyebarkan rasa cinta

dan kasih sayang di tengah-tengah masyarakat.

Imam Ali Zainal Abidin berkata,

ت�ر �ق م�نW ال�ق� اه ال�مو\ ح�� ها ا\ كلم ب�� كلمه� ي�� ةÌ ي�� Àي كم الى ال�ج� ف�رت� ال�واح�د م�ن� ل ل�ت� نW ال�له غ�ر� وح�� ا#

22

“Sesungguhnya Allah SWT mendekatkan seseorang di

antara kamu ke surga dikarenakan satu kata yang dia ucapkan

kepada saudaranya sesama orang beriman yang miskin.”

Menolong orang lain, mengabdi kepada masyarakat, dan

memenuhi kebutuhan mereka sangat bermanfaat bukan hanya

dengan terpenuhinya kebutuhan orang yang sedang terjepit,

tapi juga bagi sang penolong dan masyarakat secara

keseluruhan. Lebih jelasnya, manfaat itu sebagai berikut:

Pertama, menumbuhkan semangat saling mengasihi,

memberi, berkorban, dan menolak egoisme dan individualisme.

Orang-orang yang egois atau individualis tidak akan

menolong orang lain kecuali jika dipaksa atau mereka

memperkirakan adanya balasan dan keuntungan pribadi. Hanya

orang-orang merdeka yang bersegera mengulurkan bantuan

kepada orang lain dan mengutamakan orang lain daripada

kebutuhan diri mereka sendiri.

Kedua, menumbuhkan kekuatan mental dan fisik.

Di dalam diri setiap manusia ada kekuatan

rasional/intelektual seperti kemampuan menguasai ilmu dan

berkreatifitas; kemampuan mental seperti keberanian dan

kemuliaan; kemampuan fisik seperti kekuatan badan dan suara

yang merdu; dan kemampuan eksternal seperti kekayaan dan

kekuasaan. Semua kekuatan ini merupakan nikmat dari Allah

SWT bagi manusia. Jika seseorang menggunakannya untuk

menolong orang yang membutuhkan, maka dia telah menunaikan

kewajiban bersyukur kepada Allah yang menyebabkan kekuatan-

kekuatan itu bertambah. Sedangkan jika menolak hal itu,

23

maka dia telah melalaikan kewajibannya kepada Allah dan

membuatnya kehilangan kekuatan tersebut.

Rasulullah saw bersabda,

و ا ا\ لوم�� ه م�ط� ع�ي�ب� ن��� ه�ل ا\ ا ف�� اه�� ك ح�� �ن� �ق� دي� رر� ا ع�ن�� ول : ي��� �ق� ت� ي� م�ال�ه ، ق�� له ف� اهه ك�ما ي��سا\ ي� ح�� د ف� ل ال�عن� سا\ نW ال�له ل�ي� ا#ا ه م�لهوق�� يGب� ن�� ع�� ا\

“Sesungguhnya Allah akan bertanya kepada seseorang

tentang kekuasaannya sebagaimana Dia menanyai orang itu

tentang kekayaannya. Allah akan berfirman, ‘Wahai hamba-Ku,

Aku telah menganugerahimu kekuasaan. Apakah dengannya

engkau telah menolong orang yang dizalimi, atau membantu

orang yang kesusahan?’”

Imam Ali berkata,

ها د غ�رض���� �ق�� ه ، ف�� ه ع�لي��� خان�� ت� ب� ال�ل��ه س��� وح�� م��ا ا\ ام ي�� �نW ق��� ا# ه ، ق���� ل�ي��� اس ا# جW ال�ن��� \Aواي تGرت� ج��� ه ك��� عم ال�ل��ه ع�لي��� تGرت� ن�� م�نW ك���

وال ها ل�لر� د غ�رض�� �ق ها ، ف�� ي� ه ق�� خان�� ب� ال�له س�ت� وح�� ع م�ا ا\ نW م�ت� ل�لدوام ، وا#“Orang yang banyak nikmat Allah pada dirinya, banyak

pula kebutuhan manusia kepadanya. Jika dia menunaikan apa

yang diwajibkan Allah padanya, maka dia membuat nikmat itu

langgeng padanya. Jika dia menolak apa yang diwajibkan

Allah padanya, maka dia telah membuat nikmat itu musnah.”

Ketiga, perasaan senang dan gembira.

Orang tidak akan dapat merasa bahagia kecuali jika dia

membahagiakan orang lain, yaitu dengan memenuhi kebutuhan

orang lain, mengabdi kepada orang lain dalam urusan-urusan

24

mereka. Kebahagiaan seperti cinta. Ia tidak akan diperoleh

kecuali dengan memberinya kepada orang lain.

Imam Ali berkata,

مهور ص�لإج� ال�ج� ي� ا# م�نW ك�مال ال�سعاده� ال�سعي� ف�“Salah satu bukti kebahagiaan yang sempurna adalah

seseorang berusaha membuat perbaikan bagi masyarakat.”

Beliau berkata,

ه Gس ي� ي� ع� اس ف� سG ال�ن� ا م�نW ح�سنW ع�ي� Gس ي� اس ع� ح�سنW ال�ن� نW ا\ ا#“Orang yang paling baik hidupnya adalah orang yang

membuat baik kehidupan orang yang ada di dalam

kehidupannya.”

Beliau juga berkata,

ي� الإط�عام ه� ال�كرام ف� ل�د�“Kenikmatan yang dirasakan orang-orang yang mulia

adalah dengan memberi makanan kepada orang lain.”

Keempat, membuat seseorang merasa dirinya bernilai

atau berharga.

Bencana terbesar yang dirasakan oleh manusia adalah

bila dia merasa dirinya telah tidak dibutuhkan lagi di

dalam kehidupan ini. Bencana ini tidak dapat ditanggulangi

kecuali dengan bekerja merawat anak-anak yatim, orang-orang

cacat, orang-orang sakit, dan orang-orang lanjut usia.

Kelima, cinta kepada orang lain.

Semua orang pasti merasa ingin dicintai dan dianggap

penting oleh masyarakat. Untuk mewujudkan keinginan ini,

25

dia harus merasakan kesulitan dan kegelisahan orang lain,

dan berusaha mengatasinya. Sebab, “hati manusia berwatak

mencintai orang yang berbuat baik kepadanya.”

Imam Ali berkata,

هم معروف�� خ�رار ي�� ت�رونW الإ\ Gم�وال�هم ولإ ي��س ا\ ك ي�� ممال�ن� ت�رونW ال� Gوام ي��س �ف ب� م�نW ا\ ع�ج� �ى� لإ\ Aن ا#“Aku heran pada orang-orang yang membeli budak dengan

harta mereka dan tidak membeli orang merdeka dengan

kebaikan mereka.”

Keenam, kesehatan fisik dan mental.

Riset terbaru dalam ilmu kedokteran membuktikan bahwa

orang-orang yang berbaur di masyarakat, yang memberikan

sumbangsih dan pengabdian pada mereka, memiliki kesehatan

yang lebih tinggi daripada orang-orang yang tidak demikian.

Orang-orang ini menjalani kehidupan secara positif dan

bahagia. Para ilmuwan mengatakan bahwa pengabdian pada

masyarakat akan menjadi unsur penting di dalam resep

pengobatan yang diberikan oleh dokter kepada pasien mereka

di masa depan. Sementara para sosiolog mengatakan bahwa

melatih para pemuda untuk memikirkan orang lain dan

mengabdi kepada masyarakat akan menjaga para pemuda dari

kekosongan yang dapat menjerumuskan mereka pada

penyimpangan dan narkoba.

Ketujuh, kedekatan dengan Allah.

Mengabdi kepada masyarakat dan memenuhi kebutuhan

orang lain adalah salah satu jalan terbaik yang

mengantarkan kepada kedekatan kepada Allah SWT.

26

Abu Abdillah meriwayatkan,

هم ج� ي� ج�واي�\ س�عاه�م ف� هم وا\ هم ب�� ل�طق� لى� ا\ هم ا# ح�ي� ا\ الى� ق�� لق� ع�ن� ل ال�خ� ال ال�له غ�ر� وح�� �ق�“Allah SWT berfirman, ‘Makhluk adalah tanggungan-Ku.

Karena itu, yang paling Kucinta di antara makhluk-Ku adalah

yang paling lembut terhadap makhluk-Ku dan paling keras

dalam berusaha memenuhi kebutuhan mereka.”

Kedelapan, memenuhi hak sesama.

Selain manfaat terdahulu, memenuhi kebutuhan orang

lain adalah salah satu jenis memenuhi hak ukhuwah.

Al-Ma’la bin Khanis berkata, “Aku berkata kepada Abu

Abdillah, ‘Apa hak mukmin pada sesamanya?’ Dia berkata,

ي��ش�ر ه ا\ �رك� ط�اع�ي� �ه� ال�ل�ه وت�� رجW م�نW ولإن��� ه خ��� ال�ق�� نW ح�� ب� ا# ه واح�� و ع�لي�� لإ وه�� ه�ا ج��ق� ا# ي� ا ق�� ات� م�� ن� وق� واح�� �ع ح�ق …س�ت�

اه ولإ ي� رص���� ع� �ت ن� �ه وئ� Ìي�� ي� ح�اح�� ي� ف� Gمس�� ��ى� انW ي� Aان Gال�ن�� �س��ك . وال�ح��ق ق� ك��ره ل�ت� �ا ي� ك��ره ل��ه م��� �س��ك وي� ق� جب� ل�ت� �ا ي� جب� ل��ه م��� �نW ي� ه��ا ا\ ق� م�ي� ج���

Âك لك ول�سائ�� دك� ورح�� سك وم�ال�ك وي�� ق� ت� صله ي�� �نW ب� ال�تG ا\ Gال�ن �وله. وال�حق �ال�ف� ف خ� �…‘ ي�Tujuh hak yang wajib dipenuhi. Jika seseorang

menelantarkannya, maka dia telah keluar dari perlindungan

Allah dan meninggalkan ketaatan kepada-Nya. Kewajiban yang

paling ringan adalah engkau menyukai terjadi pada sesamamu

apa yang yang engkau suka terjadi pada dirimu dan engkau

tidak menyukai terjadi pada sesamamu apa yang engkau tidak

suka terjadi pada dirimu. Kewajiban kedua adalah engkau

berjalan untuk memenuhi kebutuhan sesamamu dan mengusahakan

keridhaannya serta tidak menentang perkataannya. Kewajiban

ketiga adalah engkau menjaga hubungan dengannya dengan

27

diri, harta, tangan, kaki, dan lidahmu.” Dan kewajiban-

kewajiban lainnnya.

Diriwayatkan dari Rasulullah saw,

ه Ìي ا ع�لم ح�اح�� د� اه ال�طلت� ا# ح�� م�نW ا\ كلف� ال�مو\ لإ ي��“Janganlah seorang mukmin membebani saudaranya untuk

meminta jika dia sudah tahu kebutuhannya.”

Pengaruh memenuhi kebutuhan orang lain bagi masyarakat

Pengaruh ini terlihat pada pengaturan urusan masyarakat,

mengantarkan orang yang memiliki kebutuhan kepada

kebutuhannya, memudahkan urusan manusia, meringankan

kesusahan, dan memasukkan kebahagiaan kepada orang-orang

yang berkebutuhan.

Imam Ali berkata,

ه �رن��� ع اخ�� ت� Üن Óر لإ ئ��� ت� �ق�� ق� نW ال�ل��ه ون�� �Yي ل د ه��� له ع�لي ا\ ص��� ق� ل ن�� خ��� ت� Óي� لإ ي� ت� ع��� عمل ل��ه ون�� �اط�ق� م�س��ت ع��ال�م ي���� : ن�� �ع��ه �Aرن ا\ نW ي�� �Yي د وام ال��� �ف��ل ع�نW ط�لت� ال�علم اه����� ر ال�خ� كت� �ن مال����ه واس����� ي� ي�� ت� ل ال�ع����� خ����� ا ي�� م ال�ع����ال�م ع�لم����ه واد� �ا ك�ت د� ا# علم. ق������ �ت ك����ت�ر انW ي�� �ن ل لإ ي�� اه����� خ� اه وي�� ن� دي�� ي������

هف�ري� �ها ال�ق ا الى وراب�\ ن� عب� ال�دي�� رح��“Tegaknya agama itu karena empat perkara. Ulama yang

menyuarakan dan mengamalkan ilmunya, orang kaya yang tidak

pelit akan kelebihannya kepada para penganut agama Allah,

orang miskin yang tidak menjual akhiratnya dengan dunianya,

dan orang bodoh yang tidak sombong untuk belajar. Jika

ulama menyembunyikan ilmunya, jika orang kaya pelit dengan

hartanya, jika orang miskin menjual akhiratnya dengan

28

dunianya, dan jika orang bodoh sombong untuk menuntut ilmu,

maka dunia akan runtuh atas mereka.”

Benar, pengabdian itu untuk seluruh manusia. Tapi,

secara praktis pengabdian itu dilakukan di “lokasi

kebutuhan”. Arti mengabdi kepada umat manusia secara

praktis adalah memenuhi kebutuhan manusia tertentu,

menghilangkan salah satu jenis kefakirannya, dan

menghilangkan salah satu kekurangan yang menimpanya.

Artinya, konselor dalam melakukan pelayanan bimbingan dan

konseling pantas untuk memprioritaskan orang-orang

tertentu.

Dengan kata lain, pengabdian yang secara umum

ditujukan kepada orang-orang yang membutuhkan ini harus

mencermati tempat-tempat kebutuhan tersebut.

Berkaitan dengan hal ini, Khomeini mengatakan,26

“Semua pimpinan, pejabat, pemimpin, tokoh agama di

dalam sistem pemerintahan yang adil ditugasi untuk

membangun relasi, pertemanan, dan persaudaraan dengan

orang-orang miskin melebihi relasi, pertemanan, dan

persaudaraan mereka dengan orang-orang yang berkecukupan

dan berkemewahan. Sebab, berdiri di pihak orang-orang yang

terlantar dan miskin, serta melihat diri sendiri seperti

mereka, adalah kebanggaan yang sangat besar yang diperolah

oleh para wali.”

Khomeini selanjutnya menyebutkan beberapa lapisan

masyarakat yang harus dikhidmati. Di antaranya:

26 Khidmah an-Nas Fi Fikr al-Imam al-Khumaini, bab 4

29

Pertama, para mujahid.

Kedua, keluarga sendiri. Khomeini berkata di dalam

wasiatnya kepada Ahmad, anaknya, “Berusahalah sekuat

tenagamu untuk mengabdi kepada keluarga, khususnya ibumu,

yang memiliki banyak sekali hak atas kita. Raihlah

ridhanya.”

Ketiga, orang-orang tertindas. Imam Khomeini mengutip

sebuah riwayat dari Imam ash-Shadiq, “Allah SWT mewahyukan

pada Dawud, ‘Salah seorang hamba-Ku mendatangi-Ku dengan

membawa kebaikan. Maka, aku memberikan surga-Ku baginya.’

Dawud berkata, ‘Wahai Tuhan, kebaikan apakah yang dia

lakukan?’ Allah berfirman, ‘dia memasukkan kebahagiaan ke

dalam hati hamba-Ku yang beriman kepada-Ku meski hanya

dengan sebutir kurma.’ Dawud berkata, ‘Adalah hak bagi

orang yang mengenal-Mu untuk tidak putus harapannya dari-

Mu.’”

Hal-hal kecil yang dianggap orang ini bisa sangat

krusial bagi keselamatan ukhrawinya. Kurma kecil yang dia

berikan kepada orang miskin dan lapar, yang menyenangkan

dan melapangkan kesusahan orang itu dapat menjadi penyebab

kebahagiaannya yang abadi dan selama-lamanya di surga Allah

SWT. Itu bisa menjadi penentu dalam timbangan amalnya yang

memberatkan sisi amal baiknya.

Benar, itu kecil dan sepele di mata kita. Tapi, di

mata orang miskin dan lapar, itu primer, asasi, dan sangat

penting. Cukup bagimu dengan melihat kebahagiaan yang

terpancar di matanya agar engkau tahu betapa bernilainya

30

kurma kecil itu dan sumbangan tak seberapa darimu itu di

dalam pandagan Allah SWT.

Rasulullah saw ditanya,

لى ال�له؟ ح�ب� ا# ي� الإع�مال ا\ ا\“Apa perbuatan yang paling disukai Allah?”

Beliau menjawab,

اع شرور ال�مسلم ن� �Aاي“Mengikuti kebahagiaan seorang muslim.”

Beliau ditanya,

اع شرور ال�مسلم؟ ن� �Aا رس�ول ال�له وم�ا اي ي��“Wahai Rasulullah, apakah maksudnya mengikuti

kebahagiaan seorang muslim itu?”

Beliau menjawab,

ه ي� ��ي اء د ص� �ه، وف� �ي �Yي س ك�ر ي� ق� ت� Ìوغه، وي� عه� ج�� ت� Gس�“Mengenyangkan laparnya, melapangkan kesempitannya,

membayarkan hutangnya.”

Khomeini berkata, “Salah satu perkara penting yang

harus kuwasiatkan adalah tekad keras untuk menolong hamba-

hamba Allah, terutama oarng-orang tertindas, miskin, dan

terzalimi yang tidak memiliki tempat berlidnung di

masyarakat. Berusahalah sekuat tenagamu untuk mengabdi

kepada mereka. Itu adalah bekal terbaik dan perbuatan

paling mulia di sisi Allah.”

31

Beliau juga berkata, “Aku berwasiat kepada semua orang

agar mengerahkan tenaga demi kesejahteraan lapisan-lapisan

masyarakat yang tertindas. Sebab, kebaikan dunia dan

akhirat kalian terletak pada upaya kalian mencari jalan

keluar bagi masalah-masalah orang-orang yang tertindas di

masyarakat, yaitu mereka yang sepanjang sejarah senantiasa

menderita.”

Mendukung dan mengabdi pada orang-orang yang tertindas

adalah masalah penting yang diperhatikan oleh Khomeini.

Banyak lembaga yang memperhatikan masalah ini didirikan,

dan beliau menampakkan rasa senangnya terhadap kegiatan-

kegiatan lembaga tersebut.

Keempat, orang-orang yang dizalimi

Mendukung orang-orang yang dizalimi dan menghilangkan

kezaliman adalah masalah yang sangat diperhatikan oleh

Islam. Khomeini menegaskan hal ini dalam perkataannya,

“Berjuanglah dalam mengabdi orang-orang yang dizalimi dan

melindungi mereka dari orang-orang pongah dan lalim.

Kelima, Islam dan pemerintah.

Khomeini berwasiat kepada anaknya, Ahmad, “Setelah aku

meninggal, mungkin engkau akan ditawari jabatan-jabatan.

Jika niatmu adalah berbakti kepada Negara dan Islam yang

agung, maka janganlah engkau menolak. Tapi, jika niatmu—

semoga Allah melindungi dari—hawa nafsu dan memuaskan

syahwat, maka jangan terima. Sebab, kedudukan dan jabatan

duniawi tidak bernilai sama sekali untuk kaukorbankan

jiwamu karenanya.

32

Mengabdi kepada negara dan agama adalah urusan penting

yang kepadanya bermuara berbagai jenis pengabdian

terdahulu.

Orang yang mengabdi kepada orang-orang tertindas, dia

mengabdi kepada Islam. Begitu juga orang yang mengabdi

kepada para mujahid, keluarga, dan orang-orang yang

dizalimi. Hal ini merupakan “persoalan penting” lainnya

yang diwasiatkan Khomeini. Dia meminta kesungguhan dalam

mengabdi kepada orang-orang yang tertindas, khususnya

orang-orang miskin dan orang-orang yang dizalimi karena

orang-orang ini menurutnya adalah orang-orang yang tidak

memiliki tempat berlindung di masyarakat. Berusahalah

sekuat tenaga dalam mengabdi kepada mereka. Sebab, ini

adalah perbekalan dan perbuatan terbaik di sisi Allah,

serta pengabdian terbaik yang engkau berikan kepada

Islam.27

Penutup

27 Khidmah an-Nas Fi Fikr al-Imam al-Khumaini, bab 4

33

Borang Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Ushuluddin danDakwah IAIN “SMH” Serang, Tim Penyusun, 2011.

http://konselor.blog.uns.ac.id/2010/10/19/contoh-problema-bk-di-sekolah-beserta-latar-belakang-dan-upaya-perbaikannya/ diakses pada hari Jumat, 09 Desember2011, jam 10.44.

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/12/28/kilas-balik-profesi-konselor-di-indonesia/, diakses pada hariKamis, 08 Desember 2011, 20.47

http://noorholic.wordpress.com/2008/06/09/sejarah-bimbingan-dan-konseling-dan-lahirnya-bk-17-plus/,diakses pada hari Kamis, 08 Desember 2011, 20.56.

Kamilah al-Farkh dan ‘Abd al-Jabir Tayyim, Mabadi’ al-Tawjih waal-Irshad al-Nafsi, Amman: Dar Safa li al-Nashr wa al-Tawzi‘, cet. I, 1999 M./1420 H..

‘Abdullah Sa‘id Muhammad al-Zubaydi, Usus al-Tawjih wa al-Irshadmin Manzur al-Tarbiyyah al-Islamiyyah: Dirasah Ta’siliyyah, tesis diJurusan Pendidikan Islam Fakultas TarbiyyahUniversitas Umm al-Qura, Tahun Ajaran 1428/1429 H..

‘Abd al-Wahid bin Muhammad al-Amidi, Tasnif Ghurar al-Hikam wa Durar al-Kalim, Mustafa al-Dirayati dan Husaun al-Dirayati (ed.), Qum: Markaz al-Abhath wa al-Dirasat al-Islamiyyah, cet. II, 1420 H..

Musa‘id bin ‘Abdullah al-Khalf, Mayadin wa Khidmat al-Tawjih wa al-Irshad, h. 6.

‘Abd al-Hamid bin Ahmad al-Na‘im, Usus al-Tawjih wa al-Irshad al-Nafsi, al-Ahsa’: Markaz al-Tanmiyyah al-Usriyyah, 1429 H./2008 M., h. 8.

Jalal al-Din al-Rumi, Kitab Fihi Ma Fihi, terj. ‘Isa ‘Ali al-‘Akub, Beirut: Dar al-Fikr al-Mu‘asir dan Damaskus:Dar al-Fikr, h. 10.

Khidmah al-Nas fi Fikr al-Imam al-Khumayni, Markaz al-Imam al-Khumayni al-Thaqafi, cet. I, 2003 M./1424 H., h. 11.Tersedia on line.

Majalah Noor al-Islam, Vol. 8, edisi 93-94.

34