Post on 11-Mar-2023
Butiran Cerita. i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb. Kami ucapkan puji
syukur yang tak terhingga dan rasa
terimakasih kami kepada Tuhan Yang Maha
ESA yang telah menurunkan rahmat dan
karunia Nya sehingga kami sebagai penulis dan
pengarang cerpen dapat menyelesaikan karya
Antologi Cerpen sebagai proyek akhir dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia kali ini.
Kami juga banyak mengucapkan terima
kasih kepada orang tua yang telah mendukung
baik moril maupun materiil yang diberikan, dan
juga teman-teman yang telah bekerja sama dan
bekerja keras untuk menghasilkan karya
cerpen yang dibuat bersama, serta Bu Nurul
Agustin Chusnah yang telah memberikan
bimbingan dan arahan sampai karya ini tercipta.
Kami sadar bahwa masih banyak
kekurangan dalam buku yang kami susun ini,
namun kami semua berharap buku yang kami
susun ini bisa menjadi sumber baca yang
Butiran Cerita. ii
menghibur dan dapat dinikmati oleh semua
kalangan. Kami juga sangat mengharapkan saran
atau kritikan yang membangun agar karya
selanjutnya lebih baik lagi.
Malang, 24 Desember 2021
Penulis
Butiran Cerita. iii
Editor:
AMANDA, ANIMHA, FAIZ, NOVAL, QEISAL,
VIRGI
Desain Cover:
GALAN, SHEVA
Pengarang:
AALIYA # ABEL # VIRGI # AMANDA #
ANDRA # ANITA # DISTA # FAIZ # FANI
# FATHIR # GALAN # GISKA # HITTA #
IQBAL # IRMA # MUTHIA # QEISAL #
NOVAL # ABID # GIGIH # ANIMHA #
ISMAH # NEYZHA # NUR # PASHA #
REFALINA # SAIFANI # SEKAR # SHEVA
# YASMIN # YORDAN # ENCEP
Pembina:
Dra. NURUL AGUSTIN CHUSNAH
Butiran Cerita. iv
DAFTAR ISI
1. Kata Pengantar……………………………….…………..i
2. Profil Penyusun…………………………………….…..iii
3. Daftar Isi………………………………………………….iv
4. Akibat Jajan Sembarangan……………..………1
5. Aku Penentu Nasib Keluargaku………………8
6. Albedra Dengan Segala Kebucinannya..16
7. Andai Aku Bisa Kembali…………………………25
8. Arti Persahabatan………………………………….31
9. Asap Pak Tua……………………………………………39
10. Belum Terlambat…………………………………….51
11. Berlibur Bersama Keluarga…………………..60
12. Bermain Dengan Sahabat Baru…………….69
13. Cinta Segitiga Diantara Teman Satu
Kelas………………………………………………………….79
14. Deril Si Anak Rajin…………………………………91
15. Hayato Penyelamat Kota……………………….97
16. Hutan Kasar……………………………………………101
17. Kebaikan dibalas Kebaikan………………….106
18. Kegagalan…………………………………………………113
19. Kekuatan Doa Sang Mahaguru…………….117
Butiran Cerita. v
20. Keluarga Miskin Yang Baik Hati………...123
21. Kenakalan Remaja…………………………….……129
22. Literally Love…………………………………………136
23. Luficer, Dari Negara Barat…………………179
24. Memilih Bahagia…………………………………….188
25. Mengejar Sebuah Impian……………………192
26. Persahabatan Sejati Di SMP……………..208
27. Persahabatan Yang Hampir Roboh….…216
28. Rama Si Penjual Kue…………………………….229
29. Reyna dan Raysha…………………………………232
30. Sahabatku Hilang Karena Cinta…………241
31. Sahabat Sejati……………………………………..247
32. Strongest One………………………………………253
33. Study Tour Ke Jogja……………………………262
34. Tasya danTania………………………………….….270
35. Teman Yang Baik…………………………………..277
Butiran Cerita. 1
Akibat Jajan Sembarangan
Karya: Faiz Rozan Anas
Pagi mulai tiba. Mentari bersinar diatas
kepalaku. Udara pagi pun terasa sejuk
dikulitku. Waktu menunjukkan pukul 06.30.
Waktunya aku untuk pergi ke sekolah. Disana
aku mempunyai teman yang bernama Lani, Ana,
dan Fadil. Kami bermain bersama dari sejak
kelas 1. Kami juga selalu menghabiskan waktu
bersama saat pulang sekolah dari bermain
layang layang, bersepeda, menulis,
menggambar, dan petak umpet. Kadang kami
sempat juga bertengkar, tetapi itu tidak
merubah rasa sayang kami terhadap satu sama
lain.
Bel pulang sekolah sudah berbunyi, tanda
akhir dari pelajaran untuk hari ini sudah
selesai. Sebelum pulang sekolah, aku, Lani, Ana,
dan Fadil berjanjian untuk pergi kepinggir
Butiran Cerita. 2
lapangan untuk berbincang dahulu sebelum
pulang. Tiba saat pulang sekolah. Aku, Lani,
Ana, dan Fadil seusai janji tadi, kami disana
berbincang tentang pelajaran yang diterangkan
tadi dikelas.
”Eh, bagaimana menurut kalian pelajaran
yang diterangkan tadi?” tanyaku. ”Aku sih
paham aja tentang materi yang tadi” ucap Lani
dan Ana secara bersamaan. ”Kalau kamu Fadil?”
tanyaku. ”Aku tadi masih ada yang kurang
paham dari materi tadi, mungkin aku harus
belajar lagi agar lebih paham” ujar Fadil. ”Kalau
kamu sendiri bagaimana?” tanya dari Ana
untukku. ”Sama seperti Fadil sih, juga masih
kurang paham aku, apalagi itu pelajaran yang
kurang kusukai” ucapku. ”Ya meski itu pelajaran
yang kamu kurang sukai, ya jangan lupa untuk
belajar dong” ucap Ana sambil menegurku
dengan halus. ”Eh keliatannya udah mulai sore
nih, mending kita pulang aja daripada nanti
dicariin kita” ucap Lani. ”Iya juga ya, ayolah
kita pulang” ucapku dan Fadil. Setelah itu kami
Butiran Cerita. 3
pulang kerumah masing masing karena hari
sudah mulai sore.
Esok harinya, aku seperti biasa berangkat
sekolah dengan senang hati sambil membawa
rubik yang biasa ku bawa ke sekolah. Ternyata,
Lani tidak masuk sekolah. Padahal dia itu anak
yang rajin dan sebelumnya tak pernah begini,
sehingga aku beserta Ana dan Fadil berencana
mengunjunginya usai pulang sekolah. Saat
sudah pulang sekolah, sesuai janji kami aku dan
dan teman kerumahnya si Lani, tapi aku harus
menunggu mereka dahalu pun menunggu teman-
temanku di samping pintu gerbang sekolah. Aku
menunggu mereka sambil memainkan rubik yang
ku bawa.
Tiba-tiba mereka mengejutkanku dan
berteriak. “Dor!!! kaget yaaa," “Huh,
mengagetkanku saja, coba kalau aku jantungan
gimana” seruku. “Iya iya maaf, bercanda...” ujar
Ana dan Fadil. “Kemana aja sih kalian?”
tanyaku. "Tadi kami ke ruang guru sebentar,
ada tugas yang belum kami kumpulin” jawab
Butiran Cerita. 4
dari Fadil. “Ohh yaudah, ayo berangkat”
ucapku.
Setelah itu, kami berjalan bersama-sama
kerumahnya Lani. Ditengah perjalanan, kami
memikirkan oleh-oleh untuk Lani nanti saat tiba
di rumah. “Enaknya nanti Lani kita kasih
apaya?” tanya Ana. “Kita belikan roti isi yang ia
sukai aja sama buah segar yang ada disana”
ucapku. “Ana kamu beli aja dulu buahnya, aku
mau beli es dulu, haus nih” ucap Fadil.
Lalu aku mampir ke warung bersama Ana
untuk membeli roti isi kesukaan Lani dan buah-
buahan segar. Setelah aku dan Ana sudah
membeli buah-buahan dan roti isi, bersamaan
dengan Fadil yang sudah membeli minuman yang
dia inginkan. Lalu kami berjalan lagi kerumah
Lani. Tak terasa kami telah sampai di depan
pintu rumah Lani. Kami pun mengetuk serta
mengucapkan salam. Beberapa saat kemudian,
terdengar suara Wa’alaikumussalam dan pintu
mulai terbuka. “Ooh.., rupanya teman-temanya
Butiran Cerita. 5
Lani, silakan masuk dan duduk dulu yaa" ucap
ibunya Lani.
Setelah itu kami duduk, sedangkan
ibunya memanggil Lani. terlihat kurus dan
wajahnya tampak pucat sehingga kami
menuntunnya keruang tamu. Mendadak dia
berkata, “Fadil, jajannya dijaga, jangan jajan
sembarangan gitu!” sembari mengarahkan
telunjuknya ke arah kantong es yang Fadil
bawa. Fadil menjawab, “Kenapa? Aku kan
kehausan” dengan polosnya. Lani menjelaskan
bahwa dia sakit karena jajan sembarangan,
termasuk minum es seperti yang sedang Fadil
bawa. Lani juga memberi tahu kami kalau lebih
baik kita membawa bekal dari rumah sendiri
sebab itu lebih bersih dan aman.
Ternyata selain menjenguk temanku ini, aku
juga jadi tahu kalau kita memang gak boleh
jajan sembarangan. Lagian lebih baik bawa
bekal dari rumah, terus uang sakunya bisa
ditabung untuk keperluan yang lebih
Butiran Cerita. 6
bermanfaat. Dan pastinya masakan bekal dari
rumah pasti lebih sehat dibandingkan jajanan
sembarangan.
Setelah itu kami memberitahu jika
besok ada ulangan dan memberitahu beberapa
materi yang akan keluar di ulangan besoknya.
“Lani jangan lupa ya besok ada ulangan, jangan
lupa belajar tapi jangan terlalu dipaksa juga."
ucapku kepada Lani. “Materi mana yang akan
keluar?” tanya Lani. “Materi yang akan keluar
bab 1 dan bab 2 saja”, ucap Fadil dan Ana. “Oh,
syukurlah aku masih bisa di bab itu” ucap Lani.
T ak berapa lama kemudian ibunya Lani
membuatkan teh hangat untuk kami semua.
Kami meminum teh tersebut sambil berbincang
dan bergurau bersama. Hari telah menunjukkan
sore hari, kami pamit untuk pulang kepada Lani
dan ibunya. Sebelum pulang, kami juga
menyemangati Lani agar lekas sembuh.
Butiran Cerita. 7
“Lani kami pamit pulang dulu yah, udah sore
ini,” ucap dari Fadil. “Oh iya, terimakasih ya
sudah menjengukku,” ucap Lani dengan senag
hati. “Iya, semoga kamu lekas sembuh ya dan
harus selalu bersemangat,” ucapku dan Ana.
“Amiin… sekali lagi terimakasih yaa teman-
teman” jawab Lani dengan senang hati.
Kita tidak lupa juga berpamitan dengan
orang tua Lani. Setelah itu kami pulang
kerumah masing masing. Alhamdulillah
perjalanan kami di hari itu berakhir dengan
senyuman dan semangat untuk menghadapi
ulangan di esok hari dan pembelajaran tidak
jajan sembarangan.
Butiran Cerita. 8
Aku Penentu Nasib Keluargaku
Karya: Anita Leksono Putri
Aku adalah wanita yang menjadi harapan
terakhir dari keluargaku. Meski kurasa sulit
sekali untuk mendapatkan keberhasilan dan
kesuksesan namun mau tidak mau aku harus
bisa. Aku adalah anak terakhir dari 4
bersaudara dan selisih umurku dengan
saudaraku terpaut cukup jauh. Usia orang
tuaku juga sudah tua. Beberapa hal tersebut
yang mendorong saya harus bisa berhasil.
Aku dan keluargaku tinggal di sebuah
rumah sederhana di dalam desa Miranti Asri.
Aku dijadikan harapan terakhir. Selain karena
aku anak terakhir, kakak-kakakku sebelumnya
bisa dibilang kurang beruntung. Untuk kakak
pertamaku yang bernama Aldi, dia tidak mau
dikuliahkan dan sekarang dia menjadi tukang
parkir yang penghasilannya pun hanya bisa
Butiran Cerita. 9
mencukupi kebutuhan dirinya sendiri bahkan
bisa dibilang kurang. Untuk kakak kedua ku
yang bernama Atika dia sudah menikah dengan
lelaki yang kaya raya namun dia melupakan
keluargaku. Dan kakak ke tigaku dia baru saja
di PHK dari kantornya dan sekarang dia masih
menjadi pengangguran. Sedih rasanya hidup
didalam keluarga seperti ini, namun aku sangat
yakin bahwa aku bisa merubah nasib keluargaku
menjadi lebih baik.
Disuatu pagi aku terbangun dari tempat
tidurku dan bersiap untuk menjalani hidup
kembali dengan keadaan yang seperti ini.
Setiap pagi aku selalu pergi ke kampus untuk
menimba ilmu dan berjuang agar bisa
membanggakan kedua orangtua ku. Walau
penghasilan orang tuaku tak banyak tapi
mereka selalu berprinsip bahwa jika mereka
tidak bisa namun anaknya harus bisa dan
anaknya harus memiliki pendidikan tinggi.
Terkadang melihat mereka bekerja keras,
hatiku tersentuh dan meneteskan air mata.
Butiran Cerita. 10
Ayah bekerja sebagai supir di rumah orang
kaya yang sombong. Sedangkan ibu juga
bekerja ditempat yang sama namun ibu sebagai
ART. Sebagai anak pastinya rasa ingin
membantu selalu ada namun ayah dan ibuku
selalu berkata “Kamu adalah anakku dan
tugasku adalah menafkahi dan menyayangimu,
maka fokuslah menimba ilmumu nak jangan
hiraukan ayah dan ibu."
Sebagai keluarga dengan ekonomi yang
bisa dibilang kurang keluargaku selalu
direndahkan namun itu tidak bisa membuatku
berhenti untuk berjuang dan meraih
kesuksesanku demi membahagiakan kedua
orangtuaku. Di kampus aku juga selalu
mendapatkan gangguan dari teman-temanku
yang selalu menghinaku. Aku masuk ke kampus
bagus dan mahal ini karena kemampuanku
sendiri. Aku mendapatkan biaya siswa yang
memudahkanku untuk bisa menimba dikampus
ini. Tepat 1 bulan lagi aku akan melaksanakan
sidang penentu kelulusanku.
Butiran Cerita. 11
Mentari telah terbit, hari dimana aku
akan melakukan sidang kelulusan tiba. Rasa
cemas sangat menggangguku namun aku harus
bisa melakukan ini. Tepat jam 12.00 siang
sidang yang aku lakukan selesai dan aku
dinyatakan lulus. Rasa senang dan sedih ku
rasakan. Saatnya aku mengumumkan kabar baik
ini kepada kakak-kakakku dan orangtua ku.
Betapa senangnya mereka ketika mendengar
bahwa aku dinyatakan lulus sampai air mata
menetes perlahan dari mata mereka.
Keesokan harinya aku bergegas untuk
melaksanakan wisuda. Karena aku bukan orang
yang kaya raya maka aku mengenakan kebaya
turunan dari nenekku. Ayah dan ibuku
mengenakan baju sederhana. Aku serta ayah
dan ibu memang tidak berpakaian mewah
layaknya teman-temanku tapi setidaknya aku
masih bisa meraih kelulusan dan memiliki nilai
tertinggi. Betapa bangganya kedua orangtuaku
menghadiri acara wisuda. Ketika namaku
dipanggil “Asri Wulandari” Ucap pembawa
Butiran Cerita. 12
acara. Mereka tersenyum lebar menyaksikanku
mendapatkan penghargaan atas nilai
tertinggiku.
Setelah acara wisuda selesai, aku dan
orang tuaku bergegas pulang dengan jalan kaki.
Kami menikmati udara yang sejuk. Beberapa
lama kemudian ibu dan ayah sempat bertanya
kepadaku “Apa kamu tidak malu punya orangtua
seperti ini? “ ucap mereka. Dan dengan yakin
tanpa berpikir aku menjawab “Kenapa aku
harus malu dengan orang tua yang telah
membesarkanku dan rela menerjang badai demi
anaknya bisa mendapatkan apapun yang
diinginkan."Ayah juga sempat memberikan
sepatah kata yang membuatku tersentuh
“Jangan sia-siakan perjuangan ayah dan ibu ya
nak, ayah dan ibu minta tolong berjuanglah
agar bisa sukses dan terutama bisa
mengangkat derajat keluarga kita.” ucap ayah.
Lalu aku menjawab “Aku akan berjuang demi
keluarga kita yah dan aku akan membuktikan
Butiran Cerita. 13
kepada mereka yang telah merendahkan kita
bahwa kita bisa sukses."
Matahari terbit mulai menyinari pagiku.
Saatnya aku untuk mencari kerja. Setiap
kantor ku hampiri untuk melamar kerja. Hari
demi hari berlalu sulit sekali aku mendapatkan
pekerjaan. Akhirnya pada hari ke 7 aku
mendapatkan pekerjaan dikantor ternama.
Bersyukur aku mendapatkan pekerjaan ini.
Hari-hari berlalu aku bahagia sekali bisa
membahagiakan orang tuaku dari hasil kerja
kerasku pada minggu depan aku harus pergi
keluar kota untuk kerja. Berat rasanya aku
meninggalkan kedua orangtuaku. Namun, ini
sudah menjadi tanggung jawabku sebagai
karyawan.
Tibalah aku di surabaya untuk bekerja.
Sehari selepas aku sampai di surabaya aku
mendapatkan kabar buruk bahwa ayahku
meninggal dunia. Betapa hancurnya hatiku
ketika mendengar kabar tersebut, namun hari
Butiran Cerita. 14
ini aku masih punya perkerjaan yang harus
diselesaikan. Hari ini aku ada rapat penting.
Betapa bimbangnya hatiku untuk menentukan
pilihan. Ibuku serta keluargaku berusaha
menenangkanku. Akhirnya aku melakukan rapat
dan setelah rapat selesai aku bergegas pulang
untuk menyaksikan jasad terakhir ayahku yang
telah dibungkus kain kafan. Hatiku sangat
hancur karena aku masih belum bisa
membahagiakan ayah dan belum bisa menemani
ayah pada saat hari-hari terakhirnya.
Ibuku selalu berusaha menenangkan aku
namun tetap saja air mata berlinang dari
mataku terus-menerus. Namun, ini semua harus
di iklhaskan karena semua akan kembali kepada
sang Pencipta Tepat 40 hari setelah ayahku
meninggal aku mendapatkan kabar baik bahwa
aku akan naik jabatan di perusahaan. Betapa
senangnya ibuku mendengar itu. Setelah ayah
meninggal, aku menjadi pribadi yang lebih baik
dan lebih mengutamakan ibuku dan keluargaku.
Semua yang ibu minta sekarang langsung aku
Butiran Cerita. 15
turuti karena dulu aku menyesal belum bisa
mengabulkan beberapa permintaan ayah yang
blm tersampaikan. Sekarang aku hidup dengan
serba berkecukupan dan mimpiku untuk sukses
berhasil dan sekarang keluargaku sudah
menjadi keluarga yang tidak direndahkan lagi.
Butiran Cerita. 16
Albedra Dengan Segala Kebucinannya
Karya: Galan Faith Maulidin
Cerita ini dimulai pada hari Kamis Kliwon
tanggal 12 November tahun 2021 pukul 9 pagi
saat murid baru yang jelita, glowing, rapi,
tertib, bijaksana, juga pengertian bak putri
Sakura datang ke kelas kami yang sedikit
kumuh dan terdapat bercak tanah hujan di
depan pintu serta atap yang bolong seperti
tempat bidadari keluar masuk. Murid ini
namanya Raffa, dia pindahan dari SMA Sikat
Sabuk 2 di Konoha, diketahui dari pertanyaan,
penyelidikan, dan perintrogasian yang sempat
kami lakukan, diketahui Raffa berpindah dari
sekolah yang lama karena mengikuti sekolah
pianonya yang kini naik tingkat dan dipindah ke
kota kami, Tisuma. Seperti yang tergambar di
atas, dirinya adalah seorang sosok yang begitu
waw, sayangnya dia pendek, aku tidak
bermaksud membully, aku hanya ingin
Butiran Cerita. 17
menambah satu ciri agar cerita ini lengkap.
Lanjut Raffa duduk di meja nomor 5,
bertepatan juga di belakang Raffa ada seorang
cowo yang ganteng, glowing, baik, santun,
ramah, tapi jomblo namanya Albedra, aku
bingung ingin bilang ini kebetulan atau bukan,
dan aku yang duduk di pojok dekat jendela
hanya bisa mengelus dada, dan hatiku berkata:
“His.. gitu aja iri”, tapi sesuai fakta, dan realita
yang ada di depan mata saya mereka terlihat
juga begitu serasi dan mungkin bisa serasa.
Hari kedua si Albedra mulai beraksi
menunjukkan prestasinya dalam bidang ahli
tata perbucinan dunia, “Hai jelita! Aku Albedra,
anak terganteng di kelas ini”, sapa Albedra
dengan congkak dan mengesalkan, lalu Raffa
menjawab dengan polos, “Oh hai Albedra!,
namaku Raffa, bukan Jelita!”,, lalu Albedra
menanggapi, “Maaf, karena kamu begitu jelita
bak putri Sakura”, lalu terjadilah pipi Raffa
yang mulai berwarna merah seperti senja,
beruntungnya Raffa adalah sosok yang agak
Butiran Cerita. 18
polos, jadi Ia tidak terlalu terjerumus dalam
lubang cinta tanpa ujung.
Hari kedua saatnya matematika, guru
kami Bu Bawon masuk dengan gagah, semangat,
dan mengerikan masuk dengan kacamatanya
yang seolah bersinar dengan di tangannya
membawa sebilah penggaris dan setumpuk
kertas putih penuh tulisan yang artinya bel
kengerian akan semakin berguncang dan benar
saja ulangan harian dimulai, bagi anda ini
hanyalah ulangan harian biasa dengan
menuliskan jawaban di lembar jawaban, tetapi
bagi kami ini adalah salah satu siksaan neraka
yang meleset ke bumi. Ulangan dimulai,
semuanya segera menggoreskan sesuatu di
kertas mereka dengan Bu Bawon yang
mengawasi di meja depan sambil mencari
sasaran untuk dihukum. Waktu berjalan,
beruntungnya pada jam 9 lebih 20 menit tiba-
tiba “Bu Bawon ke kamar mandi sebentar,
jangan ada yang rame!”, tetap saja aku bingung
karena nampaknya teman-teman hanya
Butiran Cerita. 19
menuliskan nama mereka saja di kolom nama,
tapi nampaknya Raffa sudah mulai mengukir
sesuatu yang indah bagai awan surga yaitu
jawaban di kertasnya walaupun nampaknya
hanya beberapa persen, tapi aku juga malu
menyontek miliknya karna dia begitu waw. Dan
lagi-lagi Albedra.. nih anak.. “Hai Raffa, you is a
very beautiful today, can I see your answer?”.
Kata Albedra yang sok ke India-Indiaan, tapi
Raffa berkata, “Tidak, ini ujian, kamu tidak
boleh begitu!”. wakakak mengakak keras aku
jadinya dan si anak bucin itu nampaknya kesal,
tapi wajahnya tetap tersenyum maksudku
dalam arti yang buruk. Bu Bawon pun kembali
dari kamar mandi dan mengatakan: “Silahkan
dikumpulkan lembar jawabannya!” dan kami
belum selesai mengerjakannya, bahkan hanya
sebuah nama yang ku ukir di atas kertas putih
halus itu, “Maaf bu, kami belum selesai
mengerjakannya”. Kata si Vanny dengan ahli.
“Loh.. gimana kalian ini, ini sudah 30 menit
lebih, sudah Bu Bawon tinggal ke warteg juga
Butiran Cerita. 20
kok belum selesai?”. Kata Bu Bawon sambil
menaikkan nada bicaranya nyaris ke C5. Waktu
berselang dan akhirnya kami selesai
mengerjakan dan kertas jawaban pun kami
kumpulkan.
Kringgg dush tak duer sambil ngelag-
ngelag bel istirahat pun tiba, Nampaknya si
Albedra mulai mengajak Raffa makan bersama
di kantin, tapi nampaknya Raffa membawa
bekal dari rumahnya, dan benar saja Raffa
membawa bekal. “Maaf aku membawa bekal
dari rumah, tapi apakah kamu mau ku bagi?”,
ucap Raffa dengan sopan. Waktu berlalu dan
waktu istirahat pun berakhir.
Baik, sekarang adalah saatnya mata
pelajaran Bimbingan dan Konseling, kami di
perintahkan untuk membentuk kelompok,
“Sekarang silahkan kalian membentuk kelompok
dimana satu kelompok berisi delapan orang!”,
kata Pak Armada dengan lugas, dan anda bisa
menebak tragedi apa yang akan terjadi
Butiran Cerita. 21
selanjutnya, ya.. benar sekali! Perang dunia
ketiga dimulai, setiap siswa berebut siswa lain
untuk mendapatkan kelompok dan agar
kelompok mereka berisikan orang-orang jenius,
dan Pak Armada hanya bisa mengelus dada
“Wah.. salah masuk kelas nih, ini kelas apa
hutan rimba?” kata Pak Armada dalam
pikirannya. 30 menit segera berlalu bdan semua
mendapatkan kelompoknya masing-masing,
seperti biasanya Albedra bersama dengan
Raffa tak terpisahkan bagai tiang dan
bangunan, “Aku akan selalu bersamamu Raffa,
aku akan selalu ada”, kata Albedra dengan
bucin, dan rasanya aku ingin segera muntah
karena kata-kata itu. Oke lanjut, kami pun
diperintahkan untuk mengerjakan majalah
dinding tentang manfaat menggunakan media
sosial.
Wiiuuww.. wiiiuwww.. suara bel pulang
berbunyi bak sirine damkar, segera semua
murid berlarian bergegas pulang, tapi aku ada
latihan menyanyi jadi aku tetap disekolah
Butiran Cerita. 22
sampai latihannya selesai, aku melihat ada juga
yang masih disekolah, nongkrong di kantin dan
membeli es cendol dawet segar. Melihat aku ke
sekeliling sambil menunggu guru latihan tiba
dan bertanya dalam hati: “Mana tuh si anak
bucin?”, tanyaku dalam hati, dan ternyata si
bucin sedang menuju ke perpustakaan, kupikir
dia akan membaca sebuah buku kunci jawaban
Bupena, dan nampaknya oh nampaknya dia
meminjam buku bertuliskan 975 Triliun Kata-
Kata bucin Dijamin Mempan, hah? Hah? Aku
terheran heran, bukan karena si Albedra
meminjam buku tersebut, tapi bagaimana bisa
sebuah buku seperti itu ternyata ada di
perpustakaan? “Ini perpustakaan punya bunker
rahasia nampaknya” kataku dalam hati sambil
terkaget kaget.
Beberapa minggu berlalu, Si Raffa sudah
bukan lagi anak yang polos gegara Albedra, dia
sudah bermetamorfosis menjadi seperti anak
yang lainnya, dan bahkan dia mewarisi
kebucinan Albedra dan tentu saja hari ini
Butiran Cerita. 23
mereka akan melakukan suatu pentas seni
dimana Albedra akan menembak Raffa di depan
seluruh siswa sekelas, pukul 9 lewat 5 menit
waktu istirahat pun tiba dan ini saatnya
pertunjukan dimulai, semua siswa berkumpul
mengelilingi mereka berdua, “Wahai belahan
jiwaku, sinar matahariku, bintangku,
kesayanganku, dihadapan seluruh masyarakat
sekitar yang bersaksi, dengan ini apakah kamu
mau untuk menjadi pacarku?” Tanya Albedra
sambil deg-degan, “Yes, sure, I love you”, kata
Raffa dengan senang, dan seperti biasa aka
nada wasit yang berkata: “para saksi! Sah?”
“Sah!!”, jawab siswa satu kelas dengan
senangnya, dan sejak itu mereka secara resmi,
legal, dan social berpacaran, bahkan pada saat
pulang mereka bergandengan bersama dan ibu
Raffa juga sempat bertemu dan berbicara,
“Raffa, ini pacarmu?”, Tanya ibunya “Iya ma, ini
pacarku”, jawab Raffa, lalu Albedra menyapa
dengan ramah: “Selamat siang tante!”, ibunya
Raffa menanggapi “Iya selamat siang!”, “wah..
Butiran Cerita. 24
pacarmu ganteng ya!”, puji ibu Raffa, Albedra
pun tertawa malu, “yasudah.. tante dan Raffa
pulang dulu ya! Atau kamu mau naik mobil tante
juga?” Tanya ibu Raffa ramah, “Tidak,
terimakasih tante, saya dijemput orangtua
saya” jawab Albedra.
Hari berikutnya keadaan mereka
semakin mesra, mereka menjalankan semua
aktivits bersama terkecuali ke kamar mandi.
Mereka makan, menuju perpusatakaan, ke
kantin, semuanya bersama dan mesra bagai
adik dan kakak, keharmonisan dan kebucinan
mereka pun berlanjut hingga status
whatsappku dipenuhi dengan ke uwuan mereka,
dan aku yakin mereka bisa melangkah menuju
bahtera rumah tangga suatu hari nanti.
Butiran Cerita. 25
Andai Aku Bisa Kembali
Karya: Ahmad Virgiawan Widianto
Hidup tidak ada yang tahu, bahkan sejak
lahir tidak ada yang tahu bagaimana masa
depan kelak. Apa yang akan terjadi, yang
penting kitaharus bisa mengisi kehidupan ini
dengan hal yang berarti. Dan itulah yang ingin
dilakukan Dini, gadis berusia 16 tahun yang
harus berhadapan dengan Kanker.
Dini merasa tidak ada yang pernah tahu
bagaimana dan kapan Tuhan menjemputnya.
Saat ini Dini hanya ingin mengisi hidupnya
setiap hari untuk membantu orangtuanya.
peninggalan ayahnya. sejak dia berusia 6 tahun
ayahnya meninggal dunia. Dini memiliki kakak
perempuan bernama Nami. Nami kini
melanjutkan sekolahnya di universitas.
Sepulang kuliah Nami juga membantu adiknya
Dini menjaga warung dengan hal-hal yang dia
Butiran Cerita. 26
inginkan dan membuat dia lupa dengan
penyakitnya. Dini adalah gadis yang hobinya
membuat puisi, selain itu dia juga sering
mengisi waktunya Sepulang sekolah dini
membantu ibunya berjualan sembako di toko
kecil kecil itu. Nami sangat menyayangi adiknya
itu, dia sedih melihat adiknya yang harus
melawan penyakit ganas tersebut.
Dini sering menyalurkan hobinya saat
waktu itu, sedikit cerita kisah hidupnya yang
dia tulis dalam bentuk puisi. Dini duduk
dibangku sekolah kelas XI, iya banyak memiliki
waktu luangnya. Bahkan saat ini Dini memiliki 15
puisi, sahabat yang peduli padanya. Hingga pada
suatu hari temannya menyatakan cinta padanya.
Dengan setangkai bunga mawar ditangan Rendi
menyatakan isi hatinya kepada Dini. Dini
mengambil bunga mawar Rendi " aku akan
menjawab ketika kelopak bunga mawar ini
berguguran'.
Butiran Cerita. 27
Hari demi hari berlalu, ketika kelopak
bunga mawar sudah mulai berguguran.
Sesampainya di sekolah Rendi menemui Dini
"Hai cantik, bagimana jawabanmu? Bukankah
mahkota bunga yang aku berikan sudah mulai
berguguran?" sapa Randi yang penasaran
menunggu jawaban Dini.
"Maaf Randi, aku tidak bisa
menerimamu, bukan karena aku tidak
menyayangimu atau aku tidak menghargai
perasaanmu. Tapi aku hanya ingin kita
berteman saja, aku tidak ingin ketika aku pergi
jauh ada orang yang merasa kehilanganku"
sahut Dini dengan menyembunyikan perasaan
yang sesungguhnya. Randi memikirkan apa yang
dikatakan Dini tentang dirinya yang akan pergi
jauh, "apa magsud perkataan Dini tadi ya?" Dini
terlihat menghindar dari Randi karena ia tidak
ingin melukai perasaan Randi.Tetapi Randi
terlihat menerima apa jawaban dari Dini degan
lapang dada. Randi menyapa sahabat-sahabat
Dini yang juga temansekelasnya yang sedang
Butiran Cerita. 28
berkumpul di kantin, Randi juga menyapa Dini
dengan sapaan yang manis "hai cantik" sapa
Randi. Dini menjawab sapaan Randi hanya
dengan tersenyum saja.
Suatu hari saat ulangan harian
berlangsung, tiba-tiba mata Dini memerah dan
keluar darah dari hidungnya. " Din, kenapa
hidungmu berdarah? Tanya salah satu
sahabatnya. Dini kaget, dia tiba-tiba pingsan.
Dan dibawa ke RS oleh guru walinya. Sepulang
sekolah Randi dan sahabat-sahabat Dini datang
ke rumah sakit untuk menjenguk Dini. Randi
membelikan dini boneka beruang berwarna pink
karena dia tau Dini sangat suka warna pink.
Ternyata Dini belum jugasadar dari pingsannya,
Randi dan sahabat-sahabat Dini bertemu
dengan Ibu Dini dan Ibu Dini bercerita tentang
penyakit Dini. Teman-temannya terharu
mendengar cerita dari Ibu Dini. Terutama
Randi. Dia akhirnya mengetahui alasan Dini
mengapa dini tidak menerimanya dan
mengatakan dirinya akan pergi jauh.
Butiran Cerita. 29
Setelah beberapa hari dirawat di RS
akhirnya dini bisa pulang kembali kerumahnya.
Randi datang kerumah Dini ingin menjenguk dan
memberikan boneka yang hendak diberikannya
pada saat Dini masih dirumah sakit. Dini sangat
menyukai boneka yang diberikan Randi
kepadanya, Dini tidak bisa tidur jika tidak
memeluk boneka pemberian dari Randi. Dini
merasa terhibursemenjak Randi datang
dalamkehidupannya.
Dini kini tidak bisa bersekolah karena
tubuhnya sudah mulai melemas. Setelah
beberapa minggu, penyakit Dini kambuh lagi,
Dokter sudah mengatakan bahwa penyakit yang
diderita Dini sudah stadium akhir. Kini Dini
tinggal mendapat perlakuan isitimewa dari
Tuhan. Keluarga dan teman-teman Dini
termasuk Randi sangat sedih, melihat keadaan
Dini koma. Randi dan keluarga dirasaannya. Kini
dini sudah menghembuskn nafas terakhirnya
dengan tersenyum dan memeluk boneka
pemberian Randi. menunggumenunggu
Butiran Cerita. 30
keputusan dari tuhan. Dini bukanlah satu-
satunya orang yang Dini pergi untuk
bersembahyang dan meminta kepada tuhan
untuk menghilangkan penderitaan yang dialami
oleh Dini akibat menahan rasa sakit yang
dirasakan selama 2 tahun ini.. Randi sudah
tidak kuat melihat Dini menahan rasa sakit
yang telah lama.
Butiran Cerita. 31
Arti Persahabatan
Karya: Neyzha Putri Sekararum
Bagaikan langit tanpa awan yang tidak
pernah terpisahkan, sama seperti Rani dan
Risa. Kedua orang remaja yang bersahabat dari
SD sampai sekarang tepatnya SMA. Dalam
keadaan suka maupun duka mereka lalui
bersama. Selain itu mereka memiliki ciri khas
yang sama yaitu berambut Panjang dan
menyukai makanan yang berbau coklat.
Terkadang mereka sering dikira kembar
terhadap orang asing. Bahkan kedua orang tua
mereka sangat akrab.
Setiap harinya mereka selalu berangkat
sekolah bersama dengan tepat waktu. Tetapi
beda dengan hari ini Rani bangun kesiangan
karena menonton darma korea terlalu larut
malam sehingga mengakibatkan Risa menunggu
lama dihate bis tempat mereka berjanjian.
“ishh ….. dimana Rani apakah di bagun
Butiran Cerita. 32
kesiangan” gerutu Risa. Saat melihat Rani
sudah datang merekapun segera masuk kedalam
bis menuju sekolah. Untungnya pagar sekolah
masih terbuka, jika saja mereka terlambat 5
menit mereka akan berdiri dilapangan tepat
dibawah sinar matahari. Sesampai dikelas
mereka mengikuti pelajaran dengan tertib.
Waktu Pulang sekolahpun tiba Risa mengajak
Rani untuk kerja kelompok dirumahnya karena
ada beberapa tugas kelompok yang besok harus
segera dikumpulkan “Rani ayo kerja kelompok
dirumahku karena tugas sekolah yang dilakukan
secara berkelompok harus selesai besok” kata
Risa menjelaskan mengenai tugas sekolah. Rani
menjawab, “baiklah aku izin kepada orang tuaku
dulu ya”.
Setelah mendapatkan izin akhirnya
mereka pergi kerumah Risa untuk mengerjakan
tugas kelompok tersebut. Orang tua Rani
mengizinkan Rani untuk kerja kelompok
dirumah Risa karena kebetulan mereka sedang
diluar rumah untuk mengerjakan proyek kantor.
Butiran Cerita. 33
Setelah beberapa jam akhirnya tugas kelompok
mereka sudah selesai, saat Rani ingin
berpamitan untuk pulang tiba tiba ia
mendapatkan telepon dari orang yang tidak
dikenal, ternyata orang tersebut adalah pihak
rumah sakit dan pihak rumah sakit tersebut
berkata “ apa benar ini Rani , saya dari Rumah
Sakit Melati ingin mengabarkan jika kedua
orang tua anda terlibat kecelakaan dan nyawa
mereka tidak bisa diselamatkan , mohon segera
datang kerumah sakit sekian terimakasih”
mendengar kabar tersebut Rani menangis
tersedu sedu. Begitupun dengan Risa yang
sudah menganggap orang tua Rani seperti orang
tuanya sendiri. Kecelakaan yang dialami kedua
orang tua Rani adalah kecelakaan beruntun
yang mengakibatkan 4 mobil rusak parah yang
dimana salah satu mobilnya adalah mobil orang
tua Rani. Rani mencoba untuk megiklaskan
semuanya, berkat dukungan dari orang orang
terdekatnya terutama sahabatnya Risa. Ada
penyesalan dihati Rani karena sebelum orang
Butiran Cerita. 34
tuanya kecelakaan mereka sempat ingin
berlibur bersama kepantai untuk melepaskan
penat, tetapi karena pada hari sabtu serta
minggu Rani ada urusan yang harus diselesaikan
disekolah. Jadi liburan tersebut tertunda dan
akan merencankan ulang liburan diminggu ini
tetapi sebelum liburan, tetapi kedua orang tua
Rani sudah pergi terlebih dahulu meninggalkan
Rani untuk selamanya.
Sejak kejadian orang tua Rani
meninggal,Risa mencoba untuk menawarkan
tinggal bersama keluarganya karena
keluarganya Risa juga khawatir jika Rani tinggal
sendiri dirumahnya, tetapi Rani tetap kekeh
untuk tinggal dirumahnya sendiri. Dari situlah
Rani berubah menjadi pribadi yang pendiam.
Terkadang ketika Rani mengajak Rani makan
dikantin atau pulang sekolah bersama Rani
selalu menolak dan beralasan malas dan ingin
segera istirahat dirumah. Risa berfikir Rani
membutuhkan waktu sendiri karena masih syok
dengan kabar duka itu.
Butiran Cerita. 35
Hari terus berlalu sikap Rani tidak
berubah dan membuat Risa curiga apa yang
membuat Rani berubah. Akhirnya dengan diam
diam ia mengikuti Rani saat pulang sekolah.
Saat mengikuti Rani, Risa bingung karena Rani
masuk kedalam restoran bukannya langsung
pulang kerumah. “kenapa Rani masuk kedalam
restoran bukankah dia bilang capek dan ingin
langsung mau pulang kerumah” kata Risa dalam
hati.
Akhirnya ia masuk kedalam restoran
tersebut dengan berpura pura sebagai
pelanggan restoran. Setelah duduk disalah satu
meja dekat dengan tempat beristirahat pada
staff ia terkejut melihat Rani menggunakan
pakaian pelayan. Setelah hampir 1 jam Rani
berkerja ia pun istirahat karena kelelahan.
Melihat Rani sedang berbincang dengan
karyawan lain yang bernama Sita, ia pun segera
mendekat dan mendengarkan pembicaraan
mereka. “kamu kenapa Rani terlihat sangat
pucat hari ini” kata Sita memulai pembicaraan,
Butiran Cerita. 36
Rani menjawab “aku sangat capek karena
sepulang sekolah aku harus segera pergi
berkerja”. Sita kembali bertanya “sampai kapan
kamu menutupi ini semua dari Risa”.
“sebenernya aku tidak ingin menutupi jika aku
berkerja menjadi pelayan untuk membayar
sekolah, tetapi aku sudah banyak merepotkan
Risa dan keluarganya, maka dari itu akhirnya
aku berkerja agar tidak merepotkanya” kata
Rani menjelaskan yang sebenarnya. “tetapi
dengan kamu seperti ini membuat Risa khawatir
dan cemas, serta bukan membuat Risa menjauh,
jadi sebaiknya kamu jangan seperti ini” kata
Sita menasehati Rina yang sedang bimbang.
Risa mendengar itu menangis dalam diam,
sekarang ia tau kenapa Rani berubah dan
menjauh. Sebenarnya dari dalam hati Risa yang
paling dalam ia tidak pernah merasa direpotkan
oleh Rani, karena ia sudah menganggap Rani
sebagai keluarganya sendiri. Risa yang dari tadi
diam ia tidak tahan lalu langsung memeluk rani
dengan erat. Rani kaget kenapa Risa bisa ada
Butiran Cerita. 37
direstoran tempat ia berkerja. Sita melihat
itupun pergi karena ia tahu mereka harus
memiliki waktu berbicara berdua untuk
menyelesaikan masalah. “kamu tidak
merepotkanku sama sekali tetapi perubahan
sifat mu menjadi seperti ini yang membuatku
khawatir” kata Risa melepas pelukannya.
“kamu sudah tau kebenaranya ya …. emm… aku
minta maaf ini semua salahku” kata Rani
menyalahkan dirinya. Risa menjawab, “sudah
jangan mengalahkan dirimu, kita sama sama
salah disini”. Dari situ mereka mendapatkan
pelajaran agar saling terbuka satu sama lain.
Dengan berbagi desakan dan bujukan yang
diberikan oleh Risa kepada Rani untuk tinggal
bersama keluarganya akhirnya pun Rani
bersedia untuk tinggal bersama keluarga Risa.
Ternyata sejak dahulu orang tua Rani sudah
menitipkan Rani serta tabungan untuk
Pendidikan Rani karena padatnya pekerjaan
kantor orang tua Rani. Orang tua Risa berjanji
melakukan wasiat tersebut dengan senang hati.
Butiran Cerita. 38
Kehidupan baru mereka jalani saat memasuki
kuliah, mereka berkerja keras untuk bisa lulus
dengan nilai yang terbaik. Dengan segala kerja
keras mereka bisa sukses sesuai dengan yang
diinginkan. Dari sini kita tahu segala masalah
apapun yang kita hadapi pasti ada jalannya dan
pasti ada seseorang dari kejauhan atau dekat
yang menjaga kita dengan sepenuh hati.
Butiran Cerita. 39
Asap Pak Tua!
Karya: Yordani Dwi Winata
“Rute ini sudah benar bukan?” tanya dari
Widya kepada Wulan teman satu kelompoknya
dalam misi cross country kali ini.
Yang ditanya hanya mengangguk sibuk dengan
kompas dan peta pita yang dipengangnya
dengan tangan kiri dan kanan Mereka berdua
sibuk dengan aktivitas masing masing tapi
masih dengan tujuan yang sama mencapai posko
terakhir dengan waktu seminimal mungkin.
Matahari telah semakin condong ke barat
menyisakan suasana gelap nan mencekap Pohon-
pohon terdiam anggun seakan mengamati dua
bocah yang masih meraba-raba jalan menghalau
semak untuk sekadar bisa berjalan terus
berjalan duduk untuk sekedar beristirahat
meneguk air dari botol aqua mengelap keringat
dan kembali mengangkat pantat berdiri tegap
Butiran Cerita. 40
melanjutkan berjalan dan kemudian mereka
memutuskan untuk berpisah mencari jalan dan
akan berjanji bertemu pada suatu tempat.
Widya mengambil rute kanan, Wulan
mengambil rute kiri dan dengan keberanian
bercampur semangat dan takut tak kalah besar
mereka kembali berjalan, mencoba memahami
struktur hutan lebat ini. Widya mengarahkan
teleskopnya berfikir mungkin bisa melihat
sekelompok panitia pada posko terakhir
matanya menyipit berkali-kali mengarahkan
teleskop ke tempat yang sama mengedipkan
mata berulang-ulang meletakkan teleskop di
depan mata lagi setelah melakukan hal yang
sama berulang kali barulah ia yakin tidak salah
lagi tadi ia melihat sekelompok orang.
Keraguan menyelimuti pikiran widya apakah ia
harus berbalik ke tempat mereka berjanji atau
seorang diri mencapai posko terakhir dan
membiarkan Wulan mencari jalannya sendiri
eentahlah ia tidak mampu berfikir jernih dan
Butiran Cerita. 41
hanya membiarkan kakinya melangkah
mendekati posko terakhir yang ia yakini tadi.
Tak butuh waktu lama tinggal beberapa
langkah lagi ia akan mendekati kelompok itu.
Tiba-tiba ia baru menyadari sesuatu dan mulai
bertanya, “Ada apa dengan kelompok ini?,
kenapa mereka tidak menggunakan seragam
berwarna kuning seperti panitia pada pos
sebelumnya? dan Tunggu dulu bukankah mereka
terlihat lebih tua? dan astaga alat alat apa
yang mereka bawa.”
banyak pertanyaan yang tiba-tiba menyerubung
di otaknya. Dan secepat yang ia bisa ia langsung
bersembunyi di belakang pohon besar di
dekatnya buru-buru, sebelum orang-orang aneh
itu mengetahui keberadaannya.
“Untuk bulan ini cukup hutan ini yang
jadi proyek kalian. Dan untuk bulan berikutnya
aku akan yg memberitakan perintah lewat kau
Dino. Kau saja nanti yang kasih tahu mereka
dan aku peringatkan lagi tolong bekerja dengan
Butiran Cerita. 42
rapi Mengerti kalian? masyarakat sekitar
sudah aku kasih uang dan ajak kerja sama.
Pemerintah itu paling gampang aku sogok
dengan uang pun mereka semua langsung diam
hahaha” cerca bapak berumur sekitar 65an itu
dengan wajah angkuh, lalu menghembuskan
asap roknya lagi tepat di depan pemuda
pekerja yang menunduk tak berani menatap
pandangan bapak tua nan garang itu.
Tak berapa lama kemudian kelompok itu
berjalan mengikuti bapak tua tadi meninggalkan
Widya yang menghembus nafas lega karena
berhasil meringkuk bersembunyi di balik pohon
besar penyelamatnya namun juga bingung
dengan apa yang direncanakan kelompok itu.
Walaupun tidak benar-benar memahami apa
rencana mereka tapi ia tahu benar ada sesuatu
rencana jahat yang akan orang-orang itu
lakukan. Tapi apa Ia menggeleng berusaha
tidak memedulikan hal itu Lebih baik ia
memikirkan bagaimana ia bisa segera keluar
dari hutan ini.
Butiran Cerita. 43
Satu Bulan Kemudian
Sudah satu minggu berlalu dengan asap kabut
yang masih setia menutupi seluruh daerah
Pekanbaru. Mata telanjang atau bahkan
teleskop tercanggih pun hanya mampu
menembus jarak 50 meter tidak lebih. Di
pelataran jalan raya berserakan para pedagang
masker menjadikan orang yang lewat seperti
ninja bermasker. Itu saja yang bisa mereka
lakukan, entah masker masih berguna atau
tidak. Asap putih ini sudah terlalu bahaya dan
tidak akan cukup hanya dengan memakai
masker itu benar-benar membuat takut rakyat
Riau Pekanbaru, khususnya Wulan membacakan
salah satu tulisan pada kolom bacaan koran
gagasan. Selesai membaca lalu koran itu
dilemparnya sembarang ke meja di depannya.
“Sudahlah, kan tidak ada gunanya kau
kesal dengan asap itu, kita cuma bisa bersabar
dan berdoa semoga Tuhan bermurah hati
menurunkan hujan di tanah lancang kuning ini.”
Butiran Cerita. 44
ucap Widya untuk menenangkan Wulan yang
sudah tidak tahan dengan keadaan kota yang
membuat dadanya sesak, baginya tak apa kalau
hanya sekedar memakai masker, tapi ia tidak
bisa tahan dengan kabut asap yang semakin
hari semakin menebal tanpa hujan setetes pun.
“Apa yang di pikirkan para pembakar hutan itu?
kenapa mereka bisa seegois itu membakar
hutan hanya untuk kepentingan segelintir
orang? kenapa pemerintah seolah diam? apa
mereka tidak memikirkan orang yang menjadi
korban gara-gara ulah mereka?” wulan masih
saja mencerocos matanya kali ini sudah merah
seperti akan menangis.
Kali ini Widya membiarkan sahabatnya
itu menangis, dia sangat mengerti mengapa
Wulan seperti itu. Semenjak hari ketika Widya
pingsan di lapangan sekolah karena tidak tahan
dengan kabut asap. Kepalanya pusing, matanya
perih, dadanya sesak. Semuanya akhirnya
mampu menumbangkan tubuh Widya. Wulan
Butiran Cerita. 45
yang kebetulan melihat langsung berlari
menerobos siswa yang semakin lama semakin
banyak mengerubungi tubuh Widya. Wulan
membuka maskernya dengan sigap, berteriak
memanggil nama Widya. Dia kalut, takut
sesuatu yang buruk benar-benar terjadi pada
sahabatnya itu.
Sejak hari itu Widya tak pernah lagi
keluar dari rumah sakit. Bahkan suasana rumah
sakit sudah benar-benar ia nikmati. Bagaimana
bisa ia tidak menikmati? Sepertinya ia akan
hidup lama disitu, bau obat pun sudah seperti
bau parfum yang tersebar dimana-mana.
Kondisinya sudah jauh sangat berbeda, bahkan
untuk bernafas pun ia teramat susah. Dan
bukan sembarang udara yang bisa ia hirup. Dua
puluh empat jam setiap hari ia harus membeli
oksigen sebagai udara untuk ia bertahan hidup.
Udara bebas tidak boleh masuk sedikit pun ke
alat pernapasannya, itu hanya akan
membuatnya berhenti bernafas.
Butiran Cerita. 46
Mengeluh? sedih? ingin mati? sudah lama ia
tidak merasakan perasaan itu. “Aku hanyalah
satu dari banyak korban” pikirnya menghibur
diri. Lagi pula tidak ada hal tersisa lagi yang
bisa ia berikan, selain senyuman semangatnya
untuk Mama dan Wulan yang selalu bergantian
membesuknya. Ia tidak ingin membuat dua
orang itu sedih dan terluka lebih dalam dengan
kondisinya. Satu hal yang membuatnya tetap
bersemangat menjalani hidupnya, wajah
sombong bapak tua itu.
Wulan selalu membawakan koran edisi
terbaru setiap berkunjung ke kamarnya, Widya
jadi tahu lebih banyak perkembangan tentang
penangkapan pelaku pembakaran hutan dan
bagaimana kabut asap. Tapi tak sekalipun ia
melihat wajah bapak tua nan sombong itu.
‘Sepertinya dia orang yang benar-benar
berkuasa’ ia berbicara sendiri. Ia mengingat
sesuatu kemudian mencoba meraih lemari di
samping tempat tidurnya, mencoba dengan
sekuat tenaga membuka laci lemari. Mengaduk-
Butiran Cerita. 47
aduk kertas tanpa melihat, karena matanya
terlalu perih membaca tulisan di kertas-kertas
itu. Akhirnya ia berhasil meraih foto itu, ia
bersorak girang.
Widya membuka lagi buku catatan
kecilnya, melihat tempelan koran dengan
berbagai tanggal dan foto. Di bagian terakhir
halaman ia lemkan foto tersebut, lalu dengan
bersusah payah ia mulai menulis lagi.
“Suatu saat mungkin ini akan sangat
bermanfaat” pikirnya sambil merangkai kata
mengisi lembaran terakhir catatan kecil itu.
Trak!, pena yang tadi dipegangnya lepas dari
genggamannya, menggelinding jatuh di bawah
tempat tidurnya. Entah kenapa akhir-akhir ini
ia jadi sering menjatuhkan barang yang
dipegangnya.
“Ah padahal bagian ini harus aku tuliskan”
Widya merenggut kesal.
Butiran Cerita. 48
Sekuat tenaga ia coba menjangkau lantai
dengan tangan kirinya. Tangan mungilnya mulai
meraba lantai putih nan licin itu, tidak semudah
itu ternyata untuk menemukannya. Widya lagi-
lagi meraba lantai mencoba ke bagian yang
paling jauh yang bisa ia capai, hal yang tak ia
pikirkan bahwa tangannya sudah terlalu jauh
menjangkau bawah kasur putih. Ia tak dapat
mencegah lagi, tubuhnya sempurna berdentum
di atas lantai putih dan licin itu. Sekujur
tubuhnya nyeri dan kaku bersamaan, tapi bukan
itu yang penting sekarang. Selang
pernapasannya terpelanting jauh membuat
nafasnya turun naik begitu cepat, ia panik.
“Tolong!” suaranya tercekat di
tenggorokan tubuhnya mulai memerah, keringat
menjalari setiap bagian tubuhnya,
pandangannya mendadak kabur. Ia mulai
menangis mencoba kembali bersuara tapi gagal.
Ia pasrah.
Butiran Cerita. 49
Satu minggu berlalu Wulan keluar dari ruangan
itu dengan wajah lega.
“Usahamu tidak sia-sia Widya” batinnya.
Ia tak lagi menangis seperti pada hari kematian
Widya, kali ini ia tersenyum merasa bangga
bisa menyelesaikan misi sahabatnya. Ia buru-
buru memasang masker, menstarter motor
beatnya dan berlalu meninggalkan kantor pers
masyarakat Pekanbaru tersebut. Kabut asap
masih membuatnya kesal dan marah. Tapi ia
masih sangat bersyukur selama ini tak pernah
terjangkit ISPA atau penyakit lainnya.
Keesokan harinya, media digemparkan
dengan wajah baru Foto bapak tua dan
sombong yang ditempelkan Widya di bukunya
beredar dimana-mana. Media elektronik, cetak
bahkan dari mulut ke mulut. Dari mulut ke
mulut nama Widya, dan Wulan selalu disebut-
sebut.
“Mereka benar-benar berlebihan” cerca Wulan
pura-pura kesal.
Butiran Cerita. 50
“Kau yang harusnya mendengar pujian-pujian
itu, wid. Bukan aku. tapi, hey.. kau benar-benar
hebat Widya! Jadi aku boleh berharap bukan
dalam minggu ini Pekanbaru akan cerah lagi?”
Wulan berbicara lantang seperti biasa
menganggap Widya benar-benar ada di
sampingnya.
Butiran Cerita. 51
Belum Terlambat
Karya : Muhammad Gigih wiguna
Pagi itu aku terbangun oleh teriakan
tukang tempe “ Pee.......... tempe prei opo ora “,
“ Tempee “ Teriak ibu lalu ibu sedikit berlari
mengejar si tukang tempe.” Ah mengganggu
saja “ Gumamku sambil kutarik kembali selimut
ku kembali. Kemudian ibuku menghampiri ku
yang kembali tidur untuk membangunkanku. “
Mau bangun jam berapa le.... arek ngganteng “
Kata ibuku sambil menarik selimutku. “ ah
sebentar lagi bu “ gumamku. “ ini sudah jam
enam, ayo lekas bangun dan mandi sana “ kata
ibuku lagi.
Ibuku selalu rajin membangunkanku dengan
sabar, tapi aku ini anaknya memang agak
pemalas, sehingga tak jarang aku berangkat
kesiangan ketika ke sekolah. Aku anak ke tiga
dari empat bersaudara, diantara mereka
Butiran Cerita. 52
mungkin aku yang paling sering membuat ibuku
jengkel, terkadang entah kenapa ya aku merasa
malas mengerjakan tugas tugasku sehingga
tugasku menumpuk, tak jarang juga aku
berbohong pada ibuku. Setelah telat terus
beberapa hari ini aku berusaha untuk tidur
lebih awal agar bangun lebih pagi. Dan itu
berhasil tadi aku bangun pagi dan berangkat
pagi pagi.
Tapi aku masih belum bisa membiasakan
diriku untuk tidak menunda-nunda tugas yang
di berikan guruku. Dia mengerjakan pr dengan
cepat agar tidak ada yang melihatnya menyalin
PR. Setelah dia selesai dia mengembalikan
bukuku. Dan tak lama kemudian anak anak yang
lain datang setelah itu bel masuk berbunyi. Aku
terlalu malas sampai aku tidak bisa langsung
mengerjakan tugasku. Di sekolah biasanya aku
di bully karena lemah karna itu aku jadi malas
sekolah. Suatu hari aku sakit, aku meminta
ibuku untuk menulis surat izin karena sakit,
jadi aku tidak sekolah di hari itu. Keesokan
Butiran Cerita. 53
harinya adalah hari selasa aku masih sakit jadi
ibuku masih belum mengizinkanku ke sekolah.
Sudah 3 hari berlalu dan aku sudah sembuh.
Pada hari kamis aku berangkat ke sekolah. “
Ah aku kepagian berangkat sekolahnya “ aku
terus bermain HP sambil menunggubel masuk.
Setelah beberapa menit ada temanku yang
bertanya, “ kamu sudah ngerjain PR belum ? “
tanya temanku, “ ooh sudah, kenapa? “ balasku
“ aku boleh nyalin prmu ngaa? “ katanya “ lho
kamu belum ta, tumben sekali kamu nggak
ngerjain PR “ ucapku “ iya kemarin aku bantu
bantu nikahannya tanteku “ ucapnya “ owh “
balasku, karena dia selalu membantuku jadi
kupinjami bukuku. Dia mengerjakan pr dengan
cepat agar tidak ada yang melihatnya menyalin
PR. Setelah dia selesai dia mengembalikan
bukuku. Dan tak lama kemudian anak anak yang
lain datang setelah itu bel masuk berbunyi.
Jam pelajaran di mulai, guruku menerangkan
lalu memberi tugas sampai jam istirahat.
Butiran Cerita. 54
“Kriiiing kriiing” Bunyi belum istirahat aku pergi
keluar dengan temanku sambil membicarakan
tentang ulangan. “ seminggu lagi kita ulangan ya
“ ucapku, “ iya, cepet ya tiba tiba udah ulangan
akhir semester “ balas temanku. “Entah
mengapa tiba – tiba timbul niat dalam hatiku
untuk pergi meninggalkan rumah “ ucapku, “
pikirkan lagi apa yang mau kamu perbuat “ kata
temanku dengan wajah serius,” tapi aku
mengurungkan niatku “. Pada sore hari aku di
marahi ayahku karna nilai ulangan di bawah kkm
dan banyak tugas yang kosong, ayah memarahi
aku habis habisan lalu ayahku menyita hpku
karna hpku lah penyebab aku tidak
mengerjakan tugas dan juga malas belajar.
Keesokan harinya aku pergi dari rumah tanpa
bilang ayah dan ibuku. Aku membawa beberapa
pakaian dan juga uang, aku merasa ayahku tidak
adil padaku, mereka tidak pernah
memperhatikan ku mereka lebih sayang pada
kakak dan adiku. Aku merasa kesal dan marah “
coba saja aku di lahir kan dari keluarga yang
Butiran Cerita. 55
kaya pasti enak sekali, setiap hari bisa makan
enak, punya banyak uang dan bebas melakukan
apapun. Aku sudah berjalan cukup jauh dari
rumah, aku berjalan melihat lihat srkeliling.
Lalu aku melihat anak – yang jalan – jalan
bersama ayahnya, “ enak ya jadi mereka bisa
jalan – jalan dan juga bisa minta jajan
sepuasnya.
lain dengan keluargaku setiap hari hanya
makan sama tempe dan sambal. Jangankan
untuk membeli benda yang kuinginkan untuk
membeli jajanan saja harus menunggu lama,
harus menunggu ayah dan ibu gajian. Kalau
adiku enak selalu di kasih makanan yang lebih
enak, bahkan adiku meminum susu hampir
setiap hari. Setelah sampai di jalan besar aku
menyegat angkot, setelah lama menunggu
akhirnya ada juga angkot yang lewat. Aku
berniat untuk pergi kerumah nenek dalam
perjalananku kabur dari rumah perutku mulai
Butiran Cerita. 56
terasa lapar aku turun dan aku mulai melihat
sekeliling mencari warung nasi.
Setelah aku melihat sebuah warung nasi aku
berjalan kesana dan ada orang yang menabraku
“ oh maaf dek saya buru buru “ ucap orang itu,
“ oh tidak apa apa om jawabku lalu aku berjalan
kembali ke warung nasi itu dan masuk dengan
berlagak sombong. Lalu aku memesan pada
penjaga toko “ Pak saya mau makan pak “
kataku pada penjaga warung, “ o Iya dik mau
makan apa? “ tanya penjaga warung “ nasi
campur pakai telor ceplok pak “ jawabku, “ baik
tunggu sebentar ya “ kata penjaga warung. “ Ah
ini sangat enak, tidak seperti sambel tempe di
rumah “ ucapku.
setelah selesai makan, aku berniat
membayar tapi setelah aku cari-cari uang yang
ada di sakuku aku sangat terkejut ” e.... e....
maaf pak saya tidak punya uang, mungkin saya
kecopetan waktu naik angkutan umum pa “ aku
mencoba menjelaskan pada penjaga warung. “
Butiran Cerita. 57
alaaaah jangan banyak alasan kamu, kalau tidak
punya uang ya jangan makan di sini sudah sana
pergi “ teriak penjaga itu mengusir ku.setelah
ku ingat ingat kembali uangku masih ada ketika
membayar ke sopir angkot, sepertinya aku di
copet sama om om yang menabraku tadi. Aku
merasa sangat malu, sedih bercampur aduk.
dengan lemas aku melangkahkan kakiku
menyusuri trotoar, aku tak tahu lagi akan pergi
kemana.
sambil menangis kuperhatikan orang-orang di
sekelilingku. Ada seorang anak laki-laki
seusiaku yang sedang mengais sampah dan
memungut makanan kemudian memakannya. Ada
pula seorang bapak bapak tua yang meminta
minta di jalanan dan tidur di jalanan yang kotor
hanya beralakan kardus bekas. Kemudian aku
duduk termenung membayangkan hari – hari
yang kulalui sebelum aku meninggalkan rumah.
Andai saja aku tidak meninggalkan rumah
tangisku semakin menjadi jadi, aku teringat
ibuku dan keluargaku. Meskipun kami tidak
Butiran Cerita. 58
kaya, setidaknya aku tidak perlu memungut
makanan dari sampah, tidak tidur di kamar
yang yang mewah dan kasur yang empuk,
setidaknya kami masih punya tempat untuk
berlindung Penyesalan demi penyesalan muncul
dalam hatiku mau pulang tapi aku sangat malu
tapi kalau aku tidak pulang bagaimana aku
menjalani hidupku.
Ketika aku terdiam tiba-tiba tanpa kusadari
ayah dan ibuku sudah menghampiriku mereka
berhamburan mendekatiku, mereka merangkul
dan menciumi aku. Kami bertiga menangis dan
berpelukan" maaf kan aku yah, maafkan aku bu
“ kataku. “ kemana saja kamu nak, kami cemas
dan bingung memikirkanmu “ kata ibu sambil
menangis. “ mengapa kamu meninggalkan
rumah? “ tanya ayah, “ sudah ayah sebaiknya
kita pulang dulu, alhamdulillah anak kita
selamat “ kata ibu.
Sesudah menyuruhku mandi ibu menyiapkan
makanan untuku. Sebelum aku makan aku
Butiran Cerita. 59
meminta maaf kepada ayah dan ibuku. Aku
menyadari apa yang kulakukan itu salah dan
mungkin memang uang ibu hanya cukup untuk
hidup yang sederhana, bahkan aku salah telah
mengira ayah dan ibu tidak menyayangiku. Dan
sejak saat itu aku berjanji dalam hatiku aku
ingin menjadi seseorang yang lebih baik lagi
dan berusaha keadaan orangtua ku. Karena aku
menyadari bahwa ternyata masih banyak orang
yang lebih kurang beruntung dibandingkan
dengan diriku. Belum terlambat bagi diriku
untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik
lagi.
Butiran Cerita. 60
Berlibur Bersama Keluarga
Karya: Sekar Ayu Pambudi
Lea beserta ke 4 saudara kandungnya
berniat berlibur bersama ke Pantai
Parangtritis. Setelah berhari-hari telah di
rencanakan akhirnya datanglah hari yang
dinanti-nanti. Semua persiapan sudah jauh-jauh
hari selesai di siapkan, semua orang sangat
bergembira, tak sabar untuk menikmati
indahnya pemandangan pantai tersebut.
Terakhir kali Lea beserta ke 5 saudaranya
berkunjung ke pantai tersebut 1 bulan sebelum
kematian kedua orang tuanya, tepatnya saat
Lea dan ke 2 kembaranya Teo dan Ale masih
berumur 10 tahun, yang artinya mereka sudah
2 tahun tidak pernah berkunjung ke Pantai
Parangtritis lagi.
Namun sekarang berbeda, mereka
sekeluarga akan pergi bersama setelah sekin
Butiran Cerita. 61
lama. Pagi-pagi sekali dengan Bora kakak sulung
laki-lakinya yang berprofesi sebagai pilot
namun kini beralih profesi sebagai supir di
dalam mobil yang digunakan mereka sebagai
transportasi. Zo kakak laki-laki keduanya
bertugas sebagai pemandu jalan di karenakan
ia sendiri sering kepantai Parangtritis dan
paling hafal denah perjalanan pulang maupun
pergi dari rumah ke tempat tujuan, yah ia
sangat suka treveling dan memiliki pekerjaan
sebagai fotografer di entertaiment ternama.
Terakhir Teo, Ale, dan Lea sebagai
peramai di mobil, mereka bertiga kembar tak
identik di dahului Teo kakak laki-laki ketiga,
Ale kakak perempuan pertama dan terakhir Lea
adik bungsu perempuan kesayangan mereka ber
empat. Bayangkan saja, Ale dan Teo sendari
tadi tak henti hentinya memulai keributan di
dalam mobil , sedangkan Lea sendiri hanya
menyimak tanpa minat, menunggu kedua
stamina kembaranya habis tak tersisa dengan
Butiran Cerita. 62
menyempatkan diri membaca novel di kursi
belakang seorang diri tanpa terusik.
Salah satunya seperti...
"Heh Ale, minuman Teo itu woy!" Seru
Teo sembari berusaha mengambil susu coklat
kemasan dari tangan Ale.
"Oh tidak semudah itu Ferguso, siapa
cepat dia dapat, Bwahahaha" Ucap Ale
terbahak di akhir, setelahnya ia malah
melempar susu kemasan tersebut tepat di
depan pangkuan kakak sulung mereka yang
sedang serius menyetir.
Selang beberapa detik keadaan di dalam
mobil kembali hening. Wajah Teo dan Ale sudah
sedikit pucat, beberapa kesamaan 2 kembaran
tersebut adalah takut kepada amarah sang
adik bungsu, Lea. Dan kedua kakak laki lakinya,
saat serius saja sudah menyeramkan apa lagi
kalau marah.
Butiran Cerita. 63
Dengan segala doa yang di panjatkan Ale
dan segala Keberanian yang di kumpulkan Teo.
"Kak B-" belum sempat Teo
menyelesaikan ucapanya, tiba tiba sang kakak
sulung membuka kemasan dengan cepat dan
meinum susu milik. Teo hingga kandas dalam
hitungan detik.
Pas sekali jalan raya tengah lampu merah
membuat Bora leluasa mengerjai adiknya.
Tanpa rasa bersalah Bora menyimpan
sampah susu ke dalam saku jaketnya, berniat
saat turun lekas ia buang ke tempat sampah.
Seperkian menit di dalam keheningan tak
membuat Ale dan Teo tidak berani membuat
ramai keadaan kembali nyatanya,
"Hahaha Teo bukankah yang ini lucu" gemas Ale
menatap layar ponsel yang di pegang oleh
kembaranya.
Butiran Cerita. 64
"Huh biasa saja" jawab Teo malas dan kembali
menggeser layar ponselnya.
"Yang benar saja! Hei kau-"
Dan seterusnya hanya di isi perdebatan mereka
berdua.
Sekitar 15 menit perjalanan saat di rasa
mereka berdua masih asik dengan keributnya
sendiri, sebagai kakak yang baik Zo melerai
mereka dengan sedikit kekerasan tentunya
memukul kedua kepala masing-masing kembaran
Lea dengan sama keras tanpa adanya satu kata
terucap di bibir kakak kedua mereka bertiga.
Ringisan kecil tentunya ada dan kalian pasti tau
siapa yang mengeluarkanya kan? Yup Teo dan
Ale. Dan keadaan kembali tenang.
Namun di tengah jalan terdapat musibah
yaitu salah dua dari keempat ban mobil mereka
meletus di tengah perjalanan, menyebabkan
mereka harus berhenti sejenak. Bora dan Zo
meminta adik-adik nya turun dan menepi di
Butiran Cerita. 65
pinggir jalan terlebih dahulu sedangkan mereka
berdua berniat mengganti ban mobil yang
meletus dengan dan serep. Untungnya ada ban
serep di bagasi, dengan sedikit bantuan mereka
bertiga kedua ban tersebut dengan cepat
terpasang dari waktu yang telah di perkirakan,
satu jam lama waktu yang mereka gunakan
untuk mengganti kedua ban tersebut. Namun
nyatanya kendala tak sampai di sana saja dalam
perjalanan menuju ke Pantai Parangtritis tak di
sangka mereka terjebak macet total bahkan
mengemudikan mobil sulit rasanya hingga Zo
harus menggantikan sang kakak Bora yang
sudah kelelahan mengemudi.
Dalam mengisi kebosanan dan mengusir
kesedihan Lea memutar rekaman suara dalam
kaset di mobil, itu adalah rekaman suara
mereka ber 5 dengan kedua orang tuanya dulu,
Lea ingin mengenang bersama masa-masa manis
mereka, bahkan Bora sang kakak dan Teo
kembaran Lea dan Ale tengah cekcok mengejek
satu sama lain di dalam mobil.
Butiran Cerita. 66
Momen hangat tersebut dinikmati oleh
mereka masing masing walau kini mereka ber
lima hidup tanpa orang tua, namun kebahagiaan
masih tetap tersalurkan di dalam relung hati
mereka, setiap kenangan membekas, setiap
kejadian yang di kenang, tak terasa berjam jam
telah mereka lewati. Langit kini mulai
menguning, pemandangan pantai kini
terpampang jelas di depan mereka, walau hanya
di dalam mobil sekalipun.
Bersamaan dengan rasa lega di hati kian
berganti dengan rasa gembira yang tengah
meletup-letup, dengan semangat ketiga anak
kembartersebut meloncat keluar mobil pas
saat mobil berhenti di parkiran pantai.
"Akhirnyaaaaaa!" Teriak Lea di dekat bibir
pantai.
Di ikuti semua saudaranya melepaskan sedikit
beban di pundak mereka dengan berteriak
sekencang kencangnya di Pantai Parangtriris
tanpa malu di jadikan tontonan orang lain.
Butiran Cerita. 67
Hanya ada kelegaan dan kebahagiaan di hati
mereka masing masing.
"Yoshaaaa!!" Seru Teo.
"Yeyyyyy!" Seru Ale.
"Haaaaaaa!" Teriak Zo.
"Aaaaaaa!" Teriak Bora.
Disusul dengan gelak tawa serta pekikan
riang gembira mereka berlima bergandengan
tangan menuju pesisir pantai, memandang langit
lepas, dengan senyum setia terpatri di bibir
masing masing, kehangatan itu akan terus
mereka jaga samai kapanpun tanpa terkecuali
itulah sumpah mereka di sore hari tersebut.
Semuanya telah terbayar semua penantian dan
kesabaran untuk sekedar menikmati indahnya
alam, ternyata terdapat kejutan hangat dari
sang adik yang membuat mereka tetap
mengenang seluruh perjalanan hidup mereka
kembali.
Butiran Cerita. 68
Setelah puas beberapa jam bermain di
pantai kini mereka kembali pulang menuju
rumah dengan mengukir kenangan baru serta
mengenang memori lama yang sangat
mengharukan sekaligus membahagiakan bagi
mereka.
Butiran Cerita. 69
Bermain Bersama Dengan Sahabat
Baru
Karya: Encep Rijalludin
Aku adalah anak yang baru pindah dari
provinsi sebelah. Sekarang aku tinggal di Kota
Lamongan. Aku tidak menyangka, ternyata Kota
Lamongan itu sangat indah. Tempat yang sangat
asri, bukit-bukit yang menjulang, dan di daerah
rumahku yang masih banyak pepohonan dan
rumput rumputan, sehingga terlihat hijau-
hijau. Meski banyak pepohonan dan rumput-
rumputan, suhu di Kota Lamongan memang
sedikit panas. Tetapi aku senang berada di sini.
Di setiap harinya, aku bisa melihat
lautan yang sangat luas, jarang sekali aku bisa
main ditempat tinggal ku dulu. Tapi disini aku
bisa bermain dengan bebas. Kebetulan saat
disini, ada tetangga ku yang bernama Luqman,
Butiran Cerita. 70
dia juga seumuran dengan aku, dan dia masih
duduk di bangku kelas 8 SMP. Aku berkenalan
dengan dia dan biasanya bermain bersama. Dia
juga orangnya baik dan tidak membeda-
bedakan teman.
Rencananya, aku akan sekolah disini kata
orang tuaku, karena aku juga akan menetap di
kota ini. Maka aku juga harus pindah sekolah
dan mendaftar kesekolah yang baru.
Kebetulan aku satu sekolah dengan teman
baruku ini yaitu si Luqman. Aku pun terkejut
saat pertama masuk sekolah, aku melihat jika
Luqman juga ada di kelas tersebut. Kebetulan
juga aku duduk dekat dia, yaitu di depan si
Luqman.
Aku juga disana sudah mulai memiliki
banyak teman. Aku bercanda dan bermain
bersama dengan Luqman dan teman-teman yang
ada di kelasku. Aku juga diajari beberapa
pembelajaran yang aku masih kurang paham.
Kebetulan juga saat itu ada pembelajaran
Butiran Cerita. 71
olahraga, itu adalah pembelajaran yang paling
aku sukai. Disitu aku berlari memutari lapangan
yang ada di sekolahku. Meski kecil, tetapi juga
bisa untuk bermain basket, voli, dan sepak bola
disana. Akupun juga merasa betah untuk
sekolah disini.
Setiap hari aku berangkat sekolah
bersama si Luqman, karena rumah kita juga
cukup berdekatan. Aku janjian dengan si
Luqman saat disekolah nanti ke pantai dulu.
Saat waktunya pulang sekolah, kami bermain di
pesisir pantai.dahulu sebelum balik ke rumah
masing-masing, kebetulan juga besok adalah
hari libur. Kami hanya membutuhkan beberapa
menit untuk pergi ke bibir pantai. Di pantai ini
kami bermain pasir dan saling kejar kejaran.
Setelah hari mulai gelap, kami lekas pulang ke
rumah masing-masing.
Keesokan harinya, aku memanggil dia
dirumahnya untuk bermain bersama.
Butiran Cerita. 72
"Luqman… main yok…" panggilku dari depan
rumahnya.
Luqman pun menjawab dan berkata, “mau
kemana kita?”
“Biasa, kepantai kita" ujar dariku.
"Okeh… ayoo" jawab dari Luqman.
Tiba saat di pantai, aku dan Luqman melihat
salah satu teman sekolahku yang sedang
duduk diatas pasir, ia adalah Anton. Aku dan
Luqman langsung memanggil dia sambil
berteriak.
"Ooy… Anton" teriakku dan Luqman untuk
memanggil Anton.
Diapun menoleh, dan dia menghampiri kami
berdua
“Kalian sedang apa?” ucap Anton.
Butiran Cerita. 73
"Kita ke sini untuk bermain, soalnya kita juga
sering main disini” ucap dariku.
“Aku boleh ikut bermainkan?” tanya dari
Anton.
“Boleh, ayo kita main bersama” ucapku dan
Luqman.
Lalu aku bermain bersama-sama disana.
Kami bermain kejar-kejaran, bermain pasir
seperti membuat istana pasir, dan saling
menciprati air pantai satu sama lain. Setelah
beberapa saat kita bermain, kita kelelahan
dan kita duduk di pinggir pantai sambal
berteduh. Beberapa saat Anton pergi ke
warung dekat pantai. Ternyata ia membelikan
kami minuman sebuah kelapa. Karena langit
sudah mendung, kami meminumnya dengan
cepat. Selepas minum kami berterimakasih
kepada Anton dan saling berpamitan. Kami pun
pulang.
Butiran Cerita. 74
Keesokan harinya pada saat di sekolah
Anton mengajak aku dan Luqman untuk
memancing ikan di laut bersama kakeknya
pada Selasa yang kebetulan hari itu tanggal
merah.
“Hai Andi, Luqman” ucap Anton.
“Iya Anton ada apa?” ucap dariku.
“Besok aku akan memancing ikan di laut
bersama kakekku apakah kalian mau ikut juga?”
ucap Anton.
“Ya aku ingin sekali ikut memancing ikan di
laut” ucap dariku.
“Oke baiklah aku akan kerumah mu besok pagi”
ucap Anton.
Keesokan hari pun tiba, Anton
menjemput Aku dan luqman ke rumah pada pagi
hari.
“Andi… Main yok…” teriak Anton di depan
rumah ku dengan nada sedang.
Butiran Cerita. 75
“Oh iya bentar” ucap dariku.
“Ayo kita jemput Luqman di rumah nya” ucap
dariku.
“Ayo…” ucap Anton.
Setelah menjemput Luqman kami bertiga
pergi ke pelabuhan untuk menemui kakeknya
Anton, setelah beberapa menit berjalan kami
pun sampai di pelabuhan dan bertemu kakeknya
Anton yang sedang mempersiapkan kapal.
“Apakah kalian sudah siap” ucap kakeknya
Anton.
“Kami sudah siap” ucap Anton dengan nada
semangat.
“Ayo cepat naik” ujar kakeknya Anton.
“Baik kek” ucap Anton.
Lalu kakeknya Anton mulai menyalakan
mesin kapal dan mulai menjauh dari bibir
pantai, setelah cukup jauh dari bibir pantai,
Butiran Cerita. 76
kakeknya Anton mematikan mesin kapal dan
menyuruh kami untuk mencoba memancing ikan
di tempat tersebut.
“Kita memancing di sini saja” ucap kakeknya
Anton.
“baiklah” ucap kami bertiga.
Kami pun mulai memancing di tempat
tersebut. Setelah menunggu beberapa saat,
kakeknya Anton mendapatkan ikan yang cukup
besar. Kemudian Luqman juga dapat hanya saja
ikan tersebut sangatlah kecil.
“Liat kakek mendapat ikan” ujar kakek Anton.
“Wah ikannya besar” ucap dariku.
“Aku juga dapat” ucap Luqman.
“Ikan yang kamu dapat kecil sekali” ucap
dariku. Dan kami pun tertawa karena itu.
Butiran Cerita. 77
Hari pun mulai siang, kemudian Anton
mendapatkan ikan juga, namun aku masih belum
mendapat ikan sama sekali.
“Wah aku dapat ikan juga” ucap Anton.
“Kok aku masih belum dapat juga ya?” ucap
dariku.
“Tenang aja kita akan tunggu sampe kamu
dapat ikan juga” ucap Anton.
Kemudian aku bersabar menunggu,
sampai hari pun mulai sore tetapi masih belum
mendapatkan ikan sama sekali. Setelah
menunggu beberapa saat aku merasakan ada
yang menarik pancingan ku dengan sangat kuat
aku merasa senang sekali karena aku akan
mendapatkan ikan juga, namun karena terlalu
kuat benang pancinganku putus dan ikan
tersebut kabur, dan aku masih belum
menyerah. Aku mencoba untuk memperbaiki
benang itu dan mencoba kembali. Setelah lama
aku menunggu akhirnya ikan yang sangat besar
Butiran Cerita. 78
menarik benang pancinganku dengan sangat
kuat. Aku pun sangat senang, kemudian aku
menggulung benang pancinganku dengan sekuat
tenaga. Setelah itu aku menggulung dan aku pun
berhasil mendapatkan ikan yang sangat besar.
Setelah itu kamipun pulang dengan membawa
ikan yang kami tangkap.
Butiran Cerita. 79
Cinta Segitiga Diantara Teman
Satu Kelas
Karya: Nur Rahmadani
Bagaikan pinang dibelah dua Dika
dan Fikri begitulah orang-orang
menyebutnya. Mereka adalah dua anak
manusia yang menjalin persahabatan
sejak mereka kecil, latar belakang
keduanya pun sangat terpaut jauh. Dika
terlahir dari keluarga yang berada ayah
ibunya merupakan seorang pengusaha
yang kaya raya sedangkan Fikri lahir di
keluarga yang kurang mampu ayah ibunya
hanyalah seorang buruh serabutan.
Namun perbedaan tersebut tidak
menjadi penghalang bagi persahabatan
mereka berdua, mereka saling menerima
satu sama lain dan saling melengkapi.
Waktu demi waktu telah berlalu,
kini mereka sudah sama-sama menginjak
bangku SMA dan berada di sekolah yang
Butiran Cerita. 80
sama. Suatu ketika Fikri hendak
berangkat ke sekolah. Seperti biasa ia
berpamitan dan mencium tangan kedua
orangtuanya menjadi hal utama yang
selalu ia lakukan ketika ia ingin
berangkat ke sekolah.
“Ayah, ibu aku berangkat dulu ya?” Ucap
Fikri sambil mencium kedua tangan orang
tuanya.
“Iya nak, ibu dan ayah selalu berharap
agar kamu mendapatkan ilmu yang
bermanfaat di sekolah” Ucap ibu sambil
membelai rambut Fikri.
“Iya bu, aku juga ingin
membahagiakan ayah dan ibu” Ucap Fikri
sambil tersenyum semangat.
Perjalanan ke depan masih sangat
panjang Fikri.... Belajar dan berdoa itu
penting. Jangan pernah membuang-buang
waktumu untuk hal yang tidak berguna.”
Sahut sang ayah sambil menyiapkan
sepeda untuk ia berangkat bekerja. “Iya
Butiran Cerita. 81
ayah siap, Fikri berjanji akan
memanfaatkan waktu yang Fikri punya
dan akan terus berjuang menggapai cita-
cita Fikri.” Kalau begitu Fikri berangkat
dulu ya! Assalamualaikum!” Ucap Fikri
sambil menaiki sepeda miliknya.
“Waalaikumsalam”. Sahut ayah ibu nya.
Pada saat yang sama, Dika juga akan
berangkat ke sekolah. Diapun juga
melakukan hal yang sama seperti apa
yang dilakukan Fikri, berpamitan dan
mencium tangan kedua orangtuanya
terlebih dahulu. Berbeda dengan Fikri,
Dika berangkat ke sekolah menggunakan
motor mahal. Meski demikian Dika
bukanlah seorang anak yang pemalas,
manja, dan sombong. Dari kecil orang
tuanya selalu mengajarkan padanya
untuk selalu hidup sederhana meskipun
hidupnya sangat berkecukupan.
“Ya sudah, kalau begitu segera
siap-siap berangkat ke sekolah, ayah dan
Butiran Cerita. 82
ibu juga siap-siap berangkat ke kantor”
Ucap ayah Dika.
“Baik ayah, Dika juga mau siap-siap
berangkat. Kalau begitu ayah, ibu, Dika
berangkat dulu ya.
Assalamualaikum!”. Ucap Dika.
“Waalaikumsalam!”. Balas orang tua Dika.
“Hati-hati ya nak, jangan ngebut di
jalanan”. Sahut ibu Dika lagi.
“Oke bu”. Balas Dika sambil menyalakan
sepeda motor nya.
Di tengah jalan kedua sahabat ini
bertemu.
“Hai Fikri”. Teriak Dika menyapa
sahabatnya.
“Akhirnya kita ketemu juga di jalan”.
Balas Fikri
“Sampai kapan kamu Fik menolak ajakan
ku untuk berangkat ke sekolah bersama
naik sepeda motorku”.
“Maaf Dik, aku sudah bilang berkali-kali
kalau aku tidak mau merepotkan kamu”.
Butiran Cerita. 83
“Aku tidak merasa di repotkan kok,
justru aku sangat senang bisa berangkat
bersama kamu Fik”.
“Tapi.....” Ucap Fikri berfikir
“Cukup! Tidak ada tapi-tapian. Mulai
besok aku akan menjemputmu. Titik!”.
Sahut Dika.
“Yasudah aku mau. Terimakasih ya
sahabat baikku”.
“Nah.... gitu dong”.
Tak terasa waktu begitu cepat
berlalu, sekarang mereka berdua sudah
menginjak bangku SMA kelas 2 dan
mereka tetap satu kelas. Hari pertama
semester baru pun dimulai. Saat itu
pelajaran matematika. Gurunya pun tiba
di kelas. Namun guru tersebut datang
bersama seorang siswi perempuan yang
sangat cantik dan anggun. Rupanya gadis
ini adalah murid baru di sekolah ini.
“Selamat pagi anak-anak”. Sambut
pak guru matematika.
Butiran Cerita. 84
“Selamat pagi pak”. Jawab semua siswa
dengan kompak.
“Baik sebelum kita memulai pelajaran
hari ini, bapak akan memperkenalkan
teman baru kalian, Lisa silahkan
perkenalkan dirimu”. Ucap pak guru.
“Baik pak”. Jawab Lisa dengan santun.
“Selamat pagi teman-teman, perkenalkan
nama saya Lalisa melati, bisa dipanggil
Lisa. Usiaku 17 tahun. Sekarang saya
tinggal di perumahan Cempaka Putih.
Hobi saya membaca novel saya sangat
suka sekali dengan novel. Sekian
perkenalan saya sekian terimakasih”.
“Mungkin ada yang mau bertanya?” Ucap
pak guru.
“Lisa sudah ada pacar belum?” Tanya
seorang siswa.
“Huuuu....” Teriak seluruh siswa.
“Sudah-sudah mari kita lanjutkan
pelajaran hari ini. Lisa silahkan duduk di
bangku yang kosong itu” Ucap pak guru.
Butiran Cerita. 85
“Baik pak” Jawab Lisa dengan santun.
Sudah lima bulan lebih Lisa
menimba ilmu disekolah barunya itu.
Diapun juga sudah akrab dengan Dika
dab Fikri. Suatu ketika saat Fikri pergi
ke perpustakaan diapun bertemu dengan
Lisa.
“Hai Fik” Sapa Lisa.
“Eh Kamu Lis, Ngapain kamu kesini Lis?”.
Tanya Fikri.
“Ini loh Fik aku sedang mencari novel,
disini kan banyak banget novel yang
bagus-bagus”. Jawab Lisa sambil
tersenyum manis.
“Wah novel mulu nih yang dibaca, buku
pelajaran nya juga jangan lupa di baca
dong”. Sindir Fikri sambil tertawa.
“Oooo.... Kalau itu juga nggak lupa selalu
aku baca dong Fik”. Balas Lisa
“Aku mau mengembalikan buku nih!”.
Jawab Fikri.
Butiran Cerita. 86
“Oooo... kalau begitu aku duluan ya.
Assalamualaikum”.
“O iy-ya. Waalaikumsalam”.
Bel pulang sekolah pun tiba, Lisa
mendapatkan sms dari ayahnya bahwa
ayahnya tidak dapat menjemputnya
dikarenakan ada meeting mendadak.
Terpaksa Lisa harus naik angkot. Tiba-
tiba datanglah Dika yang berboncengan
dengan Fikri.
“Hey Lisa, kok kamu masih disini ayahmu
belum menjemput kamu ya”. Tanya Dika.
“Iya, aku lagi nunggu angkot ayahku
tidak bisa menjemput. Dia lagi meeting”.
Jawab Lisa
“Kalau begitu kamu bareng Dika saja”.
Pinta Fikri.
“Terus kamu gimana Fik”. Tanya Dika.
“Ah tidak masalah aku bisa pulang
sendiri kok. Biar aku saja yang naik
angkot”. Jawab Fikri.
Butiran Cerita. 87
“Baiklah, kalau begitu ayo Lis naik ke
motorku”. Ujar Dika.
“Yasudah, terimakasih ya Fik dan juga
terimakasih ya Dik sudah mau
mengantarkan ku pulang”.
Dika dan Lisa pun pergi meninggalkan
Fikri. Entah mengapa terbesit rasa tidak
suka di hati Fikri saat melihat Dika dan
Lisa pulang bersama. “Ada apa dengan ku
kok seperti tidak senang saat melihat
Dika dan Lisa pulang bersama. Ah...
Mungkin hanya perasaanku saja”. Ucap
Fikri dalam lubuk hatinya.
Rupanya maupun Dika atau Fikri
sama-sama menyimpan rasa kepada Lisa.
Namun mereka berdua tidak saling
mengetahui jika mereka sama-sama
menyimpan rasa kepada Lisa.
Kedekatan Dika dan Lisa semakin
membuat hati Fikri panas. Suatu ketika
saat jam istirahat Fikri tak sengaja
Butiran Cerita. 88
melihat Dika duduk bersama Lisa di
taman sekolah.
“Lis kamu suka cokelat nggak?”. Tanya
Dika sambil tersenyum.
“Iya aku sangat suka dengan cokelat”.
Ucap Lisa.
“Kalau aku traktir cokelat mau nggak
Lis?”.
“Wah iya boleh, tapi satu kardus yaa
hahahaha, eh nggak kok cuman
bercanda”. Ujar Lisa sambil tertawa.
“Waduh masa iya cantik-cantik rakus
sihhh”.
“”Iya-iya maaf kan tadi aku cuman bilang
itu bercanda”.
Melihat keduanya semakin dekat.
Mulailah tumbuh benih-benih kebencian
di dalam hati Fikri. Fikri pun
meninggalkan mereka dan beberapa hari
kemudian Dika yang melihat Fikri dan
Lisa berbicara bersama. Dan mulailah
Butiran Cerita. 89
tumbuh rasa kebencian pada hati Dika
terhadap Fikri.
Dika pun menghampiri Fikri dan
mereka pun berbincang serius, Dika
berkata bahwa ia tak suka melihat Fikri
dan Lisa bersama, dan Fikri pun juga
begitu sangat tidak suka melihat Lisa
dan Dika selalu bersama.
Akhirnya mereka berdua pun
saling memperebutkan Lisa. Lisa yang
menyadari bahwa ada perubahan sikap di
antara dua sahabatnya yaitu Fikri dan
Dika pun mulai menyelidiki hal itu.
Waktu demi waktu Lisa pun
mengetahui perihal dua sahabatnya itu
jadi berbeda. Lisa pun menemui mereka
dua.
“Ohhhh... jadi selama ini kalian
ribut di belakang ku, memperebutkan
aku. Kalian kenapasih kita ini bersahabat
loh. Aku tidak mau ya melihat kalian
Butiran Cerita. 90
terus bertengkar hanya karena aku”.
Ujar Lisa dengan wajah cemberut.
“Iya-iya Lisa kami minta maaf ya, kami
berjanji tidak akan seperti ini lagi”.
Ucap Dika dan Fikri.
“Yasudah sekarang kalian saling minta
maaf satu sama lain”.
“Fik, aku minta maaf ya kepadamu”. Ucap
Dika.
“Iya Dik, aku juga begitu ya”. Jawab
Fikri.
Dan kini hubungan persahabatan mereka
pun kembali rukun tak ada rasa tidak
suka satu sama lain.
Lisa yang melihat keduanya
kembali akur pun turut senang, dan kini
mereka bertiga tetap menjadi sahabat
dan saling menyayangi satu sama lain.
Butiran Cerita. 91
Deril Si Anak Rajin
Karya : Nabila Ismah Hanifah
Didesa Sumber Baru hiduplah seorang
anak yang bernama Deril Arga Saputra yang
biasanya dikenal dengan nama Deril oleh
teman-temannya. Deril anak dari ibu yang
bernama Ibu Yuni dan Deril mempunyai dua
saudara kandung yang bernama Rafa dan
Vano. Deril orangnya ramah bahkan ia dikenal
didesanya anak yang sangat rajin selain rajin ia
juga anak yang berbakti kepada orang tua.
Deril sekolah di MTS al-falah di Banyuwangi,
Jawa timur.
Pada suatu hari disekolah ada
pengumuman akan diadakan turnamen game
mobile bernama Mobile Legends antar kelas
diacara ulang tahun sekolah. Deril memutuskan
untuk ikut turnamen tersebut yang akan
Butiran Cerita. 92
diadakan 5 hari lagi. Di saat ia pulang sekolah
ia bercerita ke ibunya.
“Mak, disekolahku akan diadakan turnamen
Mobile Legends antar kelas” ucap Deril.
Mamak pun menjawab
“Iyah Ril jika kamu ingin ikut maka ikutlah,
kamu juga berpotensi dibidang itu” ucap ibu
yuni. 3 jam kemudian
“Tok...tok...tok..., Deril ayo latihan buat ikut
turnamen” ucap teman deril satu kelas.
“Iya Ky, Dra, Aril tunggu sebentar” ucap Deril.
Deril izin ke ibunya mau latihan main
Mobile Legends bersama Rizky, Andra, dan Aril
di teras depan rumahnya. Disaat dia latihan
tiba-tiba Rafa dan Vano datang pulang dari
ngaji. Vano yang pulang ngaji sambil bawa
minuman Pop Ice lari sambil teriak memanggil
nama Deril dari jauh disaat di mau nyamperin
Butiran Cerita. 93
Deril, Vano tiba-tiba terjatuh dan minuman Pop
Icenya jatuh di hp Deril.
Hp Deril tidak bisa menyala lagi padahal
4 hari lagi dia akan mengikuti turnamen mobile
legends antar kelas. Deril pun merasa kecewa,
walau pun ia kecewa kalo hpnya tidak bisa
menyala ia tetap menunjukkan senyuman untuk
menutupi rasa kecewanya. Vano yang
menumpahkan Pop Ice pun minta maaf ke
kakaknya Deril.
“Kak aku minta maaf, aku tidak sengaja”
ucap Vano dengan wajah sedih.
“iya Vano, tidak apa-apa yang penting kamu
tidak ada yang sakit, masalah hp nanti dipikir
belakangan Vano” ucap Deril dengan wajah
tersenyum.
Rafa ikut sedih dan minta maaf ke
kakaknya Deril
Butiran Cerita. 94
“Kak maaf, tadi aku kurang was was waktu jaga
adek” ucap Rafa. “Iya Rafa gapapa, udah
lupakan” ucap Deril dengan wajah tersenyum.
Di saat temannya udah pulang, Deril
masuk ke kamar dan ngelamun dipojokan kamar
karena ia bingung bagaimana bisa ikut
turnamen antar kelas kalo hpnya rusak. Ibu
Yuni yang tau kalo Deril lagi ngelamun di kamar
langsung masuk dan nyamperin Deril.
“Ril, ngelamun apa sini cerita ke mamak”
ucap Ibu Yuni
“Tidak apa apa, mak” ucap deril dengan lembut
dan menutupi kesedihannya agar ibunya tidak
kepikiran dengan dia.
Keesokan harinya, Deril berangkat
sekolah sambil memikirkan gimana caranya agar
ia bisa kekonter hp buat betulkan hpnya yang
rusak pakai uang sendiri. Dikelas ia duduk
dibelakang dan bingung mau gimana supaya lusa
bisa mengikuti turnamen tersebut.
Disaat ia perjalanan pulang ia bertemu
Butiran Cerita. 95
dengan kakek tua yang kesusahan untuk
menyebrang jalan. Deril pun langsung
membantu kakek tersebut menyebrang jalan.
Disaat sudah nyebrang kakek tersebut tanya.
“kamu memikirkan apa, nak ko sepertu cemas”
ucap kakek tersebut.
“jadi gini kek aku butuh perkerjaan agar bisa
bayar buat ngebetulin hp aku yang adek ga
sengaja tumpahin minuman, kek” ucap Deril
dengan wajah kecewa.
Kakek tersebut membantu Deril dengan
cara suruh bantu kakeknya untuk jualan kacang
keliling. Disaat hari sudah sore Deril pulang
dengan membawa uang Rp. 20.000,00. Ia
langsung pergi kekonter hp buat ngebetulkan
hpnya yang rusak. Ternyata Deril butuh uang
sekitar Rp 50.000,00 untuk ngebetulin hpnya.
Ia pulang lagi kerumah.
Disaat diperjalanan pulang ia menemukan
uang sebanyak Rp 100.000,00, ia bingung ini
uang siapa dan disaat itu juga ada orang yang
Butiran Cerita. 96
mencari uang Rp 100.000,00. Deril yang
awalnya berpikiran jahat ingin tidak
dikembalikan sadar wahwa itu salah. Disaat
Deril mengembalikan uang tersebut Deril
malah dikasih 3 kali lipat uang tersebut tetapi
Deril menolak karena ia ikhlas mengembalikan.
Orang tersebut bilang ke Deril bahwa ia sudah
berjanji bila uang itu ketemu akan ngasih ke
orang yang mengembalikan sebanyak 3 kali
lipat. Deril pun menerima uang tersebut.
Ia kembali kekonter dengan membawa
uang yang dikasih tadi. Dan ia senang karena
bisa memperbaiki hp pakai uang kerja keras ia
sendiri. Deril yang senang karena hpnya bisa
digunakan kembali dan langsung peluk ibu san
adek adeknya.
Butiran Cerita. 97
Hayato Penyelamat Kota
Karya: M. Abid ubaidillah
Di sebuah desa terdapat keluarga yang
miskin,keluarga itu mempunyai 3 anak yang
bernama Jibran,Andrew,dan Hayato.2 anak itu
yang bernama Jibran,dan Andrew disayang oleh
kedua orangtua nya.Sedangkan Hayato hanya
disayang oleh ayah nya saja.ketika mereka
bertiga diajari silat oleh ayah nya,Jibran dan
Andrew merasa letih dan mereka
beristirahat,tetapi dilarang oleh ayah
nya.Mereka mengadu kepada ibunya,beberapa
menit kemudian ibu mreka keluar dan
mengomeli ayah nya dan mengusir ayah nya dan
Hayato.
Ahirnya Hayato dan ayah nya pergi ke
kota.Di tengah tengah perjalanan mereka
bertemu seorang perampok mereka dihadang
oleh tiga orang perampok perampok itu
Butiran Cerita. 98
menodongkan senjata ke arah mereka.Lalu
Hayato melawan perampok menggunakan
senjata yaitu samurai yang diberikan oleh ayah
nya.Hayato mengayunkan samutai ke arah
perampok,tapi samurai Hayato di tendang oleh
ayah nya dan samurai nya mengeluar kan cahaya
yang mengarah ke pohon,tiba-tiba pohon itu
terbelah menjadi dua karena terkane cahaya
yang di keluar kan oleh samurai nya.Hayato
kaget karena melihat hal yang aneh,lalu
komplotan perampok itu lari terbirit-birit dan
meninggal kan hasil rampokannya.Hayato
melihat isi karung yanb di tinggal kan oleh
perampok itu ,ternyata isi karung itu bahan
pangan.Hayato dan ayah nya melanjut kan
pejalanannya menuju kota.
Sesampai nya ia di gerbang kota Hayato
dan ayah merasa aneh karena kota itu seperti
tidam ada lenghuni nya.mereka melanjut kan
prjalanan ke pusat kota donat di pusat kota
rumah ada beberapa orang mereka Langsung
menjual barang yang di tinggalkan perampok
Butiran Cerita. 99
tadi .tak disangka Ayah Hayato bertemu teman
lama nya yang mempunyai padepokan
silat.mereka di ajak ke padepokan untuk
menjadi guru. Di saat prjalanan ada orang yang
katanya mempunyai ilmu silat yang tidak
terbatas. Ayah Hayato menantang orang itu.
Pertarungan berlang sung tak lama ke udian
ayah Hayato kalah karena terkena pukulan di
dada nya. Hayato marah dan khirnya Hayato
belajar di padepokan teman ayah nya. Setelah
5 tahun Hayato mencari orang yang telah
membunu ayah8 nya. Hayato menyebarkan
selebara yang mengumumkan ia menantang
orang yang telah membunuh ayah nya pada
tengah hari di tengah kota.Ke esokan harinya
Hayato pergi ke tengah kota untuk berkelahi
dengan orang itu. Pada jam 12 tepat
pertarungan berlangsung hingga
menghancurkan separuh kota .Hayato hampir
kalah ia teringat dengan samurai yang di
berikan ayah nya akhirnya dengan satu tebasan
cahaya yang keluar sangatlah besar dan orang
Butiran Cerita. 100
itu terbelah menjadi dua dan langsung meledak.
Ahirnya warga kota berterimakasih kepada
Hayato. Akhirnya aktivitas di kota pun menjadi
seperti biasa dan kota menjadi aman karena
Hayato. Setelah pertarungan itu aya tuh
menginap beberapa hari di hotel Lalu ia pulang
ke desanya ternyata rumah lamanya yang
berada di desa hilang tinggal Hamparan tanah
yang tidak ada tanaman atau tanda-tanda
kehidupan Ayahku kembali ke kota dan tinggal
di Padepokan yang milik teman ayahnya ia
tinggal di sana Dan juga menjadi guru kayaknya
Hayato disebut sebagai pahlawan kota.
Butiran Cerita. 101
Hutan Kasar
Karya: M.Animha
Pada libur Panjang ini Aku dan teman
temanku berencana untuk berlibur camping di
suatu hutan yang jauhnya 15 KM dari kota. Aku
dan 3 temanku akan berangkat besok siang
menggunakan motor.Pada malam harinya Aku di
rumah mulai menyiapkanpakaian yang dibawa
dan alat-alat camping dan setelah itu Aku pun
tidur.
Besok paginya mulai lah kami berangkat sekitar
pukul 8 pagi.Perjalanan ini memang cukup jauh
apabila ditempuh menggunakan motor,tetapi
perjalanan kami tidaklah membosankan karena
disuguhkan pemandangan-pemandangan gunung
,hutan lebat dan air terjun.Tibalah kami di
lokasi sekitar pukul 10 siang ,namaa hutan itu
adalah HUTAN KASAR kaena banyak pohon
yang akarnya keluar atau menjalar di
Butiran Cerita. 102
permukaan tanah ,lanjut kami memesan tiket
dan mencari tempat untuk ber camping .
Setelah mendapakan tempat yang cocok kami
menata alat- alat kami dan tas tas kami., aku
sempat menuju pusat informasi untuk bertanya
apa saja fasilitas di wisata HUTAN KASAR ini.
Ternyata di sebelah barat terdapat restoran
atau warung,dan disebelah timur terdapat
kolam air panas menunjukkan jam 12 siang .
Kata Aku “ayo renang , dingin sekali di sini” dan
mereka menjawab “ayo!” . Kami pun berennang
seperti layaknya orang bersantai dan
bersemedi digunung ,dan merasakan
kehangatan kolam air panas yang membuat kita
merasakan relaksasi yang maksimal. Salah satu
temanku bilang “oh iya kita belum beli kayu
bakar ,gimana nanti kita buat apinya”.Sehingga
membuat aku dan teman temanku keluar dari
kolam dan mengganti baju dan cepat-cepat
mencarinya ,untungnya kami berhasil
menemukannya .
Butiran Cerita. 103
Hari sudah mulai malam Aku dan teman –
temanku mulai membuat api unggun untuk
memasak makanan . Suhu disini benar-benar
dingin dan berkabut ketika malam hari . Aku
dan teman – temanku akan memasak mie dan
kopi ditemani nyanyian dari temanku .Setelah
kami selesai makan makan ,kami melanjutkan
bernyanyi bersama di malam hari.
Tak terasa sudah lebih 2 jam kayu bakar
kami habis ,kami berencana untuk mencarinya
,Aku dan temanku mulai mencarinya sedangkan
yang lain menjaga tenda .Kami mencari didekat
sini tidak ada kami pun bertanya kepada
petugas di sana apakah menjual kayu
bakar.Ternyata petugas tersebut tidak
menjualnya .Tetapi petugas itu menyarankan
untuk mencari kayu bakar di hutan saja ,akan
tetapi karena malam yang sangat dingin dan
kabut membuat kami tidak diperbolehkan .
Akan tetapi kami bersikeras untuk mencarinya
.Pada akhirnya kami mencari kayu bakar
tersebut dan ditemani oleh 2 petugas .
Butiran Cerita. 104
Perjalanan pun dimulai pada awlnya kami
berjalan menuju hutan sangat kesusahan
dikarenakan medan hutan yang sangat
ekstrim.dan berjalan hingga kaki menatap akar
akar pohon yang menjalar .sekitar 30 menit
mencari kayu bakar akhirnya ditemukan di
ujunng jurang karena kami mulai panik kami pun
segara memotong pohon tersebut.Setelah
selesai memotong pohon tersebut kami pun
ingin kembali tetapi masalahnya tidak ada
satupun yang tau arah jalan pulang.
2 petugas itupun juga tidak tau karena
sebelumnya mereka belum pernah menuju
hutan pada malam hari.petugas pun mulai
menyalakan flare untuk mencari bantuan
.syukur kami pun bias selamat hanya
menggunakan flare untuk menuju jalan pulang.
Setelah itu kami melanjutkan acara
kami. Aku dan teman temanku mulai kecapekan
dan memutuskan untuk tidur , keesokan harinya
kami membereskan barang barang kami untuk
Butiran Cerita. 105
persiapan untuk pulang.Setelah selesai
membereskannya ,kami pun pulang dengan
selamat
Butiran Cerita. 106
Kebaikan dibalas Kebaikan
Karya: Irma Putri Andriani
Pagi yang cerah ditemani dengan
hembusan angin serta kicauan burung yang
menjadikan suasana pagi ini menjadi lebih
berwarna.Pak Naryo adalah salah satu
pedagang yang berjualan di Pasar
Kotalama.Setiap pagi istrinya yang bernama
Susiana selalu membantu untuk menyiapkan
barang barang yang akan dijualnya ke pasar.Pak
Naryo dan Bu Susiana memiliki 3 orang
anak.Anak pertama mereka bersekolah di SMA
Terpadu 2,anak kedua bersekolah di SMP Jaya
Sakti, sedangkan anak ketiga mereka
bersekolah di SD Sejahtera.
Mereka juga tidak terlalu mewah
mereka hidup dengan sederhana di rumah
seadanya yang mungkin bagi mereka sudah
lebih dari cukup untuk berteduh dari panas dan
Butiran Cerita. 107
hujan.Mereka tidak pernah mengeluh atas apa
yang mereka alami sekarang, justru mereka
malah bersyukur dan selalu membantu orang
lain meskipun kehidupan mereka juga pas pasan.
Pagi ini Pak Naryo seperti biasanya mulai
berangkat ke pasar untuk menjual
barangnya.Sebelum berangkat beliau
berpamitan kepada istri serta anak anaknya
“buk,nak...bapak berangkat dulu ke
pasar.”pamit Pak Naryo kepada anak
istrinya.”iyaa pak hati hati dijalan jangan lupa
berdoa supaya dilariskan dagangannya.”ucap
istrinya.
Ternyata hari ini semua barang yang
diperdagangkan oleh Pak Naryo tersisa sangat
banyak ,Hal ini Karena keadaan pasar sangat
sepi. “maaf ya buk maaf banget hari ini uang
belanja berkurang, karena hasil penjualan hari
ini sangat sepi
Lalu istrinya berkata “Ya gak masalah kok pak,
semoga saja uang pendapatan tersebut masih
Butiran Cerita. 108
bisa mencukupi untuk kebutuhan makan dan
juga uang jajan sekolah anak-anak.” Dengan
nada lirih dan lembut sambil menyodorkan
segelas teh hangat dihadapan suaminya.
Lalu keesokannya Pak Naryo melanjutkan
kembali berdagang ke pasar untuk mencoba
keburuntungan dengan menjajakan barang
dagangannya. Kemudian ketika ia sampai
dipertengahan jalan ia bertemu dengan seorang
kakek tua yang nampak terlihat sudah rapuh.
Ia nampak sangat kebingungan, kemudian
dihampirilah kakek tersebut oleh Pak Naryo.
“Ada apa kek tanya Pak Naryo, apakah ada
yang bisa saya bantu?”Lalu Kakek tersebut
Menjawab “saya hendak pulang, namun saya
tidak mempunyai ongkos. Kakek gak tahu musti
bagaimana sebab rasanya bekerja pun di usia
ku saat ini sudah tidak memungkinkan.”
Keadaan kakek tua dan rentah itu
membuat hati Pak Naryo iba dan tak kuasa
untuk membiarkannya. Walaupun Pak Naryo
Butiran Cerita. 109
hanya mempunyai uang yang pas-pasan, namun
ia tetap menyerahkan uang yang ia miliki
kepada kakek tersebut. Kemudian ia juga
mengantarkan kakek tersebut ke terminal dan
mencari bus tujuan kakek.
“Kakek mengucapkan banyak terima kasih ya
nak, semoga saja tuhan memberikan kemudahan
dan kelacaran atas rejekimu, maaf jika hanya
doa yang bisa kakek berikan kepada kamu atas
kebaikan mu ini” kata kakek sambil memeluk
Pak Naryo.“Amin terima makasih banyak kek
atas doa’nya, semoga bisa selamat sampai
tujuan.”
Lalu Seperginya kakek tua itu akhirnya Pak
Naryo kembali melanjutkan berjualan ke pasar,
namun ternyata setiba ia dipasar ternyata
disana sudah terdapat salah seorang yang
menunggu dan ingin memborong habis semua
dagangannya dengan harga yang sangat tinggi.
Dengan kemurahan hati yang dimiliki oleh Pak
Butiran Cerita. 110
Naryo yang akhirnya sudah membawa
keuntungan terhadap dirinya sendiri.
Keesokan harinya Pak Naryo kembali
berdagang di pasar kemudian Pak Naryo
dihampiri oleh 2 mobil yang dikawal dengan
sepeda motor besar berjumlahkan 5-8
orang.Lalu tiba tiba ada seseorang yang turun
dari salah satu mobil tersebut, Pak Naryo
terkejut ternyata ia adalah kakek yang
ditolongnya kemarin.
Kemudian Pak Naryo diantar pulang oleh
kakek dan semua bodyguard nya.sesampainya di
rumah pak naryo, kakek tersebut terkejut
ternyata pak naryo, adalah orang yang hidup
dengan rumah sederhana dan biaya yang pas-
pasan,tetapi ia selalu membantu orang lain
dengan ikhlas.
Lalu kakek yang bernama Subono ini
berniat membantu keluarga pak naryo,ia akan
membiayai sekolah anak anaknya serta akan
membenarkan rumahnya. “Pak Naryo tidak
Butiran Cerita. 111
perlu khawatir lagi” ucap Kakek Subono.Pak
Naryo menangis terharu karena kebaikan yang
Ia perbuat ada saja balasannya.
Pak Naryo terus terusan berterimakasih
kepada kakek subono dengan badan yang sangat
lemas serta hati yang riang gembira. 15 tahun
kemudian anak anak Pak Naryo menjadi orang
yang sukses semua.mereka tidak lupa berziarah
ke makam alm.Kakek Subono dan mengirimkan
doa kepada beliau.
Beliau dikabarkan meninggal 2 tahun lalu
keluarga Pak Naryo merasa sangat terpukul
karena mereka kehilangan orang yang sudah
baik dan selalu membantu keluarganya. Kini
mereka selalu hidup bersyukur.Mereka juga
tidak lupa untuk selalu berbagi rezeki.kepada
orang orang yang membutuhkan seperti anak
yatim-piatu,pengemis,anak jalanan dan lain
sebagainya.
Mereka kini hidup bahagia mereka selalu
berdoa agar alm..Kakek Subono diterima disisi
Butiran Cerita. 112
Allah SWT dan diberikan tempat yang paling
indah.Pak Naryo dan istrinya juga berharap
supaya anak anak serta cucu cucunya nanti
selalu membantu orang lain tanpa
mengharapkan imbalan.
Butiran Cerita. 113
Kegagalan
Karya: Giska Eileen Nathania
Di hari minggu pekan lalu, aku
mendaftarkan diri kedalam lomba olimpiade
matematika. 1 hari lagi lomba akan
dilaksanakan. Aku berjanji akan belajar dengan
giat agar dapat memenangkan lomba tersebut
dan membanggakan orang tua. Pukul 10.00
WIB, aku berangkat menuju rumah Bu Dian
untuk melakukan les.
Aku benar benar memperhatikan Bu Dian
saat menjelaskan materi itu, tetapi materi itu
sangat sulit untuk masuk di otakku. Setelah
menjelaskan Bu Dian memberiku soal terkait
materi tersebut, aku sungguh kebingungan
mengerjakan soal itu.
Aku meminta Bu Dian menjelaskan ulang
materi tersebut, tapi aku masih sulit untuk
menerima materi tersebut. Aku merasa sedih
Butiran Cerita. 114
dn khawatir. Aku sering bertanya kepada diriku
sendiri, “apakah aku bisa memenangkan
olimpiade matematika dengan keadaan seperti
ini?” berakhir sudah jadwal lesku, aku pulang
dengan rasa kecewa kepada diriku sendiri.
Sesampainya dirumah aku terus mengulang
materi yang telah dijelaskan oleh Bu Dian.
Bunyi azan terdengar jelas ditelingaku, aku
bergegas mengambil air wudu, lalu
melaksanakan sholat zuhur dengan khusyuk,
selesainya sholat aku terus berdoa kepada
Tuhan Yang Maha Esa agar dilancarkan pada
saat mengerjakan soal olimpiade. Setelah
melaksanakan sholat aku melanjutkan belajar.
Rasanya aku ingin menyerah dan
mengundurkan diri. Tetapi sudah terlanjur, jika
aku mengundurkan diri semua usahaku selama
imi akan menjadi sia-sia. Aku mencoba
mengerjakan ulang soal-soal yang telah Bu Dian
kassih kepadaku. Aku menjawab sebisanya dan
semampu otakku.
Butiran Cerita. 115
Tak terasa hari sudah senakin larut.
Setelah pulang dari tempat les, aku belum
makan sama sekali. Badanku terasa lemas dan
aku merasakan mual-mual. Sepertinya penyakit
maagku kambuh lagi. Aku bergegas keluar dari
kamar dan langsung memakan apa yang ada di
meja makan. Tak lupa juga aku meminum obat
maag. Orang tuaku menyuruhku untuk
beristirahat agar besok bisa kembali sembuh.
Aku mengabaikan perkataan orang tuaku.
Aku tetap belajar sampai larut malam.
Keesokan paginya aku merasa sangat pusing,
aku juga merasa sangat kedinginan. Aku
menggigil hebat. Orang tuaku menyuruhkku
mengundurkan diri dalam olimpiade tersebut.
Tapi aku menolak dan memaksa tetap datang ke
olimpiade tersebut.
Akhirnya dengan segala pertimbangan aku
diizinkan untuk datang ke olimpiade itu. Soal
sudah dibagikandan aku lupa semua materi yang
sudah aku pelajari selama 1 minggu ini. Tiba
Butiran Cerita. 116
tiba aku merasa sangat pusing, perutku terasa
perih, dan badanku panas. Pengelihatanku
sedikit demi sedikit menjadi kabur, dan aku
tidak sadarkan diri.
Aku terbangun dan aku sudah berada
dirumah sakit. Aku menyesali diri sendiri
karena tidak mendengarkan perkataan orang
tuaku. Dengan kondisi tubuhku yang menurun
aku terpaksa tidak mengikuti olimpiade. Pada
akhirnya harapan untuk juara hanya impian
saja.
Butiran Cerita. 117
Kekuatan Doa Sang Mahaguru
Karya: Kanthi Jaya Muthia
Dahulu kala, di pedalaman Nanchung di
negeri Cina, hiduplah seorang Guru bernama
Paman Yao. Ia sudah tua, dan satu-satunya
guru di wilayah itu. Sudah sejak masih muda,
Paman Yao mengajari berbagai ilmu pada
pemuda-pemuda Nanchung. Ia mengajar di
sebuah pondok tua di samping rumahnya.
Walaupun sudah puluhan tahun mengajar,
Paman Yao belum menemukan calon
penggantinya. Murid-muridnya tak ada yang
mau menjadi guru. Mereka senang pergi ke
kota besar Wuhan dan berdagang disana.
Menurut murid-muridnya, kalau hanya menjadi
guru seperti Paman Yao, maka hidup mereka
akan kekurangan. Paman Yao menjadi bersedih.
Bagaimana kalau suatu saat nanti ia meninggal?
Tak akan ada yang meneruskan perjuangannya
Butiran Cerita. 118
menjadi guru di daerah Nanchung ini.
Sayangnya ia dan istrinya tak dikarunia anak
satupun.
“Sudahlah, Pak. Tak perlu bersedih,”
hibur Bibi Yiang, istri Paman Yao. “Berdoa saja,
Pak, agar Kaisar nantinya mau mengirim guru ke
sini.” “Tidak mungkin! Nanchung ini sangat
terpencil. Lagipula Kaisar terlalu sibuk
berperang dengan musuh dan terus memperluas
kerajaan. Tak mungkin dia mau memikirkan
Nanchung,” Tukas Paman Yao. Suatu hari, Liu,
pemuda mantan murid Paman Yao, datang ke
rumah Paman Yao. Liu berkata ingin belajar lagi
pada Paman Yao. “Saya ingin meneruskan
pekerjaan Paman menjadi guru disini. Saya
ingin belajar menjadi guru yang pandai, seperti
Paman,” sahut Liu.
Paman Yao tersentak kaget. Ia tak
menyangka, di hadaapannya kini ada pemuda
Nanchung yang mau meneruskan pekerjaannya
menjadi guru. “Bukankah pekerjaan ini tak akan
Butiran Cerita. 119
menghasilkan apa-apa bagimu? Bukankah lebih
baik kamu pergi ke kota?” uji Paman Yao. “Kalau
semua berpikir akan ke kota, siapa nanti yang
akan mengajar di sini? Bukankah Paman Yao
suatu saat nanti juga akan pensiun?” ujar Liu.
Paman Yao sangat senang dengan jawaban Liu.
Ia merasa yakin, Liu nanti dapat
menggantikannya sebagai guru di Nanchung.
Paman Yao lalu mengajarkan semua ilmu
tentang bagaimana menjadi guru pada Liu.
Karena tekun belajar, beberapa bulan kemudian
Liu sudah siap untuk menjadi guru. Anehnya,
beberapa hari setelah memberikan semua
ilmunya pada Liu, Paman Yao lalu meninggal
dunia. Ia meninggal dunia dengan bahagia.
Namun, Liu yang tadinya berniat menjadi
guru di Nanchung, tiba-tiba menjadi ragu. Ia
melihat sendiri bagaimana Paman Yao ternyata
tak meninggalkan warisan apapun pada istrinya.
Untuk pemakamannya pun, istrinya banyak
berhutang. Liu akhirnya mengurungkan niatnya
menggantikan Paman Yao. Ia malah pergi ke
Butiran Cerita. 120
Wuhan, mencoba menjadi guru di sana. Ia
berharap mendapatkan penghidupan yang lebih
layak. Di Wuhan, Liu melamar ke berbagai
sekolah di sana. Namun ternyata tak ada yang
mau menerimanya. Akhirnya, Liu mencoba untuk
melamar pekerjaan lain. Bahkan Liu rela
menjadi buruh kasar. Namun anehnya, Ia tak
juga diterima bekerja di mana pun. Akh, apakah
aku kena kutuk Paman Yao? Aku telah ingkar
janji dan meninggalkan Nanchung. Makanya aku
tak dapat bekerja di mana-mana, pikir Liu.
Akhirnya Liu memutuskan untuk pulang kembali
ke Nanchung. Ia bertekad memenuhi janjinya
pada Paman Yao.
Liu kini menjalankan tugasnya menjadi
guru di Nanchung. Seua ilmu yang diperolehnya
dari Paman Yao, diberikannya pada kaum muda
di kota kelahirannya itu. Waktu pun berlalu.
Tak terasa sudah lewat dua puluh lima tahun.
Liu pun kini sudah berusia lima puluh tahun. Ia
sudah dipanggil dengan sebutan Paman Liu. Ia
menikahi wanita Nanchung bernama Bibi Yuan.
Butiran Cerita. 121
Puteranya sudah beranjak dewasa bernama
Lao. Seperti Paman Yao dahulu, Liu selama ini
hidup kekurangan. Namun demikian, Liu tidak
pernah mau mengeluh. Ia merasa bahagia
karena dapat memberikan ilmunya pada
generasi muda. Namun nasib siapa yang
menduga. Suatu hari, Liu didatangi oleh
seseorang pembesar kerajaan. Rupanya orang
itu adalah Lung, mantan murid Liu. Lung telah
diangkat menjadi menteri di istana kaisar.
Bahkan ia juga menjadi menantu kaisar, karena
Lung menikahi salah satu putri kesayangan
kaisar.
Lung orang yang tahu membalas budi. Ia
menjadi seperti sekarang berkat jasa Liu
dahulu. Lung lalu menghadiahkan Liu uang emas
yang sangat banyak. Lung membangun rumah
yang bagus buat Liu dan keluarganya. Juga
membangunkan sebuah sekolah yang bagus di
Nanchung, agar Liu dan anak-anak didiknya bisa
belajar dengan lebih nyaman. Liu pun tak
menyangka, kini ia bisa hidup berkecukupan. Liu
Butiran Cerita. 122
lalu teringat pada doa gurunya dahulu,
mendiang Paman Yao. “Saya juga berdoa agar
kamu nanti dapat menjadi kaya raya dengan
pekerjaan ini.” Liu menangis terharu. Ternyata
doa dari gurunya dikabulkan Tuhan
Butiran Cerita. 123
Keluarga Miskin Yang Baik Hati
Karya: Fathir Afrizal Faiz
Di sebuah dusun yang terpencil hiduplah
sebuah keluarga yang sangat miskin. Gubugnya
reot seakan akan mau roboh dan tidak ada uang
untuk membenahi gubug tersebut. Keluarga itu
terdiri dari 4 orang. Ayahnya bernama Ojin
ibunya bernama Ulin. Mereka mempunyai 2 anak
kembar bernama Ariana dan Briana. Mereka
tidak bisa melanjutkan sekolah karena melihat
kondisi kedua orang tuanya yang tak
memungkinkan. Pekerjaan ayah mencari ikan
dan ibu mencari daun pisang untuk dijual
dipasar.
Pagi itu ayah pamit berangkat pergi ke
pantai “Bu ayah mau berangkat dulu ya doakan
bisa menghasilkan tangkapan yang banyak pada
hari ini” ucap ayah. ”Iya, semoga tangkapan
ikan hari ini banyak dan semoga bisa memenuhi
Butiran Cerita. 124
keperluan dapur karena semua sudah habis."
kata ibu dengan sedih. Setalah itu ibu memberi
bekal yang sudah ia siapkan untuk
ayah."Kasihan anak anak pada kelaparan semua"
ibu berkata lagi. "Iya bu kasian mereka sampai
belum makan" jawab ayah. Mendadak mereka
berdua datang dan bertanya "Bu kita lapar
mau makan apa," "Iya nak, sama ibu juga lapar
nanti setelah ayah pulang dari cari ikan kita
makan bersama." kata ibu dengan senyuman
kecil. Berangkat lah ayah menuju pantai dengan
peralatan yang dia punya.
Setelah sore hari pak Ojin pulang
dengan membawa hasil tangkapan nya.
“Allhamdulilah tangkapan ku hari ini melimpah
dan semoga berkah untuk kita makan." kata
ayah dengan sangat senang. Ditengah jalan
bertemulah ayah dengan nenek tua renta.
Nenek itu mengeluh lapar, haus dan lelah. Ayah
menghampiri nenek itu dan berkata “Nek ini
saya punya makanan minuman dan beberapa
ikan, ini semua boleh nenek ambil.” jawab ayah
Butiran Cerita. 125
sambil membayangkan anak dan istrinya yang
kelaparan dirumah, tapi ia dengan ikhlas
memberikannya kepada nenek itu. Kemudian
nenek berterimakasih kepada ayah dan
memberi sebuah bungkusan yang tidak tau
isinya apa. Ketika ayah akan berterimakasih
kepada nenek itu, nenek sudah menghilang.
Malam tiba, ayah kembali pulang ke
rumah. Sesampainya dirumah, ia langsung
menceritakan kejadian tadi. Ibu langsung
terkejut dan meminta ayah untuk membuka
bungkusan itu. Beberapa kemudian mereka
berdua melihat emas yang melimpah
didalamnya. Mereka sangat terkejut. Tapi
tetap bersyukur karena diberi nikmat yang
melimpah.
Beberapa lama kemudian ibu selesai
memasak makanan. Ibu, ayah, Ariana dan
Briana langsung makan dengan lahapnya.
Setelah itu mereka beristirahat dikamar
masing masing. Sementara ayah dan ibu masih
Butiran Cerita. 126
terheran heran dengan isi bungkusan tadi.
"Kita apakan emas ini bu" ucap ayah dengan
wajah bingung. "Pertama kita harus memberi
sedekah ke panti asuhan, setelah itu kita buat
untuk kebutuhan kita sehari hari dan mencicil
untuk memperbaiki rumah." jawab ibu dengan
senang. Ayah langsung setuju dengan ibu.
Mereka berdua beristirahat sambil menunggu
esok hari.
Pagi tiba, mentari menyinari rumah
mereka. Perlahan mereka semua bangun untuk
sarapan pagi. Ariana dan Briana jalan ke meja
makan. Alangkah terkejudnya mereka bahwa
ada berbagai macam lauk dimeja. "Bu, apakah
benar ini yang kita makan hari ini?" tanya
Briana dengan heran. "Iya nak, kemarin kita
mendapat rezeki yang banyak dari seorang
nenek yang telah ditolong oleh ayah." jawab
ibu. "Yeeee kita makan enakkk" Ariana
berteriak kencang. Ibu dan ayah yang
menyaksikan itu langsung tersenyum lebar.
Butiran Cerita. 127
Akhirnya mereka bisa membahagiakan anak-
anaknya.
Siang hari, mereka pergi ke panti asuhan
untuk menyumbang beberapa uang untuk
membantu anak yatim disana. Mereka sangat
senang akhirnya bisa menyumbang kesini. Saat
perjalanan pulang mereka melihat sebuah
rumah yang sedang dibangun. Ayah langsung
berfikir untuk memperbaiki rumahnya agar
terlihat lebih baik lagi. Sedangkan ibu setuju
dengannya. Sesampainya dirumah ayah mulai
membangun rumahnya perlahan lahan dengan
bantuan tukang-tukang lainya. Setiap hari
mereka bekerja dengan giat dan penuh
semangat.
Satu bulan kemudian rumah mereka
sudah terbangun dengan mewah. Mereka tak
menyangka akan memiliki rumah yang mewah
seperti sekarang. Ayah, ibu, sera 2 anak
kembar itu sangat bersyukur kepada tuhan.
Mereka menjadi keluarga yang kaya tetapi baik
Butiran Cerita. 128
dan tidak pelit. Jika ada orang yang
membutuhkan mereka pasti membantunya.
Ariana dan Briana bisa melanjutkan sekolah
lagi. Mereka hidup bahagia selamanya.
Butiran Cerita. 129
Kenakalan Remaja
Karya: Saifani Dinulhaq
Kisah seorang siswa SMP di sebuah kota
kecil. Dia bernama Rehan. Dia adalah murid
yang cukup pintar di kelasnya namun sayangnya
dia tidak memiliki teman. Dia sangat pendiam
dan tidak mudah bergaul. Walaupun Rehan
murid yang pintar namun tidak banyak yang
mau berteman dengannya karena Rehan berasal
dari keluarga yang tidak kaya. Rehan semakin
menutup dirinya ketika kedua orang tuanya
bercerai.
Tidak jarang pula Rehan diejek teman-
temannya karena dia cupu lah, miskin, anak dari
keluarga yang berantakan lah dan ejekan
lainnya. Rehan sempat berpikir apabila dia
menjadi anak yang pintar dan juara kelas
mungkin teman-temannya akan menerimanya
dengan baik. Tetapi semua itu malah membuat
Butiran Cerita. 130
teman-temannya semakin berfikir jelek
tentangnya. Mereka pikir Rehan curang saat
ujian.
Pada suatu hari Rehan tidak sengaja
memergoki beberapa temannya yang sedang
merokok di belakang sekolah. Melihat itu,
Rehan langsung berbalik dan berniat untuk
melaporkan kelakuan teman-temannya itu
kepada guru BK. Namun, temannya langsung
mencegahnya dan menarik Rehan untuk
bergabung bersama mereka.
“Mau kemana lu bro, sini aja gabung sama kita.”
ujar salah satu temannya. “Yang kalian lakuin ini
melanggar peraturan sekolah, aku mau laporin
ke guru BK.” jawab Rehan.
Kemudian teman-temannya mengancam,
jika Rehan melaporkan mereka Rehan akan
semakin diasingkan dan di bully lebih dari
sebelumnya. Kemudian Rehan terdiam dan
berpikir. Melihat kebingungan di wajah Rehan
teman-temannya pun malah menawari rokok
Butiran Cerita. 131
kepada Rehan. Rehan pun sempat menolak dan
ingin pergi, namun tawaran temannya agar
Rehan bergabung dengan kelompok mereka
supaya tidak dibully dan diasingkan lagi
membuat Rehan berubah pikiran. Akhirnya
Rehan mulai mencoba ikut merokok dan
semakin ketagihan.
Mulai hari itu, Rehan resmi bergabung
dengan kelompok nakal teman sekelasnya itu.
Dia sudah tidak dibully lagi oleh temannya
namun dia berubah menjadi anak yang nakal,
perokok hebat, suka berkelahi sampai keluar
masuk ruang BK. Rehan berubah 180 derajat,
yang awalnya masih sering membantu
keluarganya sekarang justru menyusahkan
ibunya karena sering dipanggil pihak sekolah
karena kelakuannya. Dia juga sering meminta
uang dengan kasar kepada ibunya dengan alasan
untuk beli keperluan sekolah padahal untuk
membeli rokok karena kecanduannya. Hal
tersebut sangatlah tidak patut dicontoh
Butiran Cerita. 132
karena orang tua adalah orang yang sangat
harus dihormati dan dihargai.
Rehan semakin menjadi di karenakan ia
tidak bisa mengontrol napsu untuk merokok ia
sangat napsu karena sudah pencandu berat.
Suatu hari kemudian ia kehabisan rokok, Rehan
berfikir untuk mencuri rokok di toko, satu jam
kemudian, Rehan berhasil mencuri rokok
tersebut dari toko yang ia incar, dan ia sangat
senang, dan itu berjalan setiap dia kehabisan
rokok. Suatu hari kemudian ia di datangi oleh
guru sekolah di rumah di karenakan ia tidak
masuk sekolah selama 1 Minggu, Rehan berfikir
jika ia kabur ia tidak bisa atau tidak dapat
tempat tinggal, jika tidak ia akan di tanya oleh
seseorang guru BK (bimbingan konseling), ia
sangat takut dengan guru itu, lalu Rehan
menemui guru tersebut dan berkata "saya
tidak suka sekolah pak dikarenakan tidak ada
guru yang baik semua sama aja di mata saya,
saya merasa sangat tertekan jika hal ini trus
saya alami.
Butiran Cerita. 133
Rehan menjadi sangat nakal semenjak
hari itu Rehan tetap masuk sekolah hingga ia
lulus sekolah, setelah ia lulus ia bergabung
dengan gengg sangat nakallll sekali, dia dan
geng motornya melakukan tindakan kriminal,
seperti hal nya mencuri sampai suatu hari ia
kenal apa itu narkoba ia sangat ingin tau apa itu
narkoba, dia mencari tau apa itu narkoba
sampai ia tau dan pencandu narkoba berat, ia
juga menjadi bandar narkoba di usia nya yang
dini, dan Rehan menjadi buruan polisi karena
menjadi pelaku bandar narkoba, Rehan sangat
pintar untuk menghadapi polisi dan Rehan tidak
Diketahui oleh polisi jika ia adalah bandar
narkoba.
Suatu hari melakukan pertemuan jual
beli narkoba berupa sekitar 3 kg sabu dan
ganja. Ia di todong senjata dan ia kabur sangat
ketakutan dan ia sangat panik, lalu polisi
mendatangi Rehan dan bertanya, “Kau kenapa
dek?” tanya polisi sambil kebingungan.
Butiran Cerita. 134
"saya sangat takut dengan orang disana karena
ia membawa senjata api, ia menodong saya”
ucap Rehan dengan panik.
"Kamu mengapa sampai di todong?" tanya polisi.
“Saya kan mau menjual sabu dan ganja, tetapi
orang itu menodong saya” jawab dari Rehan
dengan tidak sadar karena pengaruh narkoba
yang ia konsumsi sebelum berangkat.
“Kamu umur masih segini sudah menjadi bandar
narkoba, sudah kamu ikut saya saja ke kantor!”
ucap polisi sambil marah dan terkejut.
Rehan pun diam tidak bisa beralasan lagi
karena sudah tertangkap jelas.
Setelah di kantor polisi, Rehan di
introgasi oleh polisi disana dan menyuruh
mengeluarkan barang bukti narkobayang ia
bawa. Setelah itu polisi segera membuat surat
laporan penangkapan. Lalu keluarga Rehan di
hubungi oleh pihak kepolisian untuk datang di
kantor polisi.
Butiran Cerita. 135
Setelah sampai di kantor polisi, polisi
lalu menjelaskan kejadian mengapa anaknya di
tangkap. Ibu Rehan jelas kaget dan marah
karena tidak tau anaknya adalah pemakai
sekaligus bandar dari narkoba. Setelah itu
Rehan dan ibunya di pertemukan. Disitu Rehan
sangat menyesal dan meminta maaf kepada
ibunya sambil menangis dan, tiba-tiba Rehan di
tampar oleh ibunya yang sedang marah. Ibunya
memaafkan Rehan, tetapi ibunya tidak akan
memaafkannya jika mengulangi lagi. Rehan juga
berjanji tidak mengulangi lagi dan akan
bertaubat.
Butiran Cerita. 136
Literally Love
Karya: Abel Rahmat Al Habsyi
Pagi yang indah. Awan secantik senja.
Mentari tersenyum ria. Angin berlarimanja .
Bunga tumbuh ceria. Burung menari bahagia.
Tuhan, terimakasih telahmemberiku
kesempatan hidup di bumi juga keluarga yang
begitu hangat dan penyanyang. Anna sayang
Ayah Bunda, Anna sayang Eyang, Anna
sayang adik , kakakdan abang. Kecuali manusia
jahat di luar sana.
“Katanya, yang lahir dari perut Bunda itu
namanya orang ya Bun? berarti Anna juga
orang? tapi kenapa aku dipanggil Anna, bukan
orang?" ucap si kecil Anna."Hahaha, iya sayang,
semua orang yang dilahirkan mempunyai nama,
termasuk kamu, Anna." ucap Bunda Hera, ibu
kandung Anna. "Nanti orang itu namanya siapa?
Apakah Anna juga?" Ucap Anna sambil
Butiran Cerita. 137
menunjuk perut bundanya. "Bunda akan
memberikannama yang berbeda dong setiap
orangnya. Pertama Tareeza, kedua--" "
KeduaGhazan, ketiga Freeya, keempat Anna,
kelima orang " ucap Anna memotong
perkataan Bundanya dengan ekspresi datar.Bun
da Hera dan Ayah Tama tertawa keras , sedang
kan Anna hanya cemberut tidak mengerti apa-
apa. Anna, anak keempat darikeluarga
kesayangannya.
"Dannn lahirlah seorang bayi kecil yang Anna
sendiri beri nama. ". "Zahra.Aku memberikan
nama Zahra kan eyang??" Ucap Anna sambil
tersenyum. "iya, kamumemaksa terus ingin
memberi nama untuk adik kamu yang terakhir".
Eyang dan Annatersenyum lembut. Bunda Anna
memang sengaja ingin berhenti mempunyai
anak, iarasa punya anak 5 sudah lebih dari
cukup.Pagi ini terlalu indah untuk bercerita
masa lalu. Hari ini aku harus sekolahdan
meninggalkan eyang. Aku masih rindu pada
eyang. Beliau hanya setahun sekali bermain
Butiran Cerita. 138
ke rumah. Seperti lebaran saja setahun sekali.
Dan kalau eyang kesini, pastimenceritakan
bagaimana bawelnya aku waktu kecil.
Menceritakan bagaimana ayah bunda merawat
aku dan saudara-saudaraku waktu dulu. Karena
aku selalu rindu masa-masa dimana aku belum
mengenal orang orang jahat di dunia ini.
Semua telah berkumpul di ruang
makan. Ada Tama ayahku yang super galaktapi
baik, Hera bundaku tercantik, dan kelima
anaknya serta Eyang. Tareeza atau
biasadisebut Risa ber anak 2 dan ber ayah 1,
tentu. Ghazan atau ojan abangku satu -
satunya,ia pengusaha sukses seperti Tama yang
juga mungkin akan disusul olehku. Freeya
ataukak Iya yang super pintar, buktinya ia
mendapat beasiswa terus di kampusnya.
Zahraatau Ara generasi terakhir keluarga
Tama, dan Yohana, eyangku yang lembut,
sertaAnna anak ter polos dan banyak maunya,
katanya. Anna Seehab Punjabi, Ia
sangat bawel, tapi jarang sekali ceria. Ia
Butiran Cerita. 139
cantik, putih, tinggi, galak dan hobby melamun.
Tapiia banyak teman, karena selalu dipercaya
teman se gengnya sebagai pendengar yang baik,
mungkin?
Hari ini aku bersemangat sekolah karena hari
Jum’at. Ini tahun pertengahan
ke- 2 ku di SMK 34 Bandung. Yah seperti yang
kalian baca, aku bersekolah di SMKyang
mungkin sedikit peminatnya bagi orang yang
famous. Sudah tau kan tempatnyaorang famous
itu dimana? Kalau bukan SMA Negeri ya
sekolah swasta elit. Dulu akuterkenal, tapi
sekarang jiwaku terasa terlempar dari
kalangan anak muda. Mereka yang berkuasa
dengan uang akan lebih banyak teman
daripada orang yang polos apa adanya.Sejak
saat itu, aku mulai membenci teman – teman
SMPku. Ada acara aku kena tikung,lalu cowok
pas-pasan tapi selingkuh dan satu per satu
temanku hilang tanpa
kabar, pergi saat dibutuhkan dan datang saat a
Butiran Cerita. 140
ku terpandang. Maksudku terpandang disiniadal
ah terkenal di sosial media. Pernah sekali aku
coba gaya hidup tinggi dan lihat apa yang
terjadi. Mereka mulai menganggapku “teman”.
Namun aku tidak melakukannya lagi, kurasa itu
menjijikan. Menjadi diri sendiri akan lebih
nyaman. Berkat teman – teman ku di 34, aku
sadar bahwa hidup tidak bisa tergantung pada
orang lain.Aku lulus dengan nem yang kurang
bagus, padahal aku pintar, dalam halmengoceh.
Itu alasan mengapa aku ada di sekolah ini.
Padahal bisa saja aku menyogok,namun
keluargaku tidak mengajarkan ku untuk curang.
Aku pilih Jurusan Akuntansi, bukan, Bunda
sebenarnya yang memilih. Katanya di jurusan ini
akan membuatku kayakarena selalu menghitung
uang orang lain. Aku berusaha menyibukkan diri
agar bisanyaman sama sekolah ini. Aku ikut
ekstrakulikuler alam, masuk OSIS dan les
mingguan Bahasa inggris. Entah apa yang
merasuki ku padahal aku benci
pelajaran itu.Aku kelas 11 Kejuruan Akuntansi
Butiran Cerita. 141
1. Temanku tidak berganti, itu-itu saja karena
tidakada sistem acak. Dan kalian tau apa yang
membosankan? Di kelas ku isinya
berjilbabsemua. Kecuali aku, karena menurutku
belum ingin saja dan Bunda juga Ayah
tidak bisa memaksaku, toh mereka juga mau ak
u berjilbab karena ingin, bukan karenadipaksa.
Oh ya, di kelas tidak ada cowo yang bisa ku
mintai traktiran, atau aku tabokkalau aku kesal
atau juga dijadikan curhat. Itu sangat
membosankan.
Menurutku berteman dengan pria lebih seru ke
jujurannya daripada dengan wanita. Tapi aku be
rsyukur, mereka terlihat apa adanya, mereka
baik, dan aku bahagia.Sudah cukup
perkenalannya, sekarang aku mau bercerita
tentang seorangmakhluk. Ia banyak digemari,
bersosok tinggi dan berwajah tampan. Yah dia
ketua basket 34. Dia kelas 11 Jurusan Arsitek.
Aku menyukainya dari awal
masuk sekolah.Siapa yang tidak suka? Dia
tampan, tinggi, putih, badan ideal dan no minus.
Butiran Cerita. 142
Sering kudengar gosip bahwa dia dingin, cuek
dan sangat tidak peduli dengan cewek –
cewekyang mengejarnya termasuk aku. Aku
sudah terbiasa diabaikan olehnya, aku
tidak peduli. Toh kalau menyukai seseorang dila
rang keras untuk berharap disukai balik, beresi
ko tinggi bagi hati. Padahal tiap detik aku meng
harapkannya. Akupun aneh,sebelumnya aku
tidak pernah menyukai orang selama dan
sedalam ini. Dulu mana mauaku yang suka
duluan, yang ada gengsi. Tapi sekarang, ambyar
sudah. Pria bernamaTaysaar Ganna Hafzan
telah merusak semuanya.Hari ini jadwal
Taysaar olahraga. Sudah tau dong kenapa aku
suka hariJum'at?. Tidak hanya hari jumat saja,
akupun selalu menonton Taysaar basket saat
ada jadwal eskulnya. Sambil melihat dari korido
r atas, aku merasa sedih. Tak terasasebentar
lagi aku akan berpisah dan tidak bisa melihat
pemandangan indah lagi.Apalagi kelas 12 tidak
seutuhnya masuk 1 tahun ." Ann, udah ada guru
nih, ayo masuk " ucap Silla teman kelas Anna, ia
Butiran Cerita. 143
sangatcantik dan selalu setia menemani saat
saat seperti ini. " Aku masih betah, La. ". "
Yakalo Taysaar olahraraga sampai magrib juga
kamu pasti bilangnya betah terus Ann".
"yaudah ayo ". " udahlah, ini tuh masa masa kita
sekolah terakhir, nanti kita sibuk kuliah
dan kerja. Jangan sia sia in waktu kamu buat
suka sama orang yang ga suka kamu,come on
Ann, banyak cowo cowo disana yang nunggu
kamu". " Aku gamau la, gataukenapa instingku
tentang Taysaar benar, "." benar apa?". " benar
bahwa dia jodohku"ucap cengir Anna membuat
Silla geleng geleng kepala.
6 bulan kemudian
Setelah Ujian akhir semeter berakhir,
Sekolah mengadakan classmeet selama3 hari.
Tentu saja aku tidak boleh melewatkannya
karena Taysaar pasti main. " Okekaka kaka
yang cantik dan tampan untuk lebih
memeriahkan acara classmeet di akhirtahun ini,
buat yang mau titip titip pesan buat si doi bisa
Butiran Cerita. 144
tulis di kertas dan simpan di box depan yaa "
ucap MC terkenal di 34 Bandung, Gege.
Pertandingan basket kelas 12 pun sudah mulai.
Dan MC pun mulai membacakan satu per satu
pesannya. " Oke yang pertama untuk bang Adit
nicc dari Teteh Dita, semangat basketnyaa
muac muac , unccmeni romantisme kie iyeu teh
, netizen siap siap lebih baper di penghujung
taun 2018ini oksss! bang rama semangat , kalo
menang aku kasih itu ... , wah wah wah
APANIH!, dari anisa adik kelas buat kamu ka
Andi, aku mencintaimu sejak pertama
melihatmu, aweuuu aweuuuu mantan ketos jadi
target dede gemesh eyy, ka Taysaar jangan
judes judes nanti tampannya nambah, Taysaar
nanti pulang bareng yukk, Taysaar sayangseman
gattt, Taysaar aku menunggumu sejak kamu
lahir, wadududuhh bang Taysaar jadi
target setelahnya nihh. Ehh asal kalian tau aja
ya netijen Taysaar itu udah
punya pacar. " ucap Gege setelah beres memba
ca semua kertas yang terlipat di wadah.Pertan
Butiran Cerita. 145
dingan basketpun semakin seru setelah
Taysaar memasuki poin beberapa kaliditambah
MC yang unyu unyu itu terus menggoda
Taysaar. " Pacarnya
adalahhhh, jeeng jeeng jengggg. AKU. hehe". "
huuuuuuuu!!!" Semua siswa bersorak karenaTay
saar sudah sangat popoler di kalangan siswa
siswi 34 Bandung.Selain mereka ricuh dengan
pertandingan basket, disini , di koridor kelas
atasaku sangat bersemangat menonton Taysaar
sekaligus aku bahagia karena handuk yangaku
berikan sewaktu Taysaar ulang tahun yang ke -
17 dipakai. Yah, saat Taysaar ulangtahun, aku
diam diam memberikan kado seperangkat alat
basket, hanya handuk danheadband saja sih.
Aku menitipkan lewat temannya.
Kali ini aku ditemani Sani. Ia
teman sekelasku juga. Tempat
berceritaku banyak, tidak hanya 1/2 melainkan
1 baris. Kami sama sama tukang gosip. Oh ya,
Sillasakit, jadi tidak bisa masuk sekolah. "San,
aku ga mimpi kan? Sannnn aku seneng banget!".
Butiran Cerita. 146
" Uuwww senengnya. Tapi sayang sih dia kan
taunya itu bukan dari kamu"." Ya masa bodo lah
tentang itu, yang penting dipake!!!" ucap
gregetku sakingsenangnya. Namun disana
terlihat ada seorang wanita yang duduk di
dekat lapang. Iamembawa botol minuman segar
dan nampaknya itu akan diberikan pada
Taysaar.Dilihat dari jauh sih seperti ka Yessy,
anak osis kelas 12 yang sangat baik. Ah
mungkinwajar saja ia datang untuk
menyemangati Taysaar sesama rekan osis.
PertandinganPertandingan pun berakhir juara
yang dimenangkan oleh kelas Taysaar
yang pemainnya terdapat geng tampan juga. Ya
ng jago hanya Taysaar sih, sisanya hanyaingin
pamer tampan. Hari pun berganti jadi sore,
cuacanya mendung dan angin mulaimemasuki
tubuh mungilku. Padahal aku alergi singin,
semua badanku bisa pegal danhidungku bisa
mimisan. Aku tidak peduli, aku sangat senang
dan tidak ingin berpindahdari sini. Taysaar
terus membawa bawa handuk itu, dijinjing, di
Butiran Cerita. 147
simpan di kepala, disimpan di dada bidangnya
dan dipegang erat erat. Saat ia jadi wasit pun,
handuknyamasih di bawa. Ga kebayang tuh hati
semeledak apa sampai sampai makan saja
tidakingin kecuali kalo Sani membelikannya.
Aku sudah terhipnotis pria tampan.
Tak terasa hari-hari pun berlalu cepat
seperti air sungai yang mengalir. Niatnya,
setelah pulang les Inggris aku mau
menonton Taysaar eskul basket. Mumpung hari
Rabu dan biasanya koridor kelas atas sepi.
"Mau nonton lagi?’’ tanya Silla padaku.“Hmm’’
jawabku disertai anggukan yang semangat. “Kali
ini aku temani deh, siapa tau ketagihan juga
nonton Taysaar.’’ Dengan reflek aku menabok
lengan Silla. Habisnyakalau ngomong gak
difilter dulu sih.“Ann, kamu yakin mau bersaing
sama anak cewe sebanyak itu? Bayangin deh.
Kelas 12 ada 30 orang. Kelas 11 ada 27 orang.
Kelas 10ada 115 orang. Total jadi seratus….’’
“Aaaaaaa itu Taysaarrr!!!!’’ teriakku pelan
sambil jingkrak – jingkrak di koridor atas kelas.
Butiran Cerita. 148
Posisi yang tepat untuk
menonton anak basket. Silla hanya geleng –
geleng kepala saja. Aneh dengan rutinitasku
yang sukahari rabu dan jumat di jam pulang.
Silla tidak bisa lama-lama menemaniku disini. Ia
sudah dijemput pacarnya di depan. Akupun
berniat pergi 15 menit lagi karena Taysaar juga
sebentar lagi beres. " Eh mbak Anna, masih
suka nontonin Taysaar nih? ". " siapaya? Anna
gakenal sama bapak". " Masa gatau saya sih ,
neng cantik " ucap genit priatua itu sambil
menyentuh bahu Anna. " Eh apa apaan ini.
Jangan macem macem yaAnna bisa teriak!"
ucap Anna sangat ketakutan." Hahahha, cuman
ada kita disini, danyang lagi main basket juga
gakan denger. Taysaar pasti lebih merhatiin
basket daripadakamu, cantik " Ucap pria tua
itu sambil memegang kedua bahu
Anna."Tolonggggg!!!!!!! TOLONGIN ANNA,
MOHONNNN!!" Anna ketakutan.
Benar benar ketakutan. Ia punya trauma tinggi
tentang orang orang jahat yang dulumenyakitin
Butiran Cerita. 149
ya. Seperti penculikan, pencopetan, dan lainnya.
Makanya Anna sangattidak ingin berteman dan
berkenalan dengan mudahnya dengan orang
orang di luarsana. " Anna mohon omm, Anna
mohon jangan sakitin Anna. Anna salah aapa
samaom? Anna juga gakenal sama om. Anna
mohonnnn ommm" ucap Anna gemetar
sambilmenangis. " Denger ya cantik, suruh
siapa kamu sore sore begini masih nontonin
pacarkamu hah? Saya juga tampan. Saya
berhak mendapat perlakuan manis dari orang
cantikdari kamu" Pria tua itu semakin menjadi
jadi. "Tolonggggggg--". "Aaaaaa!".
Suaraku berteriak kaget. Pria tua itu
jatuh tidak sadarkan diri. Taysaar dan
beberapa temannyadatang. Taysaar menendang
keras punggung pria itu dari belakang. Demi
apapun akumerasa lega. Aku senang, sudah
hampir mau pingsan tadi. "Udah jangan nangis,
udahada kita disini." ucap Acil sambil
menenangkanku. Ia mantan ketua basket
sekaligusteman dekat Taysaar. "Mau ngapain
Butiran Cerita. 150
sih kamu disini ? Jam segini masih keluyuran
disekolah. Nonton pacarnya gabisa besok
besoknya? Demi modus ginian kamu rela diemdi
sekolah? Hah? " ucap kejam itu keluar dari
mulut Taysaar. Aku kaget setengah mati, baru
pertama kali aku melihat Taysaar marah." AKU
DISINI BUAT NONTONINKAMU DAN AKU
GAPUNYA PACAR TAYSAAR, INGET YA!" Aku
kesal sambilmengusap air mata di pipi, aku
meninggalkan semua orang disana tanpa
mengucapkanterimakasih, lupa. "Mau kemana
kamu?" ucap Taysaar sambil berdiri.
"PULANG!"."Sama siapa?". "PACAR!". Aku pergi
dengan cepat. Baru saja aku merasa senang
,sudah dibuat sakit hati lagi. Mungkin aku tidak
pantas bahagia. Taysaar memberi kode kepada
Acil untuk memberikan kunci motornya.
Meskipun Taysaar marah karenakhawatir, ia
tidak bisa membiarkanku pergi sendiri apalagi
setelah kejadian ini. Hariini Taysaar bawa
mobil. Jadi sedikit ribet untuk mengejarku.
Pria tua itu sudah ditangani oleh Acil dan sudah
Butiran Cerita. 151
dilaporkan ke polisi. Dia adalah tukang
bangunan disekolah. Tenyata diam diam ia
menguntit Anna, sampai tau Anna diam di
sekolah sampai sore untuk Taysaar.
Saat depan gerbang sekolah, Taysaar
menghampiriku. "Mana pacar kamu?"ucap
Taysaar sambil mengendarai motor ninja
merah. "ada, bentar lagi juga dateng!"ucap
judesku sambil mengusap air mata, aku masih
menangis. " Maaf. Ayo pulang". "Bentar lagi
juga pacar Anna dateng gausa--". Taysaar
merebut handphoneku danmembatalkan
pesanan ojek online nya. Kebetulan hari ini aku
tidak dijemput. "Naik".Aku malah cemberut
melihat Taysaar. "Naik atau dikasih pria tua itu
lagi?" Dengancepat aku menaiki motor itu dan
memeluk erat Taysaar. " Jangan pernahh
ngomong ngomong lagi tentang ini , Anna bener
bener takut, Anna punya penyakit trauma
tinggi.Anna mohon" Aku memeluk erat tubuh
Taysaar. "Maaf" Taysaar memegangi tangan
Anna yang mungil.
Butiran Cerita. 152
Taysaar menjalani motor itu dengan pelan.
Sambil menikmati udara sore Taysaar berusaha
menenangkanku. Ia benar benar menyesal atas
kejadian hari ini yang menimpaku. Ia tidak bisa
berada di dekatku. Meskipun sebenarnya
Taysaar tau aku selalu pulang sore untuk
menunggunya. Setelah menanyakan arah rumah
dan segala macem, kami sampai di depan
rumah. Tanpa banyak kata Taysaar langsung
menyalakan motor dan pergi. "Taysar. " ucapku
memberhentikan motornya. "Hm?". "Makasih ,
udah anterin Anna pulang dengan selamat. "
"hm". " Taysaar," " kenapa?"."Makasih sekali
lagi". "iya Anna. Tapi kan aku kaka kelas,
kenapa gapake 'ka' ? ". " Gamau, ga nyaman".
Taysaar hanya diam. Ia menyalakan
motornya."Taysaar,". "kenapa? mau bilang
makasih lagi?". "Anna gapunya pacar. Anna juga
nontonin Taysaar, Anna ga nontonin yang lain.
Anna ga modus kesiapa siapa selain Taysaar.
Beneran". " oh "." Hah? ". "yaudah. terus
kenapa?" " ko cuman jawab 'oh' doang sih "
Butiran Cerita. 153
ucapku sedih."Masuk sana " Aku tidak
menjawab dan malah nunduk " Anna cepetan.
Motor nya di tunggu Acil." " oke, hati hati
Taysaar. Makasih " ucapku tanpa melihat
Taysaar dan"brukkk!" Awww. Aku menubruk
gerbang rumahku sendiri. Suruh siapa berjalan
tanpa melihat ke depan. haduh. " Ann,
gapapa?". " gapapa, " ucapku sambil
berbalik, perlahan aku menangis. " Ann kenapa?
sakit ? mana yang luka?" ucap Taysaarmendeka
tiku setelah turun dari motor. " Anna malu "
aku menangis. " huhh. " Taysaar bernafas lega.
Ia ta habis pikir kenapa juga harus nangis. "
yaudah sana masuk ". " Hatihati , liat liat
jalannya " lanjutnya. Aku pun masuk ke halaman
rumah. " aduhhh!" kaliini Aku menendang batu
dan hampir kehilangan keseimbangan.
"huaaaaa!!!" Aku menangis semakin kencang.
"Ann udahh jangan nangiss, gausah malu lagiii
aku gapapa ko beneran dah " ucap Taysaar
sambil menggaruk kepala yang tidak gatal.
Butiran Cerita. 154
Hari ini waktunya berkumpul dengan keluarga
kesayanganku, ada eyang juga. Kami berencana
mengantar Bang Ojan ke Bandara di
Jakarta. Ia ada urusan bisnisdi Jerman dan
akan tinggal disana selama 1 tahun. Tentu kami
sedih, 1 tahun adalah bukan waktu yang
sebentar. Kemarin lusa Kak Freeya dapat
KKN di Jogja 6 bulan danAra ambil kelas
pesantren di Bandung. Ka Risa pun sudah beda
rumah. Kini di rumah hanya ada aku, Bunda,
Ayah dan Eyang. Aku memaksa Eyang untuk
tinggal di rumah karena Bunda dan Ayah sering
ke luar kota urusan bisnis. Kami mengunjungi
Mall terdekat untuk makan di sebuah restoran
sunda kesukaan eyang. Bunda juga membekali
Bang Ojan beberapa mantel hangat. Aku senang
dan selalu berharap kami akur seperti ini.
Walaupun ada yang beberapa LDR tapi kami
tetap saling menyayangi.
Saat sampai di rumah, bunda memanggilku ke
ruang keluarga. Di sana adaAyah dengan
tampang seriusnya dan Eyang sedang membaca
Butiran Cerita. 155
majalah. "Ada
apa bunda? Anna ngantuk." ucapku sambil dudu
k dekat bunda. "Bunda mau ngomongsesuatu
yang penting sama Ayah. Bunda berencana
menikahkan puteri kesayangan bunda,"
"Bukannya Ka Iya masih kuliah ya Bun?
Lagian Bang Ojan juga belum nikah"ucapku
memotong. "Bukan Kakakmu, tapi kamu"
"HAAAA??? BUNDA APAAPAAN IH GASUKA
ANNA GALUCU DEH BENERAN" Sontak aku
berdiri kaget dengan omongan bunda yang
sangat tidak masuk akal. "Anna, duduk gausah
teriak-teriak. Jodohmu itu anak temen Ayah di
kampung. Dia sekolah juga di Bandung." "Tapi
ayah. Anna masih kecil terus masa ngelangkahin
Bang Ojan sama Kak Iya,
Aneh banget ini bun" ucapku tanpa spasi sambil
duduk. "Yaa menurut Eyang juga kalaukamu
nikah duluan tidak ada salahnya. Kamu cucu
kesayangan eyang, eyang mau lihat kamu
bahagia sebelum eyang gaada." "Eyang ih apaan
ah. Dah pokonya Anna gamau ya, Anna tidur!
Butiran Cerita. 156
samlikum!" aku meninggalkan ruang keluarga
dengan penuh emosi. Benar-benar, mereka
kemasukan jin apa sih sampai bilang begitu.
"Apa ayah yakin anak teman ayah itu bisa
dipercaya?" ucap bunda sedikit ragu, wajar.
"Hm, dulu kami sepakat menjodohkan tapi Ayah
menganggap ini serius. Ayah hanya terlalu
menyayangi Anna, dia butuh pendamping hidup
dengan cepat." "Eyang setuju eyang setuju, kali
kali bawa dia ke rumah ya Tama. " ucap eyang
sambil mengacungkan jempol. Aku diam-diam
menguping penasaran sosok jodoh untukku
nanti. Sumpah aku malas, alasan perjodohan?
Sangat kuno sekali. Pokoknya aku tidak mau!.
Besok ada acara diklat osis di Lembang. Tentu
aku sangat senang, Taysaar ada disana. Aku
sudah tidak ingin memikirkan omongan mereka
masalah perjodohan lagi. Seperti biasa anak
kelas 10 yang baru masuk akan kami beri
pelajaran sedikit. Sekaligus latihan sertijab
pada kelas 11.“Ada yang liat Anna?’’ ucap Andi
mantan ketua osis. “Disinii.. disini ka.. maaf
Butiran Cerita. 157
datang ter..” “Apa kamu tau? Kita harus
nunggu20 menit buat nunggu anak ngaret
gajelas disini.” “Aku datang sedikit
terlambat, padahal hanya telat 19 menit lebih
55 detik. Ia melebih – lebihkan , hih 20 menit
apanya!” Ucapku dalam hati. Namanya Lisa, dia
mantan Taysaar yang sangat sinis padaku
karena aku menyukai mantannya. Suruh siapa
selingkuh, punya pacar ganteng di sia-sia in, kan
nyesel jadinya. “Sudah lengkap ya? Ayo masuk
ke Bis.” Ucap Andi.“Ann, masuk.” Andi
menyuruhku duduk di kursi kosong yang
sepertinya secara tidak langsung ia mengajakku
duduk dengannya. “Okay ka.” Aku menurut saja,
karena aku tidak merasa dirugikan. Toh
Taysaar duduk dikursi depanku. Selama
perjalanan Andi terus mengoceh. Ia bercerita
tentang pengalamannya menjadi ketos.
Sedangkan aku tidak mendengarkannya. Aku
terganggu dengan pemandangan di depanku.
Lisa terus menempel pada Taysaar. Sangat
menyebalkan!. “arggghhh!.” Sontak semua orang
Butiran Cerita. 158
melihat ke arahku. “Kenapa Ann? Ada yang
luka?” tanya Andi khawatir. “Ohhh haha..
hahaha.. itu ka aku lagi latihan nyanyi katanya
biar suara bagus harus banyak teriak. Haa..ha..”
Semua orang ber oh ria padahal itu entah
alasan yang tepat entah bukan. Ahh masa bodo
yang jelas aku malu Taysaar memandang aneh
terhadapku. Kami pun dibagikan makanan ringan
oleh ka Yessy. Semua dibagi rata dan makanan
Taysaar entah kenapa diberikan lagi pada ka
Yessy. Apakah Taysaar puasa? Tidak mungkin.
Sesampainya di Lembang, kami menyiapkan
kamar dan segala peralatan yang dibutuhkan
untuk diklat. Yah, tidak ada istirahat. Padahal
kalau dibilang cape sangat cape, enaknya
rebahan sambil nonton drama korea. Tapi harus
sadar diri aku disini bukan untuk
liburan. Semua anggota osis baru sudah
dikumpulkan dan melaksanakan post to post. Ini
sangat seru, akhirnya mereka merasakan
bagaimana rasanya dirundung seperti aku dan
teman osis lainnya tahun lalu. "JAWAB!!!" ucap
Butiran Cerita. 159
tegas Andi. Aku tersentak kaget. Aku tertidur
pada tembok yang cukup tinggi, lelah sekali
rasanya padahal tidak ngapa-
ngapain. Beberapa detik kemudian perutku bun
yi. Seperti orang kelaparan, buru-buru aku
bersin untuk menutupi suara perut. Ahhh
sangat memalukan!."Ngantuk tidur laper makan.
" ucap tiis Taysaar. Bukannya menjawab aku
malah menatapnya seperti orang bodoh, antara
percaya dan tidak percaya kok bisa manusia es
itu care? ya meskipun dalam perkataan yang
biasa saja. " Ahh.. itu kaa anuu.. ituaku gak
laper tadi suara kodok kayanya.. push pushh
keluar kamu takk katakk.. " "Bisa izin ke Andi.
Jangan maksain" Taysaar pun pergi tanpa
meninggalkan sepatah kata lagi. Demi apa sih
itu orang mau ngobrol walaupun sedetik. Rasa
ngantuk pun hilang, dan aku sudah kenyang
dengan omongan care Taysaar.
"Yuhuuuu!!!!!!!!".Semua orang di ruangan melihat,
dan aku langsung terdiam sebagai tanda ucapan
maaf. Andi yang tadinya sibuk memarahi
Butiran Cerita. 160
anggota osis jadi tertawa kecil melihatku. Ah
tiada hari tanpa memalukan bagi seorang Anna.
Bunda dan ayah, sepertinya sudah pasrah
mempunyai anak sepertiku.
Api unggun pun menyala. Setelah beberapa kali
gagal karena kurangnya kayu bakar. Kami semua
dikumpulkan di halaman Villa
sebagai acara bebas. Acara diklat sudah resmi
beres besok pagi. Malam ini waktunya
bersenang-senang seperti biasa Andi dan
Taysaar main gitar dan semua orang menyanyi.
Semua orang menikmati lagu canda tawa dan
keharmonisan. Dan aku hanya menikmati
Taysaar. Kami layaknya keluarga kecil ketiga,
setelah rumah dan sekolah. Jam 12 malam pun
tiba. Kami di bagi kelompok untuk jerit malam.
Ini sih sebenarnya tidak terdaftar di acara,
tapi Udin sekbid Olahraga kelas 12
menyarankan ini. Si Udin itu memang tidak
punya hati, sudah tau aku penakut tapi tidak
mau mengerti. Tapi setelah beberapa detik
kemudian aku berterimakasih padanya
Butiran Cerita. 161
dalam hati. Karena Udin aku bisa 1 kelompok
dengan Taysaar. Meskipun Udin masuk
kelompok dengan kami, tapi dia bukan
penghambat toh Taysaarkan gak suka cowo
apalagi macam Udin.
"Ada yang keberatan dengan kelompoknya?"
ucap Andi. "tiii..daak.." ucapku sangat kecil.
"Aku, aku mau sama Taysaar Di, gak nyaman
kalau di kelompok ini cewek semua kan harus
ada pelindung" ucap Lisa si nenek lampir.
"Baiklah Tay--""Udah ayo udah jam set1 malam
nanti keburu pagi. " ucap Taysaar memotong
ucapan Andi dan langsung pergi begitu saja.
Ucapku yes dalam hati dengan penuh tenaga
karena senang tidak jadi tukar kelompok. Bye
bye Lisa jelek. Ah senang sekali aku
memojokkan dia meskipun beraninya cuman
dalam hati. " Ka, emang bener ya jalannya kaya
gini?". Baik Taysaar maupun Udin gak ada yang
jawab pertanyaanku. Kalau Taysaar sih gak
papa, dia cool cool saja bersikap acuh. Tapi ini
si Udin, apa-apaan? Sangat menjijikan. "Anna,
Butiran Cerita. 162
menurut geografis, arah jalan ditentukan
dengan niat hati dan bantuan doa, kamu sebagai
wanita harus bisa meminta doa pada Tuhan
sebanyak- banyaknya, karena-- ehh buset dah
gua ditinggal woyyy Ann, Tayy, tungguinnn!!!".
Kami terus berjalan menelusuri hutan. " Aaak!!"
Kakiku menendang batu keras cukup besar.
"Jalan itu pakai kaki liatnya pakai mata Anna
jelek! Sini gue bantuin" ucap si Udin. "yeee kalo
ga niat bantu gausah sosoan bantu Udin jelek"
Btw aku sama Udin sudah seperti teman
seumuran karena kami bisa dibilang dekat tapi
tidak akur, sering berantem karena Udin sering
ngajak ribut. "Lo bawa sendalnya,
gue bawa nene sihirnya. " ucap Udin pada Taysa
ar. Taysaar hanya menanggapi dengandiam.
"Paansih Din, kamu mau gendong Anna? Ogah
ah. Anna bisa sendiri, mending jalan kaki
daripada nempel ke Udin. " "Dih dasar nene
jomblang udah dibantuin malahngatain" "Naik"
Taysaar langsung memposisikan diri jongkok
depan mereka. Aku dan Udin pun terdiam saat
Butiran Cerita. 163
Taysaar buka suara. "Gue tay gapapa ko ka,
lagian aku berat banget aku yakin ini bakal
malu-maluin hehe.." "keburu pagi" ucapnya
masih dalam posisi jongkok. Mau gak mau aku
naik ke punggung Taysaar. Senang? Sudah pasti
ini kaya mimpi yang gabisa aku lupain. Punggung
Taysaar yang hangat dan parfumnya yang wangi
bikin aku nyaman dan rasanya gamau turun
seharian. "Lo bawa sendalnya
gue bawa Anna" Kini ucapan Udin berbalik pada
dirinya sendiri. Ahhhhhhh aku sudahseperti
puteri yang direbutkan 2 pangeran yang
padahal Udin sangat jauh
tampangnya jika harus disebut pangeran. Hihi a
mpun yak, Udin. Sepanjang jalan aku tersenyum
bahagia padahal itu dini hari
di tengah hutan. Selama ada Taysaar
aku merasa dunia adalah Surga.
"Turun". Hening, ucapan Taysaar diacuhkan.
Udin sudah duluan pergi kedepan Villa lapar
katanya ingin jagung bakar. "Ann? Tidur?" Aku
tertidur di pangkuan Taysaar. Mau gak mau dia
Butiran Cerita. 164
harus nurunin aku depan semua orang di Villa
nanti. Tapiaku gak tau kenapa Taysaar mau
nurunin aku di jalan, bukan di depan Villa. Aku
senang saja, tidak merasa dirugikan. Aku sudah
bangun padahal, hanya saja ingin berlama
lama memeluk pria tampan bernama Taysaar
Ganna Hafzan ini. Dari kejauhan anak-anak
sudah melihat serius ke arah kami sambil
memakan jagung bakar mereka."Anna kenapa
Tay?" ucap Andi panik menghampiri kami.
"Kelihatannya?" balasTaysaar dingin. "Anna
tidur? Sepanjang jalan?" sahut Andi lagi. " Tadi
si nenek sihir kakinya nendang batu terus
kakinya luka, jadi Taysaar nawari diri deh buat
gendong Anna." ucap si Udin yang gak pakai
spasi koma sambil gigit jagung. "Langsung bawa
aja ke kamar, Mel, tunjukkin ke Taysaar
kamarnya." "Oke ka, ayo ka Taysaar" ucap
Amel. Ia salah satu teman dekatku di osis.
Namun pandangan Taysaar tidak berhenti
menatap wanita yang ada di pojok sana,
nampaknya melihat ke arah Yessy. Entah apa
Butiran Cerita. 165
yang aku lihat sekarang, namun Taysaar tidak
berhenti menatap Yessy, yang dikenal sebagai
wanita paling ramah di osis. Sesampainya di
kamar, Amel
mengucapkan banyak terimakasih pada Taysaar
, lalu Taysaar pun pergi. Aku terbangun dari ka
surkarena ingin melihat kepergian Taysaar
namun tidak keburu. "Loh Ann, udah
bangun? Kaki kamu mana yang sakit?" "
Taysaar nya mana? udah pulang? yahh kenapa
dia gak tidur disini aja sama Anna." " Hushh
ngawur kamu. Jadi kamu ngerjain dia?
Berani banget kamu Ann sama kaka kelas, ka
Taysaar lagi." "Hahaha, bodo amat
deh. Yang penting aku gak akan mandi 7 hari 7
malam biar wangi Taysaar terus nempel""Teers
erahhh aku mau tidur aja." ucap Amel pasrah
sambil tarik selimut. 20 menit kemudian
setelah aku basuh muka, aku berniat keluar
cari udara segar karena waktu menunjukkan
pukul set 5. Aku berjalan berniat mencari
Taysaar siapa tau dia
Butiran Cerita. 166
sudah bangun dan ternyata benar, aku menemu
kannya tapi tidak sendiri. Dia bersamaa...Yessy
? Wanita tadi yang dipandang lama oleh
Taysaar? Ko mereka berduaan, depan Villa?
Pegangan ta-- "So sweet ya mereka?" "huhhh!
ka Andi? ngapain ka disini malem malem?" "Mau
lihat orang pacaran." " Siapa? Mereka?"
"Heem". Kakiku bergetar lemas, entah kenapa
sekujur tubuhku kaku setelah mendengar
ucapan Andi. Mereka...Pacaran?. "Oh iya Ann,
kakimu mana yang sakit?" Setelah menoleh
kesamping aku sudah tidak ada. Aku langsung
meninggalkan mereka detik itu juga. Merasa
tidak adildengan semuanya, Hah? yang benar
saja? Lagi lagi aku terjatuh ke lubang yang
salah? Lagi?.
Libur semester akan tiba, aku harus
mempersiapkan berbagai ujian karena aku ingin
mendaftar kuliah di Polban. Kini mereka yang
menjadi beban hidupku telah lulus, tidak akan
ada lagi yang membuatku kesal di sekolah.
Belakangan ini
Butiran Cerita. 167
aku berhenti melakukan rutinitas, aku vakum di
osis dan berusaha menyibukkan diridengan
belajar. Aku ingin melupakan semuanya. Lagi
dan lagi aku dibodohi.
Tidak, bukan. Bukan dibodohi namun nampaknya
aku yang bodoh. Dia hanya baik, Anna.Bukan
mencintaimu atau sayang padamu, dia hanya....
baik. Aku menundukkan kepala di meja
berharap suara isakan tangisku tidak
terdengar. "Ann kamu kenapa? kamunangis?"
ucap Silla. "San, kamu tau Anna kenapa?" ucap
teman teman dibarisan kusahut menyahut dan
sudah menebak aku menjadi pendiam dan
terlihat menyedihkan sejak Taysaar menjadi
daftar orang jahat di hidupku. Siapa yang tidak
berharap? Akuyakin pembaca mengharapkan
paling tidak 25% tentang Taysaar. Dan benar,
Taysaardan wanita itu-- ahh rasanya aku malas
menyebutkan namanya. Yah, mereka pacaran,
bahkan setelah apa yang Taysaar lakukan
padaku, wanitanya tidak cemburu. Mungkin
mentalnya sudah terlatih menerima resiko
Butiran Cerita. 168
pacaran dengan manusia tampan. Hari-
hari pun berlalu, tentu sulit namun aku tidak a
mbil pusing. Kini kami sudah bebas dantinggal
menunggu hasil pendaftaran ke universitas.
Bunda menyarankan ku ke Unpas, dan aku
jadikan Polban pilihan ke dua. Alhamdulillah aku
diterima di jurusan Ekonomi Bisnis di Unpas.
Sebelum masuk kuliah, mumpung masih ada
waktu nyantai, Silla mengajakku liburan ke
pantai. Tidak jauh-jauh hanya Pangandaran.
Mungkin liburan sedetik bisa menenangkan
pikiranku. Tidak hanya berdua, ia juga
mengajak teman-teman tapi bukan anak
sekolah. Mereka terlihat seru dan aku cukup
senang karena banyak cowok yang receh.
Karena perjalanan kami naik motor, mau tidak
mau cewek harus dibonceng. Aku kebagian
dengan cowok yang emm tidak terlalu jelek tapi
terlalu tampan namun terlihat oon. Ah apa sih
aku ini. Masih untung dapat boncengan masih
saja ngatain. Selama perjalanan sangat seru,
mulai dari berhenti di rest area, lalu touring
Butiran Cerita. 169
dan mengebut di jalan raya seperti jalan
sendiri. 1 hal yang aku lupa adalah aku lupa
membawa jaket tebal hanya jaket jeans saja
padahal itu kebutuhan utama karena aku alergi
dingin. Selama perjalanan aku bersin dan
untungnya tidak mimisan. Dafin, teman Silla
yang memboncengiku menyuruhku memeluknya,
bukan untuk modus katanya tapi biar tidak
kedinginan. Aku hanya memegang jaket bagian
sampingnya saja. Tidak berani memeluk apalagi
ini hari pertama kami bertemu. Aku juga mudah
mengantuk, kalian tahu apa yang paling
memalukan? Aku tertidur nunduk dengan kedua
tangan menutupi wajah. Mereka langsung
menertawaiku saat lampu merah dan Dafin
tidak membangunkanku, ia malah memegangi
kakiku, sedikit mengusap. Aku sadar tidak
sadar saat itu, tapi jantungku langsung sakit,
kaget dengan sikap Dafin. Memang di jalan tadi
ia berusaha mengajakku ngobrol, memegang
tangan kiri ku dengan erat karena dia juga
kedinginan katanya, memegang kakiku agar aku
Butiran Cerita. 170
tidak tertidur. Tapi kaca helm ku terus
membentur helm Dafin, itu pasti sangat
mengganggu. Tidak lama dari situ ia menarik
tanganku dan menyuruhku memeluk erat, lalu
menempatkan kepalaku di pundak kanannya.
Bukannya mendapat posisi enak untuk tidur aku
malah tidak nyaman, karena ini baru pertama
kali ku. Saat mau
melepas pelukan, Dafin menahanku. Ia bilang, "
Tenang saja, aku tidak modus. Demikeselamata
nmu". Kira-kira begitu suka duka ku selama
perjalanan. Aku tidak mau jatuh lagi, luka yang
kemarin belum terobati. Jangan sampai aku
tertipu lagi.
Saat sampai di pantai, kami menikmati senja,
bercanda dan bermain air, menyewa sepeda
juga makan Seafood pinggir pantai. Mereka
disini berpasangan, hanya aku dan Dafin yang
tak punya pacar. Keesokannya kami pulang
karena perkiraan cuaca buruk di sini. Kami
sampai dengan selamat, Dafin mengantarku
pulang padahal aku sudah bilang tidak perlu.
Butiran Cerita. 171
Saat di depan rumah, aku meminta hand phone
ku padanya. Aku sengaja menitipkan pada waist
bagnya agar mudah menghubungi saatdijalan
tadi. Akupun mengucapkan terima kasih
padanya. Dafin pun pergi dengan motor Ninja
hitamnya. Bayangkan punggungku sakit setelah
berjam-jam dijalan tadi."Huffftttt" aku pun
merebahkan badanku di kasur sambil mescroll
kontak entah kenapa ingin saja. Terlihat nama
Dafin disitu. Namun ditulis "Dhafin" bukan
Dafin.
Aku berpikir perasaan tidak punya teman berna
ma Dhafin. Hah? jangan-
jangan dia savenomornya di handphoneku?
begitu? tidak mungkin. Sewaktu di penginapan
kemarin Silla bercerita tentang Dhafin kalau
dia sangat baik tapi cuek ke cewek karena
banyak yang mengejarnya, apalagi denganku
belum kenal lama. Pikiranku buyar memikirkan
sikap Dhafin sangat beda dengan apa yang
diceritakan Silla. Dia juga tidak secuek
itu padaku. "Ahahha.. hahahha ga mungkin
Butiran Cerita. 172
Dhafin suka sama Anna, haa..haa..huhh." aku
tertawa sekaligus menghela nafas, malas
menanggapi hal begini, paling malas sakit
hatidan uring-uringan seperti orang gak waras.
Tiba-tiba ada chat dari Silla. "Ann, congrats
ya. Dhafin minta nomor kamu *emot tertawa* "
Ehh sebentar, ini benerann???? .
Malam yang dingin ini tak terasa karena saking
hangat lembutnya mereka, ya, kami bermain
lagi di lain tempat yaitu Punclut. Semakin kini
kami semakin
dekat begitupun hubunganku dengan Dhafin. En
tah mengapa hal itu berjalan dengansendirinya.
Aku datang terlambat karena tadi ke kamar
mandi dulu. Dari jauh aku melihat ada..
Taysaar? dengan Yessy? Ingin ku tertawa
melihat mereka, ingin sekali menyumpah, tapi
aku tidak boleh jahat seperti mereka. Ia
memandangiku dalam, aku langsung pergi dan
tidak ingin mengungkitnya lagi. Masa bodoh dia
mau minta maaf atau apapun itu, aku masih
membencinya. Aku duduk di dekat Silla dan
Butiran Cerita. 173
sebelahku kosong. Aku mencari keberadaan
Dhafin tapi ia tidak ada. Tiba-tiba ada yang
memegang tangan kananku dengan erat, dan
ternyata Dhafin. "Dari mana lo fin, ngududya?"
ucap Hari. "Habis anter Anna ke kamar mandi"
"HEYY?? HAH barengan gitu?ke dalem?"
teriak Rama. Saat aku mau mengangkat tangan
kanan karena reflek mau menyangkal perkataan
mereka, Dhafin malah lebih memegang erat.
Entah
kenapa jantungku sudah tidak bisa diajak komp
romi. "Enggak ko tadi aku sendiri, kamugaada."
" Kan aku ngintip makanya kamu gatau."
"Dhafinn!!" ucapku sedikit kesal. Ia tertawa
kecil. "Duh bau bau aroma kelapa ya ini mah,
Fin, gaskeun!" "Udah ayo kita mulai main game
TODnya sambil nunggu makanan." ucap Silla.
Aku menatap Dhafi dengan penuh tanya, tapi ia
malah tersenyum, duh jangan gitu-gitu ah
ganteng banget soalnya. "Yashhhh Iqbal
botolnya ngarah ke elu. Jawab gue ya. Diantara
semua cewe disini siapa yang lo suka?" Iqbal
Butiran Cerita. 174
jawab dengan entengnya "Tadinya gue suka
Anna dari pertama liat tapi keburu sama
Dhafin. Jadi gue suka diri gue sendiri aja."
" Gue suka gaya lo." ucap Dahfin sambil
mengacungkan jempol. Semua orang tertawa
dan entah kenapa aku merasa senang, hal
sederhana yang padahal tidak aku kejar tapi
mampu membuatku bahagia. Kini aku sudah lupa
Taysaar. Tuhan, aku menemukan
kebahagiaanku. Entah apa yang akan terjadi
selanjutnya denganku dan Dhafin, tapi kuharap
Dhafin tidak akan dan tidak pernah terdaftar
sebagai orang jahat di hidupku. Dan 1 kejutan
lagi, ternyata Dhafin adalah anak dari ayahku
yang akan dijodohkan denganku. Aku merasa ini
seperti sinetron tapi aku sangat senang. Ayah
benar-benar memilihkan jodoh yang baik. Kalau
tahu begitu aku sudah mau terima nikah dengan
Dhafin saat lulus juga.
Hari ini Dhafin mengajakku jalan. Tapi tidak
dengan anak lainnya,
ingin berdua saja katanya. Kami pergi ke Braga
Butiran Cerita. 175
mencicipi setiap makanan yang ada dan berswaf
oto di sana. Liburanku tinggal sebentar lagi, jad
i aku harus banyakmenghabiskan waktu
dengannya. "Ann, aku cinta kamu." Aku tertawa,
aneh saja."Gombal" ucapku sambil tersenyum
meledek. Dhafin hanya tersenyum, tampan
sekali ya Tuhan. "Ann, " ia memanggilku lagi.
"hm?" "ayo pulang udah jam set10 malam. Kamu
tunggu disini bentar ya aku ambil motor dulu. "
Aku hanya mengangguk.
Aku juga membeli beberapa makanan untuk eya
ng karena eyang tadi meminta roti bakar pada
Dhafin. Aku menunggunya di pinggir jalan
tapi ia tak kunjung datang. Perasaan kumulai
tak enak, tapi aku lega saat ia datang dengan
motor hitam kesayangannya. Aku tersenyum
padanya lalu tiba-tiba sebuah mobil truk
menghantam keras motor Dhafin. Aku melepas
kantong kresek belanjaanku dan berlari lemas
ke arah Dhafin sambil menangis. Tuhan, Anna
mohon. Kali ini Anna tidak mau kehilangan lagi
orang yang Anna cintai. Anna... mohon... Aku
Butiran Cerita. 176
terjatuh tidak sadarkan diri. Setibanya di
rumah sakit, aku sudah terbangun lemas, ada
Silla juga anak-anak. Dilihat dari raut mukanya
mereka sedih, Iqbal menangis, Rama menunduk
pasrah dan yang lainnya, melihat sedih ke
arahku. "Silla,, Dhafinn.. manaa," aku bertanya
dengan penuh harap. Silla menjawab dengan
gelengan kepala sambil menangis dan
memelukku. Aku tidak bisa menahan diri. Aku
nangis sekencang kencangnya. Aku benar-benar
tidak mau kehilangan Dhafin, Tuhan Anna
mohon, Anna gak punya orang yang tulus kaya
Dhafin, Anna gamau yang lain Anna cuma mau
Dhafin. Aku berteriak dalam hati berharap
Dhafin kembali, namun hasilnya nihil. Tuhan
lebih sayang Dhafin, selamat tinggal. Aku
menyesal belum sempat bilang aku cinta kamu.
Aku, cinta kamu, Dhafin. Aku berjalan menuju
kamar mayat Dhafin, aku benar-benar
tidak menyangka ini malam terakhir aku
dengannya. Lagi-lagi aku menangis, memeluk
erat Dhafin yang terakhir kalinya. Tiba-tiba
Butiran Cerita. 177
handphone ku berdering, panggilan dari Bunda.
"Anna, eyang masuk rumah sakit."Tanpa
berkata-kata aku langsung pergi keluar mencari
kamar eyang. Kebetulan mereka di rumah sakit
yang sama. "Annaa..." bunda memanggilku
sambil menangis, "Bundaa.." disitu aku
menumpahkan segala kesedihanku mulai dari
kehilangan Dhafin dan melihat eyang sakit, aku
merasa terpukul. Tuhan jangan sampai kau
mengambil eyang, jangan lagi kau ambil orang-
orang yang aku cintai. Jika sampai begitu, aku
marah!Akan sangat marah dan membenci semua
takdir omong kosong ini.
1 tahun kemudian aku menjalani hari-hariku,
Alhamduliah eyang sehat kembali hanya
sesekali perlu kursi roda karena sakit faktor
usia. Aku sudah mulai berhijab. Mulai dari
kerudung dan pakaian yang rapi. Entah harus
merasa senang atau sedih, aku masih merasa
kehilangan tapi aku sudah ikhlas, aku akan
menerima segala takdir yang Tuhan kasih
karena itu yang terbaik. Di tempat kuliah aku
Butiran Cerita. 178
cukup sibuk, mulai dari banyaknya tugas hingga
bisnis sampingan online ku yang
Alhamdulillah berjalan lancar. Aku memang sud
ah merencanakan ini dari dulu, karena menurut
ku bekerja harus sesuai hobi agar nyaman. Kini
aku berencana menikah, dia adalah anak
kenalan Bunda ku di tempat mengaji. Dirfas
Fauzi Malik namanya. Ia 1 kuliah denganku dan
kami beda 3 tahun. Ia jurusan teknologi.
Rencananya bulan depan kami menikah setelah
wisuda Kak Dirfas. Aku harus bisa
menghilangkan traumaku, meskipun jika kali ini
Tuhan akan mengambil orang yang aku cintai
lagi, aku ikhlas karena aku hanya hamba-Nya
yang diciptakan dan dikembalikan pada-Nya.
Begitu pun dengan Kak Dirfas, bunda, ayah
dan eyang.
Butiran Cerita. 179
Luficer, Dari Negara Barat
Karya Oleh: Sheva Isma Wicaksana
Ini kisah Lucifer, pria yang selalu
disebut sebut sebagai pemuda Negara Barat
atau diantara pria yang tak terkalahkan.
Panggilan terkenal itu dimulai sejak umurnya
yang baru menginjak 12 tahun. Dirinya yang
hanya berniat membantu seorang nenek yang
sedang diganggu oleh beberapa orang dewasa,
malah menjadi pujaan para orang di desa. Tidak
satu orang yang Lucifer selamat kan selama ini,
sudah terhitung sampai berpuluh-puluh orang.
Hari ini, di pagi yang cerah, sudah
terlihat dirinya sudah rapi dengan baju putih
bersih dan celana biru panjang. Bukan tanpa
sebab yang biasanya dirinya selalu sedikit
berantakan sekarang sudah sangat rapi apalagi
di pagi buta ini. Lucifer ternyata akan
mengikuti akademi sekolah menengah. Dimana
Butiran Cerita. 180
dia akan bertemu orang-orang yang
seumurannya atau mempelajari sesuatu yang
tidak pernah Lucifer ketahui.
Pemuda ini sangat beruntung, ketika
membantu salah seorang kakek tunanetra di
jalan hampir kehilangan nyawanya. Sebagai
balasan membantu nyawa seorang tersebut,
anak kakek tersebut akan menanggung seluruh
biaya sekolahnya.
Sesampai di akademi, Lucifer bisa
melihat banyak nya para siswa. Tapi
kedatangannya dengan gaya yang berbeda di
sekolah membuat Lucifer menjadi pusat
perhatian. Bukan karna mengenal sebagai
seorang penyelamat tetapi menatap dirinya
seperti seorang pengganggu yang datang ke
sekolah mereka semua.
Sampai dimana pemuda itu yang ingin dirinya
masuk ke gerbang sekolah dihadang oleh
beberapa siswa lain.
Butiran Cerita. 181
“Bagaimana bisa seorang pengemis akan masuk
ke sekolah ini?” ujar salah satu siswa itu.
Lucifer malah tidak terganggu atau apapun, dia
hanya diam menatap mereka
“Oh apakah kau juga bisu? kenapa kriteria
siswa disekolah ini menjadi turun?.”
“Apakah kalian bisa minggir? Aku ingin masuk”
akhirnya Lucifer membuka mulutnya juga.
Lelaki bernama Trevan yang sedari tadi
didepan Lucifer, menatapnya kesal. Dia paling
benci parasit yang seperti Lucifer.
“Aku hari ini tidak ingin membuat masalah
dengan kalian, apa bisa aku menikmati waktu
sekolah ku?” mohon Lucifer.
Trevan menarik ujung bibirnya, “boleh saja,
setelah aku puas melihatmu menderita lebih
dulu.”
Tanpa sebab apapun mereka berempat sudah
menyeret Lucifer menuju pojok gedung
Butiran Cerita. 182
sekolah. Disana mereka menyiksa juga
memukul Lucifer, tapi Lucifer tidak
membalasnya. Dia hanya diam saat dirinya
disiksa begitu saja
“Kuperingatkan sekali lagi, kau tidak pantas
disekolah ini. Sebaiknya keluar saja dari sini!”.
Mereka berempat pergi begitu saja
meninggalkan Lucifer yang sudah terkapar
tidak berdaya. Keesokannya, Lucifer tetap
datang ke sekolah dan hal itu terjadi lagi
sampai seterusnya Trevan menatap kesal
kembali Lucifer yang tetap teguh untuk datang.
“Apa kau tidak lelah dengan kami lakukan hah?!
kenapa kau terus datang” bentak Trevan.
“Aku yang harusnya bertanya, apa kalian tidak
lelah selalu mengganggu ku. Apa dengan itu
membuat kalian berempat puas? jika iya, aku
juga puas karena bisa membantu siswa yang lain
keluar dari gangguan kalian berempat. Dan
daripada itu lebih baik sadarlah, yang semua
Butiran Cerita. 183
kalian lakukan tidak berguna. Hanya akan
membuang tenaga juga emosi kalian”
Entah kenapa perkataan Lucifer sedikit
membuat mereka terdiam. Tapi bukan Trevan
namanya jika akan berubah hanya dengan
perkataan seperti itu.
Trevan sudah mulai berhenti mengganggu
Lucifer, tetapi hanya korban yang mulai
berganti. Seorang siswa lain yang sering
terlihat di perpustakaan dan hanya menyendiri
biasa menjadi sasaran empuk kawan kawan
Trevan.
Dimulai kembali siksaan yang mereka
berikan, dari membully di kamar mandi dengan
sering menyiram menggunakan air pel sampai
memukul siswa siswa di lorong kelas yang sepi.
Lucifer sebenarnya sudah memberikan
peringatan terus menerus tetapi tetap tidak di
dengar, seperti omongan Lucifer hanya angin
lewat saja.
Butiran Cerita. 184
Sehingga di sore hari, waktu hari sekolah
sudah tamat. Lelaki dengan julukan pemuda
negara barat ini mendapati Trevan sedang
berdiri menunduk disebuah gang kecil dengan
seseorang yang sepertinya selalu dipanggil ayah
oleh Trevan. Sampai dimana Lucifer
membulatkan matanya melihat seorang Trevan
yang selalu membully siswa, ditampar habis-
habisan oleh ayahnya.
“Gunakan akal pikiranmu Trevan!! apa kau ingin
merusak reputasi ayahmu ini?!” ucap ayah
Trevan sambil marah.
Terlihat Trevan hanya berdiri dan menunduk
kembali sembari mengusap ujung bibirnya yang
mengeluarkan darah.
“Maafkan aku...” gumamnya Trevan.
Sang ayah pergi begitu saja meninggalkan
anaknya setelah puas memberikan sedikit
pelajaran terhadap anaknya. Dan sepertinya
Lucifer tau maksud dari semua apa yang selalu
Butiran Cerita. 185
dilakukan Trevan di sekolah selama ini. Lelaki
yang masih berseragam itu memilih mendekati
sang pembully dengan wajah iba.
“Apa kau tidak apa-apa?” tanya Lucifer
sembari mengulurkan tangannya
Bukannya menerima, Trevan menepis dan
kembali berdiri, dan mengatakan
“Lebih baik urus dirimu lebih dulu, dan jangan
pernah bicarakan hal ini disekolah jika tak mau
kuganggu kembali”
Lucifer menghela nafas panjang, dia memang
kasihan terhadap kehidupan Trevan ini, tetapi
tidak bisa dibenarkan tindakannya yang tidak
benar itu disekolah. Keesokannya, demi sekolah
yang damai, Lucifer memilih memberikan bukti
video dimana Trevan dan sekawannya
mengganggu seluruh siswa sekolah.
Dan ini lah cara Lucifer mencari kebenaran dan
keadilan tanpa selalu menggunakan kekuatannya
dengan berkelahi.
Butiran Cerita. 186
“Maafkan aku Trevan, tapi aku tidak bercanda
mengatakan itu, kalian boleh melakukan apapun
kepadaku tapi kalian berempat tidak punya hak
untuk mengganggu siswa yang lain. Jadi ini
akibat dari perbuatanmu Trevan”
Trevan tidak mendengar kan sama sekali
perkataan Lucifer, dia sibuk memberontak
terhadap orang yang akan membawanya menuju
pengurungan khusus siswa atau dengan kata
lain tempat penjara anak yang bisa
membuatnya lebih baik kembali.
Setelah itu, siswa lain juga tidak banyak
berubah tetap selalu merendahkan orang yang
tidak sederajat dengan mereka. Tapi dilain
tempat juga Lucifer akhirnya mempunyai juga
teman tanpa memandang statusnya.
Dan juga pihak sekolah memberi penghargaan
Lucifer dengan memberikan predikat presiden
akademi sekolah kepadanya. Dengan predikat
itu, dia akan selalu menggunakan nya dengan
benar, membantu sekolah menjadi lebih baik
Butiran Cerita. 187
kembali tetapi tidak disekolah saja. Tetap dia
adalah seorang Lucifer pemuda negara barat
yang selalu membantu orang yang kesusahan
diluar sana.
Dilain itu, Lucifer tidak pernah absen
mengunjungi Trevan di penjara anak. Membantu
temannya ini menjadi lebih baik kembali. Jadi
ini akhir kisah Lucifer pemuda negara barat
yang akan selalu membantu seseorang tanpa
memandang status, lewat kisah ini juga dapat
memberi kesan juga bahwa tidak selalu juga
tokoh antagonis memang selalu dari sananya
akan selalu jahat. Pasti mereka juga memiliki
alasan melakukan tindakan seperti itu.
Butiran Cerita. 188
Memilih Bahagia
Karya: M.Noval Tri Wibowo
Dani merupakan salah satu anak yang
selalu kurang suka melihat temannya bahagia,
dia selalu bercerita kepadaku dengan
mengatakan mengapa pundak orang lain seperti
tak diberi beban. Seolah-olah hanya pundaknya
yang berat dengan beban.
Dan dengan itu dia suka mengeluh
tentang hidupnya. Aku yang mendengarnya
selalu risih dengan keluhan dia yang tidak
hanya dia yang alami itu.
“Dik, kok gue aneh ya kenapa sih hidup
orang itu lurus-lurus aja, sedangkan gue
Butiran Cerita. 189
kesusahan buat baik baik aja?” katanya saat
itu.
Hari itu aku katakan kepadanya bahwa,
beban hidupmu akan terasa berat jika terus
membandingkan hal yang tidak sepenuhnya dia
ketahui. Padahal,dia sendiri tidak mengetahui
seberat apa orang lain, orang yang menurutnya
lurus-lurus saja hidupnya, memiliki beban
seperti apa dan perjuangan yang telah orang
tersebut menangkan.
Lalu, dia hanya terdiam memikirkan
perkataanku saat itu. Kadang, menasihati orang
lain itu lebih mudah daripada menasihati diri
sendiri. Akupun kadang melakukan kebiasaan
buruk itu, membanding-bandingkan sesuatu.
Butiran Cerita. 190
Dulu, seseorang juga yang menasihatiku bahwa
Tuhan menciptakan setiap pundak memang
untuk diberi beban, tergantung kita merasa
terbebani atau tidak.
“Untuk porsi jangan dipertanyakan, ya.
Karena Dia Maha Segalanya termasuk perihal
keadilan.” Ujar seseorang itu padaku dulu.
Pada akhirnya ini tergantung dari sikap
yang kita pilih, ingin memilih terbebani ataukah
bahagia. Waktu pun akan terus berjalan tanpa
peduli siapa yang aku pilih. Sungguh sangat
merugi Ketika waktu tak lagi berputar dan aku
masih saja bergelut dengan apa-apa yang
terasa membebani.
Untuk itu, aku memilih bahagia dan
menjatuhkan diri pada syukur sebanyak
Butiran Cerita. 191
banyaknya. Pada tiap-tiap hikmah yang
bertebaran di manapun aku berpijak, atas
semua suka maupun duka dalam alur kisah hidup
yang aku jalani yang telah dirancang oleh-Nya.
Butiran Cerita. 192
Mengejar Sebuah Impian
Karya: Yasmin Nuraini Devi
Malam ini adalah malam yang indah,
langit bertabur bintang. Di bawah bulan yang
bersinar terang tepatnya di lapangan desa
warga berkumpul untuk menyaksikan
pertunjukan wayang kulit. Penonton merasa
senang dan terhibur, tetapi tidak untuk anak
yang sedang duduk di pinggir jalan samping
lapangan. Anak itu menunduk, butiran air mata
mulai menetes membasahi pipi kanan dan
kirinya yang kini terlihat merah menyala.
Nampaknya anak itu terlihat sedih
karena dua hari yang lalu dia telah kehilangan
sesosok ayah yang sangat dia cintai. Panggil
saja anak itu Jono. Dia lahir dari keluarga yang
sangat sederhana. Jono mempunyai dua adik
yang bernana Eva dan Nia. Eva saat ini baru
Butiran Cerita. 193
menginjak kelas 2 SD dan Nia baru memasuki
TK.
Saat itu Jono bingung, bagaimana cara
dia untuk menyelesaikan masalah ini, tetapi
Jono masih tetap kuat dan bersemangat.Jono
memang anak yang sabar, di saat Jono akan
berdiri untuk menyaksikan Wayang, Jono
dipanggil oleh seseorang. Ternyata itu adalah
Pak Tono, dia terlihat sangat tergesa-gesa.
“Pak ada apa?” tanya Jono.
“Itu, Ibu kamu…” jawab Pak Tono dengan
gugup.
“Kenapa, Ibu saya kenapa?” tanya Jono dengan
raut wajah panik.
“Ibu kamu pingsan, Jono!” ucap Pak Tono.
“Ibu saya pingsan pak?” tanya Jono dengan
panik,
“Iya, ayo cepat pulang!” ujar Pak Tono.
Butiran Cerita. 194
Lalu Jono berlari menuju rumahnya. Jono
sangat kaget dengan perkataan Pak Tono tadi,
dia takut jika terjadi sesuatu dengan ibunya, di
sepanjang jalan Jono hanya memikirkan ibunya.
Setelah berjalan cukup jauh Jono sampai di
rumahnya dan disusul oleh Pak Tono.
“Eva, Nia, ibu kenapa?” tanya Jono.
“Tadi ibu pingsan, Mas!” jawab Eva.
Jono bergegas pergi ke kamar ibunya untuk
melihat keadaan ibunya. Jono membelai rambut
ibunya. Di kamar ibu ternyata telah ada ibu
Tias. Sambil melihat keadaan ibunya tak terasa
air mata tak dapat dibendung lagi.
“Sudah Jono, jangan menangis lagi!” ucap Bu
Tias sambil menenangkan Jono.
“Iya, Jono, jangan menangis, ibu sudah
sembuh!” kata ibu Jono.
“Iya Bu, Jono tidak akan menangis lagi!” ucap
Jono.
Butiran Cerita. 195
“Ya sudah, lebih baik kamu istirahat
dulu!”suruh Ibu.
“Baiklah, Bu!” jawab Jono.
Jono bergegas ke kamar, lalu dia merebahkan
tubuhnya di ranjang kusam miliknya. Di saat dia
akan memejamkan matanya dia teringat pada
ibunya lagi. Jono terbangun, lalu duduk di
pinggir tempat tidurnya. Jono sangat ingin
memeriksakan keadaan ibunya ke dokter tapi
bagaimana caranya? Saat Jono melihat jam
ternyata waktu telah menunjukkan pukul 10.00.
Jono bergegas tidur mengistirahatkan lelah.
Tak terasa hari telah pagi dan waktu
telah menunjukkan pukul 05.00. Jono bergegas
mandi lalu segera berangkat ke sekolah. Tetapi
sebelum berangkat, Jono berpamitan kepada
ibunya.
“Bu, Jono berangkat ke sekolah dulu!” kata
Jono sambil menyodorkan secangkir teh hangat
untuk ibunya.
Butiran Cerita. 196
“Iya, kamu hati hati di jalan ya!” balas Ibu.
“Baik bu!” balas Jono.
Jono bergegas berangkat ke sekolah bersama
kedua sahabatnya Tino dan Paijo. Mereka
berangkat selayaknya sahabat yang tak akan
pernah terpisahkan. Setelah mereka sampai di
sekolah, mereka masuk ke kelas masing masing.
Mereka menyelesaikan pelajaran pada hari ini.
Pada akhirnya bel pulang sekolah berbunyi dan
para siswa pulang menuju rumah masing masing
begitu juga dengan Jono, Tino, dan Paijo. Saat
mereka sampai di tengah perjalanan, Pak Tono,
tetangga Jono menghampiri mereka bertiga.
“Jono, Pujo, Tino!” teriak Pak Tono.
“Iya, ada apa pak” balas dari mereka.
“Ayo sini, kalian duduk sebentar saja saya
traktir minum es cendol ini,” kata Pak Tono.
“Begini. bapak mau mengajari kalian belajar
jadi dalang. Biar budaya wayang ini tidak punah.
Butiran Cerita. 197
Kalian tahu kan, kalau kalian menjadi sangat
piawai, bahkan beberapa dalang bisa keliling
dunia dan makmur hidupnya. Bagaimana? Kalian
bertiga kan anak cerdas dan sering
membanggakan, jadi kalau kalian bersedia,
anak-anak lain juga akan tertarik untuk ikut
belajar?” ucap Pak Tono sambil merayu.
Tino menunjukkan binar matanya, “wah,
senengnya bisa ikut mendalang, pakai blankon
dan baju jawa dan menceritakan berbagai kisah
pewayangan dengan nama-nama unik dan kisah-
kisah menarik!” Ia berdiri dan kedua tangannya
menepuk satu sama lain.
“Oh, kau tertarik untuk belajar Tino?
Bagaimana dengan yang lain?”
“Mau mau!” Jono meyakinkan.
“Kalau begitu. kita mulai Jumat sore
bagaimana? Di rumah bapak!” ucap dari Pak
Tono.
Butiran Cerita. 198
“Iya, Pak! Baik Pak Tono!” Pujo kali ini
menyahut.
Sehabis mereka meminum es cendol traktiran
Pak Tono, mereka berpamitan untuk pulang
dengan perasaan yang sangat senang. Mereka
tak sabar jumat depan belajar menjadi dalang.
Mereka boleh menyentuh seperangkat wayang
milik Pak Tono dan juga mungkin memainkan
beberapa alat musik Jawa di rumah joglo besar
tersebut.
Pak Tono selalu baik sama siapa saja, tetapi
rasanya menyentuh semua benda benda di
rumah joglo Pak Tono merupakan kesempatan
emas. Tak sembarang orang diperbolehkan
melakukannya. Pada saat kebahagiaan melanda
dua temannya, terlihat Jono masih menyimpan
kemurungan.
“Kamu kenapa Jono, kamu masih sedih?” tanya
Pak Tono.
Butiran Cerita. 199
“Saya memikirkan keadaan ibu saya!” jawab
Jono dengan bimbang.
“Jono, kamu harus sabar!” ucap Pak Tono
dengan yakin.
“Iya Pak, saya akan berusaha!” ucap Jono
dengan lega.
Setelah sampai di rumah, Jono demikian tak
sabar untuk ketemu ibunya, “bu, maaf Jono
pulang terlambat.”
“Iya. ayo masuk. Segeralah makan. Tapi maaf,
ibu hanya memasak apa adanya!” ucap Ibu.
“Iya, Bu!” jawab Jono dengan ikhlas.
Setelah makan, Jono membantu adiknya
menyapu halaman. Jono melakukan tugasnya itu
dengan senang hati, dan tetap bersabar, lalu
Jono meminta untuk adiknya agar istirahat
saja, karena Jono tidak mau adiknya
kecapekan. Tetapi adik Jono menolaknya
Butiran Cerita. 200
karena adik Jono Eva dan Nia juga adik yang
baik.
Sore itu, saat Jono tengah asyik menyapu,
Jono tak menyangka akan kedatangan Tino.
“Ada apa Tino? Tumben sore sore begini kamu
ke rumahku” tanya Jono dengan kebingugan.
“Begini, tadi saat aku sampai di rumah Joglo,
Pak Tono memberi kabar bahwa akan
diadakannya lomba menjadi Dalang!” ucap Tino.
“Wah, itu kesempatan yang bagus. Kapan
dilaksanakannya?” tanya Jono.
“Tiga bulan lagi!” jawab Tino.
“Oh, jadi begitu? Terus, berarti kita akan
latihan lebih sering?” tanya Jono.
“Iya, betul. Dua kali seminggu. Nanti malam ini
kita latihan juga” jawab Tino.
“Baiklah, aku siap.” Ucap Jono dengan senang
hati.
Butiran Cerita. 201
Jono bisa merasakan semangat Tino demikian
besar dari gerak tubuhnya saat ia
meninggalkan kebun rumahnya. Penglihatannya
mengikut kepergiannya di atas sadel sepeda.
Demikian pula di relung hatinya, ia berharap
dan berandai-andai, mungkin ini adalah jalan
Jono mencapai cita-citanya menjadi seorang
dalang yang trampil dan dibutuhkan banyak
orang untuk pentas.
Setelah Jono selesai menyapu karena hari juga
sudah petang, Jono memutuskan untuk masuk
ke dalam rumah untuk segera mandi. Ia
menjelaskan pada ibu dan kedua adiknya
mengenai lomba mendalang dan kebaikan hati
Pak Tono yag akan melatih mereka dua kali
seminggunya. Dengan sangat sabar Jono
menjelaskan semua kepada adiknya mengenai
kemungkinan jalan prestasi untuknya.
Untung saja adik Jono juga adik yang bisa
menerima impiannya mendalami seni budaya
Butiran Cerita. 202
tradisional yang sudah kian ditinggalkan orang
orang muda belakangan ini. Tapi dari penjelasan
Pak Tono yang kini ditirukannya dalam
penjelasannya pada kedua adiknya, keduanya
ikut menaruh harapan atas impian Jono. Bahkan
juga dalam diri ibunya.
Di saat Jono akan menuju kamarnya
Jono melihat ibunya yang sedang duduk di
ruang tengah. Ibu Jono terlihat sangat sedih.
Jono menghampiri ibunya.Ibunya memulai
berbicara,
“Kau boleh memiliki cita-cita yang bagaimana
pun tingginya, tapi sungguh ibu minta maaf
tidak bisa memberi dukungan sebaik baiknya.”
ucap Ibu Jono dengan sedih.
“Ibu tidak usah berfikir begitu. Pak Tono tidak
meminta jasa apa pun dari kami. Beliau orang
kaya yang baik hati. Apalagi beliau hanya
memiliki harapan mengenai lestarinya dunia
pewayangan saja. Nah, jika salah satu dari kami
menang, itu sudah membahagiakan beliau. Saya
Butiran Cerita. 203
akan berusaha bu.” Ucap dari Jono dengan
meyakinkan ibunya. Ibunya mengusap-usap
pundak Jono memberi semangat.
Pagi itu, persis pada hari Sumpah Pemuda, Sang
Fajar telah bersinar menampakkan
kecerahannya. Seperti biasa, keluarga Jono
bergegas beraktivitas seperti biasa. Adik-
adiknya berangkat sekolah. Tetapi ada yang
beda bahwa hari ini ibunya mengantarkannya
mengikuti lomba mendalang di kabupaten.
“Jono, jangan lupa, nanti sebelum kamu
main, kamu baca basmalah dahulu!” pesan dari
Ibu.
“Baik, Bu!” ucap Jono dengan senang.
Mereka berangkat, wajah ibu masih terlihat
pucat. Meski begitu ia berusaha memberikan
kekuatan semangat untuk anak pertamanya
yang selalu berperangai menyenangkan. Hampir
tengah hari, nomor undian Jono membawanya
melangkahkan kaki menuju panggung tempatnya
Butiran Cerita. 204
berpentas. Pujo dan Tino sudah melewati
gilirannya lebih awal.
“Bu Pujo hebat sekali ya!” celetuk Jono usai
temannya itu pentas tadi.
“Iya, jika kamu mau berusaha pasti kamu akan
lebih baik darinya!”
“Iya, Bu, Jono pasti akan berusaha
membanggakan ibu!” ucap Jono.
Sekarang saatnya Jono membuktikan
kemampuannya. Ia mencoba memainkan sebuah
bagian perang Baratayudha antara Pandhawa
dan Kurawa. Di hitungan sepertiga pentas Jono
memainkan pertunjukan, ibu Jono pingsan.
Bergegas Jono meninggalkan pertunjukan itu.
Ia tak lagi peduli dengan sebuah iming-iming
kemenangan. Beberapa orang mengantarkan
keduanya ke rumah sakit dengan mobil panitia.
Untunglah, hasil pemeriksaan dokter
menyebutkan bahwa Ibu Jono boleh rawat
jalan sembari menunggu rujukan yang dapat
Butiran Cerita. 205
digunakannya ke rumah sakit di kota. Bahkan
ibunya membujuknya untuk kembali ke tempat
lomba tersebut demi mengetahui dan
menyemangati teman-temannya.
Tiba di sana, sudah sangat sore. Jono demikian
perhatian terhadap suara dewan juri
yangmengumumkan peraih juaranya.
“Yang menjadi juara pertama adalah …!”
Seperti biasa, Sang Juri memberi jeda untuk
memberikan efek rasa penasaran dan kejutan.
“Ia bernama Pujo Satriyo!” Seketika Pujo
melonjak dan Jono memeluknya erat dari
belakang hingga keduanya hampir jatuh
bersamaan.
“Pujo, selamat ya!”ucap Jono dengan
senang hati.
“Iya, Jono aku berhasil! Ini semua berkat Pak
Tono.”
Butiran Cerita. 206
“Kau memang layak mendapatkannya, Pujo!”
Tino menepuk nepuk pipi Pujo.
“Kemenangan ini aku persembahkan buat pak
Tono dan buat kalian!” muka Pulo bersemu
merah, hendak menangis karena kebahagiaan
itu.
Entah dari mana, Pak Tono tiba tiba sudah
berada dekat dengan ketiganya. Roman muka
Pak Tono demikian bahagia. Ketulusan dari
kerja kerasnya menghasilkan buah kemenangan.
“Pak Tono, uang itu nanti saya akan berikan
separuh buat ibu Jono untuk membeli beras,”
ucap Pujo.
Pujo langsung saja menyatakan keinginannya.
Memang di antara ketiga sahabat tersebut,
Jono lah yang hidupnya sering berkekurangan.
“Kamu memang berhati mulia, Pujo. Kalian
semua memang anak-anak yang bersedia untuk
belajar. Bapak membanggakan kalian.” Ucap Pak
Tono dengan gembira.
Butiran Cerita. 207
Jono terkejut mendengar perkataan Pujo,
“Terima kasih Pujo!” Sekali lagi ia memberi
pelukan pada temannya tersebut, “Iya, sama
sama!” Pada ajang perlombaan itu, ternyata
bukan saja kemenangan yang berarti, tetapi
sebuah nilai persahabatan dan kepedulian
sesama teman.
Butiran Cerita. 208
Persahabatan Sejati Di SMP
Karya: Dista Amelia
Saat ini aku berada di kelas 3 SMP.
Namaku adalah Sinta. Hari hariku kujalani
bersama dengan ketiga sahabatku yaitu Aris,
Andri, dan Ana. Kita berempat sudah
bersahabat sejak kecil. Suatu saat kami
menulis surat perjanjian persahabatan di
sobekan kertas yang dimasukkan ke dalam
sebuah botol, kemudian botol tersebut dikubur
dibawah pohon yang nantinya surat tersebut
akan kami buka saat kami menerima hasil ujian
kelulusan. Hari yang kami berempat tunggu
akhirnya tiba, kami pun menerima hasil ujian
dan hasilnya kita berempat lulus semua. Kami
serentak langsung pergi berlari ke bawah
pohon yang pernah kami datangi dan menggali
tepat dimana botol yang dulu kami kubur. Kami
berempat membuka botol tersebut dan
membaca tulisan yang dulu pernah kami tulis.
Butiran Cerita. 209
Kertas tersebut bertuliskan “Kami berjanji
akan selalu bersama untuk selamanya.”
Keesokan harinya, Aris berencana untuk
merayakan kelulusan kami berempat. Malamnya
kami ber 4 pergi bersama ke suatu tempat dan
disitulah saat-saat yang tidak bisa ku lupakan
karena Aris berencana untuk menyatakan
perasannya kepadaku. Malam itu sungguh malam
yang istimewa untuk kami berempat..
Kami pun bergegas untuk pulang
menggunakan mobil. Ketika perjalanan pulang,
entah mengapa perasaan ku tidak enak.
“Perasaanku kenapa aneh begini ya?” ucapku
penuh cemas. “Udahlah Sin, santai aja, kita
bakal baik baik saja” jawab Andri dengan
santai. Andri berusaha menenangkanku.. Tak
lama setelah itu, hal yang ku khawatirkan
terjadi. “Arissss awasss! di depan ada jurang!”
Teriakku. “Aaaaaaaaaa!!!”
Bruuukkkk. Mobil yang kami kendarai masuk ke
dalam jurang. Aku tak kuasa menahan air mata
yang terus mengalir dimataku sampai aku tak
Butiran Cerita. 210
sadarkan diri. Perlahan aku buka mataku
sedikit demi sedikit dan aku melihat ibu berada
di sampingku dan langsung memelukku.
“Sintaa... kamu sudah sadar nak?” Tanya ibuku.
"Aku ada dimana bu" tanyaku tanpa menjawab.
"Kamu ada dirumah sakit nak" kata ibu. kamu
yang sabar ya, Andri dan aris tidak tertolong di
lokasi. Aku terdiam mendengar ucapan ibu dan
air mataku seketika menetes. Tangisku tiada
henti mendengar pernyataan ibu. Aku masih tak
percaya kalau sahabatku pergi begitu cepat.
“Aris, Andri mengapa kamu tinggalkan aku dan
Ana. Lalu bagaimana dengan persahabatan kita"
tanyaku dalam hati. 2 hari berlalu dan aku
berkunjung ke makam mereka. Aku berharap
kami bisa menghabiskan waktu bersama sampai
lulus kuliah, tetapi sekarang semua itu hanya
angan-angan. Aku berada di makam 1 jam.
Sedikit mengenang saat saat dlu kita bermain
bersama. Setelah beberapa bulan kemudian.
Aku sudah bisa mengikhlaskan kepergian Aris
dan Andri. Saat keluar dari rumah sakit aku
Butiran Cerita. 211
tidak bertemu sama sekali dengan Ana. Aku
bertanya pada ibu, dan ibu berkata bahwa ia
sudah dibawa pulang kerumah sebelumnya.
Tiba saatnya aku sekolah SMA. Aku sekolah di
SMA Melati. Disana aku mendapat banyak
teman baru. Awal aku masuk ke kelas, seorang
anak menyapaku. "Haiii," kata anak itu. Aku
membalas sapaannya "Haii juga." Kita saling
berkenalan satu sama lain. Dia bernama Lili.
Akhirnya aku memutuskan duduk disampingnya.
Beberapa lama kemudian, seorang anak masuk
ke kelas. Betapa terkejutnya aku ketika
melihat anak itu. Dia adalah Ana. Aku berteriak
"Anaaaa" dan langsung memeluknya. Seketika
Ana melepaskan pelukanku, " Kamu siapa"
tanyanya. Aku terheran kenapa Ana lupa
denganku. Aku mulai merasa sedih. Dia langsung
mencari tempat duduk yang jauh dariku. "Ana
temenmu?" tanya Lili. "Dia adalah sahabatku
waktu SMP. Dulu kami mengalami kecelakaan.
Mobil kami masuk ke jurang dan dua sahabat
kami meninggal dunia." ceritaku panjang. Lili
Butiran Cerita. 212
sedih mendengarkan ceritaku dan langsung
menenangkanku.
Sepulang sekolah aku sempat mampir kerumah
Ana. Aku mengucapkan salam dan bertemu
dengan ibunya. Saat itu juga ibunya langsung
merasa sedih. Ibu Ana menceritakan semua
tentang Ana bahwa Ana telah kehilangan
ingatannya setelah kecelakaan itu terjadi. Aku
langsung terkejut. Ibunya tak berhenti
menangis. Tetapi aku berjanji kepada ibunya
akan mengembalikan ingatan Ana kembali.
Keesokan harinya, aku berangkat kesekolah.
Aku menceritakan pada Lili bahwa Ana telah
kehilangan ingatannya. Lili pun langsung
memahami kesedihanku. Saat jam istirahat, aku
dan Lili memutuskan untuk mengajak Ana pergi
ke kantin. Ana menerima ajakkanku. Ia membeli
roti coklat. Aku masih ingat bahwa Ana sangat
suka makan roti coklat. Sesudah itu kami pergi
ke taman. Aku bercerita panjang kepada Ana
Butiran Cerita. 213
dan Lili dengan niatan Ana bisa mengingat lagi
memori kita dulu.
Hari demi hari terlewat begitu cepat. Aku
masih berusaha membantu Ana mengembalikan
kembali ingatannya. Lalu aku berniat bertanya
beberapa pertanyaan kepada Ana."Ana...
apakah dulu saat SMP kamu mempunyai
sahabat?" tanyaku. "Sepertinya aku punya tapi
aku lupa dengan mereka dan dimana mereka
sekarang." jawab Ana dengan wajah bingung.
"Kringgggg" bel masuk telah terdengar. Aku
tidak meneruskan ucapakan dan langsung
mengajak Ana dan Lili ke kelas.
Satu bulan kemudian, Ana mulai mengingat
memori kita dulu. Aku berusaha lagi agar Ana
mengingatku kembali. 2 bulan terlewat. Ana
sudah kembali ingatannya. Aku sangat senang
dan langsung memeluknya. Seketika ia bertanya
kemana Aris dan Andri. Aku tidak tega
menceritakannya kepada Ana..
"Aris dan Andri meninggal dunia Ana" jawabku
Butiran Cerita. 214
dengan sedih. "Apaaa!!!!???" teriak Ana dan
seketika mengeluarkan tangisan. "Maaf Ana
tapi aku harus mengatakan ini padamu."
jawabku. "Iya Sin tidak apa apa, mungkin ini
kehendak tuhan." jawabnya "Bisakah kamu
mengatarkanku ke makam mereka berdua saat
pulang sekolah nanti Sinta?" tanyanya lagi..
"Tentu Ana. Kita akan pergi bersama." jawabku
dengan semangat.
Sore hari tiba. Aku dan Ana bergegas ke
makam Andri dan Aris. Ana langsung merasa
sedih melihat kedua makam sahabatnya. Aku
langsung mengajak Ana untuk berdoa agar
semua amal baik Andri dan Aris diterima oleh
tuhan dan mengampuni semua dosanya. Kami
memutuskan pulang. Di perjalanan Ana berkata
"Aku sangat bersyukur karena kita masih
diberi kesempatan oleh tuhan," "Iya Ana kita
harus bangkit dari kesedihan dan harus
melanjutkan hidup." jawabku dengan senyuman.
Persahabatan kami pun semakin erat. Selain itu
Butiran Cerita. 216
Persahabatan Yang Hampir Roboh
Karya: M.Qeisal Amin
Hari sekolah dimulai seperti biasa. Hari
senin yang cerah seperti biasa para murid
mengadakan upacara bendera. Setelah upacara
seluruh murid kembali kekelasnya masing-
masing untuk mendapatkan pelajaran. Pada hari
senin itu terdapat pelajaran Bahasa Indonesia,
PPKN dan Matematika. Proses belajar
mengajar berjalan seperti biasa tenang dan
tertib.
Pada saat jam pembelajaran PPKN, guru
yang mengajar pada waktu itu bernama Ibu
Wiwit.Pada saat itu Ibu Wiwit memberikan
tugas kelompok kepada murid-muridnya. Dan
beriringnya waktu Ibu Wiwit pun menjelaskban
tata cara untuk mengerjakan tugas kelompok
yang telah ia berikan.
Butiran Cerita. 217
Terdapat pada kelompok 3 yang
beranggotakan Lina, Raffa, Aulia, dan Novi.
Novi selaku ketua kelompok langsung
menjelaskan tata cara yang telah dijelaskan
oleh Ibu Wiwit supaya tugas kelompok mereka
mendapatkan nilai yang bagus dan tidak
mengecewakan.
Waktu jam istirahat pun tiba, semua
murid berbondong-bondong untuk pergi ke
kantin, selesai makan makanan yang telah ia
beli, Raffa teringat sesuatu, bahwa bolpoin dan
spidol untuk mereka kerjakan tugas kelompok
telah habis. Raffa pun mengajak Lina untuk
membeli bolpoin dan spidol di kantin. “Eh,Lin
aku ingat bulpoin dan spidol kita untuk
mengerjakan tugas kelompok kita kan telah
habis,gimana ini Lin!” Lina yang langsung
teringat bahwa di koperasi sekolah jualan
berbagai macam alat sekolah. “Tanang wae Raf,
kan di koperasi sekolah jualan macam alat
sekolah, jadi jangan khawatir.” ucap Lina yang
kalau berbicara menggunakan logat Jawa.
Butiran Cerita. 218
Setelah mereka berdua membeli bulpoin dan
spidol, mereka bergegas kembali ke kelas
dikarenakan waktu jam istirahat telah habis.
Sesampainya di kelas, Novi langsung menyuruh
mereka bertiga untuk mengerjakan tugas
kelompok tersebut. Novi sedang mencari inti-
inti dari tugas kelompok tersebut supaya lekas
ditulis oleh Raffa dan Aulia, sedangkan Lina
ditugaskan untuk menghiasi tugas kelompok
tersebut dengan spidol yang telah ia beli
bersama Raffa di kantin.
Tugas kelompok mereka pun telah
selesai dikerjakan, dan Novi langsung
menyerahkan tugas kelompoknya kepada Ibu
Wiwit yang telah menunggu dengan sabar.
Mereka berempat pun merasa penasaran dan
ragu akan hasil dari kerja kelompok mereka.
Mereka kembali duduk ke kursi masing-masing
dan menunggu hasil dari kerja kelompok yang
akan diumumkan di kelas mereka.
Butiran Cerita. 219
Seiring berjalannya waktu, Ibu Wiwit
pun mengumumkan hasil kerja kelompok dari
murid-muridnya itu. Kelompok 1 mendapatkan
nilai 91 yang beranggotakan Reza, Tiara,
Jasmin, dan Budi. Kelompok 2 mendapatkan
nilai 88 yang beranggotakan Haikal, Amanda,
Eko, dan Nike. Sedangkan Kelompok 3 yang
beranggotakan Novi, Lina, Raffa, Dan Aulia
tersebut mendapatkan nilai 97. Kelompok 4
mendapatkan nilai 93 yang beranggotakan Rani,
Edo, Dayu, dan Ridho.
Novi beserta anggota kelompoknya pun
sontak gembira dan senang mendengarkan hasil
pengumuman nilai kerja kelompoknya. Bisa
disimpulkan bahwa hasil nilai Kelompok 3 adalah
paling bagus. Novi pun berbicara gembira
kepada anggotanya “Wihhh, gak nyangka bakal
dapat nilai sebagus ini y ges!”. Aulia pun juga
berkata “Iyh, ternyata usaha kita semua
membuahkan hasil.” Lina dan Raffa juga
bersorak gembira.
Butiran Cerita. 220
Waktu pembelajaran Matematika pun
sudah tiba. Ini pelajaran yang paling tidak
disukai oleh seluruh murid di kelas,
dikarenakan gurunya yang suka marah kepada
murid-murid nya. Guru Matematika tersebut
bernama Ibu Bawon. Dikarenakan murid-murid
takut kepada guru tersebut, akhirnya waktu
pembelajaran Matematika habis dan juga
waktu untuk pulang. Mereka semua diberi
Pekerjaan Rumah(PR) oleh Ibu Bawon untuk
mengerjakan tugas tentang Garis Koordinat.
Novi yang berinisiatif untuk mengerjakan tugas
rumah dari Bu Bawon tersebut mengajak Raffa,
Lina, dan juga Aulia untuk mengerjakan
bersama-sama di rumah nya yang dekat dengan
sekolah hanya berjarak 800 meter dari
sekolah. Keesokan harinya pada pukul 08.00
Lina, Raffa, dan juga Aulia sampai di rumah
Novi.
Mereka bertiga pun masuk disambut
baik oleh keluarga Novi, Ibu Novi yang
mengetahui bahwa teman-teman Novi sudah
Butiran Cerita. 221
datang pun langsung memasakkan nasi goreng
untuk mereka berempat. Mereka berempat pun
bergegas mengerjakan tugas yang sudah
diberikan oleh Bu Bawon, awal-awal kegiatan
berjalan lancar, ditengah kegiatan, tangan
Aulia tidak sengaja tersenggol oleh Lina,
otomatis tulisan Aulia terkena coretan dan
Aulia pun marah. Lina yang mengetahui kejadian
tersebut langsung meminta maaf kepada Aulia,
“Loh, gimana sih Lin kan tulisan aku jadi
tercoret gara-gara kamu, kalau ngerjakan itu
yang tenang jangan keburu-buru dong, aelah
Lina-Lina.” sontak Lina yang merasa bersalah
itu pun langsung meminta maaf, “Aduhh, maaf
tadi itu gk sengaja, kan itu tinggal dihapus
dengan penghapus, gitu doang marah.” Aulia
yang orangnya baperan pun marahnya 2 kali
lipat. “Ini bukan masalah tinggal ngehapus, ini
tentang km kalau ngerjakan kaga bisa diem,
ngerjakan aj sambil ketawa-ketiwi.”
Novi dan Raffa yang mengetahui
kejadian tersebut langsung melerai keduanya.
Butiran Cerita. 222
“Udahh-udahh,jangan marah Ul nanti kaga
selesai-selesai malahan tugas nya” ucap Raffa
yang berusaha menenangkan suasana. Raffa
yang mengetahui bahwa penghapus Aulia tidak
dia bawah langsung bilang, “Udahh, sini pake
penghapus ku, ayo buruan hapus biar cepat
selesai tugasnya”
Aulia yang amarahnya meluap masih
belum bisa ditenangkan, begitu ia mengetahui
bahwa penghapusnya lupa ia bawa, ia pun tanya
kepada Novi toko terdekat yang berjualan
alat-alat sekolah. “Ehh Nov deket sini yang
jualan alat-alat sekolah di mana Nov?” Novi
sontak menjawab pertanyaan Aulia tersebut
“Ehh, di Gang 5c disitu ada yang jualan alat-
alat sekolah deket kok kamu tinggal jalan
keluar gang depan itu langsung belok kanan aj
itu udh kelihatan Gang 5c toko nya cat warna
biru Ul!”
Lina yang tidak terima dikatakan begitu dengan
Aulia pun sontak menyulut amarahnya dan
Butiran Cerita. 223
berkata, “Ya, sono pergi beli penghapus
sekalian pulang!” Aulia yang mendengar
perkataan Lina pun membalas perkataan Lina
“Lah serah ku lah mau pulang apa gimana!” Novi
dan Raffa pun pusing bagaimana cara untuk
melerai mereka berdua, “Udahhh, jangan
tengkar dong ini kan tujuannya ngerjakan tugas
bukan tengkar” ucap Raffa yang kehabisan
cara. “Hooh” Novi yang menyaut pembicaraan
Raffa.
Aulia yang mendengar perkataan Raffa
pun bergegas membeli penghapus. Sesampainya
di toko alat sekolah tersebut Aulia pun
membeli penghapus dengan memasang muka
kesal, ibu penjaga tokonya pun lantas
menanyakan kenapa Aulia memasang muka
kesal, “Loh, neng kenapa muka kok kelihatan
marah dan kesal begitu?” Aulia pun menjawab
“Ohh, gpp kok bu cuman ada masalah ama
temen aj” “Oalah neng, y wis gpp kalau gitu,
ehh jadi beli yang mana ini neng?” “Hmmm beli
yang itu aj deh bu yang merk student, iru
Butiran Cerita. 224
harganya Rp.2.500 kan bu?” ucap Aulia yang
sedang menanyakan harga. “Iyh neng itu
harganga Rp.2.500.” jawaban Ibu penjaga toko
tersebut “Ya udah deh bu beli yang itu aja”
“Nih neng penghapusnya, makasih y neng” Ibu
penjaga toko yang mengambil uang dari Aulia
yang telah diletakkan diatas etalase tersebut.
“Makasih banyak ta bu, mari” ibu yang akan
membalas ucapan Aulia pun hanya meanggukkan
kepala dan tersenyum ramah.
Aulia pun sontak berjalan menuju
kembali ke rumah Novi, “Assalamualaikum”
salam Aulia yang sudah datang.
“Waalaikummussalam” balas dari seisi rumah
Novi. “Nahh si Baperan sudah datang.” Aulia
yang mendengarkan perkataan Lina pun sontak
marah dan bilang “Ehh rame aj lu, biarin serah
ku lah mau gimana -gimana!” “Hadehhhh” ucap
Novi dan Raffa. Aulia yang bersikap bodo amat
kepada omongan Lina pun langsung menghapus
coretan yang disebabkan oleh ketidak
sengajaan Lina.
Butiran Cerita. 225
Dan akhirnya nasi goreng yang telah
dimasakkan oleh Ibu Novi pun tiba, “Nihhh
makanannya, ayo buruan dimakan enak dimakan
anget-anget!” ucap Ibu Novi sambil
menyodorkan piring.
“Wahhh makasih ya Tante.” Ucap Raffa dan
Lina, “Ohh iyh sama-sama” balasan Ibu Novi
kepada mereka berdua. Aulia yang masih bete
itu pun sedang sibuk mengerjakan tugas
matematikanya sedangkan yang lain makan nasi
goreng yang telah disiapkan. “Ayo buruan
dimakan Ul, nanti itu nasinya dingin gk enak
kalau nasi goreng dingin tau!” ucap Novi yang
masih ada nasi di dalam mulutnya. “Iya deh iya,
nih aku makan” balas Aulia yang masih bt
dengan ketidak sengajaan Lina. Lina yang
melihat Aulia memakan nasi goreng tersebut
senyum dan tertawa bahwa Aulia kalau makan
suka bercomotan sampai ke pipi-pipi. “Ngapain
kamu ketawain aku begitu?” Aulia yang merasa
bahwa ia sedang diketawain olen Lina pun
merasa marah. “Lah siapa yang ketawa, lagian
Butiran Cerita. 226
kamu makan aj pake acara comot segala malu
tau kalau dilihat”, Aulia yang mendengarkan pun
langsung membersihkan comotan nasi yang
berada di pipinya dan ia merasa malu.
Kerja kelompok mereka pun telah usai,
waktunya mereka untuk pulang ke rumah
masing-masing dan menyiapkan diri untuk hari
sekolah esok. Raffa pun sebelum naik ke motor
menyempatkan bilang “Ehh Nov makasih ya
waktu dan tempatnya btw nasi gorengnya enak
loh tolong bilangin ibumu ya makasih banyak!”
Aulia dan Lina pun mengucapkan kata-kata yang
bersamaan “Iya Nov sama aku mau bilang gitu!”
Raffa yang pulang duluan dikarenakan telah
dijemput oleh Bapaknya yang telah menunggu di
depan pagar, “Bya-bye semua,sampai nanti
besok ya,dadahh!” Ucap Raffa yang telah
menaiki motor dan melambaikan tangan. Novi
pun membalikkan bada dan sedang meilhat Lina
yang sedang bercanda dengan Aulia. Novi pun
berkata dalam hati “Alhamdulillah ternyata
mereka telah baikkan.”. Dan mereka pun telah
Butiran Cerita. 227
pulang yang sudah dijemput. Aulia yang pulang
dijemput oleh Kakaknya. Selang 3 menit Lina
pun dijemput oleh Ibunya. Novi yang mengingat
tadi bahwa mereka sedang bercanda bersama-
sana pun merasa bahagia.
Kesokan harinya waktu sekolah
dimulai,pada hari Selasa terdapat pelajaran
Matematika, Penjaskes, dan Agama. Novi
datang masuk ke kelas dan menyapa seisi kelas.
Ia menuju meja Raffa dan berkata “Ehh Raf,
kenapa Aulia dan Lina belum datang ya?” “Hmm
palingan mereka berdua terjebak macet deh.”
Ucap Raffa yang membalas pertanyaan Novi.
Dan mereka berdua itu pun datang dan
disambut riang gembira oleh Novi dan Rafa.
“Cieeee yang sudah baikan.” Ucap Novi dan
Raffa. Lina yang mengetahui perkataan
tersebut langsung menjawab “Iya dong kan kita
teman, yekan Ul?”. Aulia yang mendengarkan
perkataan tersebut pun langsung tersipu malu
dan berkata “Ehh iyh.”. “Hmm Lin aku minta
maaf ya atas yang kemarin, minta maaf
Butiran Cerita. 228
banget!” Permintaan maaf dari Aulia pun
diterima oleh Lina “Iyh aku maafin kok, sama
aku juga minta maaf ya Ul” “Akhirnya ya Raf
mereka berdua telah baikan.” “Iyh Nov
alhamdulillah”.
Dan waktu pembelajaran Matematika
pun telah tiba, mereka berempat menjalani hari
di sekolah seperti biasanya aman, damai, dan
sentosa, begitu juga dengan pembelajaran
selanjutnya samapi selesai.
Butiran Cerita. 229
Rama Si Penjual Kue
Karya: Iqbal Mulyana
Tisu buat tengah kota terdapat 1 pasang
suami istri yang hidupnya serba kekurangan
entah itu biaya makan dan kebutuhan lainnya.
Hingga pada suatu hari istrinya
melahirkan seorang anak laki-laki yang ia beri
nama Rama. Mereka berdua sangat khawatir
akan kehidupan Rama kedepannya karena ia
terhalang sulitnya ekonomi.
Hari berganti….
hari hingga akhirnya si rama sudah besar
berumur 7 tahun. Namun
kehidupannya sangat miris hingga akhirnya si
rama berpikiran ia ingin membantu keluarganya
berjualan kue pasar di pinggir jalan sepulang
sekolah.
Butiran Cerita. 230
Setelah pulang sekolah ramah segera
pulang ke rumah untuk berganti pakaian dan
segera menjualkan kue pasar milik tetangganya
yang bernama Bu lastri. Setiap hari Rahma
berjualan tanpa ada hari libur dan uang hasil
dagangannya selalu ia tabung untuk keperluan
yang mendadak.
Hingga di suatu hari raya Kramat jati
sakit dan hanya bisa terbaring di tempat tidur.
Di saat itulah mulai sedih dan mulai putus asa
namun ia selalu membangun semangatnya lagi
untuk berjualan agar ayahnya bisa sembuh
kembali seperti dulu. Uang hasil dagangan nya
terus ditabung hingga suatu saat ia harus
membuka tabungannya untuk beli obat ayahnya
di dokter. Dan siapa sangka ia saat ingin
membeli obat untuk ayahnya malah bertemu
orang baik. Iya adalah seorang pengusaha
sukses yang bernama bapak uda yang
memberikan uang lama untuk membeli obat
ayahnya. Dan bapak udah berjanji akan
Butiran Cerita. 231
membiayai Ramadan keluarganya hingga sampai
Rama menjadi sukses.
Hingga berganti-ganti tahun Rama sudah
beranjak dewasa dan sudah lulus menjadi
seorang dokter dan ayah ibunya bangsa serta
ia juga berterima kasih kepada bapak udah
yang sudah membantunya sampai menjadi orang
sukses.
Butiran Cerita. 232
Reyna dan Raysha
Nama: Aaliya Zahra Inara
Di pagi yang mendung, gerimis menyirami
Desa Trikala. Desa yang penuh akan memori
persahabatan Reyna dan Raysha. Reyna dan
Raysha merupakan sahabat baik sedari kecil.
Mereka tumbuh dan besar bersama-sama di
Desa Trikala yang indah nan asri itu. Hubungan
antara kedua orang tua merekapun sangat erat.
Hingga bisa dibilang hubungan mereka lebih
dari sekedar sahabat melainkan layaknya
saudara.
Gerimis pun mulai reda, matahari mulai
menampakkan sinarnya. Saat itu lah Reyna bisa
bertemu dengan Raysha. Mereka memulai
harinya dengan berangkat ke sekolah bersama.
Belajar bersama dan melakukan aktivitas
bersama-sama merupakan hal yang telah
Butiran Cerita. 233
mereka lakukan sedari kecil hingga saat
mereka telah menduduki bangku SMP.
Sepulang dari sekolah Raysha mengajak
Reyna ke taman untuk mengobrol. Raysha
mengatakan bahwa ia akan pindah ke kota,
karena ayahnya yang dipindah tugaskan kesana.
Sontak Reyna pun kaget mendengar perkataan
Raysha tadi. Seolah-olah pelangi yang telah
menghiasi harinya tergantikan secepat kilat
dengan badai hujan yang menggelegar.
"A-APAA KAU AKAN PINDAH KE KOTA
DAN MENINGGALKAN KU RAYSHAAA?!"
ucap Reyna dengan penuh kesedihan.
"I-iya Reyna, maafkan aku.. Aku pun
sebenarnya tak ingin meninggalkanmu dan desa
ini" jawab Raysha.
"Hmm,, iya Sha.. ta-tapi kamu ga lama kan
tinggal di kotanya?? cuma sebentar kan? iya
kan Shaaa??!" tanya Reyna dengan tersengguk-
sengguk.
Butiran Cerita. 234
"Doain aja ya Rey, semoga ayah ga lama-lama
dipindah tugaskan ke sana. Biar aku bisa kesini
lagi" jawab Raysha dengan penuh senyuman.
"I-iyaa Sha, aamiin.." ucap Reyna dengan wajah
yang masih murung dan sedih.
"Udah dong nangisnya,, jangan cemberutt jugaa
nanti cantiknya hilang lhoo dibawa kucing..
Ututuuu mananih cenyumnyaa" rayu Raysha.
Akhirnya Reyna pun tersenyum dan mulai
memahami keadaan Raysha yang memang
mengharuskan ia untuk pergi ke kota untuk
beberapa saat.
Haripun berganti, cerahnya sinar
mentari mengiringi langkah Reyna tuk bertemu
dengan Raysha. Karena hari ini hari terakhir
Raysha di Desa Trikala, Reyna tak ingin
menyia-nyiakan kesempatannya tuk
menghabiskan waktunya bersama Raysha
sepanjang hari. Membuat memori dan kenangan
indah yang akan terkenang dibenak mereka.
Butiran Cerita. 235
Reyna pun mengajak Raysha ke suatu
tempat yang telah ia persiapkan. Tak jauh-jauh
darirumah mereka. Tempat itu semacam
sebuah gudang yang telah Reyna hias sebaik
mungkin dan mengisi setiap ruangan itu dengan
foto, tulisan, mainan masa kecil mereka serta
hal-hal yang mereka buat selama mereka
bersama. Tentunya hal itu membuat Raysha
terharu dan bahagia. Ia sangat berterima kasih
pada Tuhan telah mengirimkan Reyna untuk
menjadi sahabat terbaik dalam hidupnya.
Ia pun berterima kasih pada Reyna yang
telah menyiapkan ini semua. Lalu mereka pun
menghabiskan waktu mereka disana dan
membicarakan masalalu yang mereka lalui
bersama
hingga senja datang.
Hari perpisahan mereka pun akhirnya
tiba. Haru biru menyelimuti perpisahan dihari
itu. Tepatnya pukul 09.30 pagi nanti Raysha
dan keluarganya akan pergi meninggalkan Desa
Butiran Cerita. 236
Trikala. Sebagai sahabat baik, Reyna pun
menemani Raysha hingga saat waktu
kepergiannya itu tiba.
Sudah pukul 10.00 pagi, Raysha sudah
pergi. Kali ini hanya secarik kertas lah yang
bisa menjadi penghubung antara mereka.
Mereka akan berkomunikasi dan bertegur sapa
dalam tiap kalimat yang mereka tuliskan. Reyna
pun berharap ini tak berlangsung lama.
5 tahun telah berlalu, terkadang
komunikasi antar mereka pun semakin
berkurang. Mungkin karena Raysha yang juga
sudah sibuk di Kota. Yang membuatnya tak
sempat membalas surat-surat dari Reyna.
Beberapa surat telah Reyna kirimkan. Namun
akhir-akhir
ini tak ada satupun yang Raysha balas.
Hingga suatu hari saat mentari akan
terbenam, tiba-tiba ada surat balasan dari
Raysha yang mengabari kalau ia akan
Butiran Cerita. 237
berkunjung ke Desa, betapa senangnya Reyna
membaca surat itu. Ia pun tak sabar menunggu
hari esok, hari dimana ia bertemu dengan orang
yang selama ini telah hilang kabar.
Sang mentari pun terbit dihari yang
dinanti-nantikannya. Reyna menunggu Raysha di
taman seperti yang Raysha inginkan. Namun
betapa terkejutnya Reyna melihat Raysha yang
telah berubah serta teman-teman baru yang
berada di sampingnya. Reyna tetap bersikap
tenang dan menyambut mereka. Raysha yang
sangat senang bertemu dengan Reyna dengan
antusias mengenalkan teman-teman barunya
yakni Alana, Clara dan Salma. Tak berselang
lama mereka berbicara. Namun Reyna melihat
beberapa perubahan. Perhatian lebih Raysha
pada teman-teman barunya dibanding padanya
membuat ia cemburu.
Namun Reyna tak ingin tak ingin merusak
suasana, ia tetap sabar. Tak sengaja ia pun
mendengar percakapan antara Alana, Clara dan
Butiran Cerita. 238
Salma disaat Raysha pergi membeli jajanan
untuk mereka.
"Style Reyna kenapa beda sama kita?" tanya
Clara
"Yakan ini dikampung. Ya kampungan lah
gayanya" sahut Alana
"Hahahaha" tawa Salma dan Clara, Hal itu
tentunya membuat Reyna sakit hati, akhirnya
Reyna bertanya pada mereka.
"Ekhem... apakah kalian membicarakan ku?"
tanya Reyna dengan sopan.
"Idih ke-pd an gue ga mungkin ngomongin lo
kali" jawab Alana dengan sinis.
"Tapi kalau ga salah kalian membicarakan
tentang gaya ku, apakah ada yang salah atau
menganggu kalian?" tanya Reyna menahan rasa
sesak didada.
"Udah deh diem aja, orang kampung mah mana
bisa atur gaya.. kok bisa sih Raysha temenan
Butiran Cerita. 239
sama orang kaya lo? Haha kampungan" sahut
Clara dengan angkuh.
Tak lama Raysha pun datang dan
bertanya tentang apa yang terjadi. Namun
Alana dan Clara pun kompak memfitnah Reyna
telah berkata kasar pada mereka. Raysha pun
bimbang karna tak mungkin Reyna bisa berbuat
seperti itu. Tetapi hasutan teman-teman
kotanya itulah yang membuat Raysha percaya
dan menyalahkan Reyna.Reyna yang tak terima
akhirnya meminta maaf lalu menegaskann kalau
ia tak pernah melakukan hal seburuk itu. Dan ia
mengatakan "Jika kamu percaya pada mereka?
Silahkan. Dan silahkan kamu pergi bersama
teman-teman barumu itu dan tinggalkan aku
tuk selamanya" ucap Reyna terakhir kalinya
dengan menahan kekecewaannya. Reyna pun
pulang, ia masih tidak menyangka sikap Raysha
bisa berubah secepat itu. Hanya karna
pengaruh pergaulan yang salah. Ia pun
menangis dan bercerita pada kedua orang
tuanya. Orang tuanya pun paham akan keadaan
Butiran Cerita. 240
anaknya itu. Akhirnya memutuskan untuk
menghubungi orang tua Raysha. Mereka
menyepakati akan bertemu besok.
Sesampainya orang tua Raysha di rumah
Reyna. Masing-masing orang tua itu pun mulai
membahas apa yang telah terjadi pada anak-
anak mereka. Orang tua Raysha pun menasehati
Raysha. Raysha pun akhirnya tersadar bahwa
perbuatannya itu tak sepantasnya ia lakukan.
Terlebih lagi pada sahabatnya itu sendiri.
Akhirnya Raysha pun meminta maaf dan
hubungan persahabatan mereka pun kembali
membaik.
Butiran Cerita. 241
Sahabatku Hilang Karena Cinta
Karya: Pasha Iqbal Pratama
Aku Amel, siswa kelas 10. Dulu, aku
seseorang yang menolak dan mengabaikan
orang-orang yang menyatakan cintanya
kepadaku. Tetapi sekarang justru aku yang
selalu diabadikan oleh orang yang aku cintai.
Aku suka dengan teman sekelasku,
namanya Ferdin , dia merupakan sahabat
dekatku sejak lama. Awal diriku suka
dengannya berawal saat aku kenalan dengannya
dan berteman cukup akrab dan lama-lama
dekat, sehingga sekarang diriku jatuh cinta.
Oh iya, aku punya teman bernama Afni,
dia temanku sejak SMP. Sedangkan Aku, Afni,
dan Ferdin sudah berteman dekat sejak masuk
SMA.
Butiran Cerita. 242
Suatu hari aku melihat Afni dan Ferdin
bermain bersama dan mereka terlihat akrab
seperti orang pacaran. Jujur saat itu aku
cemburu tapi tidak membicarakan ke Afni.
Tetapi lama - kelamaan rasa cemburu ini
ingin dikeluarkan, akhirnya aku memutuskan
untuk cerita ke Afni tentang perasaanku ke
Ferdin.
“Af, aku mau ngomong sesuatu nih, tapi jangan
bilang ke siapa-siapa ya”.
“emangnya mau ngomong apa mel?” tanya Afni.
“Jujur aku suka dengan Ferdin sejak lama, dan
aku cemburu saat kamu dekat sama Ferdin!” .
“Kamu suka sama Ferdin? Serius Mel?” Tanya
Afni.
“Iya, tapi kamu jangan bilang ke Ferdin ya”
Ucapku.
“Iya, maaf sebelumya aku gatau kalau kamu
suka sama Ferdin" Jawab Afni.
Butiran Cerita. 243
Seiring berjalan nya waktu aku semakin
dekat dengan Ferdin, tapi aku perhatikan
Ferdin tidak pernah mau jatuh cinta denganku.
Tapi aku tetap berjuang sepenuh hati.
Suatu hari aku mengetahui Afni juga
suka sama Ferdin ketika aku membaca buku
sehari hari milik Afni. Di beberapa lembaran
tertulis curhatan tentang hati Afni kepada
Ferdin.
Saat waktu itu juga aku kecewa karena
teman baik ku ternyata juga suka dengan
cowok yang sama denganku. Aku berfikir rasa
suka dimiliki oleh siapapun.
Saat sepulang sekolah aku melihat Afni
dan Ferdin sedang berbicara berdua. Aku pun
penasaran dan mendengarkan apa yang mereka
bicarakan.
"Afni,aku suka denganmu dari dulu kamu mau ga
jadi pacar aku"? Tanya Ferdin.
Butiran Cerita. 244
Afni kaget sekali dan bingung mendengar
apa yang diomongin Ferdin. Tidak banyak basa
basi Afni langsung menerima tawaran dari
Ferdin
"Iya aku mau" jawab Afni.
Aku langsung mendatangi mereka
berdua. Afni dan Ferdin kaget dan bertanya
"sejak kapan kau berada disini Amel" tanya
Ferdin.
"Kamu tega banget ya Af" ucap Amel.
"Maafin aku ya Mel tapi aku sudah cinta banget
sama ferdin" ucap Afni.
Amel pergi meninggalkan Afni dan
Ferdin.
Sejak saat itu persahabatanku hancur dengan
Afni karena cinta.
Butiran Cerita. 245
Sahabat sejati
Karya : Hitta Karana
Pagi hari ini aku dan sahabatku akan
berangkat jooging di taman dekat rumah kami.
Sahabatku bernama Lia dan aku bernama Kia.
Kami bersahabat mulai kelas 1 sd hingga kini
kelas 3 Smp. Setiap hari sabtu sore ia
mengajaku untuk jooging di hari minggu pagi
terkadang juga aku yang mengajaknya. Tidak
hanya jooging kadang bersepeda pun juga kami
lakukan setiap minggu pagi.
Pagi hari ini aku segera siap siap untuk
berangkat jooging bersama Lia. Jam 06.00
telah tiba dan Lia sudah berada tepat di depan
rumah ku dan memencet bel yang ada di di
samping pintu rumah. Aku segera bergegas
keluar untuk menemuinya.
“haii Lia” sapa ku
Butiran Cerita. 246
“haii juga Kia” sahut Lia menyahut sapaan ku
Aku segera berangkat jooging seperti biasanya
kepada Lia.
Tak lama kemudian aku dan Lia sampai ke
taman dekat rumah kami.
“cuaca pagi ini sangat bagus untuk kita pergi
jooging ya” kata Lia tiba tiba pada ku
“iya Lia betul cuaca hari ini sangat bagus cerah
dan sejuk sekali” sahut ku menjawab Lia
Kami pun melanjutkan kegiatan jooging pagi ini.
Tak kerasa setelah berbincang lama ternyata
sudah hampur tiga jam kami jooging, kami pun
memutuskan untuk membeli makanan terlebih
dahulu.
“Emm… enak nya makan apa ya, aku sangat
lapar Kia” tanya Lia yang kelaparan
“bagaimana jika kita membeli itu saja” tunjuk
ku ke salah satu warung milik bu sri
Butiran Cerita. 247
“ya ayo kita kesana saja” sahut Lia pada ku
Dan kami pun mulai memilih lauk apa saja yang
akan kami makan.
“wahh masakan di sini memang enakk bangett,
aku suka sekali” kata Lia pada ku
“iya betul banget aku juga suka banget” sahut
ku pada lia
Setelah makan kami pun berjalan menuju mini
market untuk membeli minuman. Setelah
berjalan tidak jauh dari warung kamu pun
sampai ke mini market. Saat memasuki mini
market tak di sengaja kami bertemu dengan
teman kami yang bernama Lini.
“Haii Lini bagai mana kabar mu” sahut aku dan
Lia bersamaan
“hai teman teman kabar ku baik bagaimana juga
jengan kalian” sahut Lini kepada ku dan Lia
Butiran Cerita. 248
“kami juga baik, tak disangka ya kita bertemu
disini sudah lama kita tidak bertemu” kata ku
kepada Lini
“hehe iya ya sudah lama sekali, terakhir
bertemu waktu kita kelas 6 sd” sahut Lini
Lini adalah anak sekolah seberang dengan kami,
kami memang sudah lama tidak bertemu dan
jarang berkomunikasi meski kita saling memiliki
kontak WA masing masing.
“bagaimana jika kita bertemu bersama sama
saat ada waktu luang, bersama Nana juga” kata
Lia pada ku dan Lini
Nana adalah anak satu sekolah dengan Lini kami
pun juga bersahabat saat waktu masih sd
“wahh boleh juga kita bertemu akan bertemu
dimana?” sahut Lini pada kami
“emm… bagaimana jika kita bertemu di mie
cuan saja hehe” kata Lia memberikan ide pada
kami
Butiran Cerita. 249
“boleh juga Li…” sahut ku
Setelah berbincang di mini market kami pun
bergegas untuk pulang karena jam sudah juga
menunjukkan pukul 10.25, dan kami pun pulang
kerumah masing masing. setelah kami sampai di
rumah Lia membuat grub untuk kami berempat
Lia, aku, Lini, dan Nana.
“haii Nana bagaimana kabar mu” kata Lia
mengirimkan pesan lewat whatsapp
“haii aku baik baik sana bagaimana dengan
kabar kalian” Nana menjawab pesan dari Lia
“kami baik baik saja” sahut Lini menjawab
pesan Nana
“Nana bagaimana jika kita bertemu bersama di
mie cuan apa kamu bersedia” kataku lewat
“emm aku tanyakan pada ibu ku dulu ya” sahut
Nana menjawab pesan ku
Butiran Cerita. 250
“baiklah, kita bertemu akan bertemu kapan
teman teman?” tanya Lia pada kami
“bagaimana jika minggu depan saja?” sahut Lini
mengirim pesan pada kami
“okee” sahut kami menunjukan setuju pada usul
Lini
Hari hari berlalu tak terasa sudah hari
minggu lagi saja saatnya aku bersiap siap pergi
bersama teman teman ku, karena jam juga
sudah menjukan 14.45 karena kami akan
bertemu jam 15.15 .
“ting tong…” bunyi bel depan rumah ku kurasa
Lia sudah datang menjemputku. Aku segera
membukakan pintu yang ternyata dugaan ku
benar Lia sudah datang menjemputku. Ku liahat
jam ternyata jam sudah menunjukan pukul
15.05 aku segera bergegas untuk pergi.
Butiran Cerita. 251
“maaf Lia aku sedikit terlambat dan membuat
mu menunggu ku” kata ku tergesah gesah
“iya tidak apa apa Kia lagian juga suma
sebentar” sahut Lia kepada ku
Aku segera memesan ojek online. Setelah
datang di tempat itu ternyata sudah ada Lini
menunggu kami di meja resto tersebut.
“haii… dimana Nana apa kah belum datang?”
tanya ku pada Lini
“belum aku belum melihat Nana datang kemari”
sahut Lini
Jam sudah memunjukan pada 15.25 tetapi Nana
belum juga datang.
“dertt…” bunyi ponsel ku bertandakan ada
pesan
“maaf teman teman aku tidak bisa datang hari
ini” kata Nana mengirimkan pesan di grub
Butiran Cerita. 252
“yahh… kenapa kamu tidak datang Nana” kata
ku mengirim pesan
“aku harus menjaga adik ku karena ibu
menyuruhku untuk menjaga adik ku” sahut
Nana
“aku tadi juga sudah bersiap siap untuk
bertemu dari kalian”pesan whatsapp Nana lagi
pada kami
“maaf ya teman teman sudah membuat kalian
kecewa” pesan whatsapp yang ke tiga kalinya
Nana pada kami
“iya tidak apa apa Nana” kata Lia mewakilkan
aku dan Lini
“kapan kapan apakah kita bisa bertemu
bersama” kata Lia mengirimkan pesan
“okeyy” ketik ku Lini dan Nana bersamaan
menjawab Lia
Akhirnya kami pun makan bersama meski
kurangnya kehadiran sahabat kita Nana.
Butiran Cerita. 253
Strongest One
Karya: Andra Febian Abdi Nugraha
Disuatu hari tepatnya di Desa Micenae
tinggallah ibu yg sedang mengandung,dilain
tempat tepatnya kota langit Olimpus terdapat
dewa yg memimpin kerajaan yaitu Dewa
Zeus.Telah lama berlalu ibu yg mengandung
telah melahirkan anak bernama Chris,Chris
adalah anak yg tidak mudah bersosialisasi dan
berambisi untuk menjadi kesatria terkuat di
Kerajaan Pathenon.Kau tidak akan bisa kesana
Chris,kata temannya Jhon,lalu Chris
menjawab”belum dicoba belum tahu,toh aku
mengalahkan mu beberapa kali”.
Waktu telah berlalu Chris dan temannya
John telah masuk ke tahap seleksi untuk
menjadi kesatria,waduh gimana ini kayaknya
mereka kuat,kata John tapi perkataan itu tidak
digubris oleh Chris karena dia berlatih untuk
Butiran Cerita. 254
ujian seleksi.Ujian pun dimulai,yg bertarung
pertama adalah Garou dan Mio, pertandingan
itu hanya memerlukan waktu 10detik untuk
Garou mengalahkan Mio,waduh kayaknya dia
kuat,kata John tapi Chris berkata”kapan ya aku
bisa bertanding dengan dia?”.
2hari berlalu,hanya orang 4 yg masih
bertahan yaitu Garou,Chris,Leon dan
John.Pertandingan selanjutnya adalah Garou
dengan Chris,pertempuran itu sangat sengit
sehingga mengabiskan waktu 5jam lamanya.Dan
akhir Chris memenangkan pertandingan itu
karena Garou menyerah,udah udah 5 jam gk
capek?,kata Garou dan Chris menjawab”nanti
waktu perang lebih capek bro”.Dan
pertandingan kedua dimenangkan oleh John
dengan mudah.
Sekarang telah ditentukan siapa yg
masuk atau tidak,kata komandan Gabriel,dan yg
masuk adalah Chris,John dan Garou.Lah aku
masuk?,kata Garou Gabriel menjawab”iya
Butiran Cerita. 255
karena kamu mempunyai scor teratas
kedua”.Chris dan kawan kawannya mengikuti
kelas prajurit untuk pertama kalinya,wah disini
Bagus gk kayak didesa,walau udaranya lebih
sejuk didesa,kata Chris.6bulan berlalu,Chris
dan kawan-kawan mengikuti perang pertama
melawan kerajaan lain untuk mengambil
kekuasaan, performa Garou dan Chris sangat
bagus hingga mereka dijuluki Killer Twin,John
ikut dalam perang menjadi ahli pemanah,Jhon
hampir mati karena serangan calvalary milik
musuh,tapi Gabriel menyelamatkannya,karena
itulah Gabriel tewas.1 tahun pelatihan,Chris yg
awalnya prajurit sekarang jadi komandan
karena Gabriel telah mati.
John ditetapkan sebagai tersangka atas
kematian Gabriel dan karena itu John menjadi
tahanan,perang akan segera dimulai melawan
Kerajaan Chronos,kata Chris.Perang melawan
Kerajaan Chronos dimulai,tidak butuh waktu
lama semua prajurit Kerajaan Pathenon habis
menyisakan Garou dan Chris,kata Garou”kita gk
Butiran Cerita. 256
bisa lari bro”disahut Chris”memang, kalo bisa
lari aku udah dari tadi”mereka pun bertempur
dan pertempuran dimenangkan oleh Kerajaan
Pathenon.Nama Chris dan Garou pun terdengar
sampai ke Olimpus.
Zeus pun kagum akan Garou dan
Chris,undang mereka ke sini akan ku ajak
mereka makan malam,kata Zeus tak selang
waktu lama datanglah mereka ke perjamuan
Zeus.kalian anak ajaib karena bisa mengalahkan
satu kerajaan hanya berdua,kata Zeus lalu
Chris pun hanya bisa tersenyum karena
dipuji,Adik Zeus yaitu Hades tinggal di neraka
juga telah mendengar kabar jika Chris dan
Garou adalah manusia spesial,karena itu Hades
ingin menginginkan mereka menjadi prajurit
neraka untuk mengalahkan Zeus.
Terimakasih atas perjamuannya aku
hanya akan membawa makanan ini untuk
John,kata Chris.Waktu sudah sampai ke
Kerajaan Pathenon mereka disambut oleh anak
Butiran Cerita. 257
buah Hades ,kamu siapa?,kata Chris lalu anak
buah Hades berkata”aku adalah Helldoss aku
kesini untuk merekrut mu menjadi anggota
prajurit neraka,dan kamu harus mengalahkanku
jika kalian tak setuju”Garou dan Chris pun
melawan Helldoss.Karena mereka sudah makan
banyak mereka pun kelelahan dan akhirnya
kalah,agar tidak menjadi anak buah prajurit
Hades mereka pun lari dan bersembunyi di
hutan.
Waduh gimana ini?,kata Garou lalu Chris
menjawab”ya ndak tau kok tanya saya”.Tiba
tiba ada anjing menuntun mereka ke rumah
kosong yg bisa mereka tinggali,dan didalamnya
terdapat mayat yg telah dimakan oleh anjing
tersebut,dan ternyata anjing itu adalah
makhluk mistis yg hanya ingin memakan daging
manusia.Dengan cepat mereka membunuhnya
dan membersihkan tempat itu untuk tinggal
sementara.Saat mereka istirahat mereka
mendengar suara langkah kaki dan ternyata itu
adalah Helldoss,karena mereka sudah cukup
Butiran Cerita. 258
beristirahat merekapun dapat mengalahkan
Helldoss.
Hades pun mengetahui jika Helldoss
mati,Hades pun marah dan ingin memaksa
mereka untuk bergabung dengan cara
menantang mereka.Chris dan Garou pun kembali
keistana dan disana mereka disambut meriah
oleh prajurit dan warga kerajaan karena
mereka adalah salah satu manusia yg diundang
Zeus.Bagaimana jika Hades menyerang
kerajaan ini?,kata Garou Chris
menjawab”jangan memikirkan itu pikirkan cara
mengalahkan mereka”.Mereka pun tidur ,dan
besoknya Chris ditemani oleh Garou melatih
tentara kerajaan dan meminta raja untuk
melepaskan John dari penjara agar bisa
menang melawan Hades,raja pun setuju.
Seminggu setelah John dilepas Hades
mulai menyerang Kerajaan Phatenon.Chris,John
dan Garou pun kewalahan menghadapi pasukan
neraka milik Hades,kok bisa hidup lagi?kalo gini
Butiran Cerita. 259
ya gak mungkin bisa menang,kata
John.pertempuran telah terjadi selama
5minggu,mengapa Zeus tidak membantu?,kata
Garou lalu dijawab oleh Chris”walau tanpa dia
kita harus menang!”.Hah gk mungkin kalian bisa
menang prajurit kalian yg sudah mati akan
bangkit kembali sebagai pasukan ku,kata
Hades,tiba tiba ada 2 pedang dan 1 panah
terjun dari langit,itu adalah senjata prajurit
terbaik ku,kata Zeus yg baru saja datang”aku
tidak tidak bisa membantu mu aku juga ada
urusan”
Dengan mengambil senjata tersebut
John, Chris dan Garou pun mendapatkan
kekuatan yg sangat aneh,Chris mendapatkan
kekuatan yg sangat kuat,Garou bisa berlari
dengan cepat,dan John bisa menembakkan anak
panah dengan cepat.Wow liat ini John,kata
Garou lalu disahut oleh Chris dan John”aku
juga punya kekuatan spesial”.Dengan cepat
mereka bisa mengalahkan seluruh pasukan
Hades, sekarang hanya tersisa Hades ayo kita
Butiran Cerita. 260
selesaikan,kata Chris dan dengan tiba tiba
terdapat Hades dihadapan mereka,akan tetapi
Hades disana ada banyak,bagaimana bisa 1
Hades aja udah sangat kuat,ini banyak bet,kata
John
Pertempuran melawan Hades pun kembali
terjadi,mereka sangat kewalahan dalam
menghadapi kloningan Hades tapi mereka
berhasil,mereka pun hampir pingsan kecuali
Chris.Kalian lemah tujuan ku sekarang bukan
menjadi kesatrian terkuat, tapi menjadi
manusia terkuat,kata Chris.Dengan tekadnya
Chris pun maju sendirian untuk menantang
Hades duel,Hades pun setuju dan mereka pun
bertempur sangat sengit,setelah John dan
Garou tersadar mereka segera menyusul
Chris,jangan mendekat biar kan aku duel
dengan Hades,kata Chris dan Jhon pun
menjawab”aku tidak akan membiarkan mu
bertarung sendirian”.Iya benar kata John,kata
Garou,mereka pun bertarung bersama dan
Hades akhirnya dikalahkan,Zeus pun datang
Butiran Cerita. 261
setelah selesai dengan urusannya dan
berbicara”selamat akhirnya kamu berhasil
mencegah Hades menguasai bumi,dia memang
sengaja dikurung di neraka karena
sifatnya,kalian akan kuangkat menjadi prajurit
di tanah Olimpus dan kalian kukasih 1
permintaan”Chris dan kawan kawan menjawab
dengan serentak”kita ingin agar seluruh
kekacauan yg terjadi diperbaiki”,Dangan 1
hentikan Zeus memperbaiki nya.Mereka pun
datang sebagai prajurit di Olimpus.
Butiran Cerita. 262
Study Tour Ke Jogja
Karya: Fani Putri Febriyanti
Hari ini tepatnya tanggal 8 Juni 2019 Aurel
dan teman-teman satu sekolahnya akan pergi
ke Jogja. Mereka pergi ke Jogja dari Malang,
karna merayakan kelulusan mereka setelah 3
tahun bersekolah di SMP. Mereka berkumpul di
sekolah pukul 11.00 karna bus yang mereka
naiki akan berangkat pukul 12.00.
Saat ini Aurel sudah di halaman sekolah
bersama teman-temannya. Mereka mulai
menaiki bus sesuai yang sudah ditentukan oleh
panitia. Aurel mendapat tempat duduk di bus 3.
Dia duduk disebelah sahabatnya. "Alma kita
mendapat tempat duduk bersebelahan" ucap
Aurel kepada sahabatnya dengan riang. Alma
menjawab "Benar Aurel kita sangat beruntung."
Tempat duduknya sudah ditentukan oleh
Butiran Cerita. 263
panitia. Panitia di kegiatan ini adalah para guru
dan staff sekolah.
Panitia memeriksa kehadiran anggotanya,
setelah mereka rasa anggotanya lengkap
mereka segera berangkat untuk ke Jogja.
"Baiklah anak-anak semua bus sudah terisi
lengkap karena itu bus akan segera jalan.
Sebelum melakukan perjalanan jauh alangkah
baiknya jika kita berdoa bersama terlebih
dahulu" ucap panitia kepada rombongannya.
"Baik bu." jawab serentak para murid di bus
Aurel. Merekapun berdoa bersama sama.
Sekitar pukul 20.30 rombongan dari
sekolah aurel telah sampai di Jogja. "Akhirnya
kita sampai di Jogja Al. Aku sangat lelah aku
sangat ingin tidur dikasur." kata Aurel pada
Alma. "Ya benar, aku juga sudah sangat lelah
mari kita segera ke hotel dan beristirahat"
jawab Alma. Karena mereka sudah merasa lelah
karna duduk di bus dalam waktu yang lama
Butiran Cerita. 264
mereka memutuskan untuk pergi ke hotel dan
beristirahat terlebih dahulu.
Keesokan paginya sesuai jadwal yang
diberikan oleh panitia mereka akan pergi ke
pantai terlebih dahulu. "Hari ini kita akan pergi
ke pantai rel," kata Alma. "Benarrr aku sangat
tidak sabar pergi ke sanaa all," kata Aurel.
"Saat disana jangan lupa untuk berfoto rel kita
harus mengabadikan ini di media sosial," Ucap
Alma dengan senang. "Tentu saja aku tidak
akan lupa al," ucap Aurel. "Baiklah mari kita
bersiap-siap sekarang rel aku tidak mau
ketinggalan bus." kata Alma.
Pantai yang mereka datangi bernama Pantai
Parangtritis. Mereka berangkat pukul 7.00.
Setelah menempuh perjalanan sekitar -+ 45
menit mereka sampai di pantai. Aurel dan
teman-temannya memilih untuk mengganti baju.
"Ayo kita berganti baju ke toilet al aku tidak
sabar untuk bermain air di pesisir pantai" ucap
Aurel dengan semangat. "Ayo rel" jawab Alma.
Butiran Cerita. 265
Setelah berganti baju mereka segera bermain
ke pinggir pantai. Ada juga yang berenang dan
bermain pasir.
Saat sedang bermain air di pinggir pantai
Aurel dan Alma mendengar suara seseorang
meminta tolong. Ternyata teman sekelas Aurel
yang bernama Septian hampir tenggelam
karena berenang terlalu jauh dari pinggir
pantai. Sepertinya saat berenang dia terseret
ombak. Melihat itu aurel dan Alma segera
memanggil panitia dan petugas pantai tersebut
untuk meminta tolong agar membantu
menyelamatkan Septian. "Alma mari kita
segera meminta bantuan kepada panitia!" kata
Aurel dengan panik. "Ya ayo cepatt" ucap Alma.
Panitia dan petugas segera datang dan
langsung pergi menyelamatkan Septian dengan
membawa pelampung. Setelah itu Septian
dibawa pergi ke pinggir pantai. Septian merasa
sangat terkejut. Dia masih sibuk mengatur
nafasnya. Aurel dan Alma serta teman
Butiran Cerita. 266
sekelasnya yang lain membantu menenangkan
Septian yang terkejut. "Septian apa kamu baik-
baik saja?" ucap salah satu teman sekelasnya.
"Aku sangat terkejut" jawab Septian dengan
linglung. Mereka mencoba menghibur Septian
agar tidak terlalu memikirkan kejadian
tersebut.
Sementara itu petugas dan panitia langsung
memperingati mereka agar segera menjauh
dari area laut. "Kalian boleh bermain di pinggir
pantai tetapi jangan berenang terlalu jauh. Itu
bisa berbahaya bagi diri kalian sendiri, apalagi
ombak laut itu sangat keras juga sangat
berbahaya." ucap panitia memperingatkan
mereka. Mereka mengatakan ombak laut
sangatlah berbahaya. Karena itu ketika kalian
pergi kepantai berhati hatilah dan jangan
berenang terlalu jauh karna ombak bisa
menyeret kalian ke tengah laut.
Setelah kejadian yang menimpa Septian
mereka memutuskan untuk segera pergi
Butiran Cerita. 267
membersihkan diri dan pergi ke wisata
selanjutnya. "Alma bukankah tadi sangat
mengejutkan. Aku membayangkan betapa
takutnya Septian," kata Aurel. "Benar aku
benar-benar sangat terkejut tadi," jawab
Alma. "Untunglah kita tidak bermain terlalu
jauh tadi," kata Aurel. "Kita harus bersyukur
untuk itu Aurel." balas Alma. Untuk selebihnya
mereka akan lebih berhati-hati lagi saat
berlibur ke pantai. "Alma setelah ini kita akan
pergi kemana?" tanya Aurel. Alma menjawab
"Kita akan pergi ke candi Borobudur Rel.".
"Wahh itu pasti sangat menyenangkan! Sejak
dulu aku selalu mengagumi keindahan alam
Indonesia Al. Aku benar-benar merasa sangat
senang dan sangat tidak sabar untuk segera
sampai disana." balas Aurel dengan semangat.
Ya benar wisata yang akan dikunjungi
rombongan sekolah Aurel selanjutnya adalah
candi Borobudur. Mereka sampai disana sekitar
pukul 12.00. Sebelum masuk candi mereka yang
beragama islam memutuskan untuk beribadah
Butiran Cerita. 268
terlebih dahulu di mushola/masjid terdekat.
Setelah menunaikan ibadah wajib mereka
membeli tiket dan masuk ke candi Borobudur.
"Wahh Almaa ini sangat indahh bukann! aku
sangat senang bisa mendapat kesempatan pergi
kesini," kata Aurel dengan semangat yang tidak
hilang sejak tadi. "Ayo kita berfoto rel. aku
tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini,"
Ajak Alma. "Ayo!." kata Aurel.
Setelah puas berfoto dan melihat-lihat di
candi Borobudur, mereka memutuskan untuk
pergi ke malioboro dan membeli oleh-oleh.
"Mari membeli oleh-oleh untuk keluarga kita,"
ajak Aurel. "Benar ayo, aku akan membeli
beberapa pakaian dan cendera mata khas
Jogja." jawab Alma.
Saat di malioboro mereka memisah diri
dengan rombongan yang ikut karna waktu yang
diberikan untuk membeli oleh-oleh lumayan
lama. "Tidak kerasa ya besok kita akan pulang,"
kata Aurel. "Benar aku merasa kita hanya
Butiran Cerita. 269
sebentar disini," jawab Alma. "Semoga kita
bisa kembali lagi ke Jogja suatu saat nanti dan
mengunjungi wisata yang belum kita kunjungi
hari ini," kata Aurel. " Ya semoga saja." Jawab
Alma. Mereka kembali ke hotel saat malam hari
dan bersiap tidur karena keesokan harinya
mereka akan pergi dari Jogja dan kembali ke
Malang.
Butiran Cerita. 270
Tasya dan Tania
Karya: Amanda Zahwalia Novianti
Di pagi yang cerah, matahari bersinar
sangat terang menyinari kota yang penuh
dengan kemacetan dan polusi. Tinggal dua
sahabat bernama Tasya dan Tania. Mereka
merupakan sahabat baik dari kecil sampai
sekarang. Suka maupun duka mereka lewati
bersama, kemana mana selalu bersama, hingga
berangkat sekolah pun mereka saling menunggu
satu sama lain. Mereka tidak bisa jauh walau
sedetik pun. Ibu mereka dulu juga merupakan
sahabat baik waktu kecil.
Jam pun menunjukkan pukul 06.30. Tasya
dan Tania memulai hari dengan berangkat
sekolah bersama. Mereka bertemu di pos
tempat yang biasanya mereka jadikan sebagai
tempat bertemu. Sekolahnya tidak jauh dari
pos itu. Tasya dan Tania berangkat dengan
Butiran Cerita. 271
jalan kaki karena saat perjalanan mereka
habiskan untuk mengobrol. Di kelas mereka
duduk bersebelahan. Teman-teman yang lain
menyukai mereka berdua karena memliki sikap
yang baik dan selalu membantu saat temannya
kesusahan.
Sepulang dari sekolah mereka pulang
bersama. Mereka sempat mampir ke toko untuk
membeli roti. Mereka saling bertanya tentang
pelajaran yang diterangkan tadi. Tak lama
kemudian Tasya mengatakan bahwa ia akan
pindah ke desa karena neneknya sedang sakit
dan tidak ada yang merawatnya. Sontak Tania
kaget dengan perkataan Tasya tadi dan ia mulai
merasa rsedih.
" A-APAA NENEKMU SAKIT? DAN KAU
AKAN PINDAH KE DESA TASYAA? " ucap
Tania dengan penuh kesedihan.
" Iyaa Tania, maafkan aku... Aku sebenarnya
tidak ingin pergi tetapi siapa yang akan
merawat nenekku disana " jawab Tasya.
Butiran Cerita. 272
" Hmm, tapi kalau nenekmu sudah sembuh,
kamu akan langsung pulang ke kota kan?! "
tanya Tania dengan mata berkaca kaca.
" Semoga begitu, Aku akan minta ke ayah jika
nenek sudah sembuh, agar segera balik ke kota
" jawab Tasya dengan senyuman.
" Baiklahh, semoga nenekmu cepat sembuh, aku
akan selalu mendoakanmu " jawab Tania dengan
perasaan sedikit tenang.
Akhirnya Tania pun memahami keadaan
Tasya yang harus pergi ke desa untuk merawat
neneknya yang sedang sakit. Ia akan selalu
menunggu saat Tasya pulang.
Hari pun berganti, hari ini adalah minngu
hari terakhir Tasya dikota. Sekarang
menunjukkan pukul 07.30. Tania bergegas pergi
menemui Tasya yang rumahnya tidak jauh
darinya.
Mereka pergi ke taman untuk
menghabiskan waktu bersama. Mulai dari
Butiran Cerita. 273
bermain, menggambar, dan bergurau. Tania
membawa sebuah kamera untuk memotret
setiap kegiatan yang mereka lakukan bersama.
Mereka pun bersenang senang sampai tak sadar
sekarang menunjukkan pukul 03.00 sore.
Waktunya untuk mereka pulang. Malam hari
Tania membuat sebuah album yang isinya foto
kenangan mereka berdua yang di taman tadi.
Tania menghias album itu dengan sangat indah.
Ia membuat 2 album yang sama persis. 1 album
itu akan diberikan kepada Tasya untuk dibawa
ke desa agar selalu mengingat Tania.
Hari perpisahan pun tiba. Tania menemani
Tasya hingga waktu kepergiannya. Tania
langsung memberikan album yang ia buat
kemarin. "Sya.. kemarin aku buat album ini
untukmu" ucap Tania. "Kamu membuatnya
sendiri? tapi untuk apa" tanya Tasya. "Iya aku
yang membuat, aku buat semua ini agar kamu
selalu mengingatku saat di desa nanti"
jawabnya. "Terimakasih Tania.. aku akan
menyimpan baik-baik album ini" jawabnya
Butiran Cerita. 274
dengan sedih. Sampai tiba saatnya mereka
berpisah. Tasya sudah pergi bersama
keluargannya meninggalkan Tania. Tania mulai
merasa sedih, tetapi ia tetap berharap Tasya
akan segera pulang ke kota.
Tasya dan Tania tetap berkomunikasi
melewati surat. Tetapi semakin hari komunikasi
mereka semakin berkurang. Tania hanya bisa
melihat kenangannya bersama Tasya lewat
kameranya dengan perasaan sedih. Ia masih
berharap Tasya dapat membalas suratnya
kembali dan mengabarinya.
Satu tahun kemudian. Tania mendapat
balasan dari Tasya. Tasya mengatakan bahwa ia
akan pulang ke kota esok hari. membaca surat
itu Tania langsung merasa senang setelah cukup
lama akhirnya ia bisa bertemu dengan
sahabatnya lagi. Ia menceritakan kepada
ibunya bahwa sahabatnya akan kembali.
Mendengar hal itu ibunya juga ikut senang.
Butiran Cerita. 275
Kesesokan harinya, Tania bangun pagi. Ia
bersiap untuk menunggu kepulangan
sahabatnya. Setelah beberapa jam kemudian,
Tasya dan keluarganya sudah sampai di kota.
Tasya pun langsung pergi menghampiri Tania
dan memeluknya.
Sore hari pun tiba. Mereka memutuskan
untuk bermain dirumah Tania. Tasya berjalan
dengan penuh semangat menuju rumah Tania.
Sesampainya disana, ia mulai bercerita saat ia
berada di desa. Ia bercerita sangat panjang
sampai sampai Tania hampir tidak bisa
berbicara apa apa.
" Aku sangat merindukanmu.... Sya " ucap Tania
dengan penuh senyuman.
" Aku juga sangat merindukanmu Tania.... aku
merasa kesepian saat berada di desa " jawab
Tasya.
" Tapi, apakah nenekmu sudah sembuh? " tanya
Tania.
Butiran Cerita. 276
" Alhamdulillah sudah, sekarang nenek sehat
kembali seperti sediakala " jawab Tasya
senang.
Mereka melanjutkan dengan bermain
bersama diluar rumah. Tasya dan Tania sangat
senang karena bisa bertemu lagi. Satu hari
penuh mereka habiskan bersama. Persahabatan
mereka pun semakin erat.
Butiran Cerita. 277
Teman yang Baik
Karya : Refalina Atsila Austrin
Rina dan Dini dikenal sebagai sahabat
baik yang populer di sekolah. Meskipun
berbeda kelas, tapi mereka selalu
menghabiskan waktu istirahat bersama. Tidak
ada yang meragukan eratnya persahabatan di
antara mereka.
Meski berbeda karakter, tetap tidak
menghalangi kedekatan mereka. Rina
merupakan seorang siswi pendiam yang tidak
akan populer jika tidak bersama Dini.
Sedangkan Dini cenderung seperti seorang
pembual yang hobi memamerkan barang-barang
milik Rina.
Suatu hari pada sebuah acara
pengundian hadiah, Rina terpilih menjadi salah
satu pemenang. Ia datang bersama Dini. Di
sana para pemenang diperbolehkan untuk
memilih sendiri hadiah berupa voucher belanja
dengan berbagai nominal.
Butiran Cerita. 278
Dari lima pemenang terpilih, Rina
mendapat giliran keempat untuk mengambil
hadiah. Rina melihat pemenang yang akan
mengambil hadiah setelahnya, yaitu seorang ibu
berpakaian lusuh dengan keempat anaknya yang
masih kecil. Ia kemudian melihat voucher yang
tersisa.
Melihat nominal pada voucher yang
tinggal dua pilihan, ia memilih voucher belanja
dengan nominal paling rendah kemudian
berbalik dan tersenyum pada ibu dan empat
anaknya. Hal ini membuat Dini terkejut dan
menganggapnya bodoh.
Dini kemudian mencoba menguji Rina
dengan uang yang ia bawa. Ia meminta Rina
untuk mengambil salah satu uang yang ia
sodorkan. Sedikit bingung, Rina mengambil uang
dengan nominal paling rendah.
Keesokan harinya Dini bercerita kepada
teman-temannya tentang kebodohan Rina.
Untuk membuktikannya, Dini memanggil Rina ke
hadapan teman-teman kelasnya.
Butiran Cerita. 279
“Hai, Rin, aku ada uang nganggur nih.
Kamu pilih yang mana? Aku kasih buat kamu.”
Dini menyodorkan uang sejumlah Rp10.000,00
dan Rp20.000,00 kepada Rina.
Rina pun mengambil Rp10.000,00 dari
Dini. Dini dan teman - temannya tertawa dan
mengatakan bahwa Rina bodoh. Peristiwa ini
tidak hanya terjadi satu atau dua kali.
Beberapa teman Dini juga ikut-ikutan
melakukan hal itu.
Rina tetap diam dipermalukan seperti
itu. Dan setiap kali dipaksa untuk memilih, ia
selalu bersikap tenang dan memilih uang dengan
nominal yang paling rendah. Ia juga ikut
tertawa ketika orang - orang
menertawakannya.
Hingga suatu hari ketika Dini
memamerkan kebodohan Rina pada salah
seorang kakak kelas terpopuler bernama Rifki
dihadapan teman-teman kelasnya. Dini kembali
menyodorkan uang, kali ini bernominal
Butiran Cerita. 280
Rp50.000,00 dan Rp100.000,00 kepada Rina
dan memintanya memilih.
Lagi-lagi Rina memilih uang dengan
nominal terendah. Semua orang tertawa,
menertawakan Rina yang hanya tertunduk,
kecuali Rifki. Ia tertegun mengamati siapa
sebenarnya yang sedang membodohi siapa.
“Lihat, Kak. Teman baikku yang satu ini
unik kan?” kata Dini kembali mulai
mempermalukan Rina.
“Ya, dia memang unik dan cerdas. Jika
saja ia memilih uang dengan nominal tertinggi
dari awal, maka kalian tidak akan mau bermain
dengannya bukan? Cobalah kalian hitung berapa
ratus ribu yang sudah kalian keluarkan cuma-
cuma,” kata Rifki.
Dia pintar, memilih bersabar untuk
mengambil keuntungan lebih. Jadi, sebenarnya
siapa yang sedang membodohi siapa?” lanjut
Rifki tertawa.
Semua orang terdiam mendengar
penjelasan dari Kak Rifki. Seketika mereka
merasa telah melakukan hal bodoh yang sia-sia.
Butiran Cerita. 281
Sedangkan Rina tersenyum memandang Kak
Rifki yang berbalik menertawakan Dini dan
teman-temannya.
Pada akhirnya, bagi Rina teman yang baik
itu selalu ada memberikan tambahan
penghasilan tak terduga meski harus dibayar
dengan kesabarannya. Tapi tidak apa-apa,
setiap perbuatan pasti ada bayarannya dan
perbuatan Dini dibayar dengan uang serta rasa
malu.