kata pengantar - e-Campus
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
4 -
download
0
Transcript of kata pengantar - e-Campus
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulilahi robbil’alamin segala puji dan syukur penulis
ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan taufik dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dan
pendidikan di IAIN (Institut Agama Islam Negeri) Bukittinggi.
Kemudian shalawat dan salam penulis ucapkan kepada Nabi Muhammad
SAW yang telah meninggalkan dua pedoman hidup menuju jalan yang
diridhai Allah SWT.
Skripsi ini berjudul “Strategi Pemasaran Batik Tanah Liek Citra
Dharmasraya dalam Meningkatkan Penjualan”. Penulis menyadari
sepenuhnya bahwa dalam penulisan ini, masih jauh dari apa yang
dikatakan sempurna, sebagaimana kata pepatah tak ada gading yang tak
retak, maka tidak ada manusia yang tak salah, karena kesempurnaan
hanyalah milik Allah SWT. Namun ketidak sempurnaan ini tidaklah
mengurangi dari apa yang akan disampaikan.
Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu
syarat guna mencapai gelar Sarjana (S-1) Ekonomi Islam dalam Jurusan
Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi.
Dalam penyusunan skripsi ini, dari awal sampai akhir penyelesaian
tidak dapat pelaksanan tanpa adanya bantuan dan dukungan dari berbagai
2
pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih, penghargaan dan
cinta terbesar yang penulis tujukan kepada kedua orang tuaku yang
sangat sayang kepadaku yaitu Bapak Muhadi dan Ibuk Sunarmiyang
telah membesarkan, mendidik, dan menyekolahkan penulis sejak dari
tingkat dasar sampai tingkat perguruan tinggi. Hal ini penulis sampaikan
kepada kakak-kakak tercinta penulis , Endang, Sutris Minah, Ngadi
dan Agus yang turut ikut memberikan dukungan, semangat dan motivasi
selama ini baik itu berupa material maupun moril. Dalam kesempatan ini
penulis menghaturkan terima kasih dengan penuh rasa hormat serta
dengan segala ketulusan hati kepada:
1. Ibu Dr. Ridha Ahida, M. Hum selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Bukittinggi serta bapak wakil rektor yang telah memberikan
fasilitas dan pelayanan untuk kepentingan perkuliahan dari awal hingga
penulis menyelesaikan studi.
2. BapakDr. Iiz Izmuddin, MAselaku Dekan Fakultas Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam
3. Ibu Rini Elvira, SE, M. Siselaku ketua Jurusan Ekonomi Islam yang telah
memberikan fasilitas kepada penulis baik dalam hal perkuliahan maupun
dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.
4. Ibu Era Sonita, SE. M. Si selaku pembimning 1 dan Pembimbing
akademik yang telah membi mbing penulis dalam menyelesaiakan
proposal skripsi ini, dan Ibu Zikra Wahyuni Maiza, MISselaku
3
pembimbing II yang telah memberikan arahan dan motivasin kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak dan ibu dosen serta karyawan/ti IAIN Bukittinggi yang telah
membekali penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan selama di
perguruan tinggi ini. Dan Bapak/ ibu pegawai perpustakaan yang telah
menyediakan fasilitas kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Terimakasih penulis ucapkan kepada Bapak dan Ibuk Industri Batik Tanah
liek Citra Dharmasraya yang telah memberikan izin kepada penulis untuk
melakukan penelitian dan dapat menyelesaikan skripsi ini.
7. Terimakasih juga penulis ucapkan kepada teman-teman Program Studi
Ekonomi Islam angkatan 2015, dan teman-teman seperjuangan khususnya
Ekonomi Islam A (EI-A) yang terus berjuang menyelesaikan tugas akhir.
8. Terimaksih kepada sahabat-sahabat saya Tika Hardyanti, Leni Putri,
Avinda Dwi Gusri Andini, Gusni Warti Putri , Rahma Alia Ritonga, Wiva
Rahmadhona Fitri, Peggy Monica Dewi, yang memberikan motivasi, dan
bantuan kepada penulis hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
9. Terimakasih kepada Kak dan Rahmi Yusra Kak Leni Priciliia, kak Febi
yang memberikan arahan dan motivasi sampai terselesaikan skripsi ini.
10. Temen-temen kos buk Salmi yang selalu memberikan motivasi dan
masukan dalam penyelesaian skripsi ini.
11. Bapak Kos dan Ibu Kos yang memberikan kami motivasi dan arahan
hingga penyelesaian skripsi ini.
4
12. Kepada ponakan-ponakan ku Kusmiati, Intan Nafisatul Mahmudah,
Nenda Surya Aditia, dan Fatihatul Zulfa karena mereka bisa membantu
mencairkan susasana dan melupakan sejenak kesibukan selama ini.
13. Dan terimakasih kepada temen-temen KKN kelompok 62 yang telah
memberikn semangat hingga penyelesaian skripsi ini.
Atas segala bantuan yang telah diberikan, penulis ucapkan
terimakasih, semoga amalan dan jasa baik yang telah diberikan mendapat
balasan pahala di sisi Allah SWT. Amiin Ya Rabbal ‘ Alamin. Akhirnya
hanya kepada Allah SWT penulis berserah diri dan memohon ampun dari
dosa dan kekhilafan.
Bukittinggi, Juli 2019
Penulis
Eri Desnita
3215.012
5
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
SURAT PERNYATAAN
LEMBARAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
LEMBARAN PENGESAHAN TIM PENGUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN SKRIPSI
KATA PENGANTAR
ABSTRAK
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 6
C. Rumusan Masalah ................................................................................ 6
D. Batasan Masalah ................................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian.................................................................................. 7
F. Manfaat Penelitian ............................................................................... 7
G. Penejasan Judul .................................................................................... 7
H. Sistematika Penulisan .......................................................................... 9
BAB II LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori ..................................................................................... 10
1. Pengertian Strategi ......................................................................... 10
2. Pengertian Pemasaran .................................................................... 11
3. Pemasaran dalam Islam .................................................................. 17
4. Manajemen Strategi Syariah .......................................................... 19
5. Nilai Dasar dalam Perdagangan Rasulullah ................................... 23
6. Analisis Pemasaran ........................................................................ 25
7. Fungsi-fungsi pemasaran ............................................................... 26
6
8. Starategi Bauran Pemasaran (Marketing Mix) ............................... 27
9. Tujuan Pemasaran .......................................................................... 32
B. Penelitian Sebelumnya ......................................................................... 33
C. Kerangka Berfikir................................................................................. 36
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 38
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................... 38
C. Jenis dan Sumber Data ......................................................................... 38
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 39
E. Informan Penelitian .............................................................................. 40
F. Teknik Analisis Data ............................................................................ 40
G. Analisis SWOT .................................................................................... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Perusahaan .............................................................. 48
1. Sejarah Singkat Batik Tanah Liek Citra Dharmasraya .................. 49
2. Struktur Organisasi Industri Batik Tanah Liek Citra
Dharmasraya .................................................................................. 50
3. Visi dan Misi Industri Batik Tanah Liek Citra Dharmasraya ........ 52
B. Perkembangan Industri Batik Tanah Liek Citra Dharmasraya ............ 52
C. Strategi Pengembangan Industri Batik Tanah Liek ............................. 53
1. Analisis SWOT .............................................................................. 53
2. Matrik IFE dan EFE ....................................................................... 55
3. Matrik EFE ..................................................................................... 59
D. Strategi Untuk Meningkatkan Penjualan Batik Tanah Liek Citra
Dharmasraya ........................................................................................ 63
E. Analisis Tabel Bobot Skor ................................................................... 72
BAB V PENUTUP
A. KESEIMPULAN ................................................................................ 75
B. SARAN ................................................................................................ 76
8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pemasaran merupakan suatu proses perencanaan dan pelaksanaan
konsepsi, penetapan harga, penentuan proses produk, promosi dan tempat atau
distribusi, sekaligus merupakan proses sosial dan manajerial untuk mencapai
tujuan.1
Sejalan dengan kemajuan teknologi yang pesat membuat banyak dampak
pada kehidupan masyarakat. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi melahirkan berbagai dampak baik dan buruk. Dalam memenuhi
kebutuhan sehari-hari manusia membutuhkan sandang, pangan, dan papan. Seperti
kita ketahui bahwa kebutuhan sandang dan juga berarti pakaian adalah salah satu
yang sangat dibutuhkan manusia. Dimana pada saat ini telah terdapat banyak
orang yang memproduksi pakaian batik. Salah satunnyakebudayaan merupakan
salah satu unsur yang penting didalam suatu Negara. Kebudayaan Indonesia itu
sendiri dapat dilihat dari tarian, musik, rumah adat, upacara, adat, lagu, seni,
gambar, pakaian, makanan, serta seni sastra. Seperti yang kita ketahui banyak dari
kebudayaan Indonesia yang sudah diakui oleh PBB dan dunia salah satunya
adalah batik. Menurut KBBI batik adalah kain bergambar yang pembuatanya
secara khusus dengan menuliskan atau menerapkan malam pada kain itu,
kemudian pengolahannya diproses dengan cara tertentu.
1 Abdul Manap, Revolusi Manajemen Pemasaran,(Jakarta: Mitra Wacana Media,2016),
hlm. 5.
9
Secara etimologi, kain batik berasal dari bahasa Jawa, “amba” yang berarti
lebar, luas, dan “titik” yang berarti titik atau matik. Kemudian berkembang
menjadi istilah “Batik”, yang berarti menghubungkan titik-titik yang membentuk
sebuah pola atau motif tertentu pada kain yang luas atau lebar.2 Batik merupakan
kebudayaan yang telah mengakar di masyarakat Indonesia memiliki
keanekaragaman batik yang luar biasa mulai dari Sabang sampai Marauke.
Namun secara khusus batik Indonesia lebih banyak berasal dari Jawa. Karena
Jawa menjadi tempat Kerajaan Majapahit yakni di Jawa Timur (Trowulan,
Mojokerto).
Batik merupakan warisan budaya yang perlu dilestarikan, batik dapat
dijumpai di berbagai wilayah di seluruh Indonesia. Khususnya di wilayah
Sumatera Barat banyak dijumpai di toko maupun pasar.
Sumatera Barat juga memiliki industri batik dengan berbagai macam motif
jenis batik, Salah satunya yaitu yang disebut sebagai batik Tanah Liek, karena
proses pembuatanya menggunakan tanah liat. Batik ini mempunyai ciri khas
paling unik, yang tidak kalah bersaing dengan batik dari daerah lain. Sejauh ini
perkembangan batik Tanah Liek cukup cepat karena sudah banyak pengrajin batik
dan pengusaha batik di beberapa daerah di Sumatera Barat. Di Sumatera Barat,
ada beberapa daerah yang tekenal mengembangkan batik Tanah Liek yaitu
Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten Tanah Datar dan
Kota Padang. Masyarakat Sumatera Barat memiliki batik yang tak kalah dengan
2Herry Lesbijanto, Batik, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), hlm. 5
10
Jawa. Nama batik Tanah Liek, bahkan kelasnya, sejajar dengan kualitas batik
terbaik pulau Jawa.
Batik Tanah Liek menjadi batik kebanggan masyarakat Sumatera Barat.
Artinya, batik Tanah Liek bukan milik pribadi atau sekelompok orang di
Sumatera Barat melainkan milik masyarakat Minangkabau. Semakin banyak
usaha batik Tanah Liek, mulai dari pengrajin hingga penjualan maka akan
semakin baik. Sebab, selain pelestarian berjalan baik namun juga bisa menghidupi
ekonomi masyarakat Minangkabau khususnya dan pertumbuhan ekonomi di
daerah lain.
Batik Tanah Liek ini sempat hilang dan kemudian muncul lagi dilestarikan
pada banyak tempat. Kini batik tersebut kian dikenal tak hanya di Ranah Minang,
namun juga luar Sumbar, bahkan ke Luar Negeri. Pengrajin dan penjual batik
Tanah Liek tersebar pada beberapa Kabupaten/Kota di Sumbar dengan berbagai
macam merek batik Tanah Liek. Adapun merek batik Minang yang ada seperti
Batik Tanah Liek Citra Monalisa, Batik Tanah Liek Inaaya, Batik Tanah Liek
Rumah batik Minang, dan merek lainnya.
Batik Tanah Liek relatif baru saja populer sebagai salah satu kekhasan dari
Minangkabau dalam beberapa tahun terakhir. Karena, sekitar 18 tahun lalu batik
Tanah Liek belum diketahui masyarakat umum. Hal ini menyebabkan tidak
banyak orang yang tahu dan sadar akan Batik Minang, sehingga untuk penjualan
Batik Minang di daerah Sumatera Barat masih terbilang rendah. Kesadaran
konsumen akan suatu merek merupakan hal yang penting bagi sebuah produk.
Konsumen cenderung membeli suatu merek yang sudah dikenal, karena dengan
11
membeli merek yang sudah dikenal, mereka merasa aman, terhindar dari berbagai
resiko pemakaian dengan asumsi bahwa merek yang sudah dikenal lebih dapat
diandalkan.
Batik Tanak Liek berdiri sudah lama namun pemasarannya kurang
terdengar oleh masyarakat luas, agar bisa mengenal batik Tanah Liek tersebut
masyarakat Minangkabau melakukan promosi, dan sebagai cara untuk
mempromosikan yaitu dengan cara sebagai produk unggulan UKM dari berbagai
daerah. Meski begitu banyak tantangan yang di hadapi penjualan batik tanah liek
tersebut. Dan harapanya agar masyarakat mengenal dengan batik Tanah Liek
tersebut, dan targetnya jika produksi batik Tanah Liek Citra Mandiri meningkat
maka terbuka lapangan pekerjaan bagi para pengrajin batik Minang ini. Karena
Batik Tanah liek ini kurang banyak yang mengetahuinya maka masyarakat
Minang Kabau jadi salah satu pekerjaaan terbesar adalah tentang pemasaran batik
Tanah Liek. Permintaan batik Tanak Liek cukup tinggi namun pangsa pasar
kurang luas.
Tabel 1.1
Perkembangan harga Batik Tanah Liek dari tahun 2013-2018.
Harga kain Batik Tanah Liek Citra Dharmasraya:
No Nama Batik Harga
1 Motif Batik
Santung
Rp. 250.000/ stell
2 Motif Batik
doby
Rp. 350.000/ stell
3 Motif Batik
Sutra
Rp. 1.500.000/ stell
4 Motif Batik
kemeja
Rp. 225.000
5 Motif Batik Rp. 250.000
12
Kemeja bahan
Doby
6 Motif Batik
Kemejabahan
sutera
Rp. 550.000
Sumber: Pemilik usaha batik Tanah Liek Citra Dharmasraya Ibu Eni
Mulyatni.
Berdasarkan dari tabel di atas harga batik Tanah Liek Citra Dharmasraya
berbeda-beda tergantung motif dan dasar yang di gunakan, dimana dari beberapa
motif batik di atas harga batik yang paling mahal yaitu motif batik sutra yaitu
dengan harga Rp. 1.500.000/ stell dan yang paling murah dengan motif batik
kemeja berkisar Rp.225.000.
Dalam pemasaran batik Tanah Liek ini sudah di lakukan dengan beberapa
cara yaitu melalui media sosial seperti, Whatshapp dan facebook. namun belum
seluruh masyarakat mengenalinnya.
Menurut salah satu pemilik batik Tanah Liek yang ada di Dharmasraya
bapak Bambang Hermawanto mengatakan salah satu strategi yang sudah kami
lakukan untuk memperkenalkan batik tanah liek ini ke daerah-daerah lain adalah
melalui kegiatan-kegiatan pameran dan worksop. Di samping itu juga adanya
usaha batik daerah lain yang menjadi pesaing untuk batik tanah liek.3
Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk melakukan
penelitian usaha batik Tanah Liek Citra Dharmasraya yang berlokasi di Jorong
Teluk Sikai, Nagari Sungai Duo, Kecamatan Sitiung, Kabupaten Dharmasraya
3Wawancara dengan pemilik Batik Tanah Liek Citra Dharmasraya Ibu Eni Mulyatni di Sitiung
tanggal 23 Oktober 2018.
13
dengan memilih judul “STRATEGI PEMASARAN BATIK TANAH LIEK
DALAM MENINGKATKAN JUMLAH PENJUALAN”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat diketahui bahwa
identifikasi masalah sebagai berikut:
1. Batik tanah Liek Citra Dharmasraya sudah berdiri selama 18 tahun.
2. Batik Tanah Liek terbuat dari tanah liat.
3. Batik Tanah Liek Citra Dharmasraya mempunyai motif yang
berbeda dengan batik yang lainya.
4. Pemasaran batik Tanah Liek melalui media sosial, pameran, dan
workshop.
C. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah diatas, maka dapat dikemukakan rumusan
masalah yaitu “Bagaimana Strategi Pemasaran Batik Tanah Liek Citra
Dharmasraya dalam meningkatkan jumlah penjualan”?
D. Batasan Masalah
Berdasarkan permasalahan diatas dan begitu luasnya masalah serta
disebabkan karena keterbatasan biaya, dana dan waktu, maka penulis membatasi
penelitian ini pada strategi pemasaran batik Tanah Liek dalam meningkatkan
jumlah penjualan.
14
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas maka tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menganalisis strategi pemasaran Batik Tanah Liek
Citra Dharmasraya dalam meningkatkan jumlah penjualan.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat penelitian
a. Sebagai salah satu persyaratan dalam mencapai gelar Sarjana
Ekonomi Islam (SE) pada Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Bukittinggi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam,
Jurusan Ekonomi Islam.
b. Sebagai sumbangan pemikiran kepada almamater sekaligus
tambahan literatur bagi perpustakaan IAIN Bukitinggi.
c. Sebagai sarana bagi penulis untuk menambah wawasan dalam
menetapkan ilmu pengetahuan yang ada berdasarkan praktek yang
terjadi.
d. Sebagai bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya baik bagi
penulis dan pembaca.
G. Penjelasan Judul
Untuk menghindari suatu gambaran yang jelas dan untuk menghindari
pengertian yang salah, maka penulis mencoba menjelaskan judul penelitian
tentang “strategi pemasaran Batik Tanah Liek Citra Dharmasraya” dalam
meningkatkan jumlah penjualan sebagai berikut:
15
Strategi : pola keputusan dalam perusahaan yang
menentukandan mengungkapkan sasaran,
maksud dan tujuasn yang menghasilkan
kebijaksaan utama dan merencanakan untuk
pencapaian tujuan serta merinci jangkauan
bisnis yang akan dikejar oleh perusahaan.
Pemasaran : merupakan suatu proses produk, promosi
dan tempat ataudistribusi, sekaligus
merupakan proses sosial dan manajerial
untuk mencapain tujuan.4
Batik Tanah Liek : kain bergambar, bercorak, beragi.5
Jadi kesimpulanya yang penulis maksud dalam penelitian ini adalah
strategi pemasaran batik Tanah Liek Citra Dharmasraya. Dalam meningkatkan
jumlah penjualan : pola keputusan dalam perusahaan yang menentukan dan
mengungkapkan sasaran, maksud dan tujuan yang menghasilkan kebijaksanaan
utama dan merencanakan untuk pencapian tujuan serta rinci jangkauan bisnis
yang akan dikejar oleh perusahaan. Pemasaran: merupakan suatu proses produk,
promosi dan tempat atau distribusi, sekaligs merupakan proses sosial dan
manajerial mencapai tujuan. Batik: kain bergambar, bercorak.
4Abdul Manap, Revolusi Manajemen Pemasaran, (Jakarta: Mitra Wacana Media,
2016), hlm. 77.
5Andini T. Nirmala, Kamus lengkap Bahasa Indonesia, ( Surabaya: Prima
Media,2003), hlm,70.
16
H. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah penelitian ini, maka peneliti membuat penelitian ini dengan
5 BAB sebagai berikut:
BAB 1 PENDAHULUAN
Berisikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan
sistematika penulisan.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan tentang tinjuan pustaka yang meliputi landasan teori:
Strategi Pemasaran dan peningkatan penjualan dan tentang penelitian sebelumnya.
BAB 3 METODE PENELITIAN
Bab ini menguraikan tentang metode penelitian yang digunakan dalam penulisan
skripsi. Yang berisi tentang jenis data, sumber data, metode pengumpulan data,
teknik informan penelitian dan teknik analisis data.
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan tentang objek penelitian yang terdiri dari gambaran umum
usaha batik tanah liek, dan analisis data.
BAB 5 PENUTUP
Bab ini merupakan bab penutup yang berisi kumpulan, saran dan hasil analisis
data yang dapat di jadikan masukan dan pertimbangan bagi pihak-pihak yang
bersangkutan.
17
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. PengertianStrategi
Strategi pemasaran yang baik harus dibangun atas dasar pemahaman bisnis
yang kuat dalam dinamika pasar, dikombinasikan dengan pemahaman kebutuhan
(needs) dan keinginan (wants), pesaing, skill human capital, pemasok baik
kedalam maupun keluar. Tidak hanya itu, tetapi kemampuan untuk memvariasi
marketing mix, segmentation targeting dan positioning akan sangat membantu
memenangkan persaingan bisnis.
Definition of strategy is a fundamental plan of action that is intended to
accomplish the company’s objective (Lesser Robert Bittel 1998: 942). Definisi
strategi ialah suatu rencana yang fundamental untuk mencapai tujuan perusahaan.
Kenneth R. Andrews menyatakan bahwa strategi perusahaan adalah pola
keputusan dalam perusahaan yang menentukan dan mengungkapkan sasaran,
maksud atau tujuan yang menghasilkan kebijaksanaan utama dan merencanakan
untuk pencapaian tujuan serta merinci jangkauan bisnis yang akan dikejar oleh
perusahaan.6
6Abdul Manap,Revolusi Manajemen Pemasaran, (Jakarta:Mitra Wacana
Media,2016),hlm. 5-7.
18
Menurut Heizer dan Render (2009:51) Strategi adalah rencana tindakan
organisasi untuk mencapai misinya. Misi perusahaan dapat berupa sekumpulan
keputusan dan tindakan yang menghasilkan formulasi dan implementasi rencana
yang dirancang untuk mencapai sasaran-sasaran perusahaan. 7
Istilah strategi juga mengandung arti sebagai memilih cara yang paling efektif
untuk menggunakan sumber-sumber perusahaan guna mencapai tujuan yang telah
di tetapkan. Strategi direncakan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan
dalam dan luar perusahaan, artinya, strategi menunjukkan faktor-faktor mana yang
harus mendapatkan perhatian utama untuk mencapai tujuan yang diinginkan8
2. Pengertian Pemasaran
Menurut Philip Kotler dan Amstrong yang dikutip oleh Abdul Manap dalam
bukunya “Manajemen Pemasaran, perencanaan, proses dan pengendalian”
mengatakan pemasaran adalah sebagai suatu proses sosial dalam manajerial yang
membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan
mereka inginkan lewat pencitraan dan pertukaran timbal-balik produk dan nilai
dengan orang lain.9
Menurut Peter Drucker, mengatakan pemasaran bukanlah sekedar perluasan
penjualan, pemasaran meliputi keseluruhan bisnis, dan harus dilihat dari sudut
pelanggan. Hanya pemasaran dan inovasilah yang menghasilkan uang, kegiatan
7Irmayanti Hasan, Manajemen Operasional, (Malang: UIN- Maliki Press, 2011), hlm. 27.
8George R. Terry, Prinsip-Prinsip Manajemen, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), hlm.
11. 9Abdul Manap, Revolusi Manajemen Pemasaran, (Jakarta:Mitra Wacana Media, 2016),
hlm. 8
19
yang lainnya adalah merupakan pos biaya saja. Dikatakan pemahaman Drucker ini
merupakan peletakan sendi dasar pemasaran sebagai bisnis kunci dalam
perusahaan.
Menurut Kotler pemasaran adalah sekumpulan aktivitas manusia yang
ditujukan untuk memfasilitasi dan melaksanakan pertukaran Tahun Baker,
pemasaran berkaitan dengan penciptaan dan pemeliharaan hubungan yang saling
menguntungkan.10
Menurut P. H. Nystrom pemasaran meliputi segala kegiatan mengenai
penyaluran barang atau jasa dari tangan produsen ke tangan konsumen.
Sedangkan menurut W. J. Stanton pemasaran meliputi keseluruhan sistem yang
berhubungan dengan kegiatan-kegiatan usaha, yang bertujuan merencanakan,
menentukan harga, hingga mempromosikan, dan mendistribusikan barang-barang
atau jasa yang akan memuaskan kebutuhan pembeli, baik yang aktual maupun
yang potensial. 11
Strategi pemasaran (marketing strategy) adalah salah satu strategi di tingkat
fungsional, yaitu strategi pada level ketiga dari manajemen strategi syariah yang
harus dibuatkan untuk setiap unit usaha strategis. Strategi pemasaran adalah
wujud rencana yang terarah untuk memperoleh hasil yang maksimal melalui
konsep bauran pemasaran (marketing mix) terhadap pasar target/ sasaran. Strategi
pada bauran pemasaran terdiri dari; strategi produk, strategi harga, strategi tempat/
10
Abdul Manap, Revolusi Manajemen Pemasaran...... hlm. 5-7. 11
Mursid, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hlm. 26.
20
lokasi, dan strategi promosi, yang dikenal dengan 4-P : product, price, place,
promotion.
Strategi pemasaran syariah adalah serangkaian rencana dan tindakan
pemasaran produk dan jasa sengan strategis bauran pemasaran (4-P) yang
memenuhi kaidah syariah yaitu sumber, produk dan caranya yang halal dan baik
serta tidak merugikan pelanggan. Strategi pemasaran syariah dalam konsep bauran
pemasaran (4-P) dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Strategi Produk (product)
Istilah produk dalam Islam adalah sesuatu yang dihasilkan dari proses
produksi yang baik, bermanfaat, dapat dikonsumsi, berdaya guna dan dapat
menghasilkan perbaikan material, moral dan spritual bagi konsumen.
Sesuatu yang tidak berdaya guna dan dilarang dalam Islam bukan
merupakan produk dalam pengertian Islam. Barang dalam ekonomi
konvensional adalah barang yang dapat dipertukarkan. Tetapi barang dalam
ekonomi Islam adalah barang yang dapat di pertukarkan dan juga berdaya
guna secara moral.
b. Strategi Harga (price)
Strategi harga dalam Islam mengacu pada firman Allah SWT dalam Al-
Qur’an surat An-Nisa: 29 :
21
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu.
c). Strategi Tempat (Place/ Distribution)
Strategi tempat (Place/ Distribution) untuk pemasaran dalam Islam yang
dianjurkan oleh Rasulullah SAW adalah di pasar. Pasar ialah tempat untuk
melakukan transaksi jual beli. Rasulullah SAW melarang menyongsong membeli
barang dagangan sebelum dibawa ke pasar, agar pedagang mengetahui harga
pasar yang berlaku.
d). Strategi Promosi
Strategi promosi adalah strategi komunikasi produk antara perusahaan
dengan konsumen. Tujuannya untuk menjelaskan tentang produk kepada
konsumen melalui promosi penjualan, iklan, dan publistis. Promosi yang
dilakukan Rasulullah SAW lebih menekankan pada hubungan dengan pelanggan,
meliputi; pemberian pelayanan yang baik, relationship dan komunikasi yang
terjalin baik, penampilan yang menawan, pemahaman terhadap kebutuhan
22
pelanggan, tanggap terhadap masalah, menciptakan keterlibatan dan berintegrasi,
serta mendapatkan kepercayaan konsumen. 12
Konsep pemasaran (marketing concept) berpandangan bahwa kunci untuk
mewujudkan tujuan organisasi terletak pada kemampuan organisasi dalam
menciptakan, memberikan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan (customer
value) kepada pasar sasarannya secara lebih efektif dibandingkan pada pesaing.
Dalam konsep pemasaran, setiap organisasi atau perusahaan tidak harus
menargetkan semua orang sebagai pelanggannya, tetapi bisa saja sekelompok
kecil (ceruk pasar), segmen atau kelompok pelanggan tertentu, beberapa segmen,
maupun sebagian besar segmen. Pilihannya akan ditentukan oleh pertimbangan
internal (tujan pemasaran, ketersediaan sumber daya, kompetensi organisasi, dan
seterusnya) dan eksternal perusahaan (lingkungan bisnis,perilaku konsumen,
tingkat kometisi, dan lain-lain).13
Pemasaran adalah suatu fungsi organisasional dan serangkaian proses
penciptaan, komunikasi, dan penyampaian nilai bagi pelanggan serta pengelolaan
hubungan dengan pelanggan dengan cara-cara yang menguntungkan bagi
organisasi dan pemangku kepentingan (stakeholders). Pemasaran juga merupakan
suatu proses social dan manaerial dimana individu dan kelompok mendapatkan
kebutuhan dan keinginan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan,
menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain.14
12
Abdul Halim Usman. Manajemen Strategi Syariah, (Jakarta: PT. Bestari Buana Murni,
2015), hlm. 113-115. 13
Fandy Tjiptono, Pemasaran Strategik (Yogyakarta: PT. Penerbit Andi, 2017), hlm. 23. 14
Sutarno, Serba-Serbi Manajemen Bisnis, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), hlm. 213.
23
Pemasaran sebagai suatu konsep yang adaptif di masa depan akan
berlandaskan pada filsofi yaitu pamasaran harus menjadi suatu konsep bisnis
strategis yang bisa memberikan kepuasaan sesaat untuk tiga stakeholder utama di
setiap perusahaan yaitu pelanggan, karyawan, dan pemilik perusahaan.15
Dan
konsep pemasaran (marketing concept) adalah filosofi yang paling tepat untuk
melakukan bisnis. Secara sederhana, konsep pemasaran menyarankan bahwa
sebuah organisasi seharusnya menyediakan produk dan layanan yang akan dibeli
dan digunakan konsumen secara pantas.16
Jadi pemasaran (marketing) adalah mengidentifikasi dan memenuhi
kebutuhan manusia dan sosial. Salah satu definisi yang baik dan singkat dari
pemasaran adalah “memenuhi kebutuhan dengan cara yang menguntungkan”.
Jadi, Strategi pemasaran merupakan rencana yang menjabarkan ekspetasi
perusahaan akan dampak dari berbagai aktifitas atau program pemasaran terhadap
permintaan produk atau lini produknya di pasar sasaran tertentu. Strategi
pemasaran merupakan suatu wujud rencana yang terurai di bidang pemasaran.
Untuk memperoleh hasil yang optimal, strategi pemasaran ini mempunyai ruang
lingkup yang luas di bidang pemasaran diantaranya adalah strategi menghadapi
persaingan, strategi produk, strategi harga, strategi tempat dan strategi promosi.17
15
Hermawan Kartajaya, Konsep Pemasaran, (Surabaya: PT Gelora Aksara Pratama,
2010), hlm. 11. 16
J. Paul Peter, Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran, (Jakarta: Salemba Empat,
3013), hlm.4. 17
Assauri Sofjan, Manajemen Pemasaran Dasar, Konsep dan Strategi, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2007), hlm. 199.
24
3. Pemasaran dalam Islam
Kegiatan strategi pemasaran merupakan suatu interaksi yang berusaha untuk
menciptakan atau mencapai sasaran pemasaran seperti yang diharapkan untuk
mencapai keberhasilan, dan sudah menjadi Sunatullah bahwa apapun yang sudah
kita rencanakan, berhasil atau tidaknya, ada pada ketentuan Allah. Dalam
pelaksanaan sesuatu perencanaan dalam Islam haruslah bergerak kearah suatu
sintesis yang wajar antara pertumbuhan ekonomi dan keadilan sosial melalui
penetapan kebijaksanaan yang pragmatik, namun konsisten dengan jiwa Islam
yang tidak terlepas dengan tuntutan Al-Qur’an dan Hadis, juga sesuai dengan
kode etik Ekonomi Islam. Selain itu, dalam kegiatan perdagangan (Muamalah),
Islam melarang adanya unsur manipulasi (penipuan) Islam menganjurkan
umatnya untuk memasarkan atau mempromosikan produk dan menetapkan harga
yang tidak berbohong, harus berkata jujur (benar).
Oleh sebab itu, salah satu karakter berdagang yang terpenting dan diridhoi
oleh Allah SWT adalah kebenaran. Dalam garis besarnya dapat dikatakan bahwa
pemasaran adalah berbagai upaya yang dilakukan agar memudahkan
terjdinyapenjualanbarangataujasa.
Rasulullah SAWadalah orang yang menggelutiduniaperdagangan,
sekaligusseorangpemasar (marker) yang handal.Sebagaipedagang, Rasulullah
SAW berpegangpada 5 konsep :jujur,ikhlas, profesionalisme, silaturahmi,
danmurahhati.
Pemasaran perspektif Islam diharapkan akan mampu menjawab dan
meluruskan berbagai permasalahan dalam bidang ini, asumsi dasarnya adalah
25
bisnis atau perdagangan dengan jujur, keadilan, dalam bingkai ketaqwaan kepada
sang Maha Pencipta merupakan persyaratan mutlak terwujudnya praktik-praktik
perdagangan yang dapat mendatangkan kebaikan secara optimal kepada semua
pihak yang terlibat, lebih jauh lagi dalam melakukan berbagai upaya pemasaran
dalam merelisasikan bisnis atau perdagangan tadi seluruh proses tidak boleh ada
yang bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam.18
Islam adalah agama yang
mengatur seluruh aspek kehidupan manusia. Islam bukan hanya menyuruh
umatnya untuk beribadah dalam arti yang lebih luas seperti bekerja, berdagang,
menuntut ilmu, dan berbagai perintah lainnya. Islam mengajarkan umatnya untuk
melibatkan diri dalam berdagang untuk mencapai kesejahteraan ekonomi.
Bekerja dalam Islam sangat diharuskan karena secara langsung
diperintahkan dalam Al-Qur’an surat At-Taubah ayat 105:
Artinya: Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya
serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan
dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata,
lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.
Allah menyuruh umat Islam untuk bekerja. Maka sudah seharusnya
sebagai umat Islam mempunyai spirit dan motivasi untuk bekerja keras, agar tidak
tergantung kepada siapapun.
18
Jusmaliani, DKK, Bisnis Berbasis Syariah , (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hal 2.
26
Allah sudah menyebutkan bahwa umat Islam adalah umat yang
terbaik,karena itu umat Islam harus unggul dalam segala hal, memiliki semangat
kerja yang luar biasa, mau bekerja keras dan pantang menadahkan tanganya
kebawah, sebaliknya umat Islam harus mengangkat tangan setingi-tingginya
(berada di atas) siap mengayunkannya dengan kerja keras.
Jika dilihat dari perspektif Islam pelaksanaan rencana pemasaran dalam
Islam, dalam kegiatan pemasaran tentu lebih dahulu menyusun perencanaan
strategis untuk memberi arah terhadap kegiatan perusahaan yang menyeluruh,
yang harus didukung rencana pelaksanaan lebih rinci di bidang-bidang kegiatan
perusahaan.
4. Manajemen Strategi Syariah
Pengertian Manajemen Strategi Syariah menurut penulis adalah rangkaian
proses aktivitas manajemen Islami yang mencakup tahapan formulasi,
implementasi dan evaluasi keputusan-keputusan strategis organisasi yang
memungkinkan pencapaian tujuan organisasi-organisasi duniawi hingga ukhrawi.
Sebagai proses Islami, Manajemen Strategis Syariah memiliki empat karakter
khas yang membedakan dengan manajemen strategis konvensional (non-Islam).
Keempatnya adalah karakter yang ditinjau dari aspek-aspek: 1) azaz, 2) orientasi,
3) motivasi, 4) strategi itu sendiri.
Dalam menetapkan visi, misi dan tujuanya, organisasi/ perusahaan yang
menerepkan Manajemen Strategis Syariah harus berlandaskan pada asas tauhid/
ketuhanan, orientasinya harus duniawi hingga ukhrawi, dan motivasinya
27
mengharapkan keberkahan dan keridhaan Allah (mardhatillah). Demikian juga
dalam penyusunan/ formulasi strategi dan implementasinya harus menerapkan
strategi-strategi yang mengacu pada ketentuan-ketentuan syariah Islam, yaitu
tidak bertentangan dengan Al-Qur’an dan Hadits, dengan mengedepankan aturan
halal dan haram, pahala atau dosa, kerja sama bagi hasil yang saling
menguntungkan semua pihak, tidak serakah dan merugikan pihak lain. Dalam
manajamen strategi syariah, strategi yang dipilih dan diterapkan, diyakini akan
menghasilkan kinerja yang lebih baik, lebih bermaslahat, lebih mulia dan lebih
menentramkan bagi pelaku usaha.
Selain strategi yang harus berlandaskan syariah, ada tiga aspek yang
membedakan manajemen strategis konvensional dengan manajemen strategis
syariah, yaitu azaz, orientasi, dan moivasi. Dengan menetapkan landasan
keislaman/ syariah pada ketiga aspek ini dan menjadikannya sebagai unsur yang
mewarnai penetapan visi, misi, dan tujuan perusahaan, maka konsep manajemen
strategis berupa formulasi stategi, implementasi strategi dan pengendalian/
evaluasi strategi menjadi bermuatan syariah.
Berdasarkan uraian di atas, manajemen strategi syariah pada dasarnya
memiliki empat karakter khas yang membedakannya dengan manajemen strategis
konvensional. Empat karakter khas yang membedakan tersebut adalah:
a. Azaznya tauhid
b. Orientasinya duniawi-ukhrawi
c. Motivasinya mardhatillah
d. Strategi dan implementasinya berbasis Syariah.
28
Strategi dalam Islam mengandung makna pengelolaan agar menjadi
lebih baik, dalam koridor kebenaran sessuai syariah, tidak menghalalkan
secara cara, teroganisasi rapi, dan Itqan (tepat, tuntas, profesional),
mengandung kemaslahatan dunia hingga akhirat.
Penggunaan strategi yang berbasis Islam/ syariah mutlak diperlukan
dalam penerapan Manajemen strategi syariah di perusahaan. Perlunya
strategi yang Islami/ syariah dalam setiap aktivitas umat/ organisasi dan
perusahaan berdasarkan Al-Quran dan Hadits berikut ini(QS. Ash- Shaff: 4)
Artinya: Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya
dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan
yang tersusun kokoh..19
Hadits Rasulullah SAW:”Seseungguhnya Allah sangat mencintai orang
yang jika melakukan sesuatu pekerjaan, dilakukan secara Itqan (tepat, sempurna,
tuntas).”(HR. Thabrani).
Nabi Muhammad sangat menganjurkan kepada umatnya untuk berbisnis
(berdagang) karena dapat menumbuhkan jiwa kemandirian dan kesejahteraan bagi
keluerga dan meringankan beban orang lain. Beliau bersabda “Berdaganglah
kamu, sebab dari sepuluh bagian penghidupan, sembilan diantaranya dihasilkan
dari berdagang”.
19
29
Ini merupakan petunjuk bagi umat manusia untuk berdagang agar seseorang
dapat memenuhi kebutuhan pokoknya sehari-hari. Pada Al-Qur’an juga
terdapat anjuran untuk berbisnis, yaitu:(QS Al-Jumu’ah {62}: 10).
Artinya: Apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka
bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu
beruntung.
Para sahabat Nabi Muhammad melakukan perdagangan walaupun diri
mereka juga harus menjadi khalifah atau pemimpin perang. Beberapa contohnya
adalah Abu Bakar merupakan khalifah pertama dari khulafa’ Al-Rasyidin. Abu
Bakar memiliki usaha dagang bahan pakaian. Umaribn Khattab merupakan
pedagang jagung serta menjadi pemimpin kaum beriman sebagai konglomerat
tekstil dan pakaian. Demikian juga dengan Imam Abu Hanifah dikenal sebagai
pedagang pakaian.
Perjalanan bisnis Nabi Muhammad dilakukan sejak beliau berumur 12
tahun. Pada saat itu beliau melakukan perjalanan dagang ke Syria bersama paman
beliau (Afzalurrahman, 1997: 5). Oleh karena itu, beliau tumbuh sebagai
wirausahawan yang mandiri di bawah bimbingan paman beliau. Pada saat nabi
Muhammad telah memasuki umur dewasa, paman beliau mengalami
kebangkrutan sehingga Nabi Muhammad melakukan kegiatan perdagangan di
30
kota Makkah dengan cara berdagang keliling dengan penuh kesungguhan dan
dedikasi tinggi.
Kecakapan beliau sebagai pebisnis telah menghasilkan keuntungan dan
tidak mengalami kerugian tidak segala jenis bisnis yang ditanganinya.Beliau telah
berkiprah dalam bisnis selama kurang lebih dua puluh tahun lamanya, sehingga
beliau dikenal di Yaman, Syria, Busra, Iraq, Yordania, dan kota-kota perdagangan
di Jazirah Arab. Beliau adalah seorang pembisnis yang tanggung yang selalu siap
mengunjungi pasar-pasar regional yang seharusnya dikunjungi. Beliau menjemput
bola, memperluas jaringan, mencari produk terbaru, dan mencari mitra strategis di
berbagai kawasan dagang dan industri. Kesuksesan Nabi Muhammad sebagau
pebisnis ini perlu dipelajari lebih mendalam dari sudut pandang manajmen bisnis
berdasarkan perspektif Islam.
5. Nilai dasar dalam perdagangan Rasulullah
Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa sebagian besar rezeki manusia
diperoleh dari aktivitas perdagangan. Sebagaimana tertulis dalam riwayat hadis
oleh Ibrahim Al-Harabi yang berbunyi “tis’ah al-asyari ar-rizqi minat tijjarah”
artinya berdaganglah kamu, sebab lebih dari sepuluh bagian penghidupan,
sembilan diantaranya dihasilkan dari berdagang. Jika dikaji dalam ilmu ekonomi,
perdagangan secara konvensional diartikan sebagai proses saling menukar yang
didasarkan atas kehendak sukarela dari masing-masing pihak. Mereka yang
terlibat dalam aktivitas perdagangan dapat menentukan keuntungan maupun
kerugian dari kegiatan tukar-menukar secara bebas itu. Rasulullah mengajarkan
31
kepada umatnya untuk mengoptimalkan potensi jasmani dan rohani demi
meningkatkan kualitas diri, termasuk dalam bekerja atau berbisnis. Begitu
pentingnya mendapat rezaki secara halal, sehingga seorang muslim tidak
dibanarkan bermalas-malasan dalam berusaha. Ia harus berikhtiar sekuat tenaga
(jihad) mencari yang halal karena hal tersebut bernilai ibadah. Bahkan alasan
sibuk beribadah yang halal karena hal tersebut bernilai ibadah. Bahkan alasan
sibuk beribadah dan bertawakal kepada Allah SWT. Tidak pantas dijadikan alasan
untuk malas berikhtiar. Tidak pantas pula bagi setiap muslim memiliki
kemampuan berusaha mencari karunia Allah SWT. Namun dia hanya mengharap
sedekah atau belas kasihan orang lain.
Mencari rezeki yang halal merupakan perintah Allah SWT. Dan Nabi
Muhammad yang harus disikapi secara serius dan bersungguah-sungguh dalam
mengamalkannya. Sama halnya dengan kesungguhan untuk megamalkan setiap
rukun dalam Islam. Landasan bersungguh-sungguh dalam bekerja atau berbisnis,
adalah keimanan kepada Allah SWT , dan Rasul-Nya. Dengan demikian,
keimanan merupakan prinsip dalam bekerja atau berbisnis. Islam menggap
aktiviats bisnis yang tidak didasari keimanan adalah kezaliman.
Dengan demikian, prinsip perdagangan menurut Islam adalah adanya unsur
kebebasan dalam melakukan transaksi tukar menukar, tetapi kegiatan tersebut
tetap disertai harapan memperoleh keridhaan Allah SWT. Dan melarang
terjadinya pemaksaan (QS An-Nisa’ [4]: 29). Berdasarkan pada hal tersebut,
perlunya sebuah keharmonisan dalam sistem perdagangan diperlukan suatu
“perdagangan yang bermoral”. Rasulullah SAW. Secara jelas telah memberikan
32
contoh sistem perdagangan yang bermoral ini. Salah satunya adalah pedagangan
yang jujur dan adil serta tidak merugikan kedua belah pihak. Rasulullah SAW.
Bersabda yang diriwayatkan oleh Abu Said menegaskan bahwa:
“Saudagar yang jujur dan dapat dipercaya akan dimasukkan dalam golongan
para nabi, golongan prang-orang jujur, dan golongan para syuhada.”
Hadis tersebut menunjukkan bahwa dalam setiap transaksi perdagangan
diperintahkan untuk lebih mengutamakan kejujuran dan memegang teguh
kepercayaan yang diberikan orang lain. Selain itu, dalam perdagangan juga
dituntut harus bersikap sopan dan bertingkah laku baik. Sebagaimana disebutkan
dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari:
“Rahmat Allah atas orang-orag yang berbaik hati ketika ia menjual dan membeli
serta ketika membuat keputusan.”
Bersikap adil dan bertindak jujur merupakan prasyarat penting seseorang
dalam melakukan perdagangan, selain menjaga hubungan baik dan berlaku ramah
tamah kepada mitra dagang serta para pelanggan. Pedagang yang tidak jujur
meskipun mendapatkan keuntungan yang besar, boleh jadi keuntungan tersebut
sifatnya hanya sementara. Ini dikarenakan ketidakjujuran akan menghilangkan
kepercayaan para pelanggan sehinnga lama kelamaan akan memundurkan dan
mematikan usahanya.20
6. Analisis Pemasaran
20
Fordeby, Adesy, Ekonomi dan Bisnis Islam, (Jakarta: Pt Raja Grafndo Persada, 2016), hlm.
127-130.
33
Pemasaran merupakan suatu fungsi bisnis yang mengidentifikasi
kebutuhan pasar, mengidentifikasi dan mengukur besarnya kebutuhan pasar,
menentukan produk atau jasa dan program-program yang sesuai untuk melayani
pasar yang ada dan meminta setiap jajaran organisasi untuk berusaha memberikan
pelayanan yang terbaik. Analisis aspek pasar merupakan variabel pertama dan
utama yang perlu dikaji dalam pembahasan studi kelayakan karena bilamana tidak
ada pasar pada unit usaha maka keputusan investasi perlu ditinjau kembali. Dalam
aspek pasar dibahas mengenai peluang pasar, penetapan pasar, dan langkah-
langkah yang perlu dilakukan di samping kebijakan yang diperlukan. Dalam
penentuan pasar ada beberapa kriteria pasar yang harus diukur untuk
mempermudah penentuan pasar sasaran, yaitu:
a. Pasar potensial adalah sekumpulan konsumen yang menyatakan
tingkat minat yang memadai terhadap penawaran pasar.
b. Pasar tersedia adalah sekumpulan konsumen yang mempunyai minat,
pendapatan, akses dan kualifikasi untuk penawaran pasar tertentu.
c. Pasar sasaran (pasar terlayani) adalah bagian dari pasar tersedia yang
akan dimasuki oleh perusahaan berdasarkan pada kesiapan dan
kebijakan perusahaan.
7. Fungsi-fungsi pemasaran
a. Fungsi pertukaran
Dengan pemasaran pembeli dapat membeli produk dari produsen baik
dengan menukar uang dengan produk maupun pertukaran produk dengan produk
(barter) untuk dipakai sendiri atau untuk dujual kembali.
34
b. Fungsi Distribusi Fisik
Distribusi fisik suatu produk dilakukan dengan cara mengangkut serta
menyimpan produk. Produk diangkut dari produsen mendekati kebutuhan
konsumen dengan banyak cara baik melalui air, udara, darat, dan sebagainnya.
Penyimpanan produk mngedepankan menjaga pasokan produk agar tidak
kekurangan saat dibutuhkan.
c. Fungsi Perantara
Untuk menyampaikan produk dari tangan produsen ke tangan konsumen
dapat dilakukan melalui perantara pemasaran yang menghubungkan aktivitas
pertukaran dengan distribusi fisik. Aktivitas fungsi perantara antara lain seperti
pengurangan resiko, pembiayaaan, pencarian infomasi serta standarisasi,
penggolongan produk.21
8. Strategi Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Salah satu staretegi pemasaran adalah bauran pemasaran (marketing mix).
Aspek dalam bauran pemasaran harus saling mendukung agar tujuan pemasaran
dapat tercapai sesuai dengan pencapaian sasaran perusahaan. Ini menunjukkan
bahwa bauran pemasaran dapat menentukan tingkat keberhasilan pemasaran yang
ada akhirnya dapat menimbulkan kepuasan konsumen. Bauran pemasaran ini yang
dimaksud adalah sebagai berikut.
a. Produk (Product)
Perusahaan harus mendefinisikan, memilih, dan mendesain suatu produk
sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Produk. PengertianProduk
21
Sutarno, Serba-Serbi Manajemen Bisnis, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), hlm.214-215.
35
menurut Philip Kotler adalah: “Sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk
mendapatkan perhatian untuk dibeli, untuk digunakan atau dikonsumsi yang dapat
memenuhi keinginan dan kebutuhan”.
Konsep produk meyakini bahwa konsumen akan lebih menyukai produk-
produk yang menawarkan kualitas baik, kinerja, atau fitur-fitur yang inovatif.22
Produk dapat berupa barang (benda berwujud) seperti buku, meja, kursi,
rumah, mobil, dan lain-lain; dan jasa (tidak berwujud) seperti jasa dokter, jasa
perbankan, jasa perhotelan, dan jasa lainya. Faktor-faktor ysng memenuhi peluang
bagi produk baru adalah:
1) Perubahan ekonomi;
2) Perubahan sosial dan budaya;
3) Perubahan teknologi;
4) Perubahan politik;
5) Perubahan lainya;
Strategi produk yang dilakukan oleh perusahaan dalam
mengembangkan suatu produk adalah sebagai berikut:
a). Penentuan logo dan moto
Logo merupakan ciri khas suatu produk, sedangkan moto merupakan
serangkaian kata-kata yang berisikan misi dan visi perusahaan dalam melayani
masyarakat.
b). Menciptakan merek
22
Kustoro Budiarta, Pengantar Bisnis, ( Jakarta: Mitra Wacana Media, 2009), hlm. 169.
36
Merek merupakan hal penting bagi konsumen untuk mengenal barang atau
jasa. Pengertian merek diartikan sebagai nama, istilah, simbol, desain atau
kombinasi dari semuanya. \
c). Menciptakan kemasan
Kemasan merupakan pembungkus suatu produk. Penciptaan kemasan
harus memenuhi berbagai persyaratan; seperti kualitas kemasan, bentuk, warna
dan persyaratan lainnya.
d). Keputusan label
Label merupakan sesuatu yang diletakan pada produk dan bagian dari
kemasan. Label harus menjelaskan siapa yang membuat, di mana dan kapan
dibuat, cara menggunakannya waktu kadaluarsa, dan informasi lainnya.
b. Harga (Price)
Harga merupakan salah satu aspek penting dalam kegiatan marketingmix.
Harga adalah sejumlah uang yang diserahkan untuk mendapatkan suaru barang
atau jasa. Penentuan harga menjadi sangat penting. Hal ini dikarenakan harga
merupakan salah satu penyebab laku tidaknya produk. Penentuan harga yang tidak
tepat dapat berakibat fatal terhadap produk yang ditawarkan dan berakibat tidak
lakunya produk tersebut dipasar. Pelaku bisnis harus dapat minimum ini
dipengaruhi beberapa faktor antara lain:
1). Harga produk sejenis atau pengganti dari pesaing
37
Produk harus memiliki nilai jual yang bersaing dengan perusahaan sejenis.
Konsumen akan membeli produk dengan harga yang lebih murah.
2). Daya beli masyarakat
Harga yang diterapkan pelaku harus dapat dijangkau oleh masyarakat
khususnya konsumen yang dijadikan sasaran pembeli potensial.
3). Jangka waktu perputaran dana
Harga produk tidak harus memiliki tingkat keuntungan yang tinggi. Hal ini
terkait dengan perputaran usaha khususnya dengan memiliki modal terbatas.
4). Peraturan pemerintah
Peraturan pemerintah akan memiliki korelasi terhadap penentuan harga
produk. Hal ini terkait dengan kebijakan pemerintah untuk melindungi masyarakat
khususnya produk kebutuhan pokok.
c. Distribusi(Place)
Kegiatan pemasaran yang ketiga adalah penentuan lokasi dan distribusi
baik untuk kantor cabang, kantor pusat, pabrik atau gudang. Penentuan lokasi dan
distribusi beserta sarana dan prasarana pendukung menjadi sangat penting. Hal ini
dilakukan agar konsumen mudah menjangkau setiap lokasi yang ada serta
38
mendistribusikan barang atau jasa. Demikian pula sarana dan prasarana harus
memberikan rasa yang nyaman dan aman kepada seluruh konsumenya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan dan penentuan lokasi
mempertimbangkan sebagai berikut:
1) Dekat dengan kawasan industri.
2) Dekat dengan lokasi perkantoran.
3) Dekat dengan lokasi pasar.
4) Dekat dengan pusat pemerintahan.
5) Dekat dengan lokasi perumahan atau masyarakat.
6) Mempertimbangkan jumlah pesaing yang ada di suatu lokasi.
7) Sarana dan prasarana (jalan, pelabuhan, listrik, dan lain-lain).
d. Promosi (Promotion)
Promosi merupakan kegiatanmarketing mix terakhir. Promosi adalah
proses pengenalan atas produk kepada konsumen khususnya produk baru. Proses
ini dilakukan berbagai cara dalam usaha meningkatkan penjualan. Promosi
merupakan komponen utama. Hal ini terkait dengan biaya yang harus dimasukkan
dalam harga. Beberapa promosi yang dapat dilakukan melalui promosi dari mulut
ke mulut (word of the mouth), media cetak, media elektronik maupun media
promosi lainnya. Perusahaan berusaha untuk mempromosikan seluruh produk atau
jasa baik langsung maupun tidak langsung.
39
Marketing mix adalah sarana promosi yang digunakan perusahaan untuk
menginformasikan, menarik, dan memengaruhi calon konsumen. Penggunaan
promosi dengan marketing mix dilakukan dengan berbagai media seperti:
1) Pemasangan billboard dan spanduk di lokasi yang strategis.
2) Pencetakan brosur.
3) Pemasangan Wan melalui televisi.
4) Pemasangan Man melalui radio.
5) Penggunaan media lainnya.
Perusahaan menggunakan media marketing mix tergantung dari tujuan dan
segmentasi. Paling tidak empat macam tujuan penggunaan marketing mix sebagai
media promosi, yaitu:
a) Pemberitahuan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan produk
yang dimiliki perusahaan, seperti peluncuran produk baru,keuntungan,
dan kelebihan suatu produk atau infomasi lainnya.
b) Mengingatkan kembali kepada pelanggan tetntang keberadaan atau
keunggulan produk yang ditawarkan.
c) Perhatian dan minat para konsumen baru sdengan harapan akan
memperoleh daya tarik dari para calon pelanggan.
d) Memengaruhi kepindahan pelangaan pesaing..23
9. Tujuan Pemasaran
23
Abdul Manap,Revolusi Manajemen Pemasaran, (Jakarta:Mitra Wacana Media,2016), hlm.
41-44.
40
Banyak pendapat tentang tujuan pemasaran akan tetapi tetap bermuara
kepada pemenuhan kebutuhan (needs)dan keinginan (wants)yang memuaskan
(satisfactions). Philip dan Duncan menyatakan bahwamenurut a Bird’s Eye View
of the MarketingTask digambarkan, apabila kita naik pesawat maka kita akan
melihat ke bawah, ada petani dan pedagang-pedagang yang baru saja mengadakan
jual beli, menaikkan hasil pertaniannya ke truk-truk untuk diangkat ke toko-toko.
Di samping itu tampak pula pabrik-pabrik yang menghasilkan bahan-bahan
baku, onderdil dari bermacam-macam barang seperti mobil, motor, alat-alat
listrik, mesin-mesin, dan sebagainya, yang sedang dikirim untuk dijual ke grosir-
grosir, atau pedagang-pedagang eceran diseluruh neara itu, dan juga untuk dikirim
ke luar Negeri. Sementara kita akan melihat pedagang bahan makanan sedang
membuat dan mengangkutnya dengan truk untuk memasok toko-toko di seluruh
daerahnya.
Secara ringkas dapat dikatakan, bahwa kota tersebut penuh dengan orang,
bangunan dan perlengkapan yang bersangkut paut dengan marketing, yang
mengusahakan kegiatan guna menyampaikan barang dan jasa ke tangan
konsumen. 24
B. Penelitian Sebelumnya
Penulis berusaha mencari, membaca dan mempelajari penelitian terdahulu yang
terkait dengan materi penelitian yang akan penulis ambil untuk menjadi acuan,
untuk membandingkan, maupun menyempurnakan penelitian terdahulu dalam
24
Abdul Manap, Revolusi Manajemen Pemasaran, (Jakarta:Mitra Wacana Media,2016),hlm.
12.
41
beberapa literatur yang penulis dapatkan yang ada kaitannya dengan penulisan
kajian ini yaitu sebagai berikut:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Syaiful Syam Mahasiswa Jurusan
Sosial Ekonomi Peternakan di Universitas Hasanuddin, Makasar.
Judul: Analisis Strategi Pemasaran untuk Meningkatkan
Penjualan Pupuk Organik Cair pada Gapoktan Sipakainge
(2014).
Hasil Penelitian : Penulis ini membahas tentang strategi pemasaran
terbaik yang dapat diterapkan berdasarkan lingkungan internal dan
eksternal saat ini untuk meningkatkan penjualan pupuk organik.
Perbedaan penelitian yang akan penulis buat dengan penelitian ini
terletak pada jenis produk, landasan syariah, dan lokasi penelitian.25
2. Penelitian yang dilakukan oleh Irfan Zevi Mahasiswa Jurusan
Ekonomi Syariah Universitas Islam Negeri Hidayatullah Jakarta.
Judul: Analisis Strategi Pemasaran dalam Meningkatkan Volume
Penjualan Produk pada PT. Proderma Sukses Mandiri(2018).
Hasil Penelitian: pada penelitian ini penulismembahas tentang tingkat
penjualan di PT. Proderma Sukses Mandiri yang mengalami naik turun
tidak stabil pada tiap tahunya, dan implementasi strategi pemasaran
yang mengakibatkan tidak tercapainya target penjualan yang
diinginkan. Perbedaan pada penelitian ini dengan penelitian yang akan
25
Saiful Syam, Analisis Strategi Pemasaran untuk Meningkatkan Penjualan Pupuk
Organik Cair pada Gapoktan Sipakainge, Jurusan Sosial Ekonomi Peternakan, Fakultas
Peternakan Universitas Hasanuddin Makassar.
42
penulis tulis adalah pada jenis usaha, lokasi penelitian, dan objek yang
akan diteliti.26
3. Penelitian yang dilakukan oleh Feri Haryanto Mahasiswa Ekonomi
Islam IAIN Bukittinggi.
Judul: Strategi Pemasaran Baju Olahraga pada Toko Maradon dalam
Meningkatkan Penjualan ditinjau dari Perspektif Ekonomi Islam.
Hasil penelitian: Penelitian yang dilakukan oleh Feri Haryanto ini
membahas tentang persaingan dalam penjulalan baju olahraga.
Penelitian ini mengemukakan trik-trik untuk meningkatkan penjualan
di tengah tingginya persaingan. Sedangkan dalam penelitian penulis,
yang dikemukakan adalah strategi pemasaran.27
4. Penelitian yang dilakukan oleh Eriza Yolanda Maldina Jurusan
Ekonomi Islam Mahasiswa UIN Raden Patah Palembang.
Judul: Strategi Pemasaran Islami dalam Meningkatkan Penjualan
Pada Butik Calista.
Hasil penelitian: penulis ini membahas tentang bagaimanakah strategi
pemasaran Islami Butik Calista Palembang dalam meningkatkan
penjualan. dan bagaimana kelebihan dan kekurangan penerapan
strategi pemasaran Islami pada butik Calista Palembang.
26
Irvan Zevy, Analisis Strategi Pemasaran dalam Meningkatkan Volume Penjualan
Produk pada Pt. Proderma Sikses Mandiri, Jurusan Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi Bisnis
Islam
27
Fery Haryanto, Strategi Pemasaran Baju Olahraga pada Toko Maradon dalam
Meningkatkan Penjualan ditinjau dari Perspektif Ekonomi Islam, Jurusan Ekonomi Islam,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.
43
Perbedaan penelitian yang akan penulis buat terletak pada studi kasus,
lokasi, dan produk yang akan diteliti.
Berdasarkan kajian terdahulu ini, dapat dibedakan fokus penelitian
yang akan penulis lakukan. Fokus dalam penelitian ini adalah strategi
pemasaran batik Tanah Liek Citra Dharmasraya dalam meningkatkan
jumlah penjualan berbasis syariah.28
C. Kerangka Berfikir
Strategi Pemasaran Syariah
Batik Tanah Liek Citra Dharmasraya
Bauran Pemasaran 4P
Analisi SWOT
Berdasarkan kerangka berfikir di atas tergambar bahwa batik Tanah Liek
Citra Dharmasraya telah memilik strategi pemasran dalam memasarkan produk
yang berupa batik dengan memiliki motif dan karakteristik tersendiri. Pemasaran
28
Eriza Yolanda Maldina, Strategi Pemasaran Islami dalam Meningkatkan Penjualan
Pada Butik Calista, Jurusan Ekonomi Islam, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.
44
suatu produk dapat dilihat dari kualitas produk, keunggulan dan cara promosi.
Serta penentuan target pasar dan posisi pemasaran juga menjadi hal-hal yang
diperhatikan dalam konsep strategi pemasaran. Dari beberapa hal diatas, peneliti
menyimpulkan dengan menggambarkan dalam kerangka berfikir yang
mengemukakan ada 4P Bauran pemasaran 1. Produk (Produck), 2. Harga (Price),
3. Tempat (Place), 4. Promosi (Promotion). Kemudian peneliti menganilisis 4P
tersebut dengan realita objek dilapangan. Penerapan bauran pemasaran tersebut
dilakukan untuk meningkatkan produk penjualan batik tanah Liek Citra
Dharmasraya.
Penerapan Bauran pemasaran tersebut memiliki tujuan utama yaitu utnuk
menciptakan loyalitas konsumen atau mempertahankan kepuasaan pelanggan.
Dikarenakan loyalitas konsumen merupakan tujuan pokok suatu industri batik
untuk mendapatkan keuntungan maka dari itu produsen produk harus selalu
melakukan beberapa cara dalam menciptakan loyalitas konsumen. Penelitian ini
akan mengkaji kesesuaian teori strategi pemasaran dan penerapan bauran
pemasaran yang telah dimuliki oleh usaha batik Tanah Liek Citra Dharmasraya.
45
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan Penulis menggunakan metode kualitatif. Dimana
penelitian kualitatif adalah mencari makna, pemahaman, pengertian tentang suatu
fenomena, kejadian, maupun kehidupan manusia dengan terlibat langsung atau
tidak langsung dalam yang diteliti, konstektual dan menyeluruh.29
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan saya lakukan di Jorong Teluk Sikai, Nagari Sungai Duo,
Kecamatan Sitiung, Kabupaten Dharmasraya dengan waktu penelitian dari bulan
April 2019 sampai bulan Juni 2019.
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang digunakan untuk
mengetahui strategi Batik Tanah Liek Citra Dharmasraya dalam meningkatkan
jumlah penjualan.
2. Sumber data yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu:
a. Data Primer
29
A. Muri Yusuf,Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian Gabungan,(
Jakarta: Prenada Media Grup,2016), hlm, 328.
46
Data primer adalah data yang di dapat dari sumber pertama baik
individu atau perseorangan.30
Data primer dalam penelitian ini adalah data
tentang strategi pemasaran Batik Tanah Liek Citra Dharmasraya yang di lihat dari
segi produk, harga, promosidan distribusi.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data selain data primer. Data sekunder ini
berupa data atau informasi yang diperoleh secara tidak langusng dari obyek
penelitian yang bersifat publik, yang terdiri atas: struktur organisasi data
kearsipan, dokumen, laporan-laporan serta buku-buku dan lain sebaginya yang
berkenaan dengan penelitian ini. Dengan kata lain data sekunder diperoleh
penelitian secara tidak langsung, melalui perantara atau diperoleh dan dicatat dari
pihak lain.31
Pada penelitiaan ini data sekunder adalah data tentang monografi
usaha atau sejarah batik tanah Liek Citra Dharmasraya, jumlah karyawan, jumlah
penjualan 5 tahun terakhir, dan struktur organisasi.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi adalah deskripsi kerja lapangan kegiatan, perilaku, tindakan,
percakapan, interaksi interpersonal, organisasi dan merupakan metode
pengamatan yang didukung dengan pengumpulan dan pencatatan data secara
sistematis terhadap obyek yang akan diteliti. 32
Dalam konteks penelitian ini,
30
Husen, Umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta:Rajawali
Pers, 2013). Edisi ke-2, hal. 42. 31
Purhantara, Wahyu, Metode Penelitian Kualitatif untuk Bisnis, (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2010), Hal.79. 32
Emzir, Metode Penelitian Kualitatif Analisis Data, (Jakarta: PT RajaGrafindo persada,
2012), hlm. 65.
47
metode observasi digunakan agar pokok permasalahan yang ada dapat diteliti
secara langsung pada industri batik Tanah Liek Citra Dharmasraya.
2. Wawancara
Wawancara yaitu proses tanya jawab dalam penelitian yang
berlangsung secara lisan dimana dua orang atau lebih bertatap muka,
mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-
keterangan yang disampaikan. Dalam penelitian ini yang akan peneliti
lakukan wawancara yaitu pemilik Batik Tanah Liek Citra Dharmasrya.
3. Dokumentasi
Yaitu dengan pemberian atau kumpulan bukti-bukti dan sebagainya
dapat berupa dokumen atau foto.33
E. Informan Penelitian
Informan dalam penelitian ini adalah orang-orang yang memberikan
informasi tentang stategi pemasaran batik tanah Liek Citra Dharmasraya.
Informan penelitian yaitu pemilik usaha batik tanah liek,dan orang-orang yang
bersangkutan dengan penelitian yang memberikan informasi.
F. Teknik analisis data
Adapun teknik pengolahan data pada penelitian ini dengan menggunakan
metode deskrptif kualitatif. Yaitu data yang dikumpulkan berupa gambar, kata-
kata dan bukan angka.34
1. Analisis SWOT
33
Amdini T. Nirmala, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, hlm, 112. 34
Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2005), Hal. 27.
48
Pada penelitian ini digunakan salah satu alat analisa yaitu metode SWOT
Streght yaitu hal-hal yang wirausaha lakukan dengan baik. Adanya kekuatan
sumber daya, teknologi yang lebih baik dibandingkan dengan pesaing.
Weekneshal-hal yang wirausaha tidak lakukan dengan baik. Kelemahan bisa di
sumber daya, teknologi, dan informasi yang dimiliki, dan Opportunity yaitu
lingkungan eksternal yang menjadikan wirausaha berpeluang usaha. Adanya pasar
sasaran yang jelas. Sedangkan Threats adalah kondisi di lingkungan eksternal
yang tidak terkait kekuatan yang ada atau yang menjadikan faktor kelemahan saat
ini.35
(Streght, weeknes, opportunity, threats) adalah suatu bentuk analisis
didalam manajemenperusahaan atau organisasi secara sistematis dapat membantu
dalam usaha penyusunan suatu rencana yang matang untuk mencapai tujuan, baik
tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang.
Analisis SWOT adalah penilaian terhadap hasil identifikasi situasi, untuk
menentukan suatu kondisi di kategorikan sebagai kekuatan, kelemahan, peluang
dan ancaman.36
SWOT adalah singkatan dari bahasa Inggris STERENGHTS (Kekuatan),
WEAKNESSES (Kelemahan), OPPORTUNITIES (Peluang) dan THREATS
(Ancaman). Analisis SWOT berguna untuk menganalisis faktor-faktor di dalam
35
Supriyanto, Enterpreneurship dan Kepemimpinan Bisnis, (Yogyakarta:Cv Andi Offset,
2014), hlm. 84.
36Tedjo Tripomo dan Udan, Manajemen Strategi, Rekayasa Sains, (Bandung, 2015,
hlm.118.
49
organisasi yang memberikan andil terhadap kualitas pelayanan atau salah satu
komponennya sambil mempertimbangkan faktor-faktor eksternal.37
Analisis SWOT adalah alat yang digunakan untuk mengidentifikasi isu-isu
internal dan eksternal yang mempengaruhi kemampuan dalam memasarkan.
Analisis SWOT adalah sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi yang bersifat
deskriptif (memberi gambaran).
Analisis SWOT adalah suatu model analisis untuk mengidentifikasi
seberapa sebesar dan kecilnya kekuatan dan kelemahan perusahaan serta
beberapa besar dan kecilnya peluang dan ancaman yang mungkin terjadi.
Perubahan dalam gelombang bisnis yang semakin rumit dan penuh dengan
ketidak pastian, maka dewan perencana strategi harus lebih tajam dalam
melakukan analisis lingkungan. Sejumlah trend asumsi-asumsi yang relevan harus
dipikirkankembali (Re-thingking), didata kembali (Re- inventing) dan ditata
kembali (Re-engineering). Kekuatan 3R atas sedapat mungkin dilakukan dalam
menentukan tujuan, sasaran, dan strategi, taktik dan kebijakan perusahaan atau
organisasi.
Search Resources
Strengths (S)
1.
2. Identifikasi
3. Kekuatan
Weaknesses (W)
1.
2.Identifikasi
3. Kelemahan
4.
5.
Opportunities (O)
1.
2.
3. Identifikasi
4. Kesempatan
SO Strategies
1.
2.Menggunakan
3. Kekuatan untuk
4. Menangkap
WO Strategies 1.
2.Mengatasi
3. Kelemahan dengan
4. Mengambil
37
Kuat Ismanto, Manajemen Syariah, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 2015), hlm.
190.
50
5. 5. Kesempatan 5. Kesempatan
Threats (T)
1.
2.
3. Identifikasi
4. Ancaman
5.
STStrategies
1.
2.Menggunakan
3. Kekuatan untuk
4. Menhindarkan
5. Ancaman
WT Strategies 1.
2.Meminimalkan
3. Kelemahan dan
4. Menghindarkan
5.Ancaman
Gambar : Matriks SWOT38
FAKTOR INTERNAL
FAKTOR EKSTERNAL
Penjelasan dari analisis SWOT adalah sebagai berikut:
1). S= Strength, adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari
organisasi atau program pada saat ini.
2). W = weakness, adalah sitiasu atau kondisi yang merupakan kelemahan dari
organisasi atau program pada saat ini.
3). O= Opportunity, adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang di luar
organisasi dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi di masa depan.
38
Manap, Abdul, Revolusi Manajemen Syariah, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2016),
Hal. 70.
s w
o t
51
4). T= Threat, adalah situasi yang merupakan ancaman bagi organisasi yang
datang dari luar organisasi yang datang dari luar organisasi dan dapat mengancam
eksistensi organisasi di masa depan.
Pembuatan matrik SWOT sendiri terdiri dari 8 tahapan. Tahapan pertama
dan kedua adalah mendata faktor peluang dan ancaman dari luar perusahaan.
Tahap ketiga dan keempat adalah mendata kekuataan dan kelemahan perusahaan.
Tahapan selanjutnya mencocokkan keempat faktor itu satu sama lain dengan
berpasang-pasangan. Seperti yang kita bahas sebelumnya mengenai 4 (empat)
strategi dalam SWOT yaitu S-O, W-O, S-T, dan W-T.
KEKUATAN (S)
1. Current rasio naik menjadi
2, 52.
2. Profit margin naik menjadi
6, 94 %.
3. Moral TK tinggi.
4. Sistem informasi komputer
yang baru.
5. Market Share meningkat
menjadi 24 %.
1.
KELEMAHAN (W)
1. Aturan hukum tidak
mengatasi masalah.
2. Kapasitas investasi turun
menjadi 74 %.
3. Manajemen system strategi
yang lemah.
4. Biaya R&D naik 31 %.
5. Insentif dealer tidak
efektif.
52
PELUANG (O)
1. Unifikasi Eropa
Barat.
2. Tumbuhnya kesadaran
akan kesehatan dalam
pemilihan makanan.
3. Ekonomi pasar bebas
tumbuh in Asia.
4. Permintaan produk
makanan secara perodic naik
10 %.
5. Perjanjian perdagangan
bebas U. S./ Mexico.
ANCAMAN (T)
1. Pendapatan makanan
hanya 1% pertahun.
2. perusahaan pesaing
memimpin dengan
menguasai pangsa pasar 27.
4%.
3. Ekonomi yang tidak stabil
di Asia.
4. Timah tidak dapat
dihancurkan secara alami.
5. Nilai dolar rendah.
Gambar: Contoh Matrik SWOT
STRATEGI S-O
1. Memperoleh perusahaan makanan company di Eropa (S1, S5, O1).
2. Membangun pabrik di Mexico (S3, S5, O5).
3. Mengembangkan sup baru yang sehat (S3, O2).
4. Membentuk Joint Venture untuk mendistribusikan sup di Asia (S1, S5,
O3)
STRATEGI W-O
1. Membentuk Joint Venture untuk mendistribusikan soup in Eropa (W3,
O1).
53
2. Mengembangkan produk pertanian pepperidge baru (W1. O2, O4).
STRATEGI S-T
1. Menggembangkan program televisi baru (S1, S5, T2).
2. Mengembangkan kontainer makanan yang ramah lingkungan (S1, T4).
STRATEGI W-T
1. Menutup usaha yang tidak menguntungkan di Eropa (W3, T3, T5).
2. Diversifikasi ke dalam makanan non-sup (W5, T1).
Meskipun terlihat memperhatikan banyak faktor dan mencocokan faktor-
faktor tersebut baru memunculkan strategi, matrik SWOT ini juga memiliki
kelemahan-kelemahan. Kelemahan dan matrik SWOT antara lain:
a. Panjangnya daftar faktor yang ditampilkan dalam bentuk matrik.
b. Kurangnya prioritas faktor karena tidak adanya persyaratan untuk
klasifikasi dan evaluasi.
c. Tidak ada kewajiban untuk memverifikasi pernyataan atau aspek
berdasarkan data atau analisis.
d. Analisis yang dilakukan hanya tingkat tunggal, bukan multi-level
Kelemahan-kelemahan tersebut dapat ditambah lagi dengan
adanyasubjektivitas dalam pemilihan faktor yang ditampilkan dalam matrik.
Selain itu penggunaan kata-kata yang ambigu akan menyulitkan untuk
pelaksanaannya. Guna mengatasi kelemahan tersebut, pembuatan matrik SWOT
54
sebaiknya dengan cara bersama-sama atau tukar pikiran antara pihak –pihak yang
mengerti tentang keadaan perusahaan. Masukkan dari banyak pihak dapat disaring
menjadi faktor-faktor yang lebih valid. 39
39
Nilasari, Senja, Manajemen Strategi itu Gampang, (Jakarta: Niaga Swadaya, 2014),
Hal. 111-114.
55
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
1. Sejarah Singkat Batik Tanah Liek Citra Dharmasraya
Sebuah wujud keberhasilan tak luput dari sejarah berdirinya industri, asal
inspirasi, motivasi, peluang yang ada, lalu diaplikasikan. serta berdirilah sebuah
usaha atau industri yang dinamakan industri batik Tanah Liek Citra Dharmasraya.
Industri batik ini di dirikan oleh seorang wanita yang bernama Eni Mulyatni,
wanita asli kelahiran Wonogiri 1972, di Dharmasraya pada tahun 2000-an yang
dulu masih bagian dari kabupaten Sijunjung, sebelum ada pemekaran. Lambat
laun sesuai dengan kemajuan mode dan zaman. Pakaian batik mulai diminati oleh
banyak orang dari tahun ke tahun. Serta dorongan untuk mencintai produk khas
budaya asli Indonesia. Salah satu peluang yang paling gencar pada saat ini adalah
menjual bahan batik. Sebagian besar batik dibeli untuk acara-acara resmi,
seragam, dan oleh-oleh. Disamping itu, juga dijadikan sebagai mata pencaharian
atau bisnis keluarga.
Usaha Batik Tanah Liek Citra Dharmasraya ini berawal dari perjalanan
Ibu Eni Mulyatni ke Yogyakarta pada tahun 1996 untuk memgikuti kursus
membatik. Selama kurang lebih 5 tahun di Yogyakarta Ibu Eni mengikuti
pembinaan tentang cara membuat dan mengkreasikan batik Tanah Liek menjadi
batik yang bernilai tinggi. Sepulangnya dari Yogyakarta, beliau melakukan
pelatihan dan pembinaan batik. Lalu beliau berniat untuk mendirikan industri
Batik dengan modal awal 5 juta. Industri Batik yang didirkan itu menyediakan
56
berbagai bahan dan motif batik Tanah Liek yang sesuai dengan permintaan
pelanggan. Saat itu, karyawan dan pekerja Batik Tanah Liek terdiri dari tetangga
dan sanak saudaranya. Dalam masa itu, Ibu Eni mengikuti beberapa worksop ke
Jakarta. Dalam pameran workshop tersebut Ibu Eni selaku pemilik Batik Tanah
Liek Citra Dharmasraya beliau juga sering mendapat pertanyaan bagaimana orang
Jawa bisa membuat dan mengelola Barik Tanah Liek. Ibu Eni sendiri pun tidak
tahu asal mula atau sejarah awal Batik Tanah Liek yang sebenarnya. Setelah
berjalan lebih kurang 10 tahun, usaha atau industri kain batik Tanah Liek Ibu Eni
sudah tersebar di berbagai daerah. Semoga Industri ini bisa berkembang lebih
maju lagi.40
2. Struktur Organisasi Industri Batik Tanah Liek Citra Dharmasraya
Melalui struktur yang fleksibel dan tegas, maka bagian dan seksi yang ada
pada perusahaan melaksanakan tindak lanjut serta menopang tanggung jawab
masing-masing hingga menuju tujuan akhir. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat
pada struktur organisasi yang terdapat pada Perusahaan Batik Tanah Liek Citra
Dharmasraya.
40
Wawancara dengan pemilik Batik Tanah Liek Citra Dharmasraya Ibu Eni Mulyatni di
Sitiung tanggai 2 Mei 2019.
57
STRUKTUR ORGANISASI INDUSTRI BATIK TANAH LIEK CITRA
DHARMASRAYA
Sumber: Batik Tanah Liek (Dharmasraya)
Berdasarkan struktur diatas setiap bagian memiliki tugas sebagai berikut:
a. Pimpinan
Bertugas untuk mengatur, mengarahkan dan mengawasi semua
yang berkaitan tentang industri Batik Tanah Liek Citra
Dharmasraya.
b. Bendahara
Bertugas untuk membuat pembukuan dan mengatur keuangan
dalam sebuah organisasi atau kepanitiaan ataupun sebuah industri.
Eni Mulyatni
Pimpinan
Daryatmi Bidang canting
Fika
Bidang Pola
Sularsih
Bidang Mewarnai
Yuli
Bidang Merebus
Dariyatmi
Bendahara
Rumsi
Sekretaris
58
c. Sekretaris
Menginventarisir surat-surat masuk dan kaluar, menerima atau
melayani konsumen.
d. Bidang pola
Membuat susunan motif hias batik secara keseluruhan atau
me susunan dari unsur-unsur tertentu sehingga menjadi
satukesatuan yang baru.
e. Bidang nyanting/ Canting
Menyanting adalah proses merekatkan malam ke atas kain putih
yang sebelumnya telah diberikan pola motif batik. Proses ini
membutuhkan ketekunan dan kesabaran dalam mengerjakannya.
Sebuah proses yang membutuhkan waktu, bergantung dari pola
dan motif batik yang dibuat. Semakin rumit dan detail motif yang
dibuat, maka semakin lama pula pengerjaanya.
f. Bidang Nyolet/ Mewarnai
Mewarnakan kain batik cap atau tulis pada bagian-bagian tertentu
dari motif, dengan beberapa jenis pewarnaan, yaitu Indigosol,
Naphtol, dan Reakif. Dan alat yang digunakan adalah kuas,
penjalin/ rotan, atau bambu.
g. Bidang Merebus/ Melorot
Merebus kain batik setelah dilakukan pewarnaan
.
59
3. Visi dan Misi Industri Batik Tanah Liek Citra Dharmasraya
Visi: Mengembangkan suatu usaha yang sudah ada dengan mengembangkan
dan memperbarui produk yang baru.
Misi: Menjadiknnya usaha yang mandiri dan berkualitas dan bisa berdaya
saing dipasar dan juga dapat mengembangkan usaha dengan baik dalam
Negeri dan luar Negeri.
B. Perkembangan Industri Batik Tanah Liek Citra Dharmasraya
Industri Batik Tanah Liek Citra Dharmasraya ada sejak tahun 2000-an,
yang dipimpin oleh Ibu Eni , pada masa itu Industri batik Tanah Liek belum
masih usaha keluarga yang hanya saudara dan kerabatnya saja yang menjadi
karyawan. Dan seiringnya jalan batik Tanah Liek kini telah mendapatkan respon
positif dari masyarakat Jorog Teluk Sikai, dengan respon positif dari masyarakat
Industri Batik Tanah Liek Citra Dharmasraya mulai berkembang. Dan dikala itu
juga ada dukungan dari pemerintah untuk fasilitas pelatihan membatik untuk
saudara dan tetangga sekitar rumah industri khususnya bagi masyarakat Jorong
Teluk Sikai. Sehingga dengan adanya fasilitas pelatihan membatik masyarakat di
Nagari Sungai Duo terutama di Jorong Teluk Sikai mulai terampil dan ahli dalam
membatik. Sehingga dengan adanya fasilitas pelatihan membatik tersebut
masyarakat di Nagari Sungai Duo terutama di Jorong Teluk Sikai mulai terampil
dan ahli dalam membatik, dengan keahlian yang dimiliki oleh masyarakat, dan
kini Batik Tanah Liek sudah banyak diminati oleh masyarakat dan sudah
berkembang hingga luar Dharmasraya dan Sumatera Barat.
60
C. Strategi Pengembangan Industri Batik Tanah Liek
1. Analisis SWOT
Perumusan strategi untuk meningkatkan penjualan dapat digunakan
analisis SWOT. Analisis ini membandingkan antara faktor internal dan eksternal
terhadap pelaksanaan strategi dimasa yang akan datang dengan menentukan
faktor-faktor dan penghambatanya. Pendekatan ini mengusulkan bahwa usaha
utama yang dihadapi oleh suatu usaha dapat diisolasi melalui analisis yang diteliti
dari setiap unsur tersebut. Strategi-strategi kemudian diinformasikan untuk
memusatkan perhatian pada masalah-masalah tersebut.
Analisis SWOT pada Industri Batik Tanah Liek Citra Dharmasraya di
Jorong Teluk Sikai Nagari Sungai Duo
Streghts (Kekuatan)
a. Kualitas produk terjamin
b. Dapat memenuhi selera konsumen sesuai dengan pesanan
c. Beragam model motif produk
d. Ramah dalam melayani konsumen
e. Pendapatkan industri batik Tanah Liek cukup besar
f. Adanya diskon jika pembelian banyak
g. Warna yang unik yaitu terbuat dari tanah liat.
Weakneses (Kelemahan)
a. Proses dalam pembuatan produk lama
b. Kesulitan mendapatkan bahan baku yang berkualitas
61
c. Lama pengiriman bahan baku diperjalanan
d. Pencatatan keuangan masih manual
e. Harga bahan baku yang cukup mahal
Opportunities (Peluang)
a. Dukungan dan kepercayaan masyarakat
b. Permintaan pasar tinggi terhadap batik Tanah liek
c. Wilayah pemasaran luas
d. Dukungan dari kebijakan pemerintah untuk mendapatkan
pelatihan
e. Anggapan masyarakat baik terhadap produk
f. Kepuasaan konsumen terhadap produk sehingga konsumen
berlangganan
g. Pesaing sejenis yang tidak banyak
Therats (Ancaman)
a. Promosi produk batik lain yang menawarkan batik
unggulan
b. Cuaca yang tidak mendukung
c. Batik produk dari pulau Jawa juga ikut membanjiri pasar
Dharmasraya
d. Persaingan pada batik yang tidak sejenis
e. Banyak yang mengklaim bahwa batik Tanah Liek milik
pribadi.
62
2. Matrik IFE dan EFE
a. Matrik IFE
Analisis yang dilakukan terhadap lingkungan internal yaitu variabel-
variabel yang merupakan faktor-faktor kunci yang dikuasai oleh perusahaan.
Setelah dilakukan penelitia pada Industri batik Tanah Liek di Jorong Teluk Sikai
Nagari Sungai Duo Kecamatan Sitiung Kabupaten Dharmasraya, ditemukan
berbagai industri batik Tanah Liek Citra Dharmasraya dalam mengembangkanya.
Adapun faktor internal tersebut antara lain:
1) Faktor kekuatan
a) Kualitas produk terjamin
Produk yang dihasikan oleh industri batik Tanah Liek memiliki kualitas
produk yang baik, dimana pengusaha batik bener-bener mencari bahan yang
berkualitas, menjaga kualitas produk agar tetap terjamin mutu produk sampai ke
tangan konsumen.
b). Dapat memenuhi selera konsumen sesuai dengan pesanan
Setiap industri batik mereka siap mengirimkannya kepada konsumen apa
yang diminati, dan industri batik juga dapat memenuhi keinginan konsumen yang
mereka inginkan. Seperti konsumen meminta motif Jam Gadang, dan sebagainya.
c). Beragam motif produk
Jenis-jenis batik yang ditawarkan oleh industri batik tanah Liek ini
bermacam-macam jenis motifnya yaitu motif pohon karet, akar berserak, dan
bundo kanduang.
63
d). Ramah dalam melayani konsumen
Pemilik Industri batik tanah liek di Jorong Teluk Sikai ramah dalam
melayani konsumen, dibuktikan banyak konsumen yang menjadi pelanggan tetap.
e). Pendapatan industri batik tanah Liek cukup besar
Hasil batik tanah Liek citra Dharmasraya yang telah dipasarkkan sangat
luas, sampai ke luar Sumatera Barat yang membuat tambahan pendapatan.
f). Adanya diskon jika pembelian banyak
Ibu Eni memberikan diskon kepada setiap pelangganya berbeda-beda. Jika
pembelian banyak maka akan diberikan potongan harga. Misalnya ada pembeli
dari Jakarta yang membeli kain batik dengan jumlah banyak unruk oleh-oleh
maka Ibu Eni memberi potongan harga.
g). Warna yang unik yaitu terbuat dari bahan tanah liat
Pewarnaan batik Tanah Liek adalah sistem pewarnaan yang unik karena
bahan-bahan yang digunakan dari tanah liat.
2) Faktor Kelemahan
a) Proses dalam pembuatan produk lama
Dalam proses pembuatan batik tanah Liek memakan waktu 1 minggu
ataupun 2 minggu, tergantung motif yang dibuat dan cuaca yang ada.
64
b). Kesulitan mendapatkan bahan baku yang berkualitas
Industri batik Tanah Liek sulit mendapatkan bahan baku yang berkualitas.
Kesulitan mendapatkan bahan baku yang berkualitas terbatas dan mahal dan
sulitnya pembelian, karena bahan baku dibeli dari Jawa.
c). Lama pengiriman bahan baku di perjalanan
Bahan baku di beli dari Jawa, jadi proses perjalanan memakan waktu lebih
kurang 5-7 hari, dan pengiriman hanya bisa dilakukan menggunakan jalur darat.
d). Pencatatan keuangan masih manual
Pecatatan yang dilakukan masih menggunakan buku, dan belum adanya
proses menggunakan komputer.
e). Harga baha baku yang mahal
Harga bahan baku yang mahal membuat industru batik tanah Liek sulit
untuk menjualny, karena jika bahan tersebut sudah menjadi batik maka harganya
juga tambah naik.
Tabel 4.1
Internal Factor Evaluation (IFE)
N
O
Faktor-faktor
Internal
Bobot Rat
ing
Nilai/
Skor
Kekuatan
(Strenghts)
1 Kualitas produk
terjamin
0,15 4 0,6
65
2 Dapat memenuhi
selera konsumen
sesuai dengan
pesanan
0,15 4 0,6
3 Adanya diskon jika
pembelian banyak
0,15 4 0,6
4 Beragam model motif 0,15 4 0,6
5 Ramah dalam melayani
konsumen
0,15 4 0,6
6 Pendapatan industri
batik tanah liek cukup
besar
0,10 4 0,4
7 Warna yang unik terbuat
dari tanah liat
0,15 4 0,6
Jumlah 1 4
Kelemahan
1 Proses dalam
pembuatan produk
lama
0,10 4 0,4
2 Kesulitan mendapatkan
bahan baku yang
berkualitas
0,15 4 0,6
3 Lama pengiriman
bahan baku
diperjalanan
0,15 4 0,6
4 Pencatatan keungan
masih manual
0,10 4 0,4
5 Harga bahan baku
yang cukup mahal
0,15 3 0,45
Jumlah 0,65 2,45
Total (S+W) 6,45
Sumber : Penelitian Lapangan (data diolah)
Dari tabel 4.1 diatas dapat dilihat bahwa jumlah kekuatan 4 lebih bear dari
jumlah kelemahan sebesar 2,45 dengan total nilai 6,45. Hal ini menunjukkan
bahwa usaha batik Tanah Liek Citra Dharmasraya cukup kuat dalam
menggunakan kekuatan untuk mengatasi kelemahan yang ada.
66
b. Matrik EFE
Lingkungan eksternal Industri merupakan faktor diluar kendali perusahaan
yang dapat memberikan usaha. Keberhasilan suatu usaha terletak pada
kemampuanya menghadapi dan beradaptasi dalam lingkungan yang selalu
berubah, hal ini menentukan bagaimana cara serta kapan saat yang tepat untuk
bertahan dan berkembang.
1) Faktor Peluang (Opportunities)
a) Dukungan dan keperayaan masyarakat
Masyarakat adalah faktor terpenting dalam mengembangkan industri batik
Tanah Liek Citra Dharmasraya. Industri batik Tanah Liek akan berdampak positif
yang diberikan bagi perekonomian masyarakat salah satu bentuk dampak positif
dengan adanya industri batik tanah Liek ini adalah memberikan lapangan peluang
kerja bagi masyarakat yang menganggur di Jorong Teluk Sikai dan dapat
menunjang perekonomian keluarga.
b). Permintaan pasar terhadap produk
Permintaan pasar terhadap produk batik Tanah Liek Citra Dharmasraya
yang cukup tinggi, selain kualitas produknya terjamin, motif dan warna yang
dihasilkan pun cukup menarik dan bagus dan telah dirasakan oleh pelanggan,
sehingga permintaan yang tinggi terhaap batik Tanah Liek.
67
c). Wilayah pemasaran luas
Wilayah pemasaran pada industri batik Tanah Liek tidak hanya berfokus
di Dharmasraya saja, melainkan pemasaran dilkukan di Sumatera Barat dan luar
Sumatera Barat seperi Batam, Jakarta, Medan dan sekitarnya.
d). Dukungan dari kebijakan pemerintah untuk mendapatkan pelatihan
Dukungan dan kebijakan yang diberikan oleh pemerintah adalah
memberikan pelatihan kepada warga di Jorong Teluk Sikai agar karyawan batik
Tanah Liek mempunyai kemapuan dan keahlian dalam membatik yang bermutu
dan desain motif batik yang lebih bagus dan meciptakan beragam motif lagi.
e). Anggapan masyarakat baik terhadap produk
Dengan adanya industri Batik Tanah Liek ini di Jorong Teluk sikai
tersebut pendapatan masyarakat jauh lebih baik dari pada sebelumnya, karena
industri batik Tanah Lirk merupakan salah satu peluang untuk mensejahterakan
pendapatan masyarakat.
f). Kepuasaan konsumen terhadap produk sehingga konsumen
berlangganan
Kepuasaan konsumen terhadap produk merupakan salah satu peluang
untuk meningkatkan pendapatan dari Industri batik Tanah Liek, karena
terciptanya kepuasaan konsumen, itu akan membuat konsumen akan berlangganan
terhadap produk tersebut.
68
g). Pesaing sejenis yang tidak banyak
Industri batik Tanah Liek Citra Dharmasraya tidak mempunyai pesaing,
karena industri batik Tanah Liek ini hanya ada 4 daerah yaitu, Kota Padang,
Pesisir Selatan, Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Dharmasraya itu sendiri.
2) Faktor Ancaman (Therats)
a). Promosi produk batik lain yang menawarkan batik unggulan
Adanya batik lain yang berbeda bahan dan jenis motifnya membuat
ancaman bagi industri batik Tanah Liek, di karenakan batik lain juga mempunyai
warna dan motif yang bagus dengan harga terjangkau pula.
b). Cuaca yang tidak mendukung
Cuaca sangat diperlukan dalam industri batik Tanah Liek ini. Karena salah
satu proses dari pembuatan batik ini adalah penjemuran. Jika cuaca tidak bagus
atau hujan maka menjadi ancaman untuk industri batik ini, dalam proses
penjemuran membuthkan waktu 3-4 hari jika cuaca bagus, dan jika musim hujan
penjemuran batik bisa menjadi 1 minggu.
c). Batik dari Pulau Jawa juga ikut membanjiri Sumatera Barat, khusunya
Dharmasraya
Produk batik lain juga menjadi ancaman dalam meningkatkan penjualan
batik tanah Liek ini, di karenkan batik lain juga mempunyai kualitas yang bagus
juga.
69
d). Persaingan pada batik yang tidak sejenis
Persaingan pada batik sejenis juga, seperti batik tulis dan batik cap juga
menjadi ancaman.
e). Banyak yang mengklaim bahwa batik tanah Liek adalah milik pribadi
Seperti yang kita ketahui batik tanah Liek merupakan batik milik
masyarakat Minang Kabau, bukan milik kelompok maupun individu itu sendiri.
Tabel 4.2
Eksternal Factor Evaluation (EFE)
N
O
Faktor- faktor
Eksternal
Bob
ot
Rating Nilai/Sk
or
Peluang(Oppor
tunities)
1 Dukungan dan
kepercayaan
masyarakat
0,15 4 0,6
2 Permintaan pasar
tinggi terhadap
batik Tanah Liek
0,15 3 0,45
3 Wilayah pemasaran
luas
0,15 4 0,6
4 Dukungan dari
kebijakan
pemerintah untuk
mendapatkan
pelatihan
0,10 4 0,4
5 Anggapan
masyarakat baik
terhadap produk
0,15 4 0,6
6 Kepuasaan
konsumen terhadap
produk sehingga
konsumen
berlangganan
0,15 4 0,6
7 Pesang sejenis yang 0,15 3 0,45
70
tidak banyak
Jumlah 1 3,7
Ancaman(Ther
ats)
1 Promosi produk
batik lain yang
menawarkan batik
unggulan
0,10 4 0,4
2 Cuaca yang tidak
mendukung
0,15 4 0,6
3 Batik produk Pulau
Jawa juga ikut
membanjiri
Sumatera Barat
khuususnya
Dharmasraya
0,15 3 0,45
4 Persaingan pada
batik yang tidak
sejenis
0,15 3 0,45
5 Banyak yang
mengklaim bahwa
batik tanah Liek
milik pribadi
0,15 3 0,45
Jumlah 0,7 2,35
Total (O+T) 6,05
Sumber : Penelitian Lapangan (data diolah)
Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat dilihat bahwa sisi eksternal terlihat
bahwa nilai bobot peluang 3,7 dan ancaman 2,35 dengan nilai total bobot EFE
6,05, hal ini bahwa industri batik tanah Liek mampu merespon faktor eksternal
dengan memanfaatkan peluang yang ada.
D. Strategi untuk meningkatkan penjualan batik Tanah Lirk Citra
Dharmasraya
Data-data yang telah ditemukan bobot dan ratingnya dapat diolah menjadi
arahan strategi dengan menggunakan analisis SWOT (Matrik SWOT). Matrik
SWOT ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman
71
eksternal yang dihadapi industri dapat disesuaikan dengn kekuatan dan kelemahan
yang dimiliki. Matriks ini merupakan matching tools yang penting untuk
membantu usaha industri batik Tanah Liek dalam mengembangkan empat tipe
strategi S-O (Strenght-Opportunities), W-O (weaknesess Oppoetunities), S-T
(Strenght-Treath), W-T (Weaknesess-Threat). Strategi yang dapat dirumuskan
dengan strategi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.3
Analisis Matrik SWOT
IFE
EFE
Kekuatan (S)
1. Kualitas produk
terjamin
2. Dapat memenuhi
selera konsumen
sesuai dengan
pesanan
3. Beragam model
motif produk
4. Ramah dalam
melayani konsumen
5. Pendapatkan
industri batik Tanah
Liek cukup besar
6. Adanya diskon jika
pembelian banyak
7. Warna yang unik
yaitu terbuat dari
Kelemahan (W)
1. Proses dalam
pembuatan produk
lama
2. Kesulitan mendapatkan
bahan baku yang
berkualitas
3. Lama pengiriman
bahan baku
diperjalanan
4. Pencatatan keuangan
masih manualHarga
bahan baku yang cukup
mahal
72
tanah liat.
Peluang (O)
1. Dukungan dan
kepercayaan
masyarakat
2. Permintaan
pasar tinggi
terhadap batik
Tanah liek
3. Wilayah
pemasaran luas
4. Dukungan dari
kebijakan
pemerintah
untuk
mendapatkan
pelatihan
5. Anggapan
masyarakat baik
terhadap produk
6. Kepuasaan
konsumen
terhadap produk
sehingga
konsumen
berlangganan.
7. Pesaing sejenis
yang tidak
banyak
Strategi S-O
1. Dengan menjamin
kualitas produk
maka dukungan dan
kepercayaan
masyarakat akan
meningkat.(S1,O1)
2. Dengan adanya
model motif
produk yang
beragam akan
meningkatkan
permintaan pasar
terhadap Batik
Tanah Liek.
(S 3,O2)
3. Adanya warna yang
unik akan
memperluas wilayah
pemasaran.
(S7,O3)
4. Dengan adanya
diskon yang banyak
akan meningkatkan
kepuasaan
konsumen terhadap
produk sehingga
konsumen
Strategi W-O
1. melatih pencatatan
keuangan yang masih
manual ke modern,
akan meningkatkan
kepercayaan
msyarakat terhadap
produk.
(W4,O1)
2. Dengan
meminimaliskan
harga bahan baku
akan meningkatkan
permintaan pasar
terhadap Batik Tanah
Liek.
(W5,O2)
3. Adannya dukungan
dan kebijakan
pemerintah untuk
mendapatkan pelatihan
pencatatan keuangan
akan meningkatkan
cara dalam mencatat
laporan keunagan yang
baik.
73
berlangganan.
(S6,06)
5. membangun
hubungan yang
ramah dalam
melayani konsumen
akan mempengaruhi
tangapan baik dari
masyarakat terhadap
produk.
(S4,O5)
Ancaman
(T)
1. Promosi
produk batik
lain yang
menawarkan
batik unggulan
2. Cuaca yang
tidak
mendukung
3. Batik produk
dari pulau
Jawa juga ikut
membanjiri
pasar
Dharmasraya
4. Persaingan
pada batik
Strategi S-T
1. Dengan menjamin
kualitas produk
dapat meningkatkan
kepercayaa n produk
dalam bersaing
dengan batik Pulau
Jawa.
(S1,T3)
2. Mempertahankan
kualitas dan inovasi
baru dari produk.
(S3,T4)
3. Mempertahankan
warna tanah Liek
sebagai ciri khas
Batik Tanah Liek.
(S7,T4)
Strategi W-T
1. Melatih pembatik
agar lebih terampil
untuk menghasilkan
produk yang kualitas
dan inovatif.
(W1,T4)
2. Meningkatkan kerja
sama pihak lain dalam
mendapatkan bahan
baku yang
berkualitas.
(W2,T1)
3. Menjalin kerjasama
dengan pihak
pengirim bahan baku
agar mendapatkan
produk yang
74
yang tidak
sejenis
5. Banyak yang
mengklaim
bahwa batik
Tanah Liek
milik pribadi.
berkualitas.
(W3,T2)
Sumber : Penelitian Lapangan
Berdasarkan matrik SWOT diatas dapat dirumuskan sebagai alternatif
strategi yang dapat di manfaatkan oleh industri Batik Tanah Liek Citra
Dharmasraya untuk meningkatkan penjualanya. Alternatif strategi yang digunakan
yaitu:
1. Strategi S-O
Strategi S-O (Strenghts-Opportunities)yaitu strategi yang memanfaatkan
seluruh kekuatan, untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.
Alternatif yang dapat digunakan oleh Industri Batik Tanah Liek Citra
Dharmasraya yaitu:
a. Dengan menjamin kualitas produk maka dukungan dan kepercayaan
masyarakat akan meningkat
Dalam industri batik Tanah Liek ini kualitas produk sangat
menentukakan peminat dan kepercyaan terhadap produk, jika produk
tersebut bagus maka peminat dalam pembelian masyarakat akan
meningkat.
75
b. Dengan adanya beragam model motif produk akan meningkatkan
permintaan pasar terhadap Batik Tanah Liek.
Jika motif Batik Tanah Liek beragam maka pembeli akan
meningkatkan pembeliianya karena motif banyak dan pembeli bebas
membeli batik mana yang di minati.
c. Dengan adanya warna yang unik akan memperluas wilayah pemasaran
Jika warna batik tersebut itu unik maka pembeli akan meningkatkan
pembelian dan orang-orang akan merasa penasaran dengan batik yang
unik tersebut, jika rasa penasaran maka wilayah pemasaranya juga
akan lebih luas lagi.
d. Dengan adanya diskon yang banyak akan meningkatkan kepuasaan
konsumen terhadap produk sehingga konsumen berlangganan.
Setiap orang pasti menginginkan potongan harga, potongan harga yang
diberikan akan meningkatkan kosumen untuk membeli Batik Tanah
Liek dan akan meningkatkan kepuasaan konsumen.
e. Ramah dalam melayani konsumen akan mempengaruhi tanggapan baik
dari masyarakat terhadap produk
Pelayanan yang ramah akan mempengaruhi pembelian terhadap batik,
jika melayani dengan ramah maka peminat pembeli akan banyak dan
akan berlangganan.
76
2. Strategi W-O
Strategi W-O (Weaknesses-Opportunities) yaitu strategi yang
memanfaatkan peluang yang ada dengan meminimalkan kelemahan yang dimiliki.
W-O yang dapat diterapkan yaitu:
a. melatih pencatatan keuangan yang masih manual ke modern, akan
meningkatkan kepercayaan msyarakat terhadap produk.Pencatatan
yang manual akan membuat pelanggan percaya dan yakin atas
perhitungan yang dilakukan, karena perhitungan menggunaka
dengan alat yang sudah canggih.
b. Dengan meminimaliskan harga bahan baku akan meningkatkan
permintaan pasar terhadap Batik Tanah Liek.Dengan
meminimaliskan harga bahan baku maka permintaan pasar akan
meningkat terhadap Batik Tanah Liek Citra Dharmasraya.
c. Adanya dukungan dan kebijakan pemerintah untuk mendapatkan
pelatihan pencatatan keuangan akan meningkatkan cara dalam
mencatat laporan keuangan yang baik.Dengan adanya pelatihan
pencatatan keungan akan mempermudah untuk melakukan
transaksi, dan keunagan yang masuk dan keluar juga akan terlihat
jelas.
3. Strategi S-T
a. Dengan menjamin kualitas produk dapat meningkatkan
kepercayaan produk dalam bersaing dengan batik Pulau Jawa.
77
Kualitas produk dalam suatu industri harus benar-benar yang bagus
dan menarik, karena jka bahan berkualitas maka kepercayaan akan
meningkat terhdap produk Batik Tanah Liek.
b. Mempertahankan kualitas dan inovasi baru dari produk.Kita harus
memperhatikan kulitas produk dan inovasi-inovasi dari produk itu
sendiri agar meningkatkan jumlah penjualan.
c. Mempertahankan warna tanah Liek sebagai ciri khas BatikTanah
Liek.Warna batik Tanah Liek merupakan ciri Khas dari batik
Tanah Liek itu sendiri, sedangkan dengan batik-batik yang biasa di
pasaran adalah batik cap dan sablon.
4. Startegi W-T
a. Melatih pembatik agar lebih terampil untuk menghasilkan produk yang
kualitas dan inovatif.Pembatik dilatih agar lebih terampil lagi dalam
membatik dan agar terciptanya batik yang bagus.
b. Meningkatkan kerja sama pihak lain dalam mendapatkan bahan baku
yang berkualitas.Melakukan kerja sama dengan pihak bahan baku, agar
terjalinya hubungan dan bahan baku yang didapat berkualitas , sesuai
dengan keinginan kita. Dan tidak mengecewakan.
c. Menjalin kerjasama dengan pihak pengirim bahan baku agar
mendapatkan produk yang berkualitas.Menjalin hubungan baik dengan
pihak pengirim bahan baku, agar bahan baku yang di bawa sampai
tujuan dengan tepat waktu, pengiriman bahan baku hanya dilakukan
dengan jalur darat saja, dan tidak bisa melalui jalur udara.
78
E. Analisis Tabel Bobot Skor
Setelah dilakukan analisa pada setiap strategi yang ditetapka yaitu strategi
S-O, Strategi W-O, Strategi S-T, Strategi W-T langkah selanjutnya yang akan
dilakukan adalah memilih salah satu dari keempat strategi yang di tetapkan
sebelumnya.
Untuk memilih strategi yang telah ditetapkan sebelumnya perusahaan
dapat memakai pendekatan metode tabel bobot skor, dimana perusahaan dapat
menilai manakah dari keempat strategi itu yang mempunyai nilai skor tertinggi.
Dimana strategi yang mempunyai nilai skor tertinggi akan dipakai oleh
perusahaan dalam membuat kebijakan keputusan yang akan mempengaruhi
performa perusahaan industri, tabel bobot skor pada perusahaan.
Tabel 4.
Tabel Bobot Skor
Faktor In
Faktor
Eksternal
Kekuatan/S
(Strenght)
Kelemahan/W
(Weaknesses)
Peluang/O
(Opportunities)
Strategi S-O
Total Skor
4+3,7=7,7
Strategi W-O
Total Skor
2,45+3,7=6,15
Ancaman/T
Treath
Strategi S-T
4+2,35=6,35
Strategi W-T
2,45+2,35=4,8
Dari tabel diatas, hasil dari total skor yang digambarkan pada tabel 4.4
maka strategi utama yang dipilih untuk meningkatkan penjualan Industri Batik
Tanah Liek Citra Dharmasraya adalah strategi S-O yang mempunyai skor paling
tinggi yaitu 7,7 dibandingkan dengan strategi lainnya. Maka usaha Batik Tanah
79
Liek menggunakan stategi S-O untuk meningkatkan penjualan. Strategi S-O
merupakan strategi yang menggbungkan kekuatan dengan peluang yang dimiliki
oleh Industri.
Berdasarkan analisa diatas industri batik menggambarkan strategi dengan
memanfaatkan strategi S-O (Kekuatan dan Peluang). Adapun strategi yang
dimanfaatkan oleh Industri Batik Tanah Liek yaitu:
a. Dengan menjamin kualitas produk maka dukungan dan kepercayaan
masyarakat akan meningkat. Dalam industri batik Tanah Liek ini
kualitas produk sangat menentukakan peminat dan kepercyaan
terhadap produk, jika produk tersebut bagus maka peminat dalam
pembelian masyarakat akan meningkat.
b. Dengan adanya beragam model motif produk akan meningkatkan
permintaan pasar terhadap Batik Tanah Liek.Jika motif Batik Tanah
Liek beragam maka pembeli akan meningkatkan pembeliianya karena
motif banyak dan pembeli bebas membeli batik mana yang di minati.
c. Dengan adanya warna yang unik akan memperluas wilayah pemasaran
Jika warna batik tersebut itu unik maka pembeli akan meningkatkan
pembelian dan orang-orang akan merasa penasaran dengan batik yang
unik tersebut, jika rasa penasaran maka wilayah pemasaranya juga
akan lebih luas lagi.
d. Dengan adanya diskon yang banyak akan meningkatkan kepuasaan
konsumen terhadap produk sehingga konsumen berlangganan.Setiap
orang pasti menginginkan potongan harga, potongan harga yang
80
diberikan akan meningkatkan kosumen untuk membeli Batik Tanah
Liek dan akan meningkatkan kepuasaan konsumen.
e. Ramah dalam melayani konsumen akan mempengaruhi tanggapan baik
dari masyarakat terhadap produk
Pelayanan yang ramah akan mempengaruhi pembelian terhadap batik,
jika melayani dengan ramah maka peminat pembeli akan banyak dan
akan berlangganan.
81
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil dari penelitian yang penulis lakukan padaindustri Batik Tanah
Liek Citra Dharmasraya, industri ini menggunakan strategi seperti di bawah
ini:
a. Pemberian diskon kepada pelanggan dilakukan sebagai salah satu
strategi untuk meningkatkan pembelian Batik Tanah Liek. Karena
setiap orang pasti menyukai potongan harga. Potongan harga
diberikan untuk pembelian berjumlah banyak. Namun tidak menutupi
kemungkinan potongan harga untuk pembelian retail.
b. Menambahkan variasi produk sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
Pihak pengelola merima saran dari pelanggan untuk di tuangkan ke
dalam bentuk variasi-variasi baru. Penambahan juga ditungkan ke
dalam bentuk motif baru dan unik.
c. Ramah dalam melayani konsumen akan mempengaruhi tanggapan
baik dari masyarakat terhadap produk
d. Dengan adanya warna yang unik akan memperluas wilayah
pemasaran
Jika warna batik tersebut itu unik maka pembeli akan meningkatkan
pembelian dan orang-orang akan merasa penasaran dengan batik yang
82
unik tersebut, jika rasa penasaran maka wilayah pemasaranya juga
akan lebih luas lagi.
B. Saran
Berdasarkan dari hasil penelitian yang penulis lakukan tentang ‘’Strategi
Pemasaran Batik Tanah Liek Citra Dharmasraya dalam Meningkatkan Jumlah
Penjualan’’ maka penulis memberikan saran sebaiknya industri ini harus aktif
melakukan sebuah pameran seperti mengikuti ivent-ivent, pentas seni budaya ke
luar daerah untuk memamerkan hasil produk pemakaian Batik Tanah Liek
tersebut. Adanya kerjasama dengan perusahaan- perusahaan luar daerah dan toko-
toko luar daerah untuk memamerkan hasil industri Batik Tanah Liek tersebut.
83
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, Usman, Halim. 2015. Manajemen Strategi Syariah. Jakarta: PT.
Bestari Buana Murni.
Adesy, Fordeby. 2016. Ekonomi dan Bisnis Islam. Jakarta: Pt Raja
Grafindo
Persada.
Emzir. 2012. Metode Penelitian Kualitatif Analisis Data, Jakarta: PT
RajaGrafindo
persada.
Fandy, Tjiptono. 2017.Pemasaran Strategik. Yogyakarta: PT. Penerbit
Andi.
Hasan, Imayanti. 2011. Manajemen Operasional. Malang: UIN- Maliki
Press.
Haryanto, Fery. Strategi Pemasaran Baju Olahraga pada Toko Maradon
dalam Meningkatkan Penjualan ditinjau dari Perspektif Ekonomi Islam,
Jurusan Ekonomi Islam, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Ismanto, Kuat. Manajemen Syariah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.
Jusmaliani, DKK. 2008. Bisnis Berbasis Syariah , Jakarta: Bumi Aksara.
Kartajaya, Hermawan. 2010. Konsep Pemasaran, Surabaya: PT Gelora
Aksara Pratama.
Lesbijanto, Herry 2013. Batik, Yogyakarta: Graha Ilmu.
Maldina, Yolanda, Eriza. Strategi Pemasaran Islami dalam Meningkatkan
Penjualan Pada Butik Calista, Jurusan Ekonomi Islam, Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam.
Manap, Abdul. 2008. Revolusi Manajemen Pemasaran. Jakarta: Mitra
Wacana Media.
Mursid. 2010. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Bumi Aksara.
84
Sofian, Assauri. 2007. Manajemen Pemasaran Dasar, Konsep dan Strategi.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Sugiono.2005. Memahami penelitian kualitatif, Bandung: Alfabeta.
Supriyanto. 2014. Enterpreneurship dan kepemimpinan bisnis. Yogyakarta: Cv.
Andi Offset.
Sutarno. 2012. Serba-Serbi Manajemen Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Syam, Saiful. Analisis Strategi Pemasaran untuk Meningkatkan Penjualan Pupuk
Organik Cair pada Gapoktan Sipakainge, Jurusan Sosial Ekonomi
Peternakan, Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin Makassar.
Tripomo, Tedjo. Manajemen Strategi Rekayasa Sains, Bandung.
Terry, R, George. 2011. Prinsip-prinsip Manajemen. Jakart: PT. Bumi Aksara.
Umer, Husen. 2013. Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Rajawali
Pers.
Wahyu, Purhantara. 2010. Metode Penelitian Kualitatif untuk Bisnis. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Yusuf, Muri, A. 2016. Metode Penelitian Kualitatif dan Penelitian Gabungan.
Jakarta: Prenada Media Grup.
Zevy, Irvan . Analisis Strategi Pemasaran dalam Meningkatkan Volume Penjualan
Produk pada Pt. Proderma Sikses Mandiri, Jurusan Ekonomi Syariah,
Fakultas Ekonomi Bisnis Islam.
Wawancara dengan pemilik Industri Batik Tanah Liek Citra Dharmasraya pada
tanggal 23 Oktober 2018 jam 14.30 Wib.
Wawancara dengan pemilik Industri Batik Tanah Liek Citra Dharmasraya pada
tanggal 2 Mei 2019 jam 10. 45 Wib.