kata pengantar - e-Campus

85
1 KATA PENGANTAR Alhamdulilahi robbil’alamin segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dan pendidikan di IAIN (Institut Agama Islam Negeri) Bukittinggi. Kemudian shalawat dan salam penulis ucapkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah meninggalkan dua pedoman hidup menuju jalan yang diridhai Allah SWT. Skripsi ini berjudul “Strategi Pemasaran Batik Tanah Liek Citra Dharmasraya dalam Meningkatkan Penjualan”. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan ini, masih jauh dari apa yang dikatakan sempurna, sebagaimana kata pepatah tak ada gading yang tak retak, maka tidak ada manusia yang tak salah, karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Namun ketidak sempurnaan ini tidaklah mengurangi dari apa yang akan disampaikan. Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat guna mencapai gelar Sarjana (S-1) Ekonomi Islam dalam Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi. Dalam penyusunan skripsi ini, dari awal sampai akhir penyelesaian tidak dapat pelaksanan tanpa adanya bantuan dan dukungan dari berbagai

Transcript of kata pengantar - e-Campus

1

KATA PENGANTAR

Alhamdulilahi robbil’alamin segala puji dan syukur penulis

ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan taufik dan

hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dan

pendidikan di IAIN (Institut Agama Islam Negeri) Bukittinggi.

Kemudian shalawat dan salam penulis ucapkan kepada Nabi Muhammad

SAW yang telah meninggalkan dua pedoman hidup menuju jalan yang

diridhai Allah SWT.

Skripsi ini berjudul “Strategi Pemasaran Batik Tanah Liek Citra

Dharmasraya dalam Meningkatkan Penjualan”. Penulis menyadari

sepenuhnya bahwa dalam penulisan ini, masih jauh dari apa yang

dikatakan sempurna, sebagaimana kata pepatah tak ada gading yang tak

retak, maka tidak ada manusia yang tak salah, karena kesempurnaan

hanyalah milik Allah SWT. Namun ketidak sempurnaan ini tidaklah

mengurangi dari apa yang akan disampaikan.

Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu

syarat guna mencapai gelar Sarjana (S-1) Ekonomi Islam dalam Jurusan

Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di Institut Agama

Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi.

Dalam penyusunan skripsi ini, dari awal sampai akhir penyelesaian

tidak dapat pelaksanan tanpa adanya bantuan dan dukungan dari berbagai

2

pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih, penghargaan dan

cinta terbesar yang penulis tujukan kepada kedua orang tuaku yang

sangat sayang kepadaku yaitu Bapak Muhadi dan Ibuk Sunarmiyang

telah membesarkan, mendidik, dan menyekolahkan penulis sejak dari

tingkat dasar sampai tingkat perguruan tinggi. Hal ini penulis sampaikan

kepada kakak-kakak tercinta penulis , Endang, Sutris Minah, Ngadi

dan Agus yang turut ikut memberikan dukungan, semangat dan motivasi

selama ini baik itu berupa material maupun moril. Dalam kesempatan ini

penulis menghaturkan terima kasih dengan penuh rasa hormat serta

dengan segala ketulusan hati kepada:

1. Ibu Dr. Ridha Ahida, M. Hum selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) Bukittinggi serta bapak wakil rektor yang telah memberikan

fasilitas dan pelayanan untuk kepentingan perkuliahan dari awal hingga

penulis menyelesaikan studi.

2. BapakDr. Iiz Izmuddin, MAselaku Dekan Fakultas Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Islam

3. Ibu Rini Elvira, SE, M. Siselaku ketua Jurusan Ekonomi Islam yang telah

memberikan fasilitas kepada penulis baik dalam hal perkuliahan maupun

dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.

4. Ibu Era Sonita, SE. M. Si selaku pembimning 1 dan Pembimbing

akademik yang telah membi mbing penulis dalam menyelesaiakan

proposal skripsi ini, dan Ibu Zikra Wahyuni Maiza, MISselaku

3

pembimbing II yang telah memberikan arahan dan motivasin kepada

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak dan ibu dosen serta karyawan/ti IAIN Bukittinggi yang telah

membekali penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan selama di

perguruan tinggi ini. Dan Bapak/ ibu pegawai perpustakaan yang telah

menyediakan fasilitas kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Terimakasih penulis ucapkan kepada Bapak dan Ibuk Industri Batik Tanah

liek Citra Dharmasraya yang telah memberikan izin kepada penulis untuk

melakukan penelitian dan dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Terimakasih juga penulis ucapkan kepada teman-teman Program Studi

Ekonomi Islam angkatan 2015, dan teman-teman seperjuangan khususnya

Ekonomi Islam A (EI-A) yang terus berjuang menyelesaikan tugas akhir.

8. Terimaksih kepada sahabat-sahabat saya Tika Hardyanti, Leni Putri,

Avinda Dwi Gusri Andini, Gusni Warti Putri , Rahma Alia Ritonga, Wiva

Rahmadhona Fitri, Peggy Monica Dewi, yang memberikan motivasi, dan

bantuan kepada penulis hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Terimakasih kepada Kak dan Rahmi Yusra Kak Leni Priciliia, kak Febi

yang memberikan arahan dan motivasi sampai terselesaikan skripsi ini.

10. Temen-temen kos buk Salmi yang selalu memberikan motivasi dan

masukan dalam penyelesaian skripsi ini.

11. Bapak Kos dan Ibu Kos yang memberikan kami motivasi dan arahan

hingga penyelesaian skripsi ini.

4

12. Kepada ponakan-ponakan ku Kusmiati, Intan Nafisatul Mahmudah,

Nenda Surya Aditia, dan Fatihatul Zulfa karena mereka bisa membantu

mencairkan susasana dan melupakan sejenak kesibukan selama ini.

13. Dan terimakasih kepada temen-temen KKN kelompok 62 yang telah

memberikn semangat hingga penyelesaian skripsi ini.

Atas segala bantuan yang telah diberikan, penulis ucapkan

terimakasih, semoga amalan dan jasa baik yang telah diberikan mendapat

balasan pahala di sisi Allah SWT. Amiin Ya Rabbal ‘ Alamin. Akhirnya

hanya kepada Allah SWT penulis berserah diri dan memohon ampun dari

dosa dan kekhilafan.

Bukittinggi, Juli 2019

Penulis

Eri Desnita

3215.012

5

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

SURAT PERNYATAAN

LEMBARAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

LEMBARAN PENGESAHAN TIM PENGUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN SKRIPSI

KATA PENGANTAR

ABSTRAK

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 6

C. Rumusan Masalah ................................................................................ 6

D. Batasan Masalah ................................................................................... 6

E. Tujuan Penelitian.................................................................................. 7

F. Manfaat Penelitian ............................................................................... 7

G. Penejasan Judul .................................................................................... 7

H. Sistematika Penulisan .......................................................................... 9

BAB II LANDASAN TEORI

A. Landasan Teori ..................................................................................... 10

1. Pengertian Strategi ......................................................................... 10

2. Pengertian Pemasaran .................................................................... 11

3. Pemasaran dalam Islam .................................................................. 17

4. Manajemen Strategi Syariah .......................................................... 19

5. Nilai Dasar dalam Perdagangan Rasulullah ................................... 23

6. Analisis Pemasaran ........................................................................ 25

7. Fungsi-fungsi pemasaran ............................................................... 26

6

8. Starategi Bauran Pemasaran (Marketing Mix) ............................... 27

9. Tujuan Pemasaran .......................................................................... 32

B. Penelitian Sebelumnya ......................................................................... 33

C. Kerangka Berfikir................................................................................. 36

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 38

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................... 38

C. Jenis dan Sumber Data ......................................................................... 38

D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 39

E. Informan Penelitian .............................................................................. 40

F. Teknik Analisis Data ............................................................................ 40

G. Analisis SWOT .................................................................................... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Perusahaan .............................................................. 48

1. Sejarah Singkat Batik Tanah Liek Citra Dharmasraya .................. 49

2. Struktur Organisasi Industri Batik Tanah Liek Citra

Dharmasraya .................................................................................. 50

3. Visi dan Misi Industri Batik Tanah Liek Citra Dharmasraya ........ 52

B. Perkembangan Industri Batik Tanah Liek Citra Dharmasraya ............ 52

C. Strategi Pengembangan Industri Batik Tanah Liek ............................. 53

1. Analisis SWOT .............................................................................. 53

2. Matrik IFE dan EFE ....................................................................... 55

3. Matrik EFE ..................................................................................... 59

D. Strategi Untuk Meningkatkan Penjualan Batik Tanah Liek Citra

Dharmasraya ........................................................................................ 63

E. Analisis Tabel Bobot Skor ................................................................... 72

BAB V PENUTUP

A. KESEIMPULAN ................................................................................ 75

B. SARAN ................................................................................................ 76

7

DAFTAR KEPUSTAKAAN

8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pemasaran merupakan suatu proses perencanaan dan pelaksanaan

konsepsi, penetapan harga, penentuan proses produk, promosi dan tempat atau

distribusi, sekaligus merupakan proses sosial dan manajerial untuk mencapai

tujuan.1

Sejalan dengan kemajuan teknologi yang pesat membuat banyak dampak

pada kehidupan masyarakat. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi melahirkan berbagai dampak baik dan buruk. Dalam memenuhi

kebutuhan sehari-hari manusia membutuhkan sandang, pangan, dan papan. Seperti

kita ketahui bahwa kebutuhan sandang dan juga berarti pakaian adalah salah satu

yang sangat dibutuhkan manusia. Dimana pada saat ini telah terdapat banyak

orang yang memproduksi pakaian batik. Salah satunnyakebudayaan merupakan

salah satu unsur yang penting didalam suatu Negara. Kebudayaan Indonesia itu

sendiri dapat dilihat dari tarian, musik, rumah adat, upacara, adat, lagu, seni,

gambar, pakaian, makanan, serta seni sastra. Seperti yang kita ketahui banyak dari

kebudayaan Indonesia yang sudah diakui oleh PBB dan dunia salah satunya

adalah batik. Menurut KBBI batik adalah kain bergambar yang pembuatanya

secara khusus dengan menuliskan atau menerapkan malam pada kain itu,

kemudian pengolahannya diproses dengan cara tertentu.

1 Abdul Manap, Revolusi Manajemen Pemasaran,(Jakarta: Mitra Wacana Media,2016),

hlm. 5.

9

Secara etimologi, kain batik berasal dari bahasa Jawa, “amba” yang berarti

lebar, luas, dan “titik” yang berarti titik atau matik. Kemudian berkembang

menjadi istilah “Batik”, yang berarti menghubungkan titik-titik yang membentuk

sebuah pola atau motif tertentu pada kain yang luas atau lebar.2 Batik merupakan

kebudayaan yang telah mengakar di masyarakat Indonesia memiliki

keanekaragaman batik yang luar biasa mulai dari Sabang sampai Marauke.

Namun secara khusus batik Indonesia lebih banyak berasal dari Jawa. Karena

Jawa menjadi tempat Kerajaan Majapahit yakni di Jawa Timur (Trowulan,

Mojokerto).

Batik merupakan warisan budaya yang perlu dilestarikan, batik dapat

dijumpai di berbagai wilayah di seluruh Indonesia. Khususnya di wilayah

Sumatera Barat banyak dijumpai di toko maupun pasar.

Sumatera Barat juga memiliki industri batik dengan berbagai macam motif

jenis batik, Salah satunya yaitu yang disebut sebagai batik Tanah Liek, karena

proses pembuatanya menggunakan tanah liat. Batik ini mempunyai ciri khas

paling unik, yang tidak kalah bersaing dengan batik dari daerah lain. Sejauh ini

perkembangan batik Tanah Liek cukup cepat karena sudah banyak pengrajin batik

dan pengusaha batik di beberapa daerah di Sumatera Barat. Di Sumatera Barat,

ada beberapa daerah yang tekenal mengembangkan batik Tanah Liek yaitu

Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten Tanah Datar dan

Kota Padang. Masyarakat Sumatera Barat memiliki batik yang tak kalah dengan

2Herry Lesbijanto, Batik, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), hlm. 5

10

Jawa. Nama batik Tanah Liek, bahkan kelasnya, sejajar dengan kualitas batik

terbaik pulau Jawa.

Batik Tanah Liek menjadi batik kebanggan masyarakat Sumatera Barat.

Artinya, batik Tanah Liek bukan milik pribadi atau sekelompok orang di

Sumatera Barat melainkan milik masyarakat Minangkabau. Semakin banyak

usaha batik Tanah Liek, mulai dari pengrajin hingga penjualan maka akan

semakin baik. Sebab, selain pelestarian berjalan baik namun juga bisa menghidupi

ekonomi masyarakat Minangkabau khususnya dan pertumbuhan ekonomi di

daerah lain.

Batik Tanah Liek ini sempat hilang dan kemudian muncul lagi dilestarikan

pada banyak tempat. Kini batik tersebut kian dikenal tak hanya di Ranah Minang,

namun juga luar Sumbar, bahkan ke Luar Negeri. Pengrajin dan penjual batik

Tanah Liek tersebar pada beberapa Kabupaten/Kota di Sumbar dengan berbagai

macam merek batik Tanah Liek. Adapun merek batik Minang yang ada seperti

Batik Tanah Liek Citra Monalisa, Batik Tanah Liek Inaaya, Batik Tanah Liek

Rumah batik Minang, dan merek lainnya.

Batik Tanah Liek relatif baru saja populer sebagai salah satu kekhasan dari

Minangkabau dalam beberapa tahun terakhir. Karena, sekitar 18 tahun lalu batik

Tanah Liek belum diketahui masyarakat umum. Hal ini menyebabkan tidak

banyak orang yang tahu dan sadar akan Batik Minang, sehingga untuk penjualan

Batik Minang di daerah Sumatera Barat masih terbilang rendah. Kesadaran

konsumen akan suatu merek merupakan hal yang penting bagi sebuah produk.

Konsumen cenderung membeli suatu merek yang sudah dikenal, karena dengan

11

membeli merek yang sudah dikenal, mereka merasa aman, terhindar dari berbagai

resiko pemakaian dengan asumsi bahwa merek yang sudah dikenal lebih dapat

diandalkan.

Batik Tanak Liek berdiri sudah lama namun pemasarannya kurang

terdengar oleh masyarakat luas, agar bisa mengenal batik Tanah Liek tersebut

masyarakat Minangkabau melakukan promosi, dan sebagai cara untuk

mempromosikan yaitu dengan cara sebagai produk unggulan UKM dari berbagai

daerah. Meski begitu banyak tantangan yang di hadapi penjualan batik tanah liek

tersebut. Dan harapanya agar masyarakat mengenal dengan batik Tanah Liek

tersebut, dan targetnya jika produksi batik Tanah Liek Citra Mandiri meningkat

maka terbuka lapangan pekerjaan bagi para pengrajin batik Minang ini. Karena

Batik Tanah liek ini kurang banyak yang mengetahuinya maka masyarakat

Minang Kabau jadi salah satu pekerjaaan terbesar adalah tentang pemasaran batik

Tanah Liek. Permintaan batik Tanak Liek cukup tinggi namun pangsa pasar

kurang luas.

Tabel 1.1

Perkembangan harga Batik Tanah Liek dari tahun 2013-2018.

Harga kain Batik Tanah Liek Citra Dharmasraya:

No Nama Batik Harga

1 Motif Batik

Santung

Rp. 250.000/ stell

2 Motif Batik

doby

Rp. 350.000/ stell

3 Motif Batik

Sutra

Rp. 1.500.000/ stell

4 Motif Batik

kemeja

Rp. 225.000

5 Motif Batik Rp. 250.000

12

Kemeja bahan

Doby

6 Motif Batik

Kemejabahan

sutera

Rp. 550.000

Sumber: Pemilik usaha batik Tanah Liek Citra Dharmasraya Ibu Eni

Mulyatni.

Berdasarkan dari tabel di atas harga batik Tanah Liek Citra Dharmasraya

berbeda-beda tergantung motif dan dasar yang di gunakan, dimana dari beberapa

motif batik di atas harga batik yang paling mahal yaitu motif batik sutra yaitu

dengan harga Rp. 1.500.000/ stell dan yang paling murah dengan motif batik

kemeja berkisar Rp.225.000.

Dalam pemasaran batik Tanah Liek ini sudah di lakukan dengan beberapa

cara yaitu melalui media sosial seperti, Whatshapp dan facebook. namun belum

seluruh masyarakat mengenalinnya.

Menurut salah satu pemilik batik Tanah Liek yang ada di Dharmasraya

bapak Bambang Hermawanto mengatakan salah satu strategi yang sudah kami

lakukan untuk memperkenalkan batik tanah liek ini ke daerah-daerah lain adalah

melalui kegiatan-kegiatan pameran dan worksop. Di samping itu juga adanya

usaha batik daerah lain yang menjadi pesaing untuk batik tanah liek.3

Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk melakukan

penelitian usaha batik Tanah Liek Citra Dharmasraya yang berlokasi di Jorong

Teluk Sikai, Nagari Sungai Duo, Kecamatan Sitiung, Kabupaten Dharmasraya

3Wawancara dengan pemilik Batik Tanah Liek Citra Dharmasraya Ibu Eni Mulyatni di Sitiung

tanggal 23 Oktober 2018.

13

dengan memilih judul “STRATEGI PEMASARAN BATIK TANAH LIEK

DALAM MENINGKATKAN JUMLAH PENJUALAN”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat diketahui bahwa

identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Batik tanah Liek Citra Dharmasraya sudah berdiri selama 18 tahun.

2. Batik Tanah Liek terbuat dari tanah liat.

3. Batik Tanah Liek Citra Dharmasraya mempunyai motif yang

berbeda dengan batik yang lainya.

4. Pemasaran batik Tanah Liek melalui media sosial, pameran, dan

workshop.

C. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah diatas, maka dapat dikemukakan rumusan

masalah yaitu “Bagaimana Strategi Pemasaran Batik Tanah Liek Citra

Dharmasraya dalam meningkatkan jumlah penjualan”?

D. Batasan Masalah

Berdasarkan permasalahan diatas dan begitu luasnya masalah serta

disebabkan karena keterbatasan biaya, dana dan waktu, maka penulis membatasi

penelitian ini pada strategi pemasaran batik Tanah Liek dalam meningkatkan

jumlah penjualan.

14

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas maka tujuan dari

penelitian ini adalah untuk menganalisis strategi pemasaran Batik Tanah Liek

Citra Dharmasraya dalam meningkatkan jumlah penjualan.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat penelitian

a. Sebagai salah satu persyaratan dalam mencapai gelar Sarjana

Ekonomi Islam (SE) pada Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) Bukittinggi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam,

Jurusan Ekonomi Islam.

b. Sebagai sumbangan pemikiran kepada almamater sekaligus

tambahan literatur bagi perpustakaan IAIN Bukitinggi.

c. Sebagai sarana bagi penulis untuk menambah wawasan dalam

menetapkan ilmu pengetahuan yang ada berdasarkan praktek yang

terjadi.

d. Sebagai bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya baik bagi

penulis dan pembaca.

G. Penjelasan Judul

Untuk menghindari suatu gambaran yang jelas dan untuk menghindari

pengertian yang salah, maka penulis mencoba menjelaskan judul penelitian

tentang “strategi pemasaran Batik Tanah Liek Citra Dharmasraya” dalam

meningkatkan jumlah penjualan sebagai berikut:

15

Strategi : pola keputusan dalam perusahaan yang

menentukandan mengungkapkan sasaran,

maksud dan tujuasn yang menghasilkan

kebijaksaan utama dan merencanakan untuk

pencapaian tujuan serta merinci jangkauan

bisnis yang akan dikejar oleh perusahaan.

Pemasaran : merupakan suatu proses produk, promosi

dan tempat ataudistribusi, sekaligus

merupakan proses sosial dan manajerial

untuk mencapain tujuan.4

Batik Tanah Liek : kain bergambar, bercorak, beragi.5

Jadi kesimpulanya yang penulis maksud dalam penelitian ini adalah

strategi pemasaran batik Tanah Liek Citra Dharmasraya. Dalam meningkatkan

jumlah penjualan : pola keputusan dalam perusahaan yang menentukan dan

mengungkapkan sasaran, maksud dan tujuan yang menghasilkan kebijaksanaan

utama dan merencanakan untuk pencapian tujuan serta rinci jangkauan bisnis

yang akan dikejar oleh perusahaan. Pemasaran: merupakan suatu proses produk,

promosi dan tempat atau distribusi, sekaligs merupakan proses sosial dan

manajerial mencapai tujuan. Batik: kain bergambar, bercorak.

4Abdul Manap, Revolusi Manajemen Pemasaran, (Jakarta: Mitra Wacana Media,

2016), hlm. 77.

5Andini T. Nirmala, Kamus lengkap Bahasa Indonesia, ( Surabaya: Prima

Media,2003), hlm,70.

16

H. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah penelitian ini, maka peneliti membuat penelitian ini dengan

5 BAB sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN

Berisikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan

sistematika penulisan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan tentang tinjuan pustaka yang meliputi landasan teori:

Strategi Pemasaran dan peningkatan penjualan dan tentang penelitian sebelumnya.

BAB 3 METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang metode penelitian yang digunakan dalam penulisan

skripsi. Yang berisi tentang jenis data, sumber data, metode pengumpulan data,

teknik informan penelitian dan teknik analisis data.

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan tentang objek penelitian yang terdiri dari gambaran umum

usaha batik tanah liek, dan analisis data.

BAB 5 PENUTUP

Bab ini merupakan bab penutup yang berisi kumpulan, saran dan hasil analisis

data yang dapat di jadikan masukan dan pertimbangan bagi pihak-pihak yang

bersangkutan.

17

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. PengertianStrategi

Strategi pemasaran yang baik harus dibangun atas dasar pemahaman bisnis

yang kuat dalam dinamika pasar, dikombinasikan dengan pemahaman kebutuhan

(needs) dan keinginan (wants), pesaing, skill human capital, pemasok baik

kedalam maupun keluar. Tidak hanya itu, tetapi kemampuan untuk memvariasi

marketing mix, segmentation targeting dan positioning akan sangat membantu

memenangkan persaingan bisnis.

Definition of strategy is a fundamental plan of action that is intended to

accomplish the company’s objective (Lesser Robert Bittel 1998: 942). Definisi

strategi ialah suatu rencana yang fundamental untuk mencapai tujuan perusahaan.

Kenneth R. Andrews menyatakan bahwa strategi perusahaan adalah pola

keputusan dalam perusahaan yang menentukan dan mengungkapkan sasaran,

maksud atau tujuan yang menghasilkan kebijaksanaan utama dan merencanakan

untuk pencapaian tujuan serta merinci jangkauan bisnis yang akan dikejar oleh

perusahaan.6

6Abdul Manap,Revolusi Manajemen Pemasaran, (Jakarta:Mitra Wacana

Media,2016),hlm. 5-7.

18

Menurut Heizer dan Render (2009:51) Strategi adalah rencana tindakan

organisasi untuk mencapai misinya. Misi perusahaan dapat berupa sekumpulan

keputusan dan tindakan yang menghasilkan formulasi dan implementasi rencana

yang dirancang untuk mencapai sasaran-sasaran perusahaan. 7

Istilah strategi juga mengandung arti sebagai memilih cara yang paling efektif

untuk menggunakan sumber-sumber perusahaan guna mencapai tujuan yang telah

di tetapkan. Strategi direncakan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan

dalam dan luar perusahaan, artinya, strategi menunjukkan faktor-faktor mana yang

harus mendapatkan perhatian utama untuk mencapai tujuan yang diinginkan8

2. Pengertian Pemasaran

Menurut Philip Kotler dan Amstrong yang dikutip oleh Abdul Manap dalam

bukunya “Manajemen Pemasaran, perencanaan, proses dan pengendalian”

mengatakan pemasaran adalah sebagai suatu proses sosial dalam manajerial yang

membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan

mereka inginkan lewat pencitraan dan pertukaran timbal-balik produk dan nilai

dengan orang lain.9

Menurut Peter Drucker, mengatakan pemasaran bukanlah sekedar perluasan

penjualan, pemasaran meliputi keseluruhan bisnis, dan harus dilihat dari sudut

pelanggan. Hanya pemasaran dan inovasilah yang menghasilkan uang, kegiatan

7Irmayanti Hasan, Manajemen Operasional, (Malang: UIN- Maliki Press, 2011), hlm. 27.

8George R. Terry, Prinsip-Prinsip Manajemen, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), hlm.

11. 9Abdul Manap, Revolusi Manajemen Pemasaran, (Jakarta:Mitra Wacana Media, 2016),

hlm. 8

19

yang lainnya adalah merupakan pos biaya saja. Dikatakan pemahaman Drucker ini

merupakan peletakan sendi dasar pemasaran sebagai bisnis kunci dalam

perusahaan.

Menurut Kotler pemasaran adalah sekumpulan aktivitas manusia yang

ditujukan untuk memfasilitasi dan melaksanakan pertukaran Tahun Baker,

pemasaran berkaitan dengan penciptaan dan pemeliharaan hubungan yang saling

menguntungkan.10

Menurut P. H. Nystrom pemasaran meliputi segala kegiatan mengenai

penyaluran barang atau jasa dari tangan produsen ke tangan konsumen.

Sedangkan menurut W. J. Stanton pemasaran meliputi keseluruhan sistem yang

berhubungan dengan kegiatan-kegiatan usaha, yang bertujuan merencanakan,

menentukan harga, hingga mempromosikan, dan mendistribusikan barang-barang

atau jasa yang akan memuaskan kebutuhan pembeli, baik yang aktual maupun

yang potensial. 11

Strategi pemasaran (marketing strategy) adalah salah satu strategi di tingkat

fungsional, yaitu strategi pada level ketiga dari manajemen strategi syariah yang

harus dibuatkan untuk setiap unit usaha strategis. Strategi pemasaran adalah

wujud rencana yang terarah untuk memperoleh hasil yang maksimal melalui

konsep bauran pemasaran (marketing mix) terhadap pasar target/ sasaran. Strategi

pada bauran pemasaran terdiri dari; strategi produk, strategi harga, strategi tempat/

10

Abdul Manap, Revolusi Manajemen Pemasaran...... hlm. 5-7. 11

Mursid, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hlm. 26.

20

lokasi, dan strategi promosi, yang dikenal dengan 4-P : product, price, place,

promotion.

Strategi pemasaran syariah adalah serangkaian rencana dan tindakan

pemasaran produk dan jasa sengan strategis bauran pemasaran (4-P) yang

memenuhi kaidah syariah yaitu sumber, produk dan caranya yang halal dan baik

serta tidak merugikan pelanggan. Strategi pemasaran syariah dalam konsep bauran

pemasaran (4-P) dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Strategi Produk (product)

Istilah produk dalam Islam adalah sesuatu yang dihasilkan dari proses

produksi yang baik, bermanfaat, dapat dikonsumsi, berdaya guna dan dapat

menghasilkan perbaikan material, moral dan spritual bagi konsumen.

Sesuatu yang tidak berdaya guna dan dilarang dalam Islam bukan

merupakan produk dalam pengertian Islam. Barang dalam ekonomi

konvensional adalah barang yang dapat dipertukarkan. Tetapi barang dalam

ekonomi Islam adalah barang yang dapat di pertukarkan dan juga berdaya

guna secara moral.

b. Strategi Harga (price)

Strategi harga dalam Islam mengacu pada firman Allah SWT dalam Al-

Qur’an surat An-Nisa: 29 :

21

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta

sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang

Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu.

c). Strategi Tempat (Place/ Distribution)

Strategi tempat (Place/ Distribution) untuk pemasaran dalam Islam yang

dianjurkan oleh Rasulullah SAW adalah di pasar. Pasar ialah tempat untuk

melakukan transaksi jual beli. Rasulullah SAW melarang menyongsong membeli

barang dagangan sebelum dibawa ke pasar, agar pedagang mengetahui harga

pasar yang berlaku.

d). Strategi Promosi

Strategi promosi adalah strategi komunikasi produk antara perusahaan

dengan konsumen. Tujuannya untuk menjelaskan tentang produk kepada

konsumen melalui promosi penjualan, iklan, dan publistis. Promosi yang

dilakukan Rasulullah SAW lebih menekankan pada hubungan dengan pelanggan,

meliputi; pemberian pelayanan yang baik, relationship dan komunikasi yang

terjalin baik, penampilan yang menawan, pemahaman terhadap kebutuhan

22

pelanggan, tanggap terhadap masalah, menciptakan keterlibatan dan berintegrasi,

serta mendapatkan kepercayaan konsumen. 12

Konsep pemasaran (marketing concept) berpandangan bahwa kunci untuk

mewujudkan tujuan organisasi terletak pada kemampuan organisasi dalam

menciptakan, memberikan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan (customer

value) kepada pasar sasarannya secara lebih efektif dibandingkan pada pesaing.

Dalam konsep pemasaran, setiap organisasi atau perusahaan tidak harus

menargetkan semua orang sebagai pelanggannya, tetapi bisa saja sekelompok

kecil (ceruk pasar), segmen atau kelompok pelanggan tertentu, beberapa segmen,

maupun sebagian besar segmen. Pilihannya akan ditentukan oleh pertimbangan

internal (tujan pemasaran, ketersediaan sumber daya, kompetensi organisasi, dan

seterusnya) dan eksternal perusahaan (lingkungan bisnis,perilaku konsumen,

tingkat kometisi, dan lain-lain).13

Pemasaran adalah suatu fungsi organisasional dan serangkaian proses

penciptaan, komunikasi, dan penyampaian nilai bagi pelanggan serta pengelolaan

hubungan dengan pelanggan dengan cara-cara yang menguntungkan bagi

organisasi dan pemangku kepentingan (stakeholders). Pemasaran juga merupakan

suatu proses social dan manaerial dimana individu dan kelompok mendapatkan

kebutuhan dan keinginan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan,

menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain.14

12

Abdul Halim Usman. Manajemen Strategi Syariah, (Jakarta: PT. Bestari Buana Murni,

2015), hlm. 113-115. 13

Fandy Tjiptono, Pemasaran Strategik (Yogyakarta: PT. Penerbit Andi, 2017), hlm. 23. 14

Sutarno, Serba-Serbi Manajemen Bisnis, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), hlm. 213.

23

Pemasaran sebagai suatu konsep yang adaptif di masa depan akan

berlandaskan pada filsofi yaitu pamasaran harus menjadi suatu konsep bisnis

strategis yang bisa memberikan kepuasaan sesaat untuk tiga stakeholder utama di

setiap perusahaan yaitu pelanggan, karyawan, dan pemilik perusahaan.15

Dan

konsep pemasaran (marketing concept) adalah filosofi yang paling tepat untuk

melakukan bisnis. Secara sederhana, konsep pemasaran menyarankan bahwa

sebuah organisasi seharusnya menyediakan produk dan layanan yang akan dibeli

dan digunakan konsumen secara pantas.16

Jadi pemasaran (marketing) adalah mengidentifikasi dan memenuhi

kebutuhan manusia dan sosial. Salah satu definisi yang baik dan singkat dari

pemasaran adalah “memenuhi kebutuhan dengan cara yang menguntungkan”.

Jadi, Strategi pemasaran merupakan rencana yang menjabarkan ekspetasi

perusahaan akan dampak dari berbagai aktifitas atau program pemasaran terhadap

permintaan produk atau lini produknya di pasar sasaran tertentu. Strategi

pemasaran merupakan suatu wujud rencana yang terurai di bidang pemasaran.

Untuk memperoleh hasil yang optimal, strategi pemasaran ini mempunyai ruang

lingkup yang luas di bidang pemasaran diantaranya adalah strategi menghadapi

persaingan, strategi produk, strategi harga, strategi tempat dan strategi promosi.17

15

Hermawan Kartajaya, Konsep Pemasaran, (Surabaya: PT Gelora Aksara Pratama,

2010), hlm. 11. 16

J. Paul Peter, Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran, (Jakarta: Salemba Empat,

3013), hlm.4. 17

Assauri Sofjan, Manajemen Pemasaran Dasar, Konsep dan Strategi, (Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2007), hlm. 199.

24

3. Pemasaran dalam Islam

Kegiatan strategi pemasaran merupakan suatu interaksi yang berusaha untuk

menciptakan atau mencapai sasaran pemasaran seperti yang diharapkan untuk

mencapai keberhasilan, dan sudah menjadi Sunatullah bahwa apapun yang sudah

kita rencanakan, berhasil atau tidaknya, ada pada ketentuan Allah. Dalam

pelaksanaan sesuatu perencanaan dalam Islam haruslah bergerak kearah suatu

sintesis yang wajar antara pertumbuhan ekonomi dan keadilan sosial melalui

penetapan kebijaksanaan yang pragmatik, namun konsisten dengan jiwa Islam

yang tidak terlepas dengan tuntutan Al-Qur’an dan Hadis, juga sesuai dengan

kode etik Ekonomi Islam. Selain itu, dalam kegiatan perdagangan (Muamalah),

Islam melarang adanya unsur manipulasi (penipuan) Islam menganjurkan

umatnya untuk memasarkan atau mempromosikan produk dan menetapkan harga

yang tidak berbohong, harus berkata jujur (benar).

Oleh sebab itu, salah satu karakter berdagang yang terpenting dan diridhoi

oleh Allah SWT adalah kebenaran. Dalam garis besarnya dapat dikatakan bahwa

pemasaran adalah berbagai upaya yang dilakukan agar memudahkan

terjdinyapenjualanbarangataujasa.

Rasulullah SAWadalah orang yang menggelutiduniaperdagangan,

sekaligusseorangpemasar (marker) yang handal.Sebagaipedagang, Rasulullah

SAW berpegangpada 5 konsep :jujur,ikhlas, profesionalisme, silaturahmi,

danmurahhati.

Pemasaran perspektif Islam diharapkan akan mampu menjawab dan

meluruskan berbagai permasalahan dalam bidang ini, asumsi dasarnya adalah

25

bisnis atau perdagangan dengan jujur, keadilan, dalam bingkai ketaqwaan kepada

sang Maha Pencipta merupakan persyaratan mutlak terwujudnya praktik-praktik

perdagangan yang dapat mendatangkan kebaikan secara optimal kepada semua

pihak yang terlibat, lebih jauh lagi dalam melakukan berbagai upaya pemasaran

dalam merelisasikan bisnis atau perdagangan tadi seluruh proses tidak boleh ada

yang bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam.18

Islam adalah agama yang

mengatur seluruh aspek kehidupan manusia. Islam bukan hanya menyuruh

umatnya untuk beribadah dalam arti yang lebih luas seperti bekerja, berdagang,

menuntut ilmu, dan berbagai perintah lainnya. Islam mengajarkan umatnya untuk

melibatkan diri dalam berdagang untuk mencapai kesejahteraan ekonomi.

Bekerja dalam Islam sangat diharuskan karena secara langsung

diperintahkan dalam Al-Qur’an surat At-Taubah ayat 105:

Artinya: Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya

serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan

dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata,

lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.

Allah menyuruh umat Islam untuk bekerja. Maka sudah seharusnya

sebagai umat Islam mempunyai spirit dan motivasi untuk bekerja keras, agar tidak

tergantung kepada siapapun.

18

Jusmaliani, DKK, Bisnis Berbasis Syariah , (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hal 2.

26

Allah sudah menyebutkan bahwa umat Islam adalah umat yang

terbaik,karena itu umat Islam harus unggul dalam segala hal, memiliki semangat

kerja yang luar biasa, mau bekerja keras dan pantang menadahkan tanganya

kebawah, sebaliknya umat Islam harus mengangkat tangan setingi-tingginya

(berada di atas) siap mengayunkannya dengan kerja keras.

Jika dilihat dari perspektif Islam pelaksanaan rencana pemasaran dalam

Islam, dalam kegiatan pemasaran tentu lebih dahulu menyusun perencanaan

strategis untuk memberi arah terhadap kegiatan perusahaan yang menyeluruh,

yang harus didukung rencana pelaksanaan lebih rinci di bidang-bidang kegiatan

perusahaan.

4. Manajemen Strategi Syariah

Pengertian Manajemen Strategi Syariah menurut penulis adalah rangkaian

proses aktivitas manajemen Islami yang mencakup tahapan formulasi,

implementasi dan evaluasi keputusan-keputusan strategis organisasi yang

memungkinkan pencapaian tujuan organisasi-organisasi duniawi hingga ukhrawi.

Sebagai proses Islami, Manajemen Strategis Syariah memiliki empat karakter

khas yang membedakan dengan manajemen strategis konvensional (non-Islam).

Keempatnya adalah karakter yang ditinjau dari aspek-aspek: 1) azaz, 2) orientasi,

3) motivasi, 4) strategi itu sendiri.

Dalam menetapkan visi, misi dan tujuanya, organisasi/ perusahaan yang

menerepkan Manajemen Strategis Syariah harus berlandaskan pada asas tauhid/

ketuhanan, orientasinya harus duniawi hingga ukhrawi, dan motivasinya

27

mengharapkan keberkahan dan keridhaan Allah (mardhatillah). Demikian juga

dalam penyusunan/ formulasi strategi dan implementasinya harus menerapkan

strategi-strategi yang mengacu pada ketentuan-ketentuan syariah Islam, yaitu

tidak bertentangan dengan Al-Qur’an dan Hadits, dengan mengedepankan aturan

halal dan haram, pahala atau dosa, kerja sama bagi hasil yang saling

menguntungkan semua pihak, tidak serakah dan merugikan pihak lain. Dalam

manajamen strategi syariah, strategi yang dipilih dan diterapkan, diyakini akan

menghasilkan kinerja yang lebih baik, lebih bermaslahat, lebih mulia dan lebih

menentramkan bagi pelaku usaha.

Selain strategi yang harus berlandaskan syariah, ada tiga aspek yang

membedakan manajemen strategis konvensional dengan manajemen strategis

syariah, yaitu azaz, orientasi, dan moivasi. Dengan menetapkan landasan

keislaman/ syariah pada ketiga aspek ini dan menjadikannya sebagai unsur yang

mewarnai penetapan visi, misi, dan tujuan perusahaan, maka konsep manajemen

strategis berupa formulasi stategi, implementasi strategi dan pengendalian/

evaluasi strategi menjadi bermuatan syariah.

Berdasarkan uraian di atas, manajemen strategi syariah pada dasarnya

memiliki empat karakter khas yang membedakannya dengan manajemen strategis

konvensional. Empat karakter khas yang membedakan tersebut adalah:

a. Azaznya tauhid

b. Orientasinya duniawi-ukhrawi

c. Motivasinya mardhatillah

d. Strategi dan implementasinya berbasis Syariah.

28

Strategi dalam Islam mengandung makna pengelolaan agar menjadi

lebih baik, dalam koridor kebenaran sessuai syariah, tidak menghalalkan

secara cara, teroganisasi rapi, dan Itqan (tepat, tuntas, profesional),

mengandung kemaslahatan dunia hingga akhirat.

Penggunaan strategi yang berbasis Islam/ syariah mutlak diperlukan

dalam penerapan Manajemen strategi syariah di perusahaan. Perlunya

strategi yang Islami/ syariah dalam setiap aktivitas umat/ organisasi dan

perusahaan berdasarkan Al-Quran dan Hadits berikut ini(QS. Ash- Shaff: 4)

Artinya: Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya

dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan

yang tersusun kokoh..19

Hadits Rasulullah SAW:”Seseungguhnya Allah sangat mencintai orang

yang jika melakukan sesuatu pekerjaan, dilakukan secara Itqan (tepat, sempurna,

tuntas).”(HR. Thabrani).

Nabi Muhammad sangat menganjurkan kepada umatnya untuk berbisnis

(berdagang) karena dapat menumbuhkan jiwa kemandirian dan kesejahteraan bagi

keluerga dan meringankan beban orang lain. Beliau bersabda “Berdaganglah

kamu, sebab dari sepuluh bagian penghidupan, sembilan diantaranya dihasilkan

dari berdagang”.

19

29

Ini merupakan petunjuk bagi umat manusia untuk berdagang agar seseorang

dapat memenuhi kebutuhan pokoknya sehari-hari. Pada Al-Qur’an juga

terdapat anjuran untuk berbisnis, yaitu:(QS Al-Jumu’ah {62}: 10).

Artinya: Apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka

bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu

beruntung.

Para sahabat Nabi Muhammad melakukan perdagangan walaupun diri

mereka juga harus menjadi khalifah atau pemimpin perang. Beberapa contohnya

adalah Abu Bakar merupakan khalifah pertama dari khulafa’ Al-Rasyidin. Abu

Bakar memiliki usaha dagang bahan pakaian. Umaribn Khattab merupakan

pedagang jagung serta menjadi pemimpin kaum beriman sebagai konglomerat

tekstil dan pakaian. Demikian juga dengan Imam Abu Hanifah dikenal sebagai

pedagang pakaian.

Perjalanan bisnis Nabi Muhammad dilakukan sejak beliau berumur 12

tahun. Pada saat itu beliau melakukan perjalanan dagang ke Syria bersama paman

beliau (Afzalurrahman, 1997: 5). Oleh karena itu, beliau tumbuh sebagai

wirausahawan yang mandiri di bawah bimbingan paman beliau. Pada saat nabi

Muhammad telah memasuki umur dewasa, paman beliau mengalami

kebangkrutan sehingga Nabi Muhammad melakukan kegiatan perdagangan di

30

kota Makkah dengan cara berdagang keliling dengan penuh kesungguhan dan

dedikasi tinggi.

Kecakapan beliau sebagai pebisnis telah menghasilkan keuntungan dan

tidak mengalami kerugian tidak segala jenis bisnis yang ditanganinya.Beliau telah

berkiprah dalam bisnis selama kurang lebih dua puluh tahun lamanya, sehingga

beliau dikenal di Yaman, Syria, Busra, Iraq, Yordania, dan kota-kota perdagangan

di Jazirah Arab. Beliau adalah seorang pembisnis yang tanggung yang selalu siap

mengunjungi pasar-pasar regional yang seharusnya dikunjungi. Beliau menjemput

bola, memperluas jaringan, mencari produk terbaru, dan mencari mitra strategis di

berbagai kawasan dagang dan industri. Kesuksesan Nabi Muhammad sebagau

pebisnis ini perlu dipelajari lebih mendalam dari sudut pandang manajmen bisnis

berdasarkan perspektif Islam.

5. Nilai dasar dalam perdagangan Rasulullah

Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa sebagian besar rezeki manusia

diperoleh dari aktivitas perdagangan. Sebagaimana tertulis dalam riwayat hadis

oleh Ibrahim Al-Harabi yang berbunyi “tis’ah al-asyari ar-rizqi minat tijjarah”

artinya berdaganglah kamu, sebab lebih dari sepuluh bagian penghidupan,

sembilan diantaranya dihasilkan dari berdagang. Jika dikaji dalam ilmu ekonomi,

perdagangan secara konvensional diartikan sebagai proses saling menukar yang

didasarkan atas kehendak sukarela dari masing-masing pihak. Mereka yang

terlibat dalam aktivitas perdagangan dapat menentukan keuntungan maupun

kerugian dari kegiatan tukar-menukar secara bebas itu. Rasulullah mengajarkan

31

kepada umatnya untuk mengoptimalkan potensi jasmani dan rohani demi

meningkatkan kualitas diri, termasuk dalam bekerja atau berbisnis. Begitu

pentingnya mendapat rezaki secara halal, sehingga seorang muslim tidak

dibanarkan bermalas-malasan dalam berusaha. Ia harus berikhtiar sekuat tenaga

(jihad) mencari yang halal karena hal tersebut bernilai ibadah. Bahkan alasan

sibuk beribadah yang halal karena hal tersebut bernilai ibadah. Bahkan alasan

sibuk beribadah dan bertawakal kepada Allah SWT. Tidak pantas dijadikan alasan

untuk malas berikhtiar. Tidak pantas pula bagi setiap muslim memiliki

kemampuan berusaha mencari karunia Allah SWT. Namun dia hanya mengharap

sedekah atau belas kasihan orang lain.

Mencari rezeki yang halal merupakan perintah Allah SWT. Dan Nabi

Muhammad yang harus disikapi secara serius dan bersungguah-sungguh dalam

mengamalkannya. Sama halnya dengan kesungguhan untuk megamalkan setiap

rukun dalam Islam. Landasan bersungguh-sungguh dalam bekerja atau berbisnis,

adalah keimanan kepada Allah SWT , dan Rasul-Nya. Dengan demikian,

keimanan merupakan prinsip dalam bekerja atau berbisnis. Islam menggap

aktiviats bisnis yang tidak didasari keimanan adalah kezaliman.

Dengan demikian, prinsip perdagangan menurut Islam adalah adanya unsur

kebebasan dalam melakukan transaksi tukar menukar, tetapi kegiatan tersebut

tetap disertai harapan memperoleh keridhaan Allah SWT. Dan melarang

terjadinya pemaksaan (QS An-Nisa’ [4]: 29). Berdasarkan pada hal tersebut,

perlunya sebuah keharmonisan dalam sistem perdagangan diperlukan suatu

“perdagangan yang bermoral”. Rasulullah SAW. Secara jelas telah memberikan

32

contoh sistem perdagangan yang bermoral ini. Salah satunya adalah pedagangan

yang jujur dan adil serta tidak merugikan kedua belah pihak. Rasulullah SAW.

Bersabda yang diriwayatkan oleh Abu Said menegaskan bahwa:

“Saudagar yang jujur dan dapat dipercaya akan dimasukkan dalam golongan

para nabi, golongan prang-orang jujur, dan golongan para syuhada.”

Hadis tersebut menunjukkan bahwa dalam setiap transaksi perdagangan

diperintahkan untuk lebih mengutamakan kejujuran dan memegang teguh

kepercayaan yang diberikan orang lain. Selain itu, dalam perdagangan juga

dituntut harus bersikap sopan dan bertingkah laku baik. Sebagaimana disebutkan

dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari:

“Rahmat Allah atas orang-orag yang berbaik hati ketika ia menjual dan membeli

serta ketika membuat keputusan.”

Bersikap adil dan bertindak jujur merupakan prasyarat penting seseorang

dalam melakukan perdagangan, selain menjaga hubungan baik dan berlaku ramah

tamah kepada mitra dagang serta para pelanggan. Pedagang yang tidak jujur

meskipun mendapatkan keuntungan yang besar, boleh jadi keuntungan tersebut

sifatnya hanya sementara. Ini dikarenakan ketidakjujuran akan menghilangkan

kepercayaan para pelanggan sehinnga lama kelamaan akan memundurkan dan

mematikan usahanya.20

6. Analisis Pemasaran

20

Fordeby, Adesy, Ekonomi dan Bisnis Islam, (Jakarta: Pt Raja Grafndo Persada, 2016), hlm.

127-130.

33

Pemasaran merupakan suatu fungsi bisnis yang mengidentifikasi

kebutuhan pasar, mengidentifikasi dan mengukur besarnya kebutuhan pasar,

menentukan produk atau jasa dan program-program yang sesuai untuk melayani

pasar yang ada dan meminta setiap jajaran organisasi untuk berusaha memberikan

pelayanan yang terbaik. Analisis aspek pasar merupakan variabel pertama dan

utama yang perlu dikaji dalam pembahasan studi kelayakan karena bilamana tidak

ada pasar pada unit usaha maka keputusan investasi perlu ditinjau kembali. Dalam

aspek pasar dibahas mengenai peluang pasar, penetapan pasar, dan langkah-

langkah yang perlu dilakukan di samping kebijakan yang diperlukan. Dalam

penentuan pasar ada beberapa kriteria pasar yang harus diukur untuk

mempermudah penentuan pasar sasaran, yaitu:

a. Pasar potensial adalah sekumpulan konsumen yang menyatakan

tingkat minat yang memadai terhadap penawaran pasar.

b. Pasar tersedia adalah sekumpulan konsumen yang mempunyai minat,

pendapatan, akses dan kualifikasi untuk penawaran pasar tertentu.

c. Pasar sasaran (pasar terlayani) adalah bagian dari pasar tersedia yang

akan dimasuki oleh perusahaan berdasarkan pada kesiapan dan

kebijakan perusahaan.

7. Fungsi-fungsi pemasaran

a. Fungsi pertukaran

Dengan pemasaran pembeli dapat membeli produk dari produsen baik

dengan menukar uang dengan produk maupun pertukaran produk dengan produk

(barter) untuk dipakai sendiri atau untuk dujual kembali.

34

b. Fungsi Distribusi Fisik

Distribusi fisik suatu produk dilakukan dengan cara mengangkut serta

menyimpan produk. Produk diangkut dari produsen mendekati kebutuhan

konsumen dengan banyak cara baik melalui air, udara, darat, dan sebagainnya.

Penyimpanan produk mngedepankan menjaga pasokan produk agar tidak

kekurangan saat dibutuhkan.

c. Fungsi Perantara

Untuk menyampaikan produk dari tangan produsen ke tangan konsumen

dapat dilakukan melalui perantara pemasaran yang menghubungkan aktivitas

pertukaran dengan distribusi fisik. Aktivitas fungsi perantara antara lain seperti

pengurangan resiko, pembiayaaan, pencarian infomasi serta standarisasi,

penggolongan produk.21

8. Strategi Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Salah satu staretegi pemasaran adalah bauran pemasaran (marketing mix).

Aspek dalam bauran pemasaran harus saling mendukung agar tujuan pemasaran

dapat tercapai sesuai dengan pencapaian sasaran perusahaan. Ini menunjukkan

bahwa bauran pemasaran dapat menentukan tingkat keberhasilan pemasaran yang

ada akhirnya dapat menimbulkan kepuasan konsumen. Bauran pemasaran ini yang

dimaksud adalah sebagai berikut.

a. Produk (Product)

Perusahaan harus mendefinisikan, memilih, dan mendesain suatu produk

sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Produk. PengertianProduk

21

Sutarno, Serba-Serbi Manajemen Bisnis, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), hlm.214-215.

35

menurut Philip Kotler adalah: “Sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk

mendapatkan perhatian untuk dibeli, untuk digunakan atau dikonsumsi yang dapat

memenuhi keinginan dan kebutuhan”.

Konsep produk meyakini bahwa konsumen akan lebih menyukai produk-

produk yang menawarkan kualitas baik, kinerja, atau fitur-fitur yang inovatif.22

Produk dapat berupa barang (benda berwujud) seperti buku, meja, kursi,

rumah, mobil, dan lain-lain; dan jasa (tidak berwujud) seperti jasa dokter, jasa

perbankan, jasa perhotelan, dan jasa lainya. Faktor-faktor ysng memenuhi peluang

bagi produk baru adalah:

1) Perubahan ekonomi;

2) Perubahan sosial dan budaya;

3) Perubahan teknologi;

4) Perubahan politik;

5) Perubahan lainya;

Strategi produk yang dilakukan oleh perusahaan dalam

mengembangkan suatu produk adalah sebagai berikut:

a). Penentuan logo dan moto

Logo merupakan ciri khas suatu produk, sedangkan moto merupakan

serangkaian kata-kata yang berisikan misi dan visi perusahaan dalam melayani

masyarakat.

b). Menciptakan merek

22

Kustoro Budiarta, Pengantar Bisnis, ( Jakarta: Mitra Wacana Media, 2009), hlm. 169.

36

Merek merupakan hal penting bagi konsumen untuk mengenal barang atau

jasa. Pengertian merek diartikan sebagai nama, istilah, simbol, desain atau

kombinasi dari semuanya. \

c). Menciptakan kemasan

Kemasan merupakan pembungkus suatu produk. Penciptaan kemasan

harus memenuhi berbagai persyaratan; seperti kualitas kemasan, bentuk, warna

dan persyaratan lainnya.

d). Keputusan label

Label merupakan sesuatu yang diletakan pada produk dan bagian dari

kemasan. Label harus menjelaskan siapa yang membuat, di mana dan kapan

dibuat, cara menggunakannya waktu kadaluarsa, dan informasi lainnya.

b. Harga (Price)

Harga merupakan salah satu aspek penting dalam kegiatan marketingmix.

Harga adalah sejumlah uang yang diserahkan untuk mendapatkan suaru barang

atau jasa. Penentuan harga menjadi sangat penting. Hal ini dikarenakan harga

merupakan salah satu penyebab laku tidaknya produk. Penentuan harga yang tidak

tepat dapat berakibat fatal terhadap produk yang ditawarkan dan berakibat tidak

lakunya produk tersebut dipasar. Pelaku bisnis harus dapat minimum ini

dipengaruhi beberapa faktor antara lain:

1). Harga produk sejenis atau pengganti dari pesaing

37

Produk harus memiliki nilai jual yang bersaing dengan perusahaan sejenis.

Konsumen akan membeli produk dengan harga yang lebih murah.

2). Daya beli masyarakat

Harga yang diterapkan pelaku harus dapat dijangkau oleh masyarakat

khususnya konsumen yang dijadikan sasaran pembeli potensial.

3). Jangka waktu perputaran dana

Harga produk tidak harus memiliki tingkat keuntungan yang tinggi. Hal ini

terkait dengan perputaran usaha khususnya dengan memiliki modal terbatas.

4). Peraturan pemerintah

Peraturan pemerintah akan memiliki korelasi terhadap penentuan harga

produk. Hal ini terkait dengan kebijakan pemerintah untuk melindungi masyarakat

khususnya produk kebutuhan pokok.

c. Distribusi(Place)

Kegiatan pemasaran yang ketiga adalah penentuan lokasi dan distribusi

baik untuk kantor cabang, kantor pusat, pabrik atau gudang. Penentuan lokasi dan

distribusi beserta sarana dan prasarana pendukung menjadi sangat penting. Hal ini

dilakukan agar konsumen mudah menjangkau setiap lokasi yang ada serta

38

mendistribusikan barang atau jasa. Demikian pula sarana dan prasarana harus

memberikan rasa yang nyaman dan aman kepada seluruh konsumenya.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan dan penentuan lokasi

mempertimbangkan sebagai berikut:

1) Dekat dengan kawasan industri.

2) Dekat dengan lokasi perkantoran.

3) Dekat dengan lokasi pasar.

4) Dekat dengan pusat pemerintahan.

5) Dekat dengan lokasi perumahan atau masyarakat.

6) Mempertimbangkan jumlah pesaing yang ada di suatu lokasi.

7) Sarana dan prasarana (jalan, pelabuhan, listrik, dan lain-lain).

d. Promosi (Promotion)

Promosi merupakan kegiatanmarketing mix terakhir. Promosi adalah

proses pengenalan atas produk kepada konsumen khususnya produk baru. Proses

ini dilakukan berbagai cara dalam usaha meningkatkan penjualan. Promosi

merupakan komponen utama. Hal ini terkait dengan biaya yang harus dimasukkan

dalam harga. Beberapa promosi yang dapat dilakukan melalui promosi dari mulut

ke mulut (word of the mouth), media cetak, media elektronik maupun media

promosi lainnya. Perusahaan berusaha untuk mempromosikan seluruh produk atau

jasa baik langsung maupun tidak langsung.

39

Marketing mix adalah sarana promosi yang digunakan perusahaan untuk

menginformasikan, menarik, dan memengaruhi calon konsumen. Penggunaan

promosi dengan marketing mix dilakukan dengan berbagai media seperti:

1) Pemasangan billboard dan spanduk di lokasi yang strategis.

2) Pencetakan brosur.

3) Pemasangan Wan melalui televisi.

4) Pemasangan Man melalui radio.

5) Penggunaan media lainnya.

Perusahaan menggunakan media marketing mix tergantung dari tujuan dan

segmentasi. Paling tidak empat macam tujuan penggunaan marketing mix sebagai

media promosi, yaitu:

a) Pemberitahuan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan produk

yang dimiliki perusahaan, seperti peluncuran produk baru,keuntungan,

dan kelebihan suatu produk atau infomasi lainnya.

b) Mengingatkan kembali kepada pelanggan tetntang keberadaan atau

keunggulan produk yang ditawarkan.

c) Perhatian dan minat para konsumen baru sdengan harapan akan

memperoleh daya tarik dari para calon pelanggan.

d) Memengaruhi kepindahan pelangaan pesaing..23

9. Tujuan Pemasaran

23

Abdul Manap,Revolusi Manajemen Pemasaran, (Jakarta:Mitra Wacana Media,2016), hlm.

41-44.

40

Banyak pendapat tentang tujuan pemasaran akan tetapi tetap bermuara

kepada pemenuhan kebutuhan (needs)dan keinginan (wants)yang memuaskan

(satisfactions). Philip dan Duncan menyatakan bahwamenurut a Bird’s Eye View

of the MarketingTask digambarkan, apabila kita naik pesawat maka kita akan

melihat ke bawah, ada petani dan pedagang-pedagang yang baru saja mengadakan

jual beli, menaikkan hasil pertaniannya ke truk-truk untuk diangkat ke toko-toko.

Di samping itu tampak pula pabrik-pabrik yang menghasilkan bahan-bahan

baku, onderdil dari bermacam-macam barang seperti mobil, motor, alat-alat

listrik, mesin-mesin, dan sebagainya, yang sedang dikirim untuk dijual ke grosir-

grosir, atau pedagang-pedagang eceran diseluruh neara itu, dan juga untuk dikirim

ke luar Negeri. Sementara kita akan melihat pedagang bahan makanan sedang

membuat dan mengangkutnya dengan truk untuk memasok toko-toko di seluruh

daerahnya.

Secara ringkas dapat dikatakan, bahwa kota tersebut penuh dengan orang,

bangunan dan perlengkapan yang bersangkut paut dengan marketing, yang

mengusahakan kegiatan guna menyampaikan barang dan jasa ke tangan

konsumen. 24

B. Penelitian Sebelumnya

Penulis berusaha mencari, membaca dan mempelajari penelitian terdahulu yang

terkait dengan materi penelitian yang akan penulis ambil untuk menjadi acuan,

untuk membandingkan, maupun menyempurnakan penelitian terdahulu dalam

24

Abdul Manap, Revolusi Manajemen Pemasaran, (Jakarta:Mitra Wacana Media,2016),hlm.

12.

41

beberapa literatur yang penulis dapatkan yang ada kaitannya dengan penulisan

kajian ini yaitu sebagai berikut:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Syaiful Syam Mahasiswa Jurusan

Sosial Ekonomi Peternakan di Universitas Hasanuddin, Makasar.

Judul: Analisis Strategi Pemasaran untuk Meningkatkan

Penjualan Pupuk Organik Cair pada Gapoktan Sipakainge

(2014).

Hasil Penelitian : Penulis ini membahas tentang strategi pemasaran

terbaik yang dapat diterapkan berdasarkan lingkungan internal dan

eksternal saat ini untuk meningkatkan penjualan pupuk organik.

Perbedaan penelitian yang akan penulis buat dengan penelitian ini

terletak pada jenis produk, landasan syariah, dan lokasi penelitian.25

2. Penelitian yang dilakukan oleh Irfan Zevi Mahasiswa Jurusan

Ekonomi Syariah Universitas Islam Negeri Hidayatullah Jakarta.

Judul: Analisis Strategi Pemasaran dalam Meningkatkan Volume

Penjualan Produk pada PT. Proderma Sukses Mandiri(2018).

Hasil Penelitian: pada penelitian ini penulismembahas tentang tingkat

penjualan di PT. Proderma Sukses Mandiri yang mengalami naik turun

tidak stabil pada tiap tahunya, dan implementasi strategi pemasaran

yang mengakibatkan tidak tercapainya target penjualan yang

diinginkan. Perbedaan pada penelitian ini dengan penelitian yang akan

25

Saiful Syam, Analisis Strategi Pemasaran untuk Meningkatkan Penjualan Pupuk

Organik Cair pada Gapoktan Sipakainge, Jurusan Sosial Ekonomi Peternakan, Fakultas

Peternakan Universitas Hasanuddin Makassar.

42

penulis tulis adalah pada jenis usaha, lokasi penelitian, dan objek yang

akan diteliti.26

3. Penelitian yang dilakukan oleh Feri Haryanto Mahasiswa Ekonomi

Islam IAIN Bukittinggi.

Judul: Strategi Pemasaran Baju Olahraga pada Toko Maradon dalam

Meningkatkan Penjualan ditinjau dari Perspektif Ekonomi Islam.

Hasil penelitian: Penelitian yang dilakukan oleh Feri Haryanto ini

membahas tentang persaingan dalam penjulalan baju olahraga.

Penelitian ini mengemukakan trik-trik untuk meningkatkan penjualan

di tengah tingginya persaingan. Sedangkan dalam penelitian penulis,

yang dikemukakan adalah strategi pemasaran.27

4. Penelitian yang dilakukan oleh Eriza Yolanda Maldina Jurusan

Ekonomi Islam Mahasiswa UIN Raden Patah Palembang.

Judul: Strategi Pemasaran Islami dalam Meningkatkan Penjualan

Pada Butik Calista.

Hasil penelitian: penulis ini membahas tentang bagaimanakah strategi

pemasaran Islami Butik Calista Palembang dalam meningkatkan

penjualan. dan bagaimana kelebihan dan kekurangan penerapan

strategi pemasaran Islami pada butik Calista Palembang.

26

Irvan Zevy, Analisis Strategi Pemasaran dalam Meningkatkan Volume Penjualan

Produk pada Pt. Proderma Sikses Mandiri, Jurusan Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi Bisnis

Islam

27

Fery Haryanto, Strategi Pemasaran Baju Olahraga pada Toko Maradon dalam

Meningkatkan Penjualan ditinjau dari Perspektif Ekonomi Islam, Jurusan Ekonomi Islam,

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.

43

Perbedaan penelitian yang akan penulis buat terletak pada studi kasus,

lokasi, dan produk yang akan diteliti.

Berdasarkan kajian terdahulu ini, dapat dibedakan fokus penelitian

yang akan penulis lakukan. Fokus dalam penelitian ini adalah strategi

pemasaran batik Tanah Liek Citra Dharmasraya dalam meningkatkan

jumlah penjualan berbasis syariah.28

C. Kerangka Berfikir

Strategi Pemasaran Syariah

Batik Tanah Liek Citra Dharmasraya

Bauran Pemasaran 4P

Analisi SWOT

Berdasarkan kerangka berfikir di atas tergambar bahwa batik Tanah Liek

Citra Dharmasraya telah memilik strategi pemasran dalam memasarkan produk

yang berupa batik dengan memiliki motif dan karakteristik tersendiri. Pemasaran

28

Eriza Yolanda Maldina, Strategi Pemasaran Islami dalam Meningkatkan Penjualan

Pada Butik Calista, Jurusan Ekonomi Islam, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.

44

suatu produk dapat dilihat dari kualitas produk, keunggulan dan cara promosi.

Serta penentuan target pasar dan posisi pemasaran juga menjadi hal-hal yang

diperhatikan dalam konsep strategi pemasaran. Dari beberapa hal diatas, peneliti

menyimpulkan dengan menggambarkan dalam kerangka berfikir yang

mengemukakan ada 4P Bauran pemasaran 1. Produk (Produck), 2. Harga (Price),

3. Tempat (Place), 4. Promosi (Promotion). Kemudian peneliti menganilisis 4P

tersebut dengan realita objek dilapangan. Penerapan bauran pemasaran tersebut

dilakukan untuk meningkatkan produk penjualan batik tanah Liek Citra

Dharmasraya.

Penerapan Bauran pemasaran tersebut memiliki tujuan utama yaitu utnuk

menciptakan loyalitas konsumen atau mempertahankan kepuasaan pelanggan.

Dikarenakan loyalitas konsumen merupakan tujuan pokok suatu industri batik

untuk mendapatkan keuntungan maka dari itu produsen produk harus selalu

melakukan beberapa cara dalam menciptakan loyalitas konsumen. Penelitian ini

akan mengkaji kesesuaian teori strategi pemasaran dan penerapan bauran

pemasaran yang telah dimuliki oleh usaha batik Tanah Liek Citra Dharmasraya.

45

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan Penulis menggunakan metode kualitatif. Dimana

penelitian kualitatif adalah mencari makna, pemahaman, pengertian tentang suatu

fenomena, kejadian, maupun kehidupan manusia dengan terlibat langsung atau

tidak langsung dalam yang diteliti, konstektual dan menyeluruh.29

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan saya lakukan di Jorong Teluk Sikai, Nagari Sungai Duo,

Kecamatan Sitiung, Kabupaten Dharmasraya dengan waktu penelitian dari bulan

April 2019 sampai bulan Juni 2019.

C. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang digunakan untuk

mengetahui strategi Batik Tanah Liek Citra Dharmasraya dalam meningkatkan

jumlah penjualan.

2. Sumber data yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu:

a. Data Primer

29

A. Muri Yusuf,Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian Gabungan,(

Jakarta: Prenada Media Grup,2016), hlm, 328.

46

Data primer adalah data yang di dapat dari sumber pertama baik

individu atau perseorangan.30

Data primer dalam penelitian ini adalah data

tentang strategi pemasaran Batik Tanah Liek Citra Dharmasraya yang di lihat dari

segi produk, harga, promosidan distribusi.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data selain data primer. Data sekunder ini

berupa data atau informasi yang diperoleh secara tidak langusng dari obyek

penelitian yang bersifat publik, yang terdiri atas: struktur organisasi data

kearsipan, dokumen, laporan-laporan serta buku-buku dan lain sebaginya yang

berkenaan dengan penelitian ini. Dengan kata lain data sekunder diperoleh

penelitian secara tidak langsung, melalui perantara atau diperoleh dan dicatat dari

pihak lain.31

Pada penelitiaan ini data sekunder adalah data tentang monografi

usaha atau sejarah batik tanah Liek Citra Dharmasraya, jumlah karyawan, jumlah

penjualan 5 tahun terakhir, dan struktur organisasi.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi adalah deskripsi kerja lapangan kegiatan, perilaku, tindakan,

percakapan, interaksi interpersonal, organisasi dan merupakan metode

pengamatan yang didukung dengan pengumpulan dan pencatatan data secara

sistematis terhadap obyek yang akan diteliti. 32

Dalam konteks penelitian ini,

30

Husen, Umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta:Rajawali

Pers, 2013). Edisi ke-2, hal. 42. 31

Purhantara, Wahyu, Metode Penelitian Kualitatif untuk Bisnis, (Yogyakarta: Graha

Ilmu, 2010), Hal.79. 32

Emzir, Metode Penelitian Kualitatif Analisis Data, (Jakarta: PT RajaGrafindo persada,

2012), hlm. 65.

47

metode observasi digunakan agar pokok permasalahan yang ada dapat diteliti

secara langsung pada industri batik Tanah Liek Citra Dharmasraya.

2. Wawancara

Wawancara yaitu proses tanya jawab dalam penelitian yang

berlangsung secara lisan dimana dua orang atau lebih bertatap muka,

mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-

keterangan yang disampaikan. Dalam penelitian ini yang akan peneliti

lakukan wawancara yaitu pemilik Batik Tanah Liek Citra Dharmasrya.

3. Dokumentasi

Yaitu dengan pemberian atau kumpulan bukti-bukti dan sebagainya

dapat berupa dokumen atau foto.33

E. Informan Penelitian

Informan dalam penelitian ini adalah orang-orang yang memberikan

informasi tentang stategi pemasaran batik tanah Liek Citra Dharmasraya.

Informan penelitian yaitu pemilik usaha batik tanah liek,dan orang-orang yang

bersangkutan dengan penelitian yang memberikan informasi.

F. Teknik analisis data

Adapun teknik pengolahan data pada penelitian ini dengan menggunakan

metode deskrptif kualitatif. Yaitu data yang dikumpulkan berupa gambar, kata-

kata dan bukan angka.34

1. Analisis SWOT

33

Amdini T. Nirmala, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, hlm, 112. 34

Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2005), Hal. 27.

48

Pada penelitian ini digunakan salah satu alat analisa yaitu metode SWOT

Streght yaitu hal-hal yang wirausaha lakukan dengan baik. Adanya kekuatan

sumber daya, teknologi yang lebih baik dibandingkan dengan pesaing.

Weekneshal-hal yang wirausaha tidak lakukan dengan baik. Kelemahan bisa di

sumber daya, teknologi, dan informasi yang dimiliki, dan Opportunity yaitu

lingkungan eksternal yang menjadikan wirausaha berpeluang usaha. Adanya pasar

sasaran yang jelas. Sedangkan Threats adalah kondisi di lingkungan eksternal

yang tidak terkait kekuatan yang ada atau yang menjadikan faktor kelemahan saat

ini.35

(Streght, weeknes, opportunity, threats) adalah suatu bentuk analisis

didalam manajemenperusahaan atau organisasi secara sistematis dapat membantu

dalam usaha penyusunan suatu rencana yang matang untuk mencapai tujuan, baik

tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang.

Analisis SWOT adalah penilaian terhadap hasil identifikasi situasi, untuk

menentukan suatu kondisi di kategorikan sebagai kekuatan, kelemahan, peluang

dan ancaman.36

SWOT adalah singkatan dari bahasa Inggris STERENGHTS (Kekuatan),

WEAKNESSES (Kelemahan), OPPORTUNITIES (Peluang) dan THREATS

(Ancaman). Analisis SWOT berguna untuk menganalisis faktor-faktor di dalam

35

Supriyanto, Enterpreneurship dan Kepemimpinan Bisnis, (Yogyakarta:Cv Andi Offset,

2014), hlm. 84.

36Tedjo Tripomo dan Udan, Manajemen Strategi, Rekayasa Sains, (Bandung, 2015,

hlm.118.

49

organisasi yang memberikan andil terhadap kualitas pelayanan atau salah satu

komponennya sambil mempertimbangkan faktor-faktor eksternal.37

Analisis SWOT adalah alat yang digunakan untuk mengidentifikasi isu-isu

internal dan eksternal yang mempengaruhi kemampuan dalam memasarkan.

Analisis SWOT adalah sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi yang bersifat

deskriptif (memberi gambaran).

Analisis SWOT adalah suatu model analisis untuk mengidentifikasi

seberapa sebesar dan kecilnya kekuatan dan kelemahan perusahaan serta

beberapa besar dan kecilnya peluang dan ancaman yang mungkin terjadi.

Perubahan dalam gelombang bisnis yang semakin rumit dan penuh dengan

ketidak pastian, maka dewan perencana strategi harus lebih tajam dalam

melakukan analisis lingkungan. Sejumlah trend asumsi-asumsi yang relevan harus

dipikirkankembali (Re-thingking), didata kembali (Re- inventing) dan ditata

kembali (Re-engineering). Kekuatan 3R atas sedapat mungkin dilakukan dalam

menentukan tujuan, sasaran, dan strategi, taktik dan kebijakan perusahaan atau

organisasi.

Search Resources

Strengths (S)

1.

2. Identifikasi

3. Kekuatan

Weaknesses (W)

1.

2.Identifikasi

3. Kelemahan

4.

5.

Opportunities (O)

1.

2.

3. Identifikasi

4. Kesempatan

SO Strategies

1.

2.Menggunakan

3. Kekuatan untuk

4. Menangkap

WO Strategies 1.

2.Mengatasi

3. Kelemahan dengan

4. Mengambil

37

Kuat Ismanto, Manajemen Syariah, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 2015), hlm.

190.

50

5. 5. Kesempatan 5. Kesempatan

Threats (T)

1.

2.

3. Identifikasi

4. Ancaman

5.

STStrategies

1.

2.Menggunakan

3. Kekuatan untuk

4. Menhindarkan

5. Ancaman

WT Strategies 1.

2.Meminimalkan

3. Kelemahan dan

4. Menghindarkan

5.Ancaman

Gambar : Matriks SWOT38

FAKTOR INTERNAL

FAKTOR EKSTERNAL

Penjelasan dari analisis SWOT adalah sebagai berikut:

1). S= Strength, adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari

organisasi atau program pada saat ini.

2). W = weakness, adalah sitiasu atau kondisi yang merupakan kelemahan dari

organisasi atau program pada saat ini.

3). O= Opportunity, adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang di luar

organisasi dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi di masa depan.

38

Manap, Abdul, Revolusi Manajemen Syariah, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2016),

Hal. 70.

s w

o t

51

4). T= Threat, adalah situasi yang merupakan ancaman bagi organisasi yang

datang dari luar organisasi yang datang dari luar organisasi dan dapat mengancam

eksistensi organisasi di masa depan.

Pembuatan matrik SWOT sendiri terdiri dari 8 tahapan. Tahapan pertama

dan kedua adalah mendata faktor peluang dan ancaman dari luar perusahaan.

Tahap ketiga dan keempat adalah mendata kekuataan dan kelemahan perusahaan.

Tahapan selanjutnya mencocokkan keempat faktor itu satu sama lain dengan

berpasang-pasangan. Seperti yang kita bahas sebelumnya mengenai 4 (empat)

strategi dalam SWOT yaitu S-O, W-O, S-T, dan W-T.

KEKUATAN (S)

1. Current rasio naik menjadi

2, 52.

2. Profit margin naik menjadi

6, 94 %.

3. Moral TK tinggi.

4. Sistem informasi komputer

yang baru.

5. Market Share meningkat

menjadi 24 %.

1.

KELEMAHAN (W)

1. Aturan hukum tidak

mengatasi masalah.

2. Kapasitas investasi turun

menjadi 74 %.

3. Manajemen system strategi

yang lemah.

4. Biaya R&D naik 31 %.

5. Insentif dealer tidak

efektif.

52

PELUANG (O)

1. Unifikasi Eropa

Barat.

2. Tumbuhnya kesadaran

akan kesehatan dalam

pemilihan makanan.

3. Ekonomi pasar bebas

tumbuh in Asia.

4. Permintaan produk

makanan secara perodic naik

10 %.

5. Perjanjian perdagangan

bebas U. S./ Mexico.

ANCAMAN (T)

1. Pendapatan makanan

hanya 1% pertahun.

2. perusahaan pesaing

memimpin dengan

menguasai pangsa pasar 27.

4%.

3. Ekonomi yang tidak stabil

di Asia.

4. Timah tidak dapat

dihancurkan secara alami.

5. Nilai dolar rendah.

Gambar: Contoh Matrik SWOT

STRATEGI S-O

1. Memperoleh perusahaan makanan company di Eropa (S1, S5, O1).

2. Membangun pabrik di Mexico (S3, S5, O5).

3. Mengembangkan sup baru yang sehat (S3, O2).

4. Membentuk Joint Venture untuk mendistribusikan sup di Asia (S1, S5,

O3)

STRATEGI W-O

1. Membentuk Joint Venture untuk mendistribusikan soup in Eropa (W3,

O1).

53

2. Mengembangkan produk pertanian pepperidge baru (W1. O2, O4).

STRATEGI S-T

1. Menggembangkan program televisi baru (S1, S5, T2).

2. Mengembangkan kontainer makanan yang ramah lingkungan (S1, T4).

STRATEGI W-T

1. Menutup usaha yang tidak menguntungkan di Eropa (W3, T3, T5).

2. Diversifikasi ke dalam makanan non-sup (W5, T1).

Meskipun terlihat memperhatikan banyak faktor dan mencocokan faktor-

faktor tersebut baru memunculkan strategi, matrik SWOT ini juga memiliki

kelemahan-kelemahan. Kelemahan dan matrik SWOT antara lain:

a. Panjangnya daftar faktor yang ditampilkan dalam bentuk matrik.

b. Kurangnya prioritas faktor karena tidak adanya persyaratan untuk

klasifikasi dan evaluasi.

c. Tidak ada kewajiban untuk memverifikasi pernyataan atau aspek

berdasarkan data atau analisis.

d. Analisis yang dilakukan hanya tingkat tunggal, bukan multi-level

Kelemahan-kelemahan tersebut dapat ditambah lagi dengan

adanyasubjektivitas dalam pemilihan faktor yang ditampilkan dalam matrik.

Selain itu penggunaan kata-kata yang ambigu akan menyulitkan untuk

pelaksanaannya. Guna mengatasi kelemahan tersebut, pembuatan matrik SWOT

54

sebaiknya dengan cara bersama-sama atau tukar pikiran antara pihak –pihak yang

mengerti tentang keadaan perusahaan. Masukkan dari banyak pihak dapat disaring

menjadi faktor-faktor yang lebih valid. 39

39

Nilasari, Senja, Manajemen Strategi itu Gampang, (Jakarta: Niaga Swadaya, 2014),

Hal. 111-114.

55

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

1. Sejarah Singkat Batik Tanah Liek Citra Dharmasraya

Sebuah wujud keberhasilan tak luput dari sejarah berdirinya industri, asal

inspirasi, motivasi, peluang yang ada, lalu diaplikasikan. serta berdirilah sebuah

usaha atau industri yang dinamakan industri batik Tanah Liek Citra Dharmasraya.

Industri batik ini di dirikan oleh seorang wanita yang bernama Eni Mulyatni,

wanita asli kelahiran Wonogiri 1972, di Dharmasraya pada tahun 2000-an yang

dulu masih bagian dari kabupaten Sijunjung, sebelum ada pemekaran. Lambat

laun sesuai dengan kemajuan mode dan zaman. Pakaian batik mulai diminati oleh

banyak orang dari tahun ke tahun. Serta dorongan untuk mencintai produk khas

budaya asli Indonesia. Salah satu peluang yang paling gencar pada saat ini adalah

menjual bahan batik. Sebagian besar batik dibeli untuk acara-acara resmi,

seragam, dan oleh-oleh. Disamping itu, juga dijadikan sebagai mata pencaharian

atau bisnis keluarga.

Usaha Batik Tanah Liek Citra Dharmasraya ini berawal dari perjalanan

Ibu Eni Mulyatni ke Yogyakarta pada tahun 1996 untuk memgikuti kursus

membatik. Selama kurang lebih 5 tahun di Yogyakarta Ibu Eni mengikuti

pembinaan tentang cara membuat dan mengkreasikan batik Tanah Liek menjadi

batik yang bernilai tinggi. Sepulangnya dari Yogyakarta, beliau melakukan

pelatihan dan pembinaan batik. Lalu beliau berniat untuk mendirikan industri

Batik dengan modal awal 5 juta. Industri Batik yang didirkan itu menyediakan

56

berbagai bahan dan motif batik Tanah Liek yang sesuai dengan permintaan

pelanggan. Saat itu, karyawan dan pekerja Batik Tanah Liek terdiri dari tetangga

dan sanak saudaranya. Dalam masa itu, Ibu Eni mengikuti beberapa worksop ke

Jakarta. Dalam pameran workshop tersebut Ibu Eni selaku pemilik Batik Tanah

Liek Citra Dharmasraya beliau juga sering mendapat pertanyaan bagaimana orang

Jawa bisa membuat dan mengelola Barik Tanah Liek. Ibu Eni sendiri pun tidak

tahu asal mula atau sejarah awal Batik Tanah Liek yang sebenarnya. Setelah

berjalan lebih kurang 10 tahun, usaha atau industri kain batik Tanah Liek Ibu Eni

sudah tersebar di berbagai daerah. Semoga Industri ini bisa berkembang lebih

maju lagi.40

2. Struktur Organisasi Industri Batik Tanah Liek Citra Dharmasraya

Melalui struktur yang fleksibel dan tegas, maka bagian dan seksi yang ada

pada perusahaan melaksanakan tindak lanjut serta menopang tanggung jawab

masing-masing hingga menuju tujuan akhir. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat

pada struktur organisasi yang terdapat pada Perusahaan Batik Tanah Liek Citra

Dharmasraya.

40

Wawancara dengan pemilik Batik Tanah Liek Citra Dharmasraya Ibu Eni Mulyatni di

Sitiung tanggai 2 Mei 2019.

57

STRUKTUR ORGANISASI INDUSTRI BATIK TANAH LIEK CITRA

DHARMASRAYA

Sumber: Batik Tanah Liek (Dharmasraya)

Berdasarkan struktur diatas setiap bagian memiliki tugas sebagai berikut:

a. Pimpinan

Bertugas untuk mengatur, mengarahkan dan mengawasi semua

yang berkaitan tentang industri Batik Tanah Liek Citra

Dharmasraya.

b. Bendahara

Bertugas untuk membuat pembukuan dan mengatur keuangan

dalam sebuah organisasi atau kepanitiaan ataupun sebuah industri.

Eni Mulyatni

Pimpinan

Daryatmi Bidang canting

Fika

Bidang Pola

Sularsih

Bidang Mewarnai

Yuli

Bidang Merebus

Dariyatmi

Bendahara

Rumsi

Sekretaris

58

c. Sekretaris

Menginventarisir surat-surat masuk dan kaluar, menerima atau

melayani konsumen.

d. Bidang pola

Membuat susunan motif hias batik secara keseluruhan atau

me susunan dari unsur-unsur tertentu sehingga menjadi

satukesatuan yang baru.

e. Bidang nyanting/ Canting

Menyanting adalah proses merekatkan malam ke atas kain putih

yang sebelumnya telah diberikan pola motif batik. Proses ini

membutuhkan ketekunan dan kesabaran dalam mengerjakannya.

Sebuah proses yang membutuhkan waktu, bergantung dari pola

dan motif batik yang dibuat. Semakin rumit dan detail motif yang

dibuat, maka semakin lama pula pengerjaanya.

f. Bidang Nyolet/ Mewarnai

Mewarnakan kain batik cap atau tulis pada bagian-bagian tertentu

dari motif, dengan beberapa jenis pewarnaan, yaitu Indigosol,

Naphtol, dan Reakif. Dan alat yang digunakan adalah kuas,

penjalin/ rotan, atau bambu.

g. Bidang Merebus/ Melorot

Merebus kain batik setelah dilakukan pewarnaan

.

59

3. Visi dan Misi Industri Batik Tanah Liek Citra Dharmasraya

Visi: Mengembangkan suatu usaha yang sudah ada dengan mengembangkan

dan memperbarui produk yang baru.

Misi: Menjadiknnya usaha yang mandiri dan berkualitas dan bisa berdaya

saing dipasar dan juga dapat mengembangkan usaha dengan baik dalam

Negeri dan luar Negeri.

B. Perkembangan Industri Batik Tanah Liek Citra Dharmasraya

Industri Batik Tanah Liek Citra Dharmasraya ada sejak tahun 2000-an,

yang dipimpin oleh Ibu Eni , pada masa itu Industri batik Tanah Liek belum

masih usaha keluarga yang hanya saudara dan kerabatnya saja yang menjadi

karyawan. Dan seiringnya jalan batik Tanah Liek kini telah mendapatkan respon

positif dari masyarakat Jorog Teluk Sikai, dengan respon positif dari masyarakat

Industri Batik Tanah Liek Citra Dharmasraya mulai berkembang. Dan dikala itu

juga ada dukungan dari pemerintah untuk fasilitas pelatihan membatik untuk

saudara dan tetangga sekitar rumah industri khususnya bagi masyarakat Jorong

Teluk Sikai. Sehingga dengan adanya fasilitas pelatihan membatik masyarakat di

Nagari Sungai Duo terutama di Jorong Teluk Sikai mulai terampil dan ahli dalam

membatik. Sehingga dengan adanya fasilitas pelatihan membatik tersebut

masyarakat di Nagari Sungai Duo terutama di Jorong Teluk Sikai mulai terampil

dan ahli dalam membatik, dengan keahlian yang dimiliki oleh masyarakat, dan

kini Batik Tanah Liek sudah banyak diminati oleh masyarakat dan sudah

berkembang hingga luar Dharmasraya dan Sumatera Barat.

60

C. Strategi Pengembangan Industri Batik Tanah Liek

1. Analisis SWOT

Perumusan strategi untuk meningkatkan penjualan dapat digunakan

analisis SWOT. Analisis ini membandingkan antara faktor internal dan eksternal

terhadap pelaksanaan strategi dimasa yang akan datang dengan menentukan

faktor-faktor dan penghambatanya. Pendekatan ini mengusulkan bahwa usaha

utama yang dihadapi oleh suatu usaha dapat diisolasi melalui analisis yang diteliti

dari setiap unsur tersebut. Strategi-strategi kemudian diinformasikan untuk

memusatkan perhatian pada masalah-masalah tersebut.

Analisis SWOT pada Industri Batik Tanah Liek Citra Dharmasraya di

Jorong Teluk Sikai Nagari Sungai Duo

Streghts (Kekuatan)

a. Kualitas produk terjamin

b. Dapat memenuhi selera konsumen sesuai dengan pesanan

c. Beragam model motif produk

d. Ramah dalam melayani konsumen

e. Pendapatkan industri batik Tanah Liek cukup besar

f. Adanya diskon jika pembelian banyak

g. Warna yang unik yaitu terbuat dari tanah liat.

Weakneses (Kelemahan)

a. Proses dalam pembuatan produk lama

b. Kesulitan mendapatkan bahan baku yang berkualitas

61

c. Lama pengiriman bahan baku diperjalanan

d. Pencatatan keuangan masih manual

e. Harga bahan baku yang cukup mahal

Opportunities (Peluang)

a. Dukungan dan kepercayaan masyarakat

b. Permintaan pasar tinggi terhadap batik Tanah liek

c. Wilayah pemasaran luas

d. Dukungan dari kebijakan pemerintah untuk mendapatkan

pelatihan

e. Anggapan masyarakat baik terhadap produk

f. Kepuasaan konsumen terhadap produk sehingga konsumen

berlangganan

g. Pesaing sejenis yang tidak banyak

Therats (Ancaman)

a. Promosi produk batik lain yang menawarkan batik

unggulan

b. Cuaca yang tidak mendukung

c. Batik produk dari pulau Jawa juga ikut membanjiri pasar

Dharmasraya

d. Persaingan pada batik yang tidak sejenis

e. Banyak yang mengklaim bahwa batik Tanah Liek milik

pribadi.

62

2. Matrik IFE dan EFE

a. Matrik IFE

Analisis yang dilakukan terhadap lingkungan internal yaitu variabel-

variabel yang merupakan faktor-faktor kunci yang dikuasai oleh perusahaan.

Setelah dilakukan penelitia pada Industri batik Tanah Liek di Jorong Teluk Sikai

Nagari Sungai Duo Kecamatan Sitiung Kabupaten Dharmasraya, ditemukan

berbagai industri batik Tanah Liek Citra Dharmasraya dalam mengembangkanya.

Adapun faktor internal tersebut antara lain:

1) Faktor kekuatan

a) Kualitas produk terjamin

Produk yang dihasikan oleh industri batik Tanah Liek memiliki kualitas

produk yang baik, dimana pengusaha batik bener-bener mencari bahan yang

berkualitas, menjaga kualitas produk agar tetap terjamin mutu produk sampai ke

tangan konsumen.

b). Dapat memenuhi selera konsumen sesuai dengan pesanan

Setiap industri batik mereka siap mengirimkannya kepada konsumen apa

yang diminati, dan industri batik juga dapat memenuhi keinginan konsumen yang

mereka inginkan. Seperti konsumen meminta motif Jam Gadang, dan sebagainya.

c). Beragam motif produk

Jenis-jenis batik yang ditawarkan oleh industri batik tanah Liek ini

bermacam-macam jenis motifnya yaitu motif pohon karet, akar berserak, dan

bundo kanduang.

63

d). Ramah dalam melayani konsumen

Pemilik Industri batik tanah liek di Jorong Teluk Sikai ramah dalam

melayani konsumen, dibuktikan banyak konsumen yang menjadi pelanggan tetap.

e). Pendapatan industri batik tanah Liek cukup besar

Hasil batik tanah Liek citra Dharmasraya yang telah dipasarkkan sangat

luas, sampai ke luar Sumatera Barat yang membuat tambahan pendapatan.

f). Adanya diskon jika pembelian banyak

Ibu Eni memberikan diskon kepada setiap pelangganya berbeda-beda. Jika

pembelian banyak maka akan diberikan potongan harga. Misalnya ada pembeli

dari Jakarta yang membeli kain batik dengan jumlah banyak unruk oleh-oleh

maka Ibu Eni memberi potongan harga.

g). Warna yang unik yaitu terbuat dari bahan tanah liat

Pewarnaan batik Tanah Liek adalah sistem pewarnaan yang unik karena

bahan-bahan yang digunakan dari tanah liat.

2) Faktor Kelemahan

a) Proses dalam pembuatan produk lama

Dalam proses pembuatan batik tanah Liek memakan waktu 1 minggu

ataupun 2 minggu, tergantung motif yang dibuat dan cuaca yang ada.

64

b). Kesulitan mendapatkan bahan baku yang berkualitas

Industri batik Tanah Liek sulit mendapatkan bahan baku yang berkualitas.

Kesulitan mendapatkan bahan baku yang berkualitas terbatas dan mahal dan

sulitnya pembelian, karena bahan baku dibeli dari Jawa.

c). Lama pengiriman bahan baku di perjalanan

Bahan baku di beli dari Jawa, jadi proses perjalanan memakan waktu lebih

kurang 5-7 hari, dan pengiriman hanya bisa dilakukan menggunakan jalur darat.

d). Pencatatan keuangan masih manual

Pecatatan yang dilakukan masih menggunakan buku, dan belum adanya

proses menggunakan komputer.

e). Harga baha baku yang mahal

Harga bahan baku yang mahal membuat industru batik tanah Liek sulit

untuk menjualny, karena jika bahan tersebut sudah menjadi batik maka harganya

juga tambah naik.

Tabel 4.1

Internal Factor Evaluation (IFE)

N

O

Faktor-faktor

Internal

Bobot Rat

ing

Nilai/

Skor

Kekuatan

(Strenghts)

1 Kualitas produk

terjamin

0,15 4 0,6

65

2 Dapat memenuhi

selera konsumen

sesuai dengan

pesanan

0,15 4 0,6

3 Adanya diskon jika

pembelian banyak

0,15 4 0,6

4 Beragam model motif 0,15 4 0,6

5 Ramah dalam melayani

konsumen

0,15 4 0,6

6 Pendapatan industri

batik tanah liek cukup

besar

0,10 4 0,4

7 Warna yang unik terbuat

dari tanah liat

0,15 4 0,6

Jumlah 1 4

Kelemahan

1 Proses dalam

pembuatan produk

lama

0,10 4 0,4

2 Kesulitan mendapatkan

bahan baku yang

berkualitas

0,15 4 0,6

3 Lama pengiriman

bahan baku

diperjalanan

0,15 4 0,6

4 Pencatatan keungan

masih manual

0,10 4 0,4

5 Harga bahan baku

yang cukup mahal

0,15 3 0,45

Jumlah 0,65 2,45

Total (S+W) 6,45

Sumber : Penelitian Lapangan (data diolah)

Dari tabel 4.1 diatas dapat dilihat bahwa jumlah kekuatan 4 lebih bear dari

jumlah kelemahan sebesar 2,45 dengan total nilai 6,45. Hal ini menunjukkan

bahwa usaha batik Tanah Liek Citra Dharmasraya cukup kuat dalam

menggunakan kekuatan untuk mengatasi kelemahan yang ada.

66

b. Matrik EFE

Lingkungan eksternal Industri merupakan faktor diluar kendali perusahaan

yang dapat memberikan usaha. Keberhasilan suatu usaha terletak pada

kemampuanya menghadapi dan beradaptasi dalam lingkungan yang selalu

berubah, hal ini menentukan bagaimana cara serta kapan saat yang tepat untuk

bertahan dan berkembang.

1) Faktor Peluang (Opportunities)

a) Dukungan dan keperayaan masyarakat

Masyarakat adalah faktor terpenting dalam mengembangkan industri batik

Tanah Liek Citra Dharmasraya. Industri batik Tanah Liek akan berdampak positif

yang diberikan bagi perekonomian masyarakat salah satu bentuk dampak positif

dengan adanya industri batik tanah Liek ini adalah memberikan lapangan peluang

kerja bagi masyarakat yang menganggur di Jorong Teluk Sikai dan dapat

menunjang perekonomian keluarga.

b). Permintaan pasar terhadap produk

Permintaan pasar terhadap produk batik Tanah Liek Citra Dharmasraya

yang cukup tinggi, selain kualitas produknya terjamin, motif dan warna yang

dihasilkan pun cukup menarik dan bagus dan telah dirasakan oleh pelanggan,

sehingga permintaan yang tinggi terhaap batik Tanah Liek.

67

c). Wilayah pemasaran luas

Wilayah pemasaran pada industri batik Tanah Liek tidak hanya berfokus

di Dharmasraya saja, melainkan pemasaran dilkukan di Sumatera Barat dan luar

Sumatera Barat seperi Batam, Jakarta, Medan dan sekitarnya.

d). Dukungan dari kebijakan pemerintah untuk mendapatkan pelatihan

Dukungan dan kebijakan yang diberikan oleh pemerintah adalah

memberikan pelatihan kepada warga di Jorong Teluk Sikai agar karyawan batik

Tanah Liek mempunyai kemapuan dan keahlian dalam membatik yang bermutu

dan desain motif batik yang lebih bagus dan meciptakan beragam motif lagi.

e). Anggapan masyarakat baik terhadap produk

Dengan adanya industri Batik Tanah Liek ini di Jorong Teluk sikai

tersebut pendapatan masyarakat jauh lebih baik dari pada sebelumnya, karena

industri batik Tanah Lirk merupakan salah satu peluang untuk mensejahterakan

pendapatan masyarakat.

f). Kepuasaan konsumen terhadap produk sehingga konsumen

berlangganan

Kepuasaan konsumen terhadap produk merupakan salah satu peluang

untuk meningkatkan pendapatan dari Industri batik Tanah Liek, karena

terciptanya kepuasaan konsumen, itu akan membuat konsumen akan berlangganan

terhadap produk tersebut.

68

g). Pesaing sejenis yang tidak banyak

Industri batik Tanah Liek Citra Dharmasraya tidak mempunyai pesaing,

karena industri batik Tanah Liek ini hanya ada 4 daerah yaitu, Kota Padang,

Pesisir Selatan, Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Dharmasraya itu sendiri.

2) Faktor Ancaman (Therats)

a). Promosi produk batik lain yang menawarkan batik unggulan

Adanya batik lain yang berbeda bahan dan jenis motifnya membuat

ancaman bagi industri batik Tanah Liek, di karenakan batik lain juga mempunyai

warna dan motif yang bagus dengan harga terjangkau pula.

b). Cuaca yang tidak mendukung

Cuaca sangat diperlukan dalam industri batik Tanah Liek ini. Karena salah

satu proses dari pembuatan batik ini adalah penjemuran. Jika cuaca tidak bagus

atau hujan maka menjadi ancaman untuk industri batik ini, dalam proses

penjemuran membuthkan waktu 3-4 hari jika cuaca bagus, dan jika musim hujan

penjemuran batik bisa menjadi 1 minggu.

c). Batik dari Pulau Jawa juga ikut membanjiri Sumatera Barat, khusunya

Dharmasraya

Produk batik lain juga menjadi ancaman dalam meningkatkan penjualan

batik tanah Liek ini, di karenkan batik lain juga mempunyai kualitas yang bagus

juga.

69

d). Persaingan pada batik yang tidak sejenis

Persaingan pada batik sejenis juga, seperti batik tulis dan batik cap juga

menjadi ancaman.

e). Banyak yang mengklaim bahwa batik tanah Liek adalah milik pribadi

Seperti yang kita ketahui batik tanah Liek merupakan batik milik

masyarakat Minang Kabau, bukan milik kelompok maupun individu itu sendiri.

Tabel 4.2

Eksternal Factor Evaluation (EFE)

N

O

Faktor- faktor

Eksternal

Bob

ot

Rating Nilai/Sk

or

Peluang(Oppor

tunities)

1 Dukungan dan

kepercayaan

masyarakat

0,15 4 0,6

2 Permintaan pasar

tinggi terhadap

batik Tanah Liek

0,15 3 0,45

3 Wilayah pemasaran

luas

0,15 4 0,6

4 Dukungan dari

kebijakan

pemerintah untuk

mendapatkan

pelatihan

0,10 4 0,4

5 Anggapan

masyarakat baik

terhadap produk

0,15 4 0,6

6 Kepuasaan

konsumen terhadap

produk sehingga

konsumen

berlangganan

0,15 4 0,6

7 Pesang sejenis yang 0,15 3 0,45

70

tidak banyak

Jumlah 1 3,7

Ancaman(Ther

ats)

1 Promosi produk

batik lain yang

menawarkan batik

unggulan

0,10 4 0,4

2 Cuaca yang tidak

mendukung

0,15 4 0,6

3 Batik produk Pulau

Jawa juga ikut

membanjiri

Sumatera Barat

khuususnya

Dharmasraya

0,15 3 0,45

4 Persaingan pada

batik yang tidak

sejenis

0,15 3 0,45

5 Banyak yang

mengklaim bahwa

batik tanah Liek

milik pribadi

0,15 3 0,45

Jumlah 0,7 2,35

Total (O+T) 6,05

Sumber : Penelitian Lapangan (data diolah)

Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat dilihat bahwa sisi eksternal terlihat

bahwa nilai bobot peluang 3,7 dan ancaman 2,35 dengan nilai total bobot EFE

6,05, hal ini bahwa industri batik tanah Liek mampu merespon faktor eksternal

dengan memanfaatkan peluang yang ada.

D. Strategi untuk meningkatkan penjualan batik Tanah Lirk Citra

Dharmasraya

Data-data yang telah ditemukan bobot dan ratingnya dapat diolah menjadi

arahan strategi dengan menggunakan analisis SWOT (Matrik SWOT). Matrik

SWOT ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman

71

eksternal yang dihadapi industri dapat disesuaikan dengn kekuatan dan kelemahan

yang dimiliki. Matriks ini merupakan matching tools yang penting untuk

membantu usaha industri batik Tanah Liek dalam mengembangkan empat tipe

strategi S-O (Strenght-Opportunities), W-O (weaknesess Oppoetunities), S-T

(Strenght-Treath), W-T (Weaknesess-Threat). Strategi yang dapat dirumuskan

dengan strategi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3

Analisis Matrik SWOT

IFE

EFE

Kekuatan (S)

1. Kualitas produk

terjamin

2. Dapat memenuhi

selera konsumen

sesuai dengan

pesanan

3. Beragam model

motif produk

4. Ramah dalam

melayani konsumen

5. Pendapatkan

industri batik Tanah

Liek cukup besar

6. Adanya diskon jika

pembelian banyak

7. Warna yang unik

yaitu terbuat dari

Kelemahan (W)

1. Proses dalam

pembuatan produk

lama

2. Kesulitan mendapatkan

bahan baku yang

berkualitas

3. Lama pengiriman

bahan baku

diperjalanan

4. Pencatatan keuangan

masih manualHarga

bahan baku yang cukup

mahal

72

tanah liat.

Peluang (O)

1. Dukungan dan

kepercayaan

masyarakat

2. Permintaan

pasar tinggi

terhadap batik

Tanah liek

3. Wilayah

pemasaran luas

4. Dukungan dari

kebijakan

pemerintah

untuk

mendapatkan

pelatihan

5. Anggapan

masyarakat baik

terhadap produk

6. Kepuasaan

konsumen

terhadap produk

sehingga

konsumen

berlangganan.

7. Pesaing sejenis

yang tidak

banyak

Strategi S-O

1. Dengan menjamin

kualitas produk

maka dukungan dan

kepercayaan

masyarakat akan

meningkat.(S1,O1)

2. Dengan adanya

model motif

produk yang

beragam akan

meningkatkan

permintaan pasar

terhadap Batik

Tanah Liek.

(S 3,O2)

3. Adanya warna yang

unik akan

memperluas wilayah

pemasaran.

(S7,O3)

4. Dengan adanya

diskon yang banyak

akan meningkatkan

kepuasaan

konsumen terhadap

produk sehingga

konsumen

Strategi W-O

1. melatih pencatatan

keuangan yang masih

manual ke modern,

akan meningkatkan

kepercayaan

msyarakat terhadap

produk.

(W4,O1)

2. Dengan

meminimaliskan

harga bahan baku

akan meningkatkan

permintaan pasar

terhadap Batik Tanah

Liek.

(W5,O2)

3. Adannya dukungan

dan kebijakan

pemerintah untuk

mendapatkan pelatihan

pencatatan keuangan

akan meningkatkan

cara dalam mencatat

laporan keunagan yang

baik.

73

berlangganan.

(S6,06)

5. membangun

hubungan yang

ramah dalam

melayani konsumen

akan mempengaruhi

tangapan baik dari

masyarakat terhadap

produk.

(S4,O5)

Ancaman

(T)

1. Promosi

produk batik

lain yang

menawarkan

batik unggulan

2. Cuaca yang

tidak

mendukung

3. Batik produk

dari pulau

Jawa juga ikut

membanjiri

pasar

Dharmasraya

4. Persaingan

pada batik

Strategi S-T

1. Dengan menjamin

kualitas produk

dapat meningkatkan

kepercayaa n produk

dalam bersaing

dengan batik Pulau

Jawa.

(S1,T3)

2. Mempertahankan

kualitas dan inovasi

baru dari produk.

(S3,T4)

3. Mempertahankan

warna tanah Liek

sebagai ciri khas

Batik Tanah Liek.

(S7,T4)

Strategi W-T

1. Melatih pembatik

agar lebih terampil

untuk menghasilkan

produk yang kualitas

dan inovatif.

(W1,T4)

2. Meningkatkan kerja

sama pihak lain dalam

mendapatkan bahan

baku yang

berkualitas.

(W2,T1)

3. Menjalin kerjasama

dengan pihak

pengirim bahan baku

agar mendapatkan

produk yang

74

yang tidak

sejenis

5. Banyak yang

mengklaim

bahwa batik

Tanah Liek

milik pribadi.

berkualitas.

(W3,T2)

Sumber : Penelitian Lapangan

Berdasarkan matrik SWOT diatas dapat dirumuskan sebagai alternatif

strategi yang dapat di manfaatkan oleh industri Batik Tanah Liek Citra

Dharmasraya untuk meningkatkan penjualanya. Alternatif strategi yang digunakan

yaitu:

1. Strategi S-O

Strategi S-O (Strenghts-Opportunities)yaitu strategi yang memanfaatkan

seluruh kekuatan, untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.

Alternatif yang dapat digunakan oleh Industri Batik Tanah Liek Citra

Dharmasraya yaitu:

a. Dengan menjamin kualitas produk maka dukungan dan kepercayaan

masyarakat akan meningkat

Dalam industri batik Tanah Liek ini kualitas produk sangat

menentukakan peminat dan kepercyaan terhadap produk, jika produk

tersebut bagus maka peminat dalam pembelian masyarakat akan

meningkat.

75

b. Dengan adanya beragam model motif produk akan meningkatkan

permintaan pasar terhadap Batik Tanah Liek.

Jika motif Batik Tanah Liek beragam maka pembeli akan

meningkatkan pembeliianya karena motif banyak dan pembeli bebas

membeli batik mana yang di minati.

c. Dengan adanya warna yang unik akan memperluas wilayah pemasaran

Jika warna batik tersebut itu unik maka pembeli akan meningkatkan

pembelian dan orang-orang akan merasa penasaran dengan batik yang

unik tersebut, jika rasa penasaran maka wilayah pemasaranya juga

akan lebih luas lagi.

d. Dengan adanya diskon yang banyak akan meningkatkan kepuasaan

konsumen terhadap produk sehingga konsumen berlangganan.

Setiap orang pasti menginginkan potongan harga, potongan harga yang

diberikan akan meningkatkan kosumen untuk membeli Batik Tanah

Liek dan akan meningkatkan kepuasaan konsumen.

e. Ramah dalam melayani konsumen akan mempengaruhi tanggapan baik

dari masyarakat terhadap produk

Pelayanan yang ramah akan mempengaruhi pembelian terhadap batik,

jika melayani dengan ramah maka peminat pembeli akan banyak dan

akan berlangganan.

76

2. Strategi W-O

Strategi W-O (Weaknesses-Opportunities) yaitu strategi yang

memanfaatkan peluang yang ada dengan meminimalkan kelemahan yang dimiliki.

W-O yang dapat diterapkan yaitu:

a. melatih pencatatan keuangan yang masih manual ke modern, akan

meningkatkan kepercayaan msyarakat terhadap produk.Pencatatan

yang manual akan membuat pelanggan percaya dan yakin atas

perhitungan yang dilakukan, karena perhitungan menggunaka

dengan alat yang sudah canggih.

b. Dengan meminimaliskan harga bahan baku akan meningkatkan

permintaan pasar terhadap Batik Tanah Liek.Dengan

meminimaliskan harga bahan baku maka permintaan pasar akan

meningkat terhadap Batik Tanah Liek Citra Dharmasraya.

c. Adanya dukungan dan kebijakan pemerintah untuk mendapatkan

pelatihan pencatatan keuangan akan meningkatkan cara dalam

mencatat laporan keuangan yang baik.Dengan adanya pelatihan

pencatatan keungan akan mempermudah untuk melakukan

transaksi, dan keunagan yang masuk dan keluar juga akan terlihat

jelas.

3. Strategi S-T

a. Dengan menjamin kualitas produk dapat meningkatkan

kepercayaan produk dalam bersaing dengan batik Pulau Jawa.

77

Kualitas produk dalam suatu industri harus benar-benar yang bagus

dan menarik, karena jka bahan berkualitas maka kepercayaan akan

meningkat terhdap produk Batik Tanah Liek.

b. Mempertahankan kualitas dan inovasi baru dari produk.Kita harus

memperhatikan kulitas produk dan inovasi-inovasi dari produk itu

sendiri agar meningkatkan jumlah penjualan.

c. Mempertahankan warna tanah Liek sebagai ciri khas BatikTanah

Liek.Warna batik Tanah Liek merupakan ciri Khas dari batik

Tanah Liek itu sendiri, sedangkan dengan batik-batik yang biasa di

pasaran adalah batik cap dan sablon.

4. Startegi W-T

a. Melatih pembatik agar lebih terampil untuk menghasilkan produk yang

kualitas dan inovatif.Pembatik dilatih agar lebih terampil lagi dalam

membatik dan agar terciptanya batik yang bagus.

b. Meningkatkan kerja sama pihak lain dalam mendapatkan bahan baku

yang berkualitas.Melakukan kerja sama dengan pihak bahan baku, agar

terjalinya hubungan dan bahan baku yang didapat berkualitas , sesuai

dengan keinginan kita. Dan tidak mengecewakan.

c. Menjalin kerjasama dengan pihak pengirim bahan baku agar

mendapatkan produk yang berkualitas.Menjalin hubungan baik dengan

pihak pengirim bahan baku, agar bahan baku yang di bawa sampai

tujuan dengan tepat waktu, pengiriman bahan baku hanya dilakukan

dengan jalur darat saja, dan tidak bisa melalui jalur udara.

78

E. Analisis Tabel Bobot Skor

Setelah dilakukan analisa pada setiap strategi yang ditetapka yaitu strategi

S-O, Strategi W-O, Strategi S-T, Strategi W-T langkah selanjutnya yang akan

dilakukan adalah memilih salah satu dari keempat strategi yang di tetapkan

sebelumnya.

Untuk memilih strategi yang telah ditetapkan sebelumnya perusahaan

dapat memakai pendekatan metode tabel bobot skor, dimana perusahaan dapat

menilai manakah dari keempat strategi itu yang mempunyai nilai skor tertinggi.

Dimana strategi yang mempunyai nilai skor tertinggi akan dipakai oleh

perusahaan dalam membuat kebijakan keputusan yang akan mempengaruhi

performa perusahaan industri, tabel bobot skor pada perusahaan.

Tabel 4.

Tabel Bobot Skor

Faktor In

Faktor

Eksternal

Kekuatan/S

(Strenght)

Kelemahan/W

(Weaknesses)

Peluang/O

(Opportunities)

Strategi S-O

Total Skor

4+3,7=7,7

Strategi W-O

Total Skor

2,45+3,7=6,15

Ancaman/T

Treath

Strategi S-T

4+2,35=6,35

Strategi W-T

2,45+2,35=4,8

Dari tabel diatas, hasil dari total skor yang digambarkan pada tabel 4.4

maka strategi utama yang dipilih untuk meningkatkan penjualan Industri Batik

Tanah Liek Citra Dharmasraya adalah strategi S-O yang mempunyai skor paling

tinggi yaitu 7,7 dibandingkan dengan strategi lainnya. Maka usaha Batik Tanah

79

Liek menggunakan stategi S-O untuk meningkatkan penjualan. Strategi S-O

merupakan strategi yang menggbungkan kekuatan dengan peluang yang dimiliki

oleh Industri.

Berdasarkan analisa diatas industri batik menggambarkan strategi dengan

memanfaatkan strategi S-O (Kekuatan dan Peluang). Adapun strategi yang

dimanfaatkan oleh Industri Batik Tanah Liek yaitu:

a. Dengan menjamin kualitas produk maka dukungan dan kepercayaan

masyarakat akan meningkat. Dalam industri batik Tanah Liek ini

kualitas produk sangat menentukakan peminat dan kepercyaan

terhadap produk, jika produk tersebut bagus maka peminat dalam

pembelian masyarakat akan meningkat.

b. Dengan adanya beragam model motif produk akan meningkatkan

permintaan pasar terhadap Batik Tanah Liek.Jika motif Batik Tanah

Liek beragam maka pembeli akan meningkatkan pembeliianya karena

motif banyak dan pembeli bebas membeli batik mana yang di minati.

c. Dengan adanya warna yang unik akan memperluas wilayah pemasaran

Jika warna batik tersebut itu unik maka pembeli akan meningkatkan

pembelian dan orang-orang akan merasa penasaran dengan batik yang

unik tersebut, jika rasa penasaran maka wilayah pemasaranya juga

akan lebih luas lagi.

d. Dengan adanya diskon yang banyak akan meningkatkan kepuasaan

konsumen terhadap produk sehingga konsumen berlangganan.Setiap

orang pasti menginginkan potongan harga, potongan harga yang

80

diberikan akan meningkatkan kosumen untuk membeli Batik Tanah

Liek dan akan meningkatkan kepuasaan konsumen.

e. Ramah dalam melayani konsumen akan mempengaruhi tanggapan baik

dari masyarakat terhadap produk

Pelayanan yang ramah akan mempengaruhi pembelian terhadap batik,

jika melayani dengan ramah maka peminat pembeli akan banyak dan

akan berlangganan.

81

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hasil dari penelitian yang penulis lakukan padaindustri Batik Tanah

Liek Citra Dharmasraya, industri ini menggunakan strategi seperti di bawah

ini:

a. Pemberian diskon kepada pelanggan dilakukan sebagai salah satu

strategi untuk meningkatkan pembelian Batik Tanah Liek. Karena

setiap orang pasti menyukai potongan harga. Potongan harga

diberikan untuk pembelian berjumlah banyak. Namun tidak menutupi

kemungkinan potongan harga untuk pembelian retail.

b. Menambahkan variasi produk sesuai dengan kebutuhan pelanggan.

Pihak pengelola merima saran dari pelanggan untuk di tuangkan ke

dalam bentuk variasi-variasi baru. Penambahan juga ditungkan ke

dalam bentuk motif baru dan unik.

c. Ramah dalam melayani konsumen akan mempengaruhi tanggapan

baik dari masyarakat terhadap produk

d. Dengan adanya warna yang unik akan memperluas wilayah

pemasaran

Jika warna batik tersebut itu unik maka pembeli akan meningkatkan

pembelian dan orang-orang akan merasa penasaran dengan batik yang

82

unik tersebut, jika rasa penasaran maka wilayah pemasaranya juga

akan lebih luas lagi.

B. Saran

Berdasarkan dari hasil penelitian yang penulis lakukan tentang ‘’Strategi

Pemasaran Batik Tanah Liek Citra Dharmasraya dalam Meningkatkan Jumlah

Penjualan’’ maka penulis memberikan saran sebaiknya industri ini harus aktif

melakukan sebuah pameran seperti mengikuti ivent-ivent, pentas seni budaya ke

luar daerah untuk memamerkan hasil produk pemakaian Batik Tanah Liek

tersebut. Adanya kerjasama dengan perusahaan- perusahaan luar daerah dan toko-

toko luar daerah untuk memamerkan hasil industri Batik Tanah Liek tersebut.

83

DAFTAR PUSTAKA

Abdul, Usman, Halim. 2015. Manajemen Strategi Syariah. Jakarta: PT.

Bestari Buana Murni.

Adesy, Fordeby. 2016. Ekonomi dan Bisnis Islam. Jakarta: Pt Raja

Grafindo

Persada.

Emzir. 2012. Metode Penelitian Kualitatif Analisis Data, Jakarta: PT

RajaGrafindo

persada.

Fandy, Tjiptono. 2017.Pemasaran Strategik. Yogyakarta: PT. Penerbit

Andi.

Hasan, Imayanti. 2011. Manajemen Operasional. Malang: UIN- Maliki

Press.

Haryanto, Fery. Strategi Pemasaran Baju Olahraga pada Toko Maradon

dalam Meningkatkan Penjualan ditinjau dari Perspektif Ekonomi Islam,

Jurusan Ekonomi Islam, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

Ismanto, Kuat. Manajemen Syariah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.

Jusmaliani, DKK. 2008. Bisnis Berbasis Syariah , Jakarta: Bumi Aksara.

Kartajaya, Hermawan. 2010. Konsep Pemasaran, Surabaya: PT Gelora

Aksara Pratama.

Lesbijanto, Herry 2013. Batik, Yogyakarta: Graha Ilmu.

Maldina, Yolanda, Eriza. Strategi Pemasaran Islami dalam Meningkatkan

Penjualan Pada Butik Calista, Jurusan Ekonomi Islam, Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Islam.

Manap, Abdul. 2008. Revolusi Manajemen Pemasaran. Jakarta: Mitra

Wacana Media.

Mursid. 2010. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Bumi Aksara.

84

Sofian, Assauri. 2007. Manajemen Pemasaran Dasar, Konsep dan Strategi.

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sugiono.2005. Memahami penelitian kualitatif, Bandung: Alfabeta.

Supriyanto. 2014. Enterpreneurship dan kepemimpinan bisnis. Yogyakarta: Cv.

Andi Offset.

Sutarno. 2012. Serba-Serbi Manajemen Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Syam, Saiful. Analisis Strategi Pemasaran untuk Meningkatkan Penjualan Pupuk

Organik Cair pada Gapoktan Sipakainge, Jurusan Sosial Ekonomi

Peternakan, Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin Makassar.

Tripomo, Tedjo. Manajemen Strategi Rekayasa Sains, Bandung.

Terry, R, George. 2011. Prinsip-prinsip Manajemen. Jakart: PT. Bumi Aksara.

Umer, Husen. 2013. Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Rajawali

Pers.

Wahyu, Purhantara. 2010. Metode Penelitian Kualitatif untuk Bisnis. Yogyakarta:

Graha Ilmu.

Yusuf, Muri, A. 2016. Metode Penelitian Kualitatif dan Penelitian Gabungan.

Jakarta: Prenada Media Grup.

Zevy, Irvan . Analisis Strategi Pemasaran dalam Meningkatkan Volume Penjualan

Produk pada Pt. Proderma Sikses Mandiri, Jurusan Ekonomi Syariah,

Fakultas Ekonomi Bisnis Islam.

Wawancara dengan pemilik Industri Batik Tanah Liek Citra Dharmasraya pada

tanggal 23 Oktober 2018 jam 14.30 Wib.

Wawancara dengan pemilik Industri Batik Tanah Liek Citra Dharmasraya pada

tanggal 2 Mei 2019 jam 10. 45 Wib.

85