Post on 12-Jan-2023
IV. ANALISIS TEKNIS
Pada bagian ini akan dibahas hal-hal teknis berkaitan dengan
perencanaan pendirian cabang outlet baru PIZZA PASTA di Surabaya Barat.
Seperti yang telah diungkapkan dalam Bab I (Bab Pendahuluan) bahwa analisis-
analisis yang dilakukan dalam bab Analisis Teknis ini meliputi tahapan-tahapan
sebagai berikut:
1. Analisis Perkiraan Jumlah Optimal Meja dan Kursi Yang Diperlukan
2. Analisis Tata Letak (Lay Out) ruang dan fasilitas dari restoran
Lokasi yang dipilih untuk pembangunan restoran cabang baru PIZZA
PASTA adalah di Jl. H.R Mohamad no. 11 Surabaya. Lokasi di Jl. H.R.
Mohamand tersebut dianggap sangat strategis karena terletak di tepi jalan besar
dengan arus lalu lintas dua arah serta kondisi jalan H.R. Mohamad sendiri yang
merupakan salah satu jalan yang menjadi akses masuk utama di wilayah Surabaya
Barat. Sebagai langkah awal, manajemen PIZZA PASTA mengontrak tempat
tersebut (tanah beserta bangunan di atasnya) selama 5 tahun dengan harga kontrak
Rp 30 juta per tahun. Bangunan yang ada di lahan tersebut dulunya merupakan
bangunan bekas showroom furniture, sehingga pihak manajemen PIZZA PASTA
memutuskan untuk melakukan renovasi terhadap bangunan yang ada disesuaikan
dengan kebutuhan dari restoran PIZZA PASTA.
52
1. ANALISIS JUMLAH OPTIMAL MEJA DAN KURSI MAKAN
Jumlah kursi dan meja yang diperlukan tergantung dari tingkat
kedatangan tamu dalam satu periode waktu tertentu serta berapa lama rata-rata
tamu menghabiskan waktu untuk makan di restoran. Untuk mengukur laju tingkat
kedatangan, pihak manajemen melakukan pendataan setiap satu jam terhadap bon
bon yang masuk. Selang pendataan dibuat setiap 1 jam karena berdasarkan
pengamatan dari pihak manajemen, rata-rata setiap tamu yang makan di restoran
PIZZA PASTA menghabiskan waktu sekitar 1 jam. Setiap sejam sekali kasir
mentransferkan bon-bon makan yang telah lunas dibayar oleh tamu kepada staf
akuntan. Selanjutnya staf akuntan yang bersangkutan akan membuat pendataan
bon-bon tersebut dengan tujuan agar pihak manajemen dapat mengetahui secara
jelas jam-jam ramai dan jam-jam sepi dari restoran PIZZA PASTA.
Pada kenyataanya karena kondisi pihak manajemen yang masih baru
pindah ke lokasi yang baru di Jl. H.R. Mohamad, bon-bon yang telah
dikelompokkan berdasarkan periode pembayaran tiap jam tersebut masih hanya
sekedar menjadi arsip saja dan belum diolah menjadi suatu laporan sama sekali.
Sehingga untuk menganalisis tingkat kedatangan dari pengunjung restoran PIZZA
PASTA, penulis melakukan penelusuran terhadap arsip bon-bon pembayaran
tersebut dan mendata ulang berdasarkan jam yang tercantum pada setiap bon
pembayaran. Dalam melakukan analisis penulis tidak menggunakan data-data dari
outlet baru yang telah beroperasi sejak bulan Juni 1997 lalu dengan pertimbangan
kondisi restoran yang masih baru dibuka sehingga omzet yang dihasilkan masih
terlalu kecil untuk dijadikan sebagai acuan. Sehingga akhirnya data-data yang
53
diambil adalah data arsip bon-bon pembayaran selama sebulan tepatnya bulan
April 1997 dari cabang outlet Plasa Surabaya Lt. 1. Pemilihan data-data dari outlet
Plasa Surabaya untuk digunakan sebagai acuan analisis juga berdasarkan
keputusan dari pihak manajemen dengan pertimbangan bahwa target omzet yang
ditetapkan mulai awal tahun depan hingga lima tahun mendatang harus dapat
menyamai atau bahkan menyaingi omzet dari outlet Plasa Surabaya. Pemikiran ini
cukup beralasan melihat kenyataan bahwa semenjak dibukanya outlet H.R.
Mohamad pertengahan Juni 1997 lalu hingga saat ini, omzet bulanan dari delivery
service outlet Plasa Surabaya berkurang sekitar 40% disebabkan karena pesanan-
pesanan delivery dari wilayah Surabaya Barat beralih ditangani oleh outlet H.R.
Mohamad.
Berdasarkan bon-bon pembayaran selama sebulan pada bulan April 1997
dari outlet Plasa Surabaya tersebut, penulis melakukan rekapitulasi omzet harian
setiap satu jam mulai jam buka (jam 9.00 pagi) hinggu jam tutup (jam 11.00
malam). Namun untuk mempermudah analisis maka penulis tidak menggunakan
data bon-bon pembayaran sepanjang hari melainkan hanya menggunakan data-
data dari bon-bon pembayaran pada jam-jam ramai saja. Data-data inilah yang
nantinya dijadikan sebagai acuan untuk menentukan jumlah optimal meja dan
kursi yang diperlukan di outlet H.R. Mohamad.
Tabel 4.1. Tingkat Penjualan per jam
Selasa 1-4-97 72.065 117.463 138.965 123.578 112.904 169.183 203.383
54
Rabu 2-4-97 Kamis 3-4-97 Jumat 4-4-97 Sabtu 5-4-97 Minggu 6-4-97 Senin 7-4-97 Selasa 8-4-97 Rabu 9-4-97 Kamis 10-4-97 Jumat 11-4-97 Sabtu 12-4-97 Minggu 13-4-97 Senin 14-4-97 Selasa 15-4-97 Rabu 16-4-97 Kamis 17-4-97 Jumat 18-4-97 Sabtu 19-4-97 Minggu 20-4-97 Senin 21-4-97 Selasa 22-4-97 Rabu 23-4-97 Kamis
78.912
65.231
52.153
73.954
81.711
64.412
59.460
77.128
57.911
66.263
78.305
110.285
58.145
69.781
71.920
74.226
83.052
92.258
99.438
75.564
71.299
72.851
124.243
134.160
125.765
118.107
127.389
122.351
134.083
131.870
117.907
127.212
188.215
249.451
135.665
118.891
123.714
119.652
133.330
178.231
267.286
155.743
124.630
128.343
161.187
179.203
170.859
190.170
329.848
155.484
161.196
166.725
153.624
142.740
209.231
308.813
160.820
157.741
134.957
166.709
179.762
206.250
304.351
141.990
150.350
173.723
116.091
103.605
110.009
158.364
227.202
117.535
129.008
122.549
129.167
121.613
185.454
205.349
120.088
115.983
124.251
120.439
126.538
163.987
184.090
131.551
119.980
130.134
132.489
110.013
125.285
216.524
269.772
124.437
109.315
114.950
96.199
114.495
247.121
357.313
112.578
105.914
117.460
101.307
108.536
213.297
265.717
99.332
109. 741
101.645
181.178
146.081
184.269
350.079
297.230
185.414
163.261
176.590
157.595
180.670
393.925
402.130
211.996
133.050
190.329
185.557
201.250
404.584
417.451
170.780
197.478
155.322
219.209
201.335
205.622
402.429
416.184
212.188
216.069
198.520
207.283
209.034
416.226
388.068
215.431
232.355
211.167
199.643
175.872
394.757
453.597
220.768
196.970
226.186
55
24-4-97 Jumat 25-4-97 Sabtu 26-4-97 Minggu 27-4-97 Senin 28-4-97 Selasa 29-4-97 Rabu 30-4-97
59.238
77.833
93.051
124.855
73.877
71.434
68.225
123.632
147.395
176.396
300.307
128.432
122.617
116.900
162.190
190.515
208.622
316.125
141.655
113.718
126.307
123.195
114.065
165.054
252.361
121.356
124.155
110.427
123.048
124.859
206.748
279.770
101.967
127.519
132.571
129.659
171.783
379.585
413.261
153.427
150.972
177.884
153.698
190.965
419.248
379.366
146.397
199.367
205.705
Nampak bahwa terjadi suatu siklus mingguan pada data-data penjualan di
atas. Omzet pada hari-hari biasa (Senin s/d Jumat) cendrung stabil dari hari ke
hari sedangkan omzet meningkat secara cukup tajam pada hari Sabtu dan Minggu.
Siklus tersebut digambarkan secara lebih jelas melalui grafik 4.1 berikut ini:
Tingkat Penjualan ljcrdasarfcan Wnklu Krdatangan
Rp5Q0.OO0,M 1 • ,
Rp450 000,00
Rp50.fl00.00 •
RpO.OO i — • 1 1 1 1 1 f 1 • • 1 1 1 1 1 r — T , , , , , , .
|j li fj fj fi ii If H h U fi h h |! h [ ante J A Hari
Grafik 4.1
Tingkat Penjualan Harian Berdasarkan Waktu Kedatangan
56
Dari grafik 4.1 di atas nampak jelas bahwa omzet pada hari Sabtu dan
Minggu mengalami kenaikan sekitar 30% s/d 40% dibandingkan dengan pada hari
biasa (Senin s/d Jumat), sehingga untuk mengantisipasi melonjaknya tingkat
kedatangan pengunjung pada hari-hari tersebut, diputuskn untuk menggunakan
data penjualan hari Sabtu dan Minggu sebagai acuan penentuan jumlah optimal
kursi dan meja makan yang dibutuhkan.
Berdasarkan pengamatan dari pihak manajemen selama ini, rata-rata
seorang pengunjung di PIZZA PASTA menghabiskan uang sekitar Rp 10.000,00
sekali makan dan minum. Hal ini bisa dijadikan acuan untuk menentukan tingkat
kedatangan berdasarkan jumlah pengunjung tiap jam dengan asumsi setiap
kelipatan Rp 10.000,00 setara dengan satu orang pengunjung. Dengan demikian
untuk mengetahui perkiraan jumlah pengunjung yang datang setiap jam selama 30
hari pada bulan April 1997, maka data penjualan pada tabel 4.1 harus dibagi
dengan Rp 10.000,00. Hasilnya tertera pada tabel 4.2 berikut.
Tabel 4.2. Tingkat Kedatangan Pengunjung Tiap Jam
Selasa 1-4-97 Rabu 2-4-97 Kamis 3-4-97 Jumat 4-4-97 Sabtu 5-4-97 Minggu
n.o-i2.m
7
8
7
5
7
8
Tingkat Kedatangan Pengunjung (orang) 1X09-13.00 13.m-14.00 J4.00~15.00 M.OO-J9.00 19.00-20.00
12
12
13
13
12
13
14
16
18
17
19
33
12
12
10
11
16
23
11
13
11
13
22
27
17
18
15
18
35
30
20.00-2LM
20
22
20
21
40
42
6-4-97 Senin 7-4-97 Selasa 8-4-97 Rabu 9-4-97 Kamis 10-4-97 Jumat 11-4-97 Sabtu 12-4-97 Minggu 13-4-97 Senin 14-4-97 Selasa 15-4-97 Rabu 16-4-97 Kamis 17-4-97 Jumat 18-4-97 Sabtu 19-4-97 Minggu 20-4-97 Senin 21-4-97 Selasa 22-4-97 Rabu 23-4-97 Kamis 24-4-97 Jumat 25-4-97 Sabtu 26-4-97 Minggu 27-4-97 Senin 28-4-97
6
6
8
6
7
8
11
6
7
7
7
8
9
10
8
7
7
6
8
9
12
7
12
13
13
12
13
19
25
14
12
12
12
13
18
27
16
12
13
12
15
18
30
13
16
16
17
15
14
21
31
16
16
13
17
18
21
30
14
15
17
16
19
21
32
14
12
13
12
13
12
19
21
12
12
12
12
13
16
18
13
12
13
12
11
17
25
12
12
11
11
10
11
25
36
11
11
12
10
11
21
27
10
11
10
12
12
21
28
10
19
16
18
16
18
39
40
21
13
19
19
20
40
42
17
20
16
13
17
38
41
15
21
22
20
21
21
42
39
22
23
21
20
18
39
45
22
20
23
15
19
42
38
15
58
Selasa 29-4-97 Rabu 30-4-97
7
7.
12
12
11
13
12
11
13
13
15
18
20
21
Analisis dilakukan dengan menggunakan data-data tingkat kedatangan
pada hari Sabtu dan Minggu. Tapi data-data Sabtu dan Minggu yang digunakan
hanyalah data jumlah pengunjung tertinggi pada hari-hari tersebut, dan kemudian
dicari rata-rata pengunjung teramai untuk dijadikan sebagai dasar penentuan
jumlah meja dan kursi. Sehingga pada akhirnya terdapat 8 data yang dipergunakan
dalam perhitungan, yaitu:
3 40 42 42 40 40 45 42 41
Dengan nilai rata-rata jumlah pengunjung tiap jam sama dengan : 41,5
Sehingga jumlah optimal kursi yang dibutuhkan adalah antara 42 s/d 45 jumlah
kursi.
Penentuan jumlah meja dilakukan dengan cara yang sedikit berbeda.
Tentunya jumlah meja yang dibutuhkan sangat tergantung dari jumlah kursi
seperti yang telah ditentukan di atas. Namun terdapat suatu kendala di mana meja
yang digunakan tidak hanya menggunakan satu macam ukuran melainkan terdapat
dua jenis ukuran dari meja yang biasa digunakan, yaitu : meja ukuran kecil (60 cm
x 80 cm) yang biasa digunakan untuk dua buah kursi dan meja ukuran besar (80
cm x 120 cm) yang biasa digunakan untuk empat buah kursi. Selain itu juga
terdapat kombinasi dimana dua buah meja dijadikan satu (biasanya meja ukuran
59
besar) untuk mengantisipasi jumlah tamu (dalam satu order) yang lebih banyak
dan membutuhkan lebih banyak kursi dalam satu meja. Sisi yang digabungkan
biasanya adalah sisi lebar (80 cm) sehingga didpatkan ukuran meja yang lebih
panjang (80 cm x 240 cm) dan dapat menampung kursi antara 8 s/d 10 kursi.
Untuk menentukan jumlah meja yang diperlukan, perlu diketahui terlebih
dahulu kecenderungan makan bersama dari tamu-tamu yang datang ke PIZZA
PASTA, atau dengan kata lain, perlu diselidiki terlebih dahulu berapa jumlah
orang dalam satu kali order pesanan (tamu yang datang bersama). Sehingga
diperlukan suatu survey untuk mengetahui kebiasaan makan bersama dari orang-
orang di wilayah Surabaya Barat, dan berapa orang yang biasanya makan bersama
mereka. Dari situlah nantinya akan diketahui mana yang lebih sering diperlukan
antara meja ukuran kecil atau meja ukuran besar ataukah meja gabungan. Grafik
4.2. menunjukkan data-data hasil survey tersebut yang dilakukan terhadap 100
orang responden di wilayah Surabaya Barat.
Kebiasaan Makan Bersama Di Luar Berdasarkan survey terhadap seratus orang responden
2 0 *
20 »7d 25 26 «Jd 33 >35
kebiasaan makan luar
E 3 bersama keluarga
Hsendtnan sa ja
H bersama 1-2 teman
I B bersama suami/istrt/
pacar
I I lebih dan 2 teman
Grafik 2.2
Kebiasaan Makan Bersama Di Luar Berdasarkan Tingkat Usia
60
Nampak jelas bahwa pada golongan di bawah usia 20 tahun, yang
merupakan target market utama dari restoran PIZZA PASTA terdapat
kecenderungan yang cukup tinggi untuk makan luar bersama dengan lebih dari 2
orang teman lainnya atau makan bersama dengan pacar (berduaan saja). Namun
kecenderungan untuk makan berduaan saja ini relatif menurun pada golongan
tingkat usia 20 s/d 25 tahun dimana kecenderungan tertinggi terdapat pada
kebiasaan untuk makan bersama lebih dari 2 orang lainnya. Sehingga dapat
diambil kesimpulan bahwa meja yang lebih banyak diperlukan adalah meja
ukuran besar dengan kapasitas antara 4 s/d 6 kursi. Namun karena terdapat
kecenderungan yang cukup tinggi untuk makan berduaan saja pada golongan usia
di bawah 20 tahun, maka perlu juga disediakan meja ukuran kecil dengan jumlah
yang agak banyak sehingga kebutuhan tersebut dapat diantisipasi.
Saat ini restoran PIZZA PASTA telah beroperasi dengan menggunakan
100 buah seat (kursi) makan dan secara keseluruhan menggunakan meja ukuran
besar (80 cm x 120 cm). Akhir-akhir ini jenis kursi yang digunakan pun
mengalami sedikit perubahan. Beberapa kursi duduk yang telah ada diganti
dengan kursi duduk panjang bersandar dengan kapasitas dua orang tiap kursi.
Sehingga satu buah meja ukuran besar yang digunakan dapat menampung dua
buah kursi duduk panjang. Namun kursi duduk panjang semacam ini hanya
digunakan untuk meja dengan kapasitas empat orang. Untuk meja dengan
kapasitas dua orang atau meja gabungan yang berkapasitas 6 hingga 8 orang tetap
menggunakan kursi duduk bersandar biasa dengan kapasitas satu orang per kursi
61
untuk memudahkan dalam memindah-mindah tata letak meja dan kursi tersebut
jika tamu yang harus duduk dalam satu meja jumlahnya lebih banyak.
Dalam penentuan jumlah meja dan kursi ini sebenarnya terdapat kendala
yang harus dipikirkan, yaitu : luasan area yang tersedia dan aisle (jalan) yang
harus disediakan antar satu meja-kursi dengan meja-kursi lainnya sebagai tempat
lalu-lalang tamu atau pun pelayan yang bertugas. Soal luasan area yang
dibutuhkan sebenarnya tidak menjadi masalah karena jika dilihat dari jumlah seat
yang saat ini tersedia sebenarnya jumlahnya telah melebihi jumlah optimal yang
telah ditentukan, sehingga dapat dipastikan bahwa luasan area ruang makan yang
saat ini dipakai pun sudah lebih dari cukup. Namun yang perlu ditetapkan adalah
tata letak yang cukup baik untuk penataan meja dan kursi tadi yang tentunya harus
memperhitungkan tata letak aisle dan lebar aisle yang diperlukan. Berdasarkan
informasi dari pihak staf di lapangan, lebar minimal dari aisle yang dibutuhkan
adalah sebesar 80 cm dan tidak ada batasan maksimum untuk itu, asalkan jangan
sampai aisle ditetapkan terlalu besar karena akan membuang-buang area.
Terdapat dua faktor yang perlu diperhatikan dalam penentuan jumlah
meja, yaitu faktor objektif dan faktor subjektif. Yang termasuk dalam faktor
objektif di sini tentunya adalah faktor biaya pengadaan meja-meja tersebut yang
tentunya diusahakan seminimal mungkin, sedangkan yang termasuk dalam faktor
subjektif adalah kecenderungan makan bersama seperti yang telah disurvey
dengan kuisioner dan hasilnya tampak pada grafik 4.2. Perhitungan penentuan
jumlah optimal dari masing-masing jenis dan ukuran meja nantinya akan
menggunakan metode Programa Linear dengan minimasi Z sebagai fungsi dari
62
biaya dan menggunakan jumlah optimal seat dan faktor-faktor subjektif
(berdasarkan hasil survey dengan kuesioner) sebagai fungsi kendala (constraint).
Tiga jenis meja yang ada dijadikan sebagai variabel yaitu :
• Variabel Meja] mewakili jenis meja ukuran kecil dengan
kapasitas 2 orang/2 seat
• Variabel Meja2 mewakili jenis meja ukuran besar dengan
kapasitas 4 orang/4 seat dan bersifat permanen/tidak dapat
dipindah-pindahkan letaknya
• Variabel Meja3 mewakili jenis meja ukuran besar dengan
kapasitas 4 orang/4 seat dan bersifat non-permanen alias dapat
dipindah-pindahkan.
Karena yang menjadi tujuan dari perhitungan ini nantinya adalah minimasi
biaya, maka yang ditetapkan sebagai Fungsi Tujuan (Z) adalah Fungsi Total
Biaya. Dalam hal ini koefisien masing-masing variabel ditetapkan berdasarkan
biaya yang dikeluarkan untuk masing-masing jenis meja dan kursi yang
diperlukan :
Variabel Mejal:
HargaMeja Rp 87,500.00
Harga Kursi 2 x Rp 115000 Rp 230,000.00
Koefisien Mejal Rp 317,500.00
63
Variabel Meja2,
Harga Meja
Harga Kursi
Koefisien Meja2
Rp 125,000.00
Rp 450,000.00
Rp 575,000.00
Variabel Meja3 :
Harga Meja
Harga Kursi 4 xRp 115000
Koefisien Meja3
Rp 125,000.00
Rp 460,000.00
Rp 585,000.00
Sehingga Fungsi Tujuan tersebut ditetapkan sebagai berikut:
Min : fungsi (Total Biaya) - 317500 Mejal + 575000 Meja2 + 585000 Meja3
Pada perhitungan sebelumnya telah diketahui bahwa jumlah minimum
optimal kursi yang hams disediakan di outlet PIZZA PASTA adalah antara 42 s/d
45 seat. Penulis membulatkan angka tersebut ke atas sehingga jumlah optimal
minimum kursi yang hams disediakan ditetapkan sebanyak 50 seat. Sehingga
didapatkan suatu kendala (constraint) bahwa jumlah optimal seat yang hams
disediakan adalah lebih besar atau sama dengan 50. Kapasitas seat dari masing-
masing meja dijadikan sebagai koefisien dari masing-masing variabel meja.
Dengan demikian persamaan kendala ditetapkan sebagai berikut:
2 Meja J + 4 Meja2 + 4 Meja3 >50 (I)
64
Sedangkan kendala-kendala berikutnya ditetapkan berdasarkan
perbandingan prosentase berdasarkan survey dengan menggunakan angket dimana
responden ditanya berapa orang yang dibawa serta untuk sekali makan di luar.
Hasil dari survey ini dapat dilihat pada grafik berikut:
lebih dari 6 orang 5.00/5.0%
1 orang 9.00/9.0%
Grafik 2.3.
Perbandingan Jumlah Orang Tiap Kedatangan
Dari data di atas nampak bahwa 9 % responden menyatakan rata-rata
membawa serta satu orang lain bersamanya, sehingga jumlah total seat yang
dibutuhkan adalah 2 seat (membutuhkan Mejal). Sedangkan 53 % responden
menyatakan membawa sekitar 2-3 orang lain sehingga jumlah total adalah 3-4
orang sekali kunjungan (membutuhkan Meja2). Sedangkan sisanya sekitar total
38% membawa lebih dari 4 orang lain sehingga jumlah total adalah 5 orang atau
lebih untuk sekali kunjungan (membutuhkan Meja3). Sehingga perbandingan
jumlah yang diharapkan dari ketiga jenis meja tersebut adalah :
Mejal: Mejal: Meja3 = 9:53 : 38
65
Perbandingan di atas diformulasikan dalam bentuk pertidaksamaan kendala.
Masing-masing pertidaksamaan memuat dua variabel dengan perbandingan antara
kedua variabel yang bersangkutan melalui koefisien masing-masing :
• Mejal &Meja2 :
MejaX _9_ Mejal ~~53
9 Mejal > —Mejal
9 Mejal Mejal > 0
Mejal - Q.llMejal > 0 (2)
• Meja2 &Meja3 :
Mejai 38 Mejal ~~53
38 Meja3 > —Mejal
38 Meja2> Mejal > 0
Meja3-0.71Meja>0 (3)
• Mejal & Meja3 :
Mejal 9
Mejal, ~ 38
9 Mejal > —Meja3
38 9
Mejal Mejal > 0 38
Mejal - 0.14Meja3 > 0 (4)
66
Sehingga secara kesuluruhan persamaan-persamaan tujuan dan kendala dari
Programa Linear untuk menentukan jumlah meja makan adalah sebagai berikut:
Mm : Z = 317500Mejal + 575000 Meja2 + 585000 Meja3
Kendala :
2Mejal + 4 Mejal + 4Meja3 >0 (1)
Mejal -0,17Mejal >0 (1)
- 0,71 Mejal + Meja3 >0 (3)
Mejal - 0,14 Meja3 > 0 (4)
Karena jumlah meja yang didapat nantinya adalah berupa bilangan bulat, maka
metode yang digunakan adalah metode Integer Linear Programming (ILP) dan
perhitungannya akan dilakukan dengan bantuan komputer dengan menggunakan
software QS. Adapun tahapan-tahapan iterasi yang terjadi (output kumputer) dapat
dilihat pada lembar lampiran
67
Sedangkan didapatkan solusi optimal sebagai berikut:
01-21-1998
V a r i a b l e
Hejal Heja2
1 8 :
1 1
-+— 1 1
25:55
S o l u t i on
3 6
- S o l u t i o n Summary for Heja —
I Objec t ive | | ( C o e f f i c i e n t | Va r i ab le |
I 317500 | Meja3 | I 575000 | |
S o l u t i o n
5
Minimized OBJ = 7327500 I t e r a t i o n = 21 Elapsed CPU Branch s e l e c t i o n : Neuest problem I n t e g e r t o l e r a n c e = .01
Page: 1 of 1 |
| O b j e c t i v e | | C o e f f i c i e n t |
| 585000 | 1 1
seconds = 0 | Max. #node • 6 |
Jumlah optimal: Meja 1=3; Mej'a 2 = 6; Meja 3 = 5
Dengan total Maya sebesar Up 7.327.500,00
4.2. PENGATURAN TATA LETAK FASILITAS DAN LUASAN RESTORAN
Dalam mengatur tata letak restoran PIZZA PASTA, perlu diketahui
terlebih dahulu bagian-bagian atau elemen-elemen dari restoran tersebut yang
dapat/perlu dipindah-pindahkan atau bagian-bagian mana dari outlet tersebut yang
tidak petlu dipindah-pindahkan. Pada outlet PIZZA PASTA baru ini, elemen-
elemen yang ada dibagi sebagai berikut:
1. Ruang Makan (Meja & Kursi Makan)
2. Ruang Masak (Dapur)
3. Ruang Persiapan
4. Ruang Pendingin (Chiller)
5. Gudang Bahan Makanan
68
6. Kasir
7. WC
8. Ruang Kantor
9. Gudang Kantor
10. Salad Bar
Lahan yang disewa oleh pihak manajemen PIZZA PASTA di jalan H.R.
Mohamad 11 berupa satu lahan tanah seluas 500 meter persegi dengaa dimensi :
lebar = 15 meter dan panjang * 33 meter.
Adapun kondisi awal bangunan saat baru disewa adalah berupa bangunan
2 lantai bekas toko furniture. Lantai pertama merupakan ruangan berlantai
keramik kecil dengan dinding kaca di bagian depan yang dulunya dimanfaatkan
sebagai display showroom untuk memamerkan mebel-mebel yang dijual.
Sedangkan lantai dua merupakan ruangan semi-permanen berlantai papan yang
dulunya dimanfaatkan sebagai gudang tempat menyimpan mebel. Lantai pertama
dan lantai kedua luasnya hampir sama besar yaitu sekitar 370 meter persegi
sehingga total luas bangunan adalah sekitar 750 meter persegi. Denah kondisi
awal bangunan lantai pertama dapat dilihat pada lembar lampiran.
Sedangkan lantai kedua hanya berupa suatu ruangan besar tanpa sekat
sehingga penulis merasa tidak perlu memuat denahnya dalam laporan ini.
Pengaturan tata letak fasilitas dan ruangan diatur berdasarkan kedekatan
dan kebutuhan luasan minimal dari tiap ruangan. Dalam hal ini pihak manajemen
memutuskan untuk menggunakan seluruh lantai kedua sebagai kantor pusat
69
manajemen PIZZA PASTA. Untuk menunjang kebutuhan tersebut, maka ruangan
besar di lantai kedua disekat-sekat dengan menggunakan papan triplex, dan dialasi
dengan karpet.
Sedangkan ruang makan (untuk tamu), dapur, gudang bahan makanan,
ruang pendingin, dan ruang persiapan diletakkan di lantai pertama. Dengan
demikian, elemen-elemen penunjang lainnya seperti Salad Bar, Kasir, WC, dsb
juga diletakkan di lantai pertama. Pihak manajemen juga memutuskan untuk
meletakkan gudang kantor di lantai pertama, mengingat fungsi dari gudang ini
adalah untuk menyimpan bahan-bahan makanan yang untuk selanjutnya akan
didistribusikan ke masing-masing outlet di seluruh Surabaya. Dengan
diletakkannya gudang ini di lantai pertama maka akan memudahkan karyawan
untuk memindahkan bahan-bahan tersebut ke kendaraan angkutan.
Penulis mencoba merancang pengaturan tata letak bagian-bagian tersebut
dengan menggunakan metode ARC (Activity Relationship Chart).
70
Ruang Makan
Dapur
Ruang Persiapan
Kasir
Chiller
Gudang Bahan Baku
Salad Bar
WC
Keterangan Tabel:
A = MutJak untuk berdekatan
E = Sangat periling untuk berdekatan
1 = Penting untuk berdekatan
O = Cukup biasa untuk berdekatan
U = Tidak penting untuk berdekatan
X = Tidak dikehendaki untuk berdekatan
Desk rip si Alasan :
1 = adanya aktivitas perpindahan barang
2 = segi estetika / keindahan
3 = adanya kemungkinan kerusakan
4 = bau / koioran
5 = adanya kepentingan sejenis
6 = administrasi
Untuk mengevaluasi tata letak baru setelah renovasi, maka kita perlu
membandingkan tabel ARC di atas dengan denah baru (hasil renovasi) di bawah
ini (kapasitas tempat duduk 100 seat):
71
Pstrkir Sepeda Motor
Karyawan
mm mmmm«tt«a| WMWM
DO >
> F
^ikg&afa^**£&MtKit^^
'• ''-.'• '• 5 ' _'-n' • ' • •.'*. \ \ . " \ A - ' * • ' • 'i *• i''
PDUPfe^'P •w^nWiW, - - . f o«Wup i£ *AraWfc«SB* fe tA^^^
72
Jika dibandingkan dengan tabel di atas nampak bahwa penataan ruang dan
fasilitas dari denah yang baru memilki kedekatan yang sesuai dengan Tabel ARC,
dengan demikian kondisi lay-out yang sekarang sebenarnya telah cukup optimal.
Hanya saja pada denah awal di atas, meja dan kursi yang digunakan (kapasitas
104 seat) sangat melampaui jumlah optimal meja dan kursi hasil perhitungan
Linear Programming yang hanya memerlukan sekitar minimal 50 seat. Komposisi
minimal yang ditetapkan berdasarkan perhitungan adalah : 3 buah meja 1 (2 seat
per meja), 6 buah meja 2 (kapasitas 4 seat/meja), dan 5 buah meja 3 (kapasitas 4
seat/meja). Jumlah total seat minimal yang harus tersedia adalah :
2x3 + 4x6 + 4x5 = 50 seat
Namun berdasarkan masukan dari pihak manajemen, jumlah tiap jenis meja
sebaiknya dilebihkan sekitar 50 % untuk mengantisipasi peningkatan jumlah
pengunjung dan ekspansi. Dengan demikian komposisi meja sebagai berikut:
Jumlah meja 1 = 3 x 1,5 &5
Jumlah meja 2 = 6x 1,5 »9
Jumlah meja 3 = 5 x 1,5 #8
Sehingga jumlah seat yang harus tersedia menjadi:
Meja 1=5x2 = 10 seat
Meja 2 = 9 x 4 = 36 seat
Meja 3 = 8x4 = 32 seat +
78 seat
Dengan jumlah dan komposisi meja seperti ini maka penulis membuat usulan
denah baru dengan memperhatikan besar aisle antara 1,5 - 2 m, sebagai berikut:
74
Pada denah di atas nampak suatu area kosong (Empty Space) berukuran
5,3 m x 6 m di sebelah kiri bawah ruang makan. Area ini merupakan kelebihan
ruangan yang timbul karena penyusutan jumlah meja dan kursi makan yang
dipakai. Untuk memanfaatkan area ini, penulis mengusulkan berbagai alternatif
penggunaan yang dapat memberikan keuntungan bagi pihak manajemen.
Alternatif-alternatif pemanfaatan tersebut adalah sebagai berikut:
1) Digunakan sebagai tempat bermain anak-anak (seperti di MacDonad's)
sehingga dapat menarik jumlah pengunjung yang lebih banyak
2) Disewakan kepada pihak waralaba lain yang jenis makanannya tidak
menyaingi PIZZA PASTA, sehingga dapat menambah income bagi
perusahaan
3) Digunakan sebagai Party Area, dimana area tersebut ditutup pada
momen-momen biasa dan dibuka jika diperlukan tempat atau
tambahan meja bagi keperluan pesta atau perayaan-perayaan khusus.