Post on 16-Jan-2023
TINJAUAN MEKANISME KLIRINGStudi Kasus pada Bank “X”
MAKALAH SEMINAR
Oleh:
EKA SOESILAWATI NINGRUM
NPM : 011011043
PROGRAM DIPLOMA III MANAJEMEN
STUDI KEUANGAN DAN PERBANKAN
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI KESATUAN
BOGOR
2013
TINJAUAN MEKANISME KLIRINGStudi Kasus pada Bank “X”
MAKALAH SEMINAR
Telah disetujui oleh Pembimbing
Moch. Ariffin, Drs., MM.
Telah diseminarkan pada :
Hari, tanggal : Sabtu, 28 September 2013
Di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan Bogor
Ketua Program Studi ManajemenKeuangan dan Perbankan
Dosen Penilai
Ratih Puspitasari, SE., MBA.
Ratih Puspitasari, SE., MBA.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah seminar
dengan judul “Tinjauan Mekanisme Kliring Pada Bank “X”.
Tujuan penyusunan makalah seminar ini salah satunya
adalah untuk memenuhi salah satu mata kuliah prasyarat di
Program Diploma 3 Jurusan Keuangan & Perbankan, Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan Bogor.
Keberhasilan penyusunan makalah seminar ini tidak akan
terwujud dan terselesaikan dengan baik tanpa ada bantuan,
bimbingan dan dorongan serta yang tak terhingga nilainya
dari berbagai pihak baik secara material maupun spiritual.
Dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan dan ketulusan
hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang terlibat dalam penulisan makalah seminar ini.
iii
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan dan
pembahasan makalah seminar ini masih banyak kekurangan,
karena keterbatasan kemampuan yang dimiliki. Untuk itu
dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun dari segenap pembaca
sebagai tambahan pengetahuan di masa mendatang. Akhir kata,
semoga tulisan yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi
semua pembaca pada umumnya, dan bagi penulis pada khususnya.
Bogor,
Agustus 2013
Penulis
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...............................................ii
KATA PENGANTAR.................................................iii
DAFTAR ISI......................................................iv
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembahasan .............. 1 1.2. Identifikasi Pembahasan..................2 1.3. Maksud dan Tujuan Pembahasan.............2 1.4. Kegunaan Pembahasan......................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bank..........................4 2.1.1. Jenis-jenis Bank..............4 2.1.2. Kegiatan Bank.................7 2.1.3. Sumber Dana Bank.............14 2.1.4. Alokasi Dana Bank............16 2.1.5. Lembaga Penunjang Perbankan (Kliring).............................................20 2.1.6. Penyelenggaraan Kliring......23 2.1.7. Bank Peserta Kliring.........24 2.1.8. Wakil Peserta Kliring........25.................................................................................................................................... 2.1.9. Waktu (jam) Kriling..........26 2.1.10. Warkat Kliring................26 2.1.11. Mekanisme Kliring.............29
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Pembahasan
Seiring dengan terus meningkatnya aktivitas transaksi
dalam bidang ekonomi maka lembaga perbankan merupakan mitra
bagi masyarakat. Untuk itu lembaga perbankan dituntut untuk
menyediakan layanan serta jasa-jasa yang dapat memperlancar
lalu lintas pembayaran dan meningkatkan kemudahan dalam
bertransaksi. Salah satu jasa yang disediakan lembaga
perbankan ini adalah kliring.
Kliring adalah kegiatan tukar menukar warkat dari
suatu bank ke bank lainnya melalui suatu penyelenggaraan.
Dengan demikian kliring dapat diartikan sebagai penyelesaian
utang piutang antar bank-bank peserta kliring. Kliring
bertujuan untuk memperlancar lalu lintas pembayaran, karena
apabila warkat-warkat dari bank-bank lain yang diterima oleh
suatu bank diperhitungkan satu per satu maka akan memakan
waktu yang lama, maka dengan adanya kliring perhitungan-
perhitungan tersebut cukup ditujukan kepada penyelenggaraan
kliring sehingga lebih efisien dan cepat. Kliring diatur
oleh Bank Indonesia baik waktu dan tempat pelaksanaan.
1
2
Sedangkan peserta kliring adalah bank umum yang berada dalam
suatu wilayah kliring.
Untuk meningkatkan kelancaran dalam penyelenggaraan
kliring sejak tanggal 29 juli 2005, Bank Indonesia sebagai
bank sentral di Indonesia mengimplementasikan sistem kliring
nasional (SKN) sebagai sistem yang digunakan sebagai
penyelenggaraan kliring secara nasional. Sistem ini
menggantikan sistem kliring seperti : Sistem Sentralisasi
Kliring Elektronik (SSKE), Sistem Otomasi Kliring Lokal,
Sistem Semi Otomasi Kliring Lokal dan Kliring manual.
Sehingga pada akhirnya dalam seluruh wilayah kliring hanya
terdapat satu sistem yang seragam yaitu Sistem Kliring
Nasional (SKN). Dalam penyelenggaraannya kliring dibutuhkan
kecermatan, ketelitian, dan ketepatan demi tercapainya
transaksi yang efisien. Kliring harus dilakukan dengan tata
cara yang benar. Namun pada kenyataannya dalam kliring
sering kali muncul problematika-problematika.
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk
melakukan tinjauan lebih jauh mengenai tata cara dan
problematika kliring, dengan mengambil judul “TINJAUAN
MEKANISME KLIRING PADA BANK “X”.
3
1.2. Identifikasi Pembahasan
1. Bagaimana tata cara penyelenggaraan kliring pada Bank
“X”?
2. Problematika apa saja yang muncul dalam
penyelenggaraan kliring pada Bank “X”?
3. Upaya apa yang dilakukan Bank “X” untuk mengatasi
problematika-problematika yang muncul dalam
penyelenggaraan kliring?
1.3. Maksud dan Tujuan Pembahasan
1. Maksud Pembahasan
Maksud pembahasan ini adalah untuk memenuhi mata
kuliah seminar di Program Diploma III Manajemen, Program
Studi Keuangan & Perbankan, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Kesatuan Bogor.
2. Tujuan Pembahasan
1.Untuk mengetahui bagaimana tata cara penyelenggaraan
kliring pada Bank “X”,
2.Untuk mengetahui problematika apa saja yang muncul
dalam penyelenggaraan kliring pada Bank “X”,
4
3.Untuk mengetahui upaya apa yang dilakukan Bank “X”
untuk mengatasi problematika-problematika yang
muncul dalam penyelenggaraan kliring.
1.4. Kegunaan Pembahasan
a. Kegunaan Ilmiah
1.Sebagai referensi ilmu pengetahuan khususnya
dalam bidang perbankan tentang mekanisme kliring.
2.Sebagai bahan perbandingan untuk melakukan
penelitian lebih lanjut.
b. Kegunaan praktis
1.Bagi penulis, pembahasan ini berguna sebagai
pengetahuan dan pemahaman bagi penulis tentang
mekanisme kliring dalam dunia perbankan.
2.Bagi Pihak Bank “X” pembahasan ini berguna
sebagai referensi dan bahan perbandingan dalam
praktek penyelenggaraan kliring di bank yang
sebenarnya.
3.Bagi Pihak lain, diharapkan pembahasan ini dapat
digunakan sebagai bahan referensi dalam melakukan
pembahasan lebih lanjut tentang mekanisme kliring
dalam dunia perbankan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Bank
Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan yang
umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan
uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan
promes. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti
tempat penukaran uang.
Pengertian bank menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998yaitu :
bank adalah badan usaha yang menghimpun dana darimasyarakat dalam bentuk simpanan danmenyalurkannya kepada masyarakat dalam bentukkredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangkameningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Pengertian bank menurut Kasmir, SE., MM (2003 : 2) yaitu :bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatanusahanya adalah menghimpun dana dari masyarakatdan menyalurkan kembali dana tersebut kemasyarakat serta memberikan jasa bank lainnya.
2.1.1 Jenis- jenis Bank
a. Bank Sentral
Bank sentral di Indonesia adalah Bank Indonesia
(BI). Menurut UU Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank
Indonesia, Bank Indonesia merupakan lembaga negara
5
6
yang independen, bebas dari campur tangan pemerintah
dan atau pihak-pihak lainnya, kecuali untuk hal-hal
yang secara tegas diatur dalam undang-undang tersebut.
Fungsi bank sentral adalah sebagai bank dari
pemerintah dan bank dari bank umum (banker’s bank),
sekaligus untuk mencapai dan memelihara kestabilan
nilai rupiah.
Adapun tugas pokok bank sentral antara lain :
1) Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter.
2) Mengatur dan menjaga kelancaran sistem
pembayaran.
3) Mengatur dan mengawasi bank.
4) Sebagai penyedia dana terakhir (lending of the last
resort) bagi bank umum dalam bentuk Bantuan
Likuiditas Bank Indonesia (BLBI).
b. Bank Umum
Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip
syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan adalah umum,
dalam arti dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang
ada. Begitu pula dengan wilayah operasinya dapat
7
dilakukan diseluruh wilayah Indonesia, bahkan keluar
negeri (cabang). Bank umum sering disebut bank komersial
(commercial bank).
Adapun usaha bank umum antara lain :
1) Menghimpun dana dari masyarakat, menerima
simpanan dalam bentuk giro, deposito dan
tabungan.
2) Memberikan kredit baik jangka pendek, jangka
menengah maupun jangka panjang.
3) Menerbitkan surat pengakuan hutang
4) Melakukan kegiatan jual beli surat berharga
5) Melakukan pemindahan uang
6) Menempatkan dan meminjamkan dana kepada bank
lain
7) Menerima pembayaran dan melakukan perhitungan
dengan pihak ke-3
8) Menyediakan tempat penyimpanan (saving box)
9) Penempatan dana dalam bentuk surat berharga
10) Membeli agunan melalui pelelangan
11) Melakukan kegiatan pembayaran seperti :
8
a) Anjak piutang, yakni membeli piutang-
piutang, tagihan- tagihan yang timbul dari
perdagangan baik dalam maupun luar negeri
b) Kartu Kredit, yakni penyediaan dana untuk
membiayai pembelian barang/jasa dengan
mempergunakan kartu
c) Modal Ventura, yakni memasukan dana
sebentar pada suatu perusahaan, untuk
memajukan perusahaan tersebut
12) Kegiatan dibidang Valas
13) Melakukan kegiatan penyertaan modal
sementara
14) Penyertaan modal dibidang asuransi
15) Menjadi peserta kliring
c. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang
melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau
berdasarkan prinsip syariah. Dalam kegiatannya BPR tidak
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Adapun usaha BPR antara lain :
1) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
deposito, tabungan dan atau yang sejenis
9
2) Memberikan kredit
3) Menyediakan pembiayaan bagi nasabah
berdasarkan prinsip bagi hasil (BPR Syariah)
4) Menyimpan dana-dana dalam bentuk Sertifikat
Bank Indonesia
5) Melakukan usaha penyertaan modal dalam suatu
perusahaan
6) Melakukan usaha perasuransian
7) Melakukan usaha-usaha lain diluar yang telah
ditetapkan berdasarkan Undang-undang
Perbankan.
2.1.2. Kegiatan Bank
a. Kegiatan Bank Umum
Bank umum atau yang lebih dikenal dengan nama
bank komersial merupakan bank yang paling banyak
beredar di Indonesia. Bank umum juga memiliki berbagai
keunggulan jika dibandingkan dengan BPR, baik dalam
bidang ragam pelayanan maupun jangkauan wilayah
operasinya. Artinya bank umum memiliki kegiatan
pemberian jasa paling lengkap dan dapat beroperasi
diseluruh wilayah Indonesia. Dalam praktiknya ragam
produk tergantung dari status bank yang bersangkutan.
10
Kegiatan bank umum secara lengkap meliputi hal
sebagai berikut :
1) Menghimpun Dana (Funding)
Kegiatan menghimpun dana merupakan kegiatan
membeli dana
dari masyarakat, kegiatan ini dikenal dengan kegiatan
funding. Kegiatan membeli dana dapat dilakukan dengan
cara menawarkan berbagai jenis simpanan. Simpanan
sering disebut dengan nama rekening atau account.
Jenis-jenis simpanan dewasa ini adalah :
1) Simpanan Giro (Demand Deposit)
2) Simpanan Tabungan (Saving)
3) Deposito Berjangka (Time Deposit)
4) Sertifikat Deposito (Certificate of Deposit)
5) Deposit On Call
1) Simpanan Giro (Demand Deposit)
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun1998, yaitu:
Giro adalah simpanan yang penarikannyadapat dilakukan setiap saat denganmenggunakan cek, bilyet giro, saranaperintah pembayaran lainnya atau dengancara pemindah bukuan. Penarikan adalahpengambilan sejumlah uang dari rekeninggiro yang bersangkutan sehinggamenyebabkan rekening giro tersebutberkurang jumlahnya. Penarikan dapat
11
dilakukan dengan cara tunai ataupemindah bukuan. Dapat ditarik setiapsaat maksudnya uang yang sudah disimpandi rekening giro tersebut dapat diambilberkali-kali dalam sehari asalkandananya mencukupi.
2) Simpanan Tabungan (Saving)
Tabungan menurut Undang-undang Perbankan No.10 Tahun 1998, yaitu:
tabungan merupakan simpanan yangpenarikannya hanya dapat dilakukanmenurut syarat-syarat tertentu yangtelah disepakati. Tetapi tidak dapatditarik dengan cek, bilyet giro ataualat lainnya yang dipersamakan denganitu.
3) Simpanan Deposito (Time Deposit)
Deposito menurut Undang-undang No.10 Tahun1998, yaitu:
merupakan simpanan yang penarikannyahanya dapat dilakukan pada waktutertentu berdasarkan perjanjian nasabahpenyimpan dengan baik.
Menurut Kasmir, SE., MM (2003 : 31),yaitu:
Deposito merupakan simpanan yangmemiliki jangka waktu tertentu (jatuhtempo). Penarikannyapun dilakukansesuai jangka waktu tertentu. Namunsaat ini sudah ada bank yang memberikanfasilitas deposito yang penarikannyadapat dilakukan setiap saat.Jenisnyapun beragam sesuai dengankeinginan nasabah. Dalam praktiknya
12
jenis deposito terdiri dari depositoberjangka, sertifikat deposito dandeposit on call.
4) Sertifikat Deposito (Certificate Of
Deposit)
Sertifikat Deposito menurut Undang-undang No. 10 Tahun 1998, yaitu :
Sertifikat Deposito adalah depositoberjangka yang bukti simpanannya dapatdiperdagangkan.
5) Deposit On Call (DOC)
DOC adalah simpanan yang penarikannya
hanya dapat dilaksanakan dengan syarat
pemberitahuan sebelumnya. Jangka waktunya
bersifat harian sampai dengan maksimal
dibawah satu bulan dan diterbitkan atas
nama.
2) Menyalurkan Dana (Lending)
Menyalurkan dana merupakan kegiatan menjual dana
yang berhasil dihimpun dari masyarakat. Kegiatan ini
dikenal dengan nama lending. Penyaluran dana yang
dilakukan oleh bank dilakukan melalui pemberian
pinjaman yang dalam masyarakat dikenal dengan istilah
kredit. Kredit yang diberikan oleh bank terdiri dari
13
beragam jenis, tergantung dari kemampuan bank
menyalurkannya. Demikian pula dengan jumlah serta
tingkat suku bunga yang ditawarkan.
Kata kredit secara etimologi, berasal dari bahasa
Yunani yaitu dari kata Credere yang berarti
kepercayaan. Kepercayaan dilihat dari sisi bank adalah
suatu keyakinan bahwa uang diberikan kepada nasabah
(debitur) dapat dikembalikan tepat pada waktunya
sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak yang
tertuang dalam akta perjanjian kredit.
Kredit menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10,yaitu:
penyediaan uang atau tagihan yang dapatdipersamakan dengan itu, berdasarkanpersetujuan atau kesepakatan pinjammeminjam antara bank dengan pihak lainyang mewajibkan pihak meminjam melunasiutangnya setelah jangka waktu tertentudengan pemberian bunga
Menurut Astiko (1996, 5) kredit yaitu :
kemampuan untuk melaksanakan suatupembelian atau mengadakan suatupinjaman dengan suatu janji, pembayaranakan dilaksanakan pada jangka waktuyang telah disepakati.
3) Memberikan Jasa-jasa Bank Lainnya (Services)
14
Jasa-jasa bank lainnya merupakan kegiatan
penunjang untuk mendukung kelancaran kegiatan
menghimpun dana dan menyalurkan dana. Sekalipun
sebagai kegiatan penunjang, kegiatan ini sangat banyak
memberikan keuntungan bagi bank dan nasabah, bahkan
dewasa ini kegiatan pemberian jasa memberikan
kontribusi keuntungan yang tidak sedikit bagi bank.
Semakin lengkap jasa-jasa bank yang dapat
dilayani oleh suatu bank maka akan semakin baik.
Kelengkapan ini ditentukan dari permodalan bank serta
kesiapan bank dalam menyediakan SDM yang handal.
Disamping itu juga perlu didukung oleh kecanggihan
teknologi yang dimilikinya.
Dalam praktiknya jasa-jasa bank yang ditawarkan
meliputi :
1) Kiriman Uang (Transfer)
Merupakan jasa pengiriman uang lewat bank.
Pengiriman uang dapat dilakukan pada bank yang sama
atau bank yang berlainan. Pengiriman uang juga dengan
tujuan dalam kota, luar kota atau luar negeri. Khusus
untuk pengiriman uang ke luar negeri harus melalui
bank devisa. Kepada nasabah pengirim dikenakan biaya
15
kirim yang besarnya tergantung dari bank yang
bersangkutan.
2) Kliring (Clearing)
Merupakan penagihan warkat (surat-surat berharga
seperti cek, bilyet giro) yang berasal dari dalam
kota. Proses penagihan lewat kliring hanya memakan
waktu satu hari. Besarnya biaya penagihan tergantung
dari bank yang bersangkutan.
3) Inkaso (Collection)
Merupakan penagihan warkat (surat-surat berharga
seperti cek, bilyet giro) yang berasal dari luar kota
atau luar negeri. Proses penagihan lewat inkaso
tergantung dari jarak lokasi penagihan dan biasanya
memakan waktu satu minggu sampai satu bulan. Besarnya
biaya penagihan tergantung dari bank yang
bersangkutan.
4) Save Deposit Box
Save Deposit Box atau dikenal dengan istilah safe
locket merupakan jasa bank dengan memberikan layanan
penyewaan box atau kotak pengaman tempat menyimpan
16
surat-surat atau barang-barang berharga milik nasabah.
Biasanya surat-surat atau barang-barang berharga yang
disimpan di dalam box tersebut aman dari pencurian
atau kebakaran. Kepada nasabah penyewa dikenankan
biaya sewa yang besarnya tergantung dari ukuran box
serta jangka waktu penyewaan.
5) Bank Card (Kartu Kredit)
Bank card atau lebih populer dengan sebutan
kartu kredit atau juga uang plastik. Kartu ini dapat
dibelanjakan di berbagai tempat perbelanjaan atau
tempat-tempat hiburan. Kartu ini juga dapat digunakan
untuk mengambil uang tunai di ATM-ATM yang tersebar
diberbagai tempat yang strategis. Kepada pemegang
kartu kredit dikenakan biaya iuran tahunan yang
besarnya tergantung dari bank yang mengeluarkan.
Setiap pembelanjaan memiliki tenggang waktu pembayaran
dan akan dikenakan bunga dari jumlah uang yang telah
dibelanjakan jika melewati tenggang waktu yang telah
ditetapkan.
17
6) Bank Notes
Merupakan jasa penukaran valuta asing. Dalam jual
beli bank notes bank menggunakan kurs (nilai tukar
rupiah dengan mata uang asing).
7) Bank Garansi
Merupakan jaminan bank yang diberikan kepada
nasabah dalam rangka membiayai suatu usaha. Dengan
jaminan bank ini pengusaha memperoleh fasilitas untuk
melaksanakan kegiatannya dengan pihak lain.
8) Bank Draft
Merupakan wesel yang dikeluarkan oleh bank kepada
para nasabahnya. Wesel ini dapat diperjualbelikan
apabila nasabah membutuhkannya.
9) Letter of Credit (L/C)
Merupakan surat kredit yang diberikan kepada para
eksportir dan importir yang digunakan untuk melakukan
pembayaran atas transaksi ekspor-impor yang mereka
lakukan. Dalam transaksi ini terdapat berbagai macam
jenis L/C, sehingga nasabah dapat meminta sesuai dengan
kondisi yang diinginkannya.
10) Cek Wisata (Travellers Cheque)
18
Merupakan cek perjalanan yang biasa digunakan oleh
turis atau wisatawan. Cek wisata dapat dipergunakan
sebagai alat pembayaran diberbagai tempat perbelanjaan
atau hiburan seperti hotel dan supermarket. Cek wisata
juga bisa digunakan sebagai hadiah kepada para
relasinya.
11) Menerima setoran-setoran
Dalam hal ini bank membantu nasabahnya dalam
rangka menampung setoran dari berbagai tempat antara
lain :
1) Pembayaran pajak
2) Pembayaran telepon
3) Pembayaran air
4) Pembayaran listrik
5) Pembayaran uang kuliah
12) Melayani pembayaran-pembayaran
Sama halnya seperti dalam hal menerima setoran,
bank juga melakukan pembayaran seperti yang
diperintahkan oleh nasabahnya antara lain :
19
1) Membayar gaji
2) Pembayaran deviden
3) Pembayaran kupon
4) Pembayaran bonus/hadiah
13) Bermain di dalam pasar modal
Kegiatan bank dapat memberikan atau bermain
surat-surat berharga di pasar modal. Bank dapat
berperan dalam berbagai kegiatan seperti :
1) Penjamin emisi (underwriter)
2) Penjamin (guarantor)
3) Wali amanat (trustee)
4) Perantara pedagang efek (pialang/broker)
5) Pedagang efek (dealer)
6) Perusahaan pengelola dana (investment company)
2.1.3 Sumber Dana Bank
Secara garis besar Sumber Dana Bank berasal
dari :
1. Bank itu sendiri atau Dana dari Pihak I
2. Perusahaan atau Lembaga Lainnya atau Dana dari
Pihak II
3. Dari Masyarakat Luas atau Dana dari Pihak III
20
Dalam pengelolaan sumber dana yang dimulai dari
perencanaan akan kebutuhan dana, kemudian pelaksanaan
pencarian sumber dana, selanjutnya pengendalian
terhadap sumber-sumber dana yang tersedia. Pengelolaan
sumber dana ini dikenal dengan istilah Manajemen Dana
Bank. Dengan kata lain Manajemen Dana Bank adalah
suatu kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan
pengendalian terhadap penghimpunan dana yang berasal
dari masyarakat atau dari sumber lainnya.
1) Bank itu sendiri atau Dana dari Pihak I
Perolehan dana dari sumber bank itu sendiri
(modal sendiri) maksudnya adalah dana yang diperoleh
dari dalam bank sendiri. Dana ini biasanya digunakan
apabila bank ingin melakukan perluasan usaha atau
mengganti berbagai sarana dengan yang baru.
Dana yang bersumber dari bank itu sendiri
meliputi :
1) Setoran modal dari pemegang saham, yaitu modal
dari pemegang saham lama atau pemegang saham
baru.
21
2) Cadangan Laba, yaitu laba yang setiap tahun
dicadangkan oleh bank dan untuk sementara
belum digunakan.
3) Laba bank yang belum dibagi, merupakan laba
yang belum dibagikan kepada pemegang saham.
Keuntungan dari penggunaan sumber dana ini adalah
tidak perlu membayar bunga dan relatif lebih mudah
diperoleh.
2) Dari Perusahaan atau Lembaga Lainnya atau Dana
dari Pihak II
Dalam prakteknya sumber dana ini merupakan
alternatif apabila bank mengalami kesulitan dalam
pencarian sumber dana yang lain. Sumber dana ini
relatif lebih mahal dan sifatnya hanya sementara waktu
saja. Biasanya digunakan untuk membayar atau membiayai
transaksi-transaksi tertentu saja.
Sumber dana ini dapat diperoleh dari :
1) Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI),
merupakan kredit yang diberikan BI kepada
bank-bank yang mengalami kesulitan
likuiditasnya.
22
2) Pinjaman Antar Bank (Call Money). Biasanya
pinjaman ini diberikan kepada bank yang
mengalami kalah kliring. Pinjaman ini
berjangka pendek dan bunganya relatif mahal.
3) Pinjaman dari bank-bank luar negeri
4) Surat Berharga Pasar Uang (SBPU). Bank
menerbitkan SBPU kemudian dijual kepada pihak
yang berminat baik lembaga keuangan maupun
non keuangan.
3) Dari Masyarakat Luas atau Dana Dari Pihak III
Sumber dana ini merupakan sumber dana yang
berasal dari masyarakat luas dalam bentuk simpanan.
Sumber dana ini merupakan sumber dana terpenting bagi
operasi bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank
jika mampu membiayai operasinya dari sumber dana ini.
2.1.4. Alokasi Dana Bank
a. Pendekatan Alokasi Dana
Cara penempatan (alokasi) dana oleh suatu bank
umum dengan mempertimbangkan sumber dana yang
23
diperolehnya terdir atas dua pendekatan yang
digunakan, yaitu :
1) Pool of Funds Approach adalah penempatan (alokasi)
dana bank dengan tidak memperhatikan hal-hal yang
berkaitan dengan sumber dana, seperti sifat,
jangka waktu, dan tingkat harga perolehannya.
(1) Bagan Pendekatan Alokasi Dana Pool of Funds
2) Assets Allocation Approach adalah penempatan dana ke
berbagai aktiva dengan mencocokan masing-masing
sumber dana tersebut.
24
(2) Bagan Pendekatan Alokasi Dana Assets Allocation
b. Jenis-Jenis Alokasi Dana Bank
1) Primary Reserve (Cadangan Primer) adalah dana dalam
kas dan saldo rekening Koran Bank pada Bank
Indonesia dan Bank-Bank lainnya, serta warkat-
warkat dalam proses penagihan, komponen ini
sering disebut sebagai alat-alat likuid.
Tujuan dari Primary Reserve adalah untuk
memenuhi ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia
yaitu likuiditas wajib minimum (giro wajib
minimum), keperluan operasi bank, semua penarikan
simpanan, dan permintaan pencairan kredit dari
nasabah, penyelesaian kliring antar bank dan
kewajiban-kewajiban bank lainnya yang harus
segera di bayar.
25
2) Secondary Reserve (Cadangan Sekunder)
Adalah penempatan dana-dana ke dalam non cash
liquid asset (asset likuid yang bukan kas) yang dapat
memberikan pendapatan kepada bank dan mudah
diperjualbelikan seperti, surat berharga antara
lain :
1) Surat berharga pasar uang (SBPU)
2) Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
3) Surat Utang Negara (SUN)
4) Surat berharga jangka pendek lainnya
Tujuan Cadangan Sekunder adalah untuk :
1) Memenuhi kebutuhan likuiditas yang bersifat
jangka pendek.
2) Memenuhi kebutuhan likuiditas yang harus
segera dipenuhi dan kebutuhan-kebutuhan
lainnya yang sebelumnya tidak
diperkirakan .
3) Sebagai tambahan apabila cadangan primer
tidak mencukupi.
3) Loan Portofolio (Portofolio
Kredit)
26
Adalah penyaluran kredit, bank baru dapat
menentukan besarnya volume kredit yang akan
diberikan setelah bank mencukupi primary reserve
serta kebutuhan secondary reserve.
Penentuan besarnya volume kredit dipengaruhi
oleh ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
1) Reserve Requirement (RR)
Adalah ketentuan bagi setiap bank umum
untuk menyisihkan sebagian dari dana
pihak yang berhasil dihimpunnya dalam
bentuk giro wajib minimum berupa rekening
giro bank yang bersangkutan pada bank
Indonesia.
2) Loan to Deposit Ratio (LDR)
Adalah rasio antara besarnya seluruh
volume kredit yang disalurkan oleh bank
dengan jumlah penerimaan dana dari
berbagai sektor.
3) Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK)
Adalah ketentuan tentang tidak
diperbolehkannya suatu bank untuk
memberikan kredit (baik kepada nasabah
27
tunggal maupun kepada nasabah grup) yang
besarnya melebihi 20% dari besarnya modal
bank yang bersangkutan.
4) Portofolio Investment (Portofolio Investasi)
Adalah investasi berupa penanaman dalam bentuk
surat-surat berharga jangka panjang, contoh
obligasi.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam
melakukan penanaman dana dalam bentuk portofolio
investment adalah :
1)Tingkat bunga (untuk jenis obligasi)
2)Capital gain yang mungkin bisa diraih (untuk
jenis saham)
3)Kualitas atau keamanan (terutama untuk
jenis saham)
4)Mudah diperjualbelikan
5)Jangka waktu jatuh tempo
6)Pajak yang harus dibayar
7)Diversifikasi (jangan ditanam pada satu jenis
portofolio)
8)Ekspektasi (harapan akan keuntungan di masa
mendatang)
28
5) Fixed Assets (Aset Tetap)
Adalah penanaman dalam bentuk aktiva tetap
(fixed asset) seperti pembelian tanah, pembangunan
gedung kantor bank, peralatan operasional bank.
c. Alokasi Dana Menurut Sifat Aktiva
Alokasi dana menurut sifat aktiva
adalah pengalokasian dana bank ke dalam bentuk-bentuk
aktiva, baik aktiva yang dapat memberikan hasil
(income) maupun aktiva-aktiva yang tidak memberikan
hasil.
1) Aktiva Produktif adalah semua aktiva dalam
rupiah dan valuta asing yang dimiliki bank dengan
maksud untuk memperoleh penghasilan sesuai dengan
fungsinya. Komponen Aktiva Produktif terdiri atas :
1) Kredit yang diberikan
2) Penempatan dana pada bank lain (deposito
berjangka, call money)
3) Surat-surat berharga (SBI, SBPU)
4) Penyertaan modal
29
2) Aktiva Tidak Produktif adalah penanaman dana
bank ke dalam aktiva yang tidak memberikan hasil bagi
bank. Komponen dana dalam bentuk aktiva tidak
produktif ini terdiri atas :
1)Alat-alat likuid (kas, giro pada Bank
Indonesia, Giro pada bank-bank lain, warkat
dalam proses penagihan)
2)Aktiva tetap dan inventaris (tanah, gedung,
komputer, ATM, faksimili)
2.1.5. Lembaga Penunjang Perbankan (Kliring)
a. Pengertian Kliring
Yang dimaksud dengan kliring adalah sarana
perhitungan warkat antarbank yang dilaksanakan oleh
Bank Indonesia guna memperluas dan memperlancar lalu
lintas pembayaran giral. Hal ini termasuk dalam tugas
Bank Indonesia dalam pembinaan perbankan di Indonesia
guna memperluas, memperlancar serta mengatur lalu
lintas pembayaran giral antar bank yaitu kegiatan
bayar-membayar dengan warkat bank yang diperhitungkan
atas beban dan untuk kepentingan rekening nasabah bank
yang telah ditetapkan. Kliring yang diselenggarakan
30
dalam dunia perbankan terdiri dari beberapa jenis,
yaitu :
1) Kliring Manual
Kliring manual adalah proses kliring yang
dilakukan dengan menghadirkan petugas kliring di suatu
tempat yang disediakan oleh penyelenggara kliring dan
melakukan pertukaran warkat-warkat kliring secara
manual. Proses kliring manual sebagai berikut :
1)Warkat dicatat dalam daftar kliring sesuai
bank peserta kliring,
2)Nominal di daftar kliring dibuatkan
rekapitulasi kliring,
3)Atas penyerahan kliring dibuatkan bilyet
kliring ke Bank Indonesia beserta warkat
penyerahan,
4)Menerima warkat penarikan kliring on hand dari
bank lain beserta bilyet dan rekap warkat
penarikan kliring.
2) Kliring Semi Otomasi
Kliring semi otomasi adalah kliring lokal yang
perhitungan dan pembuatan bilyet saldo kliring
dilakukan secara otomasi melalui alat bantu komputer,
31
namun pemilahan warkat tetap dilakukan secara manual
oleh bank peserta kliring.
3) Kliring Elektronik
Kliring elektronik adalah penyelenggaraan
kliring lokal yang dalam pelaksanaan perhitungan dan
pembuatan bilyet saldo kliring didasarkan pada data
keuangan elektronik disertai dengan penyampaian
warkat peserta kepada penyelenggara untuk diteruskan
kepada peserta penerima atau dengan kata lain kliring
elektronik adalah kliring yang dilakukan dengan
menggunakan perangkat yang bekerja secara otomatis.
4) Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia
(SKNBI)
SKNBI adalah sistem transfer dana elektronik
yang dioperasikan Bank Indonesia sejak tahun 2005
yang meliputi kliring debet dan kliring kredit yang
penyelesaian setiap transaksinya dilakukan secara
nasional.
b. Jenis Transaksi Kliring
1)Setoran Kliring
Setoran kliring adalah warkat bank lain yang
disetorkan ke rekening nasabah.
32
2)Tarikan Kliring
Tarikan kliring adalah warkat yang ditagihkan
penarik dari bank lain kepada rekening tertarik.
3)Kiriman Uang Masuk
Kiriman uang masuk merupakan pemindahan dana
dari bank lain.
4)Kiriman Uang Keluar
Kiriman uang keluar merupakan pemindahan dana ke
bank lain.
5)Tolakan Keluar
Tolakan keluar adalah warkat penarikan kliring
yang ditolak pembayarannya atau tidak memenuhi
syarat baku.
6)Tolakan Masuk
Tolakan masuk adalah warkat setoran kliring yang
ditolak pembayarannya oleh bank lain.
2.1.6. Penyelenggaraan Kliring
Kliring diselenggarakan oleh Bank Indonesia
antara bank-bank di suatu wilayah kliring yang disebut
33
“kliring lokal”. Yang dimaksud dengan wilayah kliring
adalah suatu lingkungan tertentu yang memungkinkan
kantor-kantor tersebut memperhitungkan warkat-
warkatnya dalam jadwal kliring yang telah ditentukan.
Tempat-tempat yang tidak terdapat Kantor Bank
Indonesia, maka penyelenggaraan kliring diserahkan
kepada bank yang ditunjuk oleh Bank Indonesia. Bank
yang ditunjuk ini harus memenuhi beberapa persyaratan,
antara lain kemampuan administrasi, tenaga pimpinan
dan pelaksana, ruangan kantor, peralatan komunikasi
dan lain-lain. Disamping itu ada ketentuan khusus bagi
bank pelaksana kliring sebagai berikut :
a.Berkewajiban untuk melaksanakan
penyelenggaraan kliring sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku
b.Menyampaikan laporan-laporan tentang data-data
kliring setiap minggu bersama-sama dengan
laporan likuiditas mingguan kepada Bank
Indonesia yang membawahi wilayah kliring yang
bersangkutan
c.Untuk mempermudah bank penyelenggara kliring
dalam penyediaan uang kartal, maka ditentukan
34
bahwa hasil kliring hari itu dapat
diperhitungkan pada rekening bank tersebut
pada Bank Indonesia.
2.1.7. Bank Peserta Kliring
Bank peserta kliring adalah Bank-bank Umum dan
Bank-bank Pembangunan yang berada dalam wilayah
kliring tertentu dikoordinir oleh Bank Indonesia atau
bank lain yang ditunjuk dalam wilayah itu. Ada dua
macam penyertaan dalam kliring yang kita kenal,
yaitu :
a.Penyertaan langsung, yaitu memperhitungkan warkat
secara langsung dalam pertemuan kliring, dan yang
dapat ikut dalam penyertaan langsung itu adalah
Kantor Bank Indonesia, Kantor Pusat Bank Umum dan
Bank Pembangunan serta kantor cabang kedua bank
itu.
b.Penyertaan tidak langsung, yaitu memperhitungkan
warkat dalam pertemuan kliring melalui kantor
35
pusat atau salah satu kantor cabangnya yang
menjadi peserta kliring. Yang ikut dalam
penyertaan tidak langsung ini yaitu kantor cabang
dan kantor cabang pembantu. Disamping itu, untuk
menjadi peserta kliring ditetapkan pula beberapa
syarat yang harus dipenuhi oleh suatu kantor Bank
Umum atau kantor Bank Pembangunan yaitu :
1) Kantor bank yang bersangkutan harus mempunyai
izin usaha dari Menteri Keuangan,
2) Keadaan administrasi dan keuangan bank
tersebut memungkinkan bank itu untuk memenuhi
kewajibannya dalam kliring,
3) Simpanan masyarakat dalam bentuk giro dan
kelonggaran tarik kredit yang diberikan oleh
kantor tersebut telah mencapai jumlah
sekurang-kurangnya 20% dari syarat modal
disetor minimum bagi pendirian bank baru di
wilayah yang bersangkutan.
4) Bagi penyelenggara, bank-bank peserta
diwajibkan untuk menyetor jaminan kliring
sebesar 10% dari kewajiban yang dapat dibayar
dan kelonggaran tarik kredit. Kewajiban ini
36
hanya berlaku bagi kantor bank yang baru
menjadi peserta kliring atau baru
direhabilitasi. Jaminan kliring ini berlaku
selama enam bulan terhitung sejak tanggal
penyetoran. Kewajiban jaminan kliring ini
tidak berlaku bagi peserta tidak langsung
atau peserta yang pindah wilayah kliring.
5) Suatu kantor bank umum atau bank pembangunan
diwajibkan ikut serta dalam kliring, setelah
mendapat persetujuan Bank Indonesia.
2.1.8. Wakil Peserta Kliring
Setiap bank peserta langsung menunjuk sekurang-
kurangnya dua orang wakil tetap pada lembaga kliring.
Pemberitahuan mengenai wakil tetap ini disampaikan
secara tertulis kepada Bank Indonesia dengan dilampiri
contoh tanda tangan dan paraf wakil-wakil tersebut.
Wakil-wakil ini dibedakan atas dua golongan :
a. Golongan A
Golongan ini hanya berwenang untuk membuat,
mengubah, memberikan tanda terima dan
menandatangani daftar rekapitulasi, neraca, dan
bilyet saldo kliring.
37
b. Golongan B
Disamping melaksanakan apa yang dilakukan golongan
A, golongan ini juga berwenang untuk mengubah,
menambah dan menandatangani surat penolakan
kliring.
2.1.9. Waktu (jam) Kliring
Kliring diselenggarakan setiap hari kerja
sepanjang kantor penyelenggara dibuka untuk umum.
Pertemuan kliring diadakan dua kali sehari dan
jadwalnya ditetapkan oleh penyelenggara. Jika salah
satu peserta kliring karena suatu hal tidak dapat
turut serta dalam kliring, perserta tersebut
diwajibkan untuk mengajukan permohonan pada
penyelenggara kliring sepuluh hari sebelumnya. Bila
permohonan telah disetujui maka peserta yang
bersangkutan diwajibkan mengemukakan hal tersebut
dalam surat kabar yang mempunyai peredaran yang luas
di tempat tersebut. Penyelenggara akan mengemukakan
38
hal tersebut pada peserta dua hari kerja sebelum hari
efektif.
2.1.10. Warkat Kliring
Yang dimaksud warkat kliring adalah alat lalu
lintas pembayaran giral yang diperhitungkan dalam
kliring. Warkat kliring terdiri dari cek, bilyet giro,
surat bukti penerimaan transfer dari luar kota, wesel
bank untuk transfer kredit, nota debet, dan nota
kredit. Semuanya dinyatakan dalam mata uang rupiah dan
bernomimal penuh (100% fac value).
a. Cek
Cek adalah warkat yang berisi perintah tidak
bersyarat kepada bank yang memelihara rekening
nasabah untuk membayarkan suatu jumlah uang
tertentu kepada orang tertentu atau yang ditunjuk
olehnya atau kepada pembawanya.
b. Bilyet giro
Bilyet Giro adalah surat perintah dari nasabah
kepada bank yang memelihara rekening giro nasabah
tersebut untuk memindahkan sejumlah uang kepada
pihak penerima yang disebutkan namanya pada bank
39
yang sama atau pada bank lain pada tanggal yang
ditentukan.
Syarat-syarat agar perintah dengan Cek atau Bilyet
giro dapat dilaksanakan oleh Bank adalah sebagai
berikut :
1)Tersedia dana yang cukup
2)Ada meterai yang cukup
3)Jika ada coretan atau perubahan harus
ditandatangani oleh si penarik Cek/BG
4)Jumlah uang dalam angka dan huruf harus sama
5)Belum kadaluarsa atau belum melebihi 70 hari
sejak tanggal penarikan
6)Khusus untuk BG, tanggal efektif telah sampai
7)Tanda tangan dan stempel harus sama dengan
Specimen
8)Dalam keadaan tidak diblokir oleh pihak yang
berwenang
9)Resi Cek/BG telah dikembalikan kepada bank
10)Endorsement cek benar (jika ada)
11)Kondisi cek/BG sempurna (tidak cacat)
12)Rekening nasabah belum ditutup
c. Nota debet
40
Nota debet yaitu warkat penagihan piutang yang
disetorkan oleh nasabah kepada banknya untuk
ditagih kepada bank penerbitnya. Nota debet
dibagi kedalam 2 bagian yaitu :
1) Nota Debet Keluar
Nota debet keluar merupakan warkat yang
disetorkan oleh nasabah untuk keuntungan
rekeningnya. Bank penarik akan mendebit
rekening giro pada Bank Indonesia.
2) Nota Debet Masuk
Nota debet masuk merupakan warkat yang
diterima oleh suatu bank atas cek sendiri
yang ditarik oleh nasabahnya. Bank akan
mengkredit rekening giro pada Bank
Indonesia.
d. Nota kredit
Nota kredit yaitu warkat perintah pembayaran yang
diberikan nasabahnya untuk membayar kewajibannya
melalui kliring. Nota kredit dibagi kedalam 2
bagian yaitu :
1) Nota Kredit Keluar
41
Nota kredit keluar merupakan warkat dari
nasabah sendiri untuk disetorkan kepada
nasabah pada bank lain. Pada nota kredit
keluar akan tercipta hubungan giro. Bank
yang menyerahkan warkat kepada bank lain
akan mengkredit rekening giro pada Bank
Indonesia.
2) Nota Kredit Masuk
Nota kredit masuk merupakan warkat yang
diterima oleh suatu bank untuk keuntungan
rekening nasabah bank tersebut. Disini bank
penerima warkat ini akan mendebit rekening
giro pada Bank Indonesia.
e. Wesel Bank untuk Transfer
Wesel adalah surat yang diterbitkan pada tanggal
dan tempat tertentu dimana penerbit memberi
perintah tak bersyarat kepada tertarik untuk
membayar sejumlah uang kepada orang yang ditunjuk
atau penggantinya pada tanggal dan tempat
tertentu.
2.1.11. Mekanisme Kliring
a. Pengertian mekanisme Kliring
42
Pengertian secara umum dari mekanisme adalah
sebuah proses pelaksanaan suatu kegiatan yang
dilaksanakan oleh seseorang atau beberapa orang dengan
menggunakan tatanan dan aturan serta adanya alur
komunikasi dan pembagian tugas sesuai dengan
profesionalitas. Jadi dapat disimpulkan bahwa
mekanisme kliring adalah penyelenggaraan atau
pelaksanaan kliring berdasarkan atas tatanan dan
aturan tertentu secara profesional.
b. Pertemuan kliring
Pertemuan kliring lokal dilakukan dalam dua
tahap yaitu :
1) Pertemuan kliring penyerahan, dan
2) Kliring retur
Sebelum pertemuan kliring harus terlebih
dahulu dipersiapkan hal-hal sebagai berikut :
a. Cap kliring
1)Semua warkat harus dicap terlebih dahulu
dengan cap yang memuat sebutan kliring dan
dicantumkan nomor kode kelompok peserta
yang bersangkutan.
43
2)Cap kliring harus disetujui oleh
penyelenggara dan di muka para peserta
lain. Demikian pula bila ada perubahan
atau penggantian Cap kliring.
3)Cap kliring pada nota debet maupun kredit
merupakan bukti atau tanda pengenal dari
peserta.
4)Cap kliring pada bilyet giro yang tidak
ditolak berarti peserta yang membubuhi Cap
tadi telah menerima sejumlah dana yang
tercantum dalam bilyet giro tersebut.
5)Jika dalam satu warkat terdapat lebih dari
satu cap kliring maka cap kliring
terdahulu harus dibatalkan dengan cap
kliring pembatalan yang ditandatangani
oleh pejabat yang berwenang dari peserta
yang bersangkutan.
b. Kliring Penyerahan
1)Untuk memperlancar penyelenggaraan
kliring, peserta dibagi atas beberapa
kelompok.
44
2)Sebelum kliring dimulai warkat-warkat
dipisahkan menurut kelompok yang
bersangkutan. Warkat debet dan warkat
kredit diperinci nilai nominalnya dalam
daftar kliring tersendiri. Nilai nominal
dan banyaknya warkat dalam daftar kliring
dijumlahkan.
3)Serah terima warkat kliring yang telah
ditandatangani oleh wakil peserta
kliring, berlangsung antara yang
menyerahkan dan yang menerima warkat
setelah menandatangani daftar kliring
sebagai bukti penerimaan.
4)Apabila terjadi perbedaan pendapat antara
dua peserta mengenai dapat tidaknya
warkat diperhitungkan dalam kliring, maka
keputusan terakhir diserahkan kepada
penyelenggara.
5)Dari hasil penyerahan dan penerimaan
warkat masing-masing wakil peserta
disusun neraca penyerahan ditandatangani
dan dibubuhi nama jelas.Neraca kliring
45
ini harus dilengkapi dengan rekapitulasi
penyerahan dan penerimaan baik untuk
warkat-warkat debet maupun kredit.
6)Peserta dilarang menerima setoran untuk
langsung dikliringkan di kantor
penyelenggara.
c. Penolakan Warkat
1) Warkat debet dapat diterima oleh masing-
masing peserta apabila warkat tersebut
memenuhi syarat dan dananya cukup
tersedia.
2) Semua warkat debet yang ditolak karena
tidak memenuhi persyaratan butir 1)
diatas dikembalikan pada peserta yang
mengajukan pada waktu kliring retur.
Pengembalian warkat kredit dilakukan
melalui kliring penyerahan setelah
diketahui adanya kesalahan.
3) Pengembalian warkat disertai dengan Surat
Keterangan Penolakan (SKP) yang
ditandatangani dan diberi nama jelas
peserta penerima. SKP tersebut berisi
46
alasan-alasan penolakan warkat, sesuai
ketentuan-ketentuan tentang cek bilyet
giro kosong.
Cara penyampaian warkat :
1) Warkat asli diserahkan kepada
peserta yang mengkliringkan,
2) Tembusan pada penyetor,
3) Tembusan pada penyelenggara,
4) Warkat yang ditolak dan diduga ada
kriterianya dengan kejahatan, harus
ditahan, kemudian dibuat surat
keterangan pemalsuan dan dilaporkan
pada polisi.
d. Kliring Retur
Semua warkat yang dikembalikan (diretur),
disortir kemudian dibagi menurut kelompok masing-
masing peserta. Warkat-warkat ini kemudian
dicatat dalam daftar kliring retur dengan
diperinci menurut nilai nominalnya kemudian
dijumlahkan warkat-warkat dan nilai nominalnya.
Setelah ditanda tangani wakil peserta, daftar
47
kliring retur besrta wakil-wakil kliring tentang
dapat tidaknya satu warkat kliring ditolak, maka
keputusan terakhir diserahkan kepada
penyelenggara. Dari hasil serah terima warkat
dalam kliring retur kemudian disusun neraca
kliring retur yang saldonya merupakan pelengkap
dari saldo neraca kliring penyerahan.
e. Bilyet Saldo
Berdasarkan neraca kliring penyerahan dan
neraca kliring retur dibuat bilyet saldo kliring
yang memuat hasil kliring dari call money. Oleh
penyelenggara dibuatkan neraca gabungan yang
merupakan kompilasi dari neraca masing-masing
pesrta. Kliring dinyatakan selesai apabila neraca
kliring gabungan telah seimbang dan hasil kliring
masing-masing peserta telah dapat diselesaikan.
f. Dihentikan dari Kliring
Apabila jumlah kewajiban dari suatu peserta
melampaui jumlah dana (saldo) dan jaminan kliring
yang tersedia pada penyelenggara, maka pelampauan
itu disebut sldo negatif. Peserta yang
bersangkutan diberi kesempatan untuk
48
menyelesaikan saldo negatif itu selama 30 menit
setelah pertemuan kliring retur ditutup. Jika
sampai batas waktu tadi tidak dapat diselesaikan
juga maka atas persetujuan Bank Indonesia
penyelenggara dapat memperpanjang waktu yang
dimaksud sampai hari kliring berikutnya sebelum
kas dari kantor penyelenggara dibuka dan jika
saldo negatif tidak dapat diselesaikan juga maka
terhadap peserta itu dikenakan penghentian
sementara dari keikutsertaannya dalam kliring.
g. Pengunduran Diri dari Kliring
Peserta dapat mengajukan permohonan
pengunduran diri dari kliring jika mengalami hal-
hal sebagai berikut :
1) Mengalami kesulitan keuangan yang
mengakibatkan tidak terpenuhinya syarat-
syarat untuk diikut sertakan lebih lanjut
dalam kliring.
2) Kepengurusan peserta yang bersangkutan
tidak menunjukan keadaan semestinya,
seperti perselisihan
dalam kepengurusan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Rahman Wahid. 2013. Manajemen PenggunaanDana/Alokasi Dana.http://abdulrahmanwahid.blogspot.com (Diakses 26Agustus 10:58 AM).
Anggara. 2012. Mekanisme Kliring.http://anggartic.blogspot.com (Diakses 26 Agustus3:11 PM).
Bank Indonesia. 2012. Edukasi Sistem Pembayaran.http://www.bi.go.id (Diakses 26 Agustus, 3:45 PM).
Desty. 2009. Kliring. http://destynr.wordpress.com(Diakses 26 Agustus, 11:27 AM).
Diean. 2010. Mekanisme Kliring.http://dieanonnenk.blogspot.com (Diakses 26Agustus 3:09 PM).
Ferdinandwisnu. 2013. Kliring Manual dan Otomatis.http://ferdinandwisnu.wordpress.com (Diakses 26Agustus 2013, 11:28 AM).
Kasmir. 2003. Dasar-dasar Perbankan. PT. Rajawali Pers,Jakarta.
Khusniana Pratiwi. 2012. Mekanisme Kliring, Transfer, danPortofolio Keuangan. http://pratiwinia.wordpress.com(Diakses 26 Agustus 2013, 3:24 PM).
Moch. Ariffin. 2013. Sumber Dana Bank. Materi KuliahManajemen Dana dan Kredit Bank.
Muthiya Gabriela Malawat. 2012. Mekanisme Kliring, Loan, DataFlow Diagram dan Bunga.http://muthiyagabrielamalawat.blogspot.com(Diakses 26 Agustus 2013, 3:18 PM).
Sidik. 2012. Mekanisme Kliring dan Transfer.http://sidikaurora.wordpress.com (Diakses 30Agustus 2013, 5:30 AM)
Thomas Suyatno, Djuhaepah T.Marala, dkk. 2003.Kelembagaan Perbankan. Edisi Ketiga. PT. Gramedia,Jakarta.
Victor Martahi. 2013. Kliring.http://victormrtahi.blogspot.com (Diakses 26Agustus 2013, 11:30 AM).
LAMPIRAN
Bagan Mekanisme Kliring Antar Bank
Penjelasan :
1) Nasabah B melakukan transaksi dengan Nasabah A,
pembayaran transaksi tersebut menggunakan cek dari
rekening giro Bank B.
2) Nasabah A memiliki rekening pada Bank A dan mencairkan
cek dari rekening giro Bank B tersebut pada Bank A.
3) Bank A akan mengeluarkan nota kepada BI sebagai
perantara kliring yang disebut dengan nota debet
keluar.
4) BI akan mengirimkan nota kepada Bank B untuk mengecek
apakah Nasabah B memiliki dana yang cukup untuk
melakukan kliring.
5) Apabila dana Nasabah B cukup untuk melakukan
transaksi maka Bank B akan memberitahukan kepada BI
bahwa transaksi dapat di lakukan.
6) Maka BI akan mengurangi Rekening koran Bank B pada BI
dan mentransfernya pada Bank A.
Kalau kliring berhasil, maka Bank A akan mentransfer
dana tersebut ke rekening giro Nasabah A.