Post on 12-Jan-2023
BENTUK, FUNGSI, DAN MAKNA MENHIR DALAM KEHIDUPAN SOSIAL ADAT ISTIADAT
DI NAGARI MAHAT
KABUPATEN LIMA PULUH KOTA, SUMATERA BARAT
KAJIAN ETNOARKEOLOGI
Oleh
ROMI HIDAYAT
Alumni Arkeologi Udayana
Kantor: Balai Pelestarian
Cagar Budaya Gorontalo
LATARLATAR BELAKANGBELAKANG
Kebudayaan megalitik merupakan istilah untuk
menyebutkan kebudayaan yang menghasilkan
bangunan-bangunan dari batu besar
Pendirian bangunan dalam tradisi megalitik
selalu didasarkan pada kepercayaan akan adanya
hubungan antara yang telah meninggal dunia.
MENHIR
Menhir adalah sebuah batu tegak
baik dikerjakan atau belum dikerjakan dan diletakkan
dengan sengaja di suatu tempat untuk media penghormatan dan
menjadi lambang dari orang-orang yang diperingati
a. Megalitik Koto Tinggi
b. Megalitik Padang Ilalang
c. Megalitik Bukit Domo I
d. Megalitik Bukit Domo II
e. Megalitik Ronah I
f. Megalitik Ronah II
g. Megalitik Kayu Kaciak
h. Megalitik Koto Gadang
i. Megalitik Tanjung Masjid
j. Megalitik Kampung
k. Megalitik Ampang Gadang I
l. Megalitik Ampang Gadang II
Di Nagari Mahat dari hasil penelitian terdahulu tercatat 12 situs temuan
tradisi megalitik, dimana temuan dominannya adalah menhir dengan
jumlah ± 800 buah, diantaranya:
Astronomi 00º 1’ 35,5” LU dan 100º 29’ 41” BT, berada pada ketinggian 350 meter di atas permukaan laut.
Situs Koto Tinggi terletak di Jorong Koto Tinggi
Jumlah temuan menhir sebanyak ± 311 buah dari berbagai bentuk, ukuran dan hiasan.
Orientasi menhir kearah Tenggara
Astronomi 00º 1’ 63” LU dan 100º 30’ 28” BT di terletak
di Jorong Ronah
Jumlah temuan sebanyak 25 buah menhir
Menhir umumnya berbentuk tangkai pedang dan terdapat
1 buah menhir berhias
Orientasi menhir situs ini mengarah ke Selatan.
SITUS KOTO GADANGSITUS KOTO GADANG
Astronomi 00º 0’ 62” LU dan 100º 30’ 36,7” BT dengan
luas situs 4776m2, terletak di Jorong Koto Gadang
Temuan sebanyak 31 buah menhir
Bentuk, ukuran, dan pola hias sangat beragam
Orientasi arah hadap menhir ke tenggara
1.Bagaimana tipologi menhir di Situs
Nagari Mahat ?
2.Bagaimana fungsi dan makna menhir
dalam kehidupan sosial adat istiadat di
Nagari Mahat masa lampau dan
sekarang ?
TUJUANTUJUAN PENELITIANPENELITIAN
Tujuan Umum
Mengetahui kehidupan kebudayaan masa lampau, dan
bagaimana proses budaya yang terjadi.
Tujuan khusus
Mengetahui keragaman tipologi hias, fungsi dan makna
menhir.
MANFAAT PENELITIAN Manfaat Teoretis Memberikan gambaran keberadaan menhir dari
segi fisik (tipologi) maupun dari fungsi dan makna menhir.
Menambah data arkeologi atau referensi. Manfaat Praktis Informasi bagi Pemerintah dalam hal yang
berkaitan dengan pembinaan, perlindungan, pelestarian, dan pemeliharaan terhadap situs sehingga masyarakat memahami arti penting sebuah sejarah masa lampau.
Penelitian terbatas pada peninggalan tradisi megalitik di Situs
Nagari Mahat yaitu menhir.
Penelitian juga melihat konteks temuan lain berupa lumpang batu
dan batu dakon.
Lingkup penelitian ini juga mencakup masalah yang dibahas,
yaitu tipologi, fungsi, dan makna menhir dalam kehidupan sosial
adat istiadat di Nagari Mahat dulu dan sekarang.
R.P. Soejono dkk (1990) dalam buku Jaman Prasejarah di Indonesia, menhir adalah sebuah batu tegak dikerjakan atau tidak untuk memperingati orang yang telah meninggal dunia.
H.G. Quaitch Wales (1958) dalam buku The Mountains of God, gunung atau bukit dianggap sebagai suatu tempat yang suci, sumber potensi, dan sumber kesuburan.
Ayu Kusumawati dan Haris Sukendar dalam bukunya yang berjudul Megalitik Bumi Pasemah, Peranan dan Fungsinya (2000), menhir mempunyai bermacam-macam bentuk, polos dan dipahatkan dengan berbagai hiasan. Perkembangannya menhir mempunyai fungsi dan peranan yang beragam.baik sebagai tanda kubur, dan tonggak untuk penyembelihan binatang korban dalam suatu upacara.
Robert von Heine Geldern (1945) Prehistoric Research in The Netherland Indies, tradisi megalitik berhubungan dengan kepercayaan adanya kehidupan setelah mati, bangunan megalitik didirikan dengan tujuan untuk melindungi arwah, agar terhindar dari gangguan dalam kehidupannya di dunia arwah.
D.D Bintarti artikelnya (1987) Seni Hias Prasejarah Suatu Studi Etnografi, ragam hias prasejarah merupakan salah satu unsur kebudayaan. Konsep keindahan disesuaikan dengan tujuan pembuatannya, dan mengandung kekuatan magis yang dapat melindungi.
PENGUMPULAN DATAPENGUMPULAN DATA
1. Studi Kepustakaan 2. Observasi 3. Wawancara
a. Tujuan Eksplisif
b. Penjelasan Etnografis
c. Pertanyaan Deskriptif
Metode Penelitian
GAMBARAN UMUMGAMBARAN UMUM
Provinsi Sumatera Barat terletak antara 0º 54’ LU dan 3º 30’ LS, serta antara 98º 36’ BT sampai 101º 53’ LS. Batas Provinsi Sumatera Barat Utara : Provinsi Sumatera Utara. Selatan : Provinsi Jambi dan Provinsi Bengkulu. Timur : Provinsi Riau. Barat : Samudra Indonesia. Geografis Bertopografi pegunungan dan Dataran Tinggi Bukit Barisan yang membujur dari barat laut ke tenggara, dengan ketinggian 3000m dpl. Provinsi Sumatera Barat dilalui oleh garis khatulistiwa (garis lintang nol derajat), dengan iklim tropis, suhu udara dan kelembaban yang tinggi. Ketinggian permukaan daratan antara satu daerah dengan daerah lainnya sangat bervariasi.
Nagari Mahat
Syarat sebuah nagari menurut adat yaitu:
• Basasok – Bajurami
• Bapandam – Bapakuburan
• Barumah – Batanggo
• Balabua – Batapian
• Bakoroang – Bakampuang
• Basawah – Baladang
• Babalai – Bamusajik
Nagari di Minangkabau asal usulnya bermula dari
---- Nagari Taratak ----- Dusun ----- Koto
Sosial Budaya
Kategori adat Minangkabau
1. Adat nan sabana adat. 2. Adat nan diadatkan.
3. Adat nan taradat, dan
4. Adat istiadat.
TipoTipologilogi
Klasifikasi Taksonomi Atribut Tipe
Teknologi
Bentuk
Ukuran
Pola Hias
Penentuan Tipologi
Variabel Atribut
367 buah menhir
Teknologi
Berdasarkan proses
A. Anostractive technology (teknologi pengurangan)
yakni berupa proses pembentukan hasil melalui pengurangan volume
bahan (proses sentifugal)
B. Additive technology (teknologi penambahan)
yakni proses pembentukan produk melalui penambahan bahan
(proses sentripetal)
Tahap Pembuatan
Pencarian Bahan
Pemisahan Bahan Inti
Pembentukan setengah jadi
Penghalusan dan
Dekorasi
Bentuk Menhir
Tipe MM 1
Persegi panjang
Badan menhir
tegak lurus
Membengkok
dan meruncing
Tinggi 50-400 cm
Tipe MM 2
Bagian bawah persegi panjang
Bentuk badan menhir tegak lurus
Ketebalan menhir makin ke atas makin
mengecil.
Setengah lingkaran
(membulat)
seperti gagang golok atau
keris
Tinggi 60-175 cm
Tipe MM 3
Bagian bawah berbentuk persegi panjang
Ketebalan menhir hampir sama,
Tinggi 60-190 cm
Ujung datar membentuk
siku atau sudut
Tipe MM 4
Bagian bawah persegi panjang
Ketebalannya makin ke atas makin
mengecil, Ujungnya ada yang runcing,
membulat, dan tidak beraturan
Bentuk badan menhir melengkung
Tinggi 50-195 cm
Tipe MM 5
Tipe menhir yang
berbentuk seperti
makluk hidup
Bagian bawah tidak
beraturan,
Badan makin ke atas
ketebalan menhir makin
mengecil
Tinggi 80-95 cm
Tipe MM 6
Merupakan tipe yang
tidak beraturan,
terutama dari
ketebalan dan bentuk
ujung menhir.
Tinggi 30-110 cm
No Tipe Menhir Jumlah Menhir Persentase (%)
1
2
3
4
5
6
Tipe MM 1
Tipe MM 2
Tipe MM 3
Tipe MM 4
Tipe MM 5
Tipe MM 6
111
88
49
43
4
72
30 %
24 %
13 %
12 %
1 %
20 %
Total 367 buah 100 %
No Tipe Menhir Ukuran (tinggi) Arah Hadap Pola Hias
(jumlah) Total
1
2
3
4
5
6
Tipe MM 1
Tipe MM 2
Tipe MM 3
Tipe MM 4
Tipe MM 5
Tipe MM 6
50-400 cm
70-160 cm
60-120 cm
50-190 cm
80-95 cm
30-110 cm
Tenggara
Tenggara
Tenggara
Tenggara
Tenggara
Tenggara
1
1
2
-
-
-
86
78
46
42
2
57
JUMLAH 4 311
No Tipe Menhir Ukuran (tinggi) Arah Hadap Pola Hias (jml) Total
1
2
3
4
5
6
Tipe MM 1
Tipe MM 2
Tipe MM 3
Tipe MM 4
Tipe MM 5
Tipe MM 6
70-230 cm
60-120 cm
80-90 cm
170 cm
-
30-60cm
Selatan
Selatan
Selatan
Selatan
-
Selatan
-
-
-
1
-
-
11
4
3
1
-
6
JUMLAH 1 25
No Tipe Menhir Ukuran (tinggi) Arah Hadap Pola Hias
(jumlah) Total
1
2
3
4
5
6
Tipe MM 1
Tipe MM 2
Tipe MM 3
Tipe MM 4
Tipe MM 5
Tipe MM 6
100-300 cm
80-175 cm
-
-
80-90 cm
75-90 cm
Tenggara
Tenggara
-
-
Tenggara
Tenggara
-
2
-
-
-
-
14
6
-
-
2
9
JUMLAH 2 31
Situs Menhir Nagari Mahat memiliki
ciri bentuk menhir yang khas yaitu
berbentuk seperti hulu pedang atau
gagang keris dengan ukuran tinggi
menhir berkisar 40-400 cm.
UKURAN MENHIR
No Jenis Menhir Ukuran (tinggi)
1.
2.
3.
Menhir ukuran kecil
Menhir ukuran sedang
Menhir ukuran besar
0-70 cm
71-140 cm
> 141 cm
No Tipe Menhir Kecil Sedang Besar
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Tipe MM 1
Tipe MM 2
Tipe MM 3
Tipe MM 4
Tipe MM 5
Tipe MM 6
22
19
7
4
-
59
6
5
2
1
-
17
53
48
42
23
4
13
14
13
11
6
1
3
36
21
-
16
-
-
10
6
-
4
-
-
Total 111 31 % 183 49 % 73 20 %
Persentase Menhir Berdasarkan Ukuran
Penggolongan menhir berdasarkan ukuran
apabila dikaitkan dengan pola hias
Secara artefaktual dapat dikatakan
bahwa menhir ditinjau berdasarkan ukuran
menunjukkan perbedaan ada dan tidaknya
hiasan, perbedaan dimaksudkan sebagai
pertanda perbedaan status sosial bagi orang-
orang yang dimakamkan di daerah tersebut.
Bahwa pola hias menhir hanya terdapat
pada menhir yang berukuran sedang dan
besar, sedangkan menhir yang termasuk ke
dalam golongan berukuran kecil tidak
ditemukan pola hias.
No Situs Jumlah Jumlah Menhir Berhias
1
2
3
Situs Koto Tinggi
Situs Padang Ilalang
Situs Koto Gadang
311
25
31
4
1
2
Total 367 7
Persentase (%) menhir berhias 1,91%
Persentase Jumlah Menhir Berhias di Situs Nagari Mahat
No Jenis Menhir Jumlah Menhir Jumlah Pola Hias
1.
2.
3.
Menhir ukuran kecil
Menhir ukuran sedang
Menhir ukuran besar
111
183
73
-
3
4
Total 367 7
Pola Hias Menhir Berdasarkan Ukuran
Jenis Hiasan
No Jenis Hiasan Situs
Koto Tinggi Ilalang Koto Gadang
1
2
3
4
Sulur
Sulur ganda
Garis
Segitiga
3 menhir
2 menhir
2 menhir
2 menhir
-
-
-
1 menhir
1 menhir
-
1 menhir
-
Catatan: Satu menhir dapat terdiri atas lebih dari dua jenis hiasan.
Bagian-bagian Menhir yang Dihias
Bagian-bagian yang dimaksud adalah keletakan hiasan pada bagian menhir dari 4 sisi depan, belakang, kiri, dan kanan serta 3 bagian badan menhir yaitu atas, tengah, dan bawah.
NO Letak Hiasan Situs
Koto Tinggi Ilalang Koto Gadang
1
2
3
4
5
6
7
Kiri
Kanan
Depan
Belakang
Atas
Tengah
Bawah
√
√
√
√
√
√
√
√
√
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
√
-
Catatan: Satu menhir berhias tidak lebih atas 3 bagian keletakan.
Teknik Hias Timbul
Teknis Hias Cekung
Teknik Hias
No Teknis Hias Situs
Koto Tinggi Ilalang Koto Gadang
1
2
Timbul
Cekung
v
v
-
v
v
v
Tanda kubur atau batu mejan Merupakan komplek makam yang memiliki kesamaan fungsi dengan
nisan dalam budaya Islam.
Barundiang datuak-datuak
Media aspirasi manusia untuk menampilkan hasil karya seni dan indikasi
berhubungan dengan pemujaan arwah leluhur
Penghormatan leluhur
Makna Menhir di Situs Nagari Mahat
Makna itu dapat ditemukan dari individu masyarakat itu
sendiri terutama melalui studi etnografi yang memiliki alat
dan cara unutk membahas kenyataan makna ini
Di Nagari Mahat masyarakatnya masih memegang kuat
sistem budaya yang diwariskan leluhurnya, yang sebagian
besar menganggap kematian tidak membawa perubahan
essensial dalam kedudukan ataupun sifat seseorang.
Sehingga apabila seseorang pernah berjasa bagi keluarga
apalagi menjadi tokoh yang diketahui masyarakat umum,
maka sebagai wujud dari rasa hormatnya kepada si mati
akan dibuatkan bangunan makam atau nisan yang permanen
dan kuat yang nantinya menjadi peringatan bagi generasi
selanjutnya.
Kepala buaya, kerbau, dan phallus
Sesuatu yang luar biasa tidak lain untuk menegaskan
keluarbiasaan kekuatan gaib yang dikandung oleh roh yang
meninggal, sehingga mampu menjaga keselamatan diri
sendiri, dan dapat juga bertindak sebagai pelindung kaum
yang ditinggalkan
Motif sulur menyiratkan keselarasan manusia dengan
lingkungan
Motif segitiga pada umumnya disebut dengan
pucuk rebung atau si tinjau lauikmelambangkan
kebesaran
Menhir di Nagari Mahat tersebut menjadi lambang
status sosial tertentu dari masyarakatnya
Keberagaman hiasan menunjukkan simbolis rasa
hormat dan bangga terhadap yang dikuburkan