Post on 06-Feb-2023
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Pendirian PT. Surya Esa Perkasa
(SEP), Tbk
Konsumsi gas alam atau gas bumi semakin lama
semakin meningkat seiring dengan semakin luasnya
penggunaan gas alam sebagai sumber energi, baik untuk
bahan baku industri terutama untuk industri pupuk
maupun untuk kebutuhan energi rumah tangga. Penggunaan
gas alam sebagai energi final di Indonesia adalah
ketiga terbesar setelah BBM dan batubara, lebih tinggi
dibanding listrik dan LPG. Didalam industri gas alam,
terdapat beberapa masalah dalam perkembangannya.
Beberapa masalah terkait industri gas alam adalah
pasokan untuk kebutuhan dalam negeri yang terbatas.
Akibatnya, kelangsungan perkembangan industri di dalam
negeri misalnya industri pupuk sempat terganggu karena
belum adanya jaminan pasokan gas.
Selain itu, sebagian gas alam dijual ke pasar luar
negeri karena pembentukan harga yang tidak sepenuhnya
memakai prinsip pasar di dalam negeri. Kondisi ini
membuat ketidakpastian pasokan untuk industri dalam
negeri belum stabil. Dengan semakin besarnya desakan di
dalam negeri untuk dapat memanfaakan gas alam
Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya
2
semaksimal mungkin untuk kebutuhan dalam negeri, maka
berbagai kebijakan baru telah dikeluarkan mengenai
pemanfaatan gas alam.
Untuk memenuhi kebutuhan LPG pada masyarakat luas, maka
mulai didirikan pabrik pengolahan gas alam pada
tanggal 9 Mei 2006, yaitu PT. Surya Esa Perkasa (SEP),
Tbk. Diharapkan dengan didirikanya PT. Surya Esa
Perkasa, Tbk maka kebutuhan bahan baku industri dan
energi dalam hal ini gas untuk masyarakat akan
terpenuhi sehingga masyarakat tidak perlu khawatir
lagi.
1.2. Sejarah Singkat
Kronologi Perubahan Legalitas Perusahaan :
Akta Pendirian Perusahaan
Nama Notaris : Hasbullah A. Rasyid, SH,
MKn, di Jakarta
Nomor/ Tanggal : No. 7/ Tanggal 24 Maret 2006
Pengesahan DepHukHam : C – 13339 HT.01. 01. TH.
2006/Tanggal 9/5/2006
Akta Perubahan Terakhir
Nama Notaris : Buntario Tigris, SH, SE, M.
H, di Jakarta
Nomor/ Tanggal : No. 103/ Tanggal 17 November 2006
Pengesahan DepHukHam :W7 – 0284
HT.01.01.TH.2006/Tanggal 25/11/2006
Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya
3
Mulai tanggal 1 Ferbuari 2012 PT. Surya Esa
Perkasa, Tbk berubah sifat menjadi PT. Surya Esa
Perkasa, Tbk yang bergerak dalam bidang produksi LPG
yang berlokasi di Jl. Raya Palembang – Indralaya Km. 17
Simpang Y Palembang, Kecamatan Indralaya, Kabupaten
Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Indonesia yang dirancang
untuk memisahkan propane, LPG, dan condensate dari aliran
gas alam yang berasal dari jalur pipa transmisi gas PT.
Pertamina.
1.3. Profil Perusahaan
PT. Surya Esa Perkasa, Tbk merupakan perusahaan
yang bergerak dalam pengolahan gas bumi, khususnya
dalam pengekstraksian gas alam menjadi LPG, propane,
dan kondensat. PT. Surya Esa Perkasa, Tbk memiliki
kantor pusat di daerah Jakarta tepatnya, DBS Bank Tower
18th Floor Ciputra World 1 Jakarta di Jl. Prof. Dr.
Satrio Kav. 3-5, Jakarta 12940, Indonesia.
Adapun Profil PT. Surya Esa Perkasa, Tbk
Process Licencor : Presson Enerflex – CANADA
Year Built : 2006 – 2007
Start Up : Juli 2007
Main Contactor : PT. Rekayasa Industri
Feed Gas Source : Lembak/ Cambai Gas Pipeline,
PERTAMINA
Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya
4
Lean Gas Return : Pertamina Pipeline (ke PUSRI dan
PLN)
Untuk mendirikan suatu perusahan diharuskan
memiliki beberapa surat izin sebagai dasar legalitas
dari perusahaan begitu halnya dengan PT. Surya Esa
Perkasa, Tbk. Untuk dapat mengolah gas bumi sendiri,
PT. Surya Esa Perkasa, Tbk memiliki Surat Izin Usaha
Pengolahan Gas Bumi.
Suatu perusahaan pengolahan sumber daya alam
diwajibkan memiliki surat izin pengolahan dari
pemerintah. Hal ini diberlakukan untuk menghindari
penyalahgunaan dari sumber daya alam itu sendiri dan
sebagai bukti bahwa suatu perusahaan tersebut layak
untuk mengolah sumber daya alam yang ada, khusunya gas
bumi. Adapun surat-surat izin atau persetujuan yang
dimiliki perusahaan antara lain, sebagai berikut:
Izin / Persetujuan Yang Dimiliki Perusahaan
1. Surat Persetujuan Penanaman Modal Asing
a)Nomor : 167/V/PMA/2006
b)NKP : 5141-31-19711
2. Surat Persetujuan Perluasan Penanaman Modal
a)Nomor : 361/II/PMA/2006
b)NKP : 2320/5141-16/31-19711
3. Angka Pengenal Importir Terbatas
a)Nomor : 630/APIT/2006/PMA
b)Tanggal : 23 November 2006Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya
5
4. Ijin Usaha Pengolahan Gas Bumi
a)Nomor : 1768 K/10/MEM/2008
b)Tanggal : 2 Juni 2008
1.4. Lokasi dan Tata Letak Pabrik
PT. Surya Esa Perkasa, Tbk berlokasi di Jl. Raya
Palembang – Indralaya Km. 17 Simpang Y Palembang,
Kecamatan Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera
Selatan, Indonesia. Peta lokasi serta gambar plant lay-out
dari PT. Surya Esa Perkasa, Tbk dapat dilihat pada
gambar dibawah ini,
Gambar 1.1. Peta lokasi PT. Surya Esa Perkasa, Tbk
1.5. Disribusi dan Pemasaran Produk
PT. Surya Esa Perkasa, Tbk menghasilkan produk
berupa LPG mix, condensate, dan propane. Target penjualan
produk lebih diutamakan pada produk LPG. Sedangkan
untuk produk propana hanya didistribusikan jika ada
pesanan dari perusahaan yang bersangkutan ataupun bisa
digunakan untuk operasional di dalam pabrik pengolahan
Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya
6
gas alam PT. Surya Esa Perkasa, Tbk. Adapun pemasaran
atau pendistribusian produk yang tersedia di pabrik ini
dengan rincian sebagai berikut:
1) LPG
Produk LPG ini didistribusikan secara penuh kepada
PT. Pertamina Persero. Pada dasarnya untuk
pendistribusian LPG ini tidak sembarang dilakukan
karena harus memenuhi syarat ataupun standar yang
diberikan oleh Dirjen Migas. Adapun bagan
pendistibusian produk LPG, adalah sebagai berikut :
Gambar 1.2. Diagram Alir Pendistribusian LPG
Kontrak kerja ini terjadi pada PT. Surya Esa
Perkasa, Tbk dan PT. Pertamina Persero, sedangkan PT.
Pertamina akan menyerahkan proses pengakutan LPG dariTeknik Kimia Uniersitas Sriwijaya
SEP PERTAMINA
SPPBE
MASYARAKAT
AGENT LPG
KIOSPENJUALAN LPG
7
PT. Surya Esa Perkasa, Tbk pada SPPBE (Stasiun
Pengakutan Pengisian Bulk Elpiji).
Untuk pendistribusian LPG dibutuhkan Surat
Perintah Angkut (SPA), dimana surat ini dibuat untuk
memenuhi syarat pengangkutan LPG dari PT SEP Tbk. Surat
ini dikeluarkan oleh kantor pusat (Head Office) PT. Surya
Esa Perkasa, Tbk.
2. Condensate
Produk condensate dari PT. Surya Esa Perkasa, Tbk
ini dikembalikan lagi ke Pertamina. Pendistribusian
produk dari PT. Surya Esa Perkasa, Tbk hanya dipasarkan
di dalam negeri, dikarenakan produksi LPG di Indonesia
masih mengimpor dari negara lain. Hal ini mengakibatkan
negara kita tidak mungkin untuk dapat mengekspor LPG
tersebut. Rata – rata kapasitas LPG dan kondensat yang
didistribusikan perbulan yaitu sebesar 3.000 ton LPG
dan 10.500 barrel untuk produk kondensat.
Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya
8
BAB II
STRUKTUR ORGANISASI
2.1. Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan alat untuk
menggambarkan tentang tugas dan tanggung jawab setiap
personil. PT. Surya Esa Perkasa, Tbk memiliki struktur
organisasi yang terdiri dari beberapa bagian yang
dipimpin oleh seorang plant manager, sebagai bagian
terpenting dan penanggung jawab utama kegiatan di
pabrik. Dalam pelaksanakannya plant manager dibantu oleh
para supervisor yang memimpin beberapa divisi atau section.
Setiap bagian memiliki tugas masing-masing, yang
bekerja sama secara harmonis demi kemajuan perusahaan.
Adapun gambar struktur organisasi PT. Surya Esa
Perkasa,Tbk dapat dilihat pada lampiran 6.Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya
9
2.1.1. Plant Manager
Tugas dari seorang plant manager adalah memimpin,
mengontrol dan mengawasi keseluruhan dari operasi yang
berjalan dipabrik dan juga bertanggung jawab untuk
semua kegiatan dipabrik. Dalam melakukan suatu proses
operasi baik dipabrik maupun diluar lingkungan pabrik
harus berdasarkan izin dari plant manager. Seorang plant
manager membawahi dari berbagai departemen, antara lain
production departement, HRD and GA Department, HSE
Department, Maintenance Department, dll. Plant manager
memiliki seorang sekretaris yang bertugas untuk
membantu plant manager untuk mengurusi bagian
administrasi (pimpinan).
2.1.1.1. Sekretaris Plant Manager
Tugas Utama
a. Mengetik, membuat surat, mencatat surat masuk dan
keluar, filling arsip-arsip yang berhubungan dengan
pimpinan (administrasi)
b. Menginput daily report, monthly report yang dikirim oleh
masing-masing divisi
c. Menginput data operasi ke proses parameter serta
mendistribusikan
d. Menerima dan menjawab telepon serta mencatat
pesan, menerima tamu
e. Mencatat janji untuk pimpinan
Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya
10
f. Menangani urusan keuangan untuk keperluan
perjalanan dinas, dll
g. Mencatat dokumen masuk dan dokumen keluar, serta
merapikan dokumen (document control).
Tugas Umum
a. Bertanggung jawab kepada plant manager, atas lingkup
kerja sekretaris, serta menjaga kerahasiaan atas
lingkup pekerjaannya
b. Memahami, mengerti, mengikuti dan melaksanakan
peraturan perusahaan yang ada
c. Melaksanakan dan mengatur pekerjaan yang sedang
dan akan dikerjakan secara efisien dan ekonomis
sesuai dengan kepentingan perusahaan
d. Menjaga, menggunakan dan merawat semua peralatan
dan fasilitas perusahaan agar tetap dalam keadaan
baik dan siap pakai
e. Melaksanakan perintah-perintah khusus dari atasan
langsung untuk kepentingan perusahaan
2.1.1.2. Head Engineer and Maintenance
Head engineering and maintenance bertanggung jawab untuk
untuk masalah pemasangan, pemeliharaan dan perbaikan
peralatan-peralatan yang dipergunakan perusahaan dalam
proses kegiatannya. Peralatan-peralatan tersebut
bekerja berdasarkan prinsip mekanik, elektrik dan
instrumentasi. Dilapangan terdapat banyak jenis
peralatan yang harus selalu dilakukan perawatan secaraTeknik Kimia Uniersitas Sriwijaya
11
rutin. Oleh karena itu, dibutuhkan perawatan dan
perbaikan agar proses kegiatan perusahaan dapat
berlangsung dengan baik dan lancar. Adapun secara rinci
tugas utama dan tugas umum dari head engineering and
maintenance, adalah:
Tugas Utama
a. Memberi support kepada depertemen lain dengan
melengkapi fasilitas-fasilitas yang kurang dan
diperlukan untuk kenyamanan berkerja.
b. Melakukan perawatan berkala semua fasilitas sarana
yang ada untuk menunjang produktifitas dengan
menciptakan lingkungan yang sehat.
c. Menjaga semua fasilitas pabrik agar tetap
berfungsi secara baik dan efisien.
d. Memberdayakan semua man power yang ada menuju
kualitas kerja dan disiplin kerja yang baik dalam
lingkup pekerjaan officer boy, perawatan umum,
perawatan penerangan dan sarana elektrikal,
perawatan plumbing instalasi air bersih dan kotor.
Tugas Umum
a. Bertanggung jawab kepada plant manager atas lingkup
kerja head engeneering and maintenance dan menjaga
kerahasian lingkup pekerjaan.
b. Melaksanakan dan mengatur pekerjaan yang sedang
dan akan dikerjakan secara efisien dan ekonomis
sesuai dengan kepentingan perusahaan.Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya
12
c. Melaksanakan perintah-perintah khusus dari atasan
langsung untuk kepentingan perusahaan.
1. Project Engineering
Tugas Utama
a. Design dan engineering project instrument dan control
system.
b. Monitoring dan trouble shooting field instrument.
c. Monitoring, trouble shooting, dan back up DCS.
d. Membuatjadwal proyek yang berhubungan dengan
departemen instrumen
e. Menyiapkan garansi client yang berhubungan dengan
instrumen.
f. Membantu dan support bagian process engineer untuk
membuat PID.
g. Menyuplai data kepada departemen lain.
h. Membuat dan menjadwalkan kalibrasi untuk semua
peralatan instrumen.
Tugas Umum
a. Bertanggung jawab kepada head engeneering and
maintenance atas lingkup kerja project engeneer, serta
menjaga kerahasiaan atas lingkup pekerjaanya.
b. Melaksanakan dan mengatur pekerjaan yang sedang
dan akan dikerjakan secara efesien dan ekonomis
sesuai dengan kepentingan perusahaan.
Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya
13
2. Engineering Supervisor
Tugas Utama
a. Design dan engineering project instrument dan control system
b. Monitoring dan trouble shooting field instrument
c. Monitoring, trouble shooting dan back up DCS
d. Membuat jadwal proyek yang berhubungan dengan
departemen instrument
e. Menyiapkan garansi perusahaan client yang
berhubungan dengan instrument
f. Membantu bagian process engineer untuk membuat PID
g. Menyuplai data kepada departemen lain
h. Membuat dan schedule kalibrasi untuk semua
peralatan instrument.
Tugas Umum
a. Bertanggung jawab kepada maint. supv. atas lingkup
kerja sr. inst. &control. eng, serta menjaga
kerahasiaan atas lingkup pekerjaanya
b. Memahami, mengikuti dan melaksanakan peraturan
perusahaan yang ada
c. Melaksanakan dan mengatur pekerjaan yang sedang
dan akan dikerjakan secara efesien dan ekonomis
sesuai dengan kepentingan perusahaan
d. Menjaga, menggunakan dan merawat semua peralatan
dan fasilitas perusahaan agar tetap dalam keadaan
baik dan siap pakai
Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya
14
e. Melaksanakan perintah khusus dari atasan langsung
untuk kepentingan perusahaan.
3. Maintenance Supervisor
Tugas Utama
a. Merencanakan pelaksanaan kerja maintenance
peralatan mechanical, rotating, equipment, electrical,
instrument yang mencakup man power, tools, material dan
sumber daya lain dalam rangka pemeliharaan LPG
plant
b. Mengorganisir dan mengarahkan seluruh sumber daya
untuk pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan peralatan
mechanical, rotating, equipment, electrical dan instrument yang
mencakup TA, O/H, preventive dan predictive maintenance
agar terlaksana sesuai rencana biaya optimum,
kualitas sesuai standard, dan mencegah terjadinya
machinery breakdown.
c. Mengontrol pelaksanaan kegiatan perbaikan
peralatan mechanical, rotating, equipment, electrical dan
instrument termasuk meneliti izin kerja kelengkapan
keselamatan kerja dan monitoring progress kegiatan
pemeliharaan, sehingga pekerjaan dapat
diselesaikan tepat waktu dan memenuhi persyaratan
yang ditetapkan.
d. Mengadakan komunikasi dengan original equipment
manufacture (OEM), khususnya dengan OEM peralatan
Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya
15
berteknologi tinggi, guna mempercepat solusi
permasalahan teknis peralatan kilang.
e. Mengadakan komunikasi dengan workshop specific didalam
negeri dalam upaya substitusi atau fabrikasi spare
part komponen dan perbaikan used part guna
mereduksi biaya pemeliharaan.
f. Memberdayakan sumber daya manusia sesuai dengan
displinnya untuk meningkatkan knowledge, skill dan
produktifitas agar dapat mengurangi ketergantungan
pada service engineer dalam perbaikan peralatan
kilang.
g. Meningkatkan kepuasan pelanggan dengan
melaksanakan tindakan koreksi berdasarkan
permasalahan yang berpotensi terjadinya komplain
dan proaktif terhadap permasalahan yang berpotensi
shut down kilang.
h. Membina hubungan baik dengan bagian internal
perusahaan, dalam rangka memperoleh dukungan
penyediaan sumber daya (manpower, tools dan
material).
i. Menyiapkan usulan anggaran maintenance peralatan
plant dan mengontrol realisasi biaya pemeliharaan
peralatan maintenance dengan berpedoman pada biaya
pemeliharaan yang optimum.
j. Menjamin terjadinya history record perbaikan
peralatan RE sebagai dasar untuk perencanaanTeknik Kimia Uniersitas Sriwijaya
16
kegiatan maintenance dan tindakan koreksi terhadap
ketidaksesuaian yang pernah terjadi.
Tugas Umum
a. Melaksanakan perintah khusus dari atasan untuk
kepentingan perusahaan.
b. Bertanggung jawab atas lingkup kerja supv.
maintenance serta menjaga kerahasiaan atas lingkup
pekerjaanya.
c. Memahami, mengikuti dan melaksanakan peraturan
perusahaan yang ada.
d. Melaksanakan dan mengatur pekerjaan yang sedang
dan akan dikerjakan secara efesien dan ekonomis
sesuai dengan kepentingan perusahaan.
e. Menjaga, menggunakan dan merawat semua peralatan
dan fasilitas perusahaan agar tetap dalam keadaan
baik dan siap pakai.
4. General Maintenance Officer
Tugas Utama
a. Memberdayakan semua man power yang ada pada
depertemen generalmaintenance menuju kualitas kerja
dan disiplin kerja yang baik dalam lingkup
pekerjaan officer boy, perawatan umum, perawatan
penerangan dan sarana elektrikal, perawatan
plumbing instalasi air bersih dan kotor.
b. Menjaga semua fasilitas pabrik secara general agar
tetap berfungsi secara baik dan efisien.Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya
17
c. Memberi support kepada depertemen lain dengan
melengkapi fasilitas-fasilitas yang kurang dan
diperlukan untuk kenyamanan berkerja.
d. Melakukan perawatan berkala semua fasilitas sarana
yang ada untuk menunjang produktifitas dengan
menciptakan lingkungan yang sehat.
e. Membuat raport aktivitas harian (daily report).
Tugas Umum
a. Bertanggung jawab kepada plant manager atas lingkup
kerja general maintenance officer serta menjaga
kerahasian atas lingkup pekerjaannya
b. Memahami, mengerti, mengikuti dan melaksanakan
peraturan perusahaan yang ada.
c. Melaksanakan dan mengatur pekerjaan yang sedang
dan akan dikerjakan secara efisien dan ekonomis
sesuai dengan kepentingan perusahaan.
d. Menjaga, menggunakan dan merawat semua peralatan
dan fasilitas perusahaan agar tetap dalam keadaan
baik dan siap dipakai.
e. Melaksanakan perintah-perintah khusus dari atasan
langsung untuk kepentingan perusahaan.
2.1.1.3. Plant Superintendent
Tugas Utama
a. Memastikan bahwa semua kegiatan perusahaan
memperhatikan aspek keselamatan dan kesehatan
kerja.Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya
18
b. Meningkatkan kompetensi anggota tim melalui
pelatihan dan mentoring.
c. Mengawasi kegiatan operasi harian untuk memastikan
kegiatan produksi sesuai dengan rencana dan jadwal
yang telah ditentukan.
d. Memonitor kinerja untuk memastikan tercapainya
target produksi yang telah ditentukan.
e. Memastikan bahwa kegiatan produksi dilaksanakan
sesuai dengan standar dan prosedur keselamatan
kerja.
f. Berperan aktif dalam proses continous improvement
dalam bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Tugas Umum
a. Bertanggung jawab kepada plant manager atas ruang
lingkup kerjanya
b. Mengawasi kinerja departemen atau unit yang
dikepalainya.
1. Process Engineer
Tugas Utama
a. Membantu client mengembangkan basic process.
b. Membuat schedule proyek yang berhubungan dengan
departemen proses.
c. Membantu dalam aktivitas perizinan.
d. Membuat scope kerja licensor atau subcontractor, memilih
licensorn atau subcontractor, mengadakan evaluasi dan
meeting dengan licensor serta memimpin subcontractor.Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya
19
e. Menetapkan process design kriteria.
f. Membuat dan mengembangkan process design basis.
g. Melakukan studi proses optimisasi dan pemilihan
proses yang tepat.
h. Menyiapkan heat material balance.
i. Membuat dan menyiapkan process flow diagram.
j. Membuat dan menyiapkan PID.
k. Membuat PID Utility dan distribution system.
l. Penentuan dan perhitungan equipment.
m. Menentukan dan menyiapkan chemical atau catalyst.
n. Melakukan hydraulic calculation.
o. Menyiapkan HVAC Process atau design data.
p. Membuat deskripsi proses.
q. Menyiapkan FEED book.
r. HAZOP study.
s. Menyuplai data kepada instrument.
Tugas Umum
a. Bertanggung jawab kepada sr. process eng. atas
lingkup kerja process eng., serta menjaga
kerahasiaan atas lingkup pekerjaanya.
b. Memahami, mengikuti dan melaksanakan peraturan
perusahaan yang ada.
c. Melaksanakan dan mengatur pekerjaan yang sedang
dan akan dikerjakan secara efesien dan ekonomis
sesuai dengan kepentingan perusahaan.
Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya
20
d. Menjaga, menggunakan dan merawat semua peralatan
dan fasilitas perusahaan agar tetap dalam keadaan
baik dan siap pakai.
e. Melaksanakan perintah khusus dari atasan langsung
untuk kepentingan perusahaan.
2. Production Supervisor
Tugas Utama
a. Membuat rencana pengolahan Feed gas dan produksi
LPG, Propane,Condensate harian/ bulanan sesuai
target yang ditetapkan.
b. Membuat Rencana Anggaran Belanja operasi baik
bulanan maupun tahunan.
c. Mengkoordinasikan, memimpin, mengatur serta
mengawasi kegiatan start-up plant.
d. Mengkoordinasikan, memimpin, mengatur serta
mengawasi kegiatan penyetopan plant baik normal
shutdown maupun emergency shutdown.
e. Mengkoordinasikan, memimpin, mengatur serta
mengawasi kegiatan pengoperasian kilang LPG
sehingga mencapai target yang ditetapkan serta
bebas dari kecelakaan kerja.
f. Melakukan pengelolaan dan pembinaan sumber daya
manusiadi kilang.
g. Membuat dan memeriksa laporan harian (daily report),
laporan bulanan dan tahunan dan laporan lainnya
yang berkaitan dengan pekerjaan.Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya
21
h. Menyiapkan dan membuat rencana kerja harian ( daily
order ).
Tugas Umum
a. Memahami, mengerti, mengikuti dan melaksanakan
peraturan yang ada.
b. Bertanggug jawab atas lingkup kerja Prod Supv.
serta menjaga kerahasiaan atas lingkup
pekerjaannya.
c. Melaksanakan dan mengatur pekerjaan yang sedang
dan akan dikerjakan secara efesien dan ekonomis
sesuai dengan kepentingan perusahaan.
d. Menjaga, menggunakan dan merawat semua peralatan
dan fasilitas perusahaan agar tetap dalam keadaan
baik dan siap pakai.
e. Melaksanakan perintah khusus dari atasan untuk
kepentingan perusahaan.
3. Laboratory Supervisor
Tugas Utama
a. Mengkoordinasikan bawahan, menentukan tugas dan
mengontrol pelaksanaan penganalisaan sample bahan
baku, produk stream, produk jadi yang dihasilkan
mencakup aspek kualitas dan keamanan (quality &
safety).
b. Merencanakan, membuat budget untuk kebutuhan
pembelian material dan peralatan test laboratorium.
Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya
22
c. Mengajukan permintaan bahan kimia atau material
lain untuk keperluan operasi rutin ke bagian
logistic.
d. Mengkoordinir dan bertanggung jawab atas
kelancaran operasional laboratorium.
e. Menilai prestasi bawahan untuk penilaian akhir
tahun dan pengembangan karir.
f. Mengatur kegiatan dan mengontrol penganalisaan
sample final product berkaitan dengan loading sample.
g. Menandatangani test report atau certificate of analysis dari
final product.
h. Melakukan hubungan ke pihak ketiga untuk
permintaan bantuan analisa yang berkaitan dengan
peralatan yang belum dimiliki.
Tugas Umum
a. Bertanggung jawab atas lingkup kerja lab. supv.
serta menjaga kerahasiaan atas lingkup
pekerjaannya.
b. Memahami, mengikuti dan melaksanakan peraturan
perusahaan yang ada.
c. Melaksanakan dan mengatur pekerjaan yang sedang
dan akan dikerjakan secara efesien dan ekonomis
sesuai dengan kepentingan perusahaan.
d. Menjaga, menggunakan dan merawat semua peralatan
dan fasilitas perusahaan agar tetap dalam keadaan
baik dan siap pakai.Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya
23
e. Melaksanakan perintah khusus dari atasan langsung
untuk kepentingan perusahaan.
4. Health, Safety and Environment Supervisor
Tugas Utama
a. Mengkoordinasi dan mensupervisi HSE officer,
safetyandfire watch.
b. Pendelegasian tugas dan tanggungjawab ke HSE
officer, safety and fire watch.
c. Membantu manajemen membuat perkiraan pekerjaan
yang beresiko tinggi.
d. Merencanakan in house dan out side training bidang HSE.
e. Pelatihan personil inti untuk aplikasi HSE system.
f. Merencanakan audit HSE.
g. Pengawasan dipatuhinya seluruh aturan dan prosedur
HSE di seluruh areal kerja.
h. Menyusun emergency plan dan emergency escape.
i. Membentuk emergency response dan evacuation team.
j. Dalam keadaan darurat bertindak sebagai pimpinan
emergency response dan evacuation team.
k. Monitoring kesehatan dan pencemaran lingkungan.
l. Mengeluarkan work permit untuk seluruh pekerjaan
(hot work,confine space, high elevation and heavy lifting).
Tugas Umum
a. Bertanggung jawab kepada prod. supt atas lingkup
kerja HSE supv serta menjaga kerahasiaan atas
lingkup pekerjaannya.Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya
24
b. Memahami, mengikuti dan melaksanakan peraturan
perusahaan yang ada.
c. Melaksanakan dan mengatur pekerjaan yang sedang
dan akan dikerjakan secara efesien dan ekonomis
sesuai dengan kepentingan perusahaan.
d. Menjaga, menggunakan dan merawat semua peralatan
dan fasilitas perusahaan agar tetap dalam keadaan
baik dan siap pakai.
e. Melaksanakan perintah khusus dari atasan untuk
kepentingan perusahaan.
2.1.1.4. Security dan Comonity Development Supervisor
Tugas Umum
1. Internal
a. Mewujudkan suasana dan tertib di lingkungan kerja
PT. Surya Esa Perkasa Tbk agar dapat mendukung
kelancaran operasional perusahaan.
b. Menumbuhkan kesadaran security minded bagi seluruh
karyawan dalam upaya cegah dini dari segala
kemungkinan yang dapat mengganggu kelancaran
operasional perusahaan.
c. Pengawasan terhadap pelaksanaan tugas security yang
dilaksanakan oleh perusahaan jasa security, termasuk
personil bantuan dari POLRI dan TNI.
d. Pengawasan dan pengamanan pejabat VIP P.T SEP.
Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya
25
e. Pengawasan terhadap seluruh karyawan agar
dipatuhinya peraturan yang berlaku dilingkungan
PT. SEP.
f. Menumbuhkan rasa bangga dalam diri karyawan yang
bekerja dan mengabdi di PT. SEP.
2. Eksternal
a. Menyusun program comonity development sesuai dengan
situasi daerah dan kondisi sosial masyarakat
disekitar PT. SEP ikut merasakan manfaat
keberadaan perusahaan di lingkungan mereka.
b. Memelihara hubungan kerjasama, koordinasi yang
harmonis dalam bentuk kunjungan silaturahmi dan
pemberian kontribusi dengan aparat pemerintah
setempat (RT/RW, Kepala Desa, Camat, Bupati,
Perangkat pemerintah lainnya yang terkait), aparat
militer (Babinsa, Danramil, Dandim, Danrem,
Pangdam) dan aparat kepolisian (Kapolsek,
Kapolres, Kapolda), 4) Tokoh masyarakat (Kepala
Dusun, Pemuka Adat, Pemuka Agama, Tokoh pemuda,
Karang Taruna, Ormas/ LSM).
Tugas Umum
a. Bertanggung jawab kepada plant manager atas lingkup
kerja chief security & comdev supv. Serta menjaga
kerahasiaan atas lingkup pekerjaannya.Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya
26
b. Melaksanakan dan mengatur pekerjaan yang sedang
dan akan dikerjakan secara efisien dan ekonomis
sesuai dengan kepentingan perusahaan.
c. Memahami, mengikuti dan melaksanakan peraturan
perusahaan yang ada.
d. Menjaga, menggunakan dan merawat semua peralatan
dan fasilitas perusahaan agar tetap dalam keadaan
baik dan siap pakai.
e. Melaksanakan perintah-perintah khusus dari atasan
langsung untuk kepentingan perusahaan.
2.1.1.5.Plant Comercial Head
Tugas Utama
a. Mengontrol pekerjaan purchasing dan warehousing.
b. Monitoring schedule loading produk (LPG dan condensate)
dan koordinasi schedule offteker LPG dan condensate
Palembang.
c. Review billing dari pertagas.
d. Komunikasi dengan vendor untuk proses warranty.
e. Kontrol pengawasan proses pembayaran payment sheet.
f. Koordinasi dengan depertemen lainnya.
Tugas Umum
a. Bertanggung jawab kepada plant manager atas lingkup
kerja commercial Supv. serta menjaga kerahasiaan
atas lingkup pekerjaannya.
b. Memahami, mengikuti dan melaksanakan peraturan
perusahaan yang ada.Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya
27
c. Melaksanakan dan mengatur pekerjaan yang sedang
dan akan dikerjakan secara efisien dan ekonomis
sesuai dengan kepentingan perusahaan.
d. Menjaga, menggunakan dan merawat semua peralatan
dan fasilitas perusahaan agar tetap dalam keadaan
baik dan siap pakai.
e. Melaksanakan perintah-perintah khusus dari atasan
langsung untuk kepentingan perusahaan.
2.1.1.6. HRD& GA Supervisor
Tugas Utama
a. Kontrol atau pengawasan atas pekerjaan yang
menyangkut ketenaga kerjaan, hak dan kewajiban,
baik bagi perusahaan maupun karyawan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.
b. Kontrol atau pengawasan atas pekerjaan Jaminan
Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) yang wajib
dibayarkan oleh Perusahaan kepada karyawan melalui
Kantor Jomsostek setempat dan perhitungan atas
iuran yang dibayarkan.
c. Kontrol atau pengawasan atas pekerjaan Perhitungan
pembayaran upah, lembur atau over time karyawan
sesuai dengan kebijakan perhitungan upah dan
ketetapan pemerintah untuk perhitungan kelebihan
jam kerja atau overtime.
d. Kontrol atau pengawasan atas pekerjaan tingkat
kehadiran karyawan, baik tidak masuk kerjaTeknik Kimia Uniersitas Sriwijaya
28
dikarenakan sakit maupun izin tertentu yang telah
ditetapkan.
e. Kontrol atau pengawasan atas pekerjaan legalitas
perusahaan, baik yang sudah berjalan maupun
perizinan yang harus dipenuhi sesuai dengan
ketentuan dan aturan yang telah ditetapkan dari
pemerintah.
f. Kontrol atau pengawasan atas pekerjaan jaminan
fasilitas kesehatan untuk karyawan maupun atas
keluarga karyawan (kerjasama dengan pihak RS).
g. Koordinasi dengan departemen lainnya menyangkut
hubungan kerja dan rencana kegiatan lainnya yang
berhubungan dengan ketenagakerjaan (mutasi,
promosi, orientasi, dll) serta melaporkannya ke
atasan.
Tugas Umum
a. Bertanggung jawab kepada plant manager atas lingkup
kerja HRD & GA. supv. serta menjaga kerahasiaan
atas lingkup pekerjaannya.
b. Memahami, mengikuti dan melaksanakan peraturan
perusahaan yang ada.
c. Melaksanakan dan mengatur pekerjaan yang sedang
dan akan dikerjakan secara efesien dan ekonomis
sesuai dengan kepentingan perusahaan.
Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya
29
d. Menjaga, menggunakan dan merawat semua peralatan
dan fasilitas perusahaan agar tetap dalam keadaan
baik dan siap pakai.
e. Melaksanakan perintah khusus dari atasan langsung
untuk kepentingan perusahaan.
2.1.1.7. IT Tech Drafter Supervisor
Tugas Utama
a. Bertanggung jawab untuk membuat gambar yang telah
dirancang oleh engineer dengan menggunakan program
computer.
b. Memperbaiki gambar yang sudah ada jika terjadi
atau penambahan sesuai data aktual yang ada dengan
menggunakan program computer.
c. Menjaga dan merawat dokumen agar tidak
menyebarluaskannya kepada instansi yang tidak
berkepentingan.
d. Menjaga dan merawat dokumen agar tidak terjadi
kerusakan pada dokumen.
e. Membantu untuk membuat DCS report (laporan distributed
control system) control room secara harian.
f. Membantu dalam pemeliharaan terhadap infrastruktur
IT (hardware and equipment).
g. Membantu setting, installing, and troubleshooting line dan Ext
connection PABX (telepon).
h. Membantu trobleshooting LAN connection (jaringan
internet dan email perusahaan).Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya
30
i. Membantu setting, installing, maintenance PC (hardware dan
software).
Tugas Umum
a. Bertanggung jawab kepada plant manager, atas lingkup
kerja IT - Drafter, serta menjaga kerahasiaan atas
lingkup pekerjaannya.
b. Memahami, mengerti, mengikuti dan melaksanakan
peraturan perusahaan yang ada.
c. Melaksanakan dan mengatur pekerjaan-pekerjaan yang
sedang dan akan dikerjakan secara efisien dan
ekonomis sesuai dengan kepentingan perusahaan.
d. Menjaga, menggunakan dan merawat semua peralatan
dan fasilitas peruahaan agar tetap dalam keadaan
baik dan siap pakai.
e. Melaksanakan perintah-perintah khusus dari atasan
langsung untuk kepentingan perusahaan.
2.1.1.8. Finance Cost Control Officer
Tugas Utama
a. Bertanggung jawab atas penyusunan anggaran plant.
b. Bertanggung jawab atas status anggaran tersebut
dalam pelaksanaannya.
c. Melaksanakan proses pengadaan materiala atau
barang sesuai dengan prosedur dan lingkup
kerjanya.
Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya
31
d. Melaksanakan proses pembayaran tunai maupun
transfer, berupa invoice, reunbersment, biaya lainnya
sesuai prosedur payment yang sudah dibuat.
e. Bertanggung jawab atas cash flow site plant atau
kondisi keuangan plant.
f. Bertanggung jawab dalam hal pembuatan laporan
kemanejemenan plant dan HO.
g. Melaksanakan pendistribusian data material request
dan actual transaksi ke setiap departemen untuk
dasar pengisian form budget dan actual berdasarkan
rencana kerja, sebagai bahan evaluasi setiap
bulan.
h. Bertanggung jawab atas lingkup kerja accounting dan
kasir.
Tugas Umum
a. Bertanggung jawab kepada plant manager atas lingkup
kerja finance cost control officer, serta menjaga
kerahasiaan atas lingkup kerjanya.
b. Memahami, mengerti, mengikuti dan melaksanakan
peraturan perusahaan yang ada.
c. Melaksanakan dan mengatur pekerjaan yang sedang
dan akan dikerjakan secara efisien dan ekonomis
sesuai dengan kepentingan perusahaan.
d. Menjaga, menggunakan dan merawat semua peralatan
dan fasilitas perusahaan agar tetap baik dan siap
pakai.Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya
32
e. Melaksanakan perintah khusus dari atasan langsung
untuk kepentingan perusahaan.
2.2. Manajemen Perusahaan
PT. Surya Esa Perkasa, Tbk adalah perusahaan yang
berdiri sendiri yang dikepalai oleh seorang plant
manager. Plant manager adalah bagian terpenting di dalam
perusahaan karena fungsinya adalah sebagai pengambil
keputusan dan kebijakan. Semua kebijakan ada di tangan
seorang plant manager. Plant manager membawahi langsung
seorang plant supertendent dimana tugas utama dari seorang
plant supertendent adalah menjaga kilang agar tetap
berjalan baik dan menghasikan produk–produk yang sesuai
dengan yang diharapkan. Selain membawahi langsung plant
supertendent, plant manager juga membawahi bagian–bagian
penting diperusahaan yaitu chief security dan comdev supv,
comercial supv, HRD dan GA supv, financeandcost control, dan general
maintenance.
Seorang plant supertendent dibantu oleh staff–staff yang
bergerak di bidang masing–masing. Staff–staff tersebut
adalah maint supv, production supv, lab supv dan HSE supv,
tugas dari keempat elemen yang ada adalah menjaga,
merawat, mengolah dan menganalisa semua proses dan
hasil dari kilang tersebut.
2.2.1. Kepegawaian
Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya
33
Pegawai merupakan aset utama perusahaan dalam
menjalankan sistem dalam perusahaan. Tanpa adanya
pegawai maka perusahaan tidak akan berjalan.
Kepegawaian di dalam perusahaan dikendalikan oleh HRD
dan GA. Semua aspek dari kepegawaian diatur dan
dikendalikan oleh elemen tersebut.
2.2.2. Fasilitas Karyawan
Karena Pegawai merupakan aset paling berharga bagi
perusahaan, maka perusahaan harus memperhatikan
kesejahteraan pegawainya. Kesejahteraan tersebut oleh
Perusahaan dituangkan dalam memberikan fasilitas –
fasilitas yang dibutuhkan oleh pegawai. Adapun
fasilitas yang diberikan oleh PT. Surya Esa Perkasa,
Tbk antara lain:
1. Fasilitas kesehatan
2. Fasilitas transportasi
3. Fasilitas asuransi/ jaminan sosial tenaga kerja,
dan lain–lain.
2.2.3. Peraturan Pekerjaan
Sesuai dengan UU No.13 tahun 2003 pasal 108 yang
menyatakan bahwa “setiap perusahaan yang memiliki
tenaga kerja 10 orang atau lebih maka perusahaan wajib
membuat peraturan pekerjaan”.
Adapun hal – hal yang menyangkut dengan peraturan
pekerjaan yaitu :
Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya
34
1. Peraturan berlaku selama dua tahun
2. Membuat hak dan kewajiban masing – masing
3. Memuat syarat kerja
4. Memuat tata tertib
5. Memuat jangka waktu masa berlaku
6. Dikeluarkan oleh perusahaan.
2.2.4. Waktu Kerja
Pada dasarnya waktu kerja di PT. Surya Esa
Perkasa, Tbk terdiri dari waktu kerja non-shiff dan waktu
kerja shiff.
1. Waktu kerja non-shiff diperusahaan adalah enam
hari dalam seminggu yaitu senin sampai sabtu, dan
hari minggu libur. Dimana jam kerja yang berlaku
adalah sebagai berikut:
hari Senin-Jumat : jam 08.00-16.00
hari Sabtu : jam 08.00-13.00
Istirahat :12.00-13.00
2. Hari kerja dan jam kerja shiff
shiff pagi : jam 08.00-20.00
shiff malam : jam 20.00-08.00
Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya
35
BAB III
ORIENTASI DI
PT. SURYA ESA PERKASA, Tbk
3.1. Bahan Baku Pengolahan LPG
3.1.1. Gas alam
Gas alam atau natural gas sering juga disebut
sebagai gas bumi atau gas rawa, adalah bahan bakar
fosil berbentuk gas yang terutama terdiri dari metana
(CH4). Dimana dapat ditemukan di ladang minyak, ladangTeknik Kimia Uniersitas Sriwijaya
36
gas bumi, dan juga tambang batu bara. Ketika gas yang
kaya dengan metana diproduksi melalui pembusukan oleh
bakteri anaerobik dari bahan-bahan organik selain dari
fosil, maka ia disebut biogas. Sumber biogas dapat
ditemukan di rawa-rawa, tempat pembuangan akhir sampah,
serta penampungan kotoran manusia dan hewan.
3.1.2. Komposisi Kimia Gas Alam
Komponen utama dalam gas alam adalah metana (CH4),
yang merupakan molekul hidrokarbon rantai terpendek dan
paling ringan. Gas alam juga mengandung molekul-molekul
hidrokarbon yang lebih berat seperti etana (C2H6),
propana (C3H8) dan butana (C4H10), serta gas-gas yang
mengandung sulfur (belerang). Gas alam juga merupakan
sumber utama untuk sumber gas helium.
Metana adalah gas rumah kaca yang dapat
menciptakan pemanasan global ketika terlepas ke
atmosfer, dan umumnya dianggap sebagai polutan
ketimbang sumber energi yang berguna. Meskipun begitu,
metana di atmosfer bereaksi dengan ozon, memproduksi
karbon dioksida dan air, sehingga efek rumah kaca dari
metana yang terlepas ke udara relatif hanya berlangsung
sesaat. Sumber metana yang berasal dari makhluk hidup
kebanyakan berasal dari rayap, ternak (mamalia) dan
pertanian (diperkirakan kadar emisinya sekitar 15, 75
dan 100 juta ton per tahun secara berturut-turut).
Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya
37
Kondisi feed gas pada pengolahan LPG di PT. Surya
Esa Perkasa, Tbk terdiri dari senyawa nitrogen, air,
karbondioksida, dan senyawa hidrokarbon berupa metana,
etana, propana, butana, isobutana, pentana, isopentana,
dan heksana yang dialirkan ke terminal pengukuran untuk
dianalisa sehingga didapat gambaran tentang perlakuan
dan kondisi operasi yang akan ditentukan oleh proses
pengolahan. Tabel 3.1. Sifat Fisik Hidrokarbon Penyusun Gas Alam
Komponen BeratMolekul
TitikDidih (0F) SPGR
PanasPembakara
n(Btu/ft3)
CH4 16,0400 -258,7000 0,3000 911C2H5 30,0700 -127,5000 0,3600 1631C3H8 44,0900 -43,7000 0,5100 2353
i-C4H10 58,1200 10,9000 0,5600 3094
n-C4H10 58,1200 31,1000 0,5800 3101
i-C5H12 17,1500 82,1000 0,6200 3698
n-C5H12 17,1500 96,9000 0,6300 3709
C6+ 86,1700 155,700
0 0,6600 4404
Sumber : Perry’s Chemical Engineering Hand’s Book, 1996
Dari hasil pengolahan feed gas dengan komposisi di
atas, diharapkan dapat menghasilkan LPG dengan
komposisi yang memenuhi persyaratan spesifikasi produk
yaitu etana (C2) 0,8 %, propana (C3) + butana (C4) 97,0
Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya
38
%, dan iso-pentana (iC5+) dan n-pentana (n-C5) 2,0 %. C1
dan C2 yang merupakan lean gas (gas kering) sisa hasil
dari proses fraksinasi akan dikembalikan ke Pertamina.
Nitrogen, helium, karbon dioksida (CO2), hidrogen
sulfida (H2S), dan air dapat juga terkandung di dalam
gas alam. Merkuri dapat juga terkandung dalam jumlah
kecil. Komposisi gas alam bervariasi sesuai dengan
sumber ladang gasnya. Campuran organosulfur dan
hidrogen sulfida adalah kontaminan (pengotor) utama
dari gas yang harus dipisahkan. Gas dengan jumlah
pengotor sulfur yang signifikan dinamakan sour gas dan
sering disebut juga sebagai "acid gas (gas asam)". Gas
alam yang telah diproses dan akan dijual bersifat tidak
berasa dan tidak berbau. Akan tetapi, sebelum gas
tersebut didistribusikan ke pengguna akhir, biasanya
gas tersebut diberi bau dengan menambahkan thiol, agar
dapat terdeteksi bila terjadi kebocoran gas. Gas alam
yang telah diproses itu sendiri sebenarnya tidak
berbahaya, akan tetapi gas alam tanpa proses dapat
menyebabkan tercekiknya pernafasan karena dapat
mengurangi kandungan oksigen di udara pada level yang
dapat membahayakan.
Komposisi feed gas pada pengolahan LPG di PT. Surya
Esa Perkasa, Tbk disajikan pada tabel berikut:Tabel 3.2. Komposisi Feed gas pada PT. Surya Esa Perkasa, Tbk
Senyawa PersentasTeknik Kimia Uniersitas Sriwijaya
39
Sumber : Lembak Gas
Operating Manual
Kimia eKomposisi
CO2 5.40%N2
H2S
C1
C2
C3
0.00%
0.0000%
82.4100%
6.3000%
3.9300%i-C4
n-C4
i-C5
n-C5
C6
C7
H2O
0.6200%
0.7500%
0.2900%
0.2000%
0.0400%
0.0000%
0.0600%
Gas alam dapat berbahaya karena sifatnya yang
sangat mudah terbakar dan menimbulkan ledakan. Gas alam
lebih ringan dari udara, sehingga cenderung mudah
tersebar di atmosfer. Akan tetapi bila ia berada dalam
ruang tertutup, seperti dalam rumah, konsentrasi gas
dapat mencapai titik campuran yang mudah meledak, yang
jika tersulut api, dapat menyebabkan ledakan yang dapat
menghancurkan bangunan. Kandungan metana yang berbahaya
di udara adalah antara 5% hingga 15%. Ledakan untuk gas
alam terkompresi di kendaraan, umumnya tidak
mengkhawatirkan karena sifatnya yang lebih ringan, danTeknik Kimia Uniersitas Sriwijaya
40
konsentrasi yang diluar rentang 5 - 15% yang dapat
menimbulkan ledakan.
3.1.3. Manfaat dan Kegunaan Gas Alam
Hingga saat ini energi minyak bumi masih
mendominasi dunia bahan bakar. Hal ini terlihat pada
hampir setiap sektor kehidupan, apakah itu
transportasi, rumah tangga maupun industri, berkaitan
erat dengan penggunaan BBM yang sangat besar sebagai
bahan bakar utama. Gas alam termasuk ke dalam sumber
daya alam yang tidak dapat diperbarui. Akan tetapi
sebenarnya sumber daya dari pertambangan bukan tidak
dapat diperbarui, tetapi membutuhkan waktu yang sangat
lama yang tidak sesuai dengan jangkauan umur manusia,
yaitu bisa mencapai jutaan tahun, sehingga katagorinya
masuk kedalam sumber daya yang tidak dapat diperbarui
(non renewable resources).
Gas yang kaya dengan metana diproduksi melalui
pembusukan oleh bakteri anaerobik dari bahan-bahan
organik selain dari fosil disebut biogas. Sumber biogas
dapat ditemukan di rawa-rawa, tempat pembuangan akhir
sampah, serta penampungan kotoran manusia dan hewan,
ini yang membedakan antara gas bumi dan gas rawa. Gas
alam yang didapat dari dalam sumur di bawah bumi,
biasanya bergabung dengan minyak bumi. Gas ini disebut
sebagai associated gas. Ada juga sumur yang khususTeknik Kimia Uniersitas Sriwijaya
41
menghasilkan gas, sehingga gas yang dihasilkan disebut
gas non associated. Gas alam yang menjadi feed gas pada
pengolahan LPG di PT. Surya Esa Perkasa, Tbk adalah gas
alam non associated yang berasal dari sumur Lembak.
Sehingga gas yang dibawa ke atas permukaan bumi akan
langsung dilakukan pemisahan untuk menghilangkan
impurities seperti air, gas-gas lain, pasir dan senyawa
lainnya.
Gas bumi atau gas alam bukan saja merupakan gas
bakar yang paling penting, tetapi juga merupakan bahan
baku utama untuk berbagai sintesis kimia. Produk dari
gas bumi yang terutama misalnya berbagai hidrokarbon
dan LPG. Dengan semakin naiknya nilai minyak bumi, maka
proses pemulihan hasil gas makin ditingkatkan.
Gas alam dewasa ini telah menjadi sumber energi
alternatif yang banyak digunakan oleh masyarakat dunia
untuk berbagai keperluan, baik untuk perumahan,
komersial maupun industri. Dari tahun ke tahun
penggunaan gas alam selalu meningkat. Hal ini karena
banyaknya keuntungan yang didapat dari penggunaan gas
alam dibanding dengan sumber energi lain. Energi yang
dihasilkan gas alam lebih efisien. Tidak seperti halnya
dengan minyak bumi dan batubara, penggunaannya jauh
lebih bersih dan sangat ramah lingkungan sehingga tidak
menimbulkan polusi terhadap lingkungan. Disamping itu,
gas alam juga mempunyai beberapa keunggulan lain,Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya
42
seperti tidak berwarna, tidak berbau, tidak korosif dan
tidak beracun. Secara garis besar pemanfaatan gas alam
dibagi atas tiga kelompok yaitu :
1) Gas Alam Sebagai Bahan Bakar
Antara lain sebagai bahan bakar Pembangkit Listrik
Tenaga Gas atau Uap, bahan bakar industri ringan,
menengah dan berat, bahan bakar kendaraan bermotor
(BBG/NGV), sebagai gas kota untuk kebutuhan rumah
tangga, hotel, restoran dan sebagainya.
Gas alam terkompresi (compressed natural gas, CNG)
adalah bahan bakar alternatif selain bensin atau solar.
Di Indonesia, kita mengenal CNG sebagai bahan bakar gas
(BBG). Bahan bakar ini dianggap lebih bersih bila
dibandingkan dengan dua bahan bakar minyak karena emisi
gas buangnya yang ramah lingkungan. CNG dibuat dengan
melakukan kompresi metana (CH4) yang diekstrak dari gas
alam.
Liquified Petroleum Gas (LPG) adalah campuran dari
berbagai unsur hidrokarbon yang berasal dari gas alam.
Dengan menambah tekanan dan menurunkan suhunya, gas
berubah menjadi cair. Komponennya didominasi propana
(C3H8) dan butana (C4H10). Elpiji juga mengandung
hidrokarbon ringan lain dalam jumlah kecil, misalnya
etana (C2H6) dan pentana (C5H12). Sifat elpiji terutama
adalah sebagai berikut:
a) Cairan dan gasnya sangat mudah terbakar.Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya
43
b) Gas tidak beracun, tidak berwarna dan biasanya
berbau menyengat.
c) Gas dikirimkan sebagai cairan yang bertekanan di
dalam tanki atau silinder.
d) Cairan dapat menguap jika dilepas dan menyebar
dengan cepat.
e) Gas ini lebih berat dibanding udara sehingga akan
banyak menempati daerah yang rendah.
Penggunaan LPG di Indonesia terutama adalah
sebagai bahan bakar alat dapur terutama kompor gas.
Selain sebagai bahan bakar alat dapur, LPG juga cukup
banyak digunakan sebagai bahan bakar kendaraan
bermotor, walaupun mesin kendaraannya harus
dimodifikasi terlebih dahulu.
Salah satu resiko penggunaan LPG adalah terjadinya
kebocoran pada tabung atau instalasi gas sehingga bila
terkena api dapat menyebabkan kebakaran. Pada awalnya,
LPG tidak berbau, tapi bila demikian akan sulit
dideteksi apabila terjadi kebocoran pada tabung gas.
Karena itu dilakukan menambahkan gas mercaptan, yang
baunya khas dan menusuk hidung. Langkah itu sangat
berguna untuk mendeteksi bila terjadi kebocoran pada
tabung gas.
2) Gas Alam Sebagai Bahan Baku
Antara lain bahan baku pabrik pupuk, petrokimia,
metanol, bahan baku plastik LDPE (Low Density Polyethylene),Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya
44
LLDPE (Linear Low Density Polyethylene), HDPE (High Density
Polyethylen), PE (Poly Ethylene), PVC (Poly Vinyl Chloride), C3 dan C4-
nya untuk LPG, CO2-nya untuk soft drink, dry ice pengawet
makanan, hujan buatan, industri besi tuang, pengelasan
dan bahan pemadam api ringan.
1) Gas Alam Sebagai Komoditas Energi Untuk Ekspor
Gas alam yang paling besar digunakan untuk
komoditas ekspor di dunia yaitu LNG (Liquified Natural Gas)
atau gas alam cair. Gas alam cair Liquefied Natural Gas
(LNG) adalah gas alam yang telah diproses untuk
menghilangkan ketidakmurnian dan hidrokarbon berat dan
kemudian dikondensasi menjadi cairan pada tekanan
atmosfer dengan mendinginkannya sekitar -160°C.
Transportasi LNG menggunakan kendaraan yang dirancang
khusus dan diletakkan dalam tanki yang juga dirancang
khusus.
LNG memiliki isi sekitar 1/640 dari gas alam pada
suhu dan tekanan standar, membuatnya lebih hemat untuk
ditransportasi jarak jauh dimana jalur pipa tidak ada.
Ketika memindahkan gas alam dengan jalur pipa yang
tidak memungkinkan atau tidak ekonomis, maka dapat
ditransportasi oleh kendaraan LNG. Saat ini teknologi
manusia juga telah mampu menggunakan gas alam untuk air
conditioner (AC), seperti yang digunakan di bandara
Bangkok, Thailand dan beberapa bangunan gedung
perguruan tinggi di Australia.Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya
45
3.2. Produk
Gas alam yang dialirkan dari sumur gas dari
Pertamina akan diolah dan dipisahkan dari unsur-unsur
kimia pengotor atau impurities. Dengan adanya bahan-bahan
pengotor maka akan mengakibatkan berkurangnya kualitas
dari produk dan mengganggu pengoperasian pada proses
pengolahan gas alam. Adapun produk–produk yang
dihasilkan oleh PT. Surya Esa Perkasa, Tbk adalah
sebagai berikut :
1) Propana
2) LPG
3) Kondensat
Dari ketiga produk di atas yang dihasilkan, produk
utama dari PT. Surya Esa Perkasa, Tbk adalah LPG,
sedangkan produk yang lain adalah produk sampingan.
3.3. Pengertian LPG
LPG (Liquified Petroleum Gas secara harfiah adalah gas
minyak bumi yang dicairkan), adalah campuran dari
berbagai unsur hidrokarbon yang berasal dari gas alam.
Dengan menambah tekanan dan menurunkan suhunya, gas
berubah menjadi cair. Komponennya didominasi propana
(C3H8) dan butana (C4H10). LPG juga mengandung
hidrokarbon ringan lain dalam jumlah kecil, misalnya
etana (C2H6) dan juga mengandung komponen berat seperti
pentana (C5H12) dan lain–lain. Dalam kondisi atmosfer,
LPG akan berbentuk gas, volume LPG dalam bentuk cairTeknik Kimia Uniersitas Sriwijaya
46
lebih kecil dibandingkan dalam bentuk gas untuk berat
yang sama. Karena itu LPG dipasarkan dalam bentuk cair
dalam tabung–tabung logam bertekanan tidak diisi secara
penuh, hanya sekitar 80-85% dari kapasitasnya.
Menurut spesifikasinya, LPG dibagi menjadi tiga
jenis yaitu LPG campuran, LPG propana dan LPG butana.
Spesifikasi masing–masing LPG tercantum dalam keputusan
Direktur Jendral Minyak dan Gas Bumi Nomor 25K/ 36/
DDJM/ 1990. LPG yang dipasarkan untuk masyarakat adalah
LPG campuran.
3.4. Sifat – Sifat Produk, Tri Ethylene Glycol (TEG) dan
Methanol
3.4.1. Sifat – Sifat LPG
a. Mudah terbakar (dalam keadaan cair maupun gas).
b. Menghasilkan pembakaran yang sempurna.
c. Bebas kandungan air.
d. Tidak beracun dan tidak berwarna.
e. Tidak berbau (karena demi keselamatan dalam
penggunaannya, LPG ditambah sedikit merkaptan yang
baunya sangat menyengat untuk mendeteksi
terjadinya kebocoran).
f. Gas dikirimkan sebagai gas bertekanan didalam
tanki atau silinder.
g. Cairan dapat menguap dengan cepat ketika dilepas
ke udara.
Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya
47
h. Lebih berat dari udara sehingga lebih cenderung
menempati daerah yang rendah.
3.4.2. Sifat – Sifat Propana
a. Mudah terbakar.
b. Berfase gas.
c. Memiliki RVP (Reid Vapour Pressure) lebih tinggi
dibandingkan dengan LPG.
d. RVP maksimum 210 psig.
e. Bebas kandungan air.
3.4.3. Sifat – Sifat Kondensat
a. Berwarna bening atau tidak berwarna.
b. Mudah menguap dan memiliki RVP 10–12 psi.
c. Memiliki spesific grafity (SG) 0.6750–0.6800.
d. Bebas kandungan air.
3.4.4. Sifat – Sifat Tri Ethylene Glycol (TEG)
a. Tidak berwarna.
b. Tidak berbau.
c. Viskositasnya tinggi.
d. Titik didihya tinggi.
e. Cairan ini larut dengan air, dan pada tekanan 100
kPa.
f. Memiliki titik didih 285 derajat Celcius dan titik
leleh -7o C.
g. Larut juga dalam etanol, aseton, asam asetat,
gliserin, piridin, aldehid. Sedikit larut dalam
Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya
48
dietil eter, dan larut dalam minyak, lemak dan
hidrokarbon.
h. Volatilitasya rendah.
3.4.5. Sifat – Sifat Methanol
a. Pada kondisi atmosfer berbentuk cairan yang
ringan.
b. Mudah menguap.
c. Tidak berwarna.
d. Mudah terbakar.
e. Beracun dengan bau yang khas (berbau lebih ringan
daripada etanol).
f. Dapat diperbaharui (renewable energy).
g. Memiliki karakteristik pembakaran dengan
effisiensi yang besar.
h. Emisi gas buang yang relatif kecil sehingga lebih
ramah lingkungan dibandingkan dengan bahan bakar
minyak lainnya.
3.5. Peyimpanan dan Transportasi Gas Alam
Metode penyimpanan gas alam dilakukan dengan
"Natural Gas Underground Storage", yakni suatu ruangan
raksasa di bawah tanah yang lazim disebut sebagai "salt
dome" yakni kubah-kubah di bawah tanah yang terbentuk
dari reservoir sumber-sumber gas alam yang telah
depleted.
Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya
49
Hal ini sangat tepat untuk negeri 4 musim, dimana
pada musim panas saat pemakaian gas untuk pemanas jauh
berkurang (low demand), gas alam diinjeksikan melalui
kompresor-kompresor gas kedalam kubah di dalam tanah
tersebut. Pada musim dingin, dimana terjadi kebutuhan
yang sangat signifikan, gas alam yang disimpan di dalam
kubah bawah tanah dikeluarkan untuk disalurkan kepada
konsumen yang membutuhkan. Bagi perusahaan penyedia gas
alam, cara ini sangat membantu untuk menjaga stabilitas
operasional pasokan gas alam melalui jaringan pipa gas
alam. Pada dasarnya sistem transportasi gas alam
meliputi :
1) Transportasi melalui pipa salur.
2) Transportasi dalam bentuk Liquefied Natural Gas (LNG)
dengan kapal tanker LNG untuk
pengangkutan jarak jauh.
3) Transportasi dalam bentuk Compressed Natural Gas
(CNG), baik di daratan dengan road tanker maupun
dengan kapal tanker CNG di laut, untuk jarak dekat
dan menengah (antar pulau).
3.6. Proses dan Deskripsi Dari Pabrik PT. Surya Esa
Perkasa, Tbk
Secara garis besar LPG plant terdiri dari process
system sebagai berikut:
1) Feed Gas Inlet & Compression System
2) Chilling atau Cold Box and separation SystemTeknik Kimia Uniersitas Sriwijaya
50
3) Fractionation
4) Dehydration (Glycol System)
5) Refrigeration System
6) Hot Oil System
7) Storage & Loading
8) Utility
3.6.1. Deskripsi Proses Secara Umum
Feed gas 60 MMSCFD yang dialirkan melalui pipa
transmisi pertamina bertekanan 450 Psig dan
temperature 78 °F dalam kondisi saturated water (gas basah
atau jenuh oleh kandungan air) terlebih dahulu melalui
flow control valve sebelum masuk ke scrubber (V-004) dimana
flow control valve ini difungsikan untuk mengontrol laju feed
gas ke LPG plant. Namun sebelum masuk ke scrubber (V-004)
ada valve yang berfungsi sebagai safety, dimana valve
tersebut akan langsung mengalirkan feed gas ke lean gas
ketika tekanan feed gas yang mengalir itu melibihi dari
set point atau terjadi masalah dari unit prosesnya.
Sedangkan gas yang masuk ke scrubber ini kemudian
dipisahkan antara gas dan liquid-liquid yang terkandung
didalamnya.
Dimana liquid-liquid tersebut diantaranya
mengandung air, lumpur, hidrokarbon dan kondensat.
Didalam scrubber tekanan gas turun menjadi 432 Psig dan
temperature 70 °F. Sedangkan gas keluaran dari scrubber
ini bertekanan 395 Psig dan temperature 27 °F.Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya
51
Selanjutnya gas umpan dari suction scrubber ini masuk ke
feed gascompressor (CD-101 A/B).
Di dalam compressor ini gas kemudian di tekan sampai
760 Psig dan temperature menjadi 113 °F. Tekanan gas di
naikkan agar produk kondensasi semakin banyak. Kemudian
gas didinginkan di after cooler (E-101 A/B) hingga
temperaturnya 108 ˚F, dan dilewatkan kedalam filter
separator atau coalising filter (V-200) untuk menghilangkan
kotoran padatan seperti partikel debu, oli yang terikut
dari kompresor dan cairan yang masih terikut didalam
gas umpan. Gas bersih suction dari filter separator atau
coalising filter kemudian dialirkan ke cold box.
Di dalam cold box gas didinginkan hingga
temperature mencapai 80 °F dan menuju scrubber contactor
(V-120) yang difungsikan untuk menangkap kandungan air
yang sebagian terkonden selama di cold box. Kandungan
air tersebut mengalir kebawah menuju sump tank sedangkan
gas yang diharapkan tidak mengandung air naik keatas
menuju contactor (V-100). Di dalam contactor ini terjadi
proses absorbsi, dimana gas yang berasal dari scrubber
contactor,yang di takutkan masih mengandung sedikit air,
kemudian di serap kandungan airnya dengan cara di
kontakkan dengan lean TEG dari dehydration unit (DHU).
Tekanan glycol contactor adalah 710 Psig dan
temperature 88 °F. Gas kering (dry gas) hasil dari
proses dehidrasi ini kemudian melewati E-105 sebelumTeknik Kimia Uniersitas Sriwijaya
52
masuk ke dalam cold box. Di dalam E-105 terjadi
pertukaran panas antara lean glycol dan gas kering, dimana
temperatur lean glycol sebelum memasuki E-105 yaitu
sebesar 109 °F dan turun menjadi 98 °F, sedangkan
temperatur gas kering naik dari 83 °F menjadi 86 °F.
Gas tersebut kemudian menuju cold box lagi untuk
didinginkan kembali atau diturunkan suhunya hingga -38
°F.
Rich gas (gas yang mengandung banyak air) tersebut
kemudian masuk ke Low Temperature Separator (LTS) (V-250)
namun sebelumnya masuk ke Joule-Thompson Valve yang
berfungsi untuk menurunkan tekanan sampai dengan 600
Psig dan temperature menjadi -45 °F. Feed gas tersebut
kemudian masuk menuju Low Temperature Separator. Di dalam
Low Temperature Separator tersebut komponen C1 dan C2+ dari
feed gas kemudian dipisahkan.
Komponen C1 dan C2+ menuju ke cold box lagi untuk di
manfaatkan sebagai pendingin sebelum pada akhirnya
menuju sales gas. Sedangkan cairan yang tersisa itu
dinamakan NGL (Natural Gas Liquid) keluar dari overhead LTS
dialirkan menuju kolom De-Ethanizer (V-500) yang
sebelumnya melewati cold box untuk menaikkan
temperaturnya hingga 34 oF.
Kolom De-Ethanizer berfungsi untuk memisahkan
komponen C2 dari C3+ yang banyak mengandung propana,
butana dan kondensat dengan cara destilasi atauTeknik Kimia Uniersitas Sriwijaya
53
berdasarkan perbedaan titik didih. Kolom De-Ethanizer
dibagi menjadi 3 bagian atau section, yang paling atas
disebut rectification section, yang bagian bawah disebut
stripping section, sedangkan dasar kolom disebut heating dan
product withdrawal section. Tekanan operasi dari kolom De-
Ethanizer yaitu sebesar 480 psig dan temperatur 250 oF.
Didalam De-Ethanizer terdapat dua fase, dimana 70 %
berbentuk cairan dan sisanya berupa uap. Cairan
tersebut kemudian di panaskan dengan menggunakan
pemanasan dari reboiler (E-510) yang menggunakan hot oil
yang mengalir di tube reboilernya sedangkan feed berada
di shell reboiler. Setelah melewati serangkaian tray,
dengan temperature mencapai 241 °F untuk memisahkan
komponen C2 yang masih terikut didalam De-Ethanizer. Di
bagian atas De-Ethanizer terdapat trim cooler untuk mencegah
agar C3 tidak ikut menguap. Komponen gas C2 yang tidak
terkondensasi dari kolom De-Ethanizer kemudian dialirkan
kembali ke cold box dimana temperatur yang awalnya -21
°F naik menjadi 90 °F, selanjutnya komponen ini
dialirkan ke recycle compressor atau booster(C-102) untuk
dinaikkan tekanannya menjadi 540 Psig dan temperature
65 °F sebelum dikirim kembali ke PT. Pertamina gas
transmission sebagai lean gas.
Sedangkan C3 yang sudah bebas dari fraksi-fraksi
ringannya kemudian keluar dari bottom kolom menuju kolom
De-propanizer (V-525). Kolom De-Propanizer ini berfungsi untukTeknik Kimia Uniersitas Sriwijaya
54
memisahkan komponen C3 (propane) dari C4+ yang kaya
kandungan butana dan kondensat dengan cara distilasi
berdasarkan perbedaan titik didihnya. Tekanan dan
temperatur operasi pada kolom De-Propanizer sebesar 270
Psig dan 240 °F. Umpan yang kaya kandungan C3+ masuk di
bagian atas sebagai campuran dua fase.
Umpan yang berbentuk cairan akan mengalir kebawah
kolom melewati serangkaian tray menuju dasar kolom
dimana sebagian dari cairan ini masuk kedalam reboiler
untuk diuapkan dengan menggunakan hot oil yang mengalir
di tube reboilernya, dengan temperatur reboiler 240 °F.
Uap panas ini kemudian dimasukkan kembali ke dalam
kolom De-propanizer dan menuju keatas melalui serangkaian
tray lagi untuk memanasi cairan yang turun kebawah
melalui tray yang sama. Uap propane kemudian
dikondensasi melalui kondensor E-535, dan selanjutnya
ditampung dalam reflux drum (V-540) dengan tekanan 268
Psig dan temperature 128 °F.
Kemudian sebagian propane dipompakan kembali
dengan menggunakan pompa P-545 ke dalam puncak kolom
sebagai cairan reflux. Setelah pompa terdapat Level Control
Valve (LCV) yang berfungsi untuk mengatur aliran, jika
feed mencapai 65 gpm maka feed tersebut dialirkan
kembali ke dalam De-propanizer sedangkan sisanya menuju
ke kondensor E-550. Sementara itu sebagian lagi
dialirkan untuk kemudian di blending dengan butanaTeknik Kimia Uniersitas Sriwijaya
55
menjadi LPG mix, dengan komposisi sekitar 60% mol C3
dan 38% mol C4.
Sementara itu C4 yang sudah terbebas dari fraksi-
fraksi ringannya kemudian di alirkan kedalam kolom De-
Butanizer dengan tekanan 300 Psig sebagai campuran 2
fase. Umpan yang berbentuk cairan selanjutnya turun
kebagian bawah melalui sejumlah tray, kemudian cairan
ini dipanaskan didalam reboiler untuk diuapkan dengan
menggunakan hot oil, dengan temperatur reboiler 305 °F.
Uap yang kaya kandungan butana hasil pemanasan dari
reboiler ini selanjutnya dimasukkan kembali kedalam
kolom De-Butanizer dan mengalir keatas melalui sejumlah
tray, selanjutnya menuju butanizer condenser E-570. Butana
yang terkondensasi, kemudian ditampung dalam reflux drum
(V-575).
Sebagian butana dipompakan ke puncak kolom sebagai
cairan reflux dan sebagiannya lagi dialirkan ke cooler (E-
590) sebelum di blending dengan propana menjadi LPG mix,
dengan komposisi sekitar 60% mol C3 dan 38% mol C4,
selanjutnya dialirkan ke dalam tanki LPG (V-008) pada
temperatur 100 °F dengan tekanan operasi tanki 130
Psig. Kondensat yang telah stabil, yang banyak
mengandung komponen C5 dan C6, selanjutnya mengalir dan
keluar melalui level control menuju condensate cooler (E-580)
untuk didinginkan mencapai suhu 120 oF sebelum
Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya
56
dialirkan kedalam tanki condensate (V-009) pada kondisi
atmosferik.
3.6.2. Dehydration Unit (Glycol System)
Feed gas dari proses penyaringan dengan
menggunakan scrubber, coalising filter dan srubber contactor atau
filer sparator, masih mengandung air dan harus dikeringkan
terlebih dahulu sebelum masuk kedalam proses LPG plant
karena air tidak diharapkan untuk masuk ke LPG plant
karena bisa menyebabkan iching pada saat proses
pemisahannya oleh karena itu air harus benar-benar
dihilang dari feed gas. Pengeringan dilakukan didalam
glycol system dimana gas yang jenuh atau masih mengandung
air (saturated water) setelah keluar dari filter
separator, mula-mula didinginkan terlebih dahulu
didalam cold box, kemudian di masukkan kedalam kolom
glycol contactor V-100 untuk mengabsorbsi atau menyerap
kandungan air nya dengan mengontakkan feed gas dengan
lean TEG (Three Ethilen Glicol).
Lean TEG yang dikontakkan dengan feed gas akan
menyerap air yang masih terkandung pada feed gas karena
air larut dalam TEG sehingga feed gas keluaran contactor
diharapkan sudah tidak mengandung air atau mengandung
air dengan jumlah yang sangat sedikit agar tidak
mempengaruhi proses pemisahan ges pada column
fraksinasi. Gas kering hasil dari process dehydrasi ini
kemudian dilewatkan kembali kedalam cold box untukTeknik Kimia Uniersitas Sriwijaya
57
didinginkan lebih lanjut dengan menggunakan propane
refrigerant atau chilling. Tekanan serta temperatur di dalam
glycol contactor yaitu sebesar 710 Psig dan 78 oF. Selain
itu temperatur dari masing-masing komponen yang akan
dikontakkan di dalam glycol contactor (lean glycol dan lean gas)
dapat dilihat berdasarkan temperatur kedua komponen
sebelum dan setelah melewati E-105.
Temperatur lean glycol sebelum memasuki E-105 yaitu
sebesar 141 oF dan turun menjadi 98 oF setelah melewati
E-105 (sebelum masuk kedalam glycol contactor). Demikian
halnya dengan lean gas yang telah dikontakkan dengan lean
glycol didalam V-100, sebelum melewati E-105 temperatur
lean gas tersebut sebesar 83oF dan naik menjadi 86oF
setelah melewati E-105. Besarnya kandungan air yang
diserap oleh TEG di dalam kolom glycol contactor berkisar
antara 2,6 – 2,8 %wt dari TEG yang keluar dari kolom
glycol contactor.
Setelah melakukan proses pengeringan (drying
process), cairan glycol (TEG) akan menjadi jenuh karena
terjadi penyerapan air kedalam cairan glycol. Glycol ini
harus di-regenerasi dengan cara mengalirkan dan
memanaskannya kedalam regeneration reboiler (H-150) pada
temperatur 400 oF untuk menguapkan kandungan air yang
ada pada Glikol. TEG yang keluaran contactor (V-100) yang
sudah jenuh dengan air (TEG jenuh atau rich TEG)
melewati LCV-100 dimana level dari V-100 di settingTeknik Kimia Uniersitas Sriwijaya
58
30%. Jika level dari V-100 lebih dari setting maka LCV-
100 akan terbuka otomatis mengalirkan rich TEG ke dalam
still column.
Selanjutnya air di stripping didalam stripping column
pada temperatur 400oF sehingga kandungan air di dalam
TEG turun menjadi 0,02 %wt. Namun, sebelum dialirkan
menuju regeneration reboiler, rich TEG dari V-100 terlebih
dahulu dipanaskan (pre-heating) pada bagian atas still
culomn dengan suhu 168 oF. Aliran rich TEG pada bagian atas
still column ini juga berfungsi untuk menjaga agar tidak
ada TEG yang ikut menguap bersama komponen air yang
teruapkan sehingga dapat meminimalisasi adanya losses
pada glycol akibat penguapan. Setelah melewati bagian
atas still column, rich TEG kemudian dialirkan menuju flash tank
(V-110) untuk memisahkan gas dari liquid (TEG) yang
terikut dari contactor serta di dalam flash tank tersebut
diharapkan pula agar liquid hidrokarbon yang terkandung
di dalam rich TEG dapat terlepas dan akan dibuang ke
flearing. Dari flash tank, rich TEG kemudian melewati
serangkaian filter untuk menghilangkan pengotor yang
terkandung di dalam rich TEG.
Filter yang dilewati oleh rich TEG sebelum masuk ke
dalam exchanger (E-131) meliputi glycol particulate filter (F-
120/121) yang berfungsi menghilangkan pengotor padat (
dust particulat ) pada TEG, glycol carchoal filter (F-125/126)
yang berfungsi menghilangkan hidrokarbon (cracking
Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya
59
hidrokarbon) yang masih lolos dari flash tank dan filter
nowata (F-127) untuk memisahkan particulat halus yang
masih lolos dari F-120/121/125/126/127. Rich TEG yang
telah difilter kemudian dipanaskan kembali di dalam
exchanger (E-130) dengan menyerap panas dari lean TEG yang
akan dialirkan menuju V-100 hingga mencapai suhu 184oF.
Kemudian Rich TEG masuk ke dalam Still column, dan
dipanaskan oleh reboiler H-150 dengan temperatur 400oF. Karena jika temperatur diatas 400 oF maka TEG yang
losses aka banyak karena terdegradasi. Di reboiler
dimasukkan stripping gas untuk mempercepat pemanasan di
reboiler sehingga air dapat cepat teruapkan dan terpisah.
Selai itu sripping gas yang menguap dapat mengikat uap
air juga untuk dikeluarkan ke cerobong. Diharapkan
setelah pemanasan di reboiler uap air tidak terikut lagi
pada TEG tetapi di reboiler efisiensi penyerapannya
sebesar 95,5 %. Itulah sebabnya masuk ke stripping column.
Di dalam stipping column terdapat spiral untuk
menahan TEG losses dan memisahkan uap air yang masih
terikut pada TEG dan membuangnya ke cerobong.Setelah
melewati stripping column, efisiensi penyaerapan air
menjadi 99,8 %. TEG keluaran dari stripping column
dinamakan lean TEG pada suhu 265 oF. Sebelum
disirkulasi kembali ke dalam kolom glycol contactor, TEG
yang telah terbebas dari kandungan air (lean TEG)Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya
60
diturunkan temperaturya terlebih dahulu dengan cara
dikontakkan dengan rich TEG dari glycol contactor di dalam
heat exchanger (E-130).
Lean TEG berada di shell dan rich TEG berada di tube.
Sehingga suhu keluaran lean TEG nantinya berkurang
menjadi 184 oF setelah mengalami pertukaran panas denag
Rich TEG. Setelah melewati E-130, lean TEG masuk ke
tangki penampungan T-155. Proses penurunan temperatur
TEG juga dilakukan dengan melewatkannya dalam cooler E-
145 sebelum dipompakan oleh P 170 A/B kembali ke dalam
kolom glycol contactor. Terdapat FM-100 sebelum lean TEG
masuk ke V-100, dimana FM-100 di setting sebesar 10% feed
+ 0,2. Jika lean TEG yang mau dialirkan berlebih dari
setting FM-100 maka kelebihan TEG akan dialirkan kembali
ke tangki accumulator (T-155).
3.6.3. Refrigeration System
Refrigration system merupakan unit system pendingin pada
plant LPG yang menggunakan propane sebagai pendingin.
Refrigeration package menggunakan propane sebagai refrigerant
(98% mol C3), yang terdiri dari 2 x 50% train screw
compressor dengan tenaga penggerak Gas Engine. Secara
keseluruhan refrigerant package terdiri dari gas chiller,
compressor, oil separator, propane condensor, oil pump, oil cooler, dan
liquid receiver. System ini merupakan closed loop system yang
dilengkapi dengan propane make-up connection untukTeknik Kimia Uniersitas Sriwijaya
61
menggantikan atau menambah propane refrigerant yang hilang
(lost) selama pemakaian. Refrigerant system dilengkapi
dengan control panel tersendiri berbasis PLC yang
terpasang secara terpisah dan di design khusus untuk
menjalankan unit tersebut. Namun demikian disediakan
output “common alarm” yang terkoneksi ke plant main control
room.
Propane yang sudah dikondensasi di tampung pada
tangki accumulator (V-400). Sebelum masuk ke economizer
(V-330), propane dialirkan ke filter F-420 untuk menyaring
kotoran/ impuritis dan juga oli yang masih terikut pada
propane. Economizer digunakan untuk mengekonomiskan nilai
propane dimana disana propane dipisahkan antara propane
liquid dan propane vapor.Tekanan dan temperatur operasi
economizer sebesar 50 Psig dan 30 oF.
Propane vapor pada bagian atas economizer langsung
dialirkan ke compressor C-310 A/B sebagai secound suction
sedangkan aliran bottom economizer yaitu propane liquid
dibagi menjadi 2 aliran. Aliran pertama, propane liquid
dialirkan ke trim cooler E-505 yang digunakan untuk
pendinginan pada trim cooler di de-ethanizer untuk
mengkondensasi C3 yang ikut teruapkan pada column
fraksinasi de-ethanizer. Setelah propane liquid digunakan
untuk kondensasi, propane berubah fase menjadi vapor.
Vapor propane kemudian dialirkan ke tangki expansi V-
230. Sedangkan aliran liquid propane yang ke duaTeknik Kimia Uniersitas Sriwijaya
62
langsung dialirkan ke tangki expansi V-230. Tekanan dan
temperatur operasi expantion vessel sebesar 6 Psig dan -
28oF.
Tangki expansi ini terjadi penurunan tekanan
sampai 6 psi karena ditangki ekspansi vapor propane yang
ada pada tangki dialirkan ke scrubber V-300 untuk
memisahkan terlebih dahulu liquid yang propane yang
terikut sebelum masuk ke compressor C-310 A/B karena di
compressor tidak boleh ada liquid. Sedangkan bagian
bottom (liquid propane) dialirkan ke cold box E-220 untuk
pendinginan di cold box. Setelah liquid propane digunakan
sebagai pendingin, propane vapor kemudian dialirkan
kembali ke tangki expansion V-230.
Vapor propane yang sudah dipisahkan liquid
propanenya pada srubber kemudial masuk ke compressor C-
310 A/B dan bergabung dengan propane vapor dari secound
suction. Pada compressor mycomp tekanan propane ditingkatkan
dari 6 Psig menjadi 185 Psig. Tekanan dinaikan supaya
semakin banyak propane yang terliquid kan nantinya.
Propane yang telah dinaikkan tekanannya kemudian
dialirkan menuju lube oil separator (V-320 A/B) dan
compressor lube oil separator 2nd stage (V-321 A/B) untuk
menangkap oil CPI yang tercampur ke dalam propane saat
mlewati C-310 A/B. Selanjutnya propane dialirkan melalui
kondensor (E-410 A/B/C) untuk dikondensasi dan
Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya
63
menurunkan temperaturnya dari 168 oF menjadi 104 oF,
kemudian ditampung di dalam accumulator (V-400).
3.6.4. Hot Oil System
Sistem hot oil menggunakan lube oil mobiletherm 603
sebagai oil untuk pemanasan pada reboiler fraksinasi. Hot
oil system merupakan closed system, yang terdiri dari
peralatan sebagai berikut;
1) Hot Oil Heater
2) Hot Oil Expansion Tank
3) Hot Oil Recirculation Pumps
Hot Oil Heater merupakan dual furnace atau tungku tipe
konveksi (pemanas tak langsung) yang berfungsi untuk
memanaskan hot oil dengan bahan bakar lean gas pada saat
operasi normal atau memakai bahan bakar feed gas pada
saat star-up plant pada burner (B-610). Hot oil mula-mula
dipanasi didalam heater kemudian disirkulasi ke LPG
plant dengan pompa untuk memanasi regenation gas heater,
LEF reboiler dan LPG reboiler. Hot oil disirkulasikan oleh 2
x 100% hot oil recirculation pump. Sementara itu, hot oil yang
telah digunakan akan di kembalikan ke expansion tank
sebelum sirkulasi ulang setelah dipanasi kembali
didalam heater.
Expansion tank didesign memiliki ruang yang cukup untuk
meyimpan sementara hot oil dan juga memberikan ruang
untuk expansi hot oil akibat pemanasan. Untuk mengganti
sebagian hot oil yang hilang selama pemakaian makaTeknik Kimia Uniersitas Sriwijaya
64
disediakan connection untuk hot oil make-up yang dilengkapi
dengan pompa feeding dan stroge tank. Hot oil system dilengkapi
dengan control panel tersendiri berbasis PLC yang
terpasang secara terpisah dan di design khusus untuk
menjalankan unit tersebut. Namun demikian disediakan
output “common alarm” yang terkoneksi ke Plant Main Control
room.
Hot Oil yang telah dipanaskan di dalam heater (H-600)
kemudian dipompakan dengan pompa P-630 A atau B ke
dalam De-Ethanizer Reboiler (E-510), De-Butanizer Reboiler (E-
565) dan De-Propanizer Reboiler (E-530). Aliran hot oil ke
reboiler dibagi menjadi 2 aliran yaitu aliran pertama
langsung ke De-Ethanizer reboiler (E-510) dan aliran yang ke
dua menuju ke De-Butanizer reboiler (E-565) dan De-Propanizer
reboiler (E-530).
Tetapi aliran ke De-Ethanizer reboiler (E-510) ditutup
terlebih dahulu dengan valve karena De-Ethanizer reboiler (E-
510) terlebih dahulu menggunakan panas hot oil keluaran
dari De-Butanizer reboiler (E-565) dan De-Propanizer reboiler
(E-530). Setelah digunakan sebagai pemanas di dalam E-
565 dan E-530, hot oil kemudian dialirkan kedalam De-
Ethanizer reboiler (E-510) sebelum dipanaskan kembali di
dalam heater. Jika panas hot oil keluaran De-Butanizer reboiler
(E-565) dan De-Propanizer reboiler (E-530) sudah mencukupi
untuk memanaskan Ethanizer reboiler (E-510), valve yang ke
Ethanizer reboiler tidak dibuka tetapi jika panasnya belumTeknik Kimia Uniersitas Sriwijaya
65
mencukupi maka valve dibuka untuk memenuhi kebutuhan
panas di Ethanizer reboiler. Kondisi operasi untuk reboiler
yaitu untuk temperatur Ethanizer reboiler (E-510)241 oF, De-
Butanizer reboiler (E-565) 240 oF dan De-Propanizer reboiler (E-
530) 305 oF.
3.6.5. Fractionation
Fractionation system terdiri dari 3 buah kolom, yang
merupakan unit-unit utama dari LPG plant yang berfungsi
menghasilkan product dengan cara distilasi berdasarkan
perbedaan titik didih dari masing-masing komponen gas
umpan, yaitu:
1. De-Ethanizer
2. De-Propanizer
3. De-Butanizer
Berikut uraiannya :
1. De-Ethanizer kolom
Column De-Ethanizer memisahkan komponen ringan (C1
dan C2) dari C3+ yang kaya kandungan propane, LPG dan
condensate dengan cara distilasi berdasarkan perbedaan
titik didihnya. Column De-Ethizer di bagi menjadi 3 bagian
atau section, yang paling atas disebut rectification section,
yang bagian bawah disebut stripping section, sedangkan
dasar kolom disebut heating dan product withdrawal section.
Umpan yang kaya kandungan C3+ masuk di bagian atas
Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya
66
stripping section sebagai campuran 2 phase (kira-kira 70%
mol berbentuk cairan, sisanya berupa uap).
Umpan yang berbentuk cairan akan mengalir kebawah
kolom melewati serangkaian tray menuju dasar kolom
dimana sebagian dari cairan ini masuk kedalam reboiler
untuk diuapkan dengan menggunakan hot oil yang mengalir
di shell-side reboilernya. Uap panas ini kemudian di masukkan
kembali ke dalam kolom dan mengalir keatas melalui
serangkaian tray untuk memanasi cairan yang turun
kebawah melalui tray yang sama.C3+ yang sudah bebas dari
fraksi ringan selanjutnya mengalir melewati weir ke
dalam product withdrawal section, dan keluar dari kolom
diatur oleh control valve menuju De-Propanizer column.
Sementara itu umpan yang berbentuk uap yang kaya akan
komponen C1 dan C2 pada saat masuk ke column akan
tercampur dengan uap panas yang berasal dari Reboiler,
dan mengalir keatas kolommelalui rectification section,
selanjutnya dipuncak kolom didinginkan dengan trim
cooler, component berat yang terdapat didalam uap akan di
kondensasi atau diembunkan dan akan jatuh kebawah kolom
sebagai cairan reflux, yang selanjutnya akan terpanasi
oleh uap yang mengalir keatas di dalam rectification section.
C1& C2 yang tidak mengembun di top kolom selanjutnya di
alirkan ke recycle compressor untuk dinaikkan tekanannya
sebelum dikirim kembali ke Pertamina gas transmission.
2. De-Propanizer kolomTeknik Kimia Uniersitas Sriwijaya
67
Column De-Proannizer memisahkan komponen C3 (propane)
dari C4+ yang kaya kandungan LPG dan condensate dengan
cara distilasi berdasarkan perbedaan titik didihnya.
Column De-Propanizer di bagi menjadi 3 bagian atau section,
yang paling atas disebut rectification section, yang bagian
bawah disebut stripping section, sedangkan dasar kolom
disebut heating dan product withdrawal section. Umpan yang kaya
kandungan C3+ masuk di bagian atas stripping section sebagai
campuran dua phase.
Umpan yang berbentuk cairan akan mengalir kebawah
kolom melewati Serangkaian tray menuju dasar kolom
dimana sebagian dari cairan ini masuk kedalam reboiler
untuk diuapkan dengan menggunakan hot oil yang mengalir
di shell-side reboilernya. Uap panas ini kemudian di masukkan
kembali ke dalam kolom dan mengalir keatas melalui
serangkaian tray untuk memanasi cairan yang turun
kebawah melalui tray yang sama.C4+ yang sudah bebas dari
fraksi ringan (C3) selanjutnya mengalir melewati weir ke
dalam product withdrawal section, dan keluar dari kolom
diatur oleh control valve menuju De-Butanizer Column.
Sementara itu umpan yang berbentuk uap yang kaya
akan komponen C3 dan pada saat masuk ke column akan
tercampur dengan uap panas yang berasal dari reboiler,
dan mengalir keatas kolom melalui rectification section,
selanjutnya menuju propane condenser . Component berat
yang terdapat didalam uap akan di kondensasi atauTeknik Kimia Uniersitas Sriwijaya
68
diembunkan didalam condenser, dan selanjutnya dipisahkan
didalam reflux drum sebelum di pompa kembali ke dalam
puncak column sebagai cairan reflux. Cairan reflux ini
selanjutnya akan mengalir kebawah dan akan terpanasi
oleh uap yang mengalir keatas di dalam rectification section.
Sementara itu sebagian dari cairan ini dialirkan
kedalam tangki penyimpan sebagai product propane.
3. LPG Column atau De-Butanizer
LPG Column atau De-Butanizer akan memisahkan
komponen C3 dan C4 dalam jumlah tertentu dari condensate
umpan yang yang didapat dari bottom product De-propanizer
column. LPG dalam bentuk uap selanjutnya di distilasi
didalam kolom untuk mengambil cairan C5+ yang mana juga
teruapkan dalam jumlah kecil. LPG column terdiri dari 3
bagian, bagian atas disebut rectification section, bagian
bawah disebut stripping section, dan bagian dasar column
disebut heating dan product withdrawal section.
Umpan dari De-pronanizer column yang kaya kandungan
C3 dan C4 masuk kedalam LPG De-Butanizercolumn sebagai
campuran 2 phase melalui bagian atas stripping section.
Umpan yang berbentuk cairan selanjutnya turun kebagian
bawah melalui sejumlah tray ke heating section dimana
selanjutnya cairan ini dipanaskan didalam reboiler untuk
diuapkan dengan menggunakanh hot oil. Uap yang kaya akan
kandungan LPG hasil pemanasan dari reboiler selanjutnyaTeknik Kimia Uniersitas Sriwijaya
69
dimasukkan kembali kedalam column dan mengalir keatas
melalui sejumlah tray, yang akan memanasi cairan yang
turun lewat tray-tray tersebut. condensate yang telah
stabil, yang banyak mengandung komponen C5 dan C6.
Selanjutnya mengalir melewati weir kedalam product
withdrawal section, dan keluar lewat level control menuju
condensate cooler untuk didinginkan sebelum di alirkan
kedalam tangki-tangki condensate. Sementara itu umpan
yang berbentuk uap yang kaya akan komponen C3 dan C4
pada saat masuk ke LPG column akan tercampur dengan
uap panas yang berasal dari reboiler, dan mengalir keatas
kolom melalui rectification section, selanjutnya menuju LPG
condenser atau fin-fan cooler. LPG yang terkondensasi, yang
mengandung komponen sekitar 60% mol C3 dan 38% mol C4
dipisahkan dari komoponen ringan yang tidak
terkondensasi didalam LPG reflux drum dan dipompa ke LPG
storage tank, sementara fraksi ringan yang tersisa di
buang ke flare system. LPG dalam jumlah tertentu akan
dipisahkan dalam LPG reflux drum untuk dipompakan kembali
sebagai reflux kedalam kolom. Cairan refluk ini
selanjutnya mengalir turun kebawah sambil dipanasi oleh
uap yang mengalir keatas didalam rectification section
didalam kolom melalui serangkaian tray column.
3.6.6. Flare dan Disposal System
LPG plant Lembak, simpang Y tidak dilengkapi dengan
flare system, sehingga semua keperluan flaring dilakukanTeknik Kimia Uniersitas Sriwijaya
70
dengan menggunakan flare stack milik Pertamina yang memang
sudah ter-installed di dekat plant area. LPG plant Lembak,
simpang Y hanya menyediakan koneksi dari flare header ke
existing flare stack milik PT. Pertamina. Disposal system
untuk buangan yang berbentuk cairan tetap disediakan
sebagai alat buangan proses sebelum dilepas ke
lingkungan.
Gas buangan yang berasal dari venting atau gas
blowdown pada saat emergency akan di alirkan ke flare
system milik Pertamina untuk dibakar terlebih dahulu
sebelum dilepas ke atmosphere.
Terdapat 2 buah disposal system untuk menampung
buangan cairan, yaitu closed drain system yang berfungsi
menampung sisa cairan yang masih banyak mengandung
condensate seperti cairan dari filter dan separator.
Untuk cairan yang banyak mengandung air dan buangan
yang tidak bertekanan, dialirkan ke oil catcher yang
terbuat dari penampungan bak terbuka yang dilengkapi
dengan weird untuk memisahkan sisa-sisa condensate dan
air. Condensate yang telah dipisahkan kemudian
dipompakan kembali ke closed drain system, sementara airnya
dialirkan ke balong sebelum di buang ke lingkungan.
3.6.7. Storage and Loading System
LPG tank Lembak, simpang Y dilengkapi dengan 4
buah LPG tank berbentuk vessel horizontal dengan
kapasitas per tank 150 tons. Tank ini dilengkapi denganTeknik Kimia Uniersitas Sriwijaya
71
water cooling system yang berfungsi untuk memdinginkan tank
apabila suhu cairan didalam tanki melebihi titik aman
temperature penyimpanan. System loading LPG produk dilakukan
dengan loading truck menggunakan weighing bridge station.
LPG dialirkan dari tangki penyimpan dengan LPG
pump yang masing-masing berkapasitas 88 Gpm. Plant
ini juga dilengkapi dengan 1 buah LPG offspec tank
berkapasitas 150 ton yang berfungsi untuk menampung
hasil LPG yang tidak memenuhi specifikasi sebelum di
re-cycle kembali ke process plant dengan menggunakan LPG off
spec pump yang berkapasitas Gpm. Terdapat 1 buah propane
tank untuk menampung produk propane dengan kapasitas 50
tons.
Terdapat 1 buah condensate tank untuk menampung
produk condensate dengan kapasitas 125 tons. Loading
propane dan condensate produk dilakukan dengan dispenser
menggunakan filling station. Condensate dialirkan dari tanki
penyimpan dengan 2 buah propane pump yang masing-masing
berkapasitas 22 Gpm, dan 2 buah condensate pump yang
masing-masing berkapasitas 22 Gpm.
3.6.8. Control and ESD System
Untuk mengendalikan plant dan mengatasi keadaan
bahaya, LPG plant Lembak, simpang Y dilengkapi dengan
Control dan ESD system yang berfungsi untuk mengontrol
parameter proses dan sebagai emergency shutdown system.
Menurut penempatannya (topography) system kontrol iniTeknik Kimia Uniersitas Sriwijaya
72
dibagi menjadi 2 bagian yaitu system control yang
diletakkan didalam control room dan local control panel untuk
unit-unit tertentu.
Semua parameter proses dikendalikan dari control
room, yang didalamnya terdapat panel-panel sebagai
berikut :
1) Main control panel & ESD system (PLC system)
2) Gas chromatograph panel (Status)
3) MCC panel
4) Propane refrigerant panel
5) Hot oil panel
PLC yang berada di control room menangkap sinyal
atau info yang dikirim dari local panel atau site, yaitu
dari transmitter, control valve, SOV (BDV/SDV/DV), dan dew
point. Terdapat 3 system di site yang tidak terhubung
dengan DCS system, yaitu loading system, gas chromatography
system dan metering lean gas system.
Pengontrolan loading system dilakukan langsung di
lapangan, sedangkan status dari metering lean gas di display
di control room melalui flow computer yang dilengkapi
dengan printer sendiri. Data dari local panel cas
chromatography juga di display di PC3 yang berada di
control room. PC3 juga dilengkapi dengan printer.
System yang berada di lapangan selain instrument yang juga
terhubung PLC adalah refrigeration system dan hot oil packages.
Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya
73
Man Machine Interface (MMI) dari PLC system dilakukan
di dua buah computer (PC1 dan PC2), serta terhubung ke
dua buah printer. PC1 berfungsi sebagai programming dan
station, artinya semua penambahan ataupun pemprograman
PLC system hanya bisa dilakukan melalui PC1. PC2
berfungsi sebagai station dan dapat digunakan untuk
merubah set-point dari instrument. Di control room juga
terdapat MCC, yang berfungsi sebagai control terhadap
semua equipment motor. Khusus untuk motor-motor yang
bekerja di main proses, MCC mengirim sinyal Run atau
Stop Permit Status ke DCS system.
3.6.9. Fire Safety System
Untuk mengatasi keadaan darurat bahaya kebakaran,
plant dilengkapi dengan fire water system yang didesain
untuk melindungi plant jika terjadi kebakaran besar di
tanki LPG dan di semua area plant. Fire water system terdiri
dari:
1) Fire water pump station
2) Fire water pond
3) Fire water main ring dan accessories
Fire water pump station terdapat 1 buah diesel engine fire
water pump berkapasitas 1250 gpm dengan tekanan discharge
150 psig maximum. Pompa ini dilengkapi dengan diesel tank
yang memiliki kapasitas bahan bakar solar mampu
mensuplai engine secara terus menerus selama 4 jam.
Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya
74
Pompa ini running secara otomatis (starter active) jika
tekanan di main ring berkurang pada tekanan tertentu.
Jockey pump dipasang untuk menjaga pressure main ring
pada tekanan 125 psig. Jika hydrant atau monitor dibuka
karena terjadi kebakaran, maka tekanan main ring akan
menurun yang akan mengaktifkan fire water pump. Water pond
atau balong dibangun dengan kapasitas air yang cukup
untuk mengatasi bahaya kebakaran, dimensi balong 95 M
x 50 M dan kedalam 4 meter, memiliki kapasitas
penampungan air nominal 13.300 M3.
Main ring terbuat dari pipa berdiameter 8 inci yang
dibangun mengelilingi plant, yang juga dilengkapi
dengan 10 hydrant dengan kapasitas hydrant masing 85 GPM
(125 Psig) untuk menghadapi kebakaran. Selain itu pada
propane, LPG dan condensate tank juga dilengkapi dengan
water spray system yang berguna untuk mendinginkan tanki
pada saat kebakaran atau jika suhu didalam tanki naik
dan terjadi penguapan yang signifikan. Water spray system
ini dihubungkan dengan deluge valve yang akan membuka
secara otomatis jika tekanan di dalam tanki naik
akibat terjadinya penguapan yang berlebihan.
3.6.10. Utility
Terdapat 4 macam utility system untuk menjalankan
plant, yaitu:
1) Air Instrument System
2) GensetTeknik Kimia Uniersitas Sriwijaya
75
3) UPS
4) Water Treatment Package
Berikut penjelasannya keempat sistem utilitas
yang ada di plant :
1. Instrument Air System
Instrument air system berguna untuk menyuplai seluruh
keperluan udara untuk alat-alat instrumen. Dalam sistem
ini terdapat dua buah air compressor yang berguna untuk
mengkompres udara. Compressor ini digerakkan melalui
tenaga listrik yang berasal dari generator. Compressor
juga dilengkapi dengan air dryer yang berfungsi untuk
menyaring kandungan air yang terdapat di udara dengan
cara mengkondensasikannya. Udara kering yang keluar
dari air dryer kemudian ditampung didalam tabung
penampung atau receiver sebelum dialirkan kebagian
instrument yang membutuhkan seperti control valve. Udara
kering tersebut disalurkan dengan tekanan sekitar 125
psig.
2. Genset atau Generator
Generator adalah mesin listrik yang berfungsi
untuk merubah tenaga mekanik yang berupa tenaga putar
poros (rotor) menjadi tenaga listrik. Prinsip kerjanya
adalah bila sebuah penghantar (konduktor) digerakkan
(mekanik) dalam medan magnet, maka pada penghantar itu
akan timbul arus listrik.
Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya
76
Terdapat tiga buah generator yang ada didalam plant PT.
Surya Esa Perkasa, Tbk yaitu:
1. Dua buah genset yang berkapasitas masing-masing
900 KVA yang digerakkan oleh mesin berbahan bakar
gas .
2. Satu buah genset berkapasitas 250 KVA yang
digerakkan oleh mesin diesel.
Pada dasarnya hanya satu buah genset yang bekerja
pada kondisi normal, sedangkan yang satunya lagi stand
by dan satu buah genset diesel sebagai persiapan ketika
emergency.
3. UPS ( Un – interupted Power Supply )
UPS digunakan sebagai sistem power back-up untuk
tetap menyuplai power jika terjadi pemadaman arus
listrik secara tiba-tiba. UPS ini dirancang untuk mampu
melindungi semua operasi –operasi kritikal selama dua
jam secara terus menerus sebelum pembangkit listrik
aktif kembali. UPS mampu menyuplai DC power sekitar 20
KVA.
4. Plant Water atau Water Treatment Package
Plant water adalah unit yang berfungsi untuk
menjernihkan air baku menjadi air bersih melalui proses
klarifikasi. Air permukaan yang berasal dari alam
mengandung kotoran-kotoran ini tidak dihilangkan maka
akan mengganggu pada proses selanjutnya.
Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya
77
Impurities - impurities ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu
sebagai berikut:
1. Impurities yang tidak larut (suspended solid) yaitu
partikel – partikel atau kotoran yang masih dapat
dilihat secara kasat mata. Seperti, partikel-
partikel yang menyebabkan air keruh.
2. Impurities yang terlarut (dissolved solid). Seperti,
calsium bikarbonat, garam-garam silika dan lain-
lain.
Pada dasarnya kedua impurities di atas harus
dihilangkan agar diperoleh air dengan kualitas yang
bagus. Namun, plant PT. Surya Esa Perkasa, Tbk hanya
menghilangkan kandungan air suspended solid karena air
yang digunakan hanya untuk menyuplai keperluan kantor,
pendingin untuk fin fan cooler dan fire hydrant. Proses
deskripsinya adalah sebagai berikut: Air diambil dari
sumur bor dengan menggunakan pompa deep well pump yang
kemudian ditampung dibak settling untuk mengendapkan
suspended solid yang ada sebelum dialirkan ke proses
selanjutnya. Dari bak penampung air dialirkan ke sand
filter guna menghilangkan impurities – impurities seperti pasir,
tanah dan lain-lain. Dari sand filter air ditransfer ke bak
penampungan kemudian dialirkan ke aerator dengan
menggunakan bantuan transfer pump dan kemudian ke filter
pump. Sebelum air dialirkan untuk keperluan plant dan
kantor, air terlebih dahulu dimasukan ke karbon filterTeknik Kimia Uniersitas Sriwijaya