Bab 1-3 KP PT SEP

78
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendirian PT. Surya Esa Perkasa (SEP), Tbk Konsumsi gas alam atau gas bumi semakin lama semakin meningkat seiring dengan semakin luasnya penggunaan gas alam sebagai sumber energi, baik untuk bahan baku industri terutama untuk industri pupuk maupun untuk kebutuhan energi rumah tangga. Penggunaan gas alam sebagai energi final di Indonesia adalah ketiga terbesar setelah BBM dan batubara, lebih tinggi dibanding listrik dan LPG. Didalam industri gas alam, terdapat beberapa masalah dalam perkembangannya. Beberapa masalah terkait industri gas alam adalah pasokan untuk kebutuhan dalam negeri yang terbatas. Akibatnya, kelangsungan perkembangan industri di dalam negeri misalnya industri pupuk sempat terganggu karena belum adanya jaminan pasokan gas . Selain itu, sebagian gas alam dijual ke pasar luar negeri karena pembentukan harga yang tidak sepenuhnya memakai prinsip pasar di dalam negeri. Kondisi ini membuat ketidakpastian pasokan untuk industri dalam negeri belum stabil. Dengan semakin besarnya desakan di dalam negeri untuk dapat memanfaakan gas alam Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya

Transcript of Bab 1-3 KP PT SEP

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Pendirian PT. Surya Esa Perkasa

(SEP), Tbk

Konsumsi gas alam atau gas bumi semakin lama

semakin meningkat seiring dengan semakin luasnya

penggunaan gas alam sebagai sumber energi, baik untuk

bahan baku industri terutama untuk industri pupuk

maupun untuk kebutuhan energi rumah tangga. Penggunaan

gas alam sebagai energi final di Indonesia adalah

ketiga terbesar setelah BBM dan batubara, lebih tinggi

dibanding listrik dan LPG. Didalam industri gas alam,

terdapat beberapa masalah dalam perkembangannya.

Beberapa masalah terkait industri gas alam adalah

pasokan untuk kebutuhan dalam negeri yang terbatas.

Akibatnya, kelangsungan perkembangan industri di dalam

negeri misalnya industri pupuk sempat terganggu karena

belum adanya jaminan pasokan gas. 

Selain itu, sebagian gas alam dijual ke pasar luar

negeri karena pembentukan harga yang tidak sepenuhnya

memakai prinsip pasar di dalam negeri. Kondisi ini

membuat ketidakpastian pasokan untuk industri dalam

negeri belum stabil. Dengan semakin besarnya desakan di

dalam negeri untuk dapat memanfaakan gas alam

Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya

2

semaksimal mungkin untuk kebutuhan dalam negeri, maka

berbagai kebijakan baru telah dikeluarkan mengenai

pemanfaatan gas alam.

Untuk memenuhi kebutuhan LPG pada masyarakat luas, maka

mulai didirikan pabrik pengolahan gas alam pada

tanggal 9 Mei 2006, yaitu PT. Surya Esa Perkasa (SEP),

Tbk. Diharapkan dengan didirikanya PT. Surya Esa

Perkasa, Tbk maka kebutuhan bahan baku industri dan

energi dalam hal ini gas untuk masyarakat akan

terpenuhi sehingga masyarakat tidak perlu khawatir

lagi.

1.2. Sejarah Singkat

Kronologi Perubahan Legalitas Perusahaan :

Akta Pendirian Perusahaan

Nama Notaris : Hasbullah A. Rasyid, SH,

MKn, di Jakarta

Nomor/ Tanggal : No. 7/ Tanggal 24 Maret 2006

Pengesahan DepHukHam : C – 13339 HT.01. 01. TH.

2006/Tanggal 9/5/2006

Akta Perubahan Terakhir

Nama Notaris : Buntario Tigris, SH, SE, M.

H, di Jakarta

Nomor/ Tanggal : No. 103/ Tanggal 17 November 2006

Pengesahan DepHukHam :W7 – 0284

HT.01.01.TH.2006/Tanggal 25/11/2006

Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya

3

Mulai tanggal 1 Ferbuari 2012 PT. Surya Esa

Perkasa, Tbk berubah sifat menjadi PT. Surya Esa

Perkasa, Tbk yang bergerak dalam bidang produksi LPG

yang berlokasi di Jl. Raya Palembang – Indralaya Km. 17

Simpang Y Palembang, Kecamatan Indralaya, Kabupaten

Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Indonesia yang dirancang

untuk memisahkan propane, LPG, dan condensate dari aliran

gas alam yang berasal dari jalur pipa transmisi gas PT.

Pertamina.

1.3. Profil Perusahaan

PT. Surya Esa Perkasa, Tbk merupakan perusahaan

yang bergerak dalam pengolahan gas bumi, khususnya

dalam pengekstraksian gas alam menjadi LPG, propane,

dan kondensat. PT. Surya Esa Perkasa, Tbk memiliki

kantor pusat di daerah Jakarta tepatnya, DBS Bank Tower

18th Floor Ciputra World 1 Jakarta di Jl. Prof. Dr.

Satrio Kav. 3-5, Jakarta 12940, Indonesia.

Adapun Profil PT. Surya Esa Perkasa, Tbk

Process Licencor : Presson Enerflex – CANADA

Year Built : 2006 – 2007

Start Up : Juli 2007

Main Contactor : PT. Rekayasa Industri

Feed Gas Source : Lembak/ Cambai Gas Pipeline,

PERTAMINA

Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya

4

Lean Gas Return : Pertamina Pipeline (ke PUSRI dan

PLN)

Untuk mendirikan suatu perusahan diharuskan

memiliki beberapa surat izin sebagai dasar legalitas

dari perusahaan begitu halnya dengan PT. Surya Esa

Perkasa, Tbk. Untuk dapat mengolah gas bumi sendiri,

PT. Surya Esa Perkasa, Tbk memiliki Surat Izin Usaha

Pengolahan Gas Bumi.

Suatu perusahaan pengolahan sumber daya alam

diwajibkan memiliki surat izin pengolahan dari

pemerintah. Hal ini diberlakukan untuk menghindari

penyalahgunaan dari sumber daya alam itu sendiri dan

sebagai bukti bahwa suatu perusahaan tersebut layak

untuk mengolah sumber daya alam yang ada, khusunya gas

bumi. Adapun surat-surat izin atau persetujuan yang

dimiliki perusahaan antara lain, sebagai berikut:

Izin / Persetujuan Yang Dimiliki Perusahaan

1. Surat Persetujuan Penanaman Modal Asing

a)Nomor : 167/V/PMA/2006

b)NKP : 5141-31-19711

2. Surat Persetujuan Perluasan Penanaman Modal

a)Nomor : 361/II/PMA/2006

b)NKP : 2320/5141-16/31-19711

3. Angka Pengenal Importir Terbatas

a)Nomor : 630/APIT/2006/PMA

b)Tanggal : 23 November 2006Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya

5

4. Ijin Usaha Pengolahan Gas Bumi

a)Nomor : 1768 K/10/MEM/2008

b)Tanggal : 2 Juni 2008

1.4. Lokasi dan Tata Letak Pabrik

PT. Surya Esa Perkasa, Tbk berlokasi di Jl. Raya

Palembang – Indralaya Km. 17 Simpang Y Palembang,

Kecamatan Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera

Selatan, Indonesia. Peta lokasi serta gambar plant lay-out

dari PT. Surya Esa Perkasa, Tbk dapat dilihat pada

gambar dibawah ini,

Gambar 1.1. Peta lokasi PT. Surya Esa Perkasa, Tbk

1.5. Disribusi dan Pemasaran Produk

PT. Surya Esa Perkasa, Tbk menghasilkan produk

berupa LPG mix, condensate, dan propane. Target penjualan

produk lebih diutamakan pada produk LPG. Sedangkan

untuk produk propana hanya didistribusikan jika ada

pesanan dari perusahaan yang bersangkutan ataupun bisa

digunakan untuk operasional di dalam pabrik pengolahan

Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya

6

gas alam PT. Surya Esa Perkasa, Tbk. Adapun pemasaran

atau pendistribusian produk yang tersedia di pabrik ini

dengan rincian sebagai berikut:

1) LPG

Produk LPG ini didistribusikan secara penuh kepada

PT. Pertamina Persero. Pada dasarnya untuk

pendistribusian LPG ini tidak sembarang dilakukan

karena harus memenuhi syarat ataupun standar yang

diberikan oleh Dirjen Migas. Adapun bagan

pendistibusian produk LPG, adalah sebagai berikut :

Gambar 1.2. Diagram Alir Pendistribusian LPG

Kontrak kerja ini terjadi pada PT. Surya Esa

Perkasa, Tbk dan PT. Pertamina Persero, sedangkan PT.

Pertamina akan menyerahkan proses pengakutan LPG dariTeknik Kimia Uniersitas Sriwijaya

SEP PERTAMINA

SPPBE

MASYARAKAT

AGENT LPG

KIOSPENJUALAN LPG

7

PT. Surya Esa Perkasa, Tbk pada SPPBE (Stasiun

Pengakutan Pengisian Bulk Elpiji).

Untuk pendistribusian LPG dibutuhkan Surat

Perintah Angkut (SPA), dimana surat ini dibuat untuk

memenuhi syarat pengangkutan LPG dari PT SEP Tbk. Surat

ini dikeluarkan oleh kantor pusat (Head Office) PT. Surya

Esa Perkasa, Tbk.

2. Condensate

Produk condensate dari PT. Surya Esa Perkasa, Tbk

ini dikembalikan lagi ke Pertamina. Pendistribusian

produk dari PT. Surya Esa Perkasa, Tbk hanya dipasarkan

di dalam negeri, dikarenakan produksi LPG di Indonesia

masih mengimpor dari negara lain. Hal ini mengakibatkan

negara kita tidak mungkin untuk dapat mengekspor LPG

tersebut. Rata – rata kapasitas LPG dan kondensat yang

didistribusikan perbulan yaitu sebesar 3.000 ton LPG

dan 10.500 barrel untuk produk kondensat.

Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya

8

BAB II

STRUKTUR ORGANISASI

2.1. Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan alat untuk

menggambarkan tentang tugas dan tanggung jawab setiap

personil. PT. Surya Esa Perkasa, Tbk memiliki struktur

organisasi yang terdiri dari beberapa bagian yang

dipimpin oleh seorang plant manager, sebagai bagian

terpenting dan penanggung jawab utama kegiatan di

pabrik. Dalam pelaksanakannya plant manager dibantu oleh

para supervisor yang memimpin beberapa divisi atau section.

Setiap bagian memiliki tugas masing-masing, yang

bekerja sama secara harmonis demi kemajuan perusahaan.

Adapun gambar struktur organisasi PT. Surya Esa

Perkasa,Tbk dapat dilihat pada lampiran 6.Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya

9

2.1.1. Plant Manager

Tugas dari seorang plant manager adalah memimpin,

mengontrol dan mengawasi keseluruhan dari operasi yang

berjalan dipabrik dan juga bertanggung jawab untuk

semua kegiatan dipabrik. Dalam melakukan suatu proses

operasi baik dipabrik maupun diluar lingkungan pabrik

harus berdasarkan izin dari plant manager. Seorang plant

manager membawahi dari berbagai departemen, antara lain

production departement, HRD and GA Department, HSE

Department, Maintenance Department, dll. Plant manager

memiliki seorang sekretaris yang bertugas untuk

membantu plant manager untuk mengurusi bagian

administrasi (pimpinan).

2.1.1.1. Sekretaris Plant Manager

Tugas Utama

a. Mengetik, membuat surat, mencatat surat masuk dan

keluar, filling arsip-arsip yang berhubungan dengan

pimpinan (administrasi)

b. Menginput daily report, monthly report yang dikirim oleh

masing-masing divisi

c. Menginput data operasi ke proses parameter serta

mendistribusikan

d. Menerima dan menjawab telepon serta mencatat

pesan, menerima tamu

e. Mencatat janji untuk pimpinan

Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya

10

f. Menangani urusan keuangan untuk keperluan

perjalanan dinas, dll

g. Mencatat dokumen masuk dan dokumen keluar, serta

merapikan dokumen (document control).

Tugas Umum

a. Bertanggung jawab kepada plant manager, atas lingkup

kerja sekretaris, serta menjaga kerahasiaan atas

lingkup pekerjaannya

b. Memahami, mengerti, mengikuti dan melaksanakan

peraturan perusahaan yang ada

c. Melaksanakan dan mengatur pekerjaan yang sedang

dan akan dikerjakan secara efisien dan ekonomis

sesuai dengan kepentingan perusahaan

d. Menjaga, menggunakan dan merawat semua peralatan

dan fasilitas perusahaan agar tetap dalam keadaan

baik dan siap pakai

e. Melaksanakan perintah-perintah khusus dari atasan

langsung untuk kepentingan perusahaan

2.1.1.2. Head Engineer and Maintenance

Head engineering and maintenance bertanggung jawab untuk

untuk masalah pemasangan, pemeliharaan dan perbaikan

peralatan-peralatan yang dipergunakan perusahaan dalam

proses kegiatannya. Peralatan-peralatan tersebut

bekerja berdasarkan prinsip mekanik, elektrik dan

instrumentasi. Dilapangan terdapat banyak jenis

peralatan yang harus selalu dilakukan perawatan secaraTeknik Kimia Uniersitas Sriwijaya

11

rutin. Oleh karena itu, dibutuhkan perawatan dan

perbaikan agar proses kegiatan perusahaan dapat

berlangsung dengan baik dan lancar. Adapun secara rinci

tugas utama dan tugas umum dari head engineering and

maintenance, adalah:

Tugas Utama

a. Memberi support kepada depertemen lain dengan

melengkapi fasilitas-fasilitas yang kurang dan

diperlukan untuk kenyamanan berkerja.

b. Melakukan perawatan berkala semua fasilitas sarana

yang ada untuk menunjang produktifitas dengan

menciptakan lingkungan yang sehat.

c. Menjaga semua fasilitas pabrik agar tetap

berfungsi secara baik dan efisien.

d. Memberdayakan semua man power yang ada menuju

kualitas kerja dan disiplin kerja yang baik dalam

lingkup pekerjaan officer boy, perawatan umum,

perawatan penerangan dan sarana elektrikal,

perawatan plumbing instalasi air bersih dan kotor.

Tugas Umum

a. Bertanggung jawab kepada plant manager atas lingkup

kerja head engeneering and maintenance dan menjaga

kerahasian lingkup pekerjaan.

b. Melaksanakan dan mengatur pekerjaan yang sedang

dan akan dikerjakan secara efisien dan ekonomis

sesuai dengan kepentingan perusahaan.Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya

12

c. Melaksanakan perintah-perintah khusus dari atasan

langsung untuk kepentingan perusahaan.

1. Project Engineering

Tugas Utama

a. Design dan engineering project instrument dan control

system.

b. Monitoring dan trouble shooting field instrument.

c. Monitoring, trouble shooting, dan back up DCS.

d. Membuatjadwal proyek yang berhubungan dengan

departemen instrumen

e. Menyiapkan garansi client yang berhubungan dengan

instrumen.

f. Membantu dan support bagian process engineer untuk

membuat PID.

g. Menyuplai data kepada departemen lain.

h. Membuat dan menjadwalkan kalibrasi untuk semua

peralatan instrumen.

Tugas Umum

a. Bertanggung jawab kepada head engeneering and

maintenance atas lingkup kerja project engeneer, serta

menjaga kerahasiaan atas lingkup pekerjaanya.

b. Melaksanakan dan mengatur pekerjaan yang sedang

dan akan dikerjakan secara efesien dan ekonomis

sesuai dengan kepentingan perusahaan.

Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya

13

2. Engineering Supervisor

Tugas Utama

a. Design dan engineering project instrument dan control system

b. Monitoring dan trouble shooting field instrument

c. Monitoring, trouble shooting dan back up DCS

d. Membuat jadwal proyek yang berhubungan dengan

departemen instrument

e. Menyiapkan garansi perusahaan client yang

berhubungan dengan instrument

f. Membantu bagian process engineer untuk membuat PID

g. Menyuplai data kepada departemen lain

h. Membuat dan schedule kalibrasi untuk semua

peralatan instrument.

Tugas Umum

a. Bertanggung jawab kepada maint. supv. atas lingkup

kerja sr. inst. &control. eng, serta menjaga

kerahasiaan atas lingkup pekerjaanya

b. Memahami, mengikuti dan melaksanakan peraturan

perusahaan yang ada

c. Melaksanakan dan mengatur pekerjaan yang sedang

dan akan dikerjakan secara efesien dan ekonomis

sesuai dengan kepentingan perusahaan

d. Menjaga, menggunakan dan merawat semua peralatan

dan fasilitas perusahaan agar tetap dalam keadaan

baik dan siap pakai

Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya

14

e. Melaksanakan perintah khusus dari atasan langsung

untuk kepentingan perusahaan.

3. Maintenance Supervisor

Tugas Utama

a. Merencanakan pelaksanaan kerja maintenance

peralatan mechanical, rotating, equipment, electrical,

instrument yang mencakup man power, tools, material dan

sumber daya lain dalam rangka pemeliharaan LPG

plant

b. Mengorganisir dan mengarahkan seluruh sumber daya

untuk pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan peralatan

mechanical, rotating, equipment, electrical dan instrument yang

mencakup TA, O/H, preventive dan predictive maintenance

agar terlaksana sesuai rencana biaya optimum,

kualitas sesuai standard, dan mencegah terjadinya

machinery breakdown.

c. Mengontrol pelaksanaan kegiatan perbaikan

peralatan mechanical, rotating, equipment, electrical dan

instrument termasuk meneliti izin kerja kelengkapan

keselamatan kerja dan monitoring progress kegiatan

pemeliharaan, sehingga pekerjaan dapat

diselesaikan tepat waktu dan memenuhi persyaratan

yang ditetapkan.

d. Mengadakan komunikasi dengan original equipment

manufacture (OEM), khususnya dengan OEM peralatan

Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya

15

berteknologi tinggi, guna mempercepat solusi

permasalahan teknis peralatan kilang.

e. Mengadakan komunikasi dengan workshop specific didalam

negeri dalam upaya substitusi atau fabrikasi spare

part komponen dan perbaikan used part guna

mereduksi biaya pemeliharaan.

f. Memberdayakan sumber daya manusia sesuai dengan

displinnya untuk meningkatkan knowledge, skill dan

produktifitas agar dapat mengurangi ketergantungan

pada service engineer dalam perbaikan peralatan

kilang.

g. Meningkatkan kepuasan pelanggan dengan

melaksanakan tindakan koreksi berdasarkan

permasalahan yang berpotensi terjadinya komplain

dan proaktif terhadap permasalahan yang berpotensi

shut down kilang.

h. Membina hubungan baik dengan bagian internal

perusahaan, dalam rangka memperoleh dukungan

penyediaan sumber daya (manpower, tools dan

material).

i. Menyiapkan usulan anggaran maintenance peralatan

plant dan mengontrol realisasi biaya pemeliharaan

peralatan maintenance dengan berpedoman pada biaya

pemeliharaan yang optimum.

j. Menjamin terjadinya history record perbaikan

peralatan RE sebagai dasar untuk perencanaanTeknik Kimia Uniersitas Sriwijaya

16

kegiatan maintenance dan tindakan koreksi terhadap

ketidaksesuaian yang pernah terjadi.

Tugas Umum

a. Melaksanakan perintah khusus dari atasan untuk

kepentingan perusahaan.

b. Bertanggung jawab atas lingkup kerja supv.

maintenance serta menjaga kerahasiaan atas lingkup

pekerjaanya.

c. Memahami, mengikuti dan melaksanakan peraturan

perusahaan yang ada.

d. Melaksanakan dan mengatur pekerjaan yang sedang

dan akan dikerjakan secara efesien dan ekonomis

sesuai dengan kepentingan perusahaan.

e. Menjaga, menggunakan dan merawat semua peralatan

dan fasilitas perusahaan agar tetap dalam keadaan

baik dan siap pakai.

4. General Maintenance Officer

Tugas Utama

a. Memberdayakan semua man power yang ada pada

depertemen generalmaintenance menuju kualitas kerja

dan disiplin kerja yang baik dalam lingkup

pekerjaan officer boy, perawatan umum, perawatan

penerangan dan sarana elektrikal, perawatan

plumbing instalasi air bersih dan kotor.

b. Menjaga semua fasilitas pabrik secara general agar

tetap berfungsi secara baik dan efisien.Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya

17

c. Memberi support kepada depertemen lain dengan

melengkapi fasilitas-fasilitas yang kurang dan

diperlukan untuk kenyamanan berkerja.

d. Melakukan perawatan berkala semua fasilitas sarana

yang ada untuk menunjang produktifitas dengan

menciptakan lingkungan yang sehat.

e. Membuat raport aktivitas harian (daily report).

Tugas Umum

a. Bertanggung jawab kepada plant manager atas lingkup

kerja general maintenance officer serta menjaga

kerahasian atas lingkup pekerjaannya

b. Memahami, mengerti, mengikuti dan melaksanakan

peraturan perusahaan yang ada.

c. Melaksanakan dan mengatur pekerjaan yang sedang

dan akan dikerjakan secara efisien dan ekonomis

sesuai dengan kepentingan perusahaan.

d. Menjaga, menggunakan dan merawat semua peralatan

dan fasilitas perusahaan agar tetap dalam keadaan

baik dan siap dipakai.

e. Melaksanakan perintah-perintah khusus dari atasan

langsung untuk kepentingan perusahaan.

2.1.1.3. Plant Superintendent

Tugas Utama

a. Memastikan bahwa semua kegiatan perusahaan

memperhatikan aspek keselamatan dan kesehatan

kerja.Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya

18

b. Meningkatkan kompetensi anggota tim melalui

pelatihan dan mentoring.

c. Mengawasi kegiatan operasi harian untuk memastikan

kegiatan produksi sesuai dengan rencana dan jadwal

yang telah ditentukan.

d. Memonitor kinerja untuk memastikan tercapainya

target produksi yang telah ditentukan.

e. Memastikan bahwa kegiatan produksi dilaksanakan

sesuai dengan standar dan prosedur keselamatan

kerja.

f. Berperan aktif dalam proses continous improvement

dalam bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Tugas Umum

a. Bertanggung jawab kepada plant manager atas ruang

lingkup kerjanya

b. Mengawasi kinerja departemen atau unit yang

dikepalainya.

1. Process Engineer

Tugas Utama

a. Membantu client mengembangkan basic process.

b. Membuat schedule proyek yang berhubungan dengan

departemen proses.

c. Membantu dalam aktivitas perizinan.

d. Membuat scope kerja licensor atau subcontractor, memilih

licensorn atau subcontractor, mengadakan evaluasi dan

meeting dengan licensor serta memimpin subcontractor.Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya

19

e. Menetapkan process design kriteria.

f. Membuat dan mengembangkan process design basis.

g. Melakukan studi proses optimisasi dan pemilihan

proses yang tepat.

h. Menyiapkan heat material balance.

i. Membuat dan menyiapkan process flow diagram.

j. Membuat dan menyiapkan PID.

k. Membuat PID Utility dan distribution system.

l. Penentuan dan perhitungan equipment.

m. Menentukan dan menyiapkan chemical atau catalyst.

n. Melakukan hydraulic calculation.

o. Menyiapkan HVAC Process atau design data.

p. Membuat deskripsi proses.

q. Menyiapkan FEED book.

r. HAZOP study.

s. Menyuplai data kepada instrument.

Tugas Umum

a. Bertanggung jawab kepada sr. process eng. atas

lingkup kerja process eng., serta menjaga

kerahasiaan atas lingkup pekerjaanya.

b. Memahami, mengikuti dan melaksanakan peraturan

perusahaan yang ada.

c. Melaksanakan dan mengatur pekerjaan yang sedang

dan akan dikerjakan secara efesien dan ekonomis

sesuai dengan kepentingan perusahaan.

Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya

20

d. Menjaga, menggunakan dan merawat semua peralatan

dan fasilitas perusahaan agar tetap dalam keadaan

baik dan siap pakai.

e. Melaksanakan perintah khusus dari atasan langsung

untuk kepentingan perusahaan.

2. Production Supervisor

Tugas Utama

a. Membuat rencana pengolahan Feed gas dan produksi

LPG, Propane,Condensate harian/ bulanan sesuai

target yang ditetapkan.

b. Membuat Rencana Anggaran Belanja operasi baik

bulanan maupun tahunan.

c. Mengkoordinasikan, memimpin, mengatur serta

mengawasi kegiatan start-up plant.

d. Mengkoordinasikan, memimpin, mengatur serta

mengawasi kegiatan penyetopan plant baik normal

shutdown maupun emergency shutdown.

e. Mengkoordinasikan, memimpin, mengatur serta

mengawasi kegiatan pengoperasian kilang LPG

sehingga mencapai target yang ditetapkan serta

bebas dari kecelakaan kerja.

f. Melakukan pengelolaan dan pembinaan sumber daya

manusiadi kilang.

g. Membuat dan memeriksa laporan harian (daily report),

laporan bulanan dan tahunan dan laporan lainnya

yang berkaitan dengan pekerjaan.Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya

21

h. Menyiapkan dan membuat rencana kerja harian ( daily

order ).

Tugas Umum

a. Memahami, mengerti, mengikuti dan melaksanakan

peraturan yang ada.

b. Bertanggug jawab atas lingkup kerja Prod Supv.

serta menjaga kerahasiaan atas lingkup

pekerjaannya.

c. Melaksanakan dan mengatur pekerjaan yang sedang

dan akan dikerjakan secara efesien dan ekonomis

sesuai dengan kepentingan perusahaan.

d. Menjaga, menggunakan dan merawat semua peralatan

dan fasilitas perusahaan agar tetap dalam keadaan

baik dan siap pakai.

e. Melaksanakan perintah khusus dari atasan untuk

kepentingan perusahaan.

3. Laboratory Supervisor

Tugas Utama

a. Mengkoordinasikan bawahan, menentukan tugas dan

mengontrol pelaksanaan penganalisaan sample bahan

baku, produk stream, produk jadi yang dihasilkan

mencakup aspek kualitas dan keamanan (quality &

safety).

b. Merencanakan, membuat budget untuk kebutuhan

pembelian material dan peralatan test laboratorium.

Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya

22

c. Mengajukan permintaan bahan kimia atau material

lain untuk keperluan operasi rutin ke bagian

logistic.

d. Mengkoordinir dan bertanggung jawab atas

kelancaran operasional laboratorium.

e. Menilai prestasi bawahan untuk penilaian akhir

tahun dan pengembangan karir.

f. Mengatur kegiatan dan mengontrol penganalisaan

sample final product berkaitan dengan loading sample.

g. Menandatangani test report atau certificate of analysis dari

final product.

h. Melakukan hubungan ke pihak ketiga untuk

permintaan bantuan analisa yang berkaitan dengan

peralatan yang belum dimiliki.

Tugas Umum

a. Bertanggung jawab atas lingkup kerja lab. supv.

serta menjaga kerahasiaan atas lingkup

pekerjaannya.

b. Memahami, mengikuti dan melaksanakan peraturan

perusahaan yang ada.

c. Melaksanakan dan mengatur pekerjaan yang sedang

dan akan dikerjakan secara efesien dan ekonomis

sesuai dengan kepentingan perusahaan.

d. Menjaga, menggunakan dan merawat semua peralatan

dan fasilitas perusahaan agar tetap dalam keadaan

baik dan siap pakai.Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya

23

e. Melaksanakan perintah khusus dari atasan langsung

untuk kepentingan perusahaan.

4. Health, Safety and Environment Supervisor

Tugas Utama

a. Mengkoordinasi dan mensupervisi HSE officer,

safetyandfire watch.

b. Pendelegasian tugas dan tanggungjawab ke HSE

officer, safety and fire watch.

c. Membantu manajemen membuat perkiraan pekerjaan

yang beresiko tinggi.

d. Merencanakan in house dan out side training bidang HSE.

e. Pelatihan personil inti untuk aplikasi HSE system.

f. Merencanakan audit HSE.

g. Pengawasan dipatuhinya seluruh aturan dan prosedur

HSE di seluruh areal kerja.

h. Menyusun emergency plan dan emergency escape.

i. Membentuk emergency response dan evacuation team.

j. Dalam keadaan darurat bertindak sebagai pimpinan

emergency response dan evacuation team.

k. Monitoring kesehatan dan pencemaran lingkungan.

l. Mengeluarkan work permit untuk seluruh pekerjaan

(hot work,confine space, high elevation and heavy lifting).

Tugas Umum

a. Bertanggung jawab kepada prod. supt atas lingkup

kerja HSE supv serta menjaga kerahasiaan atas

lingkup pekerjaannya.Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya

24

b. Memahami, mengikuti dan melaksanakan peraturan

perusahaan yang ada.

c. Melaksanakan dan mengatur pekerjaan yang sedang

dan akan dikerjakan secara efesien dan ekonomis

sesuai dengan kepentingan perusahaan.

d. Menjaga, menggunakan dan merawat semua peralatan

dan fasilitas perusahaan agar tetap dalam keadaan

baik dan siap pakai.

e. Melaksanakan perintah khusus dari atasan untuk

kepentingan perusahaan.

2.1.1.4. Security dan Comonity Development Supervisor

Tugas Umum

1. Internal

a. Mewujudkan suasana dan tertib di lingkungan kerja

PT. Surya Esa Perkasa Tbk agar dapat mendukung

kelancaran operasional perusahaan.

b. Menumbuhkan kesadaran security minded bagi seluruh

karyawan dalam upaya cegah dini dari segala

kemungkinan yang dapat mengganggu kelancaran

operasional perusahaan.

c. Pengawasan terhadap pelaksanaan tugas security yang

dilaksanakan oleh perusahaan jasa security, termasuk

personil bantuan dari POLRI dan TNI.

d. Pengawasan dan pengamanan pejabat VIP P.T SEP.

Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya

25

e. Pengawasan terhadap seluruh karyawan agar

dipatuhinya peraturan yang berlaku dilingkungan

PT. SEP.

f. Menumbuhkan rasa bangga dalam diri karyawan yang

bekerja dan mengabdi di PT. SEP.

2. Eksternal

a. Menyusun program comonity development sesuai dengan

situasi daerah dan kondisi sosial masyarakat

disekitar PT. SEP ikut merasakan manfaat

keberadaan perusahaan di lingkungan mereka.

b. Memelihara hubungan kerjasama, koordinasi yang

harmonis dalam bentuk kunjungan silaturahmi dan

pemberian kontribusi dengan aparat pemerintah

setempat (RT/RW, Kepala Desa, Camat, Bupati,

Perangkat pemerintah lainnya yang terkait), aparat

militer (Babinsa, Danramil, Dandim, Danrem,

Pangdam) dan aparat kepolisian (Kapolsek,

Kapolres, Kapolda), 4) Tokoh masyarakat (Kepala

Dusun, Pemuka Adat, Pemuka Agama, Tokoh pemuda,

Karang Taruna, Ormas/ LSM).

Tugas Umum

a. Bertanggung jawab kepada plant manager atas lingkup

kerja chief security & comdev supv. Serta menjaga

kerahasiaan atas lingkup pekerjaannya.Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya

26

b. Melaksanakan dan mengatur pekerjaan yang sedang

dan akan dikerjakan secara efisien dan ekonomis

sesuai dengan kepentingan perusahaan.

c. Memahami, mengikuti dan melaksanakan peraturan

perusahaan yang ada.

d. Menjaga, menggunakan dan merawat semua peralatan

dan fasilitas perusahaan agar tetap dalam keadaan

baik dan siap pakai.

e. Melaksanakan perintah-perintah khusus dari atasan

langsung untuk kepentingan perusahaan.

2.1.1.5.Plant Comercial Head

Tugas Utama

a. Mengontrol pekerjaan purchasing dan warehousing.

b. Monitoring schedule loading produk (LPG dan condensate)

dan koordinasi schedule offteker LPG dan condensate

Palembang.

c. Review billing dari pertagas.

d. Komunikasi dengan vendor untuk proses warranty.

e. Kontrol pengawasan proses pembayaran payment sheet.

f. Koordinasi dengan depertemen lainnya.

Tugas Umum

a. Bertanggung jawab kepada plant manager atas lingkup

kerja commercial Supv. serta menjaga kerahasiaan

atas lingkup pekerjaannya.

b. Memahami, mengikuti dan melaksanakan peraturan

perusahaan yang ada.Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya

27

c. Melaksanakan dan mengatur pekerjaan yang sedang

dan akan dikerjakan secara efisien dan ekonomis

sesuai dengan kepentingan perusahaan.

d. Menjaga, menggunakan dan merawat semua peralatan

dan fasilitas perusahaan agar tetap dalam keadaan

baik dan siap pakai.

e. Melaksanakan perintah-perintah khusus dari atasan

langsung untuk kepentingan perusahaan.

2.1.1.6. HRD& GA Supervisor

Tugas Utama

a. Kontrol atau pengawasan atas pekerjaan yang

menyangkut ketenaga kerjaan, hak dan kewajiban,

baik bagi perusahaan maupun karyawan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.

b. Kontrol atau pengawasan atas pekerjaan Jaminan

Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) yang wajib

dibayarkan oleh Perusahaan kepada karyawan melalui

Kantor Jomsostek setempat dan perhitungan atas

iuran yang dibayarkan.

c. Kontrol atau pengawasan atas pekerjaan Perhitungan

pembayaran upah, lembur atau over time karyawan

sesuai dengan kebijakan perhitungan upah dan

ketetapan pemerintah untuk perhitungan kelebihan

jam kerja atau overtime.

d. Kontrol atau pengawasan atas pekerjaan tingkat

kehadiran karyawan, baik tidak masuk kerjaTeknik Kimia Uniersitas Sriwijaya

28

dikarenakan sakit maupun izin tertentu yang telah

ditetapkan.

e. Kontrol atau pengawasan atas pekerjaan legalitas

perusahaan, baik yang sudah berjalan maupun

perizinan yang harus dipenuhi sesuai dengan

ketentuan dan aturan yang telah ditetapkan dari

pemerintah.

f. Kontrol atau pengawasan atas pekerjaan jaminan

fasilitas kesehatan untuk karyawan maupun atas

keluarga karyawan (kerjasama dengan pihak RS).

g. Koordinasi dengan departemen lainnya menyangkut

hubungan kerja dan rencana kegiatan lainnya yang

berhubungan dengan ketenagakerjaan (mutasi,

promosi, orientasi, dll) serta melaporkannya ke

atasan.

Tugas Umum

a. Bertanggung jawab kepada plant manager atas lingkup

kerja HRD & GA. supv. serta menjaga kerahasiaan

atas lingkup pekerjaannya.

b. Memahami, mengikuti dan melaksanakan peraturan

perusahaan yang ada.

c. Melaksanakan dan mengatur pekerjaan yang sedang

dan akan dikerjakan secara efesien dan ekonomis

sesuai dengan kepentingan perusahaan.

Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya

29

d. Menjaga, menggunakan dan merawat semua peralatan

dan fasilitas perusahaan agar tetap dalam keadaan

baik dan siap pakai.

e. Melaksanakan perintah khusus dari atasan langsung

untuk kepentingan perusahaan.

2.1.1.7. IT Tech Drafter Supervisor

Tugas Utama

a. Bertanggung jawab untuk membuat gambar yang telah

dirancang oleh engineer dengan menggunakan program

computer.

b. Memperbaiki gambar yang sudah ada jika terjadi

atau penambahan sesuai data aktual yang ada dengan

menggunakan program computer.

c. Menjaga dan merawat dokumen agar tidak

menyebarluaskannya kepada instansi yang tidak

berkepentingan.

d. Menjaga dan merawat dokumen agar tidak terjadi

kerusakan pada dokumen.

e. Membantu untuk membuat DCS report (laporan distributed

control system) control room secara harian.

f. Membantu dalam pemeliharaan terhadap infrastruktur

IT (hardware and equipment).

g. Membantu setting, installing, and troubleshooting line dan Ext

connection PABX (telepon).

h. Membantu trobleshooting LAN connection (jaringan

internet dan email perusahaan).Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya

30

i. Membantu setting, installing, maintenance PC (hardware dan

software).

Tugas Umum

a. Bertanggung jawab kepada plant manager, atas lingkup

kerja IT - Drafter, serta menjaga kerahasiaan atas

lingkup pekerjaannya.

b. Memahami, mengerti, mengikuti dan melaksanakan

peraturan perusahaan yang ada.

c. Melaksanakan dan mengatur pekerjaan-pekerjaan yang

sedang dan akan dikerjakan secara efisien dan

ekonomis sesuai dengan kepentingan perusahaan.

d. Menjaga, menggunakan dan merawat semua peralatan

dan fasilitas peruahaan agar tetap dalam keadaan

baik dan siap pakai.

e. Melaksanakan perintah-perintah khusus dari atasan

langsung untuk kepentingan perusahaan.

2.1.1.8. Finance Cost Control Officer

Tugas Utama

a. Bertanggung jawab atas penyusunan anggaran plant.

b. Bertanggung jawab atas status anggaran tersebut

dalam pelaksanaannya.

c. Melaksanakan proses pengadaan materiala atau

barang sesuai dengan prosedur dan lingkup

kerjanya.

Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya

31

d. Melaksanakan proses pembayaran tunai maupun

transfer, berupa invoice, reunbersment, biaya lainnya

sesuai prosedur payment yang sudah dibuat.

e. Bertanggung jawab atas cash flow site plant atau

kondisi keuangan plant.

f. Bertanggung jawab dalam hal pembuatan laporan

kemanejemenan plant dan HO.

g. Melaksanakan pendistribusian data material request

dan actual transaksi ke setiap departemen untuk

dasar pengisian form budget dan actual berdasarkan

rencana kerja, sebagai bahan evaluasi setiap

bulan.

h. Bertanggung jawab atas lingkup kerja accounting dan

kasir.

Tugas Umum

a. Bertanggung jawab kepada plant manager atas lingkup

kerja finance cost control officer, serta menjaga

kerahasiaan atas lingkup kerjanya.

b. Memahami, mengerti, mengikuti dan melaksanakan

peraturan perusahaan yang ada.

c. Melaksanakan dan mengatur pekerjaan yang sedang

dan akan dikerjakan secara efisien dan ekonomis

sesuai dengan kepentingan perusahaan.

d. Menjaga, menggunakan dan merawat semua peralatan

dan fasilitas perusahaan agar tetap baik dan siap

pakai.Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya

32

e. Melaksanakan perintah khusus dari atasan langsung

untuk kepentingan perusahaan.

2.2. Manajemen Perusahaan

PT. Surya Esa Perkasa, Tbk adalah perusahaan yang

berdiri sendiri yang dikepalai oleh seorang plant

manager. Plant manager adalah bagian terpenting di dalam

perusahaan karena fungsinya adalah sebagai pengambil

keputusan dan kebijakan. Semua kebijakan ada di tangan

seorang plant manager. Plant manager membawahi langsung

seorang plant supertendent dimana tugas utama dari seorang

plant supertendent adalah menjaga kilang agar tetap

berjalan baik dan menghasikan produk–produk yang sesuai

dengan yang diharapkan. Selain membawahi langsung plant

supertendent, plant manager juga membawahi bagian–bagian

penting diperusahaan yaitu chief security dan comdev supv,

comercial supv, HRD dan GA supv, financeandcost control, dan general

maintenance.

Seorang plant supertendent dibantu oleh staff–staff yang

bergerak di bidang masing–masing. Staff–staff tersebut

adalah maint supv, production supv, lab supv dan HSE supv,

tugas dari keempat elemen yang ada adalah menjaga,

merawat, mengolah dan menganalisa semua proses dan

hasil dari kilang tersebut.

2.2.1. Kepegawaian

Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya

33

Pegawai merupakan aset utama perusahaan dalam

menjalankan sistem dalam perusahaan. Tanpa adanya

pegawai maka perusahaan tidak akan berjalan.

Kepegawaian di dalam perusahaan dikendalikan oleh HRD

dan GA. Semua aspek dari kepegawaian diatur dan

dikendalikan oleh elemen tersebut.

2.2.2. Fasilitas Karyawan

Karena Pegawai merupakan aset paling berharga bagi

perusahaan, maka perusahaan harus memperhatikan

kesejahteraan pegawainya. Kesejahteraan tersebut oleh

Perusahaan dituangkan dalam memberikan fasilitas –

fasilitas yang dibutuhkan oleh pegawai. Adapun

fasilitas yang diberikan oleh PT. Surya Esa Perkasa,

Tbk antara lain:

1. Fasilitas kesehatan

2. Fasilitas transportasi

3. Fasilitas asuransi/ jaminan sosial tenaga kerja,

dan lain–lain.

2.2.3. Peraturan Pekerjaan

Sesuai dengan UU No.13 tahun 2003 pasal 108 yang

menyatakan bahwa “setiap perusahaan yang memiliki

tenaga kerja 10 orang atau lebih maka perusahaan wajib

membuat peraturan pekerjaan”.

Adapun hal – hal yang menyangkut dengan peraturan

pekerjaan yaitu :

Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya

34

1. Peraturan berlaku selama dua tahun

2. Membuat hak dan kewajiban masing – masing

3. Memuat syarat kerja

4. Memuat tata tertib

5. Memuat jangka waktu masa berlaku

6. Dikeluarkan oleh perusahaan.

2.2.4. Waktu Kerja

Pada dasarnya waktu kerja di PT. Surya Esa

Perkasa, Tbk terdiri dari waktu kerja non-shiff dan waktu

kerja shiff.

1. Waktu kerja non-shiff diperusahaan adalah enam

hari dalam seminggu yaitu senin sampai sabtu, dan

hari minggu libur. Dimana jam kerja yang berlaku

adalah sebagai berikut:

hari Senin-Jumat : jam 08.00-16.00

hari Sabtu : jam 08.00-13.00

Istirahat :12.00-13.00

2. Hari kerja dan jam kerja shiff

shiff pagi : jam 08.00-20.00

shiff malam : jam 20.00-08.00

Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya

35

BAB III

ORIENTASI DI

PT. SURYA ESA PERKASA, Tbk

3.1. Bahan Baku Pengolahan LPG

3.1.1. Gas alam

Gas alam atau natural gas sering juga disebut

sebagai gas bumi atau gas rawa, adalah bahan bakar

fosil berbentuk gas yang terutama terdiri dari metana

(CH4). Dimana dapat ditemukan di ladang minyak, ladangTeknik Kimia Uniersitas Sriwijaya

36

gas bumi, dan juga tambang batu bara. Ketika gas yang

kaya dengan metana diproduksi melalui pembusukan oleh

bakteri anaerobik dari bahan-bahan organik selain dari

fosil, maka ia disebut biogas. Sumber biogas dapat

ditemukan di rawa-rawa, tempat pembuangan akhir sampah,

serta penampungan kotoran manusia dan hewan.

3.1.2. Komposisi Kimia Gas Alam

Komponen utama dalam gas alam adalah metana (CH4),

yang merupakan molekul hidrokarbon rantai terpendek dan

paling ringan. Gas alam juga mengandung molekul-molekul

hidrokarbon yang lebih berat seperti etana (C2H6),

propana (C3H8) dan butana (C4H10), serta gas-gas yang

mengandung sulfur (belerang). Gas alam juga merupakan

sumber utama untuk sumber gas helium.

Metana adalah gas rumah kaca yang dapat

menciptakan pemanasan global ketika terlepas ke

atmosfer, dan umumnya dianggap sebagai polutan

ketimbang sumber energi yang berguna. Meskipun begitu,

metana di atmosfer bereaksi dengan ozon, memproduksi

karbon dioksida dan air, sehingga efek rumah kaca dari

metana yang terlepas ke udara relatif hanya berlangsung

sesaat. Sumber metana yang berasal dari makhluk hidup

kebanyakan berasal dari rayap, ternak (mamalia) dan

pertanian (diperkirakan kadar emisinya sekitar 15, 75

dan 100 juta ton per tahun secara berturut-turut).

Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya

37

Kondisi feed gas pada pengolahan LPG di PT. Surya

Esa Perkasa, Tbk terdiri dari senyawa nitrogen, air,

karbondioksida, dan senyawa hidrokarbon berupa metana,

etana, propana, butana, isobutana, pentana, isopentana,

dan heksana yang dialirkan ke terminal pengukuran untuk

dianalisa sehingga didapat gambaran tentang perlakuan

dan kondisi operasi yang akan ditentukan oleh proses

pengolahan. Tabel 3.1. Sifat Fisik Hidrokarbon Penyusun Gas Alam

Komponen BeratMolekul

TitikDidih (0F) SPGR

PanasPembakara

n(Btu/ft3)

CH4 16,0400 -258,7000 0,3000 911C2H5 30,0700 -127,5000 0,3600 1631C3H8 44,0900 -43,7000 0,5100 2353

i-C4H10 58,1200 10,9000 0,5600 3094

n-C4H10 58,1200 31,1000 0,5800 3101

i-C5H12 17,1500 82,1000 0,6200 3698

n-C5H12 17,1500 96,9000 0,6300 3709

C6+ 86,1700 155,700

0 0,6600 4404

Sumber : Perry’s Chemical Engineering Hand’s Book, 1996

Dari hasil pengolahan feed gas dengan komposisi di

atas, diharapkan dapat menghasilkan LPG dengan

komposisi yang memenuhi persyaratan spesifikasi produk

yaitu etana (C2) 0,8 %, propana (C3) + butana (C4) 97,0

Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya

38

%, dan iso-pentana (iC5+) dan n-pentana (n-C5) 2,0 %. C1

dan C2 yang merupakan lean gas (gas kering) sisa hasil

dari proses fraksinasi akan dikembalikan ke Pertamina.

Nitrogen, helium, karbon dioksida (CO2), hidrogen

sulfida (H2S), dan air dapat juga terkandung di dalam

gas alam. Merkuri dapat juga terkandung dalam jumlah

kecil. Komposisi gas alam bervariasi sesuai dengan

sumber ladang gasnya. Campuran organosulfur dan

hidrogen sulfida adalah kontaminan (pengotor) utama

dari gas yang harus dipisahkan. Gas dengan jumlah

pengotor sulfur yang signifikan dinamakan sour gas dan

sering disebut juga sebagai "acid gas (gas asam)". Gas

alam yang telah diproses dan akan dijual bersifat tidak

berasa dan tidak berbau. Akan tetapi, sebelum gas

tersebut didistribusikan ke pengguna akhir, biasanya

gas tersebut diberi bau dengan menambahkan thiol, agar

dapat terdeteksi bila terjadi kebocoran gas. Gas alam

yang telah diproses itu sendiri sebenarnya tidak

berbahaya, akan tetapi gas alam tanpa proses dapat

menyebabkan tercekiknya pernafasan karena dapat

mengurangi kandungan oksigen di udara pada level yang

dapat membahayakan.

Komposisi feed gas pada pengolahan LPG di PT. Surya

Esa Perkasa, Tbk disajikan pada tabel berikut:Tabel 3.2. Komposisi Feed gas pada PT. Surya Esa Perkasa, Tbk

Senyawa PersentasTeknik Kimia Uniersitas Sriwijaya

39

Sumber : Lembak Gas

Operating Manual

Kimia eKomposisi

CO2 5.40%N2

H2S

C1

C2

C3

0.00%

0.0000%

82.4100%

6.3000%

3.9300%i-C4

n-C4

i-C5

n-C5

C6

C7

H2O

0.6200%

0.7500%

0.2900%

0.2000%

0.0400%

0.0000%

0.0600%

Gas alam dapat berbahaya karena sifatnya yang

sangat mudah terbakar dan menimbulkan ledakan. Gas alam

lebih ringan dari udara, sehingga cenderung mudah

tersebar di atmosfer. Akan tetapi bila ia berada dalam

ruang tertutup, seperti dalam rumah, konsentrasi gas

dapat mencapai titik campuran yang mudah meledak, yang

jika tersulut api, dapat menyebabkan ledakan yang dapat

menghancurkan bangunan. Kandungan metana yang berbahaya

di udara adalah antara 5% hingga 15%. Ledakan untuk gas

alam terkompresi di kendaraan, umumnya tidak

mengkhawatirkan karena sifatnya yang lebih ringan, danTeknik Kimia Uniersitas Sriwijaya

40

konsentrasi yang diluar rentang 5 - 15% yang dapat

menimbulkan ledakan.

3.1.3. Manfaat dan Kegunaan Gas Alam

Hingga saat ini energi minyak bumi masih

mendominasi dunia bahan bakar. Hal ini terlihat pada

hampir setiap sektor kehidupan, apakah itu

transportasi, rumah tangga maupun industri, berkaitan

erat dengan penggunaan BBM yang sangat besar sebagai

bahan bakar utama. Gas alam termasuk ke dalam sumber

daya alam yang tidak dapat diperbarui. Akan tetapi

sebenarnya sumber daya dari pertambangan bukan tidak

dapat diperbarui, tetapi membutuhkan waktu yang sangat

lama yang tidak sesuai dengan jangkauan umur manusia,

yaitu bisa mencapai jutaan tahun, sehingga katagorinya

masuk kedalam sumber daya yang tidak dapat diperbarui

(non renewable resources).

Gas yang kaya dengan metana diproduksi melalui

pembusukan oleh bakteri anaerobik dari bahan-bahan

organik selain dari fosil disebut biogas. Sumber biogas

dapat ditemukan di rawa-rawa, tempat pembuangan akhir

sampah, serta penampungan kotoran manusia dan hewan,

ini yang membedakan antara gas bumi dan gas rawa. Gas

alam yang didapat dari dalam sumur di bawah bumi,

biasanya bergabung dengan minyak bumi. Gas ini disebut

sebagai associated gas. Ada juga sumur yang khususTeknik Kimia Uniersitas Sriwijaya

41

menghasilkan gas, sehingga gas yang dihasilkan disebut

gas non associated. Gas alam yang menjadi feed gas pada

pengolahan LPG di PT. Surya Esa Perkasa, Tbk adalah gas

alam non associated yang berasal dari sumur Lembak.

Sehingga gas yang dibawa ke atas permukaan bumi akan

langsung dilakukan pemisahan untuk menghilangkan

impurities seperti air, gas-gas lain, pasir dan senyawa

lainnya.

Gas bumi atau gas alam bukan saja merupakan gas

bakar yang paling penting, tetapi juga merupakan bahan

baku utama untuk berbagai sintesis kimia. Produk dari

gas bumi yang terutama misalnya berbagai hidrokarbon

dan LPG. Dengan semakin naiknya nilai minyak bumi, maka

proses pemulihan hasil gas makin ditingkatkan.

Gas alam dewasa ini telah menjadi sumber energi

alternatif yang banyak digunakan oleh masyarakat dunia

untuk berbagai keperluan, baik untuk perumahan,

komersial maupun industri. Dari tahun ke tahun

penggunaan gas alam selalu meningkat. Hal ini karena

banyaknya keuntungan yang didapat dari penggunaan gas

alam dibanding dengan sumber energi lain. Energi yang

dihasilkan gas alam lebih efisien. Tidak seperti halnya

dengan minyak bumi dan batubara, penggunaannya jauh

lebih bersih dan sangat ramah lingkungan sehingga tidak

menimbulkan polusi terhadap lingkungan. Disamping itu,

gas alam juga mempunyai beberapa keunggulan lain,Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya

42

seperti tidak berwarna, tidak berbau, tidak korosif dan

tidak beracun. Secara garis besar pemanfaatan gas alam

dibagi atas tiga kelompok yaitu :

1) Gas Alam Sebagai Bahan Bakar

Antara lain sebagai bahan bakar Pembangkit Listrik

Tenaga Gas atau Uap, bahan bakar industri ringan,

menengah dan berat, bahan bakar kendaraan bermotor

(BBG/NGV), sebagai gas kota untuk kebutuhan rumah

tangga, hotel, restoran dan sebagainya.

Gas alam terkompresi (compressed natural gas, CNG)

adalah bahan bakar alternatif selain bensin atau solar.

Di Indonesia, kita mengenal CNG sebagai bahan bakar gas

(BBG). Bahan bakar ini dianggap lebih bersih bila

dibandingkan dengan dua bahan bakar minyak karena emisi

gas buangnya yang ramah lingkungan. CNG dibuat dengan

melakukan kompresi metana (CH4) yang diekstrak dari gas

alam.

Liquified Petroleum Gas (LPG) adalah campuran dari

berbagai unsur hidrokarbon yang berasal dari gas alam.

Dengan menambah tekanan dan menurunkan suhunya, gas

berubah menjadi cair. Komponennya didominasi propana

(C3H8) dan butana (C4H10). Elpiji juga mengandung

hidrokarbon ringan lain dalam jumlah kecil, misalnya

etana (C2H6) dan pentana (C5H12). Sifat elpiji terutama

adalah sebagai berikut:

a) Cairan dan gasnya sangat mudah terbakar.Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya

43

b) Gas tidak beracun, tidak berwarna dan biasanya

berbau menyengat.

c) Gas dikirimkan sebagai cairan yang bertekanan di

dalam tanki atau silinder.

d) Cairan dapat menguap jika dilepas dan menyebar

dengan cepat.

e) Gas ini lebih berat dibanding udara sehingga akan

banyak menempati daerah yang rendah.

Penggunaan LPG di Indonesia terutama adalah

sebagai bahan bakar alat dapur terutama kompor gas.

Selain sebagai bahan bakar alat dapur, LPG juga cukup

banyak digunakan sebagai bahan bakar kendaraan

bermotor, walaupun mesin kendaraannya harus

dimodifikasi terlebih dahulu.

Salah satu resiko penggunaan LPG adalah terjadinya

kebocoran pada tabung atau instalasi gas sehingga bila

terkena api dapat menyebabkan kebakaran. Pada awalnya,

LPG tidak berbau, tapi bila demikian akan sulit

dideteksi apabila terjadi kebocoran pada tabung gas.

Karena itu dilakukan menambahkan gas mercaptan, yang

baunya khas dan menusuk hidung. Langkah itu sangat

berguna untuk mendeteksi bila terjadi kebocoran pada

tabung gas.

2) Gas Alam Sebagai Bahan Baku

Antara lain bahan baku pabrik pupuk, petrokimia,

metanol, bahan baku plastik LDPE (Low Density Polyethylene),Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya

44

LLDPE (Linear Low Density Polyethylene), HDPE (High Density

Polyethylen), PE (Poly Ethylene), PVC (Poly Vinyl Chloride), C3 dan C4-

nya untuk LPG, CO2-nya untuk soft drink, dry ice pengawet

makanan, hujan buatan, industri besi tuang, pengelasan

dan bahan pemadam api ringan.

1) Gas Alam Sebagai Komoditas Energi Untuk Ekspor

Gas alam yang paling besar digunakan untuk

komoditas ekspor di dunia yaitu LNG (Liquified Natural Gas)

atau gas alam cair. Gas alam cair Liquefied Natural Gas

(LNG) adalah gas alam yang telah diproses untuk

menghilangkan ketidakmurnian dan hidrokarbon berat dan

kemudian dikondensasi menjadi cairan pada tekanan

atmosfer dengan mendinginkannya sekitar -160°C.

Transportasi LNG menggunakan kendaraan yang dirancang

khusus dan diletakkan dalam tanki yang juga dirancang

khusus.

LNG memiliki isi sekitar 1/640 dari gas alam pada

suhu dan tekanan standar, membuatnya lebih hemat untuk

ditransportasi jarak jauh dimana jalur pipa tidak ada.

Ketika memindahkan gas alam dengan jalur pipa yang

tidak memungkinkan atau tidak ekonomis, maka dapat

ditransportasi oleh kendaraan LNG. Saat ini teknologi

manusia juga telah mampu menggunakan gas alam untuk air

conditioner (AC), seperti yang digunakan di bandara

Bangkok, Thailand dan beberapa bangunan gedung

perguruan tinggi di Australia.Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya

45

3.2. Produk

Gas alam yang dialirkan dari sumur gas dari

Pertamina akan diolah dan dipisahkan dari unsur-unsur

kimia pengotor atau impurities. Dengan adanya bahan-bahan

pengotor maka akan mengakibatkan berkurangnya kualitas

dari produk dan mengganggu pengoperasian pada proses

pengolahan gas alam. Adapun produk–produk yang

dihasilkan oleh PT. Surya Esa Perkasa, Tbk adalah

sebagai berikut :

1) Propana

2) LPG

3) Kondensat

Dari ketiga produk di atas yang dihasilkan, produk

utama dari PT. Surya Esa Perkasa, Tbk adalah LPG,

sedangkan produk yang lain adalah produk sampingan.

3.3. Pengertian LPG

LPG (Liquified Petroleum Gas secara harfiah adalah gas

minyak bumi yang dicairkan), adalah campuran dari

berbagai unsur hidrokarbon yang berasal dari gas alam.

Dengan menambah tekanan dan menurunkan suhunya, gas

berubah menjadi cair. Komponennya didominasi propana

(C3H8) dan butana (C4H10). LPG juga mengandung

hidrokarbon ringan lain dalam jumlah kecil, misalnya

etana (C2H6) dan juga mengandung komponen berat seperti

pentana (C5H12) dan lain–lain. Dalam kondisi atmosfer,

LPG akan berbentuk gas, volume LPG dalam bentuk cairTeknik Kimia Uniersitas Sriwijaya

46

lebih kecil dibandingkan dalam bentuk gas untuk berat

yang sama. Karena itu LPG dipasarkan dalam bentuk cair

dalam tabung–tabung logam bertekanan tidak diisi secara

penuh, hanya sekitar 80-85% dari kapasitasnya.

Menurut spesifikasinya, LPG dibagi menjadi tiga

jenis yaitu LPG campuran, LPG propana dan LPG butana.

Spesifikasi masing–masing LPG tercantum dalam keputusan

Direktur Jendral Minyak dan Gas Bumi Nomor 25K/ 36/

DDJM/ 1990. LPG yang dipasarkan untuk masyarakat adalah

LPG campuran.

3.4. Sifat – Sifat Produk, Tri Ethylene Glycol (TEG) dan

Methanol

3.4.1. Sifat – Sifat LPG

a. Mudah terbakar (dalam keadaan cair maupun gas).

b. Menghasilkan pembakaran yang sempurna.

c. Bebas kandungan air.

d. Tidak beracun dan tidak berwarna.

e. Tidak berbau (karena demi keselamatan dalam

penggunaannya, LPG ditambah sedikit merkaptan yang

baunya sangat menyengat untuk mendeteksi

terjadinya kebocoran).

f. Gas dikirimkan sebagai gas bertekanan didalam

tanki atau silinder.

g. Cairan dapat menguap dengan cepat ketika dilepas

ke udara.

Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya

47

h. Lebih berat dari udara sehingga lebih cenderung

menempati daerah yang rendah.

3.4.2. Sifat – Sifat Propana

a. Mudah terbakar.

b. Berfase gas.

c. Memiliki RVP (Reid Vapour Pressure) lebih tinggi

dibandingkan dengan LPG.

d. RVP maksimum 210 psig.

e. Bebas kandungan air.

3.4.3. Sifat – Sifat Kondensat

a. Berwarna bening atau tidak berwarna.

b. Mudah menguap dan memiliki RVP 10–12 psi.

c. Memiliki spesific grafity (SG) 0.6750–0.6800.

d. Bebas kandungan air.

3.4.4. Sifat – Sifat Tri Ethylene Glycol (TEG)

a. Tidak berwarna.

b. Tidak berbau.

c. Viskositasnya tinggi.

d. Titik didihya tinggi.

e. Cairan ini larut dengan air, dan pada tekanan 100

kPa.

f. Memiliki titik didih 285 derajat Celcius dan titik

leleh -7o C.

g. Larut juga dalam etanol, aseton, asam asetat,

gliserin, piridin, aldehid. Sedikit larut dalam

Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya

48

dietil eter, dan larut dalam minyak, lemak dan

hidrokarbon.

h. Volatilitasya rendah.

3.4.5. Sifat – Sifat Methanol

a. Pada kondisi atmosfer berbentuk cairan yang

ringan.

b. Mudah menguap.

c. Tidak berwarna.

d. Mudah terbakar.

e. Beracun dengan bau yang khas (berbau lebih ringan

daripada etanol).

f. Dapat diperbaharui (renewable energy).

g. Memiliki karakteristik pembakaran dengan

effisiensi yang besar.

h. Emisi gas buang yang relatif kecil sehingga lebih

ramah lingkungan dibandingkan dengan bahan bakar

minyak lainnya.

3.5. Peyimpanan dan Transportasi Gas Alam

Metode penyimpanan gas alam dilakukan dengan

"Natural Gas Underground Storage", yakni suatu ruangan

raksasa di bawah tanah yang lazim disebut sebagai "salt

dome" yakni kubah-kubah di bawah tanah yang terbentuk

dari reservoir sumber-sumber gas alam yang telah

depleted.

Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya

49

Hal ini sangat tepat untuk negeri 4 musim, dimana

pada musim panas saat pemakaian gas untuk pemanas jauh

berkurang (low demand), gas alam diinjeksikan melalui

kompresor-kompresor gas kedalam kubah di dalam tanah

tersebut. Pada musim dingin, dimana terjadi kebutuhan

yang sangat signifikan, gas alam yang disimpan di dalam

kubah bawah tanah dikeluarkan untuk disalurkan kepada

konsumen yang membutuhkan. Bagi perusahaan penyedia gas

alam, cara ini sangat membantu untuk menjaga stabilitas

operasional pasokan gas alam melalui jaringan pipa gas

alam. Pada dasarnya sistem transportasi gas alam

meliputi :

1) Transportasi melalui pipa salur.

2) Transportasi dalam bentuk Liquefied Natural Gas (LNG)

dengan kapal tanker LNG untuk

pengangkutan jarak jauh.

3) Transportasi dalam bentuk Compressed Natural Gas

(CNG), baik di daratan dengan road tanker maupun

dengan kapal tanker CNG di laut, untuk jarak dekat

dan menengah (antar pulau).

3.6. Proses dan Deskripsi Dari Pabrik PT. Surya Esa

Perkasa, Tbk

Secara garis besar LPG plant terdiri dari process

system sebagai berikut:

1) Feed Gas Inlet & Compression System

2) Chilling atau Cold Box and separation SystemTeknik Kimia Uniersitas Sriwijaya

50

3) Fractionation

4) Dehydration (Glycol System)

5) Refrigeration System

6) Hot Oil System

7) Storage & Loading

8) Utility

3.6.1. Deskripsi Proses Secara Umum

Feed gas 60 MMSCFD yang dialirkan melalui pipa

transmisi pertamina bertekanan 450 Psig dan

temperature 78 °F dalam kondisi saturated water (gas basah

atau jenuh oleh kandungan air) terlebih dahulu melalui

flow control valve sebelum masuk ke scrubber (V-004) dimana

flow control valve ini difungsikan untuk mengontrol laju feed

gas ke LPG plant. Namun sebelum masuk ke scrubber (V-004)

ada valve yang berfungsi sebagai safety, dimana valve

tersebut akan langsung mengalirkan feed gas ke lean gas

ketika tekanan feed gas yang mengalir itu melibihi dari

set point atau terjadi masalah dari unit prosesnya.

Sedangkan gas yang masuk ke scrubber ini kemudian

dipisahkan antara gas dan liquid-liquid yang terkandung

didalamnya.

Dimana liquid-liquid tersebut diantaranya

mengandung air, lumpur, hidrokarbon dan kondensat.

Didalam scrubber tekanan gas turun menjadi 432 Psig dan

temperature 70 °F. Sedangkan gas keluaran dari scrubber

ini bertekanan 395 Psig dan temperature 27 °F.Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya

51

Selanjutnya gas umpan dari suction scrubber ini masuk ke

feed gascompressor (CD-101 A/B).

Di dalam compressor ini gas kemudian di tekan sampai

760 Psig dan temperature menjadi 113 °F. Tekanan gas di

naikkan agar produk kondensasi semakin banyak. Kemudian

gas didinginkan di after cooler (E-101 A/B) hingga

temperaturnya 108 ˚F, dan dilewatkan kedalam filter

separator atau coalising filter (V-200) untuk menghilangkan

kotoran padatan seperti partikel debu, oli yang terikut

dari kompresor dan cairan yang masih terikut didalam

gas umpan. Gas bersih suction dari filter separator atau

coalising filter kemudian dialirkan ke cold box.

Di dalam cold box gas didinginkan hingga

temperature mencapai 80 °F dan menuju scrubber contactor

(V-120) yang difungsikan untuk menangkap kandungan air

yang sebagian terkonden selama di cold box. Kandungan

air tersebut mengalir kebawah menuju sump tank sedangkan

gas yang diharapkan tidak mengandung air naik keatas

menuju contactor (V-100). Di dalam contactor ini terjadi

proses absorbsi, dimana gas yang berasal dari scrubber

contactor,yang di takutkan masih mengandung sedikit air,

kemudian di serap kandungan airnya dengan cara di

kontakkan dengan lean TEG dari dehydration unit (DHU).

Tekanan glycol contactor adalah 710 Psig dan

temperature 88 °F. Gas kering (dry gas) hasil dari

proses dehidrasi ini kemudian melewati E-105 sebelumTeknik Kimia Uniersitas Sriwijaya

52

masuk ke dalam cold box. Di dalam E-105 terjadi

pertukaran panas antara lean glycol dan gas kering, dimana

temperatur lean glycol sebelum memasuki E-105 yaitu

sebesar 109 °F dan turun menjadi 98 °F, sedangkan

temperatur gas kering naik dari 83 °F menjadi 86 °F.

Gas tersebut kemudian menuju cold box lagi untuk

didinginkan kembali atau diturunkan suhunya hingga -38

°F.

Rich gas (gas yang mengandung banyak air) tersebut

kemudian masuk ke Low Temperature Separator (LTS) (V-250)

namun sebelumnya masuk ke Joule-Thompson Valve yang

berfungsi untuk menurunkan tekanan sampai dengan 600

Psig dan temperature menjadi -45 °F. Feed gas tersebut

kemudian masuk menuju Low Temperature Separator. Di dalam

Low Temperature Separator tersebut komponen C1 dan C2+ dari

feed gas kemudian dipisahkan.

Komponen C1 dan C2+ menuju ke cold box lagi untuk di

manfaatkan sebagai pendingin sebelum pada akhirnya

menuju sales gas. Sedangkan cairan yang tersisa itu

dinamakan NGL (Natural Gas Liquid) keluar dari overhead LTS

dialirkan menuju kolom De-Ethanizer (V-500) yang

sebelumnya melewati cold box untuk menaikkan

temperaturnya hingga 34 oF.

Kolom De-Ethanizer berfungsi untuk memisahkan

komponen C2 dari C3+ yang banyak mengandung propana,

butana dan kondensat dengan cara destilasi atauTeknik Kimia Uniersitas Sriwijaya

53

berdasarkan perbedaan titik didih. Kolom De-Ethanizer

dibagi menjadi 3 bagian atau section, yang paling atas

disebut rectification section, yang bagian bawah disebut

stripping section, sedangkan dasar kolom disebut heating dan

product withdrawal section. Tekanan operasi dari kolom De-

Ethanizer yaitu sebesar 480 psig dan temperatur 250 oF.

Didalam De-Ethanizer terdapat dua fase, dimana 70 %

berbentuk cairan dan sisanya berupa uap. Cairan

tersebut kemudian di panaskan dengan menggunakan

pemanasan dari reboiler (E-510) yang menggunakan hot oil

yang mengalir di tube reboilernya sedangkan feed berada

di shell reboiler. Setelah melewati serangkaian tray,

dengan temperature mencapai 241 °F untuk memisahkan

komponen C2 yang masih terikut didalam De-Ethanizer. Di

bagian atas De-Ethanizer terdapat trim cooler untuk mencegah

agar C3 tidak ikut menguap. Komponen gas C2 yang tidak

terkondensasi dari kolom De-Ethanizer kemudian dialirkan

kembali ke cold box dimana temperatur yang awalnya -21

°F naik menjadi 90 °F, selanjutnya komponen ini

dialirkan ke recycle compressor atau booster(C-102) untuk

dinaikkan tekanannya menjadi 540 Psig dan temperature

65 °F sebelum dikirim kembali ke PT. Pertamina gas

transmission sebagai lean gas.

Sedangkan C3 yang sudah bebas dari fraksi-fraksi

ringannya kemudian keluar dari bottom kolom menuju kolom

De-propanizer (V-525). Kolom De-Propanizer ini berfungsi untukTeknik Kimia Uniersitas Sriwijaya

54

memisahkan komponen C3 (propane) dari C4+ yang kaya

kandungan butana dan kondensat dengan cara distilasi

berdasarkan perbedaan titik didihnya. Tekanan dan

temperatur operasi pada kolom De-Propanizer sebesar 270

Psig dan 240 °F. Umpan yang kaya kandungan C3+ masuk di

bagian atas sebagai campuran dua fase.

Umpan yang berbentuk cairan akan mengalir kebawah

kolom melewati serangkaian tray menuju dasar kolom

dimana sebagian dari cairan ini masuk kedalam reboiler

untuk diuapkan dengan menggunakan hot oil yang mengalir

di tube reboilernya, dengan temperatur reboiler 240 °F.

Uap panas ini kemudian dimasukkan kembali ke dalam

kolom De-propanizer dan menuju keatas melalui serangkaian

tray lagi untuk memanasi cairan yang turun kebawah

melalui tray yang sama. Uap propane kemudian

dikondensasi melalui kondensor E-535, dan selanjutnya

ditampung dalam reflux drum (V-540) dengan tekanan 268

Psig dan temperature 128 °F.

Kemudian sebagian propane dipompakan kembali

dengan menggunakan pompa P-545 ke dalam puncak kolom

sebagai cairan reflux. Setelah pompa terdapat Level Control

Valve (LCV) yang berfungsi untuk mengatur aliran, jika

feed mencapai 65 gpm maka feed tersebut dialirkan

kembali ke dalam De-propanizer sedangkan sisanya menuju

ke kondensor E-550. Sementara itu sebagian lagi

dialirkan untuk kemudian di blending dengan butanaTeknik Kimia Uniersitas Sriwijaya

55

menjadi LPG mix, dengan komposisi sekitar 60% mol C3

dan 38% mol C4.

Sementara itu C4 yang sudah terbebas dari fraksi-

fraksi ringannya kemudian di alirkan kedalam kolom De-

Butanizer dengan tekanan 300 Psig sebagai campuran 2

fase. Umpan yang berbentuk cairan selanjutnya turun

kebagian bawah melalui sejumlah tray, kemudian cairan

ini dipanaskan didalam reboiler untuk diuapkan dengan

menggunakan hot oil, dengan temperatur reboiler 305 °F.

Uap yang kaya kandungan butana hasil pemanasan dari

reboiler ini selanjutnya dimasukkan kembali kedalam

kolom De-Butanizer dan mengalir keatas melalui sejumlah

tray, selanjutnya menuju butanizer condenser E-570. Butana

yang terkondensasi, kemudian ditampung dalam reflux drum

(V-575).

Sebagian butana dipompakan ke puncak kolom sebagai

cairan reflux dan sebagiannya lagi dialirkan ke cooler (E-

590) sebelum di blending dengan propana menjadi LPG mix,

dengan komposisi sekitar 60% mol C3 dan 38% mol C4,

selanjutnya dialirkan ke dalam tanki LPG (V-008) pada

temperatur 100 °F dengan tekanan operasi tanki 130

Psig. Kondensat yang telah stabil, yang banyak

mengandung komponen C5 dan C6, selanjutnya mengalir dan

keluar melalui level control menuju condensate cooler (E-580)

untuk didinginkan mencapai suhu 120 oF sebelum

Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya

56

dialirkan kedalam tanki condensate (V-009) pada kondisi

atmosferik.

3.6.2. Dehydration Unit (Glycol System)

Feed gas dari proses penyaringan dengan

menggunakan scrubber, coalising filter dan srubber contactor atau

filer sparator, masih mengandung air dan harus dikeringkan

terlebih dahulu sebelum masuk kedalam proses LPG plant

karena air tidak diharapkan untuk masuk ke LPG plant

karena bisa menyebabkan iching pada saat proses

pemisahannya oleh karena itu air harus benar-benar

dihilang dari feed gas. Pengeringan dilakukan didalam

glycol system dimana gas yang jenuh atau masih mengandung

air (saturated water) setelah keluar dari filter

separator, mula-mula didinginkan terlebih dahulu

didalam cold box, kemudian di masukkan kedalam kolom

glycol contactor V-100 untuk mengabsorbsi atau menyerap

kandungan air nya dengan mengontakkan feed gas dengan

lean TEG (Three Ethilen Glicol).

Lean TEG yang dikontakkan dengan feed gas akan

menyerap air yang masih terkandung pada feed gas karena

air larut dalam TEG sehingga feed gas keluaran contactor

diharapkan sudah tidak mengandung air atau mengandung

air dengan jumlah yang sangat sedikit agar tidak

mempengaruhi proses pemisahan ges pada column

fraksinasi. Gas kering hasil dari process dehydrasi ini

kemudian dilewatkan kembali kedalam cold box untukTeknik Kimia Uniersitas Sriwijaya

57

didinginkan lebih lanjut dengan menggunakan propane

refrigerant atau chilling. Tekanan serta temperatur di dalam

glycol contactor yaitu sebesar 710 Psig dan 78 oF. Selain

itu temperatur dari masing-masing komponen yang akan

dikontakkan di dalam glycol contactor (lean glycol dan lean gas)

dapat dilihat berdasarkan temperatur kedua komponen

sebelum dan setelah melewati E-105.

Temperatur lean glycol sebelum memasuki E-105 yaitu

sebesar 141 oF dan turun menjadi 98 oF setelah melewati

E-105 (sebelum masuk kedalam glycol contactor). Demikian

halnya dengan lean gas yang telah dikontakkan dengan lean

glycol didalam V-100, sebelum melewati E-105 temperatur

lean gas tersebut sebesar 83oF dan naik menjadi 86oF

setelah melewati E-105. Besarnya kandungan air yang

diserap oleh TEG di dalam kolom glycol contactor berkisar

antara 2,6 – 2,8 %wt dari TEG yang keluar dari kolom

glycol contactor.

Setelah melakukan proses pengeringan (drying

process), cairan glycol (TEG) akan menjadi jenuh karena

terjadi penyerapan air kedalam cairan glycol. Glycol ini

harus di-regenerasi dengan cara mengalirkan dan

memanaskannya kedalam regeneration reboiler (H-150) pada

temperatur 400 oF untuk menguapkan kandungan air yang

ada pada Glikol. TEG yang keluaran contactor (V-100) yang

sudah jenuh dengan air (TEG jenuh atau rich TEG)

melewati LCV-100 dimana level dari V-100 di settingTeknik Kimia Uniersitas Sriwijaya

58

30%. Jika level dari V-100 lebih dari setting maka LCV-

100 akan terbuka otomatis mengalirkan rich TEG ke dalam

still column.

Selanjutnya air di stripping didalam stripping column

pada temperatur 400oF sehingga kandungan air di dalam

TEG turun menjadi 0,02 %wt. Namun, sebelum dialirkan

menuju regeneration reboiler, rich TEG dari V-100 terlebih

dahulu dipanaskan (pre-heating) pada bagian atas still

culomn dengan suhu 168 oF. Aliran rich TEG pada bagian atas

still column ini juga berfungsi untuk menjaga agar tidak

ada TEG yang ikut menguap bersama komponen air yang

teruapkan sehingga dapat meminimalisasi adanya losses

pada glycol akibat penguapan. Setelah melewati bagian

atas still column, rich TEG kemudian dialirkan menuju flash tank

(V-110) untuk memisahkan gas dari liquid (TEG) yang

terikut dari contactor serta di dalam flash tank tersebut

diharapkan pula agar liquid hidrokarbon yang terkandung

di dalam rich TEG dapat terlepas dan akan dibuang ke

flearing. Dari flash tank, rich TEG kemudian melewati

serangkaian filter untuk menghilangkan pengotor yang

terkandung di dalam rich TEG.

Filter yang dilewati oleh rich TEG sebelum masuk ke

dalam exchanger (E-131) meliputi glycol particulate filter (F-

120/121) yang berfungsi menghilangkan pengotor padat (

dust particulat ) pada TEG, glycol carchoal filter (F-125/126)

yang berfungsi menghilangkan hidrokarbon (cracking

Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya

59

hidrokarbon) yang masih lolos dari flash tank dan filter

nowata (F-127) untuk memisahkan particulat halus yang

masih lolos dari F-120/121/125/126/127. Rich TEG yang

telah difilter kemudian dipanaskan kembali di dalam

exchanger (E-130) dengan menyerap panas dari lean TEG yang

akan dialirkan menuju V-100 hingga mencapai suhu 184oF.

Kemudian Rich TEG masuk ke dalam Still column, dan

dipanaskan oleh reboiler H-150 dengan temperatur 400oF. Karena jika temperatur diatas 400 oF maka TEG yang

losses aka banyak karena terdegradasi. Di reboiler

dimasukkan stripping gas untuk mempercepat pemanasan di

reboiler sehingga air dapat cepat teruapkan dan terpisah.

Selai itu sripping gas yang menguap dapat mengikat uap

air juga untuk dikeluarkan ke cerobong. Diharapkan

setelah pemanasan di reboiler uap air tidak terikut lagi

pada TEG tetapi di reboiler efisiensi penyerapannya

sebesar 95,5 %. Itulah sebabnya masuk ke stripping column.

Di dalam stipping column terdapat spiral untuk

menahan TEG losses dan memisahkan uap air yang masih

terikut pada TEG dan membuangnya ke cerobong.Setelah

melewati stripping column, efisiensi penyaerapan air

menjadi 99,8 %. TEG keluaran dari stripping column

dinamakan lean TEG pada suhu 265 oF. Sebelum

disirkulasi kembali ke dalam kolom glycol contactor, TEG

yang telah terbebas dari kandungan air (lean TEG)Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya

60

diturunkan temperaturya terlebih dahulu dengan cara

dikontakkan dengan rich TEG dari glycol contactor di dalam

heat exchanger (E-130).

Lean TEG berada di shell dan rich TEG berada di tube.

Sehingga suhu keluaran lean TEG nantinya berkurang

menjadi 184 oF setelah mengalami pertukaran panas denag

Rich TEG. Setelah melewati E-130, lean TEG masuk ke

tangki penampungan T-155. Proses penurunan temperatur

TEG juga dilakukan dengan melewatkannya dalam cooler E-

145 sebelum dipompakan oleh P 170 A/B kembali ke dalam

kolom glycol contactor. Terdapat FM-100 sebelum lean TEG

masuk ke V-100, dimana FM-100 di setting sebesar 10% feed

+ 0,2. Jika lean TEG yang mau dialirkan berlebih dari

setting FM-100 maka kelebihan TEG akan dialirkan kembali

ke tangki accumulator (T-155).

3.6.3. Refrigeration System

Refrigration system merupakan unit system pendingin pada

plant LPG yang menggunakan propane sebagai pendingin.

Refrigeration package menggunakan propane sebagai refrigerant

(98% mol C3), yang terdiri dari 2 x 50% train screw

compressor dengan tenaga penggerak Gas Engine. Secara

keseluruhan refrigerant package terdiri dari gas chiller,

compressor, oil separator, propane condensor, oil pump, oil cooler, dan

liquid receiver. System ini merupakan closed loop system yang

dilengkapi dengan propane make-up connection untukTeknik Kimia Uniersitas Sriwijaya

61

menggantikan atau menambah propane refrigerant yang hilang

(lost) selama pemakaian. Refrigerant system dilengkapi

dengan control panel tersendiri berbasis PLC yang

terpasang secara terpisah dan di design khusus untuk

menjalankan unit tersebut. Namun demikian disediakan

output “common alarm” yang terkoneksi ke plant main control

room.

Propane yang sudah dikondensasi di tampung pada

tangki accumulator (V-400). Sebelum masuk ke economizer

(V-330), propane dialirkan ke filter F-420 untuk menyaring

kotoran/ impuritis dan juga oli yang masih terikut pada

propane. Economizer digunakan untuk mengekonomiskan nilai

propane dimana disana propane dipisahkan antara propane

liquid dan propane vapor.Tekanan dan temperatur operasi

economizer sebesar 50 Psig dan 30 oF.

Propane vapor pada bagian atas economizer langsung

dialirkan ke compressor C-310 A/B sebagai secound suction

sedangkan aliran bottom economizer yaitu propane liquid

dibagi menjadi 2 aliran. Aliran pertama, propane liquid

dialirkan ke trim cooler E-505 yang digunakan untuk

pendinginan pada trim cooler di de-ethanizer untuk

mengkondensasi C3 yang ikut teruapkan pada column

fraksinasi de-ethanizer. Setelah propane liquid digunakan

untuk kondensasi, propane berubah fase menjadi vapor.

Vapor propane kemudian dialirkan ke tangki expansi V-

230. Sedangkan aliran liquid propane yang ke duaTeknik Kimia Uniersitas Sriwijaya

62

langsung dialirkan ke tangki expansi V-230. Tekanan dan

temperatur operasi expantion vessel sebesar 6 Psig dan -

28oF.

Tangki expansi ini terjadi penurunan tekanan

sampai 6 psi karena ditangki ekspansi vapor propane yang

ada pada tangki dialirkan ke scrubber V-300 untuk

memisahkan terlebih dahulu liquid yang propane yang

terikut sebelum masuk ke compressor C-310 A/B karena di

compressor tidak boleh ada liquid. Sedangkan bagian

bottom (liquid propane) dialirkan ke cold box E-220 untuk

pendinginan di cold box. Setelah liquid propane digunakan

sebagai pendingin, propane vapor kemudian dialirkan

kembali ke tangki expansion V-230.

Vapor propane yang sudah dipisahkan liquid

propanenya pada srubber kemudial masuk ke compressor C-

310 A/B dan bergabung dengan propane vapor dari secound

suction. Pada compressor mycomp tekanan propane ditingkatkan

dari 6 Psig menjadi 185 Psig. Tekanan dinaikan supaya

semakin banyak propane yang terliquid kan nantinya.

Propane yang telah dinaikkan tekanannya kemudian

dialirkan menuju lube oil separator (V-320 A/B) dan

compressor lube oil separator 2nd stage (V-321 A/B) untuk

menangkap oil CPI yang tercampur ke dalam propane saat

mlewati C-310 A/B. Selanjutnya propane dialirkan melalui

kondensor (E-410 A/B/C) untuk dikondensasi dan

Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya

63

menurunkan temperaturnya dari 168 oF menjadi 104 oF,

kemudian ditampung di dalam accumulator (V-400).

3.6.4. Hot Oil System

Sistem hot oil menggunakan lube oil mobiletherm 603

sebagai oil untuk pemanasan pada reboiler fraksinasi. Hot

oil system merupakan closed system, yang terdiri dari

peralatan sebagai berikut;

1) Hot Oil Heater

2) Hot Oil Expansion Tank

3) Hot Oil Recirculation Pumps

Hot Oil Heater merupakan dual furnace atau tungku tipe

konveksi (pemanas tak langsung) yang berfungsi untuk

memanaskan hot oil dengan bahan bakar lean gas pada saat

operasi normal atau memakai bahan bakar feed gas pada

saat star-up plant pada burner (B-610). Hot oil mula-mula

dipanasi didalam heater kemudian disirkulasi ke LPG

plant dengan pompa untuk memanasi regenation gas heater,

LEF reboiler dan LPG reboiler. Hot oil disirkulasikan oleh 2

x 100% hot oil recirculation pump. Sementara itu, hot oil yang

telah digunakan akan di kembalikan ke expansion tank

sebelum sirkulasi ulang setelah dipanasi kembali

didalam heater.

Expansion tank didesign memiliki ruang yang cukup untuk

meyimpan sementara hot oil dan juga memberikan ruang

untuk expansi hot oil akibat pemanasan. Untuk mengganti

sebagian hot oil yang hilang selama pemakaian makaTeknik Kimia Uniersitas Sriwijaya

64

disediakan connection untuk hot oil make-up yang dilengkapi

dengan pompa feeding dan stroge tank. Hot oil system dilengkapi

dengan control panel tersendiri berbasis PLC yang

terpasang secara terpisah dan di design khusus untuk

menjalankan unit tersebut. Namun demikian disediakan

output “common alarm” yang terkoneksi ke Plant Main Control

room.

Hot Oil yang telah dipanaskan di dalam heater (H-600)

kemudian dipompakan dengan pompa P-630 A atau B ke

dalam De-Ethanizer Reboiler (E-510), De-Butanizer Reboiler (E-

565) dan De-Propanizer Reboiler (E-530). Aliran hot oil ke

reboiler dibagi menjadi 2 aliran yaitu aliran pertama

langsung ke De-Ethanizer reboiler (E-510) dan aliran yang ke

dua menuju ke De-Butanizer reboiler (E-565) dan De-Propanizer

reboiler (E-530).

Tetapi aliran ke De-Ethanizer reboiler (E-510) ditutup

terlebih dahulu dengan valve karena De-Ethanizer reboiler (E-

510) terlebih dahulu menggunakan panas hot oil keluaran

dari De-Butanizer reboiler (E-565) dan De-Propanizer reboiler

(E-530). Setelah digunakan sebagai pemanas di dalam E-

565 dan E-530, hot oil kemudian dialirkan kedalam De-

Ethanizer reboiler (E-510) sebelum dipanaskan kembali di

dalam heater. Jika panas hot oil keluaran De-Butanizer reboiler

(E-565) dan De-Propanizer reboiler (E-530) sudah mencukupi

untuk memanaskan Ethanizer reboiler (E-510), valve yang ke

Ethanizer reboiler tidak dibuka tetapi jika panasnya belumTeknik Kimia Uniersitas Sriwijaya

65

mencukupi maka valve dibuka untuk memenuhi kebutuhan

panas di Ethanizer reboiler. Kondisi operasi untuk reboiler

yaitu untuk temperatur Ethanizer reboiler (E-510)241 oF, De-

Butanizer reboiler (E-565) 240 oF dan De-Propanizer reboiler (E-

530) 305 oF.

3.6.5. Fractionation

Fractionation system terdiri dari 3 buah kolom, yang

merupakan unit-unit utama dari LPG plant yang berfungsi

menghasilkan product dengan cara distilasi berdasarkan

perbedaan titik didih dari masing-masing komponen gas

umpan, yaitu:

1. De-Ethanizer

2. De-Propanizer

3. De-Butanizer

Berikut uraiannya :

1. De-Ethanizer kolom

Column De-Ethanizer memisahkan komponen ringan (C1

dan C2) dari C3+ yang kaya kandungan propane, LPG dan

condensate dengan cara distilasi berdasarkan perbedaan

titik didihnya. Column De-Ethizer di bagi menjadi 3 bagian

atau section, yang paling atas disebut rectification section,

yang bagian bawah disebut stripping section, sedangkan

dasar kolom disebut heating dan product withdrawal section.

Umpan yang kaya kandungan C3+ masuk di bagian atas

Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya

66

stripping section sebagai campuran 2 phase (kira-kira 70%

mol berbentuk cairan, sisanya berupa uap).

Umpan yang berbentuk cairan akan mengalir kebawah

kolom melewati serangkaian tray menuju dasar kolom

dimana sebagian dari cairan ini masuk kedalam reboiler

untuk diuapkan dengan menggunakan hot oil yang mengalir

di shell-side reboilernya. Uap panas ini kemudian di masukkan

kembali ke dalam kolom dan mengalir keatas melalui

serangkaian tray untuk memanasi cairan yang turun

kebawah melalui tray yang sama.C3+ yang sudah bebas dari

fraksi ringan selanjutnya mengalir melewati weir ke

dalam product withdrawal section, dan keluar dari kolom

diatur oleh control valve menuju De-Propanizer column.

Sementara itu umpan yang berbentuk uap yang kaya akan

komponen C1 dan C2 pada saat masuk ke column akan

tercampur dengan uap panas yang berasal dari Reboiler,

dan mengalir keatas kolommelalui rectification section,

selanjutnya dipuncak kolom didinginkan dengan trim

cooler, component berat yang terdapat didalam uap akan di

kondensasi atau diembunkan dan akan jatuh kebawah kolom

sebagai cairan reflux, yang selanjutnya akan terpanasi

oleh uap yang mengalir keatas di dalam rectification section.

C1& C2 yang tidak mengembun di top kolom selanjutnya di

alirkan ke recycle compressor untuk dinaikkan tekanannya

sebelum dikirim kembali ke Pertamina gas transmission.

2. De-Propanizer kolomTeknik Kimia Uniersitas Sriwijaya

67

Column De-Proannizer memisahkan komponen C3 (propane)

dari C4+ yang kaya kandungan LPG dan condensate dengan

cara distilasi berdasarkan perbedaan titik didihnya.

Column De-Propanizer di bagi menjadi 3 bagian atau section,

yang paling atas disebut rectification section, yang bagian

bawah disebut stripping section, sedangkan dasar kolom

disebut heating dan product withdrawal section. Umpan yang kaya

kandungan C3+ masuk di bagian atas stripping section sebagai

campuran dua phase.

Umpan yang berbentuk cairan akan mengalir kebawah

kolom melewati Serangkaian tray menuju dasar kolom

dimana sebagian dari cairan ini masuk kedalam reboiler

untuk diuapkan dengan menggunakan hot oil yang mengalir

di shell-side reboilernya. Uap panas ini kemudian di masukkan

kembali ke dalam kolom dan mengalir keatas melalui

serangkaian tray untuk memanasi cairan yang turun

kebawah melalui tray yang sama.C4+ yang sudah bebas dari

fraksi ringan (C3) selanjutnya mengalir melewati weir ke

dalam product withdrawal section, dan keluar dari kolom

diatur oleh control valve menuju De-Butanizer Column.

Sementara itu umpan yang berbentuk uap yang kaya

akan komponen C3 dan pada saat masuk ke column akan

tercampur dengan uap panas yang berasal dari reboiler,

dan mengalir keatas kolom melalui rectification section,

selanjutnya menuju propane condenser . Component berat

yang terdapat didalam uap akan di kondensasi atauTeknik Kimia Uniersitas Sriwijaya

68

diembunkan didalam condenser, dan selanjutnya dipisahkan

didalam reflux drum sebelum di pompa kembali ke dalam

puncak column sebagai cairan reflux. Cairan reflux ini

selanjutnya akan mengalir kebawah dan akan terpanasi

oleh uap yang mengalir keatas di dalam rectification section.

Sementara itu sebagian dari cairan ini dialirkan

kedalam tangki penyimpan sebagai product propane.

3. LPG Column atau De-Butanizer

LPG Column atau De-Butanizer akan memisahkan

komponen C3 dan C4 dalam jumlah tertentu dari condensate

umpan yang yang didapat dari bottom product De-propanizer

column. LPG dalam bentuk uap selanjutnya di distilasi

didalam kolom untuk mengambil cairan C5+ yang mana juga

teruapkan dalam jumlah kecil. LPG column terdiri dari 3

bagian, bagian atas disebut rectification section, bagian

bawah disebut stripping section, dan bagian dasar column

disebut heating dan product withdrawal section.

Umpan dari De-pronanizer column yang kaya kandungan

C3 dan C4 masuk kedalam LPG De-Butanizercolumn sebagai

campuran 2 phase melalui bagian atas stripping section.

Umpan yang berbentuk cairan selanjutnya turun kebagian

bawah melalui sejumlah tray ke heating section dimana

selanjutnya cairan ini dipanaskan didalam reboiler untuk

diuapkan dengan menggunakanh hot oil. Uap yang kaya akan

kandungan LPG hasil pemanasan dari reboiler selanjutnyaTeknik Kimia Uniersitas Sriwijaya

69

dimasukkan kembali kedalam column dan mengalir keatas

melalui sejumlah tray, yang akan memanasi cairan yang

turun lewat tray-tray tersebut. condensate yang telah

stabil, yang banyak mengandung komponen C5 dan C6.

Selanjutnya mengalir melewati weir kedalam product

withdrawal section, dan keluar lewat level control menuju

condensate cooler untuk didinginkan sebelum di alirkan

kedalam tangki-tangki condensate. Sementara itu umpan

yang berbentuk uap yang kaya akan komponen C3 dan C4

pada saat masuk ke LPG column akan tercampur dengan

uap panas yang berasal dari reboiler, dan mengalir keatas

kolom melalui rectification section, selanjutnya menuju LPG

condenser atau fin-fan cooler. LPG yang terkondensasi, yang

mengandung komponen sekitar 60% mol C3 dan 38% mol C4

dipisahkan dari komoponen ringan yang tidak

terkondensasi didalam LPG reflux drum dan dipompa ke LPG

storage tank, sementara fraksi ringan yang tersisa di

buang ke flare system. LPG dalam jumlah tertentu akan

dipisahkan dalam LPG reflux drum untuk dipompakan kembali

sebagai reflux kedalam kolom. Cairan refluk ini

selanjutnya mengalir turun kebawah sambil dipanasi oleh

uap yang mengalir keatas didalam rectification section

didalam kolom melalui serangkaian tray column.

3.6.6. Flare dan Disposal System

LPG plant Lembak, simpang Y tidak dilengkapi dengan

flare system, sehingga semua keperluan flaring dilakukanTeknik Kimia Uniersitas Sriwijaya

70

dengan menggunakan flare stack milik Pertamina yang memang

sudah ter-installed di dekat plant area. LPG plant Lembak,

simpang Y hanya menyediakan koneksi dari flare header ke

existing flare stack milik PT. Pertamina. Disposal system

untuk buangan yang berbentuk cairan tetap disediakan

sebagai alat buangan proses sebelum dilepas ke

lingkungan.

Gas buangan yang berasal dari venting atau gas

blowdown pada saat emergency akan di alirkan ke flare

system milik Pertamina untuk dibakar terlebih dahulu

sebelum dilepas ke atmosphere.

Terdapat 2 buah disposal system untuk menampung

buangan cairan, yaitu closed drain system yang berfungsi

menampung sisa cairan yang masih banyak mengandung

condensate seperti cairan dari filter dan separator.

Untuk cairan yang banyak mengandung air dan buangan

yang tidak bertekanan, dialirkan ke oil catcher yang

terbuat dari penampungan bak terbuka yang dilengkapi

dengan weird untuk memisahkan sisa-sisa condensate dan

air. Condensate yang telah dipisahkan kemudian

dipompakan kembali ke closed drain system, sementara airnya

dialirkan ke balong sebelum di buang ke lingkungan.

3.6.7. Storage and Loading System

LPG tank Lembak, simpang Y dilengkapi dengan 4

buah LPG tank berbentuk vessel horizontal dengan

kapasitas per tank 150 tons. Tank ini dilengkapi denganTeknik Kimia Uniersitas Sriwijaya

71

water cooling system yang berfungsi untuk memdinginkan tank

apabila suhu cairan didalam tanki melebihi titik aman

temperature penyimpanan. System loading LPG produk dilakukan

dengan loading truck menggunakan weighing bridge station.

LPG dialirkan dari tangki penyimpan dengan LPG

pump yang masing-masing berkapasitas 88 Gpm. Plant

ini juga dilengkapi dengan 1 buah LPG offspec tank

berkapasitas 150 ton yang berfungsi untuk menampung

hasil LPG yang tidak memenuhi specifikasi sebelum di

re-cycle kembali ke process plant dengan menggunakan LPG off

spec pump yang berkapasitas Gpm. Terdapat 1 buah propane

tank untuk menampung produk propane dengan kapasitas 50

tons.

Terdapat 1 buah condensate tank untuk menampung

produk condensate dengan kapasitas 125 tons. Loading

propane dan condensate produk dilakukan dengan dispenser

menggunakan filling station. Condensate dialirkan dari tanki

penyimpan dengan 2 buah propane pump yang masing-masing

berkapasitas 22 Gpm, dan 2 buah condensate pump yang

masing-masing berkapasitas 22 Gpm.

3.6.8. Control and ESD System

Untuk mengendalikan plant dan mengatasi keadaan

bahaya, LPG plant Lembak, simpang Y dilengkapi dengan

Control dan ESD system yang berfungsi untuk mengontrol

parameter proses dan sebagai emergency shutdown system.

Menurut penempatannya (topography) system kontrol iniTeknik Kimia Uniersitas Sriwijaya

72

dibagi menjadi 2 bagian yaitu system control yang

diletakkan didalam control room dan local control panel untuk

unit-unit tertentu.

Semua parameter proses dikendalikan dari control

room, yang didalamnya terdapat panel-panel sebagai

berikut :

1) Main control panel & ESD system (PLC system)

2) Gas chromatograph panel (Status)

3) MCC panel

4) Propane refrigerant panel

5) Hot oil panel

PLC yang berada di control room menangkap sinyal

atau info yang dikirim dari local panel atau site, yaitu

dari transmitter, control valve, SOV (BDV/SDV/DV), dan dew

point. Terdapat 3 system di site yang tidak terhubung

dengan DCS system, yaitu loading system, gas chromatography

system dan metering lean gas system.

Pengontrolan loading system dilakukan langsung di

lapangan, sedangkan status dari metering lean gas di display

di control room melalui flow computer yang dilengkapi

dengan printer sendiri. Data dari local panel cas

chromatography juga di display di PC3 yang berada di

control room. PC3 juga dilengkapi dengan printer.

System yang berada di lapangan selain instrument yang juga

terhubung PLC adalah refrigeration system dan hot oil packages.

Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya

73

Man Machine Interface (MMI) dari PLC system dilakukan

di dua buah computer (PC1 dan PC2), serta terhubung ke

dua buah printer. PC1 berfungsi sebagai programming dan

station, artinya semua penambahan ataupun pemprograman

PLC system hanya bisa dilakukan melalui PC1. PC2

berfungsi sebagai station dan dapat digunakan untuk

merubah set-point dari instrument. Di control room juga

terdapat MCC, yang berfungsi sebagai control terhadap

semua equipment motor. Khusus untuk motor-motor yang

bekerja di main proses, MCC mengirim sinyal Run atau

Stop Permit Status ke DCS system.

3.6.9. Fire Safety System

Untuk mengatasi keadaan darurat bahaya kebakaran,

plant dilengkapi dengan fire water system yang didesain

untuk melindungi plant jika terjadi kebakaran besar di

tanki LPG dan di semua area plant. Fire water system terdiri

dari:

1) Fire water pump station

2) Fire water pond

3) Fire water main ring dan accessories

Fire water pump station terdapat 1 buah diesel engine fire

water pump berkapasitas 1250 gpm dengan tekanan discharge

150 psig maximum. Pompa ini dilengkapi dengan diesel tank

yang memiliki kapasitas bahan bakar solar mampu

mensuplai engine secara terus menerus selama 4 jam.

Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya

74

Pompa ini running secara otomatis (starter active) jika

tekanan di main ring berkurang pada tekanan tertentu.

Jockey pump dipasang untuk menjaga pressure main ring

pada tekanan 125 psig. Jika hydrant atau monitor dibuka

karena terjadi kebakaran, maka tekanan main ring akan

menurun yang akan mengaktifkan fire water pump. Water pond

atau balong dibangun dengan kapasitas air yang cukup

untuk mengatasi bahaya kebakaran, dimensi balong 95 M

x 50 M dan kedalam 4 meter, memiliki kapasitas

penampungan air nominal 13.300 M3.

Main ring terbuat dari pipa berdiameter 8 inci yang

dibangun mengelilingi plant, yang juga dilengkapi

dengan 10 hydrant dengan kapasitas hydrant masing 85 GPM

(125 Psig) untuk menghadapi kebakaran. Selain itu pada

propane, LPG dan condensate tank juga dilengkapi dengan

water spray system yang berguna untuk mendinginkan tanki

pada saat kebakaran atau jika suhu didalam tanki naik

dan terjadi penguapan yang signifikan. Water spray system

ini dihubungkan dengan deluge valve yang akan membuka

secara otomatis jika tekanan di dalam tanki naik

akibat terjadinya penguapan yang berlebihan.

3.6.10. Utility

Terdapat 4 macam utility system untuk menjalankan

plant, yaitu:

1) Air Instrument System

2) GensetTeknik Kimia Uniersitas Sriwijaya

75

3) UPS

4) Water Treatment Package

Berikut penjelasannya keempat sistem utilitas

yang ada di plant :

1. Instrument Air System

Instrument air system berguna untuk menyuplai seluruh

keperluan udara untuk alat-alat instrumen. Dalam sistem

ini terdapat dua buah air compressor yang berguna untuk

mengkompres udara. Compressor ini digerakkan melalui

tenaga listrik yang berasal dari generator. Compressor

juga dilengkapi dengan air dryer yang berfungsi untuk

menyaring kandungan air yang terdapat di udara dengan

cara mengkondensasikannya. Udara kering yang keluar

dari air dryer kemudian ditampung didalam tabung

penampung atau receiver sebelum dialirkan kebagian

instrument yang membutuhkan seperti control valve. Udara

kering tersebut disalurkan dengan tekanan sekitar 125

psig.

2. Genset atau Generator

Generator adalah mesin listrik yang berfungsi

untuk merubah tenaga mekanik yang berupa tenaga putar

poros (rotor) menjadi tenaga listrik. Prinsip kerjanya

adalah bila sebuah penghantar (konduktor) digerakkan

(mekanik) dalam medan magnet, maka pada penghantar itu

akan timbul arus listrik.

Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya

76

Terdapat tiga buah generator yang ada didalam plant PT.

Surya Esa Perkasa, Tbk yaitu:

1. Dua buah genset yang berkapasitas masing-masing

900 KVA yang digerakkan oleh mesin berbahan bakar

gas .

2. Satu buah genset berkapasitas 250 KVA yang

digerakkan oleh mesin diesel.

Pada dasarnya hanya satu buah genset yang bekerja

pada kondisi normal, sedangkan yang satunya lagi stand

by dan satu buah genset diesel sebagai persiapan ketika

emergency.

3. UPS ( Un – interupted Power Supply )

UPS digunakan sebagai sistem power back-up untuk

tetap menyuplai power jika terjadi pemadaman arus

listrik secara tiba-tiba. UPS ini dirancang untuk mampu

melindungi semua operasi –operasi kritikal selama dua

jam secara terus menerus sebelum pembangkit listrik

aktif kembali. UPS mampu menyuplai DC power sekitar 20

KVA.

4. Plant Water atau Water Treatment Package

Plant water adalah unit yang berfungsi untuk

menjernihkan air baku menjadi air bersih melalui proses

klarifikasi. Air permukaan yang berasal dari alam

mengandung kotoran-kotoran ini tidak dihilangkan maka

akan mengganggu pada proses selanjutnya.

Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya

77

Impurities - impurities ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu

sebagai berikut:

1. Impurities yang tidak larut (suspended solid) yaitu

partikel – partikel atau kotoran yang masih dapat

dilihat secara kasat mata. Seperti, partikel-

partikel yang menyebabkan air keruh.

2. Impurities yang terlarut (dissolved solid). Seperti,

calsium bikarbonat, garam-garam silika dan lain-

lain.

Pada dasarnya kedua impurities di atas harus

dihilangkan agar diperoleh air dengan kualitas yang

bagus. Namun, plant PT. Surya Esa Perkasa, Tbk hanya

menghilangkan kandungan air suspended solid karena air

yang digunakan hanya untuk menyuplai keperluan kantor,

pendingin untuk fin fan cooler dan fire hydrant. Proses

deskripsinya adalah sebagai berikut: Air diambil dari

sumur bor dengan menggunakan pompa deep well pump yang

kemudian ditampung dibak settling untuk mengendapkan

suspended solid yang ada sebelum dialirkan ke proses

selanjutnya. Dari bak penampung air dialirkan ke sand

filter guna menghilangkan impurities – impurities seperti pasir,

tanah dan lain-lain. Dari sand filter air ditransfer ke bak

penampungan kemudian dialirkan ke aerator dengan

menggunakan bantuan transfer pump dan kemudian ke filter

pump. Sebelum air dialirkan untuk keperluan plant dan

kantor, air terlebih dahulu dimasukan ke karbon filterTeknik Kimia Uniersitas Sriwijaya

78

guna menyaring impurities-impurities yang mungkin masih

terkandung.

Teknik Kimia Uniersitas Sriwijaya