Post on 06-Jul-2015
description
WRITER’S WEEK
JILID 2 CALON PEMBINA KARISMA 34.1
ABSTRACT Produk Hasil Calon Pembina KARISMA yang
menceritakan kisah-kisah mereka sebagai remaja
islam
Compiled by Hafizh Shiddiq PCP
Agamaku indah, masa remaja ku buruk. Apa aku muslim?
Keindahan adalah sebuah nilai kualitatif, seperti apapun kita melukis-lukis didalam kepala semua
hanya bisa terbayang-bayang. Bagaimana bisa kita mengerti keindahan tampa menjadi pelaku
keindahan?
Ramai orang bicara bahwa remaja adalah masa-masa indah pencarian jati diri. Jati apa yang dicari
jika akar yang seharusnya tumbuh belum ada?
Bukankah kita sama-sama menjadi manusia yang hanya percaya pada sesuatu yang terlihat?
Buktinya banyak ucapan “ kalau saya belum liat pake mata kepala sendiri, saya gak akan percaya,
titik. ” bukan kah begitu?
Katanya.. masa remaja seperti itu. Sukar percaya pada hal diluar logika. Mereka percaya pada
teori-teori manusia dan lumpuhkan dalil-dalil keimanan. Bukankah begitu?
Allah yang Maha Baik dan tiada yang melebihinya memberikan kita fase-fase kehidupan agar kita
senantiasa belajar. Kita diciptakan dari sebuah sari pati tanah dan menjadi janin kemudian tumbuh
menjadi bayi, anak-anak, remaja hingga dewasa dan tua. Semua fase Insyaa Allah akan kita lalui,
ada yang sudah melalui semuanya, ada pula yang hanya melalui sebagain saja. Fase-fase itu jika
tidak kita gunakan dengan sabaik-baiknya untuk beriman dan bertaqwa maka sungguh kita adalah
orang-orang yang merugi. Diantara sekian fase itu, ada 1 fase yang terjadi begitu lama dan
memabukkan, mungkin namanya remaja.
Kita tahu bahwa perubahan terjadi begitu cepat. Rasanya kita baru kemaren tertatih-tatih belajar
membaca di sekolah dasar, belajar berhitung dan berlajar menyanyi. Tapi sekarang kita sudah
menulis untuk dibaca bukan lagi membaca untuk menulis. Berpenghasilan untuk dihitung bukan
menghitung untuk penghasilan. Bernyanyi untuk didengar bukan mendengar lalu bernyanyi. Kita
tumbuh menjadi orang baru dizaman yang baru, kita sudah berpindah dari fase lalu hingga
sekarang berada setingkat difase sebelumnya. Kita berpindah, kita berubah dan kita naik setingkat.
Secepat itu lah perubahan, lalu apa yang sudah berubah difase barumu? Apa beda nya fase-mu
dihari ini dan dihari yang lalu?
Hari ini kita telah sampai dimasa remaja, entah kita akan sampai dimasa tua atau tidak, itu jelas
bukan urusan kita. Sebagai remaja di abad ke 20 dimana globalisasi seperti ilmu sihir yang
memanjakan tapi memabukkan, membuat remaja tak mampu membendung arus sihir itu.
Pergaulan remaja pasca arus sihir dan pra arus sihir tentu berbeda, dari yang dulunya kejahatan
dianggap menakutkan hingga sekarang kejahatan dianggap hal yang biasa, pelanggaran nilai-nilai
dan norma selesai dengan kata maaf dan uang sedang hukum cambuk dinggap kekejaman. Dari
yang dulunya orang-orang tak berkerudung dianggap aneh hingga sekarang orang berkerudung
dianggap aneh, teroris dan asing tapi bukankah Islam lahir dalam keasingan dan akan kembali
asing?. Dari yang dulunya hidup bersama dan gotong royong menjadi kaum-kaum individualis
dan sosialita yang berprilaku hedon untuk mempertahankan gaya hidup, kelas sosial dan eksistensi
diri.
Tak perlu tutup mata dan telinga, kita sudah mampu melihat dan mendengar prilaku-prilaku remaja
masa kini. Maka pantaslah kita sampai pada renungan ini, bahwa sahabat Ali RA pernah berkata :
Aku khawatir pada suatu masa yang rodanya dapat menggilas keimanan.
Keyakinan hanya tinggal pemikiran yang tak berbekas dalam perbuatan.
Banyak orang baik tapi tak berakal, ada orang berakal tapi tak beriman.
Ada lidah fasih tapi berhati lalai, ada yang khusuk namun sibuk dalam kesendirian.
Ada ahli ibadah namun mewarisi kesombingan iblis.
Ada ahli maksiat rendah hati bagai sufi.
Ada yang tertawa hingga hatinya berkarat.
Ada yang banyak menangis karena kufur nikmat.
Ada yang murah senyum namun hatinya mengupat.
Ada yang berhati tulus tapi wajahnya cemberut.
Ada yang berlisan bijak namun tak memberi teladan.
Ada pezina yang tampil menjadi figure.
Ada yang punya ilmu tapi tak paham.
Ada yang paham tapi tak menjalankan.
Ada yang pintar tapi membodohi.
Ada yang bodoh tapi tak tau diri.
Ada orang beragama tapi tak berahklak.
Ada yang berakhlak tapi tak berTuhan.
Lalu dianatara semua itu, diaman aku berada?
Patutlah ungkapan Ali bin Abi Thalib menyadarkan hati kita, memastikan bahwa kita akan menjadi
remaja pada pilihan yang mana dan bagaimana.
Allah dengan jelas mengatakan bahwa Dia menciptakan manusia dan jin adalah untuk beribadah
kepadaNya. Lantas tidak kah sepantasnya kita menjadi remaja yang dekat denganNya? Bukan
menunggu menjadi tua lalu belajar dekat dengaNya.
Keutamaan anak muda yang rajin beribadah di saat mudanya di atas orang tua yang beribadah
di saat tuanya adalah laksana keutamaan para rasul diatas sekalian manusia ( HR Bhkori Muslim
pustaka At Tesir Syarah Al-Jamie-shogir juz 1 hal 329 )
Betapa Allah mencintai anak muda yang beribah kepadaNya, lalu apa lagi yang membuat kita terus
tersihir oleh kemanjaan teknologi dan globalisasi? Apa lagi yang membuat kita berfikir ibadah
nanti-nanti? Apa lagi yang belum membuat kita bergerak mendekatkan diri kepada Allah? Jika tak
satupun cara membuat kita menjadi dekat kepada Allah dimasa muda kita, bertanyaalah “ dosa
apa yang telah aku buat sehingga hati ku begitu beku “
Bagai Embun Diantara Remaja Lainnya
Karya : Ridha Shabrina
Saat sudah memasuki dunia perkuliahan, kita bukan berstatus anak-anak ataupun dewasa. Status
kita diambang kegalauan, ciyee* . Sehingga “remaja” lah yang mungkin cocok menggambarkan
kondisi kita saat ini.
Ketika menjadi seorang mahasiswa/i, keluarga tidak mendominasi diri kita. Apalagi buat para
anak kosan yang jauh dari orangtua dan harus bisa benar-benar mengatur segala urusan waktu
dan keuangan sendiri. Teman adalah seseorang yang mendominasi dalam kehidupan kita disini.
Lingkungan dan teman bermainlah yang menjadikan bagaimana kita dalam berprilaku. Bahkan
banyak orang yang asalnya anak “remaja masjid” ketika jauh dari orang tua bisa menjadi “mantan
remaja masjid” atau “pasca remaja masjid”. Dan biasanya orang lain hanya akan menilai diri
seseorang dengan melihat dengan siapa dia berinteraksi. Bisa diibarakan kalau kita bau minyak
wangi maka teman kita pasti penjual minyak wangi.
Sebagai seorang muslim , bisa kita kategorikan diri kita sebagai seorang remaja muslim. Remaja
Muslim bisa diartikan sebagai remaja yang hatinya hanya untuk Allah dan segala prilakunya juga
diniatkan karena Allah. Subhanallah.
Tapi Apakah karena agama kita adalah islamlah alasan panggilan tersebut? Apakah semua yang
telah dilakukan sesuai dengan Al-Quran atau As-Sunah sehingga pantas disebut remaja muslim?
Untuk mencapai tahapan sikap yang sesuai dengan Al-Quran dan As-Sunah, kita pasti masih
dalam proses belajar. Belajar dan belajar, iya.. itulah yang bisa kita lakukan saat ini dan
seterusnya. Belajar bisa dilakukan kapan pun dan dimana pun kawan, kita bisa belajar dari
pengalaman sendiri/orang lain, pendapat para ahli, nasehat dari orang-orang disekitar dan
pastinya referensi tersebut harus sesuai dengan Al-Quran dan As-Sunah ya kawan . Dengan
niat yang ikhlas dan untuk mendekatkan diri kepada Allah, semoga saja proses belajar tersebut,
insyaallah.. pelan-pelan kita kan sering mengintropeksi diri dan terus berusaha menjadi seorang
remaja islam sesungguhnya.
Remaja islam sesungguhnya itu bisa kita lihat dengan sikap-sikap yang dia lakukan untuk orang
lain, dimana orang lain akan lebih menghargainya, menyayanginya, mempercayainya, dan selalu
nyaman bila dikeliling dia. Dan kenapa embun ? apakah tidak ada yang lain yang dapat
menggambarkannya?
Anda tahu embun? Embun dapat kita lihat saat dini hari . Embun bisa berarti kesejukan yang
mengisi kekeringan dedaunan. Embun selalu menciptakan harapan-harapan baru di dedaunan
sebelum matahari menguapkannya. bagaimana pun cuacanya, embun akan selalu datang tepat
waktu membagikan kesejukan dengan niat yang tulus, walaupun dia tahu kalau nanti pasti akan
mengilang. Kehadirannya pun sangat adil, dia bisa berada di dedaunan puncak pohon tinggi
maupun di rerumputan yang sering kita abaikan.
Ketika menjadi seorang remaja islam, kita di haruskan secara tidak tertulis untuk berprilaku baik
dan terpuji. Ketika seseorang semakin baik maka makin banyak pula orang yang iri kepadanya.
Bila kita melakukan sedikit kesalahan saja , maka pasti akan dikenang oleh orang-orang tersebut.
Dan kadang kesalahan kecil akan dianggap besar bila kita yang melakukannya.
Namun dari embunlah kita belajar bahwa menjadi pribadi itu harus selalu menyejukkan hati
siapapun, yang dimana orang-orang akan nyaman ketika berada disekitar kita dan kita pun
nyaman dengan mereka. Ada saatnya kita di posisi orang-orang mengucilkan kita, kita harus tetap
bersikap ramah kepada mereka .
Lalu kita harus menebarkan energy positif (motivasi, harapan) untuk semua orang, kita
diharuskan selalu bersikap optimis, dan selalu berprasangka baik kepada Allah maupun orang
lain. Jangan sampai kita menjadi seorang remaja yang selalu bersedih dan menyebarkan
kemurungan bagi siapa saja yang menemui kita. Semangat kawan
Dari embun pula kita belajar bahwa segala prilaku kita harus selalu dilakukan dengan niat yang
tulus, niat karena Allah dan niat untuk kebaikan mereka. Dan selalu memikirkan kebaikan
seseorang bukan kesalahan seseorang. Sehingga kita memiliki rasa terimakasih dan bersyukur
telah bertemu dengan dia yang membantu kita.
Lalu dari embun pula kita belajar bahwa harus jadi pribadi yang selalu bersikap adil dalam hal
kebaikan dan dalam kondisi apapun. Ketika berteman pun harus adil, bukannya tidak harus
membeda-bedakan teman. Namun kita harus belajar bagaimana sikap seharusnya ketika
berteman , jangan terbawa arus kawan. Kita sebagai remaja islam harus bisa membedakan mana
yang baik dan buruk
Sebagai remaja islam, kita harus selalu menjadi contoh untuk orang disekitar kita, dan hilangkan
kata “malu” selama apa yang kita perbuat itu untuk kebaikan. Mulailah dengan mudah memberi
maaf sebelum orang lain meminta maaf, walaupun kadang teori berbeda dengan realita , namun
disitu tantangan yang harus kita kalahkan mulai lah harimu dengan senyuman dan salam ketika
bertemu orang lain, usahakan dirimu selalu ceria walaupun kondisi hatimu sedang tidak sinkron
dengan senyumanmu selalu berfikir positif dengan rencana Allah untuk segala hal yang akan
terjadi kepada diri kita saat ini .
Apakah kita sanggup menjadi embun diantara kawan-kawan yang lainnya?
DEMI SURGA AYAH KU
Matahari belum terbit dengan sempurna kau telah pergi meninggalkan kami untuk bekerja
mencari nafkah untuk ku, ibu, dan adik ku, dan bertemu kembali disaat semuanya sudah gelap dan
hanya ada bintang kecil dan senyum dari bulan yang menerangi disaat aku, ibu, dan adikku sudah
beranjak kedalam mimpi kami.
Sehari hanya ada 24 jam tetapi pertemuan kita sehari-hari begitu singkat, tidak ada isi dalam
kehidupan sehari-hari kita yang ada hanyalah pembukaan dan penutupan yaitu ketika aku mencium
tangan mu dipagi hari untuk memulai aktifitas dan mencium tangan mu dimalam hari setelah selesai
beraktifitas. Apa hidup ini begitu keras ayah? Sehingga aku tidak bisa menikmati setiap kasih sayang
yang kau beri? Aku ingin suatu hari bisa bercerita dengan mu mengenai keseharian ku, aktifitas apa saja
yang ku jalani setiap detik di dunia ini tapi itu tidak bisa ku dapatkan darimu ayah yang membuatku ingin
mencari sesorang yang dapat mendengar cerita ku, berbagi pengalaman dengan ku.
Aku menemukan orang tersebut, orang yang bersedia mendengarkan segala keluh kesah ku,
mendengar segala cerita yang ku punya padanya dan dia pun memberikan feedback akan cerita-ceritaku
tersebut sehingga aku merasa ada yang memperdulikan ku. Hari semakin hari aku dan dia semakin
dekat. Semula hanya sebagai teman untuk bercerita, berbagi pengalaman, tetapi semakin hari saling
memberikan perhatian yang lebih, yang menjauhkan ku dari Allah Swt.
Awalnya begitu indah karna setiap detik ada yang selalu menanyakan kabar, seperti “lagi
ngapain”? atau “jangan lupa makan yaa!” yang membuatku merasa begitu spesial. Ada yang beda waktu
itu yang membuatku terlalu bahagia dan aku lebih sering menghabiskan waktu dengan nya sehingga aku
lupa akan kewajiban ku bagaimana seorang muslimah yang seharusnya. Aku lebih sering merespon
telepon darinya dibanding merespon suara Adzan yang berkumandang, aku pergi bermain dengan nya
sampai aku lupa waktu untuk pulang ke rumah yang membuat ayah dan ibu khawatir dirumah. Aku
sama sekali tidak peduli dengan kekhawatiran itu karna aku terlalu bahagia dengan orang yang bisa
membuatku nyaman menjalani hari-hari ku sehingga aku sering melawan dan berkata kasar kepada
kedua orang tuaku.
Aku sangat bersyukur malam itu, aku mendengar ayah dan ibu ku menangis karna sikap ku. Aku
mendengar semua cerita ayah pada ibu ku yang merasa bersalah karna tidak bisa membimbingku
dengan baik, ayah menangis beberapa hari karna mengkhawatirkan ku, ayah takut aku terjerumus ke
pergaulan yang tidak baik, yang membuat masa depan ku hancur nantinya. Aku mendengar cerita yang
dihiasi tangisan malam itu bagaimana pengorbanan nya untuk menyekolahkan ku, agar memiliki masa
depan yang baik dan bisa jadi contoh untuk adik-adik ku.
Air mataku pun mengalir begitu derasnya mengetahui semua itu, anak seperti apa aku ini? Apa
yang sudah ku berikan untuk ayah? Apa yang sudah ku lakukan untuk membalas segala jerih payah yang
dilakukannya untukku? Apa aku sudah membuatnya bangga? Apa aku sudah membuatnya senang akan
kelahiranku dikehidupannya? Aku yang selalu mengeluh akan sulitnya kehidupan ini, aku yang selalu
meminta berbagai fasilitas untuk ku, aku yang sering melawan dan berkata kasar yang membuatnya
sakit hati dan terkadang menangis karna sikap ku, sementara ayah selalu memperjuangkan segalanya
untuk ku, tidak kenal lelah, tidak peduli dengan dirinya sendiri asalkan aku bisa bahagia hidup di dunia
ini.
نم م ل نيم ي هذم م ءم ش م ي ن ب ي ح ن م ن م حيت هلم لنم هيينم ن سي نبتم
"Barangsiapa yang diuji dengan sesuatu dari anak-anak perempuan lalu ia berbuat baik kepada mereka
maka mereka akan menjadi penghalang baginya dari api neraka"
(HR Al-Bukhari no 1418 dan Muslim no 2629)
Ayah aku tahu tidak mudah untuk menjaga anugerah yang diberikan Allah SWT kepada mu
untuk menjaga ku sebagai anak perempuan mu. Banyak tanggung jawab yang kau miliki sebagai seorang
kepala rumah tangga, seharusnya aku bisa menjadi partner mu, berjuang bersama sebagai tim untuk
menjalani kehidupan di dunia ini. Ayah maafkan aku belum bisa menjadi seorang anak perempuan yang
bisa membahagiakanmu, maafkan aku selalu mengecewakan mu, maafkan aku belum bisa mewujudkan
keinginanmu yang membuatmu bangga karna memilikiku, tapi aku akan selalu berusaha ayah membuat
mu bangga suatu hari nanti di dunia dan di surga kelak. Aamiin Aamiin Yaa Rabbal’alamiin
Kasih sayang yang kau berikan padaku Ayah yang membuat ku selalu semangat dalam menjalani
kehidupan yang keras ini, perhatian yang kau berikan padaku Ayah yang membuat ku merasa menjadi
anak perempuan paling beruntung di dunia ini memilikimu, perlindungan yang kau berikan padaku Ayah
sehingga aku selalu merasa nyaman ada di dekat mu, ketulusan yang kau beri untuk menentramkan
hatiku Ayah, fasilitas yang kau beri padaku Ayah memudahkan ku untuk menjalani segala aktifitas.
Terimakasih Yaa Allah semua karna izin-Mu. Aku percaya segala sesuatu yang terjadi di dunia ini atas
kehendak-Mu. Semoga Engkau selalu memberikan petunjuk kepada kami semua, tunjuki kami semua
dengan segera jika kami sudah berada dijalan yang salah menuju jalan yang Engkau ridhai yaa Rabbi.
Semoga Bermanfaat!!
Rezky Kemala Dewi Siregar
Muslimah dalam menjaga Auratnya
Pada era Globalisasi ini banyak sekali kecendrungan perubahan negative yang terjadi
pada remaja seperti kita. Terutama dengan watak orang Indonesia yang sangat mudah
terpengaru‘mode’ karena tidak mau disebut ‘ketinggalan zaman’. Namun di situlah letak
kesalahan kita para remaja ini yang kurang berfikir kritis dalam mengambil semua
perkembangan mode.
Dalam islam. Khususnya Muslimah, aturan menutup aurat sudah tertera dalam Al-Quran dengan
sangat jelas,
“Katakanlah kepada wanita yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandangannya dan
memelihara kehormatannya; janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang
(biasa) tampak padanya. Wajib atas mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya.” (QS an-
Nur [24]: 31).
Ayat di atas telah menjelaskan bahwa kita Muslimah, hendaknya memelihara kehormatan diri
kita dengan menjaga pandangan dan menutup aurat. Allah Swt selalu tau yang terbaik bagi
hamba-hambanya, perintah ini sungguh bertujuan untuk menjaga kita dari kerusakan citra kaum
hawa dan untuk mempertebal iman kita, di hadapan Yang Maha Kuasa.
Seiring berjalannya waktu, Jilbab mulai menjadi trend fashion dikalangan remaja, yang mereka
sebut sebagai ‘Hijab Style’.
Nah, dari situ saja, para remaja sudah salah mengartikan makna ‘Hijab’! Hijab bukanlah jilbab
atau trend apapun yang dibicarakan khalayak saat ini. Al-Hijab, merupakan ‘pembatas’ atau
‘penghalang’ yang bisa di artikan sebagai tabir pembatas yang menghalangi wanita dari
penglihatan orang lain, tetapi bukan sesuatu yang dipakai seperti pakaian, celana maupun jilbab
akan tetapi berbentuk sebuah pemisah seperti tembok, korden dan lain sebagainya.
Di samping itu, fenomena ‘Hijab Style’ ini sungguh disalahgunakan! Kita sebagai remaja
Muslimah Wajib menutup aurat dengan aturan yang memang harus Syar’I, tidak sembarang
menutup kepala dengan kain berbagai motif dan dikreasikan se’heboh’ mungkin.
Untuk apa memakai jilbab, tapi masih memperlihatkan dada?
Untuk apa memakai jilbab, tapi pakaian masih ketat dan membentuk tubuh?
Untuk apa memakai jilbab, tapi sikap dan perilaku masih ‘belum berjilbab’?
Poin-poin di ataslah yang masih harus direnungkan oleh kita semua, para Muslimah. Bagaimana
cara nya kita menutup aurat dengan Syar’I dan pastinya terpandang cantik di hadapan Allah Swt.
Secara bahasa, jilbab adalah sejenis mantel atau baju yang serupa dengan mantel (Lihat: Kamus
al-Muhith). Adapun menurut beberapa pendapat ulama tafsir, pengertiannya adalah sebagai
berikut:
1. Kain penutup atau baju luar/mantel yang menutupi seluruh tubuh wanita. (Tafsîr Ibn ‘Abbas,
hlm, 137).
2. Baju panjang (mulâ’ah) yang meliputi seluruh tubuh wanita. (Imam an-Nawawi, dalam Tafsîr
Jalalyn, hlm. 307).
3. Baju luas yang menutupi seluruh kecantikan dan perhiasan wanita. (Ali ash-Shabuni, Shafwah
at-Tafâsîr, jld. 2, hlm. 494)
4. Pakaian seperti terowongan (baju panjang yang lurus sampai ke bawah) selain kerudung.
(Tafsîr Ibn Katsîr). Intinya, Allah memerintahkan kepada Nabi agar menyeru istri-istrinya, anak-
anak wanitanya, dan wanita-wanita Mukmin secara umum—jika mereka keluar rumah untuk
memenuhi hajatnya—untuk menutupi seluruh badannya, kepalanya, dan juga juyûb mereka,
yaitu untuk menutupi dada-dada mereka.
5. Pakaian yang lebih besar dari khimâr (kerudung). Ibn ‘Abbas dan Ibn Mas‘ud meriwayatkan,
bahwa jilbab adalah ar-rada’u, yaitu terowongan (pakaian yang lurus tanpa potongan yang
menutupi seluruh badan). (Tafsîr al-Qurthubi).
Dalam salah satu hadits juga dikatakan,
“Wahai Asma’, sesungguhnya seorang wanita, apabila telah balig (mengalami haid), tidak layak
tampak dari tubuhnya kecuali ini dan ini (seraya menunjuk muka dan telapak tangannya).” (HR
Abu Dawud)
Memang seperti itulah pakaian yang seharusnya kita kenakan. Setidaknya untuk saat ini,
mulailah memakai pakaian yang longgar atau tidak membentuk tubuh, sopan, dan rapi.
Anda bukannya belum siap, tapi anda hanya belum membiasakan diri anda, ego anda yang tinggi
atas rasa takut akan penilaian orang, dan anda tidak menyadari kecantikan yang terpancar dari
diri anda apabila berpakaian syar’I , di mata Allah. Surga adalah jaminannya. So, sudah begitu
jelas kan permasalahan mengenai jilbab ini?
Putri Nur Ashri
PCP Karisma ITB Periode 34.1
Nurul khairunnisa
“Mewujudkan remaja yang pintar dan berakhlakul karimah “
Hai tmen-tmen…. gimana nih rasanya sudah menginjak di usia remaja? …Kita sebagai remaja
seharusnya seneng lohh tmen-tmen …. Kita sudah menginjak di usia remaja, dimana pada usia ini adalah
fase yang tepat untuk masa belajar dan pembentukan karakter yang baik (Golden Age). Nah,.. gimana nih
caranya agar pada masa remaja kita ini tidak membuang-buang waktu atau menyia-nyiakan hanya di
habiskan untuk main-main, nongkrong sma tmen-tmen atau bahkan kita terbawa pergaulan bebas pada
zaman sekarang ini atau sex bebas? … jangan sampai kita terbawa oleh dengan hal-hal seperti itu. Kita
seharusnya prihati dengan keadaan remaja-remaja pada zaman sekarang, banyak dari mereka yang kurang
dari pengawasan orang tua, lebih suka bermain bebas dengan teman-teman mereka yang pada akhirnya
terjerumus pada pergaulan bebas dan hanya menjadikan masa depan mereka hancur dan rusakn. Kita jangan
sampai terjerumus pada hal yang seperti itu ya temen-temen.
Eummm bagaiman ya Caranya? Yaitu dengan menanamkan karakter-karakter yang baik pada diri
kita . nah… bagaimana nih cara mewujudkan remaja yang pintar dan berakhlakul karimah? pertama,
disiplin….. generasi muda yang unggul dan berkualitas harus memeiliki kedisiplinan yang tinggi, rajin
bekerja dan suka beramal. Semua itu untuk menyongsong masa depan yang cerah. Dan disiplin juga harus
kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari dimanapun kita berada disiplin harus menjadi sebuah acuan kita
ya temen-temen, karena jika kita sudah disiplin dalam satu hal, dalam hal lainnya pun kita akan terbiasa
disiplin, baik dalam beraktufitas seharian atau pun disipli dalam belajar.
Kedua yaitu jujur, kejujuran merupakan salah satu ciri generasi muda yang unggul. Kejujuran
bukan hanya jujur terhadap orang lain, tetapi yang paling penting adalah kejujuran terhadap diri, dan bekerja
sama yang baik adalah akan terwujud pribadi yang tangguh. Dalam kejujuran ini juga kia harus terapkan
dalam kehidupan sehari-hari….nah temen-temen juga harus dong menerapkan kejujuran dalam kehidupan
kita, supaya kita menjadi remaja yang baik dan berakhlakul karimah.
Ketiga adalah ulet, generasi yang unggul tidak mudah putus asa dan selalu ulet sesuai dengan skil
dan profesinya. mengembangka profesi yang kita miliki agar kita dapat menghasilkan karya, mereka akan
terus berusaha dengan tekun sampai akhirnya membawanya kepada dedikasi yang tinggi terhadap pekerjaan
yang lebih baik dan berkualitas. Nah…… sangat jelas temen-tmen putus asa itu ga boleh lohh…. Karena
berputus asa dalam aspek kehidupan sangan dilarang oleh agama, Allah SWT. Berfirman dalam Al-Quran
surat yusuf ayat 87, yang artinya:
“janganlah kamu berputus asa daru rahmat allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat allah
adalah hanya orang-orang kafir.”
Berputus asa dilarang dalam segi aspek kehidupan, baik itu dalam belajar atau bahkan dalam meraih cita-
cita. Karena berputus asa merupakan perbuatan orang-orang kafir. Nah…. Maka dari itu kita sebagai
generasi muda, mari kita langkahkan kaki untuk menatap masa depan yang lebih cerah. Kembangkan
potensi yanga ada dlam diri kalian agar menjadi sumber daya yang unggul dan berkualitas.
Dengan tiga unsur di atas diharapkan di era globalisasi ini, kita sebagai generasi muda dapat
berperan aktiv menjadi plopor-plopor pembangunan untuk agama, bangsa dan Negara kita. Nah temen-
temen…… mulai dari sekarang ayo kita bentuk karakter remaja yang pintar dan berakhlakul karimah, agar
kita sebagai seorang remaja dapat ,enjadi contoh yang baik bagi generasi-generasi muda berikutnya…
Dewi K. Mujahidah
PCP Karisma ITB
"Aku muda, Aku bisa"
Saya memenggal salah satu lirik lagu yang dilantunkan Agnezmo yang berjudul "Le O, Le O"
tersebut untuk mengawali perbincangan dari hati ke hati antara kita kali ini. So what, apa
hubungannya? Mungkin pertanyaan itu terlintas dalam benak sobat pembaca, mari kita uraikan
dengan terlebih dahulu menelusuri tentang siapa diri kita sebenarnya. Nah, kalau ada pertanyaan
tentang siapakah diri kita, kira-kira sobat mau memberikan jawaban seperti apa?
Sudah dipastikan akan banyak bermunculan jawaban yang menurut sobat semua relevan dengan
keadaan sobat saat ini, mulai dari jawaban yang masuk akal sampai jawaban tidak masuk akal
sekalipun bahkan mungkin saja akan di akhiri dengan pemeo kekinian yang lagi booming di
kalangan remaja yaitu "Ah iya, da Aku mah apa atuh!", hehe.
Oke skip, kembali ke topik pembahasan. Mengenai jawaban dari pertanyaan tersebut, mari kita
sepakati bahwa inti dari semua jawaban merujuk pada satu kata yaitu remaja. Oh iya, terlepas dari
yang membaca artikel ini lebih dari kategori teen alias remaja, saya ambil keputusan saja bahwa
semua yang sedang membaca adalah remaja. Jadi, berbangga hatilah sejenak bagi yang merasa
kelebihan umur dengan melepas predikat over teen alias mantan remaja-nya, karena saat ini bro
‘n sis sedang pura-pura remaja dengan membaca artikel ini. Ciee.
Nah, R-E-M-A-J-A. Apa yang sobat pikirkan saat mendengar kata itu? Ya, pasti tentang kelabilan
emosi, masa transisi menuju kriteria dewasa, tempat mewabahnya berbagai macam virus unyu-
unyu, mulai dari virus merah jambu, virus selfie, virus galau, virus cabe-cabean, terong-terongan
(kalo ada sih sekalian aja tomat-tomatan, terasi-terasian dan garam-garaman, kita bikin sambal
deh, hehe), lalu virus apalagi? Oh ya, virus wakwaaw, virus munaroh dan seabrek nama virus
lainnya yang sudah saya masukkan pada waiting list.
Agan ‘n Sist, rahimakumullah… Sekarang kita berbicara perihal Islam dan Dunia Remaja.
Bagaimana keterkaitan antara keduanya? Sebelum itu mari kita singgung sedikit mengenai
pandangan Islam terhadap remaja dan pandangan remaja terhadap Islam itu sendiri. Islam
menempatkan remaja sebagai kunci pembuka kemenangan Islam, bagaimana tidak? Remaja yang
sadar akan peran dan fungsinya tentu akan ber-Islam dengan sebaik-baiknya, kesehariannya akan
lebih akrab dengan mesjid, kehidupannya akan terarah dengan berpedoman pada Al-Qur’an, pun
dengan perilakunya sudah pasti mencerminkan akhlaqul karimah alias akhlak mulia men. Maka,
apa yang terjadi? Islam akan semakin tangguh karena remaja yang bermoral merupakan pondasi
terkuat yang akan menjadikan bangunan semakin kokoh secara keseluruhan. Suatu bangunan yang
bersinergi antara elemen satu dengan elemen lainnya tentu tidak akan mudah tergoyahkan, tidak
akan mudah terombang-ambing. Lalu, pertanyaan yang kedua. Jika Islam memandang remaja se-
special itu, bagaimana pandangan remaja terhadap Islam sendiri? Nah, disinilah masalahnya.
Terlalu banyak remaja yang terjebak dalam kenyamanan hedonisme, sekularisme, liberalisme dan
–isme lainnya yang menjadikan kondisi Islam saat ini semakin terpuruk dalam kegamangan. Miris
sekali, coba perhatikan. Dunia virtual sudah mengantarkan hampir 80% manusia pada kondisi
autis, sudah tak jarang kita mendapatkan teman atau saudara kita begitu asyik dengan gadget-nya,
mereka rela berjam-jam stay depan monitor, seorang anak remaja bakan sampai berani menggertak
Ibunya karena merasa terganggu ketika sedang nge –game, lebih parah lagi saat remaja begitu
asyik menikmati sajian website yang menyediakan situs pornografi dan pornoaksi. Siapa yang
harus bertanggung jawab atas kekacauan moral ini? (Haruskah kita bertanya pada rumput yang
bergoyang? Hehe).
Sobat, kini bukan saatnya lagi kita membesar-besarkan masalah fiqiyah, berdebat kusir
mempertahankan keunggulan masing-masing ormas, sibuk mengurusi pemboikotan produk yang
disinyalir milik orang kafir padahal diam-diam mengkonsumsi termakan gengsi dan lain-lain. Ayo,
sudah terlalu lama kita terlelap dalam tidur, sudah cukup kita berandai-andai dan memimpikan
kemenangan Islam. Remaja dan Islam adalah tanggung jawab kita bersama, pembinaan remaja
menjadi pe-er terbesar yang harus segera direalisasikan. Mari kita bangun kesadaran dan ber-Islam
secara kaffah dengan di mulai dari diri kita sendiri, keluarga, masyarakat dan lebih luasnya dunia.
Mari kita lebih akrab dengan Al-Qur’an, lebih dekat dengan masjid dan saling menguatkan antara
sesama muslim.Jadilah remaja yang produktif, dimana waktu tidak terbuang begitu saja. Seperti
lagu pengantar tadi, "Aku muda, Aku Bisa". Islam berawal dari keterasingan dan akan kembali
asing. So, jangan minder ketika kamu secara gamblang nunjukin ke-Islaman kamu, semisal kamu
malu berkerudung karena suka dipanggil Ustadzah, Bu Haji, so’ alim dan lain-lain, udah pe-de aja
sis, Allah Maha Tahu siapa yang so’ kafir, so’ alim sama yang alim beneran. Disinilah pentingnya
pembinaan sebagai media memperkuat keimanan dan prinsip ke-Islaman agar tidak mudah layu
saat terhempas godaan, sudah jelas bukan bahwa tugas utama kita bukan meng-Islamkan yang
kafir tapi justru meng-Islamkan saudara kita yang sudah Islam dengan memperbanyak lembaga
pembinaan remaja, dimana remaja lah yang akan menjadi tonggak kesuksesan Islam, semoga
Allah SWT., senantiasa memberikan kekuatan hati dan istiqomah kepada kita dalam upaya
menjadi muslim yang kaffah dan pribadi yang bermanfaat.
Aamiin Ya Allah
Pentingnya membina remaja
Membina remaja? Maksudnya? Kenapa sih remaja harus dibina? Apa juga pentingnya membina
remaja?
Hemm, ini yang dulu menjadi pertanyaan saya pada diri saya. Sebelum menjawab atau
menjelaskan pertanyaan tersebut, kita cari tahu dulu mengenai “remaja” itu apa. Dalam kamus
besar bahasa Indonesia, remaja adalah mulai dewasa atau sudah sampai umur kawin. Menurut
psikologi, masa remaja ini ditandai dengan kondisi yang labil, tidak berpedirian dan biasanya susah
mengendalikan diri sehingga mudah untuk dipengaruhi, baik yang bersifat positif maupun negative
seperti prilaku yang menyimpang dari norma-norma negara, dan yang sangat mengkhawatirkan
adalah menyimpang dari norma agama. Masa remaja merupakan masa transisi dimana seorang
anak itu berusaha menemuka jati diri kedewasaannya secara psikologis dan biologisnya, sehingga
pada masa ini sangat kritis namun strategis untuk dibina dan diarahkan. Masa kritisnya adalah
mudahnya terpengaruh dan tidak matang dalam memikirkan sesuatu hal, tanpa memikirkan baik
dan buruk untuk kedepannya. Dewasa ini, banyak sekali hal-hal negative yang terjadi pada remaja,
dimulai dari pergaulan yang bebas, tidak ada batasan pergaulan antara laki-laki dan perempuan,
merebaknya cabe-cabean, dan masih banyak mengenai penyimpangan-penyimpangan dikalangan
remaja. Tidak hanya pada remaja, namun dikalangan anak-anak pun pada masa ini telah terjadi
penyimpangan-penyimpangan, hal-hal yang tak wajar dilakukan pada usia anak-anak, yang
seharusnya pada masa anak-anak belajar dan bermain dengan ceria, tetapi dipakai untuk
melakukan hal-hal yang tak senonoh, yang tak wajar dan tak pantas dilakukan. Disinilah
pentingnya kita sebagai orang yang telah melewati masa transisi, yang sudah mengalami yang
namanya pencarian jati diri kedewasaan, dan dianggap sudah menjadi sosok yang dewasa, untuk
membina para remaja yang berada dalam fase atau masa transisi.
Kenapa remaja harus dibina? Karena menurut saya, remaja adalah pondasi bangsa. Jika
remaja tidak dibina, akan seperti apa bangsa kita dimasa depan. Jika pondasi tidak kukuh dan kuat,
maka akan runtuh, berarti runtuh juga bangsa kita. Runtuhnya remaja (pondasi bangsa) karena hal-
hal yang tidak bermanfaat, yang merusak moral, melakukan pembodohan. Banyak factor mengapa
pada masa remaja banyak yang terjerumus pada sesuatu hal atau melakukan kegiatan yang
negative, yaitu, kurangnya perhatian dan kasih sayang dari kedua orang tua, lingkungan yang
memberikan pengaruh negative, dan yang paling utama adalah kurangnya nilai-nilai agama.
Namun, dari semua factor penyebab melencengnya remaja adalah kurangnya pembinaan dari
kedua orang tua atau keluarganya dikarenakan banyak factor juga. Yang seharusnya orang tua
sebagai pendidik yang paling utama dan pertama bagi anak-anaknya tidak terlakoni dengan baik,
jadi terbengkalailah anak. Menghadapi lingkungan yang bebas, menerima semua hal tanpa
memilah dan memilih mana yang baik dan mana yang buruk. Namun, tidak seharusnya juga kita
menyalahkan orang tua yang tak memberikan perhatian. Tetapi lebih menekankan bagaimana
caranya kita membina remaja agar berkepribadian tangguh dan mempunyai spiritual yang kokoh,
yang tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal yang bersifat negative.
Membina yaitu membangun, mendirikan, mengusahakan supaya lebih baik. Menurut saya,
akan berbeda antara orang yang terbina dan tidak terbina. Orang yang tidak terbina biasanya hidup
semaunya dan tidak mempunyai tujuan hidup. Maka dari itu pentingnya pembinaan, khususnya
pembinaan pada remaja yang akan mewarisi dan menjadi masa depan bangsa. Dalam pembinaan
pun tidak hanya aspek kognitifnya yang harus dibina, namun aspek akhlak atau sikap pada remaja.
Jika semua remaja dibina dengan baik maka akan menghasilkan generasi bangsa yang
berintelektual. Tidak hanya mengangkat harkat dan martabat diri, namun harkat dan martabat
bangsa dimuka dunia. Namun, akan percuma jika hanya intelektualitas saja yang dibina tanpa
membina akhlak. Banyak oran yang sukses dalam segi intelektual, namun tidak memiliki akhlak,
contohnya pejabat yang korupsi. Mereka adalah orang yang terbina dalam segi intlektual namun
karena tidak dibina akhlak dan keimanannya, mereka melakukan korupsi (mencuri). Jadi
pembinaan akhlak dan intelektual sangan penting sebagai penyeimbang, agar terjadinya
kesempurnaan pribadi remaja kelak. Walaupun hakikatnya tidak ada yang sempurna kecuali Allah
SWT, namun dengan adanya usaha atau ikhtiar tidak aka nada yang sia-sia.
Problematika Pergaulan Remaja Masa Sekarang dan solusinya
Jika kita mendengar kata “remaja” selalu mendapat tanggapan yang berbeda-beda dari setiap
orang. Namun sayangnya pada saat ini, kesan yang ada dalam benak masyarakat tentang remaja
adalah kesan yang negatif. Tentu nya ini disebabkan karena pergaulan remaja saat ini yang tidak
sesuai dengan norma-norma yang berlaku baik itu adalah norma agama, norma kesusilaan,
norma kesopanan, maupun norma hukum. Bahkan tidak sedikit diantara mereka yang terjerat
hukum seperti pencurian, penjambretan pemerkosaan, pengedar obat-obatan terlarang, tawuran
antar pelajar. Bahkan yang membahayakan lagi tidak sedikit diantara para remaja terjerumus
pergaulan bebas.
Perilaku remaja yang menyimpang bukanlah tanpa sebab, segala sesuatu ada yang menajdi latar
belakang mengapa perilaku mereka menyimpang. Banyak yang membuat perilaku remaja
menyimpang terutama sekali remaja muslim, yang seharus nya menjadi contoh teladan bagi
remaja di lingkungan sekitarnya.Penyebabnya antara lain :
- Kurang wawasan pergaulan yang benar menurut Islam yang bersumber dari Al-Qur’an
dan Hadits.
- Kurangnya pengarahan pengawasan orang tua terhadap anak-anak mereka yang berada
dalam masa remaja.
- Mudah nya percaya pada orang lain baik yang baru dikenal maupun yang sudah lama
dikenal orang tersebut. sehingga ketika diajak untuk berbuat yang menyimpang mereka
cenderung menuruti sehingga seterusnya mudah terpengaruh oleh ajakan orang lain.
- Kurangnya dukungan dari orang-orang terdekat seperti orang tua, kakak, teman, sahabat,
guru. Ketika mereka tidak ada yang mendukung mereka tidak tahu harus meminta
dukungan kepada siapa, bahkan banyak yang putus asa untuk meraih masa depan yang
cerah karena tidak adanya dukungan sperti misalnya banyak remaja yang putus sekolah
karena tidak memiliki biaya.
- Pola asuh orang tua yang kurang memperhatikan kepentingan anak-anak mereka sendiri.
Padahal dalam UU no. 23 tahun 2002 pasal 26 ayat 1 menyatakan “Orang tua
berkewajiban bertanggung jawab untuk :
a. mengasuh, memelihara, mendidik, dan melindungi anak;
b. menumbuhkembangkan anak sesuai dengan kemampuan, bakat, dan minatnya;
c. mencegah terjadinya perkawinan pada usia anak-anak”
Seperti yang sudah disebutkan diatas , tidak sedikit diantara para remaja terjerumus pergaulan
bebas misalnya pacaran. Menurut saya pribadi pacaran lebih banyak mudharat dari pada
maslahatnya. Tidak ada satu dalil pun yang membolehkan seorang remaja muslim berpacaran.
Pacaran mendekatkan seseorang pada perzinahan. Sehubungan dengan hal ini Al Qur’an
meyebutkan :
شة وساء سبيل نى إنه كان فاح وال تقربوا الز
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji.
Dan suatu jalan yang buruk,” (al-Israa': 32)
Dalam hadist pun disebutkan yang artinya : Dari Jabir bin Samurah berkata; Rasulullah SAW
bersabda: Janganlah salah seorang dari kalian berdua-duan dengan seorang wanita, kerana
syaitan akan menjadi ketiganya. (Hadis Riwayat Ahmad & Tirmidzi dengan sanad yang sahih).
Mereka yang terjerumus pergaulan bebas disebabkan tidak mengetahui dan tidak memahami
rambu-rambu bergaul dengan lawan jenis padahal Islam telah mengatur bagaimana aturan
pergaulan remaja baik laki-laki maupun perempuan yang dilandasi oleh nilai-nilai keislaman
pula. Untuk membendung pergaulan bebas yang semakin marak maka antara remaja muslim baik
laki-laki maupun perempuan harus ada batasan dalam pergaulan mereka. Tata cara pergaulan
antara remaja laki-laki dan perempuan yang baik ialah sebagai berikut :
- Menutup aurat dan menjaga aurat
Hal yang sepele tapi bagi yang belum melaksanakan terasa berat terutama bagi
perempuan. Wajib memakai jilbab, memakai pakaian yang sopan, tidak menampakkan lekuk
tubuh dengan memakai baju ketat dan celana ketat supaya mengantisipasi hal-hal yang tidak
diinginkan. Perintah mengenakan jilbab terdapat dalam Q.S Al-Ahzab ayat 33 yang artinya :
"Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri
orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka." Yang
demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan
Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang "
- Jika bertemu mengucapkan salam kepada teman yang muslim dan sesame muslim
lainnya. Jika ada yang mengucapkan salam kepada kita maka kita wajib untuk
menjawabnya.
- Menghormati orang yang lebih tua dan menyayangi orang yang lebih muda. Seorang
remaja muslim harus menghormati orang tua jika posisi mereka sebagai anak dan sebagai
adik dari saudara kandung mereka. Terhadap orang yang lebih muda, remaja muslim
harus memberi contoh teladan, memberikan bimbingan dan tuntunan ke jalan yang benar
jika posisi mereka sebagai kakak dari adik-adik kandung mereka
- Bersikap dan berbicara dengan sopan, jika perkataan dan perbuaatan seorang remaja
muslim sopan maka akan banyak orang yang merasa nyaman dengan kehadiran mereka.
Sehingga pandangan masyarakat terhadap remaja tidak akan negatif jika mereka memiliki
akhlakul karimah. Karena akhlak seseorang dapat dilihat dari sikap dan perbuatannya.
Solusi agar para remaja memiliki perilaku yang sesuai dengan norma-norma yang berlaku
dimasyarakat ialah :
Perlunya pembinaan untuk para remaja supaya wawasan mereka terbuka, mereka tidak
hanya memahami pelajaran disekolah saja namun juga diluar sekolah karena banyak sekali hal
yang tidak didapatkan disekolah seperti misalnya tata karma. Dengan adanya pembinaan seperti
itu maka para remaja dapat menyadari bahwa mereka harus membentengi diri mereka sendiri
supaya tidak terjerumus kedalam hal-hal yang negatif.
REMAJA DAN TAYANGAN TELEVISI MASA KINI
Jika saya perhatikan kehidupan para remaja saat ini sangatlah memprihatinkan. Remaja saat ini
sering mengagung-agungkan cinta terutama remaja perempuan. Jika kita melihat tontonan-
tontonan di televisi banyak hal yang berkaitan tentang percintaan remaja mulai dari sinetron, ftv,
bahkan lagu-lagu pun kebanyakan tentang cinta. Dari anak kecil sampai orang dewasa disuguhi
tentang percintaan. Apakah orang yang membuat tayangan televisi itu tidak memikirkan
bagaimana dampak dari sajian acara televisi yang mereka buat terhadap orang yang menontonnya?
Apakah mereka hanya menginginkan keuntungan berupa materi semata?
Sejak kecil saya sering bertanya-tanya dalam hati, mengapa kebanyakan lagu dan acara-acara
televisi kebanyakan menceritakan tentang cinta? Dan saya merasa seolah-olah cinta telah
menguasai dunia. Apakah tujuan hidup manusia itu hanya untuk mencintai dan dicintai? Apakah
Allah menciptakan manusia hanya untuk hidup berpasangan dan membuat keturunan? Salahkah
jika seseorang jatuh cinta? Dan apakah cinta itu hanya identik dengan nafsu belaka? Apakah Allah
melarang umat-Nya untuk bergaul?
Untuk menjawab pertanyaan terakhir diatas, Allah berfirman dalam Q.S 49:13:
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-
mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang
paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
[Q.S.Al-Hujurat(49):13]
Dari ayat diatas dapat kita simpulkan bahwa Allah tidaklah melarang umat-Nya untuk bergaul,
malahan Allah memperintahkan agar kita saling mengenal. Lalu, apakah sudah benar pergaulan
remaja saat ini?
Masa-masa remaja memanglah saat-saat yang menyenangkan. Pada masa ini terjadi transisi dari
masa anak-anak menuju dewasa. Seorang anak yang memulai masa remajanya biasanya sudah
mulai punya keinginan untuk hidup mandiri dan punya pemikiran sendiri. Tak jarang saya melihat
remaja-remaja masa kini yang sudah tidak mendengarkan nasihat orang tua dan inginnya
mengikuti kehendak sendiri sehingga akhirnya terjerumus dalam pergaulan yang salah.
Manusia diciptakan dengan segala kelebihannya yang tidak dimiliki oleh makhluk hidup lain di
bumi yaitu berupa akal untuk berpikir dan menentukan mana yang baik dan yang buruk. Seseorang
yang mulai menginjak masa remaja biasanya memiliki keinginan untuk mencoba hal-hal baru, hal-
hal yang belum pernah mereka lakukan sejak kecil. Mereka ingin lebih terlihat dewasa. Namun
kadang mereka mencoba hal-hal yang tak selayaknya mereka lakukan.
Kembali pada pembicaraan kita di awal yaitu mengenai tayangan-tayangan televisi mengenai
percintaan. Sebenarnya tak salah jika cinta yang dimaksud adalah kasih sayang kepada sesama
makhluk karena Allah Swt memang menyuruh umatnya untuk saling menyayangi sesama umat
manusia. Karena cinta bukanlah nafsu. Manusia memiliki cinta dan memiliki nafsu. Cinta dan
nafsu adalah sesuatu yang berbeda namun sering dianggap sama.
Jika melihat tayangan televisi, cinta itu selalu diidentikan dengan pacaran, mesra-mesraan, dan
sejenisnya. Bukannya saya merasa iri karena belum pernah pacaran. Tapi entah mengapa saya
selalu merasa tak suka jika melihat tayangan-tayangan remaja bermesraan. Kadang saya merasa
kasihan terhadap si ceweknya. Dia mau saja dipeluk dan dicium sama cowok yang bukan
mahramnya. Yang aku lebih kasihan lagi yaitu mengapa perempuan itu selalu pengennya kelihatan
cantik, seksi, pengennya diperhatiin sama cowok. Perempuan itu dosanya lebih banyak dari si laki-
laki. Selain dirinya yang berdosa, dia juga bikin orang lain berbuat dosa. Astaghfirullahal adziim.
Jika melihat realitas kehidupan remaja-remaja masa kini baik yang ada di sekitar kita maupun
melalui media massa dan elektronik kita sering mendapati kasus-kasus mengenai remaja. Mulai
dari kasus narkoba, hamil di luar nikah dan sebagainya. Saya merasa khawatir dengan remaja saat
ini. Saya senang bahwa selama masa-masa remaja, saya jauh dari pergaulan-pergaulan yang kelam.
Para remaja adalah calon-calon pengganti orang dewasa yang lama-lama akan tiada. Kaum remaja
haruslah dididik untuk menjadi calon-calon pemimpin dan pemelihara bumi ini. Jika saat
remajanya sudah tak beradab, bagaimana jadinya jika mereka sudah menginjak masa-masa
dewasa.
Mungkin salah satu cara untuk membina remaja masa kini adalah dengan membina pola pikir
mereka. Mereka harus dididik sejak dini dengan diberikan pemahaman mengenai dampak dari
pergaulan saat ini. Mereka harus mendapatkan pendidikan agama yang lebih serius agar mereka
bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Peran orang tua juga sangat penting
dalam membina mereka. Jauhkan mereka dari tayangan-tayangan televisi yang tidak bermanfaat
dan bahkan membawa kemadaratan. Pengaruh buruk itu kadang bisa muncul dari lingkungan
terdekat sekalipun. Maka dari itu perhatikan pergaulan si remaja. Jangan sampai ia bergaul dengan
orang yang salah.
Memang susah untuk membina remaja saat ini, pergaulan-pergaulan modern telah mempengaruhi
pola pikir mereka. Perlu usaha super keras untuk mengembalikan para remaja ke dalam koridor
agama. Memang sulit menemukan acara-acara televisi yang sesuai dengan bagaimana seharusnya
remaja menjadi remaja. Acara yang berkaitan dengan remaja malah lebih cocok untuk orang
dewasa. Entah bagaimana caranya agar para remaja saat ini bisa sadar tentang apa sebenarnya
tujuan hidup mereka.
Ingatlah! Remaja adalah aset bangsa yang harus dijaga, dididik, dibina, dibimbing, dan dilatih
untuk menjadi manusia yang berguna bagi negara kelak. Jangan biarkan remaja kita terjerumus
dalam pergaulan yang salah yang dapat merusak masa depan mereka.
Remaja Islam Ujung Tombak Perjuangan Umat
ڊسماللهالرحمنالرحيم
نكتلو متنو مو و ى نإ ندو دو ن ا و دو فنرع مه ل و و و أو وونرمت نل نو نرحل فدو
“Danوhendaklahوadaوdiوantaraوkamuوadaوsegolonganوumatوyangوmenyeruوkepadaوkebajikan,و
menyuruhوkepadaوyangوma’rufوdanوmencegahوdariوyangوmunkarو;وmerekalahوorang-orang yang
beruntung.”و(Q.S.وAliوImran104و:[3]و).
Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi
dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan
mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock, 1992). Masa remaja tidak hanya diartikan sebagai
masa transisi dari masa kanak-kanak menjadi dewasa sebagaimana yang telah diungkapkan oleh
Hurlock, lebih dari itu masa remaja memiliki arti luas yaitu pematangan atau pendewasaan
seseorang dalam berpikir dan bertindak, pada masa remaja hendaknya kita mulai mengetahui mana
perbuatan yang benar dan mana yang salah, pada masa ini juga kita hendaknya sudah menemukan
jati diri, tujuan hidup dan untuk apa kita hidup.
Kalau kita melihat realita sekarang, banyak sekali remaja Islam yang hanya dewasa secara
fisik dan sedikit yang sudah dewasa dalam berpikir dan bertindak. Kita lihat banyak anak-anak
remaja Islam yang masih berusia 18-21 tahun yang tidak mengetahui tujuan hidup dan untuk apa
dia hidup, bahkan didalam lingkungan lembaga pendidikan semacam SMA dan Universitas masih
banyak diantara mereka yang apatis terhadap dakwah umat islam dan belum memiliki tujuan
hidup, mereka hanya sekolah untuk menuntut ilmu tanpa tahu mau diapakan ilmu yang mereka
dapat, tahunya mereka sekolah kemudian lulus dan mendapatkan pekerjaan. Memang itu tidak
salah, tapi kita menuntut ilmu disekolah/Universitas bukan untuk jadi pekerja tapi kita menuntut
ilmu adalah untuk menjadi seorang pemikir dan menjadi pioneer perubahan yang lebih baik untuk
lingkungan sekita kita. Serta yang paling penting kita hidup adalah untuk menjadi Abdi Allah
SWT. Yang memperjuangkan dan meneruskan dakwah Rasul-Nya Ingat pesan KH. Buya Hamka
“Kalau hidup sekedar hidup Babi di hutan juga hidup. Kalau kerja sekedar kerja Kera juga
bekerja.”
Bayangkan remaja-remaja Islam yang berpendidikan saja masih ada yang belum menjadi
dewasa seutuhnya, apalagi remaja-remaja yang dipinggir jalan yang dandanannya gak jelas,
sekolah enggak, kerjaannya kebut-kebutan, nongkrong dan serangkaian aktivitas mereka yang lain
yang gak ada manfaatnya. Sudah gak punya tujuan dan arah hidup, meresahkan masyarakat saja
kerjaannya, untung idup lagi. Hee...hee. Tapi walaupun seperti itu mereka tetap saudara kita yang
perlu kita rangkul dan kita ajak bersama kita untuk menjadi remaja yang tidak apatis dengan
perjuangan umat dan peduli dengan dakwah perjuangan umat islam.
Banyak faktor yang melatarbelakangi mengapa remaja Islam sekarang belum dewasa
seutuhnya dan apatis terhadap perjuangan umat Islam. Pertama; belum balighnya remaja tersebut.
Baligh diambil dari bahasa Arab yang berarti “sampai” maksudnya "telah sampainya usia
seseorang pada tahap kedewasaan". Secara hukum Islam, seseorang dapat dikatakan baligh
apabila: Mengetahui, memahami, dan mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
Kedua: Pasti faktor utama yang mempengaruhi karakter seorang remaja adalah didikan orang tua
dan lingkungan dimana remaja itu tumbuh besar. Ketiga: Tidak adanya sosok orang soleh yang
remaja kagumi dan teladani. Selain faktor, ada juga media yang berperan untuk membentuk
karakter remaja seperti keluarga, teman bermain dan media massa.
Dari sekian banyak faktor yang melatarbelakangi mengapa remaja Islam banyak yang tidak
peduli dengan dakwah umat Islam, saya paling menyoroti faktor lingkungan. Mengapa demikian?
Karena lingkunganlah yang berperan besar membentuk karakter seorang remaja, reamaja pasti
lebih banyak bergaul dilingkungan luar rumah daripada bergaul dengan lingkungan keluarga
sendiri.
Dan dari sekian banyak media yang membentuk karakter remaja, saya paling menyoroti
media massa. Mengapa Media massa? Karena saya yakin remaja lebih banyak menggali Informasi
dari media massa daripada dari kelurga ataupun teman bermainnya.
Media massa berperan sangat besar dalam membentuk karakter remaja, karena Informasi
di media massa bisa menciptakan perspektif atau menggiring pemahaman remaja terhadap suatu
Informasi sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh media tersebut. Itulah kenapa media massa
menjadi objek yang sangat potensial untuk menyebarkan suatu Ideologi atau pemahaman.
Kita lihat banyak sekali tayangan ditelevisi yang menyudutkan umat islam. Contohnya
ketika ada penggrebekan teroris pasti yang ditayangkan ditelevisi adalah masjid, Al-Qur’an,
orang yang berpakaian putih gamis dengan memakai sorban/peci, atau embel-embel Islam
lainnya. Selain itu, yang lagi heboh sekarang seperti ISIS dan demo yang dilakukan FPI.
Sehingga timbul perspektif didalam diri orang tua dan remaja pemahaman yang sering disebut
orang-orang dengan “Islamophobia” mereka jadi takut untuk datang ke Masjid mengikuti sebuah
pengjian ataupun ikut organisasi keislaman yang mendakwahkan Islam karena mereka pikir
teroris itu lahir dari Masjid dan dari sebuah organisasi yang berembel Islam. Cara seperti itu
bahasa kerennya disebut dengan “Ghazwul fikri” atau perang pemikiran.
Nah... Sekarang tugas kitalah sebagai remaja Islam yang sudah Akil dan Baligh untuk
menjadi solusi dan merangkul teman-teman kita yang masih belum Baligh untuk bersama-sama
menjadi ujung tombak perjuangan umat Islam. Bagaimana caranya? Yang pasti pertama dengan
menasehati teman-teman kita, mengajaknya secara perlahan untuk cinta kepada Allah SWT.
Cinta Rasul- Nya, suka ke Masjid, cinta Ulama dan mengajaknya untuk selektif dalam
menyaring informasi yang didapat sehingga kita tidak mudah terjebak dalam Ghazwul fikri.
Selain dengan cara diatas, tentunya kita harus memberikan teladan melalui diri kita
sendiri, kan gak lucu kalau kita nyuruh mereka cinta Islam kalau kita sendiri tidak menunjukkan
citra Islam dalam diri kita. He..hee
Tentunya semua langkah diatas membutuhkan proses yang panjang dan tidak mudah, maka dari
itu sebagai ujung tombak perjuangan umat Islam kita harus senantiasa sabar dan istiqomah dalam
mendakwahkan Agama Allah SWT.
Remaja yang Berbeda
Kawan, bagaimana kabar duniamu saat ini? Satu pertanyaan yang terlihat sederhana
namun memiliki jawaban yang tak sesederhana itu. Karena kamu mempunyai dunia dengan
banyak warna yang menghiasinya.
Tahukah kamu apa hakikat duniamu? Hakikatnya duniamu terpenuhi oleh satu masa
istimewa yaitu masa remaja. Masa itu merupakan masa sedang bergeloranya semangat. Masa
dimana semangat sedang menggebu-gebu.
Alloh swt berfirman dalam Q.S Al-‘Adiyat : 1-3,
)( صبحا ت فالمغير )( قدحا فالموريت)( ضبحا يت العد و
“Demi kuda perang yang berlari kencang dengan terengah-engah, dan kuda yang
mencetuskan api dengan pukulan (kuku kakinya), dan kuda yang menyerang dengan tiba-tiba di
waktu pagi.”
Seperti itulah Allah swt menggambarkan semangat kuda di waktu pagi. Kita sebagai
seorang remaja jangan mau kalah dengan kuda. Jika kuda sudah begitu semangat di pagi hari,
maka kita harus lebih semangat lagi..
Wahai kawan, tahukah engkau? Para ilmuwan muslim seperti Ibnu Sina, Ibnu Rusyd, Al
Biruni, Al khawarizmi, Ibnu Ismail Al Jazari, dan yang lainnya pernah mengatakan, “Remaja
muslim harus menjadi pembaharu, pemikir, dan pioner bagi kemajuan dunia.” Lihatlah
bagaimana mereka begitu menaruh perhatian pada generasi remaja. Bahkan bung Karno pun
pernah berkata, “Beri aku 10 pemuda, maka akan kuguncang dunia.” Lihatlah, betapa pentingnya
posisi remajamu saat ini. Sudahkah engkau siap menjadi seorang revolusioner?
5 dari 10 remaja menjawab belum, kau tahu apa alasannya? yaps sangat betul. Karna
cerminannya berpusat pada realita zaman sekarang ini. Dari waktu ke waktu kita berhadapan
dengan kerusakan akhlaq yang semakin merajarela. Seperti : Pergaulan bebas, hilangnya sopan
santun, rendahnya semangat belajar dan berusaha, tawuran, serta maraknya bahasa “alay” dan
kasar yang sekaligus merupakan gejala rusaknya moral kaum remaja saat ini. Belum lagi dengan
paham sekularisme yang semakin menyebar dikalangan masyarakat, yang secara tidak sadar
mengajarkan para generasi penerus untuk menerima perubahan tanpa akhir. Inilah yang
menyebabkan para generasi penerus mengalami krisis identitas.
Terlihat sangat miris realita yang demikian, bagaimana mungkin remaja akan menjadi
pemikir, jika semangat belajar dan berusahanya rendah? Tidakkah ia mengetahui pepatah yang
mengatakan, “Belajar di masa muda seperti mengukir di atas batu. Sedangkan belajar di masa
tua seperti mengukir di atas air.” Itu tandanya potensi masa remaja sangatlah banyak. Namun,
akankah dibiarkan begitu saja? Bagaimana remaja akan merubah dunia jika ia berleha-leha?
Bagaimana remaja akan mengguncang dunia jika ia hanya bermalas-malasan? Hanya
kemustahilan yang ada.
Sudah seharusnya kita sebagai remaja Islam tidak berbuat demikian. Kita harus berbeda
dengan remaja lainnya. Beda di sini berarti harus menjadi lebih baik dari remaja yang lain. Ketika
yang lain masih nyaman dengan selimutnya, kita sudah bergegas bangun untuk melakukan
kegiatan bermanfaat, seperti shalat, membaca al-quran, membantu orang tua, belajar dan lain-
lain. Ketika yang lain berleha-leha, kita berkarya. Ketika yang lain bermalas-malasan, kita bekerja
keras. Ketika yang lain sibuk dengan aktivitas yang sia-sia, kita disibukkan oleh segudang karya
penuh makna. Ketika yang lain sibuk memikirkan diri sendiri, kita disibukkan dengan mengukir
prestasi. Sepatutnya itulah yang mesti kita lakukan sebagai remaja Islam.
Masa yang akan datang berada pada tangan kita kawan, suatu saat nanti diantara kita
akan ada yang menggantikan posisi seorang presiden bahkan ilmuwan. Semuanya tak akan
datang begitu saja, butuh usaha dan pengorbanan untuk meraihnya. Karena mimpi bergantung
pada tekad dan ikhtiarmu saat ini. Marilah kita isi masa muda kita dengan berbagai karya, bersatu
dalam berjihad di bawah naungan Al-Qur’an dan as-Sunnah, guncang dunia dalam barisan remaja
muslim!
INDAHNYA TUH DI SINI
“Sakitnya tuh di sini” tahu gak sobat, kalimat tersebut? Pasti diantara kalian kenal
kalimat itu, karena kata tersebut sangat familiar di kalangan remaja masa kini. So, kalau gak kenal
sungguh terlalu.
Nah, sekarang kita ganti dengan “Indahnya tuh di sini”. Tak ada salahnya kata itu
dilekatkan pada remaja masa kini. Kenapa? Karena remaja sekarang adalah “Agent of Change”.
Maka dengan itu banyak kegiatan yang harus di pertaruhkan untuk mencapai semua itu dengan
baik sesuai islam. Misalnya belajar, berorganisasi, berdakwah, bergaul dan sebagainya.
Kadang ketika kita banyak kegiatan, kita sulit untuk mengatur waktu dan lupa akan
segalanya seperti makan, kesehatan, istirahat dan sebagainya. Bahkan amanat paling utama dari
orang tua kita yaitu belajar, kadang kala kita tinggalkan demi suatu organisasi atau apalah yang
berbau kegiatan selain belajar. Bukan begitu sobat? Hayoo... ngaku, hayoo... ngaku.
Nah, ada cerita nih sobat. Ada seorang siswi kelas 3 MA, dia itu selalu menjadi bintang
kelas karena dengan disiplinnya dan rajin belajar. Dia itu aktif di organisasi sekolah, majalah
sekolah, ROHIS dan setiap kegiatan sekolah dia itu selalu jadi panitia. Dia juga seorang santri di
sebuah pesantren yang tak jauh dari sekolahnya. Setiap hari dia harus mengatur jadwal untuk ngaji,
belajar, kumpulan organisasi dan kegiatan lainnya.
Pada awalnya dia itu sulit sekali membagi waktu dan juga merasa cape. Bahkan nilai
pun sempat turun dan dia sempat mengeluh untuk vakum dalam berorganisasi hanya ingin fokus
belajar saja. Tetapi, dengan sebuah kata yang pernah di dengarnya “hadirkanlah Allah selalu dalam
hatimu dan pikiranmu, ingsyaalah berkah”. Dia pun mencobanya dalam rutinitas sehari-hari. Pada
akhirnya, dia pun merasakan betapa indahnya perjalanan hidupnya dengan hati. Sehingga dia
merasa nyaman dan tidak jadi vakum dalam semua kegiatannya.
Temannya pun berkata padanya,“Kau selalu terlihat tak ada beban, padahal kau banyak
kegiatan yang harus di selesaikan dan juga tugas sekolahmu. Tapi kau terlihat sangat bergairah
penuh semangat tak terlihat cape, sedih dan lainnya. Apa yang kau tanamkan sobat?”. “Aku hanya
tanamkan Allah dalam hati, sehingga aku merasakan indahnya hidup” jawabnya sambil tersenyum.
Temannya pun menjawab, “Oh, begitu toh. Berarti kalau kalimat tenar sekarang tuh, sakitnya tuh
di sini”. “Bukan atuh, masa indah jadi sakit. Yang benar tuh indahnya tuh di sini“ sahutnya. “That’s
right” ucap temannya. Dan mereka pun tertawa ria.
Maka dari itu, hati bukanlah saja untuk merasa sakit hati tetapi hati juga dapat membuat
kita bahagia ketika kita menggunakan hati dengan sebaik mungkin. Jadi, janganlah bermain-main
dengan hati, karena hati akan membawa kepada perbuatan kita. Sehingga mari kita hadirkan Allah
dalam hati kita, agar kita selalu mengingat-Nya dan ketika akan menuju kepada larangan-Nya kita
berbelok ke arah yang lebih baik yang Allah ridhai. Maka ingatlah sobat, bahwa “Indahnya tuh di
sini bukan saja Sakitnya tuh di sini”.