Tutorial 4.2 Week 5 Pertemuan 2

download Tutorial 4.2 Week 5 Pertemuan 2

of 16

Transcript of Tutorial 4.2 Week 5 Pertemuan 2

  • 7/24/2019 Tutorial 4.2 Week 5 Pertemuan 2

    1/16

    NOTULENSI TUTORIAL

    Medical Tr eatment of the Victims After the Earthquake in Padang in 2009

    Oleh:

    KELOMPOK TUTORIAL 20

    Wawan Indriawan (11/314140/KU/14396)Desty Gusti Sari (12/329126/KU/14919)

    Ardhani Indra Puspita (12/329256/KU/15020)

    Paulina Astri Utami (12/329268/KU/15031)

    Nisa Karima (12/335308/KU/15121)

    Dimas Kurnia Putra (12/335309/KU/15122)

    Primadhy Harris Syaifullah (12/335313/KU/15126)

    Nazirah (12/335323/KU/15136)

    Nyoman Odiyana Prayoga Griadhi (12/335571/KU/15290)

    Dea Shanantya (12/336467/KU/15311)

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

    2015

  • 7/24/2019 Tutorial 4.2 Week 5 Pertemuan 2

    2/16

    TUTORIAL BLOK 4.2 HEALTH SYSTEM AND DI SASTER

    KELOMPOK 20

    SKENARIO V : Medical Treatment of the Victims Af ter the Earthquake in Padang in

    2009

    PERTEMUAN II

    Tutorial pertemuan kedua week 5 blok 4.2 kali ini dilaksanakan pada hari Kamis, 5

    November 2015 di ruang 8 Gedung Radiopoetro.

    Nisa karima menyebutkan bahwa sumber referensi yang ia gunakan dari lecture dan

    hasil pameran. Sementara Ardhani menyebutkan sumber dari Pedoman Rumah Sakit dan

    sebuah web yaitu bencanakesehatan.net dan lecture DMAT (Disaster Medical Assistance

    Team). Nazirah juga memperoleh sumber dari lecture DMAT dan artikel Rapid Patient

    Assesment Tools. Odiyana mendapat sumber dari lecture DMAT, pameran bencana terkaitDMAT, dan bencanakesehatan.net . Sementara Astri mendapatkan sumber dari Pedoman

    Penanggulangan Krisis Akibat Bencana, Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulanagan

    Bencana (BNPB) No 9 Tahun 2008 tentang Prosedur Tetap Tim Reaksi Cepat Badan Nasional

    Penanggulangan Bencana. Lalu sumber referensi Desti dari lecture DMAT, Pedoman

    Penanggulangan Krisis Akibat Bencana, dan website Public Health Emergency. Dea

    mendapatkan sumber dari lecture DMAT danPedoman Teknis Penanggulangan Krisis Akibat

    Bencanadari Kemenkes RI Tahun 2011. Sementara Dimas mendapat sumber dari organisasi

    EMSA dan dari buku BNPB. Wawan mendapat sumber dari lecture DMAT dan Peraturan

    Kepala Badan Nasional Penanggulanagan Bencana (BNPB) No 9 Tahun 2008 tentang Prosedur

    Tetap Tim Reaksi Cepat BNPB, Tata Cara Pemberian Bantuan dan Penanggulangan Masalah

    Kesehatan. Terakhir, sumber referensi Harris dari artikelRapid Patient Assesment Toolsdan

    lecture DMAT

    Adapun learning objectives (LO) yang berhasil kami rumuskan pada pertemuan pertama

    adalah sebagai berikut:

    1. Kualifikasi tenaga medis dalam situasi bencana dan mengenai DMAT

    2.

    Dischargedan follow up(psikososial juga) pasien pasca responsebencana akut

    3. Penanganan spesifik bagi tiap-tiap bencana

    STEP 7

    1. Kualifikasi tenaga medis dalam situasi bencana dan mengenai DMAT

  • 7/24/2019 Tutorial 4.2 Week 5 Pertemuan 2

    3/16

    TUTORIAL BLOK 4.2 HEALTH SYSTEM AND DI SASTER

    KELOMPOK 20

    SKENARIO V : Medical Treatment of the Victims Af ter the Earthquake in Padang in

    2009

    PERTEMUAN II

    Odiyana menyebutkan, bahwaDisaster Medical Assistance Team (DMAT) merupakan

    tim yang well organized, well equipped, dan well trained. Spesifikasinya tinggi. Sistem ini

    berasal dari AS dan diadopsi banyak negara di dunia. Komponen DMAT, minimal terdiri dari

    35 orang, maksimal 105 orang. Bila sfat bencana lokal, maka tidak perlu terlalu banyak

    anggota. Rinciannya adalah sebagai berikut : team leader (1), deputi tim (1), dokter (4),

    direktur finance (1), kepala logistik (1), bidang komunikasi (2), farmasi(2), asisten farmasi (2),

    supervisory nurse (2), staff nurse (60, asisten dokter (2), paramedik (6), administrasi (1),

    perlengkapan (1),safety and security office(2), dan lain-lain. Komponen lain-lain tadi bersifat

    fleksibel. Intinya DMAT mirip seperti seksi operasional padaIncident Command System (ICS).

    Tugas utama DMAT ada 5 hal yaitu : first aid, triage dan medical stabilization, surgical

    stabilization, transportation, dan definitive care. Komponen yang dikirim dalam DMAT

    tergantung skala bencana. Di Indonesia, DMAT secara baku belum berdiri, namun sudah ada

    tim reaksi cepat yang kerjanya mirip DMAT, tapi spesifikasinya belum memenuhi. Menurut

    narasumber pameran, tidak terlalu dibutuhkan sistem yang sama seperti DMAT luar negeri,

    yang diperlukan utamanya adalah tim reaksi cepat.

    Astri menambahkan di Indonesia DMAT dibagi 3 yaitu Tim Reaksi Cepat (TRC), tim

    rapid health assesment (RHA), dan tim bantuan kesehatan. Pada Peraturan Kepala Badan

    Nasional Penanggulanagan Bencana (BNPB) No 9 Tahun 2008 tentang Prosedur Tetap Tim

    Reaksi Cepat Badan Nasional Penanggulangan Bencana disebutkan bahwa persyaratan

    anggota TRC adalah pertama yaitu kualifikasi personel yang mewajibkan untuk sehat jasmani

    rohani, pernah mengikuti pelatihan/workshop TRC, punya pengalaman di bidang kedaruratan

    bencana, bersedia ditugaskan ke lokasi bencana minimal 3-7 hari, setiap saat selama masa

    penugasan harus siap sedia dengan segala perlengkapan untuk bisa diambil dengan cepat.

    Ardhani menambahkan basic requirementDMAT yaitu calon anggota harus mampu

    mempertanggung jawabkan kehidupannya sendiri, tidak boleh membebani masyarakat yang

    terkena dampak bencana, dan juga harus siap ditempatkan di wilayah bencana. Selain itu, jarak

    recruitmentcalon anggota DMAT diusahakan tidak lebih dari 150 mil, agar bisa segera ke

    tempat bencana. Usia minimal 18 tahun. Lowongan dokter yang kosong disesuaikan dengan

    kebutuhan dari wilayah bencana. Pentingnya melakukan standardisasi tim yang dikirim ke

  • 7/24/2019 Tutorial 4.2 Week 5 Pertemuan 2

    4/16

    TUTORIAL BLOK 4.2 HEALTH SYSTEM AND DI SASTER

    KELOMPOK 20

    SKENARIO V : Medical Treatment of the Victims Af ter the Earthquake in Padang in

    2009

    PERTEMUAN II

    wilayah bencana ada 3, yaitu karena saat ada bencana biasanya datang bantuan dari dalam dan

    luar negeri yang kadang tidak diketahui kualitasnya, sehingga perlu di registrasi dan dilihat

    apakah memenuhi syarat. Apabila tim yang hadir ke bencana tidak memenuhi syarat, bisa

    terjadi komplikasi yang membahayakan korban bencana. Selain itu juga untuk mempermudah

    koordinasi antar anggota tim yang bekerja di lokasi bencana, agar anggota tim lebih mudah

    berkoordinasi bila kompetensi mereka setara.

    Desti menambahkan Astri mengenai definisi dari ketiga tim yang tergabung dalamDMAT versi Indonesia. Pertama yaitu tim reaksi cepat, merupakan tim yang diharapkan

    datang 0-24 jam setelah bencana, terdiri dari petugas medis dan non medis, yang non medis

    ada surveilance, epidemiologi dan komunikasi. Jenis kompetensi petugas medis yang

    dibutuhkan: dokter umum, bedah , DVI, perawat dan sopir ambulance. Tim Rapid H ealth

    Assessment (RHA), bisa diberangkatkan bersama TRC dan bisa pula menyusul asal

  • 7/24/2019 Tutorial 4.2 Week 5 Pertemuan 2

    5/16

    TUTORIAL BLOK 4.2 HEALTH SYSTEM AND DI SASTER

    KELOMPOK 20

    SKENARIO V : Medical Treatment of the Victims Af ter the Earthquake in Padang in

    2009

    PERTEMUAN II

  • 7/24/2019 Tutorial 4.2 Week 5 Pertemuan 2

    6/16

    TUTORIAL BLOK 4.2 HEALTH SYSTEM AND DI SASTER

    KELOMPOK 20

    SKENARIO V : Medical Treatment of the Victims Af ter the Earthquake in Padang in

    2009

    PERTEMUAN II

  • 7/24/2019 Tutorial 4.2 Week 5 Pertemuan 2

    7/16

    TUTORIAL BLOK 4.2 HEALTH SYSTEM AND DI SASTER

    KELOMPOK 20

    SKENARIO V : Medical Treatment of the Victims Af ter the Earthquake in Padang in

    2009

    PERTEMUAN II

    Sedangkan kebutuhan jumlah minimal SDM Kesehatan untuk penanganan korban

    bencana, berdasarkan jumlah pengungsi tersebut pada suatu bencana. Untuk jumlah

    penduduk/pengungsi antara 10.00020.000 orang dibutuhkan dokter umum sebanyak 4 orang,

    perawat 10 20 orang, bidan 8 16 orang, apoteker 2 orang , asisten apoteker 4 orang,

    pranata laboratorium 2 orang , epidemiolog 2 orang, entomolog 2 orang, sanitarian 4 8

    orang dan ahli gizi sebanyak 24 orang. Sedangkan untuk penduduk/pengungsi dengan jumlah

    5000 orang dibutuhkan dokter umum sebanyaj 2 orang, perawat 6 orang, bidan 2 orang,

    sanitarian 1 orang, ahli gizi 1 orang, asisten apoteker 2 orang dan administrasi 1 orang untuk

  • 7/24/2019 Tutorial 4.2 Week 5 Pertemuan 2

    8/16

    TUTORIAL BLOK 4.2 HEALTH SYSTEM AND DI SASTER

    KELOMPOK 20

    SKENARIO V : Medical Treatment of the Victims Af ter the Earthquake in Padang in

    2009

    PERTEMUAN II

    pelayanan kesehatan 24 jam. Bagi pelayanan kesehatan 8 jam dibutuhkan dokter sebanyak 1

    orang, perawat 2 orang, bidan 1 orang, sanitarian 1 orang dan ahli gizi 1 orang. Berdasarkan

    fasilitas rujukan/Rumah sakit, dapat dilihat dalam rumus pada gambar berikut:

    Dea menambahkan untuk koordinasi eksternal dari tim DMAT, ada dari kementrian

    kesehatan (Kemenkes), dinas kesehatan daerah, dan WHO. Tugas mereka adalah

    mendeklarasikan adanya bencana dan menerima bantuan dari luar. Selain itu BNPBberkoordinasi secara eksternal sebagai hazard mitigatordan publikasi. Rumah sakit bertugas

    mengatur pelayanan gawat darurat yang diperlukan dan membangun rumah sakit darurat. Dea

    juga menambahkan Dhani, mengenai beberapatrainingyang dilakukan untuk anggota DMAT

    yaitu training keseluruhan mengenai kompetensi umum anggota DMAT, trainingspesifik juga

    ada, seperti Basic Trauma Life Support (BTLS), basic resuscitation, ada pula training

    leadership dan Incident Command System (ICS), manajemen bencana , dan detail mengenai

    bencana.

    Dimas menambahkan lagi mengenai kualifikasi dokter DMAT. Kualifikasi

    standardnya adalah lulusan dokter yang sudah praktik 1 tahun di klinis dan memiliki Surat Ijin

    Praktek (SIP). Sedangkan kualifikasi tambahannya berupa kemampuan tambahan di

    emergency medicine dan tindakan pembedahan, memiliki sertifikat Advanced Trauma Life

    Support (ATLS), berpengalaman dalam emergencyatau disasteratau military medicine, dan

    telah mendapatkan pelatihan formal mengenai disaster medical service.

  • 7/24/2019 Tutorial 4.2 Week 5 Pertemuan 2

    9/16

    TUTORIAL BLOK 4.2 HEALTH SYSTEM AND DI SASTER

    KELOMPOK 20

    SKENARIO V : Medical Treatment of the Victims Af ter the Earthquake in Padang in

    2009

    PERTEMUAN II

    Tutor menambahkan DMAT memiliki spesifikasi tenaga yang memerlukan sertifikasi

    tertentu untuk membuktikan bahwa dia kompeten. Jangan sampai pasien dan situasi bencana

    dijadikan hanya untuk latihan atau berpraktik. Sampai saat ini belum ada yang melakukan

    sertifikasi. Klasifikasi tim medis ada beberapa, yaitu TRC (dibentuk BNPB, berbasis di Malang

    dan Jakarta sesuai pangkalan skuadron hercules TNI AU). Klasifikasi lain ada dari health

    cluster WHO (classification and minimum standard in foreign medical team in sudden onset

    disaster).

    Nisa karima lalu menanyakan apakah DMAT itu fleksibel atau sudah paten. Tutor

    kemudian menjawab, bahwa seharusnya DMAT itu bersifat fleksibel.

    2. Dischargedan follow up(psikososial juga) pasien pasca responsebencana akut

    Menurut rapid discharge tools, ada kriteria dari rumah sakit yaitu apakah pasien masih

    perlu dipertahankan atau bisa dipindah/dipulangkan dari rumah sakit.

    Nisa menambahkan kasus penanganan pasien di Haiti oleh tim kesehatan dari Israel.

    Jumlah bedIntensive Care Unit (ICU) terbatas. Beberapa beddigunakan khusus untuk pasien

    pasca operasi. Dari penanganan tim tersebut, dilakukan seleksi pasien mana yang prognosis

    nya bagus setelah 24 jam ada di ICU. Harapannya setelah 24 jam pasien dapat dipindah ke

    bangsal biasa. Masalah lalu timbul untukfollow uppasien setelah dipulangkan. Solusinya tim

    relawan lain melakukan follow up bagi pasien tersebut. Setiap rumah sakit punya kriteria

    sendiri untuk men-discharge pasien.

    Tutor menambahkan situasi di Indonesia berbeda dengan situasi di luar negeri. Di

    Indonesia, tempat rujukan untuk pasien yang sudah bisa ditangani di tingkat lebih rendah tidak

    tersedia. Bisa juga pasien memang tidak mau pulang sehingga menjadi beban bagi rumah sakit.

    Ardhani menambahkan mengapa discharge/ pemulangan bagi pasien bencana di saat

    yang tepat itu penting yaitu karena apabila pasien terlalu lama di rumah sakit, nantinya akan

    memperpanjang paparan agen-agen infeksi, apalagisettingrumah sakit saat bencana biasanya

    dibawah standard (substandard). Hal lain yang dapat terjadi yaitu rumah sakit dapat mengalami

  • 7/24/2019 Tutorial 4.2 Week 5 Pertemuan 2

    10/16

    TUTORIAL BLOK 4.2 HEALTH SYSTEM AND DI SASTER

    KELOMPOK 20

    SKENARIO V : Medical Treatment of the Victims Af ter the Earthquake in Padang in

    2009

    PERTEMUAN II

    pembengkakan biaya pelayanan kesehatan bila pasien terlalu lama tinggal di RS. Selain itu,

    pasien juga akan mengalami ketidaknyamanan secara fisik dan mental bila terlalu lama di RS.

    Pasien perlu lebih cepat kembali ke komunitasnya dan bisa lebih produktif untuk menata

    hidupnya lagi di masyarakat.

    3. Penanganan spesifik bagi tiap-tiap bencana

    Sebelum membahas mengenai penanganan spesifik pada tiap bencana, Astri

    menjelaskan bahwa suatu bencana itu memiliki karakteristik yang khas. Seperti banjir, gempa

    bumi, tsunami, tanah longsor, ledakan bom dan sebagainya itu memiliki ciri atau karakteristik

    yang masing-masing berbeda, sehingga jenis penyakit serta penanganan terhadap bencana

    maupun terhadap penyakit yang ditimbulkan akibat bencana tersebut, berbeda pula. Adapun,

    berikut tabel mengenai perbedaan karakteristik tiap-tiap bencana tersebut yang diambil dari

    Buku Pedoman Teknis Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana dari Depatemen

    Kesehatan RI tahun 2011.

  • 7/24/2019 Tutorial 4.2 Week 5 Pertemuan 2

    11/16

    TUTORIAL BLOK 4.2 HEALTH SYSTEM AND DI SASTER

    KELOMPOK 20

    SKENARIO V : Medical Treatment of the Victims Af ter the Earthquake in Padang in

    2009

    PERTEMUAN II

  • 7/24/2019 Tutorial 4.2 Week 5 Pertemuan 2

    12/16

    TUTORIAL BLOK 4.2 HEALTH SYSTEM AND DI SASTER

    KELOMPOK 20

    SKENARIO V : Medical Treatment of the Victims Af ter the Earthquake in Padang in

    2009

    PERTEMUAN II

    Wawan menyebutkan adanyaEmergency operation plan. Panduan ini berisi penyakit

    yang mungkin muncul serta kebutuhan untuk tiap-tiap bencana, yaitu yang pertama, pada

    bencana banjir, jenis penyakit yang mungkin muncuk adalah diare, dermatitis kontak, Infeksi

    Saluran Pernapasan Atas (ISPA), leptospirosis, dan memar/trauma. Kebutuhan yang mungkindibuthkan untuk menangani diare yaitu zinc, oralit,Ringer Lactate (RL), antibiotik. Sementara

    untuk ISPA & dermatitis kontak yaitu antihistamin, kortikosteroid, anti fungal/jamur dan anti

    parasit. Untuk trauma membutuhkan analgetik, Non Steroid Anti Inflammation Drugs

    (NSAID), dan kassa steril. Kedua, pada bencana longsor penyakit yang sering terjadi adalah

    patah tulang, luka memar, sayatan dan hipoksia. Logistik yang dibutuhkan adalah logistik

    minor dan major operation. Ketiga, pada bencana gempa Bumi penyakit yang dapat timbul

    adalah luka memar, sayatan, patah tulang. Logistik yang dibutuhkan pada bencana gempa bumi

    sama dengan bencana longsor. Keempat, pada bencana letusan gunung berapi penyakit yang

    timbul yaitu luka bakar, ISPA dan konjungtivitis. Obat yang dibutuhkan untuk menangani luka

    bakar yaitu antibiotik, sofratul, povidon iodine dan alat minor set. Terakhir yaitu bencana

    ledakan bom. Jenis penyakit yang terjadi adalah luka bakar , trauma, gangguan jiwa dan

    myalgia.

    Berikut lampiran mengenai jenis obat dan jenis penyakit sesuai dengan jenis bencana

    berdasarkan Buku Pedoman Teknis Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana dariDepatemen Kesehatan RI tahun 2011.

  • 7/24/2019 Tutorial 4.2 Week 5 Pertemuan 2

    13/16

    TUTORIAL BLOK 4.2 HEALTH SYSTEM AND DI SASTER

    KELOMPOK 20

    SKENARIO V : Medical Treatment of the Victims Af ter the Earthquake in Padang in

    2009

    PERTEMUAN II

  • 7/24/2019 Tutorial 4.2 Week 5 Pertemuan 2

    14/16

    TUTORIAL BLOK 4.2 HEALTH SYSTEM AND DI SASTER

    KELOMPOK 20

    SKENARIO V : Medical Treatment of the Victims Af ter the Earthquake in Padang in

    2009

    PERTEMUAN II

    Tutor menambahkan bahwa local wisdomperlu ditambahkan. Seperti luka infeksi dan

    tetanus juga perlu ditambahkan ke dalam guideline karena masyarakat Indonesia masih kurang

    baik gizinya. Selain itu ada pulasecondary disaster, yaitu bencana yang terjadi terkait wabah

    penyakit yang muncul pasca bencana seperti akibat banjir lalu muncul wabah diare,

    leptospirosis, dan sebagainya.

  • 7/24/2019 Tutorial 4.2 Week 5 Pertemuan 2

    15/16

    TUTORIAL BLOK 4.2 HEALTH SYSTEM AND DI SASTER

    KELOMPOK 20

    SKENARIO V : Medical Treatment of the Victims Af ter the Earthquake in Padang in

    2009

    PERTEMUAN II

    MIND MAP

    Operatio

    nal

    Financial

    Discharge

    Paska

    Bencana

    transfer

    Follow up

    recrutement

    Assesment

    communication Command

    DisasterMedicine

    Management

    DMAT

    Safety

    Specific Case

    SupportRelawan

    HDP On scene

    ICS

    Medicine

    HICS

    treatment

    triase

  • 7/24/2019 Tutorial 4.2 Week 5 Pertemuan 2

    16/16

    TUTORIAL BLOK 4.2 HEALTH SYSTEM AND DI SASTER

    KELOMPOK 20

    SKENARIO V : Medical Treatment of the Victims Af ter the Earthquake in Padang in

    2009

    PERTEMUAN II

    Feedback dari Tutor

    Secara umum Tutor merasa sangat puas dengan peforma kelompok Tutorial kami.

    Diskusi berjalan dengan lancar, semua LO berhasil terjawab dengan sumber yang terpercaya.

    Beberapa sumber yang terkutip merupakan artikel dari dosen-dosen pemberi kuliah yang ditulis

    di websiteyang dapat diakses oleh mahasiswa.

    Banyak sekali pelajaran yang dapat dipetik mahasiswa berkaitan dengan pelaksanaan

    tutorial di blok 4.2 secara khusus dan pelaksanaan blok 4.2 secara umumnya. Mahasiswa dapat

    lebih memahami manajemen kesehatan dan hubungannya dalam sistem kebencanaan. Hal ini

    akan menjadi bekal yang penting sebagai seorang dokter yang akan bertugas di masyarakat.

    Tutor juga berpesan bahwa dalam menjadi relawan bencana, kita harus memiliki jiwa

    kemanusiaan yang tinggi, kepemimpinan dan keberanian mengambil keputusan, kemampuan

    komunikasi dan koordinasi, serta independensi tanpa tekanan dari pihak manapun.

    Sebelum tutorial diakhiri, kami sempat melihat beberapa galeri foto saat dr. Hendro

    menangani bencana gempa di Padang, sembari mendengarkan cerita inspiratif beliau selama

    bertugas disana. Tutorial diakhiri dengan berdoa bersama kemudian berfoto bersama dr.

    Hendro yang merupakan guru yang sangat luar biasa di mata kami.

    Seluruh anggota kelompok merasa sangat senang karena berhasil menjalani 5 sesi

    tutorial dengan baik, lebih memahami 7 jumps dan cara tutorial yang baik dan benar.