Tatalaksana Epistaksis

Post on 01-Feb-2016

82 views 2 download

description

Tatalaksana Epistaksis

Transcript of Tatalaksana Epistaksis

Tatalaksana EpistaksisBayu Rachmawan

220 101 121 20 020

Prinsip

• Perbaiki keadaan umum• Hentikan perdarahan• Cari sumber perdarahan

Alat pemeriksaan

• Lampu kepala• Spekulum hidung• Alat pengisap• Forceps Bayonet

1. Pasien diperiksa dalam posisi duduk, miringkan kepala kedepan2. Kompresi hidung ( 5 – 20 menit )•…bila masih berdarah, bersihkan bekuan darah3. Menutup lubang hidung yang bermasalah dengan kasa/kapas yang telah di rendam pada topical vasokonstriktor•…bila perdarahan berhenti, tenangkan pasien dan observasi ketat 4. Lakukan pemeriksaan dengan lampu kepala yang terang dan fokus - …bila sumber perdarahan ditemukan dan diidentifikasi, lakukan kauterisasi dengan AgNo3 10-30 %, atau gunakan tampon gel

…cont.

• …bila sumber perdarahan tidak ditemukan lakukan pemasangan tampon anterior

Tampon Anterior

• Pemasangan anterior nasal packing / tampon hidung anterior harus dilakukan dengan hati-hati dan dengan teknik khusus. • Forceps bayonet dan speculum nasal

digunakan untuk melipat lembaran kasa sedalam mungkin pada kavum nasi. • Setiap lipatan harus di tekan sebelum

lembaran baru tambahkan diatasnya. Setelah cavun nasi terisi dengan kasa, ujung kasa dapat ditempelkan diatas lubang hidung dan di ganti berkala.

• Pilihan lain : Spons (Merocel atau Doyle Sponge). • Tampon dimasukan dengan hati-hati pada dasar cavum nasi karena

akan mengembang apabila terkena darah atau cairan lain.• Pemberian jel lubrikan/vaseline pada ujung tampon. • Tetesi tampon dengan sedikit cairan vasokonstriktor.• Tetesi saline kedalam lubang hidung agar tampon dapat

mengembang sempurna. Tampon dapat dilepas setelah 3-5 hari terpasang.

Tampon Posterior / Tampon Bellocq

• Epistaksis posterior jarang terjadi.• Memasukkan kateter melalui lubang hidung ke

nasofaring dan keluar melalui mulut. • Tampon kasa di kaitkan diujung kateter, lalu

kateter ditarik dari hidung sehingga tampon kasa berada di belakang koana dan menutupi aliran rogga hidung posterior serta menekanan pada sumber perdarahan. • Perlu keterampilan khusus (biasanya dilakukan

oleh dokter spesialis). Harus dilakukan monitoring di rumah sakit.