Post on 08-Dec-2014
“PENGARUH IKLAN TERHADAP PRILAKU KONSUMEN PADA PRODUK
DETERJEN ATTACK DI KELURAHAN SRIJAYA KM.5 PALEMBANG”.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dewasa ini perekonomian mengalami perkembangan teknologi dan informasi
serta pola pikir masyarakat maupun perkembangan dibidang teknologi dan sektor
lainnya. Seiring perkembangan informasi maka dituntut kesiapan perusahaan dalam
menjalankan perusahaannya terutama dalam menghadapi persaingan pasar. Semakin
ketatnya persaingan yang ada mendorong perusahaan melakukan langkah-langkah
yang lebih inovatif untuk menghadapi persaingan.
Keadaaan kompetitif yang terjadi di pasar sengaja diciptakan untuk mencapai
sasaran yang dituju terutama tingkat penjualan yang tinggi. Persaingan itu sendiri
tidak lepas dari kemungkinan untuk memenangkan persaingan dengan beberapa cara
selagi cara tersebut masih dianggap relevan, bahkan cara tersebut akan dinilai sendiri
oleh masyarakat sebagai konsumen dari produk yang mereka tawarkan. Persaingan
pada masa kini bukanya pada produk yang dihasilkan akan tetapi lebih kepada nilai
1
guna atau manfaat yang didapat oleh konsumen sebagai pemakai seperti bentuk
kemasan yang lebih praktis sehingga masyarakat dapat dipenuhi.
Untuk memenuhi kebutuhan yang diinginkan oleh masyarakat, perusahaan
dapat mencapainya dengan kegiatan bauran pemasaran atau yang dikenal dengan
marketing mix, yang terdiri dari produk, harga, tempat dan promosi. Produk, harga,
tempat tidak dapat berjalan dengan baik tanpa didukung oleh kegiatan promosi yang
dilakukan perusahaan. Kegiatan promosi sendiri tidak lepas dari persaingan, dimana
adanya kegiatan yang lebih menjurus untuk memenangkan keunggulan produk suatu
perusahaan.
Sebagai salah satu perusahaan besar dalam bidang kebutuhan rumah tangga.
Perusahaan Kao menggunakan iklan untuk mempromosilkan produknya yaitu
deterjen Attack. Dalam mengkomunikasikan produknya, Perusahaan Kao juga
beriklan baik itu ditelevisi, radio, maupun sarana lainnya yang dirasa cukup
membantu bahkan sangat menunjang dari kegiatan promosinya. Sehingga masyarakat
atau konsumen dapat mengetahui apa keunggulan dari Attack itu sendiri
Iklan merupakan salah satu cara yang dinilai cukup efektif dalam
mengkomunikasikan produk kepada konsumen. Dengan beriklan perusahaan dapat
menginformasikan, membujuk serta mengingatkan konsumen akan produk yang
mereka tawarkan. Kehadiran iklan dalam kehidupan kita sudah tidak asing lagi.
Setiap waktu yakni hari, jam, menit, bahkan detik iklan selalu “mengiringi” kita, baik
dari media elektronik yang meliputi iklan di televisi, radio, maupun internet.
Sedangkan di media massa, seperti iklan di surat kabar, majalah, buku, juga papan
2
reklame, bahkan kita sendiripun kadang tidak menyadari kalau kita juga menjadi
media iklan dari produk yang kita pakai.
Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan kebutuhan deterjen yang
semakin berkembang, banyak perusahaan yang memproduksi berbagai jenis deterjen.
Deterjen Attack tidak mau ketinggalan dengan perkembangan yang terjadi di kancah
industri selama ini dan untuk mempertahankan eksistensinya di kancah industri,
pengembangan produk baru dengan inovasi produk dan didukung program periklanan
ditetapkan sebagai kiat atau strategi untuk mensiasati pasar. Pemilihan media iklan
deterjen Attack merupakan alternatif yang tepat karena dengan semakin
berkembangnya industri pertelevisian, radio, internet maupun sarana lainnya maka
jangkauannya semakin luas meliputi sebagian besar wilayah negara Indonesia, dan
hal ini sangat menguntungkan perusahaan.
Perusahaan yang menghasilkan produk deterjen sudah cukup banyak, seperti
menghasilkan Rinso (PT.Unilever), So Klin (Wing), Total (PT. Total Chemindo), B-
29 (PT. Sinar Ancol), dan masih banyak yang lainnya. Dalam menghadapi begitu
banyak perusahaan yang menghasilkan deterjen, Attack sebagai deterjen harus
selektif dan agresif dalam meraih konsumen. Pada saat ini pula di pasar terjadi perang
deterjen antara perusahaan yang pertama menjual produk di pasaran atau (market
leader) dan perusahaan pendatang baru. Deterjen merek Rinso diluncurkan oleh PT
Unilever tahun 1970 dan dapat menguasai sebagian besar pasar deterjen kemudian
muncul deterjen So Klin dengan desain pembungkus yang menyerupai desain
deterjen Rinso dan harga 10-15% lebih rendah dari deterjen Rinso, yang diproduksi
3
oleh PT Sayap Mas Utama. Peluncuran deterjen So Klin yang kurang berhasil
merebut market share menyebabkan PT Sayap Mas Utama meluncurkan Daia dengan
harga yang jauh lebih rendah dan promosi yang sangat gencar, untuk mengatasi hal
tersebut PT Unilever juga memproduksi deterjen merek Surf yang harganya hampir
sama dengan Daia. PT Kao tidak mau kalah dari perusahaan terdahulu juga
meluncurkan deterjen Attacknya, dengan berbagai produk yang ditawarkan baik
Attack Colour, Attack Clean Maximizer dan yang terakhir yang merupakan produk
inovasi terbaru yaitu Attack plus Softener dengan karakteristik yang berbeda dengan
produk yang lain. Oleh karena itu PT Kao Indonesia sebagai produsen deterjen Attack
plus Softener memiliki strategi yang tepat untuk persaingan di kancah industri.
Inovasi produk baru dan periklanan sebagai misi komunikasi sangat
mendukung promosi produk tersebut yang bertujuan menciptkan citra atau image
produk yang berkualitas. Sebagai buktinya deterjen Attack plus Softener mengandung
formula khusus pelembut ultrasoft yang membuat pakaian menjadi wangi segar tahan
lama tanpa harus menggunakan tambahan pewangi pakaian. Dengan inovasi yang
ditawarkan dan iklan, deterjen Attack plus Softener dapat memenuhi kebutuhan dan
keinginan konsumen untuk mendapatkan hasil cucian yang bersih dan lembut dalam
satu langkah mudah dan yang pasti lebih hemat.
Untuk memenuhi kebutuhan yang sesuai dengan keinginan konsumen ada
beberapa alternatif pilihan ukuran yaitu 30 gr dan 900 gr, sehingga dengan alternatif
pilihan tersebut masyarakat mudah mendapatkannya sesuai dengan kemampuan dan
daya belinya. Konsumen hanya dengan uang Rp. 500,00 pun sudah mendapatkan
4
deterjen Attack plus Softener dalam bentuk sachet. Setelah konsumen mengetahui
keberadaan produk baru dengan adanya iklan, maka secara rasional konsumen akan
melihat kegunaan produk itu bagi dirinya, sehingga konsumen akan memutuskan
untuk mengadopsi produk tersebut atau tidak bagi dirinya. Karena dalam dunia bisnis
produk baru yang diluncurkan akan dihadapkan pada penerimaan dan penilaian
konsumen terhadap produk tersebut.
Menyadari keadaan posisinya masih tergolong baru dan berada dibawah
Rinso, maka Attack berusaha melakukan promosi dengan gencarnya. Salah satu
caranya adalah dengan melakukan iklan diberbagai media untuk menjadi pemimpin
pasar. Attack juga berusaha untuk memakai tokoh-tokoh yang cukup dikenal oleh
masyarakat, agar produknya dapat diterima oleh masyarakat sebagai konsumen, maka
Attack juga tidak lepas dari teknologi laboratorium, sehingga Attack berusaha untuk
memposisikan produknya lewat iklan “Attack Kecil Tapi Hebat”.
Dalam menempatkan produknya Attack tetap menampilkan keunggulan
produknya yaitu dengan semboyan “Attack Kecil Tapi Hebat” dalam bentuk lain
yaitu dengan melakukan iklan dimana terdapat komposisi yang lebih sedikit
dibandingkan dengan produk lain. Juga terdapat keunggulan lain yang ingin
disampaikan oleh Attack yaitu merupakan deterjen anti redeposisi yang dapat
mencuci bersih tanpa menempel kembali noda yang sudah terangkat oleh deterjen
pada kain dengan memakai butiran biru Biolite dan Attack merupakan butiran padat
sehingga cukup membutuhkan sedikit untuk mencuci pakaian.
5
Tabel 1.1
Keunggulan Deterjen
Merek Deterjen Produk Deterjen Keungulan
Attack Kao Indonesia Anti Redeposisi
Rinso Unilevel Anti Noda
So Klin Wings Anti Septik
Total Total Chemindo Lebih Harum
B-29 Loka Sinar Ancol Water Guard
Sumber: Survey Pasar KM.5
Dari tabel 1.1 tersebut dapat disimpulkan bahwa keunggulan yang ingin
disampaikan oleh Attack adalah Anti Redeposisi yang berarti kotoran yang sudah
lepas dari pakaian tidak dapat menempel kembali. Hal ini untuk mendukung posisi
Attack sebagai produk kecil tapi hebat.
Kegiatan penjualan Attack dengan keunggulan pada tabel 1.1 memperlihatkan
bahwa yang ingin disampaikan oleh Attack adalah produk yang mempunyai ciri khas
6
tersediri. Dengan ciri khas tersebut Attack akan dapat meraih konsumen sehingga
dapat meningkatkan penjualannya.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk mengambi judul
di dalam penulisan skripsi ini; “PENGARUH IKLAN TERHADAP PRILAKU
KONSUMEN PADA PRODUK DETERJEN ATTACK DI KELURAHAN
SRIJAYA KM.5 PALEMBANG”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan keterangan diatas, maka permasalahan yang akan dikemukakan
adalah:
- Bagaimana pengaruh iklan produk deterjen merk Attack terhadap prilaku
konsumen di Kelurahan Srijaya KM.5 Palembang?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh iklan
terhadap prilaku konsumen pada produk Deterjen Attack.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Menerapkan teori-teori yang diperoleh selama mengikuti perkulihaan di
fakultas Ekonomi khususnya yang berhubungan dengan pemasaran dan
prilaku konsumen.
2. Bagi Perusahaan
7
Sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam mengambil keputusan
khusus dibidang periklanan dan pemasaran.
3. Bagi Konsumen
Supaya konsumen dapat memilih produk yang dianggap baik oleh
konsumen sesuai dengan kebutuhan konsumen terhadap produk deterjen.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran dari
skripsi ini, sehingga pembahasan suatu permasalahan akan lebih teratur dan terarah
apabila direncanakan dan disusun sedemikian rupa. Supaya lebih mudah dipahami,
maka sistematika penulisan proposal ini akan dibagi dalam lima bab diuraikan
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian dan sistematika penyusunan skripsi.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini memuat pengertian iklan, tujuan iklan, pesan iklan, media
iklan, prilaku konsumen, faktor-faktor yang mempengaruhi prilaku
konsumen, variable penelitian, serta penelitian terdahulu.
BAB III GAMBARAN UMUM
8
Pada bab ini dijelaskan tentang gambaran umum produk Attack dan
gambaran umum tentang masyarakat di Kelurahan Srijaya KM.5
Palembang.
BAB IV ANALISIS PEMBAHASAN
Pada bab ini menjelaskan tentang pengaruh iklan terhadap prilaku
konsumen, bagaimana periklanan dapat mempengaruhi prilaku konsumen,
serta hasil analisis kualitatif defkriptif.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini merupakan bab terakhir dari penulisan proposal, dengan
memberikan suatu kesimpulan dan saran yang diharapkan dapat
bermanfaat di mata masyarakat akan keunggulan produk deterjen Attack
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
9
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Iklan
Pemasaran merupakan arti penting dalam memasarkan suatu produk dimana
dapat dilakukan dengan cara mempromosikan produk tersebut kepada pasar. Untuk
mempromosikan produk tersebut maka salah satu alat untuk mempromosikan adalah
iklan. Dengan beriklan dapat mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan
pembelian terhadap produk yang ditawarkan oleh perusahaan.
Beriklan merupakan suatu strategi perusahaan untuk menghadapi persaingan
dan meraih serta membentuk image konsumen akan produk. Beberapa defenisi iklan
menurut ahli ekonomi diantaranya, pengertian iklan menurut Kotler (2006:653)
sebagai berikut:
Periklanan adalah segala bentuk penyajian non personal dan promosi ide,
barang atau jasa dari suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran.
10
Periklanan ini mempunyai makna, bentuk dengan menggunakan berbagai
media mengenai produk atau jasa suatu perusahaan dengan menggunakan biro
periklanan yang harus dibayar. Kegiatan periklanan ini benar-benar merupakan hal
yang cukup serius untuk ditanggapi oleh perusahaan, karena dengan beriklan dapat
mencapai tujuan yang ingin disampaikan. Sedangkan menurut Kotler dan Susanto
(2002:718) adalah:
Periklan memuat bentuk-bentuk komunikasi massa melalui berbagai macam
seperti koran dan majalah, radio dan televisi, media outdor (porster, rambu dan
spanduk udara), media berjalan (bis dan taksi), katalog, agenda, brosur dengan
sponsor tertentu.
Definisi ini lebih berfokuskan kepada media atau sarana iklan yang digunakan
dalam mengkomunikasikan produk yang ditawarkan kepada konsumen. Sedangkan
menurut masyarakat periklanan indonesia seperti Sigit (2002:350) adalah:
Periklanan adalah cara keyakinan dengan cetakan, tulisan, gambar-gambar,
atau menggunakan orang, produk atau jasa yang dilakukan oleh suatu lembaga atau
perusahaan dengan maksud untuk mempengaruhi dan meningkatkan penjualan,
mengingatkan pemakai atau untuk memperoleh suara dukungan dan pendapat.
Dari berbagai macam definisi iklan yang ada dapat ditarik kesimpulan bahwa
iklan merupakan suatu sarana penyampaian informasi akan kegunaan, keunggulan
dan petunjuk praktis mengenai barang atau jasa kepada konsumen dengan memakai
media baik media elektronik, media cetak dalam pembuatannya. Sehingga dengan
iklan perusahaan dapat menyampaikan pesan akan produk kepada konsumen.
11
2.2 Tujuan Iklan
Dengan adanya iklan suatu perusahaan dapat menyampaikan yang diinginkan.
Dengan beriklan maka perusahaan dapat menyampaikan kepada konsumen kegunaan,
keunggulan dan petunjuk praktis akan produknya. Tujuan iklan dapat digolongkan
dalam tiga kategori, Kotler (2006:654)
1. Periklanan informatif, dilakukan besar-besaran pada tahap awal suatu jenis
produk, dimana tujuannya adalah untuk membentuk permintaan utama.
2. Periklanan persuasif, penting dilakukan dalam tahap kompetitif, dimana
tujuannya adalah untuk membentuk permintaan seleksi untuk suatu merek
tertentu.
3. Periklanan pengingat, untuk mengingatkan konsumen atas keunggulan,
bentuk kemasan produk yang ada dipasar.
Dengan adanya dua tujuan utama dari iklan, maka perusahaan dapat lebih
selektif dalam melakukan periklanan. Dengan mengetahui tujuan iklan maka dapat
memperjelas sasaran yang hendak dituju oleh perusahaan.
Ada beberapa tujuan iklan yang lebih selektif dapat dijabarkan secara lebih
terperinci menurut Kotler dan. Susanto (2002:810) yaitu:
1. Periklanan dapat digunakan dengan maksud mendorong permintaan akan
merek, produk dan service yang spesifik.
2. Periklanan dapat mendorong pengecer dan pedagang besar untuk
menyimpan atau mempromosikan produk pada konsumen masing-masing.
12
3. Periklanan dapat mendorong pembelian yang spesifik mempengaruhi
masyarakat yang memiliki pengaruh yang kuat untuk membentuk
distribusi ke penjualan akhir.
4. Tujuan periklanan juga mendorong permintaan terhadap sebagian produk
atau jasa penggunaan atau pemberian rekomendasi.
5. Jika periklanan dilakukan oleh pedagang besar maka tujuannya adalah
untuk mendorong pembentukan pelanggan pada bagian group toko atau
pengecer.
6. Jika individu melakukan penjualan maka iklan dapat digunakan untuk
mendorong pembelian barang yang dijual.
Seluruh tujuan periklanan diatas juga harus dikaitkan dengan penetapan
sasaran periklanan yang jelas. Sasaran yang dimaksud adalah suatu keadaaan yang
ingin dicapai apabila kebijakan iklan yang sudah diprogramkan dapat berjalan dengan
baik atau sesuai dengan rencana. Adapun sasaran yang ingin dicapai melalui program
periklanan adalah sangat beragam sesuai dengan keinginan dan tujuan pemuatan
iklan. Tetapi pada umumnya sasaran ini dapat dirumuskan dalam enam bentuk,
menurut Kotler (2006:659):
1. Meningkatkan pengenalan akan nama, merek atau bentuk konsep produk,
serta informasi dimana atau bagaimana membeli suatu produk.
2. Mengingatkan para pembeli untuk menggunakan produk.
3. Mengubah sikap tentang penggunaan bentuk produk.
4. Mengubah persepsi tentang pentingnya atribut merek.
13
5. Mengubah keyakinan tentang merek.
6. Mempertahankan kesukaan akan suatu merek.
Pada dasarnya tujuan iklan merupakan hal yang sangat mendasar bagi
perusahaan, karena iklan dapat menyampaikan keunggulan produk. Sasaran juga
sangat membentuk dalam pengembangan iklan yang ingin disampaikan, sehingga
jelas apa yang dilakukan dan bagaimana memilih pesan iklan yang diinginkan.
2.3 Pesan Iklan
Mengetahui tujuan iklan dan sasaran dari iklan maka perusahaan harus bisa
menyampaikan iklan tersebut dengan jelas dan dimengerti oleh konsumen. Agar
konsumen bisa memahami apa yang ingin disampaikan maka perusahaan harus
menyampaikan dalam bentuk pesan yang mudah dicerna oleh pikiran konsumen
sasarannya adalah lebih efektif karena konsumen pada umumnya melihat iklan
sebagai hiburan tersendiri.
Untuk memutuskan mengenai apa pesan iklan yang hendak disampaikan
melalui tiga tahap, menurut Kotler dan Susanto (2002:820) yaitu:
1. Pembentukan Pesan
Dalam prinsipnya, pesan produk harus diputuskan sebagai perkembangan
konsep produk menyatakan manfaat utama yang diberikan merek tersebut.
Orang-orang kreatif menggunakan beberapa metode untuk mendapatkan
kemungkinan daya tarik iklan. Banyak orang kreatif secara idukatif
berbicara dengan konsumen, agen utama ide-ide bagus. Perasaan mereka
14
mengenai kekuatan dan kekurangan merk yang sekarang memberi
petunjuk penting untuk strategi kreatif.
2. Evaluasi dan Pemilihan Pesan
Pengiklanan perlu mengevaluasi alternatif pesan. Iklan yang baik biasanya
memusatkan pada suatu usulan penjualan inti. Pengiklanan harus menguji
dulu semua iklan untuk menentukan daya tarik nama yang memiliki
pengaruh prilaku yang kuat.
3. Pelaksana Pesan
Pengaruh pesan tidak hanya tergantung pada apa yang dikaitkan tetapi
juga bagaimana mengatakannya. Beberapa iklan untuk menempatkan
rasional dan lainnya penempatan emosional.
Orang-orang yang kreatif harus mendapatkan gaya, nada, kata-kata dan
bentuk umum melaksanakan pesan. Semua unsur ini harus dapat menyampaikan citra
dan pesan yang terpadu. Dan pesan pun dapat disajikan dalam berbagai gaya
pelaksanaannya, menurut Kotler dan Susanto (2002:825) yaitu:
1. Potongan kehidupan, ini menunjukan satu atau beberapa orang
menggunakan produk ini dalam keadaan normal.
2. Gaya kehidupan, ini merupakan fantasi mengenai produk tersebut dan
penggunanya.
3. Fantasi, ini menimbulkan fantasi mengenai produk tersebut dan
penggunanya.
15
4. Suasana atau citra, ini membangun suasana atau citra yang
membangkitkan bayangan mengenai produk tersebut.
5. Simbol kepribadian, menciptakan tokoh yang melambangkan produk
tersebut.
6. Bukti ilmiah, menyajikan bukti atau survei ilmiah bahwa merek tersebut
lebih disukai atau mengungguli merek lain.
2.4 Media Iklan
Untuk menyampaikan pesan dari suatu produk maka perusahaan dapat
melaksanakan dengan memakai jasa organisasi media. Dengan adanya media untuk
menyampaiakan pesan tersebut maka perusahaan dapat menjangkau sasaran
konsumen yang dituju. Dengan memakai media maka segala lapisan masyarakat
dapat mengetahui apa yang ingin disampaikan oleh suatu produk. Akan tetapi
pemilihan media yang salah akan dapat mengakibatkan pembengkakan biaya iklan
dan secara menyeluruh akan mengakibatkan pembengkakan biaya produksi.
Media atau sasaran menyampaikan iklan dapat berupa:
1. Media elektronik, seperti televisi, radio dan internet.
2. Media cetak, seperti surat kabar, tabloit dan majalah-majalah.
3. Media outdoor, seperti billboard, spanduk, poster, dan lainnya.
4. Media berjalan, seperti bus dan taksi.
5. Media lainnya, seperti katalog, brosur dan agenda.
16
Dari berbagai macam-macam media yang digunakan maka dapat dibagi dalam
dua kelompok utama menurut Frank Jefkins (2003:28) yaitu:
1. Periklanan Above The Line
Merupakan periklanan yang dilakukan melalui media yang berada satu
ruang dengan sasaran periklanan yang dituju. Pengertian ruang disini
merupakan konsep hubungan antara jangka waktu dan avanility dari media
yang dimaksud dengan sasaran yang dituju. Biasanya periklanan ATL ini
dilakukan secara sistematis dan dengan penjadwalan waktu teratur. Yang
termasuk ATL adalah media elektronik, media cetak.
2. Periklanan Below The Line
Merupakan perikanan yang dilakuakan melalui media yang berada di luar
ruang sasaran yang dituju. Untuk mengetahui pesan yang disampaikan
agak terbatas. Periklanan sering dilakukan secara periodik seperti iklan
ATL, yang dimaksud dalam iklan BTL adalah: media outdoor, media
berjalan, dan lainnya.
Dengan mengalami beberapa bentuk media merupakan masukan untuk
perusahaan yang ingin melakukan periklanan agar tidak mengalami kesalahan dalam
penyampaian dan sasaran yang ingin dituju.
2.5 Prilaku Konsumen
Dalam mengembangkan dan memasarkan suatu produk, tidak lepas dari
kegiatan pasar dan prilaku yang ada dalam pasar. Konsumen merupakan salah satu
17
pelaku yang ada dalam pasar karena mereka melakukan proses transaksi serta
pertukaran dengan pihak penjual. Keadaaan pasar semakin kompetitif mendorong
pihak penjual (produsen) untuk lebih mengetahui yang diinginkan pasar yang ada,
sehingga harus berusaha melakukan kiat-kiat tersendiri dari pemasaran produk.
Keadaan pasar harus benar-benar dipahami agar perusahaan tidak salah melemparkan
produknya ke pasar.
Menurut Kotler (2006:17) tujuan pemasaran adalah memenuhi, melayani,
serta menanggapi kebutuhan dari konsumen. Akan tetapi untuk mengetahui bahwa
untuk mengenal konsumen tidaklah mudah, konsumen bisa saja mengutarakan
keinginan serta kebutuhan yang mereka harapkan, tapi bisa saja bertindak sebaliknya.
Perusahaan harus benar-benar jeli dalam menanggapi setiap keinginan serta tindakan
dari konsumen. Untuk itu perusahaan harus bisa mengetahui hal-hal yang mendasar
tentang keadaan pasar. Dimana terdapat berbagai macam hal yang menentukannya
seperti siapa yang membentuk, pasar (konsumen), apa yang dibeli, mengapa dibeli,
kapan dibeli, dimana membeli dan beberapa hal lainnya yang membentuk keadaan
pasar.
Konsumen merupakan sasaran utama dari kegiatan suatu pemasaran
perusahaan. Tanpa ada konsumen maka tidak berarti suatu perusahaan yang
tujuannya mencari laba. Dan perusahaan harus memahami bagaimana tingkah laku
konsumen yang sebenarnya dalam melakukan pembelian.
Menurut Betham (2002:63) prilaku konsumen adalah:
18
Teori prilaku konsumen, yang mana tiap orang melakukan pemuasan
terhadap nilai guna yang paling besar dan menolak ketidak puasan nilai guna.
Prilaku konsumen adalah tindakan yang dilakukan konsumen dalam
melakukan tindakan memuaskan kebutuhan yang diinginkan.
2.6 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prilaku Konsumen
Menurut Kotler (2006:153) ada dua pelaku pasar yang berada dalam pasar
yaitu konsumen dan pesaing. Dalam mengatasi pesaing dapat dilakukan dengan
strategi dan kebijakan pemasaran yang ditetapkan oleh perusahaan. Sedangkan untuk
konsumen harus benar-benar mengetahui fakto-faktor yang mempengaruhi mereka,
agar perusahaan tidak melakukan kesalahan dalam melakukan penjualan produknya
akibat dari tidak mengetahui keadaan yang mempengaruhi konsumen dalam
melakukan pembelian.
Faktor-faktor yang mempengaruhi prilaku konsumen menurut Kotler (2006:153)
adalah:
1. Faktor Budaya
Faktor budaya mempunyai pengaruh yang paling mendalam terhadap prilaku
konsumen. Dimana dalam faktor-faktor budaya dapat dikategorikan lagi menjadi:
- Kultur (kebudayaan) adalah: Determinasi paling fundamental dari keinginan
dan prilaku konsumen. Seseorang akan sangat dipengaruhi oleh keadaan dari
kumpulan nila-nilai yang terkadang dalam kehidupan seperti persepsi, taat
19
nilai yang berlaku, prefesi dan prilaku dari keluarga serta lembaga-lembaga
yang mempengaruhinya.
- Sub Kultur ialah setiap kultur dari sub-sub kultur yang lebih kecil yang
memberikan identifikasi dan sosialisasi anggotanya yang lebih baik yang
mencakup kebangsaan, negara, kelompok ras dan geografis daerah.
Kelas sosial adalah bagian-bagian yang relatif kecil homogen dan tetap dalam
suatu masyarakat tersusun secara hirakis dan anggota-anggotanya memiliki tata
nilai, minat dan prilaku yang mirip. Karakteristik kelas sosial adalah orang-orang
dalam masing-masing kelas sosial cenderung untuk berprilaku yang mirip dari
pada orang-orang dari kelas dua yang berbeda. Orang-orang yang dipandang
mempunyai posisi yang lebih tinggi atau rendah menurut kelas sosial mereka.
Kelas sosial seseorang ditandakan oleh sejumlah nilai dan bukan salah satu
variable tunggal tertentu. Sedangkan menurut Basu Swasta dan T. Hani Handoko
(2001:58), banyak faktor lingkungan ekstern yang mempengaruhi prilaku
konsumen, prilaku konsumen sangat dipengaruhi oleh lingkungan masyarakat
dimana ia dilahirkan dan dibesarkan. Ini berarti konsumen yang berasal dari
lapisan masyarakat atau lingkungan yang berbeda akan mempunyai penilaian,
kebutuhan, pendapat, sikap dan selera yang berbeda.
2. Faktor Sosial
Faktor sosial juga mempengaruhi prilaku konsumen, dimana ada beberapa
poin seperti:
20
- Kelompok acuan, kelompok acuan seseorang terdiri dari semua kelompok
yang mempunyai pengaruh langsung terhadap pendirian atas prilaku
seseorang.
- Keluarga, anggota keluarga merupakan kelompok primer yang paling
berpengaruh. Seseorang sangat dipengaruhi oleh keluarganya baik itu orang
tua, suami, istri, dan anak. Keluarga merupakan suatu kelompok pembelian
yang paling penting dalam masyarakat.
- Peran dan status, seseorang berpatisipasi dalam banyak hal kelompok
sepanjang hidup. Posisi orang tersebut dalam setiap kelompok dapat
didefenisikan dalam istilah peran dan status.
3. Faktor Pribadi
Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi, yaitu
usia pembeli dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup,
serta kepribadian dan konsep pribadi pembeli.
- Usia dan tahap siklus, orang-orang yang melakukaan berbagai barang dan jasa
sepanjang hidupnya.
- Pekerjaan, para pemasar berusaha untuk mengidentifikasikan kelompok
pekerja yang mempunyai minat lebih dari rata-rata pada produk dan jasa
mereka. Sebuah perusahaan bahkan dapat mengkhususkan produk mereka
hanya untuk kelompok tertentu.
- Keadaaan ekonomi, pilihan produk dipengaruhi oleh keadaan ekonomi
seseorang. Keadaan ekonomi meliputi pendapatan yang dapat dibelanjakan,
21
tabungan, kekayaan, hutang, kekuatan untuk pendirian terhadap belanja dan
menabung.
- Gaya hidup adalah pola hidup seseorang yang diungkapan dalam kegiatan dan
pendapatan seseorang. Gaya hidup melukiskan orang yang berinteraksi
dengan lingkungan.
- Kepribadian dan konsep pribadi, setiap orang memiliki kepribadian yang
berbeda. Kepribadian sebagai karakteristik psikologi yang berbeda dari
seseorang yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan tetap
terhadap lingkungannya.
4. Faktor Psikologi
Pilihan utama pembelian seseorang dipengaruhi lagi oleh empat faktor
psikologi utama, motivasi, persepsi, pengetahuan, serta kepercayaan dan
pendirian.
2.7 Tahap-tahap Keputusan Pembelian Konsumen
Kegiatan pembelian merupakan suatu rangkain tindakan fisik maupun mental
yang dialami oleh seorang konsumen dalam melakukan pembelian. Menurut Philip
Kotler yang dikutip oleh Djaslim Saladin dan Yevis Marti Oesman (2002:11)
mengemukakan empat tahapan dalam suatu proses pembelian, yaitu :
1. Pengenalan Kebutuhan (Problem/Need Recognition)
Proses pembelian diawali dengan adanya masalah atau kebutuhan
yang dirasakan konsumen. Konsumen mempersepsikan perbedaan antara
22
keadaan yang diinginkan dengan situasi saat ini guna membangkitkan dan
mengaktifkan proses keputusan. Kebutuhan itu mungkin saja sudah dikenal
dan dirasakan konsumen jauh-jauh sebelumnya, mungkin juga belum. Sebagai
contoh : sabun yang telah dikenal dan dirasakan oleh konsumen umumnya
bahwa sabun itu dibutuhkan untuk mandi atau mencuci.
2. Pencarian Informasi
Setelah konsumen merasakan adanya kebutuhan sesuatu barang atau
jasa, selanjutnya konsumen mencari informasi baik yang disimpan dalam
ingatan (informasi internal) maupun informasi yang didapat dari lingkungan
(eksternal). Konsumen menghadapi resiko dalam arti bahwa setidaknya
seorang konsumen akan menyebabkan timbulnya dampak tertentu, yang tidak
dapat diantisipasikan dengan kepastian penuh, beberapa dampak yang muncul
kiranya tidak akan menyenangkan konsumen berupaya mengurangi
ketidakpastian tersebut, melalui iklan, keluarga, membawa atau bertanya pada
teman-teman.
3. Evaluasi Informasi (Information Evaluation)
Setelah informasi diperoleh, konsumen mengevaluasi berbagai
alternatif pilihan dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk menilai
alternatif pilihan konsumen, terdapat lima konsep dasar yang dapat
dipergunakan untuk membantu pemahaman proses evaluasinya, yaitu:
a. Produce attributes (sifat-sifat produk)
23
apa yang menjadi ciri-ciri khusus dan perhatian konsumen
terhadap produk tersebut. Misalnya konsumen hendak membeli
biscuit. Keikhasan atau ciri khusus adalah kemasannya.
b. Importance weight (nilai kepentingan)
kecenderungan konsumen untuk lebih memperhatikan nilai
kepentingan yang berbeda-beda pada setiap atribut produk yang
dianggapnya lebih menonjol untuk diperhatikan.
c. Utility function (fungsi kegunaan)
bagaimana konsumen mengharapkan kepuasan atas produk, yang
bervariasi pada tingkatan pilihan untuk setiap produk.
d. Brand belief (kepercayaan terhadap merk)
kecenderungan konsumen untuk lebih memperhatikan pada merk
suatu produk yang memang amat menonjol menurut
pandangannya, sehingga menciptakan brand image pada konsumen
tersebut. Misalnya pasta gigi merek Pepsoden.
e. Preperence attitudes (tingkat kesukaan)
bagaimana konsumen memberikan sikap preferensi (tingkat
kesukaan) terhadap merek-merek alternatif melalui prosedur
penilaian yang dilakukan konsumen.
24
4. Keputusan Membeli
Konsumen yang telah melakukan pilihan terhadap berbagai alternatif,
biasanya membeli produk yang paling disukai, yang membentuk suatu
keputusan untuk membeli.
Ada tiga faktor yang menyebabkan timbulnya keputusan untuk membeli,
yaitu: :
a. Sikap orang lain
Keputusan membeli itu banyak dipengaruhi oleh teman-teman,
tetangga atau siapa yang ia percaya.
b. Faktor-faktor situasi yang tidak terduga
yaitu faktor harga, pendapatan keluarga, dan manfaat yang
diharapkan dari produk tersebut.
c. Faktor-faktor yang dapat diduga
faktor situasional yang dapat diantisipasi konsumen . Untuk lebih
jelasnya dapat di gambarkan sebagai berikut :
25
Gambar Faktor Keputusan Pembeli
2.8 Struktur Keputusan Membeli
Struktur keputusan membeli penting untuk mengetahui karena sesudah
menetukan kebutuhan dan mempunyai keinginan akan produk tertentu konsumen
diharapkan untuk memunculkan keputusan untuk membeli. Ada tujuh struktur
keputusan membeli yang mempengaruhi konsumen.
1. Keputusan tentang jenis produk
Konsumen dapat memutuskan untuk membelanjakan uangnya untuk
membeli produk X atau tujuan lain selain melakukan pembelian. Para pemasar
harus memusatkan perhatian pada konsumen yang diharapkan memutuskan
26
untuk untuk membeli produk X dari alternatif lain yang mereka
pertimbangkan uangnya untuk membeli komputer atau keperluan lain
(membeli kamera, pakaian, dan buku).
2. Keputusan tentang jenis produk
Konsumen memutuskan untuk membeli produk X dengan bentuk
tertentu (ukuran, mutu, corak,dan sebagainya). Perusahaan harus
menggunakan riset pemasaran untuk mengetahui kesukaan konsumen (untuk
memaksimumkan daya tarik merek produk X, misalnya mahasiswa tersebut
menentukan karakteristik dari komputer yang diinginkan yaitu laptop,
Pentium 120, kemampuan memproses cepat, fasilitas lengkap (baterai, CD
drive, mouse).
3. Keputusan tentang merek
Konsumen memutuskan merek yang akan diambil. Perusahaan harus
mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah merek. Misalnya
berdasarkan informasi yang dihimpun, mahasiswa tersebut memilih untuk
mendapatkan komputer merek acer.
4. Keputusan tentang penjualan
Konsumen memutuskan dimana akan membeli (toko serba ada,
elektronik, toko khusus dan lain-lain, perusahaan ( termasuk pedagang besar,
pengecer) Harus mengetahui bagaimana konsumen memilih penjual tertentu.
27
Misalnya mahasiswa tersebut mempunyai pilihan membeli di toko elektronik,
toko khusus komputer atau agen tertentu. Disamping pertimbangan harga, ia
mempertimbangkan pula layanan yang didapat baik pada waktu membeli
layanan purna jual.
5. Keputusan tentang jumlah produk
Konsumen memutuskan jumlah produk yang akan dibeli. Perusahaan
harus mempertimbangkan banyaknya produk tersedia untuk konsumen sesuai
keinginan konsumen yang berbeda-beda.
6. Keputusan tentang waktu pembelian
Konsumen memutuskan kapan harus membeli (kapan
uang/kesempatan tersedia). Perusahaan harus mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi konsumen dalam penentuan waktu pembelian, yang juga
mempengaruhi perusahaan dalam mengatur waktu produksi, pemesanan,
periklanan dan sebagainya.
7. Keputusan tentang cara pembayaran
Konsumen memutuskan mode pembelanjaan yang disukainya,
perusahaan harus mengetahui hal ini yang akan mempengaruhi dalam
penawaran pembayaran (discount untuk tunai, kemudahan kredit, bunga
rendah, dan lain-lain).
2.9 Pengujian Hipotesa
28
Pada pengujian ini penulis menggunakan pengujian Uji T yaitu suatu uji
untuk mengetahui pengaruh bauran promosi terhadap keputusan pembelian
konsumen. Menurut Nachrowi dan Usman (2006:16) Uji T bertujuan untuk menguji
koefisien regresi, termasuk intercept secara individu.
Langkah-langkah :
1. Menentukan hipotesis
2. Membandingkan probabilitas t-statistik dengan alpha = 5 %
3. Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis :
Ho : b = 0, berarti tidak ada pengaruh secara signifikan antara variabel
independen terhadap variabel dependen.
Ha : b ≠ 0, berarti ada pengaruh secara signifikan antara variabel independen
terhadap variabel dependen.
Uji-t ini dilakukan dengan cara membandingkan antara probabilitas t-statistik
dengan α = 0,05 :
Bila p ≥ α = 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Bila p ≤ α = 0,05 maka Ho ditolak dan Ha ditolak.
Ho gagal ditolak berarti tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen
terhadap variabel dependen, sedangkan penerimaan Ha mempunyai arti terdapat
pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.
29
2.10 Penelitian Terdahulu
NO NAMA JUDUL METODE ANALISA HASIL
1 AGUS RUSLI
(2006)
PENGARUH IKLAN TERHADAP PRILAKU
KONSUMEN PADA PRODUK DETERJEN
ATTACK DI KELURAHAN SUKASARI
TANGGERANG BANTEN
Analisa
Kualitatif dan
Analisa
Kuantitatif
Regresi
Linier, dan
korelasi
Kualitas produk sangat
mempengaruhi
pembelian produk
teserbut
2 SEPTA
RIANSYAH
(2007)
PENGARUH HARGA, JENIS DAN KEMASAN
TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM
MELAKUKAN PEMBELIAN DETERJEN
ATTACK DI DESA NGOMBOL PURWOREJO
YOGYAKARTA
Analisa
Kualitatif dan
Analisa
Kuantitatif
Regresi
Linier, dan
korelasi
Harga sangat
berpengaruh dalam
pembelian produk
tersebut
3 CATUR
WIJAYANTO
PENGARUH HARGA, KUALITAS, JENIS DAN
KEMASAN TERHADAP
Analisa
Kualitatif dan
Regresi
Linier, dan
Harga dan kemasan
yang sangat
30
(2009) KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM
MELAKUKAN PEMBELIAN
DETERJEN RINSO DAN DETERJEN ATTACK DI
DESA
NGASINAN, NGUNTORONADI, WONOGIRI
Analisa
Kuantitatif
korelasi menentukan akan
produk tersebut.
4 DWI ENDAH
PERMANA
(2009)
PENGARUH KARAKTERISTIK PRODUK BARU
DAN MEMORI
IKLAN MEDIA TELEVISI TERHADAP
KEPUTUSAN KONSUMEN
MENGADOPSI DETERJEN ATTACK PLUS
SOFTENER
DI KELURAHAN MAKAMHAJI
SURAKARTA
Analisa
Kualitatif dan
Analisa
Kuantitatif
Regresi
Linier, dan
korelasi
Karatkteristik suatu
produk sangat
mempengaruhi produk
tersebut
5 USMAN
SARWANI
(2009)
PENGARUH IKLAN DAN HARGA TERHADAP
PRILAKU KONSUMEN PADA PRODUK
DETERJEN ATTACK DI KELURAHAN
SUKOHARJO NGAGLIK SLEMAN
YOGYAKARTA
Analisa
Kualitatif dan
Analisa
Kuantitatif
Regresi
Linier, dan
korelasi
Harga sangat
berpengaruh dalam
pembelian produk
tersebut
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Ruang Lingkup Penelitian
Sehubungan dengan judul yang penulis angkat yaitu: Pengaruh Iklan
Terhadap Prilaku Konsumen (Studi Kasus Deterjen Attack) maka pembahasan skripsi
ini hanya penulis batasi pada deterjen Attack dan konsumen di Kelurahan Srijaya
KM.5 Palembang.
31
3.2 Metode Pencarian Sampel
Disini penulis menggunakan metode Accidential Sampling, adalah tehnik
penentuan sample berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara accidental
bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sample, apabila orang yang
kebetulan ditemui cocok sebagai sumber data, Sugiono (2002:81). Dimana populasi
yang diambil untuk diteliti adalah berada di daerah Kelurahan Srijaya KM.5
Palembang yang keseluruhan koresponden adalah perempuan yang berjumlah 60
koresponden yang berusia 18 tahun sampai 55 tahun secara acidental sampling
menggunakan kuesioner kepada masyarakat yang terdiri dari mahasiswi, pedagang,
pegawai, ibu-ibu rumah tangga di Kelurahan Srijaya KM.5 Palembang.
3.3 Data Yang Digunakan
Untuk keperluan penulisan data yang digunakan ialah:
a. Data Primer
Data yang langsung mengadakan penelitian pada masyarakat atau
konsumen yang diambil secara langsung dari lapangan berupa jawaban
dan pertanyaan yang diberikan baik secara lisan maupun tulisan.
Dalam hal ini data primer berupa kuisioner kepada responden di
daerah Kelurahan Srijaya KM.5 Palembang.
b. Data Sekunder
32
Data yang diperoleh dengan cara melakukan penelitian keperpustakaan
dalam hal ini melalui, buku-buku, majalah-majalah, surat kabar,
internet, maupun artikel yang berhubungan dengan skripsi yang akan
ditulis.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Wawancara
Yaitu tehnik pengumpulan data dengan cara bertanya langsung
(berkomunikasi langsung) dengan responden yang diarahkan pada
suatu permasalahan.
b. Observasi
Yaitu tehnik pengumpulan data yang diperlukan secara sistematis dan
sengaja melalui pengamatan terhadap gejala yang diteliti.
c. Angket (Kuesioner)
Yaitu cara pengumpulan data dengan memberikan daftar pertanyaan
kepada responden untuk diisi.
3.5 Variable Operasional
33
Definisi variabel penelitian adalah merupakan suatu obyek, atau sifat, atau
atribut atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai bermacam-macam
variasi antara satu dengan lainnya yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
ditarik kesimpulannya. Umumnya diukur dengan menggunakan indikator yang
berupa variabel teramati. Contohnya sepert kualitas pelayanan, kepuasan pelanggan,
dan kesehatan.
Variable Indikator(X) IklanSumber Kotler (2002:653)
- Tujuan Iklan- Pengenalan produk baru- Mengingatkan pembeli- Mengubah keyakinan merek- Mempertahankan kesukaan merek tersebut.
- Pesan Iklan- Manfaat produk tersebut- Memberikan daya tarik - Pengaruh dari produk
- Media Iklan- Media elektronik- Media cetak
34
- Media outdor- Media berjalan- Media Katalog, brosur, agenda
(Y)Prilaku KonsumenSumber Betham (2002:63)
- Faktor Budaya- Kultur atau kebudayaan- Subkultur
- Faktor Sosial- Kelompok acuan- Keluarga- Peran dan status
- Faktor Pribadi- Usia- Pekerjaan- Keadaaan ekonomi- Gaya hidup- Kepribadian
- Faktor Psikologi- Motivasi- Kepercayaan
3.6 Metode Analisa
- Analisa Kualitatif
Suatu metode analisa yang merupakan teori-teori yang berhubungan
dengan permasalahan yang akan ditulis. Penelitian akan dilakukan melalui
kuisioner sebanyak 20 pertanyaan yang terdiri dari 10 pertanyaan tentang
iklan (variabel x) dan 10 pertanyaan tentang prilaku konsumen (variabel
y) yang disebarkan kepada responden di daerah Kelurahan Srijaya KM.5
Palembang.
35
- Analisa Kuantitatif
Suatu metode analisa dengan menggunakan hitungan yang didapat berupa
angka yang diolah ke dalam statistik dengan menggunakan metode
deskriptif. Adapun metode deskriptif yang digunakan untuk menghitung
pengaruh iklan terhadap prilaku konsumen pada deterjen Attack. Dimana
dianalisa menggunakan rumus:
1. Regresi Linier sederhana
Y = a + bX
Dimana:
Y = Prilaku Konsumen (variable terikat)
A = konstanta yang merupakan nilai Y pada saat X = 0
b = koefisien regresi
X = Iklan (variable bebas)
2. Untuk menentukan nilai a dan b dapat ditentukan dengan rumus
kuadrat terkecil (Least Sguare):
a =
b =
3. Dimana Analisis korelasi menurut Sugiono (2006:182), merupakan
suatu analisis untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan antara
36
dua variable. Tingkat hubungan tersebut dapat dibagi menjadi tiga
kriteria yaitu mempunyai hubungan positif, memunyai hubungan
negatif dan tidak mempunyai hubungan. Analisis korelasi
digunakan unatuk mengukur tinggi rendahnya derajat hubungan
antara variable yang diteliti. Koefisien korelasi yang mendekati
angka +1 berarti terjadi hubungan positif yang erat, bila mendekati
angka -1 berarti trejadi hubungan negatif yang erat. Sedangkan
koefisien korelasi yang mendekati angka 0 berarti hubungan antara
kedua variable adalah lemah atau tidak erat. Dengan nilai korelasi
adalah -1 ≤ r ≤ +1. untuk mencari nilai koefisien korelasi (r) dapat
digunakan rumus Korelasi Linier.
r =
Dimana:
r = bilangan konstan (kontanta)
X = Iklan
Y = Prilaku Konsumen
n = Jumlah data
Pedoman untuk memberikan interprestasi terhadap koefisien
korelasi
37
Interfal koefisien Tingkat hubungan
0,00 - 0,199
0,21 – 0,399
0,40 – 0,599
0,60 – 0,799
0,80 – 1,000
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat kuat
4. Untuk mengetahui apakah suatu hipotesis itu diterima atau ditolak
maka akan dilakukan uji hipotesis dalam langkah-langkah:
1. Menentukan hipotesis nol (Ho) dengan hipotesis (Ha)
Ho : µ = 0 tidak ada hubungan antara iklan dan keputusan
pembelian.
2. Hitung harga statistik pengujian dengan rumus:
=
Keterangan :
t = nilai hitung
r = koefisien korelasi
n = jumlah data
38
BAB IV
GAMBARAN UMUM DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan
PT. Kao Indonesia bergerak di bidang usaha barang-barang konsumsi
(Consumer Goods) yang secara garis besar dikelompokkan dalam 3 kategori sebagai
berikut: :
1. Perawatan Kulit yang meliputi sabun perawatan wajah dan sabun mandi "BIORE".
2. Perawatan Kesehatan berupa pembalut wanita "LAURIER".
3. Produk kebutuhan rumah tangga berupa sabun cuci pakaian "ATTACK".
39
Di dalam bidang usaha ini PT. Kao Indonesia berusaha sepenuh hati untuk
kepuasan dan peningkatan kualitas hidup konsumen dengan menciptakan produk-
produk yang berkualitas baik dan perspektif konsumen yang kita sebut "YOKI-
MONOZUKURI", Kao Corporation hadir di Indonesia dengan keyakinan bahwa
bangsa yang bersih adalah bangsa yang sejahtera. Dan cara hidup yang sehat adalah
cerminan sebuah tingkat kehidupan yang lebih baik.
Pada tahun 1985 Kao Corporation membuat sebuah langkah besar dengan
menggandeng PT. DINO INDONESIA INDUSTRIAL Ltd. yang telah memproduksi
bubuk deterjen Dino sejak tahun 1969. Gabungan dua perusahaan ini tetap bernama
PT. Dino Indonesia Industrial Ltd. dengan perbandingan saham 50 : 50. Bersama PT.
RODAMAS, KAO Corporation terus berusaha memasyarakatkan cara hidup yang
lebih bersih, lebih cantik dan lebih sehat.
Pada tahun 1990, dibentuklah PT. DINOKAO INDONESIA yang
memasarkan produk-produk PT. Dino Indonesia Industrial Ltd., dan di awal tahun
1997, PT. DINO INDONESIA INDUSTRIAL Ltd., bergabung dengan PT.
DINOKAO INDONESIA menjadi PT. KAO INDONESIA
Source: http://www.kao.com/id
4.2 Gambaran Umum Produk Attack
Attack deterjen berkualitas yang memiliki daya bersih tinggi dan selalu
berinovasi. Varian-variannya mempunyai kemampuan lebih untuk memenuhi
kebutuhan ibu rumah tangga yang berbeda-beda akan hasil cuciannya, sehingga
40
memberikan kepuasan menyeluruh setiap kali mencuci. Attack dalam menempatkan
produknya tetap menampilkan keunggulan yaitu dengan semboyan ”Attack kecil tapi
hebat” dalam bentuk lain yaitu denga melakukan iklan. Dimana terdapat komposisi
yang lebih sedikit dibandingkan dengan produk lain.
Terdapat juga keunggulan lain yang disampaikan oleh attack yaitu merupakan
deterjen anti redeposisi yang dapat mencuci bersih tanpa menempel kembali noda
yang sudah terangkat oleh deterjen pada kain dengan memakai Butiran Biolite dan
Attack merupakan butiran padat sehingga cukup membutuhkan sedikit untuk mencuci
pakaian.
Source: http://www.kao.com/id
4.3 Gambaran Umum Masyarakat
Penelitian dilakukan di Kelurahan Srijaya KM.5 Palembang dimana rata-rata
masyarakat taraf kehidupannya menengah keatas. Dengan jumlah populasi 21.508
jiwa, dan mempunyai 15 Rukun Warga, 56 Rukun Tetangga, 10.512 penduduk laki-
laki, 10.996 penduduk perempuan, 7.918 penduduk sebagai pegawai, 543 penduduk
sebagai pedagang atau wiraswasta, 45 penduduk sebagai pertukangan, 7.214
penduduk sebagai buruh, 282 penduduk sebagai pensiunan, 73 penduduk bergerak
dibidang jasa, 6 penduduk sebagai pemulung, sisanya siswa, mahasiswa serta ibu
rumah tangga.
41
4.4. Pembahasan
4.4.1 Demografi Responden
Dari hasil penelitian yang dilakukan selama 2 hari terhadap responden di
lingkungan Kelurahan Srijaya Palembang dapat disimpulkan gambaran umum
responden ditinjau dari jenis kelamin, umur atau usia serta pekerjaan. Hasil penelitian
yang diperoleh dapat dilihat pada data responden dibawah ini:
Karakteristik Responden dilihat dari Jenis Kelamin:
0
60
0
10
20
30
40
50
60
Jumlah
Laki-laki Perempuan
42
Selanjutnya adalah responden berdasarkan umur atau usia:
Karakteristik Responden dilihat dari Umur atau Usia
10
4
911
25
0
5
10
15
20
25
Jumlah Penduduk
usia 19-24 usia 25-30 usia 30-35 usia 36-40 usia 41-55
Selanjutnya adalah responden berdasarkan pekerjaan:
Karakteristik Responden dilihat dari Pekerjaan:
10
20
10
20
02468
101214161820
Jumlah
Mahasiswa PNS Pedagang Ibu RumahTangga
43
Berdasarkan data tersebut bahwa responden berjumlah 60 responden yang
berhasil penulis temui yang kesemuanya itu adalah perempuan di lingkungan
Kelurahan Srijaya KM. 5 Palembang terdiri dari 10 orang berusia 19 sampai 24
tahun, 4 orang berusia 25 sampai 30 tahun, 7 orang berusia 30 sampai 35 tahun, 14
orang berusia 36 sampai 40 tahun, 25 orang berusia 41 sampai 55 tahun serta terdiri
dari 10 mahasiswa, 20 PNS, 10 pedagang, 20 ibu rumah tangga.
4.4.2 Analisis Deskriptif Mengenai Iklan di masyarakat Kelurahan Srijaya
KM. 5 Palembang.
TABULASI HASIL KUISIONER PENGARUH IKLAN
No Kuisioner
Hasil Jumlah
Pertanyaan
Kuisioner
Rata-rata
1
Pernahkah konsumen mendengar tentang deterjen merek
Attack 231 3.85
2Pernahkah konsumen mendengar semboyan “Attack kecil
tapi hebat”.207 3.45
3 Seringkah konsumen melihat iklan deterjen Attack
sehari-hari.
198 3.30
44
4Seringkah konsumen diberikan arahan untuk
menggunakan deterjen merek Attack.133 1.88
5Seringkah konsumen merasakan manfaatkan dari produk
Attack sehari-hari.177 2.95
6Seringkah konsumen tertarik mengenai produk Attack
175 2.91
7
Seringkah konsumen merasakan pengaruh dari produk
Attack. 168 2.80
8Seringkah konsumen mendengar iklan produk Attack dari
media elektronik.228 3.8
9Seringkah konsumen melihat iklan produk Attack di
media cetak.145 3.41
10Seringkah konsumen dibagikan brosur tentang iklan
produk Attack75 1.25
Rata-rata keseluruhan X 2.86
Dari data tabulasi tersebut mengenai iklan maka dapat dilihat hasil rata-
ratanya X 2,86 dan hasil rata-rata tertinggi tentang informasi iklan Attack dimana
koresponden banyak mendengar dan mengetahui tentang produk Attack melalui
mendengar dari orang lain atau melihat iklan produk Attack melalui media elekttronik
maupun media cetak. Selebihnya koresponden banyak mengetahui tentang produk
Attack dari ketertarikannya sendiri untuk mencoba, merasakan, ingin mengetahui
berpengaruh atau tidak. Dan hasil terendah koresponden tidak mengetahui tentang
produk Attack dipengaruhi oleh tidak adanya arahan, bimbingan, serta diberikannya
brosur mengenai iklan produk Attack.
45
4.4.3 Analisis Deskriptif Mengenai Prilaku Konsumen di masyarakat
Kelurahan Srijaya KM. 5 Palembang.
TABULASI HASIL KUISIONER PRILAKU KONSUMEN
No Kuisioner
Hasil Jumlah
Pertanyaan
Kuisioner
Rata-
rata
1Pernahkan konsumen menggunakan deterjen untuk mencuci
pakaian.289 4.81
2Pernahkah konsumen membeli deterjen merek Attack
208 3.46
3Seberapa sering konsumen membuktikan kebenaran iklan
Attack167 2.78
4 Terbuktikah iklan deterjen Attack dengan kenyataan 178 2.96
46
5Seberapa sering mengganti deterjen yang biasa dipakai
dengan deterjen Attack186 3.10
6Seberapa sering konsumen menggunakan deterjen merek
Attack203 3.38
7Seringkah konsumen menggunakan produk Attack karena
terpaksa112 1.86
8Seringkah konsumen menggunakan produk Attack karena
ikut-ikutan103 1.71
9Seringkah konsumen menggunakan produk Attack karena
dorongan pribadi187 3.11
10Seringkah konsumen menggunakan produk Attack karena
percaya173 2.88
Rata-rata keseluruhan Y 3.01
Dari data prilaku konsumen yang telah didapat, maka hasil rata-ratanya ialah
Y 3,0 yang kesemuanya itu koresponden pernah mencuci menggunakan deterjen
pakaian, serta koresponden pernah mencuci menggunakan deterjen Attack. Dari rata-
rata tertinggi mengenai prilaku konsumen, koresponden sebagian besar banyak yang
telah membeli dan menggunakan produk Attack, serta sering juga menggunakannya,
baik itu menggunakan atau memakai produk Attack karena iklan, dorongan pribadi,
atau pun koresponden membeli dan menggunakan produk Attack karena sudah
percaya. Dari hasil rata-rata terendah koresponden tidak pernah dipaksa atau ikut-
ikutan untuk membeli produk attack. Jadi koresponden murni membeli dan
menggunkan produk Attack dari melihat iklan, dorongan pribadi, serta telah percaya
akan produk Attack yang telah digunakan sebelumnya.
47
4.4.4 Pengaruh Iklan Terhadap Prilaku Konsumen Pada Produk Deterjen
Attack Di Kelurahan Srijaya Km.5 Palembang.
Iklan merupakan suatu strategi perusahaan untuk menghadapai pesaing dan
meraih image atau daya tarik kepada konsumen maka dari itu beriklan sangat
dibutuhkan oleh perusahaan. Dengan adanya iklan bisa mempengaruhi prilaku
konsumen yang tadinya tidak tahu menjadi tahu, yang belum mengenal menjadi
mengenal, yang belum menggunakan menjadi menggunakan. Dari data tabulasi
kuisioner yang telah di olah.konsumen banyak mengetahui produk Attack dari iklan
baik iklan dari media elektronik maupun iklan dari media cetak. Dengan iklan yang
sering di dengar, dilihat oleh konsumen maka dapat berpengaruh besar terhadap
prilaku konsumen untuk konsumen itu membeli, menggunakan, ataupun untuk
sekedar mencoba produk khususnya produk Attack.
4.4.5 Analisa Regresi Linier Sederhana
4.4.5.1 Regresi Linier Sederhana
Coefficients(a)
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta B Std. Error
1 (Constant) 1.655 .404 4.095 .000
Iklan .473 .141 .404 3.364 .001
a Dependent Variable: prilaku konsumen
Sumber data diolah menggunakan SPSS 17.0
48
Hasil analisis regresi tersebut diperoleh model regresi untuk menyatakan
persamaan pengaruh iklan (X) terhadap prilaku konsumen (Y) pada produk attack
khususnya yaitu: Y= 1.655 + 0.473 X, dimana regresi tersebut menjelaskan bahwa
pengaruh iklan sebesar 0,473 memberikan arti bahwa iklan sangat berpengaruh terhadap
prilaku konsumen untuk merespon suatu produk.
4.4.5.2 Koefisien Korelasi
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .404(a) .163 .149 .27002
a Predictors: (Constant), iklan
Sumber data diolah menggunakan SPSS 17.0
dari variable tersebut diperoleh nilai Adjusted R-square yang positif sebesar
0,149 hal ini berarti ada pengaruh iklan terhadap prilaku konsumen tentang produk
Attack sebesar 14,9% sedangkan sisanya 85,1% dipengaruhi oleh variable-variable
lain diantaranya seperti minat membeli, alternatif pilihan deterjen lain, dan dorongan
pribadi. Dari tabel pedoman untuk memberikan nilai interprestasi terhadap koefisien
korelasi maka dapat dilihat hubungan antara iklan dengan prilaku konsumen pada
produk Attack tingkat hubungannya sangat rendah.
4.4.5.3 Test Koefisien Korelasi atau Uji t-hitung
49
Coefficients(a)
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta B Std. Error
1 (Constant) 1.655 .404 4.095 .000
Iklan .473 .141 .404 3.364 .001
a Dependent Variable: prilaku konsumen
Sumber data diolah menggunakan SPSS 17.0
Hasil uji parsial (uji t) dapat dijelaskan bahwa pengaruh iklan terhadap prilaku
konsumen pada produk Attack ditunjukan dengan nilai 3,364 yang mana nilai
signifikannya sebesar 0.01 > 0,05. sehingga dapat dikatakan ada pengaruh yang
signifikan antara pengaruh iklan dengan prilaku konsumen pada masyarakat
kelurahan srijaya km. 5 palembang.
4.4.5.4 Pembahasan
PT. Kao indonesia yang memproduksi produk deterjen attack dalam
memasarkan produknya menggunakan iklan sebagai salah satu sarana untuk promosi
sekaligus untuk mengenalkan produknya di masyarakat. Ini terlihat dari data tabel
pengaruh iklan menunjukkan angka rata-rata X 2,86 dan angka rata-rata Y 3,01
dimana angka rata-rata X memang lebih kecil dari anggka rata-rata Y itu berarti
walapun dengan sedikitnya beriklan yang di tanggapi, di mengerti, di ketahui
sebagian masyarakat maka ada pengaruh dorongan lain yang menyebabkan konsumen
masih tetap menggunakan produk deterjen Attack seperti penggunaan deterjen sehari-
50
hari untuk mencuci selain sabun colek, dan sabun batangan, deterjen alternatif, atau
juga dorongan pribadi untuk ingin menggunakan produk Attack.
Dari hasil tabulasi koefisien terdapat nilai a=1,655 dimana pengaruh iklan
mempengaruhi prilaku konsumen, b=.0,473 nilai b positif berarti semakin tinggi atau
banyak perusahaan beriklan maka akan semakin berpengaruh pada prilaku konsumen
dalam hal mengetahui dan lebih lagi dalam hal menggunakan produk tersebut.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Iklan merupakan salah satu sarana promosi dimana dengan beriklan
perusahaan dapat menyampaikan informasi suatu produk, keunggulan suatu produk,
serta petunjuk praktis suatu produk yang merupakan salah satu strategi dalam
menghadapi suatu persaingan dengan pihak lain. Berdasarkan pada bab-bab
sebelumnnya dimana hasil perhitugan koefisien korelasi dimana nilai 14,9% dapat
51
dinyatakan bahwa ada hubungan yang rendah dan positif antar iklan dan prilaku
konsumen hal ini menunjukkan bahwa keputusan konsumen untuk suka atau tertarik
memakai produk tersebut tidak hanya dipengaruhi oleh iklan tetapi juga bisa
dipengaruhi oleh variable-variable lain diantaranya seperti minat membeli, alternatif
pilihan deterjen lain, dan dorongan pribadi. PT. Kao Indonesia yang merupakan salah
satu perusahaan penghasil deterjen Attack harus dapat meningkatkan volume promosi
baik dari media elektronik maupun media cetak khususnya selebaran dan brosur guna
lebih memberikan informasi produk Attack khususnya kepada konsumen yang
mengetahuinya.
5.2 Saran-saran
Dengan adanya data yang telah diolah dan dengan melihat data tabulasi
tentang iklan serta data tabulasi tentang prilaku konsumen. Maka penulis
menyarankan agar:
1. PT. Kao Indonesia hendaknya lebih meningkatkan promosi dengan cara
beriklan, khususnya iklan melalui media cetak seperti brosur atau selebaran
yang harus dibagikan di pusat perbelanjaan, toko-toko atau warung kecil.
2. PT. Kao Indonesia hendaknya banyak melakukan demo-demo produknya baik
melalui media televisi maupun demo langsung di tempat-tempat seperti
52
sekolahan, bagaimana mengajarkan anak-anak untuk giat mencuci sendiri
serta demo bagaimana cara mencuci yang baik, dan juga memberikan contoh
bahwa produk deterjen Attack adalah salah satu deterjen yang baik dan ramah
lingkungan. Tak lupun juga pada masyarakat di kelurahan dan di lingkungan
ibu-ibu PKK dan posyandu. Tujuannya agar konsumen lebih mengenal dan
yakin akan produk Attack yang di sampaikan.
3. PT. Kao Indonesia juga hendaknya melakukan promosi melalui media outdor
dan media berjalan, seperti stiker pada bus atau oplet umum.
DAFTAR PUSTAKA
Betham, Jeremi, 2002, Prilaku Konsumen, Erlangga, Jakarta.
Jefkins, Frank, 2003, Periklanan, Erlangga, Jakarta.
Kotler, Philip, 2006 Manajemen Pemasaran, Salemba Empat, Jakarta.
Kotler, Philip, dan Susanto, AB, 2002, Manajemen Pemasaran Indonesia,
Salemba Empat, Jakarta.
Kotler Philip, 2002, Manajemen Pemasaran, Edisi Millenium 1, Prehallindo,
Jakarta.
53
Sugiono, 2002, Metode Penelitian Bisnis, Alfabet, Bandung.
Sugiono, 2006, Metode Penelitian Bisnis, Alfabet, Bandung.
Sigit, Suardi, 2002, Marketing Bisnis, Erlangga, Jakarta.
Sudjanah, 2002, Metode Statistik, Tarsito, Jakarta
Riduwan & Akdon. 2006. Rumus Data Dalam Aplikasi Statistika, Alfabeta,
Bandung.
Nachrowi, Nachrowi D & Usman, Hardius. 2006. Pendekatan Populer Dan Praktis
Ekonometrika Untuk Analisis Ekonomi Dan Keuangan. Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia, Jakarta
http://www.kao.com/id/
http://ilmumanajemen.com/
54