Post on 11-Jul-2015
RANCANGAN PENATAAN ULANG KURIKULUM
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
PUSAT KURIKULUM DAN PERBUKUAN
LANDASANPeraturan Presiden No. 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014
Prioritas 2: Pendidikan
3) Metodologi: Penerapan metodologi pendidikan yang tidak lagi berupa pengajaran demi kelulusan ujian (teaching to the test), namun pendidikan menyeluruh yang memperhatikan kemampuan sosial, watak, budi pekerti, kecintaan terhadap budaya-bahasa Indonesia melalui penyesuaian sistem Ujian Akhir Nasional pada 2011 dan penyempurnaan kurikulum sekolah dasar dan menengah sebelum tahun 2011 yang diterapkan di 25% sekolah pada 2012 dan 100% pada 2014;
5) Kurikulum: Penataan ulang kurikulum sekolah yang dibagi menjadi kurikulum tingkat nasional, daerah, dan sekolah sehingga dapat mendorong penciptaan hasil didik yang mampu menjawab kebutuhan SDM untuk mendukung pertumbuhan nasional dan daerah dengan memasukkan pendidikan kewirausahaan (diantaranya dengan mengembangkan model link and match);
SKEMA PENATAAN ULANG KURIKULUM
Khonghucu
Islam Text
Hindu
Buddha
Pendidikan Agama
Penataan Ulang
Kristen
Katolik
HAKIKAT PENDIDIKAN AGAMA• Pendidikan agama merupakan mata pelajaran yang
bersumber dari Kitab Suci setiap agama, yang dapat mengembangkan kemampuan peserta didik dalam memperteguh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta berakhlak mulia/budi pekerti luhur, menghormati dan menghargai semua manusia dengan segala persamaan dan perbedaannya.
FUNGSI DAN TUJUAN PENDIDIKAN AGAMA
• Pendidikan agama berfungsi membentuk manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia dan mampu menjaga kedamaian dan kerukunan hubungan inter dan antarumat beragama.” (PP No.55 Tahun 2007 Pasal 2 ayat 1)
• Pendidikan agama bertujuan untuk berkembangnya kemampuan peserta didik dalam memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai agama yang menyerasikan penguasaannya dalam ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. (PP No.55 Tahun 2007 Pasal 2 ayat 2)
ARAH PENATAAN ULANG PENDIDIKAN AGAMA
• Bersumber dari Kitab Suci setiap Agama. • Memerhatikan dan mengedepankan pendidikan akhlak mulia;• Memberi warna pada pendidikan karakter bangsa,
kewirausahaan, dan ekonomi kreatif;• Memerhatikan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta menyikapi arus globalisasi secara positif dan proporsional;
• Konsisten dan tetap menjadi parameter perkembangan politik, ekonomi, sosial, budaya, keadilan gender, multikultural, kearifan lokal, dan lainnya;
• Membahas isu-isu kontemporer.
RUANG LINGKUP PENDIDIKAN AGAMA
Islam
Kristen Allah dan Karya Nya, dan Nilai-nilai Kristiani
Katolik
Al Quran-Al Hadits, Aqidah, Akhlak, Fikih, dan Sejarah Peradaban Islam
Hindu Kitab Suci, Tatwa, Susila, Acara, dan Sejarah Agama Hindu
Pribadi Siswa, Yesus Kristus, Gereja, dan Hidup bermasyarakat
BuddhaKeyakinan (Saddha), Sila, Samadhi, dan Panna; Tripitaka (Tipitaka); dan Sejarah
Khonghucu Keimanan, Perilaku Jun Zi , Tata Ibadah, Kitab Suci, dan Sejarah Suci
Penataan Ulang PPKn• Mengubah nama mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) menjadi
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn).• Menempatkan mata pelajaran PPKn sebagai bagian utuh dari kelompok mata
pelajaran yang memiliki misi pengokohan kebangsaan• Mengorganisasikan SK-KD dan indikator PPKn secara nasional dengan memperkuat
nilai dan moral Pancasila; nilai dan norma UUD NRI Tahun 1945; nilai dan semangat Bhinneka Tunggal Ika; serta wawasan dan komitmen Negara Kesatuan Republik Indonesia.
• Memantapkan pengembangan peserta didik dalam dimensi: (1) pengetahuan kewarganegaraan; (2) sikap kewarganegaraan; (3) keterampilan kewarganegaraan; (4) keteguhan kewarganegaraan; (5) komitmen kewarganegaraan; dan (6) kompetensi kewarganegaraan.
• Mengembangkan dan menerapkan berbagai model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik PPKn yang berorientasi pada pengembangan karakter peserta didik sebagai warganegara yang cerdas dan baik secara utuh.
• Mengembangkan dan menerapkan berbagai model penilaian proses pembelajaran dan hasil belajar PPKn
Hakikat PPKn
• Kesadaran sebagai warga negara (civic literacy), • Komunikasi sosial kultural kewarganegaraan
(civic engagement), • Kemampuan berpartisipasi sebagai warga
negara (civic skill and participation), • Penalaran kewarganegaraan (civic knowledge), • Partisipasi kewarganegaraan secara
bertanggung jawab (civic participation and civic responsibility),
Alasan Perubahan PKn menjadi PPKn
AKSEPTABLE KARENA PERNAH DIGUNAKAN
SEBELUMNYAPADA ERA UU 2/1989
(Sosiologis-Yuridis)
SBG NOMENKLATUR DALAM pkn SEBAGAI
NAMA JENIS MENURUT UU 20/2003
(Yuridis)
SBG PENDIDIKAN NILAI, MORAL DAN KEWARGANEGARAAN
KHAS INDONESIA(Filosofis, Yuridis, Pedagogis)
DIDUKUNG OLEH KAJIAN AKADEMIS DISIPLIN KEILMUAN
PIPS-PKn (Filosofis-Pedagogis)
SBG WAHANA PENGEMBANGAN WATAK DAN PERADABAN
BANGSA SESUAI Ps 3 UU 20/2003(Filosofis-Yuridis)
PPKn
Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk membentuk peserta
didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan
dan cinta tanah air
(diadopsi dari Penjelasan pasal 37 UU 20/2003)
“Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk mengembangkan
peserta didik menjadi manusia Indonesia yang memiliki rasa
kebangsaan dan cinta tanah air, yang dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945”
(Substansi Penjelasan pasal 37 UU 20/2003 yang direvitalisasi dengan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945
PKn (2006) PPKn (2012)
LINGKUP/SUBSTANSI UTAMA PKn PPKn
RUANG LINGKUP1. Persatuan dan Kesatuan
bangsa2. Norma, hukum dan
peraturan3. Hak asasi manusia 4. Kebutuhan warga negara 5. Konstitusi Negara 6. Kekuasan dan Politik7. Pancasila 8. Globalisasi
RUANG LINGKUP1. Pancasila, sebagai dasar negara
dan pandangan hidup bangsa 2. UUD 1945 sebagai hukum dasar
yang menjadi landasan konstitusional kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
3. Bhinneka Tunggal Ika, sebagai wujud keberagaman kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dalam keberagaman yang kohesif dan utuh
4. Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebagai bentuk final Negara Republik Indonesia
PKn-2006PPKn -2012
DIAGRAM KETERKAITAN RUANG LINGKUP PPKn
UNDANG-UNDANGDASAR1945
BHINNEKA TUNGGALIKA
NEGARA KESATUANREPUBLIK
INDONESIA
PANCASILA
HASIL KAJIAN KOMPETENSI BAHASA INDONESIA
• Standar Isi mata pelajaran Bahasa Indonesia (Lampiran Permendiknas 22/2006) pada dasarnya sudah mampu meningkatkan keterampilan peserta didik berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan.
• Berdasarkan hasil kajian terhadap dokumen dan pelaksanaan serta perbandingan dengan beberapa kurikulum negara lain ada beberapa hal yang perlu disempurnakan, seperti (a) cakupan kompetensi dasar (KD) ada yang telah dijabarkan secara panjang lebar tetapi ada pula yang masih terbatas, (b) urutan sajian KD belum semuanya tertata dengan baik, dan (c) gradasi beberapa KD belum tersusun secara jelas dan logis, baik antarsemester, antarkelas, maupun antarjenjang dan juga jumlah KD masih terlalu banyak.
• Berdasarkan hasil kajian terhadap pelaksanaan, pemahaman guru dalam memahami dan menjabarkan standar isi juga bervariasi karena kurangnya penjelasan dan rambu-rambu pelaksanaan.
Mengapa Berubah
• Memahami dan menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat berpikir, berekspresi, dan berkomunikasi
• Meningkatkan kemampuan peserta didik menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.
• Meningkatkan penguasaan pengetahuan dan keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia.
• Meningkatkan kompetensi berbahasa Indonesia (memahami dan merespon situasi lokal, regional, nasional, dan global).
TUJUAN MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
SATUAN PENDIIDIKAN
RUANG LINGKUP LAMA
RUANG LINGKUP BARU
SD
1. MENDENGARKAN2. BERBICARA3. MEMBACA4. MENULISCatt : aspek sastra telah terintegrasi
ke dalam 4 keterampilan di atas
1. MENYIMAK2. BERBICARA3. MEMBACA4. MENULISCatt : aspek sastra telah terintegrasi ke dalam 4 keterampilan di atas
SMP
dan
SMA
1. MENDENGARKAN2. BERBICARA3. MEMBACA4. MENULIS
1. MENDENGARKAN2. BERBICARA3. MEMBACA4. MENULIS
Catt : Judul Kemampuan Berbahasa dan Kemampuan Bersastra tidak muncul sehingga terkesan terjadi pengulangan aspek, padahal kompetensinya berbeda (kompetensi kebahasaan dan kesastraan)
KEMAMPUAN BERBAHASA1.MENYIMAK2.BERBICARA3.MEMBACA4.MENULIS KEMAMPUAN BERSASTRA1.MENYIMAK2.BERBICARA3.MEMBACA4.MENULIS Catt: Judul Kemampuan Berbahasa dan Kemampuan Bersastra dimunculkan agar jelas kompetensi apa yang akan dicapai
• Menata kembali kompetensi sesuai dengan arah pengembangan aspek (reseptif : mendengarkan dan membaca, produktif : berbicara dan menulis)
• Menata kembali tingkat kesulitan kompetensi sesuai dengan tingkat perkembangan usia.
• Menata kembali penyebaran kompetensi agar tidak berulang
• Menajamkan kembali rumusan kompetensi agar lebih jelas.
• Mencantumkan judul Kemampuan Berbahasa dan Kemampuan bersastra yang masing-masing terdiri atas 4 aspek agar lebih jelas.
• Menambah KD untuk jenjang SD :
a. membiasakan sikap membaca yang benar
b. membiasakan sikap menulis yang benar.
PERUBAHANMATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
• Menyederhanakan tuntutan sumber belajar yang sulit agar kompetensi tetap dimiliki siswa.
misalnya : membaca puisi dari buku antologi puisi --
membaca puisi dari berbagai sumber
• Menambah KD “mengandaikan diri sebagai ….(tokoh atau profesi tertentu). Hal ini dimaksudkan untuk melatih daya imajinasi dan empati siswa
• Mencantumkan jumlah buku yang wajib dibaca siswa untuk tiap jenjang (hasil kesepakatan dengan kelompok sastrawan)
SD : 12 buku (6 buku sastra dan 6 buku nonsastra)
SMP : 24 buku (12 buku sastra dan 12 buku nonsastra)
SMA : 30 buku (15 buku sastra dan 15 buku nonsastra)
• Hasil membaca buku sastra dan nonsastra harus diujikan dalam berbagai bentuk (laporan, komentar, meringkas, menceritakan kembali, dll)
PENATAAN ULANG MATEMATIKA
TUJUAN PENATAAN ULANG
1. Memantapkan pelaksanaan kurikulum matematika dengan menggunakan pendekatan belajar aktif
2. Memberi penguatan kompetensi matematika: pemahaman konsep, representasi dan penafsiran, penalaran dan pembuktian, pemecahan masalah, komunikasi, dan menghargai matematika dan kegunaan matematika
3. Mengintegrasikan pendidikan karakter, ekonomi kreatif dan kewirausahaan, dan konten-koten lain dalam kurikulum matematika
Mengapa berubah
1. Implementasi kurikulum matematika belum konsisten, efektif, efisien, dan berkualitas sesuai SNP
2. bervariasinya pemahaman SK dan KD, perumusan ke dalam indikator, dan implementasinya dalam pembelajaran dan penilaian (didukung hasil studi TIMSS, PISA). Pembelajaran kurang memperhatikan unsur representasi, penalaran, penafsiran, dan pemecahan masalah, selain unsur pemahaman konsep, dan pembuktian, yang tercermin dari silabus dan RPP, serta instrumen penilaian
RUANG LINGKUP
SKKD 2006 USULAN SKKD 2012
Isi
Bilangan Bilangan
Geometri dan pengukuran Geometri dan pengukuran
Pengolahan data/Statistika dan Peluang Pengolahan data/Statistika dan Peluang
Aljabar Aljabar
Trigonometri Trigonometri
Kalkulus Kalkulus
Proses
Pemahaman Konsep Pemahaman
Komunikasi dan Penalaran Representasi dan Penafsiran
Penalaran dan Pembuktian
Pemecahan Masalah Pemecahan Masalah
Sikaprasa ingin tahu, perhatian, minat belajar, sikap ulet, percaya diri
Menghargai matematika dan kegunaannya dalam kehidupan; Disiplin, konsisten, dan taat azas; Berpikir logis, berpikir analitis, sintesis dan evaluatif kritis, alternatif, kreatif, inovatif, serta dapat menjelaskan pemikirannya dan kemampuan bekerjasama untuk memecahkan masalah.
Ruang lingkup SKKD 2006 Usulan SKKD 2012
Penjurusan di SMA
Jurusan IPA: menggunakan SK-KD/Kurikulum matematika IPA
Jurusan IPA: menggunakan SK-KD/Kurikulum matematika Level A
Jurusan IPS: menggunakan SK-KD/Kurikulum matematika IPS
Jurusan IPS: dapat memilih SK-KD/Kurikulum matematika level B atau level A
Jurusan Bahasa: menggunakan SK-KD/ Kurikulum matematika Bahasa
Jurusan Bahasa: dapat memilih SK-KD/Kurikulum matematikalevel C, level B, atau level A
•Menyelaraskan kata kerja antarSK-KD•Memperbaiki rumusan SK-KD agar lebih jelas•Menggabung KD-KD yang terlalu kecil•Mengurangi KD•Menambah KD baru sesuai dengan rumusan SK•Mengakomodasi hasil studi PISA dan TIMSS
PERUBAHAN YANG DILAKUKAN