Post on 02-Oct-2015
description
PROPOSAL
DESAIN PRODUK 4
DESAIN SEPEDA UNTUK TUKANG SOL SEPATU
Mahasiswa:
Mario Ryan Haryono (Nrp: 3410100185)
JURUSAN DESAIN PRODUK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA 2013
SURAT KESEDIAAN MITRA
Yang bertanda tangan di bawah ini kami:Nama : Danni Susanto S. TJabatan : OwnerIdentitas (KTP) : 357 8222 8048 0001Mewakili instansi : Smarttech 2007Alamat instansi : Jl. Ketintang PTT V8/10 - SurabayaTelepon/HP : 085733664160 / 03183111140E-mail : Daffa.Krep@gmail.com
Menyatakan kesediaan instansi kami untuk bekerjasama sebagai mitra dalamkegiatan mahasiswa dalam kuliah Perancangan Desain Produk 4 - ITS Surabaya, sebagai berikut:
Judul Perancangan : Desain Sepeda Untuk Tukang Sol Sepatu
Mahasiswa : Mario Ryan HaryonoNRP : 3410100185Mata Kuliah Perancangan : Desain Produk 4Semester : Genap 2013/2014
Bahwa instansi kami bersedia untuk memenuhi peran / tugas / kontribusi sebagaimitra perancangan sebagai:
Untuk studi eksisting produk, observasi, dokumentasi, in deep interview, atau rencana implementasi produk.
Surat pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya untuk digunakan seperlunya.
Surabaya,11 Maret 2014
Yang membuat pernyataan
(..................................................)
i
IDENTITAS PERANCANGAN
1. Judul Usulan : Desain Sepeda Untuk Tukang Sol Sepatu
2. Mahasiswa
a. Nama Lengkap : Mario Ryan Haryono
b. NRP : 3410100185.
3. Tema Perancangan : Sepeda Untuk Pekerjaan Khusus
4. Objek Perancangan : Desain Sepeda
5. Lokasi Perancangan : Surabaya
6. Hasil yang ditargetkan :
a. Menghasilkan DR&O dan Kriteria Sepeda Untuk Sol Sepatu.
b. Blue print desain Sepeda Untuk Sol Sepatu, berupa technical drawing &
product drawing.
c. Menghasilkan Mock-up atau Model berskala Sepeda Untuk Sol Sepatu
yang siap di realisasikan.
7. Mitra yang terlibat : SMARTTECH
ii
ABSTRAKSI
Permasalahan efektifitas kinerja tukang sol sepatu saat ini dipengaruhi oleh
fasilitas, medan kerja dan kemampuan dari tukang sol epatu itu sendiri, namun dalam
menjangkau area yang luas dan aksebilitas yang leluasa maka diperlukan sarana
transportasi yang dapat mengakomodasi segala kebutuhan tukang sol sepatu baik
peralatan maupun aksebilitas untuk menuju tempat bekerja.
Adanya transportasi untuk tukang sol sepatu dibutuhkan selain untuk
mencapai tempat kerja dengan lebih efisien juga dapat digunakan sebagai sarana
menampilkan hasil kerja dari tukang sol sepatu itu. Masih banyak dijumpai tukang sol
sepatu yang hanya mengandalkan kemampuannya dalam menempuh jarak jauh hanya
dengan bermodal berjalan kaki. Dengan berjalan kaki memang dapat menghemat
biaya dalam peralatan penunjang profesinya, akan tetapi akan sangat berpengaruh
dalam kefisienan bekerja. Banyak waktu dan tenaga yang terbuang percuma hanya
untuk mencari pelanggan. Di lain tempat telah banyak pula dijumpai tukang sol
sepatu yang meanfaatkan kendaraan bermotor untuk dapat mencari pelanggan.
Penggunaan kendaraan bermotor sebagai prasarana transportasi unutk tukang sol
sepatu dirasa kurang begitu efisien ditinjau dari biaya akomodasinya serta perawatan
kendaraan bermotor tersebut. Keadaan lingkungan di Surabaya yang sudah semakin
padat oleh kendaraan bermotor dan masalah polusi sebagai hasil buang BBM juga
menjadi salah satu faktor yang membuat kendaraan bermotor kurang tepat untuk
tukang sol sepatu.
Menyikapi hal itu itu maka diperlukan sebuah transportasi berupa sepeda
yang khusus didesain untuk tukang sol sepatu yang dapat meningkatkan kefisienan
kerja bagi tukang sol sepatu itu. Degan penggunaan sepeda yang khusus untuk tukang
sol sepatu, maka akan memudahkan tukang sepatu dalam menjangkau pelanggan
serta seabagai etalase hasil kerjanya. Pemilihan sepeda sebagai sarana atau alat kerja
bagi tukang sepatu karena pilihan penggunaan kendaraan bermotor yang dapat
memperburuk kondisi udara dan lingkungan di Surabaya. Penggunaan sepeda juga
agar dapet menjangkau area yang tidak dapat dilalui oleh kendaraan bermotor.
Keunggulan penelitian ini adalah mengawali adanya upaya peningkatan taraf
iii
hidup serta keefisienan kerja tukang sol sepatu. Disamping itu penilitian ini juga
berusaha untuk menghasilkan desain yang tepat guna serta nyaman untuk digunakan
oleh tukang sol sepatu untuk mendukung kegiatannya sehari hari.
iv
DAFTAR ISI
Surat Kesediaan Mitra. i
Identitas Perancangan..ii
Abstraksi.....iii
Daftar Isi......v
I. PENDAHULUAN. .1
I.1.Latar Belakang..1
I.2. Perumusan Masalah . .2
I.3. Batasan Masalah. 3
I.4. Tujuan Perancangan. . .3
I.5. Manfaat....... .. .3
II. TINJAUAN TEORI & EKSISTING PRODUK .......4
II.1. Teori Tentang Sepeda (Umum)..............................................................4
II.1.A. Komponen Sepeda ........................................................................4
II.1.B. Material Frame Sepeda .............................................................7
II.2. Syarat -syarat Keselamatan Sepeda Berdasarkan BSN.........................8
II.2.1. Standar Nasional Indonesia (SNI) Sepeda .........................................8
II.2.2. Syarat syarat Keselamatan Sepeda .................................................8
II.3. Pedoman Bersepeda .........................................................................10
II.4. Karakteristik Sepeda ....................11
II.5. Tinjauan Macam - macam Frame Sepeda .......................................12
II.6. Emotional Design ............................................................................13
II.7. Tinjauan Desain Sebelumnya ............... ..........................................15
II.8. Tinjauan Desain Acuan ...............................................................16
III. METODOLOGI & KERANGKA ANALISA..... ...17
III.1. Metode Perancangan...........................................................................12
III.2. Kerangka Analisa Perancangan...........................................................14
III.3. Kerangka Analisa Perancangan...........................................................14
IV. SKETSA IDE. ........21
IV.1. Gambar Tampak & Perspektif...........21
v
IV.2. Gambar Operasional ......... ...26
DAFTAR PUSTAKA ...........28
LAMPIRAN-LAMPIRAN......29
Foto-foto hasil survey dan observasi
Hasil wawancara ahli/deep interview (record prolog atau rekaman
audio/video)
vi
1. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Pekerjaan tukang sol sepatu mengharuskan user untuk mencari pelanggan
dari pintu ke pintu. Cara untuk mencari pelanggan dapt dilakukan dengan cara
berjalan kaki hingga memanfaatkan alat transportasi. Dengan berjalan para tukang
sol sepatu ini menggunakan sarana berupa alat pikul sebagai tempat meletakkan
kursi kecil serta peralatan untuk memperbaiki atau menjahit sol sepatu. Seiring
barjalannya waktu banyak ditemui pula para tukang sol sepatu yang menggunakan
sepeda angin sebgai sarana mencari pelanggan dengan menggunakan kotak yang
diletakkan pada bagian belakang boncengan. Selain menggunakan sarana
transportasi sepeda angin, para tukang sol sepatu ini juga ada yang memanfaatkan
sepeda motor yang diberi tempat perkakas pada bagian belakangnya sebagai
sarana mencari pelanggan.
Kemudahan menjangkau pemukiman penduduk yang notabanenya
menjadi area dengan jumlah pelanggan terbanyak menjadi hal yang mutlak bagi
seorang tukang sol sepatu. Dengan medan yang hampir seluruhnya berupa jalanan
yang didominasi paving stone dan aspal. Dengan penggunaan sepeda, seorang
tukang sol sepatu dapat melalui jalan raya pada umumnya serta masuk ke dalam
gang yang cukup sempit yang sering dijumpai di pemukiman padat penduduk.
Tuakang sol sepatu yang menggunakan sepeda sebagai sarana transportasi mereka
menempatkan kotak peralatan dan tempat kursi di boncengan belakang sepeda
mereka.
Dalam kasus tukang sol sepatu ini sepeda yang mereka gunakan rata
rata adalah sepeda city bike. Dengan menggunakan basis city bike yang hampir
seluruhnya menyediakan tempat boncengan untuk penumpang belakang. Dengan
peralihan fungsi boncengan, maka didapatkan tempat meletakkan kotak perkakas.
Setelah mereka menemukan pelanggan, mereka akan segera memarkir sepedanya
ditempat yang tidak jauh dari tempat mereka akan mengerjakan pesanan
pelanggan. Setelah mereka memarkir sepedanya, mereka mulai membuka tempat
1
peralatan serta mngembil kursi tempat mereka duduk untuk mengerjakan
permintaan pelanggan.
Menyikapi hal ini maka diperlukan adanya sebuah sepeda yang dapat
menjangkau area area terpencil di pemukiman padat penduduk. Untuk
menunjang kegiatan reparasi maka perlu juga diintegrasikannya peralatan serta
tempat duduk agar memudahkan saat bongkar muat peralatan serta
mempersiapkan tempat kerjanya.
I.2. Perumusan Masalah
Permasalahan dalam alat penunjang dan sarana transportasi bagi tukang
sol sepatu saat ini adalah waktu yang diperlukan untuk memulai bekerja, mereka
masih perlu untuk mengeluarkan dingklik dari dalamtempat perkakas, belum lagi
mereka juga perlu mengeluarkan peralatan reparasi mereka. Dengan waktu yang
cukup banyak terbuang hanya untuk mempersiapkan tempat kerja mereka, maka
akan sangat merepotkan apabila ada pelanggan yang menginginkan alas kakinya
direpasasi dengan cepat.
Dalam hasil observasi didapati para tukang sol sepatu ini perlu sekitar 5
menit untuk mulai dapat bekerja. Waktu itu habis hanya untukmencari tempat
memarkir sepeda mereka dengan aman, lalu mereka harus membongkar muatan
yang beri dingklik serta alat alat reparasi yang diperlukan. Dengan waktu yang
seharusnya bisa dimanffatkan dengan baik dan tidak terbuang percuma, serta hal
ini menjadi hal yang sensitif bagi pelanggan yang membutuhkan hal yang bersifat
instan dan ingin segera digunakan.
Hal lain yang perlu mendapat perhatian khusus dari hasil observasi
adalah, para tukang sol sepatu memiliki keluhan sakit punggung. Hal ini terlihat
wajar apabila kita amati dari cara mereka mengerjakan pesanan dengan dingklik
kecil dan menggunakan paha mereka sebgai alas mengerjakan, maka akan sangat
wajar apabila hal seperti ini dekerjakan dalam waktu yang cukup lama kan
menyebabkan kelelahan tersendiri pada bagian punggung maupun mata.
2
I.3. Batasan Masalah
Berikut adalah beberapa batasan dalam perancangan, diantaranya:
Pengguna sepeda ini adalah mayoritas tukang sol pria dengan usia produktif.
Beroperasi khusus di wilayah dalam kota Surabaya dan sekitarnya.
Menggunakan material dan proses produksi yang mampu dikerjakan UKM.
Desain dan persyaratan teknis sepeda sesuai dengan ergonomi dan standar
keamanan bersepeda.
I.4. Tujuan Perancangan
Menghasilkan desain sepeda untuk tukang sol sepatu yang mampu
mengakomodir kebutuhan kerja tukang sol sepatu.
Menghasilkan desain sepeda yang terintegrasi dengan workstation untuk
mereparasi sepatu.
Menghasilkan desain sepeda dengan workstation yang tidak menyebabkan
cedera bagi user.
Menghasilkan desain sepeda yang dapat digunakan juga sebagai sarana
menampilkan hasil kerja tukang sol sepatu.
I.5. Manfaat
Memberikan solusi transportasi dengan ruang kerja terintegerasi kepada
tukang sol sepatu dengan biaya yang murah.
Solusi transportasi yang ramah lingkungan untuk area Surabaya.
Memberikan solusi untuk cidera yang sering dialami tukang sol sepatu.
Memberikan ruang tambahan untuk menampilkan karya tukang sol sepatu.
3
II. TINJAUAN TEORI & EKSISTING PRODUK
II.1. Teori Tentang Sepeda (Umum)
A. Komponen Sepeda Sepeda memiliki beberapa komponen yang menyusunnya. Berikut adalah
komponen -komponen penyusun sepeda.
1.Frame Sepeda
Bagian inti dari sepeda, tempat menempelnya berbagai komponen
pendukung lain pada sepeda. Frame sepeda terdir dari bagian top tube, down tube,
seat tube, head tube, chain stays, dan seat stays.
2.Seat Pillar
Pipa besi yang dapat diatur ketinggiannya dan menjadi penghubung antara
frame dan saddle dan dikunci oleh seat clamp apabila ketinggian yang diinginkan
sudah terpenuhi.
4
3.Saddle
Tempat bertumpunya pantat dan sebagian paha pada saat mengendarai
sepeda.
4.Fork
Garpu depan sepeda yang terhubung ke bagian head tube dari frame.
Garpu ini berfungsi penghubung as tengah roda depan dengan bagian frame, dan
sebagai sarana kemudi.
5.Headset
Bearing yang menghubungkan bagian fork dengan bagian frame.
6.Stem
Bracket yang digunakan untuk menghubungkan handlebar dengan frame
dan fork depan pada sepeda.
7.Handlebar
Bagian kemudi dari sepeda yang terhubung pada fork depan melalui stem.
8.Gear Shifter
Perangkat pemindah gigi percepatan yang terdapat pada handlebar dan
terhubung ke derailleur depan dan belakang.
9.Brake Lever
Tuas yang menempel pada handlebar dan berfungsi sebagai penghubung
ke brake pad pada bagian depan maupun belakang.
10.Dropout
Bagian ujung dari fork yang berguna untuk melepas dan memasang roda.
11.Hub
As roda yang pada beberapa tipe dapat di lepas dan pasang.
12.Bottom Bracket
Bagian paling bawah dari frame atau rangka yang dijadikan untuk tempat
poros kayuhan serta poros dar gir.
13.Chainring
Salah satu gir sepeda pada bagian depan yang terhubung langsung dengan
crank.
5
14.Crankset
Seperangkat gir sepeda pada bagian depan yang juga menjadi satu
kesatuan dengan chainring.
15.Crank Arm
Kayuhan yang terhubung langsung dengan poros pada bottom bracket.
Ujung dari crank arm adalah pedal sepeda.
16.Pedal
Tempat berpijak serta mengayuh sepeda yang berada pada bagian bawah
frame sepeda yang terhubung dengan bottom bracket dan terhubung melalui
crank arm.
17.Derailleur
Alat yang digunakan untuk memindahkan posisi rantai dari satu gir ke gir
yang lainnya dan dapat dikendalikan melalui gear shifter pada handlebar.
18.Rantai
Penghubung daya dari kayuhan pada crankset untuk di teruskan ke gir
belakang yang terhubung dengan hub pada roda belakang.
19.Brake Pad
Bagian pengereman yang digunakan untuk menghentikan laju sepeda
dengan cara memberikan gaya gesek yang besar pada bagian pelek sepeda. Rem
ini dapat dikendalikan melalui brake lever pada bagian handlebar.
20.Pelek
Tempat menempelnya ruji pada sepeda, dan menjadi tempat untuk ban
dalam dan ban luar dari sepeda.
21.Ruji
Perantara dari hub ke bagian pelek yang berfungsi sebagai struktur dari
roda sepeda itu sendiri.
22.Ban
Bagian terluar dari roda yang memiliki alur pada tapak luarnya. Pada
bagian dalam juga terdapat abndalam sebagi ruang angin untuk roda sepeda.
6
B. Material Frame Sepeda
1.Titanium
Harganya termasuk yang paling mahal karena bahannya cukup langka,
ringan dan sangat kuat, warna abu-abu, tidak berkarat dan sambungan lasnya
halus. Kekuatannya sama dengan hi ten steel tetapi bobotnya 1/2 kali lebih ringan
begitu juga dengan ketebalannya hanya 1/2 dari besi.
2.Carbon
Harga termasuk mahal karena proses pembuatannya cukup rumit, terbuat
dari serat karbon yang dipadatkan dan dibentuk. warnanya hitam abu abu serta
nampak serat karbonnya seperti anyaman. sambungannya tidak ada kerena di
cetak. Sangat ringan dan lentur sehingga tidak menghambat genjotan berat dan
cepat. Kekurangan dari bahan ini adalah gampang retak dan pecah jika kena
benturan keras serta ada jangka waktunya.
3.Scandium
Harganya tergolong lumayan. bobotnya hampir sama dengan aluminium
warna aslinya adalah silver abu abu. ringan dan lebih kuat dibanding carbon.Tidak
berkarat.
4.Aluminium
Harga bahan ini terbilang agak murah dan sangat umum digunakan pada
sepeda sport biasa dan profesional. Ringan dan anti karat tapi sambungannya
cukup besar ini dikarenakan ketebalannya alumunium 1/3 dari hi ten steel dan 1/3
lebih ringan serta umumnya tubing framenya selalu dibuat besar besar. Warna
dasarnya silver abu-abu.
5.Hi-ten Steel
Harganya paling murah, biasanya banyak digunakan untuk sepeda umum
dan sport amatir. Gampang di dapat, tapi bisa berkarat dan sambungan lasnya
kecil-kecil.
7
II.2. Syarat -syarat Keselamatan Sepeda Berdasarkan BSN (Badan
Standardisasi Nasional)
II.2.1 Standar Nasional Indonesia (SNI) Sepeda
Standar Nasional Indonesia (SNI) Sepeda Syarat Keselamatan,
merupakan revisi dari SNI 09-1049-1989, Sepeda, Syarat Keselamatan.Revisi ini
dilakukan dengan pertimbangan sebagai berikut :
Untuk menyesuaikan tuntutan perkembangan teknologi.
Untuk meningkatkan mutu produk yang beredar.
Untuk menunjang perkembangan industri komponen otomotif dalam
negeri.
Untuk memberikan jaminan perlindungan pada konsumen dan produsen.
II.2.2 Syarat Syarat Keselamatan Sepeda
A. Tonjolan Tajam pada Sepeda
Sepeda harus bebas dari ujung-ujung tajam, titik-titik tajam, bram hasil
proses permesinan yang tidak sempurna atau apapun yang berpotensi melukai
orang (pengendara) selama mengendarai sepeda tersebut, kecuali untuk bagian-
bagian berikut:
Gir depan dan gir belakang.
Mekanisme pemindah gigi pada gir depan dan belakang.
Cagak tempat pemasangan lampu.
Reflector.
Toe clips dan Toe straps.
Tempat botol minuman.
B. Rangka (frame) dan Garpu Depan (fork)
Uji rangka dilakukan dengan uji lelah rangka dan uji kejut rangka. Uji
garpu depan dilakukan dengan uji lelah garpu depan dan uji kejut garpu depan.
8
C. Sistem Kemudi
1.Batang kemudi (handlebar)
Batang kemudi harus mempunyai panjang keseluruhan antara 350mm-
1000mm. Ujung dari batang kemudi harus dipasang grip atau penutup yang
merupakan komponen tersendiri, buakn bagian dari batang kemudi.
2.Stang Kemudi (stem)
Stang kemudi yang dirakit dengan cara dimasukkan pada garpu depan
harus memiliki tanda insertion yang permanen. Tandaini menidentifikasikan batas
penempatan kedalaman dari stang kemudi kedalam fork stem. Tanda kedalaman
harus tidak kurang dari 2,5 kali diameter luar stang kemudi diukur dari ujung
stang kemudi.
3.Ruang Gerak Bebas Kemudi
Kemudi harus dapat bergerak bebas setidaknya 60o ke arah sisi kiri
maupun sisi kanan tanpa terasa berat dan kaku.
9
II.3 Pedoman Bersepeda
Bersepeda memberikan mobilitas dan kecepatan yang tinggi, namun bersepeda sering kali sulit terlihat oleh pengendara lain. Kondisi jalan dan kemacetan akibat kendaraan, mobil yang diparkir, sign, pejalan kaki, roller-skater, skateboarder dan pengendara sepeda lainnya memperbesar masalah ini. Pengendara sepeda harus melakukan segala tindakan agar mereka dapat terlihat, mengikuti kelakuan yang dapat diramalkan dan selamat, serta menciptakan sistem lalu lintas yang aman bagi pengendara lainnya. Pada dasarnya pedoman keselamatan bersepeda dibuat dengan mengacu kepada peraturan dan regulasi bersepeda yang berlaku. (Kurniawidjaja, 2009). Hal-hal yang harus diperhatikan dan dipersiapkan oleh pengendara sepeda diantaranya adalah :
1. Visibilitas 1) Menggunakan pakaian berwarna dan bercahaya pada malam
hari dan berwarna terang pada siang hari, hal ini bertujuan agar pengguna kendaraan bermotor dan pejalan kaki dapat melihat kehadiran pengendara sepeda.
2) Pada malam hari, cahaya dan reflector adalah sesuatu yang harus ada untuk penglihatan dan diwajibkan oleh hukum atau peraturan.
3) Menghindari jalan yang tidak terang dan jalan kecil di malam hari.
2. Kondisi Sepeda1) Pastikan ukuran sepeda sesuai dengan ukuran tubuh pengendara
sepeda.2) Pastikan sadel bagian depan tidak mencuat keatas agar tidak
memberikan tekanan berlebih pada alat vital.3) Stel ketinggian sadel dan setang pada posisi yang nyaman.4) Pastikan kondisi sepeda berada dalam keadaan baik, seperti :
tekanan angin ban cukup; rem, rantai sepeda, jari-jari roda, bel dan lampu bekerja dengan baik; serta terdapat reflector di depan,belakang dan samping agar dalam kondisi penerangan yang kurang baik pengguna jalan yang lain dapat melihat keberadaan pengendara sepeda.
3. Alat pelindung diri1) Sebaiknya gunakan helm, sarung tangan, kaca mata anti UV
(pada siang hari) dan sepatu tertutup pada saat bersepeda. Terutama untuk perjalanan yang jauh. Helm yang dipergunakan harus pas dan nyaman digunakan oleh penggunanya. Perlu diingat bahwa kecelakaan sepeda yang paling fatal adalah bila kepala terbentur.
2) Ketika menggunakan helmet, perlu dipastikan bahwa helmet telah terpasang dengan benar melalui helmet fitting, yakni aturan
10
2-4-1.3) Posisi helmet berada pada jarak 2 jari diatas alis mata, 4 jari
membentuk huruf V di area telinga bawah, tali helmet (strap) dibawah dagu hanya mampu diselipkan satu jari.
4) Bila bersepeda di siang hari pakailah lotion anti UV untuk kulit yang tidak tertutupi.
5) Gunakan pakaian dan jaket yang tahan air (water proof) disaat hujan.
II.4 Karakteristik Sepeda
Pada umumnya sepeda memiliki rangka (frame) yang dibuat dari pipa baja dan
dihubungkan satu sama lain dengan cara solder keras atau pengelasan. Pada
rangka inilah semua bagian penyusun sepeda. Ukuran sepeda yang pas dengan
ukuran tubuh pengguna merupakan hal penting, karena mempengaruhi
keseimbangan dan kenyamanan pengendara. Dalam menentukan ukuran sepeda
yang sesuai dengan ukuran tubuh penggunanya, maka ukuran rangka inilah yang
dijadikan pedoman (Bisowarno, Bambang, 1980).
11
II.5. Tinjauan Macam-macam Jenis Frame Sepeda
NO.
Jenis Frame Keterangan Kelebihan Kekurangan
1 Diamond Frame Rangka berlianini adalah rangka yang paling umum kita jumapai dijalanan. Terdiridari rangka segitiga utama dan segitiga pada bagian belakang
+ Struktur ranka sepeda paling kokoh.
+ Ada ruang diantara top tube dan down tube untuk bisa dapat dimanfaatkan.
- Struktur ranka kurang cocok untuk pengguna wanitadengan rok.
2 Step-trough Frame Step-trough frame adalah rangka yang banyak digunakan untuk sepeda wanita. Memiliki perbedaan posisi top tubeyang lebih rendah dari rangka berlian.
+Mengakomodir pengguna wanita.
+ Posisi mengemudiyang cukupnyaman dan tidak menyebabkan cepat lelah.
- Kurang optimal dalam hal space antara top tubedan down tube.
12
3 U Frame Jenis rangka dengan absennya top tube. Rangka depannya hanya terdiri dari down tubeyang melengkung menyerupai bentuk huruf U.
+Mengakomodir pengguna wanita .
+ Akses mudah untuk menaiki sepeda.
- Kurang kokoh.
Berdasarkan data diatas maka jenis frame yang tepat untuk dijadikan acuan
desain sepeda tukang sol sepatu adalah diamond framei. Frame ini cocok untuk
digunakan tukang sol sepatu yang hampir semuanya adalah pria, serta adanya
ruang antara top tube dengan down tube dapat dimanfaatkan untuk
pengintegerasiaan tempat duduk maupun pendukung workstation.
II.6. Emotional Design
Emotion is a necessary part of life, affecting how we feel, how we behave and think. Indeed, emotion makes us smart. Sure, utility and usability are important, but without fun and pleasure, joy and excitement, and yes, anxiety and anger, fear and rage, our lives would be incomplete. Human beings have evolved over millions of years to function effectively in the rich and complex environment of the world. Our perceptual systems, our limbs, the motor system - which means the control of all our muscles - everything has evolved to make us function more effectively in the world. Beauty is important for our lives: beauty in our environment, in our surroundings, in our actions, and yes, in the products we buy and use. Beauty and brains, pleasure and usability - they should go hand in hand. That's the message of "Emotional Design." The main issue is that emotions have acrucial role in the human ability to understand the world, and how they learn newthings. For example: aesthetically pleasing objects appear to the user to be more effective, by virtue of their sensual appeal. This is due to the affinity the user feels for an object that appeals to him, due to the formation of an emotional connection[with the object].
Emotional design menjadi salah satu kebutuhan yang tak dapat
terpisahkan dari kehidupan manusia. Produk yang memiliki nilai estetika tertentu
13
tanpa mngabaikan fungsi fungsi utamanya lebih dapat dipahami dengan indera
manusia secara efektif dan mimiliki hubungan atau interaksi tersendiri antara
user dengan produk tersebut. Interaksi antara user dan produk inilah yang
diharapkan dapat menghasilkan kinerja optimal dari produk itu sendiri. Tanpa
user, produk itu hanya sebuah objek yang tidak memiliki arti apa apa melainkan
hanya sebgai benda fungsional.
14
II.7. Tinjauan Desain Sebelumnya
Berikut ini adalah tinjauan desain sepeda tuakng sol sepatu yang telah ada
dan digunakan di beberapa tempat di Surabaya dan sekitarnya.
NO. Sepeda Tuakng Sol Sepatu Kelebihan Kekuranagan1 Saderi (42) + Tempat peralatan
lapang.+ Tapak roda lebar,
satabil.+ Diameter roda
tidak terlalu besar,satabil
+Handlebar mengkurva,lebih santai, tidak lelah.
- Loading dan Unload lama dan merepotkan
- Saat mngayuh kaki sering mengenai kotakperalatan yang besar.
2 Kamsun (64) + Tempat peralatan lapang.
+Handlebar mengkurva,lebih santai, tidak lelah.
- Loading dan Unload lama dan merepotkan
- Saat mngayuh kaki sering mengenai kotakperalatan yang besar.
- Sepeda terlalu tinggi, kuarang stabil untuk membawa kotak peralatan.
3 Armuji (39) + Tempat peralatan ringkas.
+ Tapak roda lebar, satabil.
+ Diameter roda tidak terlalu besar,satabil
- Loading dan Unload lama dan merepotkan
- Handlebar lurus,kurang santai lelah.
15
II.8. Tinjauan Desain Acuan
Berikut adalah tinjauan desain acuan dari beberapa sepeda yang telah ada.
NO. Sepeda Acuan Kelebihan Kekuranagan1 Jones Bike by Jeff Jones
(Desain fork depan)+ Kekuatan lebih
pada garpu depan.+ Dapat
dimanfaatkan sebagai tempat display sepatu yang telah jadi.
- Butuh material tambahan
- Proses produksi tambahan.
2 CINCO5 by Ortre(Desain support frame for rear cargo)
+ Frame sampai belakang sebagai konstruk dan kekuatan keseluruhan sepeda.
+Lebih mudah untukmount storage pada frame.
- Butuh material tambahan
- Proses produksi tambahan.
3 Kg271 by MADSEN(Desain penempatan cargo atau storage)
+ Desain frame untuk jenis storage yang cukup besar dan tidak mengganggusaat mengayuh.
- Frame terlalu panjang kurang rigid.
- Butuh material tambahan
16
III. METODOLOGI & KERANGKA ANALISAIII.1. METODE PERANCANGAN
Pertama-tama dilakukan studi literatur tentang konsep, studi makro, kajian
teknis, spesifikasi teknis, material, system dan sub-system sepeda secara umum
maupun bike share secara khusus. Melakukan studi kepustakaan, journal,
mempelajari spesifikasi teknis dan konsep rancang bangun dan metoda
pembuatannya, serta studi aplikasi software yang akan digunakan.
Pendataan tentang aspek desain secara makro : Ergonomic design, Human
Centered Design dan sosio-ekonomi untuk mendefinisikan karakteristik
kebutuhan dan spesifikasi teknis sepeda untuk tukang sol sepatu. Pendataan
berbagai produk eksisting yang ada di dalam maupun luar negeri, data material,
struktur, sistem mekanik, material dan sistem tranmission. Hasil kompilasi data
dan studi pustaka dijadikan acuan dalam DR&O (Design Requirement and
Objectives).
Pada tahap pra-desain dilakukan trade-off study perancangan produk dengan
membuat beberapa konfigurasi, ukuran, type, kemudian dilakukan optimasi
produk untuk mendapatkan arah dan konsep perancangan. Tahap pra-desain dan
analisa juga dilakukan pencarian ide/ gagasan dan alternatif baru/pendekatan baru
dalam merancang sepeda untuk tukang sol sepatu. Pengembangan konfigurasi,
trade-off study, modelisasi geometri, struktur, dan sistem mekanik, studi
ergonomi, dan analisa karakteristik sosial budaya panumpang, untuk mendapatkan
alternatif terbaik pada desain sepeda untuk tukang sol sepatu ini.
Pada tahap pengembangan desain dilakukan digital prototyping yang
meliputi: studi konfigurasi, struktur, framing, pertimbangan ergonomi, material,
bentuk, solusi teknik, sistem sambungan, detail, drawing, CAID (Computer Aided
Industrial Design), rendering, dan animasi sebagai studi bentuk, warna dan
simulasi assembly. Mengembangkan studi geometri dengan melalui proses:
17
1. Analisa sistem dan subsistem mekanik, struktur, ergonomi pengujian
melalui simulasi dan modelisasi komputer: karakteristik anthropometri,
ergonomik, struktur, mekanik secara stastis dan dinamis.
2. Evaluasi desain untuk optimasi sistem struktur, mekanik, material dan
fabrikasi dalam menentukan desain akhir. Pada tahap desain akhir: detail design,
komponen, joinery, tooling, dan material yang meliputi kegiatan sebagai berikut:
1. Part & Shape Design
2. Assembly & Sub assembly Design
Berikut adalah gambar bagan skema tahapan-tahapan dalam proses penelitian:
Gambar Skema Tahapan-tahapan Dalam Proses Penelitian
18
III.2. Prosedur Perancangan
Tahapan poko yang dilalui dalam melakukan engineering design, terdiri dari :
A. Kebutuhan
Adanya kebutuhan yang telah dinyatakan secara jelas yang didasarkan atas
permasalahan pokok.
B. Ide/Alternatif
Dari kebutuhan yang telah dinyatakan secara jelasdapat dikembangkan
sejumlah ide maupun alternatif pemecahan masalah. Sebagaimana telah
dikemukakan, tentunya alternatif maupun ide ini haruslah berorientasi pada
pemenuhan kebutuhan diatas.
C. Keputusan
Setlelah sejumlah ide dan alternatif dikembangkan, maka melalui proses
analisis yang cermat haruslah dipilih suatu alternatif pemecahan masalah yang
paling baik.
D. Tindakan
Alternatif pemecahan masalah yang telah diputuskan sebelumnya,
kemudian diubah menjadi suatu kenyataan melalui suatu proses produksi tertentu.
Dalam hal ini tindakan merupakan tahapan terakhir dalam prosedur perancangan.
Prosedur lain dapat pula digunakan, namun pada dasarnya prosedur ini
memiliki pokok-pokok yang sama seperti prosedur perancangan di atas.
19
III.3. KERANGKA ANALISA PERANCANGAN
Berikut ini adalah kerangka analisa perancangan :
Gambar kerangka analisa desain sepada untuk tukang sol sepatu
20
IV. SKETSA & IDEIV.1. Gambar Tampak & Perspektif
21
22
23
24
25
IV.2. Gambar Operasional
Contoh sytandar gambar yang harus dibuat
26
27
DAFTAR PUSTAKA
1. Instruksi Kerja ISO 9001 Tahun 2002 No.1303021 tentang Standart Operasional Kendaraan(Kend. Kecil & Kend. Besar).
2. Norman, Donald Arthur (2005), "Emotional Design", Basic Books, ISBN 0465051367, available: http://ubiquity.acm.org/article.cfm?id=966013
3. http://en.wikipedia.org/wiki/List_of_bicycle_parts
4. http://linardy28.tripod.com/detail.htm
5. https://sites.google.com/site/tutorialsepeda/kolom-ahli/kolom-cak-yoh/kolom-cak-yoh/mengenal-material-frame-sepeda-umum
28
https://sites.google.com/site/tutorialsepeda/kolom-ahli/kolom-cak-yoh/kolom-cak-
LAMPIRAN LAMPIRAN
29
LAMPIRAN I
(Foto Hasil Survey dan Observasi) NO. Foto User dan
tempatKeterangan
1 Armuji (39),Tukang sol
sepatu keliling
Sepeda jenis city bike yang dimodifikasi milik Armuji (39) untuk tempat peralatansol sepatu.
2 Armuji (39),Tukang sol
sepatu keliling
Mengerjakan pesanan sol sepatu dengan beralaskan kain untuk tempat mengerjakannya dan sebuah stool untuk tempat duduknya
3 Armuji (39),Tukang sol
sepatu keliling
Hampir selesai mengerjakan pesanan sol sepatu dan bersiap memasukkan peralatan dikotak kecilnya.
30
4 Saderi (42),Tukang sol
sepatu keliling
Mengerjakan pesanan sol sepatu dengan sepeda berjenis city bike sebagai sarana transportasi dan pembawa peraltan kerja.
5 Kamsun (64),Tukang sol
sepatu keliling
Akan berkemas setelah mengerjakan pesanan sol sepatu memakai jenis sepeda kebo sebagai sarana angkut peralatan dan moda transportasi.
6 Doni Kriswanto S.T (29),Manager Plan Smarttech Bike Workshop, Jl. Raya Sedatigede 41, Sedati - Sidoarjo
Foto Manager Plan Smarttech Bike Workshop, Doni Kriswanto S.T (29)
31
7 Danni Susanto S.T (34),Owner Smarttech 2007 Metal Workshop,Jl. Ketintang PTT V8/10 - Surabaya
Foto Owner Smarttech 2007, Danni Susanto S.T (34).
8 Smarttech 2007 Metal Workshop,Jl. Ketintang PTT V8/10 - Surabaya
Gambar Handlebar yang selesai di bending
9 Smarttech 2007 Metal Workshop,Jl. Ketintang PTT V8/10 - Surabaya
Gambar Handlebar yang selesai di roll
32
10 Smarttech 2007 Metal Workshop,Jl. Ketintang PTT V8/10 - Surabaya
Gambar sepeda hasil Smarttech
11 Smarttech 2007 Metal Workshop,Jl. Ketintang PTT V8/10 - Surabaya
Gambar jig sepeda di Smarttech
33
LAMPIRAN II
Hasil wawancara ahli/deep interview (record prolog atau rekaman audio/video)Tersimpan di CD yang dilampirkan
34
coverevawalrevisirev