Proposal Desain Sepeda Untuk Tukang Sol Sepatu

41
PROPOSAL DESAIN PRODUK 4 DESAIN SEPEDA UNTUK TUKANG SOL SEPATU Mahasiswa: Mario Ryan Haryono (Nrp: 3410100185) JURUSAN DESAIN PRODUK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2013

description

Proposal Desain Sepeda Untuk Tukang Sol Sepatu sebagai bagian dari tugas Perancangan 4 Desain Produk Industri ITS Surabaya by Mario Ryan Haryono. Proposal dibuat pada tahun 2014.

Transcript of Proposal Desain Sepeda Untuk Tukang Sol Sepatu

  • PROPOSAL

    DESAIN PRODUK 4

    DESAIN SEPEDA UNTUK TUKANG SOL SEPATU

    Mahasiswa:

    Mario Ryan Haryono (Nrp: 3410100185)

    JURUSAN DESAIN PRODUK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

    SURABAYA 2013

  • SURAT KESEDIAAN MITRA

    Yang bertanda tangan di bawah ini kami:Nama : Danni Susanto S. TJabatan : OwnerIdentitas (KTP) : 357 8222 8048 0001Mewakili instansi : Smarttech 2007Alamat instansi : Jl. Ketintang PTT V8/10 - SurabayaTelepon/HP : 085733664160 / 03183111140E-mail : [email protected]

    Menyatakan kesediaan instansi kami untuk bekerjasama sebagai mitra dalamkegiatan mahasiswa dalam kuliah Perancangan Desain Produk 4 - ITS Surabaya, sebagai berikut:

    Judul Perancangan : Desain Sepeda Untuk Tukang Sol Sepatu

    Mahasiswa : Mario Ryan HaryonoNRP : 3410100185Mata Kuliah Perancangan : Desain Produk 4Semester : Genap 2013/2014

    Bahwa instansi kami bersedia untuk memenuhi peran / tugas / kontribusi sebagaimitra perancangan sebagai:

    Untuk studi eksisting produk, observasi, dokumentasi, in deep interview, atau rencana implementasi produk.

    Surat pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya untuk digunakan seperlunya.

    Surabaya,11 Maret 2014

    Yang membuat pernyataan

    (..................................................)

    i

  • IDENTITAS PERANCANGAN

    1. Judul Usulan : Desain Sepeda Untuk Tukang Sol Sepatu

    2. Mahasiswa

    a. Nama Lengkap : Mario Ryan Haryono

    b. NRP : 3410100185.

    3. Tema Perancangan : Sepeda Untuk Pekerjaan Khusus

    4. Objek Perancangan : Desain Sepeda

    5. Lokasi Perancangan : Surabaya

    6. Hasil yang ditargetkan :

    a. Menghasilkan DR&O dan Kriteria Sepeda Untuk Sol Sepatu.

    b. Blue print desain Sepeda Untuk Sol Sepatu, berupa technical drawing &

    product drawing.

    c. Menghasilkan Mock-up atau Model berskala Sepeda Untuk Sol Sepatu

    yang siap di realisasikan.

    7. Mitra yang terlibat : SMARTTECH

    ii

  • ABSTRAKSI

    Permasalahan efektifitas kinerja tukang sol sepatu saat ini dipengaruhi oleh

    fasilitas, medan kerja dan kemampuan dari tukang sol epatu itu sendiri, namun dalam

    menjangkau area yang luas dan aksebilitas yang leluasa maka diperlukan sarana

    transportasi yang dapat mengakomodasi segala kebutuhan tukang sol sepatu baik

    peralatan maupun aksebilitas untuk menuju tempat bekerja.

    Adanya transportasi untuk tukang sol sepatu dibutuhkan selain untuk

    mencapai tempat kerja dengan lebih efisien juga dapat digunakan sebagai sarana

    menampilkan hasil kerja dari tukang sol sepatu itu. Masih banyak dijumpai tukang sol

    sepatu yang hanya mengandalkan kemampuannya dalam menempuh jarak jauh hanya

    dengan bermodal berjalan kaki. Dengan berjalan kaki memang dapat menghemat

    biaya dalam peralatan penunjang profesinya, akan tetapi akan sangat berpengaruh

    dalam kefisienan bekerja. Banyak waktu dan tenaga yang terbuang percuma hanya

    untuk mencari pelanggan. Di lain tempat telah banyak pula dijumpai tukang sol

    sepatu yang meanfaatkan kendaraan bermotor untuk dapat mencari pelanggan.

    Penggunaan kendaraan bermotor sebagai prasarana transportasi unutk tukang sol

    sepatu dirasa kurang begitu efisien ditinjau dari biaya akomodasinya serta perawatan

    kendaraan bermotor tersebut. Keadaan lingkungan di Surabaya yang sudah semakin

    padat oleh kendaraan bermotor dan masalah polusi sebagai hasil buang BBM juga

    menjadi salah satu faktor yang membuat kendaraan bermotor kurang tepat untuk

    tukang sol sepatu.

    Menyikapi hal itu itu maka diperlukan sebuah transportasi berupa sepeda

    yang khusus didesain untuk tukang sol sepatu yang dapat meningkatkan kefisienan

    kerja bagi tukang sol sepatu itu. Degan penggunaan sepeda yang khusus untuk tukang

    sol sepatu, maka akan memudahkan tukang sepatu dalam menjangkau pelanggan

    serta seabagai etalase hasil kerjanya. Pemilihan sepeda sebagai sarana atau alat kerja

    bagi tukang sepatu karena pilihan penggunaan kendaraan bermotor yang dapat

    memperburuk kondisi udara dan lingkungan di Surabaya. Penggunaan sepeda juga

    agar dapet menjangkau area yang tidak dapat dilalui oleh kendaraan bermotor.

    Keunggulan penelitian ini adalah mengawali adanya upaya peningkatan taraf

    iii

  • hidup serta keefisienan kerja tukang sol sepatu. Disamping itu penilitian ini juga

    berusaha untuk menghasilkan desain yang tepat guna serta nyaman untuk digunakan

    oleh tukang sol sepatu untuk mendukung kegiatannya sehari hari.

    iv

  • DAFTAR ISI

    Surat Kesediaan Mitra. i

    Identitas Perancangan..ii

    Abstraksi.....iii

    Daftar Isi......v

    I. PENDAHULUAN. .1

    I.1.Latar Belakang..1

    I.2. Perumusan Masalah . .2

    I.3. Batasan Masalah. 3

    I.4. Tujuan Perancangan. . .3

    I.5. Manfaat....... .. .3

    II. TINJAUAN TEORI & EKSISTING PRODUK .......4

    II.1. Teori Tentang Sepeda (Umum)..............................................................4

    II.1.A. Komponen Sepeda ........................................................................4

    II.1.B. Material Frame Sepeda .............................................................7

    II.2. Syarat -syarat Keselamatan Sepeda Berdasarkan BSN.........................8

    II.2.1. Standar Nasional Indonesia (SNI) Sepeda .........................................8

    II.2.2. Syarat syarat Keselamatan Sepeda .................................................8

    II.3. Pedoman Bersepeda .........................................................................10

    II.4. Karakteristik Sepeda ....................11

    II.5. Tinjauan Macam - macam Frame Sepeda .......................................12

    II.6. Emotional Design ............................................................................13

    II.7. Tinjauan Desain Sebelumnya ............... ..........................................15

    II.8. Tinjauan Desain Acuan ...............................................................16

    III. METODOLOGI & KERANGKA ANALISA..... ...17

    III.1. Metode Perancangan...........................................................................12

    III.2. Kerangka Analisa Perancangan...........................................................14

    III.3. Kerangka Analisa Perancangan...........................................................14

    IV. SKETSA IDE. ........21

    IV.1. Gambar Tampak & Perspektif...........21

    v

  • IV.2. Gambar Operasional ......... ...26

    DAFTAR PUSTAKA ...........28

    LAMPIRAN-LAMPIRAN......29

    Foto-foto hasil survey dan observasi

    Hasil wawancara ahli/deep interview (record prolog atau rekaman

    audio/video)

    vi

  • 1. PENDAHULUAN

    I.1. Latar Belakang

    Pekerjaan tukang sol sepatu mengharuskan user untuk mencari pelanggan

    dari pintu ke pintu. Cara untuk mencari pelanggan dapt dilakukan dengan cara

    berjalan kaki hingga memanfaatkan alat transportasi. Dengan berjalan para tukang

    sol sepatu ini menggunakan sarana berupa alat pikul sebagai tempat meletakkan

    kursi kecil serta peralatan untuk memperbaiki atau menjahit sol sepatu. Seiring

    barjalannya waktu banyak ditemui pula para tukang sol sepatu yang menggunakan

    sepeda angin sebgai sarana mencari pelanggan dengan menggunakan kotak yang

    diletakkan pada bagian belakang boncengan. Selain menggunakan sarana

    transportasi sepeda angin, para tukang sol sepatu ini juga ada yang memanfaatkan

    sepeda motor yang diberi tempat perkakas pada bagian belakangnya sebagai

    sarana mencari pelanggan.

    Kemudahan menjangkau pemukiman penduduk yang notabanenya

    menjadi area dengan jumlah pelanggan terbanyak menjadi hal yang mutlak bagi

    seorang tukang sol sepatu. Dengan medan yang hampir seluruhnya berupa jalanan

    yang didominasi paving stone dan aspal. Dengan penggunaan sepeda, seorang

    tukang sol sepatu dapat melalui jalan raya pada umumnya serta masuk ke dalam

    gang yang cukup sempit yang sering dijumpai di pemukiman padat penduduk.

    Tuakang sol sepatu yang menggunakan sepeda sebagai sarana transportasi mereka

    menempatkan kotak peralatan dan tempat kursi di boncengan belakang sepeda

    mereka.

    Dalam kasus tukang sol sepatu ini sepeda yang mereka gunakan rata

    rata adalah sepeda city bike. Dengan menggunakan basis city bike yang hampir

    seluruhnya menyediakan tempat boncengan untuk penumpang belakang. Dengan

    peralihan fungsi boncengan, maka didapatkan tempat meletakkan kotak perkakas.

    Setelah mereka menemukan pelanggan, mereka akan segera memarkir sepedanya

    ditempat yang tidak jauh dari tempat mereka akan mengerjakan pesanan

    pelanggan. Setelah mereka memarkir sepedanya, mereka mulai membuka tempat

    1

  • peralatan serta mngembil kursi tempat mereka duduk untuk mengerjakan

    permintaan pelanggan.

    Menyikapi hal ini maka diperlukan adanya sebuah sepeda yang dapat

    menjangkau area area terpencil di pemukiman padat penduduk. Untuk

    menunjang kegiatan reparasi maka perlu juga diintegrasikannya peralatan serta

    tempat duduk agar memudahkan saat bongkar muat peralatan serta

    mempersiapkan tempat kerjanya.

    I.2. Perumusan Masalah

    Permasalahan dalam alat penunjang dan sarana transportasi bagi tukang

    sol sepatu saat ini adalah waktu yang diperlukan untuk memulai bekerja, mereka

    masih perlu untuk mengeluarkan dingklik dari dalamtempat perkakas, belum lagi

    mereka juga perlu mengeluarkan peralatan reparasi mereka. Dengan waktu yang

    cukup banyak terbuang hanya untuk mempersiapkan tempat kerja mereka, maka

    akan sangat merepotkan apabila ada pelanggan yang menginginkan alas kakinya

    direpasasi dengan cepat.

    Dalam hasil observasi didapati para tukang sol sepatu ini perlu sekitar 5

    menit untuk mulai dapat bekerja. Waktu itu habis hanya untukmencari tempat

    memarkir sepeda mereka dengan aman, lalu mereka harus membongkar muatan

    yang beri dingklik serta alat alat reparasi yang diperlukan. Dengan waktu yang

    seharusnya bisa dimanffatkan dengan baik dan tidak terbuang percuma, serta hal

    ini menjadi hal yang sensitif bagi pelanggan yang membutuhkan hal yang bersifat

    instan dan ingin segera digunakan.

    Hal lain yang perlu mendapat perhatian khusus dari hasil observasi

    adalah, para tukang sol sepatu memiliki keluhan sakit punggung. Hal ini terlihat

    wajar apabila kita amati dari cara mereka mengerjakan pesanan dengan dingklik

    kecil dan menggunakan paha mereka sebgai alas mengerjakan, maka akan sangat

    wajar apabila hal seperti ini dekerjakan dalam waktu yang cukup lama kan

    menyebabkan kelelahan tersendiri pada bagian punggung maupun mata.

    2

  • I.3. Batasan Masalah

    Berikut adalah beberapa batasan dalam perancangan, diantaranya:

    Pengguna sepeda ini adalah mayoritas tukang sol pria dengan usia produktif.

    Beroperasi khusus di wilayah dalam kota Surabaya dan sekitarnya.

    Menggunakan material dan proses produksi yang mampu dikerjakan UKM.

    Desain dan persyaratan teknis sepeda sesuai dengan ergonomi dan standar

    keamanan bersepeda.

    I.4. Tujuan Perancangan

    Menghasilkan desain sepeda untuk tukang sol sepatu yang mampu

    mengakomodir kebutuhan kerja tukang sol sepatu.

    Menghasilkan desain sepeda yang terintegrasi dengan workstation untuk

    mereparasi sepatu.

    Menghasilkan desain sepeda dengan workstation yang tidak menyebabkan

    cedera bagi user.

    Menghasilkan desain sepeda yang dapat digunakan juga sebagai sarana

    menampilkan hasil kerja tukang sol sepatu.

    I.5. Manfaat

    Memberikan solusi transportasi dengan ruang kerja terintegerasi kepada

    tukang sol sepatu dengan biaya yang murah.

    Solusi transportasi yang ramah lingkungan untuk area Surabaya.

    Memberikan solusi untuk cidera yang sering dialami tukang sol sepatu.

    Memberikan ruang tambahan untuk menampilkan karya tukang sol sepatu.

    3

  • II. TINJAUAN TEORI & EKSISTING PRODUK

    II.1. Teori Tentang Sepeda (Umum)

    A. Komponen Sepeda Sepeda memiliki beberapa komponen yang menyusunnya. Berikut adalah

    komponen -komponen penyusun sepeda.

    1.Frame Sepeda

    Bagian inti dari sepeda, tempat menempelnya berbagai komponen

    pendukung lain pada sepeda. Frame sepeda terdir dari bagian top tube, down tube,

    seat tube, head tube, chain stays, dan seat stays.

    2.Seat Pillar

    Pipa besi yang dapat diatur ketinggiannya dan menjadi penghubung antara

    frame dan saddle dan dikunci oleh seat clamp apabila ketinggian yang diinginkan

    sudah terpenuhi.

    4

  • 3.Saddle

    Tempat bertumpunya pantat dan sebagian paha pada saat mengendarai

    sepeda.

    4.Fork

    Garpu depan sepeda yang terhubung ke bagian head tube dari frame.

    Garpu ini berfungsi penghubung as tengah roda depan dengan bagian frame, dan

    sebagai sarana kemudi.

    5.Headset

    Bearing yang menghubungkan bagian fork dengan bagian frame.

    6.Stem

    Bracket yang digunakan untuk menghubungkan handlebar dengan frame

    dan fork depan pada sepeda.

    7.Handlebar

    Bagian kemudi dari sepeda yang terhubung pada fork depan melalui stem.

    8.Gear Shifter

    Perangkat pemindah gigi percepatan yang terdapat pada handlebar dan

    terhubung ke derailleur depan dan belakang.

    9.Brake Lever

    Tuas yang menempel pada handlebar dan berfungsi sebagai penghubung

    ke brake pad pada bagian depan maupun belakang.

    10.Dropout

    Bagian ujung dari fork yang berguna untuk melepas dan memasang roda.

    11.Hub

    As roda yang pada beberapa tipe dapat di lepas dan pasang.

    12.Bottom Bracket

    Bagian paling bawah dari frame atau rangka yang dijadikan untuk tempat

    poros kayuhan serta poros dar gir.

    13.Chainring

    Salah satu gir sepeda pada bagian depan yang terhubung langsung dengan

    crank.

    5

  • 14.Crankset

    Seperangkat gir sepeda pada bagian depan yang juga menjadi satu

    kesatuan dengan chainring.

    15.Crank Arm

    Kayuhan yang terhubung langsung dengan poros pada bottom bracket.

    Ujung dari crank arm adalah pedal sepeda.

    16.Pedal

    Tempat berpijak serta mengayuh sepeda yang berada pada bagian bawah

    frame sepeda yang terhubung dengan bottom bracket dan terhubung melalui

    crank arm.

    17.Derailleur

    Alat yang digunakan untuk memindahkan posisi rantai dari satu gir ke gir

    yang lainnya dan dapat dikendalikan melalui gear shifter pada handlebar.

    18.Rantai

    Penghubung daya dari kayuhan pada crankset untuk di teruskan ke gir

    belakang yang terhubung dengan hub pada roda belakang.

    19.Brake Pad

    Bagian pengereman yang digunakan untuk menghentikan laju sepeda

    dengan cara memberikan gaya gesek yang besar pada bagian pelek sepeda. Rem

    ini dapat dikendalikan melalui brake lever pada bagian handlebar.

    20.Pelek

    Tempat menempelnya ruji pada sepeda, dan menjadi tempat untuk ban

    dalam dan ban luar dari sepeda.

    21.Ruji

    Perantara dari hub ke bagian pelek yang berfungsi sebagai struktur dari

    roda sepeda itu sendiri.

    22.Ban

    Bagian terluar dari roda yang memiliki alur pada tapak luarnya. Pada

    bagian dalam juga terdapat abndalam sebagi ruang angin untuk roda sepeda.

    6

  • B. Material Frame Sepeda

    1.Titanium

    Harganya termasuk yang paling mahal karena bahannya cukup langka,

    ringan dan sangat kuat, warna abu-abu, tidak berkarat dan sambungan lasnya

    halus. Kekuatannya sama dengan hi ten steel tetapi bobotnya 1/2 kali lebih ringan

    begitu juga dengan ketebalannya hanya 1/2 dari besi.

    2.Carbon

    Harga termasuk mahal karena proses pembuatannya cukup rumit, terbuat

    dari serat karbon yang dipadatkan dan dibentuk. warnanya hitam abu abu serta

    nampak serat karbonnya seperti anyaman. sambungannya tidak ada kerena di

    cetak. Sangat ringan dan lentur sehingga tidak menghambat genjotan berat dan

    cepat. Kekurangan dari bahan ini adalah gampang retak dan pecah jika kena

    benturan keras serta ada jangka waktunya.

    3.Scandium

    Harganya tergolong lumayan. bobotnya hampir sama dengan aluminium

    warna aslinya adalah silver abu abu. ringan dan lebih kuat dibanding carbon.Tidak

    berkarat.

    4.Aluminium

    Harga bahan ini terbilang agak murah dan sangat umum digunakan pada

    sepeda sport biasa dan profesional. Ringan dan anti karat tapi sambungannya

    cukup besar ini dikarenakan ketebalannya alumunium 1/3 dari hi ten steel dan 1/3

    lebih ringan serta umumnya tubing framenya selalu dibuat besar besar. Warna

    dasarnya silver abu-abu.

    5.Hi-ten Steel

    Harganya paling murah, biasanya banyak digunakan untuk sepeda umum

    dan sport amatir. Gampang di dapat, tapi bisa berkarat dan sambungan lasnya

    kecil-kecil.

    7

  • II.2. Syarat -syarat Keselamatan Sepeda Berdasarkan BSN (Badan

    Standardisasi Nasional)

    II.2.1 Standar Nasional Indonesia (SNI) Sepeda

    Standar Nasional Indonesia (SNI) Sepeda Syarat Keselamatan,

    merupakan revisi dari SNI 09-1049-1989, Sepeda, Syarat Keselamatan.Revisi ini

    dilakukan dengan pertimbangan sebagai berikut :

    Untuk menyesuaikan tuntutan perkembangan teknologi.

    Untuk meningkatkan mutu produk yang beredar.

    Untuk menunjang perkembangan industri komponen otomotif dalam

    negeri.

    Untuk memberikan jaminan perlindungan pada konsumen dan produsen.

    II.2.2 Syarat Syarat Keselamatan Sepeda

    A. Tonjolan Tajam pada Sepeda

    Sepeda harus bebas dari ujung-ujung tajam, titik-titik tajam, bram hasil

    proses permesinan yang tidak sempurna atau apapun yang berpotensi melukai

    orang (pengendara) selama mengendarai sepeda tersebut, kecuali untuk bagian-

    bagian berikut:

    Gir depan dan gir belakang.

    Mekanisme pemindah gigi pada gir depan dan belakang.

    Cagak tempat pemasangan lampu.

    Reflector.

    Toe clips dan Toe straps.

    Tempat botol minuman.

    B. Rangka (frame) dan Garpu Depan (fork)

    Uji rangka dilakukan dengan uji lelah rangka dan uji kejut rangka. Uji

    garpu depan dilakukan dengan uji lelah garpu depan dan uji kejut garpu depan.

    8

  • C. Sistem Kemudi

    1.Batang kemudi (handlebar)

    Batang kemudi harus mempunyai panjang keseluruhan antara 350mm-

    1000mm. Ujung dari batang kemudi harus dipasang grip atau penutup yang

    merupakan komponen tersendiri, buakn bagian dari batang kemudi.

    2.Stang Kemudi (stem)

    Stang kemudi yang dirakit dengan cara dimasukkan pada garpu depan

    harus memiliki tanda insertion yang permanen. Tandaini menidentifikasikan batas

    penempatan kedalaman dari stang kemudi kedalam fork stem. Tanda kedalaman

    harus tidak kurang dari 2,5 kali diameter luar stang kemudi diukur dari ujung

    stang kemudi.

    3.Ruang Gerak Bebas Kemudi

    Kemudi harus dapat bergerak bebas setidaknya 60o ke arah sisi kiri

    maupun sisi kanan tanpa terasa berat dan kaku.

    9

  • II.3 Pedoman Bersepeda

    Bersepeda memberikan mobilitas dan kecepatan yang tinggi, namun bersepeda sering kali sulit terlihat oleh pengendara lain. Kondisi jalan dan kemacetan akibat kendaraan, mobil yang diparkir, sign, pejalan kaki, roller-skater, skateboarder dan pengendara sepeda lainnya memperbesar masalah ini. Pengendara sepeda harus melakukan segala tindakan agar mereka dapat terlihat, mengikuti kelakuan yang dapat diramalkan dan selamat, serta menciptakan sistem lalu lintas yang aman bagi pengendara lainnya. Pada dasarnya pedoman keselamatan bersepeda dibuat dengan mengacu kepada peraturan dan regulasi bersepeda yang berlaku. (Kurniawidjaja, 2009). Hal-hal yang harus diperhatikan dan dipersiapkan oleh pengendara sepeda diantaranya adalah :

    1. Visibilitas 1) Menggunakan pakaian berwarna dan bercahaya pada malam

    hari dan berwarna terang pada siang hari, hal ini bertujuan agar pengguna kendaraan bermotor dan pejalan kaki dapat melihat kehadiran pengendara sepeda.

    2) Pada malam hari, cahaya dan reflector adalah sesuatu yang harus ada untuk penglihatan dan diwajibkan oleh hukum atau peraturan.

    3) Menghindari jalan yang tidak terang dan jalan kecil di malam hari.

    2. Kondisi Sepeda1) Pastikan ukuran sepeda sesuai dengan ukuran tubuh pengendara

    sepeda.2) Pastikan sadel bagian depan tidak mencuat keatas agar tidak

    memberikan tekanan berlebih pada alat vital.3) Stel ketinggian sadel dan setang pada posisi yang nyaman.4) Pastikan kondisi sepeda berada dalam keadaan baik, seperti :

    tekanan angin ban cukup; rem, rantai sepeda, jari-jari roda, bel dan lampu bekerja dengan baik; serta terdapat reflector di depan,belakang dan samping agar dalam kondisi penerangan yang kurang baik pengguna jalan yang lain dapat melihat keberadaan pengendara sepeda.

    3. Alat pelindung diri1) Sebaiknya gunakan helm, sarung tangan, kaca mata anti UV

    (pada siang hari) dan sepatu tertutup pada saat bersepeda. Terutama untuk perjalanan yang jauh. Helm yang dipergunakan harus pas dan nyaman digunakan oleh penggunanya. Perlu diingat bahwa kecelakaan sepeda yang paling fatal adalah bila kepala terbentur.

    2) Ketika menggunakan helmet, perlu dipastikan bahwa helmet telah terpasang dengan benar melalui helmet fitting, yakni aturan

    10

  • 2-4-1.3) Posisi helmet berada pada jarak 2 jari diatas alis mata, 4 jari

    membentuk huruf V di area telinga bawah, tali helmet (strap) dibawah dagu hanya mampu diselipkan satu jari.

    4) Bila bersepeda di siang hari pakailah lotion anti UV untuk kulit yang tidak tertutupi.

    5) Gunakan pakaian dan jaket yang tahan air (water proof) disaat hujan.

    II.4 Karakteristik Sepeda

    Pada umumnya sepeda memiliki rangka (frame) yang dibuat dari pipa baja dan

    dihubungkan satu sama lain dengan cara solder keras atau pengelasan. Pada

    rangka inilah semua bagian penyusun sepeda. Ukuran sepeda yang pas dengan

    ukuran tubuh pengguna merupakan hal penting, karena mempengaruhi

    keseimbangan dan kenyamanan pengendara. Dalam menentukan ukuran sepeda

    yang sesuai dengan ukuran tubuh penggunanya, maka ukuran rangka inilah yang

    dijadikan pedoman (Bisowarno, Bambang, 1980).

    11

  • II.5. Tinjauan Macam-macam Jenis Frame Sepeda

    NO.

    Jenis Frame Keterangan Kelebihan Kekurangan

    1 Diamond Frame Rangka berlianini adalah rangka yang paling umum kita jumapai dijalanan. Terdiridari rangka segitiga utama dan segitiga pada bagian belakang

    + Struktur ranka sepeda paling kokoh.

    + Ada ruang diantara top tube dan down tube untuk bisa dapat dimanfaatkan.

    - Struktur ranka kurang cocok untuk pengguna wanitadengan rok.

    2 Step-trough Frame Step-trough frame adalah rangka yang banyak digunakan untuk sepeda wanita. Memiliki perbedaan posisi top tubeyang lebih rendah dari rangka berlian.

    +Mengakomodir pengguna wanita.

    + Posisi mengemudiyang cukupnyaman dan tidak menyebabkan cepat lelah.

    - Kurang optimal dalam hal space antara top tubedan down tube.

    12

  • 3 U Frame Jenis rangka dengan absennya top tube. Rangka depannya hanya terdiri dari down tubeyang melengkung menyerupai bentuk huruf U.

    +Mengakomodir pengguna wanita .

    + Akses mudah untuk menaiki sepeda.

    - Kurang kokoh.

    Berdasarkan data diatas maka jenis frame yang tepat untuk dijadikan acuan

    desain sepeda tukang sol sepatu adalah diamond framei. Frame ini cocok untuk

    digunakan tukang sol sepatu yang hampir semuanya adalah pria, serta adanya

    ruang antara top tube dengan down tube dapat dimanfaatkan untuk

    pengintegerasiaan tempat duduk maupun pendukung workstation.

    II.6. Emotional Design

    Emotion is a necessary part of life, affecting how we feel, how we behave and think. Indeed, emotion makes us smart. Sure, utility and usability are important, but without fun and pleasure, joy and excitement, and yes, anxiety and anger, fear and rage, our lives would be incomplete. Human beings have evolved over millions of years to function effectively in the rich and complex environment of the world. Our perceptual systems, our limbs, the motor system - which means the control of all our muscles - everything has evolved to make us function more effectively in the world. Beauty is important for our lives: beauty in our environment, in our surroundings, in our actions, and yes, in the products we buy and use. Beauty and brains, pleasure and usability - they should go hand in hand. That's the message of "Emotional Design." The main issue is that emotions have acrucial role in the human ability to understand the world, and how they learn newthings. For example: aesthetically pleasing objects appear to the user to be more effective, by virtue of their sensual appeal. This is due to the affinity the user feels for an object that appeals to him, due to the formation of an emotional connection[with the object].

    Emotional design menjadi salah satu kebutuhan yang tak dapat

    terpisahkan dari kehidupan manusia. Produk yang memiliki nilai estetika tertentu

    13

  • tanpa mngabaikan fungsi fungsi utamanya lebih dapat dipahami dengan indera

    manusia secara efektif dan mimiliki hubungan atau interaksi tersendiri antara

    user dengan produk tersebut. Interaksi antara user dan produk inilah yang

    diharapkan dapat menghasilkan kinerja optimal dari produk itu sendiri. Tanpa

    user, produk itu hanya sebuah objek yang tidak memiliki arti apa apa melainkan

    hanya sebgai benda fungsional.

    14

  • II.7. Tinjauan Desain Sebelumnya

    Berikut ini adalah tinjauan desain sepeda tuakng sol sepatu yang telah ada

    dan digunakan di beberapa tempat di Surabaya dan sekitarnya.

    NO. Sepeda Tuakng Sol Sepatu Kelebihan Kekuranagan1 Saderi (42) + Tempat peralatan

    lapang.+ Tapak roda lebar,

    satabil.+ Diameter roda

    tidak terlalu besar,satabil

    +Handlebar mengkurva,lebih santai, tidak lelah.

    - Loading dan Unload lama dan merepotkan

    - Saat mngayuh kaki sering mengenai kotakperalatan yang besar.

    2 Kamsun (64) + Tempat peralatan lapang.

    +Handlebar mengkurva,lebih santai, tidak lelah.

    - Loading dan Unload lama dan merepotkan

    - Saat mngayuh kaki sering mengenai kotakperalatan yang besar.

    - Sepeda terlalu tinggi, kuarang stabil untuk membawa kotak peralatan.

    3 Armuji (39) + Tempat peralatan ringkas.

    + Tapak roda lebar, satabil.

    + Diameter roda tidak terlalu besar,satabil

    - Loading dan Unload lama dan merepotkan

    - Handlebar lurus,kurang santai lelah.

    15

  • II.8. Tinjauan Desain Acuan

    Berikut adalah tinjauan desain acuan dari beberapa sepeda yang telah ada.

    NO. Sepeda Acuan Kelebihan Kekuranagan1 Jones Bike by Jeff Jones

    (Desain fork depan)+ Kekuatan lebih

    pada garpu depan.+ Dapat

    dimanfaatkan sebagai tempat display sepatu yang telah jadi.

    - Butuh material tambahan

    - Proses produksi tambahan.

    2 CINCO5 by Ortre(Desain support frame for rear cargo)

    + Frame sampai belakang sebagai konstruk dan kekuatan keseluruhan sepeda.

    +Lebih mudah untukmount storage pada frame.

    - Butuh material tambahan

    - Proses produksi tambahan.

    3 Kg271 by MADSEN(Desain penempatan cargo atau storage)

    + Desain frame untuk jenis storage yang cukup besar dan tidak mengganggusaat mengayuh.

    - Frame terlalu panjang kurang rigid.

    - Butuh material tambahan

    16

  • III. METODOLOGI & KERANGKA ANALISAIII.1. METODE PERANCANGAN

    Pertama-tama dilakukan studi literatur tentang konsep, studi makro, kajian

    teknis, spesifikasi teknis, material, system dan sub-system sepeda secara umum

    maupun bike share secara khusus. Melakukan studi kepustakaan, journal,

    mempelajari spesifikasi teknis dan konsep rancang bangun dan metoda

    pembuatannya, serta studi aplikasi software yang akan digunakan.

    Pendataan tentang aspek desain secara makro : Ergonomic design, Human

    Centered Design dan sosio-ekonomi untuk mendefinisikan karakteristik

    kebutuhan dan spesifikasi teknis sepeda untuk tukang sol sepatu. Pendataan

    berbagai produk eksisting yang ada di dalam maupun luar negeri, data material,

    struktur, sistem mekanik, material dan sistem tranmission. Hasil kompilasi data

    dan studi pustaka dijadikan acuan dalam DR&O (Design Requirement and

    Objectives).

    Pada tahap pra-desain dilakukan trade-off study perancangan produk dengan

    membuat beberapa konfigurasi, ukuran, type, kemudian dilakukan optimasi

    produk untuk mendapatkan arah dan konsep perancangan. Tahap pra-desain dan

    analisa juga dilakukan pencarian ide/ gagasan dan alternatif baru/pendekatan baru

    dalam merancang sepeda untuk tukang sol sepatu. Pengembangan konfigurasi,

    trade-off study, modelisasi geometri, struktur, dan sistem mekanik, studi

    ergonomi, dan analisa karakteristik sosial budaya panumpang, untuk mendapatkan

    alternatif terbaik pada desain sepeda untuk tukang sol sepatu ini.

    Pada tahap pengembangan desain dilakukan digital prototyping yang

    meliputi: studi konfigurasi, struktur, framing, pertimbangan ergonomi, material,

    bentuk, solusi teknik, sistem sambungan, detail, drawing, CAID (Computer Aided

    Industrial Design), rendering, dan animasi sebagai studi bentuk, warna dan

    simulasi assembly. Mengembangkan studi geometri dengan melalui proses:

    17

  • 1. Analisa sistem dan subsistem mekanik, struktur, ergonomi pengujian

    melalui simulasi dan modelisasi komputer: karakteristik anthropometri,

    ergonomik, struktur, mekanik secara stastis dan dinamis.

    2. Evaluasi desain untuk optimasi sistem struktur, mekanik, material dan

    fabrikasi dalam menentukan desain akhir. Pada tahap desain akhir: detail design,

    komponen, joinery, tooling, dan material yang meliputi kegiatan sebagai berikut:

    1. Part & Shape Design

    2. Assembly & Sub assembly Design

    Berikut adalah gambar bagan skema tahapan-tahapan dalam proses penelitian:

    Gambar Skema Tahapan-tahapan Dalam Proses Penelitian

    18

  • III.2. Prosedur Perancangan

    Tahapan poko yang dilalui dalam melakukan engineering design, terdiri dari :

    A. Kebutuhan

    Adanya kebutuhan yang telah dinyatakan secara jelas yang didasarkan atas

    permasalahan pokok.

    B. Ide/Alternatif

    Dari kebutuhan yang telah dinyatakan secara jelasdapat dikembangkan

    sejumlah ide maupun alternatif pemecahan masalah. Sebagaimana telah

    dikemukakan, tentunya alternatif maupun ide ini haruslah berorientasi pada

    pemenuhan kebutuhan diatas.

    C. Keputusan

    Setlelah sejumlah ide dan alternatif dikembangkan, maka melalui proses

    analisis yang cermat haruslah dipilih suatu alternatif pemecahan masalah yang

    paling baik.

    D. Tindakan

    Alternatif pemecahan masalah yang telah diputuskan sebelumnya,

    kemudian diubah menjadi suatu kenyataan melalui suatu proses produksi tertentu.

    Dalam hal ini tindakan merupakan tahapan terakhir dalam prosedur perancangan.

    Prosedur lain dapat pula digunakan, namun pada dasarnya prosedur ini

    memiliki pokok-pokok yang sama seperti prosedur perancangan di atas.

    19

  • III.3. KERANGKA ANALISA PERANCANGAN

    Berikut ini adalah kerangka analisa perancangan :

    Gambar kerangka analisa desain sepada untuk tukang sol sepatu

    20

  • IV. SKETSA & IDEIV.1. Gambar Tampak & Perspektif

    21

  • 22

  • 23

  • 24

  • 25

  • IV.2. Gambar Operasional

    Contoh sytandar gambar yang harus dibuat

    26

  • 27

  • DAFTAR PUSTAKA

    1. Instruksi Kerja ISO 9001 Tahun 2002 No.1303021 tentang Standart Operasional Kendaraan(Kend. Kecil & Kend. Besar).

    2. Norman, Donald Arthur (2005), "Emotional Design", Basic Books, ISBN 0465051367, available: http://ubiquity.acm.org/article.cfm?id=966013

    3. http://en.wikipedia.org/wiki/List_of_bicycle_parts

    4. http://linardy28.tripod.com/detail.htm

    5. https://sites.google.com/site/tutorialsepeda/kolom-ahli/kolom-cak-yoh/kolom-cak-yoh/mengenal-material-frame-sepeda-umum

    28

    https://sites.google.com/site/tutorialsepeda/kolom-ahli/kolom-cak-yoh/kolom-cak-

  • LAMPIRAN LAMPIRAN

    29

  • LAMPIRAN I

    (Foto Hasil Survey dan Observasi) NO. Foto User dan

    tempatKeterangan

    1 Armuji (39),Tukang sol

    sepatu keliling

    Sepeda jenis city bike yang dimodifikasi milik Armuji (39) untuk tempat peralatansol sepatu.

    2 Armuji (39),Tukang sol

    sepatu keliling

    Mengerjakan pesanan sol sepatu dengan beralaskan kain untuk tempat mengerjakannya dan sebuah stool untuk tempat duduknya

    3 Armuji (39),Tukang sol

    sepatu keliling

    Hampir selesai mengerjakan pesanan sol sepatu dan bersiap memasukkan peralatan dikotak kecilnya.

    30

  • 4 Saderi (42),Tukang sol

    sepatu keliling

    Mengerjakan pesanan sol sepatu dengan sepeda berjenis city bike sebagai sarana transportasi dan pembawa peraltan kerja.

    5 Kamsun (64),Tukang sol

    sepatu keliling

    Akan berkemas setelah mengerjakan pesanan sol sepatu memakai jenis sepeda kebo sebagai sarana angkut peralatan dan moda transportasi.

    6 Doni Kriswanto S.T (29),Manager Plan Smarttech Bike Workshop, Jl. Raya Sedatigede 41, Sedati - Sidoarjo

    Foto Manager Plan Smarttech Bike Workshop, Doni Kriswanto S.T (29)

    31

  • 7 Danni Susanto S.T (34),Owner Smarttech 2007 Metal Workshop,Jl. Ketintang PTT V8/10 - Surabaya

    Foto Owner Smarttech 2007, Danni Susanto S.T (34).

    8 Smarttech 2007 Metal Workshop,Jl. Ketintang PTT V8/10 - Surabaya

    Gambar Handlebar yang selesai di bending

    9 Smarttech 2007 Metal Workshop,Jl. Ketintang PTT V8/10 - Surabaya

    Gambar Handlebar yang selesai di roll

    32

  • 10 Smarttech 2007 Metal Workshop,Jl. Ketintang PTT V8/10 - Surabaya

    Gambar sepeda hasil Smarttech

    11 Smarttech 2007 Metal Workshop,Jl. Ketintang PTT V8/10 - Surabaya

    Gambar jig sepeda di Smarttech

    33

  • LAMPIRAN II

    Hasil wawancara ahli/deep interview (record prolog atau rekaman audio/video)Tersimpan di CD yang dilampirkan

    34

    coverevawalrevisirev