PROBLEMATIKA KODING DI FKTP€¦ · memberikan kemudahan akses data ke server BPJS baik itu...

Post on 28-Feb-2021

2 views 0 download

Transcript of PROBLEMATIKA KODING DI FKTP€¦ · memberikan kemudahan akses data ke server BPJS baik itu...

PROBLEMATIKA KODING DI FKTP

✓ S1 Kedokteran Umum

✓ S2 Epidemiologi

✓ TOT & Training Bidang Rekam Medis & Coding (1999-2015)

08122801191

Jl. Taman Kelud

Selatan No.11B,

Semarang

lilysutopo93@gmail.com

• Direktur Center Of Coding Excellence

• Manajer Umum Klinik & Lab PA “Satmoko” Semarang

• Dosen D3 RM Poltekkes Kemenkes Semarang

• Dewan Pertimbangan DPD PORMIKI Jateng

• Sekretaris PKFI Wilayah Jateng

• Konsultan Manajemen Kesehatan Bersertifikat BNSP

KODING KLINIS

Koding klinis atau koding medis adalah suatu kegiatanyang mentransformasikan diagnosis penyakit, prosedurmedis dan masalah kesehatan lainnya dari kata-katamenjadi suatu bentuk kode, baik numerik ataualfanumerik, untuk memudahkan penyimpanan, retrievaldan analisis data.

O’Malley, Kimberly J. et.al. Measuring Diagnosis : ICD Code Accuracy. Health Services Research. Oct 2005 : 40 (5Pt2)1620-1639

Awalnya ICD-10 digunakan untuk keperluan statistik mortalitas dan morbiditas, namun saat

ini penggunaan kode sudah meluas ke keperluan reimbursement selain administratif,

epidemiologi dan riset. Bahkan penggunaan ICD-10 untuk reimbursement sekarang sangat

vital.

PEMANFAATAN KODING ICD-10

Bielby, Judy A.

"Coding with Integrity: Top Coding Tips from AHIMA Experts." Journal

of AHIMA 84, no.7 (July 2013): 28-32

Koding bukanlah hanya untuk pembayaran kembali, tetapi ada banyak penggunaan lainnya. Data koding dapat digunakan untuk riset, penelitian masalah kesehatan masyarakat, dll.

P-Care BPJS Kesehatan adalah aplikasisistem informasi pelayanan pasien berbasisweb yang disediakan oleh BPJS Kesehatanbagi fasilitas kesehatan primer (FKTP) yangbekerjasama dengan BPJS Kesehatan, untukmemberikan kemudahan akses data ke serverBPJS baik itu pendaftaran, penegakandiagnosa, terapi, hingga pelayananlaboratorium. Hal ini dilakukan untukkepentingan seperti input data pasien yangdirawat di faskes pertama, cek laboratorium,konseling, rujukan serta kegiatan pentinglainnya yang dilakukan faskes tingkatpertama.

KODING ICD-10 PADA P-CARE DI FKTP

KODE DIAGNOSIS DALAM P-CARE

•Pilihan kode tersedia cukup lengkap dalam electronic encoder terintegrasi dalam P-Care

•Koder cukup memasukkan lead term (kata kunci) ke dalam kolom isian dan memilih kode yang tersedia

•Lalu memilih dari kategori yang tersedia

•Atau memasukkan kode ke dalam kolom isian dan melihat kesesuaiannya dengan diagnosis

PERMASALAHAN KODING DI FKTP

• Pengetahuan petugas entry tentang istilah-istilah diagnostik kurang

• Penulisan diagnosis oleh dokter ; tulisan yang jelas terbaca, tidak menggunakan istilah yang tdk baku, tidak menggunakan singkatan-singkatan yang tidak baku

• Pengetahuan tentang koding ICD-10 minimal/tdk ada

• P-Care yang tidak User-Friendly

Tidak memahami kata kunci yang di-entry untuk menemukan kode ICD-10

FOOD ALLERGY

Diagnosis yang ditulisdokter tidak selalu dapatmenjadi kata kunci

Abortus imminens = threatened abortion (ancaman abortus)

Missed Abortion = abortus yg tertinggal di dlm (IUFD usia gestasi dini)

Tips ; gunakan tabel bantu yg disusun oleh dokter praktisi/pelaksana harian, dg menggunakan

ICD-10 Browser

Browser bentuk PDF versi 2010

PEMANFAATAN DATA MORBIDITAS/KODING DI FKTP

1. Gambaran epidemiologi

2. Penelitian & Pengembangan

3. Perencanaan obat, sarana prasarana, sumberdaya

4. Perhitungan costing/unit cost kapitasi

5. Komparasi Data

6. Monitoring & Evaluasi KBK (Kapitasi Berbasis Kinerja/Komitmen Pelayanan)

18

Matrik Perubahan Ketentuan KBK

PERATURAN BPJS KESEHATAN NOMOR 7 TAHUN 2019 TENTANG

PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBAYARAN KAPITASI BERBASIS

KINERJA

19

Matrik Perubahan Ketentuan KBK

20

Indikator Rasio Rujukan Non Spesialistik

Rasio Rujukan Rawat Jalan Kasus Non Spesialistik (RRNS) merupakan indikatoruntuk mengetahui kualitas pelayanan di FKTP, sehingga sistem rujukanterselenggara sesuai indikasi medis dan kompetensinya.

1. Jumlah rujukan kasus non spesialistikJumlah rujukan dengan diagnosayang termasuk dalam jenis penyakityang menjadi kompetensi dokter diFKTP sesuai ketentuan peraturanperundang-undangan

2. Jumlah rujukan FKTPTotal jumlah rujukan FKTP ke FKRTL.

Note:1. Tidak ada lagi peer review kasus non

spesialistik sebagai dasar perhitungancapaian KBK

2. Kasus non spesialistik yang dijadikan dasarperhitungan capaian KBK mengacuketentuan perundangan (SKDI 2012 danKepmenkes 514 Tahun 2015)

3. Rujukan kasus non spesialistik dengankriteria Time, Age, Complication danComorbidity (TACC) tidak diperhitungkandalam jumlah rujukan rawat jalan kasusnon spesialistik.

Target <2%

DIAGNOSIS TUNTAS DI FKTP

•Mengacu pada Perkonsil Kedokteran Indonesia No 11 th 2012 tentang Standar Kompetensi Dokter Indonesia, yang termasuk diagnosis tuntas pada FKTP adalah penyakit dengan tingkat kemampuan dokter 4A, 3B dan 3A terpilih, di mana dokter diharapkan mampu mendiagnosis, memberikan penatalaksanaan dan rujukan yang sesuai.

•Dituangkan dalam Permenkes RI No. 514 th 2015 tentang Panduan Praktik Klinik Bagi Dokter Di Fasilitas Kesehatan Primer.

144 DIAGNOSIS NON SPESIALISTIK

RUJUKAN ONLINE

• Pengantar rujukan yang terintegrasi dalam P-Care

• Di print out untuk dibawa pasien

• Warning tentang TACC mengingatkan dokter tentang kriteria rujukan kasus dalam PMK 514/2015

• Biasanya warning muncul untuk kasus-kasus yang dianggap non-spesialistik atau yang dapat tuntas di FKTP

pada scabies dengan infeksi sekunder yang sudah

dilakukan pengobatan beberapa kali tapi masih

belum berkurang, tapi saat dirujuk TACC

Diagnosis phimosis dengan komplikasi Balanitis

PERLU DIKETAHUI KODING DIAGNOSIS

YANG DIMASUKKAN KELOMPOK NON-

SPESIALISTIK

Diagnosis fluor albus / lekore

Fluor albus

Leukorrea

Leukorrhea

Leukorrhoea

B37 dan B37.9 kode diagnosis non-spesialistik

B37.3 Candidiasis of vulva and vagina diagnosis spesialistik

KESIMPULAN

1. Pemilihan kode diagnosis yang tidak tepat dapat menyebabkan rujukan menjadi non-spesialistik, sehingga berdampak pada nilai KBK

2. Pemilihan kata kunci yang tidak tepat akan berdampak pada pencarian kode diagnosis yang tidak tepat

3. Tenaga entry/pengelola P Care tidak memiliki kompetensi yang cukup dalam hal koding, sehingga dokter perlu meluangkan waktu untuk membuat tabel bantu menggunakan buku/browser ICD-10

4. Perlu adanya pengetahuan/pemahaman koding diagnosis untuk dapat menemukan kode diagnosis secara tepat Pelatihan Koding Diagnosis