Post on 05-Jul-2018
8/15/2019 PRESUS 3 Kehamilan Dengan Distensi Uterus
1/35
BAB I
PENDAHULUAN
Distensi uterus merupakan masalah dalam kehamilan dimana ibu bersalin
dengan uterus lebih besar dari umur kehamilan. Volume uterus pada aterm adalah 5L,
teteapi dapat juga mencapai 20L dengan berat rata-rata 1.100gr. Pembesaran uterus
ang lebih besar pada saat kehamilan bisa disebabkan oleh unsur uterus, air ketuban,
plasenta, ataupun janinn a sendiri. Pembesaran uterus karena janin adalah
makrosomia dan kehamilan ganda, sedangkan air ketuban ang membuat pembesaran
uterus adalah polihodiroamnion.
!airan amnion merupakan membrane ang kuat dan kokoh, tetapi "leksibel.
#ungsi dari amnion ini adalah sebagai pelindung janin dari trauma "isik, membantu pertumbuhan paru dan memberikan penghalang terhadap in"eksi. Volume cairan
ketuban ang normal ber$ariasi. Volume rata-rata meningkat dengan usia kehamilan,
memuncak sampai %00-1000 ml, ang bertepatan dengan usia kehamilan &'-&(
minggu. Peningkatan abnormal dari cairan ketuban, polihidramnion, dapat
memperlihatkan suatu anomali janin ang mungkin terjadi. Volume cairan amniotik
tidak cukup, oligohidramnion, menjadikan perkembangan jaringan paru-paru janin
tidak sempurna dan dapat men ebabkan kematian janin.)1,2,&*
Pembesaran uterus karena makrosomia atau dari "aktor janin. +akrosomia
adalah salah satu komplikasi pada kehamilan ang akan berdampak buruk pada
persalinan dan pada saat ba i lahir apabila komplikasi tersebut tidak dideteksi secara
dini dan segera ditangani. a i besar )makrosomia* adalah ba i ang begitu lahir
memiliki bobot lebih dari 000 gram. Pada normaln a, berat ba i baru lahir adalah
sekitar 2.500- 000 gram. #aktor risiko ang dapat men ebabkan makrosomia adalah
usia kehamilan lebih dari 2 minggu dapat men ebabkan makrosomia sekitar 2,5 .erat badan ibu ang lebih dari /0kg, multipara, diabetes gestasional. Pada panggul
normal, janin dengan berat badan kurang dari 500 gram pada umumn a tidak
menimbulkan kesukaran persalinan. esukaran dalam persalinan normal dapat terjadi
karena kepala ang besar atau kepala ang lebih keras )pada post maturitas* tidak
dapat memasuki pintu atas panggul, atau karena bahu ang lebar sulit melalui rongga
panggul. pabila kepala anak sudah lahir tetapi kelahiran bagian-bagian lain macet
janin dapat meninggal akibat as"iksia. Pada disproporsi se"alopel$ik )tidak seimbang
kepala panggul* karena janin besar, seksio sesarea perlu dipertimbangkan. ) ,5*
1
8/15/2019 PRESUS 3 Kehamilan Dengan Distensi Uterus
2/35
Pembesaran uterus karena hamil ganda atau dari "aktor janin ehamilan kembar
ialah satu kehamilan dengan dua janin atau lebih. ehamilan dan persalinan
memba a risiko bagi janin. Dapat men ebabkan kelainan kromosom, premature,
anomal , hipoksia dan trauma. 3ukum 3ellin men atakan bah a perbandingan antara
kehamilan kembar dan tunggal ialah 14%0, untuk triplet 14%0 2, dan untuk kuadruplet
14%0&. nsiden kembar dua janin atau lebih meningkat signi"ikan selama 15 tahun ini,
dikarenakan ketersediaan dan pengggunaan obat-obat penginduksi o$ulasi dan
assisted reproductive technology ) 67*. )1,'*
erikut ini diajukan suatu kasus anita 1' tahun ang masuk ke 8D
ebidanan dan didiagnosa dengan mpending eklampsi pada 8 1 hamil &(-&% minggu.
Pasien rujukan dari puskesmas +atraman, 9elanjutn a akan dibahas mengenai
pemeriksaan, diagnosa, serta penatalaksanaan kasus ini sesuai dengan literatur ang
ada.
2
8/15/2019 PRESUS 3 Kehamilan Dengan Distensi Uterus
3/35
BAB II
ILUSTRASI KASUS
I.1 Identitas Pasien (Gemelli)
:ama 4 : . 9D
;mur 4 2& tahun
Pendidikan 4 9L7
Pekerjaan 4 bu 6umah 7angga
lamat 4 +atraman
:o. 6+ 4 210 5
I.2 Anamnesa
9eorang pasien anita datang dengan 82P1 0 hamil &(-&% minggu, janjin
gemelli kepala-kepala hidup keduan a.
Kelu an Utama !
+ulas-mulas sejak 22.&0 )& jam 9+69*
Kelu an Tam"a an !
7idak ada
Ri#a$at Pen$a%it Se%a&an' !
Pasien mengaku hamil / bulan, 3P37 lupa. Pasien mengaku :!di
puskesmas 6a amangun tiap bulan, dikatakan tidak ada darah tinggi selama
kehamilan. 6i a at ;9841< dikatakan ba i dalam keadaaan baik namun berat
badan ba i kecil sehingga membutuhkan : !;. +ulas-mulas ada , keluar air-air
tidak ada, tidak ada lendir darah dan keputihan disangkal. 8erak janin akti".
dan normal.Ri#a$at Pen$a%it Da ulu !
7idak ada ri a at hipertensi, diabetes mellitus, asma, pen akit jantung, dan alergi.
Ri#a$at Pen$a%it Kelua&'a !
bu mengalami hipertensi, tetapi untuk diabetes mellitus, asma, pen akit jantung,
dan alergi pada keluarga pasien disangkal.
Ri#a$at enst&uasi !
&
8/15/2019 PRESUS 3 Kehamilan Dengan Distensi Uterus
4/35
+enarche usia 12 tahun, siklus haid teratur, lama haid 5-( hari, ganti pembalut &-
kali dalam 1 hari.
Ri#a$at eni%a !
1
8/15/2019 PRESUS 3 Kehamilan Dengan Distensi Uterus
5/35
2=5-&=5
Peme&i%saan Penun an'
Ult&as*n*'&a/i
- PD4 %,/- 3!4 &1,%(- !4 &1,0'- ! 4 9p
I.0 Dia'n*sa Ke& a
mpending Aklampsia pada 81 hamil &(-&% minggu, ?P 73 belum inpartu
dengan permasalahan !ortical blindnsess
I. Ren ana Peme&i%saan Penun an'Darah Lengkap, LD3, ;r=!r, 7rombosit
I.3 Ren ana Pen'*"atan1. Ebser$asi 77V, obser$asi perdarahan, D??2. Ebser$asi perburukan PA&. 6encana 9! ! to
. 6L F +g9E 0 selama % jam5. +g9E 0 , g bolus'. :i"edipine 10mg=20 menit )ma<
8/15/2019 PRESUS 3 Kehamilan Dengan Distensi Uterus
6/35
Aklamsia
P4Ebs4 ;, 77V, korpus uteri, perdarahan
Ebser$asi kejang4
- +g9E 0 g bolus i$- +g9E 0 1gr=jam )2 jam*
!e"tria
8/15/2019 PRESUS 3 Kehamilan Dengan Distensi Uterus
7/35
tidak anemis dan tidak ikterik,Paru4 $esicular,
hee@ing tidak ada dikedua paru, ronkhi F=-?antung4 ? 1-2reguler tanpa murmurdan gallop
bdomen4 supel, n eritekan tidak ada, bisungusus positi" normalAkstremitas4 akralhangat, !67B 2s,edem tidak ada9tatus obstetris4 7#; 4 2 jari ba ah
pusat, kontaksi baik
4 $=u tenangV7 4 tidak ada kassa,tidak ada perdarahan
- 9usp Adema paru dd pneumonia
jam- n"us 6L 500ccF
oksitosin '0 i;- dalat Eros
1
8/15/2019 PRESUS 3 Kehamilan Dengan Distensi Uterus
8/35
ada, n eriuluh hati tidak ada
+ata4 onjungti$atidak anemis dan tidak ikterik,Paru4 $esicular,
hee@ing tidak ada dikedua paru, ronkhitidak ada di kedua
paru?antung4 ? 1-2reguler tanpa murmurdan gallop
bdomen4 supel, n eritekan tidak ada, bisungusus positi" normalAkstremitas4 akralhangat, !67B 2s,edem tidak ada
9tatus obstetris4 7#; 4 2 jari ba ah pusat, kontaksi baik
4 $=u tenang, perdarahan akti" tidakada
permasalahan4- - PA 7D
terkontrol- 6i a at
eklampsia
Puerpuralisnemia+ikrositikhipokrom ec de"
besi
+etildopa &
8/15/2019 PRESUS 3 Kehamilan Dengan Distensi Uterus
9/35
Diskusi dengan DP?P dr. Gu un 9p.E8 ) * pasien dengan permasalahan saat ini
trombosit 122.000, meningkat dari 102000 tanggal 1%=2=1'* dengan 7D terkontrol
1 0=/0 dan nadi /0;< (:) 1',2 14 1 924E&it&*sit ( uta5uL) ,5% ,.70 2.84Leu%*sitHitun' ?enis!
- Bas*/il- E*sin*/il- Net&*/il- Lim/*sit- *n*sit
12.72
00,5
489210.05,
10.41
06
7,9,892892
11.36
0,(197
729711&,%
T&*m"*sit(Ri"u5mm , )
225 102 122
Hem*stasis7
!7&'
--
--
Kimia Klini% 8ula Darah 9e aktuEle%t&*lit
:atrium ):a*alium ) *loridusa )!l*lbumin
98E798P7Analisa Gas Da&a
p3PE23!E&7!E2
ase A10910918493
(1
-----
(, 2',190112192>,9022,&8790
/
8/15/2019 PRESUS 3 Kehamilan Dengan Distensi Uterus
10/35
10
8/15/2019 PRESUS 3 Kehamilan Dengan Distensi Uterus
11/35
BAB III
TIN?AUAN PUSTAKA
III.1. Hi+e&tensi Dalam Ke amilan
III.1.1 Pen'e&tian Hi+e&tensi Dalam Ke amilan
3ipertensi dalam kehamilan adalah tekanan sistolik H 1 0 mm3g atau
tekanan diastole H /0 mm3g ang dinilai pada dua kali penilaian ang berjarak '
jam. )1*
III.1.2 Klasi/i%asi Pe&da&a an Hi+e&tensi dalam %e amilan )1,2,%,/*
lasi"ikasi klinis perdarahan hipertensi dalam kehamilan aitu4
1. Hi+e&tensi K&*ni% aitu hipertensi dalam kehamilan ang terjadi
sebelum kehamilan tanpa disertai peroteinuri. Dapat terjadi sampai 12
minggu post partum, onset hipertensi sebelum hamil atau sebelum usia
kehamilan 20 minggu dan menggunakan obat anti hipertensi sebelum
kehamilan.
2. Hi+e&tensi Gestasi*nal aitu hipertensi dalam kehamilan ang
meningkat setelah 20 minggu tanpa disertai peroteinuri. Dapat terjadi
sampai 12 minggu post partum&. Su+e&im+*sed P&ee%alm+si aitu hipertensi kronik ang disertai
proteinuri
. P&ee%lam+si aitu hipertensi setelah 20 minggu dengan tekanan darah
ang normal sebelum kehamilan. Disertai dengan proteinuri.
5. E%lam+si aitu anita hami dengan preeklamsi tanpa sebab ang jelas
mengalami kejang.
III.1., -a%t*& Resi%* Te& adin$a Pe&da&a an Hi+e&tensi dalam %e amilan)2,%*
1. Hi+e&tensi K&*ni%
a. diopatik 1* 3ipertensi esensial
b. elainan pembuluh darah1* 3ipertensi reno$ascular 2* oarktasio aorta
c. elainan endokrin1* Diabetes mellitus2* 3ipertiroid
&* 9indrom cushing* 3iperperparatiroid
11
8/15/2019 PRESUS 3 Kehamilan Dengan Distensi Uterus
12/35
d. elainan 8injal1* Diabetic ne"ropati2* 8agal ginjal akut dan kronik &* :ekrosisi pada tubular dan cortical
* Pielone"ritis
5* 8injal polikistik e. elainan ?aringan kat
1* 9LA
2. P&ee%lams+si!
a. ;sia B 20 tahun atau H &5 tahun b. :uliparac. Diabetes mellitusd. 8anguan 8injale. n$ersi uterus". 6i a at eluarga
III.2. Hi+e&tensi K&*ni% (7)
III.2.1 Pat*/*sisi*l*'i
9elama kehamilan normal, $olume darah ibu meningkat 0-'0 . 3al ini akan
mrngubah cardiac output dan akan meningkat secara signi"ikam aliran darah pada
ginjal. 7ekanan darah normaln a akan menurun pada trimester pertama karena
peningkatan dari progesterone, kemudian akan mencapai titik terendahpada trimester
kedua kemudian kembali seperti normaln a pada akhir trimester tiga.
III.2.2 Dia'n*sis
Pada pemeriksaan tekanan darah keadaan tekanan sistolik H 1 0 mm3g atau
tekanan diastole H /0 mm3g ang dinilai pada dua kali penilaian ang berjarak '
jam.Dan diukur pada kedua tangan dengan posisi pasien duduk.
7es lab seperti darah lengkap, glukosa darah, elektrolit, kreatinin dan kultur
urin. Pada pasien ang memiliki gagal ginjal )serum kreatinin H 0.% mg=dL, urine
protein H 1F pada dipstick*, tamping urin 2 jam untuk melihat cleareance creatinin
dan total protein ang akan membedakan dengan preeklamsi*. Pada gambaran A 8
akan men ebabkan hipertro"i $entrikel kiri, pada rontgen thora< terdapat gambaran
kardiomegali.
III.2., Pentala%sanaan
12
8/15/2019 PRESUS 3 Kehamilan Dengan Distensi Uterus
13/35
?enis Anti i+e&tensi +ada Hi+e&tensi K&*ni% (798)
a. +eth ldopa dosis 500mh-2g dibagu dalam 2- dosis,
b. Labetolol 100mg dosis maksimum 200mg
c. :i"edipine dosis a al &0mg perhari
III.2.0 P&*'n*sis (,90)
a. ?anin
;#86, superimposed preeclampsia, preterm
". I"u
nsu"iesiensi ginkal dan atau sakit jantung.
III.,. Hi+e&tensi Gestasi*nal
3ipertensi 8estasional aitu hipertensi dalam kehamilan ang
meningkat setelah 20 minggu tanpa disertai peroteinuri. Dapat terjadi sampai12 minggu post partum.
1&
8/15/2019 PRESUS 3 Kehamilan Dengan Distensi Uterus
14/35
III.,.1 Klasi/i%asi i+e&tensi 'estasi*nal (7)
a. Den'an +en$ulit
ondisi dengan pen ulit seperti pregestasional D+ tipe 1 I 2 atau pen akit
ginjal. Pada keadaaan ini kontrol tekanan darah harus dieperketat jika tidak
akan berrisiko tinggi dengan pen akit kardio$askular
". Den'an P&ee%alm+si
3ampir setengah dari anita ang terkena hipertensi gestasional
ditemukan sindrom preekalmpsia seperti sakit kepala, n eri epigastrium,
proteiunuri dan ttrombositopenia .)2*
III.,.2 Penatala%sanaan
a. Tatala%sana Umum (16)
- Pantau tekanan darah, urin )untuk proteinuria*, dan kondisi janin setiap minggu.
- ?ika tekanan darah meningkat, tangani sebagai preeklampsia ringan.
1
Ta"el 1. Klasi/i%asi Hi+e&tensi Gestasi*mal (2)
8/15/2019 PRESUS 3 Kehamilan Dengan Distensi Uterus
15/35
- ?ika kondisi janin memburuk atau terjadi pertumbuhan janin terhambat, ra at
untuk penilaian kesehatan janin.
- eri tahu pasien dan keluarga tanda baha a dan gejala preeklampsia dan
eklampsia.
- ?ika tekanan darah stabil, janin dapat dilahirkan secara normal.
III.0 Su+e&im+*sed +&ee%lam+sia +ada i+e&tensi %&*ni%
bu dengan ri a at hipertensi kronik )sudah ada sebelum usia
kehamilan 20 minggu*
7es celup urin menunjukkan proteinuria HF1 atau trombosit
B100.000 sel=uL pada usia kehamilan H 20 minggu
III. . P&ee%lam+si
Preeklampsi aitu hipertensi setelah 20 minggu dengan tekanan darah ang
normal sebelum kehamilan. Disertai dengan proteinuri
III. .1 Klasi/i%asi (16)
III. .1.1 P&ee%lam+sia Rin'an
7ekanan darah J1 0=/0 mm3g pada usia kehamilan H 20 minggu
7es celup urin menunjukkan proteinuria 1F atau pemeriksaan protein kuantitati"
menunjukkan hasil H&00 mg=2 jam
III. .1.2 P&ee%lam+sia Be&at
7ekanan darah H1'0=110 mm3g pada usia kehamilan H20 minggu
7es celup urin menunjukkan proteinuria J2F atau pemeriksaan
protein kuantitati" menunjukkan hasil H5 g=2 jam
tau disertai keterlibatan organ lain4
K 7rombositopenia )B100.000 sel=uL*, hemolisis mikroangiopati
K Peningkatan 98E7=98P7, n eri abdomen kuadran kanan atas
K 9akit kepala , skotoma penglihatan
K Pertumbuhan janin terhambat, oligohidramnion
K Adema paru dan=atau gagal jantung kongesti"
K Eliguria )B 500ml=2 jam*, kreatinin H 1,2 mg=dl
III. .2 Eti*l*'i (2)
a* mplantasi plasenta dengan in$asi abnormal tro"oblas pada pembuluh uterin
mpantasi normal diakarteristikan dengan membuat arteriol spiralis menjadi
lebih luas ampai ke membrane desidua basalis. 7ro"ooblas endo$ascular menggantikan endothelial dan ototmenjadi pembuluh darah ang berdiameter besar.
15
8/15/2019 PRESUS 3 Kehamilan Dengan Distensi Uterus
16/35
Vena-$ena han a terdapat di super"icial. Pada kasus preeclampsia, terkadang in$asi
tro"oblasn a menempel tidak komplit. Dengan ini pembuluh-pembuluh darah
desidual, taoi tidak oada pembuluh miometrial, menjadi sejalan dengan endo$ascular
tro"oblas. 9emakin dalam arteriol miometrial tidak menghilangkan garis endothelial
dan jaringan muskuloelastik, dan artin a han a setengah pembuluh ang tidaksesuai
pada plasenta normal.hal ini akan membuat menghalangi aliran darah plasenta dan
akan menurunkan pemecahan "aktor pertumbuhan antigogenic ang mungkin
membuat remodeling $ascular. +engurangi per"usi dan akan membuat hipoksia ang
akan men ebabkan debris plasenta atau mikropartikel ang membuat in"lamasi
sistemik.
Pada hipertensi dalam kehamilan, tidak terjadi in$asi sel-sel tro"oblas pada
lapisan otot arteri spiralis dan jaringan matriks sekitarn a. Lapisan otot arteri spiralis
menjadi tetap kaku dan keras sehingga lumen arteri spiralis tidak memungkinkan
mengalami distensi dan $asodilatasi. kibatn a, arteri spiralis relati$e mengalami1'
8/15/2019 PRESUS 3 Kehamilan Dengan Distensi Uterus
17/35
$asokonstriksim dan terjadilah hipoksia dan iskemia plasenta. Dampak iskemia
plasenta akan menmbulkan perubahan-perubahan ang dapat menjelaskan
pathogenesis 3D selanjutn a.Diameter rata-rata arteri spiralis pada hamil normal adalah 500 mikron,
sedangkan pada preeklamsia rata-rata 200 mikron. Pada hamil normal, $asodilatasi
lumen arteri spiralis dapat meningkatkan 10< aliran darah ke uteroplasenta.
b* 7eori iskemia plasenta, radikal bebas, dan dis"ungsi endotel
Plasenta ang mengalami iskemia dan hipoksia akan menghasilkan oksidan
)radikal bebas*, aitu sen a a penerima electron atau atom molekul ang mempun ai
elektron ang tidak berpasangan.
9alah satu oksidan penting ang dihasilkan plasenta iskemia adalah radikal
hidroksil ang sangat toksis, khususn a terhadap membrane endotel pembuluh darah.9ebenarn a, produksi oksidan pada manusia adalah suatu proses normal, karena
oksidan memang dibutuhkan untuk perlindungant ubuh, dan a radikal hidroksil
dalam darah mungkin dahulu dianggap sebagai bahan toksin ang beredar di dalam
darah, makan dulu 3D disebut to
8/15/2019 PRESUS 3 Kehamilan Dengan Distensi Uterus
18/35
preeklamsia kadar tromboksan lebih tinggi dari kadar prostasiklin sehingga terjadi
$asokonstriksi.• Perubahan khas pada sel endotel kapiler glomerulus.• Peningkatan permeabilitas kapilar.
• Peningkatan produksi bahan-bahan $asopressor, aitu endotelin. adar :E)$asodilator* menurun, sedangkan endotelin )$asokonstriktor* meningkat,
• Peningkatan "aktor koagulasi.
III. ., Pat*/isi*l*'i (2)
Nalaupun mekanisme pato"isiologi ang jelas tidak dimengerti, preeklamsi
merupakan suatu kelainan pada "ungsi endotel aitu $asospasme. Pada
beberapa kasus, mikroskop caha a menunjukkan bukti insu"isiensi plasenta
akibat kelainan tersebut, seperti trombosis plasenta di"us, in"lamasi
$askulopati desidua plasenta, dan in$asi abnormal tro"oblastik pada
endometrium. 3al-hal ini menjelaskan bah a pertumbuhan plasenta ang
abnormal atau kerusakan plasenta akibat mikrotrombosis di"us merupakan
pusat perkembangan kelainan ini.
3ipertensi ang terjadi pada preeklamsi adalah akibat $asospasme,
dengan konstriksi arterial dan penurunan $olume intra$askular relati"
dibandingkan dengan kehamilan normal. 9istem $askular pada anita hamil
menunjukkan adan a penurunan respon terhadap peptida $asoakti" seperti
angiotensin dan epine"rin. Nanita ang mengalami preeklamsi menunjukkan
hiperresponsi" terhadap hormon-hormon ini dan hal ini merupakan gangguan
ang dapat terlihat bahkan sebelum hipertensi tampak jelas. Pemeliharaan
tekanan darah pada le$el normal dalam kehamilan tergantung pada interaksi
antara curah jantung dan resistensi $askular peri"er, tetapi masing-masing
secara signi"ikan terganggu dalam kehamilan. !urah jantung meningkat &0-
50 karena peningkatan nadi dan $olume sekuncup. Nalaupun angiotensin
dan renin ang bersirkulasi meningkat pada trimester , tekanan darah
cenderung untuk menurun, menunjukkan adan a reduksi resistensi $askular
sistemik. 6eduksi diakibatkan karena penurunan $iskositas darah dan
sensi$itas pembuluh darah terhadap angiotensin karena adan a prostaglandin
$asodilator.
da bukti ang menunjukkan bah a adan a respon imun maternal
ang terganggu terhadap jaringan plasenta atau janin memiliki kontribusi
1%
8/15/2019 PRESUS 3 Kehamilan Dengan Distensi Uterus
19/35
terhadap perkembangan preeklamsi. Dis"ungsi endotel ang luas menimbulkan
mani"estasi klinis berupa dis"ungsi multi organ, meliputi susunan sara" pusat,
hepar, pulmonal, renal, dan sistem hematologi. erusakan endotel
men ebabkan kebocoran kapiler patologis ang dapat bermani"estasi pada ibu
berupa kenaikan berat badan ang cepat, edema non dependen )muka atau
tangan*, edema pulmonal, dan hemokonsentrasi. etika plasenta ikut terkena
kelainan, janin dapat terkena dampakn a akibat penurunan aliran darah utero-
plasenta. Penurunan per"usi ini menimbulkan mani"estasi klinis seperti tes laju
jantung janin ang non-reassuring , skor rendah pro"il bio"isik,
oligohidramnion, dan pertumbuhan janin terhambat pada kasus-kasus ang
berat.
9elama kehamilan normal, tekanan darah sistolik han a berubah
sedikit, sedangkan tekanan darah diastolik turun sekitar 10 mm3g pada usia
kehamilan muda )1&-20 minggu* dan naik kembali pada trimester ke .
Pembentukkan ruangan inter$illair, ang menurunkan resistensi $askular, lebih
lanjut akan menurunkan tekanan darah.
III. . ANAGE EN HIPERTENSI DALA KEHA ILAN
A. Penatala%sanaan i+e&tensi dalam %e amilan1. Panduan Penatala%sanaan
Laporan :3 PAP Working Group , men ediakan & panduan
penatalaksanaan 4a* Persalinan merupakan terapi ang paling tepat untuk ibu, tetapi tidak
demikian untuk janin. Dasar terapi di bidang obstetrik untuk
preeklamsi berdasarkan apakah janin dapat hidup tanpa komplikasi
neonatal serius baik dalam uterus maupun dalam pera atan rumah
sakit. b* Perubahan pato"isiologi pada preeklamsi berat menunjukkan bah a
per"usi ang buruk merupakan sebab utama perubahan "isiologis
maternal dan meningkatkan morbiditas dan mortalitas perinatal.1/
8/15/2019 PRESUS 3 Kehamilan Dengan Distensi Uterus
20/35
esempatan untuk mengatasi preeklamsi dengan diuretik atau dengan
menurunkan tekanan darah dapat menimbulkan perubahan
pato"isiologis.c* Perubahan patogenik pada preeklamsi telah ada jauh sebelum
diagnostik klinis timbul. Penemuan ini menunjukkan bah a perubahan
ire$ersibel terhadap kesejahteraan janin dapat terjadi sebelum
diagnosis klinis. ?ika ada pertimbangan konser$ati" daripada
persalinan, maka ditujukan untuk memperbaiki kondisi ibu agar janin
dapat menjadi matur.2. Penan'anan +&a>%e amilan
9etiap anita harus die$aluasi sebelum konsepsi untuk menentukan
kondisi tekanan darahn a. ?ika terdapat hipertensi, dapat ditentukan
beratn a, sebab sekunder ang mungkin, kerusakan target organ, dan
rencana strategis penatalaksanaann a. eban akan anita penderita
hipertensi ang merencanakan kehamilan harus menjalani skrining adan a
"aeokromositoma karena angka morbiditas dan mortalitasn a ang tinggi
apabila keadaan ini tidak terdiagnosa pada ante partum.Pada umumn a, "rekuensi kunjungan antenatal menjadi sering pada
akhir trimester untuk menemukan a al preeklamsi. Nanita hamil dengan
tekanan darah ang tinggi ) ≥ 1 0=/0 mm3g* akan die$aluasi di rumah sakit
sekitar 2-& hari untuk menentukan beratn a hipertensi. Nanita hamil
dengan hipertensi ang berat akan die$aluasi secara ketat bahkan dapat
dilakukan terminasi kehamilan. Nanita hamil dengan pen akit ang ringan
dapat menjalani ra at jalan.Pada anita penderita hipertensi ang merencanakan kehamilan,
penting diketahui mengenai penggantian medikasi anti hipertensi ang
telah diketahui aman digunakan selama kehamilan, seperti metildopa atau
beta bloker. Penghambat !A dan 6 jangan dilanjutkan sebelum
terjadin a konsepsi atau segera setelah kehamilan terjadi.Pera atan di rumah sakit dipertimbangkan pada anita dengan
hipertensi berat, terutama apabila terdapat hipertensi ang persisten atau
bertambah berat atau munculn a proteinuria. A$aluasi secara sistematis
meliputi 4Pemeriksaan detil diikuti pemeriksaan harian terhadap gejala klinis
seperti sakit kepala, pandangan kabur, n eri epigastrium, dan penambahan berat badan secara cepat.
20
8/15/2019 PRESUS 3 Kehamilan Dengan Distensi Uterus
21/35
Penimbangan berat badan saat masuk rumah sakit dan setiap hari
setelahn a.nalisis proteinuria saat masuk rumah sakit dan setiap 2 hari.
Pengukuran tekanan darah dengan posisi duduk setiap jam kecuali
saat pertengahan tengah malam dengan pagi hari.Pengukuran serum kreatinin, hematokrit, trombosit, dan serum
en@im hati, "rekuensi pemeriksaan tergantung beratn a pen akit.A$aluasi berkala tentang ukuran janin dan cairan amnion secara
klinis dan dengan menggunakan ultrasonogra"i.
9elain itu, pasien juga dianjurkan mengurangi akti$itas sehari-
harin a ang berlebihan. 7irah baring total tidak diperlukan, begitu
pula dengan pemberian sedati". Diet harus mengandung protein dan
kalori dalam jumlah ang cukup. Pembatasan garam tidak diperlukan
asal tidak berlebihan.
,. Penatala%sanaan +&ee%lamsiDiagnosis dini, super$isi medikal ang ketat, aktu persalinan
merupakan pers aratan ang mutlak dalam penatalaksanaan preeklamsi.Persalinan merupakan pengobatan ang utama. 9etelah diagnosis
ditegakkan, penatalaksanaan selanjutn a harus berdasarkan e$aluasi a al
terhadap kesejahteraan ibu dan janin. erdasarkan hal ini, keputusan
dalam penatalaksanaan dapat ditegakkan, aitu apakah hospitalisasi,
ekspektati" atau terminasi kehamilan serta harus memperhitungkan
beratn a pen akit, keadaan ibu dan janin, dan usia kehamilan. 7ujuan
utama pengambilan strategi penatalaksanaan adalah keselamatan ibu dankelahiran janin hidup ang tidak memerlukan pera atan neonatal lebih
lanjut dan lama. Penatalaksanaa pada preeklamsi dibagi berdasarkan
beratn a preeklamsi, aitu 4Preeklamsi ringan
Pada preeklamsi ringan, obser$asi ketat harus dilakukan untuk menga asi
perjalanan pen akit karena pen akit ini dapat memburuk se aktu- aktu.
dan a gejala seperti sakit kepala, n eri ulu hati, gangguan penglihatan dan
proteinuri meningkatkan risiko terjadin a eklamsi dan solusio plasenta.Pasien-pasien dengan gejala seperti ini memerlukan obser$asi ketat ang
21
8/15/2019 PRESUS 3 Kehamilan Dengan Distensi Uterus
22/35
dilakukan di rumah sakit. Pasien harus diobser$asi tekanan darahn a setiap
jam, pemeriksaan klirens kreatinin dan protein total seminggu 2 kali, tes
"ungsi hati, asam urat, elektrolit, dan serum albumin setiap minggu. Pada
pasien preeklamsi berat, pemeriksaan "ungsi pembekuan seperti protrombin
time, partial tromboplastin time, "ibrinogen, dan hitung trombosit. Perkiraan
berat badan janin diperoleh melalui ;98 saat masuk rumah sakit dan setiap 2
minggu. Pera atan jalan dipertimbangkan bila ketaatan pasien baik, hipertensi
ringan, dan keadaan janin baik. Penatalaksanaan terhadap ibu meliputi
obser$asi ketat tekanan darah, berat badan, ekskresi protein pada urin 2 jam,
dan hitung trombosit begitu pula keadaan janin )pemeriksaan den ut jantung
janin 2< seminggu*. 9ebagai tambahan, ibu harus diberitahu mengenai gejala
pemburukan pen akit, seperti n eri kepala, n eri epigastrium, dan gangguan
penglihatan. ila ada tanda-tanda progresi pen akit, hospitalisasi diperlukan.
Pasien ang dira at di rumah sakit dibuat sen aman mungkin. da
persetujuan umum tentang induksi persalinan pada preeklamsi ringan dan
keadaan ser$ik ang matang )skor ishop H'* untuk menghindari komplikasi
maternal dan janin. kan tetapi ada pula ang tidak menganjurkan
penatalaksanaan preeklamsi ringan pada kehamilan muda. 9aat ini tidak ada
ketentuan mengenai tirah baring, hospitalisasi ang lama, penggunaan obat
anti hipertensi dan pro"ilaksis anti kon$ulsan. 7irah baring umumn a
direkomendasikan terhadap preeklamsi ringan. euntungan dari tirah baring
adalah mengurangi edema, peningkatan pertumbuhan janin, pencegahan ke
arah preeklamsi berat, dan meningkatkan outcome janin. +edikasi anti
hipertensi tidak diperlukan kecuali tekanan darah melonjak dan usia
kehamilan &0 minggu atau kurang. Pemakaian sedati" dahulu digunakan, tatapi
sekarang tidak dipakai lagi karena mempengaruhi den ut jantung istirahat
janin dan karena salah satun a aitu "enobarbital mengganggu "aktor
pembekuan ang tergantung $itamin dalam janin. 9eban ak & penelitian
acak menunjukkan bah a tidak ada keuntungan tirah baring baik di rumah
maupun di rumah sakit alaupun tirah baring di rumah menurunkan laman a
aktu di rumah sakit. 9ebuah penelitian men atakan adan a progresi pen akit
ke arah eklamsi dan persalinan prematur pada pasien ang tirah baring di
rumah. :amun, tidak ada penelitian ang menge$aluasi eklamsi, solusio plasenta, dan kematian janin. Pada 10 penelitian acak ang menge$aluasi
22
8/15/2019 PRESUS 3 Kehamilan Dengan Distensi Uterus
23/35
pengobatan pada anita dengan preeklamsi ringan menunjukkan bah a e"ek
pengobatan terhadap laman a kehamilan, pertumbuhan janin, dan insidensi
persalinan preterm ber$ariasi antar penelitian. Eleh karena itu tidak terdapat
keuntungan ang jelas terhadap pengobatan preeklamsi ringan.Pengamatan terhadap keadaan janin dilakukan seminggu 2 kali dengan :97
dan ;98 terhadap $olume cairan amnion. 3asil :97 non reakti" memerlukan
kon"irmasi lebih lanjut dengan pro"il bio"isik dan oksitosin challenge test .
mniosentesis untuk mengetahui rasio lesitin4s"ingomielin )L49 ratio* tidak
umum dilakukan karena persalinan a al akibat indikasi ibu, tetapi dapat
berguna untuk mengetahui tingkat kematangan janin. Pemberian
kortikosteroid dilakukan untuk mematangkan paru janin jika persalinan
diperkirakan berlangsung 2-( hari lagi. ?ika terdapat pemburukan pen akit
preeklamsi, maka monitor terhadap janin dilakukan secara berkelanjutan
karena adan a baha a solusio plasenta dan insu"isiensi uteroplasenter.Preeklamsi berat
7ujuan penatalaksanaan pada preeklamsi berat adalah mencegah kon$ulsi,
mengontrol tekanan darah maternal, dan menentukan persalinan. Persalinan
merupakan terapi de"initi" jika preeklamsi berat terjadi di atas &' minggu atau
terdapat tanda paru janin sudah matang atau terjadi baha a terhadap janin. ?ika
terjadi persalinan sebelum usia kehamilan &' minggu, ibu dikirim ke rumah
sakit besar untuk mendapatkan : !; ang baik.Pada preeklamsi berat, perjalanan pen akit dapat memburuk dengan
progresi" sehingga men ebabkan pemburukan pada ibu dan janin. Eleh karena
itu persalinan segera direkomendasikan tanpa memperhatikan usia kehamilan.
Persalinan segera diindikasikan bila terdapat gejala impending eklamsi,
dis"ungsi multiorgan, atau ga at janin atau ketika preeklamsi terjadi sesudah
usia kehamilan & minggu. Pada kehamilan muda, bagaimana pun juga, penundaan terminasi kehamilan dengan penga asan ketat dilakukan untuk
meningkatkan keselamatan neonatal dan menurunkan morbiditas neonatal
jangka pendek dan jangka panjang.Pada & penelitian klinis baru-baru ini, penatalaksanaan secara konser$ati"
pada anita dengan preeklamsi berat ang belum aterm dapat menurunkan
morbiditas dan mortalitas neonatal. :amun, karena han a 11' anita ang
menjalani terapi konser$ati" pada penelitian ini dan karena terapi seperti itu
mengundang risiko bagi ibu dan janin, penatalaksanaan konser$ati" han a
2&
8/15/2019 PRESUS 3 Kehamilan Dengan Distensi Uterus
24/35
8/15/2019 PRESUS 3 Kehamilan Dengan Distensi Uterus
25/35
tekanan darah mendekati normal, maka pemberian hidrala@in dihentikan. ?ika
hipertensi kembali muncul pada anita post partum, labetalol oral atau
diuretik thia@ide dapat diberikan selama masih diperlukan.Pemberian cairan in"us dianjurkan ringer laktat seban ak '0-125 ml
perjam kecuali terdapat kehilangan cairan le at muntah, diare, dia"oresis, atau
kehilangan darah selama persalinan. Eliguri merupakan hal ang biasa terjadi
pada preeklamsi dan eklamsi dikarenakan pembuluh darah maternal
mengalami konstriksi )$asospasme* sehingga pemberian cairan dapat lebih
ban ak. Pengontrolan perlu dilakukan secara rasional karena pada anita
eklamsi telah ada cairan ekstraselular ang ban ak ang tidak terbagi dengan
benar antara cairan intra$askular dan ekstra$askular. n"us dengan cairan ang
ban ak dapat menambah hebat maldistribusi cairan tersebut sehingga
meninggikan risiko terjadin a edema pulmonal atau edema otak.Pada masa lalu, anestesi dengan cara epidural dan spinal dihindarkan pada
anita dengan preeklamsi dan eklamsi. Pertimbangan utama karena adan a
hipotensi ang ditimbulkan akibat blokade simpatis. da juga pertimbangan
lain aitu pada keamanan janin karena blokade simpatis dapat menimbulkan
ipotensi dan menurunkan per"usi plasenta. etika teknik analgesi telah
mengalami kemajuan beberapa dekade ini, analgesi epidural digunakan untuk
memperbaiki $asospasme dan menurunkan tekanan darah pada anita
penderita preeklamsi berat. 9elain itu, klinisi ang lebih men enangi anestesi
epidural men atakan bah a pada anestesi umum dapat terjadi penigkatan
tekanan darah tiba-tiba akibat stimulasi oleh intubasi trakea dan dapat
men ebabkan edema pulmonal, edema serebral dan perdarahan intrakranial.
Pada penelitian ang dilakukan oleh Nallace dan ka an-ka an menunjukkan
bah a penggunaan anestesi baik metode anestesi umum maupun regional
dapat digunakan pada persalinan dengan cara seksio sesarea pada anita
preeklamsi berat jika langkah-langkah dilakukan dengan pertimbangan ang
hati-hati. Nalaupun anestesi epidural dapat menurunkan tekanan darah, telah
dibuktikan bah a tidak ada keuntungan signi"ikan dalam mencegah hipertensi
setelah persalinan. esimpulan ang dapat ditarik adalah anestesi epidural
aman digunakan selama persalinan pada anita dengan hipertensi dalam
kehamilan, tetapi bukan merupakan terapi terhadap hipertensi.
ndikasi persalinan pada preeklamsi dibagi menjadi 2, aitu 4a. ndikasi ibu
25
8/15/2019 PRESUS 3 Kehamilan Dengan Distensi Uterus
26/35
- ;sia kehamilan J &% minggu
- 3itung trombosit B 100.000 sel=mm &
- erusakan progresi" "ungsi hepar
- erusakan progresi" "ungsi ginjal
- 9uspek solusio plasenta
- : eri kepala hebat persisten atau gangguan penglihatan
- : eri epigastrium hebat persisiten, nausea atau muntah
b. ndikasi janin
- ;86 berat
- 3asil tes kesejahteraan janin ang non reassuring
- Eligohidramnion.
2. Penatala%sanaan e%lam+siPenatalaksanaan pada eklampsi dibagi menjadi 4
1. Penatalaksanaan prenatal )kontrol kon$ulsi dan hipertensi*
eban akan rumah sakit merekomendasikan pemberian antikon$ulsan
kepada semua pasien dengan hipertensi dengan atau tanpa
proteinuria=edema. Ebat ang digunakan tersebut harus aman bagi ibu dan
janin. Pengalaman selama 50 tahun dengan menggunakan magnesium
sul"at membuktikan bah a obat ini cukup aman. Ebat ini dipergunakan pada preeklamsi berat dan eklamsi. Penggunaan secara suntikan baik
intramuskular intermiten maupun intra $ena. Penggunaan secara intra$ena
merupakan antikon$ulsi tanpa menimbulkan depresi susunan sara" pusat
baik pada ibu maupun pada janin. Ebat ini dapat pula diberikan secra
intra$ena dengan in"us kontinu. +engingat persalinan merupakan aktu
ang paling sering untuk terjadin a kon$ulsi, maka anita dengan
preeklamsi-eklamsi biasan a diberikan magnesium sul"at selama persalinan dan 2 jam post partum atau 2 jam setelah onset kon$ulsi.
Perlu diingat bah a magnesium sul"at bukan merupakan agen untuk
mengatasi hipertensi.
+agnesium sul"at ang diberikan secara parentral hampir seluruhn a
diekskresikan le at ginjal. ntoksikasi magnesium sul"at dapat dihindari
dengan memastikan bah a keluaran urine adekuat, re"lek patella positi",
dan tidak adan a depresi perna"asan. on$ulsi eklamsi dan kejadian
ulangann a hampir selalu dapat dicegah dengan mempertahankan kadar 2'
8/15/2019 PRESUS 3 Kehamilan Dengan Distensi Uterus
27/35
magnesium dalam plasma sebesar - (mAO=L ) .% %. mg=dL atau 2.0
&.5 mmol=L*. Pemberian in"us intra$ena a al sebesar -' gram dipakai
untuk membuat pemeliharaan tingkat pengobatan ang tepat dan
dilanjutkan dengan injeksi intra muskular 10 gram, diikuti 5 gram setiap
jam atau in"us kontinu 2-& gram per jam. ?ad al dosis pemberian seperti
ini diharapkan dapat mempertahankan tingkat plasma e"ekti" sebesar -(
mAO=L.
6e"lek patella akan menghilang bila kadar plasma magnesium
mencapai 10 mAO=L )sekitar 12 mg=L*, hal ini dikarenakan adan a kerja
kurari"ormis. +agnesium bebas atau ionized magnesium merupakan bahan
ang dapat menurunkan eksitabilitas neuronal. 7anda ini merupakan
peringatan akan adan a intoksikasi magnesium karena bila pemberian terus
dilakukan maka peningkatan kadar dalam plasma ang lebih lanjut akan
men ebabkan depresi perna"asan. adar plasma lebih besar dari 10 mAO=L
akan men ebabkan depresi perna"asan, bila kadar plasma mencapai 12
mAO=L atau lebih, maka akan men ebabkan paralisis perna"asan dan henti
na"as. ntoksikasi magnesium dapat ditangani dengan pemberian kalsium
glukonas seban ak 1 gram secara intra$ena. :amun kee"ekti"an kerja
kalsium glukonas sendiri pendek, maka bila terdapat depresi perna"asan,
pemasangan intubasi trakea dan bantuan $entilasi mekanik merupakan
tindakan pen elamatan hidup. ?ika laju "iltrasi glomerulus menurun maka
akan mengganggu ekskresi magnesium sul"at. Eleh karena itu perlu
dilakukan pemeriksaan kadar plasma magnesium secara periodik.
9etelah pemberian gram magnesium secara intra$ena selama 15
menit, akan terjadi penurunan sedikit pada + P dan peningkatan cardiac
inde< sebesar 1& . Dengan demikian, magnesium menurunkan resistensi
$askular sistemik dan tekanan darah arteri rata-rata dan pada saat ang
bersamaan meningkatkan cardiac output tanpa depresi miokardium. 3al ini
tampak pada pasien berupa mual sementara dan flushing , e"ek
kardio$askular ini han a menetap selama 15 menit.
Penelitian ang dilakukan oleh lipton dan 6osenberg menunjukkan
bah a e"ek antikon$ulsan adalah memblok in"luk neuronal kalsium
melalui saluran glutamat. Penelitian lain ang dilakukan oleh cotton danka an-ka an pada tikus menunjukkan bah a induksi kon$ulsi terjadi pada
2(
8/15/2019 PRESUS 3 Kehamilan Dengan Distensi Uterus
28/35
area hipokampus karena merupakan daerah dengan ambang kon$ulsi ang
rendah dengan densitas reseptor :-meth l-D-aspartate ):+D * ang
tinggi. 6eseptor ini berkaitan dengan beragam bentuk epilepsi. arena
kon$ulsi dari hipokampus dapat dihambat oleh magnesium, maka dapat
diambil kesimpulan bah a magnesium memiliki e"ek terhadap susunan
sara" pusat dalam memblok kon$ulsi.
on magnesium dalam konsentrasi ang tinggi dapat mendepresi
kontraktibilitas miometrium. :amun dengan menjalani regimen ang telah
ditentukan, maka tidak ada bukti penurunan kontraktibilitas miometrium.
eberapa penelitian juga menunjukkan bah a magnesium sul"at tidak
mengganggu induksi oleh oksitosin. +ekanisme magnesium dalam
menginhibisi kontraktibilitas miometrium tidak jelas benar, tetapi
diasumsikan tergantung dari e"ek pada kalsium intraselular. ?alur reguler
kontraksi uterus adalah peningkatan kalsium bebas intraselular ang akan
mengakti$asi rantai ringan miosin kinase. onsentrasi tinggi magnesium
tidak han a menginhibisi in"luk kalsium ke sel-sel miometrium, tetapi juga
men ebabkan kadar kalsium intraselular ang tinggi. +ekanisme
penghambatan kontrasi uterus tergantung dari dosis, aitu berkisar %-10
mAO=L. 3al ini menjelaskan mangapa tidak pernah terjadi hambatan
kontrasi uterus ketika magnesium diberikan untuk terapi dan pro"ilaksis
eklamsi dengan menggunakan regimen ang telah ditentukan.
+agnesium sul"at tidak men ebabkan depresi pada janin kecuali
terjadi hipermagnesemia berat saat persalinan. 8angguan neonatus setelah
terapi dengan magnesium juga tidak pernah dilaporkan. Penelitian ang
dilakukan oleh :elson dan 8rether menunjukkan bah a ada kemungkinan
e"ek protekti" dari magnesium terhadap serebral palsi terhadap ba i dengan
berat badan lahir ang sangat rendah.
?ad al pemberian dosis magnesium sul"at secara injeksi intra muskular
intermiten untuk preeklamsi berat dan eklamsi aitu 4
1. erikan gram magnesium sul"at 20 secara intra $ena dengan
kecepatan tidak lebih dari 1 gram=menit.
2. Dilanjutkan dengan 10 gram magnesium sul"at 50 , 5 gramdiinjeksikan pada masing-masing kuadran atas bokong kanan-kiri
2%
8/15/2019 PRESUS 3 Kehamilan Dengan Distensi Uterus
29/35
dengan menggunakan jarum & inchi )tambahkan 1 ml lidocain 2
untuk mengurangi n eri*. ?ika kon$ulsi teteap terjadi setelah 15 menit,
berikan tambahan 2 gram magnesium sul"at 20 secara intra $ena
dengan kecepatan tidak melebihi 1 gram=menit.
&. 9etiap jam kemudian, beikan 5 gram magnesium sul"at 50 ang
diinjeksikan pada kuadran kanan atas bokong secara bergantian kanan
dan kiri. 3al ang harus diperhatikan 4 re"lek patella, tidak ada depresi
perna"asan, output urine dalam jam lalu mencapai 100 mL.
. +agnesium sul"at dihentikan 2 jam setelah persalinan.
nti hipertensi diberikan bila tekanan diastol mencapai 110 mm3g.
7ujuan utama pemberian obat anti hipertensi adalah menurunkan tekanan
diastolik menjadi /0-100 mm3g.
2. Penatalaksanaan Pasca salin
eberapa bagian terapi tidak perlu dilanjutkan setelah persalinan.
arena 25 kon$ulsi sering terjadi postpartum, pasien dengan preeklamsi
tetap melanjutkan magnesium sul"at sampai 2 jam setelah persalinan.
#enobarbital 120 mg=hari kadang-kadang digunakan pada pasien dengan
hipertensi persisten dimana diuresis spontan postpartum tidak terjadi atau
hiperre"lek menetap 2 jam pemberian magnesium sul"at. ila tekanan
diastol tetap konstan diatas 100 mm3g selama 2 jam postpartum, beberapa
obat anti hipertensi harus diberikan seperti diuretik, !a channel blocker,
!A inhibitor, !entral alpha agonist, atau beta bloker. 9etelah "ollo -up 1
minggu, pemberian terapi anti hipertensi dapat die$aluasi kembali.
Prioritas utama penatalaksanaan eklamsi adalah mencegah kerusakan
maternal dan menjaga "ungsi respirasi dan kardio$askular. 9elama atau
segera setalah episode kon$ulsi akut, terapi suporti" harus diberikan untuk
mencegah kerusakan serius maternal dan aspirasi. Penjagaan jalan na"as
dilakukan dengan pen angga lidah ang dimasukkan diantara gigi dan
diberikan oksigenisasi maternal. ;ntuk meminimalisasikan risiko aspirasi,
pasien harus berbaring dengan posisi dekubitus lateral. +untah dan sekresi
oral harus dihisap bila diperlukan. 9elama terjadi kon$ulsi, hipo$entilasi
dan asidosis respiratoar sering terjadi. Nalaupun kon$ulsi pertama han a
berlangsung selama beberapa menit, penting untuk menjaga oksigenisasidengan pemberian oksigen le at face mask dengan atau tanpa reservoir
2/
8/15/2019 PRESUS 3 Kehamilan Dengan Distensi Uterus
30/35
sebesar %-10 L=menit. 9etelah kon$ulsi berhenti, pasien mulai berna"as
kembali dan oksigenisasi menjadi masalah lagi. 3ipoksemia maternal dan
asidosis dapat terjadi pada pasien ang mengalami kon$ulsi berulang,
pneumonia aspirasi, edema pulmonal, atau kombinasi "aktor-"aktor ini. da
kebijakan untuk menggunakan transcutaneus pulse oxymetri untuk monitor
oksigenasi pada semua pasien eklamsi. ila hasil pulse oksimetri abnormal
)saturasi oksigen B /2 *, maka perlu dilakukan analisis gas darah. 3al
ang selanjutn a diperlukan untuk mencegah terjadin a kon$ulsi berulang
adalah pemberian magnesium sul"at sesuai regimen ang telah tersedia di
masing-masing rumah sakit. 9ekitar 10 anita eklamsi akan mengalami
kon$ulsi ke dua setelah menerima magnesium sul"at. Langkah selanjutn a
dalam penanganan eklamsi adalah menurunkan tekanan darah dalam batas
aman, tetapi pada saat ang sama menghindari terjadin a hipotensi. 7ujuan
objekti" dalam terapi hipertensi berat adalah menghindari kehilangan
autoregulasi serebral dan untuk mencegah gagal jantung kongesti" tanpa
mengganggu per"usi serebral atau membaha akan aliran darah
uteroplasenter ang sudah tereduksi pada anita dengan eklamsi. da
kebijakan untuk menjaga tekanan sistolik sebesar 1 0-1'0 mm3g dan
tekanan diastolik sebesar /0-110 mm3g. 3al ini dapat dilakukan dengan
pemberian hidrala@in atau labetalol )20Q 0m g V* setiap 15 menit. ila
diperlukan, ni"edipin 10-20 mg oral setiap &0 menit sampai dosis maksimal
50 mg dalam satu jam.
3ipoksemia maternal dan hiperkarbnia dapat men ebabkan perubahan
den ut jantung janin dan akti$itas rahim selama dan segara setelah
kon$ulsi. Perubahan den ut jantung janin meliputi bradikardi, deselerasi
lambat transien, penurunan beat-to-beat $ariabilitas, dan takikardi
kompensasi. Perubahan akti$itas uterus meliputi peningkatan "rekuensi dan
tonus. 3al ini biasan a membaik secara spontan dalam &-10 menit setelah
terminasi kon$ulsi dan koreksi hipoksemia maternal. agaimanapun juga,
penting untuk tidak melakukan persalinan pada keadaan ibu ang tidak
stabila, bahkan bila terjadi "etal distres. 9etelah kon$ulsi dapat diatasi,
tekanan darah sudah dikoreksi, dan hipoksia sudah diatasi, persalinan dapat
dimulai. Pasien ini tidak perlu buru-buru dilakukan seksio, terutama bilakondisi maternal tidak stabil. Lebih baik bagi janin untuk bertahan dalam
&0
8/15/2019 PRESUS 3 Kehamilan Dengan Distensi Uterus
31/35
uterus untuk perbaikan hipoksia dan hiperkarbia akibat kon$ulsi maternal.
:amun, bila bradikardi dan=atau deselerasi lambat berulang menetap lebih
dari 10-15 menit setelah segala usaha resusitasi, diagnosis solusio plasenta
harus ditegakkan. dan a eklamsi bukan indikasi untuk dilakukan seksio.
eputusan untuk mengadakan seksio harus berdasarkan usia janin, kondisi
janin, dan skor bishop. Direkomendasikan untuk mengadakan seksio pada
anita ang mengalami eklamsi sebelum usia kehamilan &0 minggu ang
tidak dalam "ase pembukaan dan skor bishop kurang dari 5. Pasien ang
mengalami ruptur membran atau pembukaan diperbolehkan untuk
menjalani persalinan per $aginam bila tidak terdapat komplikasi obstetrik.
nestesi rasa n eri maternal selama pembukaan dan persalinan dapat
dilakukan dengan anestesi epidural ang direkomendasikan pada anita
dengan preeklamsi berat. ;ntuk persalinan dengan seksio, regional anestesi
seperti epidural, spinal, atau teknik kombinasi dapat dipergunakan. nestesi
regional dikontraindikasikan bila terdapat koagulopati atau trombositopeni
berat )B 50.000 mm &*. Pada anita dengan eklamsi, anestesi umum
meningkatkan risiko aspirasi dan gagal intubasi karena edema jalan na"as
dan peningkatan tekanan darah sistemik ) transient reflex hypertension * dan
serebral selama intubasi.
9etelah persalinan, pasien eklamsi harus diobser$asi ketat terhadap
tanda $ital, intake-otput cairan, dan gejala selama % jam. Nanita ini
biasan a menerima cairan V ang ban ak selama "ase pembukaan,
persalinan, dan post partum. 9ebagai tambahan, selama post partum terjadi
pergeseran cairan ekstraselular sehingga terjadi peningkatan $olume cairan
intra$askular. 3asiln a, anita dengan eklamsi, terutama dengan gangguan
"ungsi ginjal, solusio plasenta, hipertensi kronis, memiliki risiko terjadin a
edema pulmonal. +agnesium perenteral harus dilanjutkan selama 2 jam
setelah persalinan dan=atau selama 2 jam setelah kon$ulsi terakhir. ?ika
pasien mengalami oliguria )B 100 mL= jam*, pemberian in"us dan dosis
magnesium sul"at harus dikurangi. 9etelah persalinan terjadi, agen anti
hipertensi oral seperti labetalol atau ni"edipine dapat digunakan untuk
menjaga tekanan sistolik di ba ah 155 mm3g dan tekanan diastolik di
ba ah 105 mm3g. 6ekomendasi labetalol oral adalah 200 mg setiap % jam
&1
8/15/2019 PRESUS 3 Kehamilan Dengan Distensi Uterus
32/35
)dosis ma< 2 00 mg=hari* dan rekomendasi dosis ni"edipine 10 mg oral
setiap ' jam )dosis ma< 120 mg=hari*.
Penatalaksanaan cairan dilakukan karena salah satu sebab mortalitas
maternal adalah gangguan kardiorespiratori. Nanita eklamsi, alaupun
mungkin hipo$olemia, mengalami o$erload cairan bila dihitung total cairan
dalam tubuhn a. 3al ini terjadi karena edema ang sering terjadi pada
pasien ini. ;ntuk menghindari komplikasi iatrogenik pada pasien eklamsi,
seperti edema pulmonal, 6D9, dan gagal jantung kiri, keseimbangan input
dan output harus dijaga dengan ketat. Dalam usaha untuk meningkatkan
tekanan osmotik plasma, cairan koloid sering digunakan. !airan V
diberikan dengan jumlah %0 ml=jam )1 ml=kg =jam* atau output urine jam
sebelumn a ditambah &0 ml. Eutput urin dimonitor dengan baik bila
menggunakan kateter. ;ntuk membantu monitor keseimbangan cairan,
dapat digunakan !entral Venous Pressure )!VP* kateter, dan dijaga agar
tekanan B 5 cm3 2E.
III.,. . K PLIKASI
a. 9olusio plasenta
b. Pa ah4 ginjal,jantung,paru disebabkan edema,le$er oleh karena nekrosis
c. Pendarahan otak
d. 9indrom 3ALLP4 hemolisis,ele$ed le$er en@ ms,lo platelet
e. ematian ibu dan janin.
". 3 po"ibrinogenemia
g. elainan mata
h. :ekrosi" hati.
i. elainan ginjal
j. Prematuritas, dismaturitas, dan kematian janin intrauterina
III.,. .3 PENGARUH HIPERTENSI TERHADAP KEHA ILAN
Pertumbuhan janin terhambat
ematian janin
Persalinan prematur
9olutio placenta
&2
8/15/2019 PRESUS 3 Kehamilan Dengan Distensi Uterus
33/35
&&
Ba'an 1. Penan'anan Hi+e&tensi dalam %e amilan
8/15/2019 PRESUS 3 Kehamilan Dengan Distensi Uterus
34/35
BAB I<
PE BAHASAN
Pasien # 1' tahun dari anamnesis didapatkan pasien datang rujukaan dari
puskesmas +atraman karena E9 mengeluh pusing, pandangan kabur )gelap*, muntah
seban ak < pasien mengaku hamil / bulan. Diagnosa pada kasus ini ditegakkan dari
anamnesis dan pemeriksaan "isik, pemeriksaan obstetrik dan pemeriksaan penunjang.
Dari anamnesa diketahui bah a bah a pasien mengalami preeklampsi berat dengan
gejala sakit kepala, pandangan kabur )gelap*, muntah seban ak
8/15/2019 PRESUS 3 Kehamilan Dengan Distensi Uterus
35/35
DA-TAR PUSTAKA
1. merican !ollege o" Ebstetricians and 3 necologists.201&. Vol 122 :o.52. !unningham #8, Le$eno ?, loom 9L, 3auth ?!, 8ilstrap L I Nenstrom
D, 201 . Williams Obstetrics . 2 th ed. +c8ra -3ill4 :e Gork.&. Departemen esehatan )Depkes* 6 , 2010. ematian bu +enurut Pro$insi di
ndonesia. http4== .kesehatanibu.depkes.go.id= p-
content=uploads=do nloads=2011=0%= nalisis- ematian- bu-di- ndonesia-
7ahun-2010.pd" . adan ependudukan dan eluarga erencana :aional, 201&. ngka
ematian ibu )++6* :asional
http4== .bkkbn.go.id=kependudukan=Pages=Data9ur$e =9D =+ortalitas=+
+6=:asional.asp< )20 9eptember 201 *5. adan Penelitian dan Pengembangan esehatan, 201&. 6iset esehatan Dasar
)6iskesdas 201&*, ementerian esehatan 6epublik ndonesia, ?akarta
http4== .depkes.go.id=resources=do nload=general=3asil6iskesdas201&.pd" '. WHO, 2014. Maternal mortality.
http://www.who.int/mediacentre/ act!heet!/ !"4#/en/ $12 %&li2014'
(. +illenium De$elopment 8oals. )1//0-2015*. 9ur$e Demogra"i esehatanndonesia ematian De asa dan +aternal. Departemen esehatan 6
%. (e)herney and other!.200* !urrent Diagnosis I 7reatment Ebstetrics
I 8 necolog , 7enth Adition . +he Mc raw-Hill )ompanie!. nited
tate!/. 9E8! !L : ! L P6 !7 !A 8; DAL :A. Diagnosis, A$aluation, and
+anagement o" the 3 pertensi$e Disorders o" Pregnanc 4A