Post on 06-Mar-2019
2
1. Pendahuluan
Salatiga merupakan kota di tengah-tengah kota besar seperti Solo, Jogja dan
Semarang sehingga menjadikan kota Salatiga sebagai kota transit atau tempat
untuk melepas lelah sebelum melanjutkan perjalanan ke kota tujuan. Setelah
melakukan wawancara terhadap 30 wisatawan yang datang ke kota Salatiga, pada
dasarnya wisatawan bertujuan untuk melepas lelah sembari mengisi perut mereka
yang kosong setalah melakukan perjalanan jauh. Salatiga terkenal dengan kuliner-
kuliner khas maupun kuliner terkenal. Tetapi wisatawan luar kota cenderung
kurang mengerti lokasi-lokasi wisata kuliner maupun kuliner yang di jajakan.
Oleh karena itu perlu dibuat sebuah media informasi untuk membantu para
wisatawan dalam menemukan lokasi-lokasi wisata kuliner di Salatiga.
Kemajuan dunia teknologi tidak terlepas dengan dunia promosi. Media
informasi kota Salatiga disebut juga dengan media promosi, karena selain sebagai
alat untuk membantu wisatawan, media informasi juga dapat dijadikan media
promosi kota Salatiga bagi wisatawan yang yang mengakses media informasi
tersebut.
Media informasi adalah sarana yang digunakan untk memberikan informasi
peristiwa-peristiwa yang terjadi kepada masyarakat umum secara cepat [1]. Media
informasi sering digunakan sebagai alat untuk membantu masyarakat dalam
melakukan sesuatu atau menemukan sesuatu. Multimedia interaktif adalah sebuah
teknologi baru dengan potensi yang sangat besar untuk mengubah cara belajar,
cara untuk mendapatkan infromasi dan cara untuk menghibur. [2]
2. Tinjauan Pustaka
Penelitian terdahulu tentang Pembuatan Media Informasi Sarana Umum Di
Kota Depok dengan menggunakan penjejakan yang telah disesuaikan dengan
susunan menu mulai dari informasi tentang kota depok dan kecamatan-kecamatan
yang masing-masing kecamatan tersebut dipecah menjadi beberapa kelurahan dan
diimplementasikan pada perangkat lunak melalui proses pengolahan gambar
(grafik) dan animasi dengan pengaturan garis waktu (timeline) dalam ActionScript
perangkat lunak Macromedia Flash MX 2004 [3].
Selanjutnya, penelitian terdahulu tentang Aplikasi Untuk Panduan Wisata
Kuliner dengan SAW (Simple Additive Weighting Method) pada Android Mobile
yang dibuat dengan menggunakan standarisasi android dan pengaplikasian dengan
android. Memudahkan wisatawan untuk menemukan tempat wisata kuliner
dengan mudah hanya dengan mencari jenis makanan dan dengan cepat aplikasi
tersebut menunjukan arah berupa tampilan peta, memberikan lokasi dimana kita
berada dan memberikan arah-arah ke lokasi yang dituju [4].
Pada tahun 2011, penelitian tentang aplikasi multimedia interaktif berbasis
web untuk mengetahui pertumbuhan pada anak balita, yang dapat menghasilkan
apakah seorang balita memiliki berat dan tinggi badan yang normal atau tidak.
Tujuannya adalah membangun suatu aplikasi multimedia interaktif berbasis web
yang dapat digunakan untuk mengetahui kategori perlumbuhan berat dan tinggi
badan anak balita dan juga memberikan saran kepada orang tua untuk menjaga
pertumbuhan anak balitanya. [5]
3
Pada penelitian media informasi wisata kuliner kota Salatiga, dibuat media
informasi berupa aplikasi interaktif berbasis multimedia interaktif. Keunggulan
dari media informasi ini, menggunakan video interaktif, sehingga wisatawan dapat
berinteraksi langsung dengan aplikasi yang sudah dibuat.
Di Indonesia istilah pariwisata baru dimulai pada awal tahun 1960-an. Istilah
pariwisata diperoleh dari budayawan intelektual atas permintaan Presiden
Soekarno (Bung Karno) kepada Sri Sultan Hamengku Buwono IX (Bung Sultan)
selaku Ketua DTI (Dewan Tourisme Indonesia) di tahun 1960 itu. Secara terpisah
dua orang budayawan Indonesia waktu itu dimohon pertimbangannya, yaitu Prof.
Mr. Moh. Yamin dan Prof. Dr. Prijono, yang memberi istilah tourism atau travel,
yang konotasinya bisa terkait dengan selera rasa pleasure, excitement,
entertainment, adventure dan sejenisnya [6].
Salatiga merupakan sebuah kota yang memiliki luas wilayah kurang lebih
60 km. Salatiga mempunyai letak yang strategis diantara kota Semarang dan kota
Solo. Kota Salatiga dikenal sebagai kota pendidikan, olahraga, perdagangan, dan
transit pariwisata [7]. Adapun beberapa lokasi kuliner dikota Salatiga berdasarkan
wawancara terhadap beberapa responden adalah soto esto, pecel madya, joglo bu
rini, ronde jago dan masih banyak lainya.
Media Secara etimologi merupakan bentuk jamak dari “medium”, yang
berasal dari Bahasa Latin “medius” yang berarti tengah. Sedangkan dalam Bahasa
Indonesia, kata “medium”dapat diartikan sebagai “antara” atau “sedang” sehingga
pengertian media dapat mengarahpada sesuatu yang mengantar atau meneruskan
informasi (pesan) antara sumber (pemberi pesan) dan penerima pesan. Media
dapat diartikan sebagai suatu bentuk dan saluran yang dapat digunakan dalam
suatu proses penyajian informasi.
Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang berguna untuk
membuat keputusan. Informasi berguna untuk pembuat keputusan karena
informasi menurunkan ketidakpastian (meningkatkan pengetahuan) informasi
menjadi penting karena informasi itu para pengelola dapat mengetahui kondisi
obyektif perusahaannya. Informasi tersebut merupakan hasil pengolahan data atau
fakta yang dikumpulkan dengan metode ataupun cara-cara tertentu. [1]
Potensi Wisata Kuliner ada beberapa potensi produk wisata kuliner yang
menjadi daya tarik, yaitu meliputi : Cita Rasa, Harga, Nilai Sejarah, Ragam
Makanan dan Pleasure.[8]
Multimedia jika ditinjau dari segi bahasa, terdiri dari 2 suku kata,
yaitu"multi" yang memiliki arti banyak atau lebih dari satu dan "media" yang
memiliki arti wadah atau alat. Multimedia dapat diartikan sebagai transmisi data
dan manipulasi semua bentuk informasi, baik berbentuk kata, gambar, video,
musik, atau angka. Teknologi multimedia telah berkembang pesat saat ini hingga
di masa depan seiring dengan perkembangan teknologi komputer. [2]
3. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Penelitian dilakukan
dengan menyebar 30 kuisioner kepada 30 wisatawan. Sebelum masuk ke tahapan
penelitian kuantitatif, dilakukan pencarian data verbal untuk mengetahui rumah
4
makan mana saja yang sering dikunjungi wisatawan. Selanjutnya, dilakukan
perancangan sistem. Perancangan sistem menggunakan metode prototyping.
Bagan metode penelitian dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 1. Metode Penelitian
Menurut Roger S.Pressman, Ph.D (2002:39) Metode Prototyping
merupakan salah satu metode pengembangan perangkat lunak yang banyak
digunakan. dengan metode prototyping ini pengembang dan pelanggan dapat
saling berinteraksi selama proses pembuatan sistem. Metode prototype terdapat 3
(tiga) tahapan untuk dapat mengembangkan suatu perangkat lunak. Pertama,
pengembang dan pelanggan bertemu dan mendefinisikan objektif keseluruhan dari
perangkat lunak, mengidentifikasi segala kebutuhan yang diketahui, dan area garis
besar dimana definisi lebih jauh merupakan keharusan kemudian dilakukan
“perancangan kilat”. Kedua, perancangan kilat berfokus pada penyajian dari
aspek-aspek perangkat lunak tersebut yang akan nampak bagi pelanggan/ pemakai
(contohnya pendekatan input dan format output).Perancangan kilat membawa
kepada konstruksi sebuah prototype. Prototype tersebut dievaluasi oleh
pelanggan/ pemakai dan dipakai untuk menyaring kebutuhan pengembangan
perangkat lunak.[9]. Metode prototype dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Metode Perancangan sistem Prototyping [9]
Pembuatan prototype awal dibuat sebelum mencari data visual. Foto-foto
yang dimasukan masih foto-foto hasil download. Hasilnya, wisatawan sudah
cukup mengerti dengan yang akan dibuat. Pembuatan prototype yang ke dua,
dengan menambahkan foto-foto hasil pengumpulan data visual, namun masih
berupa video. Hasilnya, wisatawan cukup mengerti inti dari apa yang akan dibuat.
Pada prototype ke tiga, sudah mulai menjadi aplikasi, hanya kurang beberapa data
yang melum dimasukan kedalam aplikasi. Oleh karena itu, hasil prototype yang ke
tiga sudah dapat dilanjutkan untuk dijadikan aplikasi.
Site map merupakan struktur denah naupun peta map yang berisi konfigurasi
konten dan bagan-bagan yang memiliki arus yang menggambarkan langkah-
langkah dalam menyelesaikan suatu masalah. Dalam hal ini fungsi site map
Pencarian
data verbal
Penyebaran
kuisioner
Perancangan
sistem
5
adalah mempermudah dalam mendesain aplikasi panduan wisata kuliner secara
rapi dan jelas. Sitemap media informasi panduan wisata kuliner dapat dilihat pada
gambar 3.
Gambar 3. Sitemap
Pada tahap selanjutnya, dilakukan analisis kebutuhan yang akan masukkan
dalam video. Dilakukan analisa kebutuhan dengan disebar kuisioner sebanyak 30
responden dan melakukan wawancara terhadap 20 wisatawan untuk membantu
dalam memberikan data kuliner yang lebih akurat. Responden dikhususkan
kepada beberapa orang yang bukan asli dari kota Salatiga dan keluarga yang
benar-benar sedang melakukan transit ke kota Salatiga.
Setelah melakukan tahap definisi kebutuhan, tahap yang selanjutnya
dilakukan adalah tahap riset. Riset disini adalah proses mencari data lokasi-lokasi
dan makanan terkenal di Kota Salatiga dan cukup sering di kunjungi.
Setelah semua data dikumpulkan, termasuk referensi dari kuisioner yang
sudah di sebar dan di isi oleh 30 responden beserta wawancara kepada 20
responden, maka proses selanjutnya adalah mencari informasi tentang kuliner
tersebut dan dilakukan sedikit interview terhadap pemilik atau pegawai rumah
makan tersebut.
Salatiga memiliki beberapa tempat makan yang cukup terkenal dan patut
untuk dikunjungi. Berikut adalah tempat-tempat rumah makan maupun tempat-
tempat jajanan khas Salatiga berdasarkan wawancara terhadap 20 responden.
Adapun hasil riset dan pengumpulan data rumah makan di Kota Salatiga
adalah :
6
Pagi :
1.Soto Esto
Jl. Langen Suko No. 04 ( Belakang Hotel Grand Wahid Salatiga )
2. Tumpang Koyor
Jl. Kesambi No. 1, Salatiga. Halaman Toko Waringin / Seberang
Es Kesambi 4
3. Pecel Madya
Jl. Sukowati ( Belakang gereja Mawar Sharon )
Siang :
1. Joglo Bu Rini
Jl. Mawar 5B Salatiga (0298) 321370
2. Pemancingan Mina Kencana
Jl. Raya Salatiga – Beringin Km. 27 (0298) 324665
3. Sate Sapi Suruh
Jl. Jendral Sudirman (Ruko Mimosa) (0298) 315322
4. Es Kesambi
Jl. Kesambi no 04 Salatiga
Malam :
1. Ronde Jago
Jl. Jendral Sudirman No. 09 Salatiga (Pasar Raya 2)
2. Koinonia Coffee House
Jl. Nakula Sadewa No. 47 Dukuh Salatiga.
3. Lotus Coffee and Resto
Jl Hasanudin 132 Bendosari Salatiga (0298) 325419
Untuk mendapatkan data dengan hasil yang valid, kuisioner telah dibagikan
kepada 30 responden dan melakukan wawancara kepada 20 responden.
Pertanyaan ke- 1 digunakan untuk menentukan waktu banyaknya wisatawan yang
datang. Pertanyaan ke- 2 digunakan untuk menentukan patokan mana saja lokasi
makanan yang banyak di kunjungi, apakah karena lokasi yang nyaman atau
berdasarkan sejarah. Sedangkan pada pertanyaan ke- 3 digunakan pada content
kategori “menu favorit”.
Gambar 4. Diagram daftar jawaban pertanyaan 1.
0
5
10
15
20
25
Pagi
(50%)
Siang
(26%)
Malam
(24%)
Pagi
Siang
Malam
7
Pada gambar 4 menjelaskan pertanyaan ke-1 yaitu “Wisatawan biasanya
sampai di Kota Salatiga pada pagi/siang/malam hari ?” sebanyak 25 (50%)
responden menjawab pagi, 13 ( 26% ) responden menjawab siang, 12 ( 23% )
responden menjawab malam.
Gambar 5. Diagram daftar jawaban pertanyaan 2.
Pada gambar 5 menjawab pertanyaan ke-2 yaitu “Dalam mencari suatu
kuliner, berdasarkan apa ? Sejarahnya, Lokasinya atau rasanya ?” sebanyak 35
(70%) responden menjawab Sejarah. 10 ( 20% ) responden menjawab lokasi. 5 (
10% ) responden menjawab Rasa.
Gambar 6. Diagram daftar jawaban pertanyaan 3.
Pertanyaan ke-3 yaitu “makanan dan rumah makan favorit di Kota
Salatiga berdasarkan waktu kunjung ?” untuk pagi hari, sebanyak 30 (60%)
menjawab di Soto Esto. Kemudian 8 (16%) responden menjawab Tumpang Koyor
dan 12 (24%) menjawab Pecel Madya. Untuk siang hari, 12 (24%) responden
menjawab Joglo Bu Rini, 8 (16%) responden menjawab Pemancingan Mina
Kencana, 25 (50%) responden menjawab Sate Sapi Suruh, dan 10 (20%)
responden menjawab Es Kesambi. Sedangkan untuk malam hari, sebanyak 20
(40%) responden menjawab Ronde Jago, 12 (24%) responden menjawab
Koinonia, dan 18 (36%) responden menjawab Lotus Café.
Gaya / Style
0
10
20
30
40
Sejarah
(70%)
Lokasi
(20%)
Rasa
(10%)
0
5
10
15
20
25
30
Pagi Siang Malam
Soto Esto
Tumpang Koyor
Pecel Madya
Joglo Bu Rini
Pemancingan Mina Kencana
Sate Sapi Suruh
Es Kesambi
Ronde Jago
Koinonia
8
Style yang digunakan adalah Futuristic. Futuristik merupakan sebuah
kemajuan teknologi yang memiliki ciri simple dan menonjolkan sisi teknologi.
Simple yang dimaksud adalah tidak terlalu banyaknya campuran warna yang
dipakai didalamnya. Hanya menggunakan satu atau dua warna sehinga tidak
terlihat mencolok namun tetap mudah dimengerti dan indah untuk dilihat.
Futuristik dapat juga disebut dengan memproyeksikan kejadian-kejadian, situasi-
situasi, dan proses-proses yang ada atau menciptakan yang baru dan
memfokuskannya pada apa yang akan terjadi [10]. Futuristik sering disebut
dengan “masa depan” atau kemajuan teknologi yang mengacu kepada kemajuan
masa depan. Warna yang digunakan adalah biru, hitam dan putih yang dapat
mewakili waran-warna teknologi dan masa depan [11]. Audio yamg digunakan
dalam teknologi futuristik menggunakan genre techno. Musik ini tidak dimainkan
dengan alat tradisional seperti gendang, gitar, sasando, dll. Musik techno
menggunakan musik digital seperti Dj Maker. Pengambilan gambar dilakukan
dengan menggunakan asas food photography. Food photography atau istilah
lainnya memoto makanan merupakan salah satu cabang dari dunia photography.
Tujuan yang ingin dicapai adalah membangkitkan keinginan pemirsa untuk
merasakan makanan yang di foto. Tipografi atau typeface yang digunakan dalam
video adalah jenis font San Serif, San Serif adalah font tanpa sirip/serif, sehingga
huruf jenis ini tidak memiliki sirip pada ujung hurufnya dan memiliki ketebalan
huruf yang sama atau hampir sama. Kesan yang ditimbulkan oleh huruf jenis ini
adalah modern, simple, dan tegas.
ABCDEFGHIJKLMNOPGRSTUVWXYZ
abcdefghijklmnopqrstuvwxyz
1234567890,./?!-“&
Huruf-huruf tersebut digunakan karena sesuai dengan konsep futuristik dan
teknologi.
Kebutuhan Data Visual
Menampilkan gambar dan foto-foto tempat wisata kuliner berupa menu
makanan, makanan favorit, dan lokasi rumah makan yang ada di Kota Salatiga
dan kemudian disesuaikan dengan layout pada desain yang sudah dibuat
sebelumnya. Gambar dapat dilihat pada gambar 7.
Gambar 7. Kebutuhan data Visual
9
Kebutuhan Data Verbal
Pengumpulan data verbal dilakukan dengan melakukan wawancara
terhadap owner/pemilik rumah makan. Pertanyaan wawancara terkait dengan
sejarah rumah makan, lokasi, dan menu faforit yang ada pada ruma makan
tersebut. Hasilnya, dimasukan ke dalam informasi rumah makan.
Storyline dan Treatment
Adapun storyline sebagai berikut dimulai dengan munculnya tampilan awal
berupa logo kota salatiga beserta teks “Salatiga Hati Beriman” dan kemudian
muncul animasi ganesha, padi dan kapas yang bergerak. Lalu masuk ke dalam
scene-scene yang sudah dibuat. Setelah pembuatan storyline, kemudian tahap
selanjutnya adalah pembuatan treatment. Treatment disusun berdasarkan hasil
riset awal (baik langsung maupun tak langsung) dan berdasarkan rumusan ide
dalam bentuk video statement yang diuraikan secara deskriptif (bukan tematis)
tentang bagaimana rangkaian cerita atau peristiwa panduan wisata kuliner Kota
Salatiga.
Storyboard
Pada proses pembuatan video panduan wisata ini, dibuat storyboard yang
mudah dimengerti, sebagai acuan untuk dapat meneruskan perancangan video
panduan wisata ini. Storyboard dapat dilihat pada gambar 8.
Gambar 8. Storyboard desain
10
4. Pembahasan dan Pengujian
Hasil perancangan yang telah dibuat diimplementasikan menjadi sebuah
video interaktif yang diharapkan dapat bekerja dengan baik sesuai rancangan serta
dibahas bagaimana video tersebut bekerja.
Opening
Pada bagian awal, terdapat opening berupa logo kota salatiga yang maju
kemudian diikuti dengan teks “Salatiga Hati Beriman” Opening dapat dilihat pada
gambar 9.
Gambar 9. Opening
Intro
Pada scene selanjutnya yaitu scene intro, animasi gambar yang berputar
dan berjalan menuju pojok kiri bawah. Intro dapat dilihat pada gambar 10.
Gambar 10. Intro
Hasil dari scene 3 adalah keluarnya gambar kuliner beserta tombol menu
favorit dan waktu kunjung. Tombol menu favorit akan menuju pada scene 4 dan
tombol waktu kunjung akan menuju pada scene 8. Terdapat tombol back yang
akan menuju scene 1 dan tombol exit yang menuju pada closing. Scene 3 dapat
dilihat pada gambar 11.
11
Gambar 11. Scene 3
Hasil dari scene 14 adalah keluarnya teks siang diikuti dengan keluarnya
foto joglo bu rini beserta content atau penjelasan dari joglo bu rini. Terdapat juga
tombol back yang akan menuju scene 13 dan tombol exit yang akan menuju
closing. Scene 14 dapat dilihat pada gambar 12.
Gambar 12. Scene 14
Closing
Hasil dari closing adalah keluarnya logo kota Salatiga diikuti dengan teks
“Salatiga Hari Beriman” kemudian muncul teks dan animasi “Terima Kasih”.
Closing dapat dilihat pada gambar 13.
12
Gambar 13.Closing
Dari hasil pengujian kuantitatif yang telah dilakukan pada wisatawan
yang mengunjungi Kota Salatiga, didapatkan hasil sebagai berikut :
- Wisatawan sebagai orang awam tentang animasi dan kuliner
di Kota Salatiga juga menyukai layout dari video interaktif
tersebut dikarenakan penggunaan yang mudah dan informasi
yang cukup baik.
Penguajian kuantitatif dilakukan dengan membagikan 30 kuisioner
kepada 30 responden yang merupakan wisatawan yang sedang melakukan transit
ke kota Salatiga. Berikut hasil dari kuisioner dari 30 responden. Kuisioner
pengujian dihitung berdasarkan skala kategori. Skala kategori merupakan metode
pengukuran sikap yang berisi beberapa alternatif kategori pendapat yang
memungkinkan bagi responden untuk memberikan alternatif penilaian.
Tanggapan responden mengenai pengetahuan tentang kuliner kota Salatiga
(Sebelum melihat video ini, apakah anda sudah banyak tahu tentang
kuliner di Kota Salatiga ?) dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Pengetahuan tentang kuliner Kota Salatiga
Tanggapan mengenai
pengetahuan tentang kuliner
kota Salatiga
Jumlah %
Sangat Tahu 4 13
Tahu 4 13
Cukup Tahu 0 0
Kurang Tahu 17 57
Tidak Tahu 5 17
Dapat disimpulkan bahwa responden kurang mengetahui tentang kuliner
yang ada di kota Salatiga karena dari hasil kuisioner diperoleh data sebanyak 57
% menjawab kurang tahu. Pengetahuan responden tentang kuliner kota Salatiga dapat
dilihat pada gambar 14.
13
Gambar 14. Diagram pengetahuan responden tentang kuliner kota Salatiga
Tanggapan responden mengenai sudah/belum pernah melihat media
informasi wisata kuliner kota Salatiga (Sebelumnya, apakah sudah ada
media informasi wisata kuliner Kota Salatiga ?) dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Sudah/belum ada media informasi wisata kuliner kota Salatiga
Sudah/belum ada media
informasi wisata kuliner kota
Salatiga
Jumlah %
Ada 7 23
Mungkin ada 3 10
Tidak tahu 0 0
Mungkin belum ada 2 7
Belum ada 18 60
Dapat disimpulkan bahwa responden belum pernah melihat media
informasi wisata kuliner kota Salatiga karena dari hasil kuisioner diperoleh data
sebanyak 60 % menjawab belum ada. Sudah/belum pernah melihat media
informasi wisata kuliner kota Salatiga dapat dilihat pada gambar 15.
4 4
0
17
5
Tanggapan mengenai pengetahuan tentang kuliner
kota Salatiga
Sangat tahu
Tahu
Cukup Tahu
kurang tahu
Tidak tahu
14
Gambar 15. Diagram sudah/belum adanya media informasi wisata kuliner kota Salatiga
Tanggapan responden mengenai perlu/tidaknya membuat media informasi
wisata kuliner kota Salatiga (Apakah perlu membuat media informasi
wisata kuliner Kota Salatiga ?) dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Perlu/tidaknya membuat media informasi wisata kuliner kota Salatiga
Perlu/tidaknya
membuat media
informasi wisata kuliner
kota Salatiga
Jumlah %
Sangat diperlukan 24 80
Diperlukan 5 17
Cukup diperlukan 0 0
Kurang diperlukan 1 3
Tidak diperlukan 0 0
Dapat disimpulkan bahwa responden sangat membutuhkan media
informasi wisata kuliner kota Salatiga karena dari hasil kuisioner diperoleh data
sebanyak 80 % menjawab sangat diperlukan. Perlu/tidaknya membuat media
informasi wisata kuliner kota Salatiga dapat dilihat pada gambar 16.
7
3
0 2
18
Sudah/belum adanya media informasi wisata kuliner kota
Salatiga Ada
Mungkin ada
Tidak tahu
Mungkin belum ada
Belum ada
15
Gambar 16. Diagram perlu/tidaknya membuat media informasi wisata kuliner kota Salatiga
Tanggapan mengenai pengetahuan responden tentang kuliner kota Salatiga
setelah melihat video (Apakah setelah melihat video ini anda lebih banyak
mengetahui wisata kuliner Kota Salatiga ?) dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Pengetahuan tentang kuliner kota Salatiga setelah melihat video
Pengetahuan tentang
kuliner kota Salatiga
setelah melihat video
Jumlah %
Sangat tahu 18 60
Tahu 12 40
Biasa saja 0 0
Kurang tahu 0 0
Tidak tahu 0 0
Dapat disimpulkan bahwa responden mengetahui tentang kuliner kota
Salatiga setelah melihat video karena dari hasil kuisioner diperoleh data sebanyak
60 % menjawab sangat tahu. Pengetahuan tentang kuliner kota Salatiga setelah
melihat video dapat dilihat pada gambar 17.
24
5
0 1 0
Perlu/tidaknya membuat media informasi wisata kuliner kota
Salatiga Sangat diperlukan Diperlukan
Cukup diperlukan Kurang diperlukan Tidak diperlukan
16
Gambar 17. Diagram pengetahuan tentang kuliner kota Salatiga setelah melihat video
Tanggapan mengenai ketertarikan responden terhadap video interaktif
tersebut (Apakah kamu tertarik dengan video interaktif tersebut ?) dapat
dilihat pada tabel 5.
Tabel 5. Ketertarikan responden terhadap video interaktif
Ketertarikan responden
terhadap video interaktif Jumlah %
Sangat tertarik 22 74
Tertarik 4 13
Cukup tertarik 4 13
Kurang tertarik 0 0
Tidak tertarik 0 0
Dapat disimpulkan bahwa responden sangat tertarik terhadap video
interaktif panduan wisata kuliner kota Salatiga karena dari hasil kuisioner
diperoleh data sebanyak 74 % menjawab sangat tertarik. Ketertarikan responden
terhadap video interaktif dapat dilihat pada gambar 18.
18
12
0 0 0
Pengetahuan tentang kuliner kota Salatiga setelah
melihat video Sangat tahu
Tahu
Biasa saja
Kurang tahu Tidak tahu
17
Gambar 18. Diagram ketertarikan responden terhadap video interaktif
Tanggapan mengenai pemahaman responden terhadap informasi yang
ditampilkan dalam video tersebut (Apakah informasi yang diberikan sudah
cukup dimengerti ?) dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 6. pemahaman tentang informasi yang diberikan dalam video interaktif
panduan wisata kuliner kota Salatiga
Pemahaman tentang
informasi yang diberikan Jumlah %
Sangat mengerti 20 66
Mengerti 5 17
Cukup dimengerti 2 7
Kurang mengerti 3 10
Tidak mengerti 0 0
Dapat disimpulkan bahwa responden sangat mengerti terhadap informasi
yang diberikan dalam video interaktif panduan wisata kuliner kota Salatiga karena
dari hasil kuisioner diperoleh data sebanyak 66 % menjawab sangat mengerti.
pemahaman tentang informasi yang diberikan dalam video interaktif panduan
wisata kuliner kota Salatiga dapat dilihat pada gambar 19.
22
13
13
0 0
Ketertarikan responden terhadap video interaktif
Sangat tertarik Tertarik
Cukup tertarik Kurang tertarik Tidak tertarik
18
Gambar 19. Diagram pemahaman tentang informasi yang diberikan dalam video interaktif
panduan wisata kuliner kota Salatiga
Setelah menyebarkan kuisioner, kemudian melakukan sedikit Tanya jawab
tentang alasan responden menjawab kurang mengerti, dan hasil yang didapat ialah
kebanyakan responden kurang menguasai teknologi yang ada, responden kurang
antusias untuk melihat aplikasi yang sudah dibuat dikarenakan reponden terburu-
buru. Responden tertarik dengan penggunaan warna yang tidak terlalu “ramai”
dan penggunaan yang mudah.
5. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian video interaktif panduan wisata
kuliner Kota Salatiga berbasis multimedia interaktif yang dirancang sudah
memenuhi kebutuhan wisatawan sebagai wadah atau sarana media promosi dan
panduan berupa video interaktif yang ada di Kota Salatiga. Media informasi ini
telah mencapai tujuan untuk mengenalkan, membantu, menarik minat wisatawan
untuk berkunjung atau sekedar singgah di kota Salatiga. Saran untuk
pengembangan lebih lanjut terhadap perancangan yang serupa dengan penelitian ini
ialah dengan memperluas jangkauan kuliner-kuliner yang banyak di Kota Salatiga
dan pengembangan materi yang diperluas tidak hanya kuliner tetapi meliputi
objek wisata, bangunan bersejarah kota Salatiga atau kebudayaan yang ada di
Salatiga.
6. Daftar Pustaka
[1] Fikri, Gilang. 2012. Booming Media Informasi.
http://media.kompasiana.com (Diakses 10 September 2013).
[2] Hasrul, 2010. Langkah-langkah Pengembangan Pembelajaran
Multimedia Interaktif. Makasar : Fakultas Teknik, Universitas Negeri
Makassar.
[3] Lilis, Yenni. 2012. Pembuatan Media Informasi Sarana Umum Di
Kota Depok. Depok : Fakultas Industri, Universitas Gunadarma
20
5
2 3
0
Pemahaman tentang informasi yang diberikan
Sangat mengerti
Mengerti
Cukup mengerti
Kurang mengerti
Tidak mengerti
19
[4] Maulana, Nada. 2012. Aplikasi Untuk Panduan Wisata Kuliner
dengan SAW pada Android Mobile. Salatiga : Fakultas Teknologi
Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana
[5] Indrawaty, Youllia. 2011. Aplikasi Multimedia Interaktif Berbasis
Web. Bandung : Jurusan Informatik, Institut Teknologi Bandung.
[6] Pendit, Nyoman., 2006, Ilmu Pariwisata; Sebuah Pengantar
Perdana, Jakarta: Pradanya Paramita.
[7] Dinas Perhubungan, Komunikasi, Kebudayaan Dan Pariwisata
Kota Salatiga, 2013, Profil dan Visualisasi Potensi dan Produk
Kepariwisataan Kota Salatiga, Salatiga: Dinas Perhubungan, Komunikasi,
Kebudayaan, dan Pariwisata kota Salatiga.
[8] Anshori,Y., & Satya, D., G. (2008). Sparkling Surabaya.
Surabaya: Bayu Media Publishing.
[9] Pressman S. Roger.2002.Rekayasa Perangakat Lunak. Metode
Prototyping.
[10] Sudjana,Nana dan Soessanto,Edy. 1988. Pendekatan Sistem Bagi
Administrator. Bandung: Sinar Baru.
[11] Ebdi S, Sadjiman. 2009. Nirmana Elemen-elemen Seni dan
Desain
xx