Post on 24-Feb-2020
OVER VIEW
TUJUAN
1. Kasus gizi buruk yang baru-baru ini di hadapi oleh Indonesia. Di tahun 2017 gizi buruk kronis masih menjangkiti 27,5 persen atau 6,5 juta anak Indonesia
2. Bermunculan berita tentang gizi buruk yang di akibatkan konsumsi SKM yang terjadi di Kendari, Makassar, Batam, dan Palembang. SKM diberikan sebagai pengganti ASI dan dianggap sebagai minuman bergizi dan menyehatkan yang bisa di konsumsi oleh bayi/anak balita. Salah satu dari korban gizi buruk di Kendari meninggal dunia.
3. Untuk mengidentifikasi latar belakang penyebab terjadinya kasus gizi buruk akibat SKM di Batam, maka penting dilakukan pengumpulan data untuk mengetahui penyebab pemberian SKM kepada anak, dan kemungkinan kasus tersebut di temukan di sekitarnya.
4. Pelaksanaan survey di Batam oleh STIKes IBNU SINA Kota Batam Kepulauan Riau.
1. Mengetahui tingkat wawasan orang tua mengenai kategori pangan dan gizi seimbang untuk anak
2. Mengetahui tingkat wawasan orang tua mengenai penggunaan SKM dalam kehidupan sehari-hari
3. Mengetahui tingkat penggunaan SKM untuk anak usia 7 tahun kebawah
4. Memberikan hasil penelitian survey untuk kepentingan penggunaan pengambilan kebijakan publik kesehatan dan sebagai bahan edukasi gizi masyarakat.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian di lakukan dengan pendekatan survey
dengan metode :
Kel. Sagulung Kota Kecamatan Sagulung
Kota Batam Kepulauan Riau
LOKASI
6 – 14 April 2018
WAKTU
Pengisian kuesioner dengan metode
wawancara tatap muka
METODE
300 orang yang memiliki anak usia 7 tahun ke bawah
SAMPEL
Kuantitatif Kualitatif
pengisian kuesioner dengan teknik random sampling
representative
wawancara stakeholders, yaitu dinas kesehatan dan
IDAI
No Data responden Jumlah
1 Jumlah Penduduk 34.563 jiwa
2 Jumlah Penduduk laki-laki
19.841 jiwa
3 Jumlah Penduduk perempuan
14.722 jiwa
4 Jumlah KK 9.586
Data Kependudukan Kelurahan Sagulung Kota
Kecamatan Sagulung Kota Batam
Data Profil Responden
No Data responden Jumlah
1 Jumlah responden 300 orang
2 Usia 19 – 50 tahun
3 Kriteria Memiliki anak usia 7 th ke bawah
4 Memiliki Anak : usia <=1 tahun usia >1 - 2 tahun usia >2 - 3 tahun usia >3 - 5 tahun usia >5 - 7 tahun
66 orang 59 orang 53 orang 110 orang 73 orang
5 Pendidikan 1. Tidak sekolah 2. Tidak tamat SD 3. Tamat SD 4. Tidak tamat SMP 5. Tamat SMP 6. Tidak tamat SMA 7. Tamat SMA 8. Tidak tamat Diploma/sarjana 9. Tamat Diploma/sarjana
1. 0 2. 5 orang 3. 18 orang 4. 7 orang 5. 43 orang 6. 1 orang 7. 196 orang 8. 4 9. 26
6 Pekerjaan 1. Wiraswasta/pedagang
kecil/home industri
1. 20 orang
No Data responden Jumlah
2. Guru 3. Pegawai swasta 4. Buruh petani/buruh
pelabuhan/buruh bangunan 5. Supir /tukang ojek 6. Tidak bekerja/ibu rumah
tangga 7. Lainnya
2. 5 orang 3. 27 orang 4. 2 orang 5. 1 orang 6. 237 orang 7. 8 orang
7 Pendapatan 1. 0 – 499.000 2. 500.000 – 999.000 3. 1.000.000 – 1.499.000 4. 1.500.000 – 1.999.000 5. 2.000.000 – 2.500.000 6. > 2.500.000
1. 2 orang 2. 3 orang 3. 10 orang 4. 7 orang 5. 27 orang 6. 251 orang
8 Pengeluaran 1. 0 – 499.000 2. 500.000 – 999.000 3. 1.000.000 – 1.499.000 4. 1.500.000 – 1.999.000 5. 2.000.000 – 2.500.000 6. > 2.500.000
1. 0 orang 2. 4 orang 3. 11 orang 4. 23 orang 5. 34 orang 6. 228 orang
MEKANISME SURVEY
Perijinan
1. Tingkat kota
2. Tingkat kelurahan
3. Tingkat RT RW
Survey
1. Briefing Surveyor (5 orang mahasiswa STIKes Ibnu Sina Kota Batam)
2. Wawancara responden
3. Souvenir responden
Wawancara Stakeholders
1. Dinkes Kota
2. IDAI Kota
Analisa hasil survey
Press conference
68,5
46,3
18,1 14,4 13,7
7,8 6,3 3,3 2,6 2,2 2,2 1,5 3,0
0,0
10,0
20,0
30,0
40,0
50,0
60,0
70,0
80,0
kebersihanrumah &
lingkungan
pangan sehat& bersih
mandi tiaphari
CTPS pola makanteratur
tidur teratur olahraga buang sampahpd tpt nya
sikat gigi pakaian bersih sanitasi lancar menggunakanair bersih
lainnya
Pe
rsen
tase
1. Pengetahuan tentang PHBS
BAB I. PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT
Berturut-turut 18,1% mandi tiap hari, 14,4% CTPS, 13,7% pola makan teratur, 7,8% tidur teratur, 6,3% olahraga, 3,3% buang sampah pada tempatnya, 2,6% rutin sikat gigi, 2,2% menggunakan pakaian bersih, 2,2% sanitasi lancar, 1,5% menggunakan air bersih, dan 3% lainnya, yaitu : sirkulasi udara yang lancer, tidak merokok, berpikiran positif dan imunisasi anak.
Pada dasarnya para ibu mengetahui tentang cara berperilaku hidup bersih dan sehat. Hanya saja pengetahuan mereka belum sempurna. Pengetahuan ibu balita tentang PHBS beragam. 68,5% PHBS diartikan dengan kebersihan rumah dan lingkungan sekitar. Sebesar 46,3% diartikan dengan mengkonsumsi makanan minuman yang bersih dan sehat bergizi.
91,3
53,8
30,8 23,1
15,4 7,7
0,0
20,0
40,0
60,0
80,0
100,0
Tidaksakit
Demam flu batuk lainnya alergi
Pe
rse
nta
se
2. Apakah anak sering sakit?
80
20
0102030405060708090
Ya Tidak
Pe
rse
nta
se
3. Rutin memeriksakan kesehatan anak dan mengukur berat badan dan tinggi badan anak
Sebesar 91,3% ibu mengaku bahwa anak balitanya tidak sering sakit. Dan 7% mengaku anak balita nya sering sakit. Sering sakit diasumsikan jika anak mengalami sakit setidaknya 1 bulan sekali atau lebih. Sakit yang paling banyak diderita adalah demam (53,3%), di ikuti flu (30,6%), batuk (23,1%), alergi (7,7%), dan sebanyak 15,4% sakit lainnya, yaitu biduran/gatal-gatal, campak, amandel dan autis.
Kesadaran orang tua akan kesehatan anak cukup baik. Ditunjukkan dengan kesadaran untuk memeriksakan kesehatan anak yang cukup tinggi. Sebesar 80% ibu mengaku rutin memeriksakan kesehatan anak dan mengukur berat badan dan tinggi badan anak. Biasanya mereka melakukan pemeriksaan di posyandu dan puskesmas. Sebesar 20% mengaku tidak rutin memeriksankan kesehatan anak. Dimungkinkan hal ini terjadi karena dirasa anaknya jarang sakit.
98,3
0,7 0,7 1,4 1,0 0,0
20,0
40,0
60,0
80,0
100,0
120,0
Sayur, Buah,daging, ikan,
nasi
bebas MSG bubur roti lainnya
Pe
rse
nta
se
4. Pengetahuan ibu tentang makanan sehat bergizi
76,1
53,2
16,5
4,7 5,4
3,7 2,4
6,7
0,3
5. Pengetahuan tentang minuman sehat bergizi
susu
air putih
jus buah
soya
teh
vitamin
susu kambing/sapi
lainnya
TT
Pengetahuan ibu tentang minuman sehat bergizi didominasi dengan susu. Sebesar 76,1% menyebut susu sebagai minuman sehat bergizi, mengalahkan minuman lainnya, seperti air putih (53,2%), jus buah (16,5,5%), soya (4,7%), teh (5,4%), minuman bervitamin/suplemen (3,7%), susu kambing/sapi (2,4%) dan 6,7% lainnya yaitu yakult, yogurt, kopi, madu, herbal, sari kurma, air kelapa dan air tahu. 0,3% tidak tahu.
Meskipun hanya 46,3% yang mengartikan cara ber PHBS dengan mengkonsumsi makanan sehat bergizi, namun pengetahuan ibu tentang makanan sehat bergizi sangat baik. 98,3% mereka memberikan contoh makanan sehat bergizi dengan sayuran, buah, daging, ikan dan nasi. 0,7% masing-masing adalah makanan yang bebas MSG dan bubur, 1,4% mengatakan roti. Dan 1% lainnya, yaitu : jus, biscuit dan makanan bukan fast food.
27,3
64,8
15,4
35,2
20,3
0,0
10,0
20,0
30,0
40,0
50,0
60,0
70,0
Sekolah kader PKK/Posyandu
dokter,perawat,
bidan
TV/radio lainnya
Pe
rse
nta
se
6. Sumber informasi gizi Pengetahuan Ibu yang sangat baik tentang makanan dan minuman yang sehat bergizi tidak terlepas dari kegiatan sosial sehari-hari, seperti kegiatan di posyandu. Paling banyak mereka menerima informasi makanan minuman sehat bergizi dari kegiatan posyandu/kader PKK (64,8%), dilanjutkan informasi dari TV/radio (35,2%), dari sekolah (27,3%), 15,4% dari dokter/perawat/bidan ketika mereka sedang berobat/periksa, dan 20,3% dari sumber informasi lainnya teman/keluarga, buku, internet, seminar/penyuluhan.
BAB II. SUSU SEBAGAI MINUMAN SEHAT BERGIZI
8
19,7 26,4
50,9
3,0
0
10
20
30
40
50
60
Tidak ASI Usia < 1th >= 1th >= 2th >= 3th
Pe
rse
nta
se
7. Usia Pemberian ASI
50
12,5
12,5
25
Alasan tidak memberikan ASI
ASI tidak keluar
kerja
ASI Kurang
lainnya
Kesadaran Ibu untuk memberikan ASI sangat baik. Sebesar 92% memberikan ASI kepada anak. Namun batas usia pemberian ASI cukup beragam. Paling banyak sebesar 50,9% memberikan ASI hingga anaknya berusia >= 2 tahun. 26,4% memberikan ASI hingga anak berusia => 1th, 19,7% memberikan ASI hingga anak berusia <1 tahun, dan 3% memberikan ASI hingga anak usia >= 3 tahun. Sebesar 8% ibu tidak memberikan ASI kepada anaknya dengan berbagai alasan. Alasan yang paling banyak di kemukakan adalah ASI tidak keluar (50%), ibu bekerja (12,5%), ASI kurang hanya mampu menyusui beberapa hari saja (12,5%), dan 25% alasan lainnya yaitu: anak tidak mau ASI, problema rumah tangga, ibu tidak mau, ingin membandingkan anak pertama yang asi sama yang tidak asi, karena hamil lagi.
94
6
9. Pendapat susu baik atau tidak untuk pertumbuhan anak
Baik
Tidak baik
Bagi Ibu yang tidak memberikan ASI secara eksklusif, mereka memberikan asupan lain sebagai pengganti ASI. Susu formula (70%) menempati peringkat tertinggi sebagai asupan yang dipercaya oleh para ibu yang dapat menjadi pengganti ASI untuk memenuhi gizi anak. Disusul dengan air putih sebesar 14%, SKM (7,3%), teh gula (3%), susu kambing dan UHT masing-masing 2%, air tajin dan bubur sereal masing-masing 1,3%, 2,7% tidak memberikan MPASI, dan 6,3% lainnya yaitu : the tawar, air tahu, susu kotak cair, sereal, sari kurma, biscuit, dan nasi tim. Dari tingginya pemberian sufor sebagai pengganti ASI dan juga disebutnya beberapa jenis susu menunjukkan bahwa para ibu mempunyai anggapan bahwa semua jenis minuman yang disebut dengan SUSU mengandung gizi yang baik yang bisa menyehatkan anaknya. Hal ini di tunjukkan dengan 94% para ibu yang berpendapat bahwa susu adalah baik untuk pertumbuhan anak. Sebesar 6%mengatakan bahwa susu tidak baik untuk anak, susu yang dimaksud disini dimungkinkan adalah susu formula. Mereka berkeyakinan bahwa hanya ASI yang baik untuk anak.
Note :7,3% mengatakan bahwa SKM bisa menjadi alternatif asupan pengganti ASI.
3
14
1,3
70
7,3 2 2 1,3 2,7
6,3
0
10
20
30
40
50
60
70
80
teh gula air putih air tajin sufor SKM susukambing
UHT bubursereal
tidakada
lainnya
8. Asupan pengganti ASI
92,0
49,7
10,3 2,3
12,7 3,0
0,010,020,030,040,050,060,070,080,090,0
100,0
Asi Sufor UHT SKM SusuKedelai
Lainnya
Pre
sen
tase
10. Pengetahuan jenis susu yang baik untuk anak
77,7 6,3
5,7
3
2,3 3
1,7 11,3
2,3 8,7
12. Pengetahuan susu yang tidak boleh untuk anak
SKM
susu orang dewasa
Susu Kotak/kemasan
milo/creamer/yakult
susu basi
sufor/bubuk
susu sapi yg belum steril
UHT
Lainnya
TT
Senada dengan sebagian besar ibu yang mengatakan bahwa minuman susu adalah baik untuk pertumbuhan anak, para ibu juga mengklasifikasikan jenis susu tersebut. Jenis susu yang paling baik untuk anak menurut Ibu berturut-turut adalah ASI (92%), susu formula (49,7%), susu kedelai (12,7%)UHT (10,3%), SKM (2,3%), dan 0,8% lainnya yaitu: susu rendah gula, susu sapi/kambing, susu yang harganya mahal, dan semua jenis susu bagus.
Sedangkan jenis susu yang tidak boleh diberikan untuk anak antara lain: 1. 77,7% adalah SKM/susu kaleng 2. 6,3% adalah susu yang tidak sesuai dengan
usia anak 3. 5,7% adalah susu kotak/kemasan 4. 3% adalah milo/creamer/yakult 5. 2,3% adalah susu basi 6. 3% adalah susu formula/bubuk 7. 1,7% adalah susu sapi yang belum steril 8. 11,3% adalah UHT 9. 2,3% lainnya yaitu soya/susu kedelai, susu
tak bermerk, dan semua susu baik.S 10. 8,7% mengaku tidak tahu
Note : 2,3% mengatakan bahwa SKM baik untuk anak. Dan 77,7% mengatakan bahwa SKM tidak baik untuk bayi/anak.
81
21,7
8,7
13,3
9,3
3,7 4,3
2 3
2 2,3 14,3
11. Pengetahuan perbedaan berbagai macam susu
ASI susu alami paling baik
sufor/selain asi adl susupabrik/pengawet/kimiaSKM olahan & bergula tinggi, utkdewasa, bukan utk bayisufor/lainnya sbg pendukung
sufor/susu lain kurang baik
UHT susu cairkemasan/fermentasiSufor dari sapi
sufor bergizi
susu kedelai dr kedelai/jk alergisusuASI untuk 2 tahun
lainnya
TT
Para ibu membedakan berbagai jenis produk susu sebagai berikut: sebanyak 81% mengatakan bahwa ASI adalah produk susu terbaik yang alami dari ibu, kandungannya tidak dapat di tandingi oleh produk susu lainnya buatan pabrik. 2% mengatakan ASI dikonsumsi untuk anak usia 2 tahun. 21,7% mengatakan bahwa sufor dan susu lainnya adalah buatan pabrik yang mengandung bahan kimia dan pengawet. 8,7% mengatakan SKM merupakan susu olahan yang bergula tinggi, untuk dewasa dan bukan untuk bayi. 13,3% mengatakan bahwa sufor adalah sebagai pendukung ASI. 2% mengatakan sufor bergizi. Tapi, 9,3% mengatakan sufor/susu selain ASI sebenarnya tidak baik untuk anak. 4,3% mengatakan sufor berasal dari susu sapi 3,7% mengatakan UHT merupakan susu cair dalam kemasan yang di fermentasi. 3% mengatakan susu kedelai berasal dari kedelai dan diminum jika mengalami alergi susu. 2,3% lainnya yaitu : SKM dari susu sapi, SKM susu yang bagus, UHT untuk anak besar, sufor ada batasan usia. Dan 14,3% menjawab tidak tahu.
Note : 8,7% mengatakan SKM merupakan susu olahan yang bergula tinggi, untuk dewasa dan bukan untuk bayi.
78
22
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Susu Bukan Susu
Pe
rse
nta
se
14. Pemahaman mengenai SKM
57,4
46,8
6,0 4,3 3,4 2,6 1,7 0,4 0,0
10,0
20,0
30,0
40,0
50,0
60,0
70,0
kemasan TV/radio teman/keluarga
aroma/ bau/rasa/ warna
dokter/ bidan PKK/posyandu
internet media cetak
Pe
rse
nta
se
15. Sumber informasi SKM adalah susu
BAB III. MINUMAN BERGULA TINGGI - SUSU KENTAL MANIS (SKM)
Para ibu memiliki pengetahuan yang beragam mengenai SKM. 78% mengatakan bahwa SKM adalah susu, dan 22% mengatakan SKM bukan susu. Mereka menyebut SKM adalah susu 57,4% disebabkan karena informasi dari kemasan/label yang tertulis SUSU kental manis. 46,8% mendapatkan informasi dari iklan di TV/radio yang menunjukkan SKM adalah minuman susu yang menyehatkan, 6% atas informasi dari teman/keluarga, 4,3% informasi dari dokter/bidan, 2,6% informasi dari kader PKK/posyandu, 1,7% dari internet dan 0,4% dari media cetak.
56
11,3 5,7 5,7 5 4,3 3 2,3 2 2 1,7 1,7 3
11
0
10
20
30
40
50
60
Pe
rse
nta
se
13. Pengetahuan tentang SKM
Pengetahuan para ibu tentang SKM cukup beragam. 56% mengatakan bahwa SKM mengandung gula tinggi dan rasanya sangat manis, 11,3% SKM tidak baik untuk bayi/anak, 5,7% menyebut SKM adalah susu orang dewasa, 5,7% mengatakan SKM enak. Berturut-turut mengatakan bahwa SKM adalah susu yang baik dan bergizi (5%), SKM sebagai bahan tambahan makanan/topping (4,3%), kental (3%), SKM adalah susu sapi (2,3%), SKM mengandung bahan kimia dan pengawet (2%), menyebut beberapa merk (2%), SKM menyebabkan sakit seperti demam, diare, sakit gigi, susah BAB (1,7%), SKM berlemak (1,7%) dan lainnya (3%) yaitu : penyebab obesitas, diabetes, BB naik, SKM susu yang mudah larut, susu cair, dan bias menyebabkan gizi buruk. 11% mengaku tidak tahu.
7,0
93,0
0,0
10,0
20,0
30,0
40,0
50,0
60,0
70,0
80,0
90,0
100,0
Baik Tidak baik
Pe
rse
nta
se
16. Apakah SKM baik untuk anak?
28,6
23,8
14,3 14,3
19,0
0,0
5,0
10,0
15,0
20,0
25,0
30,0
baik/sehatuntuk anak
sebut usia bervitamin lainnya TJ/TT
Pe
rse
nta
se
Alasan SKM baik untuk anak
Sebanyak 7% mengatakan SKM baik untuk anak. Dengan alasan karena SKM menyehatkan (28,6%), SKM baik untuk usia tertentu 23,8%, SKM minuman bervitamin (14,3%), lain lainnya yaitu mengandung gula & baik untuk orang dewasa. 19% tidak memberikan alasan mengapa SKM baik untuk anak.
30,8 29,4
20,4
5,0 3,9 2,9 2,2 1,8
10,8
1,4
0,0
5,0
10,0
15,0
20,0
25,0
30,0
35,0
gula tinggi/obesitas
tidak baikutk anak
diare susu dewasa berpengawet/kimia
ASI/ suforlebih baik
susah BAB/keras
tdk bergizi lainnya TT
Pe
rse
nta
se
Alasan SKM tidak baik untuk anak
Sebanyak 93% mengatakan bahwa SKM tidak baik jika di konsumsi oleh anak anak. Dengan alasan karena mengandung gula tinggi yang menyebabkan obesitas (30,8%). Alasan selanjutnya berturut-turut karena SKM tidak baik/bukan susu untuk bayi/anak (29,4%), menyebabkan diare (20,4%), merupakan susu diperuntukkan bagi orang dewasa (5%),mengandung bahan kimia dan pengawet (3,9%), ASI/sufor dinilai lebih baik dari SKM (2,9%), menyebabkan BAB keras/susah BAB (2,2%), SKM minuman tidak bergizi (1,8%).
Dan lainnya 10,8% yaitu : banyak kasus kematian, dilarang dokter, alergi, kaleng berkarat, mengenyangkan, menyebabkan batuk, katang otang tidak baik, bukan susu murni, pernah masuk RS/gagal ginjal, panas dan merusak gigi. 1,4% tidak memberikan alas an mengapa SKM tidak baik untuk anak.
25
75
17. Ibu yang memberikan SKM sebagai minuman bagi anak
Ya
Tidak
36
12 9,3
5,3
37,3
0
5
10
15
20
25
30
35
40
anak suka/ mau pengganti ASI/sufor berusia 2/5 th lainnya TJ
Pe
rse
nta
se
Alasan Pemberian SKM
Sebanyak 93% mengatakan SKM tidak baik untuk anak (7% mengatakan SKM baik untuk anak). Meskipun hanya 7% yang mengatakan SKM baik untuk anak, namun data menunjukkan 25% yang memberikan SKM sebagai minuman untuk anak. Artinya, sebanyak 18% mengatakan SKM tidak baik untuk anak, namun tetap diberikan kepada anak. Sebanyak 75% tidak memberikan SKM sebagai minuman susu kepada anak nya. Alasan pemberian SKM pun beragam, yang paling utama karena anak suka dengan SKM (36%). Alasan selanjutnya karena berpikiran bahwa SKM bisa menjadi pengganti ASI/sufor (12%), SKM bisa diberikan untuk anak usia 2-5 tahun (9,3%), dan 5,3% lainnya yaitu : asi tidak lancar, murah, orangtua kerja, bisa untuk campuran the/milo. 37,3% tidak memberikan jawaban.
34,7
5,3
20,0
33,3
6,7
0,0
5,0
10,0
15,0
20,0
25,0
30,0
35,0
40,0
Setiap hari 2 hari sekali Seminggu 1-2kali
sebulan sekali sebulan 2 kali
Pe
rse
nta
se
18. Frekuensi pemberian SKM
53,3
37,3
2,7 1,3
0,0
10,0
20,0
30,0
40,0
50,0
60,0
1 gelas 2 gelas 5 gelas 10 gelas
Pe
rse
nta
se
19. Pemberian SKM dalam sehari Dari 25% yang memberikan SKM kepada anak, 34,7% diantaranya memberikan SKM sebagai minuman susu setiap hari, 33,3%, memberikan sebulan sekali, 20% seminggu 1-2 kali, 6,7% sebulan 2 kali, dan 5,3% 2 hari sekali. Jika di lihat dari volume pemberian SKM, 53,3% yang memberikan SKM 1 gelas dalam sehari. 37,3% yang memberikan SKM 2 gelas sehari, 2,7% 5 gelas dalam sehari dan 1,3% 10 gelas dalam sehari.
26,7
73,3
20. Sakit setelah konsumsi SKM
Ya
Tidak
30 30
10 10
15
10
0
5
10
15
20
25
30
35
alergi/gatal mencret muntah batuk/radang
tenggorokan
susah BAB/BAB keras
lainnya
Pe
rse
nta
se
Jenis Penyakit akibat konsumsi SKM
Sebagian besar anak yang diberikan SKM tidak mengalami sakit (73,3%), sedangkan 26,7% mengalami sakit. Konsumsi SKM dalam jangka pendek menyebabkan alergi/gatal-gatal dan diare masing-masing sebanyak 30%, BAB keras/susah BAB 15%, muntah dan batuk/radang tenggorokan masing-masing 10% dan 10% lainnya yaitu : obesitas dan demam.
30
70
21 a. Pernah mendengar orang lain yang anaknya mengalami sakit setelah konsumsi SKM?
Ya
Tidak
46,7
41,1
8,9 5,6
2,2 4,4
0,0
5,0
10,0
15,0
20,0
25,0
30,0
35,0
40,0
45,0
50,0
mencret/ sakitperut
alergi/ gatal/bernanah
BAB keras muntah demam lainnya
Pe
rse
nta
se
21 b. Jenis penyakit akibat konsumsi SKM
Sebagian dari orang tua tidak menemukan anak mereka mengalami sakit setelah minum SKM, namun demikian 30% pernah mendengar anak orang lain yang mengalami sakit setelah minum SKM. Jenis sakit yang dialami juga lebih beragam. 46,7% sakit diare atau saluran pencernaan, 41,1% alergi/gatal-gatal/bintik-bintik merah, 8,9% BAB keras, 5,6% muntah, 2,2% muntah dan 4,4% lainnya yaitu : obesitas, batuk, daya berfikir kurang dan kurang gizi.
85
1,3
14,0
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
beli pemberian orang/lembaga
tidak pernah
Pe
rse
nta
se
22. Cara mendapatkan SKM
49,7 50,3
23. Membaca label ingredient kemasan ketika membeli SKM
Ya
Tidak
Sebagian besar (85%) bisa mendapatkan SKM dengan membeli di toko, warung, pasar dan mall. 1,3% mendapatkan SKM dari pemberian orang lain seperti keluarga, tetangga dan perusahaan. Sedangkan 14% mengaku tidak pernah beli ataupun mendapatkan SKM. Sebanyak 49,7% yang mengaku membaca ingredient di label kemasan. Dan sebanyak 50,3% tidak pernah membaca label ingredient yang ada di kemasan SKM.
55,3
44,7
24. Pengetahuan kandungan SKM >50% adalah gula
Tahu
Tidak tahu
Sebanyak 55,3% yang mengetahui bahwa SKM mengandung gula lebih dari 50%, sedangkan 44,7% tidak tahu. Pengetahuan mereka tentang kandungan gula tinggi di SKM dimungkinkan dari informasi ingredient di label yang mereka baca (49,7% yang membaca label), dan juga bisa berasal dari sumber informasi yang lain.
54,0
46,0
25. Tahu atau tidak dampak konsumsi SKM
Ya
Tidak
47,5
14,2 11,7
8,0 6,8 6,8 5,6 3,7 3,1 1,9 1,9 4,9
0,0
5,0
10,0
15,0
20,0
25,0
30,0
35,0
40,0
45,0
50,0
diare /sakit perut
obesitas BAB keras diabetes kurang gizi sakit gigi batuk/radang
tenggorok
alergi cepatkenyang
demam muntah lainnya
Pe
rse
nta
se
25. Pengetahuan dampak konsumsi SKM
Sebanyak 54% para ibu menaku mengetahui bahwa selain SKM di anggap sebagai minuman susu, mengkonsumsi SKM juga bisa menimbulkan dampak. 47,5% mengatakan minum SKM menyebabkan diare, 14,2% menyebabkan obesitas, 11,7% BAB keras, 8% diabetes, 6,8% kurang gizi, 6,8% sakit gigi, 5,6% batuk/radang tenggorok, 3,7% alergi, 1,9% demam, 1,9% muntah dan 4,9% lainnya yaitu : kurus, kencing manis, berdampak jika untuk bayi/anak, dan beda anak beda sakit.
27,7
72,3
26. Pengetahuan SKM bisa menyebabkan gizi buruk
Tahu
Tidak tahu
SKM di sinyalir bisa menyebabkan gizi buruk karena kandungan gizinya yang rendah, jika di konsumsi secara rutin dalam jangka waktu panjang dan tidak di dampingi oleh asupan makanan bergizi lainnya. Hanya 27,7% yang mengetahui bahwa SKM bisa menyebabkan gizi buruk, sedangkan 72,3% tidak mengetahui. Persentase yang mengetahui SKM bisa menyebabkan gizi buruk lebih besar di banding pada pertanyaan sebelumnya (24) yaitu 6,8%, ini bisa di sebabkan karena pilihan jawaban pada pertanyaan sebelumnya lebih banyak, sehingga responden bisa memberikan jawaban yang dirasa lebih utama.
45,3
35,3
27
10,3 9,3 6,7 6 5,7
4 3,3 5,3
3,7
0,0
5,0
10,0
15,0
20,0
25,0
30,0
35,0
40,0
45,0
50,0P
ers
en
tase
27. Pengetahuan tentang gizi buruk
Pengetahuan para ibu tentang gizi buruk beragam. Paling banyak 45,3% mengatakan gizi buruk dengan BB yang rendah tidak sesuai dengan usianya, 35,3% asupan gizi yang kurang, 27% gizi buruk identik dengan perut buncit, 10,3% pertumbuhan terhambat, 9,3% lemas dan tidak semangat beraktifitas, 6,7% kepala besar, mata besar/menonjol/cekung, 6% karena konsumsi makanan tidak sehat, 5,7% sering sakit, 4% TB kurang dan tidak sesuai dengan usianya, 3,3% tidak selera makan, 5,3% lainnya yaitu : pola makan tidak teratur, ekonomi rendah, penyakit bawaan, polio dan lingkungan tidak sehat dan 3,7% tidak tahu.
72,7
27,3
28. Pengetahuan SKM bisa menyebabkan obesitas & diabetes dalam jangka panjang
Tahu
Tidak tahu
Pengetahuan mengenai konsumsi SKM dalam jangka panjang bisa berdampak pada obesitas dan diabetes sudah cukup baik. Hal ini ditunjukkan 72,7% tahu, sedangkan 27,3% tidak tahu. Berbeda dengan pertanyaan sebelumnya (25), dimana yang menyebut SKM menyebabkan diabetes adalah 8 % dan obesitas/kegemukan adalah 14,2%. Hal ini disebabkan karena pada pertanyaan tersebut responden bisa memberikan jawaban lebihi dari 1, sehingga memberikan jawaban yang dirasa lebih utama. Pengaruh labeling pada kemasan dan iklan SKM sebagai minuman sehat bergizi bisa jadi menjadi faktor penyebab ketidak tahuan tersebut.
83,0
17,0
29. Mendapatkan informasi SKM tidak boleh untuk bayi/anak
Pernah
Tidak
25,3 22,9
21,7
17,7 16,1
7,2 6,4 7,6
0,0
5,0
10,0
15,0
20,0
25,0
30,0
kemasan Tv/ radio dokter/bidan
posyandu/PKK
teman/keluarga
internet petugaspuskesmas
lainnya
Pe
rse
nta
se
Sumber informasi SKM tidak untuk bayi/anak
Sebanyak 83% para ibu pernah mendapatkan informasi bahwa SKM tidak diperuntukkan bagi bayi/anak. Dan 17% yang belum pernah terpapar informasi tersebut. Jika melihat pada kues no 17, sebanyak 25% ibu memberikan SKM pada anak, maka bisa di asumsikan adalah mereka yang tidak mendapat informasi SKM bukan untuk anak (17%). Dan selisihnya yaitu 8% meskipun mendapatkan informasi SKM tidak untuk bayi/anak namun tetep memberikan, bias dimungkinkan sebgan beberapa alas an seperti anak terlanjur suka dan tidak mau susu yang lain, alas an ekonomi karena harga murah, dll.
Sumber informasi bahwa SKM tidak baik untuk bayi/anak adalah: 1. Kemasan, 25,3% 2. TV/radio, 22,9% 3. dokter/bidan 21,7% 4. PKK/posyandu, 17,7% 5. Teman/keluarga, 16,1% 6. Internet, 7,2% 7. Puskesmas 6,4%, dan 8. Lainnya 7,6% yaitu penalaran
sendiri, dari ilmu yang di pelajari.
71,3
10,7 8 4,3 3 1,7 1
0,0
10,0
20,0
30,0
40,0
50,0
60,0
70,0
80,0
Tdk memberi SKM kadang/ tidaksering/ jika anak
mau
Mengurangi topping/tambahan
Tetapmemberikan
Dipertimbangkan jika anak sdhbesar
Pe
rse
nta
se
30. Keputusan setelah tau akibat konsumsi SKM
Setelah mengetahui akibat konsumsi SKM khususnya dalam jangka panjang, sebesar 71,3% tidak memberikan SKM pada anak, 10,7% akan memberikan namun tidak sering/kadang-kadang/jika anak meminta, 8% akan memberikan namun dikurangi frekuensi dan volumenya, 4,3% tetap akan konsumsi SKM namun hanya sebagai bahan tambahan makanan saja, 3% tetap akan memberikan seperti biasanya, 1,7% di pertimbangkan memberikan atau tidak tergantung pada anak, dan 1% akan memberikan jika anak sudah besar.
KESIMPULAN
1. 78% responden memiliki persepsi bahwa SKM adalah susu, dengan sumber informasi adalah dari kemasan yang menyebut kata SUSU (57,4%) dan dari iklan produk di TV/radio (46,8%). Dan hanya 4,3% yang mengatakan bahwa peruntukan SKM adalah untuk topping/bahan tambahan makanan/minuman.
2. Sebanyak 93% mengatakan bahwa SKM tidak baik jika di konsumsi oleh anak anak. Dengan alasan karena mengandung gula tinggi yang menyebabkan obesitas (30,8%).
3. Sebanyak 75% tidak memberikan SKM sebagai minuman susu kepada anak nya. 25% memberikan SKM sebagai minuman susu kepada anaknya, dengan alasan pemberian SKM pun beragam, yang paling utama karena anak suka dengan SKM (36%).
4. Dari 25% yang memberikan SKM kepada anak, 34,7% diantaranya memberikan SKM sebagai minuman susu setiap hari. Jika di lihat dari volume pemberian SKM, 53,3% yang memberikan SKM 1 gelas dalam sehari.
5. Dari 25% yang mengkonsumsi SKM, 26,7% diantaranya pernah mengalami. Paling banyak yang dialami setelah minum SKM adalah diare dan susah BAB masing-masing 30%.
6. Sebagian besar (85%) bisa mendapatkan SKM dengan membeli di toko, warung, pasar dan mall. Dan sebanyak 50,3% tidak pernah membaca label ingrediant yang ada di kemasan SKM.
7. 72,3% tidak mengetahui bahwa konsumsi minuman SKM yang rendah gizi bisa berakibat gizi buruk, karena asupan gizi yang dibuthkan oleh tubuh tidak terpenuhi
8. Pengetahuan mengenai konsumsi SKM dalam jangka panjang bisa berdampak pada obesitas dan diabetes sudah cukup baik. Hal ini ditunjukkan 72,7% tahu, sedangkan 27,3% tidak tahu. Pengaruh labeling pada kemasan dan iklan SKM sebagai minuman sehat bergizi bisa jadi menjadi faktor penyebab ketidak tahuan tersebut
9. Sebanyak 83% para ibu pernah mendapatkan informasi bahwa SKM tidak diperuntukkan bagi bayi/anak. Dan 17% yang belum pernah terpapar informasi tersebut. Informasi bahwa SKM tidak baik untuk bayi/anak adalah paling banyak bersumber dari kemasan (25,3%).
10. Setelah mengetahui akibat konsumsi SKM khususnya dalam jangka panjang, sebesar 71,3% tidak memberikan SKM pada anak, 10,7% akan memberikan namun tidak sering/kadang-kadang/jika anak meminta, 8% akan memberikan namun dikurangi frekuensi dan volumenya, 4,3% tetap akan konsumsi SKM namun hanya sebagai bahan tambahan makanan saja, 3% tetap akan memberikan seperti biasanya, 1,7% di pertimbangkan memberikan atau tidak tergantung pada anak, dan 1% akan memberikan jika anak sudah besar.
FAKTA HASIL SURVEY DI KELURAHAN SAGULUNG KOTA KOTA BATAM KEPULAUAN RIAU
anak-anak mengalami gangguan saluran pencernaan/diare setelah konsumsi SKM. Kondisi tersebut mengkhawatirkan dan bisa mengganggu pola makan anak.
masyarakat tidak mengetahui bahwa konsumsi minuman SKM dalam jangka panjang bisa menyebabkan gizi buruk
ibu memberikan SKM sebagai
minuman susu kepada anaknya
1 dari 4 masyarakat tidak terbiasa membaca label ingredient pada kemasan produk SKM 50%
masyarakat memiliki persepsi bahwa SKM adalah susu. Dengan sumber informasi utama dari kemasan dan iklan produk di televisi
78%
72%
48%
APA KATA PEMERINTAH BATAM?
Dr. Erman, Sp.A Ketua IDAI Propinsi Kepulauan Riau
“SKM memang tidak baik bagi anak. Dengan harga SKM yang murah, cara menyajikan lebih praktis, di tambah ketidaktahuan orang tua mengenai gizi seimbang pada anak mengakibatkan gizi buruk. SKM kandungan gula tinggi, sedangkan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan adalah protein.”
“Nilai gizi SKM hanya tinggi glukosa tidak bagus buat anak. Pengaruh gula dalam SKM mengakibatkan anak tidak nafsu makan.”
“Kandungan gula tinggi pada SKM bisa menyebabkan obesitas dan diabetes. Anaknya tidak beraktifitas, obesitas sistem hormon akan terganggu, gangguan proses insulin untuk kadar
gula dalam darah.”
“Dalam hal periklakan SKM, harus saling koordinasi antar instansi terkait, bahwa SKM ini
bisa berakibat buruk bagi gizi anak. Peran kominfo untuk periklanan yang tidak sesuai segera di
cabut, khususnya untuk SKM.”
“Posyandu harus lebih di aktifkan, untuk meningkatkan pengetahuan
masyarakat mengenai konsumsi SKM. Dan mempromosikan secara terus
menerus untuk ASI eksklusif”.
“Iklan SKM udah terlewat batas, terlau menjanjikan sekali untuk kebaikan dan
pertumbuhan anak-anak. Harusnya ada pengawasan dari Komisi Penyiaran
Indonesia.”
“Dari segi kandungannya, SKM beda dengan susu, SKM di buat melalui proses penguapan, sedangkan susu yang lain melalui fermentasi, kandungan gizi SKM tidak mencukupi untuk pertumbuhan dan perkembangan anak.”
APA KATA PEMERINTAH BATAM?
Nefriyanti, AMD Bagian Gizi Puskesmas Seilekop, Kelurahan Sagulung Kota, Kota Batam
“Pemberian SKM pada anak yang terjadi di kelurahan Sagulung Kota disebabkan faktor ekonomi kurang, makanya dikasih susu kental manis. Kemudian timbul bercak-bercak merah seperti alergi. Dan korban gizi buruk tidak pernah dibawa ke posyandu jadi tidak terpantau.”
“Pemberian SKM pada anak disebabkan tingkat pendidikan orang tua yang hanya tamat SD, jadi tidak tahu bahwa susu kental manis itu berbahaya, pergaulan mereka juga kurang dengan tetangga, ke posyandu juga tidak pernah jadi minim informasi.”
“Seringkali dalam penyuluhan di posyandu, saya sampaikan bahwa anak tidak boleh diberikan SKM,
saya sampaikan harus ASI eksklusif. Sekarang adalah gizi seimbang bukanlagi 4 sehat 5 sempurna, dimana
susu itu penyempurnanya.”
“Saya berharap agar pemerintah lebih peduli dan jangan cuma karena ada kasus aja,
karena rata-rata saya lihat banyak anak gizi buruk karena faktor ekonomi. Pemerintah
bisa menyediakan tempat kerja agar kebutuhan makan mereka tercukupi. Kadang untuk beli telur saja susah. Anaknya ada yang
5 apalagi dibatam semua serba mahal.”
“Iklan SKM harus menyebutkan kategori umur berapa saja yang boleh minum susu
kental manis. kalau orang tuanya tak paham dan pendidikannya rendah
mereka gak tau.”
“Ya itulah kita berikan penyuluhan, edukasi ke masyarakat bahwa susu
kental manis itu bukan susu yang patut yang diberikan ke bayi dan balita.”
“SKM adalah susu, tapi tidak untuk anak usia 0-12 bulan. Kandungan gulanya tinggi sehingga tidak boleh untuk anak balita. Karena faktor gula berlebih bisa menyebabkan obesitas dan diabetes juga merusak gigi.”
SARAN & REKOMENDASI
1. Perlu ada sosialisasi & edukasi tentang bahaya pangan bergula tinggi seperti Susu Kental Manis (SKM) untuk kesehatan anak.
2. Perlu ada sosialisasi & edukasi tentang KLIK (Kemasan, Label, Ingredient, Kadaluarsa) agar masyarakat cerdas dalam memilih makanan/minuman yang di konsumsi.
3. Perlu ada kejujuran dalam pencantuman ingredient suatu produk agar tidak menyesatkan konsumen.
4. Perlu ada ketegasan regulasi periklanan produk pangan yang sesuai dengan peruntukannya.
5. Hasil survey merangkum harapan masyarakat kepada pemerintah untuk meningkatkan promosi kesehatan dan menurunkan harga susu sehingga bisa terjangkau oleh masyarakat.
6. Masyarakat berharap pemerintah memberikan perhatian lebih, misalnya dengan pemberian vitamin, edukasi kesehatan, menurunkan harga sembako agar lebih terjangkau dan pemenuhan gizi masyarakat tercapai.
DOKUMENTASI
Wawancara responden ibu balita Vania korban gizi buruk Briefing Surveyor
Wawancara Ketua IDAI Propinsi Kepulauan Riau Wawancara Bagian Gizi Puskesmas Seilekop Kel. Sagulung Kota