Post on 16-Aug-2020
PENGARUH DAKWAH ISLAM (1/ MASnD BAnUl IMANDAUM PEMBINAAN KEAGAMAAN MASYARAKAT DUSUNCIKE,MPAR
DESA DAN KECAMATAN KADIPATEN KABUPATEN MAJALENUA
SKRIPSI
Diajukansebagai salah satu syarat
untuk memperaleh gelar sarjana Dakwah
Fakultas Ushuluddin
Oleh :
Suheli
NPM 8822.01.043
NIMKO 88.0458.A1 II
r V,1
r,.RF, S1 AKAAN VNlSB."·
Net. IBdok ; 97 21 ~J
j .
~it~. ~~
No. I:laas :
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
1415 H /1995 M
Status disamakan berdasarkan
SK. Menteri Agama RI Na. 208 tahun 1991
PERSETUJUAN
PENGARUH DAKWAH ISLAM DI MASJID BAITUL IMAN
DALAM PEMBINAAN KEAGAMAAN MASYARAKAT DUSUN CIKEMPAR
DESA DAN KECAMATAN KADIPATEN KABUPATEN MAJALENGKA
Ole h:
NamaNPMNIMKQ
Suheli8822.01.04388.0458.A1 II
Menyetujui
Mengetahui
Pembimbing I
4( Drs. H. Ahmad Subandi )
Ketua Jurusan DakwahFakultas Ushuluddin
( Drs. Abdullah Yusuf )
( Drs. E. Anda Suhanda )
Dekan Fakultas UshuluddinUniversitas Islam Bandung
(
( Drs. D. Suhuddin )
iii
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dirnunaqasahkan oleh team penguji dari Fakultas Ushuluddin
Universitas Islam Bandung, pada hari Senin tanggal 01 April 1996, dan telah
diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ushuluddin, Jurusan
Dakwah.
Bandung,
Panitia Ujian Munaqasah
01 April 1996 M12 Dzulqaidah 1614 H
KETUA
c,__-=Z;>8~ .~j
( Drs. D. Suhuddin )
PENGUJII
( Drs. H. Ahmad Subandi )
PENGUJIIiI
SEKRETARIS
-j
C/-( Drs. Wildan Yahya, M.Pd )
( Drs. E. Anda Suhanda )
( Drs. Wildan Yahya, M.Pd )
iv
Masyarakat Dusun Cikempar sebagian besar penganut ajaran Islam,akan tetapi sebelum berdirinya Masjid Baitul Iman ajaran-ajaran Islam banyakyang ditinggalkan oleh masyarakat, artinya banyak larangan yang dilakukan danbanyak perintah yang diabaikan. Kondisi keagamaan yang seperti ini sangatmempengaruhi terhadap prilaku dan tata kehidupan masyarakat, sehinggamereka lebih akrab dengan perbuatan dosa yang membuat mereka semakinjauh dari kaidah-kaidah ajaran Islam. Perbuatan munkar seperti judi, mabuk danberzina sudah menjadi kebiasaan yang sulit ditinggalkan. Prilaku-prilaku tersebutdi atas sangatlah menjadi kendala terhadap upaya dakwah di dusun ini. Adapunpenyebabnya ada yang karena tidak tahu dan ada juga yang sengajamelakukannya. Masyarakat yang sudah terbiasa melakukan perbuatan dosasanagt sulit menerima kebenaran yang disampaikan oleh penda'i.
Setelah beridririya Masjid Baitul Iman kondisi keagamaan masyarakatDusun Cikempar sedikit demi sedikit agak membaik, karena masyarakat sudahmulai mau mengikuti program-program DKM Baitul Iman, hal ini terlihat dariprilaku masyarakat yang sudah mau meninggalkan perbuatan tercela tersebul.
Faktor penghambat terhadap upaya dakwah di Dusun Cikemparsebelum berdirinya Masjid Baitui Iman yang palin pokok adalah adanyaanggapan dari masyarakat bahwa menjalankan syari'at Islam hanya akanmempersempit ruang geraknya saja, dan mereka berkesimpulan bahwa agamamenjadi belenggu yang memberatkan. Faktor lain adalah kurangnya tenagapenda'i yang mampu memberikan masukan-masukan syari'at Islam, sehinggadakwah yang selama ini dilakukan tidak sarnpai pesannya kepada masyarakal.
Setelah berdirinya Masjid Baitul Iman dakwah Islam mulai dapatterorganisir dan tersentralisasi sehingga penyampaiannya lebih sistimatis danterarah. Perkembangan teknologi dibidang eletronika juga mempunyai damapakpenghambat terhadap upaya dakwah, karena masyarakat sedikit banyakwaktunya tersita untuk mengikuti acara-acara pavoritnya.
Nama
NPM
NIMKO
Jurusan
Program Pendidikan
Judul Skripsi
ABSTRAK
S u h eli
8822.01.043
88.0458.A1.11
Dakwah
Sarjana (S.1)
PENGARUH DAKWAH ISLAM DI MASJID BAITULIMAN DALAM PEMBINAAN KEAGAMAANMASYARAKAT DUSUN CIKEMPAR DESA DANKECAMATAN KADIPATEN KECAMATANMAJALENGKA
Faktor penunjang dari upaya dakwah di dusun ini ialah adanyadukungan dari seluruh keluarga bapak H. Ali Ibrahim yang selalu bersilaturahimdan selalu mengucapkan salam apabila bertemu dengan sesamanya.
Kesadaran Beragama di Dusun Cikempar dalam hal ini yang dimaksudoleh penulis ialah kesadaran beragama Islam. Yang pada saat itu masih sangatmemperihatinkan dan jauh dari aturan-aturan yang telah digariskan oleh agamaIslam, masyarakat masih banyak yang melakukan kegiatan-kegiatan yangbertentangan dengan kaidah-kaidah agama Islam. Kebiasaan buruk darimasyarakat tersebut ada yang diluar kesadarannya dan ada juga dilakukandengan kesengajaan. Banyak penyebabnya dari semua kegiatan itu, diantaranyakurang kesadaran masyarakat akan pentingnya tuntunan agama, dan yangpaling memprihatinkan yaitu kurangnya pengetahuan yang dimiliki olehmasyarakat karena kurangnya puta pengajar atau penyampai kebaikan/syari'atAjaran Agama Islam.
ii
1. Sekolah Dasar Negeri Ciparay Kecamatan Cinangka Kabupaten Serang
Lulus tahun 1982
2. Madrasah Tsanawiyah Negeri Anyar Kecamatan Anyar Kabupaten Serang
Lulus tahun 1985
3. Madrasah 'Aliyah Negeri Serang Kabupaten Serang.
4. Fakultas Ushuluddin Jurusan Dakwah Universitas Islam Bandung tahun
ajaran 1988/1989.
Nama
Alamat
Jenis Kelamin
TempatfTgl. Lahir
Orang Tua
Ayah
Ibu
RIWAYAT HIDUP
Suheli
JI. Karangbolong NO.10 RT. 01III
Ciparay - Sindanglaya - Serang - Banten 42167
Laki-Iaki
Serang, 08 Juni 1968
Ismail
Umayyah
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah
Swl, yang telah memberikan rahmat, karunia dan pertolongan-Nya, akhirnya
penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini, yang tidak luput dari berbagai
rintangan dan hambatan. Dan tidak lupa shalawat serta salam semoga tetap
tercurah kepada Rasulallah saw, sebagai hamba uswatun hasanah bagi seluruh
alam.
Terselesaikannya penulisan skripsi ini tidak terlepas bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada :
1. Yang terhormat, kedua orang tua tercinta, ayahanda Ismail dan ibunda
Umayyah yang telah mengurus serta mendo'akan penulis dengan penuh
ketulusan hati dan kasih sayang, serta membantu penulis baik moril maupun
materil demi kelancaran penulisan skripsi ini.
2. Yang terhormat, Bapak Dekan Fakultas Ushuluddin Unversitas Islam
Bandung, Bapak Drs. D. Suhuddin beserta stafnya, yang telah membantu
kelancaran penulis dalam studi di Universitas Islam Bandung.
3. Yang terhormat, Bapak Drs. H. Ahmad Subandi dan Bapak Drs. E. Anda
Suhanda selaku pembimbing, yang telah mengarahkan dan memberikan
pengertian serta masukan yang sangat berguna bagi penulisan skripsi ini.
4. Yang terhormat kakanda Supriyadi yang telah banyak membantu penulis
dalam penyelesaian perkuliahan dan penulisan skripsi ini.
vii
5. Adiku tercinta Sutiah, Suniah, Sualiah, Solihah dan Heni sebagai motivator
untuk menyelesaikan kuliah dan penulisan skripsi.
6. Yang tersayang Yanti Hadayanti, sebagai pendorong dan yang selalu
membantu penulis dalam penyelesaian studi dan penulisan skripsi.
7. Drs. Dadan Ruhanda sahabatku dan sekaligus extra pembimbing yang
mengarahkan dalam penulisan skripsi.
8. Yang terhormat, Bapak Endi Suhendi beserta istri yang banyak memberikan
masukan tentang permasalahan yang dijadikan bahan penulisan skripsi oleh
penulis.
9. Yang terhormat Bapk H. Suryana dan Hj. Sobariyah yang turut membantu
kelancaran penulis dalam menyelesaikan perkuliahan.
10. Rekan-rekan penulis : H. Hikmat, Ferry Curtis, Kurtubi Akbari, Busri Eli
Sudira, Ito Rakasasmita serta semua teman-teman yang tidak tertulis disini
yang telah banyak membantu hingga terselesaikannya penulisan skripsi ini.
Tak ada gading yang tak retak, begitu juga dengan skripsi ini yang tidak
luput dari kesalahan dan ketidak sempurnaan. Namun penulis berharap, semoga
skripsi ini bisa bermanfaat.
Bandung, September 1995 M
Penulis
viii
ix
BAB
A.
B.
C.
D.
• E.J
F.
G.
H.
BAB II
DAFTARISIHalaman
ABSTRAK .
LEMBAR PERSETUJUAN iii
LEMBAR PENGESAHAN iv
Mono v
RIWAYAT HIDUP vi
KATA PENGANTAR vi
DAFTAR lSi............................... ix
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah 1
Perumusan Masalah 4
Tujuan Penelitian 5
Kerangka Pemikiran 5
Metede Penelitian 6
l.okasi Penelitian 7
Langkah - langkah Penelitian 7
Sistematika Pembahasan 8
TINJAUAN TEORITIS TENTANG PENGARUH
DAKWAH ISLAM DALAM PEMBINAAN KEAGAMAAN
MASYARAKAT
A. Pengertian Dakwah Islam 10
B. Landasan Dakwah Islam 13
C. Materi Dakwah Islam 17
D. TUjuan Dakwah Islam 24
E. Sasaran Dakwah Islam 27
F. Pengertian Masjid dan Pengaruh Terhadap Masyarakat
Dalam Pembinaan Agama Islam 29
BAB III ANALISIS DATA PENELITIAN
A. Kondisi Obyektif ................................................................ 40
B. Kondisi Keagamaan Masyarakat Dusun Cikempar Sebelum
dan Sesudah Berdirinya Masjid Baitul Iman ...................... 42
C. Faktor Penunjang dan Penghambat Terhadap Upaya
Dakwah Islam di Dusun Cikempar Sebelum dan Sesudah
Berdirinya Masjid Baitul Iman ......................................... 51
D. Analisa Data Tentang Kesadaran Beragama dilingkungan
Masyarakat Dusun Cikempar Sebelum dan Sesudah
Berdirinya Masjid Baitullman ............................................. 58
E. Interpretasi Data, Pandangan Penulis dan Solusi Terhadap
Kehidupan Keagamaan di Dusun Cikempar ....................... 63
1. Interpretasi Data .......................................................... 63
2. Pandangan Penulis Terhadap Data ............................. 70
3. Solusi Terhadap Masalah ............................................ 71
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................. 74
B. Saran-saran ................................................................ 76
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
x
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan Dakwah Islam dewasa ini bukan saja memerlukan
kuanlilas para da'i alaupun kuanlilas lembaga-Iembaga dakwah yang
lerorganisir dan mengorganisir para da'i, melainkan harus dilengkapi oleh
beberapa syarat atau faktor-faktor lain yang mendukung sehingga dapat
memberikan perubahan kearah terwujudnya prilaku kurang baik kepada menjadi
baik disegala aspek kehidupan dari individu manusia. Diantara syarat-syarat
yang sangat diperlukan dan merupakan hal yang paling urgensi yaitu kualilas
dari para da'i dan keikhlasan dalam penyampaian dakwah serta penyesuaian
metode yang dipakai sehingga dakwah Islam merupakan sebuah kontinuitas
yang harus dan terus berjalan sepanjang masa.
Eksistensi Dakwah Islam tidak hanya merupakan tanggung jawab secara
moralitas yang dibebankan hanya kepada para da'i, namun lebih dari itu Dakwah
Islam merupakan langgung jawab bagi seluruh manusia yang beragama Islam.
Dakwah Islam bukanlah merupakan sebuah keilmuan yang selalu mengidentikan
keberadaannya dengan suatu hal yang sifatnya teorilis, namun lebih jauh lagi
Dakwah Islam merupakan pengaplikasian dari perwujudan kehidupan realitas
yang sebenarnya.
Drs. Nur Amin Fallah mengemukakan bahwa :
Se/ain itu berdakwah bukan/ah hanya sekedar menyampaikanfirman-firman Allah secara harfiah saja, me/ainkan harus mencakupbagaimana memperbaiki suatu keadaan yang kurang baik menjadi baik,keadaan yang serba maksiat atau munkarat menjadi me'rui, kemusyrikan
1
..
2
menjadi ketauhidan, kemiskinan menjadi kemakmuran, keterbelakanganmenjadi kemajuan agar supaya sesuai dengan fungsi manusia diciptakanoleh Tuhan yaitu untuk beribadah kepada-Nya. ( Drs. Nur Amin Fattah,1994: 18).
Pada dasarnya Dakwah Islam harus dapat memberikan warna dan
corak yang rnendasarkan segala aspek kehidupan dan prikehidupan manusia
pada ajaran Islam melalui sumbernya yang paling pokok, yaitu al-Quran dan
as-Sunnah. Sehingga Dakwah Islam dapat memberikan sebuah keteraturan
dalam tatanan kehidupan manusia menurut garis ajaran yang telah ditentukan
didalam sumbernya (al-Ouran dan as-Sunnah). Selain itu Dakwah Islam
-rnerupakan sebuah kebebasan yang terkendali, dalarn pengertian bukanlah
belenggu yang mengikat eksistensi rnanusia dalarn alur kehidupannya untuk
menentukan hakekat dari kebenaran itu sendiri.
Dalam perkembangannya Dakwah Islam harus menjadi bagian dari
keteraturan kehidupan dunia untuk mencapai keseimbangan dan kestabilan
serta menjadi filter yang mampu membentengi moralitas diri manusia itu sendiri.
Sehingga dari hal ini dapatlah dikatakan bahwa Dakwah Islam merupakan suatu
kebutuhan, baik ditinjau secara jasmani maupun yang lebih darl itu, yaitu
ketentraman dan ketenangan rohani.
Dalam proses mewujudkan dan mengaktualisasikan Dakwah Islam,
sarana dan prasarana yang menunjang terhadap kegiatan tersebut memiliki
peranan yang sangat penting guna dijadikan sebagai pusat yang dapat
mengorganisir sernua kegiatan. Yang dalarn hal ini masjid rnerupakan salah satu
sarana yang merupakan sentral darl sernua aktivitas kerohanian. Keberadaan
masjid dalam lingkup masyarakat, terutarna rnasyarakat pedesaan memiliki
3
pengaruh yang sangat kuat terhadap hal-hal yang menyangkut rnasaiah
psikologi atau kejiwaan. Sehingga keberadaan dan peranan kegiatan di dalam
masjid diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap perubahan prilaku dan
akhlaq masyarakat disekitarnya. Masjid diharapkan dapat memberikan sebuah
keleluasaan bagi masyarakat sekitarnya, dalam pengertian masjid merupakan
bagian dari kebutuhan hidupnya. Sehingga kegiatan ritual maupun non ritual di
dalam masjid diharapkan dapat memberikan ketentraman bagi masyarakat
sekitarnya.
Para Wali Songo dalam memulai tugas dakwahnya selalu diawali dengan
mendirikan masjid sebagai sentralisasi ibadah dan sebagai sarana berpijak dari
segala bentuk kegiatan dakwah yang dilakukannya. Dengan demikian sangat
memungkinkan bahwa fungsi dari masjid itu sendiri adalah untuk mengundang
atau mengumpulkan masyarakat banyak untuk mengetahui dan memahami
ajaran islam. Begitu pula dengan Rasulullah Muhammad saw ketika hijrah ke
Madinah mula-mula yang difikirkan dan yang segera diwujudkan adalah
membangun masjid.
Agama Islam tidaklah menggariskan bentuk-bentuk artistik masjid
tertentu, akan tetapi Rasulallah hanya mengisaratkan agar memberikan
batasan-batasan ruang untuk pelaksanaan ibadah shalat misalnya.
Salah satu bentuk dari artistik bangunan masjid, adalah Masjid Baitul
Iman yang terletak di Dusun Cikempar, Desa Kadipaten, Kecamatan Kadipaten,
Kabupaten Majalengka. Bangunan masjid ini hanya menyerupai bentuk
bangunan rumah tinggal biasa. Dan gagasan untuk membangunyapun tercetus
dari seorang masyarakat biasa, dan dia seorang pedagang, beliau bernama
4
Bapak Haji Ali Ibrahim, namun pengaruhnya sangatlah luas terhadap
masyarakat disekitarnya, terutama dalam perubahan prilaku dan akhlaq
masyarakat sebagai jama'ah-nya.
Latar belakang kehidupan dan interaksi sosial di dusun ini pada saat itu
menunjukkan prilaku yang tidak Islami, dalam hal ini masyarakat sudah terbiasa
dengan prilaku yang bertentangan dengan ajaran Islam, seperti penyembelihan
anjing untuk dijadikan sebagai makanan seperti layaknya daging kambing,
pelaeuran, perjudian, adu anjing dengan babi dibarengi dengan taruhan.
Dengan latar belakang tersebut di atas ltulah, sehingga penulis
bermaksud mengadakan penelitian, guna melengkapi dan meneari sumber
dalam rangka penulisan skripsi dengan judul : PENGARUH DAKWAH ISLAM 01
MASJID BAITUL IMAN DALAM PEMBINAAN KEAGAMAAN MASYARAKA T
DUSUN CIKEMPAR DESA DAN KECAMATAN KADIPATEN KABUPATEN
MAJALENGKA.
B. Perumusan Masalah
Agar tereiptanya pembahasan masalah seeara terarah, penulis
merumuskan beberapa perumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana kondisi keagamaan masyarakat Dusun Cikempar, Desa dan
Keeamatan Kadipaten, Kabupaten Majalengka sebelum dan sesudah
berdirinya Masjid Baitul Iman?
2. Faktor-faktor apakah yang menunjang dan menghambat terhadap upaya
dakwah Islam di Dusun Cikempar, Desa dan Keeamatan Kadipaten,
Kabupaten Majalengka sebelum dan sesudah berdirinya Masjid Baitul Iman?
5
3. Bagaimana kesadaran beragama di Iingkunagan masyarakal di Dusun
Cikempar, Desa dan Kecamalan Kadipalen, Kabupalen Majalengka sebelum
dan sesudah berdirinya Masjid Bailullman?
C. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi lujuan penelilian penulis adalah sebagai berikut:
1. Unluk mengelahui keberadaan keagamaan masyarakal Dusun Cikempar,
Desa dan Kecamalan Kadipalen, Kabupalen Majalengka sebelum berdirinya
Masjid Bailul Iman.
2. Unluk mengelahui faklor-faklor apakah yang menunjang dan menghambal
lerhadap upaya dakwah Islam di Dusun Cikempar, Desa dan Kecamalan
Kadipalen, Kabupalen Majalengka sebelum dan sesudah berdirinya Masjid
Bailullman.
3. Unluk mengelahui bagai mana kesadaran beragama di Iingkunagan
masyarakal di Dusun Cikempar, Desa dan Kecamalan Kadipalen, Kabupalen
Majalengka sebelum dan sesudah berdirinya Masjid Bailullman.
D. Kerangka Pemikiran
Adapun yang menjadi alasan penulis dalam penelilian ini adalah :
1. Agama Islam yang walaupun dijamin oleh Allah lidak akan hilang dimuka bumi
ini, lelapi bukan berarti dijamin unluk lidak hilang disualu daerah lertenlu,
sehingga perlu adanya regenerasi dalam penyi'aran ·Jifaran agama Islam.
2. Dengan berdirinya Masjid Bailullman sebagai objek sasaran, diharapkan akan
menjadi senlral penyi'aran ajaran Agama Islam dimasa yang akan dalang.
6
3. Pendirian Masjid Baitul Iman diharapkan bukan saja memacu untuk meraih
kebahagiaan di akhirat saja, tetapi juga diharapkan dapat memberikan
motivasi untuk meraih kebahagiaan di dunia.
4. Sesuai dengan spesialisasi pengetahuan penulis, yaitu tentang dakwah maka
diharapkan dakwah akan terus berlanjut dengan memperhatikan
perkembangan zaman.
E. Metode dan Teknik Penelitian
Metode penelitian yang digunakan penulis adalah Metode Deskriptif.
Dalam hal ini penulis membuat rekonstrusi masa lampau secara sistimatis dan
obyektif, dengan cara mengumpulkan, mengevaluasikan, memverifikasikan
bukti-bukti untuk menegakkan fakta dan memperoleh kesimpulan yang kuat.
Teknik penelitian yang penulis gunakan adalah sebagai berikut :
1. Teknik Observasi, yaitu mengamati langsung kelapangan untuk memperoleh
data, kemudian mengumpulkan data dari hasil pengamatan. Tujuan dari
observasi ini adalah untuk mengetahui peranan dan perkembangan Masjid
Baitul Iman dalam perubahan prilaku masyarakat Dusun Cikempar, Desa
Kadipaten, Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Majalengka.
2. Interview, yaitu digunakan dalam suatu penelitian untuk mengumpulkan data
dengan wawancara atau tatap rnuka secara langsung dengan para pemuka
agama setempat, tokoh masyarakat, warga masyarakat, untuk memperoleh
keterangan yang akurat dari obyek yang diteliti.
7
3. Dokumentasi, yaitu merupakan upaya dalam memperoleh data dari beberapa
sumber, diantaranya wawancara dan foto juga sejumlah buku, yang dalam hal
ini sebagai penelaahan kepustakaan untuk mengumpulkan bahan yang ada
kaitannya dengan penelitian ini.
F. Lokasi Penelitian
Penelitian dan pengambilan data ini dilaksanakan di RT 02 RW 05
Dusun Cikempar, Desa Kadipaten, Kecamatan Kadipaten, Kabupaten
Majalengka.
G. Langkah-Iangkah Penelitian
Untuk mengetahui keberadaan dan peranan Masjid Baitullman tersebut,
maka dalam hal ini penulis mengambil langkah-Iangkah penelitian sebagai
berikut:
1. 8tudi Pendahuluan, yaitu untuk menentukan lokasi penelitian,
mengidentifikasikan dan merumuskan masalah, menentukan tujuan penelitian
dan alasan penelitian serta penelaahan kepustakaan,
2. Memilih dan menentukan teknik serta langkah-Iangkah penelitian,
3. Pengumpulan data dan pengambilan data, melalui observasi dan survey
lapangan, wawancara terhadap pernuka agama setempat, tokoh masyarakat
dan warga masyarakat,
4. Menganalisa data dan menarik kesimpulan,
5. Menyusun laporan kedalam bentuk skripsi.
8
H. Sistematika Pembahasan
Sistematika dalam penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut :
Bab I merupakan Pendahuluan yang meliputi : Latar Belakang Masalah,
Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kerangka Pemikiran, Metode dan
Teknik Penelitian, Lokasi Penelitian, Langkah-Iangkah Penelitian, serta
Sistematika Pembahasan.
Bab II merupakan tinjauan teoritis tentang Pengaruh Dakwah Islam di
Masjid Baitul Iman Dalam Pembinaan Keagamaan Masyarakat, yang meliputi :
Pengertian Dakwah Islam, Landasan Dakwah Islam, Materi Dakwah Islam,
Tujuan Dakwah Islam, Sasaran Dakwah Islam, Pengertian Masjid dan
Pengaruhnya Terhadap Masyarakat Dalam Perubahan Prilaku Keagamaan
Islam.
Bab III mengenai Analisis Empiris tentang Dakwah Islam di Dusun
Cikempar, Desa dan Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Majalengka, yang
meliputi Kondisi Obyektif Dusun Cikempar, Desa dan Kecamatan Kadipaten,
Kabupaten Majalengka, Kondisi Keagamaan Masyarakat Dusun Cikempar
Sebelum dan Sesudah Berdiri Masjid Baitul Iman, Faktor Penunjang dan
Penghambat Terhadap Upaya Dakwah Islam di Dusun-Clkernpar sebelum dan
sesudah berdirinya Masjid Baitul Iman, Analisa Data Tentang Kesadaran
Beragama dilingkungan Masyarakat Dusun Cikempar Sebelum dan Sesudah
berdirinya Masjid Baitul Iman, Interpretasi Data, Pandangan Penulis dan solusi
Terhadap Kehidupan Keagamaan di Dusun Cikempar.
9
Bab IV berisikan Kesimpulan dan Saran yang didalamnya meliputi
Kesimpulan dan Saran-saran.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS TENTANG PENGARUH DAKWAH ISLAM
DALAM PEMBINAAN KEAGAMAAN MASYARAKAT
A. Pengertian Dakwah Islam
Sebelum aktivitas dakwah mulai di lakukan, terlebih dahulu seorang da'i
harus mengetahui dan memahami pengertian dari dakwah itu sendiri, sehingga
apa yang disampaikannya dapat dimengerti dan dipahami oleh si pendengar
atau mustami.
Dakwah, secara etimologi berasal dari bahasa Arab, yaitu dalam bentuko~ 0/,(/ /1/ 1//
masdar dari kata:-y~ -W,) . Secara harfiyah ia berartiJ..> \:.: \S'.)
yang artinya panggilan, seruan, do'a, ajakan, undangan dan propaganda.
(Drs. H. Ahmad Subandi, 1994: 10)
Beberapa ayat al-Quran yang menjelaskan dakwah dalarn pengertian ini,
diantaranya :
1. Menyeru atau seruan Allah kepada manusia : 1
,t /.: / /' 0 ~ 0/ J 0) /'
...~~ :~\.) JJ~~U\J'Artinya: ''Allah menyeru (manusia) kepada tempat yang sejahtera. "
(Q.S. Yunus (10) : 25)
10
11
Artinya: "Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku,
maka jawablah, bahwasanya Aku adalah dekat,. Aku
mengabulkan dakwah (do'a) orang yang berdo'a, apabila ia
berdo'a kepada-Ku." (Q.S. al-Baqarah (2) : 186)
3. Memanggil dengan suara lanlang.
ft\/~19i~·\~-fr1Y:;;b ~G~~/ ~ .~ ~~~
('!'6:ty~\) O~J ~Artinya: "Kemudian apabila Dia memanggil kamu dengan satu kali
panggilan dari bumi, seketika itu juga kamu keluar dari kubur."
(Q.S. ar-Ruum (30) : 25)
Menurul pendapal 'ulama Basrah, dasar pengambilan kala Dakwah ilu
f'../~/adalah dari masdar 0 y.::> ,yang arlinya panggilan. Sedang rnenurut
'ularna Kufah kala Dakwah diambil dari perkalaan atau akar kala ~::;, yang
arlinya telah memanggil. (Nur Amin Fattah, 1994 : 15)
Adapun pengerlian Dakwah secara terminologi, menurut para pakar
dakwah adalah sebagai berikut :
1. Pendapal dari H. Endang Saifuddin Anshari, M.A mengenai definisi Dakwah
adalah sebagai berikut :
Penjabaran, penerjemahan dan pelaksanaan Islam dalamperikehidupan dan penghidupan manusia (termasuk didalamnya : Polotik,ekonomi, sosial, pendidikan, ilmu-pengetahuan, kesenian, kekeluargaandan lain sebagainya). Da'wah dalam arti luas adalah seluas kehidupandan penghidupan itu sendiri. (H. Endang Saufuddin Ansari, M.A, 1990:190)
2. Menurut Prof. Thoha Yahya Umar, MA, Dakwah :
lalah suatu ilmu pengetahuan yang berisi cara-cara dantuntutan-tuntutan, bagaimana seharusnya menarik perhatian manusia
12
untuk menganut - menyetujui - melaksanakan suatu ideologi - pendapat pekerjaan yang tertentu. (Thoha Yahya Umer, 1967: 1)
3. Pengertian Dakwah menurut Drs. KHA. Syamsuri Siddiq sebanagi berikut :
Segala usaha dan kegiatan yang disengaja dan berencana dalam ujudsikap, ucapan yang mengandung ajakan dan seruan, baik langsung atautidak langsung ditujukan kepada orang perorangan, masyarakat maupungolongan supaya tergugah jiwanya, terpanggil jiwanya kepada ajaranIslam untuk selanjutnya mempelajari dan menghayati danmengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. (Drs. KHA. SyamsuriSiddiq, 1987: 8)
4. Ali Mahfuzh dalam kitabnya "Hidayatul Mursyiddin", menulis sebagai berikut :
{~·!::i\>~~l;J~~~\~~~..JI</:~~/ 0 /' / \ ??i~ (1,/ /
~~~~GJ\~L;;<-::~W~~\qf~~/' ""
"Mendorong (memotivasikan) manusia untuk melakukan kebaikan
untuk mengikuti petunjuk, memerintah mereka berbuat ma'ruf dan mencegah
dari perbuatan munkar agar mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan
akhirat." (Drs. Ahmad Subandi, 1994: 12-13)
Dari berbagai definisi di atas, maka dapat disimpulkan, bahwa Dakwah
adalah suatu seruan atau ajakan yang mendorong manusia agar mengetahui,
memahami, menghayati, dan mengamalkan segala apa yang diberikan dan
diajarkan kepada-nya (manusia) dari ajaran Islam, sehingga bisa menjabarkan,
menerjemahkan dan melaksanakan seruan-nya, yaitu untuk melaksanakan
kebaikan dengan mengikuti petunjuk, dan mengajak atau menyeru agar manusia
berbuat yang ma'ruf dan mencegah dari perbuatan yang munkar agar
memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat, melalui suatu cara-cara dan
teknik penyampaian yang mudah dimengerti dan difahami sehingga menarik
13
perhalian manusia untuk menganul, menyelujui dan melaksanakan sualu
ideologi, ajaran, argumen lertenlu.
B. Landasan Dakwah Islam
Dakwah adalah komunikasi mengajak dan memanggil umal manusia
kepada Agama Islam. Sebuah panggilan lidak akan mendapal kepercayaan dari
orang yang dipanggil, apabila panggilan alau seruan ilu lidak memiliki sumber
yang dapal dipercaya keaulenlikan dan keabsahannya, dengan demikian
alangkah penlingnya landasan ini agar lidak lerlahir anggapan dari audien
bahwa yang disampaikannya ilu adalah membawa kepenlingan pribadi alau
golongan, karena lidak sedikil kita jumpai oknum-oknum yang
mengalasnamakan dirinya sebagai penda'i, namun yang disampaikan
didalamnya mengandung pesan-pesan yang mewakili kepenlingan pribadi alau
golongan. Oleh karena ilu dalam poin ini penulis akan mengangkal beberapa
dalil al-Quran dan as-Sunnah sebagai landasan Dakwah Islam yang dapal
dijadikan sebagai sumber dan leori Dakwah.
1. Firman Allah swr, dalam al-Quran sural an-Nahl ayal 125, sebagai berikul:
. ///e",IC_ o/e/ /" • / «> r ? » «»t4':" ;;J\~- \\ Or~L~ 'I ~.J I c;,J\ c.-.) \/' / /:7"',J / / /' 'v ~:,.. /'l.I
.s \~b' / ~fi/e /'\~r» ~ I.:/-:t J '/. /\ : d1A'\~.J~ / /'(J'" A --': ~ r l,) \ C:r ·<A 0- ,'... ~ ;\.) .)\> 0.u; v / U,/",/ . .J
I> / / /
/ (I x:~\ ,~e//J. /' U" /' \tI /I JU \ • '~Clr .u...';" i , .c-l) ., /' / :....::r-'.-/ /' /' .. /' U--
Altinya: Panggillah kepada jalan Tuhan anda (Islam jalan mutlak) denganhikmah kebijaksanaan, pengajaran yang menarlk dan lakukanlahdialog dengan mereka secara balk, sesungguhnya Tuhan anda,Dlalah yang lebih mengetahui orang yang memperoleh petunjuk.(Drs. Ahmad Subandi, 1994: 18)
14
2. Firman Allah SWT, dalam al-Quran sural Ali Imran : 104), sebagai berikut:
/, •)/V l('~ 'II ( ~.x;~rC :w~CUr ,t)v:~ IJ}U~.. /u-../.-- -/ f?!1l{" ~ / tI / G,/ / ,~~/ ..~\\~ '\ / . \()JVu~,-, 0~~
/ 'Y!../:/ / -: (\./ \(1./\. J»u~~~
Artinya: "Hendaklah termasuk dari kalian suatu umat yaf(g memanggil
(manusia) kepada kebijaksanaan, melakukan amar-makrut dan
nahi-munkar, dan merekalah orang yang berjaya." (Drs. H.
Ahmad Subandi, 1994: 19)
3. Firman Allah dalam sural al-Quran sural al-A'raaf:
~d-.:;\; 0 "~ \\>~t ~ ~_/.o \"\~ 1--: 0 /..J/ ~ / . (\
0"': ....\-'""))\) ~ ", \ l'\.~'J. ~
Minya: "Jadilah engkau pemaat dan suruhlah orang mengerjakan yang
makrut serta berpalinglah dari pada orang-orang yang boaon."
(al-Quran dan Terjemahnya Depag, 1984: 254)
4. Firman Allah SWT, dalam sural Ali Imran ayal 110, sebagai berikut:
/. ") '''J(;:'' 1:-; 1\ .. / fl. -7.", ~ J\/~ft >b~G (.MJ ~v-:>- J,.;A V"
/, 'J" ~g) /C;S;JJ.r... &{/~~/~ • :; 'J\'0--,,"./ '-" '/ V- O-....;;r-.::r -::J./:.:t , /'
./ ... U\LArtinya: ;'K~mu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan unt;;;; maniisia,
menyuruh kepadayang ma'rut dan mencegah dari yang munkar,
dan beriman kepada Allah. " (al-Quran dan Terjemahnya
Depag, 1994: 94)
15
5. Firman Allah dalam sural at-Taubah ayat 71, sebagai berikut:
)y~~/~0\~»~&:JJ...bP~
~".J. " tii~ 0 ~ ~ / / • c)~/'\ /. «» .J•.f/ . "/. . \ \ 0' ...' fA •~.1 ... U C\- .\.) at ~ ..:-a \.> ..:J.2..$''->~ ~?\-;'- ,/......,-.-/ ., V/" .
'/ Artinya: "Orang mukmin pria dan mukmin wanita, sebagiannya pelindung
sebagian yang lain, menyuruh yang belk dan melarang yang
butuk." (Drs. H. Ahmad Subandi, 1994: 31)
6. Rasulallah saw bersabda:. . .. / /. <'/":1\../ "//0 /' ,,~-; .... /UJ~ . b.Yy-A . 0/ J.......).)/,., • ~/'~i.\~./ / ') /' / / .: /' /
/ / d <' ~"" (>/('~, <'_) .\~ \ 1?,fl' / /.. ~ ~/.\ /~O'.&--U\~~,,", ~\sr--6J"<@,.·'·J~
~J Z' J ( i.;~(i~ J /' <,) -> ~~ ) <' L~\(. t)<:J i~ A.:.> ~.,X) ., I... .\.i..c.-
'-:J ... -...;r-' r~. / ..Artinya: Demi Tuhan yang jiwa saya ditangan-Nya hendaklah kalian
menyuruh yang baik dan melarang yang buruk, atauhampir-hampirlah Allah menyuruh satu sikseen atas kalian detipada-Nya, kemutiien kalian berdo'a kepada-Nya maka kalian tidakdiperkenankan. (Drs. H. Ahmad Subandi, 1994: 33)
7. Rasulallah saw bersabda yang diriwayalkan oleh Muslim:
Or . \( / J~(I"I. J' /, «'/' (I) "~" / / ~ /'t L90~D \ ~·.LA ' 't(,)" / .. / ....;,r----- /J'..:J (j-A/' / / /
~l~ ~.<~~, \/'~~:~~<.~, ()~/' / /' / CY----;-;
A ~"/(I// 1 <-: >;1 ..~I_>'J U~~k A~\~~~~t- / y/ /,."J / /' /
Artinya: Barang siepe dari kalian melihat sesuatu yang buruk hendaklah iemengubahnya dengan daya kekuatannya, apabila ia tidak mampusupaya menegur dengan Iidahnya dan apabila juga tidak mampusupaya hatinya teguh membenci perbuatan liu sebagai perbuatanyang buruk, dan itulah iman yang paling lemah. (Drs. H. Subandi1994: 32)
16
8. Nabi Muhammad Rasulallah saw bersabda yang diriwayalkan oleh Muslim:
~~~il(r~{6 G\i~~\j~~~~/"/ / / /
t'~ t')J\." ~)~, ~~~ t)/~~ /' "/ l~y- ~ ./ lJ--;; ,l,)-b~~
7\.JI' .(\~.(/(,,,./h~/'-.'in://// e~ 2)p ~ I 6.....-tA.Y 0 ~ AJ ')t\...,(pv;,'I.J."".,) l>-<>~ y
/ -: ./ •. ! ~J.. ~ / ./ J// ~ t /' ~~«{~..> I sa Il'il~~ ,\ '--"l ..... \5')1'~-: v-7, ~ . """-"/ /1 ./1 _ ?' (\:/ /. .. () ~ r~ .,
,-bl~/ Y'~ ~~ul0J./Arlinya: Barang siapa memanggil kepada petunjuk maka ia-;;e:oleh pahala
seperli pahala orang-orang yang mengikutinya itu. Dan barangsiapa memanggil kepada kesesatan maka ia memikul dosa daridosa-dosa orang yang mengikutinya, tidak kurang yang demikianitu sedikitpun dari dosa-dosa mereka. (Drs. H. Ahmad Subendl;1994: 19).
9. Firman Allah dalarn al-Quran sural al-Baqarah ayal 44, ialah:. "" J("' ./). ::, ( .. /', (. ./ ... .J)1 / l~,.l / e ) , k//,~ Uv ... tJ.,)jJ;'''f-~' 10j~D/#/ "/\i ~ ./ e ,...). r ,"./ .,) \ ".. ~ " .J ~./ /\ ., ..~, ,--".J..>J10~ ... ':.0 \)-
U / /- ./ ./
Arlinya: "Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaikan,
sedang kamu melupakan dirimu sendiri, padahal kamu membaca
al-Kitab (Taurat)? Maka tidakkah kamu bertikir?"
(Dr. Ali Garishah, 1990: 31)
10. Firan Allah dalam surat al-Ha] ayal 32, sebagi berikut:
~~V~~(;;~~~~~;~~Arlinya: "Demikianlah (perinatah Allah). Dan barangsiapa
mengagungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya ia timbul
dari ketaqwaan hati." (Dr. Ali Garishah, 1990: 34)
17
c. Materi Dakwah Islam
Materi Dakwah Islam bersumberkan pada sumber yang utarna. yaitu
al-Quran dan as-Sunnah. al-Quran dan as-sunnah merupakan materi pokok
yang perlu diketahui, dimengerti dan dipahami serta dikuasai oleh para da'i, agar
tidak terjadi kesalah fahaman dalam menafsirkan dan mensyi'arkan Dienul Islam.
Dalam Komunikasi dakwah terdapat materi dakwah atau pesan dakwah,
yang dibawakan dalam komunikasi tersebut. Materi Dakwah sumbernya yang
dasar adalah al-Quran dan al-Hadits. Hal ini untuk kepentingan manusia dan
kemanusiaan, baik dalam kepastiannya sebagai obyek maupun subyek dakwah.
(Drs. H. Ahmad Subandi, 1994: 48)
Dakwah Islam merupakan risalah yang harus dilakukan oleh seluruh
umat Islam. Risalah tersebut berupa wahyu yang diturunkan oleh Allah SWT
yang diperuntukkan dan ditunjukkan kepada Rasulallah saw, agar disampaikan
kepada seluruh umat manusia. Dan menyerukan kepada seluruh umat manusia
agar melanjutkan syi'ar ajaran Islam.
Risalah yang dibawa atau diemban oleh Rasulallah Muhammad saw
merupakan suatau ajaran Islam untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan di
akhirat, juga merupakan pesan-pesan atau materi dakwah yang telah digariskan
dan ditetapkan Allah SWT di dalam al-Quran untuk disampaikan kepada seluruh
umat, supaya menjadi rahmat bagi seluruh alam, sebagi mana tersurat dalam
firman Allah SWT :
Artinya "Dan tidaklah Kami mengutusmu (Muhammad) kecuali sebagai
rahamt bagi seluruh alam." (Q.S. al-Anbiya (21): 107)
18
Dalam ajaran Islam segala tindakkan, ucapan dan perbuatan kaum
muslimim harus tercermin pada materi dakwah, yaitu al-Quran dan al-Hadits
secara menyeluruh (kaffah) karena semua materi dakwah itu mutlak
kebenarannya dan tidak ada yang diragukan, serta kesemuanya merupakan
kebutuhan manusia guna mencapai kehidupan yang damai dan sejahtera.
Materi yang terdapat dalam dakwah adalah hal-hal atau masalah
manusia dalam segala aspek kehidupannya. Sehingga materi Dakwah Islam
terbagi kedalam tiga bagaian besar, yaitu Aqidah, Syari'at dan akhlaq. Ketiga
aspek itu merupakan peraturan atau kaidah yang harus dijadikan pedaman hidup
dan kehidupan manusia, dan kesemuanya itu terdapat di dalam al-Quran dan
as-Sunnah.
Sebagaimana dikemukakan di atas, bahwa aqidah merupakan salah satu
bagian penting dari materi dakwah dan aspek ini merupakan pandasi atau dasar
yang utama dalam peneguhan tauhid dan keimanan manusia, sebab hal ini
sangat berkaitan erat dengan keyakinan terhadap Allah SWT. Oleh karena itu
sebelum melangkah lebih jauh kedalam Syari'at atau ajaran-ajaran yang
menyangkut kaidah-kaidah serta hukum-hukum Islam, terlebih dahulu harus
meyakini eksistensi sang Maha Pencipta yaitu Allah SWT dengan
seyakin-yakinnya, terutama agar syari'at tldak menjadi beban yang memberatkan
bagi dirinya. Satu bagian yang sangat penting lagi adalah masalah moral atau
akhlaq. Akhlaq adalah sesuatu yang berhubungan dengan prilaku dan pribadi
manusia itu sendiri, karena akhlaq inilah yang akan membawa dampak pasitif
maupun negatif dalam tatanan kehidupan dan kelangsungan hidup dan
kehidupan di dunia dan akan berkelanjutan hingga ke akhirat kelak.
. ,
19
Masyarakal mula-mula akan melihal dan menilai seorang da'i dari asfek
akhlaq dan prilakunya dan ini merupaka satu kunci guna kelanjulan kegialan
dakwah Islam.
Maleri Dakwah alau disebul juga Idelogi Dakwah adalah pada dasarnya
ajaran Agama Islam ilu sendiri, yailu yang bertilik lolak dari al-Quran dan
as-Sunnah, sehingga seorang da'i lidak boleh menyimpang dari kedua landasan
alau prinsip yang menjadi maleri dakwah ini. Dan seorang penda'i harus
memiliki pengelahuan yang dalam mengenai maleri dakwah, dengan jalan lidak
pernah merasa cukup alas i1mu yang sudah dimiliki, dan lerwujudkan dengan
lidak bosan-bosannya mempelajari ayal-ayal kauniah maupun ayat-ayat
quraniyah baik yang tersurat maupun yang lersirat, serta terus mengikuli
perkembangan zaman dunia nyala. Sehingga, dengan semakin banyak
membaca dan belajar dari buku maupun dari pengalaman, materi dakwah akan
terus berkembang dan akan semakin lebih mudah samapi pesannya kepada
masyarakat.
Adapun maleri dakwah menurul bapak Drs. H. Ahmad Subandi sebagai
berikut:
1. Aqidah, melipuli iman, islam dan ihsan
a. Konsep Allah
b. Konsep Malaikal
c. Kilab-kilab Allah
d. Rasul-rasul Allah
e. Konsep manusia, sifal-sifalnya, dan macam-macam klasifikasi manusia
itu.
20
f. Konsep jin, iblis dan syaitan
g. Alam-alam lain (Iingkungan hidup)
h. Konsep akhirat : kebangkitan, hsyar, mizan, sirath, sorga, haudh Nabi
saw dan syafa'ah beliau di akhirat.
i. Qadha dan qadar
2. Syari'ah
a. Bersuci
b. Macam-macam hadas
c. Macam-macam najis
d. Air, tanah, batu alat bersuci
e. Mandi wajib dan mandi sunat
f. Berak, kencing, muntah, darah dan sebagainya
g. Tempat, badan dan pakaian
h. Ibadah-ibadah utama :
1. Shalat dan macam-macam shalat
2. Puasa dan macam-macam puasa
3. Zakat, sadaqah
4. Hajjl
i. Nikah, talak dan rujuk
1. Kewajiban suami istri, kewajiban anak-anak
2. Hadanah, nafakah, kiswah dan maskan
3. Talak dan khuluk
4. Iddah kematian suami. iddah cerai hidup, iddah wanita hamil, kematian
suami dan karena cerai hidup.
5. Rujuk
j. Mu'amalah/ekonomi
1. Jual beli, lukar menukar, gadai, hutanq, riba, dan macam-macam
riba, wadi'ah dan sebagainya
2. Barang-barang yang boleh diperjualbelikan dan yang lidak boleh
3. Mudharabah, muqaradhah, syirkah, dan sebaqainya
4. Muzara'ah, musaqah dan sebagainya
5. Salam (pesan barang), menjual buah-buahan dibalangnya dan
sebagainya
6. Ihya al mawal (membuka lanah)
7. Hak milik dan cara-cara memperoleh milik
8. Hubah, hidayah, umra, ruqba dan sebagainya
9. Syufah
10. Kewarisan
k. Jinayal
1. Zina
2. Membunuh
3. Riddah
I. Jihad
1. Perang, damai dan sebaganya
2. Bugah
3. Riddah
m. Sumpah dan nazar. Kaffarah sumpah dan nazar
21
22
n. Aqiqah dan qurban
o. Makanan dan minuman
1. Yang halal dan yang haram
2. Sembelihan
3. Berburu
p. Mati, kafan, kubur dan sebagainya
q. Imamah, qadha', syura dan sebagainya
3. Akhlak
Amar makruf dan nahyi munkar. Selain masalah-masalah terse but dalam
al-Our'an dan hadits Nabi SAW terdapat pula masalah-masalah lain.
a. Dasar-dasar pengetahuan :
1. Pengetahuan ilahiah
2. Pengetahuan soslal
3. Pengetahuan budaya
b. Tanzir dan tabsyir
c. Tarqiq dan tarhib
d. Muhasabah, istigfar dan taubah
e. Sistem sosial dalam hidup secara Islam: Tetangga, kerabat dan
sebagainya
f. Sistem spiritual
g. Sistem politik
h. Sistem akhlak
i. Sistem ekonomi
23
(Drs. H. Ahmad Subandi, 1994 : 48 - 51)
Dalam peranannya dakwah. memiliki berbagai corak alau jenisnya yang
kesemuanya memiliki lujuan sarna yailu unluk menegakkan agama Allah yailu:
Khulbah, ceramah dan pengajian merupakan media lisan. Lain halnya
dengan makalah, kisah, sandiwara, karikatur dan film yang merupakan media
lulis dan media visual. Dari masing-masing media ilu mempunyai dasar yang
sarna, yakni:
a. Mencari keridlaan Allah
Dengan landasan bahwa dakwah ilu unluk mencari keridlaan Allah, maka
pekerjaan ilu berubah menjadi 'ibadah, yang akan mendapal balasan dari
Allah.
b. Percaya penuh kepada Allah
Kepercayaan penuh kepada Allah akan menumbuhkan kepercayaan akan diri
sendiri, kelenangan dan keleguhan hall. Kesemuanya ilu merupakan faktor
keberhasilan kholib, penceramah, penulis dan aklor, sepanjang masih dalam
rangka dakwah ke jalan Islam.
c. Mencegah diri dari perbualan munkar
Mencegah diri dari segala perbuatan yang mendalangkan kemurkaan Allah
harus dilakukan baik didalam ucapan, maupun dari perwujudan ucapan ilu
sendiri. Seorang mukmin, bukanlah orang yang suka berkala yang lidak baik,
bukan orang yang suka mencaci. Seorang mukmin adalah seperti yang
diajarkan oleh al-Quran sural al-An'am ayal 108:
24
Allah 8WT berfirman :
/ !.. ~.J ",,<, l, I',J (' / 1'./ to / / to ~ ~ .J <: ", ",&.1\'~.... ,} p.~, 0-.;,.)~O-Y~ (J1~\~"-' .\) ~'""./;/ / I'r:_ ,,/. 7 I' /
~~».J--&.-"Dan jangan/ah kamu memaki sembahan-sembahan yafig mereka sembah
se/ain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan me/ampaui
batas tanpa pengetahuan". (Dr. Ali Garishah, 1990: 55)
D. Tujuan Dakwah Islam
Tujuan merupakan target dan titik akhir yang harus tercapai dari rencana
semula, agar jelas jangkauan yang harus ditempuhnya serla terarah terhadap
apa yang direncanakan dan direncanakannya itu.
Dalam setiap perjuangan harus mempunyai tujuan yang pasti. Begitu
juga halnya dengan Dakwah Islam, merupakan sebuah perjuangan dengan
tuiuan yang harus pasti pula. Karena tanpa adanya tujuan yang pasti pencapaian
terhadap tujuan akan mendapatkan suatu ketidak konsekwenan. Karena apabila
upaya dan tujuan tidak ada kesusuaian dalam target yang diinginkan akan
terjadi penyelewengan dari tujuan dakwah awal,
Tujuan Dakwah menurut al-Quran adalah sebagai berikut :
1. Agar manusia beriman kepada Allah 8WT dan Rasulallah,
menguatkan agama, membesarkan dan berlasbih memuji-Nya :
® ~ '~'~'I~~\&. ~\1;\m~"'..J/~\.. "" -.../ J",....A./o-;':-.J "" I /
~ J «»-.j/1. ", 1. • .J. w. ~ ,/.u I' ,I ./,/. "'\1\ \' J ~• .J().jJ",~-...:70-»~j )/~/Y~Y;:i'}'V""/
(i) ~.., do "C'[.J../.J.",/ " /.... /l'0...r-v.a~-'
Artinya: Sesungguhnya Kami mengutus kamu sebagai seksi,pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. Supayakamu sekalian beriman kepada Allah dan Rasu/-Nya,
25
menguatkan (agama)-Nya membesarkan-Nya. Danbertasbih kepada-Nya diwaktu pagi dan petang. (O.S.a/-Fath (48) : 8 - 9)
2. Agar manusia mengabdi hanya kepada Allah swr dan bertaqwa
kepada-Nya : /
·!~J~\.J~/\(\~1 J 6\~:\[..,.-' ., /~J~. d ...,/ -» ~/:j ~~)tl(, (l / ... AI /
.1'/\,~ . ~Q-:I.)J~I...J V - - /',/./
Artinya: "Hai manusia sembahlah Tuhanmu yang te/ah
menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar
kamu bertaqwa." (0. S. al-Baqarah (02) : 21)
3. Agar diketahui, bahwa manusia harus memelihara dan menjauhkan
diri dari azab Allah. Sebab adzab Allah tidak hanya ditimpakan
kepada orang-orang dzalim saja seperti halnya umat Nabi-nabi selain
Artinya: "Dan pelihara/ah dirimu daripada siksaan yang tidak
khusus menimpa orang-orang zalim saja diantara kamu.
Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya."
(0. S. ai-Antal (8) : 25)
Menurut pendapat H. Endang Saifuddin Anshari :
"Tujuan umum Dakwah Islam adalah (identik dengan) tujuan hidup orang
muslim itu sendiri, yaitu :
26
1. Tujuan vertikal: Allah dan keridloan Allah.
2. Tujuan Horizontal: Rahmat bagi segenap alam
2.1. Tujuan sebagai individu,
2.2. Tujuan sebagai anggota keluarga,
2.3. Tujuan sebagai warga lingkungan,
2.4. Tujuan sebagai warga bangsa,
2.5. Tujuan sebagai warga dunia,
2.6. Tujuan sebagai warga universum.
(H. Endang Saifuddin Anshari, 1990 : 1992)
Menurur Drs. H. Ahmad Subandi, bahwa:
Secara hirarkis, dakwah memiliki dua iujuen, utama dandepartemental. Dalam prosesnya, kedua tujuan itu, secara berurutan,merupakan ultimate goal atau tujuan akhir dan intermediate goal atautujuan perantara. Secara ideal, dakwah bertujuan untuk menggapaikebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat. Sedangkandari sisi tahapannya, tujuan dakwah itu berintikan nilai-nilai yang dapatmendatangkan kebahagiaan dan kesejahteraan itu sendiri sesuai denganatau bidang profesionalnya. (Drs. H. Ahmad Subandi, 1994: 60)
Drs. Asep Saefullah pernah mengemukakan:
Kita ketahui, Bahwa wahyu Allah yang diturunkan kepada umatmanusia me/alui Rasul-Nya adalah untuk memberikan arah pedoman dantuntutan hidup serta kehidupan manusia baik secara filosifis maupunsecara kenyataan. Baik memberikan tuntutan arah hidup yang memberijawab darimana, kemana dan untuk apa hidup ini maupun memberituntutan dalam mencapai kesejahteraan material dan kebahagiaanrohaniah manusia di dunia ini dan di akhirat, maka tujuan akhir dariDakwah Islam adalah sesuai dengan wahyu yang diturunkan Allah.Dari tujuan Umum tersebut tercakup tiga kerangka yang meliputi:a. Tujuan Individual, untuk mewujudkan pribadi-pribadi manusia yang
mematuhi perintah Allah dan menjauhi larangan-Iarangan-Nya,dengan mengikuti ajaran Islam secara sempurna.
b. Tujuan sosial, yaitu untuk mewujudkan masyarakat yang sejahteramaterial dan bahagia rohaniah dengan berpijak pada tata aturanyang diturunkan Allah SWT.
27
C. Tujuan Ideal, yaitu terwujudnya pengabdian kepada Allah dalammencari keridloan-Nya. (Drs. Asep Saefullah, 1988: 16 - 17)
Tujuan-tujuan tersebut di atas, merupakan tujuan dari Dakwah Islam,
dalam membimbng dan mengembalikan manusia untuk senantiasa menjaga
kemurnian fitrahnya selaku makhluk yang berakal. dan jangan sampai
terpengaruhi oleh pikiran-pikiran yang negatif dan hal-hal yang
mencelakakannya dan dapat pula mencelakakan orang lain. Sehingga tercapai
tujuan hakiki manusia, yaitu untuk senantiasa istiqomah dan mempertebal
keimanan, beribadah dengan sebenar-benarnya ibadah kepada Allah SWT untuk
menacapai kebahagiaan di duni dan di akhirat serta mengaplikasikan dan
merelisasikannya denga cara menghiasi diri melalui akhlaq mulia dan amal yang
shalih.
E. Basaran Dakwah Islam
Sasaran merupakan sesuatu yang dijadikan obyek dari sesuatu yang
diharapkan atau dari sesuatu yang direncanakan oleh subyek agar tujuan yang
diinginkannya menjadi terarah dan tercapai. Istilah sasaran identik dengan kata
obyek, sesuatu yang pokok, yang erat kaitannya dengan subyek.
Adapun yang menjadi sasaran atau obyek dakwah Islam adalah
manusia ditengah-tengah kompleksitas hidup dan kehidupannya. Obyek Dakwah
yang luas dan tidak bertepi itu tidak bisa ditinggalkan dan dipisahkan dari
kehidupan Islam itu sendiri, sebab Dakwah merupakan proses perubahan yang
menyeluruh. Luasnya daerah Dakwah merupakan kelanjutan dari Dakwah
Rasulallah saw, sebagai pembawa ajaran agama Islam yang terakhir dan
bersifat universal.
28
Dengan memperhatiakn ke-heterogen-an rnanusla, maka perlu adanya
peng-klasifikasi-an. dalam artian bukanlah pen-diskriminasi-an, maksud
diadakan klasifikasi sasaran Dakwah ialah agar Dakwah itu tidak menyalahi dan
sampai pesannya, sehingga metoda dakwah mana yang harus digunakan untuk
kalangan masyarakat biasa, dan metoda dakwah yang bagai mana yang akan
digunakan kepada masyarakat yang tarap intelaktualnya lebih tinggi dari
masyarakat blasa, sehingga dakwah akan terarah sesuai dengan potensi yang
dimiliki oleh masing-masing individu manusia.
Penda'i tidak bisa seenaknya menyampaikan isi dakwah untuk orang
dewasa kepada anak-anak, begitu pula sebaliknya. dan penda'i tidak bisa
seenaknya menyampaikan dakwahnya kepada petani di desa disamkan dengan
dakwahnya dilingkungan karnpus, begitu juga sebaliknya.
Klasifikasi sasaran Dakwah, menurut Drs. H. Ahmad Subandi, dapat
dibedakan menjadi tiga sudut pandanq, yaitu: Struktur individu, struktur
masyarakat dan sosiologis.
Beliau berpendapat, bahwa:
Dilihat dari struktur individunya, obyek Dakwah dapat dibedakan darijenis kelamin; laki-Iaki dan perempuan, serta perbedaan usia.enek-enek; remaja dan orang tua, yang kesemuanya itu dapat pulamembedakan dalam segala hal: perasaan, watak, tingkah teku,kecakapan, inisiatif dan lain sebagainya.(Drs. H. Ahmad Subandi, 1994 :86)
Sedangkan dilihat dari struktur rnasyarakat, obyek Dakwah Islam dapat
dibedakan menjadi :
1. Ada manusia ke/as elit birokrat, ada pute kelas rakyat biasa (aI-mala"dan jumhur). AI-mala' merupakan kelas terkemuka dalam masyarakat,mereka dianggap sebagai pemimpin atau penguasa dalam suatukelompok masyarakat. Sedangkan jumhur adalah orang banyak,
29
kelompok pengikut jelata, yang kebanyakannya terdiri dari parapekerja, buruh ataupun karyawan.
2. Kelompok masyarakat yang apabila dilihat dari sosio-kulturalnyamerupakan, meminjam klasifikasi Geeriz, golongan priyayi, abangandan santri. Meskipun terhadap klasifikasi ini ternyata banyak yangtidak sependapat, tetapi kenyataannya memang menunjukkanklasifikasi sepetti itu.
3. Yang ketiga, kelompok masyarakat yang apabila dilihat dari sisitingkat hidup sosial ekonomisnya, berupa golongan orang kaya,menengah dan miskin. Persoalan yang muncul pada kelas-kelasmasyarakat ini sering menjadi masalah juga dalam Dakwah. Sebab,Dakwah pada akhirnya harus bersentuhan langsung ataupun tidaklangsung, dengan kondisi sepett! itu.(Drs. H. Ahmad Subandi, 1994: 87)
Sedangkan secara sosiologis, menurut Drs. H. Ahmad Subandi :
Obyek Dakwah dapat dibedakan menjadi masyarakat kota (urban) dandesa (rural). Diantara kedua kutub itu, terdapat juga masyarakat yangberbeda diantara keduanya, yakni masyarakat desa-kota (rurban).Klasifikiasi ini terutama menyangkut kepada masalah lainnya, seperti: adatistiadat, sistem kekeluargaan, tingkat homogenitas masyarakatnya, filsafathidupnya, cara hidup yang dianutnya, termasuk pola-pola interaksikominikasinya juga berbeda-beda.Pengusaha, 9. Murid, pelajar, mahasiswa, 10. Pejabat pemerintah, 11.Wakil-wakil rakyat, pemimpin-pemimpin dan sebagainya.(Drs. Masdar Helmi, 1973: 58)
Menurut H. Endang Saifuddin Anshari, bahwa obyek Dakwah Islam ialah
segenap manusia; muslim atau non muslim.
(H. Endang Saifuddin Anshari, 1990 : 192)
Jadi pada hakikatnya obyek atau sasaran Dakwah Islam adalah seluruh
umat manusia dalam kompleksitas kehidupannya di seluruh penjuru dunia.
F. Pengertian Masjid dan Pengaruh Terhadap Masyarakat dalam Pembinaan
Agama Islam.
1. Pengertian Masjid
Di dalam poin ini penulis akan menjelaskan tenlang kala "Masjid". Kala
"Masjid" ltu sendiri dari bahasa Arab yang secara harfiah berarti ternpat sujud,
30
yakni posisi keliga dalam shalal (namaz) kelika dahi orang yang mengerjakan
shalat menyenluh lanah dalam kepaluhan dan penyerahan diri sepenuhnya
kepada Tuhan. Pada permulaan shalal, seorang muslim berdiri legak lurus
sebagai manusia primordial; ia menjadi imam bagi dirinya sendiri, menghadap
Tuhan lanpa peranlara. Oleh karena ilu, ruang masjid, sebagai ikhlisar dan
perluasan ruang alam yang suci, dibenluk sesuai dengan sifal ibadah yang
sangal penling dilunaikan di dalam masjid, yailu shalat. Ibadah ini dilakukan oleh
manusia, bukan sebagai makhluk yang kalah melainkan sebagai wakil Tuhan
(khalifatullah) di muka bumi, sebuah kesadaran akan subslansi leomorfis, yang
berdiri pada paras vertikal eksislensi alam semesla dan dapal berdoa serta
menyeru kepada Tuhan secara langsung. (Seyyed Hossein Nasr, 1983 : 51)
Masjid menjadi penling bukan karena menjadi lempal berdo'a
orang-orang yang beriman. Telapi masjid juga merupakan lanlai lempal mereka
menundukkan diri. Masjid pertama adalah rumah Nabi saw., yakni rumah yang
menjadi masjid pertama secara resmi, yailu Masjid Nabawi di Madinah. Masjid ini
berlanlai bilik sederhana yang lersenluh oleh dahi makhluk Allah yang paling
agung, dahi Manusia Sempurna.
Apabila kila perhalikan dari arti secara harfiah kala Masjid yailu lempal
sujud, maka seluruh alam baik ilu gurun pasir, padang ilalang, rumah, bukil dan
sebagainya dapal dikalan sebagai masjid, apabila digunakan sebagai tsmpat
bersujud, Rasulallah saw bersabda:
,,/ ./.,~/'
31
Artinya: "Tanah dijadikan untukku sebagai masjid dan sarana
pembersih. "(Seyyed Hossein Nasr, 1994 :50)
Allah swr telah menunjuk alam yang suci, karya agung dari tindak
kreatif-Nya yang tiada habis-habisnya, sebagai tempat ibadah kaum Muslim dan
utusan yang terakhir-Nya yang terkemuka yaitu Nabi Muhammad saw.
Seyyed Hossain Nasr mengungkapkan, sebagai berikut:
Arsitektur suci Islam par excellence adalah masjid yang merupakanpembentukkan kembali dan ikhtisar dari keselarasan, ketertiban, kedamaianalam semesta yang telah ditetapkan oleh Allah sebagai rumah peribadatanabadi kaum Muslimin. Dengan melakukan shalat di dalam sebuah Masjid,seorang Muslim berarti kembali kepusat alam, bukan secara external lelapimelainkan melalui hubungan batin yang menghubungkan masjid denganprinsip-prinsip dan irama-irama alam.
2. Pengaruh Terhadap Masyarakat Dalam Pembinaan Agama Islam
Dalam perkembangan dan kelanjutan dari agama Islam dan Dakwah
Islam, Masjid memiliki suatu peranan penting, sehingga untuk keberadaannya
memerlukan suatu perhatian khusus dari seluruh umat Islam balk
pembangunannya maupun perawatannya. Maju mundurnya perkembangan
Agama Islam adalah tergantung pada kegiatan dakwahnya, dan langkah
pertama dalam berdakwah ialah dengan jalan mendirikan tempat-tempat ibadah
seperti masjid, dengan masjid mereka akan lebih leluasa melakukan aktiftas
dakwahnya. Dari bentuk masjid yang dibangunnya saja itu sudah ada unsur
dakwah, misalnya masyarakat tertarik akan keindahan bangunan masjid yang
begitu memikat sehingga menimbulkan rasa betah berada didalamnya, dan
akhirnya masyarakat mulai mengenal program dari masjid itu sendiri yaitu
sebagai sentral dari semua kegiatan yang menyangkut Agama Islam.
32
Pengaruh dari masjid terhadap perubahan prilaku masyarakat menuju
prilaku yang Islami erat hubungannya dengan upaya para da'i dalam
mengadakan perubahan itu sendiri, dan itu dapat dilihat dari kegiatan
masyarakat sehari-hari dalarn mengisi kehidupannya setelah berdirinya masjid
dan seqala kegiatan Islam dilingkungannya, apakah mereka sudah hidup Islami
atau belum.
Oi masyarakat kebutuhan terhadap Masjid sudah teramat besamya,
terbukti dengan banyaknya kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan di dalam
masjid baik itu kegiatan rutin seperti pengajian al-Quran anak-anak, sebagai
tempat pengajian bapak-bapak atau ibu-ibu, atau kegiatan-kegiatan tahunan
seperti upacara peringatan hari-hari besar Islam, seperti Peringatan Maulid Nabi
saw, Peringatan Tahun Baru Islam dan sebagainya.
Kebiasaan rnasyarakat yang baru-baru ini timbul dan sungguh
menggembirakan adalah sudah banyak masyarakat yang melangsungkan akad
nikahnya menggunakan pasilitas masjid, nikah itu sendiri sangatlah mengandung
unsur dakwah yang besar dampaknya terhadap kebiasaan masyarakat yang
tidak mengambil jalan nikah dalam menyalurkan kebutuhan biologisnya, dan
memilih masjid sebagai tempat melangsungkan upacaranya adalah suatu pilihan
yang sangat baik, karena masjid juga selain tempat beribadah juga sebagai
pusat kegiatan yang berkaitan dengan Oakwah Islam dan upacara akad nikah
itupun suatu unsur dakwah.
Perawatan dan memakmurkan masjid adalah kewajiban seluruh umat
Islam disekitarnya baik itu perawatan fisiknya maupun perawatan terhadap
kegiatan-kegiatan di dalamnya, ada istilah memelihara itu lebih berat dibanding
33
dengan merawatnya, terbukti banyak masyarakat yang mampu mendirikan
masjid dengan bagus dan megahnya, tetapi kemegahannya hanya terlihat
tatkala bangunan itu baru beberapa saat diselesaikan, dan
kegiatan-kegiatannyapun begiatu semaraknya karena mungkin mereka masih
merasa bangga dan puas dengan memiliki masjid yang begitu bagus dan
megah, tetapi Iepas beberapa tahun kemegahan dan kesemerakan mulai sirna
dan perlahan-Iahan masjid mulai lengang dari kegiatan yang biasa menghiasi
indahnya masjid,
3. Sejarah Masjid Wali Songo
Para Wali Songo dalam memulai tugas dakwahnya selalu diawali
dengan mendirikan masjid sebagai tempat pemusatan ibadah dan sebagai
tempat berpijak dari segala bentuk kegiatan dakwah yang dilakukannya. Dengan
demikian sangat memungkinkan untuk mengundang dan mengumpulkan
masyarakat banyak untuk didik dengan ajaran Islam.
Dalam rangka untuk tidak mengundang rasa asing bagi masyarakat
yang telah terpengaruh dengan ajaran Hindu Budha, maka para wali dalam
membuat masjid agak disesuaikan dengan bentuk-bentuk bangunan model
kebudayaan Hindu dan Budha pula. Dan juga diperlengkapi dengan sebuah
menara yang menyerupai bentuk bangunan bentuk candi-candi Budha. Selain itu
disetiap bangunan masjid yang dibikinnya disediakan alun-alun yang terletak
didepan masjid, hal ini menyerupai sebuah keraton. Kesemuanya itu dapat kita
saksikan pada bangunan masjid wali Demak, Kudus Tuban, Gersik, Cirebon dan
lain-lain.
34
Adapun masjid yang pertama-tama didirikan di pulau Jawa ialah Masjid
Leran di sekat Gersik yang didirikan oleh Maulana Malik Ibrahim, seorang wali
tertua dari Wali Songo ketika hendak memulai Dakwahnya.
Sebagai salah satu bukti bahwa masjid adalah merupakan sebagian
dari metode dakwah wali songo, dapatlah dilihat dari bentuk bangunannya yang
mengandung pelambang (simbul) yang berarti bagi masyarakat Jawa dalam
kehidupannya. Dan mereka memang sangat menyukai aan simbul-simbul dari
suatu benda.
Sentuk masjid yang bertingkat-tingkat dengan bagian atasnya bertingkat
tiga, oleh Prof. HAMKA diartikan: "Dasar di bawah tempat sembahyang
melambangkan syareat, tingkat kedua melambangkan thareqot, dan tingkat
ketiga melambangkan hakekat, tingkat menjulang ke langit melambangkan
ma'rifat. (Metoda Dakwah Wali Songo, 1995 : 45). Menurutnya kesemuanya ltu
adalah merupakan inti dari ajaran Islam.
Ada pula yang mengartikan tiga tingkat yang ada di atas masjid itu
melambngkan iman, islam dan ihsan.
Nah sekarang kita menuju kepada lambang dari bagian masjid itu antara
lain; setiap masjid yang dibangun itu selau dilengkapi dengan gapuro yang mirip
dengan pintu gerbang dari keraton. nama dari gapuro itu berasal dari bahasa
Arab :Ghafura" yang diucapkan dengan lidah jawa gapuro mempunyai arti
"ampunan", melambangkan bahwa siapa yang mau melewati gapuro itu akan
diampuni segala dosanya. Dengan ini dimaksudkan dapat menarik orang-orang
untuk masuk ke dalam agama Islam.
35
Wali Songo dalam melakukan dakwahnya selalu menggunakan
komunikasi antara sesamanya, bermusyawarah, terutama dalam menghadapi
berbagai macam persoalan yang timbul, sebagaimana mereka menghadap
ajaran dari Syeh Siti Jenar yang mengajarkan tentang faham Wihdatul Wujud
atau dengan istilah jawa "Manunggaling kawula gusti", bersatunya diri dengan
Tuhan. Paham ini dianggap sangat membahayakan dan bahkan dapat merusak
aqidah Islam, akhirnya para wali itu memutuskan untuk menghukum mati bagi
Syeh Siti Jenar.
Kadang-kadang para wali itu mengadakan tagligh akbar, dimana para
wali itu saling bergantian berdakwah di panggung umum dan si tempat yang
sama, umtuk kebutuhan itu mereka sepakat mendirikan sebuah masjid yang
cukup besar, yang hingga saat sekarang terkenal dengan masjid yang cukup
besar, yang hingga saat sekarang terkenal dengan masjid wali bahkan
kotanyapun terkenal dengan kota wali pula itulah masjid Agung Demak yang
terletak di tengah-tengah kota Demak.
Konon masjid wali didirikan oleh para wali hanya dalam satu malam
saja. Kejadian ini mungkin hanya dianggap sebagai dongeng belaka. Memang
kalau dipandang dari sudut i1miah kurang dapat dipercaya kebenarannya, akan
tetapi penulis berkeyakinan bahwa berita itu betul dan dapat diterima oleh akal,
Marilah kita hubungkan berita itu dengan adat kebiasaan orang-orang jawa
tengah terutama penduduk Demak asli, dimana kebanyakan dari adat
orang-orang sana apbila mereka mendirikan rumah yang cukup besar selalu
didirikan pada malam hari, entah karena apa penulis kurang jelas maksudnya,
yang jelas dimalam itu yang didirikan adalah soko-soko gurunya dan tiang-tiang
'j
36
perlengkapannya. Atas dasar itu dapat dikatakan bahwa rumah itu didirikan
dalam waktu hanya satu malam, akan tetapi persiapan pembuatannya jauh-jauh
hari sesudah dipersiapkan terlebih dahulu. Maka sebagai kebiasan pula bagi
orang jawa dimana untuk menyebut atau menamai sesuatu yang paling
disenangi atau dikagumi selalu dilebih-Iebihkan, lebih-Iebih mereka telah
berkeyakinan penuh bahwa para wali itu mempunyai karomah yang luar biasa.
Selain itu pula penults dapat kemukakan alasan lain tentang pembuatan
(pendirian) Masjid Demak yang hanya satu rnalam itu ; konok khabarnya telah
menjadi kebiasaan baqi .para wali jika membangun suatu tempat, terutama
tempat ibadah selalu mereka bangun di tempat yang jauh dari keramaian orang,
bahkan ada yang mengatakan apabila ketahuan orang banyak, maka bangunan
itu gagal dan ditinggalkan begitu saja, alasan ini masih melekat dalam
pandangan orang-orang yang tinggal di sekitar daerah Kudus hingga saat ini,
karena di daerah ini (di daerah Jipang-Kudus) terdapat sebuah bangunan Masjid
Bubrah dikarenakan ketahuan orang ketika membangunnya. Tentang bangunan
Masjid Bubrah ini, hingga saat ini belum ada ahli sejarah yang menjabarkannya.
Terlepas dari alasan tersebut penulis ingin menguraikan tentang pembuatan
yang hanya semalam itu. Menurut penulis bisa saja berita itu berasal dari orang
yang kebetulan jalan melewati tempat dibangunnya masjid, pada asalnya ketika
ia lewat yang pertama di situ belum ada apa-apa (masjid), tetapi setelah dia
lewat di tempat itu kembali tahu-tahu ada bangunan masjid yang sangat megah
yang dibangun para wali, kemudian ia khabarkan kepada umum bahwa masjid
itu dibangun hanya dalam waktu semalam (karena menurutnya waktunya relatif
sekali). Hal serupa ini juga kita dapati dari sebutan orang tentang Candi Sewu
37
yang dibual oleh kelurunan Raja Syaelendra pada masa pemerinlahan Raja
Bhanu. Camdi Sewu itu bukan berarti jumlah eandinya ilu sewu (seribu) lelapi
karena banyaknya eandi ilu dan memang orang-orang itu kebanyakan lidak mau
repol-repol menghilungnya kemudian mereka kalakan saja dengan eandi Sewu.
Adapun mengenai masjid wali Demak ilu didirikan pada lahun 1401 saka
atau lahun 1479 Masehi, lahun ini diambil berdasarkan gambar bulus yang
bertempel di mihrab masjid ilu yang mana gambar ilu mengandung arti sebagai
berikul : Kepala bulus diartikan dengan angka salu, empal kakinya diartikan
dengan angka mpal, badan bulus diartikan dengan nol, dan ekornya diartikan
dengan angka salu. Masjid ini didirikan di alas dasar lanlai balu merah yang
berukuran 40 kali 20 em dengan lebal 15 em, dan bersoko guru sebanyak 4
(empal} buah yang pembualannya dilangani langsung oleh empal wali yailu:
Tiang yang sebelah limur laul oleh Sunan Kalijaga Demak, tiang sebelah baral
taut dibual oleh Sunan Bonang, liang sebelah lenggara oleh Sunan Ampel, dan
liang yang ke empal oleh Sunan Gunung Jali (Cirebon).
Dianlar ke empal soko guru itu ada satu soko (liang) yang lerbual dari
latal (serpihan-serpihan kayu) yang dieiplakan oleh Sunan Kalijaga Demak. Soko
lalal itu hingga sekarang masih bisa kila saksikan buklinya, apabila kila naik ke
langga alas dari masjid ilu.
Adapun mengenai eerila kejadian dari soko tatal itu bermaeam; ada
yang mengalakan bahwa :
Tiga wali pada malam ilu (malam menjelang didirikannya Masjid-pen.)
sudah siap membual tiga liang pokok, sedangkan Sunan Kalijaga karena
kesibukannya baru sadar setelah menjelang fajar, ingat tugasnya membuat satu
38
tiang pokok, sedangkan Sunan Kalijaga mencari kayu yang utuh sudah tidak ada
maka Sunan Kalijaga mengumpulkan kepingan-kepingan kayu kecil, yang
kemudian disusun sebagai tiang yang hanya diikat dengan rumput rawadan,
namun kekuatan tiang bikinan Sunan Kalijaga itu tidak kalah kuatnya dengan
tiang-tiang kayu utuh lainnya (Ki Hadisoemarto. Masjid Agung Demak
dibangun dlam waktu satu malam. Majalah Warna Sari no.8, September 1979,
hal 8).
Ada pula sebagian riwayat yang mengatakan demikian :
Sewaktu mendirikan Masjid Agung Demak, masyarakat Islam ditimpa
perpecahan antara golongan Islam abangan dan Islam putihan. Maka didalam
bekerja mendirikan masjid itupun terjadi perselisihan-perselisihan soal-soal yang
sepele atau soal yang kecil, seperti tentang mendirikan soko, memasang usuk,
menjadi perselisihan karena terjadi perbedaan pendapat ..... (maka-pen.) Sunan
Kalijaga bersemedi memohon pertolongan kepada Tuhan agar diberi petunjuk.
Dengan ajaibnya beliau mendapat ilham, dan disusunlah tatal-tatal sehingga
menjadi liang yang kokoh. Soko tatal dibuat dari serpihan tatal-tatal yang
dilekatkan dengan lem damar kemenyan, blendok trembolo (sebangsa getah
kayu) lantas dibalut (digodhi).....(Umar Hasyim, Sunan Kalijaga, Menara Kudus,
1974, hal. 65.
Pada tahun 1975 pernah diadakan sayembara tentang arti dari maksud
soko tatal yang diselenggarakan oleh Kandepag Kabupaten Demak dalam
pameran yang diadakan dalam rangka memperingati hari Proklamasi 17
Agustus, di pendopo Kabupaten Demak yang diikuti oleh umum, dengan
pertanyaan (soal) sebagai berikut: Terdiri dari apakah soko tatal yang ada pada
39
tiang masjid Adung Demak itu? Apa arti dan maksudnya? Peserta diberi waktu
tiga hari untuk memberikan I mengirimkan jawabannya.
Kebetulan pada waktu itu penulis ikut serta mengirimkan jawaban
kepada panitia sayembara, dengan jawaban sebagai berikut : Soko tatal itu
terdiri dari pecahan-pecahan kayu (tatal) yang diikat dengan tali duk (ijuk) dan
dibalut dengan rumput lawadan. Yang maksudnya sebagai berikut:
Pecahan-pecahan dalam berbagai aliran kepercayaan, kemudian dikumpulkan
jadi satu. Diikat dengan ijuk, ijuk itu tali yang kuat. Kemudian dibalut dengan
rumput lawadan (Iawatan), lawatan itu berasal dari kata Arab Shalawat
maksudnya perstuan itu diberi shalawat (ajaran Islam), jadi persatuan umat itu di
bawah naungan dari Agama Islam. (Metoda Da'wah Wali Songo, 1985: 44
50).
Maksud penyusun atau penults mengungkapkan sejarah ini sebagai
acuan untuk melengkapi dari Pengertian masjid dan pengaruhnya terhadap
pembinaan Agama Islam.