PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mayana...

85
PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital ini hanya digunakan sebagai bahan referensi 2. Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila Anda mengutip dari Dokumen ini 3. Plagiarisme dalam bentuk apapun merupakan pelanggaran keras terhadap etika moral penyusunan karya ilmiah 4. Patuhilah etika penulisan karya ilmiah Selamat membaca !!! Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh UPT PERPUSTAKAAN UNISBA

Transcript of PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mayana...

Page 1: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mayana Aisyahni_10060307049_skr_2012... · Serbuk simplisia daun gambir dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% selama

PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim

Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

1. Skripsi digital ini hanya digunakan sebagai bahan referensi

2. Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila Anda mengutip dari Dokumen ini

3. Plagiarisme dalam bentuk apapun merupakan pelanggaran keras terhadap etika moral penyusunan karya ilmiah

4. Patuhilah etika penulisan karya ilmiah

Selamat membaca !!!

Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

UPT PERPUSTAKAAN UNISBA

Page 2: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mayana Aisyahni_10060307049_skr_2012... · Serbuk simplisia daun gambir dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% selama

FORMULASI SEDIAAN KRIM WAJAH EKSTRAK DAUN GAMBIR (Uncaria Gambir Roxb.) DENGAN BASIS Virgin

Coconut Oil (VCO)

SKRIPSI

Oleh:

MAYANA AISYAHNI NPM: 10060307049

PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG 1433 H/2012 M

Page 3: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mayana Aisyahni_10060307049_skr_2012... · Serbuk simplisia daun gambir dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% selama

FORMULASI SEDIAAN KRIM WAJAH EKSTRAK DAUN GAMBIR (Uncaria Gambir Roxb.) DENGAN BASIS Virgin

Coconut Oil (VCO)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu pesyaratan untuk menyelesaikan pendidikan dan memperoleh gelar Sarjana Farmasi

pada Program Studi Farmasi FMIPA Unisba

Oleh:

MAYANA AISYAHNI NPM: 10060307049

Februari 1433 H / 2012 M BANDUNG

Page 4: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mayana Aisyahni_10060307049_skr_2012... · Serbuk simplisia daun gambir dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% selama

JUDUL : FORMULASI SEDIAAN KRIM WAJAH EKSTRAK DAUN GAMBIR (Uncaria Gambir Roxb.) DENGAN BASIS Virgin Coconut Oil (VCO)

NAMA : MAYANA AISYAHNI NPM : 10060307049

Setelah membaca Skripsi ini dengan seksama, menurut pertimbangan kami telah memenuhi persyaratan ilmiah sebagai Skripsi

Menyetujui

Mengetahui

Pembimbing Utama

Arif Budiman, M.Si, Apt. NIK. D. 10.0.517

Pembimbing Serta

Sani Ega Priani, S.Si., Apt. NIK. D. 07.0.444

Ketua Program Studi Farmasi

H. Embit Kartadarma, DR., M.AppSc., Apt. NIK. D. 06.0.437

Dekan FMIPA Unisba

M. Yusuf Fajar, Drs., M.Si. NIP. 1956102619821001

Page 5: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mayana Aisyahni_10060307049_skr_2012... · Serbuk simplisia daun gambir dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% selama

Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhan-mu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah Mencintai orang yang berbuat kebaikan. (QS. Ali 'Imran: 133 - 134)

Page 6: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mayana Aisyahni_10060307049_skr_2012... · Serbuk simplisia daun gambir dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% selama

Kutipan atau saduran baik sebagian ataupun seluruh naskah, harus menyebutkan nama pengarang dan sumber aslinya, yaitu Program Studi Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Bandung.

Page 7: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mayana Aisyahni_10060307049_skr_2012... · Serbuk simplisia daun gambir dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% selama

Skripsi ini saya persembahkan untuk mama dan papa yang sangat saya cintai yang selalu

memberikan semangat dan tiada henti-hentinya mendoa’akan saya sehingga saya kuat menjalani

semua masalah yang saya hadapi. Cinta saya tidak akan pernah berhenti untuk kalian.

Page 8: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mayana Aisyahni_10060307049_skr_2012... · Serbuk simplisia daun gambir dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% selama

RIWAYAT PENULIS

BIODATA

Nama : MAYANA AISYAHNI

Tempat/Tgl. Lahir : JAKARTA, 03/05/1989

Jenis Kelamin : PEREMPUAN

Agama : ISLAM

Pekerjaan : MAHASISWA

Alamat : JL. M. SOHOR KOMP. PURI INDAH B-1

RT/RW : 004/006

Desa/Kel. : AKCAYA

Kecamatan : PONTIANAK SELATAN

Telepon : 081321949586 (ponsel)

Nama Ibu Kandung : MARTI YUNINGSIH

Nama Ayah Kandung : ACHAMAD SAYUTI BATUBARA

Alamat Orang Tua : JL. M. SOHOR KOMP. PURI INDAH B-1

RT/RW : 004/006

Desa/Kel. : AKCAYA

Kecamatan : PONTIANAK SELATAN

Telepon : -

PENDIDIKAN

1. SDN 03 Pontianak, Kalimantan Barat (1995-2001)

2. SMPN 11 Pontianak, Kalimantan Barat (2001-2004)

3. SMAN 08 Pontianak, Kalimantan Barat (2004-2007)

4. Program Studi Farmasi, Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Bandung (2007-2012)

Page 9: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mayana Aisyahni_10060307049_skr_2012... · Serbuk simplisia daun gambir dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% selama

FORMULASI SEDIAAN KRIM WAJAH EKSTRAK DAUN GAMBIR (Uncaria Gambir Roxb) DENGAN BASIS VCO

ABSTRAK

MAYANA AISYAHNI Email: [email protected]

Antioksidan merupakan senyawa yang mampu menangkal dampak negatif oksidan yang merupakan salah satu penyebab penuaan dini. Daun gambir (Uncaria gambir Roxb) merupakan salah satu tanaman yang mengandung senyawa antioksidan yang dapat mencegah penuaan dini. Telah dilakukan penelitian dengan tujuan untuk membuat sediaan krim dengan ekstrak daun gambir dengan menggunakan basis VCO yang dapat meningkatkan penetrasi sehingga transfer obat melalui kulit dapat ditingkatkan yang berkhasiat anti-aging. Serbuk simplisia daun gambir dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% selama tiga hari hingga didapat ekstrak cair yang kemudian dipekatkan dengan bantuan rotary evaporator. Formula dibuat dengan variasi kosentrasi surfaktannya yaitu natrium lauril sulfat dan setostearil alkohol sebesar 3%, 4%, 5%, 7,5%, dan 10% dengan pengamatan selama 28 hari dengam pengamatan organoleptis, homogenitas, viskositas sediaan, pH sediaan, stabilitas krim dan penentuan tipe emulsi yaitu sediaan dengan formula yang mengandung natrium lauril sulfat 1% dan setostearil alkohol 9% merupakan sediaan yang paling stabil. Hasil uji iritasi terhadap seluruh formula menunjukkan bahwa sediaan bersifat hampir tidak mengiritasi kulit.

Kata kunci: Antioksidan, penuaan dini, daun gambir, VCO, krim.

Page 10: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mayana Aisyahni_10060307049_skr_2012... · Serbuk simplisia daun gambir dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% selama

FORMULATION OF SKIN FACE CREAM OF GAMBIER LEAVES (Uncaria Gambir Roxb) EXTRACTS AND VCO AS A BASE

ABSTRACT

MAYANA AISYAHNI Email: [email protected]

Antioxidants is a compounds that can counteract the negative effects of oxidants that cause of premature aging. Leaves of gambier (Uncaria gambir Roxb.) is one of the plants that contain antioxidants compounds that can prevent premature aging. Has been studied research of formulation cream leaves of gambier extracts and VCO as a base that increase the penetration of drugs trough the skin that improve the transfer that have an anti-aging effect. The powder of simplex from leaves of gambier bulb was macerated using ethanol 95% for 3 days and got liquid extracts then evaporated using rotary evaporator. Formulation made by variation of the concentration of natrium lauryl sulphate and cetoctearyl alcohol 3%. 4%. 5%, 7,5%, and 10% was observated for 28 days involved organoleptic, homogeneity, viscosity, pH, stability, and determining type of emulsion. The result of the research was variation of the concentration of natrium lauryl sulphate 1% and cetoctearyl alcohol 9% was most stable. Irritation test result to the entire formulations shows that the preparation were almost not irritate the skin.

Keywords: Antioxidants, premature aging, leaves of gambier, VCO, cream.

Page 11: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mayana Aisyahni_10060307049_skr_2012... · Serbuk simplisia daun gambir dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% selama

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah

memberikan rahmat, nikmat, dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penelitian Tugas Akhir dan penyusunan skripsi ini. Skripsi ini

disusun untuk melengkapi salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Program Studi Farmasi,

dengan judul “FORMULASI SEDIAAN KRIM WAJAH EKSTRAK DAUN

GAMBIR (Uncaria gambir Roxb) DENGAN BASIS Virgin Coconut Oil

(VCO)”.

Dalam menyelesaikan penulisan skripsi ternyata tidak semudah yang

dibayangkan sebelumnya. Namun berkat dorongan, semangat, dan dukungan dari

berbagai pihak penulis akhirnya dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada :

1) Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Islam Bandung, Bapak M. Yusuf Fajar, Drs., M.Si.

2) Ketua Program Studi FMIPA Universitas Islam Bandung, Bapak H. Embit

Kartadarma, DR., Mapp.Sc., Drs., Apt. yang telah memberikan banyak

pelajaran dari pengalaman-pengalamannya.

3) Bapak Arif Budiman, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing utama dan Ibu

Sani Ega Priani selaku dosen pembimbing serta dosen wali yang telah

meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, nasehat, semangat, dan

pelajaran-pelajaran baru yang sangat berharga.

4) Bapak dan Ibu dosen Program Studi Farmasi Universitas Islam Bandung

yang telah memberikan banyak sekali ilmu yang sangat bermanfaat bagi

Penulis.

5) Kedua orang tua penulis, papa Achmad Sayuti Batubara dan mama Marti

Yuningsih, serta bunda Kamalah yang tiada hentinya memberikan

dukungan dan doa kepada Penulis dan selalu menjadi penyemangat

penulis.

Page 12: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mayana Aisyahni_10060307049_skr_2012... · Serbuk simplisia daun gambir dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% selama

ii

6) Kedua kakak tersayang Roselina dan Krisnawati yang selalu memberikan

semangat dan selalu bersedia untuk berdiskusi dalam segala hal, serta

kedua adik tersayang Rachma Kusuma Wardhani dan Achmad Syaifullah

yang telah memberikan warna berbeda di hidup Penulis.

7) Para sahabat, Wan Norma Vidrianita sahabat yang selalu siap membantu

segala masalah yang tidak dapat diselesaikan sendiri, Tati Nurchayati,

Dinda Lasti Nuryani, Sri Komaria, Riska Rahmawati, Refiany Puspitasari,

Ayu Rahmawati, dan Yuliana atas semangat dan dukungan yang selalu

mereka berikan, Dwi Ratri Lutfita yang telah menjadi teman baru terbaik

yang telah bersama-sama bekerja dan melewati semuanya bersama, dan

sahabat-sahabat lainnya yang tidak dapat disebut satu persatu, namun tidak

mengurangi arti keberadaan mereka.

8) Putra Perdhana yang telah banyak memberikan semangat, dukungan, dan

menjadi tempat mengeluh yang selalu setia mendengarkan Penulis.

9) Teman-teman Farmasi, terutama Farmasi B angkatan 2007 yang telah

memberikan banyak cerita dan pengalaman baru bagi Penulis.

10) Semua pihak yang tidak dapat Penulis sebutkan satu persatu yang

membantu Penulis dalam menyelesaikan penelitian Tugas Akhir dan

penulisan skripsi ini.

Sebagai seorang manusia dengan keterbatasan ilmu pengetahuan yang

dikuasai, penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih sangat jauh dari sempurna

sehingga membutuhkan masukan dan kritikan yang bersifat membangun.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan

yang berarti bagi ilmu pengetahuan khususnya bidang farmasi.

Bandung, 29 Rabiul Awal 1433 M 22 Februari 2012 H

Penulis

Page 13: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mayana Aisyahni_10060307049_skr_2012... · Serbuk simplisia daun gambir dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% selama

iii

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK ……………....................................................... ABSTRACT …………………………………………………….. KATA PENGANTAR …………………………………………. i DAFTAR ISI ………...………………………………………..... iii DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………… v DAFTAR TABEL ……………………………………………… vi DAFTAR GAMBAR …………………………………………... vii PENDAHULUAN ……………………………………………… 1 BAB I TINJAUAN PUSTAKA ……………………………….. 4 1.1. Tanaman Uncaria gambir Roxburgh ……………….... 4 1.1.1. Klasifikasi tanaman ……………………………………… 4 1.1.2. Desjripsi tanaman ……………………………………….. 4 1.1.3. Kandungan kimia tanaman ……………………………… 5 1.1.4. Manfaat tanaman ………………………………………… 5 1.2. Anti Penuaan Dini (Anti-aging) ………………………. 6 1.3. Antioksidan …………………………………………….. 7 1.4. Virgin Coconut Oil (VCO) …………………………….. 9 1.4.1. VCO sebagai pembawa ………………………………….. 9 1.4.2. Manfaat VCO ……………………………………………. 10 1.5. Ekstraksi …………………………………………………. 10 1.5.1. Jenis-jenis ekstraksi……………………………………… 11 1.6. Krim …………………………………………………….. 13 1.6.1. Faktor-faktor yang mempengaruhi sediaan krim ……….. 14 1.6.2. Formula sediaan krim …………………………………… 15 1.7. Kulit …………………………………………………….. 19 1.7.1. Fungsi kulit ……………………………………………… 19 1.7.2. Anatomi fisiologi kulit ………………………………….. 21 1.7.3. Permeasi kulit …………………………………………… 22 1.7.4. Jenis kulit wajah ………………………………………… 23 II METODOLOGI PENELITIAN ………………………. 25 III BAHAN, ALAT, DAN HEWAN PERCOBAAN ……. 26 3.1. Bahan …………………………………………………… 26 3.2. Alat ……………………………………………………… 26 3.3. Hewan Percobaan ……………………………………… 26 IV PROSEDUR PENELITIAN …………………………… 27 4.1. Pengumpulan Bahan dan Determinasi Tanaman ……. 27 4.2. Penetapan Kadar Air dan Kadar Abu Total ………… 27 4.2.1. Kadar air …………………………………………………. 27

Page 14: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mayana Aisyahni_10060307049_skr_2012... · Serbuk simplisia daun gambir dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% selama

iv

4.2.2. Kadar abu total ………………………………………….. 28 4.3. Penapisan Fitokimia …………………………………… 28 4.3.1. Uji alkaloid ……………………………………………… 28 4.3.2. Uji flavonoid …………………………………………….. 29 4.3.3. Uji saponin ………………………………………………. 29 4.3.4. Uji fenol …………………………………………………. 29 4.3.5. Uji tanin …………………………………………………. 29 4.3.6. Uji kuinon ……………………………………………….. 30 4.3.7. Uji steroid dan triterpenoid ……………………………… 30 4.4. Ekstraksi………………………………………………… 30 4.5. Pembuatan Sediaan ……………………………………. 31 4.6. Evaluasi Sediaan Krim ………………………………… 31 4.6.1. Organoleptis …………………………………………….. 31 4.6.2. Homogenitas …………………………………………….. 31 4.6.3. Penentuan viskositas …………………………………….. 31 4.6.4. Pengukuran pH sediaan …………………………………. 32 4.6.5. Stabilitas krim …………………………………………... 32 4.6.6. Penentuan tipe emulsi …………………………………… 33 4.6.7. Uji iritasi ………………………………………………… 33 V PEMBAHASAN………………………………………… 35 5.1. Pengumpulan Bahan dan Determinasi Tanaman ……. 35 5.2. Penetapan Kadar Air dan Kadar Abu ……………….. 35 5.3. Penapisan Fitokimia …………………………………… 36 5.4. Ekstraksi………………………………………………… 37 5.5. Pembuatan Sediaan ……………………………………. 37 5.6. Pengamatan Sediaan Krim ……………………………. 38 5.6.1. Organoleptis …………………………………………….. 39 5.6.2. Homogenitas …………………………………………….. 40 5.6.3. Penentuan viskositas …………………………………….. 40 5.6.4. Pengukuran pH sediaan …………………………………. 42 5.6.5. Stabilitas krim …………………………………………… 43 5.6.6. Penentuan tipe emulsi …………………………………… 45 5.6.7. Uji iritasi ………………………………………………… 46 VI KESIMPULAN DAN SARAN ………………………… 47 6.1. Kesimpulan …………………………………………….. 47 6.2. Saran ……………………………………………………. 47 DAFTAR PUSTAKA ………………………………………….. 48 LAMPIRAN ……………………………………………………. 50

Page 15: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mayana Aisyahni_10060307049_skr_2012... · Serbuk simplisia daun gambir dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% selama

v

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman 1 Surat Determinasi ……………………………………. 50 2 Penapisan Fitokimia …………………………………. 51 3 Formulasi …………………………………………….. 52 4 Ultra Turrax ………………………………………….. 53 5 Sediaan Krim ………………………………………… 54 6 Organoleptis ………………………………………….. 55 7 Mikroskopik Homogenitas …………………………… 56 8 Viskometer …………………………………………… 57 9 Viskositas …………………………………………….. 58 10 pH Sediaan …………………………………………… 59 11 Frezee-Thaw ………………………………………….. 60 12 Parameter Uji Iritasi ………………………………….. 61 13 Hewan Percobaan ……………………………………. 62 14 Pengamatan Kulit ……………………………………. 63 15 Nilai Indeks Iritasi Primer Kutan (IIPK) …………….. 66 16 Perhitungan Indeks Iritasi Primer Kutan (IIPK) ……... 67

Page 16: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mayana Aisyahni_10060307049_skr_2012... · Serbuk simplisia daun gambir dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% selama

vi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman IV.1. Hasil pengujian kadar air dan kadar abu …………….. 35 L.2.1. Hasil penapisan fitokimia ……………………………. 51 L.3.1. Formulasi sediaan krim ………………………………. 52 L.6.1. Hasil pengamatan organoleptis krim selama 28 hari…. 55 L.9.1. Hasil pengamatan viskositas krim selama 28 hari …… 58 L.9.2. Hasil pengamatan viskositas krim pada suhu 40˚C ….. 58 L.10.1. Hasil pengamatan pH sediaan krim selama 28 hari ….. 59 L.10.2. Hasil pengamatan pH sediaan pada suhu 40˚C ………. 59 L.11.1. Hasil pengamatan freeze-thaw ……………………….. 60 L.12.1. Nilai keadaan kulit …………………………………… 61 L.12.2. Klasifikasi Indeks Iritasi Primer Kutan ……………… 61 L.14.1. Pengamatan kulit kelinci 1 …………………………… 63 L.14.2. Pengamatan kulit kelinci 2 …………………………… 64 L.14.3. Pengamatan kulit kelinci 3 …………………………… 65 L.15.1. Hasil nilai keadaan kulit pada penentuan sifat iritasi sediaan ……………………………………………….. 66

Page 17: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mayana Aisyahni_10060307049_skr_2012... · Serbuk simplisia daun gambir dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% selama

vii

DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman I.1. Gambir ……………………………………………….. 4 I.2. Anatomi kulit manusia ……………………………….. 21 V.1. Hasil pengamatan viskositas krim selama penyimpanan 28 hari ………………………………………………… 41 V.2 Pengukuran pH selama penyimpanan 28 hari………… 42 V.3 Viskositas stabilitas suhu 40˚C ………………………. 44 V.4 pH sediaan selama penyimpanan suhu 40˚C ………… 45 L.4.1 Ultra turrax (IKA T25 Digital) ………………………. 53 L.5.1 Sediaan Krim dari Ekstrak Daun Gambir (Uncaria gambir Roxb.) dan basis VCO ……………………………….. 54 L.7.1 Formula 1 …………………………………………….. 56 L.7.2 Formula 2 …………………………………………….. 56 L.7.3 Formula 3 …………………………………………….. 56 L.7.4 Formula 4 …………………………………………….. 56 L.7.5 Formula 5 …………………………………………….. 56 L.8.1 Viscometer Brookfield RV …………………………… 57 L.13.1 Kelinci albino galur New Zealand …………………… 62

Page 18: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mayana Aisyahni_10060307049_skr_2012... · Serbuk simplisia daun gambir dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% selama

1

PENDAHULUAN

Kulit merupakan lapisan pelindung tubuh yang sempurna terhadap pengaruh luar,

baik pengaruh fisik maupun pengaruh kimia. Kulit pun menyokong penampilan

dan kepribadian seseorang (Aiache, 1993:445-449). Kecantikan kulit wajah

ditentukan oleh keadaan kulit wajah yang dapat dibantu dengan bahan-bahan

kosmetika. Peranan gizi dan perawatan kulit yang sebaik-baiknya sejak dini harus

dilakukan sejak awal guna mencegah penuaan dini. Pada dasarnya menjadi tua

tidak bisa dihindari karena penuaan merupakan proses alami. Namun ada cara

yang dapat dilakukan untuk menjaga keremajaan kulit dan menunda proses

penuaan dini (Basuki, 2001:16).

Salah satu tanaman yang dapat digunakan untuk merawat kulit wajah

adalah daun gambir (Uncaria Gambir Roxb). Telah dilakukan penelitian di

University of Europe terhadap kemampuan anti penuaan dari ekstrak gambir,

dimana sediaan yang mengandung gambir dengan konsentrasi 0,001% - 10%

efektif menghambat aktivitas enzim elastase yang dapat mempertahankan

elastisitas kulit (Shinji, 1999). Selain itu, penelitian yang dilakukan di Universitas

Indonesia menunjukkan adanya aktivitas antioksidan dari ekstrak daun gambir

pada konsentrasi mulai dari 0,1% (Juheini, 2003). Aktivitas antioksidan yang

dimiliki oleh senyawa metabolit sekunder tanaman ini dapat berfungsi sebagai

penangkap radikal bebas (Akagawa dan Suyama, 2001: 1953-1963).

Virgin Coconut Oil atau VCO merupakan minyak kelapa murni yang

terdiri dari ester asam lemak (96%) dan gliserol. Kandungan asam lemak

Page 19: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mayana Aisyahni_10060307049_skr_2012... · Serbuk simplisia daun gambir dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% selama

2

(terutama asam laurat dan oleat) dalam VCO bersifat melembutkan kulit. Khasiat

serta tingginya ketersediaan VCO di Indonesia membuatnya berpotensi untuk

dikembangkan sebagai bahan pembawa sediaan obat. VCO efektif dan aman

digunakan sebagai moisturizer pada kulit sehingga dapat meningkatkan hidrasi

kulit, dan mempercepat penyembuhan pada kulit (Agero and Verallo-Rowell,

2004:109). Kelebihan lain dari VCO adalah mengandung senyawa yang dapat

berfungsi sebagai peningkat penetrasi (Lucida, 2008). Senyawa peningkat

penetrasi adalah senyawa yang dapat melemahkan sususan lipid interselluler

stratum korneum sehingga transfer obat melalui kulit dapat ditingkatkan.

Pada penelitian ini penulis akan membuat sediaan krim ekstrak daun

gambir dengan menggunakan VCO sebagai pembawa minyak yang difungsikan

juga sebagai peningkat penetrasi pada sediaan krim. Sebelumnya telah dilakukan

penelitian formulasi sediaan krim wajah mengandung ekstrak daun gambir dengan

menggunakan parafin cair dan VCO sebagai pembawa minyak (Luriana, 2010).

Namun pada penelitian tersebut, krim dengan pembawa minyak VCO tidak

memenuhi persyaratan stabilitas sediaan.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan

bagaimana memformulasikan krim wajah dengan ekstrak daun gambir yang

menggunakan VCO sebagai pembawa minyak. Tujuan dari penelitian yang akan

dilakukan ini adalah untuk mengembangkan sediaan bentuk krim dari ektrak daun

gambir yang baik dengan VCO sebagai pembawa minyak sehingga mendapatkan

sediaan yang stabil.

Page 20: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mayana Aisyahni_10060307049_skr_2012... · Serbuk simplisia daun gambir dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% selama

3

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat diperoleh sediaan krim wajah

dari ekstrak daun gambir dengan menggunakan VCO sebagai pembawa minyak

dan peningkat penetrasi dengan formula yang baik sehingga dapat meningkatkan

pemanfaatan daun gambir sebagai produk bahan alam yang bermanfaat bagi

masyarakat. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

perkembangan ilmu pengetahuan.

Page 21: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mayana Aisyahni_10060307049_skr_2012... · Serbuk simplisia daun gambir dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% selama

4

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

1.1. Tanaman Uncaria gambir Roxburgh

1.1.1. Klasifikasi tanaman

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Rubiales

Famili : Rubiaceae

Genus : Uncaria

Spesies : Uncaria gambir Roxb.

Sinonim : Ourouparia gambir Roxb. Nauclea gambir (Keplinger, 1999: 24)

Gambar I.1 Gambir (Uncaria Gambir Roxb) (Sahirar, 2010)

1.1.2. Deskripsi tanaman

Perdu memanjat, dengan batang mudanya yang bersegi dan batang

utamanya tegak, menyangga cabang yang mendatar dengan kait yang melingkar

(merupakan modifikasi dari gagang perbungaan). Daun tunggal, berhadapan, agak

menjangat, berpinggiran rata, berbentuk bundar telur sampai menjorong (lebar),

Page 22: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mayana Aisyahni_10060307049_skr_2012... · Serbuk simplisia daun gambir dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% selama

5

berukuran (6-15) cm x (3,5-8) cm, pangkalnya membundar sampai agak bentuk

jantung, ujungnya lancip, tidak berbulu, memiliki domatia berbulu. Bunga-

bungaan dalam bentuk bonggol yang muncul pada cabang-cabang plagiotrop

mendatar, bonggol berdiameter (3,5-4,5) cm (garis tengah daun mahkota),

penyangganya berbulu tebal, daun gagang antar bunga tidak ada. Bijinya kecil

sekali, berwarna kelabu keperak-perakan (Lemmens & Soetjipto, 1999: 139-141).

1.1.3. Kandungan kimia tanaman

Komponen kimia terbesar pada tanaman gambir terdapat pada bagian daun

berupa senyawa katekin, kuersetin, zat samak, kuarsetin, huorosetin, lemak, dan

malam (Agromedia, 2008: 72).

1.1.4. Manfaat tanaman

Pemanfaatan gambir sangat luas sebagai bahan baku dalam industri,

seperti industri kosmetik, pewarna tekstil, food additif, dan industri farmasi.

Karena luasnya pemanfaatan gambir, menempatkan gambir sebagai komoditas

eksport, namun adanya senyawa lain dalam gambir sebagai impurities yang

keberadaannya tidak dikehendaki seperti selulosa dan zat warna klorofil, sehingga

produk gambir tersebut belum praktis untuk diaplikasikan dalam produk pangan

(Rauf, 2010).

Daun segarnya digunakan sebagai pengelat. Seduhan daun segarnya dipakai

sebagai obat mencret, disentri, dan sebagai obat kumur untuk tenggorokan yang

perih. Gambir juga digunakan sebagai penyetop darah dan mengobati

pembengkakan gusi. Sebagai obat luar gambir digunakan untuk dibalurkan pada

Page 23: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mayana Aisyahni_10060307049_skr_2012... · Serbuk simplisia daun gambir dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% selama

6

kulit yang terbakar dan dalam bentuk pasta untuk obat ketombe (Lemmens &

Soetjipto, 1999:142).

1.2. Anti Penuaan Dini (Anti-aging)

Anti penuaan dini (anti-aging) adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk

menjaga dan memelihara agar kulit, terutama pada wajah, tidak keriput dan tetap

kencang, menjaga dan memelihara agar tubuh tetap bugar sehingga usia maksimal

tercapai, dan bagaimana mengusahakan agar tetap tampil cantik dan menarik di

usia senja (Susanto, A.B. dan R.Masri Sareb Putra, 2010:231).

Proses penuaan dimulai dengan menurunnya bahkan terhentinya fungsi

berbagai organ tubuh. Akibat penurunan fungsi itu, muncul berbagai tanda dan

gelaja proses penuaan (Pangkahila, 2007:24).

Penyebab penuaan ini terdiri dari 2 faktor, yaitu :

a. Faktor internal

Merupakan proses alamiah yang tidak mungkin dihindari setiap manusia.

Hal ini juga dapat dipicu oleh stres dan perubahan hormonal. Faktor internal ini

tidak dapat dihindari, namun dapat dikurangi efeknya. Misalnya dengan

perawatan wajah yang tepat dan lembut, mengurangi stres, dan mencoba hidup

santai (Basuki, Kinkin.S., 2001:17).

b. Faktor eksternal

1) Radikal bebas

Page 24: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mayana Aisyahni_10060307049_skr_2012... · Serbuk simplisia daun gambir dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% selama

7

Cegah efek radikal bebas/oksidan dengan mengatur pola makan yaitu diet

yang mengandung protein tinggi serta mengkonsumsi antioksidan seperti

vitamin dan mineral.

2) Sinar matahari

Untuk menghindari pengaruh buruk dari sinar matahari, hindari saat

matahari memancarkan sinar ultraviolet di titik kulminasi.

3) Kelembaban udara

Kelembaban udara yang tinggi dan tidak stabil seperti di alam tropis ini

dapat menjadi penyebab penuaan dini, jika kulit tidak dilindungi dengan

baik.

4) Merokok dan minuman keras merupakan bagian gaya hidup tidak sehat.

Selain itu pola makan yang tidak seimbang dan kurangnya olah raga dapat

menjadi salah satu sebab penuaan dini (Basuki, Kinkin.S., 2001:18).

1.3. Antioksidan

Dalam pengertian kimia, senyawa antioksidan adalah senyawa pemberi

elektron (electron donors). Secara biologis, pengertian antioksidan adalah

senyawa yang mampu menangkal atau meredam dampak negatif oksidan dalam

tubuh. Antioksidan bekerja dengan cara mendonorkan satu elektronnya kepada

senyawa yang bersifat oksidan sehingga aktivitas senyawa oksidan tersebut bisa

dihambat.

Keseimbangan oksidan dan antioksidan sangat penting karena berkaitan

dengan berfungsinya sistem imunitas tubuh. Kondisi ini terutama untuk menjaga

Page 25: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mayana Aisyahni_10060307049_skr_2012... · Serbuk simplisia daun gambir dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% selama

8

integritas dan berfungsinya membran lipid, protein sel, dan asam nukleat, serta

mengontrol tranduksi signal dan ekspresi gen dalam sel imun. Komponen terbesar

yang menyusun membran sel adalah senyawa asam lemak tak jenuh, yang

diketahui sangat sensitif terhadap perubahan keseimbangan oksidan-antioksidan

(Winarsi, 2007:77). Jenis-jenis antioksidan adalah:

a. Antioksidan yang diproduksi tubuh

Untuk menangkal agen pengganggu kesehatan, tubuh membuat

antioksidan sendiri (dikenal sebagai antioksidan tubuh) yang langsung

menetralkan pengganggu dari luar. Jenis antioksidan ini misalnya glutation,

koenzim Q10 dan melatonin.

b. Enzim antioksidan

Enzim antioksidan berfungsi sebagai pelindung tubuh dari kerusakan

jaringan akibat radikal bebas. Ada tiga jenis enzim antioksidan yang bekerja sama

dalam beberapa langkah untuk menetralkan radikal bebas yang berbeda-beda,

yaitu superoksida dismutase, katalase, dan glutation peroksidase. Untuk bisa

berfungsi melakukan tugasnya, enzim-enzim tersebut membutuhkan trace mineral

tertentu. Superoksida dismutase membutuhkan mangan, tembaga, dan seng.

Katalase membutuhkan besi, dan seng. Dan glutation peroksidase membutuhkan

selenium.

c. Mineral antioksidan

Mineral antioksidan adalah trace element yang berfungsi mengaktifkan

enzim antioksidan tertentu, sehingga seringkali diklasifikasikan sebagai

antioksidan, yaitu selenium, seng, tembaga, besi, dan mangan.

Page 26: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mayana Aisyahni_10060307049_skr_2012... · Serbuk simplisia daun gambir dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% selama

9

d. Vitamin antioksidan

Vitamin antioksidan yang berfungsi sebagai antioksidan, misalnya vitamin

A, C, dan E.

e. Flavonoid, karotenoid, dan xantofil

Antioksidan yang ditemukan sebagai pigmen pada bunga, buah, dan daun,

misalnya likopen, kuersetin, karoten, dan limonene.

f. Antioksidan kelompok lain

Berbagai senyawa yang berfungsi sebagai antioksidan, misalnya

thiocyanat, dan indole-3-carbinol (Vitahealth:130).

1.4. Virgin Coconut Oil (VCO)

Minyak kelapa murni (Virgin Coconut Oil atau VCO) merupakan produk

olahan asli Indonesia yang mulai banyak digunakan untuk meningkatkan

kesehatan masyarakat. VCO mengandung 92 % asam lemak jenuh yang terdiri

dari 48-53 % asam laurat (C12); 1,5–2,5 % asam oleat; asam lemak lainnya

seperti 8 % asam kaprilat (C8) dan 7% asam kaprat (C10) (Syah, 2005:104).

1.4.1. VCO sebagai pembawa

Pembawa (carrier oil) merupakan salah satu komponen terbesar dan

sangat berpengaruh dalam pembuatan krim. Minyak pembawa berasal dari

minyak nabati maupun minyak mineral. Semua minyak nabati dapat digunakan

sebagai pembawa, sedangkan minyak mineral tidak dianjurkan penggunaannya

karena memiliki bobot molekul besar yang dapat menghambat penyerapan minyak

esensial di kulit. Minyak nabati dapat diekstrak dari biji atau bagian lain dari suatu

Page 27: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mayana Aisyahni_10060307049_skr_2012... · Serbuk simplisia daun gambir dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% selama

10

tumbuhan dengan tingkat kekentalan dan kejenuhan yang bervariasi (Priamdiati,

2002).

Salah satu minyak nabati yang berpotensial digunakan sebagai pembawa

adalah virgin coconut oil (VCO). VCO merupakan minyak nabati yang diperoleh

tanpa melalui proses pemanasan tinggi maupun penambahan bahan kimia (Soraya,

2006:2). Kandungan asam lemak (terutama asam laurat dan oleat) dalam VCO,

memiliki sifat yang melembutkan kulit serta ketersediaan VCO yang melimpah di

Indonesia membuatnya berpotensi untuk dikembangkan sebagai bahan pembawa

sediaan obat, diantaranya sebagai peningkat penetrasi (Agero and Verallo-Rowell,

2004:116).

Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam pembuatan VCO yang

berkualitas baik antara lain adalah :

1) Terbuat dari buah kelapa segar dengan varietas asli, bukan kelapa hidrida

2) Tanpa penyulingan atau destilasi

3) Tanpa pemutih, penghilang bau, dan hidrogenasi

4) Tidak menggunakan bahan tambahan kimia atau sintesis

5) Bebas dari mikroorganisme

6) Kadar air 0,1%

7) Pemanasan kurang dari 600C (Soraya, 2006:2)

1.4.2. Manfaat VCO

Di bidang industri kosmetik, VCO umumnya digunakan untuk membuat

sabun (sebagai pelembab) dan sampo (mengurangi ketombe). Selain itu banyak

Page 28: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mayana Aisyahni_10060307049_skr_2012... · Serbuk simplisia daun gambir dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% selama

11

digunakan sebagai minyak pijat (massage oil), aromaterapi, dan minyak pembawa

(carrier oil). Beberapa manfaat VCO bagi kecantikan kulit antara lain adalah :

1) Membantu mengurangi pigmentasi yang disebabkan radikal bebas melalui

vitamin E (mikronutrien utama VCO) yang berkhasiat sebagai antioksidan.

2) Melembabkan dan mencerahkan kulit dengan cara menghilangkan sel-sel

kulit mati di permukaan kulit.

3) Melindungi kulit dari radiasi sinar ultraviolet serta mengurangi resiko

kanker kulit. (Soraya, 2006:23)

1.5. Ekstraksi

Proses untuk mendapatkan ekstrak disebut ekstraksi, yaitu penyarian zat

berkhasiat atau zat aktif dari bagian tanaman obat, hewan dan beberapa jenis ikan

termasuk biota laut (Ditjen POM, 1986). Ektraksi adalah pemisahan suatu zat dari

campurannya dengan pembagian sebuah zat terlarut antara dua pelarut yang tidak

dapat tercampur untuk mengambil zat terlarut tersebut dari satu pelarut ke pelarut

lain (Sujdadi, 1988).

Tujuan ekstraksi adalah untuk menarik komponen kimia dari tanaman.

Proses ekstraksi ini berdasarkan pada kemampuan pelarut organik untuk

menembus dinding sel dan masuk dalam rongga sel yang mengandung zat aktif

(Ditjen POM, 1986).

Page 29: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mayana Aisyahni_10060307049_skr_2012... · Serbuk simplisia daun gambir dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% selama

12

1.5.1. Jenis-jenis ekstraksi

Proses ekstraksi dapat dilakukan secara panas dan secara dingin. Ekstraksi

secara panas yaitu dengan metode refluks, soxhletasi, dan destilasi uap air,

sedangkan ekstraksi dingin yaitu dengan maserasi dan perkolasi (Sudjadi, 1988).

a. Ekstraksi secara panas

1) Metode refluks

Keuntungan dari metode ini adalah digunakan untuk mengekstraksi

sampel-sampel yang mempunyai tekstur kasar dan tahan pemanasan

langsung.. Kerugiannya adalah membutuhkan volume total pelarut yang

besar dan sejumlah manipulasi dari operator (Sudjadi, 1986).

2) Soxhletasi

Soxhletasi merupakan penyarian simplisia secara berkesinambungan,

cairan penyari dipanaskan sehingga menguap, uap cairan penyari

terkondensasi menjadi molekul-molekul air oleh pendingin balik dan turun

menyari simplisia dalam klongsong dan selanjutnya masuk kembali ke

dalam labu alas bulat setelah melewati pipa sifon (Sudjadi, 1986).

3) Metode destilasi uap

Destilasi uap adalah metode yang popular untuk ekstraksi minyak-minyak

menguap (esensial) dari sampel tanaman. Metode destilasi uap air

diperuntukkan untuk menyari simplisia yang mengandung minyak

menguap atau mengandung komponen kimia yang mempunyai titik didih

tinggi pada tekanan udara normal (Sudjadi, 1986).

b. Ekstraksi secara dingin

Page 30: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mayana Aisyahni_10060307049_skr_2012... · Serbuk simplisia daun gambir dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% selama

13

1) Maserasi

Maserasi merupakan proses paling tepat untuk simplisia yang sudah halus

dan memungkinkan direndam sampai meresap dan melunakkan susunan

sel, sehingga zat-zat yang mudah larut akan larut. Dalam proses ini

dilakukan dalam bejana bermulut lebar, kemudian serbuk ditempatkan lalu

ditambah pelarut dan ditutup rapat, isinya dikocok berulang-ulang

kemudian disaring. Proses ini dilakukan pada temperatur 15-200C selama

tiga hari (Ansel, 1989:607).

2) Perkolasi

Perkolasi adalah proses penyarian dengan mengalirkan penyari melalui

serbuk simplisia yang telah dibasahi dengan melewatkan perlahan-lahan

melalui suatu kolom. Simplisia dimasukkan dalam alat ekstraksi khusus

yang disebut perkolator (Ansel, 1989:608).

1.6. Krim

Krim adalah bentuk sediaan setengah padat, berupa emulsi mengandung

air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar (Ditjen POM,

1979:8). Sediaan krim memiliki beberapa kelebihan, diantaranya yaitu mudah

menyebar rata, praktis, lebih mudah dibersihkan atau dicuci dengan air (tipe m/a)

dan cara kerja langsung pada jaringan setempat. Dalam sediaan krim diperlukan

zat tambahan sebagai peningkat penetrasi. Zat tambahan ini dimaksudkan untuk

meningkatkan jumlah zat yang terpenetrasi agar dapat digunakan untuk tujuan

pengobatan sistemik lewat kulit.

Page 31: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mayana Aisyahni_10060307049_skr_2012... · Serbuk simplisia daun gambir dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% selama

14

Ada dua tipe krim, krim tipe minyak dalam air (M/A) dan tipe air dalam

minyak (A/M). Krim tipe M/A (vanishing cream) mudah dicuci dengan air, jika

digunakan pada kulit, maka akan terjadi penguapan dan peningkatan konsentrasi

dari suatu obat yang larut dalam air sehingga mendorong penyerapannya ke dalam

jaringan kulit. Tetapi pada umumnya orang lebih menyukai tipe A/M, karena

penyebarannya lebih baik, walaupun sedikit berminyak tetapi penguapan airnya

dapat mengurangi rasa panas di kulit (Syamsuni, 2006:102). Krim yang baik harus

memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1) Mudah dioleskan dan merata pada kulit

2) Mudah dicuci bersih dari daerah lekatan

3) Tidak menodai pakaian

4) Tidak berbau tengik

5) Bebas dari partikel keras dan tajam

6) Tidak mengiritasi kulit

7) Tempat penyimpanannya harus sesuai dengan sifat krim yang dibuat

(Harry, R.G., 1973:103).

1.6.1. Faktor-faktor yang mempengaruhi sediaan krim

Sediaan krim dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

1) Fungsi

Krim yang termasuk dalam kelompok yang dipengaruhi oleh fungsi dibuat

berdasarkan tempat pemakaiannya. Contohnya: krim tangan dan tubuh,

krim malam dank rim urut, krim pembersih, krim dasar dank rim

penghapus noda, krim dingin dank rim serbaguna.

Page 32: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mayana Aisyahni_10060307049_skr_2012... · Serbuk simplisia daun gambir dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% selama

15

2) Penampilan fisik

Krim tidak hanya diklasifikasikan dari bentuk cair atau padatnya saja,

tetapi juga dideskripsikan dari lembutnya, kekuatannya, tebal tipis krim

tersebut.

3) Tipe emulsi

Setiap krim dapat dibuat dalam bentuk tipe minyak dalam air atau air

dalam minyak.

4) pH krim

Bila krim tersebut termasuk tipe minyak dalam air maka pH krim tersebut

harus meliputi pH seluruh sediaan. Jika tipe air dalam minyak maka krim

tersebut harus terdispersi dalam 50% etanol encer (Harry, R.G., 1973:105).

1.6.2. Formula sediaan krim

Formula umum sediaan krim yaitu sebagai berikut:

a. Zat berkhasiat

Sifat fisika dan kimia dari bahan atau zat berkhasiat dapat menentukan

cara pembuatan dan tipe krim yang dapat dibuat, apakah krim tipe minyak dalam

air atau tipe air dalam minyak (Prima, 2009).

b. Bahan dasar

Krim merupakan suatu emulsi minyak dalam air atau air dalam minyak,

bahan dasarnya adalah minyak dan air. Fasa minyak yang dapat digunakan adalah

beraneka ragam lemak, baik yang berasal dari alam maupun lemak sintetik

(Lachman, 1994).

c. Bahan tambahan

Page 33: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mayana Aisyahni_10060307049_skr_2012... · Serbuk simplisia daun gambir dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% selama

16

Untuk mendapatkan formula krim yang lebih baik biasanya ditambahkan

beberapa bahan tambahan dengan maksud tertentu. Bahan-bahan yang sering

digunakan adalah:

1) Zat pengemulsi

Digunakan untuk menstabilkan emulsi. Pemilihan zat pengemulsi harus

disesuaikan dengan tipe dan sifat krim yang dikehendaki. Umumnya

dibedakan dengan golongan zat pengemulsi, yaitu: surfaktan, koloid

hidrofilik dan zat padat yang terbagi halus.

a) Surfaktan (zat aktif permukaan) adalah zat yang mampu mengurangi

tegangan antar muka. Pemilihan surfaktan didasari atas tipe dan sifat krim yang

dikehendaki. Misalnya: trietanolamin stearat dan lemak bulu domba.

b) Koloid hidrofilik adalah polimer yang peka terhadap air dapat

mengembang atau larut dalam air. Pada umumnya cenderung membentuk emulsi

tipe minyak dalam air. Kegunaannya sebagai pembantu zat pengemulsi, zat

pengental dan sebagai penstabil emulsi. Misalnya gelatin, gom, tragakan.

c) Zat pendispersi adalah zat-zat yang dapat diabsorpsi pada batas antar

muka dua fase yang tidak dapat bercampur dengan membentuk suatu lapisan

partikel disekitar partikel terdispersi. Sebagai contoh zat pendispersi adalah

veegum, bentonit, karbon hitam (Lachman, 1994).

2) Zat pengawet

Zat pengawet berguna untuk mencegah pertumbuhan berbagai

mikroorganisme. Karena krim umumnya mengandung protein maka akan

menunjang pertumbuhan mikroorganisme. Oleh karena itu perlu

Page 34: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mayana Aisyahni_10060307049_skr_2012... · Serbuk simplisia daun gambir dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% selama

17

ditambahkan ke dalam formulanya suatu pengawet seperti metal para

hidroksi benzoat (0,12 – 0,18%), propil para hidroksi benzoat (0,002 -

0,05%) (Lachman, 1994).

3) Antioksidan

Beberapa senyawa organik dan lemak yang teremulsi pada umumnya

mudah mengalami reaksi oksidasi bila dibiarkan dalam udara terbuka.

Pada reaksi otooksidasi minyak-minyak tidak jenuh seperti minyak nabati

dapat mengalami ketengikan sedangkan minyak-minyak mineral dan

hidrokarbon jenuh dapat mengalami degradasi oksidatif (pemecahan

rantai) reaksi ini dapat dihambat dengan penambahan antioksidan seperti

butil hidroksi anisol/BHA (0,1%) dan butil hidroksi toluene/BHT (0,1%)

yang umum disediakan dalam sediaan kosmetika (Lachman, 1994).

4) Pendapar

Pendapar dimaksudkan untuk mempertahankan pH sediaan untuk menjaga

stabilitas sediaan. pH dipilih berdasarkan stabilitas bahan aktif. Pemilihan

pendapar harus diperhitungkan ketercampurannya dengan bahan lainnya

yang terdapat dalam sediaan, terutama pH efektif untuk pengawet.

Perubahan pH sediaan dapat terjadi karena perubahan kimia zat aktif atau

zat tambahan dalam sediaan pada penyimpanan karena mungkin pengaruh

pembawa atau lingkungan. Kontaminasi logam pada proses produksi atau

wadah (tube) seringkali merupakan katalisator bagi pertumbuhan kimia

dari bahan sediaan (Prima, 2009).

Page 35: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mayana Aisyahni_10060307049_skr_2012... · Serbuk simplisia daun gambir dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% selama

18

5) Pelembab

Pelembab atau humektan ditambahkan dalam sediaan topikal dimaksudkan

untuk meningkatkan hidrasi kulit. Hidrasi pada kulit menyebabkan

jaringan menjadi lunak, mengembang dan tidak berkeriput sehingga

penetrasi zat akan lebih efektif. Contoh zat tambahan ini adalah: gliserol,

PEG, sorbitol (Prima, 2009).

6) Peningkat Penetrasi

Zat tambahan ini dimaksudkan untuk meningkatkan jumlah zat yang

terpenetrasi agar dapat digunakan untuk tujuan pengobatan sistemik lewat

dermal (kulit). Syarat-syarat:

a) Tidak mempunyai efek farmakologi.

b) Tidak menyebabkan iritasi alergi atau toksik.

c) Bekerja secara cepat dengan efek terduga.

d) Dapat dihilangkan dari kulit secara normal.

e) Tidak mempengaruhi cairan tubuh, elektrolit dan zat endogen lainnya.

f) Dapat bercampur secara fisika dan kimia dengan banyak zat.

g) Dapat berfungsi sebagai pelarut obat dengan baik.

h) Dapat menyebar pada kulit (Prima, 2009).

7) Zat pewangi dan pewarna

Penambahan zat pewangi dan zat pewarna bertujuan untuk meningkatkan

daya tarik dan penampilan yang lebih baik dari suatu krim (Lachman,

1994).

Page 36: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mayana Aisyahni_10060307049_skr_2012... · Serbuk simplisia daun gambir dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% selama

19

Dalam pebuatan sediaan dermatologi bentuk setengah padat, ternyata

pemilihan bahan dasar yang tepat adalah sangat penting karena jenis bahan dasar

sediaan sangat mempengaruhi efek terapi dari duatu obat disamping faktor-faktor

seperti konsentrasi obat, penetrasi obat ke dalam kulit, lama pengobatan, keadaan

kulit, dll (Lachman, 1994).

1.7. Kulit

Kulit adalah suatu organ dengan struktur yang cukup kompleks dan

memiliki berbagai fungsi yang vital. Kulit menutupi dan melindungi permukaan

tubuh, dan bersambung dengan selaput lender yang melapisi rongga-rongga dan

lubang-lubang masuk (Irianto, 2004:233).

1.7.1. Fungsi kulit

Menurut Djuanda dkk (2001: 126-138), secara umum kulit mempunyai

beberapa fungsi bagi tubuh, yaitu:

1) Fungsi proteksi

Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisik, misalnya

tekanan; gesekan; tarikan; zat-zat kimia terutama yang bersifat iritan;

gangguan yang bersifat panas, misalnya radiasi, sengatan UV; gangguan

infeksi luar terutama kuman maupun jamur.

2) Fungsi absorbs

Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan benda padat, tetapi

cairan yang mudah menguap lebih mudah diserap, begitu pun yang larut

lemak.

Page 37: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mayana Aisyahni_10060307049_skr_2012... · Serbuk simplisia daun gambir dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% selama

20

3) Fungsi ekskresi

Kelenjar-kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna atau sisa

metabolisme dalam tubuh berupa NaCl, urea, asam urat dan ammonia.

4) Fungsi persepsi

Kulit mengandung ujung-ujung syaraf sensorik di dermis dan subkutis.

Terhadap rangsangan panas diperankan oleh badan-badan ruffini di dermis

dan subkutis. Dingin oleh badan krause. Rabaan oleh taktil meissner.

Tekanan oleh badan vates paccini.

5) Fungsi pengaturan suhu tubuh

Kulit melakukan peranan ini dengan cara mengeluarkan keringat dan

mengerutkan (otot berkontraksi) pembuluh darah kulit.

6) Fungsi pembentukan pigmen

Sel pembentuk pigmen (melanosit) terletak di lapisan basal dan sel ini

berasal dari rigi syaraf.

7) Fungsi keratinisasi

Lapisan epidermis dewasa mempunyai 3 jenis sel utama yaitu keratinosit,

sel langerhans dan melanosit.

8) Fungsi pembentukan vitamin D

Dengan mengubah 7 hidroksi kolesterol dengan bantuan sinar matahari

1.7.2. Anatomi fisiologi kulit

Kulit merupakan organ tubuh yang memiliki luas paling besar, yaitu kira-

kira 1,9 m2 pada orang dewasa (Irianto, 2004:233).

Page 38: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mayana Aisyahni_10060307049_skr_2012... · Serbuk simplisia daun gambir dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% selama

21

Gambar I.2 Anatomi Kulit Manusia (Agung, 2010)

Pembagian kulit secara garis besar tersusun atas 3 lapisan, yaitu:

a. Epidermis atau kutikula

Epidermis adalah bagian terluar kulit. Bagian ini tersusun dari jaringan

epitel skuamosa bertingkat yang mengalami keratinisasi, jaringan ini tidak

memiliki pembuluh darah, dan sel-selnya sangat rapat (Sloane, 2003:85).

Epidermis terbagi lagi menjadi lima lapisan, yaitu :

1) Stratum basalis (germinativum) adalah lapisan tunggal sel-sel yang

melekat pada jaringan ikat dari lapisan kulit di bawahnya dermis.

2) Stratum spinosum adalah lapisan sel spina atau tanduk, disebut demikian

karena sel-sel tersebut disatukan oleh tonjolan yang menyerupai spina.

Spina adalah bagian penghubung intraselular yang disebut desmosom.

3) Stratum granusolum, terdiri dari tiga atau lima lapisan atau barisan sel

dengan granula-granula keratohialin yang merupakan perkusor pembentuk

keratin.

Page 39: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mayana Aisyahni_10060307049_skr_2012... · Serbuk simplisia daun gambir dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% selama

22

4) Stratum lusidum, adalah lapisan jernih dan tembus cahaya dari sel-sel

gepeng tidak bernukleus yang mati atau hampir mati dengan ketebalan

empat sampai tujuh lapisan sel.

5) Stratum korneum, adalah lapisan epidermis teratas yang terdiri dari 25

sampai 30 lapisan sisik tidak hidup yang sangat terkeratinisasi dan

semakin gepeng saat mendekati permukaan kulit (Sloane, 2003:86).

b. Dermis

Dermis adalah lapisan jaringan ikat yang terletak di bawah epidermis, dan

merupakan bagian terbesar dari kulit (Graham-Brown, 2005). Dermis tersusun

atas jaringan fibrus dan jaringan ikat yang elastis (Irianto, 2004:235).

c. Lapisan subkutan atau hypodermis

Lapisan subkutan mengikat kulit secara longgar dengan organ-organ yang

terdapat di bawahnya. Lapisan ini mengandung jumlah sel lemak yang beragam,

bergantung pada area tubuh dan nutrisi individu, serta berisi banyak pembuluh

darah dan ujung saraf (Sloane, 2003:86).

1.7.3. Permeasi kulit

Tujuan dari penggunaan sediaan farmasi secara topikal pada umumnya

dilakukan untuk menghasilkan efek terapeutik pada kulit di jaringan epidermis

dan dermis, sedangkan obat topikal emolien dan antibakteri hanya bekerja di

permukaan kulit saja. Maka dari itu, pemasukkan atau penembusan zat aktif dari

luar kedalam jaringan kulit perlu diperhatikan dalam mencapai tujuan terapi.

Membran yang membatasi permeasi kulit ini disebut stratum korneum yang lebih

tidak tembus oleh zat larut air dibandingkan zat larut lemak. Permeasi kulit

Page 40: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mayana Aisyahni_10060307049_skr_2012... · Serbuk simplisia daun gambir dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% selama

23

diawali dengan pelepasan zat aktif dari pembawa dan diabsorpsi di atas

permukaan stratum korneum lalu molekul zat aktif berdifusi ke dalam lapisan di

bawahnya (Lachman, 1994).

Permeasi kulit optimum dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu

konsentrasi zat aktif, kondisi ph, sifat kelarutan, kondisi kulit, zat pembawa, dan

kelembaban yang dikandung oleh kulit (Lachman, 1994).

1.7.4. Jenis kulit wajah

Ada 4 jenis kulit wajah, yakni kulit kering, berminyak, normal dan

kombinasi:

1) Kulit kering

Pada jenis kulit kering, kelenjar sebasea dan keringat hanya dalam jumlah

sedikit. Jenis kulit kering mempunyai ciri-ciri penampakan kulit terlihat

kusam.

2) Kulit berminyak

Pada jenis kulit berminyak, kelenjar sebasea dan keringat terdapat dalam

jumlah banyak. Jenis kulit berminyak mempunyai ciri kulit wajah mudah

berjerawat.

3) Kulit normal

Pada jenis kulit normal, jumlah sebasea dan keringat tidak terlalu banyak

karena tersebar secara merata. Ciri jenis kulit normal: kulit tampak lembut,

cerah dan jarang mengalami masalah.

Page 41: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mayana Aisyahni_10060307049_skr_2012... · Serbuk simplisia daun gambir dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% selama

24

4) Kulit kombinasi

Pada jenis kulit kombinasi, penyebaran kelenjar sebasea dan keringat tidak

merata. Jenis kulit kombinasi mempunyai ciri kulit dahi, hidung dan dagu

tampak mengkilap, berjerawat, tetapi kulit dibagian pipi tampak lembut

(Dwikarya, 2003:1-3).

Page 42: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mayana Aisyahni_10060307049_skr_2012... · Serbuk simplisia daun gambir dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% selama

25

BAB II

METODOLOGI PENELITIAN

Pada penelitian ini dibuat sediaan krim wajah dari ekstrak daun gambir

(Uncaria Gambir Roxb) dengan menggunakan Virgin Coconut Oil (VCO) sebagai

pembawa minyak. Penelitian yang dilakukan melalui beberapa tahap kerja yang

meliputi sortasi basah, pencucian, perajangan, pengeringan, sortasi kering, dan

penggilingan hingga diperoleh serbuk kering. Selanjutnya dilakukan penapisan

fitokimia untuk mengetahui senyawa yang terkandung dalam simplisia. Simplisia

kemudian diekstrak dengan pelarut etanol 95% dengan cara maserasi, kemudian

dipekatkan dengan rotary evaporator dan diuapkan dengan penangas air hingga

didapat ekstrak kental.

Pembuatan sediaan krim dibuat dengan menggunakan surfaktan natrium

lauril sulfat dan setostrearil alkohol serta peningkat viskositas yaitu setil alkohol

dengan berbagai konsentrasi. Metode pengumpulan data pada penelitian ini

diperoleh melalui evaluasi organoleptis, homogenitas, penentuan viskositas, pH

sediaan, stabilitas krim, penentuan tipe emulsi, dan uji iritasi.

Page 43: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mayana Aisyahni_10060307049_skr_2012... · Serbuk simplisia daun gambir dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% selama

26

BAB III

BAHAN, ALAT, DAN HEWAN PERCOBAAN

3.1. Bahan

Ekstrak dari daun gambir, virgin coconut oil (VCO), natrium lauril sulfat,

propilen glikol, metil paraben, propil paraben, air suling, setostearil alkohol, setil

alkohol, dan butil hidroksitoluen.

3.2. Alat

Timbangan elektronik, viskometer (Brookfield RVT), termometer, ultra

turrax (IKA T25 Digital), kaca objek, pH meter Beckham, batang pengaduk, pipet

tetes, gelas piala, gelas ukur, labu ukur, matkam, cawan penguap, penangas air,

rotary evaporator, oven, maserator, kapas, kertas saring, lemari pendingin, krus,

tanur, sentrifugase (Centrifuge PLC Series).

3.3. Hewan Percobaan

Kelinci jantan galur New Zealand

Page 44: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mayana Aisyahni_10060307049_skr_2012... · Serbuk simplisia daun gambir dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% selama

27

BAB IV

PROSEDUR PENELITIAN

4.1. Pengumpulan Bahan dan Determinasi Tanaman

Bahan berupa daun gambir (Uncaria gambir Roxb) diperoleh dari

perkebunan Badan Penelitian Rimpang Obat (BALITRO), Bogor. Determinasi

tanaman dilakukan di Herbarium Bandungense Sekolah Ilmu dan Teknologi

Hayati Institut Teknologi Bandung.

4.2. Penetapan Kadar Air dan Kadar Abu

4.2.1. Kadar air

Penetapan kadar air dilakukan dengan metode Azeotroph, tahapannya

adalah sebagai berikut :

Tabung penampung dan kondensor dibilas dengan air, kemudian

dikeringkan dalam oven dan dimasukkan 200-300 ml toluen yang telah

dijenuhkan dengan aquadestilata ke dalam labu destilasi tersebut. Sejumlah

simplisia dimasukkan ke dalam labu bundar. Labu perlahan-lahan dididihkan

selama lebih kurang 15 menit. Serpihan porslen ditambahkan, setelah mendidih,

suling dengan kecepatan 2 tetes/detik hingga sebagian besar air tersuling

kemudian kecepatan penyulingan dinaikkan menjadi 4 tetes/detik. Setelah semua

air tersuling, dibilas bagian dalam kondensor dengan toluen, selanjutnya

dilanjutkan penyulingan selama 5 menit, kemudian pemanasan dihentikan.

Tabung penerima didinginkan sampai suhu kamar. Tetesan air yang menempel

Page 45: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mayana Aisyahni_10060307049_skr_2012... · Serbuk simplisia daun gambir dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% selama

28

pada dinding tabung penerima dihilangkan. Air dan toluen dibiarkan memisah

dalam tabung penerima, mengamati volume air dalam tabung penerima dan

menghitung kadar air dalam persen (Anonim, 2000).

Kadar air %= mL x Bj air (g/mL)Berat bahan awal (g)

x 100% (1)

4.2.2. Kadar abu total

Cawan platina ditimbang dengan teliti, kemudian serbuk daun gambir yang

telah ditimbang dengan seksama seberat kurang lebih 2 gram dimasukkan ke

dalam krus dan ditimbang kembali. Cawan platina tersebut kemudian dipijar pada

oven (tanur pemanas) pada suhu 6000C hingga diperoleh isi berupa abu putih

dengan berat yang konstan.

Kadar abu total = ୱ୧ୱୟ ୮ୣ୬ୟୠ୳ୟ୬ ୠୣ୰ୟ୲ ୟ୵ୟ୪ ୱ୧୫୮୪୧ୱ୧ୟ

x 100% (2)

4.3. Penapisan Fitokimia

4.3.1. Uji alkaloid

Simplisia ditempatkan pada tabung reaksi lalu diasamkan dengan asam

klorida 2N, lalu disaring. Filtrat dibasakan dengan larutan amonia 10%, kemudian

ditambahkan kloroform dan dikocok kuat-kuat. Lapisan kloroform disaring,

kemudian ditambahkan asam klorida 2N lalu dikocok kuat-kuat sampai terdapat

dua lapisan kembali. Lapisan asam dipipet dan dibagi kedalam tiga tabung, pada

tabung 1 ditambahkan pereaksi Mayer apabila timbul endapan putih atau

kekeruhan menandakan positif alkaloid, pada tabung 2 ditambahkan pereaksi

Dragendorff apabila timbul endapan jingga-kuning atau kekeruhan menandakan

positif alkaloid, dan tabung 3 digunakan sebagai blangko.

Page 46: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mayana Aisyahni_10060307049_skr_2012... · Serbuk simplisia daun gambir dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% selama

29

4.3.2. Uji flavonoid

Simplisia ditempatkan pada tabung reaksi lalu ditambahkan air 5-10 ml,

kemudian dicampur dengan serbuk magnesium dan asam klorida 2N, pasif larutan

dicampur dan dipanaskan diatas penangas air selama 5-10 menit kemudian

disaring. Filtrat yang didapat ditambahkan amil alkohol lalu dikocok kuat-kuat.

Apabila timbul warna merah, kuning, jingga pada lapisan amil alkohol

menandakan positif flavonoid.

4.3.3. Uji saponin

Simplisia ditempatkan pada tabung reaksi lalu ditambahkan air 5-10 ml,

kemudian dipanaskan diatas penangas air selama 30 menit, lalu disaring. Filtrat

dibiarkan sampai dingin, lalu dikocok kuat-kuat selama 10 detik dengan arah

vertikal. Apabila muncul busa setinggi ± 1 cm yang bertahan selama 10 menit dan

busa tersebut masih bertahan (tidak hilang) setelah ditambahkan beberapa tetes

asam klorida maka menandakan positif saponin.

4.3.4. Uji fenol

Ke dalam 5 mL larutan ditambahkan beberapa tetes besi (III) klorida.

Terbentuknya warna hijau, biru kehitaman menunjukkan adanya senyawa fenol.

4.3.5. Uji tanin

Simplisia ditempatkan pada tabung reaksi lalu ditambahkan air 5-10 ml,

kemudian dipanaskan diatas penangas air lalu disaring. Kepada filtrat

ditambahkan larutan gelatin 1%. Apabila muncul endapan putih menandakan

positif tanin.

Page 47: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mayana Aisyahni_10060307049_skr_2012... · Serbuk simplisia daun gambir dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% selama

30

4.3.6. Uji kuinon

Simplisia ditempatkan dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan air 5-

10 ml, kemudian dipanaskan diatas penangas air lalu disaring. Kepada filtrat

ditambahkan larutan kalium hidroksida 5%. Apabila timbul warna kuning hingga

merah menandakan positif kuinon.

4.3.7. Uji steroid dan triterpenoid

Simplisia ditambahkan eter kemudian digerus dan disaring hingga halus.

Filtrat ditempatkan dalam cawan penguap dan dibiarkan menguap sampai kering,

lalu ditambahkan larutan pereaksi Liebermann Burchard. Apabila timbul warna

merah-ungu menandakan positif triterpenoid, sedangkan apabila timbul warna

hijau-biru menunjukkan positif steroid.

4.4. Ekstraksi

Sampel yang telah dikeringkan dan dihaluskan kemudian direndam dalam

pelarut etanol 95% dan dikocok. Sampel tersebut direndam selama 1x24 jam

menggunakan etanol 95%. Perlakuan ini diulang hingga 3 kali. Setelah 3 kali,

filtrat yang didapat kemudian diuapkan dengan rotary evaporator tekanan rendah

pada suhu 35-400C sehingga didapat ekstrak kental etanol. Kemudian diuapkan

dengan penangas air hingga didapat ekstrak kering.

Rendemen ekstrak kering dihitung dengan rumus:

Rendemen = ୠୣ୰ୟ୲ ୣ୩ୱ୲୰ୟ୩ ୩ୣ୬୲ୟ୪ୠୣ୰ୟ୲ ୱ୧୫୮୪୧ୱ୧ୟ

x 100% (3)

Page 48: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mayana Aisyahni_10060307049_skr_2012... · Serbuk simplisia daun gambir dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% selama

31

4.5. Pembuatan Sediaan Krim

Setostearil alkohol, setil alkohol, dan BHT dicampurkan ke dalam fasa

minyak (VCO), kemudian dipanaskan di atas penangas air hingga suhu 600C.

Kemudian ekstrak daun gambir, natrium lauril sulfat, propilen glikol, metil

paraben, dan propil paraben ditambahkan ke dalam fasa air dipanaskan hingga

suhu 600C di atas penangas air. Dua fasa yang telah dipanaskan kemudian

dicampurkan dalam matkan kemudian diaduk menggunakan ultra turax dengan

kecepatan 9000 rpm sampai terbentuk massa krim yang homogen.

4.6. Evaluasi Sediaan Krim

Evaluasi krim meliputi organoleptis, homogenitas, penentuan viskositas,

pH sediaan, stabilitas krim, penentuan tipe emulsi, dan uji iritasi.

4.6.1. Organoleptis

Pengamatan organoleptis yang dilakukan terhadap krim dengan

mengamati perubahan bentuk, warna, dan bau pada sediaan yang baru dibuat dan

setelah disimpan selama 7, 14, 21, dan 28 hari.

4.6.2. Homogenitas

Evaluasi homogenitas dilakukan dengan cara mengoleskan tipis-tipis

sediaan krim yang dibuat pada kaca objek kemudian diamati homogenitas sediaan.

4.6.3. Penentuan viskositas

Penentuan viskositas sediaan krim dilakukan dengan menggunakan alat

viskometer Brookfield RVT dengan spindle yang sesuai. Spindle dimasukkan

Page 49: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mayana Aisyahni_10060307049_skr_2012... · Serbuk simplisia daun gambir dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% selama

32

dalam sediaan sampai batasnya terendam. Pengukuran dilakukan pada sediaan

yang baru dibuat dan yang telah disimpan selama 7, 14, 21, dan 28 hari.

4.6.4. Pengukuran pH sediaan

Sediaan diukur pHnya menggunakan pH meter Beckham. Ditimbang

seksama sejumlah tertentu krim dimasukkan dalam gelas beker ditambahkan 30ml

akuades sedikit demi sedikit, diaduk sampai larut, diukur pH-nya dengan pH

meter yaitu dengan mencelupkan anoda dan katoda kedalam larutan tersebut

kemudian dilihat pada LCD display sampai tanda “drift” pada layar hilang dan

dicatat hasilnya. Pengukuran dilakukan pada sediaan yang baru dibuat dan yang

telah disimpan selama 7, 14, 21, dan 28 hari.

4.6.5. Stabilitas krim

1) Uji Frezee-Thaw

Sediaan dimasukkan ke dalam vial kemudian dilakukan pada 2 kondisi yang

berbeda yaitu pada 40C selama 24 jam, lalu dipindahkan ke dalam oven

dengan suhu 400C selama 24 jam (1 siklus). Sediaan dikatakan stabil jika

selama 6-8 siklus tidak terdapat tanda-tanda pemisahan.

2) Sentrifugasi

Dilakukan kestabilan sediaan melalui pengamatan pemisahan fase dalam,

terbentuknya krim atau penggumpalan dengan menggunakan sentrifugase

selama 5 jam dengan kecepatan 3000 rpm. Sentrifugasi Becher menyatakan

bahwa sentrifugasi pada 3750 rpm dalam suatu radius sentrifugasi 10 cm

selama 5 jam setara dengan efek gravitasi selama 1 tahun.

Page 50: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mayana Aisyahni_10060307049_skr_2012... · Serbuk simplisia daun gambir dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% selama

33

3) Uji stabilitas pada suhu 400C

Sediaan dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 400C kemudian

dilakukan pengukuran pH dan viskositas sediaan.

4.6.6. Penentuan tipe emulsi

Penentuan tipe emulsi dilakukan dengan uji pengenceran. Dilakukan

dengan mengencerkan emulsi air. Jika emulsi tercampur baik dengan air, tanpa

memperlihatkan ketidakcampuran maka tipe emulsi adalah m/a. Hal ini dapat

dilakukan dengan mikroskop untuk memberikan visualisasi yang lebih baik.

4.6.7. Uji iritasi

Untuk menjamin keamanan penggunaan krim maka dilakukan uji iritasi

kulit pada kelinci galur New Zealand. Uji iritasi kulit dilakukan pada 3 ekor

kelinci Albino galur New Zealand sehat dengan bobot 2 kg. Bagian punggung

kelinci dibersihkan dari bulu dengan menggunakan tondus listrik dan veet cream.

Proses pencukuran dilakukan dengan hati-hati untuk mencegah terjadinya luka

karena kontak dengan alat cukur. Setelah proses pencukuran, kelinci diistirahatkan

selama 24 jam.

Pada masing-masing punggung kelinci, ditetapkan daerah uji dan daerah

kontrol. Pada daerah uji dibuat goresan sepanjang 2 cm dengan lanset steril yang

hanya mencakup epidermis dan tidak mencapai dermis. Pada daerah kontrol dan

daerah yang digores, dioleskan krim sebanyak 0,5 g. Masing-masing daerah yang

telah diberi krim ditutup dengan kasa steril, kertas selofan, kapas steril, dan

diplester dengan plester hypoalergik, kemudian punggung kelinci dibalut perban.

Page 51: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mayana Aisyahni_10060307049_skr_2012... · Serbuk simplisia daun gambir dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% selama

34

Evaluasi terjadinya eritema dan udem dilakukan setelah 24 jam dan 72 jam

pemberian sediaan uji (Wattimena & Siregar, 1986:104-111).

Page 52: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mayana Aisyahni_10060307049_skr_2012... · Serbuk simplisia daun gambir dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% selama

35

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Pengumpulan dan Determinasi Daun Gambir

Pada penelitian ini, daun gambir yang digunakan diperoleh dari BALITRO

kemudian dilakukan determinasi. Determinasi dilakukan untuk mengetahui

kebenaran identitas botani tumbuhan yang digunakan dalam penelitian.

Determinasi dilakukan di Herbarium Bandungense sekolah Ilmu dan Teknologi

Hayati Institut Teknologi Bandung. Hasil dari determinasi menyatakan bahwa

daun gambir adalah jenis Uncaria gambir Roxb. Hasil determinasi dapat dilihat

pada (Lampiran 1).

5.2. Penetapan Kadar Air dan Kadar Abu

Penetapan kadar air ditentukan untuk mengetahui jumlah air yang

terkandung dalam simplisia dan kadar abu ditentukan untuk mengetahui senyawa

anorganik yang terkandung.

Tabel IV.1 Hasil pengujian kadar air dan kadar abu

Nilai kadar air yang melewati batas dapat mempengaruhi pada formulasi karena

banyaknya kadar air dapat menyebabkan pertumbuhan mikroba sehingga sediaan

menjadi tidak tahan lama. Dari tabel di atas dilihat hasil dari penetapan kadar air

pada daun gambir ini yaitu 7,216%. Hasil yang didapat tidak melewati batas nilai

Hasil pengujian (%) Hasil MMI (%)Kadar air 7.216 ≤ 10Kadar abu 5.675 ≤ 10

Daun gambirUji

Page 53: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mayana Aisyahni_10060307049_skr_2012... · Serbuk simplisia daun gambir dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% selama

36

kadar air yang sesuai dengan MMI, maka nilai kadar air pada simplisia daun

gambir yang digunakan masih aman.

Pada kadar abu, kadar abu total yang diperoleh tidak boleh memiliki nilai

yang tinggi. Apabila kadar abu total tinggi, maka sediaan yang dibuat dapat

berbahaya karena kadar abu total menunjukkan jumlah logam-logam alkali dan

logam-logam tanah serta silikat yang terkandung dalam simplisia. Hasil kadar abu

total yang didapat pada pengujian adalah sebesar 5,765%, nilai tersebut masih

dalam standar simplisia yang tercantum pada MMI.

5.3. Penapisan Fitokimia

Penapisan fitokimia pada simplisia daun gambir ini dimaksudkan untuk

mengetahui senyawa-senyawa yang terkandung pada daun gambir dan

memastikan adanya kandungan senyawa yang diindikasi sebagai senyawa yang

berefek sebagai antioksidan.

Dari hasil pengujian senyawa-senyawa yang terkandung dalam daun

gambir ini didapatkan hasil positif pada senyawa alkaloid yang ditandai dengan

terbentuknya warna jingga keruh. Senyawa tanin terkandung juga dalam daun

gambir karena hasil positif dengan adanya endapan putih. Kemudian adanya

sedikit busa di atas permukaan ketika dikocok menunjukkan adanya saponin.

Senyawa fenol ditunjukkan dengan adanya warna biru kehitaman dan adanya

warna merah merupakan tanda dari positif senyawa kuinon. Steroid dan

triterpenoid pun terkandung dalam daun gambir ditunjukkan dengan adanya warna

hijau kebiruan. Dan senyawa yang merupakan senyawa yang memiliki

Page 54: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mayana Aisyahni_10060307049_skr_2012... · Serbuk simplisia daun gambir dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% selama

37

antioksidan yaitu flavonoid memberikan hasil positif terdapat dalam daun gambir

dengan adanya warna jingga. Data dapat dilihat pada (Lampiran 2).

5.4. Ekstraksi

Ekstraksi adalah pemisahan secara kimia atau fisika sejumlah bahan dari

simplisia menggunakan pelarut. Tujuan ekstraksi adalah untuk menarik semua

komponen kimia yang terdapat dalam simplisia. Ekstraksi dilakukan dengan cara

maserasi sebanyak 500 gram simplisia daun gambir dengan menggunakan pelarut

etanol 95%. Dari hasil ekstraksi menghasilkan 70,14 gram ekstrak kental dengan

rendemen 14,028%

Rendemen = ୠୣ୰ୟ୲ ୣ୩ୱ୲୰ୟ୩ ୩ୣ୬୲ୟ୪ୠୣ୰ୟ୲ ୱ୧୫୮୪୧ୱ୧ୟ

x 100%

= ୠୣ୰ୟ୲ ୣ୩ୱ୲୰ୟ୩ ୩ୣ୬୲ୟ୪ହ ୰ୟ୫

x 100%

= 70,14 gram x 100% 500 gram = 14,028 %

5.5. Pembuatan Krim

Setelah didapatkan ekstrak kental kemudian dibuat krim dengan 5 formula

yang divariasikan konsentrasi surfaktannya (natrium lauril sulfat dan setostearil

alkohol) yaitu sebesar 3%, 4%, 5%. 7,5%, dan 10%. Selain itu divariasikan pula

konsentrasi peningkat viskositasnya yaitu setil alkohol. Dalam sediaan semisolida

(setengah padat) setil alkohol sering digunakan sebagai peningkat viskositas yang

sebaiknya dikombinasikan dengan emulsifier hidrofilik (Wade, 1994:1083).

Penggunaan setil alkohol dalam sediaan berfungsi mengontrol laju pengendapan

Page 55: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mayana Aisyahni_10060307049_skr_2012... · Serbuk simplisia daun gambir dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% selama

38

dan meningkatkan viskositas krim. Formulasi krim dapat dilihat pada (Lampiran

3).

Pembuatan dilakukan dengan pertama menimbang semua bahan sesuai

yang dibutuhkan. Kemudian memanaskan fasa minyak (VCO), setostearil alkohol,

setil alkohol, dan BHT serta memanaskan fasa air yaitu natrium lauril sulfat,

propilen glikol, metil paraben, propil paraben, dan ad 100 mL air suling di atas

penangas air sampai suhu mencapai 600C. Tujuan pemanasan sampai dengan suhu

60°C adalah agar zat-zat tambahan bercampur dengan sempurna dan suhu yang

tidak terlalu tinggi ini tidak merusak zat-zat tambahan. Setelah mencapai suhu

600C fasa minyak dan air didiamkan sebentar sampai hangat kemudian pada fasa

air ditambahkan ekstrak daun gambir. Penambahan daun gambir setelah

pemanasan adalah agar senyawa antioksidan dalam ekstrak tidak rusak karena

panas yang tinggi. Setelah itu semua fasa dimasukkan ke dalam matkan kemudian

diaduk dengan ultra turrax, gambar ultra turrax dapat dilihat pada (Lampiran 4)

dengan kecepatan 9000 rpm sampai terbentuk massa krim yang homogen. Gambar

sediaan krim dapat dilihat pada gambar (Lampiran 5).

5.6. Pengamatan Sediaan Krim

Sediaan krim dari ekstrak daun gambir dan yang dihasilkan kemudian

dievaluasi selama 28 hari yaitu pada pertama kali sediaan krim dibuat, hari ke 7,

14, 21, dan 28 diperoleh hasil sebagai berikut:

Page 56: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mayana Aisyahni_10060307049_skr_2012... · Serbuk simplisia daun gambir dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% selama

39

5.6.1. Organoleptis

Setiap formula krim diamati organoleptis yang meliputi bau dan warna

sediaan selama penyimpanan 28 hari. Pada pembuataan sediaan, air yang

digunakan dapat mempengaruhi bau sediaan. Dimana sebaiknya air yang

digunakan harus didestilasi dihilangkan garam-garam, sisa besi, dan tembaga yang

berbahaya karena dapat mempercepat ketengikan. Kandungan ekstrak dan basis

yang digunakan yaitu virgin coconut oil (VCO) juga dapat mempengaruhi bau

sediaan.

Umumnya dapat terjadi kerusakan pada minyak berupa ketengikan, yang

diartikan sebagai kerusakan atau perubahan bau dan rasa dalam minyak.

Kerusakan tersebut dapat disebabkan oleh air, cahaya, panas, oksigen, logam,

asam, basa, dan enzim (Alamsyah, 2005:63). Karena itu penambahan antioksidan

harus dilakukan dalam formula. Antioksidan yang digunakan adalah butil

hidroksitoluen (BHT). Sediaan krim yang dibuat pada semua formula memiliki

bau khas yaitu campuran bau virgin coconut oil (VCO) dengan bau daun gambir.

Sampai dengan penyimpanan hari ke 28 bau khas krim tidak menunjukkan

perubahan. Hal tersebut menunjukkan tidak terjadi ketengikan pada minyak

maupun dari bau ekstrak dan antioksidan yang ditambahkan bekerja tepat dalam

mencegah ketengikan. Warna sediaan krim yang dibuat adalah krem. Dari

pengamatan yang dilakukan, pada hari ke 21 krim mulai mengalami

ketidakstabilan bentuk dan mulai ditumbuhi mikroba pada bagian permukaan

dengan adanya lapisan coklat pada krim 1 dan 3. Pertumbuhan mikroba terjadi

karena faktor penyimpanan yang kurang baik. Selain itu sediaan yang

Page 57: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mayana Aisyahni_10060307049_skr_2012... · Serbuk simplisia daun gambir dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% selama

40

mengandung bahan alam umumnya dapat mudah ditumbuhi mikroba yang tidak

hanya berasal dari ekstrak namun dapat juga disebabkan pengaruh luar seperti

udara, air yang digunakan maupun zat lain yang digunakan dalam pembuatan

krim. Untuk mencegah terjadinya pertumbuhan mikroba maka ditambahkan

pengawet pada formula. Pengawet yang digunakan adalah kombinasi metil

paraben dan propil paraben dengan penambahan propilenglikol. Tumbuhnya

mikroba disebabkan karena menurunnya aktivitas antimikroba metil paraben

dengan propil paraben. Krim juga mulai berubah warna menjadi agak coklat. Hal

ini disebabkan terjadinya ketidakstabilan pada penyimpanan. Tabel hasil

pengamatan tiap minggunya dapat dilihat pada tabel (Lampiran 6).

5.6.2. Homogenitas

Pengamatan homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah sediaan

yang dibuat homogen atau tidak. Pengamatan ini dilakukan dengan mengoleskan

tipis krim pada kaca objek kemudian dilihat dengan mikroskop. Semua formula

menunjukkan homogenitas yang baik. Gambar homogenitas dapat dilihat pada

(Lampiran 7).

5.6.3. Penentuan viskositas

Viskositas adalah suatu pernyataan tahanan dari suatu cairan untuk

mengalir. Makin tinggi viskositas, akan makin besar tahanannya. Nilai viskositas

dipengaruhi oleh zat pengental, surfaktan yang dipilih, proporsi fase terdispersi,

dan ukuran partikel. Ketika proporsi fase terdispersi meningkat, maka viskositas

emulsi akan meningkat (Martin, 1993:1026-1031).

Page 58: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mayana Aisyahni_10060307049_skr_2012... · Serbuk simplisia daun gambir dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% selama

41

Gambar V.1 Hasil pengamatan viskositas krim selama penyimpanan 28 hari

Pengujian viskositas dilakukan dengan menggunakan viskometer Brookfield

RVT, gambar viskometer dapat dilihat pada (Lampiran 8). Hasil pengamatan

yang didapat selama penyimpanan 28 hari menunjukkan perubahan nilai

viskositas yang menurun namun tidak terlalu tajam. Meskipun nilai semakin

menurun namun masih dalam rentang persyaratan viskositas sediaan. Turunnya

nilai viskositas dapat dipengaruhi oleh zat pengental, surfaktan yang dipilih,

proporsi fase terdispersi, dan ukuran partikel. Ketika proporsi fase terdispersi

menurun, maka viskositas emulsi akan menurun.

Viskositas tidak boleh terlalu rendah sehingga menyebar kemana-mana

dipermukaan kulit, atau terlalu kental sehingga membuat kulit lengket dan terlalu

berminyak. Sediaan krim harus bisa menutup permukaan kulit, menutup stractum

corneum mencegah masuknya bahan-bahan asing ke dalam kulit dan mencegah

penguapan air kulit, tetapi tidak sampai mencegah sepenuhnya agar pengeluaran

panas badan tetap terjadi.

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28

Formula 1 Formula 2 Formula 3

Formula 4 Formula 5

Page 59: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mayana Aisyahni_10060307049_skr_2012... · Serbuk simplisia daun gambir dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% selama

42

Sediaan krim formula 1 menunjukkan nilai viskositas yang paling tinggi.

Viskositas formula 1 lebih tinggi disebabkan karena kekentalan yang lebih kental

dari pada formula lainnya. Karena komposisi pengentalnya yang lebih banyak

yang ditambah setil alkohol dengan konsentrasi paling banyak. Dan formula 5

memiliki kekentalan yang lebih rendah karena pada formula 5 tidak ditambahkan

setil alkohol lagi. Dan pada formula 5 menunjukkan perubahan viskositas yang

paling stabil. Data pengamatan viskositas dapat dilihat pada (Lampiran 9).

5.6.4. Pengukuran pH sediaan

Pada pengukuran pH sediaan dilakukan dengan menggunakan pH meter.

Rentang pH sediaan yang sesuai dengan rentang pH fisiologis kulit yaitu antara

4,5-6,5 (Tranggono, 2007:20). pH sediaan perlu diamati untuk memastikan

kestabilan sediaan. Jika terlalu asam akan menyebabkan iritasi pada kulit, dan jika

terlalu basa akan menyebabkan gatal-gatal pada kulit dan kulit menjadi bersisik.

Karena itu seharusnya pH kosmetik diusahakan sama atau sedekat mungkin

dengan pH fisiologis kulit yaitu antara 4.5-6.5 demikian dapat disebut sediaan

dengan pH-balanced (Tranggono,2007:78).

Gambar V.2 Pengukuran pH selama penyimpanan 28 hari

012345678

0 7 14 21 28

Formula 1 Formula 2 Formula 3 Formula 4 Formula 5

Page 60: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mayana Aisyahni_10060307049_skr_2012... · Serbuk simplisia daun gambir dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% selama

43

Pada pengukuran nilai pH pada sediaan yang baru dibuat dan yang telah

disimpan selama 7, 14, 21, dan 28 hari menunjukkan nilai pH yang kurang stabil

karena terjadi penurunan nilai pH sedikit. Hal ini disebabkan karena faktor

penyimpanan dan udara yang berada disekitar penyimpanan sehingga dapat

menurunkan nilai pH. Namun nilai pH selama 28 hari penyimpanan masih berada

dalam batas nilai pH yang ditentukan. Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa pada

formula 5 memiliki nilai pH yang paling stabil. Tabel pengukuran pH dapat

dilihat pada (Lampiran 10).

5.6.5. Stabilitas krim

a. Uji Frezee-Thaw

Kelima sediaan krim mengalami freeze-thaw sebanyak empat siklus. Pada

awalnya, siklus dimulai dari suhu 4C selama 48 jam maka kelima krim

mengalami pendinginan berupa kristalisasi, kemudian dilanjutkan dengan suhu

40C selama 48 jam. Kelima krim dapat melalui empat siklus tanpa adanya

pemisahan. Hasil pengamatan uji freeze-thaw dapat dilihat pada (Lampiran 11).

Berdasarkan hasil pengamatan, pada suhu 4C kelima krim tidak

mengalami perubahan warna. Namun ketika berada pada suhu 40C krim berubah

warna menjadi agak kecoklatan. Suhu yang agak panas menyebabkan perubahan

warna sediaan, tetapi tidak terjadi pengendapan, pecah, atau terjadinya gumpalan

pada sediaan krim. Proses freeze-thaw dapat berhasil tergantung dari kemampuan

krim untuk segera pulih dari tekanan air kristal. Pada proses freeze, terbentuk

kristal yang memiliki struktur lebih teratur dan rapat sehingga krim tidak dapat

mengalir. Pada proses thaw, kristal akan mencair dan air akan kembali menyebar

Page 61: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mayana Aisyahni_10060307049_skr_2012... · Serbuk simplisia daun gambir dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% selama

44

pada sistem. Jika kecepatan pemulihan dari krim lambat maka dapat terjadi

ketidakstabilan (Joshita, 1998).

b. Sentrifugasi

Uji sentrifugasi merupakan penetapan hokum Stokes dimana peningkatan

gaya gravitasi akan mengakibatkan peningkatan laju pengendapan. Gaya gravitasi

yang ditingkatkan melalui cara sentrifugasi mengakibatkan peningkatan laju

creaming. Pengamatan pemisahan fase dengan metode sentrifugasi dilakukan pada

kecepatan putaran 3000 rpm selama 5 jam. Pada pengamatan ini, kelima formula krim

tidak menunjukkan adanya dua fase yang terpisah (creaming) melainkan tetap

terdispersi sempurna. Kelima formula menunjukkan bahwa sediaan krim stabil.

c. Uji stabilitas pada suhu 400C

Kelima sediaan krim dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 400C.

Kemudian tiap minggunya dilakukan pengujian viskositas dan pH pada sediaan.

Gambar V.3 Viskositas stabilitas suhu 40˚C

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7 14 21 28

Formula 1

Formula 2

Formula 3

Formula 4

Formula 5

Page 62: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mayana Aisyahni_10060307049_skr_2012... · Serbuk simplisia daun gambir dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% selama

45

Gambar V.4 pH sediaan selama penyimpanan suhu 40˚C

Dari hasil didapatkan nilai viskositas yang sedikit menurun. Peningkatan suhu

dapat berpengaruh terhadap stabilitas sediaan dimana daya tahan emulsi akan

terganggu pada suhu tinggi, yang mengurangi viskositas dan meninggikan gerak

fase terdisper. Proses peningkatan suhu akan meningkatkan pergerakan dan

fleksibilitas molekul sehingga viskositas akan turun. Namun dari kelima formula

penurunan viskositas masih meunjukkan kestabilan sediaan. Nilai viskositas dapat

dilihat pada (Lampiran 9). Kemudian terjadi juga penurunan pH namun tidak

begitu berarti dan masih dalam batas pH yang sesuai dengan persyaratan pH kulit.

pH dapat dilihat pada (Lampiran 10).

5.6.6. Penentuan tipe emulsi

Penentuan tipe emulsi dilakukan dengan uji pengenceran dengan

mengencerkan emulsi air. Dimana emulsi tercampur baik dengan air, tanpa

memperlihatkan ketidakcampuran maka dari itu tipe emulsi adalah m/a. Tipe

emulsi sesuai dengan tipe krim yang dibuat.

0

1

2

3

4

5

6

7

8

7 14 21 28

Formula 1

Formula 2

Formula 3

Formula 4

Formula 5

Page 63: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mayana Aisyahni_10060307049_skr_2012... · Serbuk simplisia daun gambir dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% selama

46

5.6.7. Uji iritasi

Pengujian iritasi kulit dilakukan kepada 3 ekor kelinci albino galur New

Zealand jantan dengan bobot 2 kilogram. Kelima sediaan krim diujikan iritasinya

pada kulit kelinci. Gambar kelinci dapat dilihat pada (Lampiran 13). Pengujian

dilakukan dengan mengamati adanya eritema dan udema pada kulit kelinci yang

diberikan perlakuan.

Eritema adalah kemerahan pada kulit akibat kongesti pembuluh darah

kapiler dan udema adalah cairan yang abnormal di ruang interseluler tubuh

(Dorland, 2002:761). Dari pengamatan yang dilakukan pada waktu 24 jam dan 72

jam, ketiga kelinci tidak menunjukkan terjadinya udema dari masing-masing

formula. Eritema terjadi pada saat pengamatan waktu 24 jam dan pada

pengamatan waktu 72 jam eritema tidak tampak lagi yang menandakan kulit

sudah kembali pulih, gambar iritasi dapat dilihat pada (Lampiran 14). Kemudian

dihitung nilai Indeks Iritasi Primer Kutan (IIPK) dari hasil pengamatan eritema

dan udema pada masing-masing formula berdasarkan nilai eritema dan udema

seperti yang terdapat pada (Lampiran 15). Berdasarkan nilai yang didapat dari

perhitungan IIPK formula 1 dan 3 memiliki nilai IIPK yang paling kecil yaitu

0,111. Kemudian nilai IIPK pada formula 2 dan formula 5 sebesar 0,138, dan nilai

IIPK terbesar adalah pada formula 4 yaitu 0,167, perhitungan nilai IIPK dapat

dilihat pada (Lampiran 16). Namun berdasarkan klasifikasi IIPK keseluruhan

nilai pada masing-masing formula berarti hampir tidak mengiritasi kulit seperti

tercampum pada (Lampiran 12).

Page 64: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mayana Aisyahni_10060307049_skr_2012... · Serbuk simplisia daun gambir dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% selama

47

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan dari pengujian pada kelima formula dari ekstrak daun gambir

dengan basis VCO , formula 5 yang mengandung 1% natrium lauril sulfat dan 9%

setostearil alkohol formula dengan bentuk yang paling stabil diantara keempat

formula lainnya. Dari pengamatan iritasi pada kulit kelinci, kelima sediaan krim

menunjukkan nilai hampir tidak mengiritasi kulit dengan formula 1 dan 3 yang

memiliki IIPK terkecil 0,111.

6.2. Saran

Disarankan pada pembuatan sediaan krim ekstrak daun gambir untuk

melakukan uji kandungan senyawa antioksidan untuk memastikan adanya

kandungan senyawa antioksidan pada sediaan. Kemudian disarankan melakukan

pengujian iritasi pada mata hewan percobaan untuk mengetahui ada tidaknya

iritasi pada mata. Dan pada perlakuan untuk uji iritasi kulit harus dipastikan tidak

ada bulu yang tersisa pada saat pencukuran karena untuk diumpamakan dengan

kulit wajah yang tidak memiliki bulu yang banyak.

Page 65: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mayana Aisyahni_10060307049_skr_2012... · Serbuk simplisia daun gambir dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% selama

48

DAFTAR PUSTAKA

Agero, AL and Verallo-Rowell VM. (2004). “A randomized double-blind controlled trial comparing extra virgin coconut oil as a moisturizer for mild to moderate xerosis”, Dermatitis.

Agromedia, (2008). Buku Pintar Tanaman Obat: 431 Jenis Tanaman Penggempur Aneka Penyakit. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Agung, 2010, Anatomi Tubuh Manusia Secara Umum. (http://athoenk46.wordpress.com/2010/02/26/anatomi-tubuh-manusia/) diunduh pada tanggal 28 april 2011.

Aiache, J.M., 1993, Farmasetika 2 Biofarmasi, Ed ke-2, Terjemahan Widji Soeratri, Airlangga University Press, Surabaya.

Akagawa, M. and K. Suyama. (2001). Amine xidase lie activity of flavonoid, Europe Journal Biochemryist.

Alamsyah, A. N. (2005). Virgin Coconut Oil Minyak Penakluk Aneka Penyakit, Agro Media Pustaka, Bogor.

Ansel, C.H. (1989). Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, diterjemahkan oleh Farida Ibrahim, Asmanizar, Iis Aisyah, Edisi IV, UI Press, Jakarta.

Basuki, K. S. (2001). Pedoman Untuk Merawat dan Merias Wajah ala Salon Kecantikan : Tampil Cantik dengan Perawatan Sendiri, Gramedia, Jakarta.

Departemen Kesehatan RI. (1979). Farmakope Indonesia, ed.3, Direktorat Jendral P.OM., Jakarta.

Departemen Kesehatan RI. (1986). Sediaan Galenik, Direktorat Jendral P.OM., Jakarta.

Djuanda, S dan S. A. Sularsito (2002). Dermatitis, Dalam: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Ed. 3, Djuanda, dkk. eds. FK UI, Jakarta.

Dorland. W. A. Newman. (2002). Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 29. EGC, Jakarta.

Dwikarya, Maria. (2003). Cara Tuntas Membasmi Jerawat, Kawan Pustaka, Depok.

Harry, R.G. (1973). Harry’s Cosmeticology, Leonard Hill Books An intertext Publ., London.

Irianto, Kus. (2004). Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia, Yrama Widya, Bandung.

Joshita. (1998). Stability Testing of Cosmetics Product. Personal Care Ingredients Asia Conference Paper, Step Exhibitions Limited, Tumbridge Wells. p.

Keplinger, Klaus, Gerhard Laus, Martin Wurm, Manfred P. Dierich, Herwig Teppner. [1999]. Uncaria Gambir Roxb. – Ethonomedicinal use and new pharmacological, toxicological and botanical results, Journal of Ethnopharmacology, 64 : 24

Lachman, L., Lieberman, H.A., dan J.L. Kanig. (1994) Teori dan Praktek Farmasi Industri, Edisi ketiga, Penerbit UI, Jakarta.

Page 66: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mayana Aisyahni_10060307049_skr_2012... · Serbuk simplisia daun gambir dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% selama

49

Lachman, L., Lieberman, H.A., dan J.L. Kanig. (1994). Teori dan Praktek Farmasi Industri, Jilid 2, Edisi ketiga, Penerbit UI, Jakarta.

Lemmens, R.H.M.J., Soetjipto, N.W. (1999). Sumber Daya Nabati Asia Tenggara 3: Tumbuh-Tumbuhan Penghasil Pewarna dan Tannin, Prosea Indonesia, Bogor.

Lucida, Henny, Salman, M. Sukma Hervian. (2008). UJI DAYA PENINGKAT PENETRASI VIRGIN COCONUT OIL (VCO) DALAM BASIS KRIM, Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi, Vol. 13.

Luriana, Metta, 2010, Formulasi Sediaan Krim Wajah Mengandung Ekstrak Daun Gambir (Uncaria gambir Roxb) [Skripsi], Program Studi Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Bandung, Bandung.

Martin, A. (1993). Farmasi Fisika : Dasar-dasar Farmasi Fisik Dalam Ilmu Farmasetik, Terjemahan Yoshita, Universitas Indonesia Press, Jakarta.

Pangkahila, Wimpie. (2007). Anti-Aging Medicine : Memperlambat Penuaan, Meningkatkan Kualitas Hidup, Kompas, Jakarta, 24.

Priamdiati, R. (2002). Aromaterapi, PT. Gramedia Pustaka Umum, Jakarta. Prima. (2009). Cream. (http://www.x3-prima.com/2009/05/cream.html) diunduh

pada tanggal 25 april 2011. Rauf, Rusdin, Umar Santoso, Suparmo. (2010). AKTIVITAS PENANGKAPAN

RADIKAL DPPH EKSTRAK GAMBIR (Uncaria gambir Roxb.), AGRITECH, Vol. 30, No. 1.

Sahirar, Shobikh. (2010). Khasiat Tanaman Obat. (http://shobikhsahirar.blogspot.com/2010/08/khasiat-tanaman-obat.html) diunduh pada tanggal 28 april 2011.

Sloane, Ethel, 2003, Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula, terjemahan James Veldman, EGC, Jakarta.

Soraya, N. (2006). Cantik dengan VCO, Agro Media Pustaka, Jakarta. Sudjadi. (1988). Metode Pemisahan, Edisi I, Kanisius, Yogyakarta. Susanto, A.B. dan R. Masri Sareb Putra. (2010) 60 Management Gems : Applying

Management Wisdom In Life, Gramedia, Jakarta. Syah, A.N.A., (2005). Virgin Coconut Oil Minyak Penakluk Aneka Penyakit,

Agro Media Pustaka, Jakarta. Syamsuni, Haji. (2006). Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi, EGC,

Jakarta. Tranggono, Iswari Retno. Dr. (2007). Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik, PT.

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Vitahealth, Seluk Beluk Food Supplement, Gramedia, Jakarta. Wattimena, J.R. & C.J.P. Siregar (Eds.). (1986) Beberapa Aspek Pokok Pengujian

Mutu Perbekalan Farmasi, PPOM, Depkes RI. Wade, A. and P. J. Weller (Eds). (1994). Handbook of Pharmacetical Excipient,

2nd ed., The Pharmaceutical Press, London. Winarsi, Hery. (2007). Antioksidan Alami & Radikal Bebas, Kanisius,

Yogyakarta.

Page 67: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mayana Aisyahni_10060307049_skr_2012... · Serbuk simplisia daun gambir dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% selama

LAMPIRAN

Page 68: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mayana Aisyahni_10060307049_skr_2012... · Serbuk simplisia daun gambir dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% selama

50

Lampiran 1 SURAT DETERMINASI

Page 69: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mayana Aisyahni_10060307049_skr_2012... · Serbuk simplisia daun gambir dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% selama

51

Lampiran 2 PENAPISAN FITOKIMIA

Tabel 1 Hasil penapisan fitokimia

Keterangan: += terdeteksi -= tidak terdeteksi

Golongan senyawa kimia Simplisia daun gambir KeteranganAlkaloid ₊ Pereaksi Dragendorff = jingga keruh

Flavonoid ₊ JinggaFenol ₊ Biru kehitamanTanin ₊ Endapan putih

Kuinon ₊ MerahSaponin ₊ Timbul busa

Steroid dan triterpenoid ₊ Hijau kebiruan

Page 70: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mayana Aisyahni_10060307049_skr_2012... · Serbuk simplisia daun gambir dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% selama

52

Lampiran 3 FORMULASI

Tabel 1 Formulasi sediaan krim

Keterangan: -= tidak diberikan bahan tersebut

F1 F2 F3 F4 F5VCO 20 20 20 20 20Natrium lauril sulfat 0,3 0,4 0,5 0,75 1Setostearil alkohol 2,7 3,6 4,5 6,75 9Setil alkohol 6,3 5,4 4,5 2,25 −Propilen glikol 10 10 10 10 10Metil paraben 0,18 0,18 0,18 0,18 0,18Propil paraben 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02BHT 0,053 0,053 0,053 0,053 0,053Ekstrak daun gambir 1 1 1 1 1Air suling ad 100 100 100 100 100

FormulasiBahan

Page 71: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mayana Aisyahni_10060307049_skr_2012... · Serbuk simplisia daun gambir dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% selama

53

Lampiran 4 ULTRA TURRAX

Gambar 1 Ultra turrax (IKA T25 Digital)

Page 72: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mayana Aisyahni_10060307049_skr_2012... · Serbuk simplisia daun gambir dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% selama

54

Lampiran 5 SEDIAAN KRIM

Gambar 1 Sediaan Krim dari Ekstrak Daun Gambir (Uncaria gambir Roxb.) dan basis VCO

Page 73: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mayana Aisyahni_10060307049_skr_2012... · Serbuk simplisia daun gambir dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% selama

55

Lampiran 6 ORGANOLEPTIS

Tabel 1 Hasil pengamatan organoleptis krim selama 28 hari

Waktu (hari)

Pengamatan Organoleptis

F1 F2 F3 F4 F5

B W M B W M B W M B W M B W M

0 - Krem -- - Krem -- - Krem -- - Krem -- - Krem --

7 - Krem -- - Krem -- - Krem -- - Krem -- - Krem --

14 - Krem -- - Krem -- - Krem -- - Krem -- - Krem --

21 - Coklat muda

+ - Coklat muda

-- - Krem + - Krem -- - Krem --

28 - Coklat muda

+ - Coklat muda

-- - Coklat muda

+ - Krem -- - Krem --

Keterangan: B = bau W = warna M = pertumbuhan mikroba - = tidak terjadi perubahan bau -- = tidak terjadi pertumbuhan mikroba + = terjadi pertumbuhan mikroba

Page 74: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mayana Aisyahni_10060307049_skr_2012... · Serbuk simplisia daun gambir dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% selama

56

Lampiran 7 MIKROSKOPIK HOMOGENITAS

Gambar 1 Formula 1 Gambar 2 Formula 2

Gambar 3 Formula 3 Gambar 4 Formula 4

Gambar 5 Formula 5

Page 75: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mayana Aisyahni_10060307049_skr_2012... · Serbuk simplisia daun gambir dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% selama

57

Lampiran 8 VISKOMETER

Gambar 1 Viscometer Brookfield RV

Page 76: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mayana Aisyahni_10060307049_skr_2012... · Serbuk simplisia daun gambir dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% selama

58

Lampiran 9 VISKOSITAS

Tabel 1 Hasil pengamatan viskositas krim selama 28 hari

Tabel 2 Hasil pengamatan viskositas krim pada suhu 40˚C

1 2 3 4 50 3982 3946 3902 3560 34447 3840 3720 3720 3516 3320

14 3460 3612 3612 3156 310821 3328 3312 3232 2792 304428 3116 3020 3044 2620 2776

Waktu (hari)Viskositas masing-masing formula

Formula

1 2 3 4 57 3944 3864 3792 3548 3444

14 3936 3840 3600 3512 342421 3824 3640 3792 3428 341628 3540 3400 3488 2968 3292

Waktu (hari)Viskositas masing-masing formula

Formula

Page 77: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mayana Aisyahni_10060307049_skr_2012... · Serbuk simplisia daun gambir dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% selama

59

Lampiran 10 pH SEDIAAN

Tabel 1 Hasil pengamatan pH sediaan krim selama 28 hari

Tabel 2 Hasil pengamatan pH sediaan pada suhu 40˚C

1 2 3 4 50 6,25 6,20 6,24 6,25 6,247 6,19 6,05 6,05 6,17 6,15

14 6,05 6,02 5,98 6,03 6,0521 5,93 5,92 5,86 5,92 5,9428 5,60 5,61 5,53 5,62 5,90

Waktu (hari)pH sediaan

Formula

1 2 3 4 57 6,20 6,15 6,16 6,19 6,20

14 6,05 6,04 6,04 6,02 6,0421 5,93 5,93 5,88 5,92 5,9128 5,62 5,69 5,53 5,67 5,86

Waktu (hari)pH sediaan

Formula

Page 78: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mayana Aisyahni_10060307049_skr_2012... · Serbuk simplisia daun gambir dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% selama

60

Lampiran 11 FREZEE-THAW

Tabel 1 Hasil pengamatan freeze-thaw

Formula Pengamatan frezee-thaw1 stabil tidak ada perubahan2 stabil tidak ada perubahan3 stabil tidak ada perubahan4 stabil tidak ada perubahan5 stabil tidak ada perubahan

Page 79: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mayana Aisyahni_10060307049_skr_2012... · Serbuk simplisia daun gambir dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% selama

61

Lampiran 12 PARAMETER UJI IRITASI

Tabel 1 Nilai Keadaan Kulit

Tabel 2 Klasifikasi Indeks Iritasi Primer Kutan

Nilai IIPK Jenis iritasi0 Tidak mengiritasi

0,04-0,99 Hampir tidak mengiritasi1,00-1,99 Mengiritasi sangat ringan2,00-2,99 Mengiritasi ringan3,00-5,99 Mengiritasi sedang6,00-8,00 Mengiritasi sedang

Jenis Nilai Jenis NilaiTidak ada eritema 0 Tidak ada udema 0Sedikit eritema (hampir tidak 1 Udema sangat ringan 1 nampak)) Udema ringan (tepi dan 2Eritema tampak jelas 2 pembesaran tampak jelas) Eritema sedang-kuat 3 Udema sedang (ketebalan ± 1 mm) 3Eritema parah (merah-ungu dan 4 Udema parah (ketebalan > 1 mm 4ada lecet ringan)) dan melebihi kasa)

Eritema Udema

Page 80: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mayana Aisyahni_10060307049_skr_2012... · Serbuk simplisia daun gambir dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% selama

62

Lampiran 13 HEWAN PERCOBAAN

Gambar 1 Kelinci albino galur New Zealand

Page 81: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mayana Aisyahni_10060307049_skr_2012... · Serbuk simplisia daun gambir dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% selama

63

Lampiran 14 PENGAMATAN KULIT

Tabel 1 Pengamatan kulit kelinci 1

Formula

Kelinci

Keadaan kulit jam ke-

24 72

1

2

3 1

4

5

Page 82: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mayana Aisyahni_10060307049_skr_2012... · Serbuk simplisia daun gambir dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% selama

64

Lampiran 14 (LANJUTAN)

Tabel 2 Pengamatan kulit kelinci 2

Formula

Kelinci

Keadaan kulit jam ke-

24 72

1

2

3 2

4

5

Page 83: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mayana Aisyahni_10060307049_skr_2012... · Serbuk simplisia daun gambir dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% selama

65

Lampiran 14 (LANJUTAN)

Tabel 3 Pengamatan kulit kelinci 3

Formula

Kelinci

Keadaan kulit jam ke-

24 72

1

2

3

3

4

5

Page 84: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mayana Aisyahni_10060307049_skr_2012... · Serbuk simplisia daun gambir dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% selama

66

Lampiran 15 NILAI INDEKS IRITASI PRIMER KUTAN (IIPK)

Tabel 1 Hasil nilai keadaan kulit pada penentuan sifat iritasi sediaan

Formula Kelinci

Skor pengamatan pada T

24 72

U E U E

1

0 1 0 0 2

0 1 0 1

3

1

0 2 0 0 4

0 2 0 0

5 0 2 0 1 1 0 1 0 0 2 0 1 0 0 3

2

0 1 0 0

4

0 2 0 0 5

0 1 0 0

1

0 2 0 0 2

0 2 0 0

3 3 0 1 0 0 4 0 2 0 0 5

0 1 0 0

Jumlah skor 22 2

Keterangan: U = udema E = eritema

Page 85: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mayana Aisyahni_10060307049_skr_2012... · Serbuk simplisia daun gambir dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% selama

67

Lampiran 16 PERHITUNGAN INDEKS IRITASI PRIMER KUTAN (IIPK)

Nilai Indeks Iritasi Primer Kutan (IIPK) diperoleh dari perhitungan sebagai berikut: IIPK = jumlah skor efek 24 jam + 72 jam : jumlah kelinci n Keterangan: n= banyak jumlah pengamatan

1. IIPK F1 = 4 + 0 : 3 12 = 0,111 (hampir tidak mengiritasi)

2. IIPK F2 = 4 + 1 : 3 12 = 0,138 (hampir tidak mengiritasi)

3. IIPK F3 = 4 + 0 : 3 12 = 0,111 (hampir tidak mengiritasi)

4. IIPK F4 = 6 + 0 : 3 12 = 0,167 (hampir tidak mengiritasi)

5. IIPK F5 = 4 + 1 : 3 12 = 0,138 (hampir tidak mengiritasi)