Post on 26-Dec-2015
PENGANGGURAN
Kredit
gambar: www.rimanews.com
A. Pengertian Pengangguran
Menurut beberapa ahli:
Menurut Ida Bagoes Mantra, pengangguran adalah bagian dari angkatan kerja
yang sekarang ini tidak bekerja dan sedang aktif mencari pekerjaan. Konsep ini
sering diartikan sebagai keadaan pengangguran terbuka.
Menurut Dumairy Pengangguran adalah orang yang tidak mempunyai pekerjaan,
lengkapnya orang yang tidak bekerja dan (masih atau sedang) mencari
pekerjaan.
Pengangguran adalah kondisi dimana seseorang tidak bekerja, padahal ia masuk
kedalam angkatan kerja dan memang mencari pekerjaan (Rus’an Nasrudin &
Husnul Rizal. 2009).
Pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (rata-rata 15
sampai 64 tahun) yang sedang mencari pekerjaan dan belum mendapatkannya.
Orang yang tidak sedang mencari kerja contohnya seperti ibu rumah tangga,
| PENGANGGURAN 1
siswa sekolah SMP, SMA, mahasiswa perguruan tinggi, dan lain sebagainya
yang karena sesuatu hal tidak/belum membutuhkan pekerjaan.
Menurut Sadono Sukirno (1994), pengangguran adalah suatu keadaan di mana
seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan
tetapi belum dapat memperolehnya. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah tenaga
kerja yang ditawarkan melebihi jumlah tenaga kerja yang diminta. Seseorang
yang tidak bekerja, tetapi tidak secara aktif mencari pekerjaan tidak tergolong.
Angkatan kerja ini terdiri dari golongan yang bekerja dan golongan yang
menganggur. Golongan yang bekerja (employed persons) merupakan sebagian
masyarakat yang sudah aktif dalam kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa.
Sedangkan sebagian masyarakat lainnya yang tergolong siap bekerja dan mencari
pekerjaan termasuk dalam golongan menganggur. Bukan angkatan kerja adalah bagian
dari tenaga kerja yang tidak bekerja maupun mencari pekerjaan, atau bisa dikatakan
sebagai bagian dari tenaga kerja yang sesungguhnya tidak terlibat atau tidak berusaha
terlibat dalam kegiatan produksi.
Kelompok bukan angkatan kerja ini terdiri dari golongan yang bersekolah, golongan
yang mengurus rumah tangga, dan golongan lain yang menerima pendapatan. Pekerja
tidak dibayar adalah seseorang yang bekerja membantu usaha untuk memperoleh
penghasilan/keuntungan yang dilakukan oleh salah seorang rumah tangga atau bukan
anggota rumah tangga tanpa mendapat upah/gaji seseorang tidak memiliki pekerjaan
tetapi mereka sedang melakukan usaha secara aktif dalam empat minggu terakhir untuk
mencari pekerjaan (Kaufman dan Hotchkiss,1999).
Masalah pengangguran yang menyebabkan tingkat pendapatan nasional dan tingkat
kemakmuran masyarakat tidak mencapai potensi maksimal yaitu masalah pokok makro
ekonomi yang paling utama. Dua Dasar Utama Klasifikasi Pengangguran :
1. Pendekatan Angkatan Kerja (Labour Force Approach) Pendekatan ini
mendefinisikan pengangguran sebagai angkatan kerja yang tidak bekerja.
| PENGANGGURAN 2
2. Pendekatan Pemanfaatan Tenaga Kerja (Labour Utilization Approach) Dalam
pendekatan ini angkatan kerja dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu :
Menganggur (Unemployed), yaitu mereka yang sama sekali tidak bekerja
atau sedang mencari pekerjaan. Kelompok ini sering disebut juga
pengangguran terbuka (open Unemployment). Berdasarkan kelompok ini,
tingkat pengguran di Indonesia umumnya relative rendah, yaitu 3% – 5% per
tahun.
Setengah Menganggur (Underemployed), yaitu mereka yang bekerja, tetapi
belum dimanfaatkan secara penuh. Artinya, jam kerja mereka dalam sminggu
kurang dari 35 jam. Berdasarkan kelompok ini, tingkat pengangguran di
Indonesia relative tinggi, karena angkanya berkisar 35% per tahun.
Bekerja penuh (Employed), yaitu orang – orang yang bekerja penuh atau jam
kerjanya mencapai 35 jam per minggu.
B. Rumus Menghitung Tingkat Pengangguran
Untuk mengukur tingkat pengangguran pada suatu wilayah bisa didapat dar prosentase
membagi jumlah pengangguran dengan jumlah angkaran kerja.
Rumus matematis pengangguran:
Angkatan Kerja = Bekerja + Tidak Bekerja
L = N + U
Tingkat Pengangguran = Jumlah pengangguran/ Jumlah Angkatan Kerja x 100%
u = 𝑈/𝐿 x 100%C. Jenis- Jenis Pengangguran
1. Menurut faktor penyebabnya, terbagi atas :
Pengangguran Friksional/Frictional Unemployment adalah
pengangguran yang sifatnya sementara yang disebabkan adanya kendala
| PENGANGGURAN 3
waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar kerja dengan
pembuka lamaran pekerjaan.
Pengangguran Struktural/Structural Unemployment adalah keadaan di
mana penganggur yang mencari lapangan pekerjaan tidak mampu
memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan kerja.
Semakin maju suatu perekonomian suatu daerah akan meningkatkan
kebutuhan akan sumber daya manusia yang memiliki kualitas yang lebih
baik dari sebelumnya.
Pengangguran Musiman/Seasonal Unemployment adalah keadaan
menganggur karena adanya fluktuasi kegiaan ekonomi jangka pendek
yang menyebabkan seseorang harus nganggur. Contohnya seperti petani
yang menanti musim tanam, penjual durian yang menanti musim durian.
Pengangguran Siklikal pengangguran yang menganggur akibat imbas
naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah
daripada penawaran kerja.
2. Menurut ciri-cirinya, terdiri atas :
Pengangguran Terbuka yaitu pengangguran baik sukarela (mereka yang
tidak mau bekerja karena mengharapkan pekerjaan yang lebih baik)
maupun secara terpaksa (meraka yang mau bekerja tetapi tidak
memperoleh pekerjaan).
Setengah menganggur yaitu mereka yang bekerja lamanya (hari, minggu,
musiman) kurang dari yang mereka biasa kerjakan. Yang dikatakan
setengah menganggur adalah apabila pelaku ekonomi bekerja satu hingga
dua hari seminggu, atau satu hingga empat jam sehari. Pekerja yang
mempunyai masa kerja seperti ini digolongkan sebagai setengah
menganggur karena ada kalanya mereka bekerja dan ada kalanya mereka
menganggur.
Tampaknya bekerja tetapi tidak bekerja secara penuh yaitu mereka yang
tidak digolongkan sebagai pengangguran terbuka dan setengah
pengangguran.
Tenaga kerja yang lemah yaitu mereka yang mungkin bekerja full time,
tetapi intensitasnya lemah karena kurang gizi atau penyakitan.
| PENGANGGURAN 4
Tenaga kerja yang produktif yaitu mereka yang mampu bekerja secara
produktif tetapi karena sumber daya penolong kurang memadai maka
mereka tidak bisa menghasilkan sesuatu dengan baik.
Pengangguran Tersembunyi merupakan wujud di sektor pertanian atau
jasa. Yang dikatakan pengangguran tersembunyi adalah kelebihan
tenaga kerja yang tersedia dibandingkan dengan permintaan akan tenaga
kerja tersebut. Contohnya ialah pelayan restoran yang lebih banyak dari
yang diperlukan dan keluarga petani dengan anggota keluarga yang besar
dan mengerjakan luas tanah yang kecil.
Pengangguran Bermusim, pengangguran ini biasanya terdapat di sektor
pertanian dan perikanan. Pada umumnya musim hujan penyadap karet
dan nelayan tidak dapat melakukan pekerjaan mereka dan terpaksa
menganggur. Sebaliknya pada musim kemarau, petani tidak dapat
mengerjakan tanahnya. Disamping itu umumnya para petani tidak begitu
aktif diantara waktu sesudah menanam dan menuai. Pengangguran
seperti ini yang disebut dengan pengangguran bermusim.
Pengangguran Teknologi, pengangguran ini dapat pula ditimbulkan
akibat penggantian tenaga manusia oleh mesin-mesin dan bahan kimia,
alias adanya perpindahan pengalihan menggunakan teknologi dari
biasanya menggunakan tenaga manusia. Hal ini disebabkan karena
penggunaan tekonolgi dapat menguntungkan perusahaan karena terkesan
lebih produktif dan biaya yang dikeluarkannya hanya satu kali untuk
jangka waktu yang panjang. Lalu pengangguran seperti disebut sebagai
pengangguran akibat teknologi.
D. Penyebab Pengangguran
Beberapa hal yang menyebabkan pengangguran antara lain:
1. Penduduk yang relatif banyak
2. Pendidikan dan keterampilan yang rendah
3. Kurangnya lapangan pekerjaan (lebih banyak angkatan kerja ketimbang
kesempatan kerja)
| PENGANGGURAN 5
4. Kurangnya informasi
5. Angkatan kerja tidak dapat memenuhi persyaratan yang diminta dunia kerja
6. Teknologi yang semakin modern yang menyebakan kurangnya penggunaan
SDM pada sektor manufaktur yang digantikan dengan robot.
7. Tidak siapnya masyarakat dengan kemajuan teknologi
8. Pengusaha yang selalu mengejar keuntungan dengan cara melakukan
penghematan-penghematan.
9. Penerapan rasionalisasi
10. Adanya lapangan kerja yang dipengaruhi musim
11. Ketidakstabilan perekonomian, politik dan keamanan suatu negara
12. Tingginya rasa malas
13. Kurangnya minat berwirausaha
E. Dampak Pengangguran
1. Pengangguran menandakan bahwa perekonomian tidak menggunakan sumber
dayanya secara efisien.
2. Efek langsungnya pada kesejahteraan yang menganggur.
3. Pendapatan nasiomal Riil (nyata) yang dicapai oleh masyarakat lebih rendah dari
pada pendapatan potensial (pendapatan yang seharusnya). Sehingga
kemakmuran yang dicapai masyarakat pun lebih rendah.
4. Pengangguran menyebabkan kegiatan perekonomian menurun sehingga kegiatan
pembangunan pun akan terus menurun.
5. Tingkat kemakmuran yang dapat dinikmati masyarakat lebih rendah daripada
tingkat kemakmuran yang mungkin dicapainya.
6. Berkurangnya investor untuk melakukan perluasan dan pendirian industri baru.
Sehingga, tingkat investasi turun sehingga pertumbuhan ekonomi pun tidak
meningkat
7. Menambah beban pengeluaran negara.
8. Menimbulkan ketidak stabilan politik
| PENGANGGURAN 6
9. Jumlah penduduk miskin semakin bertambah yang berarti beban pemerintah
dalam upaya pengentasan kemiskinan kian terasa berat
10. Meningkatnya tindak kriminalitas yang akan meresahkan masyarakat
11. Dapat menyebabkan kehilangan kepercayaan diri dan menimbulkan perselisihan
dalam keluarga
F. Cara Mengatasi Pengangguran
1. Meningkatkan mobilitas modal dan tenaga kerja
2. Memberikan informasi yang cepat jika ada lowongan pekerjaan disektor lain
3. Mengembangkan usaha mandiri dan usaha kecil
4. Melakukan pelatihan dibidang keterampilan lain, untuk memanfaatkan waktu
hingga musimm tertentu
5. Mengintensifkan program keluarga berencana
6. Mengadakan program transmigrasi
7. Meningkatkan kualitas tenga kerja
8. Memberikan kemudahan pada investor baru untuk mendirikan industri bar
9. Mendorong majunya pendidikan
10. Memperbanyak industri padat karya
Selain upaya-upaya diatas, Pemerintah juga dapat mengurangi jumlah pengangguran
melalui kebijakan-kebijakan yang dikeluarkannya. Berikut kebijakan pemerintah untuk
mengatasi masalah pengangguran :
1. Kebijakan Fiskal
Mengurangi pajak dan menambah pengeluaran pemerintah. Sesuai dengan
konsepnya, pengangguran disebabkan karena kekurangan pengeluaran agregat.
kekurangan pengeluaran agregat ini terjadi akibat pendapatan pelaku ekonomi
menjadi menurun. Penurunan pendapatan ini membuat pelaku ekonomi menjadi
mengurangi konsumsi akan barang dan jasa. Kurangnya konsumsi akan barang
| PENGANGGURAN 7
dan jasa ini yang disebut dengan kurangnya pengeluaran agregat. Maka dari itu,
pemerintah membuat suatu kebijakan fiskal untuk mengurangi pajak. Dengan
cara mengurangi pajak ini berarti mengurangi beban tetap setiap pelaku
ekonomi. Kemudian, dengan berkurangnya beban ini, hasilnya pelaku ekonomi
masih memiliki anggaran untuk mengkonsumsi barang dan jasa atau bisa
dikatakan bahwa pengeluaran agregat akan stabil sperti sedia kala. Selanjutnya
kebijakan fiskal pemerintah yang kedua yakni menambah pengeluaran
pemerintah. Dengan ditambahnya pengeluaran pemerintah ini dapat
melancarkan distribusi uang dan hasilnya akan meningkatkan pendapatan pelaku
ekonomi. Bertambahnya pendapatan, maka akan bertambahnya pengeluaran
agregat.
2. Kebijakan Moneter
Kebijakan untuk menambah penawaran uang, mengurangi/ menurunkan suku
bunga, dan menyediakan kredit khusus untuk disetor atau kegitan tertentu.
Kemudian langkah pemerintah selanjutnya yaitu dengan melakukan kebijakan
moneter. Kebijakan moneter pemerintah yang pertama adalah menambah
penawaran uang. Penambahan penawaran uang ini akan menstimulus kenaikan
pendapatan masyarakat karena jumlah uang yang beredar semakin banyak.
Setelah itu, kebijakan moneter pemerintah yang kedua berupa mengurangi/
menurunkan suku bunga. Mengurangi/ menurunkan suku bunga dijadikan
langkah pemerintah dikarenakan dengan penurunan suku bunga pelaku ekonomi
cenderung tidak ingin menabungkan atau menyimpan uang yang mereka miliki.
Sehingga dengan kecenderungan ini, pelaku ekonomi lebih memilih untuk
mendistribusikan uangnya yang akan melancarkan kegiatan perekonomian,
sehingga pengangguran akan teratasi. Selanjutnya langkah ketiga dalam
kebijakan moneter pemerintah, yakni menyediakan kredit khusus untuk disetor
atau kegitan tertentu. Dengan menyediakan kredit khusus untuk disetor atau
kegitan tertentu, pelaku ekonomi yang sebelumnya memiliki penurunan
pendapatan akan lebih menghemat uang yang mereka miliki dalam kegiatan
ekonomi, akibat diadakannya pemberian kredit.
| PENGANGGURAN 8
3. Kebijakan Segi Penawaran
Kebijakan pemerintah segi penawaran akan mendorong lebih banyak investasi,
mengembangkan infrastruktur, meningkatkan efisiensi adminitrasi
pemerintahan, memberi subsidi, dan mengurangkan pajak perusahaan dan
individu.
G. Data Pengangguran di Indonesia Tahun 2009-2013
Jumlah Angkatan Kerja, Penduduk Bekerja, Pengangguran, TPAK dan TPT
Tahun
Angkatan Kerja
Bekerja Pengangguran
Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja - TPAK
Tingkat Pengangguran Terbuka - TPT
(Juta Orang) (Juta Orang) (Juta Orang) (%) (%)
2009 Februari 113,74 104,49 9,26 67,60 8,14
Agustus 113,83 104,87 8,96 67,23 7,87
2010 Februari 116,00 107,41 8,59 67,83 7,41
Agustus 116,53 108,21 8,32 67,72 7,14
2011 Februari 119,40 111,28 8,12 69,96 6,80
Agustus 117,37 109,67 7,70 68,34 6,56
2012 Februari 120,41 112,80 7,61 69,66 6,32
Agustus 118,05 110,81 7,24 67,88 6,14
2013 Februari 121,19 114,02 7,17 69,21 5,92
Agustus 118,19 110,80 7,39 66,90 6,252009-2013 max 121,19 114,02
9,2669,96 8,14
min 113,74 104,49 7,17 66,90 5,92
Sumber: Sakernas, BPS
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa pengangguran di Indonesia mengalami
penurunan. Penurunan tersebut terkait juga dengan peningkatan jumlah orang yang
bekerja dari total angkatan kerja. Hal ini mengindikasikan bahwa pemerintah Indonesia
mulai “sadar” akan pentingnya mengurangi jumlah pengagguran yang ada di Indonesia.
| PENGANGGURAN 9
SUMBER:
http://existenceronz.blogspot.com/2013/07/teori-pengangguran.html
http://alimah930617.wordpress.com/2012/03/22/pengangguran/ (Prathama
Rahardja & Mandala Manurung, Teori Ekonomi Makro Suatu Pengantar edisi keempat.
Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI, 2008., Sukardi, ekonomi 2 kelas 11, Faisal Bahri & Haris
Munandar, Lanskap Ekonomi Indonesia, 2009)
Insan Setia Nugraha. 5 Faktor Utama Banyaknya Pengangguran.
http://indojobhunter.com/5-faktor-utama-banyaknya-pengangguran.html.
Rus’an Nasrudin & Husnul Rizal. 2009. Cakupan Teori Ekonomi Makro,
Output, Inflasi, Pengangguran, dan Variabel ekonomi Makro lainnya.
| PENGANGGURAN 10