Pen Cam Puran

42
I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : 1.1. Latar Belakang, 1.2. Tujuan Percobaan, 1.3. Prinsip Percobaan, 1.4. Manfaat percobaan, dan 1.5. Waktu dan tempat Percobaan. 1.1. Latar Belakang Ada dua bentuk jenis emulsi bahan pangan yaitu emulsi air dalam minyak, atau lemak dan lemak dalam air. Emulsifier bekerja dengan cara menurunkan tegangan permukaan diantara dua fase, dengan demikian mendispersikan aglomerat yang kemungkinan terbentuk hingga menimbulkan efek homogenisasi yang lebih baik. Satabilitas emulsi penting pada sebagian besar bahan pangan terbentuk emulsi maupun yang berasal dari emulsi seperti susu, es krim, cream, puding, dan sosis (Wiranatakusumah, 1992). 91

Transcript of Pen Cam Puran

Page 1: Pen Cam Puran

I PENDAHULUAN

Bab ini akan menguraikan mengenai : 1.1. Latar Belakang,

1.2. Tujuan Percobaan, 1.3. Prinsip Percobaan, 1.4. Manfaat

percobaan, dan 1.5. Waktu dan tempat Percobaan.

1.1. Latar Belakang

Ada dua bentuk jenis emulsi bahan pangan yaitu emulsi air dalam

minyak, atau lemak dan lemak dalam air. Emulsifier bekerja dengan

cara menurunkan tegangan permukaan diantara dua fase, dengan

demikian mendispersikan aglomerat yang kemungkinan terbentuk

hingga menimbulkan efek homogenisasi yang lebih baik. Satabilitas

emulsi penting pada sebagian besar bahan pangan terbentuk emulsi

maupun yang berasal dari emulsi seperti susu, es krim, cream,

puding, dan sosis (Wiranatakusumah, 1992).

Berbagai proses pencampuran harus dilakukan di industri pangan

seperti pencampuran susu dengan coklat, tepung dengan gula atau

CO2 dengan air. Kegiatan ini melibatkan berbagai jenis alat

pencampur atau mixer. Proses pencampuran dimaksudkan untuk

membuat suatu bentuk uniform dari beberapa konstituen baik liquid-

solid (pasta), atu solid-solid dan kadang-kadang liquid-gas

(Wiranatakusumah, 1992).

Homogenisasi di dalam teknologi pencampuran, emulsifikasi,

dan suspensi dikenal sebagai operasi yang pada dasarnya terdiri dari

dua tahap yaitu pertama pengecilan ukuran droplet pada fase bagian

91

Page 2: Pen Cam Puran

dalam dan kedua yang merupakan tahap simultan pendistribusian

droplet ke dalam fase kontinyu (Brenan J.G, 1974).

Komponen yang lebih besar disebut fase yang berkesinambungan

dan komponen yang lebih kecil beranalogi dengan emulsi, namun

keadaan-keadaan ini tidak berkenaan dengan emulsifikasi ketika

digunakan dengan pada konteks ini. Pencampuran tidak memiliki

efek pengawet dan hanya dimaksudkan sebagai alat pemroses atau

untuk mengubah pengkonsumsian kualitas makanan. Pencampuran

memiliki penggunaan yang sangat luas di industri makanan dimana

hal tersebut digunakan untuk mengkombinasikan bahan-bahan

makanan untuk mencapai fungsi berbeda atau karakteristik sensor

(Fellows, 1990).

1.2. Tujuan Percobaan

Tujuan percobaan pencampuran adalah untuk mencampuran satu

atau lebih bahan dengan mencampurkan satu bahan ke bahan lain

sehingga membentuk suat bahan lain sehingga membentuk suatu

bahan yang seragam dari beberapa konstituen baik cair-padat, padat-

padat maupun cair-gas.

1.2. Prinsip Percobaan

Prinsip percobaan pencampuran adalah berdasarkan peningkatan

pengacakan dan distribusi dua atau lebih komponen yang

mempunyai sifat yang berbeda, dimana derajat pencampuran dapat

dikarakterisasi dari waktu yang dibutuhkan, keadaan produk, dan

jumlah energi yang dibutuhkan untuk melakukan pencampuran.

Page 3: Pen Cam Puran

1.3. Manfaat Percobaan

Manfaat dari percobaaan pencampuran yaitu agar praktikan

dapat memahami prinsip dan cara kerja alat pencampuran dan

mengetahui variabel-variabel operasi dalam proses pencampuran.

1.5. Waktu dan Tempat Percobaan

Pelaksanaan percobaan pengeringan ini dilaksanakan pada

tanggal 4 Desember 2010 di Laboratorium Mesin Peralatan Industri

Pangan Universitas Pasundan Jl. Setiabudhi No. 193 Bandung.

Page 4: Pen Cam Puran

II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini akan menguraikan mengenai : 2.1 Pengertian

Pencampuran, 2.2. Jenis-jenis Pencampur, 2.3. Alat-alat Pencampur,

2.4 Gula pasir, 2.5 Minyak dan 2.6 Magnetic Stiring.

2.1. Pengertian Pencampuran

Materi yang terdiri atas dua macam zat atau lebih dan masih

memiliki sifat-sifat zat asalnya adalah pengertian dari pencampuran.

Jika kita mencampur minyak dengan air, terlihat ada batas diantara

kedua cairan tersebut. Jika kita mencampur air dengan alkohol, batas

antara kedua cairan tersebut tidak terlihat. Minyak dan air

membentuk campuran heterogen. Campuran heterogen adalah

campuran yang tidak serba sama, membentuk dua fasa atau lebih,

dan terdapat batas yang jelas di antara fasa-fasa tersebut. Alkohol

dan air membentuk campuran homogen. Campuran homogen adalah

campuran yang serba sama di seluruh bagiannya dan membentuk

satu fasa (Wiranatakusumah, 1992).

Larutan adalah campuran homogen antara zat terlarut (soluet)

dan zat pelarut (solvent). Larutan dapat berwujud padat, cair, dan

gas. Larutan berwujud padat biasa ditemukan pada paduan logam,

contohnya kuningan yang merupakan campuran dari seng dan

tembaga. Larutan berwujud cair contohnya larutan gula dengan air.

Dan larutan dalam wujud gas contohnya adalah udara yang terdiri

Page 5: Pen Cam Puran

atas bermacam-macam gas diantaranya adalah nitrogen, oksigen, dan

karbondioksida (Suharto, 1998).

Pencampuran tidak memiliki efek pengawet dan hanya

dimaksudkan sebagai alat pemproses atau untuk mengubah

pengkonsumsian kualitas makanan. Pencampuran memiliki

penggunaan yang sangat luas di industri makanan dimana hal

tersebut digunakan untuk mengkombinasikan bahan-bahan makanan

untuk mencapai fungsi berbeda atau karakteristik sensor

(Fellow, 1990).

Pencampuran adalah suatu unit operasi dimana keseragaman

campuran diperoleh dari 2 atau lebih komponen dengan mendispersi

satu bahan dengan lainnya (Fellow, 1990).

Pencampuran merupakan proses mencampurkan satu atau lebih

bahan dengan menambahkan satu bahan ke dalam bahan yang

lainnya sehingga membuat suatu bentuk yang seragam dari beberapa

konstituen baik cair-padat, padat-padat, maupun cair-gas. Komponen

yang jumlahnya lebih banyak disebut fase kontinyu dan yang lebih

sedikit disebut fase disperse (Wirakartakusumah, 1992).

2.2. Jenis-jenis Pencampur

Derajat keseragaman campuran pencampuran, dalam diukur dari

sampel yang diambil selama pencampuran, dalam hal ini jika

komponen yang dicampur telah terdistribusi melalui komponen lain

secara random (acak), maka dikatakan pencampuran telah

berlangsung dengan baik. Berdasarkan hal ini, maka dapat digunakan

Page 6: Pen Cam Puran

suatu prosedur statistik untuk mengetahui derajat pencampuran

(Wiranatakusumah, 1992).

Faktor yang mempengaruhi pencampuran yaitu:

1. ukuran partikel, bentuk dan densitas masing-masing komponen.

2. efisiensi alat pencampur untuk masing-masing komponen.

3. kadar air, permukaan bahan pangan

4. karakteristik aliran masing-masing bahan pangan (Fellows, 1990)

Pencampuran bahan cair-cair kecepatan komponen cairan

dipengaruhi oleh:

1. kecepatan radial yang berfungsi sebagai arah ke pengaduk

2. kecepatan longitudinal, parallel dengan pengaduk

3. kecepatan rotasional, tangensial ke pengaduk

4. pencampuran sempurna diperlukan adanya baffle (pisau)

(Fellows, 1990)..

Gambar 13. Komponen Kecepatan dalam Pencampuran Fluida

Page 7: Pen Cam Puran

Gambar 14. Posisi Agitator yang Baik pada Pencampuran Likuid

(a) (b) (c)

Gambar 15. (a) Flat-Blade Agitator, (b) Vaned Disc Impeller, dan (d) Propeller Agitator

Cairan yang mempunyai viscositas tinggi,seperti pasta atau

adonan, perlakuan yang dibutuhkan berbeda. Pencampuran biasanya

terjadi dengan :

1. Meremas bahan kembali hingga bagian luar bahan

2. Membungkus makanan pada proses pencampuran

3. Menggunting pada bagian bahan (Fellows, 1990).

2.3. Alat-alat Pencampur

Jenis alat pencampur (mixer), pencampur untuk cairan dengan

kekentalan rendah dan medium, yaitu:

1. pengaduk pedal

2. tangki berpengaduk tanpa buffle

Page 8: Pen Cam Puran

3. pengaduk propeller

4. posisi pengaduk untuk pengadukan cairan

5. pencampur tipe V, horizontal, double cone

6. pengaduk jangkar (Suharto, 1998).

Peralatan pencampur (mixer) dapat dibagi menjadi beberapa

kategori, antara lain :

a Berdasarkan jenis bahan yang dicampur yaitu alat pencampur

liquid (liquid mixers), alat pencampur granula (powder and particles

mixers) dan alat pencampur pasta (dough and paste mixers).

b Berdasarkan jenis agitator, double cone mixers, ribbon blender,

planetary mixers dan propeller mixers (Wirakartakusumah, 1992).

2.3.1. Alat Pencampur Liquid

Pencampuran liquid, propeller mixers adalah jenis yang paling

umum dan memuaskan. Alat ini terdiri dari tangki silinder yang

dilengkapi dengan propeller/blades beserta motor pemutar. Bentuk

propeller, impeller, blades didesain sedemikian rupa untuk

efektivitas pencampuran dan disesuaikan dengan viskositas fluid.

Pada jenis alat pencampur ini diusahakan untuk dihindari tipe aliran

monoton yang berputar melingkari dinding tangki yang sangat kecil

konstribusinya terhadap pengaruh pencampuran. Untuk itu kadang-

kadang propeller harus diputar sedikit hingga tidak persis simetri

terhadap dinding tangki, penambahan sekat-sekat (baffles) pada

dinding tangki juga dapat menciptakan pengaruh pengadukan,

Page 9: Pen Cam Puran

namun menimbulkan masalah karena sulit membersihkannya

(Wiranatakusumah, 1992).

2.3.2. Alat Pencampur Granula

Alat ini menggunakan ribbon blender atau double cone mixers.

ribbon blender terdiri dari silinder, horizontal yang di dalam

dilengkapi dengan screw berputar, bilamana screw, maka tepung

akan tercampur dan bergerak bolak-balik dari satu sisi ke sisi

lainnya, dengan demikian partikel dan granula akan tercampur

selama pergerakan screw (Wiranatakusumah, 1992).

Double cone blender adalah alat pencampur yang terdiri dari 2

kerucut yang berputar pada porosnya; jika kerucut berputar maka

tepung granula berada di dalam granula yang berada di dalam

volume kerucut akan teragitasi dan tercampur. Pencampuran tipe ini

memerlukan energi dan tenaga yang lebih besar. Oleh karena itu

diperhatikan jangan sampai energi yang dikonsumsi diubah menjadi

panas yang dapat menyebabkan terjadinya kenaikan temperatur dari

produk. Jenis alat pencampur adonan kadang-kadang harus

dilengkapi dengan alat pendingin (Wiranatakusumah, 1992).

Kneader yang berbentuk sigmoid yang berputar dalam suatu can

atau vessel dengan berbagai kecepatan. Prinsip dari alat ini adalah

disamping mencampur juga mengadon yaitu membagi, mematahkan

dan selalu membuat luas permukaan yang baru sesering mungkin

terhadap adonan (Wiranatakusumah, 1992).

Page 10: Pen Cam Puran

Gambar 16. Double Motion Mixer

Double cone blender adalah alat pencampur yang terdiri dari 2

kerucut yang berputar pada porosnya; jika kerucut berputar maka

tepung granula berada di dalam granula yang berada didalam volume

kerucut akan teragitasi dan tercampur. Pencampuran tipe ini

memerlukan energi dan tenaga yang lebih besar. Oleh karena itu

diperhatikan jangan sampai energi yang dikonsumsi diubah menjadi

panas yang dapat menyebabkan terjadinya kenaikan temperature dari

produk. Jenis alat pencampur adonan kadang-kadang harus

dilengkapi dengan alat pendingin (Wirakartakusumah, 1992).

Gambar 17. Trumble Mixer

Page 11: Pen Cam Puran

2.4. Gula Pasir

Gula pasir dapat disebut juga sukrosa yang merupakan

disakarida, gula invert dan non gula reduksi. Sukrosa diperoleh

dengan jalan mengkondensasi glukosa dan fruktosa, dapat

diinversikan sehingga kemanisannya tinggi. Rumus molekul sukrosa

adalah C12H22O11 dengan berat molekul 342,296. Sukrosa

mempunyai sifat sedikit higroskopis dan mudah larut dalam air.

Semakin tinggi suhu, maka kelarutannya akan semakin besar. Pada

suhu yang tinggi yaitu antara 190-220oC terjadi dekomposisi secara

lengkap dan menghasilkan karamel. Pemanasan lebih lanjut akan

menghasilkan CO2, CO, asam asetat dan aseton (Marsono, 1999).

Gula berfungsi sebagai humektan, membantu pembentukan

tekstur, memberi flavor melalui reaksi pencoklatan, memberi rasa

manis. Selain itu, Buckle (1987), menyatakan bahwa apabila gula

ditambahkan ke dalam bahan makanan pada konsentrasi cukup tinggi

(paling sedikit 40% padatan terlarut) sebagian air yang ada menjadi

tidak tersedia untuk pertumbuhan mikrobia dan Aw dari bahan

pangan akan menjadi berkurang. Daya larut yang tinggi dari gula dan

kemampuannya mengurangi keseimbangan relatif (ERH) dan

mengikat air adalah sifat-sifat yang menyebabkan gula dipakai dalam

proses pengawetan pangan (Marsno, 1999)

Page 12: Pen Cam Puran

Tabel 5. Syarat Mutu Gula Pasir

Kriteria Uji Persyaratan GKP

Keadaan:Bau RasaWarna (nilai remisi yang direduksi) (% b/b)Besar jenis butir (mm)Air (% b/b)Sakarosa Gula pereduksi (% b/b)Abu (% b/b)Bahan asing tidak larut (derajat)BTM :SO2 (mg/kg)Cemaran logamPb (mg/kg)Cu (mg/kg)Hg (mg/kg)Zn (mg/kg)Sn (mg/kg)

NormalNormalMin. 53

0,8 – 1,2Maks. 0,1Maks. 99,3Maks.0,1Maks. 0,1Maks. 5

Maks. 2,0

Maks. 2,0

Maks. 2,0Maks. 0,03Maks. 40,0Maks. 40,0Maks. 1,0

Sumber : SNI, (1992)

2.5. Minyak

Minyak merupakan senyawaan trigliserida atau triasgliserol, yang

berarti “trimester” dari gliserol”. Jadi minyak juga merupakan

senyawaan ester. Hasil hidrolisis minyak adalah asam karboksilat

Page 13: Pen Cam Puran

dan gliserol. Asam karboksilat ini juga disebut asam lemak yang

mempunyai rantai hidrokarbon yang panjang dan tidak bercabang

(Winarno, 1997).

Tabel 6. Syarat mutu minyakJenis Uji Satuan

Air Maks 0,5 %Kotoran Maks 0,05 %

Bilangan jod (g jog/100 g contoh) 8 – 10,0

Bilangan penyabunan (mg/KOH/g contoh) 225 - 265

Bilangan peroksida (mg oksigen/g contoh) Maks 5,0

Asam lemak bebas Maks 5 %

Warna Normal

Sumber : SNI, (1992)

2.6. Magnetik Stiring

Sebuah pengaduk magnetik atau mixer magnetik adalah

perangkat laboratorium yang menggunakan medan magnet berputar

untuk menyebabkan aduk bar (juga disebut "kutu") direndam dalam

cairan berputar sangat cepat, sehingga aduk. Bidang berputar dapat

dibuat baik oleh berputar magnet atau satu set elektromagnet

stasioner, ditempatkan di bawah kapal dengan cairan. pengaduk

magnetik sering termasuk hot plate atau beberapa cara lain untuk

pemanas cairan (Marsono, 2010).

Page 14: Pen Cam Puran

Gambar 18. Magnetik Stiring

Page 15: Pen Cam Puran

III METODELOGI PERCOBAAN

Bab ini akan menguraikan mengenai : 3.1 Bahan yang

Digunakan, 3.2 Alat yang Digunakan, dan 3.3 Metode Percobaan.

3.1. Bahan yang Digunakan

Bahan yang digunakan dalam percobaan pencampuran yaitu

minyak, air, gula dan pewarna makanan.

3.2. Alat yang Digunakan

Alat yang digunakan dalam percobaan pencampuran yaitu

magnetic stiring, termometer, piknometer dan timbangan elektrik .

3.3. Metode Percobaan

Bahan yang disiapkan adalah disiapkan Air 1Liter, Gula 0,01 kg,

minyak 1,5 Liter, dan pewarna 5 ml. Masukan ketiga bahan kedalam

tangki pencampur lalu dihidupkan alat magnetic stiring lalu

didiamkan selama 10 menit seltelah itu ukur suhu campuran

menggunakan termometer. Jika bahan telah tercampur, kemudian

diadakan pengambilan sampel melalui kran yang terdapat pada

tangki. Lalu hitung viskositas dan densitas bahan dengan

menggunakan viskometer dan piknometer.

Page 16: Pen Cam Puran
Page 17: Pen Cam Puran

Gambar 19 . Prosedur Percobaan Pencampuran

IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan menguraikan mengenai : 4.1. Hasil Pengamatan dan

4.2. Pembahasan.

4.1. Hasil Pengamatan

Berdasarkan pada percobaan pencampuran yang telah

dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 7. Hasil Pengamatan PencampuranKeterangan Hasil Pengamatan

Wpikno 13,6289 gram = 0,013628 kgWpikno+air 38,296 gram = 0,038296 kgWpikno+campuran 38,400 gram = 0,038400 kgT air 24oC=2970KT campuran 25oC=2980Kt air (s) 30,3 secondt campuran (s) 34,5 secondt pencampuran (s) 5 secondDa (m) 0,0418 mV pikno 25 ml = 25 x 10-6

ρ air 997,3445 kg/m3

ρ campuran 990,88 kg/m3

μ air 0,9142 x 10-3 kg/m.s

μ campuran 1,0341 x 10-3 kg/m.s

NRe 1,1076 x 104

P Watt 0,0142 Watt

Sumber : Kelompok 1, Meja 3, (2010).

Page 18: Pen Cam Puran

4.2. Pembahasan

Berdasarkan percobaan pencampuran diperoleh viskositas atau

kekentalan air pada suhu 24 °C didapat viskositasnya 0,9142 x 10 -3

kg/ms, perhitungan ρair adalah 997,3445 kg/m3, μcampuran adalah 1,0341

x 10-3 kg/ms, NRe adalah 1,1076 x 104, maka power atau tenaga

yang dibutuhkan adalah 0,0142 watt.

Fungsi penambahan gula pada proses pencampuran yaitu untuk

menambah viskositas cairan, karena didalam gula pasir banyak

terdapat sukrosa yang dapat meningkatkan viskositas. Gula ini lebih

cepat larut dibandingkan gula putih pada umumnya, dan oleh

karenanya gula ini secara khusus bermanfaat dalam pembuatan

‘meringues' dan cairan dingin. Gula ini tidaklah sehalus gula bubuk

yang dihaluskan secara mekanis.

Minyak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga

kesehatan tubuh manusia. Selain itu minyak juga merupakan sumber

energi yang lebih efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan

protein. Minyak atau lemak terdapat pada hampir semua bahan

pangan dengan kandungan yang berbeda-beda. Tetapi, minyak atau

lemak sering kali ditambahkan dengan sengaja ke dalam bahan

makanan dengan berbagai tujuan. (Anton, 2010)

Air dan minyak membentuk emulsi. Fase air terdiri atas larutan

garam, gula, atau senyawa organik lainnya dan senyawa koloid. Agar

diperoleh senyawa emulsi yang stabil maka perlu penambahan bahan

Page 19: Pen Cam Puran

pengemulsi. Jika minyak dicampur dengan air maka terbentuk jenis

emulsi. Minyak akan menjadi fase terdispersi yang memberikan

emulsi minyak dalam air. Air terdispersi menjadi emulsi air dalam

minyak. Emulsi air dalam minyak dapat dilarutkan dengan air

sebaliknya emulsi minyak dalam air dapat dilarutkan dengan

minyak.

Buffle berfungsi untuk mencegah terjadinya vortex atau pusaran

yang terbentuk saat pencampuran berlangsung yang dapat

menyebabkan kesempurnaan pencampuran tidak tercapai

(Gustiana, 2010).

Proses pencampuran dipengaruhi oleh sifat-sifat bahan cair,

seperti:

a. Viskositas

b. kerapatan

c. jenis alat pencampuran, dan

d. energi yang dibutuhkan untuk menggerakkan propeller, impeller,

atau blade (Lily, 1998)

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil dalam penentuan

viskositas campuran ataupun air adalah:

a. Densitas

b. Sebelum digunakan pikno tidak dikonstankan terlebih dahulu

c. Pengaruh suhu ataupun udara yang ada di lingkungan sekitar

d. Penimbangan yang tidak sesuai/ tidak akurat

Page 20: Pen Cam Puran

e. Ketelitian pada saat menggunakan stopwacth untuk menghitung

tair maupun tcampuran pada viscometer ostwold ((Suharto, 1998))

Semakin tinggi masa jenis suatu zat (ρ) maka semakin tinggi

viskositas (μ), Semakin tinggi suhu (T) maka semakin rendah

viskositas (μ), dan semakin cepat waktu (t) maka semakin tinggi

viskositas (μ) (Suharto, 1998)

1. Alat Pencampur Liquid

Pada jenis alat pencampur ini diusahakan untuk dihindari tipe

aliran monoton yang berputar melingkari dinding tangki yang sangat

kecil konstribusinya terhadap pengaruh pencampuran. Untuk itu

kadang-kadang propeller harus diputar sedikit hingga tidak persis

simetri terhadap dinding tangki, penambahan sekat-sekat (baffles)

pada dinding tangki juga dapat menciptakan pengaruh pengadukan,

namun menimbulkan masalah karena sulit membersihkannya

(Wiranatakusumah, 1992).

2. Alat Pencampur Granula

Dalam hal ini dapat digunakan ribbon blender atau double cone

mixers. Ribbon blender terdiri dari silinder, horizontal yang di dalam

dilengkapi dengan screw berputar, bilamana screw, maka tepung

akan tercampur dan bergerak bolak-balik dari satu sisi ke sisi

lainnya, dengan demikian partikel dan granula akan tercampur

selama pergerakan screw (Wiranatakusumah, 1992).

Double cone blender adalah alat pencampur yang terdiri dari 2

kerucut yang berputar pada porosnya; jika kerucut berputar maka

Page 21: Pen Cam Puran

tepung granula berada di dalam granula yang berada di dalam

volume kerucut akan teragitasi dan tercampur. Pencampuran tipe ini

memerlukan energi dan tenaga yang lebih besar. Oleh karena itu

diperhatikan jangan sampai energi yang dikonsumsi diubah menjadi

panas yang dapat menyebabkan terjadinya kenaikan temperatur dari

produk. Jenis alat pencampur adonan kadang-kadang harus

dilengkapi dengan alat pendingin (Wiranatakusumah, 1992).

Kneader yang berbentuk sigmoid yang berputar dalam suatu can

atau vessel dengan berbagai kecepatan. Prinsip dari alat ini adalah

disamping mencampur juga mengadon yaitu membagi, mematahkan

dan selalu membuat luas permukaan yang baru sesering mungkin

terhadap adonan (Wiranatakusumah, 1992).

Kecepatan komponen yang diinduksi oleh zat cair dengan

pencampur sebagai berikut :

1. Kecepatan radial yang beraksi dengan arah perpendicular

dengan arah pencampur.

2. Kecepatan longitudinal yang paralel dengan arah pencampur.

3. Kecepatan rotasional yang tangensial dengan arah pencampur

(Fellow, 1990).

Untuk memperoleh pencampuran yang bagus, kecepatan radial

dan longitudinal yang berhubungan dengan zat cair dimaksimalkan

oleh baffles atau pisau-pisau bersisi (Fellow, 1990).

Untuk mencampur viskositas rendah dengan baik, benturan harus

diinduksi melewati zat cair untuk memasuki bagian-bagian yang

Page 22: Pen Cam Puran

bergerak lamban dengan bagian-bagian yang bergerak cepat. Sebuah

vortex harus dihindari karena lapisan penyatu dari zat cair yang

bersikulasi berjalan dengan kecepatan yang sama. Zat cair hanya

berputar mengitari pengocok (Fellow, 1990).

Pada zat cair dengan viskositas tinggi, pasta atau adonan, aksi

yang berbeda diperlukan. Pencampuran terjadi bila :

1. Kneading komponen-komponen yang berlawanan dinding pipa

atau komponen lain.

2. Pelipatan makanan yang tidak tercampur pada bagian-bagian

yang bercampur.

3. Shearing adalah untuk memelarkan makanan (Fellow, 1990).

Awal pencampuran sebagian besar dari bahan tidak bercampur

yang akan terdiri dari masing-masing komponen. Proses

pencampuran diteruskan, komposisi dari masing-masing komponen

bahan menjadi lebih seragam dan mendekati komposisi rata-rata dari

campuran. Metode untuk menentukan perubahan komposisi dengan

menghitung standar deviasi dari masing-masing fraksi yaitu:

τm = 1 ∑ (X – X)2

n - 1

Dimana:

tm = standar deviasi,

n = banyak sampel,

X = konsentrasi dari masing-masing komponen didalam

sampel,

Page 23: Pen Cam Puran

X = konsentrasi sampel rata-rata

Agar mencapai kesempurnaan pencampuran, kecepatan radial

dan longitudinal yang diberikan dalam proses pencampuran

semaksimal mungkin dengan cara menempatkan baffle pada tangki

pencampur, menempatkan pengaduk pada posisi off-centre atau

pengaduk dengan posisi miring pada sudut tertentu (Suharto, 1998)

Page 24: Pen Cam Puran

V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini akan menguraikan mengenai : 5.1 Kesimpulan dan

5.2 Saran.

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan percobaan pencampuran diperoleh viskositas atau

kekentalan air pada suhu 24 °C didapat viskositasnya 0,9142 x 10 -3

kg/ms, perhitungan ρair adalah 997,3445 kg/m3, μcampuran adalah 1,0341

x 10-3 kg/ms, NRe adalah 1,1076 x 104, maka power atau tenaga

yang dibutuhkan adalah 0,0142 watt.

5.2. Saran

Saran yang diperoeh praktikan setelah melakukan praktikum

proses pencampuran adalah pada saat melakukan percobaan sangat

diperlukan ketelitian dalam waktu, suhu dan perhitungan agar hasil

yang diinginkan dapat tercapai.

Page 25: Pen Cam Puran

DAFTAR PUSTAKA

Anton, (2010), mixing, http://coratcoret-azie.blogspot.com/, accessed: 21/11/10.

Marsono, (2010), Mixer Buah/Jus, http://www.tokomesin.com/Mesin_Blender_Buah_Mesin_Mixer_Buah_Untuk_Sari_Buah.html, accessed: 21/11/10.

Gustiana, (2010), MIXER ADONAN PASTA, http://mesinagro.blogspot.com/2010/11/mixer-adonan-pasta-kering.html, accessed: 21/11/10.

Lily, (2010), MIXER BUMBU, http://indonetwork.web.id/CIPTA_AGUNG_SAKTI/1790112/mixer.htm, accessed: 21/11/10.

Brennan. J. G. dkk, (1974), Food Engineering Operations, Applied

Science Publisher Limited, London.

Fellow, P.J, (1990), Food Processing Technology. Ellis Harwood

Limited. England.

Suharto, (1998), Industri Pangan dalam Sistem Rantai Pangan.

Bandung.

Wirakartakusumah, Aman, dkk., (1992), Peralatan dan Unit Proses

Industri Pangan. Depdikbud Direktorat Jendral Pendidikan

Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Winarno. F.G., (1997), Kimia Pangan dan Gizi, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Page 26: Pen Cam Puran

LAMPIRAN

Tabel 7. Hasil Pengamatan PencampuranKeterangan Hasil Pengamatan

Wpikno 13,6289 gram = 0,013628 kg

Wpikno+air 38,296 gram = 0,038296 kg

Wpikno+campuran 38,400 gram = 0,038400 kg

T air 24oC=2970K

T campuran 25oC=2980K

t air (s) 30,3 second

t campuran (s) 34,5 second

t pencampuran (s) 5 second

Da (m) 0,0418 m

V pikno 25 ml = 25 x 10-6

ρ air 997,3445 kg/m3

ρ campuran 990,88 kg/m3

μ air 0,9142 x 10-3 kg/m.s

μ campuran 1,0341 x 10-3 kg/m.s

NRe 1,1076 x 104

P Watt 0,0142 Watt

(Sumber : Kelompok 1, Meja 3, 2010).

Page 27: Pen Cam Puran

t air = 30,3 s

tcamp = 5 s

μair = 24 °C → 0,9142 x 10-3 kg/ms

Interpolasi

293,15 998

297 X

298,15 997,08

298,15-297 = 997,08-x297-293,15 = x-998,23

ρair / x = 997,4335

ρcamp =

(W pikno+camp−W pikno)V pikno

=

0,038400 kg−0,013628 kg0,000025kg

= 990,88 kg/m3

μcamp =

ρcamp×tcamp×μair

ρair×t air

=

0 ,0009142×990 , 80×43 ,5997 , 3445 x30 , 3

= 1,0341 x 10-3 kg/m s

Page 28: Pen Cam Puran

NRe =

Da2×N× ρcamp

μcamp

=

0 ,04182×6 ,6168×990 ,8801 ,0341 x 10−3

= 1,1076 x 104

Perhitungan P

P = Np x ρcamp x N3 x Da5

= 0,39 x 990,88 x 6,61673 x 0,04185

= 0,0142 watt

Page 29: Pen Cam Puran

LAPORAN MINGGUANPENCAMPURAN

“AIR, GULA, MINYAK GORENG, dan PEWARNA”.

(Aqua. Saccharum arundinaceum, Eleis Oleifera )

Oleh :Nama : Sofia WindiartiNRP : 083020029Kelompok : I (Satu)Tgl Percobaan : 4 Desember 2010Asisten : Fuji Rahayu Kurniasari

Page 30: Pen Cam Puran

LABORATORIUM MESIN PERALATAN INDUSTRI PANGANJURUSAN TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS PASUNDAN

BANDUNG2010