Peluang kelompok 6

Post on 30-Jun-2015

359 views 6 download

description

Matematika

Transcript of Peluang kelompok 6

PELUANGX MIA 2

SMAN 1 Genteng

Kelompok 6

• Anindita .P (07)

• Fikri Paramadina (16)

• Imania Aufi A (20)

• Reza Putra P (30)

• Vina Khuswatun ()

SEJARAH ILMU PELUANG

Ada Di file selanjutnya

Atau

Klik link dibawah ini

http://hasanahworld.wordpress.com/2008/06/21/sejarah-peluang-dan-statistika

/

Peluang P untuk terjadinya suatu kejadian E didefinisikan sebagai perbandingan antara banyaknya kejadian yang diharapkan yang merupakan anggota E dengan banyaknya seluruh kejadian yang mungkin terjadi yang merupakan anggota S (ruang sampel). Atau ditulis:

Dengan, P(E) merupakan peluang kejadian yang diharapkan sukses, n(E) merupakan banyaknya anggota kejadian E, dan n(S) merupakan banyaknya anggota ruang sampel (banyaknya kejadian yang mungkin terjadi).

A. MENJELASKAN PENGERTIAN PERCOBAAN

STATISTIKA, RUANG SAMPEL, TITIK SAMPEL

PERCOBAAN

    a. Pengertian Percobaan.               Percobaan adalah suatu tindakan dengan banyak perhitungan atau spekulasi untuk mendapatkan sesuatu hasil yang diharapkan.Contoh : (I). Percobaan melempar mata uang. Hasil yang akan diperoleh : permukaan gambar (G) atau permukaan angka (A)(II). Percobaan melempar kubus bernomor. Kemungkinan hasil yang akan muncul adalah permukaan kubus : 1,2,3,4,5, atau 6.   

Menentukan Ruang Sampel Suatu Percobaan Acak

b. Ruang Sampel            Ruang Sampel himpunan semua hasil yang mungkin terjadi dari suatu percobaan.

      Contoh : (I)  Ruang sampel pelemparan sebuah mata

uang logam adalah S = {A,G}

(II) Ruang sampel dari huruf - huruf pembentuk  kata "MATEMATIKA" adalah S = {M,A,T,E,I,K}

   c. Titik Sampel Titik Sampel adalah anggota dari ruang

sampel.       Contoh :(I)  Titik sampel pelemparan kubus bernomor adalah

1,2,3,4,5,6

(II) Titik sampel padapelemparan kubus bernomor yang

merupakan bilangan prima adalah 2,3,5

2.  Menentukan Ruang Sampel Suatu Percobaana. Jika himpunan Ruang Sampel suatu Percobaan dengan Mendata Titik-titk Sampelnya.      

   Contoh :          Pada pelemparan sebuah kubus bernomor, tentukan :          (I)  S dan n(S)          (II) Titik-titik sampelnya !

           Jawab :           (I)  S = {1,2,3,4,5,6} => n(S) = 6           (II) Titik-titik sampelnya : 1,2,3,4,5 dan 6

     b. Menyusun Ruang Sampel

Cara menyusun ruang sampel suatu percobaan, yaitu :       

(I)  Dengan Cara Mendaftar Anggota-anggotanya  Contoh :1.  Ruang sampel pada pelemparan sebuah mata uang

adalah  (A,G), titik-titik sampelnya adalah A,G 2.  Ruang sampel pada pelemparan dua mata uang adalah

{(A,A), (A,G),(G,A),(G,G)}.titik sampelnya adalah

AA,AG,GA,GG.

2. Dengan Tabel

Uang 1

                                 Uang II

A G

A (A,A) (G,A)

G (A,G) (G,G)

            Contoh : Pada pelemparan dua Mata uang :

·         Ruang Sampelnya = {(A,A),(G,A),(A,G),(G,G)} => n(S) =4·         Titik-titik Sampelnya :A,GA,AG dan GG

B. PELUANG SUATU KEJADIAN

Sebelum mempelajari peluang suatu kejadian, marilah kita ingat kembali mengenai ruang sampel yang biasanya dilambangkan dengan S. Kejadian adalah himpunan bagian dari ruang sampel, sedangkan titik sampel adalah setiap hasil yang mungkin terjadi pada suatu percobaan. Jika A adalah suatu kejadian yang terjadi pada suatu percobaan dengan ruang sampel S, di mana setiap titik sampelnya mempunyai kemungkinan sama untuk muncul, maka peluang dari suatu kejadian A ditulis sebagai berikut.

             n(A)P(A) = ———             n(S )

Keterangan: P(A) = peluang kejadian An(A) = banyaknya anggota An(S) = banyaknya anggota ruang sampel S

Contoh :

Pada pelemparan 3 buah uang sekaligus, tentukan peluang muncul:a. ketiganya sisi gambar;b. satu gambar dan dua angka.

Penyelesaian: a. S = {AAA, AAG, AGA, GAA, AGG, GAG, GGA, GGG}    Maka n(S) = 8    Misal kejadian ketiganya sisi gambar adalah A.    A = {GGG}, maka n(A) = 1                  n(A)        1    P(A) =   ——— = ——                  n(S )       8b. Misal kejadian satu gambar dan dua angka adalah B.     B = {AAG, AGA, GAA}, maka n(B) = 3                  n(B)        3    P(B) =  ——— = ——                  n(S )       8

C. KISARAN NILAI PELUANG

Untuk mengetahui kisaran nilai peluang, perhatikan soal berikut:

Sebuah dadu dilemparkan sekali, tentukan peluang munculnyaa. Mata dadu 8               b. Mata dadu kurang dari 7

Penyelesaian:a.  S = {1, 2, 3, 4, 5, 6}, n(S) = 6     misal kejadian muncul mata dadu 8 adalah A     A = { }, n(A) = 0                   n(A)       0             P(A) =  ——— = — =  0                   n(S )      6            Kejadian muncul mata dadu 8 adalah kejadian mustahil, P(A) = 0 b.  S = {1, 2, 3, 4, 5, 6}, n(S) = 6     misal kejadian muncul mata dadu kurang dari 7 adalah B     B = {1, 2, 3, 4, 5, 6}, n(B) = 6                   n(B)       6             P(B) =  ——— = — =  1                   n(S )      6           Kejadian muncul mata dadu kurang dari 7  adalah kejadian pasti, P(A) = 1

Jadi kisaran nilai peluang: 0  ≤  P(A) ≤ 1

D. FREKUENSI HARAPAN SUATU KEJADIAN

Frekuensi harapan dari sejumlah kejadian merupakan banyaknya kejadian dikalikan dengan peluang kejadian itu. Misalnya pada percobaan A dilakukan n kali, maka frekuensi harapannya ditulis sebagai berikut.

  Fh = n × P(A)

Contoh :Pada percobaan pelemparan 3 mata uang logam sekaligus sebanyak 240 kali, tentukan frekuensi harapan munculnya dua gambar dan satu angka.

Penyelesaian:

S = {AAA, AAG, AGA, GAA, AGG, GAG, GGA, GGG} ⇒ n(S) = 8 A = {AGG, GAG, GGA} ⇒ n(A) = 3                                          n(A)                3 Fh(A) = n × P(A) = 240 × —— = 240 × —— =  90 kali                                           n(S)                 8

E. PELUANG KOMPLEMEN SUATU KEJADIAN

Untuk mempelajari peluang komplemen, perhatikan contoh berikut.Contoh:Pada pelemparan sebuah dadu sekali, berapakah peluang munculnya:a. nomor dadu ganjil,b. nomor dadu tidak ganjil?Penyelesaian:a.  S = {1, 2, 3, 4, 5, 6}, maka n(S) = 6.     A adalah kejadian  keluar nomor dadu ganjil      A = {1, 3, 5}, maka n(A) = 3 sehingga                  n(A)        3        1     P(A) =  ——— = —— = —                  n(S )       6        2

b.  B adalah kejadian  keluar nomor dadu tidak ganjil      B = {2, 4, 6}, maka n(B) = 3 sehingga                  n(B)        3        1     P(B) =  ——— = —— = — , Peluang B adalah Peluang komplemen dari A                  n(S )       6        2Dari contoh tersebut kita dapat mengambil kesimpulan bahwa:

 P(A) + P(AC) = 1 atau P(AC) = 1 – P(A)

Contoh:Pada pelemparan 3 buah uang sekaligus, tentukan peluang munculnya  paling sedikit satu angka !Penyelesaian:Cara biasaS = {AAA, AAG, AGA, GAA, AGG, GAG, GGA, GGG}, maka n(S) = 8Misal kejadian paling sedikit satu angka adalah A.A = {AAA, AAG, AGA, GAA, AGG, GAG, GGA}, maka n(A) = 7              n(A)        7P(A) =  ——— = ——              n(S )       8

Cara komplemenS = {AAA, AAG, AGA, GAA, AGG, GAG, GGA, GGG}, maka n(S) = 8Misal kejadian paling sedikit satu angka adalah A.Ac = {GGG}, maka n(Ac) =1

              n(Ac)       1P(Ac) =  ——— =——              n(S )        8

                                       1         7P(A) = 1 – P(Ac) = 1 – —— = ——                                       8         8

TERIMAKASIH.............