Post on 13-Dec-2015
description
Vertigo Perifer dan Sentral
Regina Enggeline*
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Arjuna Utara No.6, Telp 56942061, Jakarta
Pendahuluan
Skenario V
Seorang wanita usia 51 tahun sejak dua minggu terakhir merasa pusing berputar. Pusing terjadi
hanya kira-kira selama 1menit tetapi terjadi beberapa kali dalam sehari. Keluhan timbul bila
pasien berubah posisi waktu tidur, bangun tidur, membungkuk dan kemudian tegak kembali.
Pasien juga merasa mual tetapi tidak muntah. Kira-kira 6 bulan yang lalu, pasien juga pernah
sakit seperti ini tapi sembuh sendiri. Pendengaran kedua telinga baik, tidak berdengung. Riwayat
trauma dan demam sebelumnya disangkal. Pemeriksaan tanda vital pasien sadar, keadaan umum
baik, tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 84 kali/menit, tidak demam.
Pembahasan
Anamnesis
Kelainan sistem saraf bisa menimbulkan berbagai macam keluhan, diantaranya :
- Nyeri kepala
- Kejang, pingsan, atau gerakan aneh
- Pening atau vertigo
- Masalah penglihatan
- Kelainan penciuman/ pengecapan
*NIM: 10.2010.252, Kelompok : C1, Email : regina_enggeline@yahoo.com
1 | P a g e
- Kesulitan berbicara, masalah menelan
- Kesulitan berjalan, ekstremitas lemah, gangguan sensoris
- Nyeri
- Tremor atau gerakan involunter, dll.
Riwayat penyakit dahulu
Adakah riwayat gangguan neurologis sebelumnya?
Adakah riwayat penyakit sistemik?
Obat-obatan
Pertimbangkan terapi gangguan neurologis dan pengobatan yang mungkin merupakan
penyebab timbulnya gejala.
Riwayat keluarga
Adakah riwayat gangguan neurologis dalam keluarga?
Riwayat sosial
Ketidakmampuan apa saja yang dimiliki pasien?
Mengapa pasien tak dapat melakukan apa yang ingin ia lakukan?
Apakah pasien menggunakan alat bantu untuk bergerak atau melakukan aktivitas?
Bantuan apa saja yang didapat oleh pasien? 1
Vertigo adalah sensasi berputar sementara dalam posisi beristirahat. Keadaan ini sering berkaitan
dalam posisi beristirahat. Keadaan ini sering berkaitan dengan hilangnya fungsi vestibular,
seperti gaya berjalan sempoyongan. 2
Pada setiap pasien vertigo,tanyakanlah pertanyaan sebagai berikut:
2 | P a g e
- Berapa lama anda merasakan hal ini?
- Pernahkan anda mengalami serangan berulang? Detik? Menit? Jam? Hari?
- Apakah serangan terjadi mendadak?
- Apakah serangan dibangkitkan, atau diperhebat oleh perubahan posisi?
- Apakah perasaan berputar tersebut bertambah hebat selama serangan?
- Adakah suatu posisi yang membuat anda merasa lebih baik?
- Apakah anda mengalami penglihatan ganda selama serangan? Hilang kekuatan?
Pendengaran berkurang? Gangguan gaya berjalan? Mual? Muntah? Telinga berdenging?
- Obat-obat apa saja yang anda minum baru-baru ini?
- Apakah anda mengetahui bahwa anda pernah diberikan obat antibiotik yang dinamakan
streptomisin atau gentamisin?2
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik yang berupa pemeriksaan umum dan khusus dilakukan untuk
memperkuat penegakkan diagnosa. Lakukan pengamatan berupa : keadaan umum; pemeriksaan
kesadaran (sadar, apatis, somnolen); tanda kegawat daruratan berupa sesak napas, muntah, udem
kaki, anemis, serta tidak lupa juga untuk memeriksa tanda – tanda vital terlebih dahulu seperti
suhu tubuhnya, tekanan darah, frekuensi napas, serta berat badannya lalu dilanjutkan dengan
pemeriksaan fisik. Lakukanlah pemeriksaan umum seteliti mungkin agar kelainan-kelainan yang
ada hubungannya dengan penyakit pasien tidak terlewatkan. Pemeriksaan neurologik perlu
dilakukan karena keluhan pusing yang disebabkan oleh lesi sentral sering disertai oleh kelainan
neurologik lain. Sebelum melakukan pemeriksaan fisik, tanyakan bersedia atau tidak.3,4
Pemeriksaan khusus penderita pusing.4
Pemeriksaan Romberg
Pasien berdiri tegak, kedua kaki sejajar saling bersentuhan dan mata dipejamkan. Apabila
ada gangguan vestibuler pasien tidak dapat mempertahankan posisinya, ia akan bergoyang,
3 | P a g e
menjauhi garis tengah dan akan kembali ke posisi semula karena pengaruh refleks
pembetulan sikap (righdng reflex). Gerakan tersebut terjadi berulang-ulang. Untuk lebih
mempermudah pemeriksaan, pada pasien muda, dasar tempat berdirinya dapat lebih
dipersempit dengan cara berdiri satu kaki
Jalan tandem ("Tandem Gait")
Pasien berjalan lurus, tumit kaki yang satu berada pada ujung jari kaki lainnya dan
seterusnya. Adanya gangguan vestibular akan menyebabkan arah perjalanan menyimpang.
Pemeriksaan Quiz dan Test salah tunjuk (Past Pointing Test)
Pemeriksaan Quiz:
Penderita berdiri di depan pemeriksa. Kedua lengan direntangkan ke depan setinggi bahu
dan kedua jari telunjuknya menunjuk pada jari-jari telunjuk pemeriksa. Selanjutnya pasien
disuruh menutup mata. Perhatikanlah timbulnya penyimpangan arah pada kedua tangan
pasien.
Tes salah tunjuk:
Dengan mata terbuka pasien diminta untuk mengangkat lengannya lurus ke atas dengan
telunjuk dalam ekstensi. Kemudian lengan tersebut diturunkan sampai menyentuh telunjuk
pemeriksa. Selanjutnya dengan mata tertutup pasien diminta untuk mengulangi gerakan
tersebut Adanya gangguan vestibuler menyebabkan penyimpangan lengan pasien sehingga
telunjuknya tidak dapat menyentuh telunjuk pemeriksa.
Test simulasi pusing
Kelompok pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan dengan rangsangan yang dapat
menimbulkan rasa pusing pada pasien. Pada tiap-tiap akhir pemeriksaan tanyakanlah
apakah ia merasa pusing dan apakah rasa tersebut sesuai dengan rasa yang menjadi
keluhannya.
1. Memalingkan kepala ke kiri atau ke kanan.
2. Duduk dan berdiri dengan mata terbuka dan tertutup.
3. Pasien diminta untuk berjalan dan mendadak berbalik dengan cepat.
Nylen-Barany test (Dix-Hallpike)
4 | P a g e
Untuk pemeriksaan vertigo posisional dan nistagmus posisional. Pada pemeriksaan ini
pasien mula-mula duduk, kepala menghadap ke depan, kemudian dibaringkan dengan
cepat, kepala menggantung 45%, melihat 45% ke samping kiri atau kanan. Perhatikanlah
timbulnya nistagmus dan vertigo.
Ada dua macam reaksi yang dapat ditimbulkan:
1. Tipe perifer atau tipe paroksismal benigna.
Pada saat kepala diletakkan pada salah satu posisi tersebut (posisi kritis) akan timbul
perasaan pusing disertai nistagmus. Nistagmus yang timbul biasanya memutar
dengan arah ke telinga yang terletak di bawah. Reaksi tersebut timbul setelah
periode laten selama 2-10 detik, dan akan menghilang tidak lebih dari 60 detik. Bila
percobaan tersebut diulang, reaksi yang timbul lebih ringan dan lebih singkat;
keadaan ini disebut kelelahan.
2. Tipe sentral
Pada saat kepala diletakkan pada posisi kritis, nistagmus segera timbul (tidak ada
periode laten) dan berlangsung lebih dari 60 detik. Nistagmus tersebut tidak disertai
keluhan vertigo dan bila diulang reaksi tetap seperti semula (tidak menjadi lelah).
Pemeriksaan mata pada penderita pusing.
Beberapa pertanyaan yang perlu diajukan adalah:
Apakah ada Diplopia ?
Apakah pandangannya menjadi kabur (adanya gangguan lapang pandang) ?
Apakah benda-benda di sekitarnya tampak berputar-putar ?
Apakah baru memakai kacamata atau baru ganti kacamata ?
Apakah keluhannya hilang bila menutup satu mata atau kedua mata ?
Pemeriksaan.
Perhatikan adanya nistagmus, kalau perlu pasien disuruh melirik 45% ke sisi kiri atau
45% ke sisi kanan, melirik ke atas dan melirik ke bawah. Nistagmus horizontal
biasanya ditemukan pada lesi perifer sedangkan nistagmus vertikal atau nistagmus
dengan arah banyak biasanya ditemukan pada lesi sentral (batang otak/otak).
5 | P a g e
Lakukan tes konfrontasi untuk menetapkan adanya gangguan lapang pandang.
Sebelum melakukan tes ini jangan lupa memeriksa katarak. Periksalah ketajaman
pandangan secara kasar.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang sesuai bergantung pada tanda dan gejala yang
ditemukan. Dapat dilakukan pemeriksaan hitung darah lengkap dan analisis elektrolit
termasuk kadar glukosa, nitrogen urea darah dan kreatinin. Anemia dapat
menyebabkan pusing melayang presinkop. Gagal ginjal, hiperglikemia dan
hipoglikemia juga dikaitkan dengan vertigo.
MRI/CT
MRI atau CT dapat diindikasikan jika terdapat vertigo yang berlangsung lama atau
tanda neurologis tambahan. Dokter sebaiknya mencari bukti adanya tumor atau
perdarahan ke dalam serebelum, batang otak atau labirin.
EEG
Elektroensefalografi diindikasi jika vertigo berkaitan dengan perubahan kesadaran.
Audiografi. Audiogram diindikasi jika terdapat bukti hilangnya pendengaran, nyeri
telinga atau tinnitus.
ENG
Elektronistagmografi memungkinkan seseorang untuk membedakan terkenanya
sentral dari perifer. 5
Diagnosa Kerja
Vertigo merupakan suatu sensasi berputar, pasien merasa bahwa dia ataupun lingkungan
berputar. Seringkali vertigo terjadi dengan seketika, kadang-kadang, dan ketika berat umumnya
6 | P a g e
dibarengi dengan mual, muntah, dan jalan yang terhuyung-huyung. Vertigo merupakan tipe
dizziness yang paling banyak ditemukan pada perawatan primer. Di perawatan primer jenis
vertigonya 93% benign paroxysmal positional vertigo (BPPV) , neuronitis vestibular akut, atau
penyakit Meniere. Penyebab lain adalah obat-obatan (alkohol, aminoglikosida, antikejang
[ fenitoin, dilantin], antidepressant, antihipertensi, barbiturate, kokain,diuretik [Furosemid],
nitrogliserin, kuinin, salisilat, sedative/hipnotik), penyakit serebrovaskular, migrain, labirinitis
akut, multiple sklerosis, dan neoplasma intracranial. Penyebab vertigo bisa perifer atau sentral. 6
Vertigo fisiologik (pediatric)
Keadaan ini terjadi kalau (1) otak menghadapi ketidakseimbangan di antara pelbagai sistem
sensorik, (2) sistem vestibuler dihadapkan pada gerakan kepala yang tidak lazim dan tidak
pernah diadaptasi sebelumnya, seperti ketika seseorang mabuk laut, atau (3) posisi kepala/leher
yang tidak lazim, seperti ekstensi yang berlebihan ketika seseorang mengecat langit-langit
rumah. Ketidakseimbangan antar sensoris menjelaskan mabuk kendaraan, vertigo tinggi, dan
vertigo visual paling sering dialami selama gerakan gambar pemandangan yang berkejaran; pada
yang terakhir, sensasi visual dari gerakan lingkungan tidak disertai dengan isyarat gerakan
vestibuler dan somatosensoris secara bersamaan. Space sickness (mabuk ruang angkasa), yaitu
suatu efek sepintas dalam bentuk gerakan aktif kepala yang sering terjadi pada keadaan tanpa
gaya berat, merupakan contoh lain vertigo fisiologik.7
Vertigo patologik
Keadaan ini terjadi akibat lesi pada sistem visual, somatosensorik atau vestibuler. Vertigo visual
disebabkan oleh pemandangan yang baru atau tidak tepat atau karena timbulnya paresis otot
ekstraokuler yang tiba-tiba dengan diplopia; pada keadaan lainnya, kompensasi sistem saraf
pusat menetralkan vertigo secara cepat. Vertigo somatosensoris, jarang dalam isolasi, biasanya
disebabkan oleh neuropati perifer yang menurunkan masukan sensoris yang perlu untuk
kompensasi sentral jika terdapat disfungsi sistem vestibuler atau visual.
Penyebab vertigo patologik yang paling sering ditemukan adalah disfungsi vestibuler. Vertigo
tersebut biasanya disertai dengan gejala nausea, jerk nistagmus, ketidakstabilan postural dan
ataksia berjalan (gait ataxia).7
7 | P a g e
Diagnosa Banding
Diagnosis banding dari vertigo adalah vestibuler perifer (berasal dari sistem saraf perifer),
vestibuler sentral (berasal dari sistem saraf sentral), dan kondisi lain.
I. Vertigo Perifer
Penyebab Vertigo Perifer
A. Benign Paroxsymal Positional Vertigo/ Benign Positional Vertigo (BPPV)
Vertigo posisional paroksismal jinak ini menyebabkan serangan pusing transien
(berlangsung beberapa detik) yang rekuren dan vertigo berhubungan dengan perubahan
posisi kepala, misalnya berbaring dengan bantal pada malam hari. Serangan cenderung
menetap selama berminggu-minggu sampai berbulan-bulan sebelum sembuh sendiri
secara spontan, namun bisa terjadi rekurensi. Pada pemeriksaan fisik konvensional tidak
ditemukan apapun. Mauver Hallpike merupakan tes provokasi spesifik yang dilakukan
dengan membaringkan pasien dari posisi duduk sambil memutar kepala dengan cepat ke
satu arah. Jika positif, akan tampak nistagmus dengan rotasi ke sisi lesi dan gejala
menjadi bertambah. Hal ini disebabkan oleh adanya debris dalam kanalis semisirkularis.
B. Kegagalan vestibular akut adalah masalah klinis yang sering dijumpai di mana pasien
mengeluhkan adanya mual muntah mendadak disertai vertigo berat. Pada pemeriksaan
fisik, ditemukan nistagmus bila melirik ke lateral dan ataksia. Keadaan ini, yang memiliki
prognosis baik dan cenderung sembuh dalam beberapa hari sampai beberapa minggu,
memiliki banyak sinonum seperti “labirinitis akut”, “neuronitis vestibular” yang
menunjukkan kemungkinan penyebab adalah virus, pascavirus atau peradangan, namun
pathogenesisnya secara pasti belum diketahui. Kelainan ini kadang-kadang timbul setelah
infeksi saluran pernapasan atas.
C. Penyakit Meniere
Serangan berulang vertigo, disertai tinnitus dan menurunnya pendengaran yang terjadi
pada usia pertengahan dan akhirnya bisa terjadi ketulian. Serangan terjadi dalam hitungan
8 | P a g e
menit, berlangsung selama beberapa jam dan kemudian berangsur-angsur mereda. Kunci
untuk menegakkan diagnosis adalah mencatat tingkat fluktuasi gangguan pendengaran.
D. Kegagalan vestibular kronis
Kasusnya cukup banyak, dengan gejala pusing yang timbulnya lebih perlahan-lahan
namun bisa agak tidak spesifik. Penyebab tersering adalah keracunan aminoglikosida.
Degenerasi vestibular karena usia menjadi semakin jelas.
E. Penyebab lain.—Obat-obatan, alergi, sifilis congenital dan infeksi bakterial dan viral.8
Lamanya vertigo berlangsung :
1. Episode (serangan) vertigo yang berlangsung beberapa detik
Paling sering disebabkan oleh vertigo posisional benigna. Dapat dicetuskan
olehperubahan posisi kepala. Berlangsung beberapa detik dan kemudian mereda.
Palingsering penyebabnya idiopatik (tidak diketahui), namun dapat juga diakibatkan
olehtrauma di kepala, pembedahan di telinga atau oleh neuronitis vestibular. Prognosis
umumnya baik, gejala menghilang secara spontan.
2. Episode vertigo yang berlangsung beberapa menit atau jam
Dapat dijumpai pada penyakit meniere atau vestibulopati berulang. Penyakit
menieremmempunyai trias gejala yaitu ketajaman pendengaran menurun (tuli), vertigo
dan tinitus
3. Serangan vertigo yang berlangsung beberapa hari sampai beberapa minggu
Neuronitis vestibular merupakan kelainan yang sering datang ke unit darurat. Pada
penyakit ini, mulainya vertigo dan nausea serta muntah yang menyertainya ialah
mendadak, dan gejala ini dapat berlangsung beberapa hari sampai beberapa minggu.
Fungsi pendengaran tidak terganggu pada neuronitis vestibular. Pada pemeriksaanf isik
mungkin dijumpai nistagmus.9
II. Vertigo Sentral
9 | P a g e
Vertigo sentral terjadi jika ada sesuatu yang tidak normal di dalam otak, khususnya di
bagian saraf keseimbangan, yaitu daerah percabangan otak dan serebelum(otak kecil). 3,10
Penyebab
Tubuh merasakan posisi dan mengendalikan keseimbangan melalui organ keseimbangan
yang terdapat di telinga bagian dalam. Organ ini memiliki saraf yang berhubungan dengan area
tertentu di otak.
Vertigo bisa disebabkan oleh kelainan di dalam telingan, di dalam saraf yang
menghubungkan telinga dengan otak dan di dalam otaknya sendiri. Vertigo juga bisa
berhubungan dengan kelainan penglihatan atau perubahan tekanan darah yang terjadi secara tiba-
tiba.
Penyebab umum vertigo sentral adalah : 11,12
1. Stroke dan transient ischemic attack (TIA) yang melibatkan batang otak atau
cerebellum menyebabkan sepertiga dari semua kasus dizziness. Kadang-kadang
vertigo munri dapat menjadi gejala satu-satunya sebelum fossa stroke posterior.
2. Basilar migran biasanya hadir dengan gejala vertigo dan sakit kepala, tapi juga bisa
tampak sebagai vertigo yang terisolasi. Migren menyebabkan hampir 15% dari kasus
sentral vertigo.
3. Kejang dapat hadir dengan vertigo serta gejala motorik atau kebingungan. Sekitar 5%
dari kasus vertigo sentral disebabkan oleh kejang. Dizziness merupakan gejala yang
biasa terjadi pada pasien dengan epilepsi.
4. Multiple sklerosis (MS) menggaabungkan keluhan vertigo dengan gejala sentral
lainnya, seperti disfungsi cerebellar. MS merupakan penyebab yang tidak biasa dari
vertigo. Sekitar 2% sari vertigo sentral disebabkan oleh MS.
5. Tumor fossa posterior dapat menyebabkan vertigo atau dizziness; periksa gejala-
gejala gangguan fungsi batang otak lainnya(dipploppis,disartri,rasabaal,gangguan
menelan), atau gejala lain(gangguan fungsi saraf kranialis,gangguan fungsi motorik
dan sensorik)
6. Trauma kepala
Tabel 1. Perbedaan Vertigo Perifer dan Sentral 13
10 | P a g e
Ciri-ciri Vertigo Perifer Vertigo Sentral
Lesi System vestibular (telinga dalam,
saraf perifer)
System vertebrobasiler dan gangguan
vascular (otak, batang otak, serebelum)
Penyebab BPPV, Penyakit Meniere,
neuronitis vestibuler, labirintis,
neuroma akustik, trauma
Iskemik batang otak, vertebrobasiler
insufisiensi, neoplasma, migren basiler
Gejala gangguan
SSP
Tidak ada Diplopia, parestesi, gangguan
sensibilitas dan fungsi motorik,
disartria, gangguan serebelar
Masa laten 3-40 detik Tidak ada
Habituasi Ya Tidak
Jadi cape Ya Tidak
Intensitas vertigo Berat Ringan
Telinga
berdenging/tuli
Kadang-kadang Tidak ada
Nistagmus
spontan
+ -
Tabel2. Klinis Vertigo Perifer dan Sentral 13
Perifer Sentral
Bangkitan vertigo
Derajat vertigo
Mendadak
Berat
Lambat
Ringan
Pengaruh gerakan kepala + -
11 | P a g e
Gejala otonom ++ -
Gengguan pendengaran + -
Selain itu kita bisa membedakan vertigo sentral dan perifer berdasarkan nystagmus. Nystagmus
adalah gerakan bola mata yang sifatnya involunter, bolak balik, ritmis, dengan frekuensi tertentu.
Nystagmus merupakan bentuk reaksi dari refleks vestibulo oculer terhadap aksi tertentu.
Nystagmus bisa bersifat fisiologis atau patologis dan manifes secara spontan atau dengan
rangsangan alat bantu seperti test kalori, tabung berputar, kursi berputar, kedudukan bola mata
posisi netral atau menyimpang atau test posisional atau gerakan kepala
Tabel 3. Nistagmus sentral dan perifer13
Nistagmus Vertigo Sentral Vertigo Perifer
Arah Berubah-ubah Horizontal/horizontal rotatoar
Sifat Uni/bilateral Bilateral
Tes posisional
Latensi Singkat Lebih lama
Durasi Lama Singkat
Intensitas Sedang Sedang/larut
Sifat Susah ditimbulkan Mudah ditimbulkan
Tes dengan rangsang (kursi
putar, irigasi telinga)
Dominasi arah jarang
ditemukan
Sering ditemukan
Fiksasi mata Tidak dipengaruhi Terhambat
III. Penyebab Campuran
12 | P a g e
Neuroma akustik merupakan tumor jinak sel Schwan yang timbul pada bagian vestibular
saraf cranial VIII, dapat berdiri sendiri atau disebabkan oleh penyakit neurofibromatosis
tipe 2, menyebabkan ketulian dan sering menyebabkan vertigo. Penekanan batang otak
bisa menyebabkan ataksia, dan jika berat, terjadi penekanan akuaduktus silvii dan
hidrosefalus. Gejala disertai dengan hilangnya sensasi pada kornea. Pemeriksaan MRI
bisa menegakkan diagnosis pasti. Terapi kuratif bisa dilakukan dengan pembedahan.9
Etiologi
Pada vertigo tipe sentral, etiologi umumnya adalah gangguan vaskuler. Sedangkan pada vertigo
tipe perifer, etiologinya idiopatik. Biasanya vertigo jenis perifer berhubungan dengan manifestasi
patologis di telinga.
Beberapa Penyebab Vertigo Perifer:
Idiopatik 49%, trauma 18%, labirintitis viral 15%, lain-lain (sindrom Meniere 2%, pascaoperasi
nontelinga 25, ototoksisitas 2%, otitis sifilitika 1% dan lai-lainnya 3%).
Beberapa faktor predisposisi lain yang mencetuskan terjadinya vertigo adalah:
Kurangnya pergerakan aktif, sehingga saat mengalami perubahan posisi mendadak akan
timbul sensasi vertigo.
Alkoholisme akut
Pascaoperasi mayor 14
Epidemiologi
Vertigo merupakan gejala yang sering didapatkan pada individu dengan prevalensi sebesar 7 %.
Beberapa studi telah mencoba untuk menyelidiki epidemiologi dizziness, yang meliputi vertigo
dan non vestibular dizziness. Dizziness telah ditemukan menjadi keluhanyang paling sering
diutarakan oleh pasien, yaitu sebesar 20-30% dari populasi umum. Dari keempat jenis dizziness
vertigo merupakan yang paling sering yaitu sekitar 54%. Pada sebuahstudi mengemukakan
vertigo lebih banyak ditemukan pada wanita dibanding pria (2:1),sekitar 88% pasien mengalami
episode rekuren.15
13 | P a g e
Patofisiologi
Vertigo merupakan perasaan halusinasi seolah-olah lingkungan atau diri sendiri bergerak,
atau yang lebih sering lagi, berputar; keadaan ini biasanya disebabkan oleh gangguan pada
sistem keseimbangan. End organ sistem ini terletak pada bagian labirin tulang telinga dalam
yang terdiri dari tiga buah kanalis semisirkularis dan apparatus otolitik (utrikulus dan sakulus)
pada masing-masing sisi. Kanalis akan mentransdusir akselerasi anguler, sementara otolit
mentransdusir akselerasi linear dan gaya gravitasi yang statik. Bagian yang disebut terakhir ini
memberikan kemampuan sensitibilitas posisi kepala dalam ruangan. Luaran neural end-organ
tersebut disalurkan ke nukleus vestibularis dalam batang otak lewat nervus kranialis kedelapan.
Proyeksi utama dari nukleus vestibularis adalah kepada nukleus nervus kranialis III, IV,dan
VI,medulla spinalis, korteks serebral dan serebelum. Refleks vestibulookuler berfungsi untuk
mempertahankan stabilitas visual selama gerakan kepala dan tergantung pada proyeksi langsung
dari nukleus vestibularis ke nukleus nervus kranialis keenam (abdusens) di dalam pons dan lewat
fasikulus longitudinalis medialis, ke nukleus nervus kranialis ketiga (okullomotor) dan keempat
(troklearis) pada otak tengah (midbrain). Koneksi ini menyebabkan gejala nistagmus (gerakan
osilasi bola mata yang bolak-balik) yang hampir selalu menyertai disfungsi vestibuler. Lintasan
vestibulospinal membantu mempertahankan stabilitas postural. Proyeksi ke korteks serebral
lewat talamus menghasilkan kemampuan untuk menyadari posisi dan gerakan kepala. Saraf dan
nukleus vestibuler menonjol ke area serebelum (terutama pada folikulus dan nodulus) yang
memodulasi refleks vestibulookuler.
Sistem vestibuler merupakan satu dari tiga sistem sensoris yang digunakan untuk
orientasi ruangan dan sikap tubuh; yang dua lainnya merupakan sistem visual (retina sampai
korteks oksipital) dan sistem somatosensoris yang menyampaikan informasi perifer dari reseptor
kulit,sendi, dan otot. Tiga sistem stabilisasi saling tumpang tindih cukup untuk mengkompensasi
(sebagian atau seluruhnya) defisiensi satu sama lain. Vertigo menunjukkan stimulasi fisiologik
atau disfungsi patologik pada salah satu dari tiga sistem ini.7
Manifestasi Klinis
14 | P a g e
Vertigo adalah sensasi rasa berputar atau rotasi. Biasanya, awitan vertigo terjadi mendadak dan
keseimbangan menghilang. Mual dan nistagmus berkaitan dengan vertigo. Bentuk vertigo yang
lebih ringan dapat digambarkan sebagai sensasi berguncang atau rasa melayang yang samar.
Secara umum vertigo disebabkan oleh gangguan sistem vestibular sentral atau perifer.
Pingsan, gamang atau melayang
Gejala pingsan, gamang, atau melayang antara lain pandangan suram, suara
“bergemuruh” di telinga, dan diaphoresis yang akan membaik dengan posisi berbaring.
Jika gejala berlangsung singkat dan awitannya mendadak, kemungkinan besar berasal
dari kardiovaskular. Jika gejala menetap, dokter harus mempertimbangkan hipoglikemia.
Disekuilibrium
Disekuilibrium adalah kehilangan keseimbangan tanpa adanya sensasi abnormal di dalam
kepala. Sumbernya dapat berasal dari serebelum, sistem saraf perifer, atau lesi vestibular
bilateral.
Melayang selain yang tertera di atas
Pada kasus melayang lain, sebaiknya dicari bukti adanya hiperventilasi. Juga sebaiknya
diselidiki adanya kemungkinan gangguan mood, seperti depresi atau ansietas.5
Penatalaksanaan (siska)
I. Medika mentosa
Karena penyebab vertigo beragam, sementara penderita seringkali merasa sangat terganggu
dengan keluhan vertigo tersebut, seringkali menggunakan pengobatan simptomatik. Lamanya
pengobatan bervariasi. Sebagian besar kasus terapi dapat dihentikan setelah beberapa minggu.
Beberapa golongan yang sering digunakan :14
1. Antihistamin
Tidak semua obat antihistamin mempunyai sifat anti vertigo. Antihistaminyang dapat meredakan
vertigo seperti obat dimenhidrinat, difenhidramin, meksilin,siklisin. Antihistamin yang
mempunyai anti vertigo juga memiliki aktivitas anti-kholinergik di susunan saraf pusat. Mungkin
15 | P a g e
sifat anti-kholinergik ini ada kaitannyadengan kemampuannya sebagai obat antivertigo. Efek
samping yang umumdijumpai ialah sedasi (mengantuk). Pada penderita vertigo yang berat efek
sampingini memberikan dampak yang positif.
- Betahistin
Senyawa Betahistin (suatu analog histamin) yang dapat meningkatkan sirkulasi ditelinga dalam,
dapat diberikan untuk mengatasi gejala vertigo. Efek samping ialah gangguan di lambung, rasa
enek, dan sesekali “rash” di kulit.
Betahistin Mesylate (Merislon)
Dengan dosis 6 mg (1 tablet)– 12 mg, 3 kali sehari per oral
Betahistin di Hcl (Betaserc)
Dengan dosis 8 mg (1 tablet), 3 kali sehari. Maksimum 6 tablet dibagidalam beberapa
dosis.
- Dimenhidrinat (Dramamine)
Lama kerja obat ini ialah 4 – 6 jam. Dapat diberi per oral atau parenteral(suntikan intramuscular
dan intravena). Dapat diberikan dengan dosis 25 mg – 50mg (1 tablet), 4 kali sehari. Efek
samping ialah mengantuk.
- Difhenhidramin Hcl (Benadryl)
Lama aktivitas obat ini ialah 4 – 6 jam, diberikan dengan dosis 25 mg (1 kapsul) – 50 mg, 4 kali
sehari per oral. Obat ini dapat juga diberikan parenteral. Efek samping mengantuk.
2. Antagonis kalsium
Dapat juga berkhasiat dalam mengobati vertigo. Obat antagonis kalsiumCinnarizine (Stugeron)
dan Flunarizine (Sibelium) sering digunakan. Merupakanobat supresan vestibular karena sel
rambut vestibular mengandung banyak terowongan kalsium. Namun, antagonis kalsium sering
mempunyai khasiat lainseperti anti kholinergik dan antihistamin. Sampai dimana sifat yang lain
ini berperandalam mengatasi vertigo belum diketahui.
16 | P a g e
- Cinnarizine (Stugerone)
Mempunyai khasiat menekan fungsi vestibular. Dapat mengurangi responsterhadap akselerasi
angular dan linier. Dosis biasanya ialah 15 – 30 mg, 3 kalisehari atau 1 x 75 mg sehari. Efek
samping ialah rasa mengantuk (sedasi), rasa cape, diare atau konstipasi, mulut rasa kering dan
“rash” di kulit.
3. Fenotiazine
Kelompok obat ini banyak mempunyai sifat anti emetik (anti muntah). Namuntidak semua
mempunyai sifat anti vertigo. Khlorpromazine (Largactil) dan Prokhlorperazine (Stemetil) sangat
efektif untuk nausea yang diakibatkan olehbahan kimiawi namun kurang berkhasiat terhadap
vertigo.
- Promethazine (Phenergan)
Merupakan golongan Fenotiazine yang paling efektif mengobati vertigo. Lamaaktivitas obat ini
ialah 4 – 6 jam. Diberikan dengan dosis 12,5 mg – 25 mg (1draze), 4 kali sehari per oral atau
parenteral (suntikan intramuscular atauintravena). Efek samping yang sering dijumpai ialah
sedasi (mengantuk),sedangkan efek samping ekstrapiramidal lebih sedikit disbanding obat
Fenotiazine lainnya.
- Khlorpromazine (Largactil)
Dapat diberikan pada penderita dengan serangan vertigo yang berat dan akut.Obat ini dapat
diberikan per oral atau parenteral (suntikan intramuscular atauintravena). Dosis yang lazim ialah
25 mg (1 tablet) – 50 mg, 3 – 4 kali sehari. Efek samping ialah sedasi (mengantuk).
4. Obat simpatomimetik
Obat simpatomimetik dapat juga menekan vertigo. Salah satunya obat simpatomimetik yang
dapat digunakan untuk menekan vertigo ialah efedrin.
- Efedrin
17 | P a g e
Lama aktivitas ialah 4–6 jam. Dosis dapat diberikan 10-25 mg, 4 kali sehari. Khasiat obat ini
dapat sinergistik bila dikombinasi dengan obat anti vertigolainnya. Efek samping ialah insomnia,
jantung berdebar (palpitasi) dan menjadi gelisah – gugup.
5. Obat penenang minor
Dapat diberikan kepada penderita vertigo untuk mengurangi kecemasan yang diderita yang
sering menyertai gejala vertigo. efek samping seperti mulut kering dan penglihatan menjadi
kabur.
- Lorazepam. Dosis dapat diberikan 0,5 mg– 1 mg
- Diazepam. Dosis dapat diberikan 2 mg – 5 mg.
6. Obat anti kholinergik
Obat antikolinergik yang aktif di sentral dapat menekan aktivitas sistemvestibular dan dapat
mengurangi gejala vertigo.
- Skopolamin
Skopolamin dapat pula dikombinasi dengan fenotiazine atau efedrin dan mempunyai khasiat
sinergistik. Dosis skopolamin ialah 0,3 mg– 0,6 mg, 3 – 4kali sehari.
II. Non medika mentosa
Susunan saraf pusat mempunyai kemampuan untuk mengkompensasi gangguan keseimbangan.
Namun kadang-kadang dijumpai beberapa penderita yang kemampuan adaptasinya kurang atau
tidak baik. Hal ini mungkin disebabkan oleh adanya gangguan lain di susunan saraf pusat atau
didapatkan deficit di sistem visual atau proprioseptifnya. Kadang-kadang obat tidak banyak
membantu, sehingga perlu latihan fisik vestibular. Latihan bertujuan untuk mengatasi gangguan
vestibular,membiasakan atau mengadaptasi diri terhadap gangguan keseimbangan. Tujuan
latihan ialah :
1. Melatih gerakan kepala yang mencetuskan vertigo atau disekuilibrium
untuk meningkatkan kemampuan mengatasinya secara lambat laun.
2. Melatih gerakan bola mata, latihan fiksasi pandangan mata.
18 | P a g e
3. Melatih meningkatkan kemampuan keseimbangan.14
Contoh latihan :
1. Berdiri tegak dengan mata dibuka, kemudian dengan mata ditutup.
2. Olahraga yang menggerakkan kepala (gerakan rotasi, fleksi, ekstensi, gerak miring).
3. Dari sikap duduk disuruh berdiri dengan mata terbuka, kemudian dengan matatertutup.
4. Jalan di kamar atau ruangan dengan mata terbuka kemudian dengan mata tertutup.
5. Berjalan “tandem” (kaki dalam posisi garis lurus, tumit kaki yang satu menyentuh jari
kaki lainnya dalam melangkah).
6. Jalan menaiki dan menuruni lereng.
7. Melirikkan mata kearah horizontal dan vertikal.
8. Melatih gerakan mata dengan mengikuti objek yang bergerak dan juga memfiksasi pada
objek yang diam.
Terapi Fisik Brand-Darrof
Ada berbagai macam latihan fisik, salah satunya adalah latihan Brand-Darrof.
Ambil posisi duduk.
Arahkan kepala ke kiri, jatuhkan badan ke posisi kanan, kemudian balik posisi duduk.
Arahkan kepala ke kanan lalu jatuhkan badan ke sisi kiri. Masing-masing
gerakanlamanya sekitar satu menit, dapat dilakukan berulang kali.
Untuk awal cukup 1-2 kali kiri kanan, makin lama makin bertambah.14
Terapi Spesifik
BPPV
Pada kondisi ini tidak direkomendasikan terapi bat-obatan. Vertigo dapatmembaik
dengan maneuver rotasi kepala hal ini akan mmemindahkan deposit kalsiumyang bebas
ke belakang vestibule,. Manuver ini meliputi reposisi kanalit berupa maneuver epley,
modifikasi maneuver epley. Pasien perlu tetap tegak selama 24 jamsetelah reposisi
kanalit utnuk mencegah deposit kalsium kembali ke kanalissemisirkularis,
19 | P a g e
Vestibular neuronitis dan Labirynthis
Terapi focus pada gejala menggunakan terapi obat-obatan yang mensipresivestibular
yang diikuti dengan latihan vestibular. Kompensasi vestibular terjasi lebih cepat dan lebih
sempurna jika pasien mulai 2 kali sehari latihan vestibular sesegera mungkin setelah
vertigo berkurang dengan obat-obatan.
Meniere disease
Terapi dengan menurunkan tekanan endolimfatik. Walaupun diet rendahgaram dan
diuretic seringkali mengurangi vertigo, hal ini kurang efektif dalam mengobati ketulian
dan tinnitus. Pada kasus yang jarang intervensi bedah seperti dekompresi dengan
shuntendolimfatik atau cochleosacculoctomy dibutuhkan jika penyakit ini resisten
terhadappengobatan diuretic dan diet.
Iskemik Vascular
Terapi TIA dan stroke meliputi mencegah terjadinya ulangan kejadian melalui kontrol
tekanan darah, menurunkan level kolesterol, mengurangi merokok,menginhibisi fungsi
platelet (misalnya aspirin, clopidogrel) dan terkadangantikoagulasi (warfarin).Vertigo
akut yang disebabkan oleh stroke pada batang otak atau cerebellum diobati dengan obat-
oabat yang mensupresi vestibular dan meminimalisrir pergerakankepala pada hari
pertama. Sesegera mungkin jika keluhan dapat ditoleransi obat-obatan harus di tapper off
dan latihan rehabilitasi vestibular harus segera dimulai. Penempatan stent vertebrobasilar
diperlukan pada pasien dengan stenosisarteri vertebralis dan refrakter terhadap penaganan
medis.Perdarahan pada cerebellum dan batang otak member risiko kompresisehingga
diperlukan dekompresi melalui neurosurgery.14
20 | P a g e
Komplikasi
Pada gejala vertigo, kebanyakan vertigo disebabkan oleh adanya sumbatan pada labirin yang
dapat menyebabkan infeksi pada labirin sendiri, atau terjadinya penyumbatan pembuluh darah di
otak.16
a. Organik
1. Vertigo juga menjadi tanda-tanda gejala penyumbatan darah ke otak. Penyumbatan
pembuluh darah pada otak ini menyebabkan otak kekurangan oksigen sehingga
menyebabkan gangguan sirkulasi darah. Gangguan sirkulasi ini bisa dipicu oleh banyak
faktor, antara lain timbulnya plak di dinding pembuluh darah, meningkatnya kekentalan
darah, atau mengerasnya dinding pembuluh darah.
2. Gangguan pada telinga juga bisa menjadi sesuatu yang menganggu. Misalnya, gangguan
pada telinga ini terjadi karena ada infeksi bakteri pada organ di telinga dalam alias
labyrinthitis. Infeksi ini bisa membuat orang tersebut vertigo yang disertai dengan
muntah dan suhu badan yang tinggi. Kondisi ini perlu penanganan serius. Karena, jika
tidak ditangani dengan baik, infeksi bisa berpengaruh ke organ-organ lain dan bisa
mengakibatkan komplikasi.
3. Vertigo merupakan penanda adanya tumor pada saraf pendengaran atau saraf
keseimbangan, yang terletak di antara telinga dan otak.
b. Psikologi: lekas marah, kehilangan harga diri, depresi, cedera karena jatuh
Prognosis
Vertigo sering berulang pada BPPV, dengan tingkat kekambuhan dilaporkan 15-37%
setelah efektifitas awal CRMs. Pada studi terbaru, tingkat kekambuhan 50% untuk rata-rata 10
tahun periode follow-up. Kekambuhan terbanyak (80%) terjadi pada masa tahun pertama setelah
pengobatan.
Faktor yang berhubungan dengan tingkat kekambuhan yang tinggi yaitu wanita, adanya
penyakit sebelumnya seperti trauma, labyrinthitis dan hidrops endolimfatik, adanya
osteopeni/osteoporosis, HC-BPPV dan riwayat tiga atau lebih serangan BPPV sebelum
pengobatan.
21 | P a g e
Pencegahan
Beberapa pencegahan: 13
- Mereka yang memiliki faktor risiko stroke harus mengontrol tekanan darah tinggi dan
kolesterol tinggi dan berhenti merokok.
- Individu dengan penyakit Meniere harus membatasi garam dalam diet mereka.
- Tidurlah dengan posisi kepala yang agak tinggi
- Bangunlah perlahan dan duduk terlebih dahulu sebelum kita berdiri dari tempat tidur
- Hindari posisi membungkuk bila mengangkat barang
- Hindari mendongakkan kepala, misalnya untuk mengambil suatu benda dari ketinggian
- Gerakkan kepala secara hati-hati jika kepala dalam posisi datar (horisontal) atau bila leher
dalam posisi mendongak.
- Penderita dianjurkan untuk menghindari perubahan posisi yang mendadak.
Kesimpulan
Wanita 51 tahun dengan gejala pusing berputar saat berubah posisi waktu tidur, bangun tidur,
membungkuk dan bangkit kembali sejak 2 minggu terakhir disertai mual tersebut menderita
Vertigo dengan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui diagnosa pasti antara Vertigo Perifer
atau sentral.
Daftar Pustaka
1. Gleadle Jonathan. At a Glance : Anamnesis dan pemeriksaan fisik. Jakarta: Erlangga,
2007.h.37-9.
2. Swartz, Mark H. Buku ajar diagnostik fisik. Cetakan 2. Jakarta : EGC, 2003.h.124.
3. Bashiruddin J, Hadjar E, Alviandi W. Gangguan keseimbangan. Dalam: Buku ajar Ilmu
Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan Kepala dan Leher. Edisi ke-6. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI;2007.h.94-101
4. Welsby PD. Pemeriksaan fisik dan anamnesis klinis. Jakarta: EGC; 2009.h.134-6.
5. Schwartz MW. Pedoman klinis pediatric. Jakarta: EGC, 2007.h.285-9.22 | P a g e
6. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiadi S, penyunting. Buku ajar ilmu
penyakit dalam. Edisi ke-5. Jakarta: InternaPublishing, 2009.h.829-30.
7. Kurt J. Issellbacher,dkk. Harrison prinsip-prinsip ilmu penyakit dalam. Vol.1. Edisi 13.
Jakarta : EGC, 1995. H.115-18.
8. Davey Patrick. At a Glance: Medicine. Jakarta: Erlangga, 2006.h.92-3.
9. Kovar, M, Jepson, T, Jones, S. 2006. Diagnosing and Treating: Benign ParoxysmalPositional
Vertigo in Journal Gerontological of Nursing. December:2006
10. Hadjar E, Bashiruddin J. Penyakit meniere. Dalam: Buku ajar Ilmu Kesehatan Telinga
Hidung Tenggorokan Kepala dan Leher. Edisi ke-6. Jakarta: Balai Penerbit FKUI;
2010.h.102-3
11. Biller J. Practical neurology. 3rd edition. Philadhepia: Lippincott Williams &
Wilkins;2009:184-99
12. Solomon D. Benign paroxysmal positional vertigo. Philadelphia: Departement of
Neurology, University of Pennsylvania; 2000.
13. Suwono WJ, penyunting. Buku saku neurologi. Jakarta: EGC, 2001.h.106-13.
14. Dewanto G, Suwono WJ, Riyanto B, Turana Y. Panduan praktis diagnosis dan
tatalaksana penyakit saraf. Jakarta: EGC, 2009.h.111-3.
15. Lempert, T, Neuhauser, H. 2009. Epidemiology of vertigo, migraine and
vestibular migraine in Journal Nerology 2009:25:333-338
16. Hauser SL, Josephson SA, English JD, Engstrom JW, editors. Harrison’s neurology in
clinical medicin. NewYork: Mc Graw-Hill Medical Publishing Division, 2006.p.123-6.
23 | P a g e