PBL RGN- Blok 22 Vertigo.doc

35
Vertigo Perifer dan Sentral Regina Enggeline* Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Arjuna Utara No.6, Telp 56942061, Jakarta Pendahuluan Skenario V Seorang wanita usia 51 tahun sejak dua minggu terakhir merasa pusing berputar. Pusing terjadi hanya kira-kira selama 1menit tetapi terjadi beberapa kali dalam sehari. Keluhan timbul bila pasien berubah posisi waktu tidur, bangun tidur, membungkuk dan kemudian tegak kembali. Pasien juga merasa mual tetapi tidak muntah. Kira-kira 6 bulan yang lalu, pasien juga pernah sakit seperti ini tapi sembuh sendiri. Pendengaran kedua telinga baik, tidak berdengung. Riwayat trauma dan demam sebelumnya disangkal. Pemeriksaan tanda vital pasien sadar, keadaan umum baik, tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 84 kali/menit, tidak demam. Pembahasan Anamnesis Kelainan sistem saraf bisa menimbulkan berbagai macam keluhan, diantaranya : 1 | Page

description

pbl

Transcript of PBL RGN- Blok 22 Vertigo.doc

Page 1: PBL RGN- Blok 22 Vertigo.doc

Vertigo Perifer dan Sentral

Regina Enggeline*

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jalan Arjuna Utara No.6, Telp 56942061, Jakarta

Pendahuluan

Skenario V

Seorang wanita usia 51 tahun sejak dua minggu terakhir merasa pusing berputar. Pusing terjadi

hanya kira-kira selama 1menit tetapi terjadi beberapa kali dalam sehari. Keluhan timbul bila

pasien berubah posisi waktu tidur, bangun tidur, membungkuk dan kemudian tegak kembali.

Pasien juga merasa mual tetapi tidak muntah. Kira-kira 6 bulan yang lalu, pasien juga pernah

sakit seperti ini tapi sembuh sendiri. Pendengaran kedua telinga baik, tidak berdengung. Riwayat

trauma dan demam sebelumnya disangkal. Pemeriksaan tanda vital pasien sadar, keadaan umum

baik, tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 84 kali/menit, tidak demam.

Pembahasan

Anamnesis

Kelainan sistem saraf bisa menimbulkan berbagai macam keluhan, diantaranya :

- Nyeri kepala

- Kejang, pingsan, atau gerakan aneh

- Pening atau vertigo

- Masalah penglihatan

- Kelainan penciuman/ pengecapan

*NIM: 10.2010.252, Kelompok : C1, Email : [email protected]

1 | P a g e

Page 2: PBL RGN- Blok 22 Vertigo.doc

- Kesulitan berbicara, masalah menelan

- Kesulitan berjalan, ekstremitas lemah, gangguan sensoris

- Nyeri

- Tremor atau gerakan involunter, dll.

Riwayat penyakit dahulu

Adakah riwayat gangguan neurologis sebelumnya?

Adakah riwayat penyakit sistemik?

Obat-obatan

Pertimbangkan terapi gangguan neurologis dan pengobatan yang mungkin merupakan

penyebab timbulnya gejala.

Riwayat keluarga

Adakah riwayat gangguan neurologis dalam keluarga?

Riwayat sosial

Ketidakmampuan apa saja yang dimiliki pasien?

Mengapa pasien tak dapat melakukan apa yang ingin ia lakukan?

Apakah pasien menggunakan alat bantu untuk bergerak atau melakukan aktivitas?

Bantuan apa saja yang didapat oleh pasien? 1

Vertigo adalah sensasi berputar sementara dalam posisi beristirahat. Keadaan ini sering berkaitan

dalam posisi beristirahat. Keadaan ini sering berkaitan dengan hilangnya fungsi vestibular,

seperti gaya berjalan sempoyongan. 2

Pada setiap pasien vertigo,tanyakanlah pertanyaan sebagai berikut:

2 | P a g e

Page 3: PBL RGN- Blok 22 Vertigo.doc

- Berapa lama anda merasakan hal ini?

- Pernahkan anda mengalami serangan berulang? Detik? Menit? Jam? Hari?

- Apakah serangan terjadi mendadak?

- Apakah serangan dibangkitkan, atau diperhebat oleh perubahan posisi?

- Apakah perasaan berputar tersebut bertambah hebat selama serangan?

- Adakah suatu posisi yang membuat anda merasa lebih baik?

- Apakah anda mengalami penglihatan ganda selama serangan? Hilang kekuatan?

Pendengaran berkurang? Gangguan gaya berjalan? Mual? Muntah? Telinga berdenging?

- Obat-obat apa saja yang anda minum baru-baru ini?

- Apakah anda mengetahui bahwa anda pernah diberikan obat antibiotik yang dinamakan

streptomisin atau gentamisin?2

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik yang berupa pemeriksaan umum dan khusus dilakukan untuk

memperkuat penegakkan diagnosa. Lakukan pengamatan berupa : keadaan umum; pemeriksaan

kesadaran (sadar, apatis, somnolen); tanda kegawat daruratan berupa sesak napas, muntah, udem

kaki, anemis, serta tidak lupa juga untuk memeriksa tanda – tanda vital terlebih dahulu seperti

suhu tubuhnya, tekanan darah, frekuensi napas, serta berat badannya lalu dilanjutkan dengan

pemeriksaan fisik. Lakukanlah pemeriksaan umum seteliti mungkin agar kelainan-kelainan yang

ada hubungannya dengan penyakit pasien tidak terlewatkan. Pemeriksaan neurologik perlu

dilakukan karena keluhan pusing yang disebabkan oleh lesi sentral sering disertai oleh kelainan

neurologik lain. Sebelum melakukan pemeriksaan fisik, tanyakan bersedia atau tidak.3,4

Pemeriksaan khusus penderita pusing.4

Pemeriksaan Romberg

Pasien berdiri tegak, kedua kaki sejajar saling bersentuhan dan mata dipejamkan. Apabila

ada gangguan vestibuler pasien tidak dapat mempertahankan posisinya, ia akan bergoyang,

3 | P a g e

Page 4: PBL RGN- Blok 22 Vertigo.doc

menjauhi garis tengah dan akan kembali ke posisi semula karena pengaruh refleks

pembetulan sikap (righdng reflex). Gerakan tersebut terjadi berulang-ulang. Untuk lebih

mempermudah pemeriksaan, pada pasien muda, dasar tempat berdirinya dapat lebih

dipersempit dengan cara berdiri satu kaki

Jalan tandem ("Tandem Gait")

Pasien berjalan lurus, tumit kaki yang satu berada pada ujung jari kaki lainnya dan

seterusnya. Adanya gangguan vestibular akan menyebabkan arah perjalanan menyimpang.

Pemeriksaan Quiz dan Test salah tunjuk (Past Pointing Test)

Pemeriksaan Quiz:

Penderita berdiri di depan pemeriksa. Kedua lengan direntangkan ke depan setinggi bahu

dan kedua jari telunjuknya menunjuk pada jari-jari telunjuk pemeriksa. Selanjutnya pasien

disuruh menutup mata. Perhatikanlah timbulnya penyimpangan arah pada kedua tangan

pasien.

Tes salah tunjuk:

Dengan mata terbuka pasien diminta untuk mengangkat lengannya lurus ke atas dengan

telunjuk dalam ekstensi. Kemudian lengan tersebut diturunkan sampai menyentuh telunjuk

pemeriksa. Selanjutnya dengan mata tertutup pasien diminta untuk mengulangi gerakan

tersebut Adanya gangguan vestibuler menyebabkan penyimpangan lengan pasien sehingga

telunjuknya tidak dapat menyentuh telunjuk pemeriksa.

Test simulasi pusing

Kelompok pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan dengan rangsangan yang dapat

menimbulkan rasa pusing pada pasien. Pada tiap-tiap akhir pemeriksaan tanyakanlah

apakah ia merasa pusing dan apakah rasa tersebut sesuai dengan rasa yang menjadi

keluhannya.

1. Memalingkan kepala ke kiri atau ke kanan.

2. Duduk dan berdiri dengan mata terbuka dan tertutup.

3. Pasien diminta untuk berjalan dan mendadak berbalik dengan cepat.

Nylen-Barany test (Dix-Hallpike)

4 | P a g e

Page 5: PBL RGN- Blok 22 Vertigo.doc

Untuk pemeriksaan vertigo posisional dan nistagmus posisional. Pada pemeriksaan ini

pasien mula-mula duduk, kepala menghadap ke depan, kemudian dibaringkan dengan

cepat, kepala menggantung 45%, melihat 45% ke samping kiri atau kanan. Perhatikanlah

timbulnya nistagmus dan vertigo.

Ada dua macam reaksi yang dapat ditimbulkan:

1. Tipe perifer atau tipe paroksismal benigna.

Pada saat kepala diletakkan pada salah satu posisi tersebut (posisi kritis) akan timbul

perasaan pusing disertai nistagmus. Nistagmus yang timbul biasanya memutar

dengan arah ke telinga yang terletak di bawah. Reaksi tersebut timbul setelah

periode laten selama 2-10 detik, dan akan menghilang tidak lebih dari 60 detik. Bila

percobaan tersebut diulang, reaksi yang timbul lebih ringan dan lebih singkat;

keadaan ini disebut kelelahan.

2. Tipe sentral

Pada saat kepala diletakkan pada posisi kritis, nistagmus segera timbul (tidak ada

periode laten) dan berlangsung lebih dari 60 detik. Nistagmus tersebut tidak disertai

keluhan vertigo dan bila diulang reaksi tetap seperti semula (tidak menjadi lelah).

Pemeriksaan mata pada penderita pusing.

Beberapa pertanyaan yang perlu diajukan adalah:

Apakah ada Diplopia ?

Apakah pandangannya menjadi kabur (adanya gangguan lapang pandang) ?

Apakah benda-benda di sekitarnya tampak berputar-putar ?

Apakah baru memakai kacamata atau baru ganti kacamata ?

Apakah keluhannya hilang bila menutup satu mata atau kedua mata ?

Pemeriksaan.

Perhatikan adanya nistagmus, kalau perlu pasien disuruh melirik 45% ke sisi kiri atau

45% ke sisi kanan, melirik ke atas dan melirik ke bawah. Nistagmus horizontal

biasanya ditemukan pada lesi perifer sedangkan nistagmus vertikal atau nistagmus

dengan arah banyak biasanya ditemukan pada lesi sentral (batang otak/otak).

5 | P a g e

Page 6: PBL RGN- Blok 22 Vertigo.doc

Lakukan tes konfrontasi untuk menetapkan adanya gangguan lapang pandang.

Sebelum melakukan tes ini jangan lupa memeriksa katarak. Periksalah ketajaman

pandangan secara kasar.

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan laboratorium yang sesuai bergantung pada tanda dan gejala yang

ditemukan. Dapat dilakukan pemeriksaan hitung darah lengkap dan analisis elektrolit

termasuk kadar glukosa, nitrogen urea darah dan kreatinin. Anemia dapat

menyebabkan pusing melayang presinkop. Gagal ginjal, hiperglikemia dan

hipoglikemia juga dikaitkan dengan vertigo.

MRI/CT

MRI atau CT dapat diindikasikan jika terdapat vertigo yang berlangsung lama atau

tanda neurologis tambahan. Dokter sebaiknya mencari bukti adanya tumor atau

perdarahan ke dalam serebelum, batang otak atau labirin.

EEG

Elektroensefalografi diindikasi jika vertigo berkaitan dengan perubahan kesadaran.

Audiografi. Audiogram diindikasi jika terdapat bukti hilangnya pendengaran, nyeri

telinga atau tinnitus.

ENG

Elektronistagmografi memungkinkan seseorang untuk membedakan terkenanya

sentral dari perifer. 5

Diagnosa Kerja

Vertigo merupakan suatu sensasi berputar, pasien merasa bahwa dia ataupun lingkungan

berputar. Seringkali vertigo terjadi dengan seketika, kadang-kadang, dan ketika berat umumnya

6 | P a g e

Page 7: PBL RGN- Blok 22 Vertigo.doc

dibarengi dengan mual, muntah, dan jalan yang terhuyung-huyung. Vertigo merupakan tipe

dizziness yang paling banyak ditemukan pada perawatan primer. Di perawatan primer jenis

vertigonya 93% benign paroxysmal positional vertigo (BPPV) , neuronitis vestibular akut, atau

penyakit Meniere. Penyebab lain adalah obat-obatan (alkohol, aminoglikosida, antikejang

[ fenitoin, dilantin], antidepressant, antihipertensi, barbiturate, kokain,diuretik [Furosemid],

nitrogliserin, kuinin, salisilat, sedative/hipnotik), penyakit serebrovaskular, migrain, labirinitis

akut, multiple sklerosis, dan neoplasma intracranial. Penyebab vertigo bisa perifer atau sentral. 6

Vertigo fisiologik (pediatric)

Keadaan ini terjadi kalau (1) otak menghadapi ketidakseimbangan di antara pelbagai sistem

sensorik, (2) sistem vestibuler dihadapkan pada gerakan kepala yang tidak lazim dan tidak

pernah diadaptasi sebelumnya, seperti ketika seseorang mabuk laut, atau (3) posisi kepala/leher

yang tidak lazim, seperti ekstensi yang berlebihan ketika seseorang mengecat langit-langit

rumah. Ketidakseimbangan antar sensoris menjelaskan mabuk kendaraan, vertigo tinggi, dan

vertigo visual paling sering dialami selama gerakan gambar pemandangan yang berkejaran; pada

yang terakhir, sensasi visual dari gerakan lingkungan tidak disertai dengan isyarat gerakan

vestibuler dan somatosensoris secara bersamaan. Space sickness (mabuk ruang angkasa), yaitu

suatu efek sepintas dalam bentuk gerakan aktif kepala yang sering terjadi pada keadaan tanpa

gaya berat, merupakan contoh lain vertigo fisiologik.7

Vertigo patologik

Keadaan ini terjadi akibat lesi pada sistem visual, somatosensorik atau vestibuler. Vertigo visual

disebabkan oleh pemandangan yang baru atau tidak tepat atau karena timbulnya paresis otot

ekstraokuler yang tiba-tiba dengan diplopia; pada keadaan lainnya, kompensasi sistem saraf

pusat menetralkan vertigo secara cepat. Vertigo somatosensoris, jarang dalam isolasi, biasanya

disebabkan oleh neuropati perifer yang menurunkan masukan sensoris yang perlu untuk

kompensasi sentral jika terdapat disfungsi sistem vestibuler atau visual.

Penyebab vertigo patologik yang paling sering ditemukan adalah disfungsi vestibuler. Vertigo

tersebut biasanya disertai dengan gejala nausea, jerk nistagmus, ketidakstabilan postural dan

ataksia berjalan (gait ataxia).7

7 | P a g e

Page 8: PBL RGN- Blok 22 Vertigo.doc

Diagnosa Banding

Diagnosis banding dari vertigo adalah vestibuler perifer (berasal dari sistem saraf perifer),

vestibuler sentral (berasal dari sistem saraf sentral), dan kondisi lain.

I. Vertigo Perifer

Penyebab Vertigo Perifer

A. Benign Paroxsymal Positional Vertigo/ Benign Positional Vertigo (BPPV)

Vertigo posisional paroksismal jinak ini menyebabkan serangan pusing transien

(berlangsung beberapa detik) yang rekuren dan vertigo berhubungan dengan perubahan

posisi kepala, misalnya berbaring dengan bantal pada malam hari. Serangan cenderung

menetap selama berminggu-minggu sampai berbulan-bulan sebelum sembuh sendiri

secara spontan, namun bisa terjadi rekurensi. Pada pemeriksaan fisik konvensional tidak

ditemukan apapun. Mauver Hallpike merupakan tes provokasi spesifik yang dilakukan

dengan membaringkan pasien dari posisi duduk sambil memutar kepala dengan cepat ke

satu arah. Jika positif, akan tampak nistagmus dengan rotasi ke sisi lesi dan gejala

menjadi bertambah. Hal ini disebabkan oleh adanya debris dalam kanalis semisirkularis.

B. Kegagalan vestibular akut adalah masalah klinis yang sering dijumpai di mana pasien

mengeluhkan adanya mual muntah mendadak disertai vertigo berat. Pada pemeriksaan

fisik, ditemukan nistagmus bila melirik ke lateral dan ataksia. Keadaan ini, yang memiliki

prognosis baik dan cenderung sembuh dalam beberapa hari sampai beberapa minggu,

memiliki banyak sinonum seperti “labirinitis akut”, “neuronitis vestibular” yang

menunjukkan kemungkinan penyebab adalah virus, pascavirus atau peradangan, namun

pathogenesisnya secara pasti belum diketahui. Kelainan ini kadang-kadang timbul setelah

infeksi saluran pernapasan atas.

C. Penyakit Meniere

Serangan berulang vertigo, disertai tinnitus dan menurunnya pendengaran yang terjadi

pada usia pertengahan dan akhirnya bisa terjadi ketulian. Serangan terjadi dalam hitungan

8 | P a g e

Page 9: PBL RGN- Blok 22 Vertigo.doc

menit, berlangsung selama beberapa jam dan kemudian berangsur-angsur mereda. Kunci

untuk menegakkan diagnosis adalah mencatat tingkat fluktuasi gangguan pendengaran.

D. Kegagalan vestibular kronis

Kasusnya cukup banyak, dengan gejala pusing yang timbulnya lebih perlahan-lahan

namun bisa agak tidak spesifik. Penyebab tersering adalah keracunan aminoglikosida.

Degenerasi vestibular karena usia menjadi semakin jelas.

E. Penyebab lain.—Obat-obatan, alergi, sifilis congenital dan infeksi bakterial dan viral.8

Lamanya vertigo berlangsung :

1. Episode (serangan) vertigo yang berlangsung beberapa detik 

Paling sering disebabkan oleh vertigo posisional benigna. Dapat dicetuskan

olehperubahan posisi kepala. Berlangsung beberapa detik dan kemudian mereda.

Palingsering penyebabnya idiopatik (tidak diketahui), namun dapat juga diakibatkan

olehtrauma di kepala, pembedahan di telinga atau oleh neuronitis vestibular. Prognosis

umumnya baik, gejala menghilang secara spontan.

2. Episode vertigo yang berlangsung beberapa menit atau jam

Dapat dijumpai pada penyakit meniere atau vestibulopati berulang. Penyakit

menieremmempunyai trias gejala yaitu ketajaman pendengaran menurun (tuli), vertigo

dan tinitus

3. Serangan vertigo yang berlangsung beberapa hari sampai beberapa minggu

Neuronitis vestibular merupakan kelainan yang sering datang ke unit darurat. Pada

penyakit ini, mulainya vertigo dan nausea serta muntah yang menyertainya ialah

mendadak, dan gejala ini dapat berlangsung beberapa hari sampai beberapa minggu.

Fungsi pendengaran tidak terganggu pada neuronitis vestibular. Pada pemeriksaanf isik

mungkin dijumpai nistagmus.9

II. Vertigo Sentral

9 | P a g e

Page 10: PBL RGN- Blok 22 Vertigo.doc

Vertigo sentral terjadi jika ada sesuatu yang tidak normal di dalam otak, khususnya di

bagian saraf keseimbangan, yaitu daerah percabangan otak dan serebelum(otak kecil). 3,10

Penyebab

Tubuh merasakan posisi dan mengendalikan keseimbangan melalui organ keseimbangan

yang terdapat di telinga bagian dalam. Organ ini memiliki saraf yang berhubungan dengan area

tertentu di otak.

Vertigo bisa disebabkan oleh kelainan di dalam telingan, di dalam saraf yang

menghubungkan telinga dengan otak dan di dalam otaknya sendiri. Vertigo juga bisa

berhubungan dengan kelainan penglihatan atau perubahan tekanan darah yang terjadi secara tiba-

tiba.

Penyebab umum vertigo sentral adalah : 11,12

1. Stroke dan transient ischemic attack (TIA) yang melibatkan batang otak atau

cerebellum menyebabkan sepertiga dari semua kasus dizziness. Kadang-kadang

vertigo munri dapat menjadi gejala satu-satunya sebelum fossa stroke posterior.

2. Basilar migran biasanya hadir dengan gejala vertigo dan sakit kepala, tapi juga bisa

tampak sebagai vertigo yang terisolasi. Migren menyebabkan hampir 15% dari kasus

sentral vertigo.

3. Kejang dapat hadir dengan vertigo serta gejala motorik atau kebingungan. Sekitar 5%

dari kasus vertigo sentral disebabkan oleh kejang. Dizziness merupakan gejala yang

biasa terjadi pada pasien dengan epilepsi.

4. Multiple sklerosis (MS) menggaabungkan keluhan vertigo dengan gejala sentral

lainnya, seperti disfungsi cerebellar. MS merupakan penyebab yang tidak biasa dari

vertigo. Sekitar 2% sari vertigo sentral disebabkan oleh MS.

5. Tumor fossa posterior dapat menyebabkan vertigo atau dizziness; periksa gejala-

gejala gangguan fungsi batang otak lainnya(dipploppis,disartri,rasabaal,gangguan

menelan), atau gejala lain(gangguan fungsi saraf kranialis,gangguan fungsi motorik

dan sensorik)

6. Trauma kepala

Tabel 1. Perbedaan Vertigo Perifer dan Sentral 13

10 | P a g e

Page 11: PBL RGN- Blok 22 Vertigo.doc

Ciri-ciri Vertigo Perifer Vertigo Sentral

Lesi System vestibular (telinga dalam,

saraf perifer)

System vertebrobasiler dan gangguan

vascular (otak, batang otak, serebelum)

Penyebab BPPV, Penyakit Meniere,

neuronitis vestibuler, labirintis,

neuroma akustik, trauma

Iskemik batang otak, vertebrobasiler

insufisiensi, neoplasma, migren basiler

Gejala gangguan

SSP

Tidak ada Diplopia, parestesi, gangguan

sensibilitas dan fungsi motorik,

disartria, gangguan serebelar

Masa laten 3-40 detik Tidak ada

Habituasi Ya Tidak

Jadi cape Ya Tidak

Intensitas vertigo Berat Ringan

Telinga

berdenging/tuli

Kadang-kadang Tidak ada

Nistagmus

spontan

+ -

Tabel2. Klinis Vertigo Perifer dan Sentral 13

Perifer Sentral

Bangkitan vertigo

Derajat vertigo

Mendadak

Berat

Lambat

Ringan

Pengaruh gerakan kepala + -

11 | P a g e

Page 12: PBL RGN- Blok 22 Vertigo.doc

Gejala otonom ++ -

Gengguan pendengaran + -

Selain itu kita bisa membedakan vertigo sentral dan perifer berdasarkan nystagmus. Nystagmus

adalah gerakan bola mata yang sifatnya involunter, bolak balik, ritmis, dengan frekuensi tertentu.

Nystagmus merupakan bentuk reaksi dari refleks vestibulo oculer terhadap aksi tertentu.

Nystagmus bisa bersifat fisiologis atau patologis dan manifes secara spontan atau dengan

rangsangan alat bantu seperti test kalori, tabung berputar, kursi berputar, kedudukan bola mata

posisi netral atau menyimpang atau test posisional atau gerakan kepala

Tabel 3. Nistagmus sentral dan perifer13

Nistagmus Vertigo Sentral Vertigo Perifer

Arah Berubah-ubah Horizontal/horizontal rotatoar

Sifat Uni/bilateral Bilateral

Tes posisional

Latensi Singkat Lebih lama

Durasi Lama Singkat

Intensitas Sedang Sedang/larut

Sifat Susah ditimbulkan Mudah ditimbulkan

Tes dengan rangsang (kursi

putar, irigasi telinga)

Dominasi arah jarang

ditemukan

Sering ditemukan

Fiksasi mata Tidak dipengaruhi Terhambat

III. Penyebab Campuran

12 | P a g e

Page 13: PBL RGN- Blok 22 Vertigo.doc

Neuroma akustik merupakan tumor jinak sel Schwan yang timbul pada bagian vestibular

saraf cranial VIII, dapat berdiri sendiri atau disebabkan oleh penyakit neurofibromatosis

tipe 2, menyebabkan ketulian dan sering menyebabkan vertigo. Penekanan batang otak

bisa menyebabkan ataksia, dan jika berat, terjadi penekanan akuaduktus silvii dan

hidrosefalus. Gejala disertai dengan hilangnya sensasi pada kornea. Pemeriksaan MRI

bisa menegakkan diagnosis pasti. Terapi kuratif bisa dilakukan dengan pembedahan.9

Etiologi

Pada vertigo tipe sentral, etiologi umumnya adalah gangguan vaskuler. Sedangkan pada vertigo

tipe perifer, etiologinya idiopatik. Biasanya vertigo jenis perifer berhubungan dengan manifestasi

patologis di telinga.

Beberapa Penyebab Vertigo Perifer:

Idiopatik 49%, trauma 18%, labirintitis viral 15%, lain-lain (sindrom Meniere 2%, pascaoperasi

nontelinga 25, ototoksisitas 2%, otitis sifilitika 1% dan lai-lainnya 3%).

Beberapa faktor predisposisi lain yang mencetuskan terjadinya vertigo adalah:

Kurangnya pergerakan aktif, sehingga saat mengalami perubahan posisi mendadak akan

timbul sensasi vertigo.

Alkoholisme akut

Pascaoperasi mayor 14

Epidemiologi

Vertigo merupakan gejala yang sering didapatkan pada individu dengan prevalensi sebesar 7 %.

Beberapa studi telah mencoba untuk menyelidiki epidemiologi dizziness, yang meliputi vertigo

dan non vestibular dizziness. Dizziness telah ditemukan menjadi keluhanyang paling sering

diutarakan oleh pasien, yaitu sebesar 20-30% dari populasi umum. Dari keempat jenis dizziness

vertigo merupakan yang paling sering yaitu sekitar 54%. Pada sebuahstudi mengemukakan

vertigo lebih banyak ditemukan pada wanita dibanding pria (2:1),sekitar 88% pasien mengalami

episode rekuren.15

13 | P a g e

Page 14: PBL RGN- Blok 22 Vertigo.doc

Patofisiologi

Vertigo merupakan perasaan halusinasi seolah-olah lingkungan atau diri sendiri bergerak,

atau yang lebih sering lagi, berputar; keadaan ini biasanya disebabkan oleh gangguan pada

sistem keseimbangan. End organ sistem ini terletak pada bagian labirin tulang telinga dalam

yang terdiri dari tiga buah kanalis semisirkularis dan apparatus otolitik (utrikulus dan sakulus)

pada masing-masing sisi. Kanalis akan mentransdusir akselerasi anguler, sementara otolit

mentransdusir akselerasi linear dan gaya gravitasi yang statik. Bagian yang disebut terakhir ini

memberikan kemampuan sensitibilitas posisi kepala dalam ruangan. Luaran neural end-organ

tersebut disalurkan ke nukleus vestibularis dalam batang otak lewat nervus kranialis kedelapan.

Proyeksi utama dari nukleus vestibularis adalah kepada nukleus nervus kranialis III, IV,dan

VI,medulla spinalis, korteks serebral dan serebelum. Refleks vestibulookuler berfungsi untuk

mempertahankan stabilitas visual selama gerakan kepala dan tergantung pada proyeksi langsung

dari nukleus vestibularis ke nukleus nervus kranialis keenam (abdusens) di dalam pons dan lewat

fasikulus longitudinalis medialis, ke nukleus nervus kranialis ketiga (okullomotor) dan keempat

(troklearis) pada otak tengah (midbrain). Koneksi ini menyebabkan gejala nistagmus (gerakan

osilasi bola mata yang bolak-balik) yang hampir selalu menyertai disfungsi vestibuler. Lintasan

vestibulospinal membantu mempertahankan stabilitas postural. Proyeksi ke korteks serebral

lewat talamus menghasilkan kemampuan untuk menyadari posisi dan gerakan kepala. Saraf dan

nukleus vestibuler menonjol ke area serebelum (terutama pada folikulus dan nodulus) yang

memodulasi refleks vestibulookuler.

Sistem vestibuler merupakan satu dari tiga sistem sensoris yang digunakan untuk

orientasi ruangan dan sikap tubuh; yang dua lainnya merupakan sistem visual (retina sampai

korteks oksipital) dan sistem somatosensoris yang menyampaikan informasi perifer dari reseptor

kulit,sendi, dan otot. Tiga sistem stabilisasi saling tumpang tindih cukup untuk mengkompensasi

(sebagian atau seluruhnya) defisiensi satu sama lain. Vertigo menunjukkan stimulasi fisiologik

atau disfungsi patologik pada salah satu dari tiga sistem ini.7

Manifestasi Klinis

14 | P a g e

Page 15: PBL RGN- Blok 22 Vertigo.doc

Vertigo adalah sensasi rasa berputar atau rotasi. Biasanya, awitan vertigo terjadi mendadak dan

keseimbangan menghilang. Mual dan nistagmus berkaitan dengan vertigo. Bentuk vertigo yang

lebih ringan dapat digambarkan sebagai sensasi berguncang atau rasa melayang yang samar.

Secara umum vertigo disebabkan oleh gangguan sistem vestibular sentral atau perifer.

Pingsan, gamang atau melayang

Gejala pingsan, gamang, atau melayang antara lain pandangan suram, suara

“bergemuruh” di telinga, dan diaphoresis yang akan membaik dengan posisi berbaring.

Jika gejala berlangsung singkat dan awitannya mendadak, kemungkinan besar berasal

dari kardiovaskular. Jika gejala menetap, dokter harus mempertimbangkan hipoglikemia.

Disekuilibrium

Disekuilibrium adalah kehilangan keseimbangan tanpa adanya sensasi abnormal di dalam

kepala. Sumbernya dapat berasal dari serebelum, sistem saraf perifer, atau lesi vestibular

bilateral.

Melayang selain yang tertera di atas

Pada kasus melayang lain, sebaiknya dicari bukti adanya hiperventilasi. Juga sebaiknya

diselidiki adanya kemungkinan gangguan mood, seperti depresi atau ansietas.5

Penatalaksanaan (siska)

I. Medika mentosa

 Karena penyebab vertigo beragam, sementara penderita seringkali merasa sangat terganggu

dengan keluhan vertigo tersebut, seringkali menggunakan pengobatan simptomatik. Lamanya

pengobatan bervariasi. Sebagian besar kasus terapi dapat dihentikan setelah beberapa minggu.

Beberapa golongan yang sering digunakan :14

1. Antihistamin

Tidak semua obat antihistamin mempunyai sifat anti vertigo. Antihistaminyang dapat meredakan

vertigo seperti obat dimenhidrinat, difenhidramin, meksilin,siklisin. Antihistamin yang

mempunyai anti vertigo juga memiliki aktivitas anti-kholinergik di susunan saraf pusat. Mungkin

15 | P a g e

Page 16: PBL RGN- Blok 22 Vertigo.doc

sifat anti-kholinergik ini ada kaitannyadengan kemampuannya sebagai obat antivertigo. Efek

samping yang umumdijumpai ialah sedasi (mengantuk). Pada penderita vertigo yang berat efek

sampingini memberikan dampak yang positif.

- Betahistin

Senyawa Betahistin (suatu analog histamin) yang dapat meningkatkan sirkulasi ditelinga dalam,

dapat diberikan untuk mengatasi gejala vertigo. Efek samping ialah gangguan di lambung, rasa

enek, dan sesekali “rash” di kulit.

 

Betahistin Mesylate (Merislon)

Dengan dosis 6 mg (1 tablet)– 12 mg, 3 kali sehari per oral 

Betahistin di Hcl (Betaserc)

Dengan dosis 8 mg (1 tablet), 3 kali sehari. Maksimum 6 tablet dibagidalam beberapa

dosis.

- Dimenhidrinat (Dramamine)

Lama kerja obat ini ialah 4 – 6 jam. Dapat diberi per oral atau parenteral(suntikan intramuscular

dan intravena). Dapat diberikan dengan dosis 25 mg – 50mg (1 tablet), 4 kali sehari. Efek

samping ialah mengantuk.

- Difhenhidramin Hcl (Benadryl)

Lama aktivitas obat ini ialah 4 – 6 jam, diberikan dengan dosis 25 mg (1 kapsul) – 50 mg, 4 kali

sehari per oral. Obat ini dapat juga diberikan parenteral. Efek samping mengantuk.

2. Antagonis kalsium

Dapat juga berkhasiat dalam mengobati vertigo. Obat antagonis kalsiumCinnarizine (Stugeron)

dan Flunarizine (Sibelium) sering digunakan. Merupakanobat supresan vestibular karena sel

rambut vestibular mengandung banyak terowongan kalsium. Namun, antagonis kalsium sering

mempunyai khasiat lainseperti anti kholinergik dan antihistamin. Sampai dimana sifat yang lain

ini berperandalam mengatasi vertigo belum diketahui.

16 | P a g e

Page 17: PBL RGN- Blok 22 Vertigo.doc

- Cinnarizine (Stugerone)

Mempunyai khasiat menekan fungsi vestibular. Dapat mengurangi responsterhadap akselerasi

angular dan linier. Dosis biasanya ialah 15 – 30 mg, 3 kalisehari atau 1 x 75 mg sehari. Efek

samping ialah rasa mengantuk (sedasi), rasa cape, diare atau konstipasi, mulut rasa kering dan

“rash” di kulit.

 

3. Fenotiazine

Kelompok obat ini banyak mempunyai sifat anti emetik (anti muntah). Namuntidak semua

mempunyai sifat anti vertigo. Khlorpromazine (Largactil) dan Prokhlorperazine (Stemetil) sangat

efektif untuk nausea yang diakibatkan olehbahan kimiawi namun kurang berkhasiat terhadap

vertigo.

- Promethazine (Phenergan)

Merupakan golongan Fenotiazine yang paling efektif mengobati vertigo. Lamaaktivitas obat ini

ialah 4  –  6 jam. Diberikan dengan dosis 12,5 mg – 25 mg (1draze), 4 kali sehari per oral atau

parenteral (suntikan intramuscular atauintravena). Efek samping yang sering dijumpai ialah

sedasi (mengantuk),sedangkan efek samping ekstrapiramidal lebih sedikit disbanding obat

Fenotiazine lainnya.

- Khlorpromazine (Largactil)

Dapat diberikan pada penderita dengan serangan vertigo yang berat dan akut.Obat ini dapat

diberikan per oral atau parenteral (suntikan intramuscular atauintravena). Dosis yang lazim ialah

25 mg (1 tablet) – 50 mg, 3 – 4 kali sehari. Efek samping ialah sedasi (mengantuk).

4. Obat simpatomimetik

Obat simpatomimetik dapat juga menekan vertigo. Salah satunya obat simpatomimetik yang

dapat digunakan untuk menekan vertigo ialah efedrin.

- Efedrin

17 | P a g e

Page 18: PBL RGN- Blok 22 Vertigo.doc

Lama aktivitas ialah 4–6 jam. Dosis dapat diberikan 10-25 mg, 4 kali sehari. Khasiat obat ini

dapat sinergistik bila dikombinasi dengan obat anti vertigolainnya. Efek samping ialah insomnia,

jantung berdebar (palpitasi) dan menjadi gelisah – gugup.

5. Obat penenang minor

Dapat diberikan kepada penderita vertigo untuk mengurangi kecemasan yang diderita yang

sering menyertai gejala vertigo. efek samping seperti mulut kering dan penglihatan menjadi

kabur.

- Lorazepam. Dosis dapat diberikan 0,5 mg– 1 mg

- Diazepam. Dosis dapat diberikan 2 mg – 5 mg.

6. Obat anti kholinergik

Obat antikolinergik yang aktif di sentral dapat menekan aktivitas sistemvestibular dan dapat

mengurangi gejala vertigo.

- Skopolamin

Skopolamin dapat pula dikombinasi dengan fenotiazine atau efedrin dan mempunyai khasiat

sinergistik. Dosis skopolamin ialah 0,3 mg– 0,6 mg, 3 – 4kali sehari.

II. Non medika mentosa

Susunan saraf pusat mempunyai kemampuan untuk mengkompensasi gangguan keseimbangan.

Namun kadang-kadang dijumpai beberapa penderita yang kemampuan adaptasinya kurang atau

tidak baik. Hal ini mungkin disebabkan oleh adanya gangguan lain di susunan saraf pusat atau

didapatkan deficit di sistem visual atau proprioseptifnya. Kadang-kadang obat tidak banyak

membantu, sehingga perlu latihan fisik vestibular. Latihan bertujuan untuk mengatasi gangguan

vestibular,membiasakan atau mengadaptasi diri terhadap gangguan keseimbangan. Tujuan

latihan ialah :

1. Melatih gerakan kepala yang mencetuskan vertigo atau disekuilibrium

untuk meningkatkan kemampuan mengatasinya secara lambat laun.

2. Melatih gerakan bola mata, latihan fiksasi pandangan mata.

18 | P a g e

Page 19: PBL RGN- Blok 22 Vertigo.doc

3. Melatih meningkatkan kemampuan keseimbangan.14

Contoh latihan :

1. Berdiri tegak dengan mata dibuka, kemudian dengan mata ditutup.

2. Olahraga yang menggerakkan kepala (gerakan rotasi, fleksi, ekstensi, gerak miring).

3. Dari sikap duduk disuruh berdiri dengan mata terbuka, kemudian dengan matatertutup.

4. Jalan di kamar atau ruangan dengan mata terbuka kemudian dengan mata tertutup.

5. Berjalan “tandem” (kaki dalam posisi garis lurus, tumit kaki yang satu menyentuh  jari

kaki lainnya dalam melangkah).

6. Jalan menaiki dan menuruni lereng.

7. Melirikkan mata kearah horizontal dan vertikal.

8. Melatih gerakan mata dengan mengikuti objek yang bergerak dan juga memfiksasi pada

objek yang diam.

 

Terapi Fisik Brand-Darrof  

 Ada berbagai macam latihan fisik, salah satunya adalah latihan Brand-Darrof.

 Ambil posisi duduk.

Arahkan kepala ke kiri, jatuhkan badan ke posisi kanan, kemudian balik posisi duduk.

Arahkan kepala ke kanan lalu jatuhkan badan ke sisi kiri. Masing-masing

gerakanlamanya sekitar satu menit, dapat dilakukan berulang kali.

Untuk awal cukup 1-2 kali kiri kanan, makin lama makin bertambah.14

Terapi Spesifik

BPPV

Pada kondisi ini tidak direkomendasikan terapi bat-obatan. Vertigo dapatmembaik

dengan maneuver rotasi kepala hal ini akan mmemindahkan deposit kalsiumyang bebas

ke belakang vestibule,. Manuver ini meliputi reposisi kanalit berupa maneuver epley,

modifikasi maneuver epley. Pasien perlu tetap tegak selama 24 jamsetelah reposisi

kanalit utnuk mencegah deposit kalsium kembali ke kanalissemisirkularis,

19 | P a g e

Page 20: PBL RGN- Blok 22 Vertigo.doc

Vestibular neuronitis dan Labirynthis

Terapi focus pada gejala menggunakan terapi obat-obatan yang mensipresivestibular

yang diikuti dengan latihan vestibular. Kompensasi vestibular terjasi lebih cepat dan lebih

sempurna jika pasien mulai 2 kali sehari latihan vestibular sesegera mungkin setelah

vertigo berkurang dengan obat-obatan.

Meniere disease

Terapi dengan menurunkan tekanan endolimfatik. Walaupun diet rendahgaram dan

diuretic seringkali mengurangi vertigo, hal ini kurang efektif dalam mengobati ketulian

dan tinnitus. Pada kasus yang jarang intervensi bedah seperti dekompresi dengan

shuntendolimfatik atau cochleosacculoctomy dibutuhkan jika penyakit ini resisten

terhadappengobatan diuretic dan diet.

Iskemik Vascular

Terapi TIA dan stroke meliputi mencegah terjadinya ulangan kejadian melalui kontrol

tekanan darah, menurunkan level kolesterol, mengurangi merokok,menginhibisi fungsi

platelet (misalnya aspirin, clopidogrel) dan terkadangantikoagulasi (warfarin).Vertigo

akut yang disebabkan oleh stroke pada batang otak atau cerebellum diobati dengan obat-

oabat yang mensupresi vestibular dan meminimalisrir pergerakankepala pada hari

pertama. Sesegera mungkin jika keluhan dapat ditoleransi obat-obatan harus di tapper off

dan latihan rehabilitasi vestibular harus segera dimulai. Penempatan stent vertebrobasilar

diperlukan pada pasien dengan stenosisarteri vertebralis dan refrakter terhadap penaganan

medis.Perdarahan pada cerebellum dan batang otak member risiko kompresisehingga

diperlukan dekompresi melalui neurosurgery.14

20 | P a g e

Page 21: PBL RGN- Blok 22 Vertigo.doc

Komplikasi

Pada gejala vertigo, kebanyakan vertigo disebabkan oleh adanya sumbatan pada labirin yang

dapat menyebabkan infeksi pada labirin sendiri, atau terjadinya penyumbatan pembuluh darah di

otak.16

a. Organik

1. Vertigo juga menjadi tanda-tanda gejala penyumbatan darah ke otak. Penyumbatan

pembuluh darah pada otak ini menyebabkan otak kekurangan oksigen sehingga

menyebabkan gangguan sirkulasi darah. Gangguan sirkulasi ini bisa dipicu oleh banyak

faktor, antara lain timbulnya plak di dinding pembuluh darah, meningkatnya kekentalan

darah, atau mengerasnya dinding pembuluh darah.

2. Gangguan pada telinga juga bisa menjadi sesuatu yang menganggu. Misalnya, gangguan

pada telinga ini terjadi karena ada infeksi bakteri pada organ di telinga dalam alias

labyrinthitis. Infeksi ini bisa membuat orang tersebut vertigo yang disertai dengan

muntah dan suhu badan yang tinggi. Kondisi ini perlu penanganan serius. Karena, jika

tidak ditangani dengan baik, infeksi bisa berpengaruh ke organ-organ lain dan bisa

mengakibatkan komplikasi.

3. Vertigo merupakan penanda adanya tumor pada saraf pendengaran atau saraf

keseimbangan, yang terletak di antara telinga dan otak.

b. Psikologi: lekas marah, kehilangan harga diri, depresi, cedera karena jatuh

Prognosis

  Vertigo sering berulang pada BPPV, dengan tingkat kekambuhan dilaporkan 15-37%

setelah efektifitas awal CRMs. Pada studi terbaru, tingkat kekambuhan 50% untuk rata-rata 10

tahun periode follow-up. Kekambuhan terbanyak (80%) terjadi pada masa tahun pertama setelah

pengobatan.

Faktor yang berhubungan dengan tingkat kekambuhan yang tinggi yaitu wanita, adanya

penyakit sebelumnya seperti trauma, labyrinthitis dan hidrops endolimfatik, adanya

osteopeni/osteoporosis, HC-BPPV dan riwayat tiga atau lebih serangan BPPV sebelum

pengobatan.

21 | P a g e

Page 22: PBL RGN- Blok 22 Vertigo.doc

Pencegahan

Beberapa pencegahan: 13

- Mereka yang memiliki faktor risiko stroke harus mengontrol tekanan darah tinggi dan

kolesterol tinggi dan berhenti merokok.

- Individu dengan penyakit Meniere harus membatasi garam dalam diet mereka.

- Tidurlah dengan posisi kepala yang agak tinggi

- Bangunlah perlahan dan duduk terlebih dahulu sebelum kita berdiri dari tempat tidur

- Hindari posisi membungkuk bila mengangkat barang

- Hindari mendongakkan kepala, misalnya untuk mengambil suatu benda dari ketinggian

- Gerakkan kepala secara hati-hati jika kepala dalam posisi datar (horisontal) atau bila leher

dalam posisi mendongak.

- Penderita dianjurkan untuk menghindari perubahan posisi yang mendadak.

Kesimpulan

Wanita 51 tahun dengan gejala pusing berputar saat berubah posisi waktu tidur, bangun tidur,

membungkuk dan bangkit kembali sejak 2 minggu terakhir disertai mual tersebut menderita

Vertigo dengan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui diagnosa pasti antara Vertigo Perifer

atau sentral.

Daftar Pustaka

1. Gleadle Jonathan. At a Glance : Anamnesis dan pemeriksaan fisik. Jakarta: Erlangga,

2007.h.37-9.

2. Swartz, Mark H. Buku ajar diagnostik fisik. Cetakan 2. Jakarta : EGC, 2003.h.124.

3. Bashiruddin J, Hadjar E, Alviandi W. Gangguan keseimbangan. Dalam: Buku ajar Ilmu

Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan Kepala dan Leher. Edisi ke-6. Jakarta: Balai

Penerbit FKUI;2007.h.94-101

4. Welsby PD. Pemeriksaan fisik dan anamnesis klinis. Jakarta: EGC; 2009.h.134-6.

5. Schwartz MW. Pedoman klinis pediatric. Jakarta: EGC, 2007.h.285-9.22 | P a g e

Page 23: PBL RGN- Blok 22 Vertigo.doc

6. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiadi S, penyunting. Buku ajar ilmu

penyakit dalam. Edisi ke-5. Jakarta: InternaPublishing, 2009.h.829-30.

7. Kurt J. Issellbacher,dkk. Harrison prinsip-prinsip ilmu penyakit dalam. Vol.1. Edisi 13.

Jakarta : EGC, 1995. H.115-18.

8. Davey Patrick. At a Glance: Medicine. Jakarta: Erlangga, 2006.h.92-3.

9. Kovar, M, Jepson, T, Jones, S. 2006. Diagnosing and Treating: Benign ParoxysmalPositional

Vertigo in Journal Gerontological of Nursing. December:2006

10. Hadjar E, Bashiruddin J. Penyakit meniere. Dalam: Buku ajar Ilmu Kesehatan Telinga

Hidung Tenggorokan Kepala dan Leher. Edisi ke-6. Jakarta: Balai Penerbit FKUI;

2010.h.102-3

11. Biller J. Practical neurology. 3rd edition. Philadhepia: Lippincott Williams &

Wilkins;2009:184-99

12. Solomon D. Benign paroxysmal positional vertigo. Philadelphia: Departement of

Neurology, University of Pennsylvania; 2000.

13. Suwono WJ, penyunting. Buku saku neurologi. Jakarta: EGC, 2001.h.106-13.

14. Dewanto G, Suwono WJ, Riyanto B, Turana Y. Panduan praktis diagnosis dan

tatalaksana penyakit saraf. Jakarta: EGC, 2009.h.111-3.

15. Lempert, T, Neuhauser, H. 2009. Epidemiology of vertigo, migraine and

vestibular migraine in Journal Nerology 2009:25:333-338

16. Hauser SL, Josephson SA, English JD, Engstrom JW, editors. Harrison’s neurology in

clinical medicin. NewYork: Mc Graw-Hill Medical Publishing Division, 2006.p.123-6.

23 | P a g e