PBL skenario2_cairan

23
Kelompok B-20 Ketua : Taufan Aditya Suseno (1102008251) Sekretaris : Nurul Qomariyah (1102008296) Anggota : Chintia Ramadhani (1102008309)

description

blok cairan - published by @nurulqmryh

Transcript of PBL skenario2_cairan

Page 1: PBL skenario2_cairan

Kelompok B-20Ketua : Taufan Aditya Suseno

(1102008251)

Sekretaris : Nurul Qomariyah(1102008296)

Anggota : Chintia Ramadhani (1102008309)

Marini Oktasari(1102007291)

Rezkyana Danil (1102008212)

Page 2: PBL skenario2_cairan

Sheinny Herliandry(1102008239)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayahNya tugas PBL (Problem Based Learning) dengan skenario “Edema” ini dapat diselesaikan. Tugas ini dibuat melalui tahap seven jump dalam diskusi kelompok selama tiga hari dengan satu hari diantaranya merupakan belajar mandiri.

Tugas ini kami buat untuk memperkaya pengetahuan para pembaca dan penulis mengenai susunan sirkulasi kapiler, kelebihan cairan tubuh ditinjau dari aspek biokimia dan fisiologisnya, juga memahami gangguan kelebihan cairan tubuh.

Terima kasih juga tak lupa kami sampaikan kepada orang tua kami yang telah memberi dukungan kepada kami baik moril maupun materil, ibu Dra. Himmi Marsiati, MS selaku tutor yang telah membimbing kami dalam skenario ini sehingga kami dapat menyelesaikan skenario ini, teman-teman angkatan 2008 dan semua pihak yang telah membantu kami sehingga tugas ini dapat terselesaikan.

Sebagai manusia biasa, tugas yang kami kerjakan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami harapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca agar tugas kami kedepannya menjadi lebih baik.

Jakarta, 5 Maret 2009

Kelompok B-20

Page | 1

Page 3: PBL skenario2_cairan

EDEMA

Seoramg laki-laki berumur 40 tahun berobat ke dokter dengan keluhan perutnya membesar dan kaki bengkak sejak 1 bulan yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya asites dan edema pada kedua kakinya, yang menunjukkan kelebihan cairan tubuh. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar protein (albumin) di dalam plasma darah yang rendah 2,0 g/l (normal 3,5 g/l). Keadaan ini menunjukkan adanya gangguan tekanan koloid osmotik dan tekanan hidrostatik di dalam kapiler darah.

.

Page | 2

Page 4: PBL skenario2_cairan

STEP 1

CLARIFY UNFAMILIAR TERMS

1. Edema : Suatu pembengkakan yang dapat diraba akibat penambahan volume cairan interstisial.

2. Asites : Efusi dan pengumpulan cairan serosa di rongga abdomen.

3. Tekanan Koloid Osmotik : Tekanan perpindahan cairan pada satu sel atau sel lain pada koloid.

4. Kapiler darah : pembuluh darah halus yang mengatur pertukaran antara darah dan cairan.

5. Protein : Setiap kelompok senyawa organik yang mengandung atom karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, dan sulfur. Unsur khasnya adalah nitrogen.

6. Tekanan Hidrostatik : Tekanan pada tiap ketinggian air dalam keadaan tenang yang disebabkan oleh berat air di atasnya.

7. Plasma Darah : Bagian cairan darah yang mengandung banyak ion organik dan memiliki faktor-faktor pembekuan darah.

8. Albumin : Protein yang larut dalam air dan juga dalam konsentrasi larutan garam yang sedang.

9. Kelebihan Cairan Tubuh : Suatu keadaan klinis akibat kelebihan cairan ekstraseluler secara keseluruhan atau kelebihan cairan baik dalam kompartemen plasma maupun kompartemen cairan interstisial.

Page | 3

Page 5: PBL skenario2_cairan

STEP 2

DEFINE PROBLEM

1. Apa faktor yang menyebabkan edema?

2. Apa perbedaan antara edema dan asites?

3. Apa yang harus dilakukan pada penderita edema agar cairan tubuhnya menjadi normal kembali?

4. Mengapa seseorang dapat mengalami kelebihan cairan tubuh?

5. Apa saja ciri-ciri penderita asites?

6. Apa pengaruh protein plasma darah yang rendah pada penderita asites dan edema?

7. Bagian tubuh mana saja yang dapat mengalami pembengkakan bila terjadi kelebihan cairan?

8. Apa pengaruh tekanan koloid osmotik dan tekanan hidrostatik pada keadaan protein yang rendah?

9. Mengapa pada penderita asites albumin yang diperiksa?

10. Apa faktor yang menyebabkan asites?

11. Apa yang menyebabkan terjadinya gangguan tekanan koloid osmotik dan tekanan hidrostatik?

12. Organ apa saja yang mengalami gangguan pada penderita edema dan asites?

Page | 4

Page 6: PBL skenario2_cairan

STEP 3

BRAINSTROM POSSIBLE EXPLANATIONS FOR THE PROBLEMS

1. Retensi natrium di ginjal, retensi air, penambahan volume di cairan interstisial, meningkatnya permeabilitas kapiler, peningkatan tekanan hidrostatik kapiler, penurunan tekanan osmotik koloid.

2. Asites terjadi pada rongga abdomen, sementara edema dapat terjadi di beberapa bagian tubuh.

3. Pemberian makanan yang mengandung tinggi protein, diberi obat diuretik.

4. Karena intake lebih besar dibandingkan cairan yang dikeluarkan tubuh.

5. Perut terlihat seperti perut kodok.

6. Protein merupakan protein yang paling banyak terdapat di dalam plasma darah, sehingga apabila protein menurun akan terjadi gangguan dengan tekanan hidrostatik dan tekanan osmotik koloid.

7. Kaki, perut, kelopak mata, tangan, kepala, paru.

8. Keadaan protein yang rendah akan mengganggu pertukaran substansi dalam kapiler darah.

9. Karena albumin yang paling banyak terdapat di plasma darah dan memiliki pengaruh terhadap tekanan hidrostarik dan tekanan osmotik koloid.

10. Yang dapat menyebabkan asites adalah pennyakit seperti sirosis hati, gagal jantung, gagal ginjal, sindroma nefrotik.

11. Rendahnya kadar albumin di dalam plasma darah, karena kelebihan cairan.

12. Organ yang mengalami gangguan misalnya ginjal, paru, otak, jantung, dan persendian.

Page | 5

Page 7: PBL skenario2_cairan

STEP 4

ARRANGE EXPLANATION INTO TENTATIVE SOLUTION OR HYPOTHESIS

Kelebihan cairan tubuh dapat terjadi jika input lebih besar dibandingkan dengan output, hal ini dapat menimbulkan gangguan kelebihan cairan tubuh seperti edema dan asites.

Edema adalah suatu pembengkakan yang dapat diraba akibat penambahan volume cairan interstisial yang terjadi akibat adanya retensi natrium di ginjal, penurunan kadar protein albumin dalam plasma, serta penambahan volume yang tidak normal. Edema ditandai dengan adanya pembengkakan yang dapat terjadi di beberapa bagian tubuh seperti kaki, kelopak mata, kepala atau otak, perut, dan tangan.

Sementara asites adalah efusi dan pengumpulan cairan serosa di rongga abdomen yang disebabkan oleh penyakit, diantaranya sirosis hati, gagal jantung, gagal ginjal, dan sindroma nefrotik. Penderita asites ditandai dengan pembengkakan perut (perut kodok).

Pertolongan yang diberikan kepada penderita edema dan asites adalah dengan pemberian makan tinggi protein dan pemberian obat diuretik.

Page | 6

Page 8: PBL skenario2_cairan

STEP 5

DEFINE LAERNING OBJECTIVES

1. Memahami Susunan Sirkulasi Kapiler

1.1 Menjelaskan Definisi Kapiler

1.2 Menjelaskan Struktur Kapiler

1.3 Menjelaskan Sirkulasi Kapiler

1.4 Menjelaskan Tekanan Kapiler

2 Memahami Aspek Biokimia dan Fisiologis Kelebihan Cairan Tubuh

2.1 Menjelaskan Aspek Biokimia

2.2 Menjelaskan Aspek Fisiologis

3 Memahami Gangguan Kelebihan Cairan Tubuh

3.1 Menjelaskan Definisi Kelebihan Cairan Tubuh

3.2 Menjelaskan Etiologi Kelebihan Cairan Tubuh

3.3 Menjelaskan Klasifikasi Kelebihan Cairan Tubuh

3.4 Menjelaskan Patofisiologi Kelebihan Cairan Tubuh

3.5 Menjelaskan Pemeriksaan Fisik dan Laboratorium

3.6 Menjelaskan Penatalaksanaan Kelebihan Cairan Tubuh

Page | 7

Page 9: PBL skenario2_cairan

STEP 6

GATHER INFOMATION ANG INDIVIDUAL STUDY

Page | 8

Page 10: PBL skenario2_cairan

STEP 7

SHARE THE RESULT ON INFORMATION GATHERING AND PRIVATE STUDY

1. Memahami Susunan Sirkulasi Kapiler

1.1 Menjelaskan Definisi Kapiler

Definisi kapiler adalah pembuluh berdinding tipis dan berpori- pori merupakan tempat sesungguhnya untuk pertukaran antara darah dan jaringan sekitarnya. Kapiler memiliki percabangan yang luas sehingga terjangkau oleh semua sel. (Fisiologi manusia, sherwood edisi 2).

1.2 Menjelaskan Struktur Kapiler

Struktur dinding kapiler tersusun atas satu lapisan uniseluler sel-sel endotelial dan disebelah luarnya dikelilingi oleh membran dasar.total ketebalan dinding itu kira-kira 0.5 μm. Diameter kapiler besarnya 4-9 μm,ukuran yang cukup besar dilalui oleh sel darah merah dan sel darah lainnya.Kapiler terbagi 3 jenis utama:

Kapiler sempurna→ banyak dijumpai pada jaringan termasuk otot paru,susunan saraf pusat dan kulit.Sitoplasma sel endotel menebal da tempat yang berinti dan menipis da bagian lainnya.

Kapiler bertingkap→ pembuluh kapiler dijumpai pada mukosa usus,glomerulus,ginjal,dan pankreas.Sitoplasma tipis dan di tempat pori-pori.

.Kapiler sinusial→ mempunyai garis tengah,lumen lebih besar dari normal.

Percabangan kapiler sangat luas (diperkirakan berjumlah antara 10 sampai 40 miliar), luas permukaan total yang tersedia sangat besar (diperkirakan 600 meter persegi). Walaupun berjumlah sangat besar, setiap saat kapiler-kapiler hanya mengandung 5% dari volume darah total (250 ml dari total 5000 ml).

Darah mengalir lebih lambat di kapiler daripada di bagian sirkulasi lainnya. Percabangan kapiler yang luas juga merupakan penyebab lambatnya aliran darah melalui kapiler.

1.3Menjelaskan Sirkulasi Kapiler

Sistem sirkulasi berperan dalam homeostasis dengan berfungsi sebagai sistem transportasi tubuh. Pembuluh darah mengangkut dan mendistribusikan darah yang di pompa oleh jantung untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan O2 dan nutrien, menyingkirkan zat- zat sisa, dan penyampaian sistem hormon.

Page | 9

Page 11: PBL skenario2_cairan

Perjalanannya : Sirkulasi Darah memasuki kapiler melalui anteriol dan meninggalkan kapiler melalui venula.Darah yang berasal dari anteriol akan melewati serangkaian pembuluh darah (meta anteriol) yang disebut arteriol terminalis.Setelah mengalir melalui kapiler,darah memasuki venula dan kembali ke sirkulasi sistemik menyuplai darah ke seluruh jaringan tubuh kecuali paru-paru dengan aliran darah. Alirannya dibagi menjadi 2 yaitu pembuluh darah dan pembuluh limfe.

Cairan tubuh dan zat- zat terlarut di dalamnya berada dalam mobilitas yang konstan. Proses asupan dan keluaran cairan terjadi terus menerus dalam tubuh secara keseluruhan maupun diantara berbagai bagian untuk membawa nutrisi dan oksigen ke sel, membuang sisa dan membentuk zat tertentu dari sel. Yang pertama, oksigen, nutrisi, cairan, dan elektrolit diangkut ke paru dan saluran cerna (menjadi bagian dari IVF) kemudian dibawa ke berbagai bagian tubuh melalui sistem sirkulasi. Kedua, IVF dan zat- zat terlarut di dalamnya saling bertukaran secara cepat dengan ISF melalui membran kapiler yang bersifat semipermeable. Ketiga, ISF dan zat- zat yang ada di dalamnya saling bertukaran dengan ICF melalui membran sel sel yang bersifat permeabel selektif. Meskipun keadaan tersebut merupakan proses pertukaran dan pergantian yang terjadi terus menerus, namun komposisi dan volume cairan relatif stabil ( suatu keadaan yang disebut keseimbangan dinamis atau homeostasis). Perpindahan air dan zat terlarut diantara bagian- bagiab tubuh melibatkan mekanisme transpor aktif dan pasif. Mekanisme transpor aktif memerlukan energi, tetapi tidak demikian dengan mekanisme transpor pasif. Difusi dan osmosis adalah mekanisme transpor pasif.

Jenis-jenis sirkulasi

Sirkulasi sistemik : terdiri dari pembuluh-pembuluh yang berfungsi mengangkut darah antara jantung dan sistem organ.

Sirkulasi koroner Sirkulasi kolateral : timbul apabila cabang-cabang terminal halus dari

pembuluh darah di sekitar memperdarahi daerah yang sama. Pembuluh-pembuluh tambahan ini tidak dapat tumbuh mendadak setelah penyumbatan mendadak, tetapi dapat menyelamatkan nyawa apabila sudah ada sebelumnya.

Sirkulasi limfatik Sirkulasi paru : terdiri dari lengkung tertutup pembuluh-

pembuluh yang berfungsi mengangkut darah antara jantung dan paru. Filtrasi

Filtrasi cairan yang melewati kapiler ditentukan oleh tekanan hidrostatik dan osmotik koloid serta koefisien filtrasi kapiler

Tekanan hidrostatik kapiler cenderung untuk mendorong cairan dan zat- zat terlarutnya melewati pori- pori kapiler ke dalam ruang interstisial. Sebaliknya, tekanan osmotik yang ditimbulkan oleh protein plasma (yang

Page | 10

Page 12: PBL skenario2_cairan

disebut tekanan osmotik koloid) cenderung untuk menimbulkan pergerakkan cairan secara osmosis dari ruang interstisial ke dalam darah. Tekanan osmotik yang ditimbulkan protein plasma ini pada keadaan normal mencegah hilangnya volume cairan yang cukup bermakna dari darah ke dalam ruang interstisial. Yang juga sangat berperan adalah sistem limfatik yang akan mengembalikan sejumlah kecil dari kelebihan protein dan air yang bocor dari darah ke dalam ruang interstisial agar dapat balik ke sirkulasi. (Fisiologi Kedokteran, Guyton).

Hukum StarlingMenyatakan bahwa kecepatan dan arah pertukaran cairan di antara

kapiler dan ISF ditentukan oleh tekanan hidrostatik dan tekanan osmotik koloid dari kedua cairan. Pada ujung arteri kapiler, tekanan hidrostatik darah (mendorong cairan ke luar) melebihi tekanan osmotik koloid ( menahan cairan tetap di dalam) sehingga mengakibatkan perpindahan dari bagian intravaskular ke interstisial. Pada ujung vena kapiler, cairan berpindah dari ruang interstisial ke ruang intravaskular karena tekanan osmotik koloid melebihi tekanan hidrostatik. (Patofisiologi vol.1)

Tekanan osmotik (tekanan onkotik) yang dihasilkan oleh protein plasma yang kurang lebih sebesar 25 mmHg. Jadi,daya neto keluar yang besarnya sekitar 11 mmHg akan mendorong cairan keluar untuk memasuki rongga intestisial. Dalam pembuluh venula,besar tekanan hidrostatik adalah sekitar 17 mmHg dengan tekanan onkotik dan interstisial dengan demikian daya neto sekitar 9 mmHg akan menarik air kembali ke dalam sirkulasi,tekanan tersebut disut gaya starling.

1.4Menjelaskan Tekanan KapilerTekanan kapiler pada dasar kuku adalah 12mmHg di ujung ateriol dan 15mmHg di ujung vena. Besar tekanan nadi 5mmHg di ujuung ateriol dan nol di ujung vena. Pergerakan darah dalam kapiler adalah 0,07cm/detik. Waktu transit antara arteriolar an venula adalah 1-2 detik.

2. Memahami Aspek Biokimia dan Fisiologis Kelebihan Cairan Tubuh2.1 Menjelaskan Aspek Biokimia Kelebihann Cairan Tubuh

Albumin ( 69kDa ) merupakan protein utama dalam plasma ±3,4-4,7 gr/dL dan menyusun 60% dari protein total, sekitar 40% dari albumin dalam plasma dan 60% lainnya dalam cairan intersisial. Hati menghasilkan 12gr/hari atau sekitar 25% total sintesis protein hepatik. Albumin disekresikan sebagai preproprotein. Peptida sinyal dilepas di sistema RE kasar, dan heksa peptida pada ujung terminal-N, hasilnya kemudian dipecah lebih lanjut di sepanjang lintasan sekretorik. Albumin disupresi pada sejumlah penyakit, khususnya penyakit hati. Sintesi albumin mengalami penurunan yang relatif dini pada keadaan malnutrisi protein, seperti kwashiorkor.

Page | 11

Page 13: PBL skenario2_cairan

Albumin manusia yang matur terdiri atas satu polipeptida yang tersusun atas 585 as-amino dan 17 buah ikatan disulfida. Albumin mempunyai bentuk elips, yang berarti protein ini tidak akan banyak meningkatkan viskositas. Karena massa molekulnya rendah ( ± 69 kDa ) dan konsentrasinya yang tinggi, albumin diperkirakan bertanggung jawab atas 75-80% dari tekanan osmotik dalam plasma.

2.2Menjelaskan Aspek Fisiologis Kelebihan Cairan TubuhTekanan osmotik adalah daya doong air yang dihasilkan oleh partikel-partikel zat terlarut di dalamnya.Natrium tidak berperan penting dalam perpindahan air di antara bagian plasma dan cairan interstisial karena konsentrasi natrium pada kedua bagian ini hampir sama.Distribusi air di antara kedua bagian ini diatur oleh tekanan hidrostatik darah kapiler yang terutama dihasilkan oleh pemompaan jantungn dan tekanan osmotik koloid atau tekanan onkotik yang terutama dihasilkan oleh albumin serum.Koloid memiliki berat molekul tinggi seperti albumin dan proteinair, bekerja sebagai osmol yang efektif karena berada dalam ruang intravaskuler dan tidak dapat melewati membran kapiler dengan mudah. Pertukaran cairan di antara kapiler dan ISF ditentukan oleh tekanan hidrostatik dan tekanan osmotik koloid pada kedua cairan.Bagian interstisial juga memiliki tekanan hidrostatik dan tekanan osmotik koloid. Pada keadaaan inflamasi atau cedera yang mengakibatkan bocornya protein plasma ke dalam ruang interstisial, tekanan osmotik koloid jaringan akan meningkat cukup tinggi. Sistem limfatik akan secara normal mengembalikan kelebihan cairan interstisial dan protein ke sirkulasi umum. Pada kasus penyumbatan limfe atau pengangkatan kelenjar lilmfe dapat terjadi penimbunan ISF yang berlebihan.Penimbunan cairan yang berlebihan pada ruanng interstisial disebut edema.

Perpindahan air anatra ECF dan ICF ditentukan oleh kekuatan osmotik. Osmosis adalah perpindahan air menembus membran semipermeable ke arah yang mempunyai konsentrasi partikel tak berdifusi lebih tinggi. Natrium klorida pada ECF, dan kalium dengan zat- zat organik pada ICF adalah zat- zat elektrolit non-penetratif yang sangat berperan dalam menentukan konsentrasi air pada kedua sisi membran. (Beberapa ion Na+ bocor dan masuk ke dalam sel dan beberapa ion K+ bocor ke luar sel, tapi pompa Na-K mengembalikan ke bagian yang seharusnya sehingga disebut memiliki efek nonpenetratif). (Patofisiologi).

3. Memahami Gangguan Kelebihan Cairan Tubuh3.1 Menjelaskan Definisi Kelebihan Cairan Tubuh

Kelebihan volume ECF dapat terjadi jika natrium dan air kedua-duanya tertahan dengan proporsi yang kurang-lebih sama. Seiring dengan terkumpulnya cairan isotonik berlebihan di ECF (hipervolemia), maka cairan akan berpindah ke kompartemen cairan interstisial sehingga menyebabkan terjaidnya edema. Kelebihan volume cairan selalu terjadi sekunder akibat peningkatkan kadar natrium tubuh total yang akan menyebabkan terjadinya retensi air.

Page | 12

Page 14: PBL skenario2_cairan

Edema adalah suatu pembengkakan yang dapat diraba akibat penambahan volume intertisium.Asites terjadi apabila cairan tertimbun di rongga peritoneal akibat tekanan hidrostatik yang meningkat pada pembuluh darah portal.

3.2Menjelaskan Etiologi Edema dan Asites Asites

Penyakit hati kronik seperti sirosis hepatitis kronik, hepatitis alkohol yang berat (tanpa sirosis), dan obstruksi vena hepatika (sindroma Budd-Chiari).

Gagal jantung, perikarditid konstriktif, hipotiroid. Sindroma nefrotik, gagal ginjal. Hipoalbuminemia yang berat pada kondisi kurang gizi. Gangguan intra abdomen seperti karsinomatosis, peritonitis

tuberkulosis, pankreatits (asites pankreatik). Edema

Berkurangnya protein dari plasma akibat gangguan hati, gangguan ginjal, malnutrisi protein. Pada kondisi ini tekanan onkotik kapiler (Opc) menurun.

Meningkatnya tekanan hidrostatik kapiler akibat gagal jantung, kegagalan pompa vena. Pada kondisi ini tekanan hidrostatik kapiler (HPc) meningkat.

Meningkatnya permeabilitas kapiler akibat respon inflamasi, trauma. Pada kondisi ini tekanan onkotik interstisial (OPi) meningkat dan tekan onkotik kapiler (OPc )menurun.

Hambatan pembuluh limfatik akibat sumbatan kelenjar getah bening, filariasis limfatik. Pada kondisi ini terjadi peningkatan Opi.

3.3 Menjelaskan Klasifikasi Edema Edema Generalisata pembengkakan terjadi pada seluruh tubu atau sebagian

besar tubu penderita. Pada ektremitas bawah, terutama setelah berdiri lama dan disertai dengan

edema paru Kelainan Jantung. Pada mata, terutama setelah bangun tidur Kelainan Ginjal dan

Gangguan Ekskresi Natrium. Asites, edema pada ekstremitas dan skrotum Sirosis atau Gagal

Jantung. Edema Lokalisata Terbatas pada organ/pembuluh darah tertentu

Ekstremitas (unilateral) : Obstruksi pada vena atau pembuluh limfe, misalnya pada trombosis vena dalam, obstruksi oleh tumor, limfedema primer, edema statis pada ekstremitas lumpuh.

Ekstermitas (bilateral), biasanya pada ekstremitas bawah seperti obstruksi vena cafa inferior, tekanan akibat asites masif atau massa intra abdomen.

Page | 13

Page 15: PBL skenario2_cairan

Muka (facial edema) : Obstruksi pada vena cafa superior dan reaksi alergi (angiodema).

Asites (cairan di rongga peritoneal). Hidrotoraks (cairan di rongga pleura)

Edema Intrasel Edema yang biasanya terjadi akibat depresi sistem metabolik jaringan dan tidak adanya nutrisi sel yanng adekuat.

Edema Ekstrasel Edema yang disebabkan oleh kebocoran abnormal cairan dari plasma ke ruang interstisial dengan melintasi kapiler dan kegagalan limfatik untuk mengembalikan cairan dari interstisium ke dalam darah.

3.4 Menjelaskan Patofisiologi Edema dan Asites Patofisiologi Edema

HPc + OPi > Hpi + OpcDimana :HPc : tekanan hidrostatik kapiler= 25 mmHgOPc : tekanan onkotik kapiler= 25 mmHgHPi : tekanan hdrostatik intertitial= 0 mmHgOPi : tekanan onkotik intertitial= 1 mmHg

Patofisiogi AsitesAda 3 faktor penyebab dan pengaruh terbentuknya asites: Tekanan koloid plasma

Hati terganggu fungsinya → pembentukan albumn terganggu → albumin berkurang → tekanan koloid plasma↓

- Tekanan koloid osmotik plasma. Merupakan faktor yang paling berperan dalam sirosis hati, bergantung pada kadar albumin. Apabila hati terganggu fungsinya maka kadar albumin berkurang sehingga tekanan koloid osmotik plasma akan menurun. Kadar albumin normal >3.5 g/l

Tekanan vena portaPendarahan gastrointestinal → protein plasma↓ → tekanan koloid plasma↓ → asites

- Tekanan vena porta. Penderita sirosis dengan hipertensi portal tidak selalu terjadi asites pada permulaannya. Bila terjadi pendarahan gastrointestinal maka kadar protein plasma akan menurun sehingga tekanan koloid osmotik juga akan menurun dan terjadilah asites. Bila kadar protein kembali normal, maka asites akan menghilang meskipun hipertensi portal tetap ada.

Perubahan elektrolit- Retensi Na

Na < 5 mEq/ hari → retensi air → tekanan hidrostatik↑ → asitesHypertrofi juksta glomerulus → merangsan sitem RAA → produksi aldosteron↑ → reabsorpsi Na↑ ( 99,5% )

- Retensi airAbsorpsi Na↑ → ADH↑ → gangguan ekskresi

Page | 14

Page 16: PBL skenario2_cairan

- Perubahan KTerganggunya sel mempertahankan K dalam sel

3.5 Menjelaskan Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Lab Menjelaskan Pemeriksaan Fisik

Bentuk perut kodok

Varises di dekat usus

Varises di tungkai bawah

Edema tibial karena hipoalbuminemia

Perubahan sirkulasi distensi abdomen

Timpani pada puncak asites

Fluid wave

Shifting dulness,pudle sign,foto torax,CT scan

Menjelaskan Pemeriksaan Lab

Tes Protein

Tes Plasma

Tes Urine

3.7 Menjelaskan Penatalaksanaan Asites dan Edema

Asites : Penyakit yang mendasari Tirah baring ( menurunkan aktivitas simpatik ) Diet rendah Na Diuretika ( anti aldosteron dan loop diuretik ) Terapi parasentesis

Edema : Tirah baring Diet rendah Na Stocking suportif dan elevasi kaki Restriksi cairan < 1500 mL/hari Diuretik

- Pada gagal jantung hindari overdiuresis karena dapat menurunkan curah jantung dan menyebabkan azotemia pra renal dan hindari

Page | 15

Page 17: PBL skenario2_cairan

diuretik yang bersifat hipokalemia karena dapat menyebabkan intoksikasi digitalis.

- Pada sirosis hati pemberian spironolakton dapat menyebabkan asidosis dan hiperkalemia, dapat pula ditambahkan diuretik golongan tiazid, deplesi volume yang berlebihan dapat menyebabkan gagal ginjal, hiponatremia, dan alkalosis.

- Pada sindroma nefrotik pemberian albumin dibatasi hanya pada kasus yang berat.

Cari dan atasi penyebabnya

Page | 16

Page 18: PBL skenario2_cairan

DAFTAR PUSTAKA

Ganong, W.F. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran ed.22, ab. Brahm U. Pendit. Jakarta:

EGC.

Guyton, Arthur. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran ed.11, ab. Irawati, dkk. Jakarta: EGC.

Kamus Kedokteran Dorland ed.29. Jakarta: EGC

Kamus Kedokteran ed.5. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Murray, R.K et al. 2003. Biokimia Harper ed.25, ab. A. Hartono. Jakarta: EGC.

Price, Sylvia A dan Lorraine M Wilson. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses

Penyakit vol.1 ed.6, ab. Brahm U. Pendit, dll. Jakarta: EGC

Sherwood, Laurelee. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke sistem ed.2, ab. Brahm U. Pendit.

Jakarta: EGC.

Sudoyono W,dkk. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid 1 ed.IV. Jakarta: Pusat

Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Page | 17