mkalah pbl
Transcript of mkalah pbl
Tinjauan Pustaka
Imunisasi dan Gizi Pada Anak
Riana Liza Songupnuan
102011010/E5
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jln. Terusan Arjuna No.6 Jakarta Barat 11510 Telp.021-56942061 Fax. 021-5631731
Email : [email protected]
Pendahuluan
Tumbuh kembang anak merupakan hal utama, hakiki, dank has pada anak. Tumbuh
adalah proses berta,bahnya ukuran/dimensi akibat penambahan jumlah sel atau ukuran sel
dan jaringan intraseluler. Kembang adalah proses pematangan/maturasi fungsi organ tubuh
termasuk berkembangnya kemampuan mental itelegensi serta perilaku anak.1
Dalam proses tumbuh-kembang anak maka anak butuh nutrisi yang cukup. Gizi pada
anak sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembangnya bahkan sejak masih dalam
kandungan sekalipun, gizi memegang peran penting. Kebutuhan gizi anak berbeda-beda
tergantung umur, aktifitas dll.
Imunisasi atau vaksin adalah prosedur untuk meningkatkan derajat imunitas,
memberikan imunitas protektif dengan menginduksi respons memori terhadap patogen
tertentu/toksin dengan menggunakan preparat antigen/nonvirulen/nontoksik. Imunitas perlu
dikembangkan untuk jenis antibody/sel efektor imun yang benar.2 Imunisasi yang diberikan
adalah vaksin dasar dan vaksin yang dianjurkan. Imunisasi dan gizi pada anak selengkapnya
akan dibahas dalam makalah ini.
Anamnesis3
Pengertian Anamnesis
Anamnesis adalah suatu tehnik pemeriksaan yang dilakukan lewat suatu percakapan
antara seorang dokter dengan pasiennya secara langsung atau dengan orang lain yang
mengetahui tentang kondisi pasien, untuk mendapatkan data pasien beserta permasalahan
medisnya.
Tujuan Anamnesis
Tujuan pertama anamnesis adalah memperoleh data atau informasi tentang
permasalahan yang sedang dialami atau dirasakan oleh pasien. Apabila anamnesis dilakukan
dengan cermat maka informasi yang didapatkan akan sangat berharga bagi penegakan
diagnosis, bahkan tidak jarang hanya dari anamnesis saja seorang dokter sudah dapat
menegakkan diagnosis. Secara umum sekitar 60-70% kemungkinan diagnosis yang benar
sudah dapat ditegakkan hanya dengan anamnesis yang benar.
Tujuan berikutnya dari anamnesis adalah untuk membangun hubungan yang baik
antara seorang dokter dan pasiennya. Umumnya seorang pasien yang baru pertama kalinya
bertemu dengan dokternya akan merasa canggung, tidak nyaman dan takut, sehingga
cederung tertutup. Tugas seorang dokterlah untuk mencairkan hubungan tersebut.
Pemeriksaan anamnesis adalah pintu pembuka atau jembatan untuk membangun hubungan
dokter dan pasiennya sehingga dapat mengembangkan keterbukaan dan kerjasama dari pasien
untuk tahap-tahap pemeriksaan selanjutnya.
Jenis Anamnesis
Ada 2 jenis anamnesis yang umum dilakukan, yakni Autoanamnesis dan
Alloanamnesis atau Heteroanamnesis. Pada umumnya anamnesis dilakukan dengan tehnik
autoanamnesis yaitu anamnesis yang dilakukan langsung terhadap pasiennya. Pasien
sendirilah yang menjawab semua pertanyaan dokter dan menceritakan permasalahannya. Ini
adalah cara anamnesis terbaik karena pasien sendirilah yang paling tepat untuk menceritakan
apa yang sesungguhnya dia rasakan.
Meskipun demikian dalam prakteknya tidak selalu autoanamnesis dapat dilakukan.
Pada pasien yang tidak sadar, sangat lemah atau sangat sakit untuk menjawab pertanyaan,
atau pada pasien anak-anak, maka perlu orang lain untuk menceritakan permasalahnnya.
Anamnesis yang didapat dari informasi orag lain ini disebut Alloanamnesis atau
Heteroanamnesis. Tidak jarang dalam praktek sehari-hari anamnesis dilakukan bersama-sama
auto dan alloanamnesis
Riwayat Penyakit Sekarang
Dari seluruh tahapan anamnesis bagian inilah yang paling penting untuk menegakkan
diagnosis. Tahapan ini merupaka inti dari anamnesis. Terdapat 4 unsur utama dalam
anamnesis riwayat penyakit sekarang, yakni : (1) kronologi atau perjalanan penyakit, (2)
gambaran atau deskripsi keluhan utama, (3) keluhan atau gejala penyerta, dan (4) usaha
berobat. Selama melakukan anamnesis keempat unsur ini harus ditanyakan secara detail dan
lengkap.
Kronologis atau perjalanan penyakit dimulai saat pertama kali pasien merasakan
munculnya keluhan atau gejala penyakitnya. Setelah itu ditanyakan bagaimana
perkembangan penyakitnya apakah cenderung menetap, berfluktuasi atau bertambah lama
bertambah berat sampai akhirnya datang mencari pertologan medis. Apakah munculnya
keluhan atau gejala tersebut bersifat akut atau kronik, apakah dalam perjalanan penyakitnya
ada faktor-faktor yang mencetuskan atau memperberat penyakit atau faktor-faktor yang
memperingan. Bila keluhan atau gejala tersebut bersifat serangan maka tanyakan seberapa
sering atau frekuensi munculnya serangan dan durasi atau lamanya serangan tersebut.
Keluhan atau gejala penyerta adalah semua keluhan-keluhan atau gejala yang
menyertai keluhan atau gejala utama. Dalam bagian ini juga ditanyakan usaha berobat yang
sudah dilakukan untuk penyakitnya yang sekarang. Pemeriksaan atau tindakan apa saja yang
sudah dilakukan dan obat-obat apa saja yag sudah diminum.
Riwayat Penyakit dahulu
Seorang dokter harus mampu mendapatkan informasi tentang riwayat penyakit
dahulu secara lengkap, karena seringkali keluhan atau penyakit yang sedang diderita pasien
saat ini merupakan kelanjutan atau akibat dari penyakit-penyakit sebelumnya.
Riwayat penyakit Keluarga
Untuk mendapatkan riwayat penyakit keluarga ini seorang dokter terkadang tidak
cukup hanya menanyakan riwayat penyakit orang tuanya saja, tetapi juga riwayat
kakek/nenek, paman/bibi, saudara sepupu dan lain-lain. Untuk beberapa penyakit yang
langka bahkan dianjurkan untuk membuat susunan pohon keluarga, sehingga dapat terdeteksi
siapa saja yang mempunyai potensi untuk menderita penyakit yang sama.
Riwayat imunisasi
Yang di tanyakan adalah pemberian imunisasi dasar, seperti
BCG,DPT,Polio,Hepatitis B
Riwayat nutrisi
Yang dapat di tanyakan adalah pemenuhan gizi yang dilakukan selama proses pertumbuhan. Di tanyakan dari segi makanan dan minuman sehari-hari
Riwayat pertumbuhan dan perkembangan
Riwayat pertumbuhan dapat ditelaah dari kurva BB/U dan PB/U. Kurva PB/U
menggambarkan status pertumbuhan sebenarnya. Dari kurva ini dapat dideteksi riwayat
penyakit kronik,MEP,penyakit endokrin. Kurva BB/U : mencerminkan riwayat kesehatan
anak.
Riwayat perkembangan, tahapan perkembangan sesuai normal atau ada
penyimpangan. Perlu ditanyakan beberapa patokan(milestones) dibidang motorik
kasar,halus,sosial-personal dan bahasa.
Riwayat Keluarga
Perlu diketahui dg akurat untuk memperoleh gambaran keadaan sosial-ekonomi-budaya dan kesehatan keluarga pasien.
Pemeriksaan fisik
Antrophometri4
A. Berat badan
Berat badan merupakan ukuran antropometrik yang terpenting, dipakai pada
setiap kesempatan memeriksa kesehatan anak pada semua kelompok umur. Berat
badan merupakan hasil peningkatan/penurunan hasil semua jaringan yang ada pada
tubuh , antara lain tulang, otok, lemak, cairan tubuh dan lain-lainnya berat badan
dipakai sebagai indikator yang terbaik pada saat ini untuk mengetehui keadaan gizi
dan tumbuh kembang anak , karena sensitif terhadap perubahan sedikit saja,
pengukurannya objektif dan dapat diulang. Kerugiannya, indikator berat badan ini
tidak sensitif terhadap proporsi tubuh misalnya pendek gemuk atau tinggi kurus.
B. Tinggi badan
Tinggi badan merupakan ukuran antropometrik kedua yang terpenting,
keistimewaannya adalah bahwa ukuran tinggi badan pada masa pertumbuhan
meningkat terus sampaitinggi maksimal dicapai. Walaupun kenaikan tinggi badan ini
berfluktuasi, dimana tinggi badan meningkat pesat pada masa bayi,kembali(pacu
tumbuh adolesen), selanjutnya melambat lagi dan akhirnya berhenti pada umur 18-20
tahun. Tulang-tulang anggota gerak berhenti bertambah panjang, tetapi ruas-ruas
tulang belakang berlanjut tumbuh sampai 30 tahun.
Keutungan indikator TB ini adalah pengukurannya objektif dan dapat diulang, alat
dapat dibuat sendiri, murah dn mudah dibawa, merupakan indikator yang baik untuk
gangguan pertumbuhan fisik yang sudah lewat, sebagai perbandingan terhadap
perubahan-perubahan relatif, seperti terhadap nilai BB dan LLA.
Kerugiannya adalah perubahan tinggi badan relatif pelan, sukar mengukur tinggi
badan yang tepat, kadang-kadang diperlukan lebih dari seorang tenaga. Disamping itu
dibutuhkan 2 macam teknik pengukuran, pada anak umur kurang dari 2 tahun dengan
posisis tidur terlentang (panjang supinasi pada umur lebih dari 2 tahun dengan posisi
berdiri. Panjang suspensi pada umumnya 1 cm lebih panjang, dari pada tinggi berdiri
pada anak yang sama meski diukur dengan pengukuran yang terbaik dan secara
cermat.
C. LLA
Lingkar lengan atas (LLA) mencerminkan tumbuh kembang jaringan lemak dan
otot yang tidak terpengaruh banyak oleh keadaan cairan tubuh dibandingkan dengan
berat badan. LLA dipakai untuk minilai keadaan gizi/tumbuh kembang pada
kelompok umur prasekolah. Laju tumbuh lambat, dari 11 cm pada saat lahir menjadi
16 cm pada umur satu tahun. Selanjutnya tidak banyak perubahan selama 1-3 tahun.
Keuntungan penggunaan LLA ini adalah alatnya murat, bisa di buat sendiri,
mudah dibawa, cepat penggunaannya, dapat digunakan oleh tenaga yang tidak
terdidik.
Kerugiannya adalahLLA hanya indentifikasi anak dengan gangguan
gizi/pertumbuhan yang berat, sukar menentukan pertengahan LLA tanpa menekan
jaringan, dan hanya untuk anak umur 1-3 tahun.
PEMERIKSAAN DENVER
Tes denver II
Denver II adalah revisi utama dari standardisasi ulang dari Denver Development Screening. Test (DDST) dan Revisied Denver Developmental Screening Test (DDST-R) adalah salah satu dari metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak. Tes ini bukan tes diagnostik atau tes IQ. Waktu yang dibutuhkan 15-20 menit
A. Aspek Perkembangan yang dinilai
Terdiri dari 125 tugas perkembangan. Tugas yang diperiksa setiap kali skrining hanya berkisar 25-30 tugas
Ada 4 sektor perkembangan yang dinilai:
1) Personal Social (perilaku sosial)Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya.
2) Fine Motor Adaptive(gerakan motorik halus)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat.
3) Language (bahasa)Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan
4) Gross motor (gerakan motorik kasar)
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.
B. Alat yang digunakan
Alat peraga: benang wol merah, kismis/ manik-manik, Peralatan makan, peralatan\gosok gigi, kartu/ permainan ular tangga, pakaian, buku gambar/ kertas, pensil, kubus warna merah-kuning-hijau-biru, kertas warna (tergantung usia kronologis anak saat diperiksa).
Lembar formulir DDST II
Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan tes dan cara
penilaiannya.
Prosedur DDST terdiri dari 2 tahap, yaitu:
1. Tahap pertama: secara periodik dilakukan pada semua anak yang berusia: 3-6 bulan 9-12 bulan 18-24 bulan 3 tahun 4 tahun 5 tahun 12
2. Tahap kedua: dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan perkembangan pada tahap pertama. Kemudian dilanjutkan dengan evaluasi diagnostik yang lengkap.
Penilaian
Jika Lulus (Passed = P), gagal (Fail = F), ataukah anak tidak mendapat kesempatan
melakukan tugas (No Opportunity = NO), R (refusal/menolak melakukan), D (delay), C (caution).
Petunjuk Mengisi Denver II
1. Mengisi nama pemeriksa, nama, tanggal lahir anak serta tanggal pemeriksaan
2. Menentukan umur anak (konversi jika perlu, pada bayi premature)
- Penyesuaian prematurasi pada anak yang lahir lebih 2 minggu sebelum masa
gestasi 40 minggu dan berumur < 2 tahun.
3. Membuat garis usia, jika perlu konversi.
4. Menguji gugus-gugus tugas terkait dengan garis usia dalam keempat sector
perkembangan dengan alat-alat terkait.
5. Memberi tanda hasil tes pada sertiap gugus tugas pada setiap sector perkembangan.
PENATALAKSANAAN
Farmakoterapi
Multivitamin pada anak5
Vitamin merupakan bahan makanan organic yang dalam jumlah kecil diperlukan
untuk pertumbuhan normal dan kesehatan tubuh. Biasanya vitamin digolongkan dalam 2
golongan, yaitu:
-. Golongan yang larut dalam air
Misalnya: vitamin B kompleks dan vitamin C
-. Golongan yang larut dalam lemak
Misalnya: vitamin A, D, E, dan K.
Vitamin A
Telah dikenal beberapa komponenn yang mempunyai aktifitas vitamin A, misalnya
vitamin A1 yang terdapat dalam jaringan mamalia dan ikan laut, vitamin A2 yang terdapat
dalam jaringan ikan air tawar. Vitamin A biasanya terdapat dalam jaringan hewani dan tidak
terdapat dalam jaringan nabati. Akan tetapi banyak tumbuh-tumbuhan yang mengadung
pigmen dikonversikan menjadi vitamin A oleh dan dalam tubuh hewan dan manusia.
Konversikan tersebut berlangsung sewaktu di diserap dalam mukosa usus. Dalam hal ini
tiroksin mempunyai peranan penting. Oleh sebab karotin dapat diubah menjadi vitamin ama
maka disebut pro-vit A. Bahan makanan yang kaya vitamin A atau pro-vitamin A ialah:
Vitamin A1: Hati, lemak hewan, telur, susu, mentega
Vitamin A2: Hati, ikan air tawar.
Karotin : sayuran berupa daun seperti bayam dan kangkung, wortel, papaya, ubi
merah, minyak kelapa sawit.
Peranan dari vitamin A pada manusia adalah: mengobati dan mencegah hemeralopia dan
xeroftalmia, memelihara struktur dan fungsi normal dari jaringan epitel, dan untuk
pertumbuhan anak normal.
Kebutuhan akan vitamin A.
Oleh food and nutition board of the national research council of the united states of
America dianjurkan pemberian vitamin A dalam diet sebagai berikut:
Bayi : 1500 SI
Golongan umur 1-3 tahun : 2000 SI
Golongan umur 4-6 tahun : 2500 SI
Golongan umur 7-9 tahun : 3500 SI
Golongan umur 10-12 tahun : 4500 SI
Golongan umur 13-19 tahun : 5000 SI
Umumnya kebutuhan sehari-hari akan vitamin A dapat dipenuhi dengan pemberian
diet yang mengandung telur, susu, mentega, hati, sayuran berupa daun atau berwarna kuning
(wortel, dsb), buah-buahan yang berwarna kuning (tomat, papaya, dsb).
Pada defisiensi dari vitamin A akan menyebabkan gangguan pada penglihatan,
kelainan kulit.
Vitamin B1
Tiamin dapat dilarutkan dalam air, tidak tahan panas dan terdapat dimana-mana
dalam. Sumber terpenting ialah gandum, sayur-sayuran, buah-buahan, susu, kuning telur,
daging dan kacang-kacangan. Tiamin berfungsi sebagai ko-enzim dalam metabolism
karbohidrat.
Vitamin B2
Vitamin B2 dapat dilarutkan dalam air dan berwarna kuning berfluoresensi, tahan
panas dan asam, akan tetapi mudah dihancurkan oleh sinar dan media lindi. Vitamin B2
terdapat dimana-mana dalam alam. Daging, hati, ragi, susu, keju, telur dan sayuran-mayur
berupa daun merupakan sumber vitamin B2 yang baik.
Vitamin B6
Vitamin B6 terdapat dalam berbagai bahan makanan seperti daging, hati, ikan, sayur-
sayuran, beras dan susu.
Vitamin B12
Vitamin B12 hanya terdapat pada jaringan hewan terutama dalam hati segar. Vitamin
B12 berwarna merah jambu merupakan persenyawaan organic dengan atom kobalt sebagai
intinya dan dapat dilarutkan dalam air.
Vitamin C
Vitamin c dapat larut dalam air dan mudah dihancurkan oleh sushu yang tinggi dan
media yang lindi, mudah dioksidasikan oleh oksigen yang terdapat di atmosfir atau sedikit
tembaga. Sumber vitamin C yang baik adalah sayur-sayuran dan buah-buahan, terutama
jeruk, tomat, bayam, kol, kentang.
Vitamin C diperlukan pada pemebntukan jaringan kolagen oleh fibroblast oleh karena
itu merupakan bagian dalam pembentukan zat intrasel. Defisiensi vitamin C akan
mengganggu integrasi dinding kapiler. Vitamin C diperlukan pula pada proses pematangan
eritrosit dan pemebntukan tulang dan dentin. Vitamin C mempunyai peranan penting pada
respirasi jaringan.
Vitamin D
Vitamin D2 dan Vitamin D3 dapat dilarutkan dalam lemak dan dialam terdapat
bentuk stereol. Vitamin D2 terdapat pada tumbuh-tumbuhan, terutama ragi dalam bentuk
tidak aktif dan dapat diaktifkan oleh sinar ultraviolet. Vitamin D3 terdapat dalam jaringan
hewan, dalam bentuk aktif, misalnya dalam lemak ikan, kuning telur. Bentuk inaktif D3
terdapat pada kulit manusia dan dapat diaktifkan oleh sinar ultrafiolet untuk kemudian
diserap ke dalam darah.
Vitamin E
Vitamin E dapat dilarutkan dalam lemak dan terdapat pada berbagai sayur seperti
kacang-kacangan, bayam, wortel, selada; telur, mentega dan susu sapi tidak banyak
mengandung vitamin E. ASI lebih banyak mengadung vitamin E terutama dalam colostrum.
Fungsi terpenting vitamin E ialah sebagai antioksidan biologis, yaitu untuk mencegah
oksidasi spontan berbagai asam lemak tidak jenuh seperti berbagai hormone.
Vitamin K
Vitamin K dapat dilarutkan dalam lemak dan terdapat dalam tumbuh-tumbuhan
seperti wortel, bayam, kol, dan juga hati babi dan ikan. Vitamin K dapat dibuat dalam usus
manusia oleh berbagai bakteri yang terdapat dalam usus, seperti escherichia coli dan
sebagainya. Vitamin K merupakan bahan esensial pada pembentukan protombin sehingga
penting artinya pada proses pembekuan darah.
IMUNISASI2
Imunisasi adalah suatu prosese untuk membuat sistem pertahanan tubuh kebal
terhadap infasi mikroorganisme (bakteri dan virus). Yang dapat menyebabkan infeksi
sebelum mikroorganisme tersebut memiliki kesempatan untuk menyerang tubuh kita. Dengan
imunisasi tubuh kita akan terlindungi dari infeksi begitu pula orang lain. Karena tidak tertular
dari kita.
Tujuan dari imunisasi adalah untuk menguranggi angka penderitaan suatu penyakit
yang sangat membahayakan kesehatan bahkan bisa menyebabkan kematian pada
penderitanya. Beberapa penyakit yang dapat di hindari dengan imunisasi yaitu:
• Hepatitis. • Campak. • Polio • Difteri. • Tetanus.
• Batuk Rejan. • Gondongan • Cacar air • TBC
Macam_macam imunisasi.
Imunisasi Aktif.
Adalah kekebalan tubuh yang di dapat seorang karena tubuh yang secara aktif
membentuk zat antibodi, contohnya: imunisasi polio atau campak . Imunisasi aktif
juga dapat di bagi 2 macam:
- Imunisasi aktif alamiah Adalah kekebalan tubuh yang secara ototmatis di peroleh
sembuh dari suatu penyakit.
- Imunisasi aktif buatan Adalah kekebalan tubuh yang di dapat dari vaksinasi yang di
berikan untuk mendapatkan perlindungan dari sutu penyakit.
Imunisasi Pasif.
Adalah kekebalan tubuh yang di dapat seseorang yang zat kekebalan
tubuhnya di dapat dari luar.Contohnya : penyuntikan ATC (Anti tetanus Serum). Pada
orang yang mengalami luka kecelakaan. Contah lain adalah: Terdapat pada bayi yang
baru lahir dimana bayi tersebut menerima berbagi jenis antibodi dari ibunya melalui
darah placenta selama masa kandungan.misalnya antibodi terhadap campak. Imunisasi
pasif ini di bagi yaitu:
- Imunisai pasif alamiah Adalah antibodi yang di dapat seorang karena di turunkan oleh
ibu yang merupakan orang tua kandung langsung ketika berada dalam kandungan.
- Imunisasi pasif buatan. Adalah kekebalan tubuh yang di peroleh karena suntikan
serum untuk mencegah penyakit tertentu.
JENIS-JENIS IMUNISASI
Imunisasi wajib/dasar
1. Imunisai BCG adalah prosuder memasukkan vaksin BCG yang bertujuan memberi
kekebalan tubuh terhadap kuman mycobakterium tuberculosis dengan cara
menghambat penyebaran kuman.
2. Imunisasi hepatitis B adalah tindakan imunisasi dengan pemberian vaksin hepatitis B
ke tubuh bertujuan member kekebalan dari penyakit hepatitis.
3. Imunisasi polio adalah tindakan memberi vaksin poli (dalam bentuk oral) atau di
kenal dengan nama oral polio vaccine (OPV) bertujuan memberi kekebalan dari
penyakit poliomelitis.Imunisasi dapat di berikan empat kali dengan 4-6 minggu.
4. Imunisasi DPT adalah merupakan tindakan imunisasi dengan memberi vaksin DPT
(difteri pertusis tetanus)/DT (difteri tetanus) pada anak yang bertujuan memberi
kekebalan dari kuman penyakit difteri,pertusis,dan tetanus. Pemberian vaksin pertama
pada usia 2 bulan dan berikutnya dengan interval 4-6 minggu.
5. Imunisasi campak adalah tindakan imunisasi dengan memberi vaksin campak pada
anak yang bertujuan member kekebalan dari penyakit campak. Imunisasi dapat di
berikan pada usia 9 bulan secara subkutan,kemudian ulang dapat diberikan dalam
waktu interval 6 bulan atau lebih setelah suntikan pertama.
Imunisasi yang dianjurkan :
1. TIPA, manfaat mencegah penyakit demam typhoid dan demam paratifoid. Dapat
diberikan pada umur 21 bulan atau lebih, umur 2 tahun atau lebih, umur 5 tahun atau
lebih. Cra pemberiannya dengan suntikan subkutan.
2. MMR (Measels-mumps-rubella), manfaatnya dapat mencegah penyakit campak,
gondongan, campak jerman. Diberikan pada umur 15-24 tahun atau lebih. Cara
pemberiannya dengan suntikan subkutan. Tetapi saat ini sedang ada kontroversi kejadian
aurisme.
3. HIB, manfaatnya mencegah penyakit infeksi Echerichia coli hemophilus influenza tipe B
(meningitis, septisemia, selulitis, atritis, epiglottis,dsb)
4. Varicella/cacar air, manfaatnya mencegah infeksi varisela. Dapat diberikan pada anak
usia lebih dari 1 tahun, ulangan pada umur 18 tahun. Cara pemberiannya dengan suntikan
subkutan.
Nonmedicapentosa : Edukasi
Gizi umum pada anak5
Pertumbuhan anak umur antara setahun sampai praremaja sering disbeut masa laten
atau tenang. Keadaan ini berbeda dengan pada masa bayi dan remaja dimana
pertumbuhannya sangat pesat. Makanan merupakan istilah umum untuk segala sesuatu yang
biasa dimakan. Kebutuhan rekuiremen ialah kebutuhan seseorang untuk sesuatu nutrient.
Kebutuhan nutrient pada secara umum :
1. Air
Pada masa bayi, terutama bayi mudah kumlah air yang dianjurkan untuk diberikan
sangat penting, dibandingkan dengan bayi yang lebih tua dan golongan umur
selanjutnya, karena air merupakan nutrient yang menjadi medium untuk nutrient
lainnya. Oleh karena itu masukan dari nuteien tersebut ditentukan kadarnya dalam
jumlah cairan (termasuk air) yang diberikan. Sebaliknya air dapat diberikan tanpa
disertai nutrient lainnya. Untuk bayi yang menyusu pada ibunya, masukan air rata-rata
175-200 ml/kgbb/hari dalam triwulan kedua, 130-140 ml/kgbb/hari dalam triwulan
ketiga dan 120-140 ml/kgbb/hari dalam triwulan terakhir.
Table 1 kebutuhan air rata-rata dari bayi
Umur Air/kgbb/hari (ml)
3 hari 80 – 100
10 hari 125 – 150
3 bulan 140 – 160
6 bulan 130 – 155
9 bulan 125 – 145
1 tahun 120 – 135
2. Energi
Komisi akhli FAO/WHO dalam tahun 1971 mengemukakan bahwa rrekuiremen dari
kalori harus disesuaikan dengan berat badan selama masa pertumbuhan.
Table 2. kebutuhan energi
Golongan umur Kebutuhan energi FAO Kal/kgbb/hari (nelson)
Anak
1 tahun 112 110
1 – 3 tahun 101 100
4 – 6 tahun 91 90
7 – 9 tahun 78 80
Remaja pria
10 – 12 71 70
13 – 15 57 60
16 – 19 49 50
Remaja wanita
10 – 12 62 70
13 – 15 50 60
16 – 19 43 50
3. Protein
Nilai gizi protein ditentukan oleh kadar asam amino esensial. Protein
hewani biasanya mempunyai nilai gizi yang lebih tinggi dibandingkan dengan
protein nabati. Protein telur dan protein susu biasanya dipakai sebgai standar
untuk nilai gizi protein. Nilai gizi protein nabati ditentukan oleh asam amino yang
kurang (asam amino pembatas), misalnya protein kacang-kacangan.
4. Lemak
Sampai sekarang lemak masih dianggap tidak perlu terdapat dalam jumlah
banyak, kecuali untuk asam lemak esensial. Untuk masa pertumbuhan yang
cepat, lemak dalam makanan mempunyai arti sebgai berikut :
a. Bila lemak kurang dari 20% kalori, maka jumlah protein atau karbohidrat
perlu dinaikan.
b. Lemak merupakan bahan makanan berkalori banyak yang diperlukan
untuk memenuhi rekuiremen kalori bayi dan anak.
c. Lemak mengadung asam lemak essensial.
d. Lemak merupakan sumber gliserida dan kolesterol yang tidak dapat dibuat
dari karbohidrat oleh bayi sekurang-kurangnya sampai 3 bulan.
e. Lemak mempermudah absorbs vitamin yang larut dalam lemak (vitamin
A,D,E dan K)
5. Karbohidrat
Rekuiremen karbohidrat belum diketahui dengan pasti. Bayi yang menyusu pada ibu
mendapat 40% kalori dari laktosa. Pada usia yang lebih tua, kalori dan hidrat arang
bertambah jika bayi telah diberi makanan lain, terutama yang mengandung banyak
tepung, seperti bubur susu, nasi tim.
6. Vitamin dan mineral
Reaksi vaksin yang umum.4
Berikut ini adalah efek samping paling umum yang terlihat, yang mungkin terjadi setelah
diberikan suntikan dimanapun. Pada umumnya tidak perlu menghubungi dokter anda
untuk reaksi ringan ini.
a. Demam. Bukan hal luar biasa bila anak mengalami demam dengan suhu 38,3 derajat
celcius selama atau dua hari setelah imunisasi. Juga bukan hal luar biasa bila ia
mengalami demam setinggi 39 derajat celcius. Kondisi ini biasanya tidak perlu
dirisaukan
b. Merah dan bengkak dibeberapa lokasi suntikan. Beberapa bayi yang tekena suntikan
akan sedikit memerah atau mengalami bengkak ringan. Beberapa bahkan memiliki
area agak merah yang lebih besar dan bengkak dengan ukuran sebesar mata uang
seratus rupiah. Ini juga baik-baik saja.
c. Rewel atau mengantuk. Bayi mungkin memperlihatkan salah satu dari kondisi ektrem
selama satu atau dua hari. Tak perlu mengkhawatirkan kondisi bayi anda selama dia
dapat dihibur dan dibangunkan secara periodic.
d. Bengkak pada lokasi suntikan. Adalah umum bila terasa gumpalan keras berukuran
sebutir kelereng selama beberapa bulan. Ini adalah bengkak yang mengalami
pengapuran di dalam otot dan tidak berbahaya.
Reaksi vaksin yang lebih serius
Jarang ada seorang bayi mengalami reaksi yang lebih serius terhadap vaksin. Berikut
adalah cara mengenali reaksi yang harus segera dilaporkan ke dokter.
a. Demam tinggi hingga 40,6 derajat celcius
b. Bersikap ekstrem, tidak dapat dihibur, terus menangis dengan kecenderungan
semakin meningkat selama tiga jam atau lebih.
c. Kelesuan. Ini bermakna bahwa bayi sulit dibangunkan dan kurang dibanding
biasanya.
d. Kekejangan. Ini sangat jarang terjadi, tetapi merupakan alasan yang baik untuk
mendapat perawatan medis segera.
Reaksi vaksin yang spesifik
1. MMR
Satu sampai dua minggu setelah imunisasi, kira-kira lima persen dari bayi mengalami
radang kulit, demam, atau pembengkakan kelejar yang mungkin berlangsung selama
beberapa hari. Hal yang tidak terlalu banyak terjadi adalah rasa sakit atau kekakuan
pada persendian yang mungkin terjadi selama beberapa hati. anak tidak dapat menular
selama reaksi yang tidak membahayakan ini, dan gejala ini diselesaikan selama
beberapa hari.
2. Varicella (cacar air)
Beberapa anak mengalami gejala seperti flu selama beberapa hari setelah imunisasi.
3. DPT
Reaksi umum yang terjadi kadang-kadang demam oleh karena pertusisnya, perlu
waspada jika anak dengan riwayat kejang demam.
4. Campak /measles/rubeola
Reaksi umu yang dapat terjadi, kadang-kadang menimbulkan demam 5-7 hari setelah
imunisasi.
Jadwal imunisasi pada anak
Memberikan suntikan imunisasi pada bayi anda tepat pada waktunya adalah faktor
yang sangat penting untuk kesehatan bayi anda. Yakinlah bahwa dengan membawa bayi
anda untuk melakukan imunisasi adalah salah satu yang terpenting dari bagian tanggung
jawab anda sebagai orang tua. Imunisasi (atau “vaksinasi”) diberikan mulai dari lahir
sampai awal masa kanak-kanak. Imunisasi biasanya diberikan selama waktu pemeriksaan
rutin ke dokter atau klinik.
Table 3. jadwal imunisasi dasar
Vaksinasi Jadwal pemberian
usia
Booster/ulangan Imunisasi untuk
melawan
BCG Waktu lahir - Tuberkulosis
Hepatitis B Waktu lahir dosis 1
1 bulan dosis 2
6 bulan dosis 3
1 tahun pada bayi
yang lahir dengan
ibu yang hepatitis B
Hepatitis B
DPT dan Polio 3 bulan dosis 1
4 bulan dosis 2
5 bulan dosis 3
18 bulan booster 1
6 tahun booster 2
12 tahun booster 3
Dipteria, pertusi,
tetanus, polio
Campak 9 bulan Campak
Tabel 4.Imunisasi yang dianjurkan
Vaksinasi Jadwal pemberian
usia
Booster/ulangan Imunisasi untuk
melawan
MMR 1-2 tahun 12 tahun Measles, meningitis,
rubella
Hib 3 bulan dosis 1
4 bulan dosis 2
5 bulan dosis 3
18 bulan Hemophilus
influenza tipe B
Hepatitis A 12-18 bulan Hepatitis A
Cacar air 12-18 bulan Cacar air
Yang harus diperhatikan, tanyakan dahulu dengan dokter anda sebelum imunisasi jika bayi
anda sedang sakit yang disertai panas; menderita kejang-kejang sebelumnya ; atau menderita
penyakit system saraf.
KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa tumbuh-kembang anak bergantung pada nutrisi yang
diberikan. Ketika nutrisi anak terpenuhi maka anak akan mengalami pertumbuhan yang baik.
Selain itu di butuhkan kekebalan tubuh sehingga anak tidak mudah terserang penyakit-
penyakit tertentu. Oleh karena itu kesehatan anak perlu di perhatikan dengan memantau
perkembangan dan pertumbuhan anak.
DAFTAR PUSTAKA
1. Narendra MB, Sularyo TS, Soetjiningsih, Suyitno H, Ranuh ING, Wiradisuria. Buku ajar
1 Tumbuh Kembang dan Remaja. Edisi ke-2. Jakarta: Ikatan Dokter Indonesia, 2008, h.
22.
2. Rudolph AM. Buku Ajar Pediatri ; RUDOLPH. Edisi 20. Jakarta: EGC, 2006,
h.557,579.
3. Gleade J. At a glance anamnesis dan pemeriksaan fisik. Jakarta: Erlangga; 2007, h. 11-3
4. Suhardjo. Pemberian makanan pada bayi dan anak. Jakarta: Kanisius, 2007.
5. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Univeristas Indonesia. Buku
kuliah 1; ilmu kesehatan anak . Cetakan-11. Jakarta. Penerbit : Bagian Ilmu Kesehatan
Anak Fakultas kedokteran Indonesia, 2005, h 314-9