Mkalah juve (1)
-
Upload
university-of-andalas -
Category
Education
-
view
280 -
download
0
Transcript of Mkalah juve (1)
PENDAHULUAN
Media televisi sudah demikian besar daya tariknya bagi masyarakat baik sebagai
pihak penyelenggara siaran maupun sebagai penikmat siaran-siaran yang disajikan. Begitu
besarnya daya tarik media ini karena televisi mampu menyajikan informasi suara dan gambar
dengan program tayangan yang disajikan semakin menarik dan bervariatif. Perkembangan
media massa ini tidak lepas dari sejarah media pendahulu lainnya. Demikian besar minat
masyarakat pada media ini juga berpengaruh besar dampaknya baik sosial, budaya, politik,
ekonomi dan sektor lain di kehidupan masyarakat.
Secara harafiah televisi berasal dari kata tele (jauh) dan vision (pandangan), dapat
diartikan “melihat sesuatu dari jarak jauh”. Televisi sebagai suatu alat penyampaian informasi
komunikator dari kepada komunikan, merupakan salah satu bagian dari sebuah sistem yang
besar dan kompleks. Alat ini akan berfungsi dengan baik apabila ditempatkan dalam sebuah
sistem yang saling bekerja sesuai fungsinya. Sistem ini disebut sebagai sistem penyiaran
televisi yang meliputi: sistem produksi (pesan), pemancaran gelombang dan pesawat televisi
itu sendiri sebagai media penerima siaran.
Televisi berkembang begitu cepat sejalan dengan perkembangan teknologi
elektronika, telah menjadi fenomena besar di abad ini, perannya amat besar dalam
membentuk pola dan pendapat umum, termasuk pendapat untuk menyenangi produk-produk
tertentu, demikian pula perannya amat besar dalam pembentukan perilaku dan pola berfikir
(Subroto, 1994:2). Kotak ajaib ini berperan besar dalam perkembangan baik teknologi,
ekonomi, politik dan di segala aspek kehidupan masyarakat.
Tidak terlepas dari gelombang perkembangan teknologi komunikasi global,
perkembangan sosial, politik, budaya, ekonomi bahkan keamanan tidak bisa memisahkan diri
dari pengaruh televisi. Berbagai perubahan sosial yang dialami oleh masyarakat Indonesia
tidak bisa dipisahkan dari peran media televisi. Hal ini mengartikulasikan kontribusi yang
sangat signifikan peranan media televisi ini dalam perubahan-perubahan yang terjadi di
masyarakat. Adanya teori serba media yang menyatakan bahwa media massa mempunyai
kekuatan yang besar untuk mempengaruhi masyrakat, bukan saja dalam membentuk opini
dan sikap tetapi juga dalam memicu terjadi gerakan sosial. Televisi pada titik tertentu
menyumbangkan diseminasi dan edukasi nilai sosial baru bagi masyarakat.
Dengan perkembangan teknologi komunikasi, dunia kini dirasakan semakin sempit,
karena kita dapat mengakses atau diakses orang lain tanpa dirintangi oleh jarak maupun
waktu. Pesan yang disampaikan melalui media ini pun begitu dahsyat pengaruhnya terhadap
masyarakat atau audiencenya. Bahkan orang-orang yang berada di balik media massa ini
punya strategi dan agenda setting dalam mengolah, mengemas dan memberikan informasinya
kepada khalayak sehingga memungkinkan bisa mempengaruhi pendapat maupun kebijakan
sosial politik dalam sebuah negara.
Di Indonesia, msalah yang menyangkut pembangunan nasional hingga sejarah
kejatuhan sebuah rezim dapat disaksikan, direkam bahkan dibentuk dalam muatan-muatan
pesan yang disajikan dalam sebentuk teknologi tabung kaca ajaib ini, yang pada akhirnya
mempunyai dampak yang berskala nasional bahkan internasional. Sejauh mana media televisi
harus memainkan peranannya dalam pengembangan demokratisasi di Indonesia dalam bentuk
yang seideal mungkin dijadikan sebagai perangkat efektif untuk pembentukan masyarakat
yang kritis, lebih terdidik dan dewasa. Disamping banyaknya permasalahan dalam
mengembangkan sistem pertelevisian yang berkonteks lokal sehingga mendorong
pemberdayaan masyarakat sipil yang semakin kompleks dan dinamis.
SEJARAH MEDIA TELEVISI DAN
PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA
A. SEJARAH TELEVISI
Lahirnya televisi sebagai media untuk menyampaikan pesan tidak lepas dari
perkembangan peradaban manusia. Sejarah peradaban manusia ini oleh dibagi
menjadi 3 gelombang (RM. Roy Suryo, 1996: 12-14), yakni:
- Gelombang pertama (8000 tahun sebelum masehi)
Gelombang pertama ini merupakan gelombang perubahan atau peralihan
budaya no maden dan pengumpulan hasil hutan ke penerapan teknologi pertanian.
Dalam proses ini, manusia telah menunjukkan kecenderungan untuk beralih dari
budaya no maden (berpindah-pindah tempat tinggal) ke budaya untuk tinggal di suatu
daerah tertentu. Salah satu ciri utama dalam peradaban gelombang pertama ini adalah
digunakannya energi alamiah otot manusia, kuda dan sebagainya yang tidak dapat
diperbaharui. Perkembangan peradaban manusia ini merupakan sejarah
perkembangan peradaban yang mencakup kurun waktu yang lama yakni mencapai
hampir 10.000 tahun.
- Gelombang kedua (tahun 1700-1970)
Gelombang kedua ini ditandai dengan terjadinya revolusi industri di Inggris
dengan diciptakannya berbagai perlatan mekanis yang menggunakan bahan bakar
tambang alam. Energi otot manusia, hewan dan angin mulai digantikan dengan
penggunaan minyak, batu bara, gas dan sebagainya yang melahirkan banyak barang-
barang komsumsi secara massal.
- Gelombang ketiga (tahun 1970-2000)
The third wave dimulai dengan terjadinya kemajuan teknologi dalam
komunikasi dan pengolahan data, penerbangan dan aplikasi angkasa luar, energi
alternatif dan energi yang dapat diperbaharui serta genetik dan bioteknologi pada
umumnya dengan mikro elektronik dan komputer sebagai teknologi intinya.
Dalam hubungannya dengan perkembangan dunia komunikasi antar manusia,
gelombang perkembangan peradaban manusia kemudian dapat diperinci lagi menjadi:
Jaman Pra Sejarah
35000 SM Periode pra sejarah
22000 SM Lukisan di gua-gua oleh manusia pra sejarah
Era Komunikasi Tertulis
4000 SM Tulisan bangsa Sumeria di tanah liat
1041 Pi Sheng (Cina) membuat alat cetak buku
1241 Alat cetak besi untuk cetak tanah liat dibuat di Korea
Era Komunikasi Cetak
1456 Mesin Guttenberg mencetak dengan menggunakan bahan dari besi dan
ditekan memakai tangan
1769 Penemuan mesin uap oleh James Watt
1833 Sirkulasi media massa cetak pertama oleh The Mew York Sun
1839 Metode praktis fotografi oleh Daquerre untuk surat kabar
Era Telekomunikasi
1844 Ditemukannya telegram oleh Samuel Morse
1876 Alexander Graham Bell mengirim pesan lewat telepon untuk pertama
kalinya
1880 Heinrich Herzt menemukan gelombang elektromagnetik
1884 Paul Nipkow menemukan televisi mekanik – Jantra Nipkow
1894 Film bioskop pertama diputar dan ditonton oleh masyarakat
1895 Guglielmo Marconi menyampaikan pesan melalui radio untuk pertama kali
1912 Lee de Forest membuat vacum tube
1920 Radio siaran diperkenalkan oleh KDKA di Pitsburgh
1923 Vladimir K Zworykin membuat lonoscope (tabung televisi)
1930 Philo T Fransworth membuat televisi rumah
1933 RCA mendemonstrasikan televisi siaran di Amerika
1941 Televisi komersial mengudara
Era Komunikasi Interaktif
1946 Komputer ENIAC dibuat di Universitas Pennsylvania
1947 William Shockley, John Barden dan Walter Barttain membuat transistor
1956 Videotape pertama kali dibuat di Ampex Redwood City California
1957 Satelit Sputnik CIS diluncurkan
1969 NASA meluncurkan Apollo XI dengan Neil Amstrong sebagai orang
pertama kali menginjakkan kaki di bulan
1970 Advanced Research Project Agency (ARPA) merintis cikal bakal internet
1971 Marcian E Holf Jr membuat chip mikro prosesor di Intel Corp, CA
1975 Mikro komputer Altair 8800 dipasarkan, HBO memadukan televisi dengan
satelit ruang angkasa
1976 BBC dan ITV melakukan teletex dengan penerima pesawat televisi
1977 Tv kabel interaksi diperkenalkan di Columbus Ohio
1979 Videotex pertama diperkenalkan pertama di kantor pos Inggris
1980 Jepang merintis sistem televisi HDTV
1985 ITV mulai dikembangkan di Amerika dan Jepang
1995 Televisi mulai memasuki internet (web Tv)
1996 Perangkat siaran digital dipamerkan NAB diuji coba di Olimpiade
Keberadaan media televisi juga sangat berkaitan dengan terlebih dahulu
ditemukannya fotografi dan film seluloid. Konsep photos dan graphos atau merekam
gambar melalui cahaya dimulai dengan ditemukannya camera pinhole sekitar abad ke-16
hingga 17, yaitu alat berupa kotak yang terbuat dari papan kayu dan salah satu dinding
kotak tersebut dilengkapi lensa obscureyaitu lubang kecil tepat ditengah-tengah.
Pada tahun 1826 Joseph Nicephore Niepce dari Prancis berhasil membuat lapisan
yang berasal dari campuran perak untuk menciptakan gambar pada sebuah lempengan
timah tebal kemudian disinari dengan cahaya untuk menghasilkan gambar. Dalam
perkembangannya, proses visualisasi kamera kemudian dilengkapi dengan lubang kecil
guna menentukan cahaya yang dapat diterima oleh plat film yang berfungsi sebagai media
perekaman hasil bias. Perkembangan fotografi terus didorong dengan dirintisnya
penciptaan film (motion picture) oleh Thomas Alva Edison dengan
diciptakannya kinetiscope. Kemudian penemuan ini dikembangkan oleh Lumiere
bersaudara pada 28 desember 1894 dengan dibuatnya cinematographe, yakni piranti yang
mengkombinasikan kamera sebagai alat untuk memproses film dengan proyektor menjadi
satu (Marselli Sumarno, 1996:2-3).
Penciptaan alat untuk merekam gambar yang pada mulanya hanya still picture
kemudian menjadi motion picture yang masih menggunakan alat mekanik dan proses
kimiawi mulai mengalami pergeseran perkembangan seiring dengan penemuan dan
perkembangan listrik dan gelombang radio. Sebelumnya, pada tahun 1802 Dane
menemukan teknologi radio dengan prinsip bahwa pesan dapat dikirimkan melalui kawat
beraliran listrik dalam jarak pendek.
Pada tahun 1875 George Carey di Boston mengembangkan gambar televisi
dengan hasil visualisasi yang belum sempurna. Kemudian WE Sawyer dari Amerika dan
Maurice Leblanc dari Perancis pada tahun 1880, visualisasi gambar televisi
disempurnakan dengan penayangan elemen-elemen gambar secara cepat garis demi
garis, frame demi frame. Tahun 1884 seorang mahasiswa di Berlin Jerman bernama Paul
Nipkow menciptakan sebuah alat untuk memproyeksikan gambar dengan tenaga listrik
dan pancaran gelombang radio yang merupakan cikal bakal pesawat televisi. Pada tahun
itu pula penemuan Paul Nipkow itu dipatentkan dan bercita-cita menciptakan prinsip-
prinsip pembentukan gambar yang kemudian dikenal sebagai Nipkow disk atau Jantra
Nipkow (Freddy H Istanto, 1999:99). Jantra Nipkow melahirkan televisi mekanis, yaitu
prinsip gambar kecil yang dibentuk oleh elemen-elemen secara teratur (scanning device).
Elemen-elemen itu akan membentuk gambar ketika diputar secara mekanis dengan
lingkaran spiral.
Pada tahun 1920 Charles F.Jenskin (Amerika Serikat), John Lugie Baird
(Skotlandia) dan Ernst FW Alexander (Amerika Serikat) membuat penelitian yang
mengantar Charles F. Jenskin pada tahun 1925 berhasil membuat gambar bayangan atau
silhoutte. Sedang John Lugie Baird menemukan dasar-dasar bagi televisi berwarna yang
kemudian berhasil pula menciptakan prinsip-prinsip bagi pengembangan teknik gambar
hidup atau bioskop. Menyusul kemudian Ernst FW Alexander dari General Electric New
York pada tanggal 11 September 1928 berhasil menayangkan drama televisi untuk
pertama kalinya di Amerika Serikat. Seorang ahli berkebangsaan Rusia yang hijrah ke
Amerika Serikat, Vladimir K.Zworykin pada tahun 1923 merancang tabung kamera
ikonoskop yang mendasari perkembangan sistim televisi elektris. Kemudian penemuan
ini dilanjutkan dengan mempatentkan televisi elektronis berwarna pada tahun 1925,
ciptaannya ini didemonstrasikan di New York World’s Fair pada tahun 1939.
Pada tahun 1942 perusahaan-perusahaan televisi besar mulai bermunculan di
Amerika Serikat seperti NBC, CBS. Pada saat itu stasiun televisi CBS telah menyiarkan
berita serbuan pasukan Jepang ke pelabuhan Pearl Harbour Hawaii. Karena serbuan
Jepang ini , maka pemerintah Amerika Serikat membuat kebijakan dengan
memerintahkan semua pembangunan studio radio dan televisi agar dihentikan. Amerika
Serikat berperan sebagai pelopor penggunaan televisi berwarna yang diperkenalkan pada
tahun 1953. Tv kabel interaksi diperkenalkan di Columbus Ohio pada tahun 1977.
pembangunan televisi kabel ini difungsikan untuk menjawab ketidakmerataan penerimaan
gelombang televisi di daerah-daerah Amerika Serikat.
Perkembangan televisi di kawasan Eropa dipelopori oleh Inggris dengan
mengawali siaran penayangan upacara penobatan raja George VI pada tahun 1937.
Kemudian hampir bersamaan dengan Amerika Serikat, pada tahun 1954 mereka mulai
menyiarkan program siarannya dengan tayangan televisi berwarna. Perkembangan ini
diikuti oleh Jerman dengan memulai siaran televisi pada tahun 1948 kemudian negara
Italia memulainya pada tahun 1953.
Di Asia pada tahun 1953 Jepang yang jauh sebelumnya melakukan penelitian-
penelitian tentang televisi melakukan siaran untuk pertama kalinya dengan stasiun televisi
NHK. Kemudian baru diikuti oleh negara Filipina pada tahun yang sama lalu disusul
Thailand sejak tahun 1955. Pada tahun 1962, bersamaan dengan Indonesia, Republik
Rakyat Cina memulai siaran televisi untuk pertama kalinya. Kebutuhan manusia pada
media ini yang semakin besar juga membuat Jepang sebagai negara dengan kemampuan
teknologi yang lebih maju mulai merintis sistem televisi HDTV (high definition
television) pada tahun 1980, dengan teknologi ini kualitas visual yang dihasilkan dan
diterima oleh penonton semakin baik.
- Era satelit komunikasi
Perkembangan pesat komunikasi massa global ditandai dengan ditemukan dan
digunakannya satelit ruang angkasa. Di era satelit ini, perkembangan sarana komunikasi
berkembang dengan begitu cepatnya termasuk didalamnya dunia pertelevisian. Satelit
ruang angkasa digunakan sebagai alat untuk memancarkan ulang gelombang elektronik
yang diterima dari bumi kemudian dapat diterima kembali dengan melampaui batas jarak
dan waktu. Maka tidak mengherankan apabila kejadian di suatu wilayah dapat disebarkan
dan diterima pada saat itu juga di belahan bumi lain.
Era satelit sebagai media komunikasi ditandai pada tahun 1969 oleh Amerika
Serikat dengan NASA meluncurkan Apollo XI dan Neil Amstrong sebagai orang pertama
kali menginjakkan kaki di bulan. Indonesia merupakan negara ketiga yang memiliki
satelit komunikasi domestik setelah Amerika dan Canada. Satelit komunikasi domestic
Palapa generasi A1, diluncurkan pada 8 Juli 1976. Secara resmi sejak tanggal 16 Agustus
1876, Indonesia telah memiliki satelit domestik sendiri, dimana dengan menggunakan
satelit domestik ini seluruh wilayah negara dapat dihubungkan melalui jaringan
komunikasi, asal saja berbagai keperluan di bumi terdapat stasiun bumi kecil, stasiun
pemancar dan stasiun penghubung (Sastro Subroto, 1994:36).
B. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN DI INDONESIA
Sebenarnya Indonesia merupakan negara yang tidak kalah maju dalam dunia
pertelevisian khususnya di kawasan Asia. Siaran televisi pertama kalinya di
ditayangkan tanggal 17 Agustus 1962 yaitu bertepatan dengan peringatan Hari
Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke XVII. Pada saat itu, siaran hanya
berlangsung mulai pukul 07.30 sampai pukul 11.02 WIB untuk meliput upacara
peringatan hari Proklamasi di Istana Negara. Namun yang menjadi tonggak Televisi
Republik Indonesia (TVRI) adalah ketika Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games
ke IV di Stadion Utama Senayan. Dengan adanya perhelatan tersebut maka siaran
televisi secara kontinyu dimulai sejak tanggal 24 Agustus 1962 dan mampu
menjangkau seluruh dua puluh tujuh propinsi yang ada pada waktu itu.
Sebagai satu-satunya stasiun televisi di Indonesia, TVRI yang mampu
menjangkau wilayah nusantara hingga pelosok dengan menggunakan satelit
komunikasi ruang angkasa kemudian berperan sebagai corong pemerintah kepada
rakyat. Bahkan hingga sampai sebelum tahun 1990-an, TVRI menjadi single source
information bagi masyarakat dan tidak dipungkiri bahwa kemudian timbul upaya
media ini dijadikan sebagai media propaganda kekuasaan.
Stasiun televisi di Indonesia ada sejak berdirinya TVRI pada 1962 silam .
Selama 27 tahun, penduduk Indonesia hanya bisa menyaksikan satu saluran saja.
Namun pada tahun 1989, Pemerintah akhirnya mengizinkan RCTI sebagai stasiun
televisi swasta nasional pertama di Indonesia. Meski hanya penduduk yang
mempunyai antena parabola dan dekoderlah yang dapat menyaksikan RCTI,
walaupun pada akhirnya dibuka untuk masyarakat mulai tanggal 21 Maret 1992 di
Bandung.
Urutan Berdirinya Stasiun Televisi di Indonesia :
1. TVRI (1962)
Televisi Republik Indonesia (TVRI) adalah stasiun televisi pertama di
Indonesia, yang mengudara pada tanggal 23 Agustus 1962. Siaran perdananya
menayangkan Upacara Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-17 dari
Istana Negara Jakarta. Siarannya ini masih berupa hitam putih. TVRI kemudian
meliput Asian Games yang diselenggarakan di Jakarta.
TVRI juga memiliki Programa 2 Jakarta, pada saluran/chanel 8 VHF.
Programa 2 mulai mengudara pada April 1989 dengan acara tunggal siaran berita
bahasa Inggris dengan nama Six Thirty Report selama setengah jam pukul 18.30
WIB, di bawah tanggung jawab bagian Pemberitaan.
2. RCTI (1989)
RCTI atau Rajawali Citra Televisi Indonesia adalah satsiun televisi swasta
pertama di Indonesia. RCTI didirikan untuk saranan alternatif tontonan yang menarik
yang sebelumnya selalu didominasi oleh TVRI. Mengudara pertama kalinya pada
tanggal 1 Januari 1987, kemudian memulai siaran percobaan secara global pada
tanggal 1 januari 1988 dan Diresmikan pada tanggal 24 Agustus 1989. Awalnya izin
siaran RCTI adalah untuk area Jabodetabek, tapi karena semakin hari semakin banyak
peminat siaran RCTI, maka kemudian RCTI mulai siaran secara bebas di Indonesia
dengan dibarengi izin pemerintah atas hak siaran di Indonesia pada tanggal 24
Agustus.
3. TPI (1991)
TPI (dulu merupakan singkatan dari Televisi Pendidikan Indonesia)
merupakan Stasiun Swasta kedua di Indonesia. Pada awalnya, TPI merupakan stasiun
yang berbagi dengan TVRI yang khusus menyiarkan berbagai acara pendidikan dan
edukasi. Mengudara secara nasional pertama kalinya pada tanggal 1 Januari 1991 dan
diresmikan tanggal 23 Januari 1991 oleh Presiden Soeharto di Studio 12 TVRI.
Walaupun dulunya TPI berkongsi dengan TVRI, tapi di pertengahan tahun 90-an, TPI
mulai memisahkan diri dari TVRi dan mulai membuat siaran sendiri serta mulai
mengurangi siaran pendidikan, dan kemudian berubah kepanjangan menjadi Televisi
Paling Indonesia. Namun sejak 28 Oktober 2010, berubah menjadi MNC TV. Kasus
yang merundungnya adalah perebutan kepemilikan antara MNC Group dengan Mbak
Tutut. Pada bulan Juli 2006, Media Nusantara Citra (MNC) mengakui 75 % saham
TPI. Kini secara resmi TPI bergabung menjadi salah satu televisi yang dikelola MNC
yang juga merupakan induk dari RCTI dan Global TV.
4. SCTV (1993)
SCTV (awalnya singkatan dari Surabaya Central Televisi Indonesia), hal ini
memang sebenarnya. SCTV pada awalnya adalah stasiun yang memancarkan siaran
RCTI (yang pada saat itu hanya mengudara di daerah Jabodetabek) di daerah
Surabaya dan sekitarnya. Maka tak heran jika saat itu, SCTV dan RCTI dikenal
sebagai saudara kembar. Mengudara pertama kali pada tanggal 24 Agustus 1990
(berbarengan dengan keluarnya izin RCTI untuk mengudara secara nasional). pada
awalnya, siaran SCTV hanya berupa siaran RCTI yang disiarkan kembali, tapi lama-
kelamaan, SCTV mulai membuat siaran sendiri dan mulai terpisah dengan RCTI.Dan
Pada tahun 1991, siaran SCTV mulai meluas ke daerah luar teritori surabaya seperti
Bali, Lamongan, Banyuwangi, dll. Sejak saat itulah kemudian SCTV mengubah
kepanjanganya menjadi Surya Citra Televisi Indonesia. SCTV sendiri mulai
mengudara secara nasional pada tanggal 1 Januari 1993, dengan berbekal SK Menteri
Penerangan No. 111/1992
5. ANTV (1993)
Antv (singkatan dari Andalas Televisi) adalah salah satu stasiun televisi
swasta nasional di Indonesia. Pada awalnya, pemancar utama Antv didirikan di
bandar lampung pada tanggal 1 Januari 1993 dan menyiarkan acaranya di daerah
bandar lampung. Baru pada tanggal 18 Januari 1993 antv mendapat stasiun televisi
siaran nasional di kota Jakarta melalui Keputusan Menteri Penerangan RI No.
04A/1993. Antv baru diresmikan pada tanggal 1 Maret 1993. Sempat diakuisisi oleh
group Star TV Hongkong.
6. INDOSIAR (1995)
Indosiar adalah salah satu stasiun televisi swasta Indonesia yang beroperasi di
Daan Mogot Jakarta Barat. Stasiun televisi yang dikelola oleh PT Indosiar Karya
Media Tbk ini, Pertama kalinya beroperasi secara nasional pada tanggal 1 September
1994 di Jakarta dan diresmikan pada tanggal 1 januari 1995. Pada awal siaranya,
Indosiar banyak menayangkan acara-acara favorit keluarga dan menjadi salah satu
Stasiun Televisi paling banyak ditonton pada era 90-an.
7. MetroTV (2000)
Metro Tv merupakan stasiun televisi milik PT Media Televisi Indonesia (anak
perusahaan dari Media Group, suatu kelompok usaha media yang dipimpin oleh Surya
Paloh. Pertama kalinya memperoleh izin siar secara nasional pada tanggal 25 oktober
1999. Metro TV mengudara pertama kalinya pada tanggal 25 November 2000. pada
awalnya, Metro TV hanya mengudara di 7 kota dan hanya berporsi 7 jam sehari, tapi
sejak 1 April 2001, Metro TV mengudara secara penuh. Stasiun televisi ini
mempunyai ciri khas yaitu hanya menyiarkan siaran yang berbau berita dan
edukational.
8. Trans 7 (2001)
Trans 7 adalah sebuah Stasiun televisi yang sebelumnya bernama Tv7. Stasiun
televisi ini Didirikan pertama kalinya pada tanggal 22 Maret 2000 dan dikelola oleh
PT Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh. Pertama kali diluncurkan pada tanggal 10
November 2001. Sebelum bernama Trans 7, Stasiun televisi ini bernama TV 7, Tapi
setelah PT Trans Corpora membeli saham PT Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh
sebesar 49%, maka kemudian Tv7 berganti nama menjadi Trans7 pada tanggal 4
Agustus 2006 dan dilaunching ulang pada tanggal 15 Desember 2006.
9. Trans TV (2001)
Trans TV (Televisi Transformasi Indonesia) didirikan pada tanggal 1 Agustus
1998. Trans TV mulai resmi disiarkan pada 10 November 2001, meski baru terhitung
siaran percobaan, Trans TV sudah membangun Stasiun Relai TV-nya di Jakarta dan
Bandung. Siaran percobaan dimulai dari seorang presenter yang menyapa pemirsa
pukul 19.00 WIB malam. Trans TV kemudian pertama mengudara mulai diluncurkan
diresmikan Presiden Gus Dur sejak tanggal 15 Desember 2001 sejak sekitar pukul
19.00 WIB Malam, TRANS TV memulai siaran secara resmi.
10. TV One (2002)
TvOne (sebelumnya bernama Lativi) adalah sebuah stasiun televisi swasta
Indonesia. Stasiun televisi ini didirikan pada tanggal 9 Agustus 2002 oleh pengusaha
Abdul Latief. Pada saat itu, konsep penyusunan acaranya banyak menonjolkan
masalah yang berbau klenik, erotisme, berita kriminalitas dan juga tayangan yang
kontroversial yaitu SMACKDOWN, serta beberapa hiburan ringan lainnya. Sejak
tahun 2006, sebagian sahamnya juga dimiliki oleh Grup Bakrie yang juga memiliki
Stasiun Televisi antv. Tapi sejak tanggal 14 Februari 2008, Lativi resmi berganti
nama dengan nama TvOne dan sejak saat itu, TvOne mulai banyak menyiarkan berita
(bahkan komposisi acara beritanya mencapai 70%). Kini TV One menisbahkan
dirinya sebagai “TV News and Sport”
11. Global TV (2002)
Global TV merupakan stasiun televisi swasta yang dikelola oleh Media
Nusantara Citra (perusahaan media yang juga memiliki RCTI dan TPI). Didirikan dan
diluncurkan pertama kalinya pada tanggal 8 Oktober 2002, dan pada awalnya hanya
disiarkan untuk merelay acara MTV Asia yang pada awalnya ditayangkan di Antv.
Namun sejalan dengan makin turunya pamor MTV Asia, Global TV lalu mulai
menyiarkan acara sendiri (saat itu program yang menonjol adalah acara-acara dari
Nickelodeon).
Rangkuman Kronologis :
Selain itu Indonesia juga memiliki banyak saluran televisi satelit dan berlangganan
dan televisi stasiun daerah.
Dibukanya kebebasan pers dalam era reformasi ini bukan tidak menimbulkan banyak
tantangan, ketika dunia pertelevisian yang dinilai oleh Garin Nugroho sebagai bayi yang
langsung diajak menjadi dewasa dengan berbagai permasalahan, khususnya sumber daya
manusia. Percepatan transformasi yang dipaksakan tersebut menjadikan kultur indutri televisi
bertumbuh setengah jadi yang berwajah dua. Pada satu wajah, percepatan industri televisi
melahirkan percepatan sumber daya manusia pada teknologi dan manajemen produksi dalam
pertumbuhan berskala deret ukur. Sementara, pada wajah lain, kreativitas mengelola ide
bertumbuh deret hitung. Sebutlah, kelangkaan penulis skenario hingga ide. Pada aspek
apresiasi, masyarakat diperkenalkan dengan berbagai jenis program televisi dari berbagai
bentuk kuis, talks show, opera sabun hingga variety show. Inilah transformasi masyarakat
lisan dan baca menjadi masyarakat televisi. Sebuah migrasi besar-besaran panduan media
yang menjadikan seluruh kehidupan akan mendapatkan bias dari televisi. Ketika jumlah
stasiun televisi swasta terus meningkat pesat, ekonomi masih mengalami krisis, bentuk iklan
hampir sama, tatanan status dan peran televisi baik nasional diatur oleh Undang-Undang
Penyiaran yang disatu sisi masih menimbulkan pro dan kontra di masyarakat pertelevisian.
Melihat dari sisi media televisi (swasta) sebagai industri, memang menjadi sebuah
dilema dan permasalahan tersendiri antara idealisme program siaran yang akan disajikan
dengan pertarungan untuk mendapatkan “pendapatan” agar mampu mempertahankan
eksistensinya. Masyarakat audience sebagai tolok ukur sajian program siaran juga menjadi
kurang objektif ketika dihadapkan pada kebutuhan pelaku iklan sebagai nyawa industri
televisi. Maka tidak heran jika satu produk sebuah televisi yang banyak diminati (berdasarkan
polling SRI yang belum tentu akurat) kemudian akan diikuti secara berbondong-bondong
oleh stasiun yang lainnya. Bahkan secara umum masing-masing stasiun televisi di Indonesia
belum punya identitas diri agar lebih mudah dikenal masyarakat.
Di era reformasi sekarang ini pemerintah membuka kebijakan untuk membuka
selebar-lebarnya kebebasan pers. Hal ini menimbulkan suasana baru di bidang jurnalistik
cetak maupun elektronik tidak terkecuali media televisi. Hal yang paling mencolok adalah
menjamurnya stasiun-stasiun televisi lokal yang didirikan dibeberapa daerah. Namun sayang,
karena kurangnya sumber daya manusia yang kompatibel atau faktor manajemen perusahaan
yang kurang mapan, atau bahkan kurang jelinya membidik peluang program siaran kelokalan
yang cocok untuk kultur audience lokal, maka banyak dijumpai stasiun televisi lokal yang
belum begitu maju dan hanya terkesan bertahan atau bahkan gulung tikar. Hal ini dapat
dilihat adanya benang merah ketika membandingkan televisi lokal yang harus berusaha
bertarung untuk menggaet pemirsa lokalnya dengan televisi nasional dengan daya tarik sajian
program acaranya yang mampu menjangkau audience secara luas.
Selain permasalahan di atas, televisi lokal sekarang harus berjuang lebih keras dengan
adanya persoalan Rancangan Peraturan Pemerintah tentang penyiaran yang berpotensi
membatasi banyak hal di dunia penyiaran. Rancangan Peraturan Pemerintah tentang
penyiaran ini dalam realitanya sangat tidak sejalan dengan UU Penyiaran, yang seharusnya di
pegang oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), banyak terpangkas dengan kewenangan
Pemerintah yang terlalu besar. Sehingga mengingatkan kita pada jaman orde baru yang serba
mengikat dan tak mendapat kebebasan dari pemerintah (Asosiasi Televisi Lokal
Indonesia). Hal ini tentunya menjadi keprihatinan, ketika televisi lokal yang diharapkan
sebagai warna baru dunia penyiaran tanah air dan menjadi salah satu media massa yang
menjadi kebanggaan masyarakat daerah dengan semangat kelokalan/otonomi daerah sudah
harus berhadapan dengan berbagai tantangan. Berbagai daerah selama ini di sadari kurang
optimal diangkat dalam wujud audio visual. Sehingga kehadiran televisi lokal, menjadi solusi
penting untuk hal tersebut. Paket tayangan yang bermaterikan sosial, budaya, pariwisata,
ekonomi, dan unsur kedaerahan lainnya tentunya menjadi suatu kebutuhan bagi seluruh
lapisan masyarakat tersebut, demi optimalisasi pembangunan setempat. Termasuk
diantaranya harapan atas peluang pembukaan lapangan pekerjaan baru bagi daerah.
C. TELEVISI SEBAGAI MEDIA MASSA
Tidak dapat dipungkiri peran televisi saat ini semakin besar dan peranannya
sebagai media komunikasi visual sangat luar biasa dibandingkan media-masa yang
lain. Televisi mampu mengkomunikasikan pesan-pesannya dengan cara yang sangat
sederhana lewat pancaran sinar yang dibentuk oleh garis-garis tabung elektronik dan
bersifat sepintas atau transitori. Maka pesan yang disampaikan harus lebih mudah
dipahami dalam sekilas dan dengan jenjang konsentrasi yang tidak setinggi seperti
membaca misalnya. Pesan-pesan yang harus bersifat begitu sederhana itu, dengan
idiom-idiom gambar yang sangat universal sehingga tayangan untuk orang dewasa
pun dengan mudah pula dipahami oleh anak-anak. Pesan-pesan yang disampaikan
secara audio (bahasa tutur) berentang kosakata sangat terbatas menyebabkan interaksi
televisi dengan pemirsa dianggap selesai segera setelah informasi lewat tanpa dapat
direvisi, diverifikasi apalagi dievaluasi. Munculnya televisi menghadirkan suatu
revolusi dimana manusia dihadapkan pada jaman komunikasi visual pada layar
televisi.
Pada dasarnya media televisi mempunyai peranan pokok yaitu memberikan
informasi atau pesan yang mengandung unsur pendidikan, penerangan, hiburan dan
promosi. Dengan tugas dan peranan yang harus diemban diiringi dengan tumbuhnya
kompetisi dari sekian banyak jumlah stasiun televisi maka merupakan tantangan yang
harus dihadapi oleh pihak yang berkecimpung pada media penyiaran ini. Upaya
meraih perhatian khalayak sebanyak mungkin tentunya juga menjadikan medan
perang bagi para kompetitor untuk menyajikan progam-program siarannya semenarik
mungkin.
Dengan adanya warna baru dunia pertelevisian Indonesia in,i maka
masyarakat sebagai konsumen media mempunyai banyak pilihan untuk mengakses
informasi yang akan didapatnya dengan memilih channel favorit mereka. Adanya
televisi swasta ini didorong oleh pelaku di bidang yang tidak semata hanya sebagai
penyelenggara siaran namun berlandaskan pada landasan bisnis. Kapitalisme industri
televisi Indonesia memang sangat berpengaruh besar pada sajian tayangan yang
diberikan kepada khalayak.
Daya tarik televisi yang sangat luar biasa juga menimbulkan pengaruh yang
sangat kuat akan dampak dari sebuah siaran televisi. Kekuatan untuk membentuk
opini masyarakat secara global dan cepat dan menciptakan efek-efek yang luar biasa
yang mampu mengubah dan mempengaruhi perilaku pemirsanya harus diimbangi
dengan lahirnya kebijakan maupun etika dalam mengatur media ini agar dapat
berfungsi sebagaimana mestinya.
KESIMPULAN
Sebagai manusia yang hidup di jaman sekarang ini, kita bersyukur mempunyai
peradaban yang sudah demikian maju baik budaya sosial politik maupun teknologi. Media
televisi yang begitu pesat perkembangannya memberikan banyak kemudahan bagi manusia
untuk mendapatkan informasi yang kini hanya tinggal memilih sesuai dengan keinginannya.
Dibalik itu kita sebagai penikmat sekaligus sasaran (komunikan) harus semakin dewasa untuk
mampu memilih dan memilah sajian yang akan diserap melalui media ini.
Dengan perimbangan kedewasaan yang harus diikuti baik antara komunikator dan
komunikan dalam proses komunikasi ini niscaya akan memberikan dampak yang sangat
positif untuk kemajuan di berbagai bidang. Harus diingat betapapun hebatnya media televisi
yang mampu menjangkau wilayah siar yang bahkan dikatakan tak terbatas dengan cakupan
sasaran audience yang majemuk baik strata sosial, ekonomi, pendidikan, umur maupun
budaya tetaplah hanya berperan sebagai alat untuk menyampaikan pesan saja. Ukuran, sifat
maupun bobot informasi yang disampaikan tetap tergantung pada apa, siapa dan tujuan pesan
itu diolah, dikemas dan disiarkan.
DAFTAR PUSTAKA
Suryo, RM Roy. 1996. Televisi Sebagai Fungsi Media Komunikasi Massa.Yogyakarta.
Bahan Diktat Pendidikan Audio Visual Reguler LPM MANDIRI Yogyakarta
Sastro Subroto, Darwanto. 1994. Produksi Acara Televisi. Yogyakarta : Duta Wacana
University Press
Sumarno, Marselli. 1996. Dasar-Dasar Apresiasi Film. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana
Indonesia
Istanto, Freddy H. Peran Televisi Dalam Masyarakat Citraan Dewasa Ini Sejarah,
Perkembangan Dan Pengaruhnya. NIRMANA Vol. 1, No. 2, Juli 1999 Jurnal Jurusan Desain
Komunikasi Visual, Fakultas Seni dan Desain Universitas Kristen Petra
Nugroho, Garin. Industri Televisi Awas, Jurus Jual Beli
Pukulan!http://www.kompas.com/kompas-cetak/0209/14/dikbud/awas32.htm
Asosiasi Televisi Lokal Indonesia, Dewan Pengurus. Juli 2005. Awal Perjalanan Asosiasi
Televisi Lokal Indonesia.Http://Www.Atvli.Com/Sejarah.Htm
SUMBER ASLI : http://gunawansusilo.wordpress.com/2010/06/03/sejarah-media-televisi-
dan-perkembangannya-di-indonesia/
JURNALISTIK TELEVISI“Sejarah Perkembangan Televisi”
Oleh :
Dios Yarona Larosa 1010862021
Melysa Putri 1010863016
Anadyastri Esriella 1010863007
Siti Awalia Fadhila 1010863001
Indra Alexander 1010862025
Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Andalas
Padang